Tampilkan postingan dengan label AlaSantri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AlaSantri. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 Maret 2018

Berdiri Ketika Mendengar Suara Adzan

Suara adzan menempati posisi istimewa dalam hati umat Islam. Bunyi yang dipantulkannya sangat berbeda dari suara-suara lainnya. Setiap orang memunyai ekspresi tersendiri ketika adzan dikumandangkan. Ada yang berdiri hingga adzan selesai. Orang yang tidur tiba-tiba langsung duduk ketika ? mendengar suara adzan. Orang yang sedang beraktivitas langsung berhenti dan terdiam sampai adzan selesai digemakan.

Ekspresi berdiri, duduk, dan lain-lain ini merupakan bentuk penghormatan seseorang akan suara adzan karena suara adzan terbilang sakral. Hal ini juga tidak hanya terjadi di zaman sekarang, sejak dulu masyarakat sudah terbiasa melakukan hal ini.

Berdiri Ketika Mendengar Suara Adzan (Sumber Gambar : Nu Online)
Berdiri Ketika Mendengar Suara Adzan (Sumber Gambar : Nu Online)

Berdiri Ketika Mendengar Suara Adzan

Namun apakah ekspresi semisal ini merupakan kewajiban, kesunahan, atau bagaimana? Terkait masalah ini al-Suyuthi dalam Hawi al-Fatawa menjelaskan:

PKB Kab Tegal

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

PKB Kab Tegal

Sebenarnya berita yang beredar tentang orang yang berdiri tidak boleh langsung duduk dan orang yang duduk harus tetap duduk ketika mendengar suara adzan, tidak ada landasan dalam hadits Nabi, baik hadits shahih maupun dhaif. Bahkan tidak seorang pun ulama fikih menyebutkan permasalahan ini. Maka orang yang mendengar suara adzan sementara ia dalam posisi berdiri diperbolehkan langsung duduk. Orang yang sedang duduk diperbolehkan untuk berbaring. Orang yang berbaring diperkenankan juga untuk tetap berbaring.

Pendapat as-Suyuthi ini paling tidak bisa dijadikan argumentasi bahwa berdiri ketika mendengar suara adzan bukanlah sebuah kewajiban. Begitu pula dengan orang yang duduk dan berbaring juga diperbolehkan melanjutkan posisinya, tanpa harus mengubah posisi ketika menyimak suara adzan.

Namun kita juga tidak boleh menyalahkan bila ada orang yang berdiri ketika mendengar suara adzan. Sebab bisa jadi itu bentuk dari penghormatannya dan ekpresinya. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaSantri, PonPes PKB Kab Tegal

Sabtu, 17 Februari 2018

Saudi Belum Tetapkan Kuota Tambahan Haji untuk Indonesia

Jakarta, PKB Kab Tegal

Kepastian apakah Indonesia akan memperoleh tambahan kuota haji sebanyak 10 ribu atau tidak, masih menjadi tanda tanya besar. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, sesuai keputusan Pemerintah Saudi, kuota haji tahun ini di setiap negara sama dengan tahun lalu.

Saudi Belum Tetapkan Kuota Tambahan Haji untuk Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Saudi Belum Tetapkan Kuota Tambahan Haji untuk Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Saudi Belum Tetapkan Kuota Tambahan Haji untuk Indonesia

Pemotongan kuota sebanyak 20 persen, katanya, juga masih diberlakukan untuk semua negara. Karenanya, kuota haji Indonesia sebesar 168.800, terdiri dari 155.200 kuota haji reguler dan 13.600 kuota haji khusus.

“Khusus bagi Indonesia, karena sejak lama memperjuangkan tambahan 10 ribu, ini yang terus kita ikhtiarkan. Doakan saja mudah-mudahan bisa diwujudkan tahun ini tambahan itu,” tegas Menag saat ditanya wartawan usai menghadiri Halaqah Pimpinan Pondok Pesantren se-Provinsi Lampung, Senin (18/04), sebagaiman dilansir kemenag.go.id.

PKB Kab Tegal

Ihwal wacana tambahan kuota bagi Indonesia sebanyak 10 ribu jamaah, Menag sudah meminta kepastiannya kepada Pemerintah Saudi Arabia saat melakukan kunjungan kerja ke Jeddah pertengahan Maret lalu. Namun, pihak Saudi belum memberikan jawaban secara tegas karena sedang dipertimbangkan.

“Menteri Urusan Haji Saudi mengatakan bahwa hal ini betul-betul menjadi perhatian Pemerintah Saudi yang terus dipertimbangkan. Pada saatnya nanti, Pemerintah Saudi akan menyampaikan secara resmi terkait hal ini,” kata Menag, Rabu (16/03) lalu.

PKB Kab Tegal

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah melakukan kunjungan ke Saudi Arabia dan bertemu dengan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud di Jeddah, pada pertengahan September tahun lalu. Dalam pertemuan itu, Raja Salman menyampaikan kepada Presiden Jokowi bahwa kuota jamaah haji? Indonesia akan ditambah sebanyak 10 ribu.

Saat menerima Kunjungan Kehormatan dari Menteri Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi Adel Bin Ahmed Al Jubeir, di tengah-tengah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa (LB) ke-5 Organisasi Kerjasama Islam (OKI), di JCC Senayan, Jakarta, Senin (07/03),? Presiden Joko Widodo? meminta? agar penambahan kuota haji bagi Indonesia dapat segera direalisasikan. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah, AlaSantri PKB Kab Tegal

Senin, 15 Januari 2018

Generasi Tangguh Dimulai dari Makanan Halal dan Baik

Gunung Kidul, PKB Kab Tegal. Direktur Pemasaran Dalam Negeri, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, Ir. Muhammad Zaini mengatakan, Allah dalam al-Quran surat An-Nisa ayat 9 telah telah mengingatkan kita supaya menghindari generasi yang lemah.

Generasi Tangguh Dimulai dari Makanan Halal dan Baik (Sumber Gambar : Nu Online)
Generasi Tangguh Dimulai dari Makanan Halal dan Baik (Sumber Gambar : Nu Online)

Generasi Tangguh Dimulai dari Makanan Halal dan Baik

Untuk menghindarinya, menurut dia, sebagai orang tua seyogyanya, kita memperhatikan mutu dan sarana yang mendukung anak-anak bangsa ini untuk menjadi pribadi berkualitas.

Ia menambahkan, untuk membentuk generasi yang tangguh itu dimulai dari asupan makanan yang halal dan baik. “Hal ini selaras dengan al-Quran yang kerap kali membahas tentang keutamaan makanan yang halal dan baik,” katanya pada Safari Ramadan di Pesantren Al-Jauhar, Tlepok, Semin, Gunung Kidul, Yogyakarta, Selasa (30/6).

PKB Kab Tegal

Di dalam al-Quran surat al-Maidah ayat 96, lanjut dia, Allah SWT menyatakan bahwa semua binatang yang sumbernya dari laut adalah halal.Terlebih ikan. Di dalam ikan, mengandung bermacam dzat yang baik dikonsumi dan gizinya pun jelas.

PKB Kab Tegal

Dalam acara itu, Ir. Zaini juga memberikan apresiasinya berupa sejumlah uang kepada para santri Pesantren Al-Jauhar yang berperestasi baik di bidang madrasah maupun kejuaraan.

Salah satu program dari KKP dalam rangka mempromosikan peningkatan konsumsi ikan di pesantren tersebut dimeriahkan penampilan hadrah Al-Jauhar dan ditutup dengan buka bersama para santri. (Anwar Kurniawan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaSantri, Berita PKB Kab Tegal

Minggu, 24 Desember 2017

Pelajar NU Harus Jadi Generasi Emas Aswaja

Pamekasan, PKB Kab Tegal - Saat mengisi acara Daurah Aswaja di Auditorium STAIN Pamekasan, Kiai Marzuqi Mustamar mengapresiasi semangat Pengurus Cabang IPNU-IPPNU Kabupaten Pamekasan dalam menjalankan roda organisasi, Ahad (22/1). Kiai Marzuki mendoakan semoga para pelajar NU terus berkiprah dalam mencerdaskan diri dan bangsa ini.

"Kalian harus jadi generasi emas Aswaja, yaitu generasi yang selalu mengedepankan nilai-nilai kemoderatan, toleransi, adil, dan selalu menebar kebaikan dengan cara yang santun,"? tegas Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Malang tersebut.

Pelajar NU Harus Jadi Generasi Emas Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Harus Jadi Generasi Emas Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Harus Jadi Generasi Emas Aswaja

Menurutnya, NU insyaallah akan terus jaya mana kala para pelajarnya terus berada pada garis perjuangan ulama. Karenanya, pelajar NU harus fokus belajar keagamaan yang berhaluan Aswaja, tidak perlu nyelenih dengan aliran-aliran yang tidak jelas sanad keilmuannya.

PKB Kab Tegal

Dalam kesempatan itu, Kiai Marzuki membagikan ratusan kitab Muhtashor al-Muqtathofat li Ahlilbidayat kepada hadirin. Pihaknya berpesan agar kitab karangannya tersebut dikaji.

"Jika isinya baik, amalkanlah. Jika ada yang perlu diluruskan, kami selalu terbuka pada kritikan," tukas Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur tersebut.

Sementara itu, Ketua PC IPNU Pamekasan Kadarisman mengungkapkan, peserta Dauroh Aswaja terdiri dari para pelajar NU se-Kabupaten Pamekasan. Selain itu, hadir pula para kiai, pimpinan kampus, sesepuh NU, dan petinggi NU di Kabupaten Pamekasan.

PKB Kab Tegal

"Alhamdulillah acara ini mendapat sambutan hangat dari seluruh elemen warga nahdliyin," ujar pemuda asal Desa Kertagena Tengah, Kadur, Pamekasan tersebut.

Usai acara, tambah Kadarisman, nanti pengurus akan menindaklanjutinya dengan melangsungkan kajian kitab yang diberikan oleh Kiai Marzuki. Itu dipandang perlu supaya kegiatan PC IPNU-IPPNU Pamekasan tidak berhenti di seremonialnya saja. (Hairul Anam/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Olahraga, AlaSantri PKB Kab Tegal

Selasa, 19 Desember 2017

Fatayat NU Lampung Tengah Didik Kader Berwirausaha

Lampung Tengah, PKB Kab Tegal - Selama dua hari berturut-turut Sabtu-Ahad, (11-12/6) keluarga besar Fatayat NU Lampung Tengah bekerja sama dengan Kementerian Ekonomi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM) Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia menggelar Pendidikan Kewirausahaan di Balai Diklatda Kotagajah Lampung Tengah.

Ketua Fatayat NU Lampung Tengah Hj Maratus Sholihah mengatakan, manfaat jangka panjang pelatihan kewirausahaan ini adalah memperat tali silaturahmi Fatayat NU se-Lampung Tengah sekaligus menambah wawasan tentang teori dan praktik berwirausaha bagi perempuan muda NU.

Fatayat NU Lampung Tengah Didik Kader Berwirausaha (Sumber Gambar : Nu Online)
Fatayat NU Lampung Tengah Didik Kader Berwirausaha (Sumber Gambar : Nu Online)

Fatayat NU Lampung Tengah Didik Kader Berwirausaha

"Kegiatan ini diikuti oleh 45 peserta yang tidak lain adalah kader-kader Fatayat NU se-Lampung Tengah, dengan mengusung tema ‘Pelatihan Kewirausahaan Melalui Gerakan Nasional Kewirausahaan Bagi Organisasi Masyarakat’," tambah Hj Mar’atus Sholihah.

PKB Kab Tegal

Siti Maysaroh, salah satu peserta pelatihan kewirausahaan yang juga Ketua Fatayat NU Kotagajah menyambut baik pelatihan ini. Menurutnya, kesempatan ini jarang ditemukan di tempat-tempat lainnnya. Ia berharap pelatihan ini berkelanjutan.

Hadir dalam pendidikan ini Ketua NU Lampung Tengah Kiai A Jailani MS, Dosen IAIM NU Metro Drs Aminan, Sekretaris Fatayat NU Lampung Hj Nurhayati, Kemenkop dan UKM Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia Indriyana, Kabid Dinas Koperasi dan UKM Lampung Tengah Erwanto, Wakil Bendahara Lakpesdam NU Lampung Tengah Syarifah Handayani, dan puluhan aktivis muda NU lainnya. (Akhmad Syarief Kurniawan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal AlaSantri PKB Kab Tegal

Senin, 18 Desember 2017

PWNU Sulsel Peringati Harlah dengan Bakti Sosial

Makassar, PKB Kab Tegal

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Selatan memperingati Harlah Ke-82 NU dengan menggelar berbagai kegiatan, sebagai bakti kepada warga NU dan Masyarakat.



PWNU Sulsel Peringati Harlah dengan Bakti Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)
PWNU Sulsel Peringati Harlah dengan Bakti Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)

PWNU Sulsel Peringati Harlah dengan Bakti Sosial

Pada hari kelahiran NU, Kamis (31/1) hari ini digelar acara sunatan massal, donor darah, dan pencanangan program penanaman sejuta pohon yang dipusatkan di pesantren yang didirikan KH Sanusi Baco, Nahdlatul Ulum, Kabupaten Marash.

Ketua Panitia Harlaha PWNU sulsel DR H Abdul makhfud DEA menjelaskan rangkaian kegiatan Harlah ini akan berlangsung sampai tanggal 3 Februari yang merupakan acara puncak harlah yang secara serentak di selenggarakan di seluruh Indonesia.

PKB Kab Tegal

Dijelaskannya, pada hari Jumat 1 Februari akan di selenggarakan “NU Media Campaign” berupa penyebaran spanduk yang di mulai dari depan kampus Universitas Islam Makassar Al-Ghozali (UMI) jalan perintis kemerdekaan dilanjutkan memasuki kota dan berakhir di Gowa.

Selanjutnya Makhfud yang juga Wakil Rektor UMI menyatakan, masjid-masjid yang dikelola warga NU pada hari Jumat 1 februari besok akan menyelenggarakan khutbah dengan tema yang seragam yakni “Islam rahmatan lil ‘Alamin” .

PKB Kab Tegal

Pada hari Sabtu, 2 Februari, akan digelar dialog Islam dan masa depan bangsa. Acara ini sebelumnya akan di selenggarakan di gedung PWNU sulsel tapi di pindah ke gedung Pinnin di jl Sam Ratulangi.

Puncak acara Harlah diselenggarakan pada hari Minggu 3 februari yang dipusatkan di Balai Prajurit M Yusuf dengan acara launcing buku, istighosah, NU award, dan mendengarkan teleconference dari Gelora Bung Karno Jakarta. (mkf)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaSantri, Ulama PKB Kab Tegal

Minggu, 10 Desember 2017

Mengawal Ulama NU Berarti Mengawal Bangsa

Jakarta, PKB Kab Tegal. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan bahwa mengawal ulama-ulama NU punya arti penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena turut berjuang dalam merebut dan mempertahankan NKRI.

“Mengawal ulama-ulama NU berarti mengawal bangsa Indonesia karena mereka telah ikut berjuang mendirikan bangsa Indonesia,” katanyad pada pembukaan Festival Pagar Nusa 2012 yang berlangsung di OSO Sport Center, Tambun, Bekasi, Jawa Barat, Senin (2/4).

Mengawal Ulama NU Berarti Mengawal Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Mengawal Ulama NU Berarti Mengawal Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Mengawal Ulama NU Berarti Mengawal Bangsa

Kang Said, demikian ia akrab disapa, menyatakan, perjuangan ulama NU dalam mendirikan bangsa Indonesia mulai dari perjuangan fisik hingga ideologi. Dalam perjuangan fisik, ulama-ulama NU yang berbasis pesantren-pesantren, ikut berjuang mengusir penjajah. Seperti peristiwa arek Suroboyo mengusir NICA di Jawa Timur.

PKB Kab Tegal

Sedangkan dalam perjuangan ideologi, alih-alih ingin mendirikan negara Islam, ulama-ulama NU dengan tegas menyatakan komitmennya untuk mendirikan negara damai (darus salam) sebagaimana terekam pada Muktamar NU tahun 1935 di Banjarmasin.

PKB Kab Tegal

Dalam hal ini, terang alumnus Universitas Ummul Quro, Mekkah itu, dalam merumuskan Pancasila, KH Wahid Hasyim juga ikut terlibat di dalamnya sebagai panitia inti.

Kemudian Kang Said mengamanatkan kepada para pendekar Pagar Nusa supaya "jangan sombong, karena itu perbuatan sia-sia."

"Ingatlah peristiwa perang Hunain ketika zaman Nabi. Waktu itu umat Islam datang dengan jumlah pasukan yang besar. Tapi karena mereka sombong, mereka kalah. Pasukan bercearai-berai," katanya.

Hadir pada kesempatan itu, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Yahya Faisal Zaini, Ketua Umum PP Pagar Nusa KH Fuad Anwar, Dewan Khas KH Suyuthi Ghozali, Dewan Pendekar, Dewan Ketabiban, jajaran pengurus Pagar Nusa, pengurus cabang NU Bekasi dan peserta Kejurnas.

Festival Pagar Nusa 2012 akan berlangsung dari 2-5 April mendatang. Agendanya meliputi Kejurnas Pencak Silat, Festival Pencak Silat Tradisional, Sarasehan Pendekar, dan Pengobatan Alternatif.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Anti Hoax, AlaSantri PKB Kab Tegal

Sabtu, 09 Desember 2017

Doa Hendak Usap Muka saat Wudhu

Wajah salah satu anggota tubuh terhormat. Membasuhnya merupakan satu dari sekian rukun wudhu. Doa berikut ini diharapkan dapat mengantarkan pembacanya pada tempat yang mulia di dunia dan kelak di akhirat.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Doa Hendak Usap Muka saat Wudhu (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa Hendak Usap Muka saat Wudhu (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa Hendak Usap Muka saat Wudhu

Allâhumma ghasysyinî bi rahmatika wa ’anzil ‘alayya min barakâtika wa ’azhillanî tahta zhilli ‘arsyika yauma lâ zhilla ’illâ zhilluka

PKB Kab Tegal

Artinya, “Wahai Tuhanku, tutupi aku dengan rahmat-Mu. Turunkan untukku berkat-Mu. Teduhkan aku di bawah naungan ‘arasy-Mu pada hari tiada teduhan selain teduh ‘arasy-Mu,” (Lihat Sayid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta). (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal AlaSantri, Sejarah PKB Kab Tegal

Jumat, 08 Desember 2017

GP Ansor Subang Nyatakan Komitmen Kebangsaan

Subang, PKB Kab Tegal. Pengurus GP Ansor Subang mendeklarasikan penolakan terhadap paham dan upaya kelompok radikal yang mengganggu keamanan. Mereka membacakan sembilan poin deklarasi yang berisi semangat kebangsaan Indonesia di aula Kantor PCNU Subang jalan Kalijati, Subang, Rabu (13/8).

Deklarasi ini dibuat seiring mencuatnya kelompok ekstrem berkedok agama yang saat ini didukung oleh beberapa warga di Indonesia. Deklarasi yang disampaikan Ketua GP Ansor Subang ? Asep Alamsyah Heridinata antara lain mengakui sepenuhnya keberagaman latarbelakang warga Indonesia.

GP Ansor Subang Nyatakan Komitmen Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Subang Nyatakan Komitmen Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Subang Nyatakan Komitmen Kebangsaan

“Kami mengutuk tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama seperti yang dilakukan ISIS. Maka dari itu, kami menginstruksikan kepada seluruh pengurus GP Ansor dan Banser serta masyarakat untuk meneguhkan ukhuwah Islamiyah,” kata Asep dalam deklarasinya seusai Halal Bihalal PCNU Subang, Rabu (13/8).

PKB Kab Tegal

GP Ansor Subang menyatakan kesiapannya mempertahankan dan menjaga tradisi Islam Indonesia melalui paham akidah Islam Aswaja NU. GP Ansor mengajak segenap umat Islam Indonesia untuk bersama-sama mencintai tanah air Indonesia berdasarkan bingkai Bhineka Tunggal Ika. (Ade Mahmudin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Pahlawan, Sholawat, AlaSantri PKB Kab Tegal

Rabu, 29 November 2017

Sambil Shalawatan, Jamaah Istighotsah dengan Tertib Tinggalkan GOR Delta

Sidoarjo, PKB Kab Tegal - Istighotsah Kubro dalam rangka hari lahir ke-94 Nahdlatul Ulama, yang diselenggarakan PWNU Jawa Timur di GOR Delta Sidoarjo berlangsung khusyuk. Usai ditutup dengan doa oleh sembilan kiai khos, ratusan ribu jamaah Nahdliyin secara tertib meninggalkan lokasi Istighotsah.

Dari pantauan PKB Kab Tegal, Ahad (9/4) sekitar pukul 09.10, jamaah yang sebagian besar mengenakan busana putih berjalan kaki menuju kendaraan mereka sembari mengumandangkan shalawat nabi dan lagu Ya Ahlal Wathan.

Sambil Shalawatan, Jamaah Istighotsah dengan Tertib Tinggalkan GOR Delta (Sumber Gambar : Nu Online)
Sambil Shalawatan, Jamaah Istighotsah dengan Tertib Tinggalkan GOR Delta (Sumber Gambar : Nu Online)

Sambil Shalawatan, Jamaah Istighotsah dengan Tertib Tinggalkan GOR Delta

Selain membaca shalawat, jamaah juga memekikkan yel-yel, seperti “Siapa Kita?” "NU" , “Pancasila!” “Jaya!”, dan “NKRI!” “Harga Mati!”.

PKB Kab Tegal

Untuk sampai ke lokasi parkir kendaraan, jamaah harus berjalan kaki sepanjang tiga kilometer dari GOR Delta."Walaupun berjalan kaki cukup jauh dan berdesakan seperti ini, tapi tidak capek," ujar Mustaqim, santri asal Trenggalek.

Satuan keamanan dari Polres Sidoarjo dan anggota Banser tampak sibuk menertibkan kendaraan yang melintas. Mereka terpaksa melakukan sistem buka tutup kendaraan pada jalur yang dilalui jamaah. Kendaraan milik tamu VIP juga meninggalkan lokasi dengan antrie

PKB Kab Tegal

Hingga pukul 10.30 WIB, jalan raya kembali lancar. Kompleks GOR Delta berangsur-angsur sepi. Hanya tampak petugas kebersihan yang sedang memunguti sisa sampah.

Seperti diketahui, Istighotsah Kubro yang mengusung tema "Mengetuk Pintu Langit, Menggapai Nurullah" itu dihadiri para kiai sepuh Nahdltul Ulama, para pejabat tinggi negara dan daerah setempat, serta masyarakat secara umum. (Zaenal Faizin/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaSantri PKB Kab Tegal

Selasa, 28 November 2017

Kader Muda NU di Sidoarjo Gelar Festival Hadrah Al-Banjari

Sidoarjo, PKB Kab Tegal. Remaja Masjid Agung Purboyo Suwaluh, Balongbendo, Sidoarjo, bekerja sama dengan IPNU-IPPNU ranting Suwaluh menggelar festival Al-Banjari se-Kabupaten Sidoarjo yang digelar di masjid setempat, Sabtu (28/1) lalu.

Kader Muda NU di Sidoarjo Gelar Festival Hadrah Al-Banjari (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader Muda NU di Sidoarjo Gelar Festival Hadrah Al-Banjari (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader Muda NU di Sidoarjo Gelar Festival Hadrah Al-Banjari

Festival Hadrah Al-Banjari se-Kabupaten Sidoarjo ini dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, peringatan "Haul Mbah Purboyo", serta upaya mensyiarkan agama Islam. Pasalnya, disekitar lokasi tersebut diduga terdapat aliran intoleran.

Ketua panitia, M Khoirul Maarif, menjelaskan bahwa, acara festival Hadrah Al-Banjari ini merupakan acara rutin yang digelar setiap tahunnya. Tahun ini, mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya.

"Peserta Hadrah Al-Banjari tahun lalu sekitar 30 grup. Sekarang pesertanya berjumlah 50 grup. Tidak ada batasan umur. Satu grup membawakan dua lagu, lagu pertama wajib dan satunya lagu bebas. Kegiatan ini untuk mensyiarkan agama Islam dan Maulid Nabi," jelasnya.

Sementara itu Kepala Desa Suwaluh Balongbendo, Sidoarjo, M Heru Sulton, menceritakan bahwa Mbah Purboyo termasuk pendiri masjid agung Purboyo, dan semasa hidupnya Mbah Purboyo ikut andil dalam perang Padri, mensyiarkan agama Islam dan termasuk prajurit Pangerang Diponegoro.

PKB Kab Tegal

Meski namanya tidak tercatat dalam agenda besar negara, namun warga sekitar sangat menghargai dan mengapresiasi perjuangan mbah Purboyo. Pasalnya, mbah Purboyo pasa massa itu, turut serta dalam mensyiarkan agama Islam dan salah satu santri Pangeran Diponegoro.

"Mbah Purboyo sebagai santri Pangeran Diponegoro dan prajurit Pangeran Diponegoro yang hijrah dalam perang Padri dan mengembangkan Islam di Purboyo. Masyarakat Nahdliyin serta takmir masjid disini kemudian menikdaklanjutinya dengan mengadakan haul dan pengajian umum untuk mengenang jasa beliau," ujarnya. (Moh Kholidun/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Nahdlatul, AlaSantri PKB Kab Tegal

Minggu, 26 November 2017

Shalat Pakai Sorban Lebih Utama?

Islam tidak menentukan model pakaian tertentu untuk umat Islam, termasuk penentuan pakaian ibadah. Selain ibadah haji, umat Islam diberikan kebebasan memilih pakaian yang layak digunakan untuk ibadah. Pada saat shalat kita dibolehkan menggunakan model pakaian apapun selama menutup aurat dan sesuai dengan etika pakaian Islam.

Sebab itu, tidak ada sebenarnya keutamaan menggunakan model pakaian tertentu dalam ibadah. Meskipun Islam datang dari wilayah Arab dan Nabi Muhammad pun keturunan Arab, bukan berarti menggunakan pakaian Arab ketika shalat, seperti jubah dan sorban, lebih utama dari pakaian khas Indonesia.

Shalat Pakai Sorban Lebih Utama? (Sumber Gambar : Nu Online)
Shalat Pakai Sorban Lebih Utama? (Sumber Gambar : Nu Online)

Shalat Pakai Sorban Lebih Utama?

KH Ali Mustafa Yaqub dalam At-Thuruqus Shahihah fi Fahmis Sunnatin Nabawiyyah mengatakan, kebanyakan hadits tentang keutamaan sorban kualitasnya maudhu’ (palsu) dan dhaif jiddan (sangat lemah). Tidak ada satu hadits shahih pun yang menerangkan keutamaan bersorban saat shalat.

Pendapat KH Ali tersebut diperkuat oleh beberapa pendapat dari ulama klasik. As-Sakhawi dalam Maqashidul Hasanah mengatakan.

PKB Kab Tegal

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ?

PKB Kab Tegal

Artinya, “Kualitas hadits shalat dengan cincin setara dengan tujuh puluh shalat tanpa cincin ialah maudhu’, sebagaimana dikatakan syaikh kita (Ibnu Hajar). Begitu pula riwayat Ad-Dailami dari Ibnu ‘Umar, ‘Shalat dengan memakai sorban sebanding dengan dua puluh lima shalat (tanpa sorban)’, ‘Shalat Jumat dengan sorban setara dengan tujuh puluh Jumat? (tanpa sorban). Demikian pula riwayat Anas, ‘Shalat menggunakan sorban sebanding dengan sepuluh ribu kebaikan.’”

Mula Al-Qari dalam Mirqatul Mafatih mengutip pendapat Al-Munufi yang mengatakan seluruh riwayat di atas lemah (batil). Selain riwayat yang disebutkan oleh As-Sakhawi di atas, Al-Minawi dalam Faidhul Qadir juga mengutip riwayat lain tentang keutamaan sorban. Riwayat yang dimaksud ialah.

? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Shalat dua rakaat memakai sorban lebih baik dari tujuh puluh rakaat tanpa sorban.”

Kualitas hadits di atas tidak jauh berbeda dengan hadits lain yang berkaitan dengan keutamaan sorban. Hadits di atas lemah karena di dalam sanadnya terdapat rawi bernama Thariq bin Abdurrahman. Hampir sebagian kritikus hadits memberi komentar buruk terhadapnya. Ad-Dzahabi dan Al-Bukhari mengategorikan dia sebagai perawi dhaif. Al-Nasa’i mengatakan, riwayatnya tidak kuat (laysa bi qawi). Sementara As-Sakhawi menilai hadits di atas tidak berasal dari Nabi.

Dikarenakan kualitas hadits keutamaan soban sangatlah lemah, bahkan sampai pada kualitas maudhu’ (palsu), maka tidak ada perbedaan antara pakaian Arab, khususnya penutup kepala yang digunakan orang Arab dan masyarakat lainnya. Kalau di Indonesia biasa menggunakan peci atau kopiah pada saat shalat, itu juga baik dan tidak ada bedanya dengan sorban.

Silakan menggunakan sorban, tetapi jangan sampai mengatakan sorban lebih utama dipakai saat shalat ketimbang kopiah ataupun peci, karena tidak ada riwayat shahih terkait hal ini. Oleh sebab itu, terkait pakaian apa yang seharusnya digunakan saat shalat, Al-Quran menjelaskan.

? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap memasuki masjid,” (Surat Al-A‘raf ayat 31).

Ayat ini menganjurkan agar umat Islam memakai pakaian yang bagus pada saat mengerjakan shalat. Modal dan bentuk pakaian bagus ini tidak dibatasi oleh Islam dan pengejawentahannya diserahkan sepenuhnya pada tradisi dan budaya masyarakat.

Pakaian model apapun termasuk baik dan bagus selama tidak bertentangan dengan kode etik pakaian Islam: aurat tertutup, tidak transparan, tidak terbuka, dan tidak menyerupai lawan jenis. Wallahu a‘lam. (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Cerita, AlaSantri PKB Kab Tegal

Minggu, 19 November 2017

Warga di Subang Ini Isi Ngabuburit dengan Ngaji Pasaran

Subang, PKB Kab Tegal. Salah satu kegiatan tahunan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Jami Al-Huda, Pungangan, Patokbeusi, Subang, Jawa Barat adalah ngabuburit yang diisi dengan ngaji pasaran untuk para orangtua dan pemuda.

Tahun ini, kitab yang dikaji dalam pengajian yang digelar bada ashar ini adalah Kitab Risalah al-Muawanah wal Mudzoharoh wal Muazaroh karya Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, adapun yang didaulat sebagai pembaca kitab adalah Kiai Adang Kosasih, Rais MWCNU Patokbeusi yang juga pengasuh pesantren Al-Huda.

Warga di Subang Ini Isi Ngabuburit dengan Ngaji Pasaran (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga di Subang Ini Isi Ngabuburit dengan Ngaji Pasaran (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga di Subang Ini Isi Ngabuburit dengan Ngaji Pasaran

"Biasanya yang ngawuruk (ngajar-red) ngaji itu ketua MWCNU, cuma beliau belum sembuh total dari sakitnya jadi diputuskan yang ngajinya Rais syuriyah, insya Allah pengajian ditutup pada H-3," kata Dedi Setiawan, salah seorang peserta pengajian yang juga Ketua Irmada (Ikatan Remaja Masjid Al-Huda) ini, Kamis (25/6).

PKB Kab Tegal

Dedi menambahkan, kegiatan ini sekaligus untuk mengakomodir kalangan bapak-bapak dan para  pemuda setempat yang masih haus akan ilmu agama Islam.

"Yang ikut ngaji tidak menentu tapi biasanya 30 sampai 50 orang,  Bapak-bapak disini usianya boleh tua, tapi semangat ngajinya tetap muda," tambahnya

PKB Kab Tegal

Pantauan PKB Kab Tegal, peserta pengajian itu didominasi oleh kalangan orangtua, sebagian peserta ada yang membawa kitab dan meloghatnya, sebagian lagi hanya jiping (ngaji kuping) yaitu peserta pengajian yang tidak membawa kitab dan hanya mendengarkan materi pengajian. (Aiz Luthfi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam, Sejarah, AlaSantri PKB Kab Tegal

Jumat, 03 November 2017

Ribuan Santri Jombang Gelar Apel Hari Santri di Malam Hari

Jombang, PKB Kab Tegal?

Pemandangan unik terlihat di Pondok Pesantren Bumi Damai Al-Muhbbin Tambakberas Jombang dalam perayaan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2016 ini. Kurang lebih dari 1000 santri menggelar apel santri di halaman pondok setempat pada Kamis (20/10/2016) usai sholat isya. Biasanya apel ini digelar bertepatan hari ditetapkannya HSN tanggal 22 Oktober 2016 secara bersamaan.

Ribuan Santri Jombang Gelar Apel Hari Santri di Malam Hari (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Santri Jombang Gelar Apel Hari Santri di Malam Hari (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Santri Jombang Gelar Apel Hari Santri di Malam Hari

Dikonfirmasi terkait hal ini, Syarif Abdur Rahman salah seorang pengurus Pondok Pesantren Tambakberas Jombang mengungkapkan menyesuaikan hari libur santri. Agar perayaan apel lebih semarak diikuti oleh semua santri.

"Ya hari santri tanggal 22 Oktober, cuma pesantren di sini liburnya malam Jumat, jadi sekalian malam Jumat saja biar tidak mengganggu kegiatan," katanya kepada PKB Kab Tegal saat ditemui.?

Namun demikian, Syarif juga menjelaskan, perayaan diluar kebiasaan itu bukan menyalahi ketetapan panitia HSN yang sudah mengkoordinir pondok pesantren se-Jombang untuk ikut serta pada tanggal 22 Oktober. Ia menyatakan pondoknya juga akan ikut serta meramaikan apel santri di alun-alun Jombang dengan beberapa perwakilan santri.?

PKB Kab Tegal

"Tapi kita tetap mengikuti apel santri tanggal 22 Oktober itu, beberapa santri juga susah disiapkan untuk diberangkatkan ke lokasi apel, hanya saja kegiatan pondok yang sudah berlaku pada saat itu tetap berjalan," ujar dia.

Pantauan PKB Kab Tegal di lokasi apel, para santri mengenakan sarung membentuk lingkaran bundar dengan berbaris rapi mengikuti sejumlah rangkaian acara apel pada umumnya. Mereka juga membacakan Ikrar santri dan teks resolusi jihad.?

Berdiri di tengah-tengah mereka, Fikri Jauhari lurah pondok yang juga sebagai pembina upacara apel sembari memberikan arahan-arahan kepada santri.?

"Pada hakikatnya, Hari Santri Nasional dirayakan oleh kita sebagai bentuk penghormatan kita kepada mereka (santri, red) yang sudah berperang merebut dan juga mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada zamannya," jelasnya.?

PKB Kab Tegal

Bentuk penghormatan santri dengan pegelaran apel santri itu, menurutnya adalah bagian kecil untuk mengenang dan menghargai perjuangan santri yang bertaruh nyawa kala itu. "Santri yang hidup saat ini, tidak lagi mengucapkan Allahuakbar, tanda perang melawan penjajah di Indonesia ini," tegasnya.?

Untuk itu, tugas besar berada di tangan santri adalah menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia (NKRI) yang sudah dibangun oleh para pejuang dan para pahlawan, termasuk kiai dan santri.?

"Sekarang santri harus melaksanakan tanggung jawab melanjutkan perjuangan para santri dan kiai, sedikitnya santri melakukan apa yang memang menjadi kewajiban santri di pondok, juga sebaliknya, santri wajib meninggalkan apa yang tak pantas dilakukan santri," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah, Ulama, AlaSantri PKB Kab Tegal

Minggu, 29 Oktober 2017

Pengurus NU Se-Sidoarjo Ziarahi Makam Pejuang NU

Sidoarjo, PKB Kab Tegal - Agar pelaksanaan Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama Sidoarjo berjalan lancar, sejumlah pengurus PCNU, lembaga, banom dan pengurus MWCNU se-Sidoarjo menziarahi makam pendiri dan masyayikh NU Sidoarjo, Ahad (9/10). Ziarah kubur ini merupakan serangkaian acara prakonfercab NU Sidoarjo ke-20.

Ketua panitia acara M Qosim Wirai menyatakan, selain mengenalkan para pejuang NU terdahulu khususnya yang ada di Sidoarjo, pihaknya juga ingin mengingatkan kembali masa perjuangan NU yang dibawa oleh para kiai dari Sidoarjo.

Pengurus NU Se-Sidoarjo Ziarahi Makam Pejuang NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengurus NU Se-Sidoarjo Ziarahi Makam Pejuang NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengurus NU Se-Sidoarjo Ziarahi Makam Pejuang NU

"Selain meminta restu untuk kesuksesan dan kelancaran Konferensi Cabang NU Sidoarjo, kami ingin menyusuri dan mengenalkan kepada seluruh pengurus NU siapa para pejuang NU dahulu," kata pria yang juga Ketua LDNU Sidoarjo ini.

Senada juga dikatakan Ketua PCNU Sidoarjo, KH Abdi Manaf, melalui ziarah kubur ke sejumlah ulama, kiai dan masyayikh di Sidoarjo diharapkan masa depan atau langkah NU Sidoarjo ke depan bisa lebih baik.

PKB Kab Tegal

Adapun makam yang diziarahi sejumlah pengurus PCNU, lembaga, banom dan pengurus MWCNU se-Sidoarjo yakni makam masyayikh di Desa Siwalanpanji tempat KH M Hasyim Asyari menimba ilmu, makam KH Ali Masud Pagerwojo Buduran, makam KH Hamzah, KH Imron Hamzah, dan Mbah Raden Ali di daerah Ngelom Sepanjang.

Setelah itu ke makam pendiri Yayasan Pendidikan dan Sosial Maarif KH M Hasyim Latif, makam KH Aruqot dan KH Siraj Kholil di Desa Kedungcangkring Jabon, makam KH Fadlil Desa Keboguyang dan terakhir ke makam Pendiri Pesantren Mambaul Hikam KH Khozin Mansyur. (Moh Kholidun/Alhafiz K)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Khutbah, AlaSantri PKB Kab Tegal

Kamis, 19 Oktober 2017

NU Pecahkan 2 Rekor Dunia MURI di Peringatan Hari Santri 2016

Jakarta, PKB Kab Tegal. Di peringatan Hari Santri Nasional 2016, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berhasil memecahkan 2 rekor dunia MURI untuk pembacaan serentak 1 miliar shalawat Nariyah dan kirab terjauh (2000 km).

NU Pecahkan 2 Rekor Dunia MURI di Peringatan Hari Santri 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Pecahkan 2 Rekor Dunia MURI di Peringatan Hari Santri 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Pecahkan 2 Rekor Dunia MURI di Peringatan Hari Santri 2016

Kirab Resolusi Jihad NU menempuh jarak dari Banyuwangi ke Jakarta. PBNU menerjunkan sekitar 150 Tim Kirab Resolusi Jihad yang singgah dari tempat bersejarah satu ke tempat bersejarah lain.?

Antusisme masyarakat dalam menyambut Kirab Resolusi Jihad juga cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan berjejernya masyarakat dan santri di sepanjang jalan untuk menyapa Tim Kirab yang diketuai oleh Wasekjen PBNU Isfah Abidal Aziz.?

“Kirab menggunakan kendaraan dengan jarak terjauh selama ini di dunia hanya dilakukan oleh NU dengan Kirab Resolusi Jihadnya,” ujar Ketua Umum MURI Jaya Suprana saat menyerahkan piagam Rekor Dunia MURI kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Sabtu (22/10) dalam apel akbar dan upacara Hari Santri Nasional di Monas Jakarta.?

PKB Kab Tegal

Demikian juga dengan gerakan pembacaan 1 miliar shalawat nariyah secara serentak yang diinisiasi oleh PBNU. Pembacaan shalawat serentak hanya berlangsung satu malam dengan beberapa jam saja.

Warga NU ramai-ramai mengisi masjid, mushola, majelis taklim, madrasah, pesantren dan kantor-kantor pengurus untuk membaca shalawat nariyah yang bertujuan untuk mendoakan bangsa dan negara Indonesia agar tetap aman, makmur, damai, dan berkeadilan.

Pembacaan shalawat yang diyakini memiliki banyak keberkahan ini juga dilakukan oleh para pengurus PCINU di 24 negara.

“Belum pernah ada muslim di dunia ini yang membaca shalawat hingga 1 miliar secara bersamaan, NU luar biasa sudah melakukannya,” terang Jaya Suprana.

PKB Kab Tegal

Rekor Dunia MURI ini membuktikan karakter santri dan NU sebagai elemen bangsa yang terus bekerja keras dalam membangun spirit kehidupan bangsa dan negara yang lebih baik di segala bidang kehidupan. Ikhtiar spiritual seperti pembacaan shalawat nariyah juga tidak semata kepentingan kelompok, tetapi demi menjaga keutuhan dan kemakmuran bangsa. (Fathoni)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pendidikan, AlaSantri PKB Kab Tegal

Senin, 09 Oktober 2017

Hukum Khitan Perempuan

Dalam riwayat Bukhari, Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Ada lima macam yang termasuk fitrah, yaitu khitan, mencukur rambut yang tumbuh di sekitar kemaluan, menggunting kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak.”

Hadits tersebut menunjukkan bahwa Islam adalah ajaran yang komprehensif yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk hal-hal yang sepele yang menjadi naluri kebiasaan manusia.

Dalam konteks khitan, ulama sepakat bahwa laki-laki dianjurkan untuk berkhitan, karena secara logika bisa dipahami, khitan merupakan bagian dari kebersihan (thaharah). Tetapi tidak demikian bagi perempuan, banyak kalangan terutama tenaga medis yang melarang khitan bagi perempuan. Sementara itu sebagian kalangan berpendapat bahwa khitan bagi perempuan harus dilakukan. Oleh karenanya, masalah khitan bagi perempuan perlu mendapatkan kejelasan secara tuntas dan menyeluruh.?

Ulama berbeda pendapat tentang hukum khitan bagi perempuan, ada yang mengatakan sunnah, dan ada yang mengatakan mubah. Sedangkan menurut al-Syafi’i hukumnya wajib, seperti hukum khitan bagi laki-laki sebagaimana dikemukakan Imam Nawawi.

Hukum Khitan Perempuan (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Khitan Perempuan (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Khitan Perempuan

Pendapat yang melarang khitan perempuan sebetulnya tidak memiliki dalil syar’i, kecuali hanya sekedar melihat bahwa khitan perempuan adalah menyakitkan korban (perempuan). Sementara hadits yang menjelaskan khitan perempuan (hadits Abu Dawud) tidak menunjukkan taklif disamping juga keshahihannya diragukan. Padahal ada kaidah ushul yang menyatakan bahwa ‘adam al-dalil lais bi dalil (tidak adanya dalil bukan merupakansuatu dalil).

Adapun pendapat yang mengatakan sunnah, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:

عَÙ? Ù’ أَبِÙ? الْمَلِÙ? حِ بْÙ? ِ أُسَامَةَ عَÙ? Ù’ أَبِÙ? هِ Ø£ÙŽÙ? ÙŽÙ‘ الÙ? َّبِÙ? ÙŽÙ‘ r قَالَ الْخِتَاÙ? ُ سُÙ? َّةٌ لِلرِّجَالِ مَكْرُمَةٌ لِلÙ? ِّسَاءِ (رَوَاهُ أَحْمَدُ)

PKB Kab Tegal

Dari Abu al-Malih bin Usamah, dari Ayahnya: “Sungguh Nabi Saw. bersabda: “Khitan itu hukumnya sunnah bagi para lelaki dan kemuliaan bagi para perempuan.” (HR. Ahmad)

Kata sunnah yang dikehendaki disini bukan berarti lawan kata wajib. Sebab kata sunnah apabila dipakai dalam sebuah hadits, maka tidak dimaksud sebagai lawan kata wajib. Namun lebih menunjukkan persoalan membedakan antara? hukum laki-laki dan perempuan. Dengan begitu, arti kata sunnah dan kata makrumah dalam hadits tersebut maksudnya adalah laki-laki lebih dianjurkan berkhitan dibanding perempuan. Sehingga bisa jadi artinya adalah laki-laki sunnah berkhitan dan perempuan? mubah. Atau wajib bagi laki-laki dan sunnah bagi perempuan. Atau laki-laki dianjurkan mengumumkan khitannya, baik dalam walimah al-khitan atau undangan, sedangkan perempuan justru yang baik dirahasiakan, tidak perlu diekspose atau disebarluaskan.

Sebagaimana disampaiakan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari

?

PKB Kab Tegal

اَلْفِطْرَةُ خَمْسٌ أَوْ خَمْسٌ مِÙ? Ù’ الْفِطْرَةِ الْخِتَاÙ? ُ وَالاسْتِحْدَادُ ÙˆÙŽÙ? َتْفُ الْإِبْطِ وَتَقْلِÙ? مُ اْلأَظْفَارِ وَقَصُّ الشَّارِبِ )رَوَاهُ الْبُخَارِÙ? ُّ عَÙ? Ù’ أَبِÙ? هُرَÙ? ْرَةَ)?

? قَالَ الْمَاوَرْدِÙ? ُّ خِتَاÙ? ُهَا قَطْعُ جِلْدَةٍ تَكُوÙ? ُ فِÙ? أَعْلَى فَرْجِهَا فَوْقَ مَدْخَلِ الذَّكَرِ كَالÙ? َّوَاةِ أَوْ كَعُرُفِ الدِّÙ? كِ وَالْوَاجِبُ قَطْعُ الْجِلْدَةِ الْمُسْتَعْلِÙ? َّةِ مِÙ? ْهُ دُوÙ? ÙŽ اسْتِئْصَالِهِ وَقَدْ أَخْرَجَ أَبُو دَاوُدَ مِÙ? Ù’ حَدِÙ? ثِ أُمِّ عَطِÙ? َّةَ Ø£ÙŽÙ? ÙŽÙ‘ امْرَأَةً كَاÙ? َتْ تَخْتِÙ? ُ بِالْمَدِÙ? Ù? َةِ فَقَالَ لَهَا الÙ? َبِÙ? ُّ r (لَا تَÙ? ْهِكِÙ? فَإِÙ? ÙŽÙ‘ ذَلِكَ أَحْظَى لِلْمَرْأَةِ) وَقَالَ Ø£ÙŽÙ? َّهُ Ù„ÙŽÙ? ْسَ بِالْقَوِÙ? ِّ قُلْتُ وَلَهُ شَاهِدَاÙ? ِ مِÙ? Ù’ حَدِÙ? ثِ Ø£ÙŽÙ? َسٍ ÙˆÙŽ مِÙ? Ù’ حَدِÙ? ثِ أُمِّ Ø£ÙŽÙ? ْمَÙ? ÙŽ ثُمَّ أَبِÙ? الشَّÙ? ْخِ فِÙ? كِتَابِ الْعَقِÙ? قَةِ وَآخَرَ عَÙ? ِ الضَّحَاكِ بْÙ? ِ Ù‚ÙŽÙ? ْسٍ عِÙ? ْدَ الْبَÙ? ْهَقِÙ? ِّ قَالَ الÙ? َّوَوِÙ? ُّ ÙˆÙŽÙ? ُسَمَّى خِتَاÙ? ُ الرَّجُلِ إِعْذَارًا بِذَالٍ مُعْجَمَةٍ وَخِتَاÙ? ُ الْمَرْأَةِ خَفْضًا بِخَاءٍ وَضَادٍ مُعْجَمَتَÙ? Ù’Ù? ِ وَقَالَ أَبُو شَامَةَ كَلَامُ أَهْلِ اللُّغَةِ Ù? َقْتَضِÙ? تَسْمِÙ? َّةَ الْكُلَّ إِعْذَارًا وَالْخَفْضُ Ù? َخْتَصُّ بِالْأُÙ? ْثَى قَالَ أَبُو عُبَÙ? ْدَةَ عَذَرَتِ الْجَارِÙ? َةُ وَالْغُلَامُ وَأَعْذَرْتُهُمَا خَتَÙ? ْتُهُمَا وَأَخْتَÙ? ْتُهُمَا وَزْÙ? ًا وَمَعْÙ? ًى قَالَ الْجَوْهَرِÙ? ُّ وَالْأَكْثَرُ خَفَضَتِ الْجَارِÙ? َةُ قَالَ وَتَزْعُمُ الْعَرَبُ Ø£ÙŽÙ? ÙŽÙ‘ الْغُلَامَ إِذَا وُلِدَ فِÙ? الْقَمَرِ فَسَخَتْ قُلْفَتُهُ Ø£ÙŽÙ? ِ اتَّسَعَتْ فَصَارَ كَالْمَخْتُوÙ? ِ وَقَدِ اسْتَحَبَّ الْعُلَمَاءُ مِÙ? ÙŽ الشَّافِعِÙ? َّةِ فِÙ? Ù…ÙŽÙ? Ù’ وُلِدَ مَخْتُوÙ? ًا Ø£ÙŽÙ? Ù’ Ù? َمُرَّ بِالْمُوسَى عَلَى مَوْضِعِ الْخِتَاÙ? ِ مِÙ? Ù’ غَÙ? ْرِ قَطْعٍ قَالَ أَبُو شَامَةَ وَغَالِبُ Ù…ÙŽÙ? Ù’ Ù? ُولَدُ كَذلِكَ لَا Ù? َكُوÙ? ُ خِتَاÙ? ُهُ تَامًّا بَلْ Ù? َظْهَرُ طَرَفُ الْحَشَفَةِ فَإِÙ? Ù’ كَاÙ? ÙŽ كَذلِكَ وَجَبَ تَكْمِÙ? لُهُ وَأَفَادَ الشَّÙ? ْخُ أَبُو عَبْدِ اللهِ بْÙ? ُ الْحَاجِّ فِÙ? الْمَدْخَلِ Ø£ÙŽÙ? َّهُ اخْتُلِفَ فِÙ? الÙ? ِّسَاءِ هَلْ Ù? ُخْفَضْÙ? ÙŽ عُمُومًا أَوْ Ù? ُفْرَقُ بَÙ? Ù’Ù? ÙŽ Ù? ِسَاءِ الْمَشْرِقِ فَÙ? ُخْفَضْÙ? ÙŽ ÙˆÙŽÙ? ِسَاءُ الْمَغْرِبِ فَلَا Ù? ُخْفَضْÙ? ÙŽ لِعَدَمِ الْفَضْلَةِ الْمَشْرُوعِ قَطْعُهَا مِÙ? ْهُÙ? ÙŽÙ‘ بِخِلَافِ Ù? ِسَاءِ الْمَشْرِقِ قَالَ فَمَÙ? Ù’ قَالَ Ø£ÙŽÙ? ÙŽÙ‘ Ù…ÙŽÙ? Ù’ وُلِدَ مَخْتُوÙ? ًا اسْتُحِبَّ إِمْرَارَ الْمُوسَى عَلَى الْمَوْضِعِ امْتِثَالًا لِلْأَمْرِ قَالَ فِÙ? حَقِّ الْمَرْأَةِ كَذلِكَ ÙˆÙŽÙ…ÙŽÙ? Ù’ لَا فَلَا وَقَدْ ذَهَبَ إِلَى وُجُوبِ الْخِتَاÙ? ِ دُوÙ? ÙŽ بَاقِÙ? الْخِصَالِ الْخَمْسِ الْمَذْكُورَةِ فِÙ? الْبَابِ الشَّافِعِÙ? ُّ وَجُمْهُورِ أَصْحَابِهِ وَقَالَ بِهِ مِÙ? ÙŽ الْقُدَمَاءِ عَطَاءُ حَتَّى قَالَ لَوْ أَسْلَمَ الْكَبِÙ? رُ لَمْ Ù? َتِمَّ إِسْلَامُهُ حَتَّى Ù? َخْتِÙ? ÙŽ وَعَÙ? Ù’ أَحْمَدَ وَبَعْضِ الْمَالِكِÙ? َّةِ Ù? َجِبُ وَعَÙ? Ù’ أَبِÙ? Ø­ÙŽÙ? ِÙ? فَةَ وَاجِبٌ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙ? ْسَ بِفَرْضٍ وَعَÙ? ْهُ سُÙ? َّةٌ Ù? َأْثَمُ بِتَرْكِهِ وَفِÙ? وَجْهٍ لِلشَّافِعِÙ? َّةِ لَا Ù? َجِبُ فِÙ? حَقِّ الÙ? ِّسَاءِ وَهُوَ الَّذِÙ? أَوْرَدَهُ صَاحِبُ الْمُغْÙ? ِÙ?

“Fithrah itu ada lima, atau lima macam yang termasuk fitrah, yaitu khitan, mencukur rambut yang tumbuh di sekitar kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan mencukur kumis.” (HR. Bukhari, dari Abu Hurairah)

Al-Mawardi berkata: “Mengkhitan perempuan yaitu memotong kulit yang ada di bagian atas vagina, yaitu tempat masuknya alat kelamin pria yang berbentuk seperti biji atau seperti jengger ayam jantan. Bagian yang wajib dipotong adalah kulit yang timbul ke atas, bukan memotongnya habis. Abu Dawud telah meriwayatkan hadits Ummu ‘Athiyah: “Sungguh seorang perempuan akan berkhitan di Madinah, lalu Nabi Saw. bersabda padanya: “Jangan engkau potong habis, sebab hal itu lebih baik bagi seorang perempuan.” Lalu Abu Dawud berkata: “Hadits itu bukan hadits kuat.” Saya (Ibn Hajar al-‘Asqalani) berpendapat, hadits itu punya dua syahid (penguat) dari hadits Anas dan hadits Ummu Aiman. Lalu dari hadits Abu al-Syaikh dalam Kitab al-‘Aqiqah, hadits lain dari al-Dhahak bin Qais dalam riwayat al-Baihaqi. Al-Nawawi berkata: “Khitan laki-laki disebut dengan istilah i’dzar dengan dzal ? yang dititik satu, sementara khitan perempuan disebut khafzh dengan kha’ dan zha’ yang dititik satu. Sedangkan Abu Syamah menyatakan bahwa pendapat ahli bahasa memutuskan keduanya disebut i’dzar, dan khafzh dikhususkan bagi perempuan. Abu ‘Ubaidah berkata: “Perempuan dan laki-laki beri’dzar (berkhitan). Saya mengi’dzar mereka berdua, maksudnya khatantuhuma (saya mengkhitan keduanya) dan akhtantuhuma (saya mengkhitan keduanya), dalam wazan dan maknanya. Al-Jauhari berkata: “Mayoritas diucapkan khafzhat al-jariyah (seorang perempuan berkhitan.)” Ia berkata: “Orang Arab menyangka bahwa seorang anak laki-laki ketika lahir pada saat muncul bintang qamar, qulfah (kulit ujung penis)nya melebar, sehingga seperti sudah dikhitan.” Ulama Syafi’iyah menghukumi orang yang lahir dalam keadaan sudah terkhitan sunnah menjalankan pisau di bagian khitan tanpa memotongnya. Abu Syamah berkata: “Mayoritas anak yang lahir dalam keadaan begitu, khitannya tidak sempurna, hanya ujung penis yang terlihat. Bila begitu, maka ia wajib menyempurnakan khitannya. Dalam kitab al-Madkhal Syaikh Abu Abdillah bin al-Hajj menyampaikan, hukum khitan perempuan masih diperselisihkan. Apakah mereka semua dikhitan atau dibedakan antara perempuan timur dikhitan dan perempuan barat tidak, sebab tidak adanya sisa bagian yang disyariatkan dipotong di vagina mereka, berbeda dengan wanita timur. Ia berkata: “Ulama yang punya pendapat seorang anak laki-laki yang lahir dalam keadaan terkhitan sunnah menjalankan pisau di tempat khitannya karena mematuhi perintah syari’ah, berpendapat begitu pula bagi seorang anak perempuan. Dan ulama yang tidak berpendapat begitu, maka tidak menghukumi sunnah menjalankan pisau di tempat khitan seorang perempuan.” Al-Syafi’i dan mayoritas Ashhabnya berpendapat atas kewajiban khitan, bukan keempat fithrah lainnya yang disebutkan dalam hadits bab ini. Dari Ahmad dan sebagian ulama Malikiyah diriwayatkan menghukumi wajib. Dari Abu Hanifah menghukumi wajib namun bukan fardhu. Diriwayatkan pula darinya, hukum khitan itu sunnah yang berdosa bila ditinggalkan. Pada satu pendapat ashhab Syafi’iyah dinyatakan bahwa khitan tidak wajib bagi perempuan. Pendapat ini disampaikan -pula- oleh penulis kitab al-Mughni.

Begtiu pula keterangan dalam Shahih Muslim bi Syarh al-Nawawi

الْفِطْرَةُ خَمْسٌ الخِتَاÙ? ُ وَالاسْتِحْدَادُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَتَقْلِÙ? مُ اْلأَظْفَارِ ÙˆÙŽÙ? َتْفُ اْلإِبِطِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ عَÙ? Ù’ أَبِÙ? هُرَÙ? ْرَةَ رَضِÙ? ÙŽ اللهُ عَÙ? ْهُ)

قَوْلُهُ (الْفِطْرَةُ خَمْسٌ) ثُمَّ فَسَّرَ r الْخَمْسَ فَقَالَ الخِتَاÙ? ُ وَالاِسْتِحْدَادُ وَتَقْلِÙ? مُ اْلأَظْفَارِ ÙˆÙŽÙ? َتْفُ اْلإِبِطِ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَفِÙ? الْحَدِÙ? ثِ الْآخَرِ (عَشْرٌ مِÙ? ÙŽ الْفِطْرَةِ قَصُّ الشَّارِبِ وَإِعْفَاءُ اللِّحْÙ? َةِ وَالسِّوَاكِ وَاسْتِÙ? ْشَاقِ الْمَاءِ وَقَصِّ الْأَظْفَارِ وَغَسْلِ الْبَرَاجِمِ ÙˆÙŽÙ? َتْفِ الْإِبْطِ وَحَلْقِ الْعَاÙ? َةِ وَاÙ? ْتِقَاصِ الْمَاءِ قَالَ مَصْعَبٌ ÙˆÙŽÙ? ُسِÙ? َتِ الْعَاشِرَةُ إِلَّا Ø£ÙŽÙ? Ù’ تَكُوÙ? ÙŽ الْمَضْمَضَةُ) أَمَّا قَوْلُهُ r (الْفِطْرَةُ خَمْسٌ) فَمَعْÙ? َاهُ خَمْسٌ مِÙ? ÙŽ الْفِطْرَةِ كَمَا فِÙ? الرِّوَاÙ? َةِ الْأُخْرَى (عَشْرٌ مِÙ? ÙŽ الْفِطْرَةِ) ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙ? ْسَتْ مُÙ? ْحَصِرَةً فِÙ? الْعَشْرِ وَقَدْ أَشَارَ r إِلَى عَدَمِ اÙ? ْحِصَارِهَا فِÙ? هَا بِقَوْلِهِ مِÙ? ÙŽ الْفِطْرَةِ وَاللهُ أَعْلَمُ وَأَمَّا الْفِطْرَةُ فَقَدِ اخْتَلَفَ فِÙ? الْمُرَادِ بِهَا هُÙ? َا فَقَالَ أَبُو سُلَÙ? ْمَاÙ? ÙŽ الْخَطَّابِÙ? ُّ ذَهَبَ أَكْثَرُ الْعُلَمَاءِ إِلَى Ø£ÙŽÙ? َّهَا السُّÙ? َّةُ وَكَذَا ذَكَرَهُ جَمَاعَةٌ غَÙ? ْرُ الْخَطَّابِÙ? ِّ قَالُوا وَمَعْÙ? َاهُ Ø£ÙŽÙ? َّهَا مِÙ? Ù’ سُÙ? ÙŽÙ? ِ الْأَÙ? ْبِÙ? َاءِ صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَÙ? ْهِمْ وَقِÙ? ْلَ هِÙ? ÙŽ الدِّÙ? Ù? ُ ثُمَّ إِÙ? ÙŽÙ‘ مُعْظَمَ هذِهِ الْخِصَالِ Ù„ÙŽÙ? ْسَتْ بِوَاجِبَةٍ عِÙ? ْدَ الْعُلَمَاءِ وَفِÙ? بَعْضِهَا خِلَافٌ فِÙ? وُجُوبِهِ كَالْخِتَاÙ? ِ وَالْمَضْمَضَةِ وَالاسْتِÙ? ْشَاقِ وَلَا Ù? َمْتَÙ? ِعُ قَرْÙ? ُ الْوَاجِبِ بِغَÙ? ْرِهِ كَمَا قَالَ اللهُ تَعَالَى كُلُوا مِÙ? Ù’ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُوا حَقَّهُ Ù? َوْمَ حَصَادِهِ وَالْإِÙ? تَاءُ وَاجِبٌ وَالْأَكْلُ Ù„ÙŽÙ? ْسَ بِوَاجِبٍ وَاللهُ أَعْلَمُ أَمَّا تَفْصِÙ? لُهَا (فَالْخِتَاÙ? ُ) وَاجِبٌ عِÙ? ْدَ الشَّافِعِÙ? ِّ وَكَثِÙ? رٌ مِÙ? ÙŽ الْعُلَمَاءِ وَسُÙ? َّةٌ عِÙ? ْدَ مَالِكٍ وَأَكْثَرُ الْعُلَمَاءِ وَهُوَ عِÙ? ْدَ الشَّافِعِÙ? ِّ وَاجِبٌ عَلَى الرِّجَالِ وَالÙ? ِّسَاءِ جَمِÙ? عًا ثُمَّ إِÙ? ÙŽÙ‘ الْوَاجِبَ فِÙ? الرَّجُلِ Ø£ÙŽÙ? Ù’ Ù? َقْطَعَ جَمِÙ? عَ الْجِلْدَةِ الَّتِÙ? تُغْطِÙ? الْحَشَفَةَ حَتَّى Ù? ÙŽÙ? ْكَشِفَ جَمِÙ? عَ الْحَشَفَةِ وَفِÙ? الْمَرْأَةِ Ù? َجِبُ قَطْعُ أَدْÙ? ÙŽÙ‰ جُزْءٍ مِÙ? ÙŽ الْجِلْدَةِ الَّتِÙ? فِÙ? أَعْلَى الْفَرْجِ وَالصَّحِÙ? حُ مِÙ? Ù’ مَذْهَبِÙ? َا الَّذِÙ? عَلَÙ? ْهِ جُمْهÙDari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam, AlaSantri PKB Kab Tegal

Kamis, 28 September 2017

Asma Menahun Habiskan Kebun, Ini Solusi Basada Lampung

Lampung Timur, PKB Kab Tegal - Dengan lesu dan menahan sakit, Ngatirah bertandang ke Sekretariat PAC GP Ansor Labuhan Maringgai, Lampung Timur yang berada di Desa Sriminosari, Ahad (16/7).

"Asma sudah enam tahun. Tapi yang parah dua tahun ini," ujar warga Desa Karang Anyar, Kecamatan Labuhan Maringgai itu lirih pada kegiatan bakti sosial Penyembuhan Alternatif Penyakit Medis dan Non Medis Satkorwil Banser Lampung.

Asma Menahun Habiskan Kebun, Ini Solusi Basada Lampung (Sumber Gambar : Nu Online)
Asma Menahun Habiskan Kebun, Ini Solusi Basada Lampung (Sumber Gambar : Nu Online)

Asma Menahun Habiskan Kebun, Ini Solusi Basada Lampung

Nafasnya terdengar berat. Barangkali seberat Rp50 ribu setiap hari dalam beberapa bulan terakhir yang ia keluarkan untuk berobat supaya terbebas dari derita asma.

"Sudah banyak uang keluar untuk berobat, sudah tak terhitung lagi, kebun juga sudah terjual agar bisa sembuh. Puasa Ramadhan biasanya bisa tuntas, kemarin tidak bisa lagi. Shalat fardhu dan tahajud juga sudah jarang saya lakukan karena persoalan pernapasan," ujar Ngatirah sedih.

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Pelaksana tugas Kepala Satuan Unit Khusus Banser Husada (Basada) Satkorwil Banser Lampung Gatot Arifianto bergegas meminta Ngatirah meletakkan tangan di dadanya. Sekitar dua menit tangan aktivis Gusdurian Lampung itu menepuk-nepuk tangan Ngatirah.

"Masih sesak," lirih berujar perempuan kelahiran Cirebon, Jawa Barat itu lagi.

Kamituo Aji Tapak Sesontengan itu menepuk-nepuk lagi tangan perempuan berusia sekitar 70 tahun yang masih melekat di dadanya sekitar tiga menit. Bibir Ngatirah mulai merekah, nafasnya mulai longgar.

"Iya, sudah ada perubahan. Apa sebenarnya penyakit saya ini? Karena saya bersalah sama Tuhan atau bagaimana?" ujar Ngatirah.

Gatot memilih tidak menjawab dan meminta Ngatirah bersandar di dinding ruang tamu Ansor Labuhan Maringgai. Lima menit kemudian, Ketua GP Ansor Way Kanan itu melanjutkan terapi pada Ngatirah selama lima menit.

"Alhamdulillah ada perubahan lima puluh persen. Nafas sudah semakin longgar," kata Ngatirah lagi.

Gatot selanjutnya mengajak Ngatirah berpikir rileks, menghadapi derita dengan legawa.

"2014 saya kena gula darah, kadarnya waktu itu sudah 524. Saya sempat drop, walau banyak aktivitas untuk menghilangkan sakit, saya selalu berpikir bahwa saya sakit. Hal itu membuat kondisi fisik saya tidak ada perubahan, tubuh loyo, mata sayu. Kesimpulannya, saya harus berpikir sehat. Pengandaiannya, ketika bercermin kita tersenyum, maka hasilnya adalah wajah tersenyum. Hidup adalah apa yang kita pikirkan," ujar Gatot.

Tuhan tidak akan menguji umatnya melebihi batas kemampuannya. Banyak orang yang menderita penyakit lebih parah. Ujian harus diterima.

"Berpikir sehat dan memperbanyak istighfar akan membuat kita sehat," kata praktisi Neo Neuro Linguistic Programing itu lagi.

Wajah Ngatirah berseri, mengangguk dan tertawa lepas mengucapkan terima kasih. Gatot meminta maaf jika ada kekurangan lalu meminta Satkorkel Banser Bandar Negeri, Labuhan Maringgai Ahmad Novianto yang sudah diinisiasi ATS menerapi Ngatirah tiga sampai empat kali beberapa hari ke depan. (Ansarafi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pertandingan, Olahraga, AlaSantri PKB Kab Tegal

Senin, 25 September 2017

Soal Full Day School, Ini Kritik dan Masukan KPAI untuk Mendikbud

Jakarta, PKB Kab Tegal. Wacana belajar sehari penuh di sekolah atau dikenal full day school yang diwacanakan Mendikbud Muhadjir Effendy, implementasinya harus didahului kajian yang utuh. KPAI menilai Menteri baru tidak harus membuat kebijakan baru, apalagi tanpa didahului kajian yang matang. Akibatnya justru akan merugikan anak.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh dalam siaran pers yang dikirim ke PKB Kab Tegal, Selasa (9/8).

Soal Full Day School, Ini Kritik dan Masukan KPAI untuk Mendikbud (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal Full Day School, Ini Kritik dan Masukan KPAI untuk Mendikbud (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal Full Day School, Ini Kritik dan Masukan KPAI untuk Mendikbud

Niam menilai, kebijakan pendidikan apalagi yang bersifat nasional tidak bisa didasarkan pengalaman orang perorang. Pengambilan kebijakan nasional tidak boleh parsial. Tidak boleh hanya berdasar kepada pengalaman pribadi. Jangan sampai tiba masa tiba akal. kebijakan yang diambil akan berdampak sangat luas, jadi butuh kajian utuh.

“Masing-masing siswa memiliki kondisi yang berbeda-beda. Siswa yang satu dengan yang lainnya tidak bisa disamaratakan. Menghabiskan waktu dengan durasi panjang di sekolah dapat mengganggu intensitas interaksi anak,” ujar Niam yang juga salah satu Katib syuriyah PBNU ini.

PKB Kab Tegal

Anak-anak, lanjutnya, butuh interaksi dengan teman sebaya di sekolah, teman di lingkungan tempat tinggal, dan dengan keluarga di rumah. Dengan kebijakan full day school, pasti intensitas pertemuan anak dan orang tua juga pasti akan berkurang. Apalagi, tidak semua orang tua bekerja keluar rumah. Ini akan berpengaruh dalam proses tumbuh kembang anak.

Dia menegaskan, masing-masing keluarga itu memiliki kondisi yang berbeda, tidak bisa digeneralisasikan bahwa full day school itu menyelesaikan semua masalah anak. "Tidak semua orang tua (siswa) itu bekerja. Artinya jangan dibayangkan kondisi seluruh orang tua di Indonesia hanya seperti yang dialami oleh Mendikbud. Kebijakan nasional harus didasarkan kepada kajian yang utuh,” terangnya.

Soal waktu belajar, katanya, KPAI melihat tidak banyak menjadi masalah. Karena seiring dengan keragaman kondisi anak, orang tua, dan masyarakat, sudah terfasilitasi dengan model pembelajaran yang beragam, ada yg normal dan ada yang full day school. Sehingga orang tua diberikan keleluasaan untuk memilih. "Bahkan, dalam kondisi tertentu, anak jangan lama-lama di sekolah, agar cepat berinteraksi dengan orang tua. Apalagi yang kelas 1 SD,” papar Niam.

PKB Kab Tegal

Untuk menjawab permasalahan anak, perbaikan kebijakan harus berporos pada anak. Membaca pertimbangan Mendikbud dalam mengusulkan kebijakan ini, lebih karena faktor menyesuaikan dengan orang tua yang bekerja, sehingga jadual anak diubah. Dari sisi paradigma sudah bermasalah. Penerapan suatu program harus diikuti dengan perbaikan yang memadai.?

“Tidak hanya dengan ‘mengandangkan’ anak di sekolah semata tanpa ada perbaikan sistem pendidikan dengan spirit menjadikan lingkungan sekolah yang ramah bagi anak, maka memanjangkan waktu di sekolah malah akan menyebabkan potensi timbulnya kekerasan di lingkungan sekolah,” urai Niam.

Menurutnya, ada hal yang perlu dipertimbangkan Mendikbud dalam wacana full day school yaitu penambahan beban guru, penambahan biaya untuk kegiatan, penyesuaian kegiatan anak dan orang tua yang sudah ada, orang tua yang tidak bekerja, anak yang harus membantu orang tua, dan keragaman kondisi sosial di berbagai daerah.

“KPAI siap memberi masukan dan segera akan bertemu Mendikbud. Niat baik harus dilakukan dengan cara yang baik, dan meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan,” pungkas Niam. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah, AlaSantri PKB Kab Tegal

Selasa, 20 Juni 2017

Pembukaan Jamuro Ramaikan Haul Mbah Manshur

Klaten, PKB Kab Tegal. Gelaran maulid nabi selama 12 hari, yang diselenggarakan Jamuro (Jamaah Muji Rosul) Surakarta tahun ini, dibuka tadi malam (12/1) atau 1 Rabi’ul Awwal 1434 H, bertepatan pada acara haul KH Muhammad Manshur, yang dilaksanakan di halaman masjid Al-Manshur Popongan Tegalgondo Wonosari Klaten.

Acara pengajian umum semalam merupakan puncak dari rangkaian kegiatan yang telah diselenggarakan untuk memeriahkan acara haul ke-58 Mbah Manshur. Pada acara sebelumnya diadakan sema’an al-qur’an, khitanan massal dan ziarah ke makam al-maghfurlah Mbah Manshur.

Pembukaan Jamuro Ramaikan Haul Mbah Manshur (Sumber Gambar : Nu Online)
Pembukaan Jamuro Ramaikan Haul Mbah Manshur (Sumber Gambar : Nu Online)

Pembukaan Jamuro Ramaikan Haul Mbah Manshur

Turut hadir dalam acara tersebut Habib Syekh bin Abdul Qadir as-Segaf, para pengasuh Pondok Pesantren Al-Manshur diantaranya KH M Salman Dahlawi, KH A Djablawi, dan KH Nasrun Minallah. Bupati Klaten H. Sunarno, dan pengurus NU Klaten juga terlihat dalam acara tersebut.

PKB Kab Tegal

Acara diawali dengan pembacaan khatmil qur’an dan tahlil yang dipimpin Mbah Kiai Djablawi dan KH Nasrun. Kemudian dilanjutkan pembacaan maulid kitab al-Barzanji, karya Sayyid Ja’far Al-Barzanji. Sebagai penutup, mauidlah hasanah oleh KH Abdul Karim dan doa yang dibacakan oleh Habib Syekh.

PKB Kab Tegal

Pada tahun ini, seperti biasanya gelaran 12 malam Jamuro akan diadakan berkeliling di wilayah Solo Raya. Rencananya Jamuro akan dilaksanakan terakhir pada malam 12 Rabi’ul Awwal di Balaikota Surakarta. Kegiatan tahunan yang diselenggarakan untuk menghormati bulan kelahiran Nabi saw ini, sudah berlangsung sejak 1424 H lalu.

Redaktur ? : Mukafi Niam

Kontributor: Ajie Najmuddin

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, AlaSantri, Humor Islam PKB Kab Tegal