Tampilkan postingan dengan label Humor Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Humor Islam. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 Maret 2018

IPNU NTT Konsolidasi Cabang di Flores

Kupang, PKB Kab Tegal. Dalam rangka mensukseskan program tahun 2013, Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Nusa Tenggara Timur (NTT) akan melakukan konsolidasi di tingkat cabang. Untuk Pulau Flores ditargetkan seluruh cabang sudah akan terbentuk dalam waktu dekat.

IPNU NTT Konsolidasi Cabang di Flores (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU NTT Konsolidasi Cabang di Flores (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU NTT Konsolidasi Cabang di Flores

Rencana tersebut merupakan hasil diskusi rutin pengurus wilayah, Ahad (31/3) kemarin. Ada sembilan cabang di Flores, Lembata, Alor dan pulau Sumba yang akan ditindaklanjuti dan  direncanakan akan diselesaikan dalam tahun ini. 

Ketua Pimpinan Wilayah IPNU NTT, Achan Arman Pua Upa mengatakan, rencana itu telah dikoordinasikan dengan beberapa rekan-rekan IPNU di setiap daerah yang bisa ajak kompromi untuk mengembangkan organisasi ini.

PKB Kab Tegal

“Memang pengembangan organisasi di daerah Flores sangat sulit. Sangat sulit karena jarak tempuh dan transportasi persoalan yang kami alami,” katanya. 

Apalagi jarak tempuh antara kota Propinsi ke setiap Kabupaten kita harus habiskan waktu satu haru satu malam dalam perjalanan, itu baru satu kabupaten. Maka direncanakan 2013 ini, tanggung jawab untuk membentuk cabang di Pulau Flores bisa mendekati seratus persen.

PKB Kab Tegal

“Setelah itu baru dilanjutkan ke Pulau Sumba yang jarak tempuh dua hari perjalanan dari kota propinsi,” ungkap Achan.

Ajhar J. Ambubari, sekretaris PW IPNU NTT mengatakan, tahun 2012 PW IPNU NTT baru membentuk empat cabang persiapan, yakni Cabang Kab Belu, Kab TTS,  Kab Kefa dan Kabupaten Kupang. Sedangkan Cabang  Kota Kupang sudah dibentuk sebelum terlaksananya Kongres di Palembang. 

“Cabang kota Kupang akan kita prioritaskan, sebab ini satu-satunya cabang berada di kota Propinsi. Pengurus Cabang Kota kita libatkan berbagai aktifitas kegiatan-kegiatan di wilayah. Seperti gelar diskusi bersama lintas OKP, bedah buku “, ungkapnya. 

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Ajhar Jowe

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam PKB Kab Tegal

Kamis, 01 Maret 2018

Siang-Malam Nahdliyin Semin Bangun Aula MWC NU

Gunung Kidul, PKB Kab Tegal. Diniatkan sebagai pahala untuk kedua orang tuanya, Supriyatno mewakafkan tanah untuk Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Semin. Letaknya di Desa Semin, Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta.

"Tanah ini diwakafkan oleh beliau dengan tujuan tersebut. Dan untuk pengerjaan pembangunan, kami melakukan iuran atau sumbangan. Tenaga, uang, bahkan doa,” kata Pengurus MWC Semin Marhaban.

Siang-Malam Nahdliyin Semin Bangun Aula MWC NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Siang-Malam Nahdliyin Semin Bangun Aula MWC NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Siang-Malam Nahdliyin Semin Bangun Aula MWC NU

Lanjut marhaban, Kurang lebih sudah dua minggu ini para pengurus dan jamaah nahdliyin Semin bergotong royong untuk membangun aula. Mereka bekerja pagi, siang, bahkan di malam hari. Mereka berkerja tak henti mengikuti waktu luangnya sendiri demi membantu untuk NU.

PKB Kab Tegal

"Sampai saat ini kita sudah mulai tahap dinding. Semoga aula MWC Semin ini bisa cepat selesai dan bisa di gunakan untuk kegiatan-kegiatan NU dan lain sebagainya," harap Marhaban. (Ahmad Syaefudin/Abdullah Alawi)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam PKB Kab Tegal

Minggu, 18 Februari 2018

Imam Syafi’i dan Imam Ghazali pada Pemilu 1971

Shohibul mazhab Abu Abdullah Muhammad bin Idris yang lebih dikenal dengan nama Imam Syafii ternyata pernah menjadi Rais Syuriah Nahdlatul Ulama. Bahkan, di saat yang sama, Ketua Tanfidziyahnya dijabat oleh Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad yang dikenal dengan Imam Ghazali.

Tentu, dahi pembaca sekalian bakal berkerut mendengar informasi di atas. Bagaimana mungkin Imam Syafii yang hidup pada 767 – 820 M, maupun Imam Ghazali yang hidup pada ? 1058 – 1111 M, bisa menjadi pemimpin Nahdlatul Ulama yang baru didirikan pada 31 Januari 1926. Terbentang puluhan abad lamanya antara masa hidup kedua ulama besar umat Islam itu dengan berdirinya organisasi umat Islam terbesar di dunia itu.

Imam Syafi’i dan Imam Ghazali pada Pemilu 1971 (Sumber Gambar : Nu Online)
Imam Syafi’i dan Imam Ghazali pada Pemilu 1971 (Sumber Gambar : Nu Online)

Imam Syafi’i dan Imam Ghazali pada Pemilu 1971

Lantas, bagaimana ceritanya kedua ulama yang mengarang kitab Al-Umm dan Ihya Ulummudin tersebut, bisa menjadi pemimpin NU?

KHR. Asad Syamsul Arifin jawabnya.

Bermula dari perhelatan Pemilu tahun 1971. Saat itu, Nahdlatul Ulama menjadi partai politik sendiri setelah memutuskan berpisah dari Parti Masyumi pada 1953. NU menjadi salah satu partai besar kala itu.

Tentu saja, kekuatan politik yang dimiliki NU menjadi ancaman tersendiri bagi kekuatan politik lain. Terutama bagi Golkar yang merupakan partai penguasa saat itu.

PKB Kab Tegal

Golkar yang didukung oleh penguasa dan tentara, menghalalkan segala cara untuk bisa merebut suara sebanyak-banyaknya. Bahkan, tak segan-segan mereka menggunakan kekerasan untuk memaksa warga NU memilih Golkar. Hal ini, jelas saja menjadi ancaman besar bagi partai NU.?

Basis massanya digrogoti sedemikian rupa oleh pesaing politiknya. Terlebih resource kampanye yang dimiliki NU tak sebanding dengan milik lawan-lawan politiknya itu.

Melihat kondisi yang demikian, Kiai Asad turun tangan. Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafiiyah Situbondo itu, kembali terjun ke dunia politik setelah memutuskan vakum pasca dibubarkannya Dewan Konstituante pada 1959. Ia yang lebih banyak berada di belakang layar saja, tiba-tiba turun langsung hadir dalam kampanye yang digelar Partai NU Situbondo yang dilaksanakan di alun-alun.

Kehadirannya yang tanpa pemberitahuan tersebut, mengejutkan panitia kampanye. Kesempatan emas itu, pun tidak disia-siakan. Sebagaimana tercatat dalam biografinya, KHR. Asad Syamsul Arifin: Riwayat Hidup dan Perjuangannya (1994), Kiai Asad langsung diberikan kesempatan untuk menaiki podium. Tak lama mediator berdirinya NU itu, berorasi. Tak lebih dari 15 menit saja.

PKB Kab Tegal

Namun, dalam orasi yang cukup singkat tersebut, tokoh kharismatik tersebut mampu meyakinkan warga NU yang hadir di alun-alun Situbondo tersebut, memilih NU sebagai pilihan politiknya. Dengan gayanya yang khas, Kiai Asad menyampaikan sebuah kabar langit yang ia terima.

"Saya tak mungkin keluar dari NU dan tetap akan mencoblos tanda gambar NU," kata Kiai Asad mengawali orasinya.

Kemudian, Kiai Asad memaparkan alasannya kenapa harus tetap bertahan dan tetap memilih Partai NU bagaimanapun tantangan serta beratnya cobaan yang harus dihadapi.

"Saya pilih NU ini karena ada alasannya. Saya pernah bermimpi ketemu Imam Syafii dan Imam Ghazali. Dalam mimpi itu seolah Syuriah NU itu Imam Syafii, sedangkan Tanfidziyahnya adalah Imam Ghazali," tuturnya di hadapan puluhan ribu warga NU yang menyemut. "Karena itu, kalau sampean semua tetap ikut kedua imam tadi, ya harus mencoblos tanda gambar NU," pungkasnya.

Sontak saja, orasi singkat nan bernas itu, mampu menusuk langsung ke alam bawah sadar warga Nahdliyin itu. Imam Syafii adalah imam madzab yang dianut hampir semua warga NU dan sebagian besar umat Islam di Indonesia. Begitupula dengan Imam Ghazali. Selain karya-karya menjadi bacaan wajib di pesantren, tasawufnya pun menjadi standart bagi warga NU.

Efeknya pun terlihat saat Pemilu tiba. Seberapa kerasnya Golkar melakukan propaganda tak mampu mengubah dominasi NU di Keresidenan Besuki. Partai NU menang mutlak dengan berhasil menggondol 18 kursi dari 32 kursi yang diperebutkan oleh 10 kontestan.?

Demikianlah alam pikir politik warga NU. Antar masa lalu dan masa kini, antara yang hidup maupun yang telah mati, tak ada ubahnya. Sama. Sama-sama berpengaruh! (Ayung Notonegoro)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam, Humor Islam PKB Kab Tegal

Sabtu, 27 Januari 2018

Gagasan Mengawinkan Bencong dengan Tomboi

Oleh Muhammad Ishom 



“Aku punya gagasan untuk mempertemukan mereka berdua

Gagasan Mengawinkan Bencong dengan Tomboi (Sumber Gambar : Nu Online)
Gagasan Mengawinkan Bencong dengan Tomboi (Sumber Gambar : Nu Online)

Gagasan Mengawinkan Bencong dengan Tomboi



agar saling isi dengan cerita derita duka lara

Barangkali nanti tumbuh naluri sejati

dan kembali seperti sediakala

PKB Kab Tegal

Semua jawabnya hanyalah Tuhan yang mengerti

Sekali lagi jawabnya hanya Tuhan yang mengerti.” (Bait ke-6)

PKB Kab Tegal

Itulah enam baris dari bait terakhir lirik lagu berjudul “Zaman” yang dinyanyikan sendiri oleh penciptanya– Ebiet G. Ade–dan dirilis pada tahun 1986. Apa yang dimaksudkan Ebiet dengan frasa “mereka berdua” pada baris pertama di atas tak lain adalah bencong dan tomboi sebagaimana terdapat dalam judul tulisan ini meski Ebiet tidak menyebut sama sekali dua istilah itu di dalam lirik lagunya. 

Kedua istilah itu telah umum digunakan oleh masyarakat untuk menyebut kelompok orang yang perilaku atau penampilannya tidak cocok menurut kewajaran dengan jenis kelamin yang disandangnya. Mereka yang disebut bencong mungkin sama dengan yang dimaksud gay atau transgender dalam LGBT meski tidak setiap bencong adalah gay atau transgender. Demikian pula mereka yang disebut tomboi mungkin sama dengan yang dimaksud lesbian dalam LGBT meski tidak setiap tomboi adalah lesbian. 

Saat ini orang tengah ramai kembali membicarakan tentang LGBT sehubungan dengan penolakan Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap perkara 46/PUU-XIV/2016 yang diajukan oleh Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Euis Sunarti bersama sejumlah pihak. Tahun lalu Prof Dr Euis Sunarti dan para akademisi lain meminta para lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) dihukum penjara maksimal 5 tahun. 

Penolakan itu telah dipahami sebagian kalangan di sejumlah postingan di media sosial bahwa MK telah melegalkan perbuatan zina dan homoseksual. Pemahaman sekaligus tuduhan ini ditolak oleh Juru Bicara MK Fajar Laksono yang menegaskan Mahkamah tidak melegalkan perbuatan seksual sejenis (Kompas.com, 18/12/2017, 20:15 WIB).

Namun, tulisan ini tak dimaksudkan untuk membicarakan polemik tentang LGBT dari berbagai perspektif karena penulis hanya sekedar ingin mengingat kembali bahwa tiga puluh satu (31) tahun lalu seorang penyanyi sekali pencipta lagu–Ebiet G. Ade–telah menyodorkan sebuah gagasan untuk mencarikan solusi terhadap fenomena bencong dan tomboi yang masing-masing bisa masuk dalam kategori gay atau transgender dan lesbian.

Sejauh yang bisa saya tangkap dari lirik lagu “Zaman” secara keseluruhan, Ebiet G. Ade berpikir bahwa bencong dan tomboi dapat dipertemukan dalam ikatan perkawinan sebab mereka yang secara fisik laki-laki tetapi secara seksual tertarik kepada sesama jenis sebenarnya juga menyadari ketidak wajarannya. Mereka bahkan tak menghendaki hal itu terjadi sehingga selalu menangisi nasibnya. Akhirnya mereka sampai pada pertanyaan mendasar apakah hal itu berdosa. 

Pikiran Ebiet G. Ade tersebut sebagaimna dapat kita simak pada bait ketiga sebagai berikut: 

Ia bersembunyi menyimpan tangis yang tak kuasa dibendung

Ia jatuh cinta namun keburu sadar itu tak wajar

Tanda tanya bergolak di dalam fikirannya, “Berdosakah?”

Sedang ia pun tak menghendaki

Siapa gerangan yang dapat membantu menjawabnya? (Bait ke-3)





Pada baris terkahir dari bait ini Ebiet G. Ade mengajukan pertanyaan siapa gerangan yang dapat membantu menjawab pertanyaan dari laki-laki bencong tentang berdosa tidaknya jika ia jatuh cinta secara tidak wajar karena mencintai sesama jenis. Beberapa pihak dari kalangan agamawan baik Islam maupun Nasrani telah memberikan jawaban tegas bahwa mencintai sesama jenis yang kemudian diungkapkan dengan hubungan seksual adalah berdosa. 

Pada bait keempat dan kelima Ebit G. Ade mengungkap fenomena yang berkebalikan dengan bencong, yakni tomboi sebagaimana tertuang dalam dua bait berikut ini:

Perempuan dongak di atas angin

Kepalanya bengkak penuh mimpi kekerasan

Tubuh sintal dan tegap menampilkan kejantanan

Tak tercermin sikap lembut sebagaimana kodratnya (Bait ke-4)

 

Rambutnya yang kasar kotor berdebu

Diisapnya cerutu bibir retak terbakar

Langkah dihentak-hentak, galak seperti singa

Ia ingin tampil lengkap sebagaimana layaknya lelaki (Bait ke-5)





Kedua bait itu (Bait ke-4 dan ke-5) mengungkapkan secara jelas tentang tomboi dengan disebutnya perempuan yang bertingkah laku tidak sebagaimana kodratnya tetapi malahan  ingin menampilkan kejantanan sebgaimana layaknya lelaki. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Queen Mary University, London, 1 dari 3 perempuan tomboi tumbuh menjadi lesbian. (Hidayatullah, 12 Juli 2011-10:44 WIB). 

Perempuan tomboi yang tumbuh menjadi lesbian inilah yang dibicarakan Ebiet G. Ade untuk dipertemukan dalam ikatan perkawinan dengan seorang bencong yang gay atau transgender sebagaimana diungkapkan dalam bait keenam di awal tulisan ini. Argumentasi Ebiet G. Ade dalam gagasanya ini adalah karena dari perkawinan semacam ini barang kali akan tumbuh naluri sejati dari masing-masing pihak sehingga akan kembali menjadi orang normal sesuai dengan kodrat jenis kelamin masing-masing. 

Gagasan Ebeit G. Ade tersebut patut diapresiasi karena dari berbagai perspektif agama, sosial dan susila tidak bertentangan. Bisa jadi gagasan ini menjadi alternatif terapi yang mujarab bagi ketidakwajaran kaum bencong dan tomboi dalam ekspresi diri dan seksualitasnya sehingga mereka bisa diselamatkan secara hukum maupun moral. Namun pertanyaannya adalah apakah para bencong mau kawin atau dikawinkan dengan kaum tomboi?

Jawaban dari pertanyaan itu telah Ebiet temukan dalam kedua baris terkahir dari bait keenam atau penutup di atas: “Semua jawabnya hanyalah Tuhan yang mengerti. Sekali lagi jawabnya hanya Tuhan yang mengerti.” Artinya jika Tuhan berkata “Kun” (jadilah), maka “fayakun” (maka jadilah).  

Penulis adalah dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sejarah, IMNU, Humor Islam PKB Kab Tegal

Jumat, 19 Januari 2018

PBNU Siap Salurkan 24 Ribu Daging Kaleng Ke Aceh

Jakarta, PKB Kab Tegal
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama akan mengirimkan 24 ribu bantuan makanan berupa daging dalam kaleng siap saji kepada para korban gempa dan tsunami di Nangroe Aceh Darussalam. Bantuan tersebut akan dikirim pada 10 Februari mendatang, sekaligus bersamaan dengan 50 relawan NU yang akan bertugas menggantikan 50 rekannya yang sudah dua minggu di Aceh.

"Insya Allah pada tanggal 10 Februari PBNU juga akan mengirimkan 1 Mobil Ambulan untuk operasi kemanusiaan yang di lengkapi sarana medis berjalan. Bantuan ini berasal dari Lembaga Islamic Help asal Inggris, Moslem Charity dan dari PBNU," kata ketua umum Tanfidziah PBNU, KH. Hasyim Muzadi usai menerima kunjungan dari Vatikan, Roma, di gedung PBNU, Jakarta, Selasa (1/2).

Menurut Hasyim Muzadi, pengiriman daging qurban siap saji tersebut didasarkan pada kondisi keadaan darurat. "Jika dikirim dalam bentuk daging segar, dikhawatirkan terjadi pembusukan karena adanya kesulitan transportasi ke Aceh, sebagaiman kita ketahui kondisi transportasi dari dan menuju Aceh sangat parah," katanya.

Pertimbangan lain mengirimkan daging siap saji menurut Hasyim adalah faktor sosial. Berdasarkan pemantauan PBNU, saat ini masyarakat korban bencana gempa dan tsunami kekurangan peralatan masak. Sehingga dikhawatirkan mereka kesulitan untuk memasak daging qurban ini. Dengan memberikan daging siap saji, masyarakat Aceh tak perlu repot memasak. "Bisa langsung dimakan, dengan atau tanpa dipanaskan" tutur Hasyim.

Faktor keadilan juga menjadi pertimbangan. Dengan memproses menjadi daging siap saji, PBNU mempunyai waktu untuk mendistribusikan daging kurban ke daerah-daerah yang sulit dijangkau. Sebagaimana diketahui masih banyak daerah-daerah di Aceh yang belum tersentuh bantuan, sehingga bantuan berupa daging yang siap saji dapat lebih mudah dinikmati dan praktis.

Sebelumnya PBNU juga sempat mengirimkan bantuan hewan qurban menjelang Hari Raya Idul Adha. Namun karena dalam jumlah yang banyak dan tidak dapat dikirmkan langsung pada Hari Raya PBNU mengirimkannya dalam makanan kaleng siap saji. Hal ini dilakukan sesuai pendapat hukum KH Ma’ruf Amin, salah seorang pengurus PBNU, pengiriman daging siap saji ini diperbolehkan, asalkan penyembelihan dilakukan pada masa hari tasyrik (tanggal 10 – 13 Dzulhijah). "Jika sudah melewati batas masa tasrik, namanya sodaqoh," ujar Hasyim.

Hasyim mengakui secara syariah, daging kurban memang seharusnya diberikan dalam bentuk daging segar. Untuk pemberian dalam bentuk daging matang baru boleh diberikan untuk keperluan Aqiqah. Tapi pengiriman daging qurban kalengan ini, menurut Hasyim, sudah dikonsultasikan dengan Pengurus Syuriah PBNU. Hasilnya, pengurus Syuriah membolehkan dengan syarat si penyumbang rela dikirim dalam betuk siap saji. Adapun penyumbang hewan qurban ini adalah Lembaga Islamic Help asal Inggris, Moslem Charity dan PBNU.

Daging kaleng siap saji ini, lanjut Hasyim diolah oleh PT Suryajaya Abadi Perkasa (SAP) Probolinggo, Jawa Timur. untuk tahap pertama ada 60 ekor sapi yang disembelih. Daging sapi tersebut kemudian dikemas dalam kaleng dengan berat 425 gram sebanyak 10 ribu kaleng. Dalam kemasan kaleng tertulis Daging Siap Saji PBNU dengan sertifikasi halal. Makanan kaleng siap saji tersebut dikemas dalam tiga rasa: semur, rendang dan kare, serta dalam bentuk kornet.

Ditambahkan Hasyim, daging siap saji ini, terutama akan didistribusikan ke pesantren-pesantren yang selama ini menjadi konsentrasi bantuan PBNU. Jumlahnya ada 15 pesantren yang mengasuh sekitar 330 santri korban tsunami. Selebihnya akan diberikan secara langsung di tenda-tenda pengungsi (cih)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pondok Pesantren, Humor Islam PKB Kab Tegal

PBNU Siap Salurkan 24 Ribu Daging Kaleng Ke Aceh (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Siap Salurkan 24 Ribu Daging Kaleng Ke Aceh (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Siap Salurkan 24 Ribu Daging Kaleng Ke Aceh

Sabtu, 13 Januari 2018

NU Jember Sambut Baik Bandara Notohadinegoro Jadi Embarkasi

Jember, PKB Kab Tegal



PCNU Jember menyambut baik rencana pemerintah pusat untuk menjadikan Jember sebagai embarkasi haji. Untuk kepentingan itu, tahun depan, landasan pacu bandara Notohadinegoro akan diperpanjang dari 1.200 meter menjadi 2.400 meter.?

NU Jember Sambut Baik Bandara Notohadinegoro Jadi Embarkasi (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Jember Sambut Baik Bandara Notohadinegoro Jadi Embarkasi (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Jember Sambut Baik Bandara Notohadinegoro Jadi Embarkasi

"Saya kira itu sangat bagus. Jember nanti jadi embarkasi antara," ucap Katib Syuriyah PCNU Jember, MN. Harisudin kepada PKB Kab Tegal di kantor NU Jember, Rabu (30/8) malam.

Sekadar diketahui, saat berada Jember selama dua hari beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo mengemukakan keinginannya untuk memperpanjang landasan pacu Bandara Notohadinegoro dan memperbesar kapasitas terminal kedatangan dan pemberangkatan. Bahkan ia menyatakan anggaran untuk itu sudah disiapkan, dan akan dimulai pembangunannya tahun 2018.

Keinginan Presiden Joko Widodo tersebut langsung ditindaklanjuti oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dengan mengunjungi Jember seminggu kemudian. Ia memastikan nanti bandara Notohadinegoro bisa didarati pesawat besar sekelas Airbus 320.

PKB Kab Tegal

?

Menurut MN. Harisudin, Jember memiliki syarat untuk dijadikan embarkasi antara. Syarat itu adalah letaknya cukup strategis, yaitu berada di tengah-tengah di antara Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo dan Lumajang. Selain itu, potensi warga yang menunaikan haji di Jember dan empat kabupaten tersebut cukup besar.?

"Untuk 5 kabupaten ini, kloternya (kelompok terbang) mencapai 17. Sementara syarat embarkasi antara minimal adalah 14 kloter," jelasnya. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)

?

PKB Kab Tegal

?

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam, Hadits PKB Kab Tegal

Rabu, 10 Januari 2018

IPPNU Terus Kuatkan Ideologi Kader

Probolinggo, PKB Kab Tegal - Sebagai upaya penguatan ideologi, Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Probolinggo menggelar Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) di Pesantren Nurul Hidayah Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo, Sabtu dan Ahad (4-5/6). Sebanyak 100 peserta perwakilan sejumlah lembaga pendidikan ini dibekali sejumlah materi terkait IPPNU, Aswaja NU, dan kebangsaan.

Ketua IPPNU Kota Probolinggo Nur Baiti As-Shiddiqy mengatakan, Makesta ini digelar dengan tujuan memberikan pemahaman tentang NU sebagai wadah perjuangan Islam Ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) di Indonesia. Pasalnya saat ini sudah banyak paham-paham baru yang bertentangan dengan Aswaja.

IPPNU Terus Kuatkan Ideologi Kader (Sumber Gambar : Nu Online)
IPPNU Terus Kuatkan Ideologi Kader (Sumber Gambar : Nu Online)

IPPNU Terus Kuatkan Ideologi Kader

“Hal yang terpenting lagi adalah untuk mengenalkan dan memberikan pemahaman tentang organisasi IPPNU sebagai organisasi pelajar yang merupakan badan otonom NU. Sebab selama ini kebanyakan pelajar hanya terkesan ikut-ikutan dan tidak memahami perjuangan organisasi yang sebesarnya,” katanya.

Menurut Baiti, dalam Makesta ini materi yang diberikan fokus tentang penguatan ideologi yang meliputi keorganisasian, ke-IPPNU-an, ke-NU-an dan Aswaja.

PKB Kab Tegal

“Sebenarnya banyak materi yang harus diberikan. Tapi berhubung ini berdekatan dengan persiapan Ramadhan, maka sementara hanya diberi materi penguatan ideologi saja,” jelasnya.

PKB Kab Tegal

Baiti menambahkan bahwa Makesta merupakan salah satu upaya IPPNU untuk dapat ikut serta dalam pembangunan karakter generasi muda bangsa. Makesta ini suatu sarana untuk mencetak kader muda NU yang militan yang mampu berorganisasi dengan baik.

“Dengan diadakannya Makesta ini, kami berharap kader-kader muda NU ini bersemangat dan bisa berkhidmat dalam NU. Ini merupakan kegiatan awal kita dari pembentukan komisariat sekolah-sekolah swasta melalui utusan-utusan yang sudah mengikuti kegiatan ini,” harapnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam, Nahdlatul, Tegal PKB Kab Tegal

Selasa, 09 Januari 2018

Peristiwa Ajaib Pertobatan Sang Pemabuk

Jika ada kemauan pasti ada jalan. Entah kapan awal mula pepatah masyhur ini muncul. Tetapi, kebenarannya teruji berkali-kali di hampir setiap zaman. Karena “mau”, seorang pemuda pemabuk pada masa Umar bin Khathab, tak hanya mendapat “jalan” tapi juga keajaiban.

Kisah tersebut bermula ketika Umar bin Khathab berjalan-jalan di lorong Kota Madinah. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang pemuda. Amirul Mu’minin tahu, ada sesuatu di balik bajunya.

Peristiwa Ajaib Pertobatan Sang Pemabuk (Sumber Gambar : Nu Online)
Peristiwa Ajaib Pertobatan Sang Pemabuk (Sumber Gambar : Nu Online)

Peristiwa Ajaib Pertobatan Sang Pemabuk

Umar bin Khathab yang penasaran pun menanyakan kepada sang pemuda perihal benda yang disembunyikan tersebut. Karena malu, pemuda ini tak lantas menjawab pertanyaan umar. Siapa tak gugup, ketika kepergok membawa minuman keras (khamr) di hadapan “Singa Padang Pasir”?

“Tuhanku, jangan Engkau membuka rahasiaku. Dan janganlah Engkau permalukan diriku di hadapan Umar bin Khathab. Tutuplah semua itu. Dan aku berjanji, tidak akan minum minuman keras lagi untuk selama-lamanya,” gumam pemuda itu dalam hati.

PKB Kab Tegal

Kehadiran Umar ternyata sanggup menggerakkan komitmen pemuda itu untuk mengakhiri perbuatan terlarangnya. Tekadnya untuk bertobat betul-betul sudah bulat. Tapi, sang pemuda tak bisa menghindar dari pertanyaan Umar bin Khathab.

PKB Kab Tegal

“Ya Amiral-Mu’minin, aku membawa cukak,” aku sang pemuda berusaha menutupi aibnya.

“Bukalah hingga aku mengetahui apa sebenarnya yang berada di balik bajumu.”

Pemuda itu lalu mengeluarkan benda yang ada di balik bajunya. Ajaib, minuman keras itu tiba-tiba sudah berubah menjadi cukak segar yang bisa dinikmati. Cerita ini bisa kita simak di kitab Al-Minahus Saniyah karya Abdul Wahhab Asy-Sya’rani terjemahan Zaid Husein Al-Hamid.

Hikayat di atas merupakan secuil bukti bahwa kejahatan seseorang sesungguhnya sudah menemukan jalan terang sejak niat memperbaiki diri menghujam di dada. Namun demikian, sebagai niat, ia tetaplah pada level permulaan.?

Abdul Wahhab Asy-Sya’rani mengurai lagi tahapan-tahapan tobat untuk mencapai pada puncak kesucian diri. Pertama adalah bertobat dari dosa-dosa besar, kemudian dari dosa-dosa kecil, dari perkaran yang dibenci (makruh), lalu dari perkara yang menyalahi keutamaan.

Selanjutnya, bertobat dari prasangka baik terhadap diri sendiri, dari prasangka bahwa dirinya adalah kekasih Allah, dari prasangka bahwa dirinya sudah benar-benar bertobat, dan akhirnya bertobat dari kehendak hati yang tidak diridlai oleh Allah. Puncaknya adalah bertobat setiap kali alpa dari mengingat Allah, meskipun hanya sekejap. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam PKB Kab Tegal

Kamis, 28 Desember 2017

Rapat Akbar Aktualisasi Resolusi Jihad Lahirkan Piagam Tebuireng

Jombang, PKB Kab Tegal - Sejumlah ulama, kiai, habaib, dan akademisi serta unsur Tentara Nasional Indonesia (TNI) berkumpul di Pesantren Tebuireng, Jombang Jawa Timur, Sabtu (5/11). Dari pertemuan tersebut tercetus piagam yang ditandatangani bersama.

Ada Tuan Guru Turmudzi, Habib Sholeh al-Jufri, KH Anwar Manshur, Tuan Syech Akbar Marbun, KH Ahmad bin Zain al-Kaff, KH Mahfudz Syaubari, Habib Nabil al-Musawwa, KH Imam Suprayogo, KH Hanif Muslih, serta tuan rumah KH Salahuddin Wahid.

Rapat Akbar Aktualisasi Resolusi Jihad Lahirkan Piagam Tebuireng (Sumber Gambar : Nu Online)
Rapat Akbar Aktualisasi Resolusi Jihad Lahirkan Piagam Tebuireng (Sumber Gambar : Nu Online)

Rapat Akbar Aktualisasi Resolusi Jihad Lahirkan Piagam Tebuireng

Masing-masing membubuhkan tanda tangan pada Piagam Tebuireng Aktualisasi Resolusi Jihad yang juga dikuatkan oleh kehadiran Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI, Mayjend TNI Wiyarto.

PKB Kab Tegal

Dalam salah satu butir pernyataan bersama tersebut diserukan kepada pemerintah untuk mengambil langkah-langkah kongkrit dalam jihad mewujudkan kemandirian bangsa. "Sehingga bermartabat dan berdaulat," kata Miftahurrahim selaku pembaca piagam.

"Menggugah para cendekiawan, profesional dan ulama untuk berperan lebih aktif dan tepat sasaran dalam jihad mencerdaskan kehidupan bangsa agar mampu menghadapi segala tantangan di masa mendatang," katanya sesuai poin kedua.

Sedangkan poin berikutnya adalah mengajak segenap elemen di negeri ini untuk berjihad. "Mewujudkan keadilan, mempertahankan kedaulatan dan menjaga persatuan bangsa menuju baldatun thayyibatun warabbun ghafur," ungkapnya di hadapan ratusan hadirin yang memadati aula pesantren setempat.

PKB Kab Tegal

Sebelum dibacakan piagam, sejumlah narasumber memberikan wawasan bagaimana menjaga kedaulatan negara dari berbagai rongrongan. Tampil sebagai pemateri pertama adalah guru besar Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, KH Imam Suprayogo. Sedangkan narasumber kedua adalah Edi Setiadi, Deputi Komisioner Pengawas dari Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam PKB Kab Tegal

Rabu, 27 Desember 2017

Kang Said: Al-Quran Rahmat untuk Seluruh Manusia

Pontianak, PKB Kab Tegal. Al-Quran merupakan kalam ilahi yang diturunkan 14 abad yang lalu kepada seorang Nabi terakhir, Muhammad Sallallahu Alaihi Wasalam. Al-Quran merupakan rahmat bukan hanya baagi orang Islam, tapi bagi semua umat manusia dalam membangun kehidupan yang harmonis.

Demikian ditegaskan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pada sambutan pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional VII yang diselenggarakan Jam’iyyatul Qura’ wal-Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) pada Selasa malam (3/7) di stadion sepak bola Sultan Syarif Abdurahman, Pontianak, Kalimantan Barat.?

Kang Said: Al-Quran Rahmat untuk Seluruh Manusia (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Al-Quran Rahmat untuk Seluruh Manusia (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Al-Quran Rahmat untuk Seluruh Manusia

“Dalam ajaran Al-Quran, kita harus jadi umat yang tawasuth, moderat. Al-Quran berbunyi, wakadzalika ja’alnakum ummatan washathan. Umat Islam harus menjadi umat yang moderat. Tidak boleh ekstrem, radikal, apalagi sampai melakukan tindakan makar,” jelas kiai yang akrab disapa Kang Said ini.

PKB Kab Tegal

Oleh karena itu, sambung Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) ini, ulama Nahdlatul Ulama ? sejak dulu hingga sekarang dan seterusnya akan bersikap tawasuth menentang kekerasan, ekstremisme, bahkan terorisme.?

PKB Kab Tegal

“Terorisme harus kita jadikan musuh bersama. Gerakan-gerakan radikal harus kita hadapi bersaama karena bertentangan dengan ajaran Al-Quran,” tuturnya.

Yang kedua, sambung Kang Said, Al-Quran mengajarkan kita agar menjadi umat yang tawazun, seimbang. Kewajiban mengamalkan agama bukana hanya sebatas ritual, tetapi membangun pepradaaban budaya, sosial, ekonomi. ? Karena itu merupakan kewajiban agama juga.

“Oleh karena itu, bagi Nahdlatul Ulama, memperjuangankan agama sama dengan memperjuangkan tanah air. Memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sama wajibnya dengan mempertahankan agama Islam,” jelasnya.

Yang terakhir, Al-Quran mengajarkan kita untuk tasamuh, toleran. Andaikan Allah menghendaki umat manusia sama, pasti Allah bisa. Tapi itu tidak dilakukan. Karena itulah kita harus bersikap toleran, karena itu merupakan ajaran Islam.

Kemudian kiai asal Cirebon, Jawa Barat, yang pernah menimba ilmu di berbagai pesantren, dan belajar selama 13 tahun di Makkah ini, mengimbau masyararakat Kalimantan Barat untuk mempertahankan , toleransi dalam keragaman.

“Bukan Indonesia kalau tanpa agama Islam. Bukan Indonesia kalau tanpa agama Katolik. Bukan Indonesia kalau tanpa Kristen. Bukan indonesia kalau tanpa Hindu, Budha, Konghucu,” tegasnya.

Kang Said menambahkan, demikian pula, bukan Indonesia kalau tanpa Dayak, Sunda, Jawa, Batak, Bugis, Ambon, Papua, Banjar, Aceh, dan seterusnya. Itulah Indonesia. Itu harus dipertahankan illa yaumil qiyamah.

“Ini merupakan pandangan Nahdlatul Ulama sejak dulu hingga sekarang dan seterusnya,” pungkasnya.

MTQ VII JQH NU ini dibuka Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono. Hadir pada kesempatan itu beberapa pengurus PBNU, Menteri Perumahan Rakyat H. Djan Faridz, Wakil Menteri Agama Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, Ketua Umum JQH NU KH Muhaimin Zen, dan Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis MH., peserta MTQ, official, serta masyarakat Kalimantan Barat.

Redaktur : Syaifullah Amin

Penulis ? ? : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Nahdlatul, Humor Islam PKB Kab Tegal

Rabu, 20 Desember 2017

Pelajar Pamerkan Kreatifitas di Area Kongres

Palembang, PKB Kab Tegal. Sejumlah pelajar dari berbagai madrasah dan sekolah memajang hasil karya tangan mereka di area Kongres XVII IPNU dan Kongres XVI IPPNU di Asrama Haji Palembang, Sumatera Selatan.

Pelajar Pamerkan Kreatifitas di Area Kongres (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar Pamerkan Kreatifitas di Area Kongres (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar Pamerkan Kreatifitas di Area Kongres

Pameran berlangsung selama empat hari sejak Kongres IPNU-IPPNU dibuka, Sabtu (1/12) pagi, di beberapa lapak khusus dengan pendampingan seorang guru. Kreatifitas yang dipamerkan, antara lain, lukisan, songket Palembang, gerabah, batik, asesoris, miniatur bangunan, hingga anti-virus buah tangan anak setingkat menengah atas.

Nurhayati, Wakil Kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang, mengaku diundang panitia untuk turut memeriahkan agenda kongres. Menurut dia, pameran ini merupakan langkah positif bagi pengembangan diri murid ke depan, khususnya di bidang wirausaha.

PKB Kab Tegal

“Supaya murid-murid termotivasi untuk lebih kreatif. Ketika tamat dari sekolah mereka juga diharapkan bisa membuka lapangan kerja sendiri,” ujarnya.

PKB Kab Tegal

Selain memamerkan, pihak sekolah juga menerima para pengunjung yang hendak membeli hasil kerajinan sebagai oleh-oleh. Pihak sekolah juga memajang beberapa piala dan piagam penghargaan yang menunjukkan prestasi siswanya di berbagai ajang kompetisi.

Pameran kreatifitas pelajar digelar bersamaan dengan bazar Kongres IPNU-IPPNU yang menyediakan aneka kebutuhan, seperti buku, pakaian, barang elektronik, dan pernak-pernik khas Palembang atau yang berhubungan dengan kongres.

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ahlussunnah, Humor Islam PKB Kab Tegal

Rabu, 13 Desember 2017

LTN NU Lampung Tunggu Naskah Lomba Artikel hingga 16 Oktober

Bandar Lampung, PKB Kab Tegal - Pengiriman naskah? lomba artikel hari santri nasional yang digelar oleh Lembaga Talif wan Nasyr (LTN) NU Lampung masih ditunggu hingga 16 Oktober mendatang. Pengumuman pemenang akan dilansir pada website PWNU Lampung, bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nasional, 22 Oktober 2016.

"Kami masih menunggu artikel yang dikirimkan oleh peserta lomba. Sudah banyak yang konfirmasi, di antaranya menanyakan batas akhir pengiriman naskah," kata Rudi Santoso, salah seorang panitia lomba artikel LTN NU Lampung.

LTN NU Lampung Tunggu Naskah Lomba Artikel hingga 16 Oktober (Sumber Gambar : Nu Online)
LTN NU Lampung Tunggu Naskah Lomba Artikel hingga 16 Oktober (Sumber Gambar : Nu Online)

LTN NU Lampung Tunggu Naskah Lomba Artikel hingga 16 Oktober

Rudi menjelaskan, naskah dikirim cukup melalui email ke alamat email lombaartikelsantri@gmail.com. Peserta bisa memilih tiga subtema yang telah ditetapkan panitia, yaitu Peran Santri Dalam Membumikan Islam di Nusantara Dulu dan Sekarang, Pondok Pesantren Sebagai? Kancah Pengembangan Pendidikan, dan Santri Dalam Politik dan Pembangunan di Indonesia.

Akademisi IAIN Raden Intan Lampung ini memaparkan, lomba ini terbagi menjadi dua kategori. Pertama, kategori mahasiswa, santri, dan pelajar dengan hadiah berupa uang Rp 1 juta rupiah, paket buku, dan sertifikat untuk juara pertama. Sementara untuk juara kedua dan ketiga akan mendapat uang senilai Rp 750 ribu dan Rp 500 ribu, berikut paket buku dan sertifikat.

PKB Kab Tegal

Kategori kedua, untuk umum seperti akademisi, jurnalis, dan sebagainya. Adapun hadiah uang senilai Rp 1,5 juta untuk juara pertama, Rp 1 juta untuk juara kedua, dan Rp 500 ribu untuk juara ketiga.

PKB Kab Tegal

Sama seperti kategori pertama, untuk kategori umum ini juga akan mendapat paket buku dan sertifikat. "Naskah para pemenang masing-masing kategori, dan naskah 10 besar, akan kami terbitkan menjadi buku," kata Rudi.

Ketentuan lomba, tulisan harus orisinil dan belum pernah dipublikasikan, naskah minimal 1500 kata untuk mahasiswa/santri/pelajar/ dan minimal 3000 kata untuk umum. Peserta melampirkan riwayat hidup dan fotokopi KTP. Khusus mahasiswa/santri/pelajar/melampirkan identitas diri berupa kartu tanda mahasiswa/kartu tanda pelajar/santri, surat keterangan dari pesantren.

Dewan juri untuk lomba ini adalah Ketua MUI Lampung Dr KH Khairuddin Tahmid, Dosen FH Universitas Lampung? Dr Rudi, dan Ila Fadilasari. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam PKB Kab Tegal

Selasa, 12 Desember 2017

Jangan Menyerah Berdakwah!

Bantul, PKB Kab Tegal. KH Asyhari Abta mengatakan, jangan menyerah untuk berdakwah yang kini penuh tantangan. Tantangan itu harus dijadikan sebagai penyemangat untuk melahirkan kreativitas dan inovasi. Aktivis dakwah sangat dinantikan perannya untuk menyebarkan nafas Islam Ahlussunnah wal- Jama’ah.

Demikian dijelaskan Kiai Asyhari yang juga Rais Syuriah PWNU DIY tersebut kepada para aktivis dakwah Kodama (Korp Dakwah Mahasiswa) Krapyak, saat silaturrahim di ndalem-nya, di Bantul, Yogyakarta, Selasa (7/5).

Jangan Menyerah Berdakwah! (Sumber Gambar : Nu Online)
Jangan Menyerah Berdakwah! (Sumber Gambar : Nu Online)

Jangan Menyerah Berdakwah!

“Jalankan program dakwah dengan baik, jangan sampai menyerah. Aktivis dakwah juga harus dekat dengan masyarakat, sehingga dakwahnya bisa menyentuh hati masyarakat,” tegasnya.

PKB Kab Tegal

Kiai Asyhari juga berpesan, agar waktu shalat benar-benar dijaga dengan istikomah. Ketika datang waktu shalat, seorang aktivis dakwah juga mesti bisa jagani, mengadzani dan mengimami sekaligus. Jangan sampai waktu shalat dibiarkan lali, “Aktivis dakwah harus menjadikan prinsip "Khoirunnas an-fauhum linnas" untuk mengayomi dan memakmurkan masjid,” lanjutnya.

Kiai Asyhari juga mendoakan kesuksesan para aktivis dakwah Kodama, sehingga di masa depan mampu menebarkan manfaat. Selain itu, aktivis dakwah juga harus mempererat hubungan dan kebersamaan.

PKB Kab Tegal

Redaktur       : Abdullah Alawi

Kontributor   : Jamil dan Rokhim

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam PKB Kab Tegal

Jumat, 08 Desember 2017

Puluhan Grup Qasidah Ramaikan Pagelaran Seni Budaya Islam Jabar

Bandung, PKB Kab Tegal. Puluhan grup marawis dan qasidah mengikuti pagelaran seni budaya Islam se-Jawa Barat yang diadakan DPW Lembaga Seni dan Qasidah Indonesia (LASQI) Jabar di gedung student center UIN Bandung, Rabu-Jumat (29-31/10). Mereka yang datang dari 17 kabupaten di Jabar, mementaskan sejumlah keterampilan mulai dari Qasidah ibu-ibu, qasidah putra-putri, marawis, dan bintang vokal.

Puluhan Grup Qasidah Ramaikan Pagelaran Seni Budaya Islam Jabar (Sumber Gambar : Nu Online)
Puluhan Grup Qasidah Ramaikan Pagelaran Seni Budaya Islam Jabar (Sumber Gambar : Nu Online)

Puluhan Grup Qasidah Ramaikan Pagelaran Seni Budaya Islam Jabar

“Kalau kita lihat rencana awal bahwa diadakannya pagelaran seni budaya Islam ini untuk media silaturrahim, Alhamdulillah semua (undangan) bisa datang,” imbuh Ketua Panitia Esa Rizki Arman kepada PKB Kab Tegal, Kamis (30/10).

Tindak lanjut pagelaran ini, lanjutnya, seniman di Jabar memiliki persamaan dalam mengembangkan seni budaya Islam. “Kita mempunyai tujuan yang sama untuk mengembangkan seni budaya, maka kita melakukan langkah yang sama di setiap daerah,” terang Rizkiadi yang juga sebagai juri kategori marawis itu.

PKB Kab Tegal

Ke depannya, ia bersama pihak-pihak terkait akan terus menjalin silaturrahmi antargrup marawis maupun qasidah. Para juara dalam pagelaran ini akan dikirim ke perlombaan tingkat nasional di Sulteng November mendatang sebagai perwakilan Jawa Barat.

PKB Kab Tegal

“Harapan saya bisa lebih kompak, kreatif, agar seni budaya Islam bisa berkembang lebih pesat lagi,” pungkasnya. (M Zidni Nafi’/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Humor Islam PKB Kab Tegal

Selasa, 28 November 2017

Belajar Filosofi Agama hingga Politik lewat Wayang

Bisa dihitung jari anak muda yang menggemari seni budaya, khususnya wayang. Satu di antaranya adalah Dandy Asghor Dawudi, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FIP Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng. Selain berselera melahap buku-buku pewayangan, Dandy –sapaan akrabnya, juga memiliki keahlian membuat wayang.

Ketertarikan Dandy terhadap wayang sejak tahun 2014 lalu ketika dia masih duduk di bangku STM (Sekolah Teknik Menengah). Dan jauh sebelum itu, pemuda kelahiran 24 Juni 1998 itu pernah menjadi anggota seni rakyat jaranan Raden Anom Dusun Bumiarjo Desa Gudo Jombang selama dua tahun.?

Dandy mulai gemar membaca referensi buku-buku budaya Jawa dan sejenisnya hingga ia menemukan ketertarikan pada pewayangan. Wayang, menurut Dandy merupakan simbol-simbol budaya yang sastrawi dan sarat dengan nilai-nilai filosofis.

Belajar Filosofi Agama hingga Politik lewat Wayang (Sumber Gambar : Nu Online)
Belajar Filosofi Agama hingga Politik lewat Wayang (Sumber Gambar : Nu Online)

Belajar Filosofi Agama hingga Politik lewat Wayang

Wayang sendiri, ungkapnya, adalah ajaran. “Mulai dari agama, politik semua ada di wayang. Tata negara sampai tasawuf itu ada di wayang. Wayang itu cermin kehidupan, kehidupan kompleks ada di wayang.”

Dandy melanjutkan, dalam wayang semua itu menyatu. Sekarang ini ketika bicara tentang politik dipisahkan dengan nilai ketuhanan atau tanpa menyentuh Tuhan. Kalau dalam pewayangan ada Satrio pinandito sinisian wahyu. Maksudnya, seseorang berjuang (berpolitik) tidak karena kepentingan tertentu, tapi menjalankan tugas sebagai kholifah. Setiap langkahnya ada pertimbangan dengan Dewa (Tuhan). Ada keseimbangan spiritual dunia dan akhirat.

“Kalau sekarang ini urusan politik ya untuk macul (demi kepentingan atau keuntungan, red) saja. Demi kekuasaan dan kepentingan belaka. Urusan dunia dan akhirat dipisahkan,” selorohnya.

PKB Kab Tegal

Wayang juga, lanjut laki-laki bermata sipit ini, menjadi refleksi dalam kehidupan. Wayang sebenarnya simbol-simbol. Misalnya Arjuna itu simbol asmara. Arjuna kalau membunuh musuhnya, tidak pernah menusuk musuhnya. Butho melawan Arjuna pasti butho mati tertusuk kerisnya sendiri. Arjuna melawan angkara murka itu dengan cinta. “Sayangnya, sekarang wayang dianggap sekadar cerita, remeh dan tidak relevan dengan kehidupan sekarang ini,” tuturnya.

Wayang juga membawa Dandy memahami kearifan Wali Songo dalam membawa ajaran Islam di tanah Jawa, “Kata orang Jawa, Islam masuk ke Jawa itu artinya orang Jawa pulang pada dirinya sendiri. Orang Jawa sebelum masuknya Hindu dan Budha, sudah menemukan Tuhannya sendiri, bahwa alam semesta itu ada yang menciptakan, dan mereka memeluk kepercayaan Kapitayan. Wali Songo masuknya lewat aliran kepercayaan tersebut. Jadi, istilahnya bukan shalat, tapi sembahyang, itu adalah sembah hyang atau menyembah Tuhan. Tempat ibadah orang Jawa namanya sanggar pamujan, menjadi langgar, langgar yang kuno pasti ada bulatan kosong. Itu warisan dari Kapitayan,“ papar Dandy.

Sayangnya, sesal Dandy, saat ini budaya, termasuk wayang, fungsinya lebih banyak untuk kepentingan komersial. “Kalau di Jawa itu, ada keris, ada pedang, ada pacul. Keris itu integritas, inti ajaran, inti, watak, karakter. Kalau pedang itu kekuasaan dan politik. Kalau pacul itu alat mencari uang. Akan tetapi, saat ini keris juga difungsikan sebagai pacul, segala sesuatu dikomersilkan,” ungkapnya.

PKB Kab Tegal

Selain mendalami pewayangan, Dandy juga memiliki keahlian membuat wayang. Keahliannya itu bermula ketika dia melihat salah satu tayangan di TV di mana ada salah seorang perajin wayang yang memanfaatkan kertas duplek untuk membuat wayang. Kertas duplek itu pengganti kulit yang tentu saja mahal harganya. Dandy yang tertarik wayang mulai mengikuti jejak dengan mulai menggambar atau membuat sketsanya. Tidak mudah membuat sketsa wayang, “Ngepaskan pas ndingkluknya (nunduknya, red) agak susah. Dan ketika membuat biasanya butuh ketenangan batin. Awalnya memang tidak bisa, mblendot-mblendot, lama-kelamaan menjadi bagus,” akunya.

Untuk bahan membuat wayang, Dandy membutuhkan kertas duplek, lem, tatak untuk nyungging yang terbuat dari paku dudur yang direnda. “Selama ini yang paling susah nyeketsanya,” katanya. Proses awalnya, kertas duplek disket dulu, lalu disatukan, trus disungging, dicari gapit, tangan dikasih sendi-sendi, kemudian jadi. “Kadang prosesnya butuh dua jam selesai, kadang bisa berhari-hari kalau lagi tidak tenang,” selorohnya sambil tertawa.

Dandy selama ini membuat wayang secara otodidak karena tidak ada komunitas yang bisa diikuti di Gudo. Sampai sekarang Dandy sudah membuat sekitar 20 wayang plus 3 gunungan. Dengan tokoh yang berbeda-beda, seperti Semar, Arjuna, Bratasena, Dewa Amral, Gatutkaca,dan lain sebagainya. (Robiah/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam PKB Kab Tegal

Minggu, 26 November 2017

Kader IPNU-IPPNU Harus Berani Katakan Kebenaran

Jakarta, PKB Kab Tegal. PC IPNU-IPPNU Jakarta Timur menyelenggarakan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) angkatan ke-3 dengan tema “Membentuk Karakter Pelajar NU yang Kompetitif dan Inspiratif”. 

Acara yang dilaksanakan Ahad 27 Januari di Yayasan Islam Nurul Huda, Lubang Buaya Jakarta timur, diharapkan menambah kader-kader NU yang memahami ihwal organisasi, berani mengatakan kebenaran dan punya keberpihakan pada kaum lemah.

Kader IPNU-IPPNU Harus Berani Katakan Kebenaran (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader IPNU-IPPNU Harus Berani Katakan Kebenaran (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader IPNU-IPPNU Harus Berani Katakan Kebenaran

“Kita memang masih butuh banyak kader penerus perjuangan IPNU-IPPNU yang pro aktif dan memiliki kompetensi yang kuat guna menjawab tantangan zaman saat ini, dan melalui makesta ini kami berjarap IPNU¬-IPPNU khususnya di Jakarta Timur mampu menjawab tantangan itu.” papar ketua IPNU Jakarta Timur, rekan Maulana Hamzah.

PKB Kab Tegal

"Dan yang lebih penting lagi, kader IPNU-IPPNU harus berani katakan kebenaran," lanjutnya.

PKB Kab Tegal

Acara yang berlangsung satu hari penuh dan dihadiri puluhan kader IPNU-IPPNU baru dari beberapa sekolah ini dibuka oleh rekan Ahmad Murodi Mursyid selaku tuan rumah sekaligus senior IPNU tingkat nasional. 

Acara ini dihadiri pula oleh Sekjen PW IPNU DKI Jakarta Abdul Majid, dan juga ketua PW IPPNU DKI Jakarta Nurlaela. 

Redaktur    : Hamzah Sahal

Kontributor : Yudhi Permana

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam, Berita, Ubudiyah PKB Kab Tegal

Minggu, 19 November 2017

Ribuan Warga NU Ikut Lomba Lari Sarungan

Surabaya, PKB Kab Tegal. Ribuan warga Nahdlatul Ulama masyarakat umum bersama prajurit TNI-AD dan Polri, Ahad (26/7) pagi memadati Lapangan Makodam V/Brawijaya Surabaya. Mereka mengikuti Lari Sarungan di Sarong Fun Run.?

Acara yang diikuti sekitar 5.000 peserta dan sebanyak 1.000 peserta di antaranya berasal dari prajurit TNI AD dan anggota Polri ini digelar dalam rangka memeriahkan dan menyambut Muktamar ke-33 NU yang akan digelar di Jombang pada 1-5 Agustus 2015 mendatang.

Ribuan Warga NU Ikut Lomba Lari Sarungan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Warga NU Ikut Lomba Lari Sarungan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Warga NU Ikut Lomba Lari Sarungan

"Ini satu dari 25 kegiatan Pra Muktamar NU yang ini sifatnya olahraga sekaligus bergembira karena berlari mengenakan sarung," kata Ketua Panitia Daerah Muktamar ke-33 NU, Saifullah Yusuf.

PKB Kab Tegal

Menurut Gus Ipul - panggilan akrab dia, lari dengan mengenakan sarung selain menyehatkan juga membuat suasana menjadi semarak. "Juga untuk melestarikan budaya NU. Sudah biasa lari mengenakan pakaian olahraga, tapi sekarang ditambah dan wajib memakai sarung. Tentu akan berbeda, dan ini sekaligus menjaga tradisi," ujarnya.

Karena itu, sambung Gus Ipul, sarung bukan hanya dipakai untuk beribadah, melainkan juga sudah menjadi bagian dari kehidupan keseharian, terutama kalangan kiai, santri dan warga Nahdliyin secara umum.

PKB Kab Tegal

Usai mengikuti lomba lari sarungan, peserta dihibur tampilan KotaK Band, dan alunan musik serta vokal Tantri sang vokalis yang mampu menghipnotis peserta. Seraya menunggu selingan dibacakan nomor peserta sebagai penerima hadiah dari panitia Saroong Fun Run, mereka ikut bernyanyi dan bergoyang dengan sesekali meneriakkan nama KotaK dan Tantri.

Muktamar ke-33 NU akan berlangsung di Jombang pada 1-5 Agustus mendatang. Sesuai jadwal akan dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo, dan penutupan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pembukaan dan sidang pleno ditempatkan di Alun alun Jombang. Sedangkan sidang komisi berlangsung di empat pondok pesantren, yakni Pesantren Tebuireng, Mambaul Maarif Denanyar, Bahrul Ulum Tambakberas, dan Darul Ulum Paterongan. (Abdul Hady JM/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa, Humor Islam, AlaNu PKB Kab Tegal

Selasa, 14 November 2017

Gus Dur: Saya Ikut Mbah Hasyim

Jakarta, PKB Kab Tegal. Dalam jangka panjang, yang menjadi penentu dalam berbagai hal dalam kehidupan bermasyarakat adalah masyarakat itu sendiri, bukan pemimpin keagamaan. Karena itu, pilihan negara Islam menjadi sangat tidak tepat.

“Bukan lagi kiai yang menentukan. Karena itu, almarhum Rais Akbar Nahdlatul Ulama KH. Hasyim Asy’ary dan KH. Wahid Hasyim itu berfikir ya sudah negara ini jangan dijadikan negara Islam,” kata mantan ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di depan para puluhan peserta pengajian Ramadhan di Pesantren Ciganjur, Jakarta (1/10).

Gus Dur: Saya Ikut Mbah Hasyim (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur: Saya Ikut Mbah Hasyim (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur: Saya Ikut Mbah Hasyim

Kenapa kita menjadi negara Pancasila? Menurut Gus Dur, dalam masa depan pluralitas itu sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan umat manusia yang beragama. Islam sendiri tidak memungkiri adanya pluralitas itu.

“Maka mau tidak mau jangan negara Islam. Kalau saya sih ikut Mbah Hasyim saja (KH. Hasyim Asy’ary: Red), karena kenyataannya memang begitu,” kata Gus Dur.

Konsekuensi dari negara Pancasila adalah adanya pemisahan yang tegas antara agama dan negara. “Karena itu undang undang seperti Anti Pornografi dan Pornoaksi (APP) harus dihindarkan, nah karena itu berarti UU berarti pemerintah campatr tangan,” kata Gus Dur yang sejak awal berbeda dengan PBNU dalam soal APP.

Dalam negara Pancasila, dikatakan Gus Dur, pemerintah tidak dapat menentukan apakah sebuah intitusi dalam masyarakat telah mengganggu ketentraman umum atau tidak. Gus Dur mencontohkan, pemerintah yang diwakili oleh pihak kepolisian sempat berencana menutup pesantren Nguki Solo yang dipimpin oleh Ustadz Ba’asyir karena dinilai meresahkan masyarakat dan diklam sebagai sarang penggemblengan para teroris.

PKB Kab Tegal

“Waktu itu hanya saya yang berani membantah. Saya katakan, bahwa negara tidak punya urusan untuk menutup pesantren. Masyarakat yang berhak menutup, bukan kepolisian. Apalagi kepolisian kan hanya menjalankan perintah saja, tidak berhak menentukan apakah melanggar kepentingan umum atau tidak,” kata Gus Dur. (nam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Cerita, Tegal, Humor Islam PKB Kab Tegal

Rabu, 08 November 2017

LDNU Bimbing Aktivis Lingkungan Hidup Jadi Mualaf

Jakarta, PKB Kab Tegal. Salah seorang aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat Bidang Lingkungan Dini Setyorini memutuskan untuk memeluk agama Islam. Ia dibimbing Wakil Bendahara Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kiai Moh. Shodiq untuk mengucapkan dua kalimat syahadat di Kantor LDNU, lantai 6 Gedung PBNU, Jakarta, Senin (13/3) .

Dini Setyorini menceritakan, keluarga almarhumah ibunya semuanya beragama Islam. Sejak kecil, ia sering ikut shalat bersama saudara-saudaranya yang beragama Islam meski ia tidak mengerti apa yang dibaca.?

LDNU Bimbing Aktivis Lingkungan Hidup Jadi Mualaf (Sumber Gambar : Nu Online)
LDNU Bimbing Aktivis Lingkungan Hidup Jadi Mualaf (Sumber Gambar : Nu Online)

LDNU Bimbing Aktivis Lingkungan Hidup Jadi Mualaf

“Sejak kecil sudah mengenal Islam. Sejak kecil juga sering ikutan salat. Gak tau sih bacanya apa, artinya apa,” kata Dini.?

Ia mengaku masuk Islam atas kehendak sendiri dan tidak ada paksaan dari siapapun.?

“Keluarga saya semua Katolik. Bapak, ibu, dan saudara-saudara saya, hanya keluarga nenek saya saja yang muslim. Karena sering pulang kampung saat lebaran (dengan saudara-saudara muslim di kampung) jadi terbiasa, ” jelasnya.

PKB Kab Tegal

Perempuan lulusan Universitas Persada Indonesia YAI ini mengaku tertarik masuk Islam sejak tiga tahun yang lalu. Sejak itu, ia mulai mencari tahu tentang Islam.?

Ia merasa lega setelah mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia berharap bisa belajar Islam dengan lebih baik lagi.?

“Yang saya tahu Islam itu baik. Semoga saya menjadi muslimah yang baik,” harapnya.

Sementara itu, Kiai Moch Shodiq berharap saudari Dini Setyorini bisa mengkampanyekan wajah Islam yang damai dan toleran. ?

PKB Kab Tegal

Dini, lanjut Kiai Shodiq, memeluk Islam setelah melakukan dialog panjang dengan teman-teman aktivisnya. Menurutnya, Dini semakin mantap memeluk Islam karena di dalam Islam semuanya diatur, termasuk di bidang lingkungan hidup seperti perburuan dan penyembelihan hewan.?

“Sampai tata cara penyembelihan dengan pisau yang sangat tajam biar tidak sakit. Termasuk hewan lain tidak boleh melihat hewan yang akan disembelih, termasuk juga terhadap lingkungan, tumbuh-tumbuhan. Itu semuanya diatur (di dalam Islam),” jelasnya.

Kiai Shodiq berharap Dini bisa menjadi muslimah yang sempurna, yaitu mengamalkan seluruh ajaran Islam. Sebagai seorang aktivis lingkungan yang berinteraksi dengan aktivis lingkungan internasional, Kiai Shodiq berharap kepada Dini agar bisa menampilkan wajah Islam yang sejuk. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam, Hikmah, Pahlawan PKB Kab Tegal

Jumat, 03 November 2017

Bidang Ekonomi Menjadi Fokus Garapan Muslimat

Pamekasan, PKB Kab Tegal. Ketua Pimpinan Pusat Muslimat NU Dr Hj Srimulyati menegaskan, bidang ekonomi merupakan salah satu fokus garapan Pimpinan Pusat Muslimat NU, di samping bidang lainnya. Semua mengarah pada visi Muslimat dalam pemberdayaan perempuan.

Bidang Ekonomi Menjadi Fokus Garapan Muslimat (Sumber Gambar : Nu Online)
Bidang Ekonomi Menjadi Fokus Garapan Muslimat (Sumber Gambar : Nu Online)

Bidang Ekonomi Menjadi Fokus Garapan Muslimat

Hal tersebut disampaikannya dalam kegiatan diklat fasilitasi pendidikan kompetensi aplikatif melalui kursus pengolahan hasil laut (ikan), Senin (1/12). Kegiatan yang ditempatkan di aula SMKN 3 Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur tersebut bekerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (KDPDTT) RI dan direncanakan bakal berlangsung hingga Kamis (4/12) mendatang.

“Renstra Muslimat Pusat, diharapkan juga bisa diejawantahkan ke dalam tubuh Muslimat Cabang dan Anak Cabang. Sekalipun Pamekasan sudah tidak lagi tertinggal, pembinaan masih terus berlangsung. Utamanya di bidang sektor ekonomi. Kita akan terus berupaya supaya lebih baik dari sebelum-sebelumnya,” terangnya.

PKB Kab Tegal

Pada kesempatan yang sama, pejabat KDPDTT Dr Eko Rahmadi menegaskan, saat ini pihaknya masih punya misi 50 daerah kabupaten/kota tertinggal menjadi tidak tertinggal atau maju. Dan pihaknya mengakui, peran serta Muslimat NU sangat vital. Karenanya, Muslimat NU telah melakukan MoU dengan KDPDTT.

PKB Kab Tegal

“Kursus ini menekankan pendidikan aplikatif berdasarkan kompetensi. Pademawu dan Tlanakan merupakan kecamatan yang dekat dengan laut dan banyak masyarakatnya yang jadi nelayan. Pendidikan dan keterampilan, diharapkan bisa meningkatkan keahlian ibu-ibu mengolah bahan dasar hasil laut. Mohon untuk nantinya dicoba atau hasil pelatihan ini dipraktikkan langsung,” tandasnya.

Bupati Pamekasan Achmad Syafii, tampak sangat mengapresiasi kursus yang diyakini banyak manfaatnya itu. Menurutnya, sangat benar pemerintah RI menjalin kerja sama dengan Muslimat. Muslimat merupakan organisasi perempuan terbesar di Indonesia. Dan, perannya sudah nyata.

“Di Pamekasan saja, dalam melek huruf, peran serta Muslimat sangat besar. Sehingga, buta huruf dapat ditekan sedemikian rupa. Presiden kita mencanangkan penguatan maritim. Ini potensi yang selama ini diabaikan. Indonesia ini terluas maritim nomor 2 sedunia. Potensi laut sangat besar. Untuk itu, kursus yang nantinya memanfaatkan potensi laut ini, sangat besar manfaatnya,” tukasnya. (Hairul Anam/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam, Olahraga, Tegal PKB Kab Tegal