Tampilkan postingan dengan label Kyai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kyai. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Februari 2018

Pelajar NU di Cianjur Menulis Islam yang Ramah

Cianjur, PKB Kab Tegal. Nahdliyyin Nusantara (Nahnu) memfasilitasi pelatihan jurnalistik dan pemanfaatan sosial media yang rahmatan lil alamin di pesantren Al-Huda, Al-Musri, Ciranjang, Cianjur, Sabtu-Ahad (6-7/9). Ketua Inspirasi Desa Nusantara Zainul Munasihin hadir sebagai narasumber dalam pelatihan dengan 100 peserta yang terdiri atas pelajar MTs, MA, dan anggota Nahnu Jabar.

Seknas Nahnu Miftakhul Aziz dalam sambutannya mengatakan pentingnya para pemuda NU memanfaatkan teknologi informasi. "Nahnu menginginkan pemuda-pemudi Nahdliyyin dan remaja masjid berkembang di tengah kemajuan teknologi informasi," kata Aziz, Ahad (7/9).

Pelajar NU di Cianjur Menulis Islam yang Ramah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU di Cianjur Menulis Islam yang Ramah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU di Cianjur Menulis Islam yang Ramah

Semua kegiatan anak-anak muda NU, menurut Aziz, harus diisi dengan kegiatan positif dan produktif. Dengan berbekal silaturahmi, Nahnu akan terus bergerak ke arah itu, tandas Aziz.

PKB Kab Tegal

Salah seorang pengasuh pesantren Al-Huda KH Dede Basri mendukung gerakan Nahnu. Pesantren, menurut kiai yang lazim dipanggil Gus Basri ini, tidak boleh dibatasi hanya sekadar tempat pendidikan Islam.

PKB Kab Tegal

"Pesantren juga medan perjuangan Islam," Gus Basri mengingatkan dalam sambutannya.

Santri harus berperan aktif menyuarakan Islam rahmatan lil alamin di mana berada, termasuk dalam media sosial. “Santri harus ambil bagian terdepan memproduksi konten Islam rahmatan lil alamin guna membendung wacana Islam garis keras yang selama ini banyak sekali mengisi media sosial,” pungkas Gus Basri. (Nashr Fanie/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Lomba, Kyai, Internasional PKB Kab Tegal

Jumat, 26 Januari 2018

Sepuluh Santri Terpilih dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Kemenag

Bogor, PKB Kab Tegal. Siapa bilang santri tidak bisa menulis karya ilmiah? Kesepuluh santri dari berbagai pesantren terpilih dalam lomba karya tulis ilmiah yang diinisiasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Agama dan Keagamaan (Puspenda) Balitbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Kamis (20/11), di Bogor, Jawa Barat.

Sepuluh Santri Terpilih dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Kemenag (Sumber Gambar : Nu Online)
Sepuluh Santri Terpilih dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Kemenag (Sumber Gambar : Nu Online)

Sepuluh Santri Terpilih dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Kemenag

Dalam laporannya, Pjs Kepala Puspenda Dr Rudi Subiantoro mengatakan, seminar ini sebenarnya kegiatan yang seharusnya dilakukan tiap tahun. “Sejak awal ada 50 peserta, lalu tersisa 10 santri. Sejak penyaringan sehingga diperoleh 10 besar pemenang melalui beberapa tahap yang ketat. Tidak ada kolusi apalagi nepotisme,” tegasnya.

Tujuan kegiatan ini, lanjut Rudi, adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis santri agar menghasilkan karya ilmiah. Nantinya, karya ilmiah yang dihasilkan akan dibukukan atau menjadi kumpulan tulisan yang menarik.

PKB Kab Tegal

Menurut Husen Hasan Basri, salah satu peneliti yang menginisiasi acara tersebut, kegiatan ini bukan merupakan lomba, tetapi lebih pada pendampingan bagi para santri untuk melahirkan karya tulis ilmiah. “Jadi, para santri selain dilatih menulis ilmiah juga didorong untuk menjadi peneliti,” ujar Husein.

Senada dengan Husein, Ta’rif, peneliti lainnya juga mengatakan bahwa para santri tersebut dipersiapkan menjadi peneliti di masa depan. “Masing-masing mendapat? uang pembinaan sebesar Rp 10 juta untuk bekal penelitian,” ujar Ta’rif.

PKB Kab Tegal

Kesepuluh santri tersebut adalah: 1) Idris Ahmad Rifai (PP LSQ Ar-Rahman Yogyakarta), 2) Rinaldiyanti Rukman, dkk (PP Tebuireng Jombang), 3) Wildan Imaduddin Muhammad (PP LSQ Ar Rahma Yogyakarta), 4) Nur Imam Saifulloh (PP Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto), 5) Sulfa Fariana (PP Krapyak Ali Maksum Yogyakarta).

Kemudian, 6) M Taufiq Maulana (Ma’had Aly PP Salafiyah Syafi”iyah Situbondo), 7) Syamsuar Hamka (PP Ar Rohman, Bogor), 8) Afifur Rohman, dkk (PP LSQ Ar-Rahman Yogyakarta), 9) Siti Afifah (PP Ibnul Qoyyim Putri Yogyakarta), 10) Miftahul Alimin (Ma’had Aly PP Salafiyah Syafiiyah Situbondo).

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Prof Abdurrahman Mas’ud dalam pengarahannya mendorong kepedulian dan meningkatnya wawasan para santri terhadap dunia tulis-menulis. Menurutnya, perlu diupayakan sebuah kegiatan pengembangan karya ilmiah bagi para santri.

“Kegiatan tersebut bertujuan untuk menghidupkan kembali tradisi menulis di pesantren, membangun motivasi kaum santri untuk leluasa berkreasi, berprestasi, dan berimajinasi melalui tulisan-tulisannya,” ujar Mas’ud.

Para santri, lanjut Mas’ud, harus meneladani para ulama masa lalu. Ketika itu, karya-karya tulis para ulama banyak diterbitkan di Saudi dan Turki, selain di Indonesia sendiri. Karya yang monumental tersebut antara lain Tafsir al-Munir li Ma’alim at-Tanzil atau Tafsir Marah Labid (Syekh Nawawi al-Bantani) dan Manhaj Zhawi an Nazhar (Syekh Mahfudz al-Tirmasi), sebuah tafsir atas Manzhumat ‘Ilm al Atsar karya Abdurrahman al-Suyuthi.

Mas’ud menambahkan, sekarang ini belum ada lagi penulis produktif dari kalangan ulama setelah Rais Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudh. “Yang menarik, adalah kitab Thariqatul Hushul ala Ghayatil Wushul karya Kiai Sahal Mahfudh, sebuah penjelasan dari kitab Ghoyatul Wushul karya Syekh Abu Zakariya al-Anshori,” tegasnya. (Musthofa Asrori/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai PKB Kab Tegal

Pesantren sebagai Basis Arus Baru Kebangkitan Ekonomi Umat

Oleh Muhammad Syamsudin

Menindaklanjuti Keputusan Kongres Ekonomi Umat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mulai bergerak ke daerah untuk meningkatkan ekonomi umat. Meminjam tangan Pusat Inkubasi Bisnis Syariah (Pinbas), MUI juga telah meluncurkan program baru yaitu Agribisnis Kacang Nasional (Agrikanas) di Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa (31/10) beberapa waktu yang lalu. Dalam meluncurkan program ini, MUI mengandeng PT Perhutani dan Garuda Food.

Pesantren sebagai Basis Arus Baru Kebangkitan Ekonomi Umat (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren sebagai Basis Arus Baru Kebangkitan Ekonomi Umat (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren sebagai Basis Arus Baru Kebangkitan Ekonomi Umat

Dalam beberapa forum lain, Ketua Umum MUI dan sekaligus Rais ‘Am Jam’iyah Nahdlatul Ulama’, KH Maruf Amin menjelaskan bahwa Kongres Ekonomi Umat yang dibuka Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 22-24 April lalu menghasilkan berbagai rekomendasi untuk memajukan perekonomian umat di Indonesia, di antaranya komitmen untuk menggerakkan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi pelaku usaha utama perekonomian nasional.?

Dalam rangka merealisasikan rekomendasi-rekomendasi hasil Konggres tersebut, pemerintah berencana menggandeng pesantren-pesantren di Seluruh Indonesia, untuk mengawal pelaksanaannya dan sekaligus menjadi motor penggerak upaya penciptaan Arus Baru Ekonomi Umat tersebut. Inilah kemudian oleh beliau, Rais ‘Aam, yang dihimbaukan kepada seluruh warga nahdliyin agar mulai bangkit. Tentunya, kebangkitan tersebut kurang menemukan gregetnya bila tidak didukung oleh soko guru masyarakat yaitu pesantren. Dan karena latar belakang inilah, tulisan ini hadir untuk mencoba memberikan respon gambaran terhadap himbauan Rais ‘Aam tersebut.?

Pesantren Soko Guru Ekonomi Umat

PKB Kab Tegal

Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pusat perekonomian ekonomi Islam dunia. Sebab selain di dukung oleh besarnya jumlah penduduk muslim, Indonesia juga memiliki faktor pendukung lain yang sangat strategis bila dibandingkan dengan negara lain yaitu faktor adanya lembaga pendidikan Islam tradisional berupa Pondok Pesantren. Maka akan sangat mengherankan bila sampai sekarang ini, kurang lebih setelah 22 tahun sejak pertama kalinya berdiri bank dengan sistem syariah yaitu Bank Mu’amalah berdiri tahun 1992, perkembangan ekonomi Islam di Indonesia masih berjalan stagnan dan jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara lain, terutama negara tetangga Malaysia yang perkembangan ekonomi Islamnya paling maju di dunia.?

Menurut laporan data dari Bank Indonesia tentang Data Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia tahun 2013, akselerasi pertumbuhan ekonomi Islam khususnya pada lembaga-lembaga keuangan Islam baik bank maupun non bank hanya mampu tumbuh sekitar 4,6 persen saja dari total pangsa pasar keuangan di Indonesia dengan total asset hanya sebesar 145 trilliun rupiah, masih jauh bila dibandingkan dengan total asset perbankan konvensional yang mencapai 5000 trilliun rupiah. Pencapaian ini masih dibawah target pertumbuhan yang diharapkan mampu mencapai 6 persen. Dengan data-data yang ada sekarang ini, rasanya akan sangat sulit untuk merealisasikan target untuk menjadikan indonesia sebagai pusat dan pemimpin dalam pasar keuangan syariah dunia pada tahun 2020 nanti. Perkembangan bank syariah masih mempunyai banyak problem. Problem hukum merupakan salah satu dari beberapa problem yang dihadapi oleh bank syariah, disamping problem–problem lain seperti persepsi dan perilaku masyarakat yang masih cenderung menyamakan bank syariah dengan?

bank konvensional. Pengetahuan syariah masyarakat yang masih terbatas baik sumber daya manusia dan teknologi yang masih mengacu pada sistem konvensional dan sebagainya. Berdasarkan UU No.21 tahun 2008 yang mendukung operasional bank syariah, bank syariah dipahami sebagai bank bagi hasil namun dengan berjalannya perkembangan jaman, sebagian problem hukum bank syariah dapat diatasi. Namun, dalam pelaksanaannya nanti masih perlu menelaah beberapa hal yang mengandung potensi adanya problem hukum lain yang perlu mendapat pemecahan.?

Realitas di atas harus dijadikan sebagai bahan introspeksi bagi pemerintah maupun para praktisi ekonomi Islam mengapa dengan potensi dan dukungan yang demikian besar sampai saat ini ekonomi Islam masih belum mampu bersaing dengan sistem ekonomi konvensional. Strategi yang ada saat ini yang lebih mengedepankan pada sisi pertumbuhan aset dan jumlah lembaga-lembaga keuangan Islam rasanya akan menjadi sia-sia apabila tidak diselaraskan dengan soisalisasi dan edukasi yang efektif pada masyarakat muslim indonesia. Sebab diindikasikan salah satu penyebab lambannya pertumbuhan ekonomi syariah disebabkan oleh masih lemahnya pemahaman masyarakat muslim sendiri akan pentingnya bertransaksi dan berekonomi dengan menggunakan sistem ekonomi Islam. Masyarakat muslim indonesia masih acuh dan tertutup/tidak membuka diri terhadap sistem ekonomi Islam dan menganggap tidak ada bedanya dengan sistem ekonomi konvensional. Kesan yang timbul di masyarakat bahkan lebih buruk lagi, dimana bank atu lembaga keuangan syariah dianggap sama saja dengan bank konvensional, yang membedakannya hanyalah “jilbab” dan “salam”.?

PKB Kab Tegal

Sebagai suatu contoh, misalnya masih terdapatnya pro dan kontra terhadap penerapan di kalangan umat Islam itu sendiri mengenai bunga bank. Ada sejumlah alasan yang menjadi pendukung maupun menolak penerapan metode bunga. Adapun alasan yang menjadi pendukung maupun menolak metode bunga adalah sebagai berikut :

Masyarakat yang mendukung penerapan metode bunga umumnya berpendapat bahwa :

• Bunga atas pinjaman adalah hal yang wajar, bahkan sudah seharusnya ada.?

• Metode bunga dapat dibenarkan karena dalam perekonomian sering terjadi inflasi yang menyebabkan penurunan nilai mata uang.?

• Pengaruh Teori? Kecenderungan Mata Uang Berbasis Waktu [time preference of money theory, yang menyatakan bahwa jumlah uang pada masa kini akan mempunyai nilai yang lebih tinggi dari jumlah yang sama pada suatu masa nanti, sehingga bunga diperlukan untuk mengimbangi penurunan nilai uang.

Sekip masyarakat yang kontra terhadap sistem bunga Bank adalah secara umum dapat dipetakan sebagai berikut:

• Menolak pinjam-meminjam uang dengan bunga karena membuat orang tergoda untuk mengejar keuntungan dan menumpuk kekayaan sehingga uang menjadi tidak produktif dan hanya menimbulkan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin juga fungsi uang adalah sebagai alat tukar, bukan untuk menghasilkan tambahan melalui bunga.?

• Karena bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas dalam masyarakat. Dilihat dari aspek sosialnya, penerapan metode bunga terbukti menimbulkan akibat yang kurang baik, karena bunga meningkatkan kecenderungan dikuasainya kekayaan segolongan orang kecil saja.?

Dengan demikian, maka hal yang paling urgen saat ini adalah bagaimana melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat yang dibarengi dengan edukasi yang benar mengenai pentingnya berekonomi dengan menggunakan sistem ekonomi Islam. Sebab tanpa adanya sosialisasi dan edukasi, mustahil rasanya dapat mengubah pandangan masyarakat saat ini akan pentingnya berekonomi dengan menggunakan sistem ekonomi Islam yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Dalam hal ini, peranan pondok pesantren sebagai lembaga dakwah dan pendidikan Islam menjadi sangat krusial, di mana masih terdapat sebagian besar masyarakat muslim Indonesia yang menganggap pondok pesantren dengan kyainya sebagai referensi utama dalam kehidupan keberagamaan maupun kemasyarakatan. Pondok pesantren juga masih dianggap oleh masyarakat sebagai lembaga pendidikan yang memiliki kredibilitas dan kompetensi yang tinggi, terutama dalam hal yang menyangkut norma-norma keagamaan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh masyarakat.?

Faktor inilah yang menjadi kelebihan antara pondok pesantren dengan lembaga pendidikan Islam lainnya dalam sudut pandang masyarakat muslim Indonesia. Konsep- konsep ekonomi Islam seperti riba, mudharabah, musyarakah, qard, murabahah dan konsep-konsep lainnya sebenarnya sudah diajarkan sejak lama di Indonesia, khususnya di madrasah, dan sekolah, terlebih lagi pondok pesantren dengan nama fiqh muamalah. Salah satu elemen penting dalam pesantren adalah pengajaran kitab-kitab Islam klasik atau sering disebut “kitab-kitab kuning” (al-kutub al-shafra’). Adapun metode pengajaran yang diberikan di pesantren adalah sorogan dan bandongan. Melalui kajian terhadap kitab-kitab kuning itulah, terutama kitab-kitab fiqh, pondok pesantren mengenal dan mengkaji teori-teori yang berkaitan erat dengan ekonomi Islam.?

Dengan potensi dan integritas pondok pesantren yang demikian tinggi, maka tidak ada salahnya strategi pengembangan ekonomi Islam bisa dimulai dari pemberdayaan pesantren yang secara kuantitas maupun kualitas memiliki semua yang dibutuhkan dalam akselerasi pertumbuhan ekonomi Islam di Indonesia. Dalam hal kuantitas, setidaknya jumlah pondok pesantren di Indonesia tersebar hampir disetiap penjuru tanah air dari sabang sampai merauke, yang menurut data dari departemen agama berjumlah tidak kurang dari 30.000 pesantren, dengan jumlah santri tidak kurang dari 4.000.000 orang, dan belum lagi pesantren yang tidak terdata yang bertada di daerah-daerah terpencil dan pelosok. Secara kualitas, kyai maupun santri pondok pesantren memiliki keunggulan dalam bidang pemahaman teori dan konsep-konsep ekonomi Islam yang mumpuni, sebab secara tradisi di setiap pesantren pasti mengajarkan bidang keilmuan fiqh muamalah yang menjadi dasar utama untuk menerapkan produk-produk dan transaksi-transaksi dalam sistem ekonomi dan perbankan Islam.?

Menurut sejumlah ekonom, pemerhati ekonomi Islam, secara garis besar, peran strategis pesantren dalam pengembangan ekonomi Islam di indonesia ada dua, yaitu:?

Pertama, peran pengembangan keilmuan dan sosialisasi ekonomi syariah ke masyarakat. Hal ini karena pesantren diakui sebagai lembaga pengkaderan ulama dan dai yang legitimed di masyarakat. Ulama produk pesantren sangat berpotensi menjadi ulama ekonomi Islam yang sangat diperlukan sebagai Dewan Pengawas Syariah (DPS) bagi Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang berfungsi mengawasi dan menjaga aktivitas dan program LKS tersebut sesuai dengan syariah. Disamping itu mereka juga dapat berperan sebagai corong sosialisasi ekonomi syariah di masyarakat, karena mereka adalah panutan dan suara mereka lebih didengar daripada ulama dan dai produk lembaga non pesantren. Kelebihan lainnya mereka lebih menguasai fiqh muamalah, sehingga memiliki kemampuan untuk menjelaskan tentang ekonomi syari’ah kepada masyarakat dengan lebih baik.?

Kedua, adalah peran mewujudkan laboratorium praktek riil teori ekonomi syariah dalam aktivitas ekonomi. Peran ini juga sangat strategis, mengingat masyarakat melihat pesantren sebagai contoh dan teladan dalam aktivitas sehari-hari. Jika pesantren mengembangkan potensinya dalam ekonomi syariah dan berhasil tentu hal itu akan diikuti oleh masyarakat. Insya Allah mereka akan ramai-ramai melakukan migrasi dari sistem ekonomi kapitalis menuju ekonomi Islam yang terbebas dari riba, maysir, gharar, risywah, dzalim, jual beli barang haram dan berbagai bentuk kemaksiatan lainnya. Sebaliknya, jika pesantren pasif dan apatis tentu berpengaruh kepada masyarakat, apalagi jika mereka masih berinteraksi dengan ekonomi konvensional.?

Kedua peran ini memiliki posisi yang sangat strategis dalam strategi ekselerasi ekonomi Islam di indonesia, dan bila dapat diimplementasikan dengan baik, tidak mustahil perkembangan ekonomi Islam di indonesia akan dapat berjalan lebih cepat dan mencapai target yang menjadikan indonesia sebagai pusat dan leader dalam ekonomi dan keuangan Islam dunia. Namun dibalik potensi yang sedemikian besar dan strategis, tentu saja tidak bisa kita nafikan pondok pesantren juga memiliki sisi kelemahan yang menjadi salah satu penyebab pasifnya peran pondok pesantren dalam andil mengembangkan dan memajukan ekonomi Islam. Kelemahan tersebut terletak pada minimnya pengetahuan kyai atau santri akan praktik dan implementasi dari teori-teori dan konsep-konsep ekonomi Islam yang telah mereka miliki, sehingga teori-teori dan konsep-konsep tersebut hanya menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang tidak pernah terimplementasikan di dalam kehidupan dunia secara nyata.?

Eksistensi ilmu teoritis fiqh muamalah di pesantren seharusnya membumi, sehingga bisa menyelesaikan problem-problem transaksi yang bersih dan syar?i di lapangan, namun kebanyakan insan pondok pesantren tak berdaya manakala berhadapan dengan sistem kapitalis yang membelit seperti sistem riba. Perbankan konvensional misalnya, sebelum adanya sistem perbankan syariah, ia seakan tak bisa dihindari oleh kebanyakan umat Islam, termasuk para santri yang sejatinya pakar tentang teori fikih muamalah tersebut. Bahkan, akibat mengakarnya sistem kapitalis itu, tak sedikit ulama yang melegitimasi sistem riba di perbankan konvensional dengan dalil-dalil yang dikutip dari kitab-kitab kuning.?

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan tidak membuminya konsep-konsep teoritis fiqh muamalah yang dikuasai oleh santri di pondok pesantren dengan perkembangan produk- produk ekonomi Islam yang terus berkembang pesat sekarang ini yaitu Pertama, kajian keilmuan pesantren khususnya fiqh muamalah hanya merujuk dan bersumber dari kitab-kitab klasik yang ditulis pada ratusan tahun yang lalu, sedikit pesantren yang mau menggunakan kitab-kitab kuning kontemporer, padahal institusi dan aktivitas ekonomi masyarakat terus berkembang. Banyak hal-hal baru dalam perkembangan ekonomi yang tidak terbahas di dalamnya, sehingga menyebabkan keilmuan santri dalam fiqh muamalah mengalami kemandegan, sehingga tidak memahami realitas yang ada. Kedua, teori-teori fiqh muamalah kurang diaktualkan menyebabkan orang tidak lagi familiar dengan konsep-konsep yang dibawa dari kitab kuning.?

Semestinya, pesantren mampu membawa teori-teori klasik itu dalam dunia saat ini dengan bahasa yang kontemporer, sehingga ada upaya untuk membumikan konsep “abstrak” itu ke dunia nyata yang kongkret. Ketiga, proses belajar- mengajar yang dikembangkan masih berorientasi pada bahan atau materi, bukan pada tujuan. Proses pembelajaran dianggap berhasil bila para santri sudah menguasai betul materi-materi yang ditransfernya dari kitab kuning dengan hafalan yang baik. Apakah mereka nanti mampu menerjemahkan dan mensosialisasikan materi-materi tersebut ketika berhadapan dengan dinamika masyarakat tidak diperhatikan. Keempat, metode mengajar cenderung monoton dan menggunakan pendekatan doktrinal, sehingga kreatifitas keilmuan santri minim. Tidak terdapat arahan maupun kemauan dari santri sendiri untuk mencoba mempraktikkan konsep- konsep yang telah dikuasainya tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kelima, santri tidak dikenalkan atau tidak dipahamkan tentang sistem ekonomi konvensional, sehingga begitu berbenturan dengan sistem konvensional di lapangan langsung tak paham dan akhirnya menyerah dan tak berani mengusiknya. Ini terjadi karena sistem pendidikan pondok pesantren yang tidak memberikan porsi bagi materi-materi kontemporer (kekinian) dan keindonesiaan, termasuk materi ekonomi konvensional dalam kacamata Islam.?

Kelima penyebab di atas diperparah dengan pemahaman yang salah oleh banyak kalangan santri dan pesantren tentang dikotomi ilmu dunia dan ilmu agama. Walaupun dikotomi tersebut merupakan pengaruh sekulerisme, namun ia sangat populer dikalangan pesantren, terutama dikalangan pesantren salaf. Akibatnya santri malas atau bahkan tidak ada motivasi sama sekali untuk belajar ilmu-ilmu yang dianggap sebagai ilmu dunia, termasuk di dalamnya ilmu ekonomi.

Di sisi lain, tumbuh pesatnya sistem ekonomi Islam yang berpusat pada semakin maraknya pendirian lembaga-lembaga keuangan syari’ah terutama perbankan syari’ah menuntut tersedia sumber daya manusia yang mumpuni dan menguasi dua bidang keahlian sekaligus, yaitu keahlian dalam bidang manajemen dan keuangan perbankan dan keahlian dalam bidang fiqh mu’amalah. Kedua skill ini mutlak dimiliki oleh para profesional di industri perbankan syari’ah, sehingga tujuan utama dari didirikannya perbankan dengan sistem syariah yaitu agar umat Islam terhindar dari transaksi yang mengandung riba akan dapat tercapai.

Namun kenyataannya hingga saat ini, SDM yang berkecimpung dalam dunia industri keuangan Islam khususnya perbankan syariah lebih banyak didominasi oleh orang- orang yang berasal dari bank konvensional, yang tidak memiliki dasar-dasar keilmuan dan pengetahuan yang cukup mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip ekonomi Islam terdapat dalam fiqh mu’amalah. Sehingga sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pemahaman yang baik mengenai konsep-konsep ekonomi Islam pada lembaga-lembaga keuangan syariah di Indonesia saat ini sangatlah terbatas, sebab sebagian besar dari mereka berasal dari para praktisi perbankan konvensional yang berasal dari bank induknya yang membuka unit usaha syari’ah (UUS). Para praktisi ini lebih menonjol kemampuan teknis operasional perbankan seperti manajemen, akuntansi, marketing dan kemampuan teknis perbankan lainnya ketimbang konsep-konsep ekonomi Islam, sehingga pada prakteknya seringkali terjadi kesalahan-kesalahan yang sangat prinsipil dalam keputusannya menegeluarkan suatu produk pemb

iayaan maupun pendanaan syari’ah.?

Di sinilah sebenarnya terbuka kesempatan yang luas bagi para alumni pondok pesantren yang memiliki kelebihan pada penguasaan konsep-konsep ekonomi Islam, sehingga dibutuhkan sinergi dan integrasi keilmuan yang terpadu antara kemampuan teknis operasional yang dimiliki oleh lulusan perguruan tinggi di satu sisi, dengan kemampuan pada pemahaman konsep-konsep ekonomi Islam yang dimiliki oleh santri pondok pesantren di sisi lain.?

Namun, yang tidak kalah pentingnya, adalah diperlukan upaya menggali informasi yang lebih mendalam mengenai pandangan dan pemahaman santri pondok pesantren terhadap inovasi dan perkembangan ekonomi Islam yang tengah berkembang di indonesia dewasa ini. Mengapa? Karena tidak semua pesantren siap melakukannya. Ada masih banyak pesantren-pesantren lain yang membutuhkan pembinaan. Paling tidak, sebagian dari mereka perlu ada bimbingan dan sharing pengetahuan tentang arus baru ekonomi ummat tersebut.

Penulis adalah pengasuh Pondok Pesantren Hasan Jufri Putri P. Bawean, Gresik, Jawa Timur

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ahlussunnah, Tokoh, Kyai PKB Kab Tegal

Jumat, 19 Januari 2018

MINU Walisongo Bojonegoro Giatkan Khataman Al-Qur’an dengan Metode Kartu Juz

Bojonegoro, PKB Kab Tegal. Banyak jalan menjadikan anak didik berbudi pekerti mulia, salah satunya dengan menggiatkan dewan guru agar tirakat. Inilah salah satu wasilah yang perlu dilakukan oleh dewan guru dimana pun berada.?

Tak terkecuali oleh Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Walisongo Bojonegoro, Jawa Timur. Madrasah yang bernaung dibawah LP Ma’arif NU ini menggiatkan aktivitas Khataman Al-Quran seminggu sekali dengan metode kartu juz.

MINU Walisongo Bojonegoro Giatkan Khataman Al-Qur’an dengan Metode Kartu Juz (Sumber Gambar : Nu Online)
MINU Walisongo Bojonegoro Giatkan Khataman Al-Qur’an dengan Metode Kartu Juz (Sumber Gambar : Nu Online)

MINU Walisongo Bojonegoro Giatkan Khataman Al-Qur’an dengan Metode Kartu Juz

Pemilihan model kartu juz ini dinilai lebih simple dan merekatkan ukhuwah antar dewan guru. Setiap dewan guru memiliki pilihan untuk mengambil kartu yang dikehendakinya.?

Kartu juz disediakan oleh madrasah dalam dua kotak kecil, yang pertama kotak kartu juz yang belum dibaca, yang kedua kotak yang diperuntukkan untuk kartu juz yang sudah dibaca.

PKB Kab Tegal

Dengan metode ini, diharapkan dewan guru sering berinteraksi sesama dewan guru. Karena pembagian membaca juz tidak melalui medsos (media sosial) yang notabene menjauhkan interaksi antar dewan guru.?

Selain itu setiap sebelum pembagian kartu juz dewan guru seluruhnya berkumpul dalam ruang khusus dengan dipimpin oleh salah satu guru yang juga kiai atau sesepuh dewan guru guna berkirim Al-Fatihah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan para shahabat, para shalafusholih, ulama, pendiri NU dan pendiri madrasah serta yang paling khusus kepada seluruh anak didik MINU.

Pada prosesi khataman pun tidak jauh beda dengan pembukaan khataman yaitu dengan berkumpul dalam satu ruangan dan salah satu dewan guru membacakan doa khatam Al-Qur’an.?

Hanya uniknya setiap dewan guru pada proses ini menyediakan air bening dalam wadah. Air ini kata salah satu dewan guru berguna sebagai wasilah kepada anak-anak kita.?

PKB Kab Tegal

“Tergantung, mintanya kepada Allah apa? Insyaallah dengan wasilah air ini, hajat kita terkabul,” tutur Abdulloh Afif, yang memiliki gagasan cemerlang ini. (Ahsanul Amilin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pendidikan, AlaNu, Kyai PKB Kab Tegal

Rabu, 17 Januari 2018

Akhlaq Dasar Berinteraksi dengan Hewan

Belakangan ini masalah animal rights (hak asasi hewan) mencuri perhatian banyak kalangan, khususnya di Barat. Persoalan ini sempat menimbulkan perdebatan di kalangan aktivitis dan akademisi. Pertanyaan yang dikemukakan ialah apakah hewan memiliki hak asasi yang sama dengan manusia?

Jika hewan memiliki hak asasi yang sama seperti halnya manusia, tentu setiap orang yang melanggar hak tersebut bisa dikenakan sanksi dan hukuman. Di beberapa negara, aturan ini sudah mulai dikaji, ditimbang, dan dibakukan menjadi undang-undang.

Akhlaq Dasar Berinteraksi dengan Hewan (Sumber Gambar : Nu Online)
Akhlaq Dasar Berinteraksi dengan Hewan (Sumber Gambar : Nu Online)

Akhlaq Dasar Berinteraksi dengan Hewan

Sejatinya, Islam sedari dulu sudah memerhatikan persoalan ini. Ada banyak argumentasi yang ditemukan dalam literatur keislaman terkait persoalan tersebut.

Izzuddin bin ‘Abdul Salam adalah salah seorang ulama Syafi’iyah membahas hak asasi hewan dalam bukunya Qawaidul Ahkam fi Mashalihil Anam. Dalam bukunya ini ia menyebutkan sebagai berikut.

PKB Kab Tegal

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PKB Kab Tegal

Berikut ini hak asasi hewan yang harus dipenuhi oleh manusia. Kewajiaban ini tetap berlaku meskipun hewan tersebut cacat dan sakit, sehingga tidak bisa lagi dimanfaatkan.

Beberapa kewajiban manusia atas hewan antara lain ialah tidak membebani mereka dengan beban di luar kesanggupan mereka; tidak menempatkan mereka bersama binatang sejenis atau jenis lain yang dapat menyakiti mereka dengan cara mematahkan tulang mereka, memotong, ataupun melukai; menyembelih mereka dengan cara yang baik; tidak mengguliti dan mematahkan tulang mereka hingga tubuhnya membeku dan mati; tidak menyembelih anak-anaknya di depan penglihatan induknya; membersihkan kandangnya; menempatkan hewan jantan dan betina bersama-sama selama musim kawin; tidak boleh merampas hasil buruannya; tidak boleh melempar mereka dengan benda tumpul yang bisa menghancurkan dan merusak tulangnya, sehingga dagingnya menjadi haram.

Kutipan ini mengisyaratkan bahwa ada beberapa aturan yang harus dipahami oleh manusia ketika berinteraksi dengan hewan, terkhusus bagi orang yang memiliki hewan peliharaan atau binatang kesayangan (pet). Pertama, tidak membebani mereka dengan dengan sesuatu yang di luar kemampuannya. Jika kita memiliki kuda, sapi, atau kerbau, maka jangan sesekali memaksa mereka membawa barang yang bisa melukai dan menciderainya. Kedua, tidak menempati mereka dengan binatang sejenis atau binatang lain yang bisa membahayakan keselamatannya.

Ketiga, menyembelih mereka sesuai dengan panduan yang diajarkan oleh syariat. Aturan ini khusus bagi hewan-hewan yang boleh dimakan. Keempat, dilarang menguliti dan mematahkan tulang mereka hingga menjadi dingin dan mati. Kelima, tidak boleh menyembelih anak-anaknya di depan penglihatan induknya. Perlu diketahui binatang juga memiliki rasa iba, takut, dan sayang terhadap anak-anaknya seperti halnya manusia. Keenam, membuatkan mereka tempat yang nyaman dan membersihkan kandangnya. Ketujuh, menempatkan jantan dan betina bersama-sama selama musim kawin. Kedelapan, tidak boleh merampas hasil buruannya. Kesembilan, tidak boleh menembak mereka ? atau cara apapun yang bisa mematahkan tulang mereka sehingga dagingnya haram untuk dimakan.?

Demikianlah sembilan hak hewan yang dipaparkan oleh Izzudin bin ‘Abdul Salam. Semoga kita termasuk orang yang bisa mengindahkan aturan tersebut. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Lomba, Kyai, Internasional PKB Kab Tegal

Gratis Biaya Kuliah Angkatan Pertama STIDKI NU Indramayu

Indramayu, PKB Kab Tegal. Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Nahdlatul Ulama Kabupaten Indramayu menggelar Program Pengenalan Studi dan Almamater (Propesa), Selasa-Kamis, 24-26 Oktober 2017.

Gratis Biaya Kuliah Angkatan Pertama STIDKI NU Indramayu (Sumber Gambar : Nu Online)
Gratis Biaya Kuliah Angkatan Pertama STIDKI NU Indramayu (Sumber Gambar : Nu Online)

Gratis Biaya Kuliah Angkatan Pertama STIDKI NU Indramayu

Ketua PCNU Indramayu, KH. Juhadi Muhamad, mengatakan dengan hadirnya STIDKI NU Indramayu, akan menjadi jembatan bagi keberlangsungan jenjang karir dimasa yang akan datang bagi kader NU yang berpotensi. 

“Salah satu keistimewaan STIDKI NU Indramayu ini adalah bukan milik yayasan ataupun milik perorangan. STIDKI NU murni milik Nahdlatul Ulama,” ungkap Kiai Juhadi di lokasi kegiatan Kampus STIDKI NU Indramayu yang juga Kantor PCNU Indramayu Jalan Gatot Subroto No. 9 Indramayu, Kamis (26/10). 

Pada tahun pertama perkuliahan digratiskan dengan menggalang kekuatan tokoh NU melalui program orangtua asuh atau beasiswa.

PKB Kab Tegal

Alhamdulillah sekarang sudah banyak tokoh NU yang telah siap menjadi orang tua asuh bagi para mahasiswa STIDKINU,” tambahnya.

Kiai Juhadi berharap seluruh mahasiswa memanfaatkan kesempatan istimewa tersebut.

“Belajarlah yang tekun dan rajin serta pada saatnya nanti menjadi sarjana, akan benar-benar menjadi sarjana yang siap mengabdi kepada ummat, NU, bangsa dan negara,” ujarnya.

PKB Kab Tegal

Ketua Panitia Propesa, Zamakshari mengapresiasi para calon mahasiswa. Menurutnya propesa adalah syarat wajib agar diakui sebagai mahasiswa-mahasiswi STIDKI NU.

"Berbagai materi telah kami siapkan dengan mengundang para pakar yang berkompeten untuk menyampaikan pemaparan, diantaranya dari PCNU Indramayu, kiyai dari Pesantren Babakan Cirebon, praktisi perbankan,  wartawan senior di Indramayu,” kata Zamakshari.

Hal itu diharapkan  agar saat aktif menjadi para peserta Propesa memiliki pondasi dasar yang kuat untuk menjadi mahasiswa cinta terhadap almamater, menjadi kader NU yang tangguh serta siap bersaing dengan mahasiswa dari perguruan tinggi lain di Indonesia.

Selain mendengarkan materi dan diskusi, peserta Propesa juga menggelar bakti sosial berupa pemberian sembako dan pakaian layak pakai kepada fakir miskin, panti jompo, anak jalanan dan tukang becak. Mereka disebar di berbagai sudut Kota Indramayu.

Hasyim, salah satu peserta mengungkan rasa bangganya karena bukan hanya bisa mengikuti kegiatan Propesa, tetapi juga diajarkan berbagai melalui pembagian sembako dan pakaian layak pakai kepada orang-orang yang membutuhkan.

“Yang membuat kami terharu, pada saat pembagian sembako ada tukang becak yang sampai memeluk kami dan menangis saking bahagianya mendapatkan santunan tersebut,” ujar Hasyim yang juga wartawan di Indramayu.

Propesa ditutup secara resmi oleh Rektor/Ketua STIDKI NU Indramayu, Jaenal Effendi. Doktor muda jebolan Jerman ini menegaskan, keberadaan STIDKI NU Indramayu harus dimanfaatkan oleh masyarakat Indramayu umumnya dan warga NU khususnya untuk menempuh pendidikan tinggi. 

“Kami bertekad mencetak sarjana-sarjana yang berkualitas dan unggul dengan dukungan para tenaga pengajar atau dosen yang kesemuanya sangat berkompeten. Oleh karena itu kepada para mahasiswa STIDKI NU Indramayu saya berpesan agar meluruskan niat dalam menempuh perkuliahan ini, belajar yang giat dan tekun serta bersama-sama membesarkan STIDKI NU Indramayu,” pungkas tokoh muda NU ini yang juga pengurus LPNU PBNU. 

STIDKI NU Indramayu dibuka sejak 15 Juni 2017 dengan Ijin operasional berupa SK Direktur Pendidikan Islam No. 3333 tahun 2017. Terdapat empat program studi  yakni Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Manajemen Dakwah (MD),  Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), dan Bimbingan Konseling Islam (BKI). (Iin Rohimin/Kendi Setiawan) 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa, IMNU, Kyai PKB Kab Tegal

Senin, 15 Januari 2018

Diplomasi Pencak Silat di Jepang, Menaker Gandeng Pagar Nusa

Jakarta, PKB Kab Tegal?



Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengajak Pimpinan Pusat Pagar Nusa untuk mengintensifkan program magang pekerja muda di negeri Jepang. Program ini, sekaligus diplomasi kebudayaan dalam seni pencak silat.

Diplomasi Pencak Silat di Jepang, Menaker Gandeng Pagar Nusa (Sumber Gambar : Nu Online)
Diplomasi Pencak Silat di Jepang, Menaker Gandeng Pagar Nusa (Sumber Gambar : Nu Online)

Diplomasi Pencak Silat di Jepang, Menaker Gandeng Pagar Nusa

Ia menyampaikan hal itu pada silaturahim dengan Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama dan Menteri Tenaga Kerja (Menaker), di Jakarta, Selasa (10/6). Silaturahim dengan Menteri Hanif Dhakiri, dihadiri Ketua Umum Pagar Nusa M. Nabil Haroen didampingi Sekretaris Umum Hasanuddin Wahid dan jajaran Pimpinan Pusat Pagar Nusa.?

Hanif Dakhiri mengungkapkan, Pagar Nusa menjadi mitra strategis pemerintah, khususnya Kementrian Tenaga Kerja untuk program peningkatan kapasitas dan skill pemuda. "Kami ingin agar pemuda-pemuda kita punya skill operasional dan kapasitas untuk dunia industri serta wirausaha. Pagar Nusa menjadi mitra kami untuk program magang di Jepang, juga beberapa negara Eropa, yang sedang kami coba," terang Hanif. ?

Menurut Hanif, santri-santri memiliki integritas moral dan kesungguhan untuk belajar skill praktis di bidang industri. "Di Jepang, para pemuda dilatih kedisiplinan, etos kerja dan wirausaha. Program magang ini berlangsung 2 tahun, yang ditambah dengan program intensif 3 tahun. Sebenarnya program ini sudah berlangsung sejak tahun 1999, sudah lebih 60 ribu pemuda yang dibekali kemampuan teknis di bidang industri dan wirausaha," ungkap Hanif.?

Ketua Umum Pagar Nusa Nabil Haroen menyambut hangat ajakan Menteri Tenaga Kerja. "Kami akan mempersiapkan kerjasama ini dengan detail. Jepang dikenal sebagai negara dengan kultur disiplin. Sangat baik untuk membentuk mental dan skill praktis untuk wirausaha sekaligus industri," jelas Nabil.?

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut, para santri dan kader Pagar Nusa juga akan mengkampanyekan pencak silat di Negeri Samurai. "Kami ingin kader pagar nusa juga bisa mengajar silat di Jepang. Ini akan menarik sebagai diplomasi kebudayaan, tidak hanya sebatas magang. Namun, kami juga mengenalkan seni beladiri pencak silat khas Nusantara. Dari lebih dari tiga juta kader kami, akan ada proses seleksi khusus untuk kerjasama ini," ungkap alumnus pesantren Lirboyo, Kediri.?

Peserta magang yang akan diberangkatkan ke Jepang, juga mendapat pembekalan dasar pencak silat. Sekretaris Umum Pagar Nusa Hasanuddin Wahid menegaskan pentingnya pelatihan ini. "Dengan mendapat pembekalan pencak silat, para peserta magang akan lebih percaya diri, disiplin dan siap berkompetisi untuk mempelajari skill khusus selama proses di Jepang," terang Hasan.?

Saat ini, Pimpinan Pagar Nusa bergerak cepat dengan mendata kader-kader yang siap belajar dan magang di Jepang. Rencana, ada tiga pesantren di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menjadi lokasi pelatihan, sebelum pemberangkatan magang di Jepang. (Red: Abdullah Alawi)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pahlawan, Pemurnian Aqidah, Kyai PKB Kab Tegal

Kamis, 04 Januari 2018

IPNU-IPNU Salatiga Kenalkan NU ke Santri TPQ

Salatiga, PKB Kab Tegal. Untuk mengenalkan NU sejak dini, Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Salatiga, Jawa tengah, mengadakan kegiatan Alim (Ajang Kreasi Anak Muslim), di MTS NU Salatiga, Ahad (24/11).

Ketua IPPNU Salatiga Lia Agustin menjelaskan acara ini merupakan yang kedua kalinya diselenggarakan. “Alim II ini merupakan rangkaian acara Pra-Konfercab. Sekaligus, ajang untuk mengenalkan sekolah yang dimiliki LP Ma’arif NU,” terangnya, Senin (25/11).

IPNU-IPNU Salatiga Kenalkan NU ke Santri TPQ (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPNU Salatiga Kenalkan NU ke Santri TPQ (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPNU Salatiga Kenalkan NU ke Santri TPQ

Dalam acara tersebut, sekitar 200 peserta dari berbagai TPQ se-Salatiga dan Kabupaten Semarang, mengikuti perlombaan yang ada. “Lomba meliputi mewarnai, dai cilik, dan qiro’ah,” imbuh gadis yang akrab disapa Lia ini.

PKB Kab Tegal

Sayangnya, peserta pada tahun ini agak menurun dibandingkan tahun kemarin. “Tahun lalu peserta 300 anak. Yang kedua ini menurun karena jenis lombanya dikurangi,” ungkapnya.

Namun, ia berharap dari penyelenggaraan Alim II kali ini, para pelajar NU dapat lebih dekat dengan masyarakat. Hal ini sesuai dengan tema acara, "Membangun Generasi Aswaja Aktif, Kreatif & Religius”. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Kyai, Doa, News PKB Kab Tegal

Selasa, 02 Januari 2018

Posko Peduli Bencana PWNU Jateng Masih Buka Donasi

Semarang, PKB Kab Tegal. Pos Komando (Posko) Peduli Bencana Alam Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah (PWNU Jateng) masih membuka penerimaan donasi dari warga masyarakat untuk disalurkan kepada para korban banjir di Jawa Tengah.

Posko Peduli Bencana PWNU Jateng Masih Buka Donasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Posko Peduli Bencana PWNU Jateng Masih Buka Donasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Posko Peduli Bencana PWNU Jateng Masih Buka Donasi

Untuk donasi uang, telah dibuka rekening khusus di BRI dengan nomor 060901002642531 atas nama  Posko Peduli Bencana  Alama NU Jateng.  Bagi penyumbang yang menransfer, dimohon memberi konfirmasi  melalui SMS kepada endahara Posko, Rofiq Mahfudz di nomor  081326101101.

Koordinator Posko Peduli Bencana Alam PWNU M Puji Wibowo menuturkan, hingga Rabu, (5/2), sumbangan dalam bentuk barang dan uang masih terus mengalir, dan akan segera disalurkan ke pos yang ada di kantor Pengurus Cabang NU (PCNU) yang daerahnya mengalami bencana. Sekaligus melengkapi sumbangan masyarakat yang langsung dititipkan di PCNU.

PKB Kab Tegal

“Data terakhir kami, uang masuk sebanyak Rp 12.814.000,-  baik melalui transfer maupun tunai di posko,” jelasnya.

Adapun bantuan barang, terangnya, telah  terkumpul  5,5 kwintal beras, 19 kardus mie instan, 9 dus biskuit, 19 dus pakaian, 3 dus perlengkapan mandi, dan 2 dus  minuman serbuk kopi jahe.

PKB Kab Tegal

Bowo mengatakan, seluruh sumbangan akan diangkut dengan mobil ambulance milik PWNU Jateng ke lokasi pengungsian di Jepara, Kudus maupun Pati dalam minggu ini. Adapun jika masih ada tambahan sumbangan, akan diangkut dengan truk atau cara lain apabila barang yang harus dikirim berjumlah besar.

“Sambil terus mendata bantuan yang masuk, kami telah menyiapkan ambulance untuk mengangkut sumbangan yang telah masuk dan membelanjakan uang sumbangan untuk membeli barang kebutuhan pengungsi,” tuturnya Posko Bantuan Bencana Alam PWNU Jawa Tengah Jl. Dr. Cipto 180 Semarang.

Sementara itu,  badan otonom NU telah mengirim relawan dan menyalurkan bantuan langsung ke lokasi bencana. Diantaranya Fatayat NU, Gerakan Pemuda Ansor, Ikatan Pelajar NU, Ikatan Pelajar Putri NU, Muslimat NU, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan lain-lainnya.

“Kami memang mengimbau seluruh kader NU dan warga nahdliyin untuk membantu saudara-saudara yang sedang terkena musibah. Jika bisa datang langsung sangat bagus, bila tidak sempat, silakan  titip di Posko ini,” pungkas  wakil sekretaris PWNU Jateng yang juga tokoh senior GP Ansor ini. (M. Ichwan/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai, Sejarah, Ahlussunnah PKB Kab Tegal

Kamis, 21 Desember 2017

Rekonsiliasi NU-PKI Sudah Lama Terjadi

Jakarta, PKB Kab Tegal. Desakan sejumlah kelompok agar NU mau melakukan rekonsiliasi dengan mantan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan keturunannya dinilai tidak relevan. NU selama ini tidak menyimpan dendam dan usaha rekonsiliasi sudah dipraktikan kiai-kiai NU sejak dulu dengan penuh kesadaran.

Demikian pandangan sejarawan NU Agus Sunyoto di sela acara Tahlil dan Doa Bersama untuk Para Kiai dan Santri Korban Kekejaman PKI Tahun 1948-1965 di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (1/10) malam. Turut berbicara dalam forum ini, Wakil Ketua Umum PBNU KH As’ad Said Ali dan sejumlah aktivis senior NU, seperti Khalid Mawardi, Baidlawi Adnan, dan Abdullah Syarwani.

Rekonsiliasi NU-PKI Sudah Lama Terjadi (Sumber Gambar : Nu Online)
Rekonsiliasi NU-PKI Sudah Lama Terjadi (Sumber Gambar : Nu Online)

Rekonsiliasi NU-PKI Sudah Lama Terjadi

Agus menyatakan, fakta itu bisa ditelusuri setelah maraknya janda-janda dan anak-anak yatim dari keluarga PKI akibat Operasi Trisula di Blitar, Jawa Timur. Kiai-kiai NU secara bijak mengambil anak tanpa ayah itu untuk dipesantrenkan, disekolahkan, dan dibesarkan.

PKB Kab Tegal

“Anak-anak inilah yang akhirnya, karena walinya atas nama kiai-kiai tadi, ya mereka bisa jadi pegawai negeri, di departemen agama, di mana-mana,” imbuhnya.

PKB Kab Tegal

Rekonsiliasi, demikian Agus, juga bisa ditemukan di Desa Trisulo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, yang saat itu seratus persen warganya anggota PKI. Karena trauma, penduduknya tak menerima ormas apapun masuk ke desa itu. Namun, KH Ishom Hadziq justru berhasil mengikat persaudaraan dengan membentuk ranting NU Trisulo dan ranting Ansor Trisulo pada tahun 1997.

Penulis buku Banser Berjihad Menumpas PKI ini merasa janggal ketika sejumlah media mendorong rekonsiliasi, sebuah ajakan yang sebetulnya sudah dilakukan sejak lama. “Itu fakta. Jadi nggak usah ngomong rekonsiliasi. Yang dilakukan para kiai sudah seperti itu,” tegasnya.

Agus menduga ada kepentingan pihak ketiga yang sedang menunggangi tuntutan ini, termasuk upaya pembelokkan sejarah kekejaman PKI. “Kalau ada yang seperti ini mereka (keluarga PKI, red.) pasti ketakutan. Karena setting ini pasti bukan keinginan dari anak-anak PKI itu. Pasti ada pihak lain.”

?

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pahlawan, Kyai PKB Kab Tegal

Senin, 18 Desember 2017

IPNU Padangpariaman Ajak Pelajar Berhati-hati Akses Internet

Padangpariaman,PKB Kab Tegal. Kalangan pelajar harus berhati-hati terhadap pemanfaatan internet yang sangat mudah diakses saat ini. Kemudahan itu seperti pada media jejaring sosial, jika tidak dicermati dengan baik, akan berakibat fatal bagi masa depan pelajar.

?

IPNU Padangpariaman Ajak Pelajar Berhati-hati Akses Internet (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU Padangpariaman Ajak Pelajar Berhati-hati Akses Internet (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU Padangpariaman Ajak Pelajar Berhati-hati Akses Internet

Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Kabupaten Padangpariaman Fauzan Ahmad Ad-Dalwi mengungkapkan hal itu ketika menyampaikan materi di hadapan siswa SMA yang mengikuti Pesantren Ramadhan di Masjid Raya Kasang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padangpariaman, Rabu (1/7). Sebelumnya, sudah dilaksanakan Pesantren Ramadhan tingkat SMP dan SD, masing-masing berlangsung 4 hari.

?

Menurut Fauzan, banyak kalangan pelajar kita yang terjebak dalam dunia media sosial yang menggunakannya ke hal-hal negatif. Selain menghabiskan waktu yang kurang bermanfaat, juga dimanfaatkan mengakses situs-situs yang belum pantas dilihat pelajar.

?

PKB Kab Tegal

Fauzan mengimbau kalangan pelajar sudah saatnya memilah-milah mana situs yang bermanfaat mana yang tidak. "Jika mengakses internet digunakan untuk mencari informasi, pengetahuan, tugas sekolah dan sarana menambah bahan bacaan, tidak masalah. Malah ini didorong pelajar untuk dapat memanfaatkan akses internet. Masalahnya, tidak sedikit pula pelajar yang memanfaatkan internet melihat gambar-gambar vulgar tidak seronoh, tindakan radikal, kekerasan dan sebagainya," kata Fauzan alumni Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Pakandangan, Kabupaten Padangpariaman ini.

?

PKB Kab Tegal

Dikatakan, apalagi dengan adanya akses internet melalui handphone sangat memberi peluang kalangan pelajar larut dengan media sosial internet. Pelajar sebagai generasi yang baru tumbuh, jangan langsung menelan mentah-mentah informasi yang diperoleh dari situs internet. Banyak informasi, paham, tampilan internet yang dapat diakses sangat tidak sesuai dengan pemahaman, nilai-nilai, tradisi dan kondisi? dilingkungan pelajar sendiri.

?

"Bila pelajar hanya bersandarkan informasi dari situs-situs internet, apalagi situs yang memiliki misi tertentu, maka akan membawa kehancuran terhadap masa depan pelajar. Situs-situs yang penuh provokatif, tendensius, doktrinisasi, mengkafirkan orang lain yang berbeda pemahaman keagamaannya, bahkan melakukan kekerasan/radikalisme kepada kelompok yang dianggap tidak sejalan dengannya," kata Fauzan menambahkan.

?

"Kami mengajak orangtua tidak serampangan memberikan handphone yang bisa digunakan akses internet kepada anaknya. Jangan-jangan maksud hati menyenangkan sibuah hati (anak), memberikan handphone apa saja yang dimintanya, ternyata justru mencelakakan si anak sendiri. Makanya yang terpenting adalah bagaimana orangtua juga berperan mengontrol anak-anaknya.? Jika ada hal yang patut dibicarakan, biar si anak mengungkapkan apa yang dirasakannya," tambah Fauzan. (armaidi tanjung/abdullah alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren, Pendidikan, Kyai PKB Kab Tegal

Kamis, 14 Desember 2017

Tiga Amalan Utama pada Malam Nisfu Sya’ban

Sya’ban berarti bulan penuh berkah dan kebaikan. Pada bulan ini Allah membuka pintu rahmat dan ampunan seluas-luasnya. Karenanya, dianjurkan untuk memperbanyak ibadah sunah seperti puasa sunah. Hal ini sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Sebuah hadits mengatakan bahwa Nabi SAW lebih sering puasa sunah di bulan Sya’ban dibandingkan pada bulan lainnya, (HR Al-Bukhari).

Selain puasa, menghidupkan malam sya’ban juga sangat dianjurkan khususnya malam nisfu Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban). Maksud menghidupkan malam di sini ialah memperbanyak ibadah dan melakukan amalan baik pada malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki menegaskan bahwa terdapat banyak kemuliaan di malam nisfu Sya’ban; Allah SWT akan mengampuni dosa orang yang minta ampunan pada malam itu, mengasihi orang yang minta kasih, menjawab do’a orang yang meminta, melapangkan penderitaan orang susah, dan membebaskan sekelompok orang dari neraka.

Tiga Amalan Utama pada Malam Nisfu Sya’ban (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Amalan Utama pada Malam Nisfu Sya’ban (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Amalan Utama pada Malam Nisfu Sya’ban

Setidaknya terdapat tiga amalan yang dapat dilakukan pada malam nisfu Sya’ban. Tiga amalan ini disarikan dari kitab Madza fi Sya’ban karya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki.

Pertama, memperbanyak doa. Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “(Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam nisfu Sya’ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan),” (HR Al-Baihaqi).

Kedua, membaca dua kalimat syahadat sebanyak-banyaknya. Dua kalimat syahadat termasuk kalimat mulia. Dua kalimat ini sangat baik dibaca kapan pun dan di mana pun terlebih lagi pada malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin Alawi mengatakan,

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? "? ? ? ? ? ? ?".

Artinya, “Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La Ilaha Illallah Muhammad Rasululullah, khususnya bulan Sya’ban dan malam pertengahannya.”

Ketiga, memperbanyak istighfar. Tidak ada satu pun manusia yang bersih dari dosa dan salah. Itulah manusia. Kesehariannya bergelimang dosa. Namun kendati manusia berdosa, Allah SWT senantiasa membuka pintu ampunan kepada siapa pun. Karenaya, meminta ampunan (istighfar) sangat dianjurkan terlebih lagi di malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin Alawi menjelaskan,

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Istighfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Sya’ban dan malam pertengahannya. Istighfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits. Pada bulan Sya’ban pula dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan.

Demikianlah tiga amalan utama di malam nisfu Sya’ban menurut Sayyid Muhammad. Semua amalan itu berdampak baik dan memberi keberkahan kepada orang yang mengamalkannya.

Semoga kita termasuk orang yang menghidupkan malam nisfu Sya’ban dengan memperbanyak do’a, membaca dua kalimat syahadat, istighfar, dan kalimat mulia lainnya. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai, Cerita PKB Kab Tegal

Rabu, 06 Desember 2017

Gerak Pemberitaan NU Harus Berani dan Cepat

Yogyakarta, PKB Kab Tegal. Media pemberitaan di lingkungan NU harus menjadi tradisi dan gerakan di masa depan. Globalisasi yang ditandai dengan makin kuatnya peran media harus dimanfaatkan organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut untuk mengukuhkan gerakan.

Gerak Pemberitaan NU Harus Berani dan Cepat (Sumber Gambar : Nu Online)
Gerak Pemberitaan NU Harus Berani dan Cepat (Sumber Gambar : Nu Online)

Gerak Pemberitaan NU Harus Berani dan Cepat

Ketua Lajnah Talif wan Nasyr (LTN) PWNU Daerah Istimewa Yogyakarta HM. Lutfi Hamid mengatakan di Graha Sabha Pramana, UGM Yogyakarta (12/12).

Ia menambahkan, memasuki era yang penuh tantangan tersebut jangan sampai NU menjadi orang pasif, melainkan aktif untuk mengisi globalisasi. Untuk itu, NU harus bergerak berani dan cepat melalui media pemberitaan.

PKB Kab Tegal

"Jangan sampai kaum muda menjadi pemain pasif. Kita harus aktif. Mari gerakkan semua potensi, khususnya media untuk mengisi peradaban di masa depan," tegas Lutfi yang juga Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Sleman DIY.

PKB Kab Tegal

Lutfi juga menegaskan bahwa media NU DIY, yakni Majalah Bangkit, dengan mengangkat tema "Koruptor Mati tak perlu Disholati" mendapatkan apresiasi sangat besar dari pengunjung Expo KPK beberapa hari lalu (9-11 Desember).

"Hampir semua pengunjung sangat apresiasi dengan tema Majalah Bangkit. Karena stand Bangkit juga dikunjungi oleh Presiden Jokowi," tegas Lutfi yang juga santri KH Ali Maksum Krapyak.

Dalam Expo KPK tersebut, lanjut Lutfi, Bangkit hadir dibagikan gratis, termasuk kepada para Menteri yang hadir, komisioner KPK, peserta acara Mata Najwa, para gubernur, bupati, walikota, dan lainnya.

"Ini membuktikan bahwa komitmen NU sangat besar dalam memberantas korupsi. Majalah Bangkit akan selalu hadir memberikan yang terbaik kepada bangsa ini," tegas Lutfi yang juga aktif dalam menulis berbagai buku. (madun/abdullah alawi)  

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai, Sejarah PKB Kab Tegal

Hadji Ismail Pilih Dipenjarakan di Kalisosok

Keluarga Hadji Ismail, salah satu korban LP Kalisosok reg no.D 385 sebagaimana dokumen asli Bewijs van on tslag dari Directeur Strafgey Angenis En Huis Van Bewaring Soerabaja mendukung Walikota Surabaya akan merevitalisasi cagar budaya tersebut.

Sudah bertahun-tahun Pemkot Surabaya ingin mengambil alih bangunan cagar budaya yang kini dimiliki PT Fairco Jaya Dwipa itu. Walikota Risma memimpikan bangunan peninggalan Belanda dihidupkan kembali. Bukan sebagai penjara, tapi sebagai objek wisata sejarah sekaligus fasilitas publik. Mendapat angin segar dari Risma, Hendro Bappeko menawarkan agar lahan itu di-ditaksir dulu.

Menurutnya, ada tahapan yang harus dilalui sebelum pemkot benar-benar membeli lahan dan bangunan eks penjara Kalisosok itu. Kata Hendro, apapun itu penawaran dari investor, pemkot akan tetap mengkaji, termasuk status tanahnya. ”Ada tahapannya dong. Pertama kita taksir dulu harganya. Apakah masuk akal. Kemudian yang terpenting, konsep ke depan Kalisosok mau dijadikan apa. Sampai saat ini belum ada kajian,” ungkapnya.

Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Surabaya yang lebih dikenal dengan Lapas Kalisosok Surabaya mulai dibangun pada tahun 1808 oleh Daendels pada masa awal kekuasaannya, dengan biaya 8.000 gulden. dibangun pada tahun 1908 Daendels hanya membutuhkan waktu sembilan bulan untuk menyelesaikan proyek ini. Gedung penjara peninggalan Gubernur Jenderal Herman Williams Daendels ini masih berdiri kokoh. Beberapa menara pengawasnya pun masih tampak menjulang. Bagian depannya pun masih menyisakan kemegahan gaya arsitektur kolonial di zamannya. Bangunan bersejarah itu menempati sebuah lahan seluas 3,5 hektar, oleh Pemerintah Kolonial Belanda sebagai penjara bagi orang-orang pribumi yang melakukan perlawanan terhadap pemerintah Kolonial Belanda waktu itu, di dalam Lapas terdapat 2 buah makam pribumi sebagai saksi perjuangan melawan pemerintah kolonial Belanda. Lembaga Pemasyarakatan Kalisosok Kelas I Surabaya dengan alamat Jl. Penjara No. 7 pada sekitar tahun 1987 alamat berubah menjadi Jl. Kasuwari 7 Surabaya

Hadji Ismail Pilih Dipenjarakan di Kalisosok (Sumber Gambar : Nu Online)
Hadji Ismail Pilih Dipenjarakan di Kalisosok (Sumber Gambar : Nu Online)

Hadji Ismail Pilih Dipenjarakan di Kalisosok

Dalam perjalanan perkembangannya Kota Surabaya pada tahun 1997 Lapas Kelas I Kalisosok Surabaya dibangunkan di Desa Kebonagung Kec. Porong Kab. Sidoarjo, berdiri diatas lahan seluas ? 170.000 m2, hasil Ruilslagh antara Kanwil Departemen Kehakiman Jawa Timur dengan PT. Fairco Jaya Dwipa Jakarta, Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Kalisosok Surabaya di Porong Sidoarjo resmi ditempati pada tanggal 20 April 2000 dengan alamat Ds. Kebonagung Kec. Porong Kab. Sidoarjo sampai sekarang

Penjara Kalisosok adalah bekas penjara yang terletak di kawasan utara Surabaya, Indonesia. Penjara ini dibangun pada masa pendudukan Belanda dan pernah digunakan menjadi tempat penahanan sejumlah tokoh kemerdekaan Indonesia seperti Soekarno, Wage Rudolf Soepratman dan Kiai Haji Mas Mansur. Tokoh yang terakhir disebutkan bahkan wafat di penjara ini pada tahun 1946.

Salah satu korban lainnya yang keluarganya di Lasem (Pustaka Sambua) masih menyimpan bukti dokumen asli yang dikeluarkan pemerintah Hindia Belanda ? yang berkompeten sebagaimana beschikking terlampir adalah Hadji Ismail. Beliau pedagang beras penduduk ? Desa Ujung Piring Barat Bangkalan Madura berasal dari Desa Mengarih Bungah Gresik berpengalaman seluk beluk jalur Surabaya, tertangkap tentara Belanda di perahu saat menyusup mengantar kebutuhan logistic pangan untuk Tentara Indonesia. Saat bersamanya antara lain Tentara Indonesia berpangkat kapten dan yang dikenal namanya Letnan Himin yang di akhir hiduppnya tinggal di Kampung Saksak dekat Kantor Pos Bangkalan bersahabat karib dengan almarhum ? sampai akhir hidupnya.

PKB Kab Tegal

Saat diintrogasi langsung dibebaskan jika mau berkolaborasi dengan Belanda, tapi yang diketahui ? keduanya tetap bersikukuh membela NKRI akhirnya dijebloskan ke Penjara LP Kalisosok sesuai kesaksian hidup H.Bakri, H.Fadli dan H.A.Hamid Ismail (pernah menjadi Ketua PCNU), ? ketiganya putra almarhum saat itu masih kecil dan bukti arsip Belanda tersebut, akhirnya Hadji Ismail dipenjara di LP Kalisosok sejak tahun 1946 sampai 1948 saat itu Surabaya masih dikuasai Belanda, keduanya kemudian bebas setelah menjalani masa tahanan yang cukup lama, sesuai putusan sewaktu-waktu bisa ditahan kembali.

Bangkalan, 10 Agustus 2014

PKB Kab Tegal

Abdullah Hamid, cucu Hadji Ismail

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal RMI NU, Budaya, Kyai PKB Kab Tegal

Selasa, 28 November 2017

Tes Penerimaan Mahasiswa Baru UNU NTB Masuk Gelombang Kedua

Mataram, PKB Kab Tegal. Unversitas Nahdlatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat menggelar tes gelombang kedua Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di kampus utama jalan Pendidikan nomor 6 Kota Mataram Rabu (12/8). Sebanyak seratus lebih calon mahasiswa tampak mengerjakan soal yang diujikan di lokasi seleksi.

Tes Penerimaan Mahasiswa Baru UNU NTB Masuk Gelombang Kedua (Sumber Gambar : Nu Online)
Tes Penerimaan Mahasiswa Baru UNU NTB Masuk Gelombang Kedua (Sumber Gambar : Nu Online)

Tes Penerimaan Mahasiswa Baru UNU NTB Masuk Gelombang Kedua

"Jumlah peserta yang ikut tes sebanyak 133 orang dari semua jurusan yang tersedia," kata Wakil Ketua Panitia Pelaksana Jamiluddin.

Materi yang diujikan, kata jamil, hanya tes tulis yang ? meliputi materi Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, dan Pendidikan Agama.

PKB Kab Tegal

"Dari keseluruhan yang mengikuti tes PMB ini yang paling diminati adalah jurusan Farmasi Kesehatan. Selebihnya terbagi pada 10 prodi yang tersedia," katanya.

PKB Kab Tegal

Gelombang kedua ini merupakan gelombang terakhir. Pihak penyelenggara tidak membuka gelombang tes penerimaan selanjutnya.

“Karena, tanggal 26-28 Agustus sudah mulai ospek. Per 1 September nanti proses perkuliahan sudah dimulai,” terangnya. (Hadi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai PKB Kab Tegal

Senin, 27 November 2017

Indonesia Butuh Satu Kata untuk Maju: Serius!

Way Kanan, PKB Kab Tegal?

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) membutuhkan satu kata untuk bisa maju, yakni serius. Pernyataan tersebut disampaikan Ketua PC GP Ansor Way Kanan, Lampung, Gatot Arifianto, di Blambangan Umpu, Rabu (17/8).

"Tujuh puluh satu tahun sudah kita merdeka, namun fakta Indonesia belum maju sesuai harapan pendiri bangsa tidak bisa dipungkiri. Ada beberapa hal yang membuat itu terjadi, tapi bisa diselesaikan dengan kebersamaan, kuncinya serius, itu saja," kata Gatot setelah mengikuti upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 71 di lapangan Pemkab Way Kanan.

Indonesia Butuh Satu Kata untuk Maju: Serius! (Sumber Gambar : Nu Online)
Indonesia Butuh Satu Kata untuk Maju: Serius! (Sumber Gambar : Nu Online)

Indonesia Butuh Satu Kata untuk Maju: Serius!

Selama ini, lanjut Gatot didampingi Sekretaris Eko Wahyudi, Kasatkoryon Banser Pakuan Ratu Eko Sugiyanto, Ketua PAC Ansor Rebang Tangkas Arif Makhfudin, banyak perilaku tidak sejalan dengan Pancasila dalam membangun bangsa. "Perilaku ambisius dan rakuslah yang membuat kemajuan tidak tercapai optimal," ujar Ketua Bidang Media dan Publikasi DPP Sarbumusi Nahdlatul Ulama (NU) itu lagi.

PKB Kab Tegal

Bagi kaum muda NU, pegangan yang diberikan para ulama jelas. "Kita bisa melangkah sederhana tapi pasti dalam mengisi pembangunan bangsa dengan harakah (gerakan) sejalan fikrah nahdliyah. Terus berbuat maslahat kendati hanya untuk satu RT atau bahkan satu orang sekalipun, merupakan bentuk riil partisipasi memajukan bangsa," kata dia lagi.

Disinggung apa yang sudah diperbuat Ansor Way Kanan untuk bangsa, Gatot menjelaskan pihaknya telah menggelar Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN) bagi pelajar kurang mampu tapi berprestasi selama dua kali.

PKB Kab Tegal

"Tidak ada keuntungan materi dengan pelaksanaan BPUN, namun kami bangga bisa mengantar sejumlah pelajar menuju pendidikan lebih baik lagi ke beberapa perguruan tinggi negeri. Dan maaf saja, pelaksanaan BPUN Way Kanan tanpa mengganggu uang negara. Karena itu, wajar jika kami sebagai warga negera menuntut pengguna anggaran serius untuk membangun bangsa," kata dia lagi.

Gerakan Pemuda Ansor Way Kanan memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 71 di sejumlah wilayah. Salah satu di Kampung Way Tawar Kecamatan Pakuan Ratu. Ansor Ranting Way Tawar menggelar tirakatan untuk mengenang jasa pahlawan pendiri bangsa.

"Pimpinan cabang mengapresiasi upaya-upaya penegasan cinta tanah air dilakukan sahabat-sahabat Ansor dan Banser, baik dengan tirakat, mengikuti perlombaan di kampung-kampung hingga upacara bendera di kabupaten," pungkas Gatot. (Disisi Saidi Fatah/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News, Kyai, Hadits PKB Kab Tegal

Senin, 20 November 2017

Benarkah Narkoba Masuk Pesantren?

Oleh KH Ahmad Ishomuddin

Miris rasanya mendengar berita TV dan media cetak bahwa Komjen Budi Waseso (Kepala BNN) berencana mengumpulkan kiai dari seluruh Indonesia sebagai tindak lanjut dari adanya penyalahgunaan narkoba di pesantren di Jawa Timur. Saya berharap, mudah mudahan ucapan baik itu bukan untuk motif-motif politik yang tersembunyi.

Kepala BNN tentu tidak asal terima berita dan tidak asal membuat statemen yang bisa meresahkan umat Islam Se-Indonesia, khususnya warga NU, kepada lembaga pendidikan mana lagi umat Islam menyerahkan pendidikan putra putrinya jika benteng moral pondok-pondok pesantren justru runtuh dan berhasil dimasuki oleh sindikat narkoba?

Benarkah Narkoba Masuk Pesantren? (Sumber Gambar : Nu Online)
Benarkah Narkoba Masuk Pesantren? (Sumber Gambar : Nu Online)

Benarkah Narkoba Masuk Pesantren?

Sungguh menyedihkan jika pernyataan itu terbukti benar adanya, mengingat bahwa seluruh santri dan para kiai adalah manusia yang paling menjauhi minuman keras (miras), apalagi sampai menyalahgunakan narkoba, rasa-rasanya sebuah tuduhan dan rasa kuatir berlebihan yang jauh panggang dari api. Pondok pesantren selama ini adalah lembaga pendidikan agama Islam yang sudah terbukti dan berhasil mencetak generasi bangsa yang religius, berakhlak mulia dan punya jiwa nasionalisme yang tinggi.

Komjen Budi Waseso selaku Kepala BNN harus bisa membuktikan siapa kiai, santri dan tunjukkan pesantren mana di Jawa Timur yang menyalahgunakan narkoba. Berita tersebut tidak perlu dibesar-besarkan sehingga seolah penyalahgunaan narkoba di dunia pesantren sudah demikian massif. Sebab, pasti tidak masuk akal jika main pukul rata bahwa semua pesantren "dicurigai" atau dikuatirkan akan menjadi pusat peredaran narkoba yang oleh karenanya para kiai dari seluruh Indonesia perlu dikumpulkan.

Justru seluruh jajaran pemerintah, seperti Polri, Dirjen Bea Cukai dan lain-lain termasuk BNN sebagai leading sector nasional harus lebih optimal dan serius bekerja untuk mencegah dan memberantas maraknya produksi dan peredaran narkoba di seluruh Indonesia. BNN bersama Polri seharusnya lebih fokus dan rutin menangani dengan lebih tegas dan keras sindikat-sindikat atau mafia besar narkoba yang kini sudah memasuki fase paling membahayakan seluruh anak bangsa. Penegakan hukum harus lebih serius dan hukuman yang berefek jera wajib dijatuhkan kepada siapa pun--tanpa pandang bulu dan tebang pilih--yang terbukti memproduksi, mengedarkan atau menyalahgunakan narkoba.?

PKB Kab Tegal

Pasti kita semua sepakat bahwa penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) adalah musuh bersama dan karenanya menjadi tanggungjawab bersama. Perlu komitmen bersama yang bersifat nasional untuk lebih serius bekerjasama untuk mengoptimalkan pemberantasan narkoba.

Saya, sebagai Rais Syuriah PBNU, masih yakin seyakin-yakinnya, bahwa para santri dan para kiai di seluruh Indonesia terus bersatu menjadi benteng keutuhan NKRI yang mampu melindungi diri sendiri keluarga dan masyarakatnya dari serangan bertubi sindikat dan mafia narkoba. Saya percaya, Komjen Budi Waseso akan bekerjasama dan akan terus berkoordinasi untuk memberantas narkoba berdasarkan skala prioritas, memberantas tuntas yang kelas kakap hingga yang kelas teri tanpa tebang pilih.

Kepala BNN boleh mencemaskan isu masuknya sindikat narkoba ke dunia pesantren, tetapi tidak boleh dengan kecemasan yang berlebihan.

Selamat bertugas berat Bapak Komjen Budi Waseso, semua kiai tahu bahwa tugas nahi? anil munkar? (mencegah kemungkaran) itu jauh lebih berat dan beresiko dibandingkan sekedar? amru bil ma’ruf? (memerintahkan kebajikan).



PKB Kab Tegal



Penulis adalah Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)





Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pemurnian Aqidah, Kyai, Warta PKB Kab Tegal

Minggu, 05 November 2017

Bulan Budaya PWNU DIY Dibuka

Bantul, PKB Kab Tegal. Acara pembukaan Bulan Budaya yang diadakan oleh PWNU DIY dalam rangka memperingati Harlah NU ke-90, Sabtu malam (11/5), berlangsung cukup ramai. 

Hujan yang mengguyur daerah lapangan Piyungan, Bantul, Yogyakarta, sebagai lokasi acara cukup deras. Namun semangat para personil group sholawat sebagai pengisi acara, yang mayoritas sudah tidak dapat dikatakan muda, tetap patut diapresiasi tinggi. 

Bulan Budaya PWNU DIY Dibuka (Sumber Gambar : Nu Online)
Bulan Budaya PWNU DIY Dibuka (Sumber Gambar : Nu Online)

Bulan Budaya PWNU DIY Dibuka

Sebagai pra acara, malam itu diisi dengan penampilan dan kolaborasi tiga kelompok shalawat dari beragam jenis, yakni group hadrah ittihadul fata yang membawakan shalawat berbahasa Arab, kelompok sholawat emprak pesantren Kaliopak yang menyajikan shalawat dengan bahasa Jawa dan diiringi tarian, kemudian group shalawat ‘Kuda Mas’ yang memadukan shalawat dengan alat-alat musik Tionghoa.

PKB Kab Tegal

Alunan musik shalawat yang indah pun menggema malam itu. Selain sarat akan kandungan nilai-nilai agama yang disampaikan melalui seni musik, penampilan ketiga group shalawat yang beragam itu menunjukkan kolaborasi antar etnis yang berbeda, namun tetap dapat disatukan dan bernafaskan Islam pula.

Usai penampilan ketiga group shalawat, acara dilanjutkan dengan sambutan ketua pelaksana kegiatan Bulan Budaya, Samsu Hadi Samono. Dalam sambutannya tersebut, dikatakan bahwa rangkaian kegiatan bulan budaya telah dimulai sejak pagi, yakni apel pagi sebagai bentuk kesetiaan terhadap Pancasila, kemudian kirap budaya dan Jatilan sebagai bentuk pengenalan budaya kepada masyarakat. 

PKB Kab Tegal

“Kegiatan ini dilaksanakan untuk mempertegas kembali budaya-budaya NU yang sesuai dengan Negara Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu Camat Piyungan, Agus Sulistiyana, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan dalam rangka mewujudkan jati diri bangsa, melestarikan budaya dan menggalang persatuan. 

“NU itu dapat merekatkan hubungan masyarakat, karena saat ini persatuan sedang terusik”, tegasnya.

Kemudian diperkuat lagi dengan pernyataan KH Asyhari Abta, Rais Syuriyah PWNU DIY, bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mempertegas kembali relasi Islam dengan budaya, terlebih Yogya yang dikenal sebagai pusat budaya. Bagi NU itu, lanjutnya, menjalankan Islam itu yang penting sesuai dengan syari’at. 

“NU itu mementingkan realitas, bukan sekedar formalitas,” tandasnya.

Usai sambutan-sambutan, acara dilanjutkan dengan penyerahan wayang secara simbolik, dari Rais Syuriyah NU DIY, KH Asyhari Abta, kepada dalang, Ki Cermo Radiyo Harsono, sebagai tanda pagelaran wayang telah dimulai.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Dwi Khoirotun Nisa’

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai PKB Kab Tegal

Senin, 30 Oktober 2017

LAZISNU Sumut Salurkan Zakat kepada Kaum Duafa

Medan, PKB Kab Tegal. Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Sumatera Utara (Sumut) menyalurkan zakat kepada 108 kaum duafa, Sabtu (18/8) di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumut, Jalan Sei Batanghari No. 52 Medan.

Penyaluran zakat kepada fakir miskin dan anak yatim itu dipimpin langsung Ketua LAZISNU Sumut Nispul Khairi, Wakil Ketua H Musa Ritonga, Pembina H Musaddad Lubis, dan Pengawas Yulpipa.

LAZISNU Sumut Salurkan Zakat kepada Kaum Duafa (Sumber Gambar : Nu Online)
LAZISNU Sumut Salurkan Zakat kepada Kaum Duafa (Sumber Gambar : Nu Online)

LAZISNU Sumut Salurkan Zakat kepada Kaum Duafa

Hadir dalam acara itu Ketua Tanfidziyah PWNU Sumut H Ashari Tambunan, Sekretaris Misran Sihaloho, Wakil Rais Syuriyah H Imron Hasibuan, H Abdul Hamid Ritonga, Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU Sumut KH Asnan Ritonga, Wakil Ketua Tanfidziyah H Abdullah Nasution, Wakil Sekretaris H Khairuddin Hutasuhut, Emir El-Zuhdi Batubara dan pengurus lainnya.

PKB Kab Tegal

Ketua LAZISNU Sumut Nispul Khairi dalam sambutannya mengatakan, zakat yang disalurkan kepada 108 orang fakir miskin dan anak yatim itu dihimpun selama lima hari, yakni sejak LAZISNU Sumut di-launching pada Senin (13/8) hingga Jumat (17/8). Masing-masing penerima zakat memperoleh uang Rp150 ribu.

PKB Kab Tegal

Dia meminta penerima zakat agar memanfaatkannya dengan baik, dan jangan melihat nominalnya, tapi mari mendoakan muzakki (pembayar zakat) agar terus menerus diberikan limpahan rezeki oleh Allah SWT.

Nispul juga mengharapkan kaum duafa mendoakan LAZISNU Sumut agar terus mendapat kepercayaan dari muzakki untuk menyalurkan zakat, infak dan shadaqah (ZIS) ke depan. Sebab, jika LAZISNU berkembang dan dipercaya masyarakat, akan semakin banyak kaum duafa yang terbantu.

“Kita bersyukur, dalam lima hari beroperasi, LAZISNU diberi kepercayaan oleh masyarakat untuk menyalurkan zakat puluhan juta rupiah. Ini sebagai langkah awal yang baik untuk mengelola dan mengembangkan LAIZSNU menjadi lembaga yang amanah dan profesional dalam penghimpunan dan penyaluran ZIS,” kata dosen IAIN Sumut ini.

Sedangkan Ketua PWNU Sumut H Ashari Tambunan meminta kepada LAZISNU agar mengelola dan mengembangkan lembaga ini menjadi salah satu pilar pemberdayaan ekonomi umat yang amanah. Untuk itu, sepanjang tahun, LAZISNU harus terus bergerak menghimpun, mengelola dan menyalurkan ZIS untuk pemberdayaan ekonomi umat.

“Saya optimis, umat Islam khusunya warga NU akan menyerahkan ZIS-nya kepada LAZISNU Sumut jika lembaga ini dikelola dengan sungguh-sungguh, amanah, transparan dan akuntabel,” kata Ashari Tambunan.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Hamdani Nasution

 Message 11 of 493

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai PKB Kab Tegal

Sabtu, 28 Oktober 2017

Ramadhan, Siswa Digembleng Ilmu Agama dan Akhlaq

Probolinggo, PKB Kab Tegal - Dinas pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan Pesantren Hati di Dusun Toroyan Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan. Selama 3 (tiga) hari mulai 15 hingga 17 Juni 2016, pesantren ini menjadi lokasi pelaksanaan Pondok Ramadhan Terpadu 1437 H.

Pondok Ramadhan Terpadu ini diikuti oleh 200 orang siswa dari sekolah tingkat SMP, SMA dan SMK se-Kabupaten Probolinggo. Selama tiga hari tersebut, mereka diasramakan dan mendapat fasilitas makan minum untuk sahur dan buka puasa serta perlengkapan sholat.

Ramadhan, Siswa Digembleng Ilmu Agama dan Akhlaq (Sumber Gambar : Nu Online)
Ramadhan, Siswa Digembleng Ilmu Agama dan Akhlaq (Sumber Gambar : Nu Online)

Ramadhan, Siswa Digembleng Ilmu Agama dan Akhlaq

Rabu (15/6) sore, Pondok Ramadhan 1437 H ini dibuka oleh Bupati Probolinggo yang juga Ketua Dewan Penasehat Muslimat NU Probolinggo Hj Puput Tantriana Sari. Pembukaan ini dihadiri oleh A’wan PWNU Jawa Timur H Hasan Aminuddin, Ketua PCNU Kota Kraksaan H Nasrullah A Suja’i dan sejumlah pejabat Pemkab Probolinggo.

Kepala Dispendik Probolinggo H Tutug Edi Utomo mengatakan Pondok Ramadhan Terpadu ini bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat sekolah selama bulan suci Ramadhan.

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

“Serta tali-temali antara proses dan hasil belajar dengan penilaian spiritual dan sosial peserta didik yang dilakukan oleh guru. Di samping juga sebagai wisata rohani dan wisata pendidikan di Pondok Pesantren Hati,” katanya.

Sementara Bupati Probolinggo Hj P Tantriana Sari mengungkapkan bahwa dalam Pondok Ramadhan Terpadu ini para siswa tidak hanya akan diberi materi agama dan mengaji saja, tapi juga ada narasumber dari unsur kepolisian yang akan menyampaikan tentang hukum dan kasus yang ditangani Polres Probolinggo.

“Semoga kegiatan ini memberikan manfaat. Setelah selesai, apa yang didapat harus dibawa dan bagikan pada teman dan lingkungannya. Sebab kalian wajib menjadi agen-agen perubahan, khususnya yang berkaitan dengan kepemudaan,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Kyai PKB Kab Tegal