Tampilkan postingan dengan label Aswaja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aswaja. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Februari 2018

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah

Jombang,PKB Kab Tegal

Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) yang lebih akrab disebut Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur akan melangsungkan gawe besar yakni peringatan seabad madrasah dan 191 tahun pesantrennya. Untuk menyambut itu kepanitiaan mengupayakan pusat dokumentasi atau museum.

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah

"Kami terus berburu testimoni atau pengakuan dari para pelaku sejarah, dalam hal ini siapa saja yang mengetahui kiprah pesantren di masa awal," kata divisi dokumen, H Muhyiddin Zainul Arifin, Sabtu (26/3).

Bersama panitia yang lain, H Muhyiddin melakukan serangkaian wawancara dan pencarian dokumen demi mengukuhkan keberadaan dan kiprah para pendahulu maupun pesantren. "Sejumlah sesepuh yang masih bisa diajak komunikasi terkait kiprah para pendahulu pesantren satu demi satu kami datangi," katanya. Demikian pula dokumen yang membenarkan usia madrasah serta sejumlah barang penting dari para pengasuh masa awal juga terus diupayakan.

PKB Kab Tegal

"Bahkan ada piagam yang berhasil ditemukan panitia yang menerangkan bahwa usia madrasah ternyata lebih tua dari data yang dimiliki panitia," terang dosen di Universitas KH Abdul Wahab Chasbullah atau Unwaha Jombang ini. Demikian pula benda bersejarah yang pernah dimiliki para pendahulu pesantren turut diinventarisir, lanjutnya.

Sebagai langkah awal dan berdasarkan masukan saat koordinasi dengan anggota devisi telah disepakati untuk menggali data dari para putra dan putri pengasuh. "Para panitia sudah kami bagi agar bisa menyebar ke sejumlah dzurriyah atau keluarga pesantren," katanya. Karena dari para keluarga dalem tersebut nantinya akan muncul temuan baru atau bahkan rekomendasi siapa saja yang layak untuk dikonfirmasi terkait kiprah para pendahulu pesantren.

PKB Kab Tegal

"Kami akan mengumpulkan sebanyak mungkin pandangan dan pengakuan hingga barang bersejarah dari berbagai kalangan sebagai upaya untuk mengungkap kiprah para sesepuh dan pendahulu," ungkapnya. Beberapa keluarga juga tidak berkeberatan berbagi koleksi foto dan benda pusaka yang nantinya akan dipamerkan. "Tidak menutup kemungkinan, foto dan dokumen serta benda bersejarah tersebut belum terpublikasi," lanjutnya.

Terhadap pihak yang tidak berkenan untuk menyerahkan benda bersejarah yang ada kaitannya dengan pesantren dan para pengasuh, divisi ini tidak akan memaksa. "Kami bisa menggunakan kamera atau scan agar bisa mendapatkan materi yang ada," jelasnya. Dan nantinya seluruh koleksi tersebut akan dipamerkan di Gedung Serba Guna KH Abdullah Said dari tanggal 27 hingga 2 Juni.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pesantren Tambakberas yang didirikan tahun 1825 oleh salah satu pasukan Pangeran Diponegoro yang membentengi Jawa yakni Abdussalam yang lebih populer dengan nama Mbah Saichah akan memperingati ulang tahun. Dan di pesantren yang mulai mengenalkan model madrasah secara klasikal tahun 1915 ini juga mengadakan sejumlah kegiatan dari mulai 26 April hingga 4 Juni mendatang. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama, Tegal, Aswaja PKB Kab Tegal

Senin, 19 Februari 2018

Karomah Tuan Guru Shaleh Hambali Lombok

Karomah atau keistimewaan tidak dimiliki oleh semua orang, kecuali orang-orang tertentu yang mempunyai ilmu agama mumpuni, dekat dengan Sang Pencipta, serta berusaha bermanfaat bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya.

Karomah dinilai lekat dengan para waliyullah, seseorang dengan sikap wara yang tinggi dan memilih jalan riyadhah agar tetap dekat dengan Sang Kahliq. Dalam sejarah orang-orang mulia di lingkungan NU, Tuan Guru (sebutan kiai di Nusa Tenggara Barat) Shaleh Hambali (1896-1968) merupakan salah satu ulama NU yang memiliki sejumlah keistimewaan atau karomah tersebut.

Karomah ulama asal Desa Bengkel, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat yang lahir pada 1896 ini diceritakan oleh sang cucu, Tuan Guru Haji (TGH) Halisussabri. Pendiri Pondok Pesantren Darul Qur’an Bengkel itu menurut Halisussabri adalah ulama kharismatik panutan masyarakat NTB.

Karomah Tuan Guru Shaleh Hambali Lombok (Sumber Gambar : Nu Online)
Karomah Tuan Guru Shaleh Hambali Lombok (Sumber Gambar : Nu Online)

Karomah Tuan Guru Shaleh Hambali Lombok

Halisussabri yang kini meneruskan perjuangan sang kakek memimpin Pesantren Darul Qur’an meriwayatkan, pernah suatu ketika Shaleh Hambali muda merasa prihatin karena salah seorang pamannya sering menyabung ayam. Potensi keistimewaannya terlihat ketika Shaleh Hambali berusaha menghentikan kebiasaan pamannya itu.

Total ada sekitar 20 ayam jago siap adu yang dimiliki pamannya. Setiap hari, Shaleh Hambali bermain ke rumah pamannya itu dengan meminta dimasakkan ayam. Karena kasih sayang pamannya kepada Shaleh Hambali, ia tidak pernah menolak permintaan Shaleh Hambali. Ia pun memasakkan ayam untuk Shaleh Hambali dan itu berlangsung tiap hari hingga tidak ada lagi ayam jago tersisa di kandangnya.

PKB Kab Tegal

Ia tidak tersadar, ayam sabungnya telah habis dimakan Shaleh Hambali sehingga ia pun tidak punya kesempatan lagi untuk menyabung ayam. Saat itulah ia tersadar apa yang dilakukan Shaleh Hambali merupakan penyadaran bagi dirinya agar jangan lagi menyabung ayam.

Kecemerlangan Shaleh Hambali semakin matang ketika dirinya pulang sehabis menuntut ilmu di Mekkah. Ia sadar masyarakat Desa Bengkel jauh dari akhlak agama sehingga ia perlu berdakwah dan mendirikan pesantren. Cerita ulama yang juga dikenal sebagai Tuan Guru Bengkel ini persis seperti ketika Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari mendirikan Pesantren Tebuireng di tengah tradisi buruk masyarakat saat itu. Mereka berusaha menjernihkan kehidupan buruk masyarakat tersebut.

Tantangan dakwah ulama yang berjasa mengenalkan jam’iyah NU kepada masyarakat NTB ini tidaklah mudah. Tuan Guru Bengkel yang ditinggal wafat ibu dan ayahnya ketika masih berumur enam bulan ini tidak jarang mendapat sejumlah ancaman yang membahayakan jiwanya selama berdakwah. 

PKB Kab Tegal

Namun, perjuangan mendakwahkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) terus ia lakukan demi kehidupan masyarakat yang lebih baik. Melalui Pesantren Darul Qur’an, Tuan Guru Bengkel benar-benar menjadi jantung Pulau Lombok. Warga patuh dan mengamalkan ajaran Aswaja yang disebarkannya. Bahkan, saking takdzimnya kepada TGH Shaleh Hambali, warga tidak mudah menerima paham lain di luar ajaran Shaleh Hambali.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat mengenal Tuan Guru Bengkel sebagai pribadi dengan akhlak yang baik dan ilmu agama yang mumpuni. Mereka berduyun-duyun tidak hanya ingin menuntut ilmu kepadanya, tetapi juga meminta bantuan dalam bentuk lain. Seperti perlindungan dari bala, musibah, dan orang-orang yang bermaksud jahat.

Warga percaya sang tuan guru memiliki sejumlah karomah atau keistimewaan di luar nalar masyarakat umum. Hal ini menyebabkan banyak cerita istimewa Shaleh Hambali yang berkembang di tengah masyarakat. Misalnya peristiwa hujan madu yang konon pernah terjadi di Desa Bengkel.

Hal itu diceritakan oleh Halisussabri sendiri dan dipercaya oleh masyarakat sebagai karomah Tuan Guru Bengkel. Peristiwa unik itu juga diamini oleh Ahmad Zahroni, salah seorang warga Bengkel yang juga menjadi pengajar di madrasah yang berada di Pesantren Darul Qur’an. Percaya atau tidak, warga meyakini pernah ada rintik hujan madu di Bengkel. 

“Tepatnya gerimis, tapi yang turun itu madu,” ungkap Zahroni saat ditemui di arena Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU (Munas dan Konbes NU) pada 23-25 November 2017 di NTB. Pesantren Darul Qur’an merupakan salah satu dari lima pesantren lokasi Munas.

Cerita karomah lainnya ialah, Tuan Guru Bengkel pernah pernah memimpin perang di Irian Barat (sekarang Papua). Di saat para serdadu berperang, TGH Shaleh Hambali hadir sebagai sosok prajurit yang ada di baris depan. Cerita itu konon diriwayatkan oleh Hamid Wijaya, anggota Ansor yang turut berjuang melawan penjajah saat itu.

Sebagian masyarakat tidak mempercayai. Sebab Tuan Guru Bengkel senantiasa berada di NTB. Namun, bagi seorang ulama seperti TGH Shlaeh Hambali, keistimewaan demi keistimewaannya tidak diragukan oleh masyarakat di NTB.

Pernah juga suatu ketika hujan tiba-tiba berhenti ketika TGH Shaleh Hambali hendak ke luar ruangan. Saat itu, ia mendengar kabar adiknya meninggal. Ketika hendak takziah itu, Shaleh Hambali mendapati hujan yang sangat lebat. Namun, saat baru mengeluarkan satu kakinya ke luar pintu, hujan lebat itu seketika berhenti.

Di antara sejumlah karomahnya itu, tentu perjuangan menyebarkan dakwah Aswaja NU di tanah NTB tidak kalah istimewanya. Tuan Guru Bengkel adalah Rais Syuriyah pertama PWNU NTB. Ia pernah mendapati masyarakat berduyun-duyun mengunjungi dirinya karena jiwanya terancam atas kekerasan yang dilakukan G30S/PKI saat itu.

Selain memberikan sejumlah wirid dan doa, TGH Shaleh Hambali juga memberikan perhatian kepada seluruh masyarakat agar mereka menancapkan bendera NU di depan rumahnya masing-masing. Tuan Guru Bengkel menjamin keamanan masyarakat dengan bendera NU tersebut. Warga pun merasakan keamanan dengan bendera NU di depan rumahnya. Ini menunjukkan bahwa TGH Shaleh Hambali juga merupakan jimat masyarakat NTB. (Fathoni Ahmad)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Doa, Sholawat PKB Kab Tegal

Minggu, 18 Februari 2018

NU Gunakan Dakwah Merakyat

Jakarta, PKB Kab Tegal. Penyebaran Islam di Indonesia, tidak lepas dari peran Walisongo. Mereka memahami karakter masyarakat dan tradisi lokal. Pemahaman terhadap karakter dan watak masyarakat, menjadi bahan bagi Walisongo untuk memilih pendekatan dakwah terhadap masyarakat di nusantara.

NU Gunakan Dakwah Merakyat (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Gunakan Dakwah Merakyat (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Gunakan Dakwah Merakyat

“Tradisi masyarakat diangkat untuk Walisongo untuk menyebarkan nilai-nilai keislaman,” ungkap Dr. Zaki Mubarok, ketua LDNU (Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama) di sela kunjungan belasan civitas akademika dari pelbagai kampus di lt.5 Kantor PBNU Jl. Kramat Raya, Rabu (6/6) siang.

Sedikitnya 14 mahasiswi Hubungan Internasional, mengunjungi kantor PBNU. Mereka antara lain berasal dari UI, UGM, dan Universitas Lehigh Amerika Serikat. Kunjungan dimaksudkan dalam rangka mengenal lebih dekat NU. Lewat suara dari dalam NU, mereka terlihat serius mengikuti penjelasan pandangan, gerakan, dan dinamika NU.

PKB Kab Tegal

Mereka disambut oleh sejumlah jajaran PBNU seperti Iqbal Sullam, Sekjen PBNU, Abdul Mun‘im DZ, Wasekjen PBNU,  Zaki Mubarok, Ketua Umum LDNU, dan Nurul Yaqin, Sekretaris LDNU.

Pola dakwah NU yang merakyat, meniru cara dakwah yang dirintis oleh Walisongo. Cara dakwah Walisongo begitu lentur sehingga mudah meresah di benak masyarakat. Tanpa resisitensi yang berarti, masyarakat menerima nilai-nilai luhur Islam yang dibawakan Walisongo.

PKB Kab Tegal

Dengan kelenturan luar biasa, Walisongo menjalani kehidupan seperti keseharian masyarakat setempat. Kedekatan mereka dengan masyarakat, tidak lagi dipertanyakan. Menimbang tanpa jarak antara masyarakat dan Walisongo, keduanya membangun peradaban Nusantara dengan nafas Islam.  Tradisi masyarakat berjalan tanpa saling menegasikan satu sama lain.

Kemasan bahasa dakwah, dikemas serenyah mungkin. Sebaik apapun suatu nilai atau ajaran, agak sulit diserap oleh masyarakat umum. Karenanya, kemasan bahasa menjadi pertimbangan dalam penyampaian dakwah NU, tambah Zaki Mubarok.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis   : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Habib, Aswaja, Pahlawan PKB Kab Tegal

Minggu, 04 Februari 2018

Hadapi MEA, IPPNU Garut Luncurkan Produk Kreatif

Jakarta, PKB Kab Tegal - Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama (IPPNU) Garut menyambut baik kesepakatan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mulai berlaku pada Desember 2015. Kepengurusan pelajar NU Garut ini meresmikan tiga produk di jalan Cimanuk Kelurahan Muara Sanding Kecamatan Garut Kota, Sabtu (30/1).

Mereka mengembangkan tiga usaha kreatif yang dirintis IPPNU Garut sejak 2014 lalu. Tiga produk itu mencakup produk kuliner jajanan khas yang terkenal dengan pelbagai level pedasnya, Seblak Calawak, cemilan, dan juga karangan bunga.

Hadapi MEA, IPPNU Garut Luncurkan Produk Kreatif (Sumber Gambar : Nu Online)
Hadapi MEA, IPPNU Garut Luncurkan Produk Kreatif (Sumber Gambar : Nu Online)

Hadapi MEA, IPPNU Garut Luncurkan Produk Kreatif

Dari segi sajian tampak berbeda dari seblak pada umumnya, variasi kerupuk dengan aneka porsi yang ditawarkan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Setiap harinya Seblak Calawak habis sekira 80 cup ditambah pesan-antar untuk wilayah Garut Kota. Pelanggan dapat juga menjumpai jajanan seblak ini Jalan Cimanuk Kelurahan Muara Sanding.

Penanggung jawab umum usaha kreatif ini Sofa Siti Marwah mengatakan, “Ketiga usaha ini tidak berdiri tanpa hambatan, tetapi karena kekompakan pengurus dan keinginan pengurus IPPNU Garut kuat, usaha ini bisa terwujud sebagai kontribusi kami dalam mengahadapi MEA, dengan kualitas yang terbaik dan siap bersaing dengan negara-negara yang tergabung di dalam MEA.”

PKB Kab Tegal

Produk lainnya Makring Calawak, cemilan ringan yang terdiri atas dua jenis produk, emplod dan keripik jagung. Menurut penanggung jawab produk ini Sella Farijah, keduanya merupakan jajanan khas Garut yang disajikan dengan varian rasa mulai dari Original, Calawak Seuhah, Calawak Ngacay, dan Calawak Jengkang.

PKB Kab Tegal

Usaha ini sehari menghabiskan sekira 100 bungkus dengan pembeli dari beragam kalangan. Untuk membelinya bisa via pesan-antar atau langsung ke alamat yang sama dengan tempat Seblak Calawak.

Sementara produk terakhir karangan bunga yang terbuat dari kedebong pisang. Ketua tim unit usaha ini Siti Rohmah membuat kerajinan berupa variasi bunga seperti bunga mawar, bunga tulip dan berbagai bunga sesuai pesanan pembeli. Umumnya kerajinan ini belum terlalu familiar di kalangan masyarakat, tetapi justru disambut hangat karena dinilai memiliki daya tarik tersendiri.

Meski berbahan dasar kedebong pisang, daya tahannya bisa lebih lama karena dibuat seawet mungkin dengan bahan pendukung lainnya. Dengan demikian, pemesan tidak perlu khawatir cepat rusak jika disimpan sebagai hiasan rumah atau hiasan lainnya dalam waktu lama. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja PKB Kab Tegal

Kamis, 04 Januari 2018

Dai dan Daiyah Ujung Tombak NU

Jakarta, PKB Kab Tegal? . Wakil Ketua Umum PBNU ? H. As’ad Said Ali mengatakan, da’i-da’iyah adalah ujung tombak perjuangan Nahdlatul Ulama. Ia mengatakan hal itu pada penutupan pelatihan keaswajaan dan empat pilar di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya nomor 164, Jakarta Pusat, Ahad (21/7) sore.

Dai dan Daiyah Ujung Tombak NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Dai dan Daiyah Ujung Tombak NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Dai dan Daiyah Ujung Tombak NU

Sebagai ujung tombak, As’ad sebelumnya sudah membekali sekitar 100 da’-dai’yah tentang aliran-aliran keagamaan, sejarah dan gerakan perkembangannya di Indonesia.?

Ia meyakinkan mereka bahwa NU yang sudah didirikan para ulama, kalau dijalankan dengan ikhlas, akan menjadi pahala bagi yang melakukannya.?

PKB Kab Tegal

Memang, tambah dia, perjuangan NU ke depan akan semakin berat, tapi jika dilakukan bersama, akan menjadi ringan.?

PKB Kab Tegal

Pelatihan tersebut digelar Pimpinan Pusat Himpunan Da‘iyah Muslimat NU (PP Hidmat NU) dan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PP LDNU) dimulai sejak Jumat (19/7) siang.

Pelatihan dibuka oleh Ketua PP Hidmat NU Hj Mahfudzoh Ali Ubaid, Ketua PP LDNU Zaki Mubarok. Pelatihan disaksikan langsung oleh Walikota Jakarta Pusat Saepullah yang menyambut baik pelatihan tersebut.

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja PKB Kab Tegal

Senin, 01 Januari 2018

PBNU Imbau Warga Shalat Ghaib untuk KH Idris Marzuki

Jakarta, PKB Kab Tegal. Katib Aam PBNU KH Malik Madani menyatakan ungkapan belasungkawa atas wafatnya pengasuh pesantren Lirboyo Kediri KH Idris Marzuki yang lazim disapa Mbah Idris pada hari ini, Senin (9/6). Kiai Malik meminta segenap warga NU untuk melangsungkan sembahyang ghoib dan mengirimkan surah Al-Fatihah untuk Mbah Idris.

“Mbah Idris ialah salah seorang Mustasyar PBNU. Kemarin kita kehilangan KH Chotib Umar, Jember. Beliau juga Mustasyar. Kita warga NU kehilangan besar atas wafatnya dua kiai ini,” kata Kiai Malik kepada PKB Kab Tegal per telepon, Senin (9/6) siang.

PBNU Imbau Warga Shalat Ghaib untuk KH Idris Marzuki (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Imbau Warga Shalat Ghaib untuk KH Idris Marzuki (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Imbau Warga Shalat Ghaib untuk KH Idris Marzuki

Warga NU di masing-masing tempat selayaknya melakukan sembahyang ghoib, membaca surah Al-Fatihah, dan permohonan magfiroh untuk Kiai Chotib, Mbah Idris, dan Ibu Hj Asmah Sjachruni, imbau Kiai Malik yang pamit menuju tempat duka, Kediri.

PKB Kab Tegal

Warga NU harus mengambil pelajaran dari kehilangan ini. “Karenanya, regenerasi dan kaderisasi menjadi niscaya. Mari kita bacakan surah Al-Fatihah,” pungkas Kiai Malik. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Aswaja, Khutbah, Tokoh PKB Kab Tegal

Rabu, 27 Desember 2017

Ansor dan Banser Bondowoso Tegaskan Komitmen untuk Amalkan dan Amankan Pancasila

Bondowoso, PKB Kab Tegal. Pimpanan Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor dan Satkorcab Banser Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur mengadakan Apel Kesetiaan Lahirnya Pancasila 1 Juni. Apel Kesetian tersebut di ikuti 200 personil Banser dan Pimpinan Cabang (PC)-Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor dilaksanakan dilapangan Sekarputih Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso, Rabu (1/6) pagi.

Ketua GP Ansor Muzammil selalu inspektur Apel Kesetian kepada peserta Apel Kesetian mengatakan syukur alhamdulillah pada kesempatan pada pagi ini, pihaknya bisa melaksanakan momentum yang sangat bersejarah ini yaitu lahirnya Pancasila yang bertepatan tanggal 1 Juni 2016.

Ansor dan Banser Bondowoso Tegaskan Komitmen untuk Amalkan dan Amankan Pancasila (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor dan Banser Bondowoso Tegaskan Komitmen untuk Amalkan dan Amankan Pancasila (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor dan Banser Bondowoso Tegaskan Komitmen untuk Amalkan dan Amankan Pancasila

Muzammil mengatakan, saat ini bertepatan dengan 1Juni seluruh gerakan pemuda Ansor Se-Indonesia melaksanakan kegiatan serentak untuk mengikuti, melaksanakan, dan memperingati lahirnya pancasila.

“Semoga Pancasila bukan hanya kita amalkan, tetapi juga bisa kita jaga bersama-sama dari rongrongan kelompok pemecah belah bangsa,” harapnya.

PKB Kab Tegal

Selain itu, Ketua Kasat Satkorcab Banser Kabupaten Bondowoso Susilo mengatakan, Pancasila ini harga mati yang tidak bisa di tawar lagi. "Siapapun orangnya yang mencoba mengubah atau mengganti Pancasila dan NKRI, maka Banser merupakan garda terdepan untuk selalu menjaganya," tegas Susilo. (Ade Nurwahyudi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Amalan PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Senin, 25 Desember 2017

Cara Gus Dur Menangkal Hoaks

Tokoh Gusdurian Solo, Hussein Syifa berkisah tentang sebuah kebiasaan Gus Dur, yakni jika beliau datang ke Solo, Gus Dur seringkali ngersaake dahar (makan) di rumah makan gudeg langganannya.

Suatu ketika setelah makan di rumah makan tersebut Gus Dur diberitahu salah satu kiai bahwa kata orang-orang, rumah makan tersebut menjual saren (darah ayam yang dibekukan). 

"Matur nuwun (terima kasih) kiai atas informasinya," jawab Gus Dur singkat, tanpa nada menyela maupun mendukung informasi tersebut.

Cara Gus Dur Menangkal Hoaks (Sumber Gambar : Nu Online)
Cara Gus Dur Menangkal Hoaks (Sumber Gambar : Nu Online)

Cara Gus Dur Menangkal Hoaks

Esok harinya sebelum kembali ke Jakarta, Gus Dur meminta untuk sarapan di rumah makan gudeg yang konon menjual saren tersebut. Sesampainya di sana, Gus Dur pun bertemu pemiliknya dan menanyakan perihal info yang masih simpang siur itu.

Nyuwun pangapunten, punapa warung niki nyade saren (mohon maaf, apakah warung ini menjual saren)?" tanya Gus Dur.

"Mboten Gus, lah wonten nopo tho Gus (tidak Gus, memang ada apa ya Gus)?" jawab sang penjual sembari bertanya balik. 

PKB Kab Tegal

"Mboten wonten punopo (tidak apa-apa). Matur nuwun, " kata Gus Dur.

Setelah sang pemilik rumah makan gudeg tersebut masuk kembali ke dalam, Gus Dur pun berkata kepada Hussein Syifa yang ikut menemani di rumah makan tersebut.

"Mas, ini saya sudah tabayun kepada pemilik warung, kalau pemilik warung ini memang ternyata jualan saren, ya berarti yang dosa sang pemilik warung,” tutur Gus Dur.

PKB Kab Tegal

“Kalau panjenengan ke Solo, apa ya datang ke warung ini lagi, Gus?" tanya Hussein penasaran.

"Nggih dilanjut tho mas, wong enak je (Ya dilanjut oh mas, wong enak ini)!” kata Gus Dur, disambut tawa keduanya. (Ajie Najmuddin)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren, Aswaja PKB Kab Tegal

Jumat, 22 Desember 2017

Jelang Dilantik, Dua Banom NU Sumberejo Gelar Lomba

Bojonegoro, PKB Kab Tegal. Menjelang pelantikan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ansor dan Fatayat NU Sumberejo menggelar beberapa perlombaan. Kegiatan untuk menyemarakkan pelantikan itu diselenggarakan di kompleks Lembaga Pendidikan Maarif NU MINU Walisongo Desa Sumuragung Kecamatan Sumberejo Kabupaten Bojonegoro, Ahad (18/9).

Jelang Dilantik, Dua Banom NU Sumberejo Gelar Lomba (Sumber Gambar : Nu Online)
Jelang Dilantik, Dua Banom NU Sumberejo Gelar Lomba (Sumber Gambar : Nu Online)

Jelang Dilantik, Dua Banom NU Sumberejo Gelar Lomba

"Lomba ini diadakan dalam rangka pelantikan bersama PAC Ansor dan Fatayat pada 25 September," kata Sekretaris Panitia Ahsanul Amilin kepada PKB Kab Tegal.

Beberapa perlombaan yang diadakan diantaranya lomba paduan suara, dai atau daiah, baca puisi dan kreasi hijab syari ala Aswaja.

PKB Kab Tegal

Dijelaskan, perlombaan dai atau daiah diikuti peserta se-Kabupaten Bojonegoro dengan dewan juri diambil dari profesional dan panitia, termasuk dewan juri lomba baca puisi dan kreasi hijab syari ala Aswaja. "Tetapi untuk lomba kreasi hijab syari ala aswaja, peserta membludak dari perkiraan. Yang diperkirakan hanya 50an peserta tapi bertambah sampai 90 peserta," jelasnya.

Sementara itu untuk lomba paduan suara atau mars Fatayat, hymne fatayat dan lagu wajib nasional terbaru Subhanul Wathonkarya KH Wahab Chasbulloh. Lomba tersebut melibatkan ratusan peserta karena diikuti semua Ranting Fatayat NU se-Kecamatam Sumberejo.

PKB Kab Tegal

"Para peserta berdandan busana resmi Fatayat hijau-hijau. Masing-masing ranting berkelompok atau beregu, satu regu terdiri dari 10 sampai15 orang," ungkap Amilin sapaan akrabnya.

Ditambahkan, dari hasil tersebut untuk lomba dai juara satu diraih Hanum Faizah Rahma dari santri siaga pondok pesantren at tanwir, berikutnya Allayya Ayu Nikmatul F menjadi juara kedua dari Talun Sumberejo dan Lilik Nur Indah Sari dari Tulungagung Sumberejo sebagai juara ketiga. Sedangkan pemenang lomba puisi juara satu diraih Lilik Nur Indahsari dari Tulungrejo, juara kedua Benang Sari siswi SMK Semenpinggir Kapas dan juara ketiganya diraih Reza Ali Widiawati dari Kayulemah.

Sementara itu untuk pemenang lomba kreasi hijab, juara satu dimenangkan Ranting Pekuwon I, juara duanya Ranting Margoagung dan juara ketiganya dimenangkan santri siaga Pondok pesantren At Tanwir Talun. Untuk lomba kreasi hijab diikuti berkelompok terdiri dari tiga orang. "Hadiah lomba diserahkan saat pelantikan di balai kecamatan sumberejo," imbuhnya.

Saat pelantikan nanti akan dirangkai dengan dialog kepemudaan bertema Bangkit bersama Ansor dan fatayat NU Sumberrejo. Rencanaya akan dihadiri narasumber ketua DPRD Mitroatin, Wakil Ketua DPRD Sunjani dan mantan Ketua Ansor Khisbullah. (M. Yazid/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Sunnah PKB Kab Tegal

Senin, 11 Desember 2017

Pekan Depan, Muktamar Ke-33 NU Diluncurkan di Surabaya

Jakarta, PKB Kab Tegal. Muktamar Ke-33 NU secara resmi diluncurkan hari Sabtu pada 14 Maret di Surabaya. Peluncuran muktamar pekan depan itu sekaligus mengawali rangkaian agenda-agenda pra-muktamar NU yang akan diadakan di sejumlah daerah.

Pekan Depan, Muktamar Ke-33 NU Diluncurkan di Surabaya (Sumber Gambar : Nu Online)
Pekan Depan, Muktamar Ke-33 NU Diluncurkan di Surabaya (Sumber Gambar : Nu Online)

Pekan Depan, Muktamar Ke-33 NU Diluncurkan di Surabaya

“Panitia pusat dan panitia lokal setuju meluncurkan Muktamar Ke-33 NU pada pekan depan di Surabaya,” ujar Ketua panitia Muktamar Ke-33 NU H Imam Aziz di Jakarta, Jumat (6/3) sore.

Peluncuran ini sekaligus menyempurnakan persiapan panitia dan kesiapan lokasi muktamar di empat pesantren di Jombang. Panitia juga sudah membuat jadwal diskusi pemantapan materi yang akan dibahas di forum muktamar.

PKB Kab Tegal

“Alhamdulillah, dewan juri sayembara logo Muktamar Ke-33 NU sudah muttafaq alaih menyeleksi 349 logo yang masuk ke meja panitia. Mereka lalu menetapkan sebuah logo karya Zamzami Almakki yang dinilai mewakili semangat muktamar NU kali ini,” kata H Imam yang menyebut H Slamet sebagai anggota dewan juri sayembara logo muktamar NU. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Aswaja PKB Kab Tegal

Rabu, 06 Desember 2017

KBNU dan Baznas Tangerang Santuni 50 Mualaf

Tangerang, PKB Kab Tegal. Sedikitnya 50 orang mualaf yang ada di Kabupaten Tangerang, Banten mendapat santunan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) setempat. Kegiatan yang terselenggara atas kerjasama Keluarga Besar NU dan Baznas Tangerang itu digelar di Kantor MWCNU Pasarkemis, Ahad (19/6).

Siti Bilqis Rochmi salah seorang panitia menyampaikan apresiasi atas kegiatan santunan ini karena menurutnya kalangan mualaf jarang tersentuh padahal mualaf merupakan satu dari delapan golongan yang berhak menerima zakat.

"Mudah-mudahan dengan pembagian ini akan lebih meningkatkan kepedulian kita terhadap mualaf yang memang masih sangat butuh pembinaan dan perhatian"Tandas mahasiswa Pascasarjana STAINU Jakarta itu

KBNU dan Baznas Tangerang Santuni 50 Mualaf (Sumber Gambar : Nu Online)
KBNU dan Baznas Tangerang Santuni 50 Mualaf (Sumber Gambar : Nu Online)

KBNU dan Baznas Tangerang Santuni 50 Mualaf

Ketua PAC Muslimat Pasarkemis ini menambahkan, para mualaf merasa terlihat bahagia atas kegiatan ini karena mereka bisa merasakan banyak saudara sehingga diharapkan bisa semakin menguatkan keyakinannya kepada ajaran Islam.

"Mbak Nyoman misalnya, beliau merasa senang dengan kegiatan ini, bukan masalah materinya, tapi kepeduliannya sehingga beliau merasa punya banyak saudara," tambahnya.

Rencananya, kata dia, kegiatan santunan ini akan terus dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan tali silaturahim dan ukhuwah islamiyah khususnya bagi kalangan muallaf.

PKB Kab Tegal

Dalam kegiatan ini turut hadir Ketua Baznas Kabupaten Tangerang, KH Afif Afifi, Ketua PCNU Tangerang KH Encep Sobandi, jajaran pejabat Muspika Pasarkemis dan beberapa Ketua Banom yang ada di lingkungan PCNU setempat.

PKB Kab Tegal

Setelah kegiatan santunan, pihak panitia bergerak ke tepi jalan raya untuk membagikan makanan tajil kepada para pengendara yang melewati lokasi kegiatan. (Aiz Luthfi/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Pertandingan, Syariah PKB Kab Tegal

PB PMII Lakukan Koordinasi dengan Menag Jelang Pertemuan Mahasiswa Sedunia

Jakarta, PKB Kab Tegal. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, Kementerian Agama siap bekerja sama dengan berbagai elemen anak bangsa dalam mengampanyekan deradikalisasi atau menangkal radikalisme, termasuk dengan organ kemahasiswaan.

“Kemenag siap bekerja sama dengan PMII, IMM, HMI dan lain sebagainya, untuk kampanye tentang deradikalisasi, khususnya di kalangan mahasiswa, santri dan pelajar,” terang Menag saat menerima para Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) di Ruang Kerja Menag, Jakarta, Rabu (18/05) siang. Menag melihat, ada beberapa program yang bisa disinergikan, antara lain: kursus pemahaman kebangsaan dan pendidikan multikultural.

PB PMII Lakukan Koordinasi dengan Menag Jelang Pertemuan Mahasiswa Sedunia (Sumber Gambar : Nu Online)
PB PMII Lakukan Koordinasi dengan Menag Jelang Pertemuan Mahasiswa Sedunia (Sumber Gambar : Nu Online)

PB PMII Lakukan Koordinasi dengan Menag Jelang Pertemuan Mahasiswa Sedunia

Seperti dilansir situs kemenag.go.id, PB PMII berkunjung ke kantor Menag dalam rangka membahas agenda pertemuan mahasiswa sedunia. Hadir dalam kesempatan ini, Ketua Umum PB PMII  Aminuddin Ma’ruf, Sekjen L Sa’adullah, Bendahara Umum AR Hasibuan, dan beberapa pengurus harian lainnya. 

Kepada Menag, mereka menyamaikan bahwa akan menggandeng beberapa organ ekstra lainnya, seperti HMI, IMM, HIKMAH BUDHI, KMHDI, PII, GMNI, GMKI, PMKRI dan lain sebagainya untuk ikut serta dalam penyelenggaraan pertemuan akbar itu.

PKB Kab Tegal

“PMII kini mempunyai 553 komisariat, 228 cabang dan 24 korcab. Beberapa provinsi disatukan korcabnya seperti Papua dan Papua Barat, Maluku Utara dan Gorontalo, Jateng dan DIY, Jatim dan Bali untuk mempermudah koordinasi dan kaderisasi,” terang Aminuddin. 

Kepada Menag, Amin menyatakan bahwa PMII siap bersinergi untuk kampanye deradikalisasi. “Di kampus-kampus yang PMII-nya mayoritas, Insyaallah paham radikalismenya rendah,” imbuh Amin.

Didampingi Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam M. Isom Yusqi dan Plt. Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Mukhlis M Hanafi, Menag berharap PMII ikut serta dalam memberdayakan Rohis di sekolah dalam kampanye deradikalisasi dan pengkaderan. “Litbang kita mempunyai bahan yang bisa dikaji tentang deradikalisasi Islam,” tutur Menag. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Tokoh, Aswaja, Berita PKB Kab Tegal

Senin, 20 November 2017

Cegah Radikalisme Harus Ada Bekal Antisipatif

Jombang, PKB Kab Tegal. Radikalisme, hingga kini menjadi perhatian penting bagi warga nahdliyin dalam mengantisipasi massifnya ideologi gerakan tersebut terhadap lapisan umat di tanah air Indonesia ini.

Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, KH Isrofil Amar menegaskan bahwa untuk mencegah radikalisme terlebih dahulu harus menganalisa kelemahan serta kelebihan paham tersebut. "Warga NU tak boleh tergesa-gesa dalam mengantisipasi gerakan itu, namun harus memahami terlebih dahulu apa paham radikal dan bagaimana pengaruh paham radikal itu kepada masyarakat," katanya kepada PKB Kab Tegal saat ditemui di kediamannya, Kamis (15/9/2016).

Cegah Radikalisme Harus Ada Bekal Antisipatif (Sumber Gambar : Nu Online)
Cegah Radikalisme Harus Ada Bekal Antisipatif (Sumber Gambar : Nu Online)

Cegah Radikalisme Harus Ada Bekal Antisipatif

Sikap demikian menurut Kiai Isrofil akan lebih tepat sasaran daripada harus tergesa-gesa menyikapi gerakan tersebut tanpa ada bekal khusus dalam merumuskan sikap penolakan atau antisipatif makarnya radikalisme. "Masyarakat harus diajak pro aktif dan satu pemahaman tentang bahaya radikalisme kepada bangsa dan negara," ujar dia.

Penting juga mengetahui sejumlah tokoh paham radikal. Hal ini untuk lebih mewaspadai berbagai pola atau cara mereka dalam mengintervensi masyarakat. "Kalau sudah tahu maka otomatis mengetahui persamaan dan perbedaannya, juga berbagai pola yang diterapkan," lanjutnya.

Salah seorang dosen Unipdu itu menambahkan, setelah masyarakat sudah mengetahui berbagai pola, sejumlah tokoh, juga keunggulan paham radikal itu, maka perlu dipahamkan tentang akidah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) an-Nahdliyah. "Kita isi dengan akidah Aswaja, akidah itu tidak hanya ibadah namun juga muamalah dan akhlak, selama ini yang kita pelajari tentang akidah hanya dari sisi ubudiayah saja," tuturnya.

PKB Kab Tegal

Namun demikian perbandingan paham itu hendaknya juga diartikan sebagai media untuk membangun kekuatan di tubuh NU, baik secara struktural juga sisi kulturalnya. "Tapi perbandingan aliran itu perlu untuk kita, agar NU lebih kuat, orang NU harus tahu aliran-aliran yang lain," tandasnya. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Aswaja PKB Kab Tegal

Kamis, 16 November 2017

PBNU Tindaklanjuti Hasil Munas-Konbes NU 2012

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tengah menindaklanjuti berbagai keputusan Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2012 yang digelar di Cirebon pada pertengahan September lalu. Proses tindak lanjut akan melibatkan tim khusus.?

Hal ini tampak dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah di kantor PBNU, Rabu (7/11), yang dihadiri Rais Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudh, Wakil Rais Aam PBNU KH A Mustofa Bisri, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, dan Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali.

PBNU Tindaklanjuti Hasil Munas-Konbes NU 2012 (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Tindaklanjuti Hasil Munas-Konbes NU 2012 (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Tindaklanjuti Hasil Munas-Konbes NU 2012

Menurut Sekretaris Jendral PBNU Marsudi Syuhud, pihaknya telah membentuk tim khusus untuk merealisasikan sejumlah rekomendasi Munas, terutama menyangkut revisi undang-undang (UU) dan rancangan undang-undang (RUU).

Tim khusus yang dipimpin Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas’udi dan Ketua PBNU Prof Maksum ini akan bekerja hingga ke tingkat uji materi di Mahkamah Konstitusi (MK). Munas NU menemukan banyak pasal dalam UU ataupun RUU yang tak sejiwa dengan Khittah Indonesia 1945.?

Rencananya, PBNU juga akan proaktif menyosialisasikan hasil Munas NU kepada masyarakat luas, termasuk parakader NU yang tersebar di beragam posisi. “Kader-kader NU yang di partai, professional, akademisi, birokrat,” tambah Wakil Ketua Umum PBNU.?

PKB Kab Tegal

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Aswaja, Lomba, Berita PKB Kab Tegal

Kamis, 09 November 2017

KH Sya’roni Ahmadi, Nasihatnya Selalu Dinantikan Warga

KH Sya’roni Ahmadi dari Kudus, namanya tidak asing bagi warga Nahdliyin. Ia merupakan salah satu kiai sepuh yang multitalent. Nasihat-nasihatnya selalu diterima berbagai lapisan masyarakat baik dari kalangan NU maupun di luar NU.

Di samping kemampuan kiai yang menjadi murid sekaligus besan KH Arwani Amin ini di bidang spiritual dan intelektual, ia juga dianggap selalu tepat dalam bersikap, maka produk fatwa-fatwanya bisa tampil moderat.

“Mbah Kiai Sya’roni itu saat baca sab’ah bagai qori’ yang tak ada duanya, saat menjelaskan tafsir, seperti mufassir yang ilmunya seluas lautan, begitu pula saat Beliau bicara fiqih, falak dan lain sebagainya, namun yang juga patut diperhatikan bahwa beliau tidak pernah berperilaku kontroversial, maka ia diterima siapa saja,” ungkap KH. M. Shofy Al Mubarok Baedlowie, pengasuh pesantren Sirojuth Tholibin Brabo, Grobogan Jawa Tengah.

Lebih lanjut, kiai muda ini menjelaskan bahwa salah satu mustasyar PBNU yang berasal dari kota kretek itu merupakan sosok yang tidak terjun secara struktural dalam kancah politik praktis. Ini merupakan elemen penting? yang patut dipertimbangkan secara matang bagi public figur sekelas Kiai Sya’roni untuk masuk sebagai Ahlul Halli wal Aqdi.

KH Sya’roni Ahmadi, Nasihatnya Selalu Dinantikan Warga (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Sya’roni Ahmadi, Nasihatnya Selalu Dinantikan Warga (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Sya’roni Ahmadi, Nasihatnya Selalu Dinantikan Warga

“Mbah Sya’roni itu piantun (orang) yang lepas dari agenda kepentingan politik praktis. Politik yang dipakai beliau adalah politik kemasyarakatan dan kerakyatan, jadi Beliau bisa mengayomi serta diterima semua pihak,” imbuhnya

Dalam hal bernegara, ulama kharismatik ini termasuk orang yang bersuara lantang menyuarakan pentingnya nasionalisme bagi warga NU. Hal ini bisa dilihat dalam berbagai orasi ceramahnya di berbagai tempat.

PKB Kab Tegal

"NU harus membela NKRI selamanya. Jika tidak, ? NU bisa dikatakan sebagai pengkhianat terhadap resolusi jihad," contoh kata tegas Kiai Sya’roni saat menyampaikan mauidzoh hasanah dalam acara grand launching Kartu Tanda Anggota (Kartanu) di Kudus beberapa waktu lalu. (Ahmad Mundzir/Anam)

?

Foto: KH Syaroni Ahmadi saat bersama Habib Syech

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Syariah, Aswaja, Kiai PKB Kab Tegal

Minggu, 05 November 2017

Wakil PBB Nilai Situasi Irak “Tetap Mengerikan”

New York, PKB Kab Tegal. Situasi di Irak "sangat berat" tapi bukan berarti tak bisa diselesaikan, meskipun bentrokan sektarian terus berkecamuk di negeri itu, kata seorang utusan PBB untuk Irak di Markas PBB, New York.

Wakil PBB Nilai Situasi Irak “Tetap Mengerikan” (Sumber Gambar : Nu Online)
Wakil PBB Nilai Situasi Irak “Tetap Mengerikan” (Sumber Gambar : Nu Online)

Wakil PBB Nilai Situasi Irak “Tetap Mengerikan”

Meskipun situasi kemanusiaan "tetap mengerikan", Nickolai Mladenov --Wakil Khusus Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk Irak, mengatakan kepada wartawan melalui konferensi jarak jauh dari Baghdad, "Irak dapat diselamatkan dan negeri tersebut dapat dipersatukan."

Ia menggantungkan harapannya pada anggota parlemen baru pada 1 Juli, setelah pemungutan suara pada 3 April. 

PKB Kab Tegal

"Ini adalah langkah yang mendapat mandat undang-undang dasar dalam proses politik di Irak," kata Mladenov, sebagaimana dikutip Xinhua. "Jadi kami harap keadaan akan terurai secepatnya setelah 1 Juli."

Ia mengatakan Misi Bantuan PBB di Irak (UNAMI), yang ia pimpin, telah "bekerja dengan sangat keras dengan wakil dari semua partai politik" untuk mewujudkan itu. Ia menambahkan wakil PBB menyadari bahwa "itu bukan urusan biasa lagi".

PKB Kab Tegal

"Ada kesepakatan umum di seluruh dewan bahwa pemerintah mendatang mencakup wakil mendasar seluruh masyarakat Irak dan itu harus dipimpin oleh satu tim orang yang mampu untuk dengan cepat mengatasi tantangan ... serta mempersatukan bermacam masyarakat," kata Mladenov. "Apa susunan pemerintah nantinya terserah keputusan wakil yang dipilih secara demokratis di negeri ini."

Pemerintah saat ini, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Nouri Al-Maliki, telah dikecam karena terlalu pro-Syiah, sehingga melahirkan dukungan buat kelompok pro-Sunni --Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang saat ini merebut banyak wilayah Irak dan mengancam Ibu Kota negeri tersebut, Baghdad.

Namun Mladenov mengatakan meskipun ia menduga ISIS takkan menyerang ibu kota Irak, "pendapat yang ada ialah mereka berusaha mengucilkan Baghdad". Ia mengatakan ada banyak personel militer di kota tersebut untuk mempertahankannya. (antara/mukafi niam)

Foto: Reuters

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Halaqoh PKB Kab Tegal

Rabu, 01 November 2017

LD PBNU Tingkatkan Kapasitas Mental-Spiritual Para Da’i di Sultra

Kendari, PKB Kab Tegal. Penting untuk mengembangkan pemahaman yang komprehensif bahwa perbedaan adalah suatu keniscayaan. Karena itu bangsa Indonesia harus bijak menyikapi perbedaan tersebut. Sebagai da’i, kita harus menampilkan dakwah yang rahmatan lil alamin.

LD PBNU Tingkatkan Kapasitas Mental-Spiritual Para Da’i di Sultra (Sumber Gambar : Nu Online)
LD PBNU Tingkatkan Kapasitas Mental-Spiritual Para Da’i di Sultra (Sumber Gambar : Nu Online)

LD PBNU Tingkatkan Kapasitas Mental-Spiritual Para Da’i di Sultra

Demikian disampaikan oleh Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU (LD PBNU), H Nurul Yakin Ishaq dalam kegiatan ‘Pelatihan Peningkatan Kapasitas Mental Spiritual Rohaniawan’ yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) di Kota Kendari, Selasa-Kamis (17-19/11). 

Yakin menegaskan, pelatihan seperti ini perlu diteruskan dan ditingkatkan untuk mengader dai-dai yang memiliki wawasan keagamaan dan kebangsaan yang memadai sehingga dakwah yang disampaikan adalah dakwah yang menyejukkan, bukan yang menakutkan, dakwah yang menyenangkan bukan yang menegangkan, dakwah yang ramah bukan yang penuh amarah. 

PKB Kab Tegal

“Menegakkan amar maruf dengan maruf dan menjalankan nahi munkar juga dengan cara maruf,” jelas Yakin melalui rilisnya.

PKB Kab Tegal

Kegiatan ini merupakan kelanjutan kerjasama antara Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan Lembaga Dakwah PBNU. Pelatihan ini diikuti sekitar 40 orang dai trans dari berbagai Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) di Provinsi Sulawesi Tenggara. 

Hadir juga sebagai narasumber H Masrukhin (Wakil Ketua LD-PBNU). Sementara dari Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi hadir Direktur Pengembangan Sosial Budaya Ir Arif Pribadi, beserta jajarannya H Haryono, dan Hj Arumdati (Kasubdit). Sementara dari Sultra hadir Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Drs Armunanto. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Halaqoh, Aswaja PKB Kab Tegal

Jumat, 27 Oktober 2017

Catatan Perjalanan Mahasiswa STAINU di Maroko

Rabat, PKB Kab Tegal. Bisa dibilang Maroko termasuk negara yang memiliki peradaban besar dalam sejarah perkembangan Islam di blantika Arab. Banyak ulama-ulama berpengaruh dunia yang muncul dari sana, sebut saja seperti Ibn Rusd, Ibn Khaldun, Ibn al Arabi, Ibn Batuta, Ibn Tofail, dan lain sebagainya. Maka menjadi suatu keharusan ketika berada di Maroko untuk sekedar “sowan dan ngalap berkah” terhadap ulama-ulama di negeri tersebut.

Catatan Perjalanan Mahasiswa STAINU di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)
Catatan Perjalanan Mahasiswa STAINU di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)

Catatan Perjalanan Mahasiswa STAINU di Maroko

Alhamdulillah kami mahasiswa STAINU Jakarta yang sedang mengkuti program pendalaman bahasa Arab kelas internasional di Maroko telah mengadakan rihlah spiritual dan ilmiah ke beberapa tempat bersejarah di Maroko yang berada di kota Meknes dan Fes. Salah satu alasan pememilihan dua kota ini karna terkenal dengan kota peradaban dan ilmiah yang banyak mencetak ulama-ulama besar sejak puluhan abad silam semisal Ibn Rusd, Ibn al Arabi, Ibnu Khaldun, Ibn Asyir, Syekh as Sonhaji.

Selain itu terkenal juga dengan keasrian alamnya yang bisa dinikmati sepanjang perjalanan menuju lokasi, mulai dari pemandangan yang sejuk di penuhi dengan hijau-hijauan pohon zaitun dan rumman (delima), sumber mata air bening nan jernih yang mengalir di sela-sela perkotaan dan tidak ketinggalan benteng-benteng coklat keabuan yang tinggi memanjang yang menjadi khas Maroko sehingga negeri ini akrab di sapa dengan “Negeri Seribu Benteng”. 

PKB Kab Tegal

Bermula dari seringnya mendengar nama-nama para tokoh terkenal dengan kemampuan spiritual-intelektualnya dalam beberapa diskusi ilmiah yang kami ikuti, yang ternyata banyak diantaranya berasal dari kota Fes. Tentu akan menjadi hal yang sangat nggregeti saat berada di Maroko tetapi tidak menyempatkan berkunjung ke tempat bersejarah tersebut. Niatan ingin kunjungan langsung ke tempat, menyaksikan dengan mata telanjang, serta ingin menjadikan kenangan terindah selama perkelanaan asing kami di bumi senja. 

Setelah mendiskusikan tentang rencana rihlah ini dengan teman-teman STAINU (Salaf Maroko) kami sepakat, dengan dibantu senior yang sudah lama di Maroko dan senantiasa membantu dari awal keberadaan di Maroko. Mereka membantu pengurusan dan penyewaan bus rihlah, penunjukkan jalan dan hal-hal penting lainnya maka rihlahpun bisa di berlangsungkan pada hari Sabtu 08/09/12 M yang diikuti sekitar 40 orang.

PKB Kab Tegal

Selain dari mahasiswa STAINU yang berjumlah 21 orang di Kenitra, ada juga dari beberapa mahasiswa luar kota Kenitra seperti Rabat, Fes dan Tangier yang ikut berpartisipasi dalam rihlah kami ini. 

Pada sekitar jam 10:00 BMT pak sopir mulai menancap gas meluncur ke dua kota tertuju dengan di mulai dari kota Meknes yang berada sebelum kota Fes sebagai penghujung rihlah ini. Perjalanan yang menegangkan penuh dengan jutaan tanya dan penasaran beraduk dengan rasa senang dan girang dalam benak kami membuat kami terefleksi untuk selalu melafadzkan subhanallah dalam lisan sepanjang perjalanan. Di tangah-tengah roda berputar dalam bus pariwisata berkapasitas 50 penumpang kami bisa menyaksikan bebarapa pemandangan kota di sepanjang jalan mulai dari kota Sidi Sulaiman, Sidi Qosim sebelum akhirnya sampai di tempat tujuan. 

Gurun luas  di pagari bukit-bukit bertitik hijau dengan pohon zaitun-nya dan bertitik putih dengan domba-domba gurun yang ikhlas dengan memakan rumput kering di gembalaanya menarik pikiran kami untuk mengakui kebesaran Allah dalam ciptaannya. Tak kalah menariknya saat kita dikejutkan dengan warna biru pekat di tengah warna gurun yang membuat mata ini layu melihatnya tiba-tiba menjadi segar dengan sebuah pemandangan danau dengan warna biru bening bak langit tak berawan, seakan mencerminkan langit dari dataran bumi yang gersang, menarik semua bola mata para penumpang untuk mengarah kesana, yang tentunya itu menarik hikmah tersndiri bagi yang mau bertafakkur akan keagungan ciptaan Allah. 

Alhamdulillah setelah kira-kira dua jam kita merintangi selat perbukitan panjang dan luas, setelah begitu lamanya kami memanjakan tatapan kita pada alam sekitar akhirnya sampai pada tujuan pertama dalam rihlah ini yaitu Volubilis atau dengan bahasa orang Marokonya Oualili. Kami bisa menyaksikan reruntuhan dan puing-puing bersejarah di lihat dari sisa-sisa reruntuhan bangunan yang tentunya sangat megah pada zamannya. sebut saja di antaranya Basilica, Capitol dll. Volubilis adalah salah satu peninggalan kerajaan Romawi yang dalam penelitian arkeolog kerajaan ini berdiri tiga abad sebelum masehi dalam kepemimpinan raja Youba II. Hal ini bisa di lihat dari bekas-bekas ukiran dan tulisan yang penuh dengan ciri dan kreasi yang sangat khas di papan-papan batu marmar yang sangat kokoh selama berabad-abad hingga bisa bertahan saat ini, yang dalam penelitian di ambil dari perbatuan gunung Zarhoun. Volubilis adalah tempat kuno bersejarah yang berada di belahan barat kota Zarhoun Maulay Idris, sekitar 40 KM dari kota Meknes.

Setelah cukup kami nikmati alam Volubilis, kami pun bergegas menuju rute rihlah berikutnya yaitu Dloreh Maulay Idris I yang berada di perbukitan yang tidak jauh dari Volubilis. Dloreh adalah berarti makam, sapaan untuk makam orang mulia dalam literatur bahasa Arab. Sangat layak dengan nama ini karena sosok yang kami kunjungi adalah pemuka dan penyebar agama Islam di maghribi, sebutan untuk Maroko, yang juga masih titisan darah suci baginda Rasulullah SAW (baca: ahlul bait). Beliau adalah sosok pejuang dari Masyrieq yang mempunyai saham besar dalam islamisasi di Maroko. Karna beliau-lah sebagai pendiri daulah Adarisah 788 M sebagai dinasti pertama di Maroko atas pembaiatan suku amazig yang ada di Oualili Zarhoun dan yang meresmikan kota Fes lama "Madinah baliah/ atiqoh" sebagai ibu kota pertama Maroko sebelum ibu kota Rabat.

Tempat yang sangat padat dengan pengunjung ini rupanya tidak di sia-siakan oleh para pebisnis. Kami pun disambut dengan  beraneka ragam pernak-pernik khas Maroko terlebih lilin dengan khas bentuk dan baunya yang harum hingga membuat kami bertanya-tanya dalam hati apa maksud dan tujuan tersebut. Kami beserta rombongan memasuki kawasan Dloreh yang bersebelahan dengan masjid. Dan setelah mengadakan pendekatan spiritual,kami pun menuju kunjungan berikutnya yaitu kota Fes sebagai kota terakhir dalam rute perjalanan kami. 

Dalam perjalanan kami di sambut dengan barisan pohon zaitun yang tertata rapi di sepanjang jalan memasuki kota Fes, seakan lambaian pohon-pohon itu adalah salam penghormatan bagi pengunjung kota tersebut. dalam benak kami, berdasarkan berbagai info yang kami dapat dari internet, Fes itu adalah surga dunia yang juga mempunyai 8 pintu layaknya surga di akhirat dan Fes selain unggul dari sisi ilmiahnya, juga di perkaya dengan kekayaan sumber alam, terlihat dari wana hijau yang menyelimuti kota fes di perbukitan serta bebarapa sumber mata air yang jernih dan sungai-sungai yang berada di sela-sela keramaian kota dan tentunya yang paling unik adalah motif ukirannya jauh lebih padat dan memikat dari ukiran Maroko secara umum. Dan info yang kami dapat tersebut tenyata cukup valid setelah kami bisa mebuktikan secara faktual bahwa Fes itu memang tidak jauh dari sanjungan seperti di atas. Kami menyaksikan pagar benteng yang tinggi dan panjang luar biasa saat pertama kali kami memasuki kota Fes. 

Setelah  rombongan tiba di lokasi kira-kira jam 04:00 GMT, sebagai pembukaan ziarah, kami segera menuju Dloreh Ibnu Al Aroby Al-Maafirie (468 H-543 H) salah satu ulama terkemuka pada zamannya. Ulama yang memiliki gelar Al Hafidz ini berasal dari penduduk Isybilia (Baca: Sevilla), Ibu kota Andalus yang berada di arah timur negara Spanyol. saat melakukan perantauan di masyriq, beliau berjumpa dengan bebarapa ulama terkenal di Baghdad, Damascus, Kufah dan Makkah, dan beliau sempat berguru kepada Abu Hamid Al Ghazali dan Abu Bakar Al Fihri. Setelah itu beliau melanjutkan rihlahnya ke Alexandria. Di tengah-tengah kepulangan beliau menuju Andalus, sempat juga berguru kepada Abu Bakar at Thurtusyie. Seteah banyak menimba ilmu dari Masyriq akhirnya beliau kembali tanah kelahiran menyebarkan pengtahuannya dengan Maroko menjadi ladang dakwahnya sampai beliau di Maroko tepatnya di kota Fes. 

Ada hal menarik saat kami ziarah ke Dloreh beliau yaitu kami bisa berjumpa dengan salah satu keturunan syekh Ibnu Al Aroby, seorang ibu yang setia mendoakan para peziaroh.Satu lagi yang menarik yaitu di tengah-tengah kita membaca tahlil dan surat-suratan dari ayat suci al-Quran, kepala kami disirami semacam air wangi dari botol khas Arab yang sempat sedikit mengganggu ke-khusyuan kami karna cukup menggagetkan. Setelah kami didoakan secara ikhlas oleh seorang ibu yang juga keturunan beliau tersebut, kami melanjutkan perjalanan rihlah menuju pasar tradisional Fes di kota lama. Kami mulai memusatkan pembelanjaan dengan membeli oleh-oleh untuk keluarga, saudara, dll, mumpung berada di kota Fes yang di kenal dengan berbagai jenis pernak pernik termasuk pakaian yang serba kulit dengan kualitas nomor satu yang layak dikoleksi. 

Setelah selesai berbelanja di pasar kami menuju masjid Al Qurawiyyin. Masjid ini merupakan masjid tertua dan bersejarah di dunia yang di bangun atas dana seorang perempuan yang menginfaq-kan semua hartanya  bernama Fathimah Al Fihriyyah. Dibangun pada tahun 245 H/ 859 M. Di Masjid ini kami melakukan sholat berjamaah sembari istirahat sejenak setelah cukup lelah mengelilingi pasar yang bergang-gang, panjang dan bercabang-cabang. setelah hati sudah mulai sejuk setelah melepas tanggung jawab sebagai orang Islam di masjid megah ini, kami kembali menyejukkan hati dengan berziarah ke Dloreh Sidi Ahmad At Tijani (1737 M - 1815 M) pendiri thoriqoh Tijaniah yang saat ini berkembang cukup pesat di Indonesia. 

Setelah cukup kami bernostalgia dengan Syekh At Tijani, kami pun harus meninggalkan kota surga ini menuju rumah kontrakan kami di Kenitra. Akhirnya kami kembali pulang menuju Kenitra setelah jam menunjukkan 09:00 GMT dengan lama perjalanan sekitar tiga jam. Semoga ini bukan perjumpaan terakhir kami dengan kota paling bersejarah ini, dan semoga Fes yang katanya surga dunia tersebut menjadi awal dan doa untuk kelak kita di akhirat menuju surga yang haqiqi nan abadi yang ma la ainun roat wala udzunun samiat wala khotoro ala qolbi basyar. Amin...

* Di tulis oleh tim kreatif Mahasiswa kelas internasional STAINU di Maroko atau yang menyebutkan dirinya dengan “Salaf Maroko”  



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja PKB Kab Tegal

Kamis, 26 Oktober 2017

Mayoran: Ajaran Rasulullah Satu Nampan Banyak Tangan

Mayoran adalah istilah yang digunakan oleh para santri untuk menunjukkan satu kegiatan makan bersama-sama dalam satu wadah besar. Wadah itu bisa berupa pelepah daun pisang (seperti gambar di atas) bisa juga dengan nampan atau baki. Nampan atau baki merupakan salah satu wadah yang biasa digunakan untuk menyajikan makanan atau minuman, biasanya terbuat dari kayu, plastik, logam, atau bahan lainnya. Adapun bentuknya bisa bulat, atau persegi. Jika persegi kadang ada yang bertelinga di sisi kanan dan kiri sebagai pegangan tangan. Sebagian masyarakat menyebut nampan sebagai talam, dulang atau tapsi. Karena itulah mayoran di sebagian pesantren disebut dengan istilah nampanan atau tapsinan. Yakni makan bersama-sama dengan satu nampan atau tapsi sebagai piring besarnya.

Pada dasarnya mayoran merupakan ekspresi rasa syukur kepada Allah atas nikmatnya yang tidak pernah putus. Mayoran oleh para santri adalah momen spesial yang sengaja diadakan untuk merayakan sebuah keberhasilan. Seperti ketika khatam dari satu pengajian kitab tertentu, atau hatam Al-Quran, atau lulus ujian kitab, atau sekedar bersyukur atas nikmat sehat dan berkumpul bersama sahabat dan teman-teman. Tentang menu masakan sangatlah fariatif, tergantung kesepakatan bersama. Tidak harus mewah, tetapi tidak boleh meninggalkan sambel yang pedas dan harus disajikan dalam keadaan panas.

Mayoran: Ajaran Rasulullah Satu Nampan Banyak Tangan (Sumber Gambar : Nu Online)
Mayoran: Ajaran Rasulullah Satu Nampan Banyak Tangan (Sumber Gambar : Nu Online)

Mayoran: Ajaran Rasulullah Satu Nampan Banyak Tangan

Konsep makan bersama dalam satu piring besar ini tidak hanya ada di pesantren saja, tetapi juga hidup dilingkungan masyarakat Arab. Bahkan di beberapa restoran Arab menyediakan model hidangan nampanan seperti ini. Tentunya dengan menu yang juga khas arab dengan nasi kebuli kambing atau nasi mandhi, nasi kabsah dan lain sebagainya.

Tradisi makan bersama dengan banyak tangan dalam satu piring besar ini sesungguhnya merupakan ajaran Rasulullah. Dalam sebuah hadits yang datang dari sahabat Wahsyi bin Harb dan diriwayatkan oleh Abu Dawud disebutkan:

PKB Kab Tegal

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PKB Kab Tegal

Bahwasannya para sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, "(Mengapa) kita makan tetapi tidak kenyang?" Rasulullah balik bertanya, "Apakah kalian makan sendiri-sendiri?" Mereka menjawab, "Ya (kami makan sendiri-sendiri)". Rasulullah pun menjawab, "Makanlah kalian bersama-sama dan bacalah basmalah, maka Allah akan memberikan berkah kepada kalian semua." (HR. Abu Dawud)

Demikianlah anjuran Rasulullah dipegang teguh oleh para sahabat dan keluarganya. Hingga kini para habaib dan kiai di pesantren yang tidak mau makan sehingga datang satu teman untuk makan bersama. Karena makan sendirian? bagi mereka adalah sebuah aib yang harus dihindarkan sebagaimana Rasulullah tidak pernah melakukannya.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sahabat Anas radliyallahu anh berkata bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak pernah makan sendirian. Rasulullah juga pernah bersabda bahwa sebaik-baik makanan adalah yang dimakan banyak tangan.

Artinya keberkahan sebuah makanan juga berhubungan dengan seberapa banyak orang yang ikut menikmatinya, semakin banyak tangan semakin berkah. Inilah kemudian yang oleh para santri dijadikan sebagai pedoman selalu makan dengan konsep mayoran.

Satu nampan banyak tangan merupakan pelajaran yang berharga. Pelajaran membangun karakter kebersamaan dan egaliterian dalam pesantren. Satu nasib satu sepenanggungan satu rasa satu masakan. Tidak ada beda pembagian antara mereka yang memberi banyak atau sedikit, antara pemiliki beras atau pemilik nampan, antara yang masak nasi dan yang menunggu tungku. Semua makan bersama-sama dalam waktu dan ruang yang sama. Hal ini juga menjadi latihan praktis untuk menghindarkan para santri dari sifat kikir dan bakhil.

Inilah yang di kemudian hari menjadi salah satu bahan pengawet kerukunan antar mereka. Perbedaan prinsip, pendapat dan pendapatan tidak akan mempu menggoyahkan rasa kekeluargaan antara mereka. Karena makan satu nampan dengan banyak tangan terlalu kokoh untuk sekedar menghadapi perbedaan prinsip dan pilihan.

Untuk mengenang kembali masa-masa di pesantren, dan untuk memperoleh banyak berkah tradisi makan bersama dalam satu nampan masih dipertahankan. Di beberapa daerah mayoran selalu dilaksanakan ketika memperingati hari-hari besar Islam, terutama setelah acara membaca maulid atau setelah shalat id. (Ulil Hadrawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Ubudiyah, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Selasa, 24 Oktober 2017

Mendes Eko: Pertanian Harus Jadi Sektor Utama Usaha di Desa

Jakarta, PKB Kab Tegal

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo meminta pemerintah desa mulai memikirkan sektor pertanian sebagai unit usaha. Sebagian besar warga desa yang merupakan petani kini tak cukup lagi menanam dan memanen saja, mereka juga harus mulai memikirkan urusan pascapanen.

Mendes Eko: Pertanian Harus Jadi Sektor Utama Usaha di Desa (Sumber Gambar : Nu Online)
Mendes Eko: Pertanian Harus Jadi Sektor Utama Usaha di Desa (Sumber Gambar : Nu Online)

Mendes Eko: Pertanian Harus Jadi Sektor Utama Usaha di Desa

“Masih banyak desa yang belum fokus, dan tidak memiliki strategi pascapanen dan pascaproduksi, akibatnya sektor pertanian masih bergerak di ranah tradisional dan belum mampu menjadi pengungkit kesejahteraan para pelakunya,” ujar Eko Putro Sandjojo di sela rapat internal di kantor Kemendesa PDTT, di Jakarta, Selasa (11/4).

Dia menjelaskan, hampir separuh angkatan kerja di Indonesia berada di perdesaan. Sebagian besar dari mereka bergerak di sektor pertanian. Namun tingkat kesejahteraan mereka rata-rata menengah ke bawah karena petani masih fokus urusan produksi.

PKB Kab Tegal

Sementara urusan pascaproduksi mereka masih tergantung pada pemilik modal yang menyerap dan memasarkan produk ke konsumen. “Sejatinya desa dapat menjadi pengungkit ekonomi nasional. Di desa ada 58,4 juta dari 125 juta angkatan kerja di Indonesia dan kebanyakan mereka berada di sektor pertanian.” Jelas Menteri Eko.

Ke depan, lanjut Eko, para petani di perdesaan harus mulai berpikir menjadikan pertanian sebagai unit usaha yang digarap secara profesional. Petani harus mulai berpikir dengan memilih produk unggulan, mengelolanya, dan memasarkannya melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa).? Dengan begitu desa diharapkan bisa berkontribusi menjadi pengungkit utama pembangunan nasional.

PKB Kab Tegal

EPS, sapaan akrab Eko Putro Sandjojo, mengatakan pemerintah akan berusaha keras untuk memfasilitasi tumbuhnya sektor pertanian sebagai unit usaha. Di antaranya dengan memberikan insentif, pendampingan, hingga kredit usaha rakyat agar pengelolaan sektor pertanian lebih profesional. Kemendesa PDTT akan bersinergi dengan kementerian lain agar sektor pertanian bisa maju. ?

“Kita akan kasih insentif supaya desa-desa fokus menentukan produk unggulan desanya. Kementerian Pertanian berikan insentif berupa alat pertanian dan traktor, sehingga kita harapkan desa-desa tersebut bisa mengikuti desa lainnya yang fokus dan maju dan dengan model ini kita harapkan lebih cepat tercipta lapangan kerja di desa-desa," tutur Eko. (Red: Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Budaya, AlaNu PKB Kab Tegal