Tampilkan postingan dengan label Kiai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kiai. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 Februari 2018

Inilah 11 Fakta Menarik Seputar Santri dan Pesantren

Jakarta, PKB Kab Tegal - Tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional. Mau tahu apa saja fakta-fakta menarik seputar santri dan dunia pesantren? Berikut adalah 11 ulasannya khusus untuk anda.

1. Para santri ngetel (masak) sendiri?

Inilah 11 Fakta Menarik Seputar Santri dan Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah 11 Fakta Menarik Seputar Santri dan Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah 11 Fakta Menarik Seputar Santri dan Pesantren

Masak sendiri merupakan salah satu hal yang mendewasakan dalam dunia pesantren. Tempo dulu, ketika belum ada kompor, santri masak memakai kayu bakar. Ketika musim hujan tiba, tak jarang banyak hanger atau sandal jepit yang hilang. Ke mana hilangnya, ya, jelas ke tungku untuk memasak. Namun, sekarang jarang santri yang masak sendiri, seiring dengan perkembangan jaman. Jika mencari santri memasak di dapur, silakan cari pondok yang masih salaf.

2. Makan se-lengser bersama

PKB Kab Tegal

Inilah yang membuat apapun makanannya akan enak terasa. Santri yang memasak, ketika sudah siap saji, makanan ditiriskan di lengser atau daun pisang. Kemudian dimakan secara bersama-sama oleh 5 - 10 orang. Meski nasi dan sayur masih panas, para santri tak peduli untuk melahapnya. Soal tangan gosong atau lidah terbakar, itu soal nanti. Masalahnya, kalau tidak berani ambil resiko itu, dijamin tidak kenyang karena kalah dengan yang lain.

PKB Kab Tegal

3. Antri mandi

Pesantren yang jumlah santrinya ribuan, ketika pagi dan sore hari akan ada pemandangan menarik di kamar mandi atau kali (sungai). Satu kamar mandi, bisa antre tiga orang. Jika tak sabar, yang ngantri akan menggedor-gedor pintu. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya buang hajat dengan pintu digedor-gedor. Berbeda dengan kamar mandi, kalau mandi di sungai antrinya petelesan celana untuk santri putra. Sungguh menggelikan.

4. Terserang penyakit kulit

Penyakit kulit atau kudis, akrab bagi santri baru. Hal ini seakan menjadi "ujian" pertama bagi santri; apakah nantinya ia akan betah tinggal di pesantren atau tidak. Saking parahnya, santri yang terkena penyakit ini kadang sampai tak bisa duduk atau sulit jalan. Mau dibawa ke rumah sakit, dokter, tak jua sembuh-sembuh. Hanya waktu yang bisa menyembuhkannya, hingga badan kebal dan penyakit merasa bosan sendiri.Namun, itu dulu. Pesantren sekarang sudah banyak memiliki air bersih dan sanitasi yang memadahi.

5. Tidur di lantai berbantal pakaian kotor

Dulu tak ada ceritanya santri tidur di kasur. Tidurnya cukup merebahkan badan di lantai kamar, depan kamar atau serambi masjid. Untuk bantal, pakaian kotor dikumpulkan lalu dibungkus dengan sarung. Hal itu sudah lebih dari cukup menghilangkan kantuk karena kesibukan ngaji pagi, siang sampai malam.

6. Berebut IN atau jajanan

Sudah menjadi tradisi, ketika ada santri baru atau menerima wesel atau sehabis pulang selalu membawa aneka jajanan. Ketika si santri datang diantar orang-tua, seluruh anggota kamar akan bersikap dewasa dan melayani tamu dengan penuh penghormatan, seperti anjuran baginda nabi.?

Namun sejurus kemudian, ketika para tamu orang tua atau wali santri itu pulang, akan segera terjadi kegaduhan: berebut jajanan. Ini suatu tradisi yang lazim terjadi di pesantren-pesantren salaf, meski latar belakang santri adalah seorang yang mampu. Berebut I.N. atau jajanan ini menjadi suatu hal yang menarik dan menyenangkan.

7. Dikejar setoran

Setoran disini bukanlah setoran yang lazim terjadi antara sopir angkot dengan juragannya, namun setoran hafalan nadzaman dan syair-syair kitab. Biasanya, seminggu sekali para santri setoran hafalan tersebut kepada sang ustadz. Jika tidak memenuhi target, si santri akan ditazir dan lebih ekstrem lagi tak bisa naik kelas.

8. Mayoran

Istilah mayoran dewasa ini jarang terdengar. Ini adalah manifestasi kekompakan atau rasa syukur santri setelah mengkhatamkan kitab. Biasanya, ada pengurus kelas yang menariki iuran lalu dibelikan daging. Daging, merupakan barang mewah bagi santri yang dengan kultur pesantren salaf rata-rata menyuruh untuk hidup senderhana, riyadlah dan tirakat. Namun, sepertinya tradisi mayoran ini sekarang lekang oleh waktu karena makanan mewah sudah ada dimana-mana.

9. Tazir (hukuman)

Pesantren dimanapun memiliki peraturan. Jika ada santri yang melanggar, ia akan dihukum sesuai bobot pelanggarannya. Ada yang diceburkan ke kolam atau sunga, dicukur gundul atau dipajang di depan pesantren dengan mengalungkan papan bertuliskan kesalahannya. Ketika terjadi taziran ini, biasanya semua santri menonton dan menyoraki. Ini pelajaran sekaligus tes mental dan melatih tanggung jawab.

10. Berebut mencium tangan kiai

Pesantren salaf mengajarkan santri untuk memuliakan ilmu dan ahlinya. Salah satu bentuk memuliakan tersebut adalah bersalaman dan mencium tangan kiai. Ini terjadi di semua pesantren-pesantren salaf, kecuali pesantren modern. Selain itu, bersalaman dan mencium tangan kiai adalah sebuah upaya ngalap berkah agar mendapat ridla dari sang kiai.

11. Tirakat

Terakhir dalam tulisan ini, adalah tirakat. Para santri biasanya meminta ijazah kepada kiai akan amalan-amalan tertentu seperti: ngrowot (tidak makan nasi), puasa, shalat jamaah, manaqib, mujahadah, dalalil dll. Amalan tersebut merupakan metode salafiyyah yang menjadi perekat masuknya ilmu ke hati. Jadi, jangan heran kalau ada santri yang makannya nasi aking (oyek, thiwul) karena itu ia sedang menjalankan misi spiritual. Bahkan, di pesantren tertentu, banyak santri yang mengamalkan ilmu kanuragan sehingga tak mempan bacok.

Demikianlah 11 fakta menarik tentang santri di pesantren yang dapat saya rangkum. Semoga, ke depan para santri terus dapat berkiprah membangun masyarakat, negara dan bangsa dalam domain agama Islam yang rahmatan lil alamin. Selamat Hari Santri Nasional!. Kiriman dari Ahmad Naufa, Santri PP An-Nawawi Berjan Purworejo

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional, Kiai, Tegal PKB Kab Tegal

Hajar Hidayatullah 1-4, Darul Ulum Wakili Sumatera VI di Putaran Final LSN

Bengkulu, PKB Kab Tegal. Laga final Liga Santri Nusantara Regional Sumatera VI yang meliputi Sumatera Barat dan Bengkulu, telah berlangsung Rabu (5/10) di Stadion Semarak Sawah Lebar, Kota Bengkulu.

Hajar Hidayatullah 1-4, Darul Ulum Wakili Sumatera VI di Putaran Final LSN (Sumber Gambar : Nu Online)
Hajar Hidayatullah 1-4, Darul Ulum Wakili Sumatera VI di Putaran Final LSN (Sumber Gambar : Nu Online)

Hajar Hidayatullah 1-4, Darul Ulum Wakili Sumatera VI di Putaran Final LSN

Kickoff laga final yang mempertemukan juara Zona Sumbar Pesantren Darul Ulum, melawan juara Zona Bengkulu, Pesantren Hidayatullah, ditandai dengan tendangan bola oleh Kapolda Bengkulu Brigjen Pol M Ghufron.

Sejak peluit panjang berbunyi, tim Darul Ulum mencoba membangun serangan terlebih dahulu. Tetapi usaha kedua tim perwakilan Zona Sumbar dan Bengkulu ini, belum menghasilkan gol hingga babak pertama usai.

Memasuki babak kedua, kedua tim saling menyusun serangan, bola-bola bahaya sempat kedua peroleh, tapi sayang hingga babak kedua selesai, tak ada satupun yang dapat menghasilkan gol. Hingga pada akhirnya terjadilah adu finalti, yang dimenangkan Pesantren Darul Ulum dengan gol 4-1.

Dengan kemenangan tersebut, Pesantren Darul Ulum berhak melaju ke babak seri nasional mewakili Regional Sumatera VI yang pada babak penyisihan diikuti 14 Pesantren se-Sumbar dan Bengkulu.

PKB Kab Tegal

"Dengan kemanangan ini, maka Pesantren Darul Ulum akan mewakili Regional Sumatera VI di seri nasioanal yang akan berlangsung di Yogyakarta,” jelas Herliardo Ketua Panpel Sumatera VI.

"Siapapun yang menang kita apresiasi, yang penting momentum Liga Santri Nusantara telah membangkitkan ghirah/semangat pesantren di bidang olahraga," tambahnya.

Laga final Regional Sumatera VI di samping dihadiri Kapolda Bengkulu, juga hadir Kapolres Bengkulu, Staf Ahli Gubernur Bengkulu, Din Ikwan, para pejabat Kemenag Provinsi, panitia Liga Santri Nusantara pusat dan daerah, serta ratusan suporter kedua tim. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Kiai, Ubudiyah PKB Kab Tegal

LAZISNU akan Salurkan 15.000 Paket Sembako dan 10.000 Santunan Yatim

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pengurus Pusat Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) akan menyalurkan sebanyak 15.000 paket sembako dan 10.000 santunan untuk anak yatim pada bulan Ramadhan 1436 H ini.

LAZISNU akan Salurkan 15.000 Paket Sembako dan 10.000 Santunan Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)
LAZISNU akan Salurkan 15.000 Paket Sembako dan 10.000 Santunan Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)

LAZISNU akan Salurkan 15.000 Paket Sembako dan 10.000 Santunan Yatim

“Paket sembako dan santunan ini adalah program rutin PP LAZISNU pada setiap bulan Ramadhan,” kata Ketua PP LAZISNU KH Masyhuri Malik ditemui di kantornya lantai 2 gedung PBNU, Jalan Karamat Raya 164 Jakarta Pusat, Senin (22/6).

Ditambahkan, paket sembako dan santunan yang akan disalurkan pada bulan Ramadhan ini diperoleh dari para muzakki dan dermawan yang sudah rutin menyalurkan zakat dan sedekahnya melalui LAZISNU.

PKB Kab Tegal

Sementara itu Manager Fundrising dan Program PP LAZISNU Nur Rohman mengatakan, tema yang diambil oleh PP LAZISNU dalam pengumpulan zakat, infaq dan shadaqah pada bulan Ramadhan tahun ini adalah “Bangkit Sedekah”.

PKB Kab Tegal

“Sedekah yang kita maksudkan di sini bermakna umum, menyangkut zakat, infaq dan shadaqah,” katanya.

Salurkan zakat, infaq, dan sedekah Anda melalui LAZISNU ke nomor rekening BNI 010.85723.08 untuk zakat dan BNI 010.85756.48 untuk infak dan shadaqah serta rekening Mandiri 123.000.483. 8951 untuk zakat  dan Mandiri 123.000.483.8977 untuk infaq dan shadaqah atau datang langsung ke kantor PP LAZISNU di Gedung PBNU, Lantai 2, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat. Telp 021-3102913 SMS 0813.9800.9800. (Red: Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai PKB Kab Tegal

Kamis, 01 Februari 2018

Ikhlas Modal Utama Pengurus NU

Probolinggo, PKB Kab Tegal. Hal utama yang harus dimiliki oleh pengurus Nahdlatul Ulama (NU) adalah jiwa yang ikhlas. Keikhlasan itu pasti akan dibalas oleh Allah SWT, minimal kebutuhan hidupnya akan tercukupi dan  anak cucunya juga akan dimulyakan Allah. Karena setiap apa yang ditanam orang tua pasti akan berdampak pada anak dan cucunya.

Hal tersebut disampaikan oleh A’wan PWNU Jawa Timur H Hasan Aminuddin saat melantik pengurus MWCNU dan pengurus Ranting NU serta pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor se-Kecamatan Pakuniran masa khidmat 2017-2022 di halaman Pondok Pesantren Kanjeng Sunan Kalijogo Desa Sogaan Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Ahad (17/12) lalu.

Ikhlas Modal Utama Pengurus NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Ikhlas Modal Utama Pengurus NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Ikhlas Modal Utama Pengurus NU

Menurut Hasan, berkhidmat di jalan NU hendaknya dijadikan sebagai ladang dan lahan dalam ber amar ma’ruf nahi mungkar. Karena hakikat manusia hidup di dunia adalah agar bermanfaat bagi orang lain dan agamanya dengan jalan menggunakan pikiran, tenaga maupun harta. 

“Sering saya sampaikan kepada pengurus NU bahwa pengasuh pesantren itu berenangnya hanya di kolam, namun orang-orang yang berkhidmat dalam kepengurusan NU berenangnya adalah di lautan. Inilah hebatnya tarekat NU,” tegasnya. 

 

PKB Kab Tegal

Dalam kesempatan tersebut Hasan sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada segenap pengurus yang telah berkhidmat dalam organisasi NU. 

“Manfaatnya nanti akan dirasakan baik di dunia maupun di akhirat. Karena NU merupakan jembatan untuk menegakkan syariat dalam mengamalkan khoiruunnaas anfauhum linnaas,” katanya.

Pelantikan ini dihadiri jajaran pengurus Syuriyah dan Tanfidziyah PCNU Kota Kraksaan. Hadir dalam kegiatan tersebut Forkopimka Pakuniran dan jajaran Kepala Desa se-Kecamatan Pakuniran. (Syamsul Akbar/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Kiai, Sunnah PKB Kab Tegal

Sabtu, 06 Januari 2018

STAINU Jakarta Buka Kembali Program Beasiswa S1

Jakarta, PKB Kab Tegal. Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta kembali membuka dan menyediakan program beasiswa studi S1 Hukum dan D3 untuk Pendidikan Vokasi Perbankan Syariah pada tahun akademik 2014/2015. Beasiswa yang ditawarkan adalah bebas biaya studi selama satu tahun.

STAINU Jakarta Buka Kembali Program Beasiswa S1 (Sumber Gambar : Nu Online)
STAINU Jakarta Buka Kembali Program Beasiswa S1 (Sumber Gambar : Nu Online)

STAINU Jakarta Buka Kembali Program Beasiswa S1

Seperti siaran pers yang diterima PKB Kab Tegal, Jumat (16/5), menyebutkan, dua studi itu merupakan program terbaru yang ditawarkan satu-satunya perguruan tinggi di bawah naungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Peluncuran program beasiswa studi dua program itu antara lain menjadi pernyataan komitmen STAINU Jakarta terkait misi pendidikan yang mengarah pada keislaman, kemodernan, dan keindonesiaan.

PKB Kab Tegal

Beasiswa program ini terbuka bagi para aktivis sosial keagamaan, pengurus masjid, staf kantor urusan agama (KUA), alumni SMK jurusan Akuntansi Perbankan atau Pemasaran, marbot masjid, pegiat koperasi dan baitul mal wat tamwil (BMT) yang belum berkesempatan untuk melanjutkan pendidikannya di jenjang perguruan tinggi.

Menurut Ketua STAINU Jakarta HM Mujib Qulyubi, program beasiswa tersebut ditujukan untuk mendongkrak potensi sumber daya manusia terutama di lingkungan NU yang selama ini dinilai masih sulit mengakses pendidikan tinggi.

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut HM Mujib mengatakan, pada prinsipnya STAINU Jakarta akan terus berusaha memberikan pelayanan terbaik serta mengembangkan pendidikan di lingkungan NU.

Batasan usia maksimal peserta beasiswa berusia 30 puluh tahun per 1 Juli 2014. Sedangkan persyaratan peserta mencakup surat keterangan status profesi harian peserta, fotokopi ijazah pesantren, SMK atau sekolah sederajat, fotokopi KTP. Pengiriman berkas ditujukan ke Jl Taman Amir Hamzah nomor 05, Matraman, Jakarta Pusat.

Masa pendaftaran berlangsung? 1 Juni-31 Juli 2014. Ujian bagi peserta rencananya diadakan pada 3 Agustus 2014. Sedangkan kelulusan peserta diumumkan dua hari setelah ujian. Untuk informasi lebih lanjut, peserta dapat mengunjungi situs STAINU Jakarta di alamat www.stainujakarta.ac.id.? (Red: Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul, Kiai PKB Kab Tegal

Minggu, 31 Desember 2017

Uang 500 Rupiah Makmurkan Desa Nanggerang

Sukabumi, PKB Kab Tegal - Ketua PCNU Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat KH R. Abdul Basith mengatakan, untuk memakmurkan masyarakat, diperlukan tiga gerakan. Gerakan itu adalah berjamaah shalat, berinfaq dan sedekah, zakat, serta perekonomian umat.  

“Jika tiga hal tersebut diterapkan di kabupaten Sukabumi insyaallah akan makmur,” katanya pada Lailatul Ijtima dan silaturahim bulanan ulama dan umaro sekaligus peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW di Pendopo Kabupaten Sukabumi (20/4).

Uang 500 Rupiah Makmurkan Desa Nanggerang (Sumber Gambar : Nu Online)
Uang 500 Rupiah Makmurkan Desa Nanggerang (Sumber Gambar : Nu Online)

Uang 500 Rupiah Makmurkan Desa Nanggerang

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin, Cicurug ini, lebih menekankan poin kedua, yaitu zakat, infak dan sedekah. Menurut dia, zakat adalah kewajiban dari Allah sesudah shalat. “Kenapa Allah memerintahkan kepada umat Islam harus mengeluarkan zakat? Karena setiap harta yang kita miliki ini di dalamnya ada hak orang lain yaitu 2,5%.

PKB Kab Tegal

Ia mengaku sukar sekali zakat ini dipraktkkan karena tidak adanya pelajaran yang diajarkan langsung kepada anak-anak. Hal itu berbeda dengan kewajiban shalat, puasa, bahkan haji yang telah diajarkan mulai Pendidikan Anak Usia Dini atau Taman Kanak-kanak.

PKB Kab Tegal

Terkait infak dan sedekah, ia menyebutkan keberhasilan di Desa Nanggerang, Kecamatan Cicurug. Di desa dengan jumlah penduduk1522 orang tersebut, tiap hari mengeluarkan uang 500 rupiah. Kemudian dikumpulkan oleh satu panitia dengan pertanggungjawaban yang jelas.  

“Sebelum belanja kebutuhan sehari-harinya diusahakan untuk sedekah dulu karena ini ganjarannya langsung dari Allah SWT. Sedekah berbeda dengan ibadah yang lain yang ada syarat-syarat tertentu dalam melaksanakannya,” lanjutnnya.

Ia menjelaskan, di desanya itu, dengan hanya sedekah 500 rupiah bisa membebaskan raskin untuk masyarakat tak mampu, membayar rekening listrik masjid, mushola, pondok pesantren, majlis talim dan madrasah.

Dari uang 500 itu juga desa tersebut bisa mendirikan klinik gratis, membantu pembiayaan keluarga yang anggotanya meninggal dengan membacakan Al-Qur’an selama seminggu. Serta melakukan lampunisasi setiap gang.

“Seandainya semua ini berjalan di kabupaten Sukabumi maka akan membantu pemerintah,” ungkapnya.

Di Desa Nangerang, kata dia, dengan uang 500 itu dalam satu bulan itu mencapai 27 juta. Setelah 3 tahun terus naik karena sudah terasa manfaatnya oleh masyarakat dan untuk masyarakat.

Apa yang dilakukan di desa Nanggerang bukan untuk menyaingi BPJS, tapi membantu pemerintah dan masyarakat. “Ini sudah terjadi di desa kami, bahkan dalam satu tahun bisa mencapai 300 juta. Ini melebihi dari pajak didapat pemerintah di desa itu. Dan sekarang sudah berkembang di tiga kecamatan yaitu Cicurug, Cibadak dan Cidahu,” pungkasnya. (Sofyan Syarif/Abdullah Alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Khutbah, Pondok Pesantren, Kiai PKB Kab Tegal

Senin, 04 Desember 2017

Antisipasi Gerakan Radikal, IAIN Jember Larang Mahasiswi Bercadar

Jember, PKB Kab Tegal - Semakin massifnya gerakan radikalisme menyusup di kampus-kampus, mendorong IAIN Jember untuk melakukan antisipasi dini. Pihak kampus melarang mahasiswi bercadar. Larangan tersebut tertuang dalam surat edaran yang ditandatangani Rektor IAIN Jember Babun Suharto beberapa hari lalu.

Surat edaran ini terkait dengan pencegahan paham anti-NKRI dan Pancasila di lingkungan kampus IAIN Jember. Salah satu itemnya adalah pengaturan tatacara berbusana, yang di antaranya menyangkut larangan mahasiswi mengenakan cadar saat mengkuti perkuliahan.

Antisipasi Gerakan Radikal, IAIN Jember Larang Mahasiswi Bercadar (Sumber Gambar : Nu Online)
Antisipasi Gerakan Radikal, IAIN Jember Larang Mahasiswi Bercadar (Sumber Gambar : Nu Online)

Antisipasi Gerakan Radikal, IAIN Jember Larang Mahasiswi Bercadar

Menurut Wakil Rektor IAIN Jember Nur Solikin, larangan penggunaan cadar perlu diberlakukan untuk menghalau tumbuhnya paham radikal di kampus tersebut. Paham ini dinilai sangat berbahaya karena tidak mengakui NKRI dan Pancasila sebagai ideologi negara.

PKB Kab Tegal

"Memang belum tentu mahasiswi yang menggunakan cadar secara otomatis mengikuti aliran radikal. Karena itu, kami akan melakukan pendekatan lebih dulu, sebelum menjatuhkan sanksi dikeluarkan dari kampus," katanya kepada PKB Kab Tegal di Jember, Senin (10/4).

PKB Kab Tegal

Ia menegaskan, larangan tersebut tidak akan membelenggu kebebasan berekspresi dan berpikir. Sebab, sejak awal IAIN Jember memang berkomitmen untuk memberikan ruang yang luas bagi kebebasan berpikir mahasiswa selama itu terkait dengan ide-ide dan kritisisme. Namun jika sudah mengarah kepada isu-isu penolakan NKRI dan Pancasila, maka IAIN Jember menutup rapat-rapat.

"Silakan berekspresi, mengembangkan pemikiran-pemikirannya, tapi tetap harus ada rambu-rambu, yaitu jangan sampai melawan negara. Ajaran Islam menyebutkan wa ulil amri minkum, patuh kepada pemerintah negeri ini, termasuk negara," jelasnya.

Selain itu, tambah Nur Solikin, IAIN Jember sudah memantapkan diri sebagai kampus pengembangan Islam Nusantara sehingga harus ada turunan kebijakan peraturan, termasuk kurikulum yang diterapkan. Salah satunya adalah kurikulum pemikiran pendidikan Islam Nusantara.

"Kami membuat kode etik berpakaian yang sesuai dengan Islam Nusantara. Karena itu, yang tidak sesuai (dengan budaya Islam Nusantara) dilarang," urainya.

Menurutnya, larangan itu juga berlaku bagi dekan dan civitas kampus. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU, Kiai, Khutbah PKB Kab Tegal

Buru Lailatul Qodar, PMII Gelar Sahur on The Road

Sidoarjo PKB Kab Tegal. Banyak cara yang bisa dilakukan warga Nahdliyin untuk mendapatkan pahala di bulan Ramadhan khususnya pada malam Lailatul Qodar. Seperti yang dilakukan oleh Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Sidoarjo, Jawa Timur ini.

Buru Lailatul Qodar, PMII Gelar Sahur on The Road (Sumber Gambar : Nu Online)
Buru Lailatul Qodar, PMII Gelar Sahur on The Road (Sumber Gambar : Nu Online)

Buru Lailatul Qodar, PMII Gelar Sahur on The Road

Memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, PC PMII Sidoarjo membagikan 1000 bungkus nasi kepada warga Sidoarjo yang hendak menyantap sahur. Mereka menyusuri sepanjang jalan Sidoarjo mulai dari depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo menuju pasar Larangan hingga berhenti di kantor PCNU Sidoarjo, jalan Airlangga Sidoarjo, Jawa Timur.

"Pada sahur on the road ini, kami membagikan 1000 bungkus nasi sebagai simbol 10 hari terakhir Ramadhan dan memburu berkah malam 1000 bulan. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa menambah kecintaan kita kepada sesama sebagai bukti nilai dasar pergerakan yaitu hablum minannas," kata Ketua Umum PC PMII Sidoarjo, Muhammad Mahmuda, Selasa (28/6).

Sahur on the road yang digagas oleh PC PMII Sidoarjo ini mendapatkan respon positif dari masyarakat setempat. Nampak antusias, warga yang mengetahui aktivis muda NU ini membawa bungkusan nasi, warga pun berdatangan dan berebut ingin mendapatkan nasi tersebut. Tak ayal, sampai terjadi aksi saling dorong sesama warga yang ingin mendapatkan nasi tersebut. (Moh Kholidun/Mukafi Niam)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Ulama PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Majmu’ah al-Masa’il al-Fiqhiyyah, Kitab Ulama Aceh untuk Sultan Maldives

Pada katalog naskah-naskah yang tersimpan di Perpustakaan Masjidil Haram (Maktabah al-Haram al-Makkî), Makkah, KSA, saya menemukan naskah bernomor (?) dengan judul “Majmû’ah Masâ’il Fiqhiyyah fî al-Fiqh al-Syâfi’î”. Isi naskah tersebut berisi himpunan fatwa ulama-ulama madzhab Syafi’i lintas generasi yang menjawab beberapa permasalahan hukum, ditulis dalam bahasa Arab, dengan jumlah keseluruhan 172 halaman.

Yang menarik perhatian saya dari naskah tersebut adalah keberadaannya yang ditulis (disalin) oleh seseorang yang diidentifikasi sebagai orang Nusantara (Jâwî) asal Aceh (Âsyî), yaitu Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Âsyî.

Majmu’ah al-Masa’il al-Fiqhiyyah, Kitab Ulama Aceh untuk Sultan Maldives (Sumber Gambar : Nu Online)
Majmu’ah al-Masa’il al-Fiqhiyyah, Kitab Ulama Aceh untuk Sultan Maldives (Sumber Gambar : Nu Online)

Majmu’ah al-Masa’il al-Fiqhiyyah, Kitab Ulama Aceh untuk Sultan Maldives

Dalam keterangan yang dituliskan Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Âsyî pada halaman akhir naskah, bahwa kitab “Majmû’ah al-Masâ’il” ini ia tulis untuk (bagi) seorang yang bergelar Sultan dan bernama Hasan Nûruddîn anak dari Sultan Hasan ‘Izzuddîn.

Tertulis di sana;

PKB Kab Tegal

? ? ? ? (?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? (?) ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PKB Kab Tegal

(Telah selesai kitab dari permasalahan-permasalahan fikih. Pemiliknya adalah Tuan Kita yang allamah dan fahhamah, yang masyhur nan cerdas, yang mencintai para fakir miskin, ialah Tuan Kita Sultan Hasan Nûruddîn anak dari Sultan Hasan ‘Izzuddîn, semoga Allah mengampuni(nya) dan kedua orang tuanya. Penulisnya adalah seorang yang fakir lagi hina, yang remeh, lemah, dan banyak dosa, ialah Muhammad Thâhir orang Jawi [Nusantara] dari Aceh [Âsyî] negerinya).

Sekilas kemudian saya pun mencari data tentang siapakah sosok Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Âsyî, sang penulis naskah (kâtib al-kitâb), demikian juga sosok Sultan Hasan Nûruddîn bin Sultan Hasan ‘Izzuddîn, sang pemilik naskah (shâhib al-kitâb).

Saya berusaha menanyakan sosok Muhammad Thâhir al-Âsyî ini kepada sahabat saya dari Aceh, al-Fadhil Masykur Aceh, kolektor muda naskah-naskah keislaman dari Aceh, karena tidak ada data siapa sosok tersebut, selain tak ada kolofon yang menginformasikan kapan naskah ini ditulis. Saya juga mengirimkan gambar halaman terakhir manuskrip ini kepada beliau.

Ternyata jawaban yang saya dapatkan dari beliau sangat mengejutkan, bahwa buyut beliau dari jalur ibu juga bernama Muhammad Thâhir al-Âsyî dan pernah lama bermukim di Makkah, yang kemudian menjadi ulama besar di Pedir, Aceh, setelah kepulangannya. Di Aceh, beliau dikenal dengan nama Muhammad Thahir Tiro (Tengku Chik [Syik] Cot Plieng Tiro), yang masih sepupu Syaikh Muhammad Samman Tiro (Teungku Chik Di Tiro, w. 1891 M).

Kembali ke keterangan dan data yang terdapat pada naskah.

Yang menarik di sini justru adalah sosok “Sultan Hasan Nûruddîn ibn Sultan Hasan ‘Izzuddîn” yang tertulis dalam naskah sebagai “shâhib al-kitâb” (pemilik kitab), di mana Syaikh Muhammad Thâhir al-Âsyî menulis (salin) kitab “Majmû’ah al-Masâ’il al-Fiqhiyyah” untuk sultan tersebut.

Kedua sosok di atas, yaitu Syaikh Muhammad Thâhir al-Âsyî dan Sultan Hasan Nûruddîn, bisa dipastikan hidup satu zaman. Hal ini ditandai dengan penyebutan “Tuan Sultan Kami” (maulânâ al-sulthân) oleh sang penyalin naskah, hal yang menunjukkan adanya hubungan antara kedua sosok tersebut.

Setelah dilakukan penelusuran, didapati sosok “Sultan Hasan Nûruddîn (bergelar Sultan ‘Imâduddîn VI) putra Sultan (Pangeran) Hasan ‘Izzuddîn putra Sultan ‘Imâduddîn IV” adalah sultan Kesultanan Islam Maldives, sebuah negara kepulauan di Samudera India. Sultan Hasan Nûruddîn lahir pada tahun 1863 M dan memerintah Kesultanan Maldives sepanjang tahun 1893-1903 M dengan gelar “Sultan Haji Muhammad Imaaduddeen VI Iskandar Sri Kula Sundara Kattiri Buwana Maha Radun” (http://www.royalark.net/Maldives/maldive16.htm).

Sultan Hasan Nûruddîn (Sultan ‘Imâduddîn VI) dicatat menguasai bahasa Urdu, Persia, dan Arab dengan sangat baik. Beliau juga telah melaksanakan ibadah haji dan dikenal sebagai sultan yang taat, mencintai ilmu pengetahuan, dan menghormati ulama. Dalam naskah salinan Syaikh Muhammad Thâir al-Âsyî, sosok Sultan Hasan Nûruddîn (Sultan ‘Imâduddîn VI) disebut sebagai sosok yang “memiliki pengetahuan agama yang luas, yang masyhur nan cerdas, juga yang mencintai para fakir miskin”.

Pada tahun 1903 M beliau diturunkan dari singgasananya oleh penjajah Inggris, lalu eksil ke Mesir hingga wafat di sana pada tahun 1932 dan dikuburkan di Kairo.

Keterangan yang terdapat dalam naskah ini sangat menarik dan berharga, karena akan menghantarkan kita pada babakan sejarah baru yang cukup mengejutkan, yaitu adanya “jaringan intelektual ulama Nusantara (Aceh)—Kesultanan Maldives”. Naskah “Majmû’ah al-Masâ’il al-Fiqhiyyah” yang kini tersimpan di Perpustakaan Masjidil Haram Makkah ini menjadi data sejarah yang sangat mahal keberadaanya, yang menegaskan sebuah fakta bahwa “telah ada seorang ulama Aceh bernama Muhammad Thâhir al-Âsyî yang menuliskan sebuah kitab dan dipersembahkan untuk seorang Sultan Malvies bernama Sultan Hasan Nuruddîn (Sultan ‘Imâduddîn VI)”.

Nah, siapakah sosok Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Asyî yang terdapat merupakan penulis naskah ini?

Saya mendapatkan data lain dari sebuah manuskrip yang diberikan oleh al-Fadhil Masykur Aceh, yang tertulis nama penyalinnya adalah (juga) “Syaikh Muhammad Thâhir al-Âsyî”, yang tak lain adalah buyut beliau. Yang mengejutkan, isi manuskrip yang diberikan oleh al-Fadhil Masykur Aceh itu sama jenis dan model tulisannya dengan manuskrip yang saya temukan di Makkah, juga isi kandungan naskah “Aceh” yang sama dengan naskah “Makkah”, yaitu kumpulan fatwa ulama madzhab Syafi’i atas pelbagai permasalahan hukum Islam.

Jadi, apakah benar sosok Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Asyî ini adalah Teungku Muhammad Tahir Tiro (Tengku Chik [Syik] Cot Plieng Tiro), seorang ulama besar dari Plieng Aceh? (A. Ginanjar Sya’ban)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Doa, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Senin, 20 November 2017

Kirab Resolusi Jihad NU Tempuh 2000 Kilometer Selama 10 Hari

Jakarta, PKB Kab Tegal



Seperti tahun sebelumnya, tahun ini Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kembali menggelar Kirab Resolusi Jihad NU. Penyelenggaraan kirab sebagai salah satu bentuk peringatan Hari Santri Nasional 2016, akan menempuh sekurang-kurangnya 2000 kilometer dan memakan waktu sepuluh hari. Para peserta diharapkan untuk dengan ikhlas menjalankan kegiatan ini, sekaligus menyiapkan fisik, karena jarak tempuh yang jauh dan lamanya waktu.

Kirab Resolusi Jihad NU Tempuh 2000 Kilometer Selama 10 Hari (Sumber Gambar : Nu Online)
Kirab Resolusi Jihad NU Tempuh 2000 Kilometer Selama 10 Hari (Sumber Gambar : Nu Online)

Kirab Resolusi Jihad NU Tempuh 2000 Kilometer Selama 10 Hari

Hal itu muncul dalam rapat koordinasi Kirab Resolusi Jihad NU 2016 di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat, Ahad (9/10) sore.

Aizuddin Abdurahman mewakili panitia mengatakan, Kirab Resolusi Jihad NU tahun ini mengalami perkembangan yang luar biasa. Kirab tahun ini juga lebih istimewa karena animo, ekspektasi, dan harapan atas terselenggaranya kirab.

Selama perjalanan kirab, rombongan akan bersilaturahim kepada para kiai serta pengurus NU di daerah, berdialog, dan bersosialisasi dengan warga NU. Selain itu peserta kirab juga akan diajak melakukan ziarah ke makam pendiri dan pejuang NU. Oleh karena itu peserta kirab diharapkan ? benar-benar menjaga semangat kekhidmadan kirab karena bernilai sejarah.

PKB Kab Tegal

Sebanyak kurang lebih delapan puluh orang diberangkatkan dalam kirab yang dimulai di Banyuwangi pada 13 Oktober hingga tiba kembali di Jakarta pada 22 Oktober. Para peserta adalah perwakilan seluruh lembaga dan badan otonomi di bawah PBNU. Pemberangkatan peserta dari Jakarta dilakukan Selasa, 12 Oktober menggunakan kereta api, dan tiba di Banyuwangi Rabu, 13 Oktober.?

Setiba di Banyuwangi peserta akan menggunakan lima armada bus. Dari Banyuwangi peserta kirab dijadwalkan akan mengunjungi Situbondo, Probolonggo, Pasuruan, Malang, Sidoarjo, Bangkalan, Bubutan pada ? 14 Oktober. Hari berikutnya, 15 Oktober, rombongan akan memasuki Surabaya, Mojokerto, Rejoso, Jombang, Kertosono, Kediri.

Pada Ahad 16 Oktober, rombongan terjadwal mengunjungi Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Madiun. Menginap semalam di Madiun, esok harinya 17 Oktober, rombongan akan mengunjungi Magetan, Ngawi, Mantingan, Sragen, Solo, Klaten, Jogjakarta.

Selasa, 18 Oktober rombongan meneruskan perjalanan ke Magelang, Parakan, Wonosobo, dan Banyumas. Sementara pada Rabu, 19 Oktober, perjalanan dilanjutkan ke Cilacap, Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Garut, dan Bandung.

PKB Kab Tegal

Kamis 20 Oktober, rombongan dijadwalkan tiba di Cianjur, meneruskan ke Bogor dan Tangerang Selatan pada sore harinya. Jumat 21 Oktober dari Tangerang Selatan rombongan akan mengunjungi Serang, Pandeglang, Cilegon dan Jakarta. Rombongan kirab akan mengikuti Upacara Hari Santri di Lapangan Banteng Jakarta Pusat, Sabtu 22 Oktober.

Kirab diharapkan tidak hanya utuk konsolidasi, namun juga akan menambah ketebalan ke-NU-an. Rute dan kegiatan kirab akan membawa rombongan pada napak tilas perjuangan para pendiri NU. ? Sehingga para peserta kirab nantinya akan merasakan perjuangan para pendahulu, serta ada nilai-nilai yang dapat diteladani. (Kendi Setiawan/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai PKB Kab Tegal

Habis UAS, STISNU Nusantara Ziarahi Wali-wali Banten

Tangerang, PKB Kab Tegal - Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang, Banten mentradisikan ziarah kubur ke wali-wali Allah di sekeliling Banten setelah ujian akhir semester (UAS).

Hal ini disampaikan Wakil Ketua Bidang Akademik STISNU H. Muhamad Qustulani kepada nu.online. "Alhamdulillah, UAS di STISNU Nusantara telah selesai minggu kemarin. Hari ini (Sabtu, 23/01/2016) kita akan tutup dengan ziarah kubur keliling Banten," katanya.

Habis UAS, STISNU Nusantara Ziarahi Wali-wali Banten (Sumber Gambar : Nu Online)
Habis UAS, STISNU Nusantara Ziarahi Wali-wali Banten (Sumber Gambar : Nu Online)

Habis UAS, STISNU Nusantara Ziarahi Wali-wali Banten

Ia menambahkan, ziarah ke Banten sudah lazim di STISNU karena hal tersebut bagian dari ejawantah visi-misi STISNU yang konsisten dalam menjaga tradisi saleh ulama, dalam hal ini Islam dan budaya lokal. ?

PKB Kab Tegal

"Mahasiswa tidak boleh hanya bergulat pada tradisi intelektual, tapi juga harus mengembangkan spritualitas sebagai warisan dan ajaran ulama salafis salih," terangnya.

Ia juga mengabarkan, tidak hanya ziarah, sekira dua minggu ke depan mahasiswa akan ijazah asrar asmaul husna, kemudian mereka berpuasa. “Kami sudah agendakan itu. Harapannya, STISNU menjadi perguruan tinggi yang istiqomah mempertahankan tradisi dan budaya lokal nusantara, tetapi juga mampu bersaing meningkatkan kualitas dan intelektualitas serta spritualitas calon alumninya," ujarnya.

Rustanto, M. Dai, Presiden BEM STISNU Nusantara mengatakan, berpuasa dan ziarah kubur pasca UAS sudah menjadi bagian dari program selama kepengurusan BEM disamping program-program yang menunjang intelektual mahasiswa.

PKB Kab Tegal

"Sesuai agenda, kami akan berziarah ke Maulana Hasanudin, Gunung Santri, Syeikh Asnawi Caringin, Cikaduwen, dan Abuya Dimyathi. Diusahakan penutup ziarah, kita sowan ke Abuya Muhtadi Cadasari Pandegelang. Untuk refreshingnya, mampir ke pantai Anyer sejenak, melepas penat pasca UAS," ujarnya.

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa mulai dari semua tingkatan semester. Mmereka didampingi H. Muhamad Qustulani, nuyang juga bertindak sebagai muzawwir (pimpinan ziarah) pada semester ganjil kali ini. (Red.Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Nasional, Kiai PKB Kab Tegal

Minggu, 12 November 2017

Mahasiswa Muslim Rusia Bantu Bencana

London, PKB Kab Tegal. Berbagai benncana yang menimpan Indonesia baik di Gunung Merapi, Wasior, maupun tsunami Mentawai menjadikan empati mahasiswa muslim berbagai negara di Rusia dan membantunya melalui "Gerakan 100 Rubel". Selain sholat ghaib di kampus Patric Lumumba (RUDN), Moskow, Rusia, mereka juga mengumpulkan uang.

"Bagi kami, bencana yang terjadi di Indonesia adalah bencana kita semua umat Islam di dunia. Untuk itu, kami berdoa bersama untuk saudara-saudara kita itu,"tutur mahasiswa kedokteran asal Komo Astrov, Afrika, Usman dan Ketua Persatuan Mahasiswa Indonesia di Rusia (PERMIRA), Khoirul Rosyadi, Senin (15/11).

Mahasiswa Muslim Rusia Bantu Bencana (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahasiswa Muslim Rusia Bantu Bencana (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahasiswa Muslim Rusia Bantu Bencana

Dalam sholat ghoib yang difasilitasi itu diikuti tidak kurang dari 20 mahasiswa asing yang ada di Rusia serta mahasiswa Indonesia yang ada di Rusia. "Sholat Ghaib ini adalah bentuk empati kami, bahwa Indonesia adalah saudara kami,”ujar mahasiswa S3 jurusan sejarah Patric Lumumba, asal Yaman, Muhammad Siyagi.

PKB Kab Tegal

Menurut Khoirul Rosyadi, Sholat Ghoib oleh mahasiswa asing yang ada di Rusia tersebut, merupakan salah satu acara rangkaian yang dikoordinir oleh PERMIRA untuk bencana yang terjadi di Indonesia.

PKB Kab Tegal

Selain sholat ghaib juga mengadakan acara penggalangan dana untuk korban bencana. Dalam acara Gerakan 100 Rubel untuk Indonesia itu, PERMIRA menggelar acara pentas amal seni oleh mahasiswa dan warga negara Indonesia yang ada di Rusia.

Sekretaris PERMIRA, Adniel Roemza, mengatakan, dalam acara gerakan 100 Rubel untuk Indonesia, dipentaskan, puisi, lagu, monolog, dan tari-tarian Indonesia oleh mahasiwa dan pelajar Indonesia yang ada di Rusia. Acara itu digelar di Kedubes RI.

Sementara itu, ketua Fungsi Pensosbud, KBRI Moskow, M Aji Surya, mengatakan, apa yang dilakukan PERMIRA merupakan bentuk dari kepedulian mahasiswa Indonesia yang ada di Rusia. "Semoga niat baik ini juga menghasilkan hal yang baik pula," katanya.

Sedangkan, Asep Indra Maulana, ketua pelaksana acara tersebut menjelaskan, acara Gerakan 100 Rubel untuk Indonesia ini, tidak saja diikuti oleh warga Indonesia yang ada di Rusia tetapi juga dari berbagai negara. Gerakan 100 Rubel untuk Indonesia ini dihadiri oleh masyarakat Indonesia yang ada di Rusia dan juga warga Rusia yang peduli bencana Indonesia.

Gerakan 100 Rubel untuk Indonesia itu akan berlangsung selama satu minggu.  Di hari pertama, Gerakan 100 rubel untuk Indonesia tersebut, terkumpul uang sebesar 30.350 rubel dan 155 Dolar Amerika. "Jumlah yang terkumpul itu, hanya di kota Moskow, Kota-kota yang lain belum terhitung,"demikian Adniel Roemza, sekretaris PERMIRA.(amf/ant)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Olahraga, Bahtsul Masail, Kiai PKB Kab Tegal

KH Hasyim Asy’ari Juga Seorang Pedagang

Jombang, PKB Kab Tegal. Ada yang menarik di Pesantren Tebuireng saat diasuh KH Hasyim Asy’ari. Beliau meliburkan kegiatan mengaji pada hari Selasa karena memiliki usaha di berbagai tempat. Sebuah gambaran bahwa Hadratus Syaikh juga memiliki perhatian pada ekonomi.

Hal ini disampaikan oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Shalahuddin Wahid saat menerima pengurus Himpunan Pengusaha Santri Indonesia di pesantren ini. Ini pula yang akhirnya kian memompa semangat para pengusaha muda santri ini untuk terus mengembangkan usaha agar kelak para santri dapat mandiri.

KH Hasyim Asy’ari Juga Seorang Pedagang (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Hasyim Asy’ari Juga Seorang Pedagang (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Hasyim Asy’ari Juga Seorang Pedagang

H Mohammad Ghozali menyampaikan informasi tersebut disela-sela Senam Santripreneurship yang diselenggarakan di Alon-alon Jombang (24/2). Ketua Umum HIPSI ini sangat tersentuh dengan wejangan dari Gus Sholah –sapaan KH Shalahuddin Wahid- tersebut. 

PKB Kab Tegal

Gus Sholah menandaskan bahwa setiap Hari Selasa, KH Hasyim Asy’ari memanfaatkannya untuk mengembangkan bisnis di beberapa kota seperti Kediri dan sekitarnya. Dan karena menghormati tradisi tersebut, Pesantren Tebuireng juga menerapkan libur khusus pada hari Selasa sebagai bentuk apresiasi kepada hadratus syaikh. 

PKB Kab Tegal

Cucu hadratus syaikh ini juga berpesan kepada para santri lewat HIPSI untuk menjadikan semangat kewirausahaan sebagai bagian tak terpisahkan dari sosok seorang santri. 

“Ini pula yang semakin memperkuat semangat kami untuk terus membimbing calon usahawan muda agar mampu bersaing pada kesempatan mendatang,” ungkapnya.

Ghozali yakin, dengan terus dilakukannya sosialisasi tentangan kewirausahaan di sejumlah pesantren, maka akan semakin banyak santri yang nantinya ingin mengembangkan diri untuk membuka usaha. Tidak menutup kemungkinan pada dua puluh tahun mendatang bangsa Indonesia akan menjadi salah satu negera adikuasa. 

“Alangkah indahnya bila pengusaha yang berperan saat itu adalah para santri,” harapnya.

Kini HIPSI telah memiliki perwakilan di delapan provinsi. Sedangkan untuk di Jawa Timur telah terbentuk 18 kepengurusan di tingkat kabupaten dan kota. 

“Kami akan terus mengembangkan sayap karena respon para santri juga menggembirakan,” pungkasnya.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Saifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Sholawat PKB Kab Tegal

Kamis, 09 November 2017

KH Sya’roni Ahmadi, Nasihatnya Selalu Dinantikan Warga

KH Sya’roni Ahmadi dari Kudus, namanya tidak asing bagi warga Nahdliyin. Ia merupakan salah satu kiai sepuh yang multitalent. Nasihat-nasihatnya selalu diterima berbagai lapisan masyarakat baik dari kalangan NU maupun di luar NU.

Di samping kemampuan kiai yang menjadi murid sekaligus besan KH Arwani Amin ini di bidang spiritual dan intelektual, ia juga dianggap selalu tepat dalam bersikap, maka produk fatwa-fatwanya bisa tampil moderat.

“Mbah Kiai Sya’roni itu saat baca sab’ah bagai qori’ yang tak ada duanya, saat menjelaskan tafsir, seperti mufassir yang ilmunya seluas lautan, begitu pula saat Beliau bicara fiqih, falak dan lain sebagainya, namun yang juga patut diperhatikan bahwa beliau tidak pernah berperilaku kontroversial, maka ia diterima siapa saja,” ungkap KH. M. Shofy Al Mubarok Baedlowie, pengasuh pesantren Sirojuth Tholibin Brabo, Grobogan Jawa Tengah.

Lebih lanjut, kiai muda ini menjelaskan bahwa salah satu mustasyar PBNU yang berasal dari kota kretek itu merupakan sosok yang tidak terjun secara struktural dalam kancah politik praktis. Ini merupakan elemen penting? yang patut dipertimbangkan secara matang bagi public figur sekelas Kiai Sya’roni untuk masuk sebagai Ahlul Halli wal Aqdi.

KH Sya’roni Ahmadi, Nasihatnya Selalu Dinantikan Warga (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Sya’roni Ahmadi, Nasihatnya Selalu Dinantikan Warga (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Sya’roni Ahmadi, Nasihatnya Selalu Dinantikan Warga

“Mbah Sya’roni itu piantun (orang) yang lepas dari agenda kepentingan politik praktis. Politik yang dipakai beliau adalah politik kemasyarakatan dan kerakyatan, jadi Beliau bisa mengayomi serta diterima semua pihak,” imbuhnya

Dalam hal bernegara, ulama kharismatik ini termasuk orang yang bersuara lantang menyuarakan pentingnya nasionalisme bagi warga NU. Hal ini bisa dilihat dalam berbagai orasi ceramahnya di berbagai tempat.

PKB Kab Tegal

"NU harus membela NKRI selamanya. Jika tidak, ? NU bisa dikatakan sebagai pengkhianat terhadap resolusi jihad," contoh kata tegas Kiai Sya’roni saat menyampaikan mauidzoh hasanah dalam acara grand launching Kartu Tanda Anggota (Kartanu) di Kudus beberapa waktu lalu. (Ahmad Mundzir/Anam)

?

Foto: KH Syaroni Ahmadi saat bersama Habib Syech

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Syariah, Aswaja, Kiai PKB Kab Tegal

Rabu, 01 November 2017

Beberapa Masalah Keagamaan Kontemporer akan Dibahas dalam Rakernas LBM

Jakarta, PKB Kab Tegal. Beberapa masalah keagamaan kontemporer (masail diniyah waqi’yyah) yang berkembang di masyarakat akan dibahas dalam rangkaian acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama (LBM-NU) di Jakarta, 5-7 September 2007 mendatang.

Masalah penting yang akan dibahas dalam Komisi Bahtsul Masail Diniyah Waqi’yyah antara lain seputar multilevel marketing (MLM), visualisasi penulisan ayat suci Al-Qur’an, suami-isti yang tinggal serumah setelah terjadi talak, tenaga kerja Indonesia (TKI) illegal, dan aborsi yang dilakukan akibat korban perkosaan.

Senin, 30 Oktober 2017

Khofifah Minta Muslimat NU Hafal Lagu Ya Ahlal Wathon

Jakarta, PKB Kab Tegal



Semangat ibu-ibu Muslimat NU sepertinya tak padam karena usia mulai menua. Setiap mereka mengadakan kegiatan mislanya, suasana riuh penuh semangat seperti pada Pelantikan Perangkat Pusat dan Rapat Pleno II dan Periodik I di hotel Acacia Jakarta, Sabtu (14/10).

Pada kesempatan itu, di antara yang disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Hj. Khofifah Indar Parawansa adalah semangat yang terkandung pada lagu Ya Ahlal Wathon atau Ya Lal Wathon yang digubah KH Wahab Hasbullah pada 1914.

Khofifah Minta Muslimat NU Hafal Lagu Ya Ahlal Wathon (Sumber Gambar : Nu Online)
Khofifah Minta Muslimat NU Hafal Lagu Ya Ahlal Wathon (Sumber Gambar : Nu Online)

Khofifah Minta Muslimat NU Hafal Lagu Ya Ahlal Wathon

“KH Wahab Hasbullah menciptakan lagu yang sangat heroik dan memiliki nasionalisme yang sangat tinggi,” katanya.

Menteri Sosial ini menyebut “rukun” menghafal lagu itu bagi para pengurus perangkat pusat yang dilantik.

PKB Kab Tegal

“Dan kita semua yang belum hafal, tugas pertama pengurus yayasan adalah wajib hafal,” pintanya. “Sanggup tidak?” tanya Khofifah.

“Sanggup!” jawab ibu-ibu dengan kompak dan keras.

Khofifah pun mengawali menyanyikan lagu Ya Ahal Wathon dan diikuti para peserta.

Berikut lirik lagu Ya Ahlal Wathon:

Ya lal wathon ya lal wathon ya lal wathon

PKB Kab Tegal

Hubbul wathon minal iman

Wala takun minal hirman

Inhadlu alal wathon





Indonesia biladi

Anta ‘unwanul fakhoma

Kullu may ya’tika yauma

Thomihay yalqo himama

Artinya: 

“Pusaka hati wahai tanah airku

Cintamu dalam imanku

Jangan halangkan nasibmu

Bangkitlah, hai bangsaku!

Indonesia negriku

Engkau Panji Martabatku

S’yapa datang mengancammu

‘Kan binasa di bawah durimu!” (Husni Sahal/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sholawat, Kiai PKB Kab Tegal

Minggu, 29 Oktober 2017

“Risalah” Edisi Terbaru Bahas Peran NU Tangkal Radikalisme

Jakarta, PKB Kab Tegal

Majalah Risalah NU terbaru Edisi 58 tahun 2016 membahas peran NU selama ini dalam menangkal dan memerangi radikalisme dan terorisme. Selain kasus teror nasional, majalah dibawah naungan LTN PBNU ini juga mengupas berbagai aksi terorisme internasional.

Pemimpin Redaksi Majalah Risalah NU, Musthafa Helmy dalam pengantar redaksinya mengatakan, pergeseran masyarakat Indonesia berubah tajam dalam menyikapi aksi teror dewasa ini.

“Risalah” Edisi Terbaru Bahas Peran NU Tangkal Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)
“Risalah” Edisi Terbaru Bahas Peran NU Tangkal Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)

“Risalah” Edisi Terbaru Bahas Peran NU Tangkal Radikalisme

Dia menjelaskan, kasus teror di Paris membuat semua warga Prancis dan Eropa pada umumnya ketakutan. Mereka berlari, menutup toko, dan lain-lain. Sedangkan untuk kasus teror bom di Jl Thamrin Jakarta Pusat, masyarakat justru mendekat ketika terjadi dentuman bom dan baku tembak.

“Kejadian ini seperti semacam syuting sinteron aja. Polisi langsung olah TKP. Besoknya, aktivitas kembali normal seperti biasa. Bahkan masyarakat Indonesia membuat gerakan tidak takut pada teroris. Kondisi ini tidak disadari para teroris yang menginginkan Jakarta kelabu,” tulis Helmy.

Selain topik utama tentang gerakan radikal dan terorisme, majalah ini juga seperti biasa menyuguhkan tulisan dan informasi yang layak dibaca oleh publik. Seperti tulisan Gus Dur tentang terorisme dna ulasan tentang perilaku jahat (teror) dalam perspektif Psikologi Islam yang rutin diasuh oleh Guru Besar Psikologi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahmad Mubarok.

PKB Kab Tegal

Selain itu, pengajian Kiai Said, Ketum PBNU juga siap menambah wawasan pembaca dengan membahas persoalan maulid secara mendalam. Dalam rubrik Fikrah, tulisan Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Masudi juga layak disimak dengan mengulas seputar ibadah haji dengan berbagai problematikanya.

Selain tulisan-tulisan di atas, Kajian Tafsir yang diasuh oleh Mudir Madrasatul Qur’an Pesantren Tebuireng Jombang KH Mustain Syafi’i juga perlu disimak mengenai kisah Ashabul Kahfi yang terkurung di dalam gua selama 309 tahun. Kemudian, resensi tentang buku ‘Sejarah Islam Nusantara’ karya Michael Laffan yang ditulis Munawir Aziz juga penting untuk dibaca karena menyoroti peran Snouck Hurgronje dalam lipatan Islam Nusantara.

Di bagian akhir, ulasan tentang profil Ketua LTN PBNU, H Juri Ardiantoro akan menemani pembaca untuk memahami peran media di era digital seperti sekarang. Di dalam ulasan tersebut, Juri pria kelahiran Brebes, 6 April 1973 itu mendorong media untuk bahu-membahu menangkal gerakan radikalisme di dunia maya. (Fathoni)?

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Ubudiyah, Budaya PKB Kab Tegal

Sabtu, 28 Oktober 2017

Pencetak Banyak Hafidzah

Hari itu, langit dan bumi pesantren Babakan-Ciwaringin-Cirebon tiba-tiba ‘basah’. Bukan karena hujan lebat yang menimbulkan genangan banjir, melainkan karena para keluarga, santri, dan masyarakat meneteskan tangis air mata. Salah seorang ulama perempuan yang hafizhah itu wafat meninggalkan semuanya.

Sosok ulama perempuan hafizhah itu tak lain, Nyai Hj Izzah Syathori Fuad Amin, salah seorang pengasuh pesantren Bapenpori (Balai Pendidikan Pondok Putri) al-Istiqomah, putri dari al-Maghfurlah KH Abdullah Syathori (sesepuh pesantren Dar al-Tauhid, Arjawinangun), dan istri mendiang KH Fuad Amin (sesepuh pesantren Raudlatut Tholibin, Babakan-Ciwaringin). Beliau dipanggil oleh-Nya, 3 September 2013.

Nyai Izzah adalah sosok yang istiqomah dalam mencerdaskan umat, melalui pengajian rutin; pengajian kitab kuning maupun al-Qur’an. Tak mengenal kata lelah dan bosan dalam hal mengajar ngaji kepada para santri maupun masyarakat luas. Ini terbukti, salah satunya saat upacara pemakaman mendiang. Tak seperti biasanya, ribuan orang berjejalan dan sesak memenuhi areal maqbarah Raudlatut Tholibin.

Tak tahu ada berapa kali sesi shalat jenazah saat itu, baik yang berlangsung di pelataran masjid maupun saat sudah dimakamkan. Saya begitu yakin, ini karomah dan keistimewaan dari seorang hamba yang begitu mencintai dan mengabdikan sepenuh hidupnya demi dan untuk kelestarian al-Qur’an.

Pencetak Banyak Hafidzah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pencetak Banyak Hafidzah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pencetak Banyak Hafidzah

Pengajian yang istiqomah dilakukan Nyai Izzah pun sederhana. Untuk pengajian jami’iyah rutin mingguan, beliau hadir di hadapan para ibu-ibu menjelaskan berbagai macam ilmu. Pengajian seperti ini berlangsung di Babakan dan Arjawinangun. Jamaah pun menyimak dan berikutnya menampung banyak pertanyaan bernada keluh kesah seputar kehidupan agama, sosial, dan ekonomi rumah tangganya.

Nyai Maryam Abdullah, salah seorang menantu mendiang pernah bercerita: “Sering kali saya menyaksikan setiap malam Jum’at, beliau (al-Marhumah) hendak pergi mengajar pengajian ibu-ibu di Arjawinangun, walaupun dalam kondisi hujan, dan sekalipun harus naik becak tetap dilakoninya. Sebagai pemimpin jami’iyah di Babakan dan Arjawinangun beliau dikenal sebagai sosok yang sangat cerdas dan memiliki karakter mobilisator.”

PKB Kab Tegal

Sementara saat di pesantren, Nyai Izzah akan setia membimbing para santriwati. Mengaji al-Qur’an misalnya, para santriwati berbaris rapi, bergiliran menyetorkan bacaan al-Qur’annya. Saking banyaknya santriwati yang ingin belajar mengaji al-Qur’an kepada beliau, setiap sesi setoran bacaan, beliau sanggup menyimak tidak kurang dari enam orang sekaligus secara bersamaan, masing-masing tiga orang santriwati di baris sebelah kanan dan kiri.

Tak hanya para santriwati, semua para Nyai yang ada di pesantren Babakan-Ciwaringin belajar mengaji al-Qur’an kepadanya. Beliaulah memang ulama perempuan paling otoritatif dalam bidang al-Qur’an baik di wilayah pesantren Babakan-Ciwaringin, pada khususnya, Cirebon dan Jawa Barat pada umumnya.

Jika ditelusuri jejak intelektualnya, Nyai Izzah sendiri mesantren dan belajar mengaji langsung kepada al-Maghfurlah KH Mahfudh Mas’ud, pimpinan pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta. Ia pun mampu menghafal al-Qur’an (hafizhah) dalam waktu yang relatif singkat, hanya 9 bulan.

Demikianlah, maka pesantren Bapenpori al-Istiqomah, masyhur sebagai pesantren yang istiqomah mencetak para hafizhah, santriwati penghafal al-Qur’an. Putera-putrinya pun demikian, cerdas dan hafizh-hafizhah. Itu semua tak lain merupakan buah dari keberkahan, kecerdasan, dan keistiqomahan Nyai Izzah sebagai pengasuh dan pendidik di pesantren.

Yang sangat mengesankan, banyak di antara kaum ibu yang awalnya buta huruf al-Qur’an atau bahkan lidahnya susah untuk melafadzkan ayat-ayat al-Qur’an tetapi akhirnya fasih dan hafal surat-surat penting

PKB Kab Tegal

Saking istiqomahnya beliau dalam hal mengaji, saat hendak bepergian jauh pun beliau selalu mempertimbangkan agar tidak ketinggalan waktu mengaji. Setahu saya beliau juga orangnya ulet dan telaten dalam mengajar. Siapapun yang ingin mengaji kepada beliau mulai dari kalangan anak-anak sampai orang tua pasti dilayaninya dengan senang hati.

KH Thohari Shodiq, salah seorang pengasuh pesantren Raudlatut Tholibin, berkali-kali menegaskan bahwa Nyai Izzah adalah satu-satunya Nyai sepuh yang alim, terutama dalam hal kajian kitab kuning. Selain alim dalam kajian al-Qur’an.

Akhirnya, kita memanjatkan do’a, semoga Nyai Izzah berbahagia di bawah naungan surga-Nya. Demikian juga yang ditinggalkan, baik para santri, keluarga, dan masyarakat dapat tabah serta menimba keteladanan, keistiqomahan, dan keikhlasan dari seorang ulama perempuan yang hafizhah ini. Amin.

?

Mamang M. Haerudin

Ketua LP3M STID AL-Biruni Cirebon, khadim al-Ma’had pesantren Raudlatut Tholibin Babakan-Ciwaringin.

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai PKB Kab Tegal

Senin, 23 Oktober 2017

Terbesar, PMII Jatim Mesti Jadi Contoh bagi Wilayah Lain

Ponorogo, PKB Kab Tegal

Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur merupakan PKC dengan jumlah cabang terbanyak se-Indonesia. Jumlah cabang definitif PMII se-Jatim adalah 31 institusi. Mulai dari ujung barat Ngawi hingga ujung timur Banyuwangi.

Terbesar, PMII Jatim Mesti Jadi Contoh bagi Wilayah Lain (Sumber Gambar : Nu Online)
Terbesar, PMII Jatim Mesti Jadi Contoh bagi Wilayah Lain (Sumber Gambar : Nu Online)

Terbesar, PMII Jatim Mesti Jadi Contoh bagi Wilayah Lain

Demikian dikatakan ketua PKC PMII Jatim 2014-2016, Ahmad Junaidi dalam Konferensi Koordinator Cabang (Konkoorcab) XXII Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur resmi dilaksanakan di Pendopo Agung Kabupaten, Ponorogo pada kamis Rabu 27-30 April 2016.

“Meskipun begitu, saya harap sahabat-sahabat tidak melupakan tiga hal, yakni komitmen ideologi, kaderisasi, dan gerakan PMII. Dan tiga poin itu haruslah juga jadi agenda utama forum (konkoorcab) ini,” katanya.

PKB Kab Tegal

Kang Juned, sapaan akrabnya, dengan potensi cabang yang banyak tersebut PMII Jatim seharusnya memberikan teladan pergerakan bagi wilayah-wilayah lain.

“PMII merupakan kawah candradimuka para politisi dan intelektual NU di masa depan, mari membangun PMII lebih bermanfaat,” ajaknya.

PKB Kab Tegal

Sementara itu, Ketua Umum PB PMII Aminuddin Ma’ruf mengatakan, sejarah Jatim menjadi tempat sejarah kelahiran PMII pada 17 April 1960 tidak boleh melengahkan PMII Jatim untuk terus berupaya menjadi barometer kepemimpinan, gerakan dan ideologisasi Islam Ahlussunnah wal Jamaah.

Secara simbolik pembukaan konkoorcab resmi dibuka dengan penabuhan gong sebanyak tiga kali oleh Bupati Ponorogo Ipoeng Mukhlisoni ditemani Ketum PB PMII Aminuddin Ma’ruf dan Ketum PKC Jatim Ahmad Junaidi.

Pada kesempatan pembukaan juga ditampilkan kesenian Reog Ponorogo yang merupakan kesenian asli Nusantara asal Ponorogo. Pada kesempatan acara juga makin khidmat dengan kehadiran salah satu pendiri PMII KH Nuril Huda, dan sejumlah alumni PMII dan pejabat setempat. (Ali Makhrus/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pemurnian Aqidah, Kiai PKB Kab Tegal

Selasa, 17 Oktober 2017

Presiden Sering ke Pesantren, DPR RI: Perhatikan Kesehatan Santri!

Jakarta, PKB Kab Tegal 



Anggota Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh meminta Kemenkes RI serius dalam memperhatikan kualitas kesehatan para santri. Menurut dia, sudah seharusnya santri mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai.

Presiden Sering ke Pesantren, DPR RI: Perhatikan Kesehatan Santri! (Sumber Gambar : Nu Online)
Presiden Sering ke Pesantren, DPR RI: Perhatikan Kesehatan Santri! (Sumber Gambar : Nu Online)

Presiden Sering ke Pesantren, DPR RI: Perhatikan Kesehatan Santri!

“Sejak awal duduk di Komisi IX, saya sudah mengingatkan Kemenkes akan kewajibannya memperhatikan kesehatan para santri. Tetapi Kemenkes abai terhadap hal ini. Sampai sekarang belum ada alokasi anggaran untuk pusat kesehatan santri,” tegasnya, di Jakarta, Kamis (12/10) melalui siaran pers. 

Perlu diketahui, Kemenag mencatat kurang lebih ada 23.000 pesantren di Indonesia, belum lagi yang tidak terdata. Pesantren-pesantren itu tersebar di seluruh pelosok penjuru Indonesia.

Namun, biasanya, pesantren terletak jauh dari fasilitas kesehatan pemerintah. Oleh karenanya pesantren sangat butuh pusat kesehatan santri dan alat-alat penunjangnya seperti ambulans. 

“Bayangkan, ada pesantren yang memiliki santri 6000. Jumlah itu sudah seperti penduduk satu desa. Dan tidak ada dana dari pemerintah untuk kesehatan santri. Kalau disuruh pengasuhnya menanggung, lalu apa fungsi pemerintah?” tegasnya.

PKB Kab Tegal

Ia menambahkan bahwa Presiden Joko Widodo sering datang ke pesantren, tetapi abai terhadap persoalan-persoalan pesantren. 

“Pesantren jangan jadi bemper saja,” terang politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu. 

Realitasnya, santri dalam satu pesantren adalah imaji satu bangsa, bangsa Indonesia, beraneka suku , kelas, ada dalam satu pesantren. Pemerintah sudah sebaiknya tidak terus menerus beretorika memihak santri. Sudah saatnya mewujudkan janji dengan program nyata. (Red: Abdullah Alawi)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, IMNU, Pemurnian Aqidah PKB Kab Tegal