Tampilkan postingan dengan label Hikmah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hikmah. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Maret 2018

Pesantren-pesantren Ini Buat Website dengan Domain ponpes.id

Bandung, PKB Kab Tegal. Pengelola Nama Domain Internet (Pandi) Indonesia memberikan domain ponpes.id kepada beberapa pesantren yang mengirimkan utusannya dalam kegiatan Workshop Membuat Website Pesantren di Kantor Iniximindo Jl Cipaganti No 95, Bandung Jawa Barat, Kamis-Jumat (5-6/3).

Pesantren yang mengikuti kegiatan ini diantaranya Pesantren Al-Mizan dengan alamat website almizan.ponpes.id, pesantren Al-Karimiyah (alkarimiyah.ponpes.id), Pesantren Al-Mukhtariyyah (almukhtariyyah.ponpes.id), dan beberapa pesantren lainnya.

Pesantren-pesantren Ini Buat Website dengan Domain ponpes.id (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren-pesantren Ini Buat Website dengan Domain ponpes.id (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren-pesantren Ini Buat Website dengan Domain ponpes.id

Ketua Pandi, Sigit Widodo mengatakan ponpes.id ini adalah domain pertama yang ada di dunia, Pandi yang mempunyai jargon bangga pakai .id ini memberikan domain kepada masing-masing pesantren dengan kapasitas 10 GB.

"Saya mengharapkan pertemuan kita tidak sampai di sini saja karena pesantren bapak-bapak semua akan menjadi proyek percontohan, ke depan akan diikuti oleh pesantren-pesantren lain di Indonesia," katanya dalam penutupan kegiatan.

PKB Kab Tegal

Sementara itu, Tito Taqiyudin yang mewakili Pesantren Al-Karimiyah Subang mengatakan, program ini sangat bagus karena tidak semua pesantren memiliki website sehingga pesantren menjadi silent majority di dunia maya.

"Ini bagus sekali, pesantren bisa mengikuti perkembangan zaman, ini sesuai dengan qaidah almuhafadzatul qadimus shalih walakhdu biljadidil ashlah, menjaga tradisi yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik," tukasnya. (Aiz Luthfi/Fathoni)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah PKB Kab Tegal

Selasa, 20 Februari 2018

Aktivis Muda NU Lombok Galang Solidaritas untuk Penyintas Bom Samarinda

Mataram, PKB Kab Tegal - Lembaga Kajian Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kota Mataram dan Jaringan Gusdurian Lombok akan mengadakan diskusi pada Hari Toleransi yang rencananya dihelat di Kedai Arak-Arak Bae, Pagesangan Kota Mataram, Rabu (16/11). Mereka prihatin atas beberapa kejadian belakangan ini terutama pelemparan bom di Samarinda yang mencederai toleransi di Indonesia.

Hal ini disampaikan Ketua Lakpesdam NU Kota Mataram Muhamad Jayadi kepada PKB Kab Tegal, Selasa (15/11).

Aktivis Muda NU Lombok Galang Solidaritas untuk Penyintas Bom Samarinda (Sumber Gambar : Nu Online)
Aktivis Muda NU Lombok Galang Solidaritas untuk Penyintas Bom Samarinda (Sumber Gambar : Nu Online)

Aktivis Muda NU Lombok Galang Solidaritas untuk Penyintas Bom Samarinda

Kegaduhan masyarakat karena tergiring opini-opini via medsos tentang penistaan agama akhir-akhir ini membuat kalangan masyarakat resah.

PKB Kab Tegal

Menurutnya, momentum Hari Toleransi sedunia mengingatkan publik bahwa situasi kebangsaan kita sedang dalam ancaman kelompok intoleran yang mengancam eksistensi lokalitas sebagai masyarakat yang cinta damai dan memegang teguh nilai-nilai ketuhanan.

Kelompok yang mengatasnamakan agama, menurutnya, justru merusak nilai-nilai ketuhanan yang penuh cinta kasih dan penghargaan terhadap sesama.

PKB Kab Tegal

"Gagasan ini juga sebagai simbol solidaritas atas meninggalnya Olivia akibat bom ke gereja Oikumene Samarinda," kata mantan Ketua PMII Kota Mataram ini.

Kegiatan ini akan menyajikan hasil pemantauan Lakpesdam NU Mataram terkait kasus kebebasan beragama di NTB. Menurut Jayadi, pihaknya telah konsen memantau dan melakukan riset selama dua tahun terkait kebebasan beragama di Nusa Tenggara Barat.

Dalam diskusi peserta ini juga akan menyalakan lilin sebagai simbol solidaritas dan mengutuk aksi bom gereja. Peserta nanti terdiri atas komunitas lintas iman, komunitas kearifal lokal, budayawan, pers, dan kelompok-kelompok yang konsen pada isu diskriminasi berbasis agama. (Hadi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa, Hikmah PKB Kab Tegal

Minggu, 18 Februari 2018

LAZISNU Limpung Luncurkan Gerakan Koin untuk NU

Batang, PKB Kab Tegal - LAZISNU Kecamatan Limpung Kabupaten Batang meluncurkan program Gerakan Nasional Koin untuk NU, Ahad (2/4). Kegiatan yang diadakan bersamaan dengan peringatan Harlah Ke-94 NU dan Pendidikan Khusus ke-26 bertempat di SMK Maarif NU Limpung, Kabupaten Batang.

Acara peluncuran ditandai dengan pengisian secara simbolis koin ke dalam kaleng LAZISNU oleh Ketua MWCNU Limpung diikuti perwakilan banom dan lembaga di bawah MWCNU Limpung.

LAZISNU Limpung Luncurkan Gerakan Koin untuk NU (Sumber Gambar : Nu Online)
LAZISNU Limpung Luncurkan Gerakan Koin untuk NU (Sumber Gambar : Nu Online)

LAZISNU Limpung Luncurkan Gerakan Koin untuk NU

Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur KH Marzuqi Mustamar yang hadir sebagai pembicara mengharapkan adanya terobosan baru dalam penggalangan dana yang dikelola oleh LAZISNU MWCNU Limpung.

"Dengan adanya launching ini, semoga LAZISNU MWCNU Limpung bisa amanah dalam menjalankan program-programnya, diberi kelancaran dan kemudahan serta yang terpenting adalah bisa membawa kemanfaatan dan keberkahan,” tuturnya.

PKB Kab Tegal

Kiai Marzuqi menambahkan, pentingnya keikhlasan dalam memberi sesuatu akan berdampak pada kehidupan spiritual kita.

PKB Kab Tegal

"Yakinlah kepada Allah SWT dengan apa yang kita infakkan akan dibalas dengan berlipat-lipat ganda," imbuhnya.

Direktur Manajemen LAZISNU MWCNU Limpung M Sofa mengatakan, dengan adanya kegiatan tersebut akan menambah semangat dalam berinfak terutama lewat lembaga resmi milik NU.

"Secara teknis di lapangan, nantinya kaleng-kaleng sebagai tempat koin tersebut akan kami sebar kepada warga nahdliyin di lingkungan kerja MWCNU Limpung dan diambil oleh relawan setiap dua minggu sekali," terang Sofa.

Sofa yang diamanati menjadi Direktur Manajemen selama? dua periode ini mengharapkan, LAZISNU Limpung bisa lebih dipercaya dalam mengelola dana infak, dan bisa membantu warga nahdliyin di wilayah MWCNU Limpung melalui empat program unggulan LAZISNU yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan penanganan bencana. (Kendi Setiawan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah, Ubudiyah PKB Kab Tegal

Jumat, 02 Februari 2018

PCNU Jombang Sepakat Usulkan “Ahlul Halli wal Aqdi”

Jombang, PKB Kab Tegal. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang telah sepakat mengusulkan mekanisme Ahlul Halli wal Aqdi dalam Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) yang akan diadakan pada Selasa (16/4) besok. Mekanisme ini merupakan realisasi dari ketentuan mengenai “musyawarah mufakat”.

PCNU Jombang Sepakat Usulkan “Ahlul Halli wal Aqdi” (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Jombang Sepakat Usulkan “Ahlul Halli wal Aqdi” (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Jombang Sepakat Usulkan “Ahlul Halli wal Aqdi”

Mekanisme pemilihan oleh dewan yang dibentuk atau Ahlul Halli wal Aqdi diusulkan akan diterapkan dalam pemilihan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur dalam Konferensi Wilayah (Konferwil NU Jawa Timur pada akhir Mei 2013 nanti. 

Demikian dalam Rapat Pengurus Harian PCNU Jombang yang diadakan, Sabtu (13/4) malam. Tampak hadir dalam rapat tersebut Rais Syuriah, KH Abd Nashir Fattah, beserta jajaran Syuriah, Ketua PCNU Jombang, Dr. KH Isrofil Amar beserta jajaran pengurus tanfidziyah.

PKB Kab Tegal

Rapat rutin yang kali ini diadakan di rumah KH Isrofil Amar ini membahas beberapa hal. Salah satu bahasannya adalah tentang surat undangan Muskerwil dari PWNU Jatim. Karena agenda utama dalam Muskerwil sesuai dengan surat tersebut adalah akan membicarakan tentang mekanisme pemilihan pimpinan PWNU Jatim periode mendatang dalam Konferwil, maka rapat juga membicarakan tentang apa usulan dari PCNU Jombang dalam Muskerwil.

Di dalam rapat berkembang dua usulan, yang pertama PCNU Jombang akan membawa usulan pemilihan dilakukan secara musyawarah mufakat, dan yang kedua pemilihan dilakukan melalui pemungutan suara. Dua usulan ini sesuai dengan AD/ART Nahdlatul Ulama Bab XIV Pasal 42 ayat (1) point a dan b yang berbunyi "Rais (Ketua) dipilih secara langsung melalui musyawarah mufakat atau pemungutan suara dalam Konferensi Wilayah setelah yang bersangkutan menyampaikan kesediaannya".

PKB Kab Tegal

Setelah melalui perdebatan yang cukup panjang dan alot dengan berbagai argumentasi yang saling menguatkan, sebagaimana yang sering terjadi di NU, akhirnya disepakati, utusan dari PCNU Jombang yang akan diwakili oleh ketua Tanfidziyah KH Isrofil Amar dan Katib Syuriah, KH Abd Kholiq Hasan akan membawa mandat yang menyatakan bahwa “PCNU Jombang mendukung dan mengusulkan mekanisme pemilihan pimpinan PWNU Jatim melalui musyawarah mufakat, dengan teknis pelaksanaannya melalui mekanisme Ahlul Halli wal Aqdi atau Ahwa”.

Alasan utama pemilihan mekanisme musyawarah mufakat melalui Ahwa adalah memilih resiko yang lebih ringan dari dua resiko (akhoffudzarain) yang berkaitan dengan praktek riswah yang saat ini marak di mana-mana. Mekanisme Ahwa akan melokalisir praktek riswah, jika terjadi, hanya pada lingkaran kecil, tidak melebar pada semua peserta Konferwil.

PWNU Jawa Timur sendiri akan menyelenggarakan Konferwil pada 29 Mei - 2 Juni 2013 mendatang di Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat desa Lebo Kecamatan Sidoarjo. 

Foto: Suasana Muktamar ke-26 NU di Semarang, 1979.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis: Muslimin Abdilla

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah PKB Kab Tegal

Rabu, 24 Januari 2018

Meski Bayar, Warga Jember Antusias Buat Kartanu

Jember, PKB Kab Tegal. Warga Jember menyambut baik program pembuatan kartu tanda anggota NU (Kartanu) yang diselenggarakan Pengurus Cabang NU (PCNU) setempat. Syarat pembayaran Rp 8000 untuk ongkos kartu dan administrasi tak menyurutkan antusiasme mereka memiliki Kartanu.

Meski Bayar, Warga Jember Antusias Buat Kartanu (Sumber Gambar : Nu Online)
Meski Bayar, Warga Jember Antusias Buat Kartanu (Sumber Gambar : Nu Online)

Meski Bayar, Warga Jember Antusias Buat Kartanu

Untuk membuat kartu tanda pengenal ini mereka datang berduyun-duyun mendatangi kantor Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) kecamatan setempat guna mengikuti proses pemotretan dan pengisian identitas.

“Ini beda dengan kartu anggota partai. Kalau kartu anggota partai, sudah gratis masih tidak ada yang mau datang,” ujar Hasani, panitia pembuat Kartanu PCNU Jember di kantor MWCNU Sumberbaru, Jember, Jawa Timur, Kamis (5/9).

PKB Kab Tegal

Dia menambahkan, untuk sementara PCNU Jember menargetkan dapat menerbitkan 193.000 Kartanu. Jumlah ini sebenarnya sangat tidak sepadan dibandingkan dengan jumlah warga NU di Kabupten Jember yang tergolong mayoritas.

Karena itu, kata Hasani, pihaknya masih menunggu perkembangan untuk membuat Kartanu secara massal lagi. “Bisa jadi nanti kita fasilitasi buat Kartanu lagi, tergantung perkembangan,” tukasnya (Aryudi/Mahbib).

PKB Kab Tegal

Pembuatan Kartanu dibuka mulai 1 September hingga 23 Desember 2013. Sementara peluncurannya sudah dilakukan beberapa waktu lalu di kantor PCNU Jember. Demi kelancaran, panitia akan mendatangi semua MWCNU secara bergilir untuk mengadakan pemotretan dan menerima isian data diri warga.

“Alhamdulillah, sampeyan bisa lihat sendiri, warga sangat antusias ingin foto untuk Kartanu,” ungkapnya. (Aryudi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah PKB Kab Tegal

Minggu, 14 Januari 2018

Peringati Harlah, IPPNU Gelar Workshop Kaderisasi sampai Shalawatan

Probolinggo, PKB Kab Tegal?

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) pada Kamis 2 Maret 2017 genap berusia 62 tahun. IPPNU memperingati hari lahir digelar dengan melakukan sejumlah rangkaian acara, diantaranya Workshop Kaderisasi, Seminar Literasi Digital di Pondok Pesantren Hati, Kraksaan, Probolinggo Jawa Timur, dan Tadabbur Alam atau rihlah ke gunung Bromo.

Peringati Harlah, IPPNU Gelar Workshop Kaderisasi sampai Shalawatan (Sumber Gambar : Nu Online)
Peringati Harlah, IPPNU Gelar Workshop Kaderisasi sampai Shalawatan (Sumber Gambar : Nu Online)

Peringati Harlah, IPPNU Gelar Workshop Kaderisasi sampai Shalawatan

Puncak peringatan harlah, IPPNU akan melakukan Istighotsah dan Bershalawat bertema "Munajat Cinta Pelajar Putri Nusantara" di gedung PBNU, Jakarta Pusat pada pada Sabtu 11 Maret 2017.

Ketua Umum IPPNU Puti Hasni, pada pembukaan Workshop Kaderisasi menyampaikan, kaderisasi adalah jantung organisasi. "Workshop Kaderisasi untuk kemaslahatan para kader dan para pelajar seluruh Nusantara. Rumusan dan kebijakan berkaitan dengan kaderisasi untuk IPPNU dan untuk seluruh pelajar seluruh indonesia pada umumnya."

Menurut Puti banyak sekali tantangan pelajar, khususnya IPPNU ke depan. Untuk itu, IPPNU harus lebih menyiapkan kader-kader untuk mengawal NKRI.

“Workshop Kaderisasi ini bertujuan mencari sistem yang terbaik untuk bisa masuk kepada seluruh pelajar di Indonesia agar IPPNU bisa berkontribusi untuk masa depan Indonesia ini," jelas Puti.

PKB Kab Tegal

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asdep Bidang Organisasi Kemasyarakatan Meidian menyampaikan, peran perubahan Indonesia berada di tangan para pelajar.

PKB Kab Tegal

Ia berharap agar IPPNU mampu memegang identitas budaya dan karakter bangsa dan memupuk rasa nasionalisme pemuda Indonesia. IPPNU harus pandai memfilter budaya dan informasi yang berkembang agar tidak terjerumus gerakan-gerakan radikal.

Bupati Probolinggo Puput Tantriana berpesan kepada IPPNU agar selalu hadir untuk masyarakat NU. Pengabdian, tidak hanya ? dilihat dari banyaknya anggota, tapi kehadiran IPPNU sebagai agen perubahan untuk NU dan Indonesia sangat diperlukan.

"Saya selaku orang tua, menitipkan kepada kader IPPNU untuk terus meningkatkan kualitas diri, jadilah tameng, dan jadilah agen perubahan di wilayah masing-masing, karena wajah masa depan NU ada ditangan kalian," katanya.

Workshop Kaderisasi dibuka dengan penabuhan rebana oleh Bupati Probolinggo di dampingi Pengurus Wilayah NU Jawa Timur KH Wazir dan PCNU Kota Kraksaan KH. Ahmad Syafii. (Anty Husnawati/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Hikmah, Halaqoh PKB Kab Tegal

Sabtu, 13 Januari 2018

Penghayatan Agama Benar, Maka Mudah Main Teater

Jakarta, PKB Kab Tegal. Permata Kalung Barzanji sukses dipentaskan 50 santri dari 9 pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon. Naskah WS Rendra itu dipentaskan di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Jumat malam (7/2) dan Sabtu malam (8/2).

Penghayatan Agama Benar, Maka Mudah Main Teater (Sumber Gambar : Nu Online)
Penghayatan Agama Benar, Maka Mudah Main Teater (Sumber Gambar : Nu Online)

Penghayatan Agama Benar, Maka Mudah Main Teater

Aprasiasi datang dari kalangan pegiat teater, misalnya Edi Haryono, dari Bengkel Teater Rendra. “Bagus,” katanya, ketika ditanya bagaimana para santri yang bergelut dengan kitab kuning, kemudian mau berkecimpung dalam teater.

Menurut Edi, orang Islam, terutama orang-orang pesantren betul-betul menekuni agama, sesuai dengan perintah-perintah Tuhan, menghayati ajaran-ajaran agama dengan benar. “Orang yang menghayati agama dengan benar akan mudah bermain teater,” katanya, selepas pementasan di Tim, Jumat malam (7/2).

PKB Kab Tegal

Karena, kata dia, teater itu bisa memainkan sesuatu yang dialami seseorang yang di dalam kehidupan sehari-hari tidak muncul. Dalam teater bisa menggambarkan kehidupan yang tidak ada dalam realitas. "Pengalaman spiritual bisa dituangkan dalam teater. Pengalaman spritualnya bisa tertangkap oleh penonton.”

Edi juga sempat mengkritik pementasan itu. Menurut dia, pemainnya masih menghayati dengan pengalaman yang masih umum. Padahal pengalaman orang itu ada yang umum dan yang khusus. Kalau mensyukuri sasuatu, sampaikan dengan cara yang tidak umum. Ada yang bersyukur itu dengan menitikkan air mata. Coba ditampilkan rasa syukurnya dengan cara lain.

PKB Kab Tegal

Abdullah Wong, pegiat teater Syahid, mengemukakan, bahwa teater adalah thoriqoh, jalan seseorang untuk menemukan dirinya. “Saya ingin bilang begini, kenapa bangsa ini semakin? bobrok,? karena tidak ada uswah, tidak ada teladan,” katanya selepas nonton di malam pertama.

Menurut penulis novel Mada ini, kehadiran pementasan Kalung Permata Barzanji ini sangat tepat. “Ketika kita mencari sosok pemimpin, diceritkaan Nabi Muhammad,” katanya.

KH Husein Muhammad juga mengapresiasi positif, pagelaran "Kalung Permata Barzanji". “Keren banget, memukau, menggetarkan penonton sampai layar diturunkan.”

Ia menilai para santri 9 Pesantren di Cirebon, dengan sangat fasih, mendendangkan madah-madah kenabian Muhammad, kritik-kritik sosial-politik yang menggugah dan menawarkan kearifan dan keindahan.

Seharusnya, kata kiai yang produktif menulis ini, karya kreatif seni budaya semacam ini, menjadi model dakwah ke depan, menggantikan dakwah orasi yang agitatif, kering makna dan provokatif. “Selamat dan sukses untuk perempuan-perempuan cerdas dalam pementasan ini, Ken Zuraida dan Ny. Masriah, serta para pelakon yang lain,” pungkasnya. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News, Nusantara, Hikmah PKB Kab Tegal

Selasa, 09 Januari 2018

Idul Fitri, Merangkai Kembali Jalinan Silaturahim

Hari raya Idul Fitri di Indonesia identik dengan silaturahim dan permohonan maaf atas kesalahan yang kita buat selama satu tahun belakangan. Idul Fitri menjadi perayaan keagamaan dan budaya terbesar di negeri maritim ini. Perjalanan mudik dari lokasi-lokasi urban di mana masyarakat mencari nafkah untuk kembali ke daerah asal dilakukan dengan penuh perjuangan. Kemacetan panjang dan ongkos yang mahal tidak dipedulikan demi momen kumpul keluarga selama Lebaran. Ini menunjukkan betapa berartinya perayaan Lebaran bagi Muslim Indonesia.

Idul Fitri semakin bermakna saat nilai hubungan sesama manusia semakin mengalami degradasi. Sekalipun zaman semakin canggih dengan munculnya beraneka ragama alat untuk mempermudah manusia, tetapi waktu luang yang kita miliki semakin sedikit. Kita malah semakin disibukkan dengan berbagai macam tuntutan hidup agar tetap bisa menikmati kemudahan-kemudahan yang memanjakan ini. Kita dipaksa untuk bekerja keras agar tetap bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi ini. Semuanya perlu ongkos tinggi untuk mendapatkan dan mengoperasikannya. Bahkan, banyak di antara kita akhirnya terjebak dalam pengejaran teknologi ini dengan obsesi atas sesuatu yang terbaru dan tercanggih, sekalipun belum tentu dibutuhkan. Eksistensi diri sudah ditentukan seberapa canggih atau mahal peralatan yang kita miliki dan kita gunakan. ?

Idul Fitri, Merangkai Kembali Jalinan Silaturahim (Sumber Gambar : Nu Online)
Idul Fitri, Merangkai Kembali Jalinan Silaturahim (Sumber Gambar : Nu Online)

Idul Fitri, Merangkai Kembali Jalinan Silaturahim

Manusia bukan lagi mengendalikan alat-alat modern tersebut, tetapi peralatan canggih sesungguhnya telah memperbudak manusia. Banyak orang merasa kehilangan separuh dirinya jika ketinggalan telepon cerdas. Kita merasa tak bisa bergerak ke mana-mana tanpa kendaraan. Kita mati kutu saat listrik mati. Semakin lama, ketergantungan kita semakin tinggi pada peralatan hidup. Manusia, menjadi semakin lemah dan rentan di hadapan masin dan teknologi. Manusia semakin terasing dengan sesamanya.

Seusai kerja keras yang melelahkan untuk mempertahankan akses pada beragam kemudahan dan teknologi, waktu rehat sebagian besar orang disibukkan dengan hiburan, yang juga semakin personal. Dulu, hanya ada satu atau dua TV dalam satu kampung. Dalam satu kampung, semua warga berkumpul dalam satu titik. Di sela-sela siaran, orang bisa mengobrol dengan tetangganya sehingga mendekatkan hubungan. Saat TV masuk ke ruang-ruang keluarga, interaksi sosial menjadi semakin terbatas. Semakin jarang acara kumpul-kumpul sekedar untuk mengobrol. Dari hiburan di ruang keluarga yang diakses secara bersama-sama, revolusi teknologi memindahkan segalanya dalam genggaman dalam satu gawai atau telepon cerdas. Ruang keluarga pun semakin sepi. Semuanya semakin personal. Hampir-hampir kita tidak membutuhkan orang lain untuk menghibur diri. Di ruang tunggu dan saat mengantri, kini semuanya sibuk dengan gawainya. Semakin jarang kita ketemu kenalan baru dalam pertemuan-pertemuan seketika itu. Tanpa kita sadari sisi kemanusiaan kita sebagai makhluk sosial semakin tergerus.

PKB Kab Tegal

Ketika kita semakin sibuk dengan diri sendiri, hubungan antarmanusia juga menjadi semakin pragmatis. Kita berhubungan dengan orang lain saat memiliki kepentingan. Banyak orang menjadi semakin menghamba pada orang yang berkuasa, yang memiliki akses pada beragam sumberdaya.

PKB Kab Tegal

Teknologi sesungguhnya telah memperluas jangkauan. Kita bisa bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat dan ongkos yang relatif murah. Transportasi umum semakin banyak dan terjangkau. Ongkos pesawat dari waktu ke waktu semakin murah, seiring semakin canggihnya teknologi. Revoluasi paling fenomenal pada abad 21 ini adalah ditemukannya internet yang kemudian memunculkan teknologi turunannya, yaitu media sosial.

Media sosial telah merubah secara mendasar hubungan sesama manusia. Mereka yang jauh, yang sudah lama tak bersua seperti teman sekolah, teman sekampung yang masing-masing sudah bertebaran di berbagai penjuru dunia. Kini disatukan kembali dalam pertemanan dan grup-grup di media sosial. Sesaat sebelum tidur dan seketika setelah bangun tidur, banyak di antara kita langsung meraih gawainya untuk melihat pesan-pesan yang masuk. Teman kita semakin banyak, tetapi tingkat hubungan di media sosial sangatlah dangkal dengan komitmen yang rendah. Pertemanan yang kita temukan di media sosial tidak dapat dikatakan sebagai pertemanan sesungguhnya sebagaimana di dunia nyata. Kita memiliki kedekatan emosional pada teman yang kita miliki dalam interaksi nyata sehingga dengan mudah kita dapat memberikan pertolongan pada orang-orang yang kita kenal baik ini. Kita bisa berbagi rahasia-rahasia kecil pada teman yang kita percayai. Semuanya susah kita dapatkan dalam hubungan yang kita dapat di media sosial.

Itulah dua sisi dari teknologi media sosial, satu sisi semakin mendekatkan yang jauh, tetapi di sisi lain, mereka yang dekat secara fisik menjadi sangat berjarak. Yang kita perlukan adalah sebuah keseimbangan. Interaksi sesama manusia tidak dapat sepenuhnya tergantikan dengan media sosial. Media sosial tidak dapat menggantikan banyak hal dari kekerabatan, persahabatan, dan pertemanan yang dibangun melalui interaksi secara langsung. Media sosial bisa memperkuat hubungan tersebut menjadi semakin kokoh. Hubungan yang mendalam, saling pengertian, dan kerelaan untuk membantu sesama susah dibangun sekedar melalui media sosial.

Karena itu, Idul Fitri tidak cukup dengan menyampaikan pesan selamat berlebaran dan permintaan maaf melalui media sosial. Kita juga tidak boleh terlena oleh kemudahan hidup melalui berbagai alat berteknologi canggih itu. Mari kita manfaatkan momen ini untuk mengembalikan fitrah kita sebagai manusia sosial, yang saling berhubungan, berinteraksi sesama tanpa motif-motif lain, tanpa pertimbangan ekonomi, politik, atau kepentingan lainnya. Mudik dan interaksi hubungan manusia secara langsung, menemukan kembali momennya pada Idul Fitri ini. Biarkan semuanya mengalir, menciptakan kesejukan batin, memuaskan dahaga jiwa yang mengering karena terpaan berbagai tuntutan. (Ahmad Mukafi Niam)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Sunnah, Hikmah PKB Kab Tegal

Jumat, 05 Januari 2018

LAZISNU Beri Dukungan pada Perajin Bambu Elektronik

Bogor, PKB Kab Tegal. Pengurus Pusat Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) mendukung penuh perajin bambu elektronik dalam kegiatan diklat kerajinan membuat Audio Bambu bagi para santri dan mustadl’afin di Kota Bogor.

LAZISNU Beri Dukungan pada Perajin Bambu Elektronik (Sumber Gambar : Nu Online)
LAZISNU Beri Dukungan pada Perajin Bambu Elektronik (Sumber Gambar : Nu Online)

LAZISNU Beri Dukungan pada Perajin Bambu Elektronik

Kegiatan tersebut berlangsung di dua tempat, di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Kota Bogor (13 Oktober 2012) dan di Pondok Pesantren Al-Um Kota Bogor (14 Oktober 2012) dengan mengambil tema ; “Pengembangan teknologi pengolahan Bambu menjadi aneka design produk elektronika yang unik, artistic, dan marketable”.?

"Kerajinan bambu elektronik ini perlu dikembangkan, karena bambu merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia yang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai jenis usaha ekonomi kreatif," kata Zainullah MA yang biasa dipanggil Cak Nul, intruktur ? keterampilan membuat audio bambu di Pondok Pesantren Miftahul Ulum ? dan Al Um Kota Bogor, Ahad (14/10).?

PKB Kab Tegal

Menurutnya, Bambu juga merupakan tanaman yang dapat ditumbuh-kembangkan dengan masa panen yang relative cepat yaitu antara 3 tahun sampai 4 tahun, lebih cepat dari pohon sengon.

PKB Kab Tegal

Zainullah juga mengatakan, bambu yang dikembangkan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum ? dan Al Um menjadi alat elektronik khususnya peralatan audio seperti mini aktive speaker untuk laptop atau komputer, handphone, MP3 player, SD/MMC, Flasdick, radio dan lain sebagainya.

Bambu dapat dikembangkan menjadi aneka design produk audio yang unik, artistik dan marketable. "Produk bambu elektronik karya santri Pondok Pesantren Al Um ini sudah dipamerkan di Jakarta, Batam, bahkan akan ikut pameran ke Malaysia," katanya.

Diklat keterampilan membuat audio bambu diikuti sekitar 20 lebih santri, almuni dan mustadlafin. Kegiatan berlangsung selama dua hari, 13 dan 14 Oktober 2012. Selama pendidikan pelatihan, santri diberikan pelatihan merakit komponen elektronika, pengolahan bambu, teori dasar teknik elektronika dan ceramah motivasi dari pembina bambootronic, Dr.Aji Hermawan,MM (Direktur RAMP- IPB) .

Dalam ceramahnya, Aji mengharapkan dengan pelatihan ini dapat memberikan kemampuan para santri dan alumni untuk mengembangkan bambu sebagai sumber usaha ekonomi kreatif yang ramah lingkungan, dan sekaligus mampu menggantikan berbagai produk elektronika yang terbuat dari bahan radikal seperti plastic, logam, mika, dan sejenisnya." katanya.

Diklat keterampilan bambu di Pondok Pesantren Miftahul Ulum dan Al Um Kota Bogor tersebut terselenggara berkat dukungan dari Mitra Jasa Technical dan Pengurus Pusat Lazisnu (Lembaga Amil Zakat Infaq, dan Shodaqoah) Nahdlatul Ulama (NU) melalui programnya yang diberi nama ? NUskil dan NU Preneur.

?

?

Redaktur ? ? : Hamzah Sahal

Kontributor : Zainul

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah, Tokoh, Doa PKB Kab Tegal

Kegiatan BPUN Ansor Way Kanan Tumbuhkan Semangat Santri

Way Kanan, PKB Kab Tegal. PC GP Ansor Kabupaten Way Kanan ? Provinsi Lampung menggelar Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN) bagi pelajar berprestasi di Pesantren Asshidiqiyah 11 Kampung Labuhan Jaya Kecamatan Gunung Labuhan. Sejumlah santri asuhan Kiai Imam Murtadlo Sayuthi menanggapi positif program filantropi edukasi tersebut.

Kegiatan BPUN Ansor Way Kanan Tumbuhkan Semangat Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Kegiatan BPUN Ansor Way Kanan Tumbuhkan Semangat Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Kegiatan BPUN Ansor Way Kanan Tumbuhkan Semangat Santri

"Adanya Pesanten Kilat BPUN ini memberikan pengaruh sangat besar untuk para santri. Hampir setiap hari santri BPUN dan Assiddiqiyah 11 diberikan tontonan hiburan dan motivasi," ujar Adriyansyah, santri Assiddiqiyah 11 di Gunung Labuhan, Jumat (13/5).

Saat peserta BPUN mengikuti outbond, ice breaking dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan, santri juga selalu diajak terlibat. "Setelah ada kakak-kakak dari BPUN, saya lebih bersemangat belajar dan termotivasi untuk jauh lebih baik," ujar Ardiyansyah yang baru 10 bulan menjadi santri Assidiqiyah 11.

Ketua PC GP Ansor yang juga Manajer BPUN Way Kanan Gatot Arifianto mengajak santri BPUN dan Assiddiqiyah 11 menyaksikan kisah hidup Nick Vujicic yang saat dilahirkan 4 Desember 1982 tanpa dua lengan dan dua kaki.

Namun dengan keterbatasan diri mulai dari lahir, banyak sekali kesuksesan dan hal diperbuat Nick dengan memberikan pencerahan kemandirian dan motivasi bagi ribuan orang bahwa keterbatasan bukan suatu halangan.

PKB Kab Tegal

"Tayangan tersebut menambah motivasi saya. Orang yang tidak punya tangan dan kaki tetapi percaya diri, berpretasi dan dikenal hampir diseluruh dunia. Tontonan tersebut membuat saya akan lebih menghargai organ tubuh yang diberikan Allah," kata Ardi lagi.

BPUN berupaya mengantarkan pelajar kurang mampu namun berprestasi untuk memasuki perguruan tinggi negeri melalui jalur SBMPTN. Selama karantina satu bulan dengan biaya Rp200 ribu atau 20 kilogram beras, peserta mendapatkan bimbingan rohani istiqomah, motivasi, keterampilan jurnalistik, outubond, try out, konsultasi akademik dan materi akademik dengan pola pembelajaran orang dewasa sebagai upaya membangkitkan motivasi yang berasal dari dalam diri peserta. (Riky Riyan Saputra/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Habib, Hadits, Hikmah PKB Kab Tegal

Minggu, 31 Desember 2017

Pasar Rakyat di Banyuwangi Digelar Bareng Konfercab

Jakarta, PKB Kab Tegal. Gelaran Pasar Rakyat Indonesia yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama Pengurus Cabang telah sampai di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur.

Pasar Rakyat kali ini digelar bersamaan dengan pelaksanaan Konferensi Cabang (Konfercab) NU Banyuwangi, Sabtu-Ahad (12-13/1).

Pasar Rakyat di Banyuwangi Digelar Bareng Konfercab (Sumber Gambar : Nu Online)
Pasar Rakyat di Banyuwangi Digelar Bareng Konfercab (Sumber Gambar : Nu Online)

Pasar Rakyat di Banyuwangi Digelar Bareng Konfercab

“Sebenarnya jadwal awal pasar rakyat di Banyuwangi akan dilaksanakan Desember kemarin. Namun karena pada tanggal 12-13 Januari itu Banyuwangi ada Konfercab NU jadi pasar raknyatnya dilaksanakan bersamaan dengan Konfercab, biar lebih semarak,” kata Munawir, panitia lokal penyelenggara Pasar Rakyat Indonesia di Banyuwangi dihubungi PKB Kab Tegal, Jum’at (11/1).

PKB Kab Tegal

Pasar rakyat kali ini disenggarakan di Lapangan Pondok Pesantren Pesantren Darussalam Blokangung. Sementara Konfercab akan diselenggarakan di komplek pesantren yang diasuh oleh KH A. Hisyam Syafa’at itu.

“Lapangan ini cukup strategis yang menghubungkan dengan berbagai daerah di Banyuwangi,” kata Munawir.

PKB Kab Tegal

Pembukaan pasar rakyat akan dilakukan Sabtu (12/1) pagi pukul 07.10 WIB bersamaan dengan pembukaan Konfercab. Rencananya Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj juga hadir dalam Konfercab ini sekaligus meramakain gelaran pasar rakyat.

Konfercab NU Banyuwangi akan dihadiri sekitar 1.500 nahdyiyin yang sekaligus akan menyemarakkan pasar pakyat. Sementara pasar rakyat sendiri terbuka untuk warga yang tidak ikut terlibat secara langsung dalam Konfercab.

Menurut Munawir, kegiatan pasar rakyat juga melibatkan berbagai perangkat NU dari lembaga, lajnah dan badan otonom (banom) NU di Banyuwangi.

“Lembaga, lajnah dan Banom NU ini tidak ikut terlibat langsung dalam Konfercab. Jadi diharapkan akan meramaikan kegiatan pasar rakyat bersama warga,” pungkas Munawir.

Penulis: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ubudiyah, Hikmah, Nusantara PKB Kab Tegal

Selasa, 26 Desember 2017

Kemenag Usulkan Inpres Soal Dana Pendidikan Madrasah

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pendidikan Madrasah sesuai dengan UU dikelola oleh Kementerian Agama yang tidak mengikuti desentralisasi pendidikan. Salah satu masalah yang dihadapi adalah keterbatasan anggaran, sementara di sisi lain, karena dianggap mengikuti kebijakan Kemenag pusat, maka dana alokasi khusus pendidikan yang merupakan bagian dari otonomi daerah, tidak dapat dialokasikan untuk madrasah.

Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, Kementerian Agama berencana mengusulkaan agar presiden menerbitkan Instruksi Presiden agar dana alokasi khusus pendidikan juga bisa digunakan untuk pendidikan madrasah. Demikian disampaikan oleh Direktur Madrasah Nur Kholis Setiawan kepada PKB Kab Tegal baru-baru ini.?

Kemenag Usulkan Inpres Soal Dana Pendidikan Madrasah (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemenag Usulkan Inpres Soal Dana Pendidikan Madrasah (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemenag Usulkan Inpres Soal Dana Pendidikan Madrasah

“Bahwa pemerintah daerah wajib juga membantu madrasah,” katanya.

PKB Kab Tegal

Dengan inpres ini, pemerintah daerah seperti bupati, walikota, dan gubernur dapat mengalokasikan dana pendidikan yang ada di daerah juga bisa digunakan untuk membantu madrasah. ?

PKB Kab Tegal

Ia menjelaskan, APBN untuk pendidikan adalah sebesar 20 persen atau setara 371.2 Trilyun untuk tahun 2014. Dari angka tersebut 249 Trilyun ditransfer ke daerah dengan peruntukan yang sudah jelas, seperti untuk sarana dan prasarana, gaji guru, dan lainnya. Sayangnya, setiap tahun selalu ada sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) sekitar 19 trilyun per tahun. Daripada menjadi Silpa, Kementerian Agama berharap agar anggaran tersebut bisa dialokasikan untuk madrasah.

Nur Kholis menjelaskan Direktora Pendidikan Islam mendapat alokasi dana 43 Trilyun dari 63 Trilyun alokasi untuk kemenag. Tetapi hal itu untuk semua jenjang pendidikan dari pendidikan tinggi Islam, madrasah dan pesantren.?

“Madrasah sebenarnya mendapat alokasi paling besar, 18 trilyun. Tetapi peruntukannya sudah terkunci habis untuk yang sifatnya mandatory,” tegasnya.?

Ia menambahkan, untuk alokasi sarana dan prasarana, hanya tersisa 1 trilyun. “Lha ini untuk membiayai 76 ribu madrasah, sampai kiamat ya ngak rampung-rampung.”

Dengan dimungkinkannya inpres tersebut, maka kesulitan sarana dan prasarana madrasah bisa diatasi, daripada dana alokasi khusus pendidikan tidak terpakai.?

“Kalau ada inpres, otomatis pemerintah daerah mesti harus melaksanakan,” paparnya. (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah PKB Kab Tegal

Minggu, 24 Desember 2017

Kader Prematur Tanpa Peran

Oleh Muhammad Aras Prabowo?



Radikalisme dan terorisme adalah sebuah permasalahan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya, hal tersebut bisa mengancam kedaulatan negara. Apa lagi radikalisme yang telah berkamuflase menjadi kelompok terorisme. Betul, bahwa tidak semua radikalisme adalah terorisme, namun awal dari terorisme adalah radikalisme.?

Kader Prematur Tanpa Peran (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader Prematur Tanpa Peran (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader Prematur Tanpa Peran

Seperti yang diketahui bahwa aksi terorisme adalah perilaku melanggar undang-undang, oleh sebab itu terorisme adalah kelompok terlarang di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Beberapa tahun terakhir kelompok yang merasa dirinya paling benar ini kadang mengusik ketentraman masyarakat Indonesia. Aksi terornya menimbulkan kepanikan, bahkan tidak jarang menimbulkan korban jiwa.

Aksinya yang brutal membuat terorisme manjadi kejahatan luar biasa yang harus diperangi oleh setiap elemen di dalam masyarakat. Peran aktif masyarakat akan mempersempit perkembangan kelompok tersebut. Keikutsertaan masyarakat dalam menghambat kelompok terorisme akan banyak membantu pemerintah dalam melakukan pencegahan radikal-terorisme di setiap wilayah.

Berdasarkan data dari riset terhadap 110 pelaku tindak pidana terorisme Research on Motivation and Root Causes of Terorism yang dilaksanakan oleh The Indonesian Research Team tahun 2012; Kementerian Luar Negeri, INSEP, dan Densus 88 menunjukkan profil pelaku aksi terorisme menurut usia sebagai berikut : di bawah 21 tahun 11,8%, 21 sampai dengan 30 tahun 47,3%, 31 sampai dengan 40 tahun 29,1% dan 40 tahu ke atas 11,8%. Data tersebut menunjukkan bahwa usia 21 sampai dengan 30 tahun yang mendominasi pelaku aksi terorisme. Berdasarkan usianya, pelaku ini banyak dari kalangan pemuda dan usia produktif dan sebagian dari mereka pernah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Disinyalir bahwa perguruan tinggi tidak lupuk dari virus radikalisme, termasuk organisasi yang akhir-akhir ini masih hangat dan menjadi pembicaraan atas pembubarannya dikarenakan menentang Pancasila serta ingin mengganti sistem pemerintahan menjadi khilafah.

Melihat fenomena tersebut, pemerintah lewat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) begitu massif menggalang peran dan pelibatan masyarakat dalam pencegahan radikal-terorisme. Salah satu program BNPT adalah pelibatan mahasiswa dalam menghambat perkembangan radikalisme dan terorisme di perguruan tinggi. Program ini diharapkan dapat memberikan kesadaran dan pengetahuan mahasiswa mengenai radikalisme dan terorisme. Pada akhirnya peran aktif mahasiswa di dalam kampus sangat dibutuhkan untuk menghambat dan mempersempit perkembangan kelompok tersebut.

PKB Kab Tegal

Mahasiwa sebagai kelompok intelektual kampus dengan jiwa nasionalisme bisa membantu peran pemerintah dalam melakukan pencegahan radikalisme di perguruan tinggi. Selain sikap nasionalisme, sikap toleransi menjadi salah satu sikap yang harus terus dijaga dan dihidupkan dalam setiap diskusi-diskusi dalam kampus. Beberapa organisasi kemahasiswan dalam kampus juga diharapkan perannya dalam malakukan pencegahan dan menghambat paham radikal dan intoleransi di dalam kampus.

PKB Kab Tegal

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah salah satu organisasi kemahasiwaan yang sangat diharapkan untuk mengemban peran tersebut. ? Mencegah radikalisme, terorisme dan kelompok-kelompok ekstrim yang berniat menggantikan Pancasila sebagai dasar negara adalah asas dan tertuang dalam tujuan PMII yaitu komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Tidak hanya itu, dalam asas PMII sangat jelas bahwa PMII berasaskan Pancasila. Oleh karenanya, PMII harus menjadi garda terdepan di perguruan tinggi dalam menghambat perkembangan radikalisme dan terorisme.

PMII harus menguatkan Ahlussunnah wal Jamaah sebagai ideologi untuk mengemban peran tersebut. ? Tawassuth atau sikap tengah-tengah, sedang-sedang, tidak ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan. Tawazun atau seimbang dalam segala hal, terrnasuk dalam penggunaan dalil aqli (dalil yang bersumber dari akal pikiran rasional) dan dalil naqli (bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits). Itidal atau tegak lurus. Tasamuh atau toleransi, yakni menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki prinsip hidup yang tidak sama.

Pemahaman kader PMII mengenai konsep Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) menjadi sangat penting, sebab ini dilakukan demi merajut ukhuwah kelompok Ahlussunnah, memantapkan dan meluruskan pemahaman, memadamkan fitnah, serta membentengi diri dari akidah di luar Ahlussunnah wal Jama’ah, termasuk dari kelompok radikalisme dan terorisme.

Kederisasi tanpa penguatan ideologi yang matang, PMII hanya akan menciptakan kader prematur tanpa peran. Bukan tidak mungkin, jika kader PMII juga terjangkit virus radikalisme dan terorisme. Saat ini bukan hanya kuantitas yang dibutuhkan dalam setiap kaderisasi PMII, tetapi kualitas adalah hal yang harus di kedepankan. Apa lagi PMII telah terkontaminasi dengan politik praktis, maka peran tersebut akan menjadi mustahil untuk diembannya. Mereka hanya sibuk mengurusi politisi dan pemenangan partai dan calon kepala daerah.

Fenomena tersebut diharapkan dapat menyadarkan PMII untuk kembali ke kampus dan mengemban perannya dalam membumikan aswaja, tidak memberikan ruang bagi paham radikal di kampus. Masjid kampus harus diambil alih dan diisi dengan paham moderat yang telah lama dikembangkan dan diajarkan oleh para ulama di Nahdatul Ulama (NU). Tabayyun kepada para ulama NU setempat di seluruh wilayah harus ditingkatkan oleh PMII, bukan justru menghadap kepada para politikus yang meracuni dengan pemikiran politik praktis.

Penulis adalah kader PMII Makassar (PMII RE UMI Makassar)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Quote, Anti Hoax, Hikmah PKB Kab Tegal

Kamis, 21 Desember 2017

Doa Nabi Ibrahim yang Mengubah Kota Mekkah

Agak mustahil, bagaimana mungkin di gurun batu, tak ada tumbuh-tumbuhan, bisa ada kehidupan. Itulah Mekkah yang dulu disebut Bakkah.

Di kelilingi banyak bukit, tapi bukit batu. Kering kerontang, panas menyengat. Tekstur tanahnya tak menarik. Tapi, setiap tahun, puluhan juta orang dari negeri-negeri yang jauh bahkan sangat jauh datang menyesaki kota ini, dengan berjalan kaki, berkendara, dan sebagainya.

Doa Nabi Ibrahim yang Mengubah Kota Mekkah (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa Nabi Ibrahim yang Mengubah Kota Mekkah (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa Nabi Ibrahim yang Mengubah Kota Mekkah

Itulah Mekkah yang dahulu didoakan Nabi Ibrahim agar menjadi kota yang berkah dan memberkahi; menjadi negeri yang selalu dirindukan banyak orang. Walau kering kerontang, tapi tak kekurangan.

Alkisah, pulang ke Palestina, setelah mengantar anak (Ismail) dan isrtinya (Hajar) ke Mekkah, Nabi Ibrahim menengadahkan tangan ke langit, sambil berdoa:

“Ya Allah sungguh aku telah menempatkan sebagian keturunanku di sebuah lembah tandus, dekat rumah-Mu, agar mereka mendirikan shalat. Jadikanlah sebagian manusia cenderung kepada mereka dan limpahkanlah rezeki berupa buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”.

PKB Kab Tegal

Dengan modal doa itu, Nabi Ibrahim berani meninggalkan sang istri dan anaknya yang masih bayi di lembah tandus itu. Dikisahkan, Ibrahim sangat jarang menengok anak dan istrinya ini. Mungkin hanya tiga kali.

Namun, Allah mengabulkan seluruh item doa Nabi Ibrahim. Anak dan istrinya sehat, tak kekurangan suatu apa. Pertama-tama Allah hanya membukakan sumur zamzam buat mereka, lalu berduyun-duyun orang dari daerah lain mendatangi Mekkah, membawa binatang ternak, gandum, dan lain-lain.

PKB Kab Tegal

Orang luar membawa barang berniagaan, sumur zamzam menyediakan minuman. Ajaib, air yang muncul dari sela-sela bukit batu itu tak pernah letih mengeluarkan air. Sumur zamzam terus membasahi kerongkongan jamaah haji dan umrah yang kehausan, dari masa ke masa, sejak zaman Nabi Ibrahim hingga kita sekarang.

Mekkah pun tak pernah kekurangan pangan. Jamaah haji dan umrah yang datang silih berganti terus berdampak secara ekonomi. Mereka datang bukan hanya untuk beribadah melainkan juga berniaga.

Suka atau tidak, Mekah akhirnya bukan hanya menjadi pusat aktivitas keberagamaan, melainkan menjadi area yang menarik secara bisnis-perniagaan. Itulah sebabnya, Mekah selalu hidup, siang dan malam.

Pelajaran apa yang bisa diambil dari kisah ini? Doa adalah senjata kaum beriman. Doa bisa mengubah yang tak mungkin menjadi mungkin. Nabi Ibrahim sudah meneladankan, kita saja yang perlu istiqomah mengamalkan. Apalagi berdoa di bulan Ramadan; bulan penuh berkah dan ampunan.

KH Abdul Moqsith Ghazali, Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU.

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal RMI NU, Santri, Hikmah PKB Kab Tegal

Jumat, 15 Desember 2017

Menyegarkan Kembali Semangat Ber-NU

Mulai 2010, pengaderan menjadi salah satu program prioritas NU mengingat adanya tantangan baru yang dihadapi terkait dengan situasi yang berubah. Hingga kini, proses pengaderan terus berjalan dengan massif. Pada era awal 2010 lalu itu, pengaderan bersifat nasional dengan peserta dari perwakilan tingkat provinsi. Para kader terlatih di tingkat provinsi ini kemudian menjadi instruktur yang bertugas melakukan pengaderan di tingkat bawahnya. 

Dengan demikian pengaderan bisa dilakukan secara berjenjang dan terstruktur secara rapi. Di Jawa Timur dan beberapa daerah di Jawa Tengah, pengaderan tersebut sudah mencapai level MWCNU atau badan otonom di level cabang. Program ini terus diperluas bagi pengurus atau warga yang belum sempat mengikutinya, mengingat terbatasnya kuota dalam satu kali pengaderan dan besarnya minat untuk mengikuti proses tersebut.

Disiplin dan kemandirian menjadi penekanan program ini. Selama proses pengaderan yang berlangsung sekitar tiga hari, seluruh peserta harus mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Jika tidak memenuhi unsur kehadiran, mereka dianggap gugur atau tidak lulus dalam pengaderan ini. Kemandirian berarti bahwa penyelenggaraan kegiatan ini sepenuhnya ditanggung oleh peserta sendiri. Karena itu, mereka harus membayar biaya tertentu agar bisa mengikuti kegiatan ini. Hal ini sekaligus untuk menguji, seberapa jauh mereka berani berkorban untuk kepentingan organisasi sebelum meminta orang lain untuk berkorban. Hal ini sekaligus menunjukkan, komitmen mereka bagi NU bukan sekedar wacana, tetapi juga terbukti dengan aksi nyata. 

Menyegarkan Kembali Semangat Ber-NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Menyegarkan Kembali Semangat Ber-NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Menyegarkan Kembali Semangat Ber-NU

Setelah kegiatan pengaderan selesai di kelas, dilanjutkan dengan program lanjutan yang disesuaikan dengan masing-masing daerah. Salah satu program yang paling massif dan cukup berhasil adalah penggalangan dana Koin NU untuk mendorong kemandirian operasional organisasi. Kesuksesan program penggalangan dana ini menjadikan banyak daerah ingin mengetahui cara-cara mengorganisir warga NU dengan lebih baik. 

Urgensi pengaderan dalam era kekinian adalah semakin beragamnya gerakan keagamaan di Indonesia. Zaman dahulu, identitas Islam di Indonesia dengan mudah dapat dipilah-pilah dengan tegas antara satu kelompok dengan kelompok lain. Kini, banyak sekali varian gerakannya. Mereka yang mengklaim sebagai gerakan aswaja juga berjibun. Bahkan ada kelompok-kelompok kecil merasa sebagai pemilik sah kebenaran tafsir agama. Warga NU perlu tahu apa membedakan antara NU dengan organisasi lainnya atau apa beda Aswaja an Nahdliyah dengan klaim aswaja lainnya. Dari sini mulai dikenalkan apa itu NU yang sebenarnya, ajaran keagamaannya, ciri khususnya, pandangannya terhadap nasionalisme, dan hal-hal lainnya. Semuanya dikupas secara tuntas. 

Para peserta merasa mendapat pencerahan setelah mengikuti pengaderan ini. Dari obrolan dengan PKB Kab Tegal, mereka mendapat pemahaman baru tentang NU dan merasa dikuatkan ideologi ke-NU-annya. Selama ini sebagian besar mereka mengenal NU karena menjalankan amaliyah NU. Kini mereka dikenalkan mengapa harus mengikuti NU bukan hanya secara amaliyah saja, tetapi juga harus meningkat dalam gerakan organisasi. 

PKB Kab Tegal

Mereka yang ikut pengaderan ini bukan hanya remaja atau pemuda, tetapi juga warga NU dengan kategori senior, termasuk para syuriyah NU di beberapa daerah. Mereka rela meninggalkan kesibukannya selama bebeapa hari untuk mendapatkan penyegaran tentang ke-NU-an setelah selama ini disibukkan mengajar mengajar mengaji atau mencari nafkah. Ini secara jelas menunjukkan ghirah untuk ber-NU sangat besar.

Tentu saja, keberhasilan pengaderan yang terlihat dari antusiame warga NU di berbagai level untuk mengikuti karena metode kesesuaian materi yang dibutuhkan, metode pengajaran yang pas dan terutama dampak yang dihasilkan setelah pengaderan berupa aktivitas NU yang lebih hidup di daerah-daerah yang yang pengurusnya sudah dilakukan penyegaran. Promosi dengan cara getok tular menjadi saran yang efektif di lingkungan NU. 

Keberhasilan proses pengaderan di kantong-kantong NU harus dilanjutkan di daerah-daerah lain di mana komunitas NU masih perlu diperkuat dan dikembangkan. Daerah-daerah di luar Jawa yang amaliyah ibadahnya berciri khas NU tetapi belum mengidentifikasi diri secara kuat sebagai warga NU bisa menjadi prioritas. Tantangan yang ada kini adalah, menjalankan amaliyah saja tidak cukup jika tidak disertai dengan jamiyah yang kuat. Kata-kata bijak yang sudah dipahami secara luas, mereka yang bisa mengorganisir diri dengan kuat akan menjadi pemenang. 

Melalui pengaderan ini, penguatan jamiyah NU akan terus berlangsung, menyesuaikan diri dengan zaman baru dengan tantangan barunya. Karakter generasi millennial yang terlahir di zaman internet ini tentu sangat berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Merekalah yang akan menjadi pemimpin NU pada era 20-30 mendatang. Kemampuan untuk meader dan menanamkan ideologi NU hari ini akan menentukan masa depan NU. (Ahmad Mukafi Niam)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah PKB Kab Tegal

Kamis, 30 November 2017

Uninus Seleksi Ratusan Guru NU Calon Penerima Beasiswa S2-S3

Bandung, PKB Kab Tegal

Universitas Islam Nusantara (Uninus) menyelenggarakan seleksi tertulis untuk program Beasiswa S2/S3 bekerja sama dengan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jawa Barat. Seleksi akan diselenggarakan pada Rabu (1/2) besok di Aula Pascarjana Uninus Bandung Jalan Soekarno-Hatta No 530 Kota Bandung, Jawa Barat.

Para peserta berjumlah 133 guru yang merupakan utusan dari 19 Pimpinan Cabang Pergunu di Jawa Barat. Seleksi tertulis ini meliputi tes potensi akademik, bahasa Arab, bahasa Inggris dan psikotes.

Uninus Seleksi Ratusan Guru NU Calon Penerima Beasiswa S2-S3 (Sumber Gambar : Nu Online)
Uninus Seleksi Ratusan Guru NU Calon Penerima Beasiswa S2-S3 (Sumber Gambar : Nu Online)

Uninus Seleksi Ratusan Guru NU Calon Penerima Beasiswa S2-S3

Menurut Rektor Uninus Suhendra Yusuf, program beasiswa yang ditawarkan menyediakan tiga? pilihan program studi, yaitu Prodi Magister Pendidikan Agama Islam (S2) dengan akriditasi B, Magister Manajemen Pendidikan (S2)dengan akriditasi A,? dan Prodi Doktoral Ilmu Pendidikan (S3) dengan akriditasi B.

PKB Kab Tegal

Sementara itu, Sekretaris Pergunu Jawa Barat H Saepuloh berharap semua peserta calon penerima beasiswa S2 dan S3 kerja sama Uninus dengan Pergunu Jawa Barat bisa mengikuti seleksi tersebut dengan sebaik-baiknya.

PKB Kab Tegal

"Hakikatnya seleksi tersebut merupakan alat ukur kemampuan awal dari semua calon penerima beasiswa S2 dan S3," tutur Saepuloh

Lebih lanjut Saepuloh mengatakan utuk para peserta yang lulus seleksi beasiswa S2 dan S3, akan memulai kegiatan perkuluah matrikulasi pada minggu kedua bulan Februari. (Red: Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah, Syariah, Pendidikan PKB Kab Tegal

Ulama-Santri, Garda Depan Perjuangan Kemerdekaan

Peran sentral ulama-santri pada masa revolusi kemerdekaan telah terpinggirkan dalam penulisan sejarah ‘resmi’ negara. Itulah pernyataan Dr. KH. A. Hasyim Muzadi dalam endorsement-nya di buku ini. Tidak mudah mendapatkan ‘rasa’ sejarah ketika menelusuri episode sejarah yang hampir satu abad nyaris terpinggirkan atau lebih tepatnya dipinggirkan. Memang susah ditemukan peran ulama atau santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, bahkan dalam buku sejarah nasional yang dipelajari selama 12 tahun di bangku sekolah.

Sangat ironis ketika faktanya ulama seperti KH. M. Hasyim Asy’ari dan santrinya yang tidak lain adalah anaknya sendiri KH. A. Wahid Hasyim adalah pahlawan nasional dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia dan membangun Dasar Negara.

Buku ini, Laskar Ulama-Santri dan Resolusi Jihad: Garda Depan Menegakkan Indonesia (1945-1949) yang ditulis oleh Zainul Milal Bizawie ingin menunjukkan bahwa sejarah seharusnya mengkaji dengan jernih adanya kepentingan politik yang terdapat dalam relasi kuasa (power relation), atau yang dikenal dengan politik pengetahuan (politic of? knowledge). Dengan kata lain, perlunya kesadaran akan saling berkelindannya atau berjalan seiring antara penulisan sejarah dengan kekuasaan.

Dalam Muqaddimah-nya, Ibnu Khaldun juga mengkritik penulisan historiografi sejarah yang tidak sesuai dengan fakta seseorang. Yaitu ketika Khalifah Harun ar-Rasyid dalam sejarah ditulis sebagai seorang yang suka madat dan madon, karena faktanya sang Khalifah adalah seorang yang pemberani, cerdas, dan bijaksana. Mana mungkin sejarah Harun ar-Rasyid ditulis seperti itu jika tidak ada faktor politik kekuasaan.

Ulama-Santri, Garda Depan Perjuangan Kemerdekaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ulama-Santri, Garda Depan Perjuangan Kemerdekaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ulama-Santri, Garda Depan Perjuangan Kemerdekaan

Milal yang juga seorang santri menyadari bahwa jika santri sendiri yang tidak menulis sendiri sejarahnya, siapa yang akan menulis. Karenanya, buku ini mencoba memaparkan suatu plot cerita kiprah ulama-santri yang secara tidak disadari mengungkap rangkaian fakta-fakta yang telah membangun sebuah episteme yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.

Bagian pertama buku ini mengungkapkan kajian mistifikasi yang dibangun secara simbolik sebagai dasar perjuangan ulama-santri. Bagi santri dan masyarakat, seorang ulama atau Kyai dianggap sebagai pengawal agama dan penunjuk jalan kebaikan. Posisi ulama atau Kyai sangat penting menjadi symbol perlawanan atau perjuangan. Kemampuannya dan kesaktiannya yang luar biasa akan memperteguh daya kohesi dan motivasi bagi santri dan masyarakat untuk memposisikan ulama sebagai panutan (hal.17).

PKB Kab Tegal

Bagian kedua buku ini mengungkapkan perlawanan ulama dan santri sejak Syekh Yusuf al-Makassari hingga turun-temurun membentuk jaringan perlawanan ulama kepada Syekh Hasyim Asy’ari dan Kyai Wahab Chasbullah (Pendiri NU) yang tak pernah padam meski kolonial Belanda telah semakin berkuasa. Bahkan karena tindakan kolonial Belanda yang terus menindas dan mengganggu tegaknya agama Islam, ulama-santri tidak pernah padam melakukan perlawanan terhadap kolonial sehingga meledakkan perang besar, yaitu Perang Jawa Diponegoro sebelum era Mbah Hasyim Asy’ari.

Bagian ketiga buku ini memaparkan lebih jauh pergerakan ulama-santri melawan kolonial Belanda dengan politik etisnya yang membuat kalangan pesantren begitu terpinggirkan. Datangnya Jepang yang memposisikan diri sebagai saudara tua menghadirkan penjajahan baru yang tak kalah kejamnya hingga akhirnya ulama-santri membentuk laskar Hizbullah.

Terbentuknya Hizbullah awalnya keinginan Jepang merangkul umat Islam seluruh Indonesia untuk dilatih militer dan dikirim ke Jepang bergabung dengan Heiho melawan tentara sekutu, namun dengan gagasan brilian KH. Hasyim Asy’ari laskar santri tersebut terpisah dengan Heiho dan membentuk barisan tersendiri yaitu Laskar Hizbullah. Laskar ini dibentuk Mbah Hasyim untuk mempersiapkan kemerdekaan RI sekaligus mempertahankannya.

PKB Kab Tegal

Perjuangan Mbah Hasyim tidak berhenti sampai di situ, bagian keempat buku ini menjelaskan secara detail gagasan KH. Hasyim Asy’ari dalam mencetuskan fatwa Resolusi Jihad dimana fatwa tersebut mampu menggerakan Pemerintah RI dan seluruh bangsa Indonesia khususnya yang beragama Islam untuk bersama-sama melawan tentara Sekutu yang diboncengi NICA Belanda.

Laskar Hizbullah, Fisabilillah, dan seluruh rakyat Indonesia berbekal fatwa jihad Mbah Hasyim yang diteguhkan Resolusi Jihad, pantang mundur menolak kedatangan kolonial. Resolusi Jihad tersebut menyeru seluruh elemen bangsa khususnya umat Islam untuk membela NKRI. Pertempuran 10 November 1945 meletus, laskar ulama-santri dari berbagai daerah berada di garda depan pertempuran. Perjuangan laskar ulama-santri terjadi di berbagai daerah terpompa semangat Resolusi Jihad Mbah Hasyim Asy’ari.

Pada bagian kelima menjelaskan bahwa perjuangan ulama-santri berlanjut dalam pertempuran melawan penjajah bahkan eskalasinya semakin keras diiringi dengan berbagai strategi diplomasi. Karena yang diusung oleh para ulama adalah politik kebangsaan, maka laskar Hizbullah tidak mempermasalahkan kebijakan-kebijakan Negara terkait dengan tentara Negara. Bahkan para ulama tetap menjaga semangat juang dengan meneguhkan kembali resolusi jihad jilid II. Meskipun perjanjian Linggarjati dan Renville telah merugikan, namun semangat juang ulama-santri tetap berkobar. ?

Bagian keenam yang merupakan bagian terakhir buku ini mengupas tentang ulama pesantren dan bambu runcing. Kisah tentang karomah dan kehebatan para Kyai serta kehebatan bambu runcing yang telah mendapatkan doa dari para Kyai. Kisah-kisah yang menurut sejarawan barat tidak rasional tapi telah menjadi realitas sejarah Nusantara pada umumnya. Sebut saja sejarawan Prancis, Voltaire (w. 1778) dengan teori progresifnya bahwa sebuah peristiwa sejarah haruslah bersifat positivistik, rasional, dan dapat dinalar. Oleh sebab itu, teori progresif Voltaire tidak bisa digunakan untuk membaca sejarah Nusantara.

Dari bagian pertama hingga keenam, nampak bahwa ulama-santrilah yang mampu secara konsisten mengadakan perlawanan terhadap kolonial. Dengan kata lain, ulama dan pesantren menjadi simbol perlawanan kolonial. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa satu-satunya elemen bangsa yang tidak pernah terjajah oleh kolonial adalah ulama-santri dan pesantren, bahkan menjadi garda depan dalam menumpas kolonialisme.

Buku ini menjadi bacaan ‘wajib’ bangsa Indonesia agar sejarah yang sesungguhnya dapat dibaca secara komprehensif, tidak anakronistik (sepenggal-penggal) sehingga memperteguh serta mengokohkan jati diri dan martabat bangsa Indonesia.

?

Judul? ? ? ? ? ? ? ? : Laskar Ulama-Santri & Resolusi Jihad: Garda Depan Menegakkan Indonesia (1945-1949)

Penulis? ? ? ? ? : Zainul Milal Bizawie

Penerbit? ? ? : Pustaka Compass, Tangerang

Tahun? ? ? ? ? : Cetakan I, Januari 2014

Tebal? ? ? ? ? ? : xxxii + 420 halaman

Peresensi? : Fathoni, Mahasiswa Pascasarjana STAINU Jakarta

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah, Tokoh PKB Kab Tegal

Selasa, 21 November 2017

Bijaklah Sikapi Informasi tentang Rohingya di Medsos

Pringsewu, PKB Kab Tegal



Saat ini tragedi kemanusiaan Rohingnya terus menjadi trending topic di media sosial. Ungkapan keprihatinan, simpati sampai dengan kutukan terus mengalir tak terbendung. Berbagai berita, foto dan video memenuhi medsos.

Menurut Wakil Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu Fathurrahman, hal itu berdampak negatif bagi yang melihatnya.?

Bijaklah Sikapi Informasi tentang Rohingya di Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)
Bijaklah Sikapi Informasi tentang Rohingya di Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)

Bijaklah Sikapi Informasi tentang Rohingya di Medsos

"Terlepas apakah yang tersaji itu fakta atau hoaks, konten kekerasan yang nyaris unsencored? ini secara psikologis sangat membahayakan kejiwaan seseorang, khususnya anak-anak. Bila terus dipertontonkan, maka otak akan merespon kekerasan sebagai hal biasa, dan boleh dilakukan.Naudzubillah," katanya, Ahad (3/9).

Pemberitaan yang masif dan hampir tanpa jeda, dalam waktu yang tidak lama akan memunculkan berbagai macam opini. Opini dan pandangan yang muncul jelas akan berbeda-beda tergantung dari sisi mana seseorang mencerna saat menerima informasi.

PKB Kab Tegal

"Contoh sederhananya ada yang berpendapat konflik Rohingya adalah sentimen agama, sebab dipicu oleh kesewenang-wenangan pemeluk mayoritas terhadap yang minoritas," ujar Pria yang akrab disapa Mas Faun.

Pandangan ini memunculkan berbagai komentar miring, cenderung mengarah pada ujaran kebencian antar pemeluk dua agama ini.

PKB Kab Tegal

"Alih-alih mencari solusi dan aksi nyata buat Muslim rohingnya, mereka makin sibuk tebar sumpah serapah dan meme negatif yang berpotensi memicu sentimen didalam negeri kita sendiri yang sejak dulu kala kita telah mewarisi rasa toleransi," lanjutnya seraya berharap isu ini tidak terbawa ke Indonesia dan dikonsumsi mentah-mentah sehingga mengancam kerukunan antarumat beragama.

Ada jug yang berpendapat bahwa tragedi Rohingya adalah konflik geopolitik yang melibatkan berbagai negara yang berkepentingan secara kapital atas potensi migas di kawasan yang dihuni oleh etnis Rohingya tersebut.

Dari berbagai informasi yang memenuhi jagat dunia maya saat ini, ia mengingatkan kepada siapa saja untuk tidak gegabah dan latah meyakini serta men-share berbagai informasi yang diterima.

"Mending mingkem, minongko ndadekno ayem, tinimbang semaur ananging ngawur," katanya mengambil pepatah bijak Jawa yang artinya lebih baik diam agar bisa menyejukkan daripada berbicara tetapi tidak terarah.

Pengendalian diri dan bersikap bijak dalam mengunggah dan berkomentar akan lebih maslahat dibandingkan sekadar share tanpa sumber yang memadai.

Ia mengajak semua pihak untuk mendukung negara maupun lembaga kemanusian manapun yang tulus hati membantu Muslim Rohingnya karena mereka lebih membutuhkan upaya diplomatik agar Myanmar menghentikan tragedi ini.

"Daripada sebar hoaks dan khutbah kebencian, lebih baik mulai dengan keikhlasan, salurkan dana melalui lembaga kemanusiaan yang kompeten serta dalam munajat kita kepada Allah SWT, menyertakan doa keselamatan kepada etnis Rohingya. Semoga lindungan dan pertolongan-Nya makin dekat pada Muslim Rohingnya. Lahumul Fatihah," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News, Hikmah, Hadits PKB Kab Tegal

Sabtu, 18 November 2017

RSNU Jombang Milik Umat

Alhamdulillah pada Sabtu (10/03/12) Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Jombang telah dibuka dan diresmikan. Berikut ini sambungan profil RSNU yang disarikan dari beberapa bahan termasuk wawancara dengan Rais Syuriah PCNU Jombang, KH Abd. Nashir Fattah.

RSNU Jombang berbentuk badan khusus yaitu perseroan terbatas (PT) yang digagas dan direalisasikan oleh PCNU Jombang untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga NU Jombang khususnya dan kepada masyarakat Jombang pada umumnya. Gagasan pendirian rumah sakit tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2008 yang lalu, dan baru bisa direalisasikan pada akhir tahun 2010. Realisasi pembangunan ini terkait dengan berbagai persoalan, baik yang bersifat teknis maupun persoalan yang bersifat strategis.

RSNU Jombang Milik Umat (Sumber Gambar : Nu Online)
RSNU Jombang Milik Umat (Sumber Gambar : Nu Online)

RSNU Jombang Milik Umat

Sedangkan pemilihan bentuk badan hukum perseroan terbatas dilakukan setelah melalui kajian yang cukup panjang, dengan berbagai pertimbangan. Untuk memantapkan bentuk badan hukum RSNU, PCNU Jombang melakukan langkah-langkah yang cukup cermat. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain melakukan studi banding ke berbagai rumah sakit yang sudah berdiri, terutama yang dimiliki oleh organisasi masyarakat semacam NU, kemudian melakukan kajian berkaitan dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing bentuk badan hukum (yayasan, perkumpulan dan perseroan terbatas), dilanjutkan dengan melakukan konsultasi dengan struktur NU, baik yang ada di Pengurus Besar Nahdlaltul Ulama (PBNU), Pengurus Wilayah Nahdlaltul Ulama (PWNU) Jawa Timur, serta dengan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama’ (MWC-NU) yang ada di kecamatan seluruh Jombang. Hasil dari semua langkah-langkah tersebut, terakhir ditetapkan dalam Rapat Pleno PCNU Jombang.

Pembangunan rumah sakit yang diberi nama Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) ini bisa dilakukan berkat kerja secara bersama-sama semua unsur, terutama warga Nahdlatul Ulama Jombang yang dengan ikhlas menyumbangkan sejumlah uang yang digunakan untuk pembelian tanah yang selanjutnya diwakafkan untuk pembangunan rumah sakit.

PKB Kab Tegal

Disamping sumbangan dari warga Nahdlatul Ulama, pembangunan rumah sakit ini juga disumbang oleh pemerintah, baik pemerintah pusat, provinsi maupun pemerintah kabupaten. Juga yang tidak kalah besar sumbangannya adalah dari warga NU yang aktif di partai politik. Semua sumbangan itu menjadikan rumah sakit betul-betul menjadi milik masyarakat, khususnya masyarakat Nahdlatul Ulama.

PKB Kab Tegal

Karena itu, pernyataan bahwa, “RSNU ini adalah milik umat NU, tidak boleh berpindah tangan ke pihak diluar NU dan, tidak boleh dimiliki atau dikuasai oleh perorangan”, harus selalu didengungkan dan sebarluaskan. Sehingga pernyataan atau slogan tersebut akan tertanam dalam kesadaran umum atau kesadaran seluruh warga Nahdlatul Ulama’, yang akhirnya seluruh warga NU akan menjaga aset tersebut benar-benar menjadi milik umat, tidak dipindah tangankan kepada pihak-pihak lain diluar Nahdlatul Ulama, serta tidak dikuasai oleh orang perorang baik pengurus NU sendiri, warga NU atau orang-orang di luar Nahdlatul Ulama’.

Berdasarkan pengalaman, banyak sekali aset yang seharusnya menjadi milik Nahdlatul Ulama’ berpindah tangan menjadi milik organisasi lain atau badan lain, dan juga tidak sedikit yang ‘dikuasai’ oleh orang per-orang. Bukankah apa yang kita pegang saat ini di Jam’iyah Nahdlatul Ulama’ adalah amanah dari para pendiri dan para pendahulu kita. Amanah untuk menjaga dan melestarikan, baik tradisi-nya maupun seluruh hal yang ada di dalam organisasi, termasuk aset yang dimiliki.

Pola Hubungan RSNU dan PCNU

Yang pertama, berkaitan dengan pola hubungan antara PCNU dengan RSNU, adalah “tidak boleh ada rangkap jabatan di PCNU dan RSNU”. Semua unsur dalam PCNU tidak boleh merangkap jabatan atau terikat pekerjaan dalam RSNU. Ini artinya: jika ada person PCNU yang berkehendak untuk menjadi direksi atau pengelola atau pegawai RSNU, maka yang bersangkutan harus mundur atau diberhentikan dari PCNU, begitu juga sebaliknya.Prinsip yang pertama ini penting agar jangan sampai ada konflik kepentingan antara PCNU dengan RSNU. Konflik kepentingan yang dimaksud di sini adalah terjadinya konflik dalam diri seseorang berkaitan dengan kepentingan yang berbeda mengenai persoalan yang sama dalam organisasi yang berbeda.

Yang kedua, penetapan Komisaris RSNU dari unsur PCNU harus dilakukan melalui Rapat Pleno PCNU. Sebagaimana yang kita ketahui, Rapat Pleno PCNU adalah alat organisasi dalam mengambil kpeutusan-keputusan di bawah Konferensi Cabang (Konfercab) dan Musyawarah Kerja Cabang (Musykercab). Pengurus yang terlibat dalam Rapat Pleno PCNU diatur dalam Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama’ Pasal 13 Ayat (3) Point (f), yang menyatakan bahwa unsur PCNU terdiri Mustasyar, Syuriah dan Tanfidziyah dan unsur gabungan yang dinamakan Pengurus Cabang Pleno.

Unsur PCNU dalam Komisaris RSNU adalah orang yang ditetapkan dalam Rapat Pleno Cabang, karena itu tidak secara otomatis komisaris dari unsur PCNU tersebut adalah Ro’is Syuriah atau Ketua Tanfidziyah. Rapat Plenolah yang akan menggodok dan menguji tentang kemampuan dan kepatutan seseorang dari unsur PCNU yang akan menjadi komisaris. Hal ini patut dilakukan karena belum tentu Ro’is Syuriah PCNU memiliki kemampuan dan kepatutan dalam mengawasi jalannya pengelolaan rumah sakit.

Konsekuensi dari prinsip ini adalah: Ro’is Syuriah bukanlah pengambil keputusan tertinggi dan terakhir dalam RSNU. Pengambil keputusan tertinggi dalam RSNU adalah Komisaris yang salah satunya adalah unsur dari PCNU. Dalam menjalankan tugas sebagai komisaris, unsur dari PCNU membawa mandat dari Rapat Pleno Cabang. Karena itu Rapat Pleno Cabang bisa memberhentikan komisaris dari unsur PCNU jika dirasa tidak bisa membawa mandat Rapat Pleno Cabang.Karena menurut Anggaran Dasar (AD) Nahdlatul Ulama, Syuriah adalah pimpinan tertinggi Nahdlatul Ulama, dan tentu juga sebagai pengambil keputusan tertinggi. Karena jika tidak ditegaskan di sini, dikhawatirkan nantinya Syuriah PCNU sebagai pimpinan tertinggi PCNU, tanpa melalui Rapat Pleno Cabang membuat keputusan-keputusan yang menyimpang dari prinsip-prinsip yang tertulis di atas.

Itulah prinsip-prinsip dasar yang harus kita jalankan dalam mengelola RSNU. Prinsip-prinsip tersebut dibuat berdasarkan pengalaman kita sebagai warga Nahdliyin, baik yang ada di jombang maupun di wilayah-wilayah lain, yang banyak mengelola berbagai badan atau unit pendidikan. Pengalaman-pengalaman tersebut digali kemudian disesuaikan dengan berbagai peraturan yang berlaku.

Redaktur : A. Khoirul Anam

Penulis    : Yusuf Suharto

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta, Hikmah, Kajian Sunnah PKB Kab Tegal

Jumat, 17 November 2017

Belajar dari Hiruk-pikuk Pilkada DKI Jakarta

Pilkada DKI Jakarta kali ini merupakan momen politik paling hiruk-pikuk dan paling panas dalam sejarah pemilihan kepala daerah di Indonesia. Sekalipun hanya peristiwa politik lokal, tetapi daya jangkauannya bersifat nasional mengingat posisi Jakarta sebagai pusat informasi dan rujukan politik nasional. Sedemikian besar energi masyarakat yang digunakan untuk berdebat terkait dengan dukungan yang diberikan kepada masing-masing calon, sampai-sampai banyak urusan penting lainnya terabaikan.

Salah satu yang membuat daya getarnya merambat ke seluruh pelosok Indonesia adalah  keberadaan media sosial. Pada era media cetak masih menjadi andalan publik mencari informasi, sebaran berita sifatnya lokal sehingga pengaruhnya hanya melingkupi daerah di mana media tersebut diedarkan. Medsos mampu menembus batas lokalitas. Apa yang terjadi di satu tempat, dalam waktu sangat singkat, tersebar ke seluruh penjuru dunia. Sayangnya, informasi yang beredar di medsos susah diverifikasi kebenarannya. Berita palsu atau hoax untuk mendiskreditkan lawan dari masing-masing kubu beredar secara viral  dari grup ke grup tanpa verifikasi kebenarannya yang mengakibatkan kegaduhan di mana-mana. Era posttruth di mana masyarakat mencari penegasan atas keyakinan yang dipeluknya menyebabkan mereka hanya menerima dan membagi informasi yang mendukung keyakinannya. Sifat kritis untuk memeriksa informasi dari dua belah pihak sudah hilang. Yang terjadi selanjutnya adalah, dukungan pada satu calon semakin militan.

Belajar dari Hiruk-pikuk Pilkada DKI Jakarta (Sumber Gambar : Nu Online)
Belajar dari Hiruk-pikuk Pilkada DKI Jakarta (Sumber Gambar : Nu Online)

Belajar dari Hiruk-pikuk Pilkada DKI Jakarta

Media sosial, dengan sifatnya yang anonim telah menjadi ajang caci-maki pada pihak lain yang  tidak sependapat dengannya. Siapa saja bisa melempar isu tanpa merasa perlu bertanggung jawab atau enggan kepada orang lain yang lebih dihormati sebagaimana terjadi di dunia nyata. Pernyataan-pernyataan yang tidak dibaca utuh, ditanggapi dengan komentar atau cacian sekenanya tanpa berpikir panjang. Dengan mudah dan tanpa pikir panjang, remaja tanggung tanpa ilmu pengetahuan memadai memberi komentar pedas pada kiai terhormat yang tidak sependapat dengannya. Teman yang sebelumnya baik-baik saja di-unfriend karena beda pendapat. Hubungan antarkeluarga besar bisa menjadi kaku, semua akibat ketidakdewasaan dalam mensikapi pilkada dan ketidakkritisan pada berita-berita palsu yang menyertainya.

PKB Kab Tegal

Politik memang kejam, di balik sikap santun yang ditunjukkan para calon di hadapan publik, para tim sukses bekerja dengan segala cara untuk meraih kemenangan. Para buzzer, menciptakan kegaduhan-kegaduhan di masyarakat melalui jaringan media sosial yang dikelolanya. Mereka tidak peduli soal efek sosial yang ditimbulkan dari status-status yang mereka unggah, yang penting, secara pribadi dapat bayaran, dan secara kelompok, target kemenangan dicapai. Fenomena ini bukan hanya di Indonesia, kejadian yang sama terjadi di Amerika Serikat di mana, banyak orang secara pribadi mengambil keuntungan dari mengunggah berita-berita palsu karena masyarakat suka atas informasi tersebut dan kemudian membaginya dengan sukarela. Dengan demikian, situs yang dikelolanya mendapat banyak kunjungan. Dari situlah uang dihasilkan. Faktor inilah yang dinilai oleh sebagian orang sebagai kunci kemenangan Donald Trump.

Jika tidak dikelola dengan baik dan diambil pelajaran atas kejadian seperti ini, maka ke depan metode-metode buruk untuk bersaing ini akan terus digunakan, bahkan dengan intensitas yang lebih tinggi dalam peristiwa politik selanjutnya seperti pada pemilihan legislatif dan pemilihan presiden pada 2019 mendatang.  Obor Rakyat, tabloid abal-abal yang dgunakan untuk menjatuhkan lawan dengan sejumlah berita palsu saat pilpres 2014 sudah cukup meresahkan. Kala itu, cara yang digunakan masih konvensional. Redaksi yang bertanggung jawab masih bisa diminta pertanggungjawabannya di depan hukum.  Informasi di media sosial dengan kecepatan persebaran yang luar biasa, dengan sumber yang tidak jelas, akan memiliki daya rusak yang dahsyat jika digunakan untuk kepentingan negatif.  

Pilkada DKI menjadi lampu kuning bagi pemerintah untuk segera menyiapkan perangkat hukum dan teknologi guna mengantisipasi meluasnya berita palsu pada peristiwa politik di masa mendatang. Sebagai contoh, pemerintah Jerman telah meminta facebook dan aplikasi media sosial lainnya untuk mengambil tindakan lebih guna mengantisipasi penyebaran berita palsu karena adanya anggapan bahwa selama ini perusahaan-perusahaan tersebut belum mengambil tindakan yang memadai atas beredarnya hoax. Jika tidak, maka akan ada denda sangat besar yang harus ditanggung perusahaan-perusahaan tersebut. Para pemimpin harus mendidik masyarakat bagaimana bersikap lebih rasional dalam menghadapi pilkada karena pilkada bukanlah segalanya, melainkan sesuatu yang rutin digelar. Pusat-pusat layanan untuk memverifiksi kebenaran berita harus ditambah. Sudah banyak komunitas yang peduli terhadap maraknya berita palsu, tetapi ini belum cukup. Semuanya demi menjaga tertib sosial.  

PKB Kab Tegal

Pilkada DKI Jakarta memang sempurna sebagai sebuah pertunjukan politik. Karakter msing-masing calon beserta kelebihan dan kelemahannya menjadi bahan pujian dan cacian pada kawan dan lawan, untuk menggerakkan dukungan dan mengintimidasi lawan. Menusia memang tidak ada yang sempurna, tapi bukan berarti boleh dicaci dengan semena-mena. Selamat kepada pemenang, pasangan Anies-Sandi. Semoga bisa menunaikan janji yang disampaikan selama masa kampanye. (Mukafi Niam)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Quote, Hikmah PKB Kab Tegal