Tampilkan postingan dengan label Warta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Warta. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 Februari 2018

NU Fokuskan Lima Hal Penanggulangan Bencana

Jakarta, PKB Kab Tegal
Pasca-bencana gempa bumi yang meluluhlantakkan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng), Nahdlatul Ulama (NU) memfokuskan pada lima hal penanggulangan bencana. Antara lain, bantuan logistik, bantuan kesehatan, rekonstruksi lembaga pendidikan (pesantren, madrasah) dan tempat ibadah (masjid dan musholla), penampungan anak yatim-piatu serta terapi spiritual pasca-traumatis.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Lembaga Pelayanan Kesehatan Nahdlatul Ulama (LPKNU), Dr Ing Bina Suhendra didampingi Koordinator Tim Tanggap Darurat, Avianto Muhtadi kepada PKB Kab Tegal di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (5/6)

Menurut Bina, begitu ia akrab disapa, menjelaskan, untuk bantuan logistik, pihaknya mendasarkan sesuai kebutuhan riil dan paling mendesak dari para korban bencana tersebut. Bantuan itu antara lain, makanan, minuman, pakaian, perangkat sholat dan pembalut wanita. "Sekarang yang paling mendesak dan dibutuhkan ya itu. Kita memberikan bantuan tidak berdasarkan perkiraan,” tandasnya.

Selain itu, kata Bina, saat ini pihaknya juga telah mempersiapkan susu dan bubur siap saji untuk anak-anak. “Kita siap 30 dus bubur siap saji dan susu untuk 5 ribu anak,” terangnya.

Untuk bantuan kesehatan, Bina menjelaskan, sejak hari pertama bencana tejadi, pihaknya telah memberikan pelayanan kesehatan keliling. Bantuan hasil kerjasama dengan sejumlah Rumah Sakit itu, melibatkan 10 dokter dan sejumlah perawat serta dibantu dengan 6 unit mobil ambulans. “Dalam minggu-minggu ini sudah melayani ribuan pasien, katanya.

Masih terkait dengan bantuan kesehatan, Bina menambahkan, pihaknya juga merencanakan pengadaan sanitasi dan air bersih. “Kita juga akan adakan sanitasi, seperti MCK (mandi, cuci dan kakus, Red) dan pengadaan air bersih,” jelasnya.

Sementara itu, rekonstruksi lembaga pendidikan (pesantren, madrasah) dan tempat ibadah (masjid dan musholla) akan dilakukan kemudian setelah penanganan tanggap darurat selesai.

“Rekonstruksi tempat-tempat ibadah dan terutama lembaga pendidikan akan dilakukan kemudian setelah masa tanggap darurat ini selesai. Untuk rekonstruksi pesantren dan madrasah sangat penting, karena di situ nyawanya NU,“ terang Bina.

Hal lain yang menjadi perhatian NU adalah nasib anak-anak yatim-piatu. Menurut Bina, mereka (anak yatim-piatu akan ditampung di pesantren-pesantren yang berada di bawah naungan NU. “Kita akan tampung mereka di pondok-pondok (pesantren, Red) milik NU di sekitar Jawa Tengan dan Jawa Timur,“ pungkasnya.

Trauma para korban bencana tersebut juga menjadi prioritas NU. Untuk hal ini, kata Bina, NU memiliki cara sendiri dalam menangani para korban trauma, yakni dengan terapi spiritual. Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan tahlil, dzikir dan taushiyah dari para ulama NU.

“Ini (tahlil, dzikir, taushiyah) cara dan tradisi yang dimiliki NU. Kalau cara ini dilakukan dengan konsisten dan konsekuen, Insya Allah, dalam waktu satu tahun mereka (para korban trauma) sudah bisa tenang,“ terang Bina. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pertandingan, Warta, Sunnah PKB Kab Tegal

NU Fokuskan Lima Hal Penanggulangan Bencana (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Fokuskan Lima Hal Penanggulangan Bencana (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Fokuskan Lima Hal Penanggulangan Bencana

Kamis, 15 Februari 2018

Orang-orang dari Pesantren dan Sepak Bola

Oleh Abdullah Alawi



Bagi kalangan pesantren, sepak bola merupakan olahraga populer. Jika tak punya lapangan, sepak-sepak bola dalam bentuk cucian yang dibuntal saja bisa jadi. Bahkan bola api dan durian pun disepak. Padahal kaki santri sama saja dengan manusia pada umumnya, terdiri dari daging dan tulang yang dibungkus kulit.  

Tak heran, lembaga pendidikan yang fokus sebenarnya adalah mendalami ilmu agama membuahkan pemain sepak bola di tingkat nasional. Tak banyak memang. Sebut misalnya M. Rafli Mursalim. Ia memperkuat Timnas Indonesia U-19. Membikin gol dalam hitungan detik. Mencetak hattrick. Bukan hanya dia, nama lain bisa disebut Evan Dimas. 

Orang-orang dari Pesantren dan Sepak Bola (Sumber Gambar : Nu Online)
Orang-orang dari Pesantren dan Sepak Bola (Sumber Gambar : Nu Online)

Orang-orang dari Pesantren dan Sepak Bola

Jika dicari angkatan lebih tua, Zaenal Arif, mantan penyerang Persib Bandung, pernah nyantri di sebuah pondok pesantren di Cikajang, Garut. Bahkan sempat juara Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat kecamatan.

Bacaan Al-Qur’an Zaenal Arif dipuji Ketua Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah atau asosiasi pondok pesantren NU, KH Abdul Ghofarrozin ketika pembukaan putara final Liga Santri Nusantara di GOR Pasundan, kota Bandung, Senin (23/10). Tak heran ia didaulat sebagai duta Liga Santri Nusantara tahun ini.  

Legenda Persija Jakarta, Nuralim, juga mengaku dekat dengan tradisi pondok pesantren karena ia selama 6 tahun belajar di Madrasah Ibtidaiyah Najahul Islam Bekasi. 

PKB Kab Tegal

Pondok pesantren juga melahirkan komentator sepak bola. Dalam hal ini adalah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Menurut pengamat sepak bola nasional, M. Kusnaeni, amatan sepak bola Gus Dur memiliki tempat tersendiri, yaitu pengamat sepak bola dengan pendekatan filosofis yang visioner.

Pengalaman pesantren tentang sepak bola juga dimuat dalam pengalaman pribadi (autobiografi) KH Saifuddin Zuhri pada Guruku Orang-orang dari Pesantren dan Rahmatullah Ading Affandi (RAF) pada Dongeng Enteng ti Pasantren

KH Saifuddin Zuhri biasanya, sepulang dari sekolah, sehabis makan siang dan shalat dzuhur, ada sedikit waktu bermain dengan teman-teman. Kalau tidak main sepak bola, main layang-layang atau cari ikan di sungai. 

Pada cerita itu pula ia memperkenalkan sosok Kiai Mursyid, seorang ahli ilmu agama asal kota Solo yang terampil bermain si kulit bundar. Tim mana pun yang dibela Kiai Musrsyid, bisa dipastikan mendapat kemenangan.  

PKB Kab Tegal

Sepak Bola sebagian dari Iman

RAF mengisahkan sepak bola kalangan pesantren lebih detil lagi. Tidak main-main, menurut dia, berdasarkan ucapan ajengan (istilah kiai di Sunda), menyebut olahraga sebagai bagian dari iman.  

“Ari olahraga teh, eta sabagian tina iman. Ku Gusti Allah urang teh dipaparin badan. Tah eta badan teh ku urang kudu diriksa, sangkan sehat. Salian ti ku dahar, ngariksa badan teh kudu ku olah-raga, sangkan sehat." (halaman 45). Artinya, olahraga itu sebagian dari iman. Allah telah memberi kita badan. Pemberian itu harus dijaga supaya sehat. Selain dengan makan, badan harus dijaga dengan olahraga agar sehat.

Maka pada buku tersebut dikisahkan, ajengan turut serta dalam permainan sepak bola bersama santrinya. Ia memakai sarung yang digulung lebih atas dari biasanya sehingga kelihatan celana sontognya (celana) yang panjangnya sampai ke betis, biasa digunakan di pesantren-pesantren Sunda.

Pernah ajengan tersebut bermain sepak bola. Pada sebuah insiden, ia tersungkur hingga ke pinggir lapangan oleh pemain lawan, yaitu santrinya sendiri. Ajengan sampai menderita sakit beberapa hari. 

Santri yang melakukan tindakan itu dimarahi santri senior. Bahkan isteri ajengan sampai mendatangi santri tersebut dan memarahinya. Lalu bola milik santri itu disitanya. Ajengan juga sempat marah kepada pelaku. 

Tapi beberapa hari kemudian, Ajengan meminta maaf kepada pelaku. Menurutnya, dia dan santri itu sama-sama pemain di lapangan. Dan itulah risikonya ketika bermain sepak bola. (halaman 44)

Malah basa tas ngaji, Ajengan kungsi mundut hampura ka Si Atok. Saurna, ‘Atok hampura ana, harita make ngambek, padahal ana oge nyaho, yen anta harita teu ngahaja ngadupak ana.’" (Selepas mengaji, Ajengan meminta maaf kepada Si Atok (santri yang menjatuhkannya saat bermain sepak bola). Ajengan berkata, ‘Mohon maaf ya, waktu itu saya sempat marah. Padahal saya tahu, kamu tidak sengaja melakukannya).”

Dari peristiwa itu, RAF menilai seorang ajengan itu sportif. 

Tentang olahraga, menurut ajengan tersebut bermanfaat dalam dua hal. “Saur Ajengan keneh, ari maen-bal teh saenyana mah, ngalatih lahir jeung batin. Lahirna atuh badan jadi sehat, batinna atuh pikiran jadi cageur. (halaman 45).

Menurut RAF, pikiran ajengan semacam itu seperti perkataan ahli-ahli olahraga modern. Hanya berbeda kalimat dan cara menyampaikan sementara maksudnya adalah mens sana in corpore sano (jiwa yang sehat berada pada badan yang sehat). (halaman 45).

Padahal ajengan tersebut, sebagaimana dikisahkan pada bagian buku tersebut tidak mengenyam perguruan tinggi. RAF menjelaskan profil ajengan seperti berikut: 

“Ajengan tidak pernah sekolah, tak pernah mendapat didikan universitas. Tapi aku yakin, ajengan yang tinggal di kampung itu orang pintar, orang yang otodidak. Caranya dia mengajar, meski dia tidak mendapatkannya dari buku, tapi mudah dimengerti. Meski sering membentak, tapi disegani santri-santrinya. Malahan jadi payung bagi orang-orang kampungnya. Penemuannya asli, bukan dari buku orang lain. Meski begitu, tetap dalam dan mengandung kebenaran. Luas pemikirannya, luhur penemuannya. Singkatnya, bukan orang mentah. Tidak banyak sekarang juga aku menemukan orang seperti ajengan. Pedoman dia, “Tafakur sejam, lebih berguna daripada shalat berjumpalitan enam puluh hari tanpa tafakur.” (halaman 8). 

Pesantren adalah gudangnya bakat apa pun, kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Hal itu karena santri di Indonesia, yang terhubung dengan NU saja sekitar 23 ribu pesantren dengan berjumlah jutaan santri. Selain diformat untuk mengerti pengetahuan agama dan menyebarkannya (berdakwah), di antara mereka pasti ada yang berbakat menjadi politisi, seniman, termasuk olahraga. 

Namun, masih kata Kiai Said, bakat-bakat santri itu masih hanya sebatas potensi, belum menjadi prestasi secara maksimal. 

Tak berlebihan pernyataan itu, karena penulis membuktikan sendiri pada putaran final Liga Santri Nusantara 2017 yang berlangsung di kota Bandung. Mantan pemain Timnas, Nuralim kaget melihat potensi-potensi sepak bola santri. Begitu juga Zaenal Arif. 

Di luar itu, penulis menemukan keunikan kesebelasan Darul Huda Ponorogo. Mereka tidak hanya membawa pemain ke Bandung, tapi mengangkut dua kuintal beras berikut juru masaknya. Namun, juru masak itu, ketika di lapangan menjadi tim dokumentasi live streaming yang bisa ditonton langsung oleh kiai dan sesame teman santrinya di Ponorogo. Mereka meliput dengan dengan mengenakan sarung dan berkopiah. Dan di antara mereka, ada yang menjadi reporter dan komentator.    

Bukankah santri itu, jika dikembangkan bakatnya akan menjadi wartawan televisi dan komentator sepak bola di kemudian hari?

Dari catatan itu, penulis mengapresiasi langkah Kemenpora RI yang bekerja sama dengan Rabithah Ma’ahid Islamiyah NU yang menyelenggarakan kompetisi sepak bola antarpesantren di seluruh Indonesia. Sejak digelar 2015, peserta liga itu makin bertambah. Tahun ini mencapai 22 ribu orang santri.

Penyelenggaraan liga itu, harus terus dilaksanakan diperbaiki untuk meningkatkan kualitas penyelenggara sendiri dan skill pemain. Apalagi tujuannya, selain menjadi ajang silaturahim antarsantri, liga itu berupaya memasok pemain sepak bola di Timnas Indonesia yang berakhlakul karimah. 





Penulis adalah salah seorang tim peliput Liga Santri Nusantara 2017 di Bandung yang dikirim PKB Kab Tegal 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ubudiyah, Ulama, Warta PKB Kab Tegal

Senin, 05 Februari 2018

Muslimat NU Sulsel Adakan Penyuluhan Berantas Narkoba

Makassar, PKB Kab Tegal?



Ketua Pimpinan Wilayah Muslimat Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan Majdah Agus Arifin Numang mengatakan, sebagai organisasi kemasyarakatan, sosial dan keagamaan, Muslimat NU memiliki tanggung jawab besar untuk memberantas narkoba.

Muslimat NU Sulsel Adakan Penyuluhan Berantas Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Sulsel Adakan Penyuluhan Berantas Narkoba (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Sulsel Adakan Penyuluhan Berantas Narkoba

Muslimat NU, kata dia, akan melakukan beragam cara untuk memberantas barang haram tersebut. Juga akan melakukan kerja sama dengan beragam kalangan.?

Seperti hari ini Selasa (18/10), Muslimat NU melakukan Penandatangan MoU dengan Yayasan Kelompok Peduli Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan Terlarang (YKP2N).?

"Dengan penandatanganan MoU ini, ke depan bersama YKP2N, Muslimat NU Sulsel akan menyusun program untuk mereduksi penderita narkoba atau korban penyalahgunaan," katanya pada kegiatan yang dirangkai dengan Penyuluhan Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan Terlarang di Auditorium KH Muhyiddin Zain Universitas Islam Makassar.

PKB Kab Tegal

Ia menambahkan, menurut data BNN, sekitar 40-50 orang meninggal per hari akibat penyalahgunaan narkoba. Tentunya hal ini menjadi PR bersama untuk bagaimana memberantas narkoba. Sebagai orang tua tentunya kita memiliki anak, kemanakan, dan cucu, sehingga bahaya narkoba harus kita lawan.?

Ketua Umum YKP2N A Sulolipu mengajak seluruh pengurus Muslimat NU Sulsel untuk berkunjung ketempat YKP2N.?

“Di sana kami telah merehabilitasi 17 anak-anak dan 18 orang dewasa. Tujuan kami adalah bagaimana korban penyalahgunaan narkoba bisa sembuh dan kita kembalikan ke lingkungan dimana seharusnya mereka tumbuh,” katanya.?

Ia berharap ke depan seluruh PW-PW Muslimat NU se-Indonesia menjalin kerja sama dengan kami, tentunya bersama-sama memberantas bahaya narkoba.

PKB Kab Tegal

Sementara Direktur Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Napza Kementerian Sosial RI Bapak Waskito terselenggaranya Penandatangan MoU antara ? dengan Yayasan Kelompok Peduli Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan Terlarang (YKP2N) dirangkaikan dengan Penyuluhan Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan Terlarang.

"Tugas mulia ini, tentunya bukan hanya tanggung jawab Pemerintah, tetapi hal ini menjadi tanggung jawab bersama, karena pada saat ini Indonesia darurat Narkoba," katanya.

Seluruh peserta akan mendapatkan materi tentang penyuluhan penyalahgunaan Narkoba dari beberapa ahli, diantaranya dari Kementerian Sosial RI, aktivis LSM, dan Kementerian Kesehatan RI.

Hadir pada kegiatan tersebut, ratusan pengurus Muslimat NU Sulsel, beberapa utusan Muslimat NU dari berbagai Kabupaten/Kota, para penyuluh Agama Kabupaten/Kota Makassar Maros, Pangkep, dan Gowa, utusan mahasiswa Universitas Islam Makassar, dan utusan beberapa Badan Otonom NU. (Andy Muhammad Idris/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pemurnian Aqidah, Warta PKB Kab Tegal

Minggu, 04 Februari 2018

PWNU Jateng: Sertifikasi Ulama Bentuk Kebingungan Pemerintah

Kudus, PKB Kab Tegal. Pengurus Wilayah nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa tengah  menilai sertifikasi ulama dan dai sebagai bentuk sikap kebingungan pemerintah dalam penanganan aksi radikal maupun teroris Oleh karenanya, Nahdlatul Ulama secara tegas menolak sertifikasi ulama atau dai yang diwacanakan Badan nasional penanggulangan terorisme (BNPT) tersebut.  

PWNU Jateng: Sertifikasi Ulama Bentuk Kebingungan Pemerintah (Sumber Gambar : Nu Online)
PWNU Jateng: Sertifikasi Ulama Bentuk Kebingungan Pemerintah (Sumber Gambar : Nu Online)

PWNU Jateng: Sertifikasi Ulama Bentuk Kebingungan Pemerintah

"Bila yang menjadi kerisauan pemerintah adalah dai  yang menimbulkan keresahan dan mendorong terjadinya radikal atau teror, tangkap saja! Apalagi  jumlahnya tidak banyak dan orangnya itu-itu saja," kata Ketua PWNU Jateng KH Moh Adnan, dalam acara Halal bi halal Badan Pelaksana Pendidikan Hasyim Asyari Kudus, Selasa (11/9).

Ia mengatakan ide BNPT ini membingungkan berbagai kalangan karena di masyarakat banyak sebutan dan kategori tokoh ulama maupun juru dakwah seperti dai panggung, khotib, dai radio atau tv, dan lainnya 

PKB Kab Tegal

"Jika semua juru dakwah diseragamkan harus bersertifikasi, korbannya akan bertambah banyak dari pada target untuk mengawasi atau membatasi gerakan dakwah orang-orang yang memprovokasi," tandas KH Moh Adnan.

Di depan ratusan guru madrasah tersebut, KH Adnan menegaskan peranan dan posisi Nahdlatul Ulama terhadap nasib Bangsa. Dikatakan, NU dari masa ke masa selalu tampil di depan dalam menjawab persoalan bangsa.

PKB Kab Tegal

"Termasuk saat muncul radikalisme dan terorisme, Nahdlatul Ulama tampil dengan mengusung konsep Islam rahmatal lil alamin," tandasnya.

Tetapi. ketika bangsa menghadapi problem multi komplek belakangan ini, imbuhnya, posisi NU sepertinya mengalami pergeseran tidak memahami atau mengambil inisiatif memecahkan persoalan kecuali secara parsial.

"Kalau  indonesia ini tidak menyelesaikan masalahnya dan Nu tidak memiliki kemampuan sebagaiamana yang dicatat sejarah, saya tidak hanya khawatir nasib NU melainkan juga nasib bangsa ini,"tegasnya..

Usai berceramah pada acara yang bertempat di aula MANU Hasyim Asyari 2 Karangmalang Gebog Kudus ini, KH.Moh Adnan mengunjungi kampus Akademi Kebidanan Muslimat NU di jl Lambao Bae Kudus. 

Redaktur   : Mukafi Niam

Kontributor: Qomarul Adib

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta PKB Kab Tegal

Rabu, 24 Januari 2018

Tradisi NU Bukan Budaya Sinkretis

Jakarta, PKB Kab Tegal. Tradisi NU bukan budaya sinkretis. Tradisi itu jelas dibawa oleh para penyebar Islam di Indonesia. Demikian diungkapkan sejarawan Agus Sunyoto saat berada di beranda PKB Kab Tegal, Gedung PBNU Jakarta, Selasa (17/4) malam lalu.

Tradisi NU Bukan Budaya Sinkretis (Sumber Gambar : Nu Online)
Tradisi NU Bukan Budaya Sinkretis (Sumber Gambar : Nu Online)

Tradisi NU Bukan Budaya Sinkretis

Pengetahuan yang beredar di masyarakat selama ini keliru. Mereka berasumsi bahwa tradisi NU seperti upacara tahlilan, yasinan, dan kendurian, atau ziarah kubur, mengadopsi dari tradisi agama Hindu.

Bagi Agus Sunyoto, penulis buku ‘Suluk Abdul Jalil, Perjuangan dan Ajaran Syaikh Siti Jenar’ yang berjilid-jilid ini, anggapan mereka ini salah. Ia, mengungkapkan berbagai literatur yang mendukung pernyataannya.

PKB Kab Tegal

Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seninam dan Budayawan (Lesbumi) NU ini memaparkan, tradisi NU itu misalnya upacara tahlilan. Upacara tahlilan ini diperingati masyarakat untuk yang orang meninggal dunia. Peringatan itu dilakukan 3, 7, 15, 40, 100, dan 1000 hari. Semua peringatan ini, dibawa orang-orang Islam dari Champa.

PKB Kab Tegal

Ia melacak bahwa tradisi NU berawal dari Walisongo. Walisongo membawa tradisi demikian dari negeri Champa, tambahnya. Sunan Ampel, dengan nama kecil Raden Rahmat, lahir 1401 M di negeri Champa. Champa adalah satu negeri kecil yang terletak kini di Kamboja. Sunan Ampel dari Champa membawa tradisi tahlilan.

Sebelum Walisongo datang, kerajaan Majapahit menguasai wilayah Nusantara. Menurut penyusun Atlas Walisongo ini, tradisi Tahlilan belum ada di tengah masyarakat. Jadi pernyataan bahwa tahlilan itu berasal dari budaya Hindu, awur dan keliru.

Upacara tahlilan itu berasal dari orang Islam. Islam Nusantara terpengaruh oleh orang Islam Champa. Sementara, tradisi Islam Champa terpengaruh oleh Islam Persia. Upacara Kendurian misalnya, itu berasal dari Persia. Kata ‘Kenduri’ sendiri adalah bahasa Persia kok. Jadi, upacara kenduri bukan dari bahasa Hindu, tukasnya.

Agus menulis buku yang baru terbit 2011 lalu, “Walisongo, Rekonstruksi Sejarah Yang Disingkirkan”. Dalam pengantar buku itu, ia mengatakan bahwa dalam literatur sejarah Indonesia, ada usaha sistematis untuk menghilangkan Walisongo. Buku barunya ini cukup kuat dalam meluruskan sejarah tradisi Islam Nusantara dengan referensi-referensi yang bisa dipertanggungjawabkan.

Menutup pembicaraannya dengan PKB Kab Tegal, Agus berpesan agar nahdliyin menggali lagi lembaran-lembaran sejarah dengan kritis. Karena, banyak sekali sejarah-sejarah yang ditulis oleh kaum orientalis untuk mengaburkan jejak Walisongo yang selama ini menjadi teladan umat Islam Nusantara, tambahnya.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Sunnah, Warta, PonPes PKB Kab Tegal

Minggu, 21 Januari 2018

LAZISNU dan UNU Sidoarjo Bagi-bagi Sembako ke Tukang Becak

Sidoarjo, PKB Kab Tegal. Pengurus Cabang Lembaga Amil Zakat Infak dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama (PC LAZISNU) Sidoarjo, Jawa Timur bersama Universitas NU Sidoarjo untuk yang pertama kalinya menggelar kegiatan bakti sosial bersama-sama. Bertempat di Jalan Monginsidi depan kampus Universitas NU Sidoarjo, sekitar 115 paket sembako dibagikan kepada abang becak yang ada di kota Sidoarjo.

LAZISNU dan UNU Sidoarjo Bagi-bagi Sembako ke Tukang Becak (Sumber Gambar : Nu Online)
LAZISNU dan UNU Sidoarjo Bagi-bagi Sembako ke Tukang Becak (Sumber Gambar : Nu Online)

LAZISNU dan UNU Sidoarjo Bagi-bagi Sembako ke Tukang Becak

Ketua PC? LAZISNU? Sidoarjo, Muhammad Ihsan mengatakan, kegiatan tersebut merupakan pilot project lembaganya bersama Universitas NU? Sidoarjo. Rencananya, akan ada banyak kegiatan bersama lagi.

"Ke depan akan kita bahas lagi kegiatan-kegiatan lain dengan UNU (Universitas NU Sidoarjo), karena kegiatan hari ini bisa dibilang berhasil," ungkap Muhammad Ihsan saat ditemui usai kegiatan berakhir, Jumat (9/9) sore.

Ia menambahkan, kegiatan? LAZISNU? akan fokus pada keterlibatan mahasiswa sebagai pelaksananya. Tujuannya untuk membentuk karakter mereka? agar memiliki kepekaan sosial. Selain itu, mengenalkan mereka pada program pengabdian masyarakat yang ada pada Tri Dharma Perguruan Tinggi.

PKB Kab Tegal

Meski paket sembako yang dibagikan tidak terlalu banyak, lanjut Muhammad Ihsan, keterlibatan mahasiswa merupakan bagian terpenting dari kegiatan tersebut, karena mereka adalah mahasiswa baru.

Peket sembako yang dibagikan juga merupakan sumbangan mahasiswa baru yang dikumpulkan saat orientasi mahasiswa baru bulan lalu. (Moh Kholidun/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Warta PKB Kab Tegal

Sabtu, 06 Januari 2018

Untuk Orang Tua, Ini Resep Miliki Anak Membanggakan

Jombang, PKB Kab Tegal

Orang tua mana yang tidak ingin memiliki anak sukses dan membanggakan. Namun tidak sedikit dari mereka yang keliru dalam mendidik anak serta menata diri sehingga keinginan ideal tersebut tidak dapat terpenuhi.

"Hal yang kerap salah dimengerti adalah bahwa orang tua dapat membentuk anak sesuai keinginannya," kata KH Shonhaji Mahfudh saat memberi mauidhah pada walimatul khitan di salah seorang warga di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (24/12) pagi.

Untuk Orang Tua, Ini Resep Miliki Anak Membanggakan (Sumber Gambar : Nu Online)
Untuk Orang Tua, Ini Resep Miliki Anak Membanggakan (Sumber Gambar : Nu Online)

Untuk Orang Tua, Ini Resep Miliki Anak Membanggakan

Menurut kiai asal Mojokerto tersebut, banyak kejadian yang memberikan jawaban bahwa bukanlah jaminan orang tua akan memiliki anak sesuai garis keturunan. "Kita buktikan ada Kanan yang merupakan anak dari Nabi Nuh, namun tidak beriman hingga akhir hayat," katanya.

PKB Kab Tegal

Demikian pula tidak ada jaminan mereka yang saat ini menjadi petani, maka anaknya juga kelak akan meneruskan profesi yang dikerjakan orang tuanya. "Hal ini juga berlaku bagi para anak kiai, ustadz dan seterusnya," ungkapnya.

PKB Kab Tegal

Lantas bagaimana cara agar anak bisa menjadi kebanggan? "Salah satunya adalah bahwa orang tua hendaknya melaksanakan perintah, serta menjauhi larangan Allah SWT," ungkapya. ?

Hal tersebut harus menjadi komitmen utama bagi orang tua, sebelum memberikan perintah kepada anak-anaknya. "Jadi jangan berharap anak-anak akan taat kalau ternyata orang tua belum melakukan kebaikan yang diperintahkan," pesannya. Karena itu, keteladanan sangatlah menentukan dalam mendidik anak, lanjutnya.

Hal lain yang harus dilakukan orang tua adalah riyadhah. "Ini bisa dilakukan oleh ayah atau ibu dan tentunya lebih baik kalau dilakukan oleh keduanya," sergahnya. Karena itu tradisi orang tua dulu yang melakukan puasa Senin dan Kamis sehingga memiliki anak yang dapat dibanggakan.

Kiai yang dalam cerahamnya banyak diselingi humor segar tersebut justru mempertanyakan komitmen orang tua dalam melakukan hal ini. "Mana ada jaman sekarang orang tua kemudian menjalankan puasa saat sang anak akan melaksanakan ujian," sergahnya. Demikian pula tambahan sugesti berupa bacaan khusus kepada anak saat akan menghadapi ujian dan sejenisnya.

Kalau riyadhah berupa puasa dan tambahan bacaan tidak dapat dilakukan secara kontinyu, maka kiai ini menawarkan kepada orang tua untuk menyempatkan shalat malam. "Tak perlu bacaan yang panjang, sekedarnya saja karena ini adalah kebiasaan yang berat," akunya.

Bila ternyata cara kedua ini belum bisa, maka yang dapat dilakukan para orang tua adalah dengan memperbanyak berdzikir. "Hal ini penting untuk mengimbangi pergaulan anak yang semakin liar di luar rumah," pesannya.

Kiai Shonhaji mengingatkan bahwa memang tidak mudah memiliki anak yang bisa dibanggakan. "Namun dengan sejumlah ikhtiar, anak idaman bukan tidak mungkin kita miliki asalkan benar-benar berusaha secara sungguh-sungguh," jelasnya.

Kepada hadirin, Kiai Shonhaji mengingatkan bahwa tidak sedikit para tokoh yang disegani lantaran memiliki prestasi dan karya besar justru lahir dari orang tua yang biasa-biasa saja. "Karena itu jangan kecil hati kendati kita adalah dari kalangan kebanyakan," pesannya. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Syariah, Warta, Kajian Islam PKB Kab Tegal

Jumat, 29 Desember 2017

MWCNU Jepara Gelar Pendidikan Kader Penggerak Ranting

Jepara, PKB Kab Tegal. Pengurus Majelis Wakil Cabang NU Jepara bekerja sama dengan PCNU Jepara mengadakan Pendidikan Kader Penggerak Ranting di pesantren Jabal Nur desa Bandengan kecamatan Kota kabupaten Jepara, Jum’at-Ahad (31/10-2/11). Sedikitnya 30 peserta utusan ranting NU berlatih menganalisan dan menggerakkan NU di desa masing-masing. 

Ketua penyelenggara Lukman Hakim mengatakan, kegiatan dilaksanakan sebagai tindak lanjut pelatihan kader penggerak ranting tingkat nasional di Jakarta. “Kegiatan ini bertujuan menciptakan kader NU di tingkat ranting yang mampu mengamalkan dan membela aswaja serta mampu mengelola sumber daya di desa,” terang Lukman.

MWCNU Jepara Gelar Pendidikan Kader Penggerak Ranting (Sumber Gambar : Nu Online)
MWCNU Jepara Gelar Pendidikan Kader Penggerak Ranting (Sumber Gambar : Nu Online)

MWCNU Jepara Gelar Pendidikan Kader Penggerak Ranting

Kegiatan tidak hanya berhenti di pelatihan. Beberapa rencana tindak lanjut telah dirancang semisal menggerakkan sumber daya infak dan sedekah, mengoptimalkan fungsi masjid dan musholla, pemberdayaan ekonomi, kaderisasi tingkat ranting, pelayanan kesehatan masyarakat, lailatul ijtima serta pengembangan pendidikan.

PKB Kab Tegal

Pihaknya menargetkan kegiatan ini usai sebelum Konfercab yang akan dilaksanakan 2015 mendatang. Bulan November dan Desember MWCNU yang siap melaksanakan kegiatan serupa yakni kecamatan Batealit dan Tahunan. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Warta, Habib PKB Kab Tegal

Minggu, 24 Desember 2017

Sujiwo Tejo: Beragama dengan Tersenyum itu Hanya Orang Pesantren

Jakarta, PKB Kab Tegal - Menguatnya radikalisme dan intoleransi yang terjadi di Indonesia khususnya dan di dunia umumnya menjadi persoalan yang perlu penanganan serius oleh berbagai pihak termasuk Nahdlatul Ulama (NU). Indonesia sebagai negara yang sangat beragam, baik agama, suku, bahasa, budaya dan lainnya, patut bangga terhadap keberadaan NU yang mempunyai basis pesantren untuk terus menjaga Indonesia dari radikalisme dan intoleransi tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Sujiwo Tedjo saat ditemui PKB Kab Tegal di Jakarta. Menurut pria yang akrab dipanggil Mbah Tejo ini, santri dan pesantren merupakan potensi dalam hal toleransi di Indonesia.

Sujiwo Tejo: Beragama dengan Tersenyum itu Hanya Orang Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Sujiwo Tejo: Beragama dengan Tersenyum itu Hanya Orang Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Sujiwo Tejo: Beragama dengan Tersenyum itu Hanya Orang Pesantren

“Kalau di pesantren atau NU diajarkan bahwa toleransi itu dari dulu sudah tinggi,” katanya seusai mengisi acara pembacaan puisi Gedung Graha Bakti Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (16/10) malam.

PKB Kab Tegal

Oleh karena itu, pria yang berprofesi sebagai dalang ini pun menganggap bahwa keberadaan santri sangat dibutuhkan Indonesia.

“Santri sangat dibutuhkan untuk kecenderungan global yang makin mengekstremkan (dalam hal) agama,” jelas pria kelahiran Jember, Jawa Timur ini.

PKB Kab Tegal

Pria berumur 55 tahun ini menyebut bahwa cara beragama yang dijalankan pesantren itu luwes, dan menebar rahmat.

“Beragama dengan tersenyum itu pesantren saja,” katanya.

Acara pembacaan puisi sendiri diselenggarakan Kementerian Agama dalam rangka memperingati hari santri yang ke-2 dengan tema Merawat Keberagaman dan Memantapkan Keberagamaan.

Turut menjadi pembaca puisi pada malam tersebut, Menteri Agama H Lukman Hakim Saifuddin, Kamaraudin Amin, Abidah El Kholiqie, Habiburrahman El Shirazy, Sosiawan Leak, KH Husein Muhammad, Jamal D. Ramah, Acpe Zam Zam Noor, Ahmad Tohari, Sutardji Calzoum Bachri, D. Zawawi Imron dan lain-lain. (Husni Sahal/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta PKB Kab Tegal

Selasa, 05 Desember 2017

KMNU UGM, Ketua Baru, Semangat Baru

Yogyakarta, PKB Kab Tegal. Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad yang bertepatan 6 juni 2012 kemarin dimanfaatkan oleh Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Universitar Gajah Mada (UGM) Yogyakarta untuk mengadakan rotasi kepemimpinan.

Bertempat di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta (6/6), KMNU UGM mengadakan pemilihan ketua baru sekaligus memperingati perjalanan kilat Nabi Muhammad Saw yang lebih dikenal dengan Isra’ Mi’raj dengan tema besar Syiarkan Kebesaran Dakwah Ahlussunnah wal Jamaah. Tunjukkan Jati Diri Bangsa.

KMNU UGM, Ketua Baru, Semangat Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
KMNU UGM, Ketua Baru, Semangat Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

KMNU UGM, Ketua Baru, Semangat Baru

Sebelum dhuhur, Gus Irwan Masduqi Mlangi didaulat sebagai pembicara dalam acara tersebut. Sedangkan KH Asy’ari Abta, Rais Syuriah PWNU DIY,  mengisi acara tersebut bakda dhuhur. Setelah itu, acara kemudian dilanjutkan dengan LPJ pengurus KMNU UGM Periode 2012/2013. 

PKB Kab Tegal

Setelah LPJ pengurus selesai, acara berlanjut dengan prosesi pemilihan ketua baru KMNU UGM Periode 2013-2014. Awalnya, ada banyak orang yang dicalonkan dalam pemilihan tersebut. Tetapi, pada akhirnya hanya menyisakan tiga orang. Dua untuk putra dan satu untuk putri. Calon-calon tersebut, yakni Puguh Imam al-Habib, Abdul Jalil, dan Muriyatul Qibtiyah. 

Sebelum proses pemilihan dilakukan, para calon ketua diminta untuk mengungkapkan visi dan misi ke depannya untuk kemajuan KMNU UGM. Setelah itu, akhirnya, dengan cara musyawarah mufakat Puguh Imam al-Habib didaulat sebagai ketua KMNU UGM yang baru. Seperti yang dikatakan sebelum pemilihan, Puguh akan menjaga eksistensi KMNU UGM sebagai sebuah komunitas bukan sebagai badan otonom. 

PKB Kab Tegal

“KMNU UGM ini kan sebuah komunitas. Jangan sampai dimasuki oknum-oknum yang tidak jelas. Jangan juga jadi Banom dan organisasi. Biarlah menjadi wadah kekeluargaan saja. Saya juga akan berusaha mendakwahkan NU di kalangan Universitas Gadjah Mada,” Ujar Puguh dengan tenang.

Semoga dengan ketua baru, KMNU UGM memiliki semangat baru juga. 

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Rokhim Bangkit 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta, PonPes, Pahlawan PKB Kab Tegal

Kamis, 30 November 2017

Kemenag-BI Kembangkan Layanan Keuangan Digital di Pesantren

Jakarta, PKB Kab Tegal. Kementerian Agama dan Bank Indonesia mengambil langkah strategis untuk memperkuat kesepahaman dalam pengembangan ekonomi pesantren dan penggunaan layanan keuangan digital (LKD). Penguatan ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (NK) tentang Koordinasi Pelaksanaan Elektronifikasi Pembayaran Bantuan Sosial antara Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dengan Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo di Jakarta, Kamis (26/05) seperti dikutip dari laman kemenag.go.id.

Kemenag-BI Kembangkan Layanan Keuangan Digital di Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemenag-BI Kembangkan Layanan Keuangan Digital di Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemenag-BI Kembangkan Layanan Keuangan Digital di Pesantren

Selain Menag, penandatangan NK dengan Gubernur BI juga dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar, serta Raden Harry Hikmat Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial yang mewakili Menteri Sosial.

Menag menyambut gembira Penandatangan NK ini, terlebih sebelumnya telah terjalin nota kesepahaman antara Kemenag dengan Bank Indonesia tentang Pengembangan Kemandirian Ekonomi Lembaga Pondok Pesantren dan Peningkatan Layanan Non Tunai untuk Transaksi Keuangan di Lingkungan Kementerian Agama yang ditandangani pada 5 November 2014 di Gedung Perwakilan Bank Indonesia wilayah IV Surabaya.?

Menurut Menag, NK yang kemudian dikenal dengan nama “Deklarasi Surabaya” itu ? memiliki dua substansi. Pertama, mendorong pondok pesantren sebagai penggerak sekaligus berperan sebagai instrumen sektor riil penguatan ekonomi berbasis masyarakat. Kedua, peningkatan transaksi keuangan non tunai baik yang menyangkut penyerapan anggaran berbasis APBN maupun transaksi keuangan di sejumlah mitra layanan di bawah binaan Kementerian Agama.?

Deklarasi Surabaya akan berakhir pada penghujung 2016 ini. Karenanya, Menag menyambut baik penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Koordinasi Pelaksanaan Elektronifikasi Pembayaran Bantuan Sosial yang merupakan perluasan dari Deklarasi Surabaya dengan menggandeng kementerian-kementerian terkait di dalamnya.

PKB Kab Tegal

Menag mengaku, setelah penandatanganan Deklarasi Surabaya, terdapat capaian-capaian yang cukup menggembirakan, di antaranya: peningkatan kapabilitas santri sebagai penggerak ekonomi berbasis masyarakat dan digitalisasi layanan keuangan. Selain itu, pondok pesantren kini secara bertahap juga telah melebarkan kiprahnya, tidak hanya melahirkan ahli agama Islam, tapi juga penggerak ekonomi berbasis masyarakat.

“Penggunaan Layanan Keuangan Digital (LKD) pada beberapa pondok pesantren telah memberikan ruang transaksi yang semakin mudah, dekat, dan tidak berbelit-belit,” papar Menag. ? Putera mantan Menag alm. KH Saifuddin Zuhri ini menyatakan bahwa penggunaan LKD merupakan solusi keuangan non tunai yang praktis terutama pada koperasi-koperasi yang ada di dalam pondok pesantren.?

Ke depan, Menag berharap pondok pesantren sebagai pusat kajian keilmuan fiqih muamalah dan ekonomi syariah mendapatkan ruang aplikatif yang lebih luas sehingga ? dapat menyelesaikan problem-problem transaksi ekonomi yang berkembang dewasa ini. Pesantren juga dapat menjadi model pengembangan keuangan syariah di tingkat mikro.?

PKB Kab Tegal

Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman ini, Menag optimis bahwa tata kelola Kementerian Agama berbasis APBN terutama pada akun bantuan sosial dapat meningkat akuntabilitasnya, karena penyalurannya menggunakan transaksi secara non tunai. Red Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta PKB Kab Tegal

Senin, 27 November 2017

Menko Rizal Ramli: Gus Dur Penggagas Poros Maritim

Jombang, PKB Kab Tegal. Universitas Hasyim Asyari Pesantren Tebuireng Jombang, Ahad (8/11) kembali mewisuda 356 mahasiswanya. Wisuda yang digelar di halaman gedung kampus anyar itu cukup istimewa karena dihadiri Menko Maritim, Dr Rizal Ramli.

Menko Rizal yang dikenal sebagai orang dekat Gus Dur ini sempat melakukan ziarah ke Makam Presiden KH Abdurrahman Wahid. Rizal mengatakan, Gus Durlah yang mengusulkan soal poros atau kawasan maritim. "Gus Dur mempunyai obsesi besar terhadap dunia maritim Indonesia. Saya sangat bangga, dan terharu, beliau Gus Dur makamnya sangat sederhana," ujarnya mengawali pidatonya.

Menko Rizal Ramli: Gus Dur Penggagas Poros Maritim (Sumber Gambar : Nu Online)
Menko Rizal Ramli: Gus Dur Penggagas Poros Maritim (Sumber Gambar : Nu Online)

Menko Rizal Ramli: Gus Dur Penggagas Poros Maritim

Dalam pidatonya sekitar 30 menit itu, Menko Rizal di hadapan ratusan Wisudawan juga mengingatkan alumni Unihasy yang dimiliki pesantren Tebuireng ini untuk tidak membela kepentingan asing jika menjadi pejabat nantinya. "Tidak boleh lagi bangsa kita diakali bangsa asing. Tidak boleh lagi ada pejabat membela kepentingan asing. Kita harus membela kepentingan rakyat dan kepentingan nasional kita," ujarnya mengingatkan.

PKB Kab Tegal

Menko Rizal menyatakan pihaknya yakin, alumni dan civitas akademik Unhasy mempunyahi keinginan yang sama dengan dirinya yakni agar kekayaaan alam Indonesia betul betul digunakan untuk sebesar2nya bangsa kita sesuai pasal 33 UUD 45.

PKB Kab Tegal

"Karena kita ingin Indonesia lebih hebat, lebih sejahtera untuk anak cucu kita mendatang. Supaya kita bangga sebagai bangsa Indonesia," imbuhnya seraya mengingatkan sejarah maklumat Resolusi Jihad KH Hasyim Asyari, pemuda-pemudi berjuang melawan belanda bangsa 10 November, sehingga banyak tokoh ulama yang gugur. (Muslim Abdurrahman/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta PKB Kab Tegal

Minggu, 26 November 2017

Ada Ansos Masyarakat Sekitar di Lakmud Pelajar NU UNNES

Semarang, PKB Kab Tegal?

Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi IPNU dan IPPNU Universitas Negeri Semarang melaksanakan Latihan Kader Muda (Lakmud) di Pondok Pesantren An Nur Candirejo, Tuntang, Kabupaten Semarang dengan tema “Transformasi Kader NU menuju Indonesia Mandiri”.?

Ada  Ansos Masyarakat Sekitar di Lakmud Pelajar NU UNNES (Sumber Gambar : Nu Online)
Ada Ansos Masyarakat Sekitar di Lakmud Pelajar NU UNNES (Sumber Gambar : Nu Online)

Ada Ansos Masyarakat Sekitar di Lakmud Pelajar NU UNNES

Kegiatan pengkaderan tingkat II yang dilakukan rutin setiap tahun tersebut diikuti 33 peserta yang terdiri dari mahasiswa IAIN Salatiga, mahasiswa UIN Walisongo, dan mahasiswa Unnes.

Pada kegiatan dari hari Jumat-Ahad, 16-18 Desember 2016, peserta diberikan beberapa materi, seperti ke-Aswaja-an dan Ke-NU-an, ke-IPNU IPPNU-an dan keorganisasian, wawasan kebangsaan, geopolitik kampus, dan teknik sidang. Pemberian materi lebih didominasi dengan berdiskusi. Selain itu, peserta juga meramaikan Final AFF 2016 bersama santri Pondok Pesantren An-Nur sebagai wujud cinta dan nasionalis terhadap bangsa Indonesia.?

PKB Kab Tegal

Dalam menumbuhkan rasa sosial dan kepedulian terhadap masyarakat, peserta diharuskan menganalisis keadaan masyarakat sekitar. Seperti yang diungkapkan Rizqia Wahyu Pangestu sebagai salah satu peserta Lakmud 2016 sekaligus Putri Lakmud Terbaik setelah acara usai.?

"Hal yang paling menarik adalah ketika kegiatan analisis sosial (ansos). Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dengan sub tema berbeda seperti ekonomi, sosial, adat istiadat, pendidikan dan sarana prasarana,” ungkapnya.?

Kegiatan ini, kata dia, selain mengasah kepekaan sosial juga mengajak peserta mengenal lingkungan tempat berkegiatan, bersosialisasi dengan warga sehingga membangun komunikasi yang baik antara PKPT IPNU IPPNU Unnes dengan warga Desa Candirejo.?

Kemudian hasil analisis sosial setiap kelompok dipresentasikan serta didiskusikan beserta kelompok lainnya.

PKB Kab Tegal

Seperti jargon Lakmud tahun ini, Bangkitku Kader NU Mandiri Indonesiaku, sebagai bekal menjadi kader NU yang mandiri, peserta diberikan tugas membuat Idea Concept Paper (ICP) sebagai salah satu konsep pembekalan kepada peserta Lakmud untuk dapat mengkonsep suatu ide/gagasan.?

Tidak hanya mengkonsep ide/gagasan, ICP akan di realisasikan setelah kegiatan lakmud usai. Kegiatan ini akan dilaksanakan secara continue setiap kelompok ICP. Yang akan di evaluasi setelah 1 bulan kegiatan lakmud.

“Harapan dari acara Lakmud ? nanti mampu menciptakan kader IPNU dan IPPNU yang berpegang teguh terhadap ajaran Islam Ahlussunnah wal-Jama’ah dan mempunyai kesadaran sosial tinggi,” tutur Akhmad Ridlo selaku ketua panitia acara tersebut. (Kamalia/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta, Nahdlatul PKB Kab Tegal

Jumat, 24 November 2017

Di Balik Mahbub Djunaidi, Ada Hasni

Siapa yang tidak kenal sang pendekar pena, Mahbub Djunaidi? Ya, dialah aktivis Nahdlatul Ulama yang sangat terus terang dalam bertutur dan bertindak. Ideologinya tercermin dalam kolom-kolom yang tersebar di berbagai media lokal dan nasional. 

Sebagai pendiri PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, april 1960), dia dipercaya menjabat Ketua Umum selama tujuh tahun. Kok lama betul? Karena di samping jago menulis, dia punya kemampuan ekstra mengatur gerak organisasi pada situasi sulit. Bung Mahbub punya keterampilan berorganisasi di atas rata-rata. Jangan tanya lagi apa perannya dalam pergerakan politik dan media massa jaman itu. Pokoknya dia sangat berpengaruh. Dalam tulisan ini, tidak lagi sanggup menceritankan karirnya, hingga Bung Mahbub tutup usia 1 oktober 1995 di Bandung.

Di Balik Mahbub Djunaidi, Ada Hasni (Sumber Gambar : Nu Online)
Di Balik Mahbub Djunaidi, Ada Hasni (Sumber Gambar : Nu Online)

Di Balik Mahbub Djunaidi, Ada Hasni

Namun adakah yang mengetahui seseorang di balik kemasyhuran Bung Mahbub di jagat perpolitikan, kewartawanan, dan kesusastraan? Dialah Hj. Hasni Asjmawi Djunaidi. Sang Istri yang baru saja wafat 18 September 2012, di usia 71 tahun.  

Mahbub mengenal Hasni di Bandung. Mereka saling kenal berkat Mustafa Mahdamy, paman Hasni yang juga sahabat Mahbub, dalam sebuah pertemuan inagurasi kader HMI 1958. Waktu itu Mahbub Ketua bidang Pendidikan PB HMI. Hasni Asjmawi adalah putri seorang anggota konstituante bernama Buya Asjmawi, asal Bukittinggi yang menetap di Bandung. Dan mereka menikah dua tahun kemudian, 24 September 1960, setelah mendirikan PMII. Pernikahan Mahbub dan Hasni dikaruniai lima orang anak, dua putera, tiga puteri. Fairuz, Tamara Hanum, Mirasari, Isfandiari dan Verdi Heikal.

PKB Kab Tegal

Mira Djunaidi, anak ketiga mengatakan, “Mama tidak pernah mengeluh terhadap apapun yang papa alami. Mama terima papa apa adanya. Papa jenaka, egaliter dan cerdas.”

Mira menambahkan dengan mengutip surat tahun 1978 yang ditulis Mahbub sewaktu dirawat di RSPAD dengan status tahanan politik, “Walaupun tidur berdesakan, walaupun tidur di lantai. Ketahuilah, kebahagiaan itu terletak di dalam hati, bukan pada benda-benda mewah, pada rumah mentereng dan gemerlapan. Benda sama sekali tidak menjamin kebahagiaan hati. Cintaku kepadamu semualah yang membikin hatiku bahagia. Hati tidak bisa digantikan oleh apapun juga.” 

PKB Kab Tegal

“Sebelum tinggal di rumah ini, kami belum punya rumah sendiri. Hidup masih mengontrak di Jalan Nilem. Hingga 1978, penerbit Al-Ma’arif memberikan kesempatan pinjaman mencicil rumah di Jalan Kleningan II. Kesulitan hidup datang silih berganti dan harus membesarkan lima anak. Namun papa tetap kuat pada pendirian menyampaikan aspirasi masyarakat dengan menulis kolom di berbagai media dan menggerakan organisasi. Mama selalu mendukung, namun soal tulisan, terkadang mama memberikan masukan agar tulisan yang dibuat lebih hati-hati. Biasanya Mama memperhalus gaya bertutur tulisan papa,” Mira bercerita.

Hj. Hasni memperhalus tulisan karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, Mahbub pernah dijebloskan ke penjara tanpa diadili. Mira mengungkapkan, “ketika papa ditangkap karena tuduhan subversif, mama sempat shock tapi tetap berusaha tenang. Papa dipenjarakan rezim Orde Baru 1971 di Nirbaya tanpa proses pengadilan. Papa jadi tahanan politik selama 2 tahun dan selanjutnya jadi tahanan rumah. Tidak bisa melakukan aktivitas menulis seperti sediakala. Dan mulai saat itu kesehatannya terganggu, menderita darah tinggi, sakit jantung dan gangguan pernafasan.” 

Selama dipenjara, diam-diam Mahbub menerjemahkan buku dan menulis novel. Hj. Hasni mengambil naskah tulisan tangan yang diuntel-untel pakaian kotor ke luar penjara. Setiba di rumah, Hj. Hasni mengetik salinan tulisan terjemahan menjadi naskah lembar demi lembar. Hussein Badjerei, sahabat baik Mahbub sejak kecil kerap membantu mengerjakannya. 

Demi menghidupi keluarga, Hj. Hasni berjualan makanan kecil di rumah. Berdagang apa saja, mulai kebutuhan harian dan pakaian. Mendidik dan membesarkan kelima anak bukan tugas mudah, namun perjuangan sebagai istri yang ditinggal sang suami merupakan tugas mulia dan harus dipikul. 

Ketekunan dan kesetiaan sang istri menyebabkan buku yang diterjemahkan di penjara berhasil diterbitkan. Antara lain, Road to Ramadhan karya Husen Haikal dan Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah karya Michael H Hart diterbitkan Pustaka Jaya. Buku tersebut termasuk buku terjemahan terlaris masa itu karena menempatkan Nabi Muhammad sebagai manusia pertama paling berpengaruh di dunia. Gaya terjemahan yang jenaka, tidak berbelit-belit dan kontekstual. 

Tahun 1979, atas tekanan Amnesti Internasional, Mahbub dibebaskan bersamaan dengan diterbitkannya Road to Ramadhan, berjudul Di Kaki Langit Gurun Sinai. Novel yang dikerjakannya dalam penjara adalah Angin Musim, diterbitkan Idayu Press, 1985. Di balik karya-karya tersebut, di dalamnya mengandung peran besar Hj. Hasni.

Sebagian besar para sahabat Mahbub sangat perhatian kepada Hj. Hasni sekeluarga. Ketika situasi sulit, mereka datang membantu. Mira menyebutkan di antara sahabat yang dekat dengan keluarga adalah, almarhum Fahmi D Saifuddin, almarhum M. Said Budairy dan Istri, KH Asad Samsul Arifin rohimahullah, Hussein Badjerei, Kemas Madani Idroes, dan Tionghoa peranakan bernama Rahmanto. 

“Saya kira, kita akan sangat sulit jaman sekarang menemukan persahabatan yang penuh ketulusan. Mereka sahabat papa, tulus mencintai kami hingga tutup usia. Begitu juga Gus Dur. Meski mereka berselisih pendapat sangat tajam, namun tetap saling menjaga persaudaraan. Gus Dur kalau ke Bandung menginap di rumah, dan memanggil Mahbub dengan Kak Abo,” sebut Mira.

Mira menuturkan, kesehatan Hj. Hasni mulai menurun setelah anak pertama dan terakhirnya meninggal. Fairuz, puteri pertama, meninggal 2006 karena menderita darah tinggi. Satu tahun sebelumnya, Verdi Haikal selepas lulus kuliah di ITB, mengidap penyakit infeksi jantung dan meninggal 2005. Hj. Hasni tinggal sendiri dan hanya ditemani seorang pembantu. Semenjak itu kesehatannya merosot. Pengapuran tulang leher, katup jantung mengalami kebocoran. Kadang pusing, mual dan sesak nafas. Karena mulai sakit-sakitan, Hj. Hasni rutin berobat ke rumah sakit. 

“Sebelumnya, mama dirawat tiga malam di rumah terdekat. Karena perlu perawatan khusus, lalu keluarga membawa mama ke RS Hasan Sadikin. Selama tujuh hari justru kesehatannya tidak membaik, dan pukul 05.00 dini hari, mama menghembuskan nafas terakhir. Keluarga memakamkan mama di pemakaman Assalam, Jalan Soekarno Hatta, berdekatan dengan papa, Fairuz dan Verdi. Semoga mama tenang di sisiNya,” tandas Mira sambil mempersilakan minum.  

Hj. Hasni lahir di Bukittinggi, 2 Januari 1941 dari pasangan Buya K.H. Asjmawi dan Ummi Hj. Fathimah Amin. Semasa hidup aktif di organisasi perempuan sayap NU, Fatayat dan Muslimat, Jawa Barat. Nenek dari delapan cucu, hingga menjelang akhir hayat Hj. Hasni masih mengikuti pengajian bersama ibu-ibu di majelis taklim sekitar rumah. Tahlilan tujuh hari wafatnya Alm. Hj. Hasni , Djunaidi jatuh pada Selasa, 25 September 2012 di kediamannya, Jalan Kleningan II No 1, Turangga, Bandung Selatan. (Abi S Nugroho, Aktivis Muda NU)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Cerita, AlaNu, Warta PKB Kab Tegal

Senin, 20 November 2017

Benarkah Narkoba Masuk Pesantren?

Oleh KH Ahmad Ishomuddin

Miris rasanya mendengar berita TV dan media cetak bahwa Komjen Budi Waseso (Kepala BNN) berencana mengumpulkan kiai dari seluruh Indonesia sebagai tindak lanjut dari adanya penyalahgunaan narkoba di pesantren di Jawa Timur. Saya berharap, mudah mudahan ucapan baik itu bukan untuk motif-motif politik yang tersembunyi.

Kepala BNN tentu tidak asal terima berita dan tidak asal membuat statemen yang bisa meresahkan umat Islam Se-Indonesia, khususnya warga NU, kepada lembaga pendidikan mana lagi umat Islam menyerahkan pendidikan putra putrinya jika benteng moral pondok-pondok pesantren justru runtuh dan berhasil dimasuki oleh sindikat narkoba?

Benarkah Narkoba Masuk Pesantren? (Sumber Gambar : Nu Online)
Benarkah Narkoba Masuk Pesantren? (Sumber Gambar : Nu Online)

Benarkah Narkoba Masuk Pesantren?

Sungguh menyedihkan jika pernyataan itu terbukti benar adanya, mengingat bahwa seluruh santri dan para kiai adalah manusia yang paling menjauhi minuman keras (miras), apalagi sampai menyalahgunakan narkoba, rasa-rasanya sebuah tuduhan dan rasa kuatir berlebihan yang jauh panggang dari api. Pondok pesantren selama ini adalah lembaga pendidikan agama Islam yang sudah terbukti dan berhasil mencetak generasi bangsa yang religius, berakhlak mulia dan punya jiwa nasionalisme yang tinggi.

Komjen Budi Waseso selaku Kepala BNN harus bisa membuktikan siapa kiai, santri dan tunjukkan pesantren mana di Jawa Timur yang menyalahgunakan narkoba. Berita tersebut tidak perlu dibesar-besarkan sehingga seolah penyalahgunaan narkoba di dunia pesantren sudah demikian massif. Sebab, pasti tidak masuk akal jika main pukul rata bahwa semua pesantren "dicurigai" atau dikuatirkan akan menjadi pusat peredaran narkoba yang oleh karenanya para kiai dari seluruh Indonesia perlu dikumpulkan.

Justru seluruh jajaran pemerintah, seperti Polri, Dirjen Bea Cukai dan lain-lain termasuk BNN sebagai leading sector nasional harus lebih optimal dan serius bekerja untuk mencegah dan memberantas maraknya produksi dan peredaran narkoba di seluruh Indonesia. BNN bersama Polri seharusnya lebih fokus dan rutin menangani dengan lebih tegas dan keras sindikat-sindikat atau mafia besar narkoba yang kini sudah memasuki fase paling membahayakan seluruh anak bangsa. Penegakan hukum harus lebih serius dan hukuman yang berefek jera wajib dijatuhkan kepada siapa pun--tanpa pandang bulu dan tebang pilih--yang terbukti memproduksi, mengedarkan atau menyalahgunakan narkoba.?

PKB Kab Tegal

Pasti kita semua sepakat bahwa penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) adalah musuh bersama dan karenanya menjadi tanggungjawab bersama. Perlu komitmen bersama yang bersifat nasional untuk lebih serius bekerjasama untuk mengoptimalkan pemberantasan narkoba.

Saya, sebagai Rais Syuriah PBNU, masih yakin seyakin-yakinnya, bahwa para santri dan para kiai di seluruh Indonesia terus bersatu menjadi benteng keutuhan NKRI yang mampu melindungi diri sendiri keluarga dan masyarakatnya dari serangan bertubi sindikat dan mafia narkoba. Saya percaya, Komjen Budi Waseso akan bekerjasama dan akan terus berkoordinasi untuk memberantas narkoba berdasarkan skala prioritas, memberantas tuntas yang kelas kakap hingga yang kelas teri tanpa tebang pilih.

Kepala BNN boleh mencemaskan isu masuknya sindikat narkoba ke dunia pesantren, tetapi tidak boleh dengan kecemasan yang berlebihan.

Selamat bertugas berat Bapak Komjen Budi Waseso, semua kiai tahu bahwa tugas nahi? anil munkar? (mencegah kemungkaran) itu jauh lebih berat dan beresiko dibandingkan sekedar? amru bil ma’ruf? (memerintahkan kebajikan).



PKB Kab Tegal



Penulis adalah Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)





Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pemurnian Aqidah, Kyai, Warta PKB Kab Tegal

Sabtu, 18 November 2017

RSNU Jombang Milik Umat

Alhamdulillah pada Sabtu (10/03/12) Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Jombang telah dibuka dan diresmikan. Berikut ini sambungan profil RSNU yang disarikan dari beberapa bahan termasuk wawancara dengan Rais Syuriah PCNU Jombang, KH Abd. Nashir Fattah.

RSNU Jombang berbentuk badan khusus yaitu perseroan terbatas (PT) yang digagas dan direalisasikan oleh PCNU Jombang untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga NU Jombang khususnya dan kepada masyarakat Jombang pada umumnya. Gagasan pendirian rumah sakit tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2008 yang lalu, dan baru bisa direalisasikan pada akhir tahun 2010. Realisasi pembangunan ini terkait dengan berbagai persoalan, baik yang bersifat teknis maupun persoalan yang bersifat strategis.

RSNU Jombang Milik Umat (Sumber Gambar : Nu Online)
RSNU Jombang Milik Umat (Sumber Gambar : Nu Online)

RSNU Jombang Milik Umat

Sedangkan pemilihan bentuk badan hukum perseroan terbatas dilakukan setelah melalui kajian yang cukup panjang, dengan berbagai pertimbangan. Untuk memantapkan bentuk badan hukum RSNU, PCNU Jombang melakukan langkah-langkah yang cukup cermat. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain melakukan studi banding ke berbagai rumah sakit yang sudah berdiri, terutama yang dimiliki oleh organisasi masyarakat semacam NU, kemudian melakukan kajian berkaitan dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing bentuk badan hukum (yayasan, perkumpulan dan perseroan terbatas), dilanjutkan dengan melakukan konsultasi dengan struktur NU, baik yang ada di Pengurus Besar Nahdlaltul Ulama (PBNU), Pengurus Wilayah Nahdlaltul Ulama (PWNU) Jawa Timur, serta dengan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama’ (MWC-NU) yang ada di kecamatan seluruh Jombang. Hasil dari semua langkah-langkah tersebut, terakhir ditetapkan dalam Rapat Pleno PCNU Jombang.

Pembangunan rumah sakit yang diberi nama Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) ini bisa dilakukan berkat kerja secara bersama-sama semua unsur, terutama warga Nahdlatul Ulama Jombang yang dengan ikhlas menyumbangkan sejumlah uang yang digunakan untuk pembelian tanah yang selanjutnya diwakafkan untuk pembangunan rumah sakit.

PKB Kab Tegal

Disamping sumbangan dari warga Nahdlatul Ulama, pembangunan rumah sakit ini juga disumbang oleh pemerintah, baik pemerintah pusat, provinsi maupun pemerintah kabupaten. Juga yang tidak kalah besar sumbangannya adalah dari warga NU yang aktif di partai politik. Semua sumbangan itu menjadikan rumah sakit betul-betul menjadi milik masyarakat, khususnya masyarakat Nahdlatul Ulama.

PKB Kab Tegal

Karena itu, pernyataan bahwa, “RSNU ini adalah milik umat NU, tidak boleh berpindah tangan ke pihak diluar NU dan, tidak boleh dimiliki atau dikuasai oleh perorangan”, harus selalu didengungkan dan sebarluaskan. Sehingga pernyataan atau slogan tersebut akan tertanam dalam kesadaran umum atau kesadaran seluruh warga Nahdlatul Ulama’, yang akhirnya seluruh warga NU akan menjaga aset tersebut benar-benar menjadi milik umat, tidak dipindah tangankan kepada pihak-pihak lain diluar Nahdlatul Ulama, serta tidak dikuasai oleh orang perorang baik pengurus NU sendiri, warga NU atau orang-orang di luar Nahdlatul Ulama’.

Berdasarkan pengalaman, banyak sekali aset yang seharusnya menjadi milik Nahdlatul Ulama’ berpindah tangan menjadi milik organisasi lain atau badan lain, dan juga tidak sedikit yang ‘dikuasai’ oleh orang per-orang. Bukankah apa yang kita pegang saat ini di Jam’iyah Nahdlatul Ulama’ adalah amanah dari para pendiri dan para pendahulu kita. Amanah untuk menjaga dan melestarikan, baik tradisi-nya maupun seluruh hal yang ada di dalam organisasi, termasuk aset yang dimiliki.

Pola Hubungan RSNU dan PCNU

Yang pertama, berkaitan dengan pola hubungan antara PCNU dengan RSNU, adalah “tidak boleh ada rangkap jabatan di PCNU dan RSNU”. Semua unsur dalam PCNU tidak boleh merangkap jabatan atau terikat pekerjaan dalam RSNU. Ini artinya: jika ada person PCNU yang berkehendak untuk menjadi direksi atau pengelola atau pegawai RSNU, maka yang bersangkutan harus mundur atau diberhentikan dari PCNU, begitu juga sebaliknya.Prinsip yang pertama ini penting agar jangan sampai ada konflik kepentingan antara PCNU dengan RSNU. Konflik kepentingan yang dimaksud di sini adalah terjadinya konflik dalam diri seseorang berkaitan dengan kepentingan yang berbeda mengenai persoalan yang sama dalam organisasi yang berbeda.

Yang kedua, penetapan Komisaris RSNU dari unsur PCNU harus dilakukan melalui Rapat Pleno PCNU. Sebagaimana yang kita ketahui, Rapat Pleno PCNU adalah alat organisasi dalam mengambil kpeutusan-keputusan di bawah Konferensi Cabang (Konfercab) dan Musyawarah Kerja Cabang (Musykercab). Pengurus yang terlibat dalam Rapat Pleno PCNU diatur dalam Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama’ Pasal 13 Ayat (3) Point (f), yang menyatakan bahwa unsur PCNU terdiri Mustasyar, Syuriah dan Tanfidziyah dan unsur gabungan yang dinamakan Pengurus Cabang Pleno.

Unsur PCNU dalam Komisaris RSNU adalah orang yang ditetapkan dalam Rapat Pleno Cabang, karena itu tidak secara otomatis komisaris dari unsur PCNU tersebut adalah Ro’is Syuriah atau Ketua Tanfidziyah. Rapat Plenolah yang akan menggodok dan menguji tentang kemampuan dan kepatutan seseorang dari unsur PCNU yang akan menjadi komisaris. Hal ini patut dilakukan karena belum tentu Ro’is Syuriah PCNU memiliki kemampuan dan kepatutan dalam mengawasi jalannya pengelolaan rumah sakit.

Konsekuensi dari prinsip ini adalah: Ro’is Syuriah bukanlah pengambil keputusan tertinggi dan terakhir dalam RSNU. Pengambil keputusan tertinggi dalam RSNU adalah Komisaris yang salah satunya adalah unsur dari PCNU. Dalam menjalankan tugas sebagai komisaris, unsur dari PCNU membawa mandat dari Rapat Pleno Cabang. Karena itu Rapat Pleno Cabang bisa memberhentikan komisaris dari unsur PCNU jika dirasa tidak bisa membawa mandat Rapat Pleno Cabang.Karena menurut Anggaran Dasar (AD) Nahdlatul Ulama, Syuriah adalah pimpinan tertinggi Nahdlatul Ulama, dan tentu juga sebagai pengambil keputusan tertinggi. Karena jika tidak ditegaskan di sini, dikhawatirkan nantinya Syuriah PCNU sebagai pimpinan tertinggi PCNU, tanpa melalui Rapat Pleno Cabang membuat keputusan-keputusan yang menyimpang dari prinsip-prinsip yang tertulis di atas.

Itulah prinsip-prinsip dasar yang harus kita jalankan dalam mengelola RSNU. Prinsip-prinsip tersebut dibuat berdasarkan pengalaman kita sebagai warga Nahdliyin, baik yang ada di jombang maupun di wilayah-wilayah lain, yang banyak mengelola berbagai badan atau unit pendidikan. Pengalaman-pengalaman tersebut digali kemudian disesuaikan dengan berbagai peraturan yang berlaku.

Redaktur : A. Khoirul Anam

Penulis    : Yusuf Suharto

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta, Hikmah, Kajian Sunnah PKB Kab Tegal

Kenapa Ada Kelompok Mempertentangkan Keislaman, Kebangsaan, dan Kemanusiaan?

Jakarta, PKB Kab Tegal 

Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf AMin menegaskan keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan menjadi tanggung jawab NU. Tiga hal ini, bagi NU tidak boleh saling bertabrakan. 

“Keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan itu harus sinergis, tidak boleh ada benturan. Tatkala ada benturan, berarti itu ada kesalahan,” katanya saat meluncurkan Munas dan Konbes NU di gedung PBNU, Jakarta, Jumat malam (22/9).  

Kenapa Ada Kelompok Mempertentangkan Keislaman, Kebangsaan, dan Kemanusiaan? (Sumber Gambar : Nu Online)
Kenapa Ada Kelompok Mempertentangkan Keislaman, Kebangsaan, dan Kemanusiaan? (Sumber Gambar : Nu Online)

Kenapa Ada Kelompok Mempertentangkan Keislaman, Kebangsaan, dan Kemanusiaan?

Menurut dia, orang atau kelompok yang tidak bisa menyelaraskan ketiga hal itu berarti ada kesalahan dalam pemahaman keislaman, bisa jadi juga kesalahan pemahaman dalam kebangsaan, dan bisa juga kesalahan memahami kemanusiaan. 

“Oleh karena itu mengsinkronisasi, bersinergi, masalah keisalman, kebangsaan, kemanusiaan menjadi bagian tanggung jawab NU,” tegasnya. 

PKB Kab Tegal

Kiai Ma’ruf menceritakan, pada Muktamar NU di Cipasung, Tasikmalaya, salah satu yang diselesaikan NU adalah bagaimana hubungan Islam dan negara. NU tidak memilih hanya Islam, dan juga tidak hanya negara, melainkan kedua-duanya. 

Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2017 bertema “Memperkokoh Nilai Kebangsaan melalui Gerakan Deradikalisasi dan Penguatan Ekonomi Warga” itu rencananya akan berlangsung di Nusa Tenggara Barat pada 23-25. Pada pembukaan, rencananya dihadiri Presiden Joko Widodo. (Abdullah Alawi)

PKB Kab Tegal

  

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta, Berita PKB Kab Tegal

Rabu, 15 November 2017

Perangi Narkoba, Kepala Baanar Pamekasan Gerilya Nasional

Pamekasan, PKB Kab Tegal. Kepala Badan Ansor Anti Narkoba (Baanar) Kabupaten Pamekasan, Ra Hassan Al-Mandury, tampak kian getol dalam menabuh genderang perang melawan narkoba. Dia melakukan gerilya nasional ke kediaman Ainul Yaqin di Kelurahan Mangliawan, Kecamatan Wendit, Malang, Sabtu (31/12) lalu.

Pada malam pergantian tahun 2016 itu, Ra Hassan silaturrahim dengan Wakil Kepala Baanar Nasional/Deputi Bidang Oencegahan dan Pemberdayaan R Ainul Yaqin. Ra Hassan mendapat banyak pencerahan dari R Ainul Yaqin.

Perangi Narkoba, Kepala Baanar Pamekasan Gerilya Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Perangi Narkoba, Kepala Baanar Pamekasan Gerilya Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Perangi Narkoba, Kepala Baanar Pamekasan Gerilya Nasional

Dalam kesempatan itu, diketengahkan diskusi penting yang menghasilkan lima poin pembicaraan. Pertama, rencana rekonsolidasi Baanar se-Madura. ? Kedua, kasus unik Pilot Citilink dan tembakau Gorila, sebuah gejala merangsek-nya jenis jenis narkoba di kalangan kelas menengah yang perlu diwaspadai. ?

"Ketiga, leran serta Baanar di masyarakat harus diperkuat jejaring masyarakat dalam pencegahannya. Keempat, pemerintah daerah khususnya Pemkab Pamekasan harus total mengantisipasi dan mencegah virus bahaya penyalah gunaan narkoba," terang Ra Hassan.

PKB Kab Tegal

Terakhir, tambahnya, bersama ulama, tokoh masyarakat dan pemuda se-Pamekasan berkomitmen bersama perangi narkoba, sebagai bahaya Laten.?

"Mau tembakau Gorila, tembakau King Kong, apapun itu Baanar GP Ansor akan berada di depan menghadangnya. Pasar terbesar perdagangan narkoba itu Indonesia," R tegas Ainul Yaqin. (Hairul Anam/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Kajian, Warta, Daerah PKB Kab Tegal

Sabtu, 11 November 2017

Dahlan: Pemimpin Masa Depan adalah yang Berintergitas

Palembang, PKB Kab Tegal.

Syarat pemimpin masa depan adalah pemimpin yang memiliki integritas tinggi. Pemimpin yang tidak memiliki integritas tinggi, tidak akan laku di masa yang akan datang. 

Dahlan: Pemimpin Masa Depan adalah yang Berintergitas (Sumber Gambar : Nu Online)
Dahlan: Pemimpin Masa Depan adalah yang Berintergitas (Sumber Gambar : Nu Online)

Dahlan: Pemimpin Masa Depan adalah yang Berintergitas

Demikian yang disampaikan Menteri BUMN Dahlan Iskan dalam Kongres IPNU XVII IPPNU XVI pada Sabtu, di Asrama Haji Palembang Sumatra Selatan.

Menurutnya, pemimpin atau pun pejabat di masa lalu adalah orang yang pandai menjilat. 

PKB Kab Tegal

“Semakin pandai ia menjilat akan mendapat kedudukan, orang yang kurang pandai menjilat akan sulit mendapat kedudukan,” jelasnya sembari tersenyum.sebagaimana dilaporkan PKB Kab Tegal dari arena kongres.

Selain itu, kata Dahlan, yang bisa menjadi pemimpin adalah orang yang memiliki populartas. “Jadi tidak harus memiliki kualitas maupun integritas, kalau memiliki popularitas bisa jadi pemimpin,” kata Dahlan.

PKB Kab Tegal

Namun, menurutnya pemimpin di masa yang akan datang adalah orang-orang yang memiliki integritas tinggi, dan berkualitas. “Buktinya, saya tak memiliki latar belakang di bidang kelistrikan, tapi karena saya dianggap mampu mengelola, maka Pak SBY memercayakan jabatan ini kepada saya,” imbuhnya.

Peluang IPNU-IPPNU

“Saya rasa IPNU IPPNU mampu untuk menjadi pemimpin yang memiliki integritas yang laku untuk mengisi kepemimpinan di masa mendatang,” tuturnya.

Karena menurut pria mengawali karier sebagai wartawan ini, IPNU IPPNU adalah kalangan santri yang diajarkan istiqomah (konsistensi), tawadhu (akhlaq/etika), dan integritas oleh para ulama.

“Itu merupakan modal besar untuk menjadi pemimpin dalam sepuluh atau 15 tahun yang akan datang. Pelajaran yang diperoleh di pesantren harus diamalkan dalam kehidupan santri atau pelajar,” ujar Dahlan. 

Selain menyampaikan orasi, Dahlan Iskan juga membuka kongres dengan memukul bedug tanda dibukanya acara yang berakhir Selasa, (4/12). Hadir sejumlah tokoh NU, seperti Ali Masykur Musa (ISNU), wakil ketu umum PBNU H As’ad Ali dan lain-lain. 

Redaktur   : Mukafi Niam

Kontributor: Abdul Rochim  

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta, Tegal PKB Kab Tegal

Kamis, 26 Oktober 2017

Dari Infaq dan Sedekah, PCNU Ngawi Segera Miliki Gedung

Ngawi, PKB Kab Tegal. Keinginan warga Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Ngawi memiliki Gedung NU baru tiga lantai akan segera menjadi nyata. Gedung tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 5 ribu meter persegi di Jl Soekarno-Hatta atau Ring Road Ngawi. Di tanah tersebut dibangun kantor, masjid, pusat studi, plus gedung serbaguna.

Dari Infaq dan Sedekah, PCNU Ngawi Segera Miliki Gedung (Sumber Gambar : Nu Online)
Dari Infaq dan Sedekah, PCNU Ngawi Segera Miliki Gedung (Sumber Gambar : Nu Online)

Dari Infaq dan Sedekah, PCNU Ngawi Segera Miliki Gedung

Pembangunan tersebut direncanakan menghabiskan biaya senilai 17 miliar rupiah dan diperkirakan akan selesai 3 tahun. Jumlah tersebut dihimpun NU dan Banom dari jalan infaq atau sedekah dari kedermawanan pengurus sendiri serta masyarakat luas.

“Alhamdulillah, saat ini sesuai keinginan kita bersama, warga NU bakal memiliki gedung baru. Dana itu kami peroleh dari jihad amwal (harta, red.) warga NU,” jelas KH A. Ulinnuha Rozi, Ketua Pengurus Cabang NU Ngawi. Ia juga membuka kesempatan bagi siapa pun yang berkemauan membantu menyukseskan proyek ini.

PKB Kab Tegal

Dana yang sudah ada dan terkumpul oleh panitia pembangunan, langsung dibelikan tanah uruk berupa tanah padas sebab kondisi tanah menjorok ke bawah sedalam 1 meter.

Dari pantauan PKB Kab Tegal, pembangunan sedang pada tahap pengurukan dan pemerataan menggunakan tanah padas. Penggurukan dimulai pada tanggal 5 Maret 2016. Dan hampir setiap hari, tampak warga bergiliran di lokasi.

PKB Kab Tegal

Di tempat yang berbeda, Jum’at, (11/3), Ketua LP Ma’arif KH Istamar membenarkan perihal hajat besar dan i’tikad perjuangan Nahdliyyin Ngawi mengembangkan Ahlussunnah wal Jamaah.

“Pembangunan sedang dalam pengurukan. Kalau hendak lihat gotong royong warga NU, silahkan langsung datang ke lokasi, Banser sedang ro’an,“ katanya sembari menambahkan, “kita berharap pembangunan gedung baru tersebut lancar-lancar; baik secara visi maupun finansial,” katanya. (Ali Makhrus/Abadullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta, Pendidikan PKB Kab Tegal