Tampilkan postingan dengan label Santri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Santri. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Februari 2018

Stand Kemendikbud Pamerkan Peninggalan Islam Majapahit

Jombang, PKB Kab Tegal. Dalam memeriahkan Muktamar ke-33 NU, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Dirjen Kebudayaan dan Pelestarian Cagar Budaya membuka stand yang menampilkan pameran cagar budaya peninggalan Kerajaan Islam Majapahit di Jawa Timur.

Stand Kemendikbud Pamerkan Peninggalan Islam Majapahit (Sumber Gambar : Nu Online)
Stand Kemendikbud Pamerkan Peninggalan Islam Majapahit (Sumber Gambar : Nu Online)

Stand Kemendikbud Pamerkan Peninggalan Islam Majapahit

Ketua pameran cagar budaya Kuswanto (41), mengatakan dalam setiap pameran pihak Tim Pameran biasanya menyesuaikan dengan acara yang diikuti. "Kebetulan dalam kesempatan ini Muktamar NU mengangkat tema tentang Islam Nusantara, sehingga kami menampilkan tema yang sesuai dengan Islam Nusantara," katanya kepada PKB Kab Tegal, Sabtu (1/9) siang.

Kuswanto menjelaskan pameran kali ini ingin menyampaikan kepada masyarakat dengan menampilkan cagar budaya sebagai tanda masuknya Islam di Nusantara pada abad ke-11 dengan bukti batu nisan Fatimah binti Maimun yang ditemukan di Gresik.

PKB Kab Tegal

"Ada juga peninggalan kuno bekas ibu kota Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto yang banyak bertuliskan tahun dan gambar surya sebagai lambang Kerajaan Majapahit," jelasnya.

PKB Kab Tegal

"Nisan-nisan kuno itu menjadi bukti bahwa pada masa Majapahit sudah masuk," tambah arkeolog yang juga Koordinator Museum Majapahit Jawa Timur itu.

Tidak hanya memamerkan batu nisan Fatimah binti Maimun, ada juga batu Nisan Troloyo yang bertuliskan angka tahun Jawa kuno 1298 Saka (1378 Masehi), Figuran Terakota Muslim masa Majapahit, dan dokumentasi gapura-gapura makam Sunan-Sunan yang ada di Jawa Timur.

Dia berharap pameran tersebut dapat menjadi media sosialisasi kepada masyarakat agar mengetahui masuknya Islam di Nusantara. "Islam (di Nusantara) datang secara damai, tidak ada dengan kekerasan," tegasnya. (M. Zidni Nafi/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri, Olahraga PKB Kab Tegal

Senin, 12 Februari 2018

Resmi Dilantik, Rektor UNU Indonesia Komit Bangun Universitas Unggul

Jakarta, PKB Kab Tegal. Prof Dr M Maksum Mahfoedz resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Indonesia oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof Dr KH Said Aqil Siroj, Kamis (9/7) di lantai 5 Gedung PBNU.

Kegiatan pelantikan ini dibarengi dengan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Lajnah Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) yang dihadiri oleh ratusan Perguruan Tinggi NU dari seluruh Indonesia.

Resmi Dilantik, Rektor UNU Indonesia Komit Bangun Universitas Unggul (Sumber Gambar : Nu Online)
Resmi Dilantik, Rektor UNU Indonesia Komit Bangun Universitas Unggul (Sumber Gambar : Nu Online)

Resmi Dilantik, Rektor UNU Indonesia Komit Bangun Universitas Unggul

Ketua BPPTNU, Dr KH Mujib Qulyubi menuturkan, pelantikan ini merupakan langkah awal diantara langkah-langkah besar yang telah dilakukan oleh tim pendiri UNU Indoensia menuju proses pengembangan.

PKB Kab Tegal

“Apalagi dalam pelantikan ini dihadiri 2 kementerian sekaligus, yaitu Menristek Dikti, Prof M Nasir dan pihak Kemenag yang menjadi pertanda bagus dalam pengembangan UNU Indonesia ke depan,” ujar Kiai Mujib.

PKB Kab Tegal

Mantan Ketua STAINU Jakarta ini menambahkan, bahwa proses bertumbuh UNU Indonesia telah dilakukan oleh tim pendiri dan pengelola sehingga universitas NU di Jakarta ini akhirnya terwujud dengan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.

Rektor terpilih, Prof Maksum Mahfoedz menerangkan, bahwa dirinya akan mewujudkan UNU Indonesia menjadi universitas unggul dimana menjadi tempat berbaurnya dunia akademik, keislaman, kebangsaan, dan kejuangan.

“Kalau NU yang membutuhkan dan mengamanahkan, sikap saya sami’na wa atho’na. Saya dan teman-teman akan menahkodai UNU Indonesia berdasarkan prinsip kolektivitas atau kebersamaan dengan tidak menonjolkan ego jabatan,” ujar Guru Besar UGM Yogyakarta ini.

Sementara itu, Menristek Dikti dalam sambutannya usai meneken MoU dari berbagai perguruan tinggi NU yang hadir menuturkan, bahwa kualitas perguruan tinggi salah satunya ditentukan oleh produktivitas ilmiah dari segenap civitas akademiknya. “Jadi karya tulis dan penelitian harus terus-menerus dilakukan kemudian dipublikasikan melalui jurnal atau media lain yang mendukung,” terang mantan Rektor Undip Semarang ini.

Kegiatan pelantikan juga disaksikan oleh Ketua LPTNU, Dr H Noor Achmad, segenap jajaran pengurus UNU Indonesia, pimpinan Pascasarjana Islam Nusantara STAINU Jakarta, serta para pengelola Perguruan Tinggi NU dari seluruh Indonesia.?

UNU Indonesia juga menyediakan beberapa program beasiswa, diantaranya beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dan beasiswa afirmasi bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu serta beasiswa dari berbagai lembaga pemerintah yang telah menjalin kerja sama dengan UNU Indonesia.

Terkait dengan penerimaan mahasiswa baru, pendaftaran gelombang pertama diselenggarakan tanggal 8 Juli-19 Agustus 2015. Sedangkan gelombang kedua dilakukan tanggal 24 Agustus-30 September 2015. Adapun awal perkuliahaan digelar 7 Oktober 2015. Formulir pendaftaran bisa diakses secara online di www.unuindonesia.ac.id maupun datang langsung ke kampus Jl Taman Amir Hamzah No 5 Jakarta Pusat.? (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Sabtu, 03 Februari 2018

Pesan Ketum PBNU Saat Serahkan Bantuan untuk Korban Gempa Aceh

Pidie Jaya, PKB Kab Tegal. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, warga Pidie Jaya yang terkena dampak bencana gempa bumi adalah warga yang beriman, tabah, dan sabar. Bencana gempa bumi yang melanda beberapa waktu lalu, adalah bukti Allah SWT sedang memilih hamba-Nya.

Kiai Said menyampaikan hal tersebut saat berkunjung ke lokasi pengungsi terdampak gempa Aceh, di Desa Mesjid Tuha, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, Rabu (14/12) siang.

Pesan Ketum PBNU Saat Serahkan Bantuan untuk Korban Gempa Aceh (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesan Ketum PBNU Saat Serahkan Bantuan untuk Korban Gempa Aceh (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesan Ketum PBNU Saat Serahkan Bantuan untuk Korban Gempa Aceh

“Saya yakin, Allah sedang memilih hamba-Nya yang baik-baik, sholeh, yang beriman dan ikhlas di Pidie Jaya,” kata Kiai Said.

Ia juga mengatakan, bencana alam gempa bumi bisa terjadi di mana saja. Aljazair, Turki, Afganistan, adalah beberapa negara yang sering dilanda gempa bumi. Masyarakat di negara-negara tersebut mayoritas beragama Islam.

PKB Kab Tegal

“Dengan adanya gempa bumi, sesungguhnya Allah menunjukkan kebesaran dan kemutlakannya. Apapun dan siapa pun tidak bisa menghalanginya kalau Allah sudah menghendaki terjadinya sesuatu,” kata Kiai Said seraya menambahkan bahwa ranting yang gugur pun adalah atas kehendak Allah.?

Dikatakan pula bahwa warga di ? tempat lain belum tentu bisa setabah dan sesabar warga di Pidie. Ia pun berharap agar warga Pidie tetap optimis, tidak minder, dan tidak putus asa.

Seperti diberitakan sebelumnya, kedatangan Kiai Said adalah untuk memberikan bantuan secara simbolis berupa 1000 paket alat salat dan ? makanan. Selain itu juga bantuan kepada enam masjid dan lembaga pendidikan yang terdampak gempa Aceh senilai masing-masing Rp50.000.000.

PKB Kab Tegal

Kiai Said berkunjung ke Aceh bersama Wakil Rais Aam KH Miftachul Ahyar, Sekjen PBNU Ahamd Helmy Faishal Zaini dan sejumlah pengurus PBNU. Selama di Pidie Jaya, mereka didampingi pengurus NU di Aceh, diantaranya Ketua dan Rais PWNU Aceh serta Ketua PCNU Pidie Jaya, Tengku Marzuki M. Ali. (Kendi Setiawan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri, RMI NU, Nahdlatul Ulama PKB Kab Tegal

Selasa, 30 Januari 2018

Allah Pun Peringati Maulid Nabi-Nya dalam Al-Quran

Subang, PKB Kab Tegal

Muludan atau peringatan maulid Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam bukanlah perkara bidah, karena di dalamnya terdapat dalil-dalil Al-Qur’an berupa kisah-kisah yang menceritakan tentang kelahiran para Nabi dan Rasul-Nya.

Demikian tausiyah yang disampaikan oleh KH. Nawawi dalam kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad yang digelar di Pesantren Al-Karimiyyah, Pungangan, Patokbeusi, Subang, Jawa Barat, Sabtu (13/12) malam.

"Yang pertama, Aku berikan ilham kepada ibunya Musa, seandainya kamu takut melahirkan Musa sebagai bayi laki-laki, hanyutkanlah ia di sungai Nil’," ungkapnya setelah membacakan Surat Alqashash ayat 7.

Allah Pun Peringati Maulid Nabi-Nya dalam Al-Quran (Sumber Gambar : Nu Online)
Allah Pun Peringati Maulid Nabi-Nya dalam Al-Quran (Sumber Gambar : Nu Online)

Allah Pun Peringati Maulid Nabi-Nya dalam Al-Quran

Ayat tersebut, sambung dia, menceritakan tentang kelahiran Nabi Musa ‘alaihissalam. Ibunda Nabi Musa merasa ketakutan karena tiap bayi laki-laki kala itu terancam akan dibunuh oleh penguasa.

Setelah menyampaikan dalil pertama, mantan Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Subang itu pun menambahkan dalil berikutnya yaitu tentang kisah Maryam binti Imran yang melahirkan Nabi Isa ‘alaihissalam tanpa ayah. Kisah tersebut ada dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 45-47.

Satu lagi, kata dia, surat atau pun ayat dalam Al-Qur’an yang menjadi dalil pelaksanaan peringatan maulid Nabi Muhammad adalah Surat Al-fiil yang menjadi salah satu tanda akan dilahirkannya Nabi Muhammad.

PKB Kab Tegal

"Allah menceritakan maulid Nabi Musa, Allah menceritakan maulid Nabi Isa, Allah juga menceritakan maulid Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam, masa kita mengadakan muludan masih disebut bidah juga!" tegas Mustasyar PCNU Kabupaten Subang itu

Untuk itu, Kiai Nawawi menegaskan kepada para hadirin untuk tetap mantap dalam melaksanakan kegiatan muludan, karena kegiatan tersebut memiliki landasan hukum yang jelas, selain itu juga dalam muludan pun terdapat beberapa hikmah dan ibadah, seperti silaturahim, mencari ilmu, sedekah, membaca shalawat dan lain sebagainya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Asep Hidayat selaku ketua panitia menyampaikan bahwa tradisi yang ada di Pesantren Al-Karimiyyah adalah menggelar muludan dan rajaban pada malam tanggal 1 rabiul awal dan 1 rajab, karena hal itu merupakan wasiat dari pendiri Pesantren yaitu KH. Abdul Karim Ali. (Aiz Luthfi/Mahbib)

 

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul, Santri PKB Kab Tegal

Rabu, 10 Januari 2018

Ikatan Santri Astanajapura Pesantren Kempek Gelar Halal Bihalal

Cirebon, PKB Kab Tegal . Sekurangnya 300 jamaah yang terdiri dari para santri, alumni dan tokoh masyarakat menghadiri acara Halal Bihalal? ke-9 Ikatan Santri dan Alumni Astanajapura (Istajap) Pondok Pesantren Kyai Haji Aqiel Siroj (KHAS) Kempek, Cirebon,? Jawa Barat, Sabtu (2/8) malam.

Ikatan Santri Astanajapura Pesantren Kempek Gelar Halal Bihalal (Sumber Gambar : Nu Online)
Ikatan Santri Astanajapura Pesantren Kempek Gelar Halal Bihalal (Sumber Gambar : Nu Online)

Ikatan Santri Astanajapura Pesantren Kempek Gelar Halal Bihalal

Ketua panitia, Obid Qobidurrizki menjelaskan, acara yang digelar di halaman Madrasah Diniyah Wathoniyah Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan Cirebon ini merupakan wadah silaturahim bagi para santri dan alumni Pondok Pesantren Kempek yang berasal dari Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon dan sekitarnya, selain itu juga sebagai? media syiar kepesantrenan secara langsung di tengah-tengah masyarakat.

“Mudah-mudahan acara seperti ini mampu memberi semangat bagi kita semua para santri, untuk tetap memegang teguh amanat dan petuah dari para kiai di pesantren, kemudian di teruskan kepada keluarga kami dan masyarakat pada umumnya,” jelas Obid dalam sambutannya.

PKB Kab Tegal

Hal senada juga diungkapkan oleh tokoh sepuh setempat, KH Sirojudin. Dia mengatakan, acara seri kepesantrenan yang mulai jarang di tengah-tengah masyarakat umum ini harus dibangkitkan kembali, dengan tujuan, pesantren turut membantu pembentukan karakter dan akhlak masyarakat secara langsung melalui para santri dan alumninya.

“Halal bihalal ini diharapkan menjadi penghubung yang baik bagi kami kalangan masyarakat untuk mengikuti keilmuan yang diberikan dan berkembang di pesantren. Kami menyambut baik acara ini sebagai tradisi yang baik yang patut dipertahankan,” ungkap Kiai Siroj.

PKB Kab Tegal

Halal Bihalal Istajap kali ke sembilan ini dihadiri oleh pimpinan Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon, KH Muhammad Bin Ja’far, serta diisi ceramah keagamaan oleh KH Niamillah Aqil Siroj. (Sobih Adnan/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri PKB Kab Tegal

Kamis, 28 Desember 2017

NU, Nasionalisme dan Politik

Oleh Abdurrahman Wahid. Kenyataan politik di bawah kolonialisme Belanda menyadarkan aktivis gerakan Islam dan gerakan nasionalis sebelum masa kemerdekaan. Dari kesadaran itulah lahir berbagai gerakan Islam, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Walaupun ‘berbaju’ gerakan kultural, tapi lingkup pembahasan di kalangan mereka bersifat politis. Tidak heranlah jika para tokoh mereka juga berwajah nasionalis.

NU, Nasionalisme dan Politik (Sumber Gambar : Nu Online)
NU, Nasionalisme dan Politik (Sumber Gambar : Nu Online)

NU, Nasionalisme dan Politik

Dalam lingkungan gerakan-gerakan Islam di luar Indonesia muncul orang-orang seperti Jamaluddin al-Afghani, yang menyuarakan pentingnya arti kemerdekaan bagi kaum muslimin sendiri. Demikian juga halnya dengan berbagai gerakan Islam di negeri kita waktu itu. Apa lagi ketika H.O.S. Tjokroaminoto di Surabaya mengambil menantu Soekarno di tahun dua puluhan. Soekarno yang waktu itu sudah “terbakar” melihat nasib bangsa-bangsa terjajah, mulai mencari bentuk perjuangan politik untuk kemerdekaan bangsanya.

Memang, dalam waktu sepuluh-dua puluh tahun baru tampak hasilnya, tetapi bagaimanapun juga kiprah para pemuda itu menunjukkan arah yang jelas: menolak penjajahan dan menuntut kemerdekaan Kongres Pemuda 1928 nyata-nyata menunjukkan hal itu. Ini sekaligus merupakan pantulan hasrat kemerdekaan dari berbagai orang muda yang berasal dari berbagai daerah. Mereka mecita-citakanapa yang dikemudian dikenal sebagai Republik Indonesia. Mereka kemudian memimpin pembentukan apa yang kemudian hari dikenal dengan nama Bangsa Indonesia.

PKB Kab Tegal

Dua raksasa di lingkungan gerakan-gerakan Islam yaitu Muhammadiyah dan NU memimpin kesadaran berbangsa melalui jaringan pendidikan yang mereka buat. Walaupun Muhamadiyah merintis pendidikan yang ‘lebih banyak’ mengacu kepada hal-hal duniawi, seperti penguasaan pengetahuan umum, dan NU mengacu kepada pengetahuan agama, namun keduanya sangat dipengaruhi oleh apa yang berkembang di lingkungan gerakan nasionalis. Nasionalisme dalam arti menolak penjajahan, berarti juga pencarian jati diri sejarah masa lampau negeri sendiri.

Para pemuda mendapati bahwa sejarah masa lampau kawasan ini juga menyajikan hal-hal lain di luar ideologi nasionalisme, seperti pluralitas budaya dan rasa toleransi yang tinggi antara berbagai budaya daerah. Pada waktu bersamaan, di negeri lain muncul juga orang-orang seperti Mahatma Gandhi, Jawaharlal Nehru dan Sun Yat Sen.

PKB Kab Tegal

Sejak semula lahir juga di kalangan gerakan-gerakan Islam, mereka yang tidak memperdulikan nasionalisme. Mereka hanya mengutamakan perhatian kepada masalah-masalah keislaman belaka. Mereka melihat kepada hal-hal yang penting menyangkut kehidupan kaum muslimin belaka. Cukup lama terjadi ‘pemisahan’ antara kedua pihak. Dan kedua-duanya mengambil sikap tidak memperdulikan keadaan satu sama lain. Pembelaan Bung Karno di muka Pengadilan Negeri Bandung di tahun 1931, berjudul “Indonesia menggugat” seperti hanya di baca kalangan nasionalis saja, dan tidak oleh kalangan Islam.

Dalam keadaan seperti itu, rakyat kehilangan contoh-contoh mereka yang memberikan apresiasi terhadap perjuangan yang dilakukan. Jadilah “perjuangan Islam” seolah-olah terpisah dari gerakan nasionalisme.

Hanya hubungan kekeluargaan antara H.O.S Tjokroaminoto dan KH. M. Hasjim As’yari dari Tebu Ireng, Jombang saja, yang membuat persamaan itu hampir terlihat. KH. M. Hasjim As’yari memang menyadari bahwa secara kultural, gerakan Islam dan nasionalis berbeda satu dari yang lain, tetapi dari sudut ideologi berupa kebutuhan akan kemerdekaan, kita adalah satu bangsa. Di saat-saat menentukan seperti itu, apa yang dipikirkannya itu lalu disebarkan kepada sanak keluarga terdekat, dan kemudian kepada organisasi yang dipimpinnya: NU.

Tentu saja hal ini tidak berlangsung secara mulus. Bagaimanapun juga, sikap seperti itu masih menjadi pandangan minoritas. Tampak nyata ketika pandangan integratif yang menyatukan agama dan cita-cita kemerdekaan itu dibawa ke dalam lingkungan NU. Namun, di kalangan generasi muda NU, pemikiran seperti itu sudah mulai dapat diterima dengan baik.

Dalam tahun-tahun menjelang Perang Dunia II KH. Mahfudz Sidiq umpamanya, mengemukakan prinsip perjuangan "khaira ummah” (umat yang baik), yang diambilkan dari ayat Al-Qur’an: “Kalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan antara sesama manusia, karena kalian memerintahkan yang baik dan menolak yang tidak baik (kuntum khaira ummah ukhrijat lin n?s ta’m?r?na bil-ma`r?f wa tanhauna `anil-munkar). Pendapat ini dikemukakan, ketika ia dalam usia muda menjadi Ketua NU di tahun menjelang Perang Dunia II. Istilah itu ia gunakan untuk menunjukkan pentingnya memperkuat posisi ekonomi-finansial warga NU sendiri sebagai anggota gerakan Islam. Atau dapat dikatakan prinsip tersebut guna mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), yang akhir-akhir ini menjadi lebih penting lagi. Jelas dari gambaran itu, bahwa kalangan muda lebih memahami konteks kebangsaan. Cukup menarik bukan.

Sumber belum terlacak, Jakarta, 18 Maret 2007

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Quote, Amalan, Santri PKB Kab Tegal

Kamis, 21 Desember 2017

Doa Nabi Ibrahim yang Mengubah Kota Mekkah

Agak mustahil, bagaimana mungkin di gurun batu, tak ada tumbuh-tumbuhan, bisa ada kehidupan. Itulah Mekkah yang dulu disebut Bakkah.

Di kelilingi banyak bukit, tapi bukit batu. Kering kerontang, panas menyengat. Tekstur tanahnya tak menarik. Tapi, setiap tahun, puluhan juta orang dari negeri-negeri yang jauh bahkan sangat jauh datang menyesaki kota ini, dengan berjalan kaki, berkendara, dan sebagainya.

Doa Nabi Ibrahim yang Mengubah Kota Mekkah (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa Nabi Ibrahim yang Mengubah Kota Mekkah (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa Nabi Ibrahim yang Mengubah Kota Mekkah

Itulah Mekkah yang dahulu didoakan Nabi Ibrahim agar menjadi kota yang berkah dan memberkahi; menjadi negeri yang selalu dirindukan banyak orang. Walau kering kerontang, tapi tak kekurangan.

Alkisah, pulang ke Palestina, setelah mengantar anak (Ismail) dan isrtinya (Hajar) ke Mekkah, Nabi Ibrahim menengadahkan tangan ke langit, sambil berdoa:

“Ya Allah sungguh aku telah menempatkan sebagian keturunanku di sebuah lembah tandus, dekat rumah-Mu, agar mereka mendirikan shalat. Jadikanlah sebagian manusia cenderung kepada mereka dan limpahkanlah rezeki berupa buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”.

PKB Kab Tegal

Dengan modal doa itu, Nabi Ibrahim berani meninggalkan sang istri dan anaknya yang masih bayi di lembah tandus itu. Dikisahkan, Ibrahim sangat jarang menengok anak dan istrinya ini. Mungkin hanya tiga kali.

Namun, Allah mengabulkan seluruh item doa Nabi Ibrahim. Anak dan istrinya sehat, tak kekurangan suatu apa. Pertama-tama Allah hanya membukakan sumur zamzam buat mereka, lalu berduyun-duyun orang dari daerah lain mendatangi Mekkah, membawa binatang ternak, gandum, dan lain-lain.

PKB Kab Tegal

Orang luar membawa barang berniagaan, sumur zamzam menyediakan minuman. Ajaib, air yang muncul dari sela-sela bukit batu itu tak pernah letih mengeluarkan air. Sumur zamzam terus membasahi kerongkongan jamaah haji dan umrah yang kehausan, dari masa ke masa, sejak zaman Nabi Ibrahim hingga kita sekarang.

Mekkah pun tak pernah kekurangan pangan. Jamaah haji dan umrah yang datang silih berganti terus berdampak secara ekonomi. Mereka datang bukan hanya untuk beribadah melainkan juga berniaga.

Suka atau tidak, Mekah akhirnya bukan hanya menjadi pusat aktivitas keberagamaan, melainkan menjadi area yang menarik secara bisnis-perniagaan. Itulah sebabnya, Mekah selalu hidup, siang dan malam.

Pelajaran apa yang bisa diambil dari kisah ini? Doa adalah senjata kaum beriman. Doa bisa mengubah yang tak mungkin menjadi mungkin. Nabi Ibrahim sudah meneladankan, kita saja yang perlu istiqomah mengamalkan. Apalagi berdoa di bulan Ramadan; bulan penuh berkah dan ampunan.

KH Abdul Moqsith Ghazali, Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU.

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal RMI NU, Santri, Hikmah PKB Kab Tegal

Sabtu, 09 Desember 2017

IPNU Majalengka Protes Keras Coklat Berhadiah Kondom

Majalengka, PKB Kab Tegal. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Majalengka menyesalkan beredarnya cokelat yang beredar bonus kondom atau alat kontrasepsi jelang Hari Valentine. IPNU memprotes keras penjualan paket itu di beberapa minimarket.

"Kami menemukan di beberapa minimarket dan swalayan di sekitar Majalengka dan Jatiwangi ada cokelat yang dijual bersama kondom. Ini bisa jadi rayuan juga karena beredarnya pada saat menjelang valentine," ujar Wakil Ketua IPNU Majalengka Azhar Faturahman, Jum’at (13/2) saat ditemui PKB Kab Tegal di Gedung PC NU Majalengka.

IPNU Majalengka Protes Keras Coklat Berhadiah Kondom (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU Majalengka Protes Keras Coklat Berhadiah Kondom (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU Majalengka Protes Keras Coklat Berhadiah Kondom

Menurut Azhar, kondom merupakan alat kontrasepsi konsumsi orang dewasa yang telah menikah, sedangkan cokelat selama ini identik dengan pemberian di Hari Valentine. Azhar khawatir, paket cokelat dan kondom tersebut menyasar pada konsumen pelajar maupun mahasiswa.

PKB Kab Tegal

"Cokelat kok dikaitkan dengan kondom, lalu apa hubungannya? Lah ini pun seolah mengajak para generasi muda terjerumus dalam pergaulan bebas dan ini jelas merusak moralitas para pelajar," ujarnya.

PKB Kab Tegal

Ia mengingatkan bahwa hari kasih sayang yang kalaupun ingin diperingati bukanlah ajang untuk melakukan seks bebas. Remaja harus memahami menjaga kesehatan reproduksinya dan risiko melakukan seks pranikah.

Mantan Ketua PAC IPNU Jatitujuh ini berharap, pemerintah, KPAI dan pihak-pihak terkat? bertindak cepat untuk menarik peredaran paket tersebut. (Aris Prayuda/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pendidikan, Santri PKB Kab Tegal

Jumat, 08 Desember 2017

Siswa MA dan MTs Ma’arif NU Blitar Juarai Kader Kesehatan Remaja

Blitar, PKB Kab Tegal. Prestasi membanggakan diukir oleh Nanda Uifi siswa Madrasah Aliyah (MA) Ma’arif NU Kota Blitar, Jawa Tengah. Karena siswa Aliyah milik PCNU Blitar itu berhasil menyabet juara pertama kader kesehatan remaja se Kota Blitar 2016 tingkat ? SLTA yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota Blitar.

Siswa MA dan MTs Ma’arif NU Blitar Juarai Kader Kesehatan Remaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Siswa MA dan MTs Ma’arif NU Blitar Juarai Kader Kesehatan Remaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Siswa MA dan MTs Ma’arif NU Blitar Juarai Kader Kesehatan Remaja

Untuk bisa meraih prestasi itu Nanda harus bersaing ? dengan ? ratusan pelajar SMA/SMK dan MA se Kota Blitar. Sementara dua siswa MTS ? Ma’arif ? NU Kota Blitar diajang yang sama juga menyabet ? gelar juara II dan III untuk tingkat ? SLTP se Kota Blitar.

“Alhamdulillah anak-anak bisa berprestasi dibidang kader kesehatan," ujar Bahruddin ? salah satu guru di MA Ma’arif ? NU Blitar itu.

Menurut Bahruddin, lomba kader kesehatan ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota Blitar dalam rangka meningkatkan peran serta remaja dalam bidang ? kesehatan. Baik untul SLTP dan SLTA. Lomba untuk SLTP di selenggarakan pada tgl 27 September dan SLTA padatanggal 28 September 2016 kemarin.?

“Ada tiga siswa dari Lembaga Pendidikan Ma’arif NU. Siswa Aliyah meraih juara I tingkat SLTA dan dua siswa MTs meraih juara II dan III,” ungkap Bahruddin yang juga Wakil Ketua PCNU Kabupaten Blitar itu.?

PKB Kab Tegal

“Untuk juara I akan mengikuti seleksi ditingkat Provinsi Jawa Timur. Doakan anak-anak bisa meraih prestasi maksimal,” tambah mantan wartawan Karya Darma Jawa Pos Grup itu. (Imam Kusnin Ahmad/Fathoni)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri, News PKB Kab Tegal

Kamis, 07 Desember 2017

Haul Gus Dur Digelar 30 Desember

Jakarta, PKB Kab Tegal. Peringatan setahun hari wafatnya (haul) yang pertama mantan Ketua Umum PBNU dan mantan Presiden Ri ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) akan digelar pada Kamis malam, 30 Desember 2010 di kediamannya di Ciganjur, Jakarta Selatan.

Dalam haul ini kata putri Gus Dur, Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny), di Kalibata, Jakarta, Ahad (28/11), selain akan dihadiri oleh Wakil Rais Aam PBNU KH Mustofa Bisri, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dan para kiai NU yang lain, juga ada tokoh-tokoh nasional yang mendukung perjuangan Gus Dur selama ini.

Haul Gus Dur Digelar 30 Desember (Sumber Gambar : Nu Online)
Haul Gus Dur Digelar 30 Desember (Sumber Gambar : Nu Online)

Haul Gus Dur Digelar 30 Desember

Selain khataman Al-Quran, istighotsah, tahlilan pada haul tersebut juga akan ada sambutan dari kiai-kiai NU dan tokoh nasional yang hadir tersebut. Gus Dur wafat pada hari Rabu (30/12) pukul 18.45 Wib di RSCM Jakarta. Setelah disemayamkan di Ciganjur, deklarator dan pendiri PKB itu dimakamkan secara militer di Pesantren Tebuireng Jombang, Jatim.

PKB Kab Tegal

Sementara itu menurut adik kandung Gus Dur, KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah), keluarga Tebuireng akan menggelar haul pada 18 Desember.  Dalam acara tersebut sejumlah tokoh nasional akan hadir. Seperti Ketua MK M. Mahfud MD dll juga akan menggelar Festival Barongsai di pesantren.

Namun demikian kata Gus Sholah yang juga mantan Ketua PBNU ini, acara haul Gus Dur ini akan digelar secara sederhana. Terlebih, acara itu juga terbuka bagi seluruh masyarakat. "Seluruh rakyat bisa datang dalam haul itu,"tutur Gus Sholah lagi.(amf)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Santri PKB Kab Tegal

Sabtu, 25 November 2017

102 Pemuda Ikuti Diklatsar Banser GP Ansor Kota Bandung

Bandung, PKB Kab Tegal. Sekitar 102 pemuda mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Bandung. Kegiatan tersebut merupakan gerbang awal untuk menjadi kader Banser.

102 Pemuda Ikuti Diklatsar Banser GP Ansor Kota Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)
102 Pemuda Ikuti Diklatsar Banser GP Ansor Kota Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)

102 Pemuda Ikuti Diklatsar Banser GP Ansor Kota Bandung

Diklatsar yang diisi materi-materi untuk meningkatkan kemampuan skill individu, fisik, mental, dan spiritua tersebut diikuti utusan Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Ranting serta 50 orang panitia sehingga rasio mentoring 1:2.

Ketua GP Ansor Kota Bandung Aa Abdul Rozak dalam sambutannya menegaskan bahwa peran dan fungsi Banser merupakan garda terdepan dalam menjaga ulama dan bangsa.

PKB Kab Tegal

Ia juga menegaskan bahwa organisasi pemuda NU tersebut akan tetap menjaga kedaulatan NKRI. “GP Ansor tidak seperti organisasi lain yang seolah-olah memiliki bangsa ini padahal mereka merongrong keutuhan NKRI dengan melakukan arabisasi,” katanya pada pembukaan kegiatan yang berlangsung 9-10 Nevember tersebut.

Sementara Ketua PCNU Kota bandung KH Maftuh Kholil mengutarakan bahwa semangat kepemudaan harus tumbuh dan berkembang. Anggota Ansor, meskipun kelak menjadi tua, namun semangat harus tetap menggelora.

PKB Kab Tegal

Pada pembukaan kegiatan tersebut dihadiri Kabid Kepemudaan Dispora Kota Bandung, Kadis Damkar, Pemuda Demokrat Indonesia, IPNU dan IPPNU Cabang Kota Bandung. (Ujang Miftahuddin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Olahraga, Budaya, Santri PKB Kab Tegal

Selasa, 21 November 2017

Ingin Mondok Berasa Piknik? Datang ke Pesantren Daarul ‘Uluum Bogor

Bogor, PKB Kab Tegal. Pondok Pesantren (PP) Daarul ‘Uluum Lido terletak di Desa Ciburuy Cigombong Bogor, atau perbatasan antara Kabupaten Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat. Pondok pesantren ini berada di area tanah 9,75 hektar, terletak di daerah perbukitan yang sejuk dan berudara segar. Di Pesantren ini terdapat kolam pemancingan dengan pemandangan menawan.

Sistem pendidikan di PP Daarul ‘Uluum Lido dikelola dengan menggabungkan antara pendidikan kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional, kurikulum Kementerian Agama, dan pesantren berbasis modern melalui penyelenggaraan pola pendidikan Mu’allimin atau TMI (Tarbiyah al Mua’llimiin al-Islamiyyah).

Ingin Mondok Berasa Piknik? Datang ke Pesantren Daarul ‘Uluum Bogor (Sumber Gambar : Nu Online)
Ingin Mondok Berasa Piknik? Datang ke Pesantren Daarul ‘Uluum Bogor (Sumber Gambar : Nu Online)

Ingin Mondok Berasa Piknik? Datang ke Pesantren Daarul ‘Uluum Bogor

Hingga tahun 2016 ini, PP Daarul ‘Uluum memiliki lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), serta Madrasah Aliyah (MA), dengan jumlah santri mencapai hampir 2000 orang. Santri-santri yang belajar di PP Daarul ‘Uluum Lido tidak hanya berasal dari Kabupaten Bogor dan Sukabumi, tetapi juga dari daerah lain seperti Jakarta, Bekasi, Banten, Jawa Tengah, Madura dan Bali.

Banyaknya jumlah santri, fasilitas yang lengkap, dan berbagai kegiatan yang ada, menjadikan PP Daarul ‘Uluum Lido berkembang pesat. Kemajuan dan perkembangan tersebut bukan karena upaya yang dilakukan hanya satu dua hari. Jauh sebelumnya, pendiri Pondok Pesantren Daarul `Uluum, KH Ahmad Dimyati berjuang mendirikan dan menegakkan lembaga pendidikan tersebut.

Bahkan hingga sekarang, pesantren ini masih menghadapi berbagai tantangan. M Affan ? Afifi SHI, salah satu putra KH Ahmad Dimyati menuturkan, masyarakat asli sekitar pondok masih ada saja yang menganggap keluarga pendiri pesantren sebagai warga pendatang, walaupun sudah hampir 20 tahun mereka tinggal dan menetap di Ciburuy.?

Selain itu, karena di sekitar Ciawi dan Sukabumi banyak pabrik, masyarakat memandang pondok pesantren ini sama dengan perusahaan-perusahaan yang hanya berorientasi bisnis. Akibatnya, pihak pesantren harus memberikan bantuan setiap ada kegiatan.?

PKB Kab Tegal

Pria yang kini menjabat sebagai Ketua Badan Pengurus Yayasan Salsabila, yayasan yang menaungi Pondok Pesantren Daarul ‘Uluum Lido itu juga mengatakan, sebagai upaya untuk mendekatkan antara pesantren dengan warga sekitar, sejak awal pendiriannya, warga sekitar digratiskan untuk mengikuti pendidikan di PP Daarul ‘Uluum, tentu saja dengan mengikuti aturan yang berlaku.

“Sayangnya hanya ada dua santri yang masuk pesantren dan bisa betul-betul jadi kader,” kata pria yang juga Bendahara GP Ansor Kabupaten Bogor itu.

Untuk biaya operasional pesantren, Daarul ‘Uluum Lido memiliki sejumlah unit usaha, antara lain bergerak dalam bidang agrowisata dan percetakan.

PKB Kab Tegal

Para pengurus PP Daarul ‘Uluum menyadari bahwa masyarakat sekitar kurang tertarik dengan pendidikan Islam. Oleh karena itu, selain ingin melahirkan generasi yang ahli dzikir dan ahli pikir, ? PP Daarul ‘Uluum terus berupaya untuk bisa masuk ke dalam masyarakat sekitar. (Kendi Setiawan/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam, Olahraga, Santri PKB Kab Tegal

Kamis, 16 November 2017

Badal Haji Dibutuhkan Calon Jemaah Uzur

Jakarta, PKB Kab Tegal. Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Saifuddin Amsir menyatakan haji diwajibkan bagi setiap muslim yang mampu mengadakan perjalanan ke tanah suci. Perintah itu ditemukan di dalam Al-Quran.

Badal Haji Dibutuhkan Calon Jemaah Uzur (Sumber Gambar : Nu Online)
Badal Haji Dibutuhkan Calon Jemaah Uzur (Sumber Gambar : Nu Online)

Badal Haji Dibutuhkan Calon Jemaah Uzur

Perihal kemampuan menurut keterangan ulama, sambung KH Saifuddin Amsir, meliputi kemampuan keuangan dan keamanan. Meskipun kondisi fisik yang terbatas dan terkendala usia, mereka yang mampu tetap wajib melaksanakan haji.

“Mereka yang uzur secara usia bisa menggunakan badal haji,” kata KH Saifuddin Amsir kepada PKB Kab Tegal di kediamannya di bilangan Cipinang Melayu, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur, Rabu (11/9) malam.

PKB Kab Tegal

Mereka yang memiliki kemampuan finansial tetapi telah memasuki usia senja dengan keterbatasan fisik, dapat menggunakan badal haji. Selain mereka, badal haji juga bisa digunakan oleh mereka yang memiliki uzur syar‘i seperti sakit, lumpuh, atau uzur lainnya, tambah KH Saifuddin Amsir.

PKB Kab Tegal

Badal haji, lanjut KH Saifuddin, merujuk pada praktik pengupahan tenaga seseorang untuk melaksanakan rukun dan wajib haji seseorang yang mempunyai uzur.

Untuk mereka yang uzur, agama memberikan keringanan melalui badal. Seandainya  memaksakan diri, mudharat yang tidak dikehendaki akan terjadi, tutup KH Saifuddin saat ditemui di rumahnya seusai pulang mengajar di salah satu majelis taklim.

Penulis: Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian, Santri, Quote PKB Kab Tegal

Sabtu, 11 November 2017

Untuk Apa PMII Didirikan?

Oleh KH Nuril Huda (Pendiri PMII)

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada 17 April 2016 genap berusia 56 tahun. Sebagai warga pergerakan sekaligus pendiri PMII, penulis bangga sekaligus bersyukur ke hadirat Illahi Robbi yang telah memberikan karunia dan nikmat untuk terus mengabdi dan berjuang dalam mencari ridla-Nya.

Untuk Apa PMII Didirikan? (Sumber Gambar : Nu Online)
Untuk Apa PMII Didirikan? (Sumber Gambar : Nu Online)

Untuk Apa PMII Didirikan?

Bangga karena tidak terasa ternyata PMII sudah berusia 56 tahun, umur yang dalam hitungan usia sudah tidak muda lagi, tapi semangat dan jiwa sebagai warga pergerakan harus muda dan siap menjadi garda terdepan dalam mengawal tradisi dan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).

PKB Kab Tegal

Semakin tua semakin menjadi. Artinya, dengan sikap kesatria, profesional dan mandiri, PMII harus lebih produktif memberikan sumbangsih dan kontribusi terhadap agama dan bangsa Indonesia. Meskipun acapkali PMII selalu menjadi momok dalam rumah sendiri, tapi itulah perjuangan, bahwa perjuangan hanya butuh pengorbanan bukan imbalan.

PKB Kab Tegal

Meminjam istilah Bung Karno “berikan aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia”, begitu juga dengan PMII, sekali PMII selamanya berjuang bersama PMII. Di PMII hanya butuh pemuda yang idealis dan semangat berjuang mengawal tradisi Aswaja. Berorganisasi itu belajar menghargai orang lain, latihan mengenal orang, menghormati keyakinan orang lain. Orang yang tanpa latihan maka dia akan menjadi pemimpin yang wagu, yang tidak pernah menghargai orang lain, apalagi menghormati orang lain.

Nah, pada harlah (hari lahir) PMII kali ini, terpenting dan yang paling penting adalah mengenang dan mendoakan (haul) jasa para pendiri PMII. Meneruskan perjuangan dan menjaga tradisi paham Aswaja. Tentu, melalui acara istighotsah, tahlil, dan doa bersama. Karena inilah etika dan kebudayaan model Aswaja. Harlah PMII dalam setiap tahun harus selalu diperingati agar para generasi PMII tahu, orang lain tahu, apa sih PMII dan mengapa didirikan. Ini penting!

Mengapa PMII berdiri? Pada saat itu, tahun 1960 partai-partai besar mempunyai angkatan muda khususnya di kalangan mahasiswa, seperti GMNI, HMI, Masyumi, dan lain sebagainya. Akan tetapi NU yang memiliki basis massa terbesar justru tidak memiliki. HMI yang dulunya menjadi garda NU akan tetapi lebih condong kepada Masyumi.

Akhirnya, munculah ide dan gagasan dari daerah-daerah untuk mendirikan pergerakan mahasiswa yang selanjutnya diberi nama PMII. Beridirnya PMII tidak mulus begitu saja, banyak ganjalan dan kendala untuk mendirikan sebuah pergerakan Islam. Namun, karena keukeuh dan tekad bulat dari para pendiri PMII, maka hingga saat ini PMII tetap kokoh berdiri dan eksis sepanjang masa.

Gagasan Mendirikan PMII

Gagasan untuk mendirikan PMII berawal muncul dari pojok Sekretariat IPNU di Yogyakarta, dan waktu itu yang menjadi koordinator sementara adalah Ismail Makki. Setelah semua ide dikumpulkan, maka sepakat untuk mendirikan PMII. Sebanyak 13 orang sowan (menghadap) kepada Pengurus Besar NU di Jakarta yang isinya niatan untuk mendirikan PMII. Akhirnya, setelah berbincang dan membahas panjang, maka PBNU setuju PMII didirikan yang tujuannya adalah untuk mengikat para mahasiswa NU agar tidak bisa dan memiliki rumah sendiri.

Pada tahun 1960-an tepatnya bulan Ramadhan, selama 3 hari di Kaliurang,Yogyakarta, berkumpulah para tokoh IPNU dan 13 pimpinan IPNU wilayah se-Indonesia. Ketika itu, saya merupakan ketua IPNU cabang Solo yang saat itu sedikitnya memiliki 7 perguruan tinggi. Karena memang syarat mendirikan PMII di daerah harus ada perguruan tingginya. Sedangkan utusan dari PBNU yang hadir adalah KH. Anwar Mussadad.

Nah, dalam kongres pertama inilah PMII resmi berdiri lalu melahirkan berbagai macam aturan dan okoh muda yang selanjutnya diberikan mandat untuk meneruskan perjuangan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) di Nusantara. Karena esensi didirikannya PMII adalah pertama, untuk meneruskan estafet perjuangan NU. Kedua, untuk melatih diri bermasyarakat dan berorganisasi tanpat mengubah pendirian dalam mempertahankan Aswaja. Dan ketiga, untuk menyiapkan generasi yang mampu menangani pergolakan tanpa mengorbankan prinsip akidah.

Untuk mendirikan PMII di daerah, saya sowan ke KH Abdul Hadi Al Hafidz di Langitan, Tuban. Niatan itu mendapat restu dan pesan untuk menunaikan puasa. Saya puasa 7 hari, dan mendirikan PMII di Lamongan, kemudian harus kembali lagi ke Solo untuk melanjutkan kuliah. Jadi, tidak main-main untuk memperjuangkan PMII. Bahwa berjuang di NU itu tidak mengandalkan pemikiran saja tetapi juga mengorbankan harta dan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Sekali lagi inilah perjuangan. Jadi, idealis itu butuh generasi, bahwa mendirikan PMII sampai merawat organisasi itu tidak gampang dan butuh perjuangan panjang. Untuk itulah, generasi saat ini hanya tinggal meneruskan dan merawat saja, tidak kurang, tidak lebih. Dan yang paling utama adalah tradisi Aswaja jangan sampai pudar dan musnah ditelah modernnya zaman.

Setelah PMII berdiri, maka para pengurus langsung eksen dan menyebarkan PMII di kampus-kampus. Berawal di kampus Yogyakarta, selama beberapa tahun anggotanya bisa dihitung jari, karena banyak mahasiswa yang tidak tertarik dengan PMII. Apa PMII itu? Mahluk apa itu? begitu kira-kira pertanyaannya.

Alhamdulillah, di Asia Tenggara, hanya PMII-lah yang sampai hari ini tetap eksis dan banyak anggotanya hampir mencapai satu juta dua ratus, tiap kota ada PMII. Dari 9 tokoh pendiri PMII, kini tinggal 3 orang yang masih hidup dan terus berjuang agar PMII tetap eksis dan menjadi penerus perjuangan ajaran Aswaja. Ketiga tokoh itu di antaranya, saya, KH Munsih Nahrawi dan KH Khalid Mawardi.

Sampai sekarang saya masih terus bergerilya ke daerah-daerah untuk menyuarakan panji-panji PMII. Pada tanggal 17 April 2016 saya menghadiri harlah PMII di Tuban, lanjut ke Lamongan pada tanggal 18, terus ke Bekasi, dan tanggal 19 saya menghadiri harlah PMII di Bondowoso, dan tanggal 20 saya menghadiri harlah PMII di Pamekasan, Madura. Kalau dituruti, hidup saya di jalanan, tapi enggak apa-apa, memang harus begini. Yang penting PMII tetap hidup dan terus berkembang.

Kalau saya tidak turun, saya khawatir, dalam ilmu sosiologi, suatu organisasi yang lama didirikan tanpa sentuhan pendiri maka lambat laun akan berubah. Makanya, saya khawatir PMII kalau tidak diurusi, akan berubah dan lama-lama tidak keruan. Saya sangat memperhatikan, terlebih kalau di luar daerah, apakah saya diundang MUI, NU, atau acara lainnya, saya selalu telepon temen-temen PMII untuk kumpul sama-sama bicara soal PMII dan masa depan PMII. Ini saya lakukan, mumpung saya masih hidup.

Tantangan hari ini, besok dan lusa PMII adalah budaya zaman. Tapi kalau idealisme PMII selamanya tidak bisa berubah yakni Aswaja, begitu juga soal akidah tidak bisa kompromi dan berubah, sekali NU selamanya tetap NU. Memang zaman sekarang berbeda jauh dengan zaman dulu, dari sisi budaya, karakter dan modelnya. Untuk itulah, generasai PMII saat ini harus bisa mengalahkan zaman atau paling tidak, jangan sampai kalah dengan budaya zaman saat ini. Boleh kita bicara budaya, boleh kita bergaya modern, boleh kita berdandan barat, boleh kita berpolitik, dan seterusnya. Tapi, jangan sekali-kali idealisme dan idiologi Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) berubah. Karakter NU harus tetap melekat walaupun penampilan bukan NU.

Salam pergerakan! Wallâahul muwaffiq ila aqwamith tharîq. Wassalam.

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri, IMNU PKB Kab Tegal

Lopis Raksasa dan Tadisi Syawalan Pekalongan

Pekalongan, PKB Kab Tegal - Syawalan merupakan tradisi masyarakat Kota Pekalongan khususnya masyarakat daerah Krapyak di bagian utara Kota Pekalongan, yang dilaksanakan pada setiap hari kedelapan sesudah Hari Raya Idul Fitri.

Bahkan Syawalan yang jatuh pada 8 Syawwal merupakan hari yang sangat istimewa dan selalu ditunggu-tunggu oleh warga. Pasalnya, hari itu merupakan hari berkumpulnya ribuan warga untuk bisa silaturrahim dan saling berkunjung untuk menikmati segala hidangan yang disediakan secara gratis.

Lopis Raksasa dan Tadisi Syawalan Pekalongan (Sumber Gambar : Nu Online)
Lopis Raksasa dan Tadisi Syawalan Pekalongan (Sumber Gambar : Nu Online)

Lopis Raksasa dan Tadisi Syawalan Pekalongan

Hal paling menarik dalam pelaksanaan tradisi ini adalah dibuatnya Lopis Raksasa yang ukurannya mencapai tinggi 2 meter dengan diameter 1,5 meter dan berat mencapai 225 Kg. Setelah acara doa bersama, Lopis Raksasa kemudian dipotong oleh Walikota Pekalongan dan dibagi-bagikan kepada para pengunjung.

PKB Kab Tegal

Para pengunjung biasanya berebut untuk mendapatkan Lopis tersebut yang maksudnya untuk mendapat berkah. Pembuatan Lopis dimaksudkan untuk mempererat tali silahturahmi antaranggota masyarakat Krapyak dan dengan masyarakat daerah sekitarnya, hal ini diidentikkan dengan sifat Lopis yang lengket.

Masyarakat Krapyak juga biasanya menyediakan makanan ringan dan minuman secara gratis kepada para pengunjung. Jumlah pengunjung pada tradisi ini mencapai ribuan orang yang berasal dari seluruh Kota Pekalongan dan sekitarnya. Setelah pembagian Lopis selesai, biasanya para pengunjung berbondong-bondong ke obyek wisata Pantai Slamaran Indah untuk berlibur bersama keluarga sekadar menikmati kesegaran udara pantai atau menikmati meriahnya hiburan gratis yang telah dipersiapkan masyarakat Krapyak sebelumnya.

PKB Kab Tegal

Dari mana tradisi ini berasal? Menurut sejarah, sebagaimana dituturkan KH Zaenuddin tokoh masyarakat setempat kepada PKB Kab Tegal, orang yang pertama kali memelopori Syawalan adalah KH Abdullah Sirodj, ulama Krapyak yang masih keturunan Tumenggung Bahurekso (Senopati Mataram). Awalnya KH Abdullah Sirodj rutin melaksanakan puasa Syawal, puasa ini kemudian diikuti masyarakat sekitar Krapyak dan Pekalongan pada umumnya sehingga meski hari raya, mereka tidak bersilaturahmi demi menghormati yang masih melanjutkan ibadah puasa Syawal.

Dulu, sehabis Shalat Ied suasananya masih seperti Ramadhan. Baru pada hari ke-8 Syawal, suasana Lebaran benar-benar terasa. Yang menjadi khas dalam tradisi Syawalan di Krapyak Pekalongan adalah disajikannya makanan berupa lopis. KH Abdullah Sirodj memilih lopis sebagai simbol Syawalan di Pekalongan karena terbuat dari beras ketan yang memiliki daya rekat yang kuat, yang menyimbolkan persatuan.

Zaenudin mengatakan, Presiden Soekarno datang dalam rapat akbar di lapangan Kebon Rodjo Pekalongan (sekarang Monumen) tahun 1950, beliau berpesan agar rakyat Pekalongan bersatu seperti lopis sehingga warga Krapyak setiap Syawalan selalu memotong lopis.

"Hal itu sebagai rasa syukur kepada Allah, dan melaksanakan sunah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Adapun rasa syukur tersebut diwujudkan dalam bentuk jajanan berbentuk lopis. Karena filosofi lupis sendiri sangat religius baik dari segi pemakaian bahan maupun dalam proses pembuatannya," ujarnya.

Dikatakan, ketan sebagai bahan dasar lopis memiliki makna persatuan (kraket=erat), karena ketan yang sudah direbus memiliki daya rekat yang kuat dibanding nasi. Kita sebagai sesama Muslim harus memiliki rasa saling peduli dan saling mengingatkan satu sama lain. Beras ketan yang putih, bersih memiliki makna kesucian (kembali fitri) dalam nuansa lebaran.

Bungkus lopis diambilkan dari daun pisang, yang memiliki arti perlambang Islam dan kemakmuran. Bahwa Islam selalu menumbuhkan kebaikan dan menjaga karunia Tuhan. Daun pisang yang digunakan tidak boleh terlalu tua ataupun terlalu muda, karena akan berpengaruh pada cita rasa lopis tersebut.

Selain itu ikatan atau tali pembungkus menggunakan serat pelepah pisang, melambangkan kekuatan. Sesuatu yang sudah dicapai (kembali fitri) harus dijaga agar tidak luntur ataupun berkurang. Akan lebih baik jika semakin bertambah atau ditingkatkan. Pengikat ini juga bisa berarti sebagai pengikat kita untuk menjalin silaturahmi antar-Muslim (Hablum minan nas).

Meski konon tradisi Syawalan sudah ada sejak tahun 1885, tradisi ini mulai dilakukan secara besar-besaran pada tahun 1950. Dengan memotong lopis berukuran besar oleh kepala daerah setempat. Proses memasak lopis raksasa membutuhkan waktu 4-5 hari, dengan menggunakan dandang berukuran besar. Untuk memindahkannya, harus memakai katrol.

Tahun ini Syawalan yang jatuh pada hari Ahad (2/7), lopis raksasa di Krapyak dibuat dengan diameter 213 cm dan tinggi 232 cm. Lopis dengan berat 1252 kg ini siap dibagi-bagikan kepada siapa pun yang hadir.

Nur Hidayah (50) warga Krapyak kepada PKB Kab Tegal mengatakan, tidak hanya lopis raksasa yang khas di Syawalan, hal unik lainnya adalah warga Krapyak yang mayoritas warga nahdliyyin memberikan makanan ataupun minuman secara gratis bagi siapa saja yang bertamu ke rumah pada hari kedelapan Syawwal.

Selain lopis raksasa, warga Pekalongan di beberapa? kawasan lain juga merayakan Syawalan dengan menerbangkan balon udara. Tradisi balon udara ini konon merupakan tradisi orang keturunan Indo Eropa zaman dulu yang bermukim di Pekalongan. (Iz/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri PKB Kab Tegal

Senin, 06 November 2017

Said Aqil: Aktivitas Kita Bernilai Jika Mampu Entaskan Kemiskinan

Jakarta, PKB Kab Tegal. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj berpesan, berbagai aktifitas organisasi di lingkungan NU seperti rapat dan kegiatan lainnya tak akan bernilai jika tidak mampu menyelesaikan masalah masyarakat seperti kemiskinan.

Said Aqil: Aktivitas Kita Bernilai Jika Mampu Entaskan Kemiskinan (Sumber Gambar : Nu Online)
Said Aqil: Aktivitas Kita Bernilai Jika Mampu Entaskan Kemiskinan (Sumber Gambar : Nu Online)

Said Aqil: Aktivitas Kita Bernilai Jika Mampu Entaskan Kemiskinan

“Aktifitas Muslimat NU adalah untuk memperhatikan, memperdulikan saudara-saudara kita, baik Muslim maupun non-Muslim,” katanya dalam buka bersama Muslimat NU di Jakarta, Sabtu.

Ia menjelaskan, memberi kecukupan berbagai kebutuhan masyarakat merupakan sesuatu yang menjadi tuntutan agama dan termasuk salah satu jihad. 

PKB Kab Tegal

“Termasuk jihad adalah bagaimana kita melidungi masyarakat yang baik-baik, bukan pelaku kejahatan, bukan maling, bukan bos judi. Selama warga Indonesia yang baik-baik, mari kita bela mereka dengan memberikan kecukupan pangan. Muslim ataupun non-Muslim,” tandasnya.

Karena itu, jika ada satu saja penduduk Indonesia yang meninggal karena kelaparan, semua ikut menanggung dosanya. “Satu saja ada saudara kita mati karena tidak makan, Muslim atau non-Muslim dosa kita semua.” 

PKB Kab Tegal

Kebutuhan kedua yang harus diperhatikan adalah pakaian. Kalau ada orang Indonesia, Muslim atau non-Muslim, tidak berpakaian layak, maka dosa semua. “Apalagi kita orang Islam, syarat sah shalat adalah suci. Kalau pakaian cuma satu bagaimana bisa,” tanyanya.

Kebutuhan dasar lain yang harus diperhatikan adalah tempat tinggal. Rakyat Indonesia, harus punya rumah semua berapapun ukurannya. Ia mengingatkan bahwa orang Islam diwajibkan menghormati tamu. Tentu saja untuk itu diperlukan rumah yang layak. 

Persoalan lain juga harus menjadi perhatian seperti bagaimana member perlidungan kepada masyarakat seperti pelayanan kesehatan gratis. 

Jihad lain selain jihad perang adalah, bagaimana masyarakat beriman kepada Allah dan ini membutuhkan ilmu. “Bagaimana kita mampu memberikan argumentasi terhadap wujudnya Allah.” (Mukafi Niam) 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional, Santri, Tokoh PKB Kab Tegal

Rabu, 01 November 2017

Pertahankan Budaya Lama, GP Ansor Kota Sukabumi Bentuk Rampak Beduk

Sukabumi, PKB Kab Tegal



Pimpinan Cabang GP Ansor Kota Sukabumi membentuk sebuah grup musik tradisional dengan instrumen beduk. Alat pemanggil shalat yang biasa terletak di sisi luar masjid tersebut dipukul bertalu-talu secara bersamaan oleh beberapa orang. Grup tersebut bernama Rampak Beduk.

Pertahankan Budaya Lama, GP Ansor Kota Sukabumi Bentuk Rampak Beduk (Sumber Gambar : Nu Online)
Pertahankan Budaya Lama, GP Ansor Kota Sukabumi Bentuk Rampak Beduk (Sumber Gambar : Nu Online)

Pertahankan Budaya Lama, GP Ansor Kota Sukabumi Bentuk Rampak Beduk

Rampak Beduk merupakan kolaborasi alat musik tradisional beduk dengan alat musik modern seperti gitar, biola, ditambah juga dengan tifa. Kolaborasi tersebut digawangi vokalis yang merupakan pemimpin grup tersebut, Ikhmal.?

Grup itu tampil perdana pada Tabligh Akbar yang diselenggarakan GP Ansor Kota Sukabumi dengan tema “Meningkatkan Ukhuwah dalam Kebinekaan dengan Meraih Keberkahan Ramadhan” di lapangan kantor Kelurahan Cisarua Kamis malam, (26/5).

Ketua PC GP Ansor Kota Sukabumi Wing Wing Suhendar mengatakan, grup tersebut dibentuk sebagai upaya melestarikan budaya lama, ditampilkan kembali dengan kemasan yang berbeda mengikuti zaman hari ini.

“Masih banyak yang menganggap bahwa beduk bid’ah. Padahal nyatanya bahwa memang dakwah para Wali Songo terdahulu lewat budaya. Ini menjadi daya tarik. Maka hari ini Ansor membuktikanya,” katanya.?

PKB Kab Tegal

Lewat rampak beduk, lanjut Wing WIng, GP Ansor ingin memasyarakatkan alat musik tersebut sekaligus menjadi energi positif bagi anggota Ansor dan masyarakat. Karena ternyata, ketika ditampilkan menjadi perekat sosial, yaitu terjalinnya silaturahim antarpemuda. ?

“Ke depan rampak bedug ini dilaksanakan secara terus-menerus karena melihat antusias yang sangat luar biasa dari masyarakat serta pemuda di Kota Sukabumi,” jelasnya.?

Penampilan rampak beduk disaksikan Wakil Ketua PW GP Ansor Jawa Barat Havidz Syutansyah. Ia mengapresiasi grup tersebut. Ia berharap rampak beduk menjadi ciri khas GP Ansot Kota Sukabumi.

PKB Kab Tegal

Tabligh Akbar tersebut diisi dengan taushiyah Wakil Rais Syuriah PCNU Kota Sukabumi KH Asep Rahamatullah, dan santunan Kepada 99 Anak Yatim. (Jahid/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri, Tokoh PKB Kab Tegal

Minggu, 15 Oktober 2017

IPNU, Lesbumi, Sanggar Kobong Bedah Kisah Cinta Baridin

Tasikmalaya, PKB Kab Tegal. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kabupaten (IPNU) Kabupaten Tasikmalaya bekerja sama dengan Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesebumi) NU dan Sanggar Kobong membedah buku Mencari Kubur Baridin.

IPNU, Lesbumi, Sanggar Kobong Bedah Kisah Cinta Baridin (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU, Lesbumi, Sanggar Kobong Bedah Kisah Cinta Baridin (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU, Lesbumi, Sanggar Kobong Bedah Kisah Cinta Baridin

Kegiatan yang diawali dengan penampilan musikalisasi puisi Sanggar Kobong tersebut berlangsung di kediaman sastrawan Acep Zamzam Noor di Pondok Pesantren Cipasung pada Jumat 5 Desember 2014, mulai 14.00

Narasumber yang juga penulis buku tersebut, Riki Dhamparan Putra menjelaskan, kisah Baridin itu ia temukan ketika menonton Tarling di Cirebon tahun 1990 an.

PKB Kab Tegal

Menurut penemuan Riki, Baridin merupakan cerita rakyat tentang kisah asmara dua insan, yang satu kaya sementara yang satunya lagi miskin. Meski miskin, Baridin menyatakan cinta kepada Suratminah.

Karena cintanya ditolak, Baridin berupaya meraih cintanya dengan “ajian”. Ia melakukan puasa 40 hari. Hasilnya, ia bisa melumpuhkan hati Suratminah. Tapi kemudian ada halangan lagi, kedua orang tua Suratminah tak merestui.

PKB Kab Tegal

Meski dikatakan cerita rakyat, kata Riki, anehnya kuburan Baridin itu ada, “Sebuah cerita rakyat, tapi ada buktinya,” katanya.

Kegiatan tersebut, menurut Ketua Departemen Senibudaya dan Olah Raga IPNU, Diwan Maldini, untuk meningkatkan kreatifitas di bidang seni dan menciptakan kecintaan anak muda, khususnya kader IPNU dan para santri terhadap dunia seni. (Husni Mubarok/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, IMNU, Santri PKB Kab Tegal

Rabu, 11 Oktober 2017

Di Depan Para Santri, Wafiq Azizah Ceritakan Kisah Suksesnya

Kudus, PKB Kab Tegal. Para pengasuh dan santri Panti Asuhan Yatim Piatu (PAYP) Darussalamah Desa Jurang, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terlihat bahagia, Kamis (1/10). Pasalnya, mereka bertatap muka langsung dengan qoriah internasional dan pelantun shalawat Hj. Wafiq Azizah.

Penyanyi asal Magelang ini hadir dalam rangka menjadi pembicara pada sarasehan bertajuk “Niat Wujudkan Cita-cita” yang diselenggarakan pengurus Yayasan PAYP. Bersama tim el-Mira Music, Wafiq Azizah memberikan motivasi untuk meningkatkan prestasi kepada 70 santri yang sebagian besar anak yatim piatu itu.

Di Depan Para Santri, Wafiq Azizah Ceritakan Kisah Suksesnya (Sumber Gambar : Nu Online)
Di Depan Para Santri, Wafiq Azizah Ceritakan Kisah Suksesnya (Sumber Gambar : Nu Online)

Di Depan Para Santri, Wafiq Azizah Ceritakan Kisah Suksesnya

Pelantun lagu Sepohon Kayu ini menceritakan awal kesuksesannya meraih presatasi sebagai penyanyi maupun qoriah terkenal hingga sekarang. Dituturkan,  sejak usia SD dirinya mendapat bimbingan dan latihan baca seni Al-Qur’an (MTQ) dari ayahnya. Kemudian ia mengikuti lomba-lomba MTQ tingkat kabupaten, provinsi, bahkan nasional dan internasional.

PKB Kab Tegal

“Dari situlah, saya bisa  mendapat prestasi nasional dan internasional sesuai dengan usaha saya,” katanya di hadapan para santri.

Berkat prestasi itu, tutur Wafiq, ia mendapat penghargaan dari Walikota Magelang berangkat haji ke tanah Suci pada kelas 2 SMA. “Sekarang saya sering diundang konser mengisi acara-acara pengajian. Bulan ini rencananya ke Hongkong berceramah di hadapan TKI di sana,” imbuhnya.

PKB Kab Tegal

Dalam acara yang dimoderatori Ketua IPPNU Kudus Futuhal Hidayah ini, Wafiq mendorong santri meraih prestasi. Ditegaskan, santri harus mempunyai kemauan yang tinggi dan tidak boleh minder.

“Apalagi  PAYP Darussalam diajarkan MTQ maupun rebana, kembangkan minat bakat kalian supaya mendapat pengalaman serta prestasi yang luar biasa,” tegas wanita kelahiran Magelang 4 Mei 1987 ini.

Saat ditanya santri tentang kiat menjaga kesehatan suara agar tetap stabil, Wafiq mengatakan dirinya sering minum air putih dengan es batu, minum jamu gurah, menghindari makanan kolesterol tinggi, istirahat dan tidur yang berkualitas.

“Jaga pola hidup sehat, sebelum makan minum air putih yang banyak,” tegas ibu tiga anak ini.

Di samping memberikan motivasi, Wafiq juga melantunkan lagu album nasid terbarunya yang berjudul “Dosa” dengan iringan rebana dari santri PAYP Darussalam. Ia juga berduet dengan salah satu santri melantunkan lagu shalawat nabi.

Usai acara dari Darussalam, Wafiq Azizah melanjutkan agenda di Kudus mengisi pengajian dalam rangka tasyakuran khitanan putra warga Desa Kajar Dawe Kudus. (Qomarul Adib/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri PKB Kab Tegal

Kamis, 28 September 2017

Tari Zipin Raya Meriahkan Harlah IPNU IPPNU

Kendal, PKB Kab Tegal. Sukses dan kemeriahan Harlah IPNU ke-57 dan IPPNU ke-58 di Kendal  yang digelar di pendopo Kabupaten Kendal, Ahad (18/3) semakin lengkap dengan pentas seni tarian Zipin Raya yang diperagakan oleh  anggota IPNU IPPNU dari komisariat IPNU IPPNU   MA NU Kangkung.

Tarian yang dinamakan Zipin Raya disamping menjadi selingan acara juga mampu menjadi kejutan bagi peserta. Pasalnya kegiatan-kegiatan selama ini banyak diselingi dengan rebana, qosidah modern dan lain-lain. Tari Zipin yang merupakan tradisi adat melayu tersebut tak pelak mampu menyedot perhatian peserta yang mayaoritas pelajar.

Tari Zipin Raya Meriahkan Harlah IPNU IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Tari Zipin Raya Meriahkan Harlah IPNU IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Tari Zipin Raya Meriahkan Harlah IPNU IPPNU

Selain menampilkan tari Zipin Raya Komisariat IPNU IPPNU MA NU Kangkung juga menampilkan paduan suara  mars IPNU IPPNU dalam Harlah IPNU IPNU tahun ini.

PKB Kab Tegal

Menurut Ahmad Khoiron, kepala MA NU  Kangkung penampilan anak didiknya merupakan upaya lebih mengenalkan MA NU Kangkung kepada masyarakat. Diakui Khoiron, Madrasahnya masih tergolong muda karena berdiri baru beberapa tahun terakhir ini

PKB Kab Tegal

Diharapkan dengan sering tampil di event-event kegiatan IPNU IPPNU, MA NU Kangkung akan lebih cepat dikenal oleh masyarakat luas sehingga akan berdampak positif terhadap penerimaan siswa baru tahun depan,harapnya.

Selain dihibur oleh tari Zipin Raya dan paduan suara dari MA NU Kangkung, peserta Harlah IPNU IPPNU  juga disuguhi penampilan grup rebana dari IPNU IPPNU Ranting Karangayu, kecamatan Cepiring.

 

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Fahroji

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaNu, Santri, Daerah PKB Kab Tegal