Tampilkan postingan dengan label Amalan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Amalan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Maret 2018

Prancis Orbitkan Satelit Mata-Mata

Prancis, PKB Kab Tegal
menggunakan roket peluncur dari Arianespace, telah berhasil meluncurkan satelit observasi Helios IIA untuk Departemen Pertahanan Perancis, Belgia dan Spanyol. Selain untuk observasi ruang angkasa, satelit ini juga akan dipakai menguji kemungkinan pengembangan persenjataan, mempersiapkan dan mengevaluasi operasi militer, dan pemetaan daratan digital untuk sistem penuntun rudal jelajah.

Peluncuran ini dilaksanakan dari Landasan Ruang Angkasa Eropa di Kourou, Guyana Perancis pada hari Sabtu, 18 Desember 2004 pukul 13:26 waktu lokal di Kourou (16:26 GMT, atau 23:26 WIB).

Setelah menempuh perjalanan selama 60 menit dan 8 detik, roket peluncur Ariane 5 secara akurat telah menempatkan satelit Helios II A menuju orbit polar Sun-synchronous. Bersama Helios II A, dibawa juga enam satelit pendamping yaitu empat mikro satelit Essaim dan dua satelit kecil lainnya, Parasol dan Nanosat.

"Kesuksesan peluncuran Helios merupakan langkah maju bagi kebijakan ruang angkasa kami," kata Menteri Pertahanan Prancis, Michele Alliot-Marie. "Menguasai ruang angkasa adalah bekal menuju masa depan," lanjutnya.

Helios IIA adalah satelit pertama dari generasi kedua sistem observasi spaceborne pertahanan keamanan Perancis, yang dilakukan melalui kerjasama dengan Belgia dan Spanyol. Biro pertahanan Perancis DGA (Délégation Générale pour l’Armement), yang merupakan bagian dari MoD Perancis, merupakan penanggung jawab program ini. Badan ini melimpahkan tanggung jawab atas segment ruang angkasa kepada biro  ruang angkasa Perancis, CNES (Centre National d’Etudes Spatiale).

Satelit yang beratnya kira-kira 4.200 kg pada saat peluncuran ini disebut-sebut mampu melihat objek sekecil buku di semua tempat di Bumi. Perlengkapan sensor inframerah-nya memungkinkan militer Prancis mendapatkan berbagai informasi pada malam hari dari angkasa, suatu hal yang pertama kali dimiliki Prancis.

Sementara satelit Parasol (payung) yang ikut diorbitkan, ditujukan untuk mempelajari efek selimut awan dan gas aerosol terhadap pemanasan global dan munculnya efek rumah kaca. Efek ini diyakini muncul akibat buangan gas karbon dioksida dari Bumi menutupi atmosfer sehingga menghalangi panas keluar dari Bumi. Akibatnya suhu Bumi makin panas.

Dengan suksesnya misi ke-enam belas ini, peluncur standar Ariane 5G ("Generic") kembali membuktikan kemampuannya untuk melakukan serangkaian misi yang lengkap, mulai dari peluncuran satelit pemerintahan menuju orbit Sun-synchronous hingga peluncuran satelit komersil berbobot besar menuju orbit geostasioner dan satelit ilmiah menuju orbit khusus. Helios IIA adalah satelit militer ke-23 yang dibawa oleh roket peluncur Ariane. (arianespace/CNN/k-ol/cih))

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, Halaqoh, Anti Hoax PKB Kab Tegal

Prancis Orbitkan Satelit Mata-Mata (Sumber Gambar : Nu Online)
Prancis Orbitkan Satelit Mata-Mata (Sumber Gambar : Nu Online)

Prancis Orbitkan Satelit Mata-Mata

Jumat, 02 Maret 2018

Rais ‘Aam PBNU: Berjuanglah untuk Islam secara Konstitusional dan Demokratis

Cirebon, PKB Kab Tegal - Rais Aam PBNU KH Maruf Amin kembali menegaskan tanggung jawab ulama dalam himayatu daulah atau menjaga NKRI dari rongrongan kelompok radikal.

"Ulama bertanggung jawab menjaga umat dan melayani umat. Ulama juga bertanggung jawab dalam menjaga negeri ini. Karena ulama juga turut berperan dalam mendirikan NKRI, maka wajib hukumnya ulama menjaga keutuhan NKRI," kata Kiai Maruf dalam Halaqah Alim Ulama dan Kiai Pesantrem se Wilayah III Cirebon, Sabtu (6/5/2017) di Pondok Pesantren Gedongan, Cirebon.

Rais ‘Aam PBNU: Berjuanglah untuk Islam secara Konstitusional dan Demokratis (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais ‘Aam PBNU: Berjuanglah untuk Islam secara Konstitusional dan Demokratis (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais ‘Aam PBNU: Berjuanglah untuk Islam secara Konstitusional dan Demokratis

Ia juga mengungkapkan, saat ini, ada kelompok yang ingin memperjuangkan Islam, tanpa memperhatikan realitas kebangsaan dan memaksakan kehendak. Ada juga kelompok yang melakukan delegitimasi agama.

"Dua kubu ini sekarang menguat. NU yang cara berpikirnya moderat, harus bisa melunakkan, mengendalikan dua kubu ini. Kita harus mencegah gejala-gejala yang bisa menimbulkan konflik ini," tandasnya.

PKB Kab Tegal

Ia mengimbau agar para kiai lebih peka dalam mendidik umat dan memperjuangkan kemaslahatan umat Islam, ulama harus memperhatikan konstitusi, kebinekaan, dan toleransi. "Kita bukan tidak  berjuang untuk Islam, kita berjuang dengan cara konstitusional dan demokratis," imbuhnya.

PKB Kab Tegal

Pelayanan terhadap umat, kata Kiai Maruf, juga dilakukan dalam bentuk menjaga kerukunan umat. "Berikutnya kita perlu melakukan islahul umat dan khidmatul umat (perbaikan dan pengahbdian kepada umat). Kita melakukann perbaikan-perbaikan. Sekarang ini adalah momentum yang sangat baik. Baru-baru ini kita mengadakan kongres ekonomi umat. Kita gerakkan ekonomi umat. Mendorong umat untuk mandiri. Bila perlu berkonstribusi kepada bangsa," paparnya.

Hal senada diungkap Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar. Khidmah kiai NU terhadap umat, menurutnya, telah dilakukan dalam bentuk pelayanan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

"Dalam kondisi situasi bangsa yang sedang mengalami pancaroba ini, kita perlu mengingat kembali manqobah dan uswah atau teladan yang diajarkan para ulama lampau. Saat ini kita harus mulai mengoreksi diri menjelang satu abad NU ini, apa yang  bisa kita sumbangkan untuk NU dan bangsa ini," ungkapnya.

Halaqah yang dihadiri ratusan ulama se Wilayah III Cirebon itu juga menghasilkan sejumlah usulan strategis untuk memaksimalkan sinergi gerakan Jamiyah Nahdlatul Ulama. (Malik Mughni/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Amalan PKB Kab Tegal

Selasa, 20 Februari 2018

LDNU dan LPID Adakan Halal bi Halal

Jakarta, PKB Kab Tegal. Dua lembaga yang bergerak dalam bidang dakwah, Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) dan Lembaga Pusat Informasi Dakwah (LPID) yang semuanya dikelola oleh warga NU menyelenggarakan halal bi halal di Gd. PBNU, Kamis malam (15/11).

Acara halal bi halal yang diselenggarakan mulai pukul 19.00 WIB ini dipenuhi oleh para pengurus dan jamaah yang menjadi binaan kedua organisasi ini. Hadir dalam acara tersebut Ketua LDNU KH Nuril Huda dan Ketua LPID KH Syukron Makmur. Sementara PBNU diwakili oleh KH Tolhah Hasan.

LDNU dan LPID Adakan Halal bi Halal (Sumber Gambar : Nu Online)
LDNU dan LPID Adakan Halal bi Halal (Sumber Gambar : Nu Online)

LDNU dan LPID Adakan Halal bi Halal

Sebelum memimpin LPID, KH Syukron Makmun sendiri merupakan mantan ketua LDNU selama tiga periode pada era Gus Dur sehingga pertemuan ini layaknya seperti kangen-kangenan dengan pengurus lama. Para pengurus LPID lainnya juga merupakan para kiai dan ulama dari kalangan nahdliyyin.

Ketua Panitia H Baden Badruzzaman menjelaskan bahwa upaya untuk mempererat silaturrahmi melalui halal bi halal ini salah satunya juga untuk mengantisipasi maraknya aliran sesat yang kini kerap kali muncul dan meresahkan masyarakat.

Sementara itu, H. Ahmad Jauhari yang mewakili LDNU mengungkapkan bahwa tantangan dakwah dimasa depan menjadi semakin berat. Jika saat ini umat Islam dengan gampang bisa sholat, tahlil dan sholawat dengan gampang, apakah hal yang sama bisa terjadi pada 50 tahun ke depan. Dibeberapa daerah yang umat Islamnya minoritas, seperti di Bali, NTT dan Manado, mereka kesulitan untuk menjalankan ibadah.

“Karena itu, rahmat Allah berupa penduduk beragama Islam yang mayoritas ini harus disyukuri dengan saling bekerjasama, mendukung dan mendorong pengembangan dakwah,” katanya.

PKB Kab Tegal

Sementara itu KH Syukron Makmun yang merupakan dai kawakan ini menjelaskan berbagai persoalan yang dihadapi umat Islam seperti liberalisasi, sekulerisasi sampai dengan penanaman cara berfikir Barat pada umat Islam.

PKB Kab Tegal

Liberalisasi yang dilakukan dalam rangka memperlemah iman umat Islam ini disebarkan dengan kedok modernisasi, padahal tujuannya adalah untuk membunuh umat Islam. Menurutnya, kini sudah banyak umat Islam yang mengaku memiliki pemikiran baru, padahal sebenarnya mereka hanya mentransfer dari Barat.

“Kini seorang ustadz tidak boleh menegur perempuan yang membuka auratnya karena ini melanggar HAM,” katanya.

Untuk melawan ini, kini LPID telah menyiapkan penerbitan sejumlah buku seperti Apakah Bid’ah Itu, Pluralisme Menuju Pemurtadan, Sekularisme Membunuh Syariat Islam, Liberalisme dan Yahudi, dan lainnya.

Acara ini diakhiri dengan musafahah atau ramah tamah diantara hadirin. Undangan juga disuguhi musik gambus ala padang pasir untuk menghibur mereka dengan lagu-lagu Islami. (mkf)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Budaya, Amalan PKB Kab Tegal

Senin, 29 Januari 2018

GP Ansor Lampung Tengah Gelar Apel Banser

Lampung Tengah, PKB Kab Tegal - Diprediksi sekitar seribuan lebih, kader Gerakan Pemuda Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (BANSER) se Kabupaten Lampung Tengah akan memadati halaman kompleks gedung Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lampung Tengah.

Insya Allah besok, Jumat (21/7) kami segenap keluarga besar Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Lampung Tengah akan bersilaturahmi di kompleks gedung NU Lampung Tengah dalam rangka akan mengadakan pelantikan pengurus baru sekaligus Apel Banser dan dilanjutkan Rapat Kerja Cabang (Rakercab),” kata Ketua GP Ansor Lampung Tengah Saryono di sela-sela persiapan pelantikan dan apel Banser di kompleks gedung NU Lampung Tengah, Jalan Proklamator Raya Nomor 134 Seputih Jaya Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah, Kamis (20/7).

GP Ansor Lampung Tengah Gelar Apel Banser (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Lampung Tengah Gelar Apel Banser (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Lampung Tengah Gelar Apel Banser

Ketua panitia pelaksana Gus Sholihin menambahkan, agenda pelantikan dan apel Banser pada tahun 2017 ini mengusung tema Berkhidmat Membangun Lampung Tengah: Berkarya Untuk Kemandirian Ekonomi Pemuda, Berjuang Untuk Agama dan Negara.

“Dalam konteks kekinian, apel Banser se-Kabupaten Lampung Tengah bertujuan menjaga dan memperteguh kembali semangat (ghirah) soliditas dalam mengawal dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” imbuh alumni IAIN Jurai Siwo Kota Metro ini.

PKB Kab Tegal

Insya Allah, agenda pelantikan dan apel Banser mengundang para kiai pengasuh pesantren, pengurus NU Kabupaten Lampung Tengah, Pimpinan Pusat GP Ansor, Pimpinan Wilayah GP Ansor Propinsi Lampung, para mantan ketua pimpinan cabang GP Ansor Kabupaten Lampung Tengah, badan otonom di lingkungan NU Kabupaten Lampung Tengah, Bupati Lampung Tengah, Kapolres Kabupaten Lampung Tengah, Dandim 0411 Lampung Tengah, dan para tokoh masyarakat dan lain-lain. (Akhmad Syarief Kurniawan/Alhafiz K)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, RMI NU PKB Kab Tegal

Selasa, 16 Januari 2018

Awas, NKRI Sedang Dikepung Empat Kapitalisme Global!

Sleman, PKB Kab Tegal. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sedang dikepung oleh empat kekuatan kapitalisme global, yang secara pelan-pelan akan merongrong keutuhan NKRI, jika tidak dibentengi sejak sekarang. Empat kapitalisme tersebut adalah neoliberal, Islam radikal, sosial demokrat, dan neokomunisme. 

Hal tersebut disampaikan oleh Abdul Mun’im DZ, wakil sekretaris kenderal PBNU, ketika menjadi pemateri dalam Pelatihan Pelatih Tingkat Nasional Pencak Silat NU Pagar Nusa, Selasa (4/3), di Gedung Youth Centre, Tlogoadi, Mlati, Sleman, DI Yogyakarta.

Awas, NKRI Sedang Dikepung Empat Kapitalisme Global! (Sumber Gambar : Nu Online)
Awas, NKRI Sedang Dikepung Empat Kapitalisme Global! (Sumber Gambar : Nu Online)

Awas, NKRI Sedang Dikepung Empat Kapitalisme Global!

NU yang memang sejak awal selalu berada di garda terdepan demi keutuhan NKRI, akan selalu merasa siap untuk melakukan apapun demi keutuhan NKRI. “Jika dahulu yang disuarakan dalam NU adalah Kembali ke Khittah 1926, maka sekarang adalah saatnya mensuarakan Kembali ke Khittah NKRI,” tandasnya. 

PKB Kab Tegal

Menurutnya, meski terkadang NU nampak sering diremehkan, sesungguhnya NU memiliki kekuatan besar di Indonesia, khususnya dalam pertahanan NKRI. Bahkan lebih besar dan lebih disegani daripada pemerintah. Namun hal yang disayangkan adalah selama ini NU mudah terprovokasi. 

Ia pun menyitir kata-kata KH Abdul Wahab Hasbullah yang berbunyi: “Kekuatan NU ibarat senjata adalah meriam, betul-betul meriam. Tetapi digoncangkan hati mereka oleh propaganda luar yang menghasut seolah-olah senjata itu bukan meriam, tetapi hanya gelugu alias pohon kelapa sebagai meriam tiruan”.

PKB Kab Tegal

Ia mengajak semua pihak agar tidak mudah terprovokasi oleh hal-hal yang sebenarnya akan merusak keutuhan NU dan NKRI. Ia menghimbau agar NU tetap bersatu, kompak, dan solid, agar dapat selalu menjadi benteng dalam mempertahankan NKRI. 

Ia juga mengingatkan para anggota DPR agar membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat. 

Sementara itu, disampaikan Munim DZ, keempat kapitalisme global yang sedang mengepung NKRI tersebut masing-masing memiliki tujuan, metode, dan strategi sendiri-sendiri. Meski beberapa memiliki kemiripan. Berikut cuplikan penjelasan dari slide show yang ditampilkan oleh pemateri saat itu.

Pertama, neoliberal yang berasal dari USA. Tujuannya adalah terwujudnya demokrasi liberal, merebut pengaruh politik, dan menguasai sumber daya alam serta ekonomi yang ada di Indonesia. Kini, sumber tambang emas di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, sedang menjadi incaran dan rebutan antar negara-negara besar, seperti China, USA, Jerman, dan lainnya. 

Adapun metode yang digunakan adalah dengan mengangkat isu HAM dan lingkungan hidup, melakukan tekanan ekonomi, serta infiltrasi dan inovasi. 

Sedangkan strateginya adalah dengan mengubah atau mengganti UUD dan peraturan perundang-undangan lainnya, campur tangan berbagai konflik, dan mempengaruhi pola pikir.

Kedua, islam radikal yang bersumber dari Saudi Arabia. Tujuannya adalah mewujudkan khilafah Islamiyah, Negara Islam Indonesia (NII), dan menegakkan syari’at Islam.

Metode yang digunakan adalah dengan memasuki wilayah parlementer plus, yakni bidang sosial dan bawah tanah, serta mengatasnamakan jihad atau menggunakan teror. Adapun strateginya sama dengan yang digunakan oleh neoliberal.

Ketiga, sosial demokrat yang berasal dari Uni Eropa. Tujuan, metode, dan strategi yang digunakan kurang lebih sama dengan neo liberal. Namun di sini sosial demokrat memiliki strategi tambahan, yakni dengan mengusung teologi pembebasan dan melakukan dekonstruksi.

Keempat, neokomunisme. Tujuannya adalah untuk merebut kekuasaan politik, serta melaksanakan konsepsi PKI. 

Metodenya yaitu dengan motif balas dendam, menghancurkan tatanan sosial, menciptakan konflik vertikal maupun horizontal, serta dengan melakukan sabotase.

Adapun strategi yang digunakan adalah sama dengan neo liberal, dengan tambahan melakukan dekonstruksi. (dwi khoirotun nisa’/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Khutbah, Tegal, Amalan PKB Kab Tegal

Jumat, 12 Januari 2018

PMII Pabelan Gelar Pelatihan dan Pameran Desain

Solo, PKB Kab Tegal - Memperingati Haul ke-7 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Pabelan UMS, Solo, Jawa Tengah menggelar berbagai rangkaian acara, selama tiga hari, Selasa-Kamis (10-12/1).

Ketua PMII Pabelan, Abdul Aziz Chabiburrahman, menjelaskan acara ini dihelat bersamaan dengan perayaan setahun hari lahir komunitas Desain Santri Indonesia (DSINDONESIA).

PMII Pabelan Gelar Pelatihan dan Pameran Desain (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Pabelan Gelar Pelatihan dan Pameran Desain (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Pabelan Gelar Pelatihan dan Pameran Desain

“Acaranya sudah dibuka sejak kemarin, yakni Pameran & Gerakan "Desain Seikhlasnya”. Konsepnya para pengunjung bisa memesan sebuah desain. Setiap pemesanan desain bentuk Wpap, Vector, dan sebagainya akan dikenakan biaya seikhlasnya, dan biaya tersebut akan dialokasikan untuk orang yang kurang mampu di daerah Surakarta,” papar Aziz kepada PKB Kab Tegal, Rabu (11/1).

Kemudian, lanjut Aziz, pada hari kedua diselenggarakan "Pelatihan Desain bersama DSINDONESIA". Para pesertanya umum dari berbagai kalangan.

PKB Kab Tegal

“Sedangkan untuk acara penutup, kita adakan pentas seni dan doa bersama, dilanjutkan dengan kegiatan bagi-bagi nasi bungkus,” kata dia.

PKB Kab Tegal

Ditambahkan Aziz, lokasi acara dipusatkan di Griya Lentera, Sekretariat PMII Pabelan Jl. Kasuari No. 109 Perum Nilasari, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, Kajian, News PKB Kab Tegal

Jumat, 29 Desember 2017

Enam Tahun Terakhir, Anak Berhadapan Hukum Mencapai Angka 9.266 Kasus

Bogor, PKB Kab Tegal - Akhir-akhir jumlah persoalan anak di Indonesia cukup beragam. Hal yang paling menakutkan adalah Anak Berhadapan Hukum (ABH). Sepanjang tahun 2011 hingga 2017 terdapat 9.266 kasus. Dari tahun ke tahun, jumlah paling banyak yaitu pada tahun 2014. Di mana jumlah kasus ABH mencapai jumlah 2.208.

Paling tinggi kedua pada 2013 yaitu sebanyak 1.428 kasus. Tertinggi ketiga pada 1.413 kasus pada 2012.

Enam Tahun Terakhir, Anak Berhadapan Hukum Mencapai Angka 9.266 Kasus (Sumber Gambar : Nu Online)
Enam Tahun Terakhir, Anak Berhadapan Hukum Mencapai Angka 9.266 Kasus (Sumber Gambar : Nu Online)

Enam Tahun Terakhir, Anak Berhadapan Hukum Mencapai Angka 9.266 Kasus

Dari kasus tersebut terdapat anak yang sebagai pelaku. Jumlahnya pun tak kalah tinggi. Tercatat, pada tahun ini anak sebagai pelaku kekerasan seksual sebanyak 116 kasus. Sedangkan anak sebanyak korban, terdapat 134 kasus merupakan anak korban kekerasan seksual.

Menurut Komisioner Bidang Trafficking KPAI Ai Maryati Solihah, kasus ABH ini ternyata menimbulkan stigma di masyarakat. Secara tidak langsung, lanjut dia, hal tersebut menjadi penyumbang kekerasan psikis terhadap anak.

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

"Imbas paling parah dari stigmatisasi membuat anak melakukan bunuh diri," ucap Ai Maryati Solihah dalam Seminar Perlindungan Anak bersama Komisi VII DPR RI di Bogor, akhir pekan lalu.

Selain itu, anak dan perempuan adalah elemen paling rawan sebagai korban kekerasan. Diperlukan pandangan baru guna menghadapi hal tersebut di mana mulai hari ini masyarakat perlu berpikir positif dan mengucapkan hal-hal positif dimulai dari diri sendiri.

Tempat yang paling mudah untuk mengawali hal tersebut adalah dalam ruang lingkup keluarga terlebih dahulu. Serta, para orang tua perlu mendukung dan mengarahkan apa yang dilakukan oleh anak. Tanpa perlu justifikasi terhadap anak. "Justifikasi dari orang tua dapat menimbulkan anak tidak percaya diri dengan apa yang dilakukan oleh anak," katanya.

Kasus lainnya yang menjadi tren di antaranya, anak sebagai korban trafficking, anak korban prostitusi, anak korban eksploitasi seks komersial dan anak sebagai korban eksploitasi pekerja. Pada 2016 terdapat 340 kasus anak yang ditangani oleh KPAI. Jumlah paling tinggi adalah anak sebagai korban prostitusi, yaitu sebanyak 112 kasus. Selanjutnya, kasus anak sebagai korban eksploitasi sebanyak 87 kasus. Sedangkan anak sebagai korban perdagangan sebanyak 72 kasus.

Terakhir adalah anak sebagai korban eksploitasi seks komersial sebanyak 69 kasus. Pada tahun ini anak sebagai korban prostitusi masih cukup tinggi, yaitu sebanyak 83 orang. Selanjutnya adalah anak sebagai korban eksploitasi pekerja sebanyak 76 kasus.

"Sedangkan anak sebagai eksploitasi seks komersial sebanyak 66 kasus dan anak sebagai korban trafficking sebanyak 31 kasus," ungkapnya.

Diperlukan penanganan terbaik bagi anak, yaitu mementingkan kepentingan terbaik bagi anak tanpa ada diskriminasi. Partisipasi terbaik dari semua stakeholder dibutuhkan. Hal tersebut bertujuan guna menjaga kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak. Hal itu sudah dipertegas dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No 11/2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya  agar dapat  hidup, tumbuh, dan berkembang.

"Serta berpartisipasi secara optimal  sesuai dengan harkat martabat kemanusiaan, serta  mendapat perlindungan dari kekerasan  dan diskriminasi," pungkasnya. (Nita Nurdiani Putri/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, Anti Hoax PKB Kab Tegal

Kamis, 28 Desember 2017

NU, Nasionalisme dan Politik

Oleh Abdurrahman Wahid. Kenyataan politik di bawah kolonialisme Belanda menyadarkan aktivis gerakan Islam dan gerakan nasionalis sebelum masa kemerdekaan. Dari kesadaran itulah lahir berbagai gerakan Islam, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Walaupun ‘berbaju’ gerakan kultural, tapi lingkup pembahasan di kalangan mereka bersifat politis. Tidak heranlah jika para tokoh mereka juga berwajah nasionalis.

NU, Nasionalisme dan Politik (Sumber Gambar : Nu Online)
NU, Nasionalisme dan Politik (Sumber Gambar : Nu Online)

NU, Nasionalisme dan Politik

Dalam lingkungan gerakan-gerakan Islam di luar Indonesia muncul orang-orang seperti Jamaluddin al-Afghani, yang menyuarakan pentingnya arti kemerdekaan bagi kaum muslimin sendiri. Demikian juga halnya dengan berbagai gerakan Islam di negeri kita waktu itu. Apa lagi ketika H.O.S. Tjokroaminoto di Surabaya mengambil menantu Soekarno di tahun dua puluhan. Soekarno yang waktu itu sudah “terbakar” melihat nasib bangsa-bangsa terjajah, mulai mencari bentuk perjuangan politik untuk kemerdekaan bangsanya.

Memang, dalam waktu sepuluh-dua puluh tahun baru tampak hasilnya, tetapi bagaimanapun juga kiprah para pemuda itu menunjukkan arah yang jelas: menolak penjajahan dan menuntut kemerdekaan Kongres Pemuda 1928 nyata-nyata menunjukkan hal itu. Ini sekaligus merupakan pantulan hasrat kemerdekaan dari berbagai orang muda yang berasal dari berbagai daerah. Mereka mecita-citakanapa yang dikemudian dikenal sebagai Republik Indonesia. Mereka kemudian memimpin pembentukan apa yang kemudian hari dikenal dengan nama Bangsa Indonesia.

PKB Kab Tegal

Dua raksasa di lingkungan gerakan-gerakan Islam yaitu Muhammadiyah dan NU memimpin kesadaran berbangsa melalui jaringan pendidikan yang mereka buat. Walaupun Muhamadiyah merintis pendidikan yang ‘lebih banyak’ mengacu kepada hal-hal duniawi, seperti penguasaan pengetahuan umum, dan NU mengacu kepada pengetahuan agama, namun keduanya sangat dipengaruhi oleh apa yang berkembang di lingkungan gerakan nasionalis. Nasionalisme dalam arti menolak penjajahan, berarti juga pencarian jati diri sejarah masa lampau negeri sendiri.

Para pemuda mendapati bahwa sejarah masa lampau kawasan ini juga menyajikan hal-hal lain di luar ideologi nasionalisme, seperti pluralitas budaya dan rasa toleransi yang tinggi antara berbagai budaya daerah. Pada waktu bersamaan, di negeri lain muncul juga orang-orang seperti Mahatma Gandhi, Jawaharlal Nehru dan Sun Yat Sen.

PKB Kab Tegal

Sejak semula lahir juga di kalangan gerakan-gerakan Islam, mereka yang tidak memperdulikan nasionalisme. Mereka hanya mengutamakan perhatian kepada masalah-masalah keislaman belaka. Mereka melihat kepada hal-hal yang penting menyangkut kehidupan kaum muslimin belaka. Cukup lama terjadi ‘pemisahan’ antara kedua pihak. Dan kedua-duanya mengambil sikap tidak memperdulikan keadaan satu sama lain. Pembelaan Bung Karno di muka Pengadilan Negeri Bandung di tahun 1931, berjudul “Indonesia menggugat” seperti hanya di baca kalangan nasionalis saja, dan tidak oleh kalangan Islam.

Dalam keadaan seperti itu, rakyat kehilangan contoh-contoh mereka yang memberikan apresiasi terhadap perjuangan yang dilakukan. Jadilah “perjuangan Islam” seolah-olah terpisah dari gerakan nasionalisme.

Hanya hubungan kekeluargaan antara H.O.S Tjokroaminoto dan KH. M. Hasjim As’yari dari Tebu Ireng, Jombang saja, yang membuat persamaan itu hampir terlihat. KH. M. Hasjim As’yari memang menyadari bahwa secara kultural, gerakan Islam dan nasionalis berbeda satu dari yang lain, tetapi dari sudut ideologi berupa kebutuhan akan kemerdekaan, kita adalah satu bangsa. Di saat-saat menentukan seperti itu, apa yang dipikirkannya itu lalu disebarkan kepada sanak keluarga terdekat, dan kemudian kepada organisasi yang dipimpinnya: NU.

Tentu saja hal ini tidak berlangsung secara mulus. Bagaimanapun juga, sikap seperti itu masih menjadi pandangan minoritas. Tampak nyata ketika pandangan integratif yang menyatukan agama dan cita-cita kemerdekaan itu dibawa ke dalam lingkungan NU. Namun, di kalangan generasi muda NU, pemikiran seperti itu sudah mulai dapat diterima dengan baik.

Dalam tahun-tahun menjelang Perang Dunia II KH. Mahfudz Sidiq umpamanya, mengemukakan prinsip perjuangan "khaira ummah” (umat yang baik), yang diambilkan dari ayat Al-Qur’an: “Kalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan antara sesama manusia, karena kalian memerintahkan yang baik dan menolak yang tidak baik (kuntum khaira ummah ukhrijat lin n?s ta’m?r?na bil-ma`r?f wa tanhauna `anil-munkar). Pendapat ini dikemukakan, ketika ia dalam usia muda menjadi Ketua NU di tahun menjelang Perang Dunia II. Istilah itu ia gunakan untuk menunjukkan pentingnya memperkuat posisi ekonomi-finansial warga NU sendiri sebagai anggota gerakan Islam. Atau dapat dikatakan prinsip tersebut guna mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), yang akhir-akhir ini menjadi lebih penting lagi. Jelas dari gambaran itu, bahwa kalangan muda lebih memahami konteks kebangsaan. Cukup menarik bukan.

Sumber belum terlacak, Jakarta, 18 Maret 2007

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Quote, Amalan, Santri PKB Kab Tegal

Rabu, 27 Desember 2017

Ansor dan Banser Bondowoso Tegaskan Komitmen untuk Amalkan dan Amankan Pancasila

Bondowoso, PKB Kab Tegal. Pimpanan Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor dan Satkorcab Banser Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur mengadakan Apel Kesetiaan Lahirnya Pancasila 1 Juni. Apel Kesetian tersebut di ikuti 200 personil Banser dan Pimpinan Cabang (PC)-Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor dilaksanakan dilapangan Sekarputih Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso, Rabu (1/6) pagi.

Ketua GP Ansor Muzammil selalu inspektur Apel Kesetian kepada peserta Apel Kesetian mengatakan syukur alhamdulillah pada kesempatan pada pagi ini, pihaknya bisa melaksanakan momentum yang sangat bersejarah ini yaitu lahirnya Pancasila yang bertepatan tanggal 1 Juni 2016.

Ansor dan Banser Bondowoso Tegaskan Komitmen untuk Amalkan dan Amankan Pancasila (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor dan Banser Bondowoso Tegaskan Komitmen untuk Amalkan dan Amankan Pancasila (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor dan Banser Bondowoso Tegaskan Komitmen untuk Amalkan dan Amankan Pancasila

Muzammil mengatakan, saat ini bertepatan dengan 1Juni seluruh gerakan pemuda Ansor Se-Indonesia melaksanakan kegiatan serentak untuk mengikuti, melaksanakan, dan memperingati lahirnya pancasila.

“Semoga Pancasila bukan hanya kita amalkan, tetapi juga bisa kita jaga bersama-sama dari rongrongan kelompok pemecah belah bangsa,” harapnya.

PKB Kab Tegal

Selain itu, Ketua Kasat Satkorcab Banser Kabupaten Bondowoso Susilo mengatakan, Pancasila ini harga mati yang tidak bisa di tawar lagi. "Siapapun orangnya yang mencoba mengubah atau mengganti Pancasila dan NKRI, maka Banser merupakan garda terdepan untuk selalu menjaganya," tegas Susilo. (Ade Nurwahyudi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Amalan PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Minggu, 24 Desember 2017

Buku Biografi Pengarang Kamus Al-Munawwir Diluncurkan

Yogyakarta, PKB Kab Tegal. Kamus Al-Munawwir menjadi kamus yang legendaris di Indonesia. Hampir semua pengkaji Islam, mulai tingkat paling dasar sampai paling tinggi, tidak bisa lepas dari kamus bahasa Arab-Indonesia ini. Maka, ketika sang pengarang wafat, semua ingin tahu siapa sebenarnya pengarang tersebut, apa juga rahasia di balik lahirnya karya besar itu.

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu kini hadir dalam buku "KH A. Warsun Munawwir: Jejak Sang Pioner Kamus Al-Munawwir". Buku ini merupakan karya salah seorang santri santri Kompleks Q, Khalimatun Nisa dan Fahma Amirotul Haq.

Buku Biografi Pengarang Kamus Al-Munawwir Diluncurkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Buku Biografi Pengarang Kamus Al-Munawwir Diluncurkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Buku Biografi Pengarang Kamus Al-Munawwir Diluncurkan

Buku biografi tersebut diluncukan dan dibedah di Pesantren Al-Munawwir Kompleks Q, Krapyak, Yogyakarta, Senin (30/3) kemarin.

PKB Kab Tegal

"Kamus Al-Munawwir saat ini menjadi kamus penting tidak hanya digunakan di Indonesia, tetapi menjadi rujukan di Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, dan lainnya," ujar Dr. KH. Hilmy Muhammad, Pengasuh Pesantren Krapyak, yang juga Wakil Katib Syuriah PWNU DIY.

Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah NU (RMINU) DIY, KH Habib A Syakur yang merupakan santri ndalem Kiai Warsun juga memberikan testimoninya. Menuutnya, Kiai Warsun yang dipanggil “bapak” oleh santri-santrinya itu adalah orang yang rendah hati, bahkan sampai meninggalnya sekalipun.

PKB Kab Tegal

"Sampai khutbah saja, Bapak tidak berkenan meskipun saat itu sudah menjadi seorang kiai yang kesohor berkat Kamus Al-Munawwir yang ditulisnya. Itu semua karena memang seperti itulah sikap Bapak, tawadu," ujar pengasuh Pesantren al-Imdad tersebut.

Terakhir, KH Suhadi Chozin, Wakil Katib Syuriah PWU DIY, yang juga tangan kanan Kiai Warsun tak kuasa menahan air matanya ketika diminta bercerita tentang sosok KH Warsun yang telah mendidiknya hingga sukses seperti sekarang ini.

"Kalau saya ketemu Bapak, yang ditanya bukan soal ngaji. Karena memang kalau ngaji saya kurang. Bapak lebih sering bertanya tentang bisnis dan usaha yang saya jalankan. Mari kita kirim Fatihah untuk Bapak," tandas pengusaha El-U Grafika ini.

Selain sejumlah kiai yang memberikan testimoni tersebut, bedah buku ini dihadiri juga para alumni pesantren Al-Munawwir yang pernah ngaji kepada Kiai Warsun, di antaranya adalah KH. Munawwir AF (penulis buku Tradisi orang-orang NU), Sri Harini (santriwati angkatan pertama), dan Hindu Zakiyah (santriwati angkatan pertama).

Acara bedah buku ini merupakan rangkaian haul ke-76 KH. M. Munawwir, pendiri pesantren Krapyak Yogyakarta. (Rohim/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan PKB Kab Tegal

Selasa, 21 November 2017

Kenalkan IPNU-IPPNU Lewat Mopdik

Jepara, PKB Kab Tegal. Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mengenalkan peserta didik baru baik di MTs dan MA sederajat ke-IPNU-IPPNU-an lewat kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik (Mopdik).

Kegiatan yang dilaksanakan serentak di 15 kecamatan tersebut dimulai Kamis-Jumat (10-25/7) mendatang. Pelaksanaannya sesuai jadwal Mopdik di masing-masing madrasah yang ditangani Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU setempat.

Kenalkan IPNU-IPPNU Lewat Mopdik (Sumber Gambar : Nu Online)
Kenalkan IPNU-IPPNU Lewat Mopdik (Sumber Gambar : Nu Online)

Kenalkan IPNU-IPPNU Lewat Mopdik

Sasaran agenda tahunan tersebut adalah seluruh MTs dan MA di Kabupaten Jepara yang berjumlah 159, ditambah SMP, SMA dan SMK umum. “Materinya memang IPNU-IPPNU namun kami juga menyisipkan materi ke-NU-an dan ke-Aswaja-an,” kata M Khoironi, Ketua PC IPNU Jepara.

PKB Kab Tegal

Dihubungi via telepon, ia menjelaskan sisipan kegiatan tersebut untuk mengenalkan dan mendoktrin peserta didik tentang organisasi pelajar NU. “Harapannya mereka tidak mudah goyah saat dirong-rong ideologinya,” jelasnya.

PKB Kab Tegal

Ia mengatakan pemberian materi IPNU-IPPNU pada saat Mopdik merupakan momen yang tepat. Apalagi mayoritas madrasah yang ada di Jepara berbasis NU.

Beberapa tahun terakhir, pihaknya juga menggandeng sekolah umum SMP, SMA dan SMK baik negeri maupun swasta dengan kegiatan serupa. Hasilnya, sekolah yang digandeng memberikan respon positif. “Ini menjadi bukti IPNU-IPPNU bisa diterima sekolah diluar Maarif,” tambah Khoironi.

? ?

Ia berharap kerjasama yang dilakukan dengan madrasah maupun sekolah umum terus terjalin erat sehingga IPNU-IPPNU kian diminati pelajar. Khususnya pelajar di madrasah maupun pelajar di sekolah umum. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Lomba, Habib, Amalan PKB Kab Tegal

Minggu, 19 November 2017

Jalin Silaturahim Melalui Istighotsah

Probolinggo, PKB Kab Tegal. Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo memanfaatkan kegiatan istighotsah sebagai media untuk mempererat ikatan silaturahim antara pengurus MWC dan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan guru ngaji se Kecamatan Wonomerto.

Jalin Silaturahim Melalui Istighotsah (Sumber Gambar : Nu Online)
Jalin Silaturahim Melalui Istighotsah (Sumber Gambar : Nu Online)

Jalin Silaturahim Melalui Istighotsah

Ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Wonomerto Badrus Sholeh kepada PKB Kab Tegal, Ahad (6/10) mengatakan, istighotsah ini digelar dengan tujuan untuk mengamalkan ajaran tradisi ulama NU Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) dan mendoakan masyarakat. Selain itu juga untuk menyerapkan aspirasi segenap warga NU se Kecamatan Wonomerto.

“Istighotsah ini digelar secara rutin untuk selalu melestarikan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh ulama NU. Disini kami berdoa bersama-sama dengan harapan senantiasa diberikan kemudahan dalam segala hal sehingga dapat berkomunikasi dan koordinasi dengan baik kepada ranting dalam melaksanakan program kerja,” ungkapnya.

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut Badrus Sholeh meyakini bahwa kegiatan istighotsah tersebut akan semakin mempererat dan memperkokoh jalinan ikatan silaturahim diantara sesama pengurus NU dan Nahdliyin. Sehingga nantinya akan menumbuhkan rasa kebersamaan untuk bersama-sama membesarkan organisasi NU.

“Istighosah ini merupakan salah satu tradisi ulama NU yang harus terus dilestarikan. Jangan pernah meninggalkan tradisi-tradisi yang ada dan tetap berpedoman pada hal-hal yang telah dirumuskan oleh ulama NU. Sebab tradisi-tradisi ini merupakan simbol dan kekuatan untuk membesarkan NU di tengah-tengah masyarakat,” tegasnya.

PKB Kab Tegal

Menurut Badrus Sholeh, selain melakukan istighotsah, kesempatan berkumpul bersama tersebut juga dimanfaatkan oleh pengurus MWCNU Kecamatan Wonomerto berdiskusi untuk membahas program kerja sekaligus menampung usulan-usulan dari pengurus ranting.

”Usulan yang kita dapatkan nantinya akan dijadikan sebagai pedoman dasar dalam menyusun program kerja dalam rangka memberikan kemaslahatan kepada segenap warga NU Kecamatan Wonomerto pada khususnya dan Kabupaten Probolinggo pada umumnya,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian, PonPes, Amalan PKB Kab Tegal

Selasa, 07 November 2017

Muludan, Ansor Patebon Gelar Budaya Pengajian Teaterikal

Kendal, PKB Kab Tegal. Pimpinan Anak Cabang GP Ansor Patebon kabupaten Kendal bersama Dewan Kesenian Kendal meperingati maulid Nabi Muhammad SAW dengan pelbagai kegiatan mulai dari sema’an 30 juz Al-Quran, imtihan awwal TPQ 06 An-Nur Margosari. Sementara puncak peringatan maulid diisi dengan pementasan rebana, pembagian pohon, dan pengajian teaterikal bersama KH Amin Budi Harjono di halaman TPQ NU 06 An-Nur, Ahad (4/1) malam.

Ketua Panitia Maulid Nabi Muhammad SAW Ulul Azmi mengatakan, selain pembacaan maulid Simthud Durror juga ada beragam acara. Kegiatan puncak gelar budaya pengajian teaterikal diisi oleh musik sholawat dan puisi oleh Dewan Kesenian Kendal, Sedulur Caping Gunung Kendal, Penyair Sebumi Kelana Siwi Kristyaningtyas dan Narti Rikha, Penyair Semarang.?

Muludan, Ansor Patebon Gelar Budaya Pengajian Teaterikal (Sumber Gambar : Nu Online)
Muludan, Ansor Patebon Gelar Budaya Pengajian Teaterikal (Sumber Gambar : Nu Online)

Muludan, Ansor Patebon Gelar Budaya Pengajian Teaterikal

Peringatan maulid ini dihadiri jajaran pengurus PAC Ansor Patebon, Pengurus Dewan Kesenian Kendal, MWCNU Patebon, dan jamaah pengajian yang memadati halaman. Hujan yang menguyur, tidak mengurangi semangat mereka untuk memperingati puncak peringatan maulid Nabi Muhammad, Ahad (4/1) malam.

PKB Kab Tegal

“Semoga kegitan ini bisa menumbuhkan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad dan memahami kearifan budaya lokal. Sebab, sekarang ini banyak akidah yang tidak sesuai dengan kearifan NU yang telah lama membumi ke masyarakat,” tutur Ketua Ansor Patebon Sukarto.

PKB Kab Tegal

Sementara Kiai Budi Harjono membagikan pohon dan caping kepada para jamaah. Ia berpesan kepada mereka untuk nandur, menanam pohon. Sebab Indonesia merupakan paru-paru dunia. Sementara caping gunung merupakan tanda bahwa bentuk lingkaran sebagai manifestasi perwujudkan kehidupan ini. sedangkan lambang gunung menjadi puncak hubungan manusia dengan Allah Swt.

“Kita adalah bangsa yang beradab. Semua aktivitas terkait-paut dengan puncak hubungan dengan Allah, ungkapan sehari-hari yang terucapkan seperti ealah, oalah, ndelalah, walah. Ungkapan yang telah membudaya tersebut sebagai bentuk Illah yakni selalu berhubungan langsung dengan Allah,” ucap Kiai yang akab dipanggil dengan sebutan Kiai Budi. (Lukni Maulana/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, Anti Hoax PKB Kab Tegal

Jumat, 27 Oktober 2017

Halal Bihalal, Muslimat NU Peduli Anak Nasional

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (Muslimat NU) menggelar Halal Bihalal, Sabtu (23/7) di Pusdiklat Kemensos, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Penyelenggaraan kegiatan bersamaan dengan Hari Anak Nasional yang jatuh pada hari ini.?

Oleh karena itu, Mulimat NU mengundang ratusan anak untuk menghadiri kegiatan ini. Tak lupa, Muslimat NU juga mengundang Arya Permana (10). Bocah asal Karawang yang terkena obesitas ekstrim. “Ada 200 anak yang kita undang sebagai apresiasi kepada mereka dalam memperingati Hari Anak Nasional,” ujar Ketua Panitia Hj Sri Mulyati kepada PKB Kab Tegal.

Halal Bihalal, Muslimat NU Peduli Anak Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Halal Bihalal, Muslimat NU Peduli Anak Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Halal Bihalal, Muslimat NU Peduli Anak Nasional

Dalam acara yang dipenuhi suasana baju merah muda yang dikenakan sebagai dresscode para ibu Muslimat NU, Sri Mulyati menyampaikan substansi kegiatan yang ditekankan pada perhatian lebih yang harus diberikan oleh para orang tua kepada anak-anaknya.

“Kami mengajak kepada para ibu Muslimat NU dan para orang tua di seluruh Indonesia agar memberikan perhatian lebih kepada anak-anaknya. Merekalah masa depan kita dan bangsa Indonesia,” tutur dosen Pascasarjana STAINU Jakarta ini yang juga menjelaskan sekitar 500 undangan hadir dalam acara ini yang terdiri dari pengurus wilayah dan cabang yang ada di wilayah Jabodetabek.

PKB Kab Tegal

Muslimat NU memberikan bantuan dan apresiasi kepada anak-anak yang diundang dalam kegiatan ini. Menurut keterangan Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa, ratusan anak-anak ini berasal dari Yayasan Dinamika Indonesia yang berada di sekitar TPA Bantar Gebang, Bekasi.

“Mereka adalah anak-anak yang luar biasa dengan kondisi dan keadaan yang tidak mendukung,” ujar Khofifah saat memberikan sambutan. Dalam acara ini, Muslimat NU juga menghadirkan Qori pembaca ayat Al-Qur’an dari seorang anak.?

PKB Kab Tegal

Oleh Muslimat NU, ratusan anak diberikan bantuan berupa tas dan alat belajar lainnya. Selain itu, Muslimat juga memberikan penghargaan khusus kepada sejumlah anak berprestasi disamping kepada para guru dan kepala sekolahnya.?

Kepada bocah Arya, Khofifah juga memberikan penghargaan atas prestasi Arya di sekolah. Sebelumnya, kedatangan Arya dalam acara ini menarik perhatian para undangan yang hadir. Semua terlihat prihatin melihat kondisi Arya yang menanggung berat badan yang tidak wajar disaat dirinya masih anak-anak. Arya Permana hadir didampingi kedua orang tuanya.

Dalam kegiatan ini hadir Dewan Penasihat PP Muslimat NU Hj Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Hj Aisyah Hamid Baidlowi, Hj Mahfudzah Ali Ubaid. Hadir juga Dewan Pakar PP Muslimat NU Hj Huzaemah Tahido Yanggo, Hj Zaitunah Subhan, Hj Nabilah Lubis, serta para pengurus PP Muslimat NU. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, Pondok Pesantren PKB Kab Tegal

Rabu, 25 Oktober 2017

Kurikulum Itu Bernama Buya Ja’far

Riuh tepuk tangan menggema di gedung olah raga yang baru dua kali menjadi tempat perhelatan tahunan ini. Kiai Musthofa Aqil, seperti –entah sengaja atau tidak- menekan saklar bunyi tersebut, menggetarkan ribuan hati yang hadir, dan bagi para alumni,? menenggelamkan pada ingatan masing-masing.

“Jika saja tidak berkat Buya Ja’far, maka pesantren ini tidak akan seperti sekarang,” begitu, Kiai Musthofa, memberi penghargaan kepada kakaknya, Buya KH Ja’far Aqil Siroj.

Kurikulum Itu Bernama Buya Ja’far (Sumber Gambar : Nu Online)
Kurikulum Itu Bernama Buya Ja’far (Sumber Gambar : Nu Online)

Kurikulum Itu Bernama Buya Ja’far

Buya KH Ja’far Aqil Siroj -selanjutnya, Buya Ja’far-, merupakan nama paling sulung dari kelima putra KH Aqil Siroj, tokoh pendiri Majlis Tarbiyatul Mubtadi-ien (MTM) Pesantren Kempek, Cirebon, Jawa Barat. Secara berurutan, kelima putra tersebut disusul KH Said Aqil Siroj, KH Musthofa Aqil Siroj, KH Ahsin Syifa Aqil Siroj, serta paling akhir, KH Niamillah Aqil Siroj.

Kembali soal tepuk riuh penghargaan pada malam puncak peringatan Haul Almaghfurlah KH Aqil Siroj Ke-24 yang berlangsung hari Sabtu, 14 Desember 2013 yang lalu di Gedung Olah Raga (GOR) KHAS Kempek Cirebon itu, tentu tidak tanpa sebab. Selama 23 tahun, semenjak didaulat menggantikan ayahnya di tahun 1990, Buya Ja’far dikenal sebagai sosok yang gigih, istiqamah, penuh dedikasi dan semangat pengabdian yang tinggi.

PKB Kab Tegal

Banyak kenangan bersama Buya Ja’far, konon, komentar antar? alumni saat berkesempatan saling sapa di acara haul. Hampir sama, katanya, hari-hari bersama Buya Ja’far adalah hari-hari melatih jantung untuk berdetak keras sejak pagi? buta.

PKB Kab Tegal

Bangun pagi, tak boleh telat, sudah siap setoran nazam? Atau, akankah namanya disebut untuk giliran membaca keterangan kitab Alfiyah Ibnu Malik yang njlimet itu? Seperti itulah rasanya menghabiskan dua tahun bersama Buya Ja’far, dari kelas Alfiyah Ula dan Alfiyah Tsani di pesantren yang terletak di wilayah Cirebon bagian barat ini.

Buya Ja’far tidak akrab dengan waktu senggang, selain sebagai seorang pengasuh pesantren, dua periode dipercaya sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cirebon membuat langkah dan nafasnya seolah sama-sama menjadi derap semangat, tak kenal lelah, apalagi putus asa. Pukul 3 pagi, kata seorang putranya, Buya Ja’far sudah bangun untuk sembahyang barang dua rakaat. Subuh pun tiba, memimpin jamaah, mengajari santri kelas sorogan Al-Quran, disambung dengan pengajian Alfiyah Ibnu Malik mulai pukul enam.

Jika matahari sudah sedikit terangkat, usai sarapan, Buya Ja’far langsung berangkat memenuhi undangan masyarakat, atau siapa pun yang membutuhkan kehadirannya. Bukan sekadar urusan-urusan besar, Buya Ja’far tak sungkan menjadi wali nikah bagi siapa pun yang pernah mengaji kepadanya, atau saat? diminta menghadiri acara selametan, tahlil, begitu pun kendurian, di kampung-kampung sekitarnya.

Jelang sore hari, Buya Ja’far kembali ke kediaman, selalu begitu, tepat waktu, terkecuali saat terpaksa berada di luar kota untuk mengikuti agenda-agenda tertentu.

Boleh di bilang, pesantren Kempek Cirebon merupakan pesantren dengan basis pengajaran Al-Quran serta sepasang fan yang dikenal dengan istilah ilmu alat, Nahwu dan Sharaf. Maka di setiap jenjang kelasnya, para santri selalu disajikan pelajaran? dengan bingkai yang serupa. Puncaknya, dua tahun sebelum usai, santri harus bersama Buya Ja’far untuk mengkhatamkan Al-Quran, juga melunasi sebanyak 1002 bait nazam Alfiyah dalam bentuk hafalan.

Boleh dibilang juga, -di mata santri- Buya Ja’far adalah sosok yang galak, terlebih bagi kelas pengajian Alfiyah. Dalam mengaji, pertama-tama, paling tidak Buya Ja’far membacakan 2 sampai 5 nazam perhari, berikut keterangannya, besoknya, 2 sampai 3 nama akan disebut untuk membacakan nazam dan keterangan sesuai dengan apa yang Buya Ja’far berikan sebelumnya.

Yang menarik adalah, Buya Ja’far masih menggunakan kitab yang ia afsahi semasa menempuh pendidikan di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur puluhan tahun lalu, juga, santrinya, tidak diperkenankan untuk menganggap remeh dalam hal mengafsahi makna kitab, harus lengkap, tak boleh asal rujukan, jika hal-hal itu diabaikan, maka bersiaplah untuk menerima hukuman mencabuti rumput di lapangan asrama putri, berdiri 3 jam lebih, atau jika terlampau salah, tangkai kipas bambu mendarat di punggung telapak tangan, setidaknya, dua kali pukulan.

Tak sebatas itu, di mata Buya Ja’far, ilmu, berikut kemanfaatannya tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan ingatan dan daya nalar. Kebersihan adalah utama, hati, badan dan pakaian. Tak jarang, santri yang diketahuinya tak sempat mandi saat mengaji, akan dipaksa keluar dan pulang ke kamar. Maka wajar, jika hari-hari bersama Buya Ja’far dianggap sebagai hari-hari menegangkan, hari-hari melatih jantung untuk berdetak keras sejak pagi? buta.

Lalu apa yang menjadikan alumni Kempek terasa begitu tersekap rindu untuk selalu bertemu Buya Ja’far? Entahlah. Selain banyak hal yang tak bisa diungkapkan, paling tidak, ada beberapa poin yang karenanya bisa dianggap sebagai manfaat;

1.? ? ? Buya Ja’far pernah berkata; “Jangan berharap jadi orang sukses jika tidak mau capek dan lelah,”

2.? ? ? Mengaji kepada Buya Ja’far berarti menelusuri jalan panjang tentang pengabdian, kedisiplinan, keistiqamahan, dan kebersihan. Sesuatu yang kerap dibutuhkan santri sebagai modal dan tanggung jawab di tengah masyarakat.

3.? ? ? Kecintaan terhadap shalawat digambarkan dalam perkataan Buya Ja’far; “Dengan rajin bershalawat kepada Nabi, apapun yang dicita-citakan oleh kita, Insyaallah tercapai. Itulah sebabnya mengapa saya menekankan kepada para santri untuk rajin-rajin bershalawat,” [PKB Kab Tegal, 19/1/2013]

Dan masih banyak lagi yang oleh penulis sendiri layak dianggap sebagai kurikulum Buya Ja’far dalam mendidik dan mencita-citakan santrinya sebagai sosok yang tangguh, tahan banting, pekerja keras, tidak malas, namun tetap santun. []

?

SOBIH ADNAN, pernah nyantri di Pondok Pesantren Kempek, Cirebon.?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam, Pesantren, Amalan PKB Kab Tegal

Rabu, 18 Oktober 2017

Cara MA Plus Al-Hikam Cetak Siswa Peneliti

Sumedang, PKB Kab Tegal

Sebanyak 54 siswa kelas 12 MA Plus Al-Hikam Tanjungkerta, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (14/4), mengikuti kegiatan sidang karya tulis. Kegiatan tersebut memang sengaja dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab siswa setelah diberikan tugas penelitian dalam bentuk karya tulis.

Kegiatan yang dilaksanakan di aula MA Plus Al-Hikam ini berlangsung dengan sidang terbuka. Setiap peserta diuji hasil karya tulisnya oleh tiga orang penguji. Ketiga penguju tersebut berasal dari guru dan akan menguji materi tentang sistematika penulisan, isi karya tulis, dan teknik-teknik pengambilan data dalam menyelesaikan karya tulisnya.

Cara MA Plus Al-Hikam Cetak Siswa Peneliti (Sumber Gambar : Nu Online)
Cara MA Plus Al-Hikam Cetak Siswa Peneliti (Sumber Gambar : Nu Online)

Cara MA Plus Al-Hikam Cetak Siswa Peneliti

Kepala MA Plus Al-Hikam Sumpena Saripudin mengatakan bahwa kegiatan sidang karya tulis ini sudah menjadi program tahunan. Malahan kegiatan ini dijadikan sebagai salah satu syarat kelulusan di MA Plus Al-Hikam.

PKB Kab Tegal

Sumpena juga menuturkan bahwa banyak hal positif dari kegiatan pembuatan karya tulis ini. di antaranya menyiapkan karakter anak bangsa supaya selalu peka terhadap masalah di lingkungannya untuk dijadikan bahan penelitian dan dituangkan dalam bentuk karya tulis. Selain itu lulusan MA Plus Al-Hikam diharapkan mempunyai kelebihan tersendiri dalam bidang pembuatan karya tulis dan dapat belajar untuk mempertanggungjawabkan karya tulisnya.

PKB Kab Tegal

Saat ini di MA Plus Al-Hikam ada dua program studi. Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Selama enam bulan siswa diberikan waktu untuk membuat karya tulis dengan masalah sesuai dengan program studi yang diampu. Jurusan IPA masalah yang diteliti seputar alam, dan jurusan IPS meneliti permasalahan sosial.

Salah seorang peserta sidang Chacha Azhar Koswara menyambut hangat kegiatan ini. Chacha dalam karya tulisnya meneliti pembuatan roket. Roket yang dibuat dan ditelitinya pun ikut dipamerkan dalam sidang karya tulis ini. Banyak yang terkagum-kagum dengan hasil penelitiannya  Chacha tersebut.

"Saya bangga dengan sesuatu yang ditulis dalam karya tulis ini. Kegiatan karya tulis ini membuat saya semakin dewasa. Banyak hal-hal baru yang saya temui selama membuat karya tulis. Semoga kegiatan ini selalu istiqomah," tutur Chacha. (Ayi Abdul Kohar/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul, Kajian Sunnah, Amalan PKB Kab Tegal

Senin, 09 Oktober 2017

Khofifah Ajak Santri Terjun ke Berbagai Profesi

Mojokerto, PKB Kab Tegal - Pada acara Haflah Ikhtitamid Durus Pondok Pesantren Al-Amin, Mojokerto, Jawa Timur, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyampaikan tentang pentingnya melakukan diversifikasi profesi bagi alumni pesantren.

Selain memahami ilmu agama secara benar, kata Khofifah, santri juga dituntut untuk terus kreatif menghadapi tuntutan zaman.? Salah satu caranya adalah dengan menyebarkan alumni-alumninya ke berbagai profesi, sehingga pesantren pun pada akhirnya juga akan diuntungkan. Untuk itu, pesantren pun harus membekali santrinya dengan kemampuan yang beragam. Diharapkan kelak, para santri banyak yang mengisi berbagai profesi dari kemampuannya tersebut.

Khofifah Ajak Santri Terjun ke Berbagai Profesi (Sumber Gambar : Nu Online)
Khofifah Ajak Santri Terjun ke Berbagai Profesi (Sumber Gambar : Nu Online)

Khofifah Ajak Santri Terjun ke Berbagai Profesi

Haflah Ikhtitamid Durus? merupakan serangkaian acara wisuda yang diadakan setiap tahun oleh Pondok Pesantren Al-Amin, Mojokerto sejak tahun 2006. Sehingga, pada tahun 2016 ini, Pondok Pesantren Al-Amin telah meluluskan 11 angkatan alumni yang telah tersebar di berbagai universitas negeri, swasta dan pesantren terbaik di Indonesia. Banyak di antara para alumni yang tetap melanjutkan studi ilmu agamanya, namun banyak juga dari para santri yang belajar sains atau bahkan berwirausaha.

PKB Kab Tegal

Lebih dari itu semua, para santri harus bisa menangkap berbagai peluang ekonomi yang ada. “Allah tidak akan menurunkan rezeki berupa tumpukan dollar, atau tumpukan emas berkarung-karung dengan begitu saja. Namun harus ditangkap melalui ilmu,” ungkap Khofifah, Sabtu (30/7) malam.

KH Muthoharun Afif selaku pengasuh pondok pesantren Al-Amin pada kesempatan ini juga mengingatkan kepada para santri untuk terus memegang teguh ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah dan tidak lupa untuk terus berdakwah.

“Para pendiri pesantren Al-Amin, tidak ridha kalau kalian lepas dari Islam dan Ahlussunnah wal Jama’ah An Nahdliyah,” ucapnya. Selain itu, Kiai Muthoharun Afif berpesan agar para santri tetap berpegang pada tiga hal, yaitu masjid, dzikir, dan Al-Qur’an.? (Abdillah Muhammad/Mahbib)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, Anti Hoax PKB Kab Tegal

Senin, 11 September 2017

PMII Makin Diminati Mahasiswa di Kota Pariaman

Padangpariaman, PKB Kab Tegal. Eksistensi organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pariaman semakin mendapat perhatian mahasiswa di kota Tabuik ini. Hal ini terbukti makin banyak mahasiswa yang mengikuti Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) PMII yang digelar Komisariat Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syekh Burhanuddin Kota Pariaman, Sumatera Barat.

PMII Makin Diminati Mahasiswa di Kota Pariaman (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Makin Diminati Mahasiswa di Kota Pariaman (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Makin Diminati Mahasiswa di Kota Pariaman

Ketua Umum PMII Kota Pariaman Jupmaidi Ilham mengungkapkan hal itu ketika membuka Mapaba PMII, Rabu (6/1) di surau Tangah Padang, Pauhkambar, Padangpariaman. Menurut Jupmaidi, PMII sebagai organisasi mahasiswa terus berupaya menyiapkan mahasiswa yang kuliah di Kota Pariaman sebagai calon pemimpin masa depan.

"Di tengah lesunya minat generasi muda untuk mengembangkan potensi dirinya melalui organisasi, PMII Kota Pariaman terus berupaya mendorong mahasiswa agar berkreativitas melalui organisasi PMII ini. Sebagai mahasiswa, kita harus meraih sukses di kampus dengan menyelesaikan studi, namun sekaligus harus menempa diri dengan berproses di organisasi PMII ini," kata Jupmaidi yang sebelumnya? menjabat Sekretaris PMII Pariaman.

PKB Kab Tegal

Ditambahkan Jupmaidi, sebagai mahasiswa aktivis, dibutuhkan kreativitas, inovasi dan pemikiran baru terhadap masalah-masalah yang ada di sekitar mahasiswa. Kader PMII tentu dituntut untuk terus menempa diri dengan meningkatkan wawasan dan cakrawala berpikir yang lebih luas. Hanya dengan wawasan yang luas kader PMII bisa jadi pemimpin.

"Untuk meningkatkan wawasan kader, PMII Kota Pariaman beberapa waktu lalu sudah meresmikan perpustakaan di sekretariat. Diharapkan dengan adanya perpustakaan tersebut dapat dimanfaatkan kader PMII dalam meningkatkan wawasan. Selain itu, bagaimana kader PMII meningkatkan minat membaca buku untuk memperluas cakrawala pengetahuan," kata Jupmaidi.

PKB Kab Tegal

Ketua Komisariat PMII STIT Syekh Burhanuddin Paisal Amri Tanjung menyebutkan, Mapaba diikuti 25 orang peserta dari mahasiswa STIT Syekh Burhanuddin? yang berlangsung hingga Kamis (7/1) malam. Dari lima kali Mapaba yang sudah diadakan di masa kepemimpinannya, Mapaba kali ini yang terbanyak pesertanya. Peserta ini bertempat tinggal di Kota Pariaman dan Kabupaten Padangpariaman.

"Pelaksanaan Mapaba sengaja di hari libur kuliah. Sehingga dapat menyaring mahasiswa untuk lebih banyak mengikuti Mapaba," kata Paisal Amri, alumni Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan Pakandangan, Padangpariaman.(armaidi tanjung/abdullah alawi)

?

Keterangan Foto:

Ketum PC PMII Pariaman Jupmaidi Ilham berfoto bersama dengan peserta Mapaba usai pembukaan, Rabu (6/1).

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU, Amalan PKB Kab Tegal

Selasa, 15 Agustus 2017

‘Ngaji Live Streaming’ di Instagram @kiai_ku bersama KH Marzuki Mustamar

Malang, PKB Kab Tegal?

Saat ini perkembangan aplikasi media sosial mengalami perkembangan yang sangat pesat. Tak pelak, hal ini membuat media sosial selalu menyedot perhatian masyarakat dari berbagai kalangan. Contoh kecil misalnya, penggunaan aplikasi Instagram yang meningkat hingga dua kali lipat. Tidak kurang dari 22 juta penduduk Indonesia saat ini menggunakan aplikasi tersebut secara aktif.?

‘Ngaji Live Streaming’ di Instagram @kiai_ku bersama KH Marzuki Mustamar (Sumber Gambar : Nu Online)
‘Ngaji Live Streaming’ di Instagram @kiai_ku bersama KH Marzuki Mustamar (Sumber Gambar : Nu Online)

‘Ngaji Live Streaming’ di Instagram @kiai_ku bersama KH Marzuki Mustamar

Sadar akan hal tersebut, Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang mulai mengembangkan ‘Ngaji Live Streaming’ yang bekerja sama dengan Admin Instagram Santri (AIS) Nusantara. Dengan kajian berbagai kitab kuning, live streaming akan diasuh langsung Wakil Rais Syurian PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar.?

“Untuk awal, Ngaji Live Streaming ini akan disiarkan di akun Instagram @kiai_ku yang sudah menembus 58,3 k followers,” ujar koordinator dakwah bidang media sosial Ofic Sam, ujarnya beberapa waktu lalu.

Untuk jadwal ‘Ngaji Live Streaming’ sendiri adalah kajian kitab Mukhtarul Ahadits tiap ba’da Ashar, dan belajar Nahwu dengan kitab Alfiyah Ibnu Malik tiap ba’da Maghrib. “Karena jadwal Kiai Marzuki sangat padat, tentu jadwal juga menyesuaikan dan bisa berubah sewaktu-waktu,” tambah pria asli Malang ini.

PKB Kab Tegal

Ke depan khusus untuk pengguna facebook, ‘Ngaji Live Streaming’ juga bakal disiarkan langsung fanspage Media Santri NU. “Ini adalah ikhtiar sederhana kami sebagai santri untuk berbakti kepada kiai dan pesantren. Melalui teknologi kami yakin dakwah akan menjangkau lebih banyak jamaah,” pungkasnya. (Muhammad Faishol/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Kamis, 03 Agustus 2017

Anggota Banser Ini Koleksi Benda-benda Peninggalan Laskar Hizbullah

Temanggung, PKB Kab Tegal

Tak banyak pemuda NU yang memiliki hobi dan kesukaan unik seperti halnya yang dimiliki Edi Setiawan yang saat ini aktif sebagai Wakil Sekertaris Satuan Koordinasi Cabang (Satkorcab) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Anggota Banser Ini Koleksi Benda-benda Peninggalan Laskar Hizbullah (Sumber Gambar : Nu Online)
Anggota Banser Ini Koleksi Benda-benda Peninggalan Laskar Hizbullah (Sumber Gambar : Nu Online)

Anggota Banser Ini Koleksi Benda-benda Peninggalan Laskar Hizbullah

Edi mempunyai hobi mengoleksi benda-benda peninggalan dari Laskar Hizbullah yang sekarang masih tersisa seperti senjata, kostum, seragam dan perlengkapan lain yang dahulu dipakai dan digunakan oleh Laskar Hizbullah di masa perjuangan fisik menghadapi penjajah kolonial.

Dia berhasil mengoleksi perlengkapan Laskar Hizbullah mulai dari baju, celana, sarung, peci hitam khas Indonesia, dan juga pin Laskar Hizbulloh. Untuk pin, masing-masing mempunyai nilai tersendiri. Pin terbuat dari besi yang ditipiskan kemudian dicat dan mencantumkan lambang Hizbullah berupa gambar bulan dan bintang. Edi mendapatkan benda-benda bersejarah tersebut setelah melacak berbagai informasi.

PKB Kab Tegal

Pecinta dan pegiat sejarah di kalangan Ansor Temanggung ini juga mempunyai obsesi untuk bisa mengulas kembali fakta sejarah yang ada di daerah tempat tingalnya, di Kabupaten Temanggung terutama tentang sejarah bambu runcing yang sangat erat kaitannya dengan kiprah Laskar Hizbullah di masa perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

PKB Kab Tegal

Menurutnya, saat ini kesadaran generasi muda NU akan pentingnya sejarah masih belum tinggi. Masih banyak unsur dan jejak sejarah NU yang belum sepenuhnya tergali. “Bambu runcing adalah ikonnya kota Temanggung, banyak sekali orang tahu akan hal ini, namun masih jarang orang mengetahui akan sejarah dari masa kejayaan bambu runcing Ini,” tuturnya, Jumat (20/5).

“Di Kauman, Parakan, Temanggung, misalnya, ada pondok pesantren dan juga masjid Agung Parakan yang digunakan sebagai tempat penyepuhan bambu runcing saat itu. Diprakarsai oleh Kiai Subkhi. Daerah Parakan menjadi tempat yang ramai. Setiap malam banyak orang dari luar kota untuk bertemu dengan beliau untuk menyepuhkan bambu runcingnya itu, sebelum digunakan untuk melawan penjajah,” sambung Edi Setiawan.

Di antara data yang diperoleh pemuda yang berdomisili di Desa Kowangan Temanggung ini, ada salah satu mirid Kiai Subkhi bernama Istakhori Samany. Dia adalah salah satu santri Kiai Subkhi yang sering menerima wejangan-wejangan, juga amalan-amalan untuk penyepuhan bambu runcing. Setelah penjajah pergi dan benar-benar dinyatakan merdeka dari penjajahan, Kiai Subkhi kembali menjadi seorang petani biasa.

Kini yang tertingal adalah makam Kiai Subkhi yang ada di Parakan Kauman, Parakan, Temanggung. Sedang rumah muridnya, Istakhori Samani kini kosong. Pondok pesantren peninggalan Mbah Kiai Subkhi itu kini diteruskan oleh KH Haidar, putra KH Muhaiminan Parakan, seorang tokoh kharismatik di Parakan Temanggung. (M. Haromain/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Budaya, Amalan PKB Kab Tegal