Tampilkan postingan dengan label Tegal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tegal. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 Maret 2018

Rais ‘Aam PBNU: Berjuanglah untuk Islam secara Konstitusional dan Demokratis

Cirebon, PKB Kab Tegal - Rais Aam PBNU KH Maruf Amin kembali menegaskan tanggung jawab ulama dalam himayatu daulah atau menjaga NKRI dari rongrongan kelompok radikal.

"Ulama bertanggung jawab menjaga umat dan melayani umat. Ulama juga bertanggung jawab dalam menjaga negeri ini. Karena ulama juga turut berperan dalam mendirikan NKRI, maka wajib hukumnya ulama menjaga keutuhan NKRI," kata Kiai Maruf dalam Halaqah Alim Ulama dan Kiai Pesantrem se Wilayah III Cirebon, Sabtu (6/5/2017) di Pondok Pesantren Gedongan, Cirebon.

Rais ‘Aam PBNU: Berjuanglah untuk Islam secara Konstitusional dan Demokratis (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais ‘Aam PBNU: Berjuanglah untuk Islam secara Konstitusional dan Demokratis (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais ‘Aam PBNU: Berjuanglah untuk Islam secara Konstitusional dan Demokratis

Ia juga mengungkapkan, saat ini, ada kelompok yang ingin memperjuangkan Islam, tanpa memperhatikan realitas kebangsaan dan memaksakan kehendak. Ada juga kelompok yang melakukan delegitimasi agama.

"Dua kubu ini sekarang menguat. NU yang cara berpikirnya moderat, harus bisa melunakkan, mengendalikan dua kubu ini. Kita harus mencegah gejala-gejala yang bisa menimbulkan konflik ini," tandasnya.

PKB Kab Tegal

Ia mengimbau agar para kiai lebih peka dalam mendidik umat dan memperjuangkan kemaslahatan umat Islam, ulama harus memperhatikan konstitusi, kebinekaan, dan toleransi. "Kita bukan tidak  berjuang untuk Islam, kita berjuang dengan cara konstitusional dan demokratis," imbuhnya.

PKB Kab Tegal

Pelayanan terhadap umat, kata Kiai Maruf, juga dilakukan dalam bentuk menjaga kerukunan umat. "Berikutnya kita perlu melakukan islahul umat dan khidmatul umat (perbaikan dan pengahbdian kepada umat). Kita melakukann perbaikan-perbaikan. Sekarang ini adalah momentum yang sangat baik. Baru-baru ini kita mengadakan kongres ekonomi umat. Kita gerakkan ekonomi umat. Mendorong umat untuk mandiri. Bila perlu berkonstribusi kepada bangsa," paparnya.

Hal senada diungkap Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar. Khidmah kiai NU terhadap umat, menurutnya, telah dilakukan dalam bentuk pelayanan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

"Dalam kondisi situasi bangsa yang sedang mengalami pancaroba ini, kita perlu mengingat kembali manqobah dan uswah atau teladan yang diajarkan para ulama lampau. Saat ini kita harus mulai mengoreksi diri menjelang satu abad NU ini, apa yang  bisa kita sumbangkan untuk NU dan bangsa ini," ungkapnya.

Halaqah yang dihadiri ratusan ulama se Wilayah III Cirebon itu juga menghasilkan sejumlah usulan strategis untuk memaksimalkan sinergi gerakan Jamiyah Nahdlatul Ulama. (Malik Mughni/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Amalan PKB Kab Tegal

Jumat, 23 Februari 2018

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah

Jombang,PKB Kab Tegal

Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) yang lebih akrab disebut Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur akan melangsungkan gawe besar yakni peringatan seabad madrasah dan 191 tahun pesantrennya. Untuk menyambut itu kepanitiaan mengupayakan pusat dokumentasi atau museum.

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah

"Kami terus berburu testimoni atau pengakuan dari para pelaku sejarah, dalam hal ini siapa saja yang mengetahui kiprah pesantren di masa awal," kata divisi dokumen, H Muhyiddin Zainul Arifin, Sabtu (26/3).

Bersama panitia yang lain, H Muhyiddin melakukan serangkaian wawancara dan pencarian dokumen demi mengukuhkan keberadaan dan kiprah para pendahulu maupun pesantren. "Sejumlah sesepuh yang masih bisa diajak komunikasi terkait kiprah para pendahulu pesantren satu demi satu kami datangi," katanya. Demikian pula dokumen yang membenarkan usia madrasah serta sejumlah barang penting dari para pengasuh masa awal juga terus diupayakan.

PKB Kab Tegal

"Bahkan ada piagam yang berhasil ditemukan panitia yang menerangkan bahwa usia madrasah ternyata lebih tua dari data yang dimiliki panitia," terang dosen di Universitas KH Abdul Wahab Chasbullah atau Unwaha Jombang ini. Demikian pula benda bersejarah yang pernah dimiliki para pendahulu pesantren turut diinventarisir, lanjutnya.

Sebagai langkah awal dan berdasarkan masukan saat koordinasi dengan anggota devisi telah disepakati untuk menggali data dari para putra dan putri pengasuh. "Para panitia sudah kami bagi agar bisa menyebar ke sejumlah dzurriyah atau keluarga pesantren," katanya. Karena dari para keluarga dalem tersebut nantinya akan muncul temuan baru atau bahkan rekomendasi siapa saja yang layak untuk dikonfirmasi terkait kiprah para pendahulu pesantren.

PKB Kab Tegal

"Kami akan mengumpulkan sebanyak mungkin pandangan dan pengakuan hingga barang bersejarah dari berbagai kalangan sebagai upaya untuk mengungkap kiprah para sesepuh dan pendahulu," ungkapnya. Beberapa keluarga juga tidak berkeberatan berbagi koleksi foto dan benda pusaka yang nantinya akan dipamerkan. "Tidak menutup kemungkinan, foto dan dokumen serta benda bersejarah tersebut belum terpublikasi," lanjutnya.

Terhadap pihak yang tidak berkenan untuk menyerahkan benda bersejarah yang ada kaitannya dengan pesantren dan para pengasuh, divisi ini tidak akan memaksa. "Kami bisa menggunakan kamera atau scan agar bisa mendapatkan materi yang ada," jelasnya. Dan nantinya seluruh koleksi tersebut akan dipamerkan di Gedung Serba Guna KH Abdullah Said dari tanggal 27 hingga 2 Juni.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pesantren Tambakberas yang didirikan tahun 1825 oleh salah satu pasukan Pangeran Diponegoro yang membentengi Jawa yakni Abdussalam yang lebih populer dengan nama Mbah Saichah akan memperingati ulang tahun. Dan di pesantren yang mulai mengenalkan model madrasah secara klasikal tahun 1915 ini juga mengadakan sejumlah kegiatan dari mulai 26 April hingga 4 Juni mendatang. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama, Tegal, Aswaja PKB Kab Tegal

Sabtu, 10 Februari 2018

Inilah 11 Fakta Menarik Seputar Santri dan Pesantren

Jakarta, PKB Kab Tegal - Tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional. Mau tahu apa saja fakta-fakta menarik seputar santri dan dunia pesantren? Berikut adalah 11 ulasannya khusus untuk anda.

1. Para santri ngetel (masak) sendiri?

Inilah 11 Fakta Menarik Seputar Santri dan Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah 11 Fakta Menarik Seputar Santri dan Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah 11 Fakta Menarik Seputar Santri dan Pesantren

Masak sendiri merupakan salah satu hal yang mendewasakan dalam dunia pesantren. Tempo dulu, ketika belum ada kompor, santri masak memakai kayu bakar. Ketika musim hujan tiba, tak jarang banyak hanger atau sandal jepit yang hilang. Ke mana hilangnya, ya, jelas ke tungku untuk memasak. Namun, sekarang jarang santri yang masak sendiri, seiring dengan perkembangan jaman. Jika mencari santri memasak di dapur, silakan cari pondok yang masih salaf.

2. Makan se-lengser bersama

PKB Kab Tegal

Inilah yang membuat apapun makanannya akan enak terasa. Santri yang memasak, ketika sudah siap saji, makanan ditiriskan di lengser atau daun pisang. Kemudian dimakan secara bersama-sama oleh 5 - 10 orang. Meski nasi dan sayur masih panas, para santri tak peduli untuk melahapnya. Soal tangan gosong atau lidah terbakar, itu soal nanti. Masalahnya, kalau tidak berani ambil resiko itu, dijamin tidak kenyang karena kalah dengan yang lain.

PKB Kab Tegal

3. Antri mandi

Pesantren yang jumlah santrinya ribuan, ketika pagi dan sore hari akan ada pemandangan menarik di kamar mandi atau kali (sungai). Satu kamar mandi, bisa antre tiga orang. Jika tak sabar, yang ngantri akan menggedor-gedor pintu. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya buang hajat dengan pintu digedor-gedor. Berbeda dengan kamar mandi, kalau mandi di sungai antrinya petelesan celana untuk santri putra. Sungguh menggelikan.

4. Terserang penyakit kulit

Penyakit kulit atau kudis, akrab bagi santri baru. Hal ini seakan menjadi "ujian" pertama bagi santri; apakah nantinya ia akan betah tinggal di pesantren atau tidak. Saking parahnya, santri yang terkena penyakit ini kadang sampai tak bisa duduk atau sulit jalan. Mau dibawa ke rumah sakit, dokter, tak jua sembuh-sembuh. Hanya waktu yang bisa menyembuhkannya, hingga badan kebal dan penyakit merasa bosan sendiri.Namun, itu dulu. Pesantren sekarang sudah banyak memiliki air bersih dan sanitasi yang memadahi.

5. Tidur di lantai berbantal pakaian kotor

Dulu tak ada ceritanya santri tidur di kasur. Tidurnya cukup merebahkan badan di lantai kamar, depan kamar atau serambi masjid. Untuk bantal, pakaian kotor dikumpulkan lalu dibungkus dengan sarung. Hal itu sudah lebih dari cukup menghilangkan kantuk karena kesibukan ngaji pagi, siang sampai malam.

6. Berebut IN atau jajanan

Sudah menjadi tradisi, ketika ada santri baru atau menerima wesel atau sehabis pulang selalu membawa aneka jajanan. Ketika si santri datang diantar orang-tua, seluruh anggota kamar akan bersikap dewasa dan melayani tamu dengan penuh penghormatan, seperti anjuran baginda nabi.?

Namun sejurus kemudian, ketika para tamu orang tua atau wali santri itu pulang, akan segera terjadi kegaduhan: berebut jajanan. Ini suatu tradisi yang lazim terjadi di pesantren-pesantren salaf, meski latar belakang santri adalah seorang yang mampu. Berebut I.N. atau jajanan ini menjadi suatu hal yang menarik dan menyenangkan.

7. Dikejar setoran

Setoran disini bukanlah setoran yang lazim terjadi antara sopir angkot dengan juragannya, namun setoran hafalan nadzaman dan syair-syair kitab. Biasanya, seminggu sekali para santri setoran hafalan tersebut kepada sang ustadz. Jika tidak memenuhi target, si santri akan ditazir dan lebih ekstrem lagi tak bisa naik kelas.

8. Mayoran

Istilah mayoran dewasa ini jarang terdengar. Ini adalah manifestasi kekompakan atau rasa syukur santri setelah mengkhatamkan kitab. Biasanya, ada pengurus kelas yang menariki iuran lalu dibelikan daging. Daging, merupakan barang mewah bagi santri yang dengan kultur pesantren salaf rata-rata menyuruh untuk hidup senderhana, riyadlah dan tirakat. Namun, sepertinya tradisi mayoran ini sekarang lekang oleh waktu karena makanan mewah sudah ada dimana-mana.

9. Tazir (hukuman)

Pesantren dimanapun memiliki peraturan. Jika ada santri yang melanggar, ia akan dihukum sesuai bobot pelanggarannya. Ada yang diceburkan ke kolam atau sunga, dicukur gundul atau dipajang di depan pesantren dengan mengalungkan papan bertuliskan kesalahannya. Ketika terjadi taziran ini, biasanya semua santri menonton dan menyoraki. Ini pelajaran sekaligus tes mental dan melatih tanggung jawab.

10. Berebut mencium tangan kiai

Pesantren salaf mengajarkan santri untuk memuliakan ilmu dan ahlinya. Salah satu bentuk memuliakan tersebut adalah bersalaman dan mencium tangan kiai. Ini terjadi di semua pesantren-pesantren salaf, kecuali pesantren modern. Selain itu, bersalaman dan mencium tangan kiai adalah sebuah upaya ngalap berkah agar mendapat ridla dari sang kiai.

11. Tirakat

Terakhir dalam tulisan ini, adalah tirakat. Para santri biasanya meminta ijazah kepada kiai akan amalan-amalan tertentu seperti: ngrowot (tidak makan nasi), puasa, shalat jamaah, manaqib, mujahadah, dalalil dll. Amalan tersebut merupakan metode salafiyyah yang menjadi perekat masuknya ilmu ke hati. Jadi, jangan heran kalau ada santri yang makannya nasi aking (oyek, thiwul) karena itu ia sedang menjalankan misi spiritual. Bahkan, di pesantren tertentu, banyak santri yang mengamalkan ilmu kanuragan sehingga tak mempan bacok.

Demikianlah 11 fakta menarik tentang santri di pesantren yang dapat saya rangkum. Semoga, ke depan para santri terus dapat berkiprah membangun masyarakat, negara dan bangsa dalam domain agama Islam yang rahmatan lil alamin. Selamat Hari Santri Nasional!. Kiriman dari Ahmad Naufa, Santri PP An-Nawawi Berjan Purworejo

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional, Kiai, Tegal PKB Kab Tegal

Sabtu, 03 Februari 2018

GP Ansor Subang Intensifkan Kaderisasi di Desa-Desa

Subang, PKB Kab Tegal. Gerakan Pemuda Ansor Subang mengadakan rapat koordinasi bersama sejumlah Pimpinan Anak Cabang Ansor di Subang, Kamis (26/6). Kesempatan silaturahmi di pesantren Al-Ishlah, Jatireja, Compreng, Subang, ini digunakan untuk menampung masukan hadirin perihal kaderisasi GP Ansor di Subang.

GP Ansor Subang Intensifkan Kaderisasi di Desa-Desa (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Subang Intensifkan Kaderisasi di Desa-Desa (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Subang Intensifkan Kaderisasi di Desa-Desa

Ratusan hadirin ini juga membahas agenda terdekat dalam rangka mengadakan kegiatan di bulan Ramadhan.

"Minimal kita bicara konsep kaderisasi. Agar ke depan, penguatan internal di tiap kepengurusan GP Ansor bisa dilaksanakan dengan konsep tersebut," kata Ketua GP Ansor Subang Asep kepada PKB Kab Tegal, Kamis (26/6).

PKB Kab Tegal

Hadir dalam rakor ini Ketua GP Ansor Pagaden Edi Suryadi, Ketua GP Ansor Cipunagara Udin Saefudin, dan pengasuh pesantren Al-Ishlah KH Ushfuri Ansor, serta ratusan kader GP Ansor di tiga kecamatan.

"Mudah-mudahan, beberapa hari ke depan, GP Ansor Subang turun ke kecamatan-kecamatan untuk memperkuat sistem kaderisasi di tiap-tiap pengurus ranting," tutup Asep. (Ade Mahmudin/Alhafiz K)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal PKB Kab Tegal

Minggu, 28 Januari 2018

Pesantren Al-Nahdlah Tawarkan Beasiswa untuk Pelajar Timor Leste

Depok, PKB Kab Tegal. Pimpinan Pondok Pesantren Al-Nahdlah Depok, menawarkan beasiswa kepada pelajar Timor Leste yang berminat menempuh pendidikan di Al-Nahdlah Islamic Boarding School. Hal ini disampaikan Kepala Madrasah Aliyah Al-Nahdlah Abdullah Mas’ud, saat menerima kunjungan delegasi Timor Leste Coalition for Education (TLCE), di Pesantren Al-Nahdlah, Depok, Rabu (26/10). ?

Pesantren Al-Nahdlah Tawarkan Beasiswa untuk Pelajar Timor Leste (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Al-Nahdlah Tawarkan Beasiswa untuk Pelajar Timor Leste (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Al-Nahdlah Tawarkan Beasiswa untuk Pelajar Timor Leste

“Kalau ada anak Timor Leste yang mau sekolah di sini, kami akan terima dengan senang hati dan juga akan kami berikan beasiswa sampai lulus sekolah," tegas pria yang juga Wakil Ketua LAZISNU ini di hadapan Presiden TLCE Augusto Pires, dan rombongan.

Dalam pidatonya, Kepala Madrasah Aliyah Al-Nahdhah, menyambut baik kunjungan pegiat pendidikan dari Timor Leste ini. Ia bercerita bahwa para pendiri pesantren dan madrasah Al-Nahdlah sama seperti aktivis TLCE. Para pendirinya adalah para aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yang juga fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan, lalu mereka bertekad mendirikan lembaga pendidikan. ?

Masud juga bercerita bahwa pesantren Al-Nahdhah kini telah berusia 10 tahun. Para alumninya sudah tersebar di berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan swasta favorit, seperti di ITB, UI, ITS, IPB, Unair, Unpad, Undip bahkan di UNRI dan STAN. Pesantren ini menampung siswa dari seluruh Indonesia, sehingga para siswa tidak hanya dari Jakarta dan Pulau Jawa saja. Banyak juga siswa yang berasal dari luar Jawa seperti Papua, Manado, Makassar, Lampung, dan lain sebagainya.

Sementara itu, Presiden Timor Leste Coalition for Education (TLCE) Augusto Pires, menyampaikan bahwa kunjungannya ke Indonesia adalah untuk studi banding tentang kebijakan pendidikan di Indonesia dan juga implementasinya. Pendidikan di Timor Leste masih menghadapi sejumlah masalah, terutama kekurangan tenaga pendidik yang berkualitas.?

PKB Kab Tegal

“Kita perlu banyak belajar tentang pengelolaan kebijakan pendidikan kepada Indonesia, yang jelas lebih maju,” tukas Augusto Pires.

Augusto Pires menambahkan pendidikan di pesantren sudah terpadu dan patut ditiru. Di pesantren, tersedia semua jenjang pendidikan, mulai dari dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Apalagi tempat tinggal siswa dan ketersediaan gizinya juga sudah terprogram dengan baik dengan model asrama.

PKB Kab Tegal

“Model pendidikan yang terintegrasi seperti ini perlu diterapkan di Timor Leste,” katanya

Delegasi Timor Leste ini datang ke Indonesia atas fasilitas Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI). Abdulah Ubaid, Koordinator Nasional JPPI mengatakan, delegasi ini ingin belajar dari sistem pendidikan 24 jam yang diterapkan pesantren.?

“Karena itu, mereka kami antar ke pesantren Al-Nahdhah yang juga menyelenggarakan pendidikan formal Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah ini,” terang Ubaid.?

Selain ke pesanten, delegasi Timor Leste ini juga berkunjung ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, untuk berdiskusi terkait dengan kebijakan pendidikan di Indonesia. (Kendi Setiawan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, PonPes, Nusantara PKB Kab Tegal

Jumat, 26 Januari 2018

Inilah Empat Ciri Buku Nikah Asli

Jakarta, PKB Kab Tegal. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin kembali menegaskan bahwa siapapun yang terlibat melakukan pemalsuan buku nikah akan dikenakan sanksi pidana. Hal tersebut disampaikan di Kantor Kemenag Kamis (4/6) sore.

Inilah Empat Ciri Buku Nikah Asli (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah Empat Ciri Buku Nikah Asli (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah Empat Ciri Buku Nikah Asli

“Buku nikah merupakan dokumen negara. Jadi siapapun yang terbukti terlibat dalam pemalsuan buku nikah akan dikenakan sanksi pidana,” tegas Menag seperti dikutip dari situs kemenag.go.id.

Namun demikian, Menag tetap mengimbau masyarakat agar mengetahui ciri buku nikah asli. Karena pada dasarnya saat ini buku nikah tidak mudah untuk dipalsukan. 

PKB Kab Tegal

“Saat ini, buku nikah sebenarnya relatif sulit untuk dipalsukan karena paling tidak terdapat empat ciri,” jelas Menag.

Lebih lanjut Menag menjelaskan paling tidak terdapat empat ciri khas dari buku nikah. Pertama, pada halaman dalam sampul terdapat halogram berbentuk lingkaran bergambar garuda. Kedua, terdapat lembar transparan mengkilat berhologram untuk menutup lembar identitas pasangan pengantin. 

PKB Kab Tegal

Ketiga, terdapat nomor seri dengan sistem lubang pada bagian bawah buku. “Nomor ini punya kode khusus,” tambah Menag sambil menunjukkan contoh buku nikah. Dan keempat, setiap halaman buku apabila diterawang akan terlihat gambar garuda. 

Menag juga mengimbau kepada masyarakat yang menggunakan buku palsu agar melakukan pernikahan ulang agar tercatat secara sah dalam hukum negara. 

“Bagi yang palsu, saya mengimbau agar dilakukan pernikahan ulang supaya pernikahan tersebut tercatat oleh negara,” imbau menag. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Fragmen, Tegal PKB Kab Tegal

Selasa, 16 Januari 2018

Awas, NKRI Sedang Dikepung Empat Kapitalisme Global!

Sleman, PKB Kab Tegal. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sedang dikepung oleh empat kekuatan kapitalisme global, yang secara pelan-pelan akan merongrong keutuhan NKRI, jika tidak dibentengi sejak sekarang. Empat kapitalisme tersebut adalah neoliberal, Islam radikal, sosial demokrat, dan neokomunisme. 

Hal tersebut disampaikan oleh Abdul Mun’im DZ, wakil sekretaris kenderal PBNU, ketika menjadi pemateri dalam Pelatihan Pelatih Tingkat Nasional Pencak Silat NU Pagar Nusa, Selasa (4/3), di Gedung Youth Centre, Tlogoadi, Mlati, Sleman, DI Yogyakarta.

Awas, NKRI Sedang Dikepung Empat Kapitalisme Global! (Sumber Gambar : Nu Online)
Awas, NKRI Sedang Dikepung Empat Kapitalisme Global! (Sumber Gambar : Nu Online)

Awas, NKRI Sedang Dikepung Empat Kapitalisme Global!

NU yang memang sejak awal selalu berada di garda terdepan demi keutuhan NKRI, akan selalu merasa siap untuk melakukan apapun demi keutuhan NKRI. “Jika dahulu yang disuarakan dalam NU adalah Kembali ke Khittah 1926, maka sekarang adalah saatnya mensuarakan Kembali ke Khittah NKRI,” tandasnya. 

PKB Kab Tegal

Menurutnya, meski terkadang NU nampak sering diremehkan, sesungguhnya NU memiliki kekuatan besar di Indonesia, khususnya dalam pertahanan NKRI. Bahkan lebih besar dan lebih disegani daripada pemerintah. Namun hal yang disayangkan adalah selama ini NU mudah terprovokasi. 

Ia pun menyitir kata-kata KH Abdul Wahab Hasbullah yang berbunyi: “Kekuatan NU ibarat senjata adalah meriam, betul-betul meriam. Tetapi digoncangkan hati mereka oleh propaganda luar yang menghasut seolah-olah senjata itu bukan meriam, tetapi hanya gelugu alias pohon kelapa sebagai meriam tiruan”.

PKB Kab Tegal

Ia mengajak semua pihak agar tidak mudah terprovokasi oleh hal-hal yang sebenarnya akan merusak keutuhan NU dan NKRI. Ia menghimbau agar NU tetap bersatu, kompak, dan solid, agar dapat selalu menjadi benteng dalam mempertahankan NKRI. 

Ia juga mengingatkan para anggota DPR agar membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat. 

Sementara itu, disampaikan Munim DZ, keempat kapitalisme global yang sedang mengepung NKRI tersebut masing-masing memiliki tujuan, metode, dan strategi sendiri-sendiri. Meski beberapa memiliki kemiripan. Berikut cuplikan penjelasan dari slide show yang ditampilkan oleh pemateri saat itu.

Pertama, neoliberal yang berasal dari USA. Tujuannya adalah terwujudnya demokrasi liberal, merebut pengaruh politik, dan menguasai sumber daya alam serta ekonomi yang ada di Indonesia. Kini, sumber tambang emas di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, sedang menjadi incaran dan rebutan antar negara-negara besar, seperti China, USA, Jerman, dan lainnya. 

Adapun metode yang digunakan adalah dengan mengangkat isu HAM dan lingkungan hidup, melakukan tekanan ekonomi, serta infiltrasi dan inovasi. 

Sedangkan strateginya adalah dengan mengubah atau mengganti UUD dan peraturan perundang-undangan lainnya, campur tangan berbagai konflik, dan mempengaruhi pola pikir.

Kedua, islam radikal yang bersumber dari Saudi Arabia. Tujuannya adalah mewujudkan khilafah Islamiyah, Negara Islam Indonesia (NII), dan menegakkan syari’at Islam.

Metode yang digunakan adalah dengan memasuki wilayah parlementer plus, yakni bidang sosial dan bawah tanah, serta mengatasnamakan jihad atau menggunakan teror. Adapun strateginya sama dengan yang digunakan oleh neoliberal.

Ketiga, sosial demokrat yang berasal dari Uni Eropa. Tujuan, metode, dan strategi yang digunakan kurang lebih sama dengan neo liberal. Namun di sini sosial demokrat memiliki strategi tambahan, yakni dengan mengusung teologi pembebasan dan melakukan dekonstruksi.

Keempat, neokomunisme. Tujuannya adalah untuk merebut kekuasaan politik, serta melaksanakan konsepsi PKI. 

Metodenya yaitu dengan motif balas dendam, menghancurkan tatanan sosial, menciptakan konflik vertikal maupun horizontal, serta dengan melakukan sabotase.

Adapun strategi yang digunakan adalah sama dengan neo liberal, dengan tambahan melakukan dekonstruksi. (dwi khoirotun nisa’/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Khutbah, Tegal, Amalan PKB Kab Tegal

Hariri dan Semiotika Sosial Ustadz

Beberapa waktu lalu masyarakat dikejutkan dengan video ngamuknya seorang Ustadz ketika sedang berceramah. Hariri, ya, ustadz jebolan akademi dai TPI ini terlihat di video media sosial maupun media elektronik marah-marah bukan kepalang kepada petugas sound sistem.

Di dalam video yang berdurasi 3 menit 1 detik itu terlihat Hariri Nampak kesal dengan bahasa sundanya memarahi tukang sound sistem yang belakangan bernama Entis Sutisna ketika sedang berceramah di daerah Nagrak, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Konon sang ustadz kesal ketika meminta Entis untuk memperbaiki suara mikrofon yang tidak bagus sehingga mengganggu ceramahnya.

Namun, tak tahu alasannya apa, menurut kabar, Entis justru marah-marah kepada sang ustadz sehingga membuat Ustadz Hariri pun sebaliknya. Di dalam video tersebut, Entis terlihat ketakutan dimarahi sang ustadz dengan hanya menunduk dan mengangguk-angguk. Ternyata betul, menurut wawancara yang datang kepadanya, Entis takut dengan marahnya ustadz Hariri ketika itu.

Di tengah jamaah, terlihat dalam video Hariri yang berada di atas panggung memarahi Entis yang seakan tak berdaya berdiri pas di hadapan Hariri di bawah panggung sambil menceramahi seolah Raja Amphitriyon sang penguasa lalim kepada Alcides dalam legenda Yunani kuno, Hercules. Klimaksnya, ketika Entis meminta maaf sambil berjabat tangan dengan Hariri sekaligus menunduk seakan hendak mencium kakinya, lutut Hariri ditekuk dan menekan leher bagian belakang Entis sehingga memaksa salah seorang temen Hariri melerainya di atas panggung.

Hariri dan Semiotika Sosial Ustadz (Sumber Gambar : Nu Online)
Hariri dan Semiotika Sosial Ustadz (Sumber Gambar : Nu Online)

Hariri dan Semiotika Sosial Ustadz

Setelah Entis beranjak dari ‘TKP’, gaya Hariri persis seperti ketika David Haye, petinju Inggris yang sombong memenangkan pertadingan, membusungkan dada, dan menegakkan badannya yang ketika mengenakan baju gamis terusan putih dan tutup kepala seperti Imam Bonjol.

Hujatan, makian, hinaan, terus-menerus muncul di video yang diunggah di Youtube tersebut. Intinya yaitu mengarah kepada Hariri yang seharusnya bisa lebih bersikap arif bijaksana sebagai seorang pendakwah.

PKB Kab Tegal

Kejadian ini pun mengundang reaksi institusi maupun pemuka agama, tak terkecuali KH. Mustofa Bisri (Gus Mus). Di akun Facebook pribadinya Simbah Kakung yang ditandai oleh Ahmad Saifudin Zuhri, Gus Mus mengatakan bahwa, ustadz dalam bahasa aslinya, Arab, berarti guru atau profesor. ‘Kesaktian’ pers-lah yang membuat siapa saja di negeri ini disebut ustadz. Termasuk badut, preman, atau anak gila.

Ya, Ustadz. Panggilan untuk seorang profesor di Universitas al-Azhar Mesir ini lekat kepada seseorang yang berprofesi sebagai penceramah atau guru ngaji di Indonesia. Sebagai seorang penceramah atau dai, seseorang kerap menyimbolkan dirinya dengan Jubah, gamis, peci ala Imam Bonjol, dan tak ketinggalan Jenggot, selain itu banyak hapal ayat-yat al-Quran serta Hadis. Untuk menopang sombol-simbol tersebut, bahkan seseorang memenuhinya dengan perilaku sopan, murah senyum, gaya tenang, halus, lembut dalam perkataan, dan lain sebagainya dalam kehidupan sosial mereka.

PKB Kab Tegal

Imbalan yang didapat dengan menyematkan dan menggerakkan simbol-simbol tersebut yaitu dihormati oleh orang lain sebagai seorang yang pandai dalam bidang agama. Ya, paradigma inilah yang tak jarang digunakan oleh seseorang agar cepat dapat dihormati bahkan ditakuti oleh orang lain dalam kehidupan sosial, yaitu dengan menampakkan simbol-simbol agama pada badannya, entah jenggot, gamis, jubah, peci ala Imam Bonjol, dan lain-lain.

Tentang Semiotika Sosial Ustadz

Tanda-tanda atau simbol-simbol ini dalam sebuah disiplin ilmu disebut semiotika atau ilmu tanda. Semiotik berasal dari bahasa Yunani semeion yang berarti tanda. Ahli filasafat dari Amerika yang juga berjasa dalam memunculkan semiotika modern, Charles Sanders Peirce, berpendapat bahwa kita hanya bisa berpikir dengan sarana tanda. Dengan demikian, sudah pasti bahwa menurut Peirce tanpa tanda kita tidak dapat berkomunikasi.

Pertanyaannya, apakah dengan tanda-tanda atau simbol-simbol yang melekat pada diri seseorang katakanlah simbol-simbol agama tadi membuktikan bahwa seseorang tersebut adalah ahli agama? Dengan kata lain, orang yang halus perkataannya, baik perilakunya, sabar dan tenang dalam bersikap dengan asumsi bahwa orang tersebut memang mengerti agama sebagai instrumen Tuhan dalam menunutun umatnya di jalan kebaikan.

Jawabannya belum tentu! Namun, tidak terpungkiri bahwa stigma yang disematkan oleh masyarakat yaitu karena tanda atau simbol-simbol yang tersemat kepada seseorang. Gayung bersambut, seseorang yang diberi gelar Ustadz pun menyimbolkan dirinya dengan memakai tanda-tanda yang memungkinkan bahwa dirinya memang benar-benar Ustadz. Artinya, dengan berpikir seperti itu, seorang Ustadz telah terjebak secara simbolistik tanpa berpikir esensi secara epistemologis apa makna Ustadz, bagaimana seharusnya mengendalikan perilaku yang mengarah pada keburukan, dan bagaimana pula penilaian masyarakat terhadap gelarnya itu dan tentu penilaian pada agamanya sebagai institusi jika semua itu terjadi. ? ?

Hariri mementaskan sikap layakanya bukan seorang ustadz. Ironisnya, perilaku mengumbar kemarahan ia lakukan ketika sedang berceramah di hadapan ratusan jamaah. Ketika itu juga, dia menyimbolkan dirinya dengan memakai gamis terusan berwarna putih dengan peci khas ala Imam Bonjol yang secara semiotik cukup untuk merepresentasikan bahwa dirinya adalah ustadz dalam pandangan dan penilaian masyarakat. Nampaknya dia tidak cukup untuk berpikir bahwa dengan tidak sedang berceramah pun, atau ketika itu tidak sedang mengenakan simbol-simbol Ustadz pun, tetapi berbuat semena-mena, masyarakat dipastikan tidak bisa menerima perilaku tersebut. Bahkan cacian, makian atau hinaan tidak saja tertuju kepada diri pribadinya, namun juga pada institusinya yaitu ustadz, bahkan institusi yang lebih tinggi lagi yaitu Islam.

Sebetulnya Hariri bukan yang pertama, banyak orang di negeri ini yang di katakan ustadz, rupanya Islami namun perilakunya jauh dari esensi seorang ustadz dan nilai-nilai Islam. Tak perlu dirinci di sini, beberapa orang yang dipanggil dengan sebutan ustadz terbukti melakukan tindakan korupsi yang merugikan masyarakat dan negara miliaran rupiah. Ada ustadz yang terdakwa sebagai makelar kasus yang melibatkan banyak orang bahkan dari kalangan artis.

Memang konteksnya berbeda, namun terlepas dari kepentingan apapun, seseorang yang menyimbolkan diri dengan tanda-tanda akan terjebak dengan tanda tersebut secara semiotik dalam kehidupan sosial ketika dirinya tidak mampu berbuat sesuai yang diharapkan tanda tersebut. Biasanya orang yang menyimbolkan diri akan bangga dengan simbolnya sehingga merasa perlu dihormati bahkan dicium tangannya sebagai seorang ustadz. Efek dominonya bukan hanya pada dirinya, namun juga pada institusi yang disandangnya. Dengan kata lain, masyarakat juga akan skeptis dengan orang-orang yang serupa yaitu Ustadz. ? ?

Berbeda dengan orang yang mengutamakan substansi. Orang seperti ini biasanya mempunyai paradigma berpikir iso rumangsa, sanes rumangsa iso (bisa merasa, bukan merasa bisa) sehingga tidak terlalu menyimbolkan diri, tidak terlalu perlu merasa dihormati bahkan perlu didengar nasihat-nasihatnya karena seperti Hariri atau ustad-ustad di atas, dapat membuatnya kehilangan akal sehat dengan tidak memahami ustadz secara substansi namun mengutamakan simbol secara semiotik, bukan?

?

Fathoni, Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana STAINU Jakarta

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaNu, Internasional, Tegal PKB Kab Tegal

Minggu, 14 Januari 2018

Silaturahmi Lebaran, GP Ansor Kracak Gelar Jalan Sehat

Banyumas, PKB Kab Tegal - Pimpinan Ranting (PR) Gerakan Pemuda Ansor Desa Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas menggelar acara silaturahmi lebaran. Mereka mengemas pertemuan ini dengan acara jalan sehat dengan titik acara di lapangan Desa Kracak, Ahad (2/7).

Tampak hadir anggota DPR dan DPRD Banyumas, Ketua GP Ansor Ajibarang Safingi, aparat desa setempat serta ribuan masyarakat yang hadir mengikuti acara tersebut.

Silaturahmi Lebaran, GP Ansor Kracak Gelar Jalan Sehat (Sumber Gambar : Nu Online)
Silaturahmi Lebaran, GP Ansor Kracak Gelar Jalan Sehat (Sumber Gambar : Nu Online)

Silaturahmi Lebaran, GP Ansor Kracak Gelar Jalan Sehat

Sarwono, salah satu panitia kegiatan mengatakan, selain untuk menjaga budaya silaturahmi pasca-Idul Fitri yang biasa dilakukan oleh warga NU, acara ini juga bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antaranggota Ansor dan Banser Desa Kracak. "Jalan sehat hanya media, intinya silaturahmi," katanya.

"Budaya silaturahmi itu jangan sampai pudar, apalagi hilang, makanya harus kita jaga dan merawatnya," lanjutnya.

PKB Kab Tegal

Acara silaturahmi yang dibungkus dengan jalan sehat ini berjalan dengan meriah. Panitia berbagi hadiah untuk peserta jalan sehat. "Ada kulkas, mesin cuci, HP Android, payung, jam, tas, dan masih banyak lagi," kata ketua panita kegiatan Darmanto.

PKB Kab Tegal

"Semua doorprize ini berasal dari para donatur serta ada beberapa yang dari panitia," lanjut Darmanto ketika ditemui di sela-sela acara.

Ketua GP Ansor Ajibarang Safingi mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, silaturahmi dengan jalan ini sangat tepat karena jika hanya diadakan biasa saja mungkin peserta akan cepat bosan dan jenuh, serta respon dari masyarakat tidak seramai ini.

"Ini sangat baik, karena bisa mengenalkan Ansor dan Banser kepada masyarakat," jelas Safingi. (Kifayatul Akhyar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal PKB Kab Tegal

Rabu, 10 Januari 2018

IPPNU Terus Kuatkan Ideologi Kader

Probolinggo, PKB Kab Tegal - Sebagai upaya penguatan ideologi, Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Probolinggo menggelar Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) di Pesantren Nurul Hidayah Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo, Sabtu dan Ahad (4-5/6). Sebanyak 100 peserta perwakilan sejumlah lembaga pendidikan ini dibekali sejumlah materi terkait IPPNU, Aswaja NU, dan kebangsaan.

Ketua IPPNU Kota Probolinggo Nur Baiti As-Shiddiqy mengatakan, Makesta ini digelar dengan tujuan memberikan pemahaman tentang NU sebagai wadah perjuangan Islam Ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) di Indonesia. Pasalnya saat ini sudah banyak paham-paham baru yang bertentangan dengan Aswaja.

IPPNU Terus Kuatkan Ideologi Kader (Sumber Gambar : Nu Online)
IPPNU Terus Kuatkan Ideologi Kader (Sumber Gambar : Nu Online)

IPPNU Terus Kuatkan Ideologi Kader

“Hal yang terpenting lagi adalah untuk mengenalkan dan memberikan pemahaman tentang organisasi IPPNU sebagai organisasi pelajar yang merupakan badan otonom NU. Sebab selama ini kebanyakan pelajar hanya terkesan ikut-ikutan dan tidak memahami perjuangan organisasi yang sebesarnya,” katanya.

Menurut Baiti, dalam Makesta ini materi yang diberikan fokus tentang penguatan ideologi yang meliputi keorganisasian, ke-IPPNU-an, ke-NU-an dan Aswaja.

PKB Kab Tegal

“Sebenarnya banyak materi yang harus diberikan. Tapi berhubung ini berdekatan dengan persiapan Ramadhan, maka sementara hanya diberi materi penguatan ideologi saja,” jelasnya.

PKB Kab Tegal

Baiti menambahkan bahwa Makesta merupakan salah satu upaya IPPNU untuk dapat ikut serta dalam pembangunan karakter generasi muda bangsa. Makesta ini suatu sarana untuk mencetak kader muda NU yang militan yang mampu berorganisasi dengan baik.

“Dengan diadakannya Makesta ini, kami berharap kader-kader muda NU ini bersemangat dan bisa berkhidmat dalam NU. Ini merupakan kegiatan awal kita dari pembentukan komisariat sekolah-sekolah swasta melalui utusan-utusan yang sudah mengikuti kegiatan ini,” harapnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam, Nahdlatul, Tegal PKB Kab Tegal

Sabtu, 30 Desember 2017

Pernyataan Sikap Fatayat NU dalam Bidang Dakwah

Pimpinan Pusat Fatayat NU meluncurkan Forum Daiyah Fatayat (FORDAF) di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, akhir pekan lalu. Forum itu merupakan respon salah satu banom NU tersebut pada perkembangan dunia dakwah yang belakangan ini diwarnai munculnya dai-daiyah yang tak toleran.  

Menurut Ketua Umum PP Fatayat NU Hj Ida Fauziyah pada pelantikan FORDAF pada Sabtu (21/2, kerukunan beragama dan medan dakwah adalah Pekerjaan Rumah besar bagi kita semua, utamanya para dai’yah Fatayat NU. 

Pernyataan Sikap Fatayat NU dalam Bidang Dakwah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pernyataan Sikap Fatayat NU dalam Bidang Dakwah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pernyataan Sikap Fatayat NU dalam Bidang Dakwah

Untuk itu, kata Ida, Fatayat NU memerlukan strategi gerakan dan program dakwah agar tidak melenceng dari dakwah Islamiyah yang telah diwariskan Rasulullah dengan cara mauidhah dan hasanah, mengedepankan nilai-nilai tawasuth, tasamuh dan  a’adalah; berimbang, toleran dan adil dalam menyampaikannya.

PKB Kab Tegal

Setelah dilantik, lanjut Ida, FORDAF akan melaksanakan Halaqah Islam Indonesia untuk menggali dan merefleksikan dakwah dalam konteks kekinian secara lebih mendalam dan komprehenship. Pada halaqah tersebut FORDAF akan mengundang berbagai pakar yang  akan menjadi guide dalam bidang dakwah.

PKB Kab Tegal

Menurut Ida, dari hasil halaqah itu akan dijadikan sebagai strategi dan pedoman dakwah Fatayat di 33 provinsi dan dari 200  lebih cabang fatayat seluruh Indonesia.

Pernyataan sikap PP FATAYAT dalam bidang dakwah:

1. Fatayat NU mengambil bagian dalam dakwah Islam di Indonesia yang berkomitmen dalam menyebarkan Islam rahmatan lil ‘alamin yang berhaluan Ahlusunah wal-Jamaah dengan menyelaraskan makna dakwah dengan cita-cita nasional dan menjaga martabat bangsa dari paham-paham dan ideologi yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

2. Fatayat NU menolak bentuk kekerasan dalam berdakwah baik melalui media ataupun mengatasnamakan jihad yang mengabaikan kemanusiaan dan keberadaban. Terutama mengutuk pemahaman dakwah yang mengeksploitasi perempuan sebagai media jihad yang menghilangkan harkat dan martabat mereka sebagai manusia.

3. Fatayat NU mengajak seluruh da’iyah NU agar meluruskan niat dan berbenah secara organisatoris dalam melakukan dakwah di masyarakat sehingga mampu menjawab berbagai tantangan dakwah baik secara nasional dan internasional untuk selalu menjaga kerukunan umat beragama dan mengambil peran keagamaan di masyarakat.

4. Fatayat NU mengarapkan peran berbagai pihak terutama negara dalam menjamin kerukunan umat beragama dan turut menjaga kerukunan umat beragama sesuai dengan budaya dan aktivitas keagamaan masyarakat dengan salah satunya tidak terburu-buru mengesyahkan RUU KUB menjadi UU. Sehingga pemerintah seyogyanya lebih banyak mendengar dan bertukar gagasan untuk mencapai tujuan bersama dengan pihak-pihak yang konsen dan peduli pada persolan tersebut.

Wallahul Muwafiq Illa Aqwamithariq

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, 21 Februari 2015

Pengurus Pusat Fatayat NU periode 2010-2015

Dra. Ida Fauziyah M.Si                                       Dra. Anggia Ermarini MK

Ketua Umum                                                      Sekretaris Umum

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal PKB Kab Tegal

Rabu, 27 Desember 2017

Melalui BBM Berkah, NU Berupaya Makmurkan Masjid

Jakarta, PKB Kab Tegal. Peradaban manusia dimulai dari masjid, terbukti dengan dibukanya kota Madinah, pembangunan masjid menjadi hal utama yang dilakukan Rasulullah Muhammad SAW.

Hal itu disampaikan Ketua PBNU KH Abdul Manan Abdul Ghani saat peluncuran gerakan Bersih-Bersih Masjid (BBM) Berkah yang digelar Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) di Masjid Annahdlah Gedung PBNU Jakarta Pusat, Kamis (18/5).

“Kalau ingin membangun peradaban manusia harus dimulai dari masjid. Kalau ingin jadi manusia beradab, mulailah dari masjid,” kata Kiai Manan.

Melalui BBM Berkah, NU Berupaya Makmurkan Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)
Melalui BBM Berkah, NU Berupaya Makmurkan Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)

Melalui BBM Berkah, NU Berupaya Makmurkan Masjid

Karena itulah LTM PBNU telah dan terus melakukan program pemakmuran masjid, agar masjid menjadi hal yang menarik bagi umat Islam. Menurut Kiai Manan, program BBM menjadi bagian dari tujuh aksi memakmurkan masjid.

Ketujuh aksi memakmurkan masjid adalah masjid sebagai pusat penyelamatan akidah, sebagai program pelayanan dan penyuluhan kesehatan, masjid sebagai pusat keilmuan pemikiran dan pendidikan, masjid sebagai pusat pengembangan ekonomi meliputi sumber pendanaan dan aksi pengembangan ekonomi, masjid sebagai pusat dakwah islam rahmatan lil alamin, masjid sebagai pusat kepedulian sosial, dan masjid sebagai tempat mendoakan orang meninggal melalui tahlilan.

PKB Kab Tegal

“Masjid sebagai pusat kesehatan harus mempunyai poliklinik atau setidaknya ada alat periksa tensi dan gula,” kata Kiai Manan.

Ia mengingatkan jangan sampai masjid menjadi sepi dari ketelibatan anak-anak muda, dan justru hanya diisi oleh pensiunan yang baru belajar.

“Salah satu yang menjadi kebanggaan Rasulullah, adalah anak-anak muda yang hatinya bergantung pada masjid,” lanjutnya.

PKB Kab Tegal

Koordinator lapangan BBM Berkah, Mujahidin mengatakan peluncuran BBM diikuti perwakilan pengurus masjid di Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kota dan Kabupaten Bandung, Kota dan Kabupaten Bekasi, Kabupaten Kawarang, Provinsi Banten, dan Kabupaten dan Kota Tangerang.

Mengusung slogan “Bersih-bersih Masjid, Berkah” BBM akan diwujudkan dalam sejumlah kegiatan yaitu standardisasi masjid-masjid NU dan mendata kegiatan amaliyah masjid-masjid NU.?

“Melalui BBM intinya LTM menyapa jamaah dan memberikan contoh kepada pengurus masjid dan masyarakat sekitar untuk melakukan program-program yang sesuai sehingga masjid berfungsi sebagaimana yang digerakkan LTM melalui tujuh aksi memakmurkan masjid,” tandas Mujahidin.

Sebagai langkah awal, pada Jumat (19/5) akan dibagikan pengenalan dan cinderamata kepada 100 masjid yang telah dipilih LTM. (Kendi Setiawan/Fathoni)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Ahlussunnah PKB Kab Tegal

Selasa, 12 Desember 2017

Persiapan Ajaran Baru, UNU NTB Bahas Kerangka Kurikulum

Lombok Tengah, PKB Kab Tegal. Dalam rangka mempersiapkan ajaran baru tahun 2015-2016, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar Whorkshop Desain Kurikulum Prodi UNU yang dilaksanakan di Hotel Grand Royal Batujay, Lombok Tengah selama dua hari (14-15/8).

Persiapan Ajaran Baru, UNU NTB Bahas Kerangka Kurikulum (Sumber Gambar : Nu Online)
Persiapan Ajaran Baru, UNU NTB Bahas Kerangka Kurikulum (Sumber Gambar : Nu Online)

Persiapan Ajaran Baru, UNU NTB Bahas Kerangka Kurikulum

Menurut Kepala BAAK UNU NTB, Retno Surnapati, dalam pertemuan ini fokus pembahasan pihaknya tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

"Pembahasan kerangka kurikulum ini nanti akan digunakan pada proses perkuliahan di UNU NTB," tambah Retno, Jum’at (14/8).

PKB Kab Tegal

Tampak hadir Ketua PWNU NTB Drs TGH Achmad Taqiuddin Mansur, Ketua Badan Pelakasana Penyelenggara Pendidikan Tinggi (BP3T) NU NTB, ? Prof Ir Mansur Masum, PhD Anggota BP3TNU dan Dekan serta para Kaprodi UNU NTB.?

PKB Kab Tegal

Ada 12 program studi yang di UNU NTB, yaitu antara lain farmasi, teknik lingkungan, sistem informasi, kebidanan, pendidikan guru sekolah dasar (PGSD), serta pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi (PJKR), dan pendidikan seni drama, tari dan musik (PSDTM). (Hadi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren, Tegal PKB Kab Tegal

Jumat, 08 Desember 2017

Puluhan Grup Qasidah Ramaikan Pagelaran Seni Budaya Islam Jabar

Bandung, PKB Kab Tegal. Puluhan grup marawis dan qasidah mengikuti pagelaran seni budaya Islam se-Jawa Barat yang diadakan DPW Lembaga Seni dan Qasidah Indonesia (LASQI) Jabar di gedung student center UIN Bandung, Rabu-Jumat (29-31/10). Mereka yang datang dari 17 kabupaten di Jabar, mementaskan sejumlah keterampilan mulai dari Qasidah ibu-ibu, qasidah putra-putri, marawis, dan bintang vokal.

Puluhan Grup Qasidah Ramaikan Pagelaran Seni Budaya Islam Jabar (Sumber Gambar : Nu Online)
Puluhan Grup Qasidah Ramaikan Pagelaran Seni Budaya Islam Jabar (Sumber Gambar : Nu Online)

Puluhan Grup Qasidah Ramaikan Pagelaran Seni Budaya Islam Jabar

“Kalau kita lihat rencana awal bahwa diadakannya pagelaran seni budaya Islam ini untuk media silaturrahim, Alhamdulillah semua (undangan) bisa datang,” imbuh Ketua Panitia Esa Rizki Arman kepada PKB Kab Tegal, Kamis (30/10).

Tindak lanjut pagelaran ini, lanjutnya, seniman di Jabar memiliki persamaan dalam mengembangkan seni budaya Islam. “Kita mempunyai tujuan yang sama untuk mengembangkan seni budaya, maka kita melakukan langkah yang sama di setiap daerah,” terang Rizkiadi yang juga sebagai juri kategori marawis itu.

PKB Kab Tegal

Ke depannya, ia bersama pihak-pihak terkait akan terus menjalin silaturrahmi antargrup marawis maupun qasidah. Para juara dalam pagelaran ini akan dikirim ke perlombaan tingkat nasional di Sulteng November mendatang sebagai perwakilan Jawa Barat.

PKB Kab Tegal

“Harapan saya bisa lebih kompak, kreatif, agar seni budaya Islam bisa berkembang lebih pesat lagi,” pungkasnya. (M Zidni Nafi’/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Humor Islam PKB Kab Tegal

Minggu, 26 November 2017

PP GP Ansor Gelar Festival Budaya Pesantren

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor) akan menggelar Festival Budaya Pesantren. Dalam memperingati harlah ke-79 GP Ansor, Festival Budaya Pesantren digelar di Gedung Balai Kartini Kavling 37, Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Sabtu (20/4) malam.

Festival Budaya Pesantren diisi oleh sebuah rangkaian acara. PP GP Ansor menampilkan antara lain pidato budaya, pembacaan puisi, pertunjukan seni monolog, penampilan sebuah grup rampak bedug dari Padeglang Banten.

PP GP Ansor Gelar Festival Budaya Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
PP GP Ansor Gelar Festival Budaya Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

PP GP Ansor Gelar Festival Budaya Pesantren

Demikian disampaikan staf harian sekretariat PP GP Ansor Faisal saat ditemui PKB Kab Tegal di ruang kerjanya di Gedung Sekretariat PP GP Ansor, Jalan Kramat Raya 65A, Jakarta Pusat, Selasa (16/4) malam.

PKB Kab Tegal

Pidato budaya, sambung Faisal, akan disampaikan oleh Wakil Rais Am PBNU KH A Musthofa Bisri dengan tajuk “Kepemimpinan Dalam Perspektif Budaya Pesantren”. Sementara puisi dibacakan oleh penyair dari Pesantren Cipasung Tasikmalaya dan KH D Zawawi Imron dari Pesantren Miftahul Ulum Madura.

PKB Kab Tegal

“Selain instruksi dari PBNU, keterlibatan pesantren dalam harlah ke-79 GP Ansor merupakan bagian program GP Ansor,” tegas Faisal.

Pada harlah GP Ansor tahun ini, PP GP Ansor ingin mengoptimalkan budaya yang berkembang di pesantren. Konkretnya, tambah Faisal, ialah memberikan panggung bagi kesenian sebagai satu bentuk ekspresi kebudayaan di pesantren.

Pertunjukan seni monolog oleh aktor monolog berpengalaman Butet Kertaradjasa rencananya akan ditampilkan dalam festival itu. Sedangkan unsur seni musiknya akan diisi oleh grup Ki Ageng Ganjur, tandas Faisal.

Penulis: Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal PKB Kab Tegal

Senin, 20 November 2017

Habis UAS, STISNU Nusantara Ziarahi Wali-wali Banten

Tangerang, PKB Kab Tegal - Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang, Banten mentradisikan ziarah kubur ke wali-wali Allah di sekeliling Banten setelah ujian akhir semester (UAS).

Hal ini disampaikan Wakil Ketua Bidang Akademik STISNU H. Muhamad Qustulani kepada nu.online. "Alhamdulillah, UAS di STISNU Nusantara telah selesai minggu kemarin. Hari ini (Sabtu, 23/01/2016) kita akan tutup dengan ziarah kubur keliling Banten," katanya.

Habis UAS, STISNU Nusantara Ziarahi Wali-wali Banten (Sumber Gambar : Nu Online)
Habis UAS, STISNU Nusantara Ziarahi Wali-wali Banten (Sumber Gambar : Nu Online)

Habis UAS, STISNU Nusantara Ziarahi Wali-wali Banten

Ia menambahkan, ziarah ke Banten sudah lazim di STISNU karena hal tersebut bagian dari ejawantah visi-misi STISNU yang konsisten dalam menjaga tradisi saleh ulama, dalam hal ini Islam dan budaya lokal. ?

PKB Kab Tegal

"Mahasiswa tidak boleh hanya bergulat pada tradisi intelektual, tapi juga harus mengembangkan spritualitas sebagai warisan dan ajaran ulama salafis salih," terangnya.

Ia juga mengabarkan, tidak hanya ziarah, sekira dua minggu ke depan mahasiswa akan ijazah asrar asmaul husna, kemudian mereka berpuasa. “Kami sudah agendakan itu. Harapannya, STISNU menjadi perguruan tinggi yang istiqomah mempertahankan tradisi dan budaya lokal nusantara, tetapi juga mampu bersaing meningkatkan kualitas dan intelektualitas serta spritualitas calon alumninya," ujarnya.

Rustanto, M. Dai, Presiden BEM STISNU Nusantara mengatakan, berpuasa dan ziarah kubur pasca UAS sudah menjadi bagian dari program selama kepengurusan BEM disamping program-program yang menunjang intelektual mahasiswa.

PKB Kab Tegal

"Sesuai agenda, kami akan berziarah ke Maulana Hasanudin, Gunung Santri, Syeikh Asnawi Caringin, Cikaduwen, dan Abuya Dimyathi. Diusahakan penutup ziarah, kita sowan ke Abuya Muhtadi Cadasari Pandegelang. Untuk refreshingnya, mampir ke pantai Anyer sejenak, melepas penat pasca UAS," ujarnya.

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa mulai dari semua tingkatan semester. Mmereka didampingi H. Muhamad Qustulani, nuyang juga bertindak sebagai muzawwir (pimpinan ziarah) pada semester ganjil kali ini. (Red.Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Nasional, Kiai PKB Kab Tegal

Kamis, 16 November 2017

Ingin Tahu Kealiman Kiai Sahal, Baca “Thariqatul Hushul”

Jakarata, PKB Kab Tegal. Rais Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudh dikenal sebagai ulama yang memiliki dedikasi tinggi di bidang keilmuan. Kealiman Kiai Sahal di antaranya tercermin dari karya-karya ilmiah yang dihasilkan.

Ingin Tahu Kealiman Kiai Sahal, Baca “Thariqatul Hushul” (Sumber Gambar : Nu Online)
Ingin Tahu Kealiman Kiai Sahal, Baca “Thariqatul Hushul” (Sumber Gambar : Nu Online)

Ingin Tahu Kealiman Kiai Sahal, Baca “Thariqatul Hushul”

“Kita kehilangan tokoh, kiai yang alim. Kalau kita ingin tahu kealimannya, kita baca Thariqatul Hushul, syarah (penjelasan) Ghayatul Wushul karangan Abu Zakariyya al-Anshari, sehingga kita lebih mudah memahaminya,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Jumat (24/1).

Ghayatul Wushul yang merupakan kitab ushul fiqih karya ulama Syafiiyyah abad ke-9 H itu sebenarnya adalah syarah atas kitab Lubbul Ushul. Sehingga Thariqatul Hushul yang ditulis Kiai Sahal lebih tepat disebut hasyiyah (ulasan terhadap syarah) atas kitab Ghayatul Wushul.

PKB Kab Tegal

Dalam pengantar karyanya ini, Kiai Sahal bercerita bahwa sekitar tahun 1380 H (1961 M), ia diminta rekan-rekannya sesama santri untuk mengajarkan kitab Ghoyatul Wushul. Waktu itu Kiai Sahal sedang belajar di Pesantren Sarang, Jawa Tengah.

PKB Kab Tegal

Saat meminta izin kepada gurunya, Kiai Zubair bin Dahlan (ayah KH Maimun Zubair), ia tak hanya diberikan izin melainkan juga ijazah (sambungan sanad keilmuan). Kiai Sahal yang ketika itu berusia sekitar 24 tahun menuliskan banyak catatan penjelasan tentang isi kitab Ghayatul Wushul hingga akhirnya menjadi sebuah kitab setebal lebih dari 600 halaman seperti saat ini.

Kang Said, sapaan akrab KH Said Aqil Siroj, mengakui kepakaran Rais Aam PBNU itu. Menurut dia, Kiai Sahal adalah ulama berbobot yang teguh dalam berprinsip.

“Beliau adalah orang yang lurus, bersih, yang laa yakhafu law mata laim, tidak gentar dikritik, tidak gentar dicaci, dan tidak sombong ketika dipuji. Dan beliau selalu (menerapkan pernyataan) qulil haqqa wa law kana murran, katakanlah kebenaran walaupun itu pahit,” katanya. (Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Syariah, AlaNu PKB Kab Tegal

Rabu, 15 November 2017

Tolak Radikalisme Agama, PWNU NTT Perkuat Banom NU

Kupang, PKB Kab Tegal. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Timur (NTT) berupaya membendung berbagai isu yang dibangun kelompok radikal baik tingkat nasional maupun tingkat lokal. Upaya tersebut dilakukan PWNU dengan merencanakan pertemuan Banom NU.?

Tolak Radikalisme Agama, PWNU NTT Perkuat Banom NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Tolak Radikalisme Agama, PWNU NTT Perkuat Banom NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Tolak Radikalisme Agama, PWNU NTT Perkuat Banom NU

Ketua PWNU NTT Jamal Ahmad menilai upaya tersebut dilakukan agar Nahdliyin di NTT tidak resah dengan berbagai isu yang menyebar kemana-mana.

"Berbagai isu yang beredar patut kita redakan. Jangan sampai menyebar sampai ke akar rumput. Radikalisasi yang dibangun oleh kelompok jangan sampai melumpuhkan NKRI, " katanya di di sekkretariat PWNU NTT di Kupang, pada Sabtu (11/3).

Dikatakan Jamal, paham radikalisme yang mengatasnamakan agama membius dan menjebak pada orang atau kelompok yang dangkal akidahnya. Mereka melalui pencucian otak dan memasukkan doktrin-doktrin yang radikal kepada masayarakat awam.?

“Tindakan ini telah merusak nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan, lebih khusus di wilayah kita yang Muslim minoritas,” katanya.?

PKB Kab Tegal

Untuk itu, demi mencegah kelompok radikal yang selalu mengatasnamakan agama, PWNU selalu menggelorakan tolak paham radikal berada di bumi Indonesia. Maka seluruh jajaran Banom NU akan diperkuat untuk membantu dan meneruskan berbagai informasi kepada kaum Nahdlyin ke bawah.

Pertemuan tersebut dihadiri Rais Syuriyah PWNU NTT KH Abdul Kadir Makarim, Sekreretaris PWNU NTT, pengurus harian dan Ketua PW GP Ansor NTT Abdul Muis. (Ajhar Jowe/Abdullah Alawi)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Tegal, Kajian Islam PKB Kab Tegal

Selasa, 14 November 2017

Mainkan Angklung-Rebana Sampai ke Negeri China

Angklung dan Rebana, dua alat musik khas Indonesia yang sangat populer di tanah air ini akhir tahun kemarin mengalun di negeri China. Adalah pelajar yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok cabang Nanchang yang mengenalkan dua alat musik tersebut ke masyarakat China, khususnya di kota Nanchang ibukota Provinsi Jiangxi.

Penampilan Angklung disuguhkan dalam pentas budaya akhir tahun program Pascasarjana Nanchang University. Acara yang diadakan pada (30/12) tersebut bertempat di ruang Music Hall Yuyong Guan Nanchang University yang dipadati sekitar 500 penonton.

Yang menarik, para penampil Angklung tersebut adalah 16 mahasiswi asli China yang memainkan instrumen musik My Heart Will Go On dengan iringan petikan gitar oleh Farkhandika Akbar mahasiswa program bahasa Mandarin Nanchang University dan ? Nurwidianto selaku konduktor.

Penampilan tersebut adalah yang kedua kalinya mereka setelah sebelumnya mereka tampil dalam pentas Indonesian Food Festival pertengahan November kemarin yang diadakan PPI Tiongkok Nanchang di Nanchang University.

Mainkan Angklung-Rebana Sampai ke Negeri China (Sumber Gambar : Nu Online)
Mainkan Angklung-Rebana Sampai ke Negeri China (Sumber Gambar : Nu Online)

Mainkan Angklung-Rebana Sampai ke Negeri China

Alat musik Angklung yang didapat dari bantuan KBRI Beijing tersebut, diajarkan tiap akhir pekan selama dua bulan kepada puluhan mahasiswa-mahasiswi Nanchang University yang asli China di bawah bimbingan Nurwidianto, mahasiswa asal Kendal Jawa Tengah yang mengambil S2 jurusan Aplikasi Matematika Nanchang University.

“Kita sangat bangga bisa mengenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat China, apalagi dalam hal ini Angklung adalah bagian dari salah satu warisan budaya Indonesia yang diakui Unesco, mereka sangat interest terhadap budaya Indonesia,” ujar Nurwidianto yang juga Wakil Ketua PPI Tiongkok Cabang Nanchang.

PKB Kab Tegal

Nurwidianto yang akrab disapa Widi menambahkan, yang makin membanggakan lagi ketika penampilan usai, aplaus dan apresiasi ratusan penonton luar biasa hingga acara usai pun banyak yang meminta foto bersama dengan alat tersebut, mereka sangat penasaran karena alunan suara dari bambu itu bisa dimainkan begitu harmonis.

Rebana

PKB Kab Tegal

Selain mengenalkan Angklung, PPI Tiongkok cabang Nanchang juga mengenalkan alat musik Terbang Rebana, mereka sudah tampil dalam empat pementasan yang berbeda selama November-Desember kemarin, mulai dari ajang Indonesian Food Festival, Foreign-Chinese Student Exchange, pentas Pertukaran Budaya Nanchang University Student Union dan terakhir adalah di pentas akhir tahun yang diselenggarakan oleh Foreign Affair Office Nanchang City Government.

Satu set alat Rebana yang dimainkan oleh 20 mahasiswa Indonesia di Nanchang University tersebut adalah bantuan dari Bupati Demak Jawa Tengah dan beberapa Tokoh di Semarang. Mereka berlatih bersama yang di koordinir oleh Nurwidianto dan membawakan lagu Obat Hati dalam versi bahasa Jawa dan Indonesia, Ya Nabi Salaam dan Hamawi Ya Mismis.

“Sebagai bagian dari program pengenalan budaya Indonesia kepada publik China oleh PPI Tiongkok Cabang Nanchang dan sepanjang yang saya tahu, Rebana ini mungkin yang pertama kali dimainkan di daratan China.” ujar Ahmad Syaifuddin Zuhri selaku Wakil Ketua Umum PPI Tiongkok Pusat.

Apresiasi masyarakat China terhadap budaya Indonesia begitu tinggi, tak heran ketika berita ini ditulis, Tim Rebana mahasiswa Indonesia di Nanchang University tersebut baru saja mendapat konfirmasi undangan untuk pentas tanggal 22 Januari besok dari beberapa komunitas masyarakat kota Nanchang.

Apa yang dilakukan oleh para mahasiswa Indonesia di China tersebut semakin menguatkan peran people-to-people contact antara Indonesia dengan China dan semakin menambah daftar Tapak Kaki Budaya (Foot Print) Indonesia di China.

?

Ahmad Syaifuddin Zuhri

Mahasiswa S2 Jurusan Hubungan Internasional Nanchang University dan Wakil Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok 2013-2014

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul, Tegal, Hikmah PKB Kab Tegal

Gus Dur: Saya Ikut Mbah Hasyim

Jakarta, PKB Kab Tegal. Dalam jangka panjang, yang menjadi penentu dalam berbagai hal dalam kehidupan bermasyarakat adalah masyarakat itu sendiri, bukan pemimpin keagamaan. Karena itu, pilihan negara Islam menjadi sangat tidak tepat.

“Bukan lagi kiai yang menentukan. Karena itu, almarhum Rais Akbar Nahdlatul Ulama KH. Hasyim Asy’ary dan KH. Wahid Hasyim itu berfikir ya sudah negara ini jangan dijadikan negara Islam,” kata mantan ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di depan para puluhan peserta pengajian Ramadhan di Pesantren Ciganjur, Jakarta (1/10).

Gus Dur: Saya Ikut Mbah Hasyim (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur: Saya Ikut Mbah Hasyim (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur: Saya Ikut Mbah Hasyim

Kenapa kita menjadi negara Pancasila? Menurut Gus Dur, dalam masa depan pluralitas itu sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan umat manusia yang beragama. Islam sendiri tidak memungkiri adanya pluralitas itu.

“Maka mau tidak mau jangan negara Islam. Kalau saya sih ikut Mbah Hasyim saja (KH. Hasyim Asy’ary: Red), karena kenyataannya memang begitu,” kata Gus Dur.

Konsekuensi dari negara Pancasila adalah adanya pemisahan yang tegas antara agama dan negara. “Karena itu undang undang seperti Anti Pornografi dan Pornoaksi (APP) harus dihindarkan, nah karena itu berarti UU berarti pemerintah campatr tangan,” kata Gus Dur yang sejak awal berbeda dengan PBNU dalam soal APP.

Dalam negara Pancasila, dikatakan Gus Dur, pemerintah tidak dapat menentukan apakah sebuah intitusi dalam masyarakat telah mengganggu ketentraman umum atau tidak. Gus Dur mencontohkan, pemerintah yang diwakili oleh pihak kepolisian sempat berencana menutup pesantren Nguki Solo yang dipimpin oleh Ustadz Ba’asyir karena dinilai meresahkan masyarakat dan diklam sebagai sarang penggemblengan para teroris.

PKB Kab Tegal

“Waktu itu hanya saya yang berani membantah. Saya katakan, bahwa negara tidak punya urusan untuk menutup pesantren. Masyarakat yang berhak menutup, bukan kepolisian. Apalagi kepolisian kan hanya menjalankan perintah saja, tidak berhak menentukan apakah melanggar kepentingan umum atau tidak,” kata Gus Dur. (nam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Cerita, Tegal, Humor Islam PKB Kab Tegal