Sabtu, 30 September 2017

Keprihatinan Sayidina Utsman saat Umat Tinggalkan Khutbah Nabi

Kudus, PKB Kab Tegal. Pernah suatu ketika Sayidina Utsman bin Affan merasa malu kepada Nabi Muhammad. Perasaan malu itu justru membuat Sayyidina Utsman memborong seluruh barang dagangan yang dilelang pedagang dari Syam. Kisah ini disampaikan oleh KH Sya’roni Achmadi pada Pengajian Tafsir Al-Qur’an di Masjid Al-Aqsho Menara, Kudus, Kamis (15/6).

Keprihatinan Sayidina Utsman saat Umat Tinggalkan Khutbah Nabi (Sumber Gambar : Nu Online)
Keprihatinan Sayidina Utsman saat Umat Tinggalkan Khutbah Nabi (Sumber Gambar : Nu Online)

Keprihatinan Sayidina Utsman saat Umat Tinggalkan Khutbah Nabi

“Ceritanya, dulu ketika waktu sholat Jumat dimulai rombongan pedagang dari Syam datang. Itu menyebabkan mayoritas umat Islam lari dan memilih ikut lelang dagangan daripada khutbah Nabi Muhammad SAW,” tutur Kiai Sya’roni mengawali cerita.

Akibatnya, jamaah atau sahabat yang ikut khotbah dan sholat jumat tinggal 12 orang. Seketika itu Sayyidina Utsman merasa malu karena umat lebih memilih dagangan daripada khutbah Nabi.

“Dalam kondisi seperti itu, Sayyidina Utsman langsung ikut lelang dan menawar dengan harga tertinggi,” lanjut Kiai Sya’roni.

PKB Kab Tegal

KH Sya’roni menjelaskan setiap harga yang ditawarkan pedagang dan disetujui sahabat lain ditawar lebih oleh Sayyidina Utsman. Misalkan harga kain 10 juta Sayyidina Utsman berani membeli 11 juta.

“Kemudian sampai pada harga tertinggi akhirnya Sayyidina Utsman menang lelang. Seluruh barang dagangan terbeli oleh Sayyidina Utsman,” katanya.

Selanjutnya, semua sahabat yang kalah lelang itu meminta agar Sayyidina Utsman mau menjual beberapa kepada para sahabat yang tidak mendapat barang dagangan. Permintaan itu dituruti dengan syarat mau membeli sepuluh kali lipat dari harga belinya.

PKB Kab Tegal

Sahabat-sahabat yang meminta itu semua tidak berani membelinya. Lalu Sayyidina Utsman bilang jika mau dijual sendiri. Namun, yang terjadi Sayyidina Utsman justru memanggil para fakir miskin dan membagikan barang yang dibeli itu kepada mereka.

“Kok malah ngundang fakir miskin? Oo, dijual kepada Gusti Allah,” ujar Mbah Sya’roni seolah-olah menirukan kata sahabat.

Setelah membagikan itu Sayyidina Utsman berkata kepada sahabat yang tadi ikut lelang. “Memalukan, hanya karena barang dagangan kalian sampai tega meninggalkan khotbah Nabi Muhammad,” kata Mbah Sya’roni menirukan dalam bahasa Jawa.

Pasca kejadian itu setiap waktu sholat jumat tiba para sahabat tidak ada yang berani meninggalkan Khotbah Nabi Muhammad lagi. Kisah ini disampaikan sebagai penjelasan hadits Ana khodimul khaya’ wa Utsman babuha. Artinya Saya (Nabi Muhammad) adalah gudangnya perasaan malu dan Utsman adalah pintunya.

Kisah ini sekaligus menjadi dasar ijtihad madzhab Imam Syafi’i dalam qoul qodim bahwa batas minimal jumlah jamaah sholat jumat adalah 12 orang. Begitu juga menurut madzhab Malikiyah. Namun hukum itu oleh Imam Syafi’I dalam qoul jadid berubah menjadi 40 orang minimal.

“Keterangan Qoul Qodim maksudnya adalah ucapan Imam Syafi’i sebelum memasuki daerah Mesir. Sedangkan Qoul Jadid adalah setelah Imam Syafi’I masuk daerah Mesir. Masing-masing beda hukumnya,” terang Mbah Sya’roni. (M. Farid/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian, Tegal, Aswaja PKB Kab Tegal

Pengamat: NU Kalah Politik Kalah Ekonomi

Bandung, PKB Kab Tegal. ?Pengamat politik Yudi Latif mengatakan, demokrasi di Indonesia terus berkembang. Sayangnya, perkembangan yang ada tak menguntungkan bagi partai-partai berlabel Islam.

Pengamat: NU Kalah Politik Kalah Ekonomi (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengamat: NU Kalah Politik Kalah Ekonomi (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengamat: NU Kalah Politik Kalah Ekonomi

"Gairah orang beragama berjalan baik, tapi ?partai Islam suaranya merosot semua," katanya pada halaqah kebangsaan yang digelar di Pondok pesantren Darul Maarif, Bandung, Jawa Barat Sabtu (14/5).

Kemerosotan itu, kata Yudi disebabkan perkembangan demokrasi yang mengandalkan uang dan kekuatan. "Dalam demokrasi yang mengandalkan uang, kekuatan parpol Islam akan makin terpuruk," katanya.

PKB Kab Tegal

?NU salah satu pihak yang dirugikan dengan perkembangan demokrasi dengan kekuatan uang tersebut. "Orang NU akan kalah dua kali sekaligus. Kalah politik dan kalah ekonomi. Siap saja, orang NU jadi gembel," katanya.

Parahnya, katanya, pihak yang sangat ?berkuasa di Indonesia sekarang ini adalah partai politik. Mereka bisa mengatur segala-segalanya di Indonesia. "Padahal saham ormas lebih banyak dari partai politik. Bahkan jauh sebel?um Indonesia merdeka," jelasnya.

PKB Kab Tegal

Halaqah nasional kebangsaan ini dihadiri oleh ratusan ulama dan cendekiawan pondok pesantren. Selain membahas masalah kebangsaan, halaqah ini juga membahas masalah keumatan dan keagamaan.

Sejumlah tokoh nasional yang menjadi narasumber antara lain KH Hasyim Muzadi, Menteri Pendidikan dan kebudayaan Mohammad Nuh, Mahfud MD, Abuya Mukhtar, Yudi Latif, KH Masdar Farid Mas’udi, Rokhmin Dahuri, Rizal Ramli, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, Ketua PBNU KH Slamet Effendi Yusuf, KH Malik Madani, Prof Dr Gumilar RS, dan Jimly Ashiddiqie. (Ahmad Millah/Abdullah Alawi)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pondok Pesantren, Ahlussunnah PKB Kab Tegal

Kamis, 28 September 2017

Tari Zipin Raya Meriahkan Harlah IPNU IPPNU

Kendal, PKB Kab Tegal. Sukses dan kemeriahan Harlah IPNU ke-57 dan IPPNU ke-58 di Kendal  yang digelar di pendopo Kabupaten Kendal, Ahad (18/3) semakin lengkap dengan pentas seni tarian Zipin Raya yang diperagakan oleh  anggota IPNU IPPNU dari komisariat IPNU IPPNU   MA NU Kangkung.

Tarian yang dinamakan Zipin Raya disamping menjadi selingan acara juga mampu menjadi kejutan bagi peserta. Pasalnya kegiatan-kegiatan selama ini banyak diselingi dengan rebana, qosidah modern dan lain-lain. Tari Zipin yang merupakan tradisi adat melayu tersebut tak pelak mampu menyedot perhatian peserta yang mayaoritas pelajar.

Tari Zipin Raya Meriahkan Harlah IPNU IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Tari Zipin Raya Meriahkan Harlah IPNU IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Tari Zipin Raya Meriahkan Harlah IPNU IPPNU

Selain menampilkan tari Zipin Raya Komisariat IPNU IPPNU MA NU Kangkung juga menampilkan paduan suara  mars IPNU IPPNU dalam Harlah IPNU IPNU tahun ini.

PKB Kab Tegal

Menurut Ahmad Khoiron, kepala MA NU  Kangkung penampilan anak didiknya merupakan upaya lebih mengenalkan MA NU Kangkung kepada masyarakat. Diakui Khoiron, Madrasahnya masih tergolong muda karena berdiri baru beberapa tahun terakhir ini

PKB Kab Tegal

Diharapkan dengan sering tampil di event-event kegiatan IPNU IPPNU, MA NU Kangkung akan lebih cepat dikenal oleh masyarakat luas sehingga akan berdampak positif terhadap penerimaan siswa baru tahun depan,harapnya.

Selain dihibur oleh tari Zipin Raya dan paduan suara dari MA NU Kangkung, peserta Harlah IPNU IPPNU  juga disuguhi penampilan grup rebana dari IPNU IPPNU Ranting Karangayu, kecamatan Cepiring.

 

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Fahroji

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaNu, Santri, Daerah PKB Kab Tegal

Asma Menahun Habiskan Kebun, Ini Solusi Basada Lampung

Lampung Timur, PKB Kab Tegal - Dengan lesu dan menahan sakit, Ngatirah bertandang ke Sekretariat PAC GP Ansor Labuhan Maringgai, Lampung Timur yang berada di Desa Sriminosari, Ahad (16/7).

"Asma sudah enam tahun. Tapi yang parah dua tahun ini," ujar warga Desa Karang Anyar, Kecamatan Labuhan Maringgai itu lirih pada kegiatan bakti sosial Penyembuhan Alternatif Penyakit Medis dan Non Medis Satkorwil Banser Lampung.

Asma Menahun Habiskan Kebun, Ini Solusi Basada Lampung (Sumber Gambar : Nu Online)
Asma Menahun Habiskan Kebun, Ini Solusi Basada Lampung (Sumber Gambar : Nu Online)

Asma Menahun Habiskan Kebun, Ini Solusi Basada Lampung

Nafasnya terdengar berat. Barangkali seberat Rp50 ribu setiap hari dalam beberapa bulan terakhir yang ia keluarkan untuk berobat supaya terbebas dari derita asma.

"Sudah banyak uang keluar untuk berobat, sudah tak terhitung lagi, kebun juga sudah terjual agar bisa sembuh. Puasa Ramadhan biasanya bisa tuntas, kemarin tidak bisa lagi. Shalat fardhu dan tahajud juga sudah jarang saya lakukan karena persoalan pernapasan," ujar Ngatirah sedih.

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Pelaksana tugas Kepala Satuan Unit Khusus Banser Husada (Basada) Satkorwil Banser Lampung Gatot Arifianto bergegas meminta Ngatirah meletakkan tangan di dadanya. Sekitar dua menit tangan aktivis Gusdurian Lampung itu menepuk-nepuk tangan Ngatirah.

"Masih sesak," lirih berujar perempuan kelahiran Cirebon, Jawa Barat itu lagi.

Kamituo Aji Tapak Sesontengan itu menepuk-nepuk lagi tangan perempuan berusia sekitar 70 tahun yang masih melekat di dadanya sekitar tiga menit. Bibir Ngatirah mulai merekah, nafasnya mulai longgar.

"Iya, sudah ada perubahan. Apa sebenarnya penyakit saya ini? Karena saya bersalah sama Tuhan atau bagaimana?" ujar Ngatirah.

Gatot memilih tidak menjawab dan meminta Ngatirah bersandar di dinding ruang tamu Ansor Labuhan Maringgai. Lima menit kemudian, Ketua GP Ansor Way Kanan itu melanjutkan terapi pada Ngatirah selama lima menit.

"Alhamdulillah ada perubahan lima puluh persen. Nafas sudah semakin longgar," kata Ngatirah lagi.

Gatot selanjutnya mengajak Ngatirah berpikir rileks, menghadapi derita dengan legawa.

"2014 saya kena gula darah, kadarnya waktu itu sudah 524. Saya sempat drop, walau banyak aktivitas untuk menghilangkan sakit, saya selalu berpikir bahwa saya sakit. Hal itu membuat kondisi fisik saya tidak ada perubahan, tubuh loyo, mata sayu. Kesimpulannya, saya harus berpikir sehat. Pengandaiannya, ketika bercermin kita tersenyum, maka hasilnya adalah wajah tersenyum. Hidup adalah apa yang kita pikirkan," ujar Gatot.

Tuhan tidak akan menguji umatnya melebihi batas kemampuannya. Banyak orang yang menderita penyakit lebih parah. Ujian harus diterima.

"Berpikir sehat dan memperbanyak istighfar akan membuat kita sehat," kata praktisi Neo Neuro Linguistic Programing itu lagi.

Wajah Ngatirah berseri, mengangguk dan tertawa lepas mengucapkan terima kasih. Gatot meminta maaf jika ada kekurangan lalu meminta Satkorkel Banser Bandar Negeri, Labuhan Maringgai Ahmad Novianto yang sudah diinisiasi ATS menerapi Ngatirah tiga sampai empat kali beberapa hari ke depan. (Ansarafi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pertandingan, Olahraga, AlaSantri PKB Kab Tegal

Rabu, 27 September 2017

Doa Istimewa Memindah dan Menghentikan Hujan

Menghentikan hujan atau mengalihkannya ke tempat yang lain bukanlah semata keinginan pawang hujan. Semua orang berhak menghindarkan dirinya dari kuyuban air hujan. Bisa dengan berlindung di bawah payung, di balik mantel anti hujan, atau meneduh di bawah pohon. Itu adalah pilihan bebas, sebagaimana seseorang juga bebas memohon kepada Allah swt Yang Memiliki Kuasa atas Segalanya termasuk juga mengatur Hujan.

Sesungguhnya hal ini pernah dilakukan Rasulullah saw semasa hidupnya sebagaimana diterangkan dalam Sahih Bukhari yang diriwayatkan oleh Anas, beliau pernah berdo’a

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Doa Istimewa Memindah dan Menghentikan Hujan (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa Istimewa Memindah dan Menghentikan Hujan (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa Istimewa Memindah dan Menghentikan Hujan

Allahumma hawalayna wa la ‘alayna, Allahumma alal akami wad thirobi, wa buthunil audiyyati wa manabitis syajari. Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami, dan jangan turunkan kepada kami untuk merusak kami.  Ya Allah turunkanlah hujan di dataran tinggi, beberapa anak bukit, perut lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.

Do’a di atas menunjukkan betapa manusia hanya bisa berdoa mengharap belas kasihannya ketika berhadapan dengan kekuatan alam yang merupakan Tajjaliy dari-Nya. Bahkan hanyan sekedar mengatur airpun manusia tidak mampu. Oleh karena itu semoga Allah menghindarkan air hujan yang menyebabkan kerusaka, banjir, wabah dan sebagainya. (red. Ulil H

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Cerita, Habib PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Senin, 25 September 2017

PCINU Arab Saudi: Santri Harus Jadi Pemimpin

Jeddah, PKB Kab Tegal. Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional dan instruksi dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pengurus Cabang Istimewa Nahdhatul Ulama (PCINU) Arab Saudi melangsungkan pembacaan 1 miliar shalawat Nariyah. Sebanyak 4.444 shalawat digemakan serentak oleh para Nahdliyin di beberapa kota di Arab Saudi yakni Jeddah, Makkah, Thaif, Madinah, Riyadh dan Al Qassim.

PCINU Arab Saudi: Santri Harus Jadi Pemimpin (Sumber Gambar : Nu Online)
PCINU Arab Saudi: Santri Harus Jadi Pemimpin (Sumber Gambar : Nu Online)

PCINU Arab Saudi: Santri Harus Jadi Pemimpin

Acara ini turut dihadiri perwakilan KJRI Jeddah, GP Ansor dan Muslimat Arab Saudi, Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Arab Saudi, Ormas/LSM, Parpol dan beberapa tokoh masyarakat di Jeddah.

"Secara konseptual, muktamar di Banjarmasin tahun 1935 NU menyatakan bahwa membela negara yang diduduki oleh umat Islam adalah wajib hukumnya", ungkap Ahmad Fuad selaku Ketua Tanfidiziyah PCINU Arab Saudi.

PKB Kab Tegal

Menurutnya, NU didirikan Hadratus Syaikh Hasyim Asyari untuk mendampingi perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan. "Santri adalah pemimpin. Dubes kita sekarang santri, bahkan diakui sebagai ulama oleh Kiai Mudatsir (Wakil Rois Syuriyah PWNU Jatim 2010-2015)," ujarnya, Jumat (21/10).

Fuad berharap pemimpin dari kalangan santri tidak hanya di Arab Saudi. “Anda semua (santri) yang harus mengisi perjalanan Republik Indonesia ke depan ini," lanjut beliau memotivasi para hadirin.

PKB Kab Tegal

M. Hery Saripudin, Konsul Jendral RI Jeddah mengungkapkan kebahagiaannya atas keberadaan warga Nahdliyin di Arab Saudi.

"Saya sebagai konjen baru merasa beruntung karena adanya ulama dan santri Nahdliyin di sini. feel at home," katanya.?

Di kehadiran perdananya Hery Saripudin meminta KJRI Jeddah dan Nahdliyin terus bersinergi. karena tulang punggung umara merupakan ulama.

"Hari Santri ini merefleksikan semangat para ulama dan santri di sini sangat positif sesuai harapan kami sebagai wakil pemerintah," pungkasnya. (Hariri Thohir/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam PKB Kab Tegal

Soal Full Day School, Ini Kritik dan Masukan KPAI untuk Mendikbud

Jakarta, PKB Kab Tegal. Wacana belajar sehari penuh di sekolah atau dikenal full day school yang diwacanakan Mendikbud Muhadjir Effendy, implementasinya harus didahului kajian yang utuh. KPAI menilai Menteri baru tidak harus membuat kebijakan baru, apalagi tanpa didahului kajian yang matang. Akibatnya justru akan merugikan anak.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh dalam siaran pers yang dikirim ke PKB Kab Tegal, Selasa (9/8).

Soal Full Day School, Ini Kritik dan Masukan KPAI untuk Mendikbud (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal Full Day School, Ini Kritik dan Masukan KPAI untuk Mendikbud (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal Full Day School, Ini Kritik dan Masukan KPAI untuk Mendikbud

Niam menilai, kebijakan pendidikan apalagi yang bersifat nasional tidak bisa didasarkan pengalaman orang perorang. Pengambilan kebijakan nasional tidak boleh parsial. Tidak boleh hanya berdasar kepada pengalaman pribadi. Jangan sampai tiba masa tiba akal. kebijakan yang diambil akan berdampak sangat luas, jadi butuh kajian utuh.

“Masing-masing siswa memiliki kondisi yang berbeda-beda. Siswa yang satu dengan yang lainnya tidak bisa disamaratakan. Menghabiskan waktu dengan durasi panjang di sekolah dapat mengganggu intensitas interaksi anak,” ujar Niam yang juga salah satu Katib syuriyah PBNU ini.

PKB Kab Tegal

Anak-anak, lanjutnya, butuh interaksi dengan teman sebaya di sekolah, teman di lingkungan tempat tinggal, dan dengan keluarga di rumah. Dengan kebijakan full day school, pasti intensitas pertemuan anak dan orang tua juga pasti akan berkurang. Apalagi, tidak semua orang tua bekerja keluar rumah. Ini akan berpengaruh dalam proses tumbuh kembang anak.

Dia menegaskan, masing-masing keluarga itu memiliki kondisi yang berbeda, tidak bisa digeneralisasikan bahwa full day school itu menyelesaikan semua masalah anak. "Tidak semua orang tua (siswa) itu bekerja. Artinya jangan dibayangkan kondisi seluruh orang tua di Indonesia hanya seperti yang dialami oleh Mendikbud. Kebijakan nasional harus didasarkan kepada kajian yang utuh,” terangnya.

Soal waktu belajar, katanya, KPAI melihat tidak banyak menjadi masalah. Karena seiring dengan keragaman kondisi anak, orang tua, dan masyarakat, sudah terfasilitasi dengan model pembelajaran yang beragam, ada yg normal dan ada yang full day school. Sehingga orang tua diberikan keleluasaan untuk memilih. "Bahkan, dalam kondisi tertentu, anak jangan lama-lama di sekolah, agar cepat berinteraksi dengan orang tua. Apalagi yang kelas 1 SD,” papar Niam.

PKB Kab Tegal

Untuk menjawab permasalahan anak, perbaikan kebijakan harus berporos pada anak. Membaca pertimbangan Mendikbud dalam mengusulkan kebijakan ini, lebih karena faktor menyesuaikan dengan orang tua yang bekerja, sehingga jadual anak diubah. Dari sisi paradigma sudah bermasalah. Penerapan suatu program harus diikuti dengan perbaikan yang memadai.?

“Tidak hanya dengan ‘mengandangkan’ anak di sekolah semata tanpa ada perbaikan sistem pendidikan dengan spirit menjadikan lingkungan sekolah yang ramah bagi anak, maka memanjangkan waktu di sekolah malah akan menyebabkan potensi timbulnya kekerasan di lingkungan sekolah,” urai Niam.

Menurutnya, ada hal yang perlu dipertimbangkan Mendikbud dalam wacana full day school yaitu penambahan beban guru, penambahan biaya untuk kegiatan, penyesuaian kegiatan anak dan orang tua yang sudah ada, orang tua yang tidak bekerja, anak yang harus membantu orang tua, dan keragaman kondisi sosial di berbagai daerah.

“KPAI siap memberi masukan dan segera akan bertemu Mendikbud. Niat baik harus dilakukan dengan cara yang baik, dan meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan,” pungkas Niam. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah, AlaSantri PKB Kab Tegal

Minggu, 24 September 2017

Berita Hoaks Jadi Alat Pemecah Kesatuan Bangsa

Bandar Lampung, PKB Kab Tegal



Ketua PWNU Lampung KH Sholeh Bajuri mengatakan, saat ini ada dua pemberitaan yang sedang menjadi sorotan publik masyarakat di Indonesia. Jika berita tersebut tidak berhati-hati menyikapinya akan merusak persatuan dan kesatuan umat Islam dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berita Hoaks Jadi Alat Pemecah Kesatuan Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Berita Hoaks Jadi Alat Pemecah Kesatuan Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Berita Hoaks Jadi Alat Pemecah Kesatuan Bangsa

Pemberitaan pertama adalah terkait dengan tragedi kemanusiaan yang terjadi di Myanmar. Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam untuk tidak mudah terpengaruh berita, foto ataupun video hoaks tentang tragedi menimpa kaum minoritas Rohingya.

Ia berharap semua pihak lebih selektif dalam menganalisa berbagai pemberitaan tentang tragedi tersebut agar jangan sampai menjadi alat untuk memuluskan kepentingan kelompok yang menginginkan Indonesia tercabik-cabik karena sentimen keagamaan.

"Kejadian tragedi di Rohingya memang betul adanya. Namun kita harus berhati-hati terhadap pihak-pihak yang menggunakan isu ini untuk mencari simpati masyarakat dalam rangka memuluskan kepentingan mereka melalui berita, foto, dan video hoaks," katanya, Rabu (6/9).

PKB Kab Tegal

Kelompok ini berharap bahwa dengan pemberitaan hoaks tersebut masyarakat khususnya umat Islam dapat terpancing. 

"Kita tentu harus waspada jangan sampai terpancing dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga akan menimbulkan keretakan di antara kita, kebinekaan kita akan hancur dan ujung-ujungnya NKRI akan runtuh," lanjutnya.

Pemberitaan yang kedua adalah terkait dengan kebijakan full day school (FDS) yang saat ini sudah diganti dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).  

Menurutnya, FDS memang tidak tepat diterapkan di Indonesia karena kultur budaya Islam di Indonesia tidak terlepas dari madrasah diniyah dan pondok pesantren. 

"Perpres yang sudah disahkan ini juga harus kita kawal supaya dalam praktiknya nanti juga akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan," harapnya.

PKB Kab Tegal

Jangan sampai ini dimanfaatkan juga oleh pihak-pihak tertentu untuk memancing sentimen kelompok dan membenturkannya sehingga sendi-sendi kesatuan bangsa akan terbelah. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal RMI NU, Ulama, Makam PKB Kab Tegal

Sabtu, 23 September 2017

Kiai Mustain Tolak Tawaran Jabatan Residen

Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda untuk memecah belah kekuatan bangsa Indonesia, salah satunya dengan cara menggaet para tokoh bangsa, termasuk para kiai.

Cara kasar maupun halus mereka lakukan agar para kiai yang dicintai rakyat ini tunduk dan menuruti pada kepentingan mereka. Cara halus, semisal dengan pemberian jabatan kekuasaan atau berupa penghargaan bintang, seperti yang pernah dialami Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari yang pernah ditawari bintang perak oleh kolonial Belanda, melalui Van der Plas.

Kiai Mustain Tolak Tawaran Jabatan Residen (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Mustain Tolak Tawaran Jabatan Residen (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Mustain Tolak Tawaran Jabatan Residen

Nah, salah satu kiai yang mendapat godaan tersebut adalah salah satu tokoh yang pernah menjadi Wakil Rais ‘Aam PBNU, KH Raden Mustain. Pada tahun 1948, KH R Mustain, masih menjabat sebagai Bupati Tuban, ikut bergerilya bersama pejuang lainnya menghadapi Agresi Militer Belanda II. Sementara ia bergerilya, istri dan keluarganya dititpkan di rumah KH Dahlan, kakak ipar Kiai Mustain.

PKB Kab Tegal

Utuk meredam perlawanan yang dipimpin Kiai Mustain itu, Belanda kemudian mengutus (lagi-lagi) Van der Plas, untuk menemui Kiai Mustain dan membujuknya agar menghentikan perlawanan kepada Belanda.

Bagi Van der Plas sendiri, nama Mustain bukanlah asing baginya, sebab semasa Mustain menuntut ilmu di Mekkah, kebetulan ia juga bertugas di sana sebagai Konsulat Jendral. Makanya, tak heran pihak Belanda mengutus Van der Plas yang juga mahir berbahasa Arab untuk membujuk para kiai.

PKB Kab Tegal

Setiap dua minggu sekali, Van der Plas datang ke kediaman KH Dahlan, untuk menyampaikan pesannya kepada Kiai Mustain. Kepada istri Kiai Mustain, ia menawarkan jabatan residen, yang tentu lebih tinggi dibandingkan bupati.

“Kalau mau kompromi, nanti akan dijadikan Residen,” demikian tawaran dari Van der Plas.

Namun, bagi Kiai Mustain tawaran jabatan tersebut tak meluluhkan hatinya. Meski, setiap dua minggu sekali Van der Plas terus datang dan menawarkan hal serupa, namun ia tetap kokoh pada pendiriannya, untuk bersama ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa ini.

Setahun berselang, pendiriannya yang gigih ini membuahkan hasil. Bangsa Indonesia berhasil mempertahankan kemerdekaannya, dan Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia.

Hingga tahun 1956, Kiai Mustain tetap dipercaya untuk mengemban amanah sebagai Bupati Tuban. Pada tahun 1952, ia bersama 10 tokoh lainnya, menginisiasi lahirnya partai NU di Tuban, selepas dari Masyumi. (Ajie Najmuddin)

Sumber terkait: Ahmad Mundzir dan Nurcholis. Perjalanan NU Tuban Dari Masa ke Masa (1935-2013). PCNU Tuban. 2014.

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pendidikan PKB Kab Tegal

Ini Amanat Terakhir Ajengan Basith untuk Banser

Sukabumi, PKB Kab Tegal?



Sebelum berangkat menjalankan ibadah umrah ke tanah suci Makkah, Ketua PCNU AJengan KHR. Abdul Basith sempat membuka Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) yang digelar Satuan Koordinator Cabang (Satkorcab) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Sukabumi.



Ini Amanat Terakhir Ajengan Basith untuk Banser (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Amanat Terakhir Ajengan Basith untuk Banser (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Amanat Terakhir Ajengan Basith untuk Banser



(Baca:? Hari-hari Terakhir Ketua PCNU Sukabumi Ajengan Basith)

Pada kegiatan yang berlangsung di Pondok Pesantren al-Amin, Cicurug, Jumat (10/3) itu, ia berpesan agar anggota GP Ansor di daerah masing-masing membantu masyarakat, pemerintah, termasuk kepolisian, dan juga TNI.

PKB Kab Tegal





PKB Kab Tegal

(Baca:Kabar Duka, Ketua PCNU Kabupaten Sukabumi Ajengan Basith Wafat di Dubai)

Hal itu, menurut pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin tersebut, agar gerakan yang merusak Indonesia bisa ditanggulangi sedari dini. ? ? ? ?

“GP Ansor harus memantau di masing-masing daerah wabilkhusus kita harus berdekatan dengan pemerintah apabila ada sesuatu, jangan bergerak sendiri,” pintanya.?





(Baca:? Di “Tangan” Ajengan Basith, Ayat Al-Qur’an Digerakkan Jadi Klinik)

KH Abdul Basith wafat di Dubai, Uni Emirat Arab pada Rabu (15/3) sekitar pukul 11.30 waktu setempat saat ia transit di negara itu untuk menjalankan ibadah umrah. Ia menjalankan umrah bersama Bupati Kabupaten Sukabumi H. Marwan Hamami dan 18 orang lain.?

Ketika di Dubai tersebut Ketua Majelis Silaturahim Pondok Pesantren dan Majelis Talim Kota dan Kabupaten Sukabumi mendapat serangan jantung. Ia sempat dilarikan ke sebuah rumah sakit setempat, tapi jiwanya tidak tertolong. (Sofyan Syarif/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai, Sejarah, Sunnah PKB Kab Tegal

Jumat, 22 September 2017

PBNU Laporkan Fitnah “Harian Bangsa” dan “Bangsaonline.com” ke Dewan Pers

Jakarta, PKB Kab Tegal?

Sejumlah advokat dan konsultan hukum Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) melaporkan media cetak Harian Bangsa dan media online bangsaonline.com kepada Dewan Pers.

PBNU Laporkan Fitnah “Harian Bangsa” dan “Bangsaonline.com” ke Dewan Pers (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Laporkan Fitnah “Harian Bangsa” dan “Bangsaonline.com” ke Dewan Pers (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Laporkan Fitnah “Harian Bangsa” dan “Bangsaonline.com” ke Dewan Pers

Para advokat dan konsultan hukum tersesbut adalah Robikin Emhas, SH., MH., Andi Najmi Fuadi, SH., Royandi Haikal, SH., MH., Syamsudin Slawat Pesilette, SH., Abdul Rozak, SH., dan Dedy Cahyadi, SH.?

Robikin Emhas mengungkapkan beberapa hal yang dilaporkan kepada Dewan Pers. Menurut dia, dasar dan alasan pelaporan itu adalah karena kedua media tersebut pada 1 Agustus 2015 Harian Bangsa dan bangsaonline.com memberitakan keterlibatan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam penjualan tanah untuk gedung Seminari di Malang, Jawa Timur. Berita ini didasarkan pada wawancara dengan narasumber yang bernama Subaryo, SH, Ketua Forum Independen Masyarakat Malang (FIMM).

“Pemuatan berita tersebut di atas dilakukan tanpa terlebih dahulu melakukan konfirmasi, klarifikasi ? terhadap KH Said Aqil Siroj,” kata Robikin kepada PKB Kab Tegal Selasa (17/1).

Lalu, pada 23 Juli 2016 Subaryo, SH membuat surat bantahan yang menyatakan ia tidak pernah membuat statement tersebut dan tidak pernah diwawancarai oleh Harin Bangsa maupun bangsaonline.com.

PKB Kab Tegal

Pada 26 Desember 2016 bangsaonline.com dan Harian Bangsa pada 27 Desember 2016 menurunkan berita bahwa keluarga korban penjualan tanah tersebut merasa ditipu KH Said Aqil Siroj, dengan narasumber KH Lutfi Abdul Hadi. Salah satu pernyataan narasumber yang dikutip adalah bahwa Said Aqil Kejam.?

“Pemuatan berita itu pun tanpa ada konfirmasi dan cross check kepada KH Said Aqil Siroj,” kata Ketua PBNU tersebut.

Kemudian, pada 29 Desember 2016 terdapat klarifikasi yang dilakukan pembeli tanah yang bersangkutan, H. Denny Syaifullah, sebagaimana tertuang dalam Surat Pernyataan 29 Desember 2016 yang menyatakan bahwa KH Said Aqil Siroj tidak ada kaitan dengan proses jual beli tanah dimaksud.

PKB Kab Tegal

Pada 13 Januari 2017 KH Lutfi Abdul Hadi yang merupakan narasumber pemberitaan Harian Bangsa dan Bangsaonline.com dan Dr. H. Imam Muslimin, M.Ag membuat pernyataan tertulis yang menyatakan bahwa apa yang disampaikan mengenai KH Said Aqil Siroj adalah berdasarkan testimoni yang tidak benar.

“Pemberitaan Harian Bangsa dan bangsaonline.com terhadap KH Said Aqil Siroj sejak awal kemunculan berita, yaitu pada tanggal 1 Agustus 2015, tidak pernah dilakukan klarifikasi kepada KH Said Aqil Siroj,” lanjutnya.?

Narasumber berita Harian Bangsa dan bangsaonline.com bukan merupakan sumber primer karena bukan pembeli dan penjual tanah yang dijadikan narasumber, tapi orang lain yang tidak ada kaitan langsung dengan proses jual beli tanah.

Tindakan Harian Bangsa dan bangsaonline.com, menurut Robikin, prinsip-prinsip jurnalistik. tidak ada proses check and recheck tentang kebenaran informasi. Harian Bangsa dan bangsaonline.com tidak menelusuri berita sampai ke sumber primer, yaitu penjual dan pembeli tanah.?

Klarifikasi yang dilakukan oleh Subaryo, SH, Penjual dan Pembeli tanah menunjukan bahwa berita-berita tersebut tidak diuji terlebih dahulu sebelum dimuat menjadi berita. Adanya bantahan dari Subaryo, SH. dan pembeli tanah H. Denny Syaifullah, maka pemberitaan Harian Bangsa dan bangsaonline.com dapat dikualifikasi sebagai berita bohong dan fitnah. Itu membuktikan adanya itikad buruk dengan sengaja menimbulkan kerugian di KH Said Aqil Siroj. (Abdullah Alawi)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal RMI NU, Kyai, Makam PKB Kab Tegal

Gusdurian Yogyakarta Adakan Tadarus Gus Dur di 7 Pesantren dan 2 Masjid

Yogyakarta, PKB Kab Tegal. Seperti tahun sebelumnya, Gusdurian Yogyakarta mengadakan kegiatan Tadarus Gus Dur di sejumlah pesantren dan masjid di daerah Yogyakarta. Tadarus Gus Dur adalah kegiatan belajar nilai, pemikiran, dan keteladanan Gus Dur selama bulan Ramadhan.?

Gusdurian Yogyakarta Adakan Tadarus Gus Dur di 7 Pesantren dan 2 Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)
Gusdurian Yogyakarta Adakan Tadarus Gus Dur di 7 Pesantren dan 2 Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)

Gusdurian Yogyakarta Adakan Tadarus Gus Dur di 7 Pesantren dan 2 Masjid

“Tahun ini Gusdurian Yogya mengajak beberapa organisasi untuk bekerja sama dalam pelaksanaan acara. Di antara organisasi tersebut yaitu PMII Sleman, IPNU-IPPNU Kota Yogyakarta, dan Takmir Masjid Jendral Sudirman (MJS) Yogyakarta,” terang Gusdurian Yogya dalam keterangan tertulisnya.

Tujuan diadakannya Tadarus Gus Dur adalah memberi pemahaman terhadap para santri dan jamaah umum tentang nilai, pemikiran, dan keteladanan Gus Dur yang telah diwariskan pada generasi setelahnya. Dalam Tadarus Gus Dur kali ini, peserta diajak belajar tentang perjalanan intelektual Gus Dur dan biografinya. Kemudian peserta juga diajak menyelami relasi antara Gus Dur, NU dan pesantren, juga peran strategis Gus Dur dengan keislaman di Indonesia.

Safari Tadarus Gus Dur ini berlangsung mulai tanggal 11-19 Juni 2016. Sedangkan terkait pondok yang dijadikan lokasi tadarus, Gusdurian Yogya dan organisasi yang diajak kerja sama menggandeng tujuh pesantren dan dua masjid di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

PKB Kab Tegal

Tujuh pesantren tersebut ialah Pondok Pesantren Sunni Darussalam (Maguwo-Sleman), Pesantren As-Salafiyah (Mlangi-Sleman), Pesantren Al-Imdad (Pajangan-Bantul), Pesantren Pandanaran (Ngaglik-Sleman), Pesantren Nurul Ummahat (Kotagede-Jogja), Pesantren Al-Barokah (Tegalrejo-Jogja), dan Pesantren Aswaja Nusantara (Mlangi-Sleman). Sedangkan dua masjid lainnya adalah Masjid Jendral Sudirman (Demangan-Sleman) dan Yayasan Kodama (Krapyak).

Pada dasarnya, penyelenggaraan Tadarus Gus Dur ini memiliki sasaran prioritas para santri dan jamaah di masing-masing pesantren dan masjid. Namun demikian, tidak ada pembatasan jika ada peserta dari luar yang ingin bergabung. (Mohamamd Pandu/Fathoni)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Makam PKB Kab Tegal

Rabu, 20 September 2017

Puluhan Grup Hadrah Ramaikan Malam Raya Kolosal Lesbumi NU Ceper

Klaten, PKB Kab Tegal. Menyambut malam Idul Adha, puluhan grup hadrah menyemarakkan kegiatan Takbir Kolosal yang diselenggarakan Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) MWCNU Ceper di Batur Ceper Klaten, Rabu (23/9).

Puluhan Grup Hadrah Ramaikan Malam Raya Kolosal Lesbumi NU Ceper (Sumber Gambar : Nu Online)
Puluhan Grup Hadrah Ramaikan Malam Raya Kolosal Lesbumi NU Ceper (Sumber Gambar : Nu Online)

Puluhan Grup Hadrah Ramaikan Malam Raya Kolosal Lesbumi NU Ceper

Menurut Sekretaris MWCNU Ceper Sriyanto, acara tahunan yang sudah berjalan ke-8 kalinya ini melibatkan 40 grup hadrah dan 850 personil.

“Kegiatan ini untuk silaturahmi ranting NU di kecamatan Ceper, sekaligus juga untuk nguri-uri (menghidupkan) kebudayaan ala Aswaja,” kata Sriyanto di sela-sela acara Takbir Kolosal.

PKB Kab Tegal

Acara dibuka dengan sambutan dari Camat Ceper dan Ketua MWCNU Ceper H Ahmad Zaeni. Zaeni mengatakan, sebetulnya di kecamatan Ceper terdapat ratusan grup hadrah, namun kali ini hanya 40-an grup yang diundang, mengingat keterbatasan tempat.

Sementara itu, Ketua PCNU Klaten H Mujiburrahman memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini. “Kita harus bangga menjadi warga NU, yang selalu ikut untuk menjaga kelestarian budaya,” tukasnya.

PKB Kab Tegal

Di akhir acara, para peserta dan pengunjung mendengarkan ceramah dari Rais Syuriyah PCNU Klaten KH Mukhlis Hudaf. Di tengah ceramah, kiai juga membagikan sejumlah door prize kepada para pengunjung yang dapat menjawab pertanyaan yang ia ajukan. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah PKB Kab Tegal

Selasa, 19 September 2017

Seribu Anak Jalanan Ikuti Pesantren Ramadhan

Jakarta, PKB Kab Tegal 

Seribu anak jalanan mengikuti Pesantren Ramadhan selama lima hari dari Selasa, (7/8) hingga Ahad, (12/8), bertempat di halaman masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. 

Seribu Anak Jalanan Ikuti Pesantren Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)
Seribu Anak Jalanan Ikuti Pesantren Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)

Seribu Anak Jalanan Ikuti Pesantren Ramadhan

Menurut Zakki Zulhazmi, salah seorang panitia, seribu anak jalanan tersebut berasal dari Jakarta, Depok, Tangerang, dan Ciputat. Mereka berkumpul di tempat tersebut melalui jaringan PMII Komisariat Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah 14 tahun menyelenggarkan kegiatan tersebut.

Pesantren Ramadhan ini, sambung Zakki, menerapkan konsep membawa anak jalanan dalam proses ber-Islam yang menyentuh kehidupan mereka; seperti solidaritas, kebersamaan, semangat hidup dan serta mendorong untuk belajar dari kehidupan 

PKB Kab Tegal

“Materi yang disampaikan dengan komposisi 70 persen hiburan, sorak-sorai bergembira, karena itulah sebenarnya yang mereka butuhkan. Bukan materi-materi ajar seperti di pendidikan formal,” ujarnya. 

Zakki menambahkan, memang ada beberapa materi yang akan disampaikan seperti memahami rukun iman dan Islam, baca tulis Al-Quran, menghafal bacaan-bacaan shalat dan doa sehari-hari, juga sejarah kebudayaan Islam.

PKB Kab Tegal

“Salah satu sejarah yang disampaikan adalah perjuangan Walisongo dalam mengajarkan, menyebarkan Islam rahmatan lilalamin, Islam yang ramah, Islam Indonesia yang Ahlus Sunah Waljamaah,” ujarnya.

Metode penyampainnya, sambung Zakki, adalah berkisah atau mendongeng, “Metode ini sangat kena bagi mereka,” tambahnya.

Rahmat Afandi Ardyansyah, salah seorang anak yang turut kegiatan tersebut, mengaku senang dengan metode demikian. Ia juga kerasan berkumpul bersama teman-teman sebaya yang baru dikenalnya. Karena itulah, untuk kedua kalinya, ia mengikuti kegiatan tersebut.

“Saya masih ingat kisah Nabi Nuh yang disampaikan tahun kemarin. Tentang perahu dan banjir,” ujarnya sambil tersenyum. 

Seperti tahun kemarin, anak yang biasa disapa Andi ini, mengukuti Pesantren Ramadhan karena diberi tahu Yayasan Kurnia, sebuah lembaga yang membina anak jalanan di Jakarta Timur, dekat tempat tinggalnya. 

Andi adalah anak putus sekolah ketika duduk di bangku kelas lima di SDN 07 Kampung Dukuh, Jakarta Timur. Asal-usulnya dari kebiasaan kerap bolos, “Kemudian saya dimarahi guru. Ia mengatakan,‘kalau kamu bolos lagi, kamu akan distrap’. Ya sudah akhirnya saya nggak masuk terus,” jelasnya.

Kegiatan sehari-hari anak berusia 13 tahun tersebut adalah mengamen. Sehari mendapat uang 20 ribu. “Kemudian dibagi dua dengan mama. Sepuluh ribu untuk saya. Bisanya untuk jajan dan main di warnet,” katanya. 

Pesantren Ramadhan bertema Damainya Islam, Indahnya Ramadhan tersebut, terselenggara atas kerjasama Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU), PMII Komfakda, dan berbagai pihak di antaranya Yayasan Dian Nanda Nusantara yang diasuh Roostien Ilyas, serta para donatur. 

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis   : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta, RMI NU, IMNU PKB Kab Tegal

PMII Purworejo Telaah Pilleg dan Pilkada

Purworejo, PKB Kab Tegal. Memperingati 106 tahun Hari Kebangkitan Nasional pada Selasa (20/5), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Purworejo membuka dialog publik bertema, “Refleksi Pilleg 2014 dan Quo Vadis Pilkada 2015,” di hotel Ganesha, Purworejo, Selasa (20/5) malam.

PMII Purworejo Telaah Pilleg dan Pilkada (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Purworejo Telaah Pilleg dan Pilkada (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Purworejo Telaah Pilleg dan Pilkada

Ketua panitia Lukman Hakim mengemukakan, prosesi pemilu 9 April lalu khususnya di Purworejo banyak menyisakan persoalan yang perlu dipikirkan bersama. Dengan harapan, ke depan pilihan presiden khusunya pilkada 2015 menghasilkan pemilu yang bersih.

“Dengan mengevaluasi yang sudah-sudah, kita perlu kawal pemilihan umum ke depan sejak dini,” terang Lukman.

PKB Kab Tegal

Acara yang terselenggara atas kerja sama PMII Purworejo dan Pewarta Harian Cetak Purworejo ini, dihadiri delegasi cabang sejumlah parpol, aktivis organisasi mahasiswa, ormas, akademisi, penyelenggara pemilu, dan pengamat politik.

Acara ini dimeriahkan oleh aksi panggung dari Sego Megono Songkestra. Sementara selama 4 jam forum berlangsung, para peserta terlihat aktif mengoreksi kinerja masing-masing elemen baik parpol, penyelengara pemilu, maupun masyarakat umum.

PKB Kab Tegal

Dalam kesempatan ini, delegasi sebuah partai Drs Toha Mahasin menyebutkan tindakan yang paling utama ialah upaya semua pihak untuk turut memantau proses pemilu.

Upaya bersama ini, menurutnya, penting untuk mengawasi proses pemilu mulai dari pendataan, pemilihan hingga penghitungan agar pelanggaran dapat diminimalisasi. (Ali Mukti/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pondok Pesantren PKB Kab Tegal

Dua Barang yang Selalu Dihadiahkan Nyai Sofiyah Umar Solo untuk Tamunya

Almaghfurlaha Simbah Nyai Hj Sofiyah Umar (wafat 6 Muharram 1430) asal Solo adalah sosok yang terkenal dermawan. Nyai yang juga istri dari Pengasuh Pesantren Al Muayyad Mangkuyudan Solo, KH Umar bin Abdul Manan ini juga terkenal suka memuliakan tamunya dengan memberi hadiah menjelang kepulangan sang tamu.

Biasanya, seseorang memberikan hadiah sesuai dengan selera penerima. Apa pun bentuk hadiah tersebut, yang terpenting bagi orang awam adalah sesuatu yang memang disukai oleh sang penerima hadiah. Dan, kebanyakan dari mereka tidak mempertimbangkan tingkat kemanfaatan dari barang tersebut. Ibaratnya, asal orang itu suka, maka ia berikan barang tersebut sebagai hadiah.

Dua Barang yang Selalu Dihadiahkan Nyai Sofiyah Umar Solo untuk Tamunya (Sumber Gambar : Nu Online)
Dua Barang yang Selalu Dihadiahkan Nyai Sofiyah Umar Solo untuk Tamunya (Sumber Gambar : Nu Online)

Dua Barang yang Selalu Dihadiahkan Nyai Sofiyah Umar Solo untuk Tamunya

Namun, lain halnya dengan Nyai Sofiyah atau akrab disapa santri-santrinya dengan panggilan Mbah Ti. 

“Mbah Ti itu, mempunyai ciri khas ketika memberikan hadiah,  (alternatif pilihannya) hanya dua macam barang,” kenang Ustadz Agus Muhammad Hamim yang merupakan suami dari cucu Mbah Ti dari jalur keturunan Ibu Nyai Hj Maimunah Baidlowie, Pengasuh Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo.

Lalu, apakah dua barang tersebut?

“Kalau tidak sarung, ya mukena,” susul Gus Hamim kemudian.

PKB Kab Tegal

Saat ditanya mengapa memilih dua barang tersebut, Mbah Ti menjawab, “Barang ini kan gunanya untuk beribadah. Nah, semoga saja saya kecipratan pahala sebabnya.”

PKB Kab Tegal

Subhanallah, begitu telitinya Nyai Sofiyah ini. Ia bukannya mengabaikan selera penerima hadiah. Namun, darinya dapat dipetik sebuah hikmah bahwa kemanfaatan barang hadiah itu lebih utama, untuk dijadikan barometer dalam memilih hadiah. (Ulin Nuha Karim)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pahlawan, IMNU, Humor Islam PKB Kab Tegal

Habib Syekh Assegaf Pimpin Indonesia Raya

Solo, PKB Kab Tegal. Sedikikitnya tiga ribu orang menghadiri zikir dan selawatan akbar di Stadion Manahan, jalan Adi Sucipto Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (18/7) malam. Mereka datang ke lokasi dari pelbagai kecamatan dan kabupaten di Surakarta dan sekitarnya, Klaten, Sukoharjo, Boyolali, dan Karanganyar.

Majelis zikir dan sholawatan ini dipimpin oleh Habib Syekh Assegaf. Turut hadir Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid, Pemimpin Majelis JAMURO (Jamaah Muji Rosul) Solo KH Abdul Karim, Ki Enthus Susmono, dalang kondang, Menteri BUMN Dahlan Iskan, jajaran pejabat daerah Surakarta, dan lain-lain. Ratusan Banser dan jajaran kepolisian mengawal zikir akbar tersebut.

Habib Syekh Assegaf Pimpin Indonesia Raya (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Syekh Assegaf Pimpin Indonesia Raya (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Syekh Assegaf Pimpin Indonesia Raya

Majelis ini mengajak masyarakat untuk mencintai Rasulullah. “GP. Ansor telah berjuang meneruskan sunah rasul dengan zikiran para rijalul Ansornya,” kata Habib Syekh di hadapan para jamaah yang menyemut di halaman stadion Manahan.

Masyarakat dari segala umur dan lapisan, terlihat bersahabat dalam naungan keberkahan forum tersebut. Saking banyaknya jama’ah, kepanitiaan GP. Ansor sebagai penyelenggara menyediakan layar-layar besar bagi mereka yang tidak dekat dengan panggung.

PKB Kab Tegal

Sebagian remaja tampak bersemangat mengibarkan bendera Majelis Ahbabul Mushtofa. Bahkan ada seorang remaja yang mengibarkan bendera Merah Putih.

PKB Kab Tegal

Selain cinta Rasulullah SAW, Habib syekh mengajak masyarakat untuk mencintai dan menjaga Negara Indonesia. Hal ini dibuktikannya dengan menyanyikan bersama lagu Indonesia Raya usia selawatan yang dipimpin sendiri oleh Habib Syekh.

Di akhir acara, Habib Syekh Assegaf mengucapkan dirgahayu ke-78 bagi GP Ansor. “Semoga GP Ansor tetap jaya dan terus memperjuangkan sunah Rasulullah SAW demi kemajuan bangsa Indonesia,” tutupnya.

Redaktur ? ? : Hamzah Sahal

Penulis ? ? ? : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta, Daerah, Nahdlatul Ulama PKB Kab Tegal

Senin, 18 September 2017

23 PAC GP Ansor Kraksaan Dilatih Penataan Organisasi

Probolinggo, PKB Kab Tegal

Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo terus melakukan penataan organisasi di semua tingkatan. Salah satunya dengan mewujudkan tertib administrasi untuk membentuk organisasi yang solid dan berkualitas.

23 PAC GP Ansor Kraksaan Dilatih Penataan Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
23 PAC GP Ansor Kraksaan Dilatih Penataan Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

23 PAC GP Ansor Kraksaan Dilatih Penataan Organisasi

Demi mewujudkan hal tersebut, PC GP Ansor Kota Kraksaan memberikan sosialisasi akreditasi kepada para pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor se-Kota Kraksaan, Kamis (8/9).

Kegiatan yang diikuti oleh 39 orang peserta perwakilan dari 23 PAC se-Kota Kraksaan ini dihadiri narasumber dari PC GP Ansor Kota Kraksaan. Mereka diberi materi meliputi bidang administrasi, LKP, LKMS, Satkorcab serta Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor.

PKB Kab Tegal

Wakil Sekretaris PC GP Ansor Kota Kraksaan Masrur Ghazali mengungkapkan sosialisasi akreditasi ini dilakukan supaya para pengurus Ansor di semua tingkatan, khususnya PAC dan Ranting bisa tertib administrasi.

PKB Kab Tegal

“Tertib administrasi ini sangat penting untuk dipahami oleh semua pengurus GP Ansor. Sebab maju dan tidaknya suatu organisasi itu dilihat dari tertib administrasinya,” katanya.

Menurut Masrur, tertib administrasi ini merupakan kunci sukses sebuah organisasi. Meskipun pengurusnya handal tetapi administrasinya jelek maka semuanya akan terlihat jelek.

“Melalui kegiatan ini kami berharap agar para pengurus Ansor baik di tingkat PAC maupun Ranting bisa sadar akan pentingnya tertib administrasi,” harapnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Halaqoh PKB Kab Tegal

Sabtu, 16 September 2017

PCNU Kota Yogyakarta Gelar Khitanan Massal Secara Gratis

Yogyakarta, PKB Kab Tegal. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Yogyakarta menyenggarakan khitanan massal secara gratis untuk warga Daerah Istimewa Yogyakarta pada Ahad (23/4) di jantung kota Yogyakarta yang terletak di Masjid Baitussalam Pajeksan (Jl. Dagen, Pajeksan, GT I/509, Kota Yogyakarta, sekitar Barat Mall Malioboro).

PCNU Kota Yogyakarta Gelar Khitanan Massal Secara Gratis (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Kota Yogyakarta Gelar Khitanan Massal Secara Gratis (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Kota Yogyakarta Gelar Khitanan Massal Secara Gratis

Acara khitanan massal ini merupakan salah satu agenda yang diselenggarakan PCNU Kota Yogyakarta dalam rangka memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. dan hari lahir ke-94 Nahdlatul Ulama. Acara ini terselenggara atas kerjasama PCNU Kota Yogyakarta, MWC NU Gedongtengen, SMP-SMA Maarif, dan Takmir Masjid Baitussalam Pajeksan.

Acara khitanan massal ini terbuka untuk masyarakat umum yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Peserta yang daftar berjumlah 30 orang. Banyak fasilitas yang telah diberikan untuk peserta, di antaranya, disunat secara gratis, diberi uang saku, sarung, kopiah, baju koko, makan, dan lain-lain.

Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Yogyakarta KH Ahmad Yubaidi mengatakan bahwasannya khitanan massal ini diikuti peserta yang ikut tidak hanya dari Kota Yogyakarta, ada juga dari Sleman, Bantul, dan Gunungkidul. Selain peserta yang secara fisik normal, ada juga salah satu peserta yang secara fisik penyandang difabel.?

"Sunatan massal ini diselenggarakan untuk menyambut Isra Miraj Nabi Muhammad S.A.W. dan hari lahir NU. Selain itu, acara ini merupakan momentum yang tepat untuk melakukan syiar agama. Agama yang rahmatan lil alamin, serta bersendikan ahlusunnah wal jamaah," ungkap Ahmad Yubaidi di sela-sela acara berlangsung.

PKB Kab Tegal

Dalam kesempatan itu, hadir pula anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta HA. Hafidh Asrom. Selain sebagai anggota DPD RI perwakilan DIY, A Hafidh Asrom juga sebagai Ketua Yayasan Asram yang membawahi Al Azhar Yogyakarta. Dalam sambutannya Hafidh Asrom memberikan peluang dan ruang yang sebesar-besarnya kepada LP Maarif untuk melakukan studi banding di Al-Azhar demi mengembangkan Maarif sebagai lembaga pendidikan warga Nahdiyin.?

PKB Kab Tegal

"Kami sangat membuka diri apabila Ma’arif mau studi banding ke Al Azhar. Yang baiknya bisa diadopsi dan buruknya jangan diadopsi," ucap A. Hafidh Asrom saat memberikan sambutan dalam acara khitanan massal tersebut. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Kyai PKB Kab Tegal

Hukum Puasa Asyura Tanpa Puasa 9 dan 11 Muharram

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Redaksi Bahtsul Masail PKB Kab Tegal, puasa Asyura (10 Muharram) dianjurkan oleh agama. Tetapi kita juga dianjurkan untuk berpuasa pada 9 Muharram (Tasu‘a) agar berbeda dengan umat Yahudi di masa lalu. Yang saya tanyakan, bolehkah kalau kita hanya mengamalkan puasa Asyuranya saja? Apakah ada keterangan agama perihal ini. Terima kasih. Wassalamu ‘alaikum wr. wb. (Abdul Nasir/Bali).

Jawaban

Hukum Puasa Asyura Tanpa Puasa 9 dan 11 Muharram (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Puasa Asyura Tanpa Puasa 9 dan 11 Muharram (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Puasa Asyura Tanpa Puasa 9 dan 11 Muharram

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Penanya yang budiman, semoga Allah SWT menurunkan rahmat-Nya untuk kita semua. Agama Islam menganjurkan dengan kuat agar kita berpuasa pada 10 Muharram atau yang dikenal dengan sebutan puasa Asyura. Keutamaan puasa Asyura begitu besar.

PKB Kab Tegal

Allah SWT akan mengampuni dosa setahun lalu orang yang berpuasa 10 Muharram. Masalah ini disinggung dalam Fathul Mu‘in karya Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari.

?) ? (?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? (?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PKB Kab Tegal

Artinya, “(Disunahkan) puasa hari Asyura, yaitu hari 10 Muharram karena dapat menutup dosa setahun lalu sebagai hadits riwayat Imam Muslim. (Disunahkan) juga puasa Tasu‘a, yaitu hari 9 Muharram sebagai hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, ‘Kalau saja aku hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa tasu‘a.’ Tetapi Rasulullah SAW wafat sebelum Muharram tahun depan setelah itu. hikmah puasa Tasu‘a adalah menyalahi amaliyah Yahudi. Dari sini kemudian muncul anjuran puasa hari 11 Muharram bagi mereka yang tidak berpuasa Tasu‘a. Tetapi juga puasa 11 Muharam tetap dianjurkan meski mereka sudah berpuasa Tasu‘a sesuai hadits Rasulullah SAW,” (Lihat Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari, Fathul Mu‘in pada hamisy I‘anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz II, halaman 301).

Agar berbeda dari kaum Yahudi di masa Rasulullah, kita juga dianjurkan untuk berpuasa pada 9 dan 11 Muharram. Pasalnya, kaum Yahudi saat itu hanya berpuasa pada 10 Muharram. Lalu bagaimana kalau kita entah karena sebab tertentu atau tanpa sebab sekalipun mengamalkan hanya puasa Asyura? Bagi Madzhab Syafi’i, puasa Asyura saja tanpa diiringi puasa sehari sebelum dan sesudahnya tidak masalah.

? ? ? ? ? ? (? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “(Di dalam kitab Al-Umm, tak masalah hanya mengamalkan puasa Asyura saja) maksudnya, agama tidak mempermasalahkan orang yang hanya berpuasa 10 Muharram saja (tanpa diiringi dengan puasa sehari sebelum dan sesudahnya),” (Lihat Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I‘anatut Thalibin, Kota Baharu-Penang-Singapura, Sulaiman Mar‘i, tanpa catatan tahun, juz II, halaman 266).

Keterangan ini bukan berarti menyamakan Muslim yang mengamalkan hanya puasa Asyura dan kaum Yahudi. Anjuran untuk berpuasa sehari sebelum dan sesudah Asyura bersifat penyempurnaan saja terhadap Asyura. Sedangkan Muslim yang mengamalkan hanya puasa Asyura saja itu sudah bagus. Kita tidak perlu menuduh mereka dengan sebutan “Muslim rasa Yahudi”. Sudah bagus ia mau mengamalkan puasa Asyura, sunah Rasulullah SAW.

Demikian jawaban singkat kami. Semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka dalam menerima kritik dan saran dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwathih thariq,

Wassalamu ’alaikum wr. wb.


(Alhafiz Kurniawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional, Daerah PKB Kab Tegal

Jumat, 15 September 2017

Maulid Nabi, Wujud Penghargaan Sejarah

Jakarta, PKB Kab Tegal. Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin berpendapat, peringatan hari kelahiran Rasulullah SAW atau lebih dikenal maulid Nabi termasuk kegiatan positif yang layak dilestarikan. Maulid Nabi merupakan bukti kecintaan dan penghargaan umat Islam atas sejarah rasul terakhir ini.

Maulid Nabi, Wujud Penghargaan Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)
Maulid Nabi, Wujud Penghargaan Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)

Maulid Nabi, Wujud Penghargaan Sejarah

Kiai Ishom mempertanyakan celaan sebagian kelompok yang menuduh peringatan maulid Nabi keluar dari ajaran Nabi sendiri. Dalam pandangan kelompok pengkritik, Nabi, shahabat, dan tabi’in, tidak pernah sama sekali melakukan kegiatan semacam ini.

”Seolah-olah Nabi tidak menghargai peristiwa-peristiwa masa lalu. Padahal, tidak mungkin secara logika Nabi tidak menghargai sejarah,” ujarnya saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.

PKB Kab Tegal

Menurut Kiai Ishom, Rasulullah termasuk orang yang sangat menghargai sejarah nabi-nabi terdaulu. Teladan ini seperti ditunjukkan ketika Rasulullah menjumpai umat Yahudi berpuasa untuk mensyukuri keselamatan Nabi Musa dan para pengikutinya, serta tenggelamnya fir’aun dan bala tentaranya.?

”Nahnu awla bi musa minhum. Kita (umat Islam) lebih berhak atas Nabi Musa daripada mereka (kaum Yahudi),” ujarnya menirukan sabda Nabi kepada sahabatnya sebagaimana termaktub dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim.

PKB Kab Tegal

Selain maulid Nabi, demikian Kiai Ishom, perayaan juga sah dilaksanakan untuk memperingati peristiwa isra’ dan mi’raj, tahun baru hijriyah, dan nisfu sya’ban. Umat Islam mesti menghormati sejarah baik dalam bentuk ibadah maupun ekspresi kebudayaan.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis ? : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama, Ubudiyah, Makam PKB Kab Tegal

Doa Ketika Angin Keras Menerpa

Kekuatan angin yang datang berbeda-beda. Kadang kala angin bertiup silir-semilir yang melenturkan otot dan syaraf yang tegang. Angin ini membawa kesejukan dan keindahan. Tetapi sekali waktu angin datang begitu keras sehingga menghadirkan kekhawatiran di hati.

Angin keras ini dengan kekuatan tertentu dapat menerbangkan benda-benda yang tak layak diterbangkan. Dalam pada ini, kita sebagai manusia dianjurkan untuk kembali kepada Allah SWT sebagai penguasanya. Berikut ini doa yang perlu dibaca saat angin berembus demikian kuat.

Doa Ketika Angin Keras Menerpa (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa Ketika Angin Keras Menerpa (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa Ketika Angin Keras Menerpa

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

PKB Kab Tegal

Allâhumma innî as’aluka khairahâ wa khairamâ fîhâ wa khairamâ ursilat bih, wa a‘ûdzubika min syarrihâ wa syarrimâ fîhâ wa syarrimâ ursilat bih. Allâhummaj‘alhâ rahmatan wa lâ taj‘alhâ ‘adzâban. Allâhummaj‘alhâ riyâhan wa lâ taj‘alhâ dharûratan.

PKB Kab Tegal

Artinya, “Wahai Tuhanku, aku minta kepada-Mu kebaikan ini angin, kebaikan barang yang ada di dalamnya, dan kebaikan barang yang diutus melaluinya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan ini angin, kejahatan barang yang ada di dalamnya, dan kejahatan barang yang diutus melaluinya. Wahai Tuhanku, jadikan ini sebagai angin rahmat dan jangan jadikan ini sebagai angin siksa. Wahai Tuhanku, jadikan ini sebagai angin manfaat dan jangan jadikan ini sebagai angin bahaya,”(Lihat Sayid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta).

Dalam keadaan angin bertiup keras maupun berembus lunak, kita dianjurkan untuk mengingat Allah SWT. Karena pada hakikatnya kekuatan air, angin, api, dan tanah berada di bawah kendali-Nya. Semoga semua unsur dunia itu hadir membawa manfaat untuk kita semua. Amiiin. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Aswaja, Quote PKB Kab Tegal

Rabu, 13 September 2017

KH Makruf Amin Siap Tinggalkan PBNU

Jakarta, PKB Kab Tegal

Sebagai salah seorang anggota dewan pertimbangan presiden (watimpres) KH Makruf Amin mengaku siap untuk meninggalkan beberapa jabatan strategisnya, termasuk sebagai rais syuriah PBNU.

“Nanti setelah dilantik, akan saya tanyakan tentang posisi saya di PBNU, kalau tidak boleh rangkap jabatan, berarti saya harus siap,” tuturnya ketika dihubungi PKB Kab Tegal per telepon, Selasa.

Kiai Makruf mengaku mau menerima posisi tersebut karena bisa memberikan masukan secara langsung kepada presiden. “Kita tidak hanya menghimbau dari luar, mungkin dengan berkomunikasi secara langsung, bisa lebih komunikatif,” tandasnya.

KH Makruf Amin Siap Tinggalkan PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Makruf Amin Siap Tinggalkan PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Makruf Amin Siap Tinggalkan PBNU

Tentang posisinya di PBNU, Kiai asal Banten tersebut percaya nantinya akan banyak yang bisa menggantikannya karena semua orang NU kumpul disitu. “Ini kesempatan yang tak bisa semua orang bisa memberikan masukan kepada presiden secara langsung.,” tegasnya.

Wantimpres berisi 9 orang dan bertugas memberi masukan kepada presiden sesuai bidangnya masing-masing. KH Makruf Amin merupakan orang yang diberi tugas untuk memberi masukan dalam masalah agama. Posisi ini menurutnya penting dalam upaya menjaga nilai-nilai agama moderat ala NU.

PKB Kab Tegal

Anggota watimpres sesuai dengan UU dilarang untuk rangkap jabatan dalam partai politik, ormas dan yayasan untuk menjaga independensinya. Namun, Kiai Makruf mengaku belum jelas jabatan apa saja yang nantinya harus dilepaskan.

“Kalau MUI kan bukan ormas, sementara di PKNU, saya kan sekedar pembina, nanti semuanya akan saya tanyakan,” paparnya. (mkf)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Cerita, RMI NU, Meme Islam PKB Kab Tegal

Kuasa Perempuan Pesantren

Oleh Abdul Malik Mughni

Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi masyarakat berakar dari pesantren, kerap ‘ditinggalkan dalam diskursus modernisme di Indonesia. Stigma pesantren sebagai subkultur feodal di Indonesia, menjadi dalih untuk meminggirkan peran NU dari sejarah dan peta politik Orde Baru (Orba), selama dua dasawarsa. Para peneliti masa itu, seperti Clifford Greetz dan Deliar Noer (keduanya lahir tahun 1926 dan menjadi rujukan para Indonesianis pada tahun 1960 sampai 1980-an) serta sejumlah penulis terkenal di masa awal Orba, menggambarkan NU dan pesantren sebagai kaum kusam yang antimodernisme.

Mereka berhasil menggiring opini masyarakat dunia, untuk menstigmatisasi NU. Framing tersebut kemudian berubah seiring hadirnya para penulis NU, seperti Mahbub Djunaedi, Abdurrahman Wahid, Musthofa Bisri, juga Saifuddin Zuhri. Disamping penulis muda Masdar F Masudi, dan Said Budairi? yang berhasil membawa pesantren dalam pelbagai wacana kontemporer di media utama (mainstream). Stigma NU yang kusam, oportunis dan lemah dalam mengejar tuntutan zaman pun berganti menjadi NU yang unik, seksi dan mampu melampaui zaman berkat kehadiran para penulis dan aktivis muda pesantren di akhir tahun 1980-an.

Kuasa Perempuan Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Kuasa Perempuan Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Kuasa Perempuan Pesantren

Penihilan peran NU dan pesantren juga terjadi dalam wacana feminisme dan gerakan kesetaraan gender di Indonesia.? Terlambatnya pembentukan organisasi Muslimat, Fatayat, Korps Peregerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) seolah menguatkan anggapan bahwa pesantren adalah subkultur yang sangat kuat dalam mempertahankan tradisi patriarkal.

Perempuan Pesantren, Memimpin Ranah Publik

Jika dirunut dari sejarah, Pesantren sebagai subkultur di Nusantara, justru telah membantu menyelaraskan gerakan kesetaraan gender; dari wacana elit ke gerakan afirmatif yang diterima hingga ke desa-desa. Meski secara organisasi, pembentukan sayap perempuan di NU dan badan otonomnya terbilang lambat, namun secara kultural, gerakan kesetaraan gender di kalangan pesantren telah dimulai sejak lama. Berdirinya pondok pesantren khusus putri di tahun 1917, di Jombang, adalah salahsatu sumbangsih ulama, khususnya KH Bisri Syansuri terhadap akselerasi gerakan feminisme di pesantren.

Jauh sebelum itu, seperti diungkapkan sejarawan Universitas Brawijaya, KH Agus Sunyoto, sejatinya kultur Nusantara, khususnya di kawasan pesisir –bersama kultur pesantren,- adalah matriarkal. Kultur matriarkal tersebut, menurut Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) ini, justru dihancurkan oleh negara-negara Eropa, seperti Portugis dan Belanda yang menjajah Nusantara seabad lampau.

PKB Kab Tegal

Agus Sunyoto menyodorkan fakta tentang Ratu Kalinyamat yang memimpin pasukan, menyerang? Portugis di Malaka di tahun 1560. Kemudian ada Laksamana Kemala Hayati, Cirebon, Nyimas Gandasari, Nyi Ageng Serang dan lainnya. “Kultur pesisir itu kultur matriarki, perempuanlah yang? berkuasa, tak hanya dalam fakta sejarah, tapi juga dalam legendanya,” kata penulis Atlas Walisongo ini.

Di pesisir juga, kata Agus, semua dongeng berpijak pada kultur matriarki. Agus lalu mencontohkan bahwa di Surabaya ada kisah Sawunggaling yang sukses karena taat pada ibunya. Ada juga Syarif Tambakyoso dari Sidoarjo, kesaktian yang dimiliki dari ibunya. “Malingkundang dan Sangkuriang pun berpusat pada tokoh perempuan,” paparnya. Mitos-mitos penguasa lautan di Indonesia, juga perempuan, seperti Nyi Roro Kidul, Dewi Lanjar, Ratu Laut Utara dan lainnya.

Kehidupan di pesisir itu menghormati perempuan. Kuasa perempuan di Nusantara itu dihancurkan? kolonialisme, karena Eropa sejak era Yunani sudah patriarki,” tandas Agus seraya mengurai fakta tentang dongeng Eropa yang penuh maskulinitas. Ia menyebut dongeng Dewa Zeus versus Hera, dewi yang jahat, hingga penyebutan istilah Founding Father dan Fatherland, di negara-negara Eropa dan Amerika.

PKB Kab Tegal

Bagaimana dengan Indonesia? “Kita menyebutnya Ibu Pertiwi, Persia pakai istilah Meehan, Turki juga menggunakan Anavatan semua maknanya motherland. Jadi wajar dalam penulisan sejarah pascakolonialisasi, peran-peran perempuan banyak dinihilkan,” imbuhnya.

Perempuan pesisir Nusantara ternyata juga sangat berperan dalam peristiwa Sumpah Pemuda. Enam tokoh perempuan yang tercatat dalam dokumentasi Sumpah Pemuda juga berasal dari daerah pesisir. Di antaranya, Siti Sundari dari Semarang, Emma Poeradiredja dari Cirebon.

Pendapat senada diungkapkan Aisyah Hamid Baidowi.? Adik Gus Dur itu mengungkap, kalangan pesantren turut mendorong ‘kemapanan’ feminisme di Indonesia, baik melalui gerakan afirmatif yang melahirkan sejumlah regulasi pro perempuan, maupun secara kultural, mengubah peran nyai, dari sekedar pendamping kiai, menjadi sosok yang menjadi pemimpin.

Tak heran, jika saat ini, banyak nyai, maupun puteri kiai serta aktivis perempuan NU, menjadi pemimpin di ranah publik. Kini para perempuan pesantren banyak berkiprah di ranah politik. Menjadi legislator, kepala daerah, menteri dan (mungkin) kelak menjadi Wakil Presiden atau bahkan Presiden.

Para perempuan pesantren, kata Aisyah, kini juga banyak menjadi pemimpin di ranah agama. “Sekarang banyak kemajuan di pesantren. Ibu-ibunya kebanyakan sarjana. S2, S3, malah di Purwoasri Kediri, ibu nyainya Profesor. Almusadaddiyah juga ibu nyainya profesor. Hasil Produk pesantren ketika keluar dari kepompongnya, itu luar biasa. Di MUI misalnya ada Ibu Chuzaimah Tanggo, Ibu Mursidah mereka tangguh dan alim. Khofifah juga produk pesantren,”tandasnya.

Tantangan Perempuan Pesantren ?

Nama-nama yang diabsen oleh Agus Sunyoto maupun Aisyah Hamid Baidowi adalah para aktivis pesantren yang tumbuh di era Orba yang represif. Mereka pernah berkiprah di IPPNU, Kopri, Fatayat maupun Muslimat. Kini para penerusnya di organisasi sayap perempuan di NU dan badan otonomnya, tentu punya kesempatan lebih besar untuk meningkatkan kualitas diri dan gerakan organisasinya agar lebih inovatif dan kreatif.?

Di era serba kompetitif sekarang ini, para perempuan pesantren punya peluang lebih besar untuk berkiprah di banyak bidang. Tak melulu di ranah politik. Tapi juga perlu mengisi ranah ekonomi kreatif, IT, birokrasi dan ranah profesional lain perlu diisi oleh para perempuan pesantren.

Riset McKinsey Global Institute (2012) memprediksi Indonesia, dengan kultur negara kepulauan memiliki prospek menjanjikan pada tahun 2020-2030. Sampai saat ini, Indonesia menjadi pangsa pasar terbesar bagi banyak industri di dunia. Indonesia yang saat ini berada di peringkat ke-16 sebagai negara perekonomian terbesar, akan meningkat ke peringkat ke-7 pada tahun-tahun tersebut. Perempuan, seperti saat ini, tentu akan menjadi pangsa pasar terbesar.

Perkembangan tersebut tentu perlu disikapi dengan bijak oleh para aktivis perempuan pesantren. Sebagai calon pemimpin masa depan, persiapan matang harus digerakkan secara sistematis. Terlebih, perempuan di Indonesia menghadapi tantangan berlipat ganda. Tak hanya bakal menjadi tulang punggung ekonomi, para perempuan Indonesia juga masih harus berperang mengeliminir maraknya kasus kekerasan dan perdagangan orang. Sehingga, aktivis perempuan pesantren kini, bukan lagi saatnya berkutat di wilayah wacana feminisme, tetapi sudah bergerak ke ranah aksi. Khususnya mempersiapkan kader-kader unggulan.

Ke depan, mungkin organisasi silat Pagar Nusa dan barisan semi militer semacam Banser Corp Brigade Pembangunan (CBP) IPNU juga perlu dipersiapkan oleh sayap perempuan NU. TNI dan Kepolisian yang kini sedang meningkatkan jumlah keterwakilan perempuan di dalam rekrutmen, juga perlu diisi oleh para pelajar puteri NU. Sehingga perempuan pesantren masa depan, tak hanya unggul dalam berdebat, dan menjadi pelengkap di ranah politik, tetapi juga mampu berkompetisi di pelbagi bidang.

Penulis adalah Redaktur Pelaksana Website perempuanparlemen.org, Ketua Lembaga Pers Penerbitan dan Kajian Strategis PB PMII dan Wakil Bendahara Lajnah Ta’lif Wa Nasyr PBNU?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri, Syariah PKB Kab Tegal

Senin, 11 September 2017

PMII Makin Diminati Mahasiswa di Kota Pariaman

Padangpariaman, PKB Kab Tegal. Eksistensi organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pariaman semakin mendapat perhatian mahasiswa di kota Tabuik ini. Hal ini terbukti makin banyak mahasiswa yang mengikuti Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) PMII yang digelar Komisariat Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syekh Burhanuddin Kota Pariaman, Sumatera Barat.

PMII Makin Diminati Mahasiswa di Kota Pariaman (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Makin Diminati Mahasiswa di Kota Pariaman (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Makin Diminati Mahasiswa di Kota Pariaman

Ketua Umum PMII Kota Pariaman Jupmaidi Ilham mengungkapkan hal itu ketika membuka Mapaba PMII, Rabu (6/1) di surau Tangah Padang, Pauhkambar, Padangpariaman. Menurut Jupmaidi, PMII sebagai organisasi mahasiswa terus berupaya menyiapkan mahasiswa yang kuliah di Kota Pariaman sebagai calon pemimpin masa depan.

"Di tengah lesunya minat generasi muda untuk mengembangkan potensi dirinya melalui organisasi, PMII Kota Pariaman terus berupaya mendorong mahasiswa agar berkreativitas melalui organisasi PMII ini. Sebagai mahasiswa, kita harus meraih sukses di kampus dengan menyelesaikan studi, namun sekaligus harus menempa diri dengan berproses di organisasi PMII ini," kata Jupmaidi yang sebelumnya? menjabat Sekretaris PMII Pariaman.

PKB Kab Tegal

Ditambahkan Jupmaidi, sebagai mahasiswa aktivis, dibutuhkan kreativitas, inovasi dan pemikiran baru terhadap masalah-masalah yang ada di sekitar mahasiswa. Kader PMII tentu dituntut untuk terus menempa diri dengan meningkatkan wawasan dan cakrawala berpikir yang lebih luas. Hanya dengan wawasan yang luas kader PMII bisa jadi pemimpin.

"Untuk meningkatkan wawasan kader, PMII Kota Pariaman beberapa waktu lalu sudah meresmikan perpustakaan di sekretariat. Diharapkan dengan adanya perpustakaan tersebut dapat dimanfaatkan kader PMII dalam meningkatkan wawasan. Selain itu, bagaimana kader PMII meningkatkan minat membaca buku untuk memperluas cakrawala pengetahuan," kata Jupmaidi.

PKB Kab Tegal

Ketua Komisariat PMII STIT Syekh Burhanuddin Paisal Amri Tanjung menyebutkan, Mapaba diikuti 25 orang peserta dari mahasiswa STIT Syekh Burhanuddin? yang berlangsung hingga Kamis (7/1) malam. Dari lima kali Mapaba yang sudah diadakan di masa kepemimpinannya, Mapaba kali ini yang terbanyak pesertanya. Peserta ini bertempat tinggal di Kota Pariaman dan Kabupaten Padangpariaman.

"Pelaksanaan Mapaba sengaja di hari libur kuliah. Sehingga dapat menyaring mahasiswa untuk lebih banyak mengikuti Mapaba," kata Paisal Amri, alumni Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan Pakandangan, Padangpariaman.(armaidi tanjung/abdullah alawi)

?

Keterangan Foto:

Ketum PC PMII Pariaman Jupmaidi Ilham berfoto bersama dengan peserta Mapaba usai pembukaan, Rabu (6/1).

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU, Amalan PKB Kab Tegal

Minggu, 10 September 2017

Pesantren Raudlatul Mubtadiin Pupuk Semangat Kebangsaan Santri

Majalengka, PKB Kab Tegal. Pondok Pesantren Raudlatul Mubtadiin  Cisambeng, Palasah, Majalengka, Jawa Barat, memperingati hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan RI ang ke-69 dengan menggelar upacara bendera di halaman pesantren setempat, Ahad (17/8).

Pesantren Raudlatul Mubtadiin  Pupuk Semangat Kebangsaan Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Raudlatul Mubtadiin Pupuk Semangat Kebangsaan Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Raudlatul Mubtadiin Pupuk Semangat Kebangsaan Santri

Upacara pengibaran sang Saka Merah Putih ini berlangsung khidmat, diikuti seluruh santri dan ustadz pondok. Hj Atun Minatul Maula, pengasuh Pesantren Raudlatul Mubtadiin, menjadi pembina dalam acara tersebut. Upacara bendera dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat kemerdekaan dan penumbuhan semangat rasa cinta Tanah Air di kalangan santri.

Rais Am Pesantren Raudhlatul Mubtadiin Agus Rofii mengatakan, jika dahulu pesantren merespon realitas sosial dalam atmosfer perjuangan melawan penjajahan, maka respon pesantren pasca kemerdekaan tentu lebih condong kepada segala macam upaya untuk mengisi kemerdekaan.

PKB Kab Tegal

“Nah, dalam proses mengisi kemerdekaan inilah, peradaban Nusantara – dalam hal ini menyempit menjadi Indonesia-tidak bisa menghindar dari arus modernisasi dalam banyak bidang, berbaurnya pergaulan dengan masyarakat dunia global dengan berbagai macam latar belakang budayanya sehingga upaya memupuk semangat kebangsaan dan menumbuhkan jiwa patriotisme di kalangan generasi muda harus terus dilakukan,” katanya melalui rilis yang dikirim Ahad.

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut Agus yang mendapat penghargaan sebagai pemuda pelopor ini berharap, generasi muda masa kini mesti mengenal dunia pesantren. Menurutnya, sumbangsih pesantren yangbegitu besar dalam mempertahankan kemerdekaan membuat negeri ini berhutang pada para ulama dan santri. Tanpa itu, katanya, Indonesia akan dijajah terus oleh negara asing.

Ia juga berujar untuk tak secara berlebihan membanggakan produk asing yang sampai hari ini dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. “Santri masa kini harus menjawab tantangan di masa kini dan yang akan datang sehingga makna mencintai negeri dan menghargai bangsa ini dengan menjunjung nilai kebersamaan untuk terciptanya rasa persatuan dan kesatuan Indonesia,” tuturnya. (Aris Prayuda/Mahbib)





Foto: Prosesi upacara bendera dalam rangka HUT RI ke-69 di Pesantren Raudhlatul Mubtadiin

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tokoh, Pahlawan, Internasional PKB Kab Tegal

Angka Perceraian Tinggi, Muslimat NU Jatim Dirikan Layanan Konsultasi Maslahah

Sidoarjo, PKB Kab Tegal 

Tingginya angka perceraian di Jawa Timur melandasi Pengurus Wilayah Muslimat NU Jawa Timur membuat layanan lembaga konsultasi keluarga maslahah. Angka perceraian di Jawa Timur masuk kategori nomor satu di Indonesia, disusul Jawa Barat serta Jawa Tengah. 

Hal itu disampaikan Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa kepada awak media usia workshop Layanan Lembaga Konsultasi Keluarga Maslahah yang digelar PW Muslimat NU Jawa Timur, di ruang Darun Naim lantai 3 Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo.

Angka Perceraian Tinggi, Muslimat NU Jatim Dirikan Layanan Konsultasi Maslahah (Sumber Gambar : Nu Online)
Angka Perceraian Tinggi, Muslimat NU Jatim Dirikan Layanan Konsultasi Maslahah (Sumber Gambar : Nu Online)

Angka Perceraian Tinggi, Muslimat NU Jatim Dirikan Layanan Konsultasi Maslahah

"Saya ingin mengajak Muslimat menjadi bagian untuk mencari solusi dan bergandeng tangan mengatasi permasalan tersebut. Kita melihat perceraian di Jatim cukup tinggi. Oleh karena itu mari kita cari penyebabnya," kata Khofifah, Sabtu (30/9).

Menurutnya, perceraian sering kali disebabkan adanya kekerasan dalam rumah tangga, pernikahan dini, dan trafficking. Pada posisi seperti itu, pihaknya berharap ketika di pengadilan agama dan keputusannya itu tidak harus gugat cerai, disetujui diketok dan seterusnya.

"Marilah kita lihat implikasi dari perceraian sebuah keluarga. Itu bisa menimbulkan yang broken home, anak-anaknya akan menjadi terdampak dan bisa mendapatkan masalah baru,” ujar Khofifah. 

Khofifah meminta perlunya melihat karakter anak.

PKB Kab Tegal

“Akhlak terbangun ketika mereka tidak punya referensi di keluarga mereka," ujar Menteri Sosial ini.

PKB Kab Tegal

Khofifah menegaskan, apabila ada layanan konsultasi keluarga maslahah, harapannya jangan sedikit-sedikit ke pengadilan agama. Pihaknya meminta untuk mencari solusinya. 

“Saat ini Kementerian Sosial juga menyediakan mobil anti galau. Sehingga bisa ketemu dengan konselor, psikolog, dan dapat konseling,” imbuhnya.

Ia mendorong agar setiap ada permasalahan keluarga dapat dicari solusinya. Keluarga bisa memberikan pertimbangan bagaimana kebaikan bisa terbangun. Salah satu yang harus terbangun dalam keluarga adalah komunikasi. 

“Biasanya kalau komunikasi tidak terbangun dengan baik, yang terjadi nuklir family saja keluarga inti, dan keluarga terkait tidak ikut menyelesaikan maka solusinya ke pengadilan agama dan dampaknya ke anak-anak mereka," pungkasnya. (Moh Kholidun/Kendi Setiawan).

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU, Pertandingan, Nahdlatul Ulama PKB Kab Tegal

STISNU Kukuhkan Prof Wan Jamaluddin sebagai Guru Besar Kehormatan

Tangerang, PKB Kab Tegal

Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang, Banten, mengukuhkan Prof Dr H Wan Jamaluddin Z, MA sebagai guru besar kehormatan di kampus setempat.

Pengukuhan tersebut berlangsung di sela Direktur Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) itu mengisi kuliah umum yang digelar STISNU Nusantara di Aula Hadratussyekh Hasyim Asy’ari, kampus setempat, Tangerang, Sabtu (12/3).

STISNU Kukuhkan Prof Wan Jamaluddin sebagai Guru Besar Kehormatan (Sumber Gambar : Nu Online)
STISNU Kukuhkan Prof Wan Jamaluddin sebagai Guru Besar Kehormatan (Sumber Gambar : Nu Online)

STISNU Kukuhkan Prof Wan Jamaluddin sebagai Guru Besar Kehormatan

Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan STISNU Nusantara Bahruddin menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya kuliah umum tentang Islam dan Peradaban Dunia di Rusia dan Eropa, tetapi juga sekaligus pengukuhan dosen kehormatan guru besar.

PKB Kab Tegal

"Iyah, kami civitas akademik STISNU mengapresiasi kesediaan beliau menjadi salah satu dosen kehormatan di STISNU. Tentunya, kami berharap kepada beliau turut aktif mencurahkan keilmuan dan tenaganya untuk memajukan dan membesarkan STISNU Nusantara yang masih seumur jagung ini. Melalui wasilah beliau, insyaallah STISNU akan menjalin kerja sama dengan instansi di luar negeri, dalam hal ini Rusia dan Eropa," ujarnya.

PKB Kab Tegal

Profesor Wan yang juga A’wan Pengurus Wilayah NU (PWNU) Lampung ini dalam pembukaan penyampaian materi seminar mengaku bangga dikukuhkan para kiai untuk menjadi dosen kehormatan di STISNU Nusantara Tangerang.

"Insyaallah dengan kebersamaan dan istiqamah dalam pengabdian kita terhadap Nahdlatul Ulama, STISNU akan lebih maju lagi. Kemudian, jalinan komunikasi dan kerja sama dengan instansi di luar negeri di Rusia dan Eropa akan kita persiapkan secara matang mulai dari kesiapan internal STISNU sendiri. Mudah-mudahan, mahasiswa STISNU bisa studi di Rusia atau sebaliknya mahasiswa Rusia bisa belajar di STISNU," paparnya.

Kuliah umum membahas tentang perkembangan Islam di Rusia dari masa ke masa. Tampak hadir pada acara tersebut anggota DPRD Provinsi Banten H Ade Awaluddin, Wakil Ketua Bidang Akademik H. Muhamad Qustulani, serta Wakil Ketua Bidang Kerja Sama dan Kelembagaan Nurulloh. Acara juga diikuti oleh seluruh dosen dan mahasiswa di lingkungan STISNU Nusantara Tangerang. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Berita, Makam, Kyai PKB Kab Tegal