Tampilkan postingan dengan label Meme Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Meme Islam. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 Januari 2018

Tiga Hal Perwujudan Kembali ke Fitrah

Jember, PKB Kab Tegal - Kesucian? (fitrah) adalah gabungan tiga unsur: benar, baik dan indah. Sehingga seseorang yang ber-idul fitri dalam arti kembali kepada kesuciannya, akan selalu berbuat yang indah, benar dan baik.

Demikian diungkapkan Ketua PCNU Jember, KH. Abdullah Syamsul Arifin saat menjadi khatib sholat Idul Fitri di masjid jami Al-Baitul Amin, Jember, Jawa Timur, Rabu (6/7).

Tiga Hal Perwujudan Kembali ke Fitrah (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Hal Perwujudan Kembali ke Fitrah (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Hal Perwujudan Kembali ke Fitrah

Menurut kiai yang akrab disapa Gus Aab, dengan kesucian jiwanya, orang yang ber-idul fitri akan memandang segalanya dengan pandangan yang positif, selalu mencari sisi-sisi yang baik, benar dan indah. Ia mencari yang indah kemudian melahirkan seni, mencari yang baik menimbulkan etika, dan mencari yang benar menghasilkan ilmu.

PKB Kab Tegal

"Dengan demikian, ia akan menutup mata terhadap kesalahan dan keburukan orang lain. Kalaupun itu terlihat, selalu dicari nilai-nilai positifnya," tukasnya.

Lebih jauh Gus Aab mengatakan, hakikat kembali ke fitrah bisa diwujudkan dalam tiga hal, yaitu mengokohkan ketauhidan, menguatkan komitmen ubudiyah dan memelihara akhlak yang terpuji.

PKB Kab Tegal

Mengkokohkan tauhid, katanya, dilaksanakan dengan puasa, shalat tarawih, tadarus, membayar zakat hingga melaksanakan shalat Idul Fitri.

"Ramadhan adalah momentum yang sangat efektif untuk mengokohkan keimanan kita. Ramadhan memang dicipta oleh Allah untuk mendidik jiwa-jiwa yang lalai dari ibadahnya untuk bersimpuh bersujud? dan mengikhlaskan pengabdiannya," jelasnya.

Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Jember melanjutkan, fitrah kehambaan menuntut setiap muslim untuk membutikan komitmen ibadahnya. Dia dituntut tidak hanya bersungguh-sungguh menunaikan? ibadah fardlu tapi juga ibadah sunnah.

"Jika seorang muslim ingin membuktikan kesungguhannya untuk kembali kepada fitrahnya, salah satu bentuknya adalah dengan menjaga komitmen ibadahnya," urai Gus Aab.

Gus Aab memaparkan bahwa cara lain memaknai pemeliharaan fitrah adalah dengan menjaga akhlak yang terpuji seperti amanah, jujur, sabar dan syukur. Jika seseorang memiliki dan menjaga sifat-sifat tersebut, ia akan tenang hidupnya. "Orang yang amanah, jujur, sabar dan syukur adalah orang yang? disenangi dan dirindukan semua orang," jelasnya. (aryudi a. Razaq/abdullah alawi)

?

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam, Ahlussunnah, Jadwal Kajian PKB Kab Tegal

Rabu, 24 Januari 2018

Santri Nuris Ciptakan Alat Pendeteksi Kebocoran Gas

Jember, PKB Kab Tegal. Kebakaran yang diakibatkan oleh bocornya gas berbahaya seperti LPG, tak perlu terlalu dirisaukan. Pasalnya, saat ini telah ditemukan alat pendeteksi kebocoran gas sehingga ledakan maupun kebakaran yang diakibatkannya bisa dihindari.

Adalah Muhammad Wiliam Mursyida, Fani Rosiful dan Alvin Widiardi yang berhasil menemukan alat canggih tersebut, dan diberi nama “D’tron Fire Flow Alarm”. Temuan ketiga siswa MA Unggulan Nuris, Antirogo, Jember, Jawa Timur itu? berhasil meraih juara harapan pertama? dalam lomba Instrumentation And Control Competition (ICONIC) 2016 di ITB Bandung, belum lama ini.

Santri Nuris Ciptakan Alat Pendeteksi Kebocoran Gas (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Nuris Ciptakan Alat Pendeteksi Kebocoran Gas (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Nuris Ciptakan Alat Pendeteksi Kebocoran Gas

Dalam lomba berskala nasional tersebut, MA Unggulan Nuris menjadi satu-satunya perwakilan pesantren yang mampu bersaing dengan ratusan delegasi sekolah umum di tanah air.

Menurut Wiliam, alat tersebut dilengkapi dengan sensor yang berfungsi menyensor gas berbahaya dalam ruangan. Juga ada alarm untuk mengirim tanda bahaya ketika sensor menemukan gas yang bocor.

PKB Kab Tegal

Tidak hanya itu, ketika alat tersebut menemukan gas berbahaya, maka? secara otomatis gas tersebut dikumpulkan dalam satu titik, lalu mendorongaya keluar ruangan sehingga kepadatan gas dalam ruangan berkurang. “Ketika gas? liar dalam ruangan bisa dibuang keluar, maka tak akan terjadi kebakaran,” ucapnya kepada PKB Kab Tegal di kompleks Pesantren Nuris, Senin (26/9).

Rekan Wiliam, Fani Rosiful mengaku penemuan alat tersebut terilhami oleh banyaknya kejadian ledakan atau kebakaran akibat bocornya gas yang tersambung ke kompor. Penggunaan kompor gas, katanya, selain irit juga minim polusi. Namun kenyataannya, ada bahaya lain yang mengancam, yaitu ledakan. “Maka kami berpikir, dan akhirnya terciptalah alat itu,” tukas pemuda asal Wuluhan itu.

Nama D’tron adalah kepanjangan dari the electronic. Pembuatan alat tersebut memakan waktu sekitar satu bulan dengan menghabiskan dana kurang dari Rp 1 juta. Sedangkan sebagian besar komponen D’tron Fire Flow Alarm diambil dari peralatan bekas elektronik yang tersimpan di laboratorium Nuris.

PKB Kab Tegal

“Kami berharap agar pemerintah dapat mematenkan prototype alat ini, dan bisa diproduksi secara massal untuk kepentingan kenyamanan dan keamanan penggunaan kompor gas,” harapnya.

Wiliam, Fani dan Alvin adalah kelas XII MA Unggulan Nuris. Ketiganya tergabung? dalam satu tim, yang setiap sore berkumpul melakukan eksperimen dan mencoba melakukan inovasi ilmiah.

“Mereka juga dijamin lancar membaca kitab kuning. Khusus Wiliam, dia TOEFL-nya hampir 500,” terang Gus Robith Qashidi, Pengasuh Pondok Pesantren Nuris. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam, Syariah PKB Kab Tegal

Senin, 15 Januari 2018

IPPNU DKI Tolak Anggapan Anak Emas

Palembang, PKB Kab Tegal. Pimpinan Wilayah IPPNU DKI Jakarta menampik anggapan pengurus IPPNU di daerah-daerah bahwa Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Putri NU mengistimewakan PW IPPNU DKI Jakarta. PW IPPNU menilai kepemimpinan PP IPPNU memperlakukan PW IPPNU DKI Jakarta setara dengan IPPNU daerah lainnya.

“Kami ini independen dalam segala hal. Bahkan untuk kegiatan dan pengembangan program, kami bergerak sendiri,” kata utusan PW IPPNU DKI Jakarta saat LPJ PP IPPNU berlangsung di halaman parkir Asrama Haji Pondok Gede, jalan Kolonel H. Barlian KM.9, Kota Palembang, Ahad, (2/12) siang.

IPPNU DKI Tolak Anggapan Anak Emas (Sumber Gambar : Nu Online)
IPPNU DKI Tolak Anggapan Anak Emas (Sumber Gambar : Nu Online)

IPPNU DKI Tolak Anggapan Anak Emas

Utusan PW IPPNU DKI Jakarta merasa perlu menyampaikan hal demikian. Utusan DKI Jakarta mencoba meluruskan persoalan dugaan tidak berdasar tersebut di hadapan sidang LPJ. Hal itu diungkapkan ketika sejumlah utusan pengurus daerah IPPNU melontarkan kekecewaannya terhadap PP IPPNU.

PKB Kab Tegal

“Kehadiran sekretariat PP IPPNU di ibu kota Jakarta, bukan berarti memberikan akses istimewa bagi PW IPPNU DKI Jakarta,” tambahnya.

PKB Kab Tegal

Utusan PW IPPNU DKI Jakarta menunjuk sebuah contoh. Dalam mengadakan Makesta, masa kesetiaan anggota sebagai proses kaderisasi awal, PW IPPNU DKI menggelarnya secara mandiri tanpa bantuan PP IPPNU.

Dengan suara lantang, utusan PW IPPNU DKI Jakarta mengimbau semua peserta sidang LPJ untuk menghapus kecemburuan tidak beralasan. Menurutnya, kemandirian pengurus IPPNU daerah perlu dipertegas kembali.

Sidang LPJ sedikitnya dihadiri oleh semua jajaran PP IPPNU. Mereka duduk di atas panggung menghadapi semua pengurus wilayah dan cabang IPPNU se-Indonesia. Sementara ruang sidang dibatasi oleh tali panjang mengulur. Ruang sidang LPJ yang terbuka disterilkan dari pengunjung yang tidak mengenakan penanda peserta.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam, Meme Islam PKB Kab Tegal

Minggu, 24 Desember 2017

Pergunu Bali Bahas Sejumlah Problem Pendidikan Nasional

Denpasar, PKB Kab Tegal. PW Pergunu Bali bersama seluruh PC Pergunu se-Bali di bawah dukungan PWNU Bali mengadakan kegiatan Seminar Nasional akhir pekan lalu di Denpasar. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara PP Pergunu dengan Direktorat Kesharlindung Kemendikbud RI.?

Seminar ini diikuti lebih dari 200 orang guru se-Bali yang merupakan pengurus dan anggota PW dan PC Pergunu. Kegiatan seminar berlangsung di Gedung PWNU Jl. Pulau Demak Denpasar dengan menghadirkan Narasumber Nasional.?

Pergunu Bali Bahas Sejumlah Problem Pendidikan Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Pergunu Bali Bahas Sejumlah Problem Pendidikan Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Pergunu Bali Bahas Sejumlah Problem Pendidikan Nasional

Diantara narasumber yang hadir adalah PP Pergunu yang diwakili oleh Wasekjen Akhsan Ustadi) Ketua KPAI Asrorun Niam Sholeh Anggota DPR RI Komisi X Bidang Pendidikan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga I Wayan Koster, Direktorat Bimbingan Masyarakat Polda Bali AKBP M. Nur Sholikhun dengan Moderator Korwil Pergunu Indonesia Timur Lewa Karma.

Kegiatan ini merupakan refleksi atas pelbagai kejadian yang berhubungan dengan kekerasan baik yang menimpa guru maupun siswa di sekolah/madrasah. Guru sebagai profesi mulai wajib dilindungi dan juga wajib memberikan rasa aman kepada anak didik atas kriminalisasi dan layanan pembelajaran yang baik dan adil.?

PKB Kab Tegal

Dengan menghadirkan narasumber nasional ini para peserta bisa mendapat informasi langsung dan sekaligus menyampaikan aspirasinya kepada anggota DPR RI untuk maksud dan segala persoalan pendidikan selama ini, seperti program TPG, CPNS, Pengabdian dan kasus-kasus di yang dip roses oleh kepolisian.?

Dalam penyampaiannya, I Wayan Koster berjanji akan mendampingi dan menyampaikan sekaligus mengakomodasi usulan, masukan dan permintaan para guru pada pemerintah. Demikian pula Ketua KPAI berharap melalui seminar ini aka nada penambahan wawasan dalam proses melayani siswa, sehingga guru dan sekolah menjaid bagian yang mendukung pendidikan yang ramah anak.?

Pihak Polda juga selalu menekankan bahwa semua sama di mata hukum dan profesi guru patut untuk dilindungi sekaligus diperhatikan agar tetap terjaga dari kriminalisasi pihak-pihak yang tidak faham dengan tugas guru.

Pada kesempatan itu pula Akhsan Ustadi juga menegaskan bahwa PP Pergunu memfasilitasi semua guru di lingkungan Pergunu untuk berkembang dan mendukung program nasional. Diantara program kerja yang sedang digalakkan oleh Pergunu adalah pemberian beasiswa guru dan santri se-Indonesia maupun mancanegara, pelatihan guru dan kegiatan pendampingan guru.?

PKB Kab Tegal

Seminar perlindungan guru ini diikuti dengan antusias oleh peserta yang berlangsung sehari yang juga diawalai dengan kegiatan Pengukuhan pengurus PW Pergunu Bali dan Pelantikan 9 PC Pergunu se-Bali. Adapun 9 PC Pergunu se-Bali adalah PC Pergunu Badung, Bangli, Buleleng, Denpasar, Gianyar, Jembrana, Karangasem, Klungkung, dan Tabanan dengan disaksikan oleh pengurus PWNU dan pimpinan lembaga ? Banom se-Bali yang berlangsung khidmat. (Lewa/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam, Nahdlatul Ulama, Pendidikan PKB Kab Tegal

Senin, 11 Desember 2017

Raker, JQH Probolinggo Fokus Bina Bibit Pencinta Al-Qur’an

Probolinggo, PKB Kab Tegal - Pengurus Cabang Jam’iyatul Qurra wal Huffadz (JQH) Kabupaten Probolinggo bertekad akan fokus untuk menelurkan sekaligus melahirkan bibit-bibit muda yang cinta sekaligus gemar membaca Al-Qur’an.

Hal ini tercetus dalam rapat kerja cabang (Rakercab) JQH Kabupaten Probolinggo yang digelar di kantornya di Kecamatan Dringu, Ahad (5/2) sore. Selain dihadiri oleh segenap jajaran JQH Kabupaten Probolinggo, rakercab ini dihadiri oleh Ketua PCNU Probolinggo KH Abdul Hadi Saifullah dan perwakilan dari JQH Kota Kraksaan.

Raker, JQH Probolinggo Fokus Bina Bibit Pencinta Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)
Raker, JQH Probolinggo Fokus Bina Bibit Pencinta Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)

Raker, JQH Probolinggo Fokus Bina Bibit Pencinta Al-Qur’an

Ketua JQH Probolinggo H Masduqi Syamsudin mengatakan, rakercab ini dimaksudkan untuk menyusun program kerja JQH ke depan yang lebih baik. Tentunya agar semua program dapat terlaksana untuk kemajuan NU ke depan. “Harapannya tentunya JQH ke depan bisa semakin maju,” katanya.

PKB Kab Tegal

Menurutnya, rakercab sendiri menghasilkan beberapa program yang brilian. Selain bertekad mencetak bibit-bibit muda Al-Qur’an, rakercab juga mengamanatkan bagaimana pengurus sanggup membawa JQH ke depan lebih baik lagi.

“Semoga ke depan kami mampu memasyarakatkan Al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat seiring dengan perkembangan zaman. Hanya saja semua itu harus mendapatkan dukungan dari semua pengurus dan Nahdliyin,” jelasnya.

PKB Kab Tegal

Masduqi menerangkan, dalam rakercab itu JQH melahirkan beberapa program fantastis. Di antaranya melakukan akreditasi lembaga. untuk perbaikan administrasi. Di samping juga pembinaan untuk bibit-bibit Al-Qur’an ke depan.

“Mudah-mudahan semua program yang dirumuskan dan diputuskan melalui Rakcercab ini bisa membawa JQH ke depan lebih baik lagi. Karena bagaimanapun, pembinaan terhadap bibit pencinta Al-Qur’an menjadi tugas kita bersama. Semua harus bersatu supaya apa yang kita harapankan bisa tercapai,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam PKB Kab Tegal

Rabu, 06 Desember 2017

Jamaah Calon Haji Diingatkan Jaga Nama Baik Indonesia

Brebes, PKB Kab Tegal. Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi melepas calon jamaah haji (calhaj) Kabupaten Brebes 2014 kelompok terbang (Kloter) pertama di Gedung Muzdalifah Asrama Haji Donohudan pukul 05.00, Senin (1/9).

Sejumlah 363 calhaj Brebes dilepas Wagub dalam suasana tenang dan khidmat, sebelum akhirnya saling berjabatan tangan dan menuju ke bus untuk diantar ke Bandara Adi Sumarmo Solo. Seluruh jamaah kloter 1 keluar dari Embarkasi Donohudan menuju bandara Adi Sumarmo pada pukul 06.15. Rombongan calhaj Brebes kloter pertama Jawa Tengah sekitar pukul 07.42 take off dari Bandara Internasional Adi Soemarmo, Boyolali.

Jamaah Calon Haji Diingatkan Jaga Nama Baik Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Jamaah Calon Haji Diingatkan Jaga Nama Baik Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Jamaah Calon Haji Diingatkan Jaga Nama Baik Indonesia

Atas nama gubernur, Heru berharap para calhaj menjaga kondisi kesehatannya selama menjalankan rukun Islam kelima. Wagub menyampaikan ucapan selamat karena pada tahun ini benar-benar berkesempatan menjadi tamu Allah.

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut, Wagub mengingatkan kepada jamaah untuk menata hati dan memantapkan niat untuk beribadah hanya untuk Allah, bukan karena yang lain. Disampaikan pula agar para jamaah bisa menjaga kesatuan dan kekompakan, kebersamaan dan membuang jauh-jauh sikap egois serta mematuhi segala arahan dan bimbingan para petugas agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingatkan. Jaga kondisi kesehatan dengan tidak memaksakan diri melaksanakan ibadah yang sunnah yang akan berakibat menurunnya stamina yang sangat dibutuhkan pada saat pelaksanaan ibadah haji.

Ia juga berpesan agar para jamaah menjaga nama baik Indonesia dengan menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang sopan, santun, dan berbudaya. Jangan lupa untuk mendoakan Jawa Tengah untuk kelancaran pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Semoga jamaah haji seluruhnya menjadi haji mabrur.

PKB Kab Tegal

Dalam sambutan pembekalan itu, Heru Sudjatmoko menyampaikan salam dan permohonan maaf dari Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH tidak bisa hadir karena baru tiba di Jakarta dari kunjungannya ke Australia. “Sedianya Bapak Gubernur mau hadir tetapi beliau masih di Jakarta usai perjalanan kunjungan kerja ke Australia,” tutur Heru.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Prov Jateng Drs H Khaerudin MSi menjelaskan, pada hari Senin (1/9) ini diberangkatkan tiga kloter dari Brebes dan Kota Tegal sejumlah 1.125 calhaj. “Kloter pertama dari Kabupaten Brebes sebanyak 368 termasuk pendamping dan petugas kesehatan,” terangnya.

Kakanwil Kemenag Jateng yang juga Ketua PPIH Embarkasi SOC, melaporkan bahwa Embarkasi SOC akan memberangkatkan Jamaah Calon Haji beserta petugas dari Jawa Tengah (23.535) dan DIY (2.455) dengan jumlah total sebanyak 25.990 orang terbagi dalam 71 kloter.

Turut menyampaikan sambutan Anggota DPR RI Komisi VIII Abdul Rozak Rais. Dalam sambutannya antara lain pihaknya mempunyai wewenang untuk mengawasi pelaksanaan penyelenggaraan haji di Tanah Air dan di Tanah Suci. Meskipun sejauh ini pemerintah selalu meningkatkan pelayanan diberbagai sektor agar jamaah nyaman dan aman dalam beribadah haji.

Rozaq juga mengingatkan kepada petugas supaya sigap dan tanggap terhadap jamaahnya yang awam berada di negeri yang sangat berbeda adat istiadat maupun kondisi alamnya agar dapat beribadah dengan optimal dan menjadi haji mabrur.

Brebes Hj Idza Priyanti SE beserta suami Drs H Kompol Warsidin turut mendampingi pelesan dan Kepala Kantor Kemenag Kab Brebes Drs H Imam Hidayat MSi dan Kabag Kesra Setda Brebes Drs H Syaeful Islam.

Turut hadir dalam pelepasan tersebut antara lain Komisi VIII DPR RI, Ketua MUI, Ketua PW NU Jawa Tengah, Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah, Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI, dan para Kepala Kankemenag Se Eks Karesidenan Surakarta.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti akan mendampingi pelepasan pemberangkatan haji dari Solo dari kloter pertama hingga ketiga yang merupakan calhaj dari Kabupaten Brebes. “Saya akan terus turut melepas dari Solo hingga pukul 21.00 WIB nanti malam,” imbuhnya.

Sebelumnya, calhaj dari Kabupatern Brebes sejumlah 898 orang, telah diberangkatkan dari Islamic Center Brebes pada Sabtu dan Ahad (30-31/8). Mereka menginap semalam di Asrama Haji Donohudan untuk mendapatkan ceking kesehatan dan administrasi terakhir lainnya. (Wasdiun/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam, Habib, PonPes PKB Kab Tegal

Senin, 04 Desember 2017

GNB Serukan Mahkamah Pidana Internasional Adili Israel

Teheran, PKB Kab Tegal. Pertemuan darurat tingkat menteri Gerakan Non-Blok (GNB) Senin menyerukan kepada Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk membawa para pejabat Israel ke pengadilan atas dakwaan kejahatan perang di Gaza.

GNB Serukan Mahkamah Pidana Internasional Adili Israel (Sumber Gambar : Nu Online)
GNB Serukan Mahkamah Pidana Internasional Adili Israel (Sumber Gambar : Nu Online)

GNB Serukan Mahkamah Pidana Internasional Adili Israel

Dalam pernyataan akhir pertemuan Komite GNB mengenai Palestina, para Menlu mengungkapkan kemarahan pada pertumpahan darah di Gaza dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan kejahatan Israel terhadap kemanusiaan.

Mereka meminta masyarakat internasional, PBB dan organisasi-organisasi internasional lainnya serta LSM, untuk membantu memberikan korban agresi Israel di Jalur Gaza dengan bantuan kemanusiaan secara mendesak, menurut pernyataan yang disiarkan oleh media Iran. 

PKB Kab Tegal

Pernyataan itu mengakui peran penting Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) di Gaza, termasuk dalam menangani kebutuhan darurat selama periode krisis.

PKB Kab Tegal

Para menteri mendesak masyarakat internasional untuk memberikan dukungan yang diperlukan kepada Badan itu serta badan-badan PBB lainnya dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina saat ini, termasuk lebih dari 180.000 pengungsi Palestina pada periode terakhir.

Selain itu, pertemuan menyerukan kepada DK PBB "untuk menegakkan tugas Piagam dan hidup sesuai dengan harapan masyarakat internasional untuk bertindak segera dalam mengatasi situasi krisis ini, dalam Pendudukan Palestina, yang jelas merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional dan internasional. 

"DK PBB juga telah diimbau untuk mengadopsi langkah-langkah" untuk memaksa Israel, kekuatan pendudukan, untuk menghentikan agresi militernya terhadap rakyat Palestina dan untuk memenuhi segera dengan semua kewajibannya berdasarkan hukum internasional, khususnya Konvensi Jenewa ke-4 dan resolusi PBB yang relevan. 

"Pertemuan tingkat menteri sangat mengutuk "penggunaan mematikan, tidak pandang bulu, kekuatan yang berlebihan oleh Israel, dan kekuasaan yang mendukungnya, terhadap warga sipil Palestina dan infrastruktur sipil penting, termasuk air bersih dan sanitasi jaringan, pembangkit listrik dan berbagai rumah sakit serta pusat kesehatan, dan juga terhadap personil kemanusiaan, darurat dan wartawan. 

"Selain itu, para menteri luar negeri GNB mengutuk "kekerasan dan penganiayaan fisik dan psikologis, termasuk penyiksaan, para tahanan Palestina dan tahanan, termasuk anak-anak, perempuan dan pejabat terpilih, di antaranya anggota Dewan Legislatif Palestina, termasuk lebih dari 800 orang yang ditahan sejak 13 Juni 2014 diminta segera dibebaskan tanpa syarat."

Sementara itu, para Menlu menyambut baik keputusan Dewan Hak Asasi Manusia "untuk memulai penyelidikan internasional, independen, resmi ke dalam semua pelanggaran hukum kemanusiaan internasional dan hukum hak asasi manusia internasional yang dihasilkan dari agresi militer Israel baru-baru terhadap Jalur Gaza yang dikepung." 

Pernyataan itu "menekankan perlunya untuk terus memenuhi dan konsultasi di dalam Komite GNB Palestina, serta Koordinator Biro yang lebih besar dari Gerakan, dengan pandangan, antara lain, untuk menyusun rencana aksi bagi GNB dalam rangka menindaklanjuti semua isu-isu kritis di PBB dan di semua forum politik, hukum dan peradilan lain yang sesuai.

"Akhirnya, para menteri luar negeri GNB menegaskan kembali "dukungan tak tergoyahkan mereka terhadap Palestina dan solidaritas dengan rakyat Palestina."

Mereka juga menegaskan kembali "dukungan prinsip dan sejak lama terhadap hak-hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan pencapaian aspirasi nasional yang sah mereka, termasuk kebebasan, kemerdekaan, keadilan, perdamaian dan bermartabat di tanah air mereka sendiri," demikian OANA. (antara/mukafi niam)

Foto:ndtv

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam, Ahlussunnah, Meme Islam PKB Kab Tegal

Senin, 27 November 2017

JK: Pengusung Gerakan Radikalisme Jual Surga di Bawah Harga Pasar

Jakarta, PKB Kab Tegal. Wakil Presiden HM Jusuf Kalla menyebut aktivis propaganda gerakan radikalisme memberikan harga yang sangat murah untuk tiket masuk surga. Mereka mengira surga bisa diraih begitu mudah hanya dengan meledakkan bom bunuh diri di keramaian atau memerangi siapa yang berbeda pandangan menurut mereka.

JK: Pengusung Gerakan Radikalisme Jual Surga di Bawah Harga Pasar (Sumber Gambar : Nu Online)
JK: Pengusung Gerakan Radikalisme Jual Surga di Bawah Harga Pasar (Sumber Gambar : Nu Online)

JK: Pengusung Gerakan Radikalisme Jual Surga di Bawah Harga Pasar

“Itu sama saja mengobral surga, dengan mengiming-imingi sesorang untuk berkenan meledakkan bom bunuh diri,” demikian JK menegaskan pada pembukaan Munas-Konbes NU 2014 di Gedung PBNU yang dihadiri ratusan warga NU, Sabtu (1/11) pagi.

Menurut JK yang kini diamanahkan sebagai anggota Mustasyar PBNU, kebahagiaan di akhirat berbanding lurus dengan kebahagiaan di dunia. Artinya, untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat, seorang muslim harus berjuang menciptakan kemaslahatan, kesejahteraan, dan keadilan di dunia.

PKB Kab Tegal

JK berterima kasih kepada segenap warga NU yang turut menciptakan suasana aman dan kondusif pasca pilleg dan pilpres kemarin yang sempat menegangkan.

“Alhamdulillah para kiai NU konsisten menjaga dan menciptakan suasana damai di tengah perbedaan suku, agama, keyakinan, ideologi, golongan yang membentuk NKRI sebagai negara besar,” kata JK yang sejak kecil dibawa ayahnya melihat gerakan NU di Sulsel.

PKB Kab Tegal

Konsistensi para kiai NU lagi-lagi ditunjukkan pada forum Munas-Konbes NU 2014 ini. Sidang Komisi Rekomendasi Munas-Konbes NU membahas antara lain istilah-istilah keagamaan yang kerap kali menimbulkan kesalahpahaman dan memicu tindak kejahatan radikal.

Istilah-istilah yang dimaksud di antaranya “penegakan syari’ah”, “kewajiban berjihad”, perlawanan kepada thagut”, dan “kebangkitan lagi kejayaan khilafah”. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Budaya, Meme Islam PKB Kab Tegal

Minggu, 19 November 2017

Warga di Subang Ini Isi Ngabuburit dengan Ngaji Pasaran

Subang, PKB Kab Tegal. Salah satu kegiatan tahunan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Jami Al-Huda, Pungangan, Patokbeusi, Subang, Jawa Barat adalah ngabuburit yang diisi dengan ngaji pasaran untuk para orangtua dan pemuda.

Tahun ini, kitab yang dikaji dalam pengajian yang digelar bada ashar ini adalah Kitab Risalah al-Muawanah wal Mudzoharoh wal Muazaroh karya Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, adapun yang didaulat sebagai pembaca kitab adalah Kiai Adang Kosasih, Rais MWCNU Patokbeusi yang juga pengasuh pesantren Al-Huda.

Warga di Subang Ini Isi Ngabuburit dengan Ngaji Pasaran (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga di Subang Ini Isi Ngabuburit dengan Ngaji Pasaran (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga di Subang Ini Isi Ngabuburit dengan Ngaji Pasaran

"Biasanya yang ngawuruk (ngajar-red) ngaji itu ketua MWCNU, cuma beliau belum sembuh total dari sakitnya jadi diputuskan yang ngajinya Rais syuriyah, insya Allah pengajian ditutup pada H-3," kata Dedi Setiawan, salah seorang peserta pengajian yang juga Ketua Irmada (Ikatan Remaja Masjid Al-Huda) ini, Kamis (25/6).

PKB Kab Tegal

Dedi menambahkan, kegiatan ini sekaligus untuk mengakomodir kalangan bapak-bapak dan para  pemuda setempat yang masih haus akan ilmu agama Islam.

"Yang ikut ngaji tidak menentu tapi biasanya 30 sampai 50 orang,  Bapak-bapak disini usianya boleh tua, tapi semangat ngajinya tetap muda," tambahnya

PKB Kab Tegal

Pantauan PKB Kab Tegal, peserta pengajian itu didominasi oleh kalangan orangtua, sebagian peserta ada yang membawa kitab dan meloghatnya, sebagian lagi hanya jiping (ngaji kuping) yaitu peserta pengajian yang tidak membawa kitab dan hanya mendengarkan materi pengajian. (Aiz Luthfi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam, Sejarah, AlaSantri PKB Kab Tegal

Minggu, 12 November 2017

Pelajar NU Makmurkan Kembali Gedung NU Kendaldoyong

Pemalang, PKB Kab Tegal - Kekompakan dan kebersamaan yang tergambar jelas oleh para keder pelajar NU Kendaldoyong saat membersihkan Gedung NU Desa Kendaldoyong Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang, Selasa (7/3). Hiruk-pikuk lalu lintas kendaraan dan teriknya matahari tak menyurutkan semangat mereka dalam membersihkan gedung yang sempat lama tak terpakai.

Gedung NU di Desa Kendaldoyong ini dulunya digunakan sebagai koperasi atau BMT bagi masyarakat setempat. Tetapi berjalannya waktu koperasi ini mengalami kemunduran yang berbuntut pada tutupnya koperasi itu sendiri.

Pelajar NU Makmurkan Kembali Gedung NU Kendaldoyong (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Makmurkan Kembali Gedung NU Kendaldoyong (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Makmurkan Kembali Gedung NU Kendaldoyong

Karena lama tak terpakai, para pelajar NU berinisiatif untuk menghidupkan kembali dan merawat gedung itu. Mereka akan menjadikannya sebagai kesekretariatan mereka. Inisiatif mereka ditanggapi positif dari Ketua NU dan masyarakat sekitar.

PKB Kab Tegal

Ketua IPPNU Desa Kendaldoyong Nuraeni mengatakan, “Kegiatan semacam ini perlu dilakukan dan seharusnya dari pihak yang atas atau pihak NU dan banom-banom yang lain turut andil dalam kegiatan ini. Semoga langkah teman-teman ini bisa membuka mata masyarakat untuk membantu merawat gedung ini lagi.”

Kegiatan bersih-bersih gedung ini rencananya akan rutin dilakukan setiap dua pekan. “Karena jika bukan kita yang memulai siapa lagi. Semoga ini langkah kecil yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat,” kata Ketua IPNU Kendaldoyong Fiki Amri. (Khoirul U/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Ubudiyah, Meme Islam PKB Kab Tegal

Kamis, 19 Oktober 2017

Remaja Puteri Madinah Suka Bercerita, Menolak Difoto (1)

Madinah, PKB Kab Tegal

Madinah sebagai kota Rasulullah SAW memiliki ciri khas tersendiri dibanding kota-kota lain di Arab Saudi. Penduduk kota Madinah terkenal sebagai penduduk yang ramah dan mudah akrab. Penduduk di kota Madinah memiliki kebiasaan saling menyapa dan mengucapkan salam ketika bertemu dan berpapasan. Tak heran jika dengan mudah kita dapat akrab bercengkerama dengan penduduk Madinah.



Jangankan para pedagang yang berharap menarik keuntungan materi dari keramahan dengan para pendatang dan peziarah, para penduduk yang berprofesi lain pun memang ramah. Bahkan para asykar dan syurtoh (penjaga dan polisi) di Madinah pun cenderung lebih ramah. Konon, banyak yang bilang keramahan ini karena Madinah senantiasa ditunggui Rasulullah SAW. Dan memang kepercayaan ini masih banyak melekat pada penduduk Madinah.

Remaja Puteri Madinah Suka Bercerita, Menolak Difoto (1) (Sumber Gambar : Nu Online)
Remaja Puteri Madinah Suka Bercerita, Menolak Difoto (1) (Sumber Gambar : Nu Online)

Remaja Puteri Madinah Suka Bercerita, Menolak Difoto (1)

Wisma Haji Indonesia di Madinah yang merupakan kantor pusat urusan haji pemerintah Indonesia di Madinah membuktikan keramahan penduduk Madinah ini, Pagi ini, Rabu 13 Oktober 2010. Wisma haji yang diapit oleh dua Madrasah, membuat halaman depan hampir selalu dipenuhi oleh anak-anak sekolah yang asyik bermain dan bercanda. Pada saat istirahat panjang dan menjelang pulang, anak-anak pelajar Madinah ini selalu bermain-main di taman-taman seputar Wisma.

PKB Kab Tegal

Anak-anak ini berbicara dengan keras dan cepat, meskipun mereka adalah remaja puteri (mungkin memang sudah lahjah/logat anak-anak Madinah berbicara keras). Mereka dapat sekonyong-konyong mengucapkan salam kepada seseorang yang lewat, meskipun misalnya sedang asyik berdebat dengan temannya.  Tentu saja mereka akan segera tanggap membalas salam, bila kita mencoba menyapanya.  Menyebutkan nama dengan riang bila kita mengejaknya berkenalan. Tapi tunggu dulu, jangan pernah mencoba mengulurkan tangan untuk bersalaman, bila lawan bicara kita berbeda jenis.

Bila secara refleks kita mengulurkan tangan saat berkenalan, maka sebelum berkedip, kita akan mendapati mereka telah melenggang meninggalkan pembicaraan, meskipun misalnya bila Anda adalah seorang pria dewasa dan lawan bicara anda hanyalah seorang gadis kecil berumur 8-10 tahun.

PKB Kab Tegal

Ibarat burung-burung merpati selalu menyemarakkan dan meneduhkan suasana kota Madinah, mereka seakan-akan sangat jinak dan menunggu untuk uluran tangan untuk dibelai. Namun  ternyata tidak seperti kelihatannya yang jinak, burung-burung ini akan segera berhamburan beterbangan bila kita melakukan gerakan yang dianggapnya tidak wajar. Mereka tidak akan mau mendekat meskipun kita menyebarkan biji-bijian, tidak lagi mendekat hingga mereka mulai yakin bahwa kita tidak akan menangkapnya. JInak-jinak merpati, biar jinak susah didekati.

Begitupun  gadis-gadis kecil ini, mereka suka bercanda dan berdekat-dekat dengan kita. Menyapa, berbicara dan menanyakan apa saja sesuai keinginan mereka.  Dengan gaya bahasa sesukanya, seakan dianggapnya kita berbicara bahasa Arab sepandai mereka, mereka akan mengatakan keinginan-keinginan dan pertanyaanya dengan cepat dan lantang, sembari seakan tak sabar menunggu jawaban dari kita. Padahal pada saat yang sama, otak kita sedang bekerja keras berusaha memahami apa maksud kata-kata yang keluar beruntun dari mulutnya.

Bila kita mencoba bertanya kepada salah satu dari mereka, saling dorong saling rebut perhatian dan saling adu keras suara pun keluar dari mulut mereka.  dengan sebuah pertanyaan, "Kelas berapa?" Mereka kemudian berlomba-lomba menceritakan suasana di kelasnya masing-masing setelah adu kencang menyebutkan angka yang merujuk pada kelasnya masing-masing.  (min/bersambung)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam, AlaNu, Ulama PKB Kab Tegal

Selasa, 17 Oktober 2017

Kiai Syaifudin Amsir Bercerita Kiai dan Santri Betawi

Pesantren kiai Betawi di Jakarta dinilai tidak mampu bertahan lama. Sejak dahulu para kiai Betawi memang gemar mendirikan pesantren dengan bangunan asrama yang sangat sederhana. Namun, usia pesantren mereka cukup singkat. Bertahan sampai dua puluh tahun, para kiai Betawi itu sudah terbilang sukses.

Untuk itu, KH. Saifuddin Amsir, Rais Syuriyah PBNU asal Betawi ini bercerita kepada Alhafiz Kurniawan dari PKB Kab Tegal terkait usia dan masalah pesantren Betawi di Jakarta. Dialog berlangsung di ruang Syuriah PBNU lantai empat, Gedung PBNU, Kramat Raya nomor 164, Jakarta Pusat, Selasa (6/11) sore.

Kiai Syaifudin Amsir Bercerita Kiai dan Santri Betawi (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Syaifudin Amsir Bercerita Kiai dan Santri Betawi (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Syaifudin Amsir Bercerita Kiai dan Santri Betawi

Mengapa kultur kiai Betawi dan kiai Jawa agak berbeda dalam menangani pondok pesantren?.

PKB Kab Tegal

Pendirian pondok pesantren itu mudah. Tetapi merawatnya, itu yang agak sulit. Kultur pondok pesantren itu sudah membenam kuat di kalangan kiai Betawi. Tetapi kultur itu kan tidak berdiri sendiri. Kultur itu dihadapkan pada kenyataan-kenyataan di sekitarnya. Kiai Betawi bikin (pesantren, red.) juga. Tetapi nasib dari kelanggengan pesantren itu tidak sama antara Jakarta dengan daerah lain.

Kenyataan model apa yang menjadi tantangan tradisi pesantren di Jakarta?.

PKB Kab Tegal

Antara lain ya urusan keduniaan. Keduniaan menuntut orang tua di Jakarta untuk mengubah orientasi pendidikan anak mereka. Dari situ, pendidikan sistem pondok, kurang dilirik oleh orang tua.

Itu pula yang mengubah perilaku masyarakat Betawi. Mereka dihadapkan untuk menyaingi jangkauan-jangkauan orang kafir yang ada di Betawi. Yang bila dia tidak ikut menyusul, maka dia akan tersisihkan, teralienasi dari kehidupan Jakarta. Itu yang mesti disadari.

Berbeda dengan yang ada di Jawa. Daerah yang terpajang maju itu, hanya ada pada lapis depannya saja. Untuk ke belakangnya, kalau bukan hutan ya tentu sawah. Lain dengan Jakarta. Pada zaman kolonial, Jakarta sudah punya metropol, kapitol, gedung bola Harmoni yang dikunjungi orang-orang dunia saat itu.

Sekarang rumah bola Harmoni sudah nggak ada itu. Yang jadi Duta Merlin, saya pernah membaca alquran di situ, di hotel jaman dulu. Masih kita melihat lantainya dari kayu jati yang mungkin tebalnya sejengkal untuk berdansa. Dan NU pun pernah hadir di situ. NU mentradisikan sesuatu yang belum pernah menjadi tradisi di Jakarta. 

Habis pengajian, mereka menyetel musik. Itu terjadi pada tahun 1969. Saat itu saya masih suka membaca Al-Quran.

Lalu bagaimana reaksi para kiai melihat kenyataan demikian?. Kiai Betawi menolak. ‘Jangan kata kiai, ustad-ustad sederhana aja kagak mau bikin begini (mencampur tradisi agama dalam pesta-pesta),’ kata saya dalam hati. Dan itu bukan ulama Betawi. Ulama Betawinya pada mundur. Itu sudah terjadi sejak zaman pak Idham Cholid. Dia ketua Tanfidziyah NU waktu itu. Dia paham menyanyi, paham ini, paham itu. Dia cerdas dan piawai dalam berceramah. Dia politisi juga.

Saya mengerti itu karena dahulu saya suka mengikutinya lantaran saya suka diminta buat membaca Al-Quran. Emang (kualitas membaca Al-Quran, Red) tidak sebaik yang sekarang. Kalau sekarang kan emang dipelajarin. Kalau dahulu sih, bisa saja udah untung (Kiai Saifuddin tertawa lebar). 

Jakarta terbilang unik. Di daerah yang menjadi pusat keduniaan baik dari segi ekonomi maupun kekuasaan, terlahir banyak kiai di dalamnya. Mereka umumnya menggali ilmu agama di kota Mekkah dengan sistem pondok pesantren. Tetapi ada juga kiai Betawi yang belajar dari guru-guru alumni Mekkah.

Mereka kemudian menerapkan sistem pondok di daerahnya. Namun, kehidupan metropolitan menuntut warganya untuk mengubah model pondok pesantren menjadi sekadar majelis taklim. Tidak seperti di Jawa atau Sunda, pondok pesantren di Betawi umumnya berumur singkat karena kurang dukungan dari warganya.

Kita bisa menyebut pondok pesantren yang didirikan oleh Guru Marzuki, pendiri pertama NU Jakarta, di bilangan Jatinegara, Jaktim, dan pondok pesantren Guru Makmun, ayah KH. Abdurrazak Makmun, Katib Syuriah PBNU 1967, Kuningan, Jaksel.

Kedua pesantren ini di tahun 1930-an sangat berkontribusi bagi pengembangan kaderisasi keulamaan. Kiai Betawi generasi berikutnya banyak berhutang budi kepada dua pondok pesantren tersebut. Karena, banyak kiai-kiai tangguh Betawi dibesarkan oleh pengajaran dan keberkahan dua pondok tersebut. KH Abdullah Syafi‘I adalah satu dari sekian banyak santri pondok pesantren Guru Marzuki.

Negosiasi tradisi pesantren dan gaya hidup metropolitan menghasilkan sistem baru dalam pendidikan keagamaan di Betawi. Sistem pondok berubah menjadi model madrasah. Sebut saja madrasah Raudlatul Muta‘alllimin, Kuningan Jaksel, yang digagas pada tahun 1950-an.

Madrasah ini mengakomodir santrinya tanpa harus bermukim di asrama. Di dalamnya kurikulum pesantren diterapkan. Selebihnya, para santri pulang ke rumah. Di luar madrasah, para santri membekali diri dengan aneka keterampilan sebagai tuntutan hidup di kota metropolitan.

Meskipun pesantren di Jakarta timbul-tenggelam, kiai Betawi generasi berikutnya tidak jera untuk mendirikan pesantren. Kita bisa mendapati sejumlah pondok. Mereka antara lain Pesantren Miftahul Ulum Gandaria Jaksel oleh Guru Ishaq Yahya, Pesantren Asy-Syafi‘iyah Pondok Gede oleh KH Abdullah Syafi‘i, Ma’had Ali Al-Arbain, Al- Asyirotus Syafi‘iyyah Kebayoran Lama oleh KH Syafi‘I Hadzami.

Para kiai Betawi mengambil posisi seperti apa?. Kiai di kampung-kampung itu sebelnya setengah mati. Anda bayangkan saja! Masya Allah, habis membaca Alquran, para undangan di sebuah hotel itu dangdutan. Terang aja, para kiai kampung di Betawi ini, jengkel. Mereka bilang, “Gua kagak nyangka ada kiai (Idham Cholid) nyang model begitu”. Jadi pada waktu itu, ya begitu adanya. 

Jadi Anda bayangkan NU yang dari belakang, dalam, dari ini, dari pinggiran, dari Amuntai seperti pak Idham Cholid harus mentolerir itu kehidupan keagamaan di kota.

Bagaimana bisa menjelaskan hal seperti itu, Pak Kiai?. Hal ini sesungguhnya pernah terjadi pada zaman sahabat Rasulullah di Madinah dan di negeri Syam. Umar bin Khattab pernah menegur gubernurnya yang ada di perbatasan, “Lasta amiran, bal anta malik.” Ente ini bukan pemimpin, ente ini raja. Itu ucapan yang diberikan kepada Muawiyah bin Abi Sofyan dan kepada Amr bin Ash yang di Mesir. Karena, mereka ada pada garis demarkasi, berhadapan langsung dengan (tradisi agama dan budaya, Red) orang lain. Nah, Jakarta begitu kebanyakan, nggak kuat kalau dibandingkan dengan keikhlasan orang Jawa.

Apakah kiai Betawi kurang ikhlas pak kiai?. Bukan begitu maksudnya.

Jadi bagaimana memandang para kiai Betawi?. Kiai Betawi ya, dia masih ada di sini (Jakarta) saja, sudah syukur alhamdulillah. Dia mau saja begini (mengajar kitab kuning di majelis taklim), itu nggak dapat keuntungan apa-apa. Dia ada cuma untuk agamanya. Hartanya, dia bikin habis. Kalau kamu mau bikin pesantren di Jakarta, siapa yang mau mondok di Jakarta. Usianya nggak bakalan lama. Itu kan terjadi berulang-ulang. Orang dulu di sini yang udah alim-alim, kalau sekadar mengajar ngaji saja tanpa menyediakan makanan, juga nggak dikunjungi orang. Jadi ilmu juga, ya (keluar) duit juga. (kiai Saifuddin mengumbar tertawa cukup lama).

Tetapi, pada zaman itu saya lihat khidmat orang desa Betawi dan para kiainya luar biasa. Mereka tetap semangat dalam mengembangkan pendidikan agamanya baik dengan model pesantren atau pun sistem majelis taklim.

Ini berkaitan dengan keseriusan kiai Betawi dalam mengelola pesantren?. Kalau para kiai Betawi di Jakarta dinilai kurang serius mendirikan pondok, sepertinya harus dipertimbangkan. Dan ini terjadi di kota-kota besar, bukan hanya di Jakarta.

Buktinya, mereka tetap serius kok menyebarkan ilmu pesantren. Coba lihat, guru saya delapan tahun di Mekkah. Sampai karomahnya sudah kelihatan. Dia mengajar di banyak majelis taklim. Tapi Istrinya kalau pagi menjual pisang goreng karena dia mempertahankan tradisi pesantren. Dia tidak mau masuk ke dalam gaya hidup metropolitan. Selain ilmu pesantren, dia juga mempertahankan kezuhudan di tengah silang-menyilang kehidupan keduniaan di tengah kota.

Ulama kayak gitu itu banyak di Jakarta. Makanya ketahuan oleh masyarakat kalau dia itu kiai besar, ketika ulama Jawa sudah bertemu dengan mereka. Gus Dur kan pernah minta berhenti mobilnya di tengah perjalanan, “Sebentar dulu saya mau ketemu teman saya yang lagi jalan kaki.”

Kiai Saifuddin Amsir adalah kiai masyhur Betawi, asal Kampung Berlan, Matraman, Jakarta Pusat. Dia pernah berguru kepada KH Syafi’I Hadzami, Rais Syuriyah PBNU 1994-1999, pendiri pesantren Ma‘had Ali Al-Arbain Al-Asyirotus Syafi‘iyah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Kiai Saifuddin juga pernah berguru cukup lama kepada KH Abdullah Syafi‘i, pendiri perguruan Asy-Syafi‘iyyah, Tebet dan Pondok Gede. Selain pada keduanya, Kiai Saifuddin juga menimba ilmu agama dari para kiai Betawi di Jakarta Pusat dan Jakarta Timur.

Kini, dia mengajar di sejumlah majelis taklim di Jakarta. Antara lain, dia mengajar tafsir Ibnu Katsir pada majelis taklim Ahad pagi di Masjid Ni’matul Ittihad, Pondok Pinang, dan kitab Ihya Ulumiddin pada Masjid Taman Puring, Gandaria, Jakarta Selatan, Senin malam. Dalam kesehariannya, Kiai Saifuddin tercatat sebagai dosen tetap di Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta.

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam PKB Kab Tegal

Minggu, 15 Oktober 2017

PBNU Pesimis atas Pertemuan Ulama se-Dunia

Malang, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr KH Hasyim Muzadi mengaku tak yakin pertemuan ulama se-dunia yang bakal digelar di Istana Bogor, Jawa Barat pada 3-4 April besok, akan mencapai sasaran. Hal itu terutama menyusul sikap dukungan pemerintah Indonesia atas sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) pada Iran terkait program nuklirnya.

Hasyim menyatakan, para ulama menganggap Indonesia telah berpihak, sekalipun pemerintah menyatakan hal itu merupakan wujud sikap bebas-aktif. ”Pertama, yang tidak percaya tentu Iran. Ulama negara itu pasti memberitahukannya pada kekuatan ulama di luar Iran, termasuk di daerah pergolakan,” katanya di Kediamannya di Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, Ahad (2/4) kemarin

PBNU Pesimis atas Pertemuan Ulama se-Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Pesimis atas Pertemuan Ulama se-Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Pesimis atas Pertemuan Ulama se-Dunia

Presiden World Conference on Religion for Peace itu menyatakan, semula ulama Sunni dan Syiah menyambut baik pertemuan tersebut dengan syarat tertentu, yakni Indonesia harus benar-benar netral. Karena forum itu tidak semata kepentingan Syiah, dan tidak pula semata kepentingan Sunni, tetapi ukhuwah islamiah (persaudaraan umat Islam), serta tidak di bawah bayang-bayang Amerika Serikat atau Israel.

Padahal, melalui pertemuan tersebut, Hasyim sebenarnya berharap ulama Syiah yang hadir, adalah mereka yang punya pengaruh penting dalam dua jalur, yakni jalur wacana dan jalur komando lapangan di arena pergolakan. Ulama Sunni pun punya dua jalur, yang ulama ilmiah dan ulama yang terlibat konflik di lapangan.

“Sampai hari ini yang bersedia hadir adalah kelompok Sunni ilmiah, yang Sunni konflik belum ada konfirmasi. Sedangkan yang Syiah komando maupun Syiah ilmiah tidak bersedia hadir kecuali mengirim peninjau untuk sekedar tahu, apa sih maunya Jakarta?” terang Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Sholars itu.

PKB Kab Tegal

Meski dirasa sulit untuk mencapai sasaran, namun Doktor Kehormatan bidang Peradaban Islam itu tetap berharap agar pertemuan tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi upaya perdamaian di Timur Tengah. Harapan yang ingin dicapai adalah menggeser isu konflik Syiah-Sunni kepada isu yang sesungguhnya, yakni rakyat Irak sebenarnya melawan tentara pendudukan.

”Isu konflik antara Syiah-Sunni sebenarnya merupakan jebakan guna menciptakan konflik horisontal di Irak,” jelas Hasyim yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur.

Forum tersebut juga diharapkan mampu mendorong bersatunya kelompok Hamas dan Fatah di Palestina yang akhir-akhir ini telah menunjukkan perkembangan yang relatif baik. ”Dan, yang terpenting, bagaimana Indonesia tampil dalam kualitas lebih tinggi dari mereka yang berkonflik sebagai negara pelopor non-blok dan Negara OKI (Organisasi Konferensi Islam), serta negara Sunni terbesar yang tidak memusuhi sekte dan pihak manapun,” katanya. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Sejarah, Meme Islam, Doa PKB Kab Tegal

Senin, 09 Oktober 2017

Hukum Khitan Perempuan

Dalam riwayat Bukhari, Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Ada lima macam yang termasuk fitrah, yaitu khitan, mencukur rambut yang tumbuh di sekitar kemaluan, menggunting kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak.”

Hadits tersebut menunjukkan bahwa Islam adalah ajaran yang komprehensif yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk hal-hal yang sepele yang menjadi naluri kebiasaan manusia.

Dalam konteks khitan, ulama sepakat bahwa laki-laki dianjurkan untuk berkhitan, karena secara logika bisa dipahami, khitan merupakan bagian dari kebersihan (thaharah). Tetapi tidak demikian bagi perempuan, banyak kalangan terutama tenaga medis yang melarang khitan bagi perempuan. Sementara itu sebagian kalangan berpendapat bahwa khitan bagi perempuan harus dilakukan. Oleh karenanya, masalah khitan bagi perempuan perlu mendapatkan kejelasan secara tuntas dan menyeluruh.?

Ulama berbeda pendapat tentang hukum khitan bagi perempuan, ada yang mengatakan sunnah, dan ada yang mengatakan mubah. Sedangkan menurut al-Syafi’i hukumnya wajib, seperti hukum khitan bagi laki-laki sebagaimana dikemukakan Imam Nawawi.

Hukum Khitan Perempuan (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Khitan Perempuan (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Khitan Perempuan

Pendapat yang melarang khitan perempuan sebetulnya tidak memiliki dalil syar’i, kecuali hanya sekedar melihat bahwa khitan perempuan adalah menyakitkan korban (perempuan). Sementara hadits yang menjelaskan khitan perempuan (hadits Abu Dawud) tidak menunjukkan taklif disamping juga keshahihannya diragukan. Padahal ada kaidah ushul yang menyatakan bahwa ‘adam al-dalil lais bi dalil (tidak adanya dalil bukan merupakansuatu dalil).

Adapun pendapat yang mengatakan sunnah, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:

عَÙ? Ù’ أَبِÙ? الْمَلِÙ? حِ بْÙ? ِ أُسَامَةَ عَÙ? Ù’ أَبِÙ? هِ Ø£ÙŽÙ? ÙŽÙ‘ الÙ? َّبِÙ? ÙŽÙ‘ r قَالَ الْخِتَاÙ? ُ سُÙ? َّةٌ لِلرِّجَالِ مَكْرُمَةٌ لِلÙ? ِّسَاءِ (رَوَاهُ أَحْمَدُ)

PKB Kab Tegal

Dari Abu al-Malih bin Usamah, dari Ayahnya: “Sungguh Nabi Saw. bersabda: “Khitan itu hukumnya sunnah bagi para lelaki dan kemuliaan bagi para perempuan.” (HR. Ahmad)

Kata sunnah yang dikehendaki disini bukan berarti lawan kata wajib. Sebab kata sunnah apabila dipakai dalam sebuah hadits, maka tidak dimaksud sebagai lawan kata wajib. Namun lebih menunjukkan persoalan membedakan antara? hukum laki-laki dan perempuan. Dengan begitu, arti kata sunnah dan kata makrumah dalam hadits tersebut maksudnya adalah laki-laki lebih dianjurkan berkhitan dibanding perempuan. Sehingga bisa jadi artinya adalah laki-laki sunnah berkhitan dan perempuan? mubah. Atau wajib bagi laki-laki dan sunnah bagi perempuan. Atau laki-laki dianjurkan mengumumkan khitannya, baik dalam walimah al-khitan atau undangan, sedangkan perempuan justru yang baik dirahasiakan, tidak perlu diekspose atau disebarluaskan.

Sebagaimana disampaiakan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari

?

PKB Kab Tegal

اَلْفِطْرَةُ خَمْسٌ أَوْ خَمْسٌ مِÙ? Ù’ الْفِطْرَةِ الْخِتَاÙ? ُ وَالاسْتِحْدَادُ ÙˆÙŽÙ? َتْفُ الْإِبْطِ وَتَقْلِÙ? مُ اْلأَظْفَارِ وَقَصُّ الشَّارِبِ )رَوَاهُ الْبُخَارِÙ? ُّ عَÙ? Ù’ أَبِÙ? هُرَÙ? ْرَةَ)?

? قَالَ الْمَاوَرْدِÙ? ُّ خِتَاÙ? ُهَا قَطْعُ جِلْدَةٍ تَكُوÙ? ُ فِÙ? أَعْلَى فَرْجِهَا فَوْقَ مَدْخَلِ الذَّكَرِ كَالÙ? َّوَاةِ أَوْ كَعُرُفِ الدِّÙ? كِ وَالْوَاجِبُ قَطْعُ الْجِلْدَةِ الْمُسْتَعْلِÙ? َّةِ مِÙ? ْهُ دُوÙ? ÙŽ اسْتِئْصَالِهِ وَقَدْ أَخْرَجَ أَبُو دَاوُدَ مِÙ? Ù’ حَدِÙ? ثِ أُمِّ عَطِÙ? َّةَ Ø£ÙŽÙ? ÙŽÙ‘ امْرَأَةً كَاÙ? َتْ تَخْتِÙ? ُ بِالْمَدِÙ? Ù? َةِ فَقَالَ لَهَا الÙ? َبِÙ? ُّ r (لَا تَÙ? ْهِكِÙ? فَإِÙ? ÙŽÙ‘ ذَلِكَ أَحْظَى لِلْمَرْأَةِ) وَقَالَ Ø£ÙŽÙ? َّهُ Ù„ÙŽÙ? ْسَ بِالْقَوِÙ? ِّ قُلْتُ وَلَهُ شَاهِدَاÙ? ِ مِÙ? Ù’ حَدِÙ? ثِ Ø£ÙŽÙ? َسٍ ÙˆÙŽ مِÙ? Ù’ حَدِÙ? ثِ أُمِّ Ø£ÙŽÙ? ْمَÙ? ÙŽ ثُمَّ أَبِÙ? الشَّÙ? ْخِ فِÙ? كِتَابِ الْعَقِÙ? قَةِ وَآخَرَ عَÙ? ِ الضَّحَاكِ بْÙ? ِ Ù‚ÙŽÙ? ْسٍ عِÙ? ْدَ الْبَÙ? ْهَقِÙ? ِّ قَالَ الÙ? َّوَوِÙ? ُّ ÙˆÙŽÙ? ُسَمَّى خِتَاÙ? ُ الرَّجُلِ إِعْذَارًا بِذَالٍ مُعْجَمَةٍ وَخِتَاÙ? ُ الْمَرْأَةِ خَفْضًا بِخَاءٍ وَضَادٍ مُعْجَمَتَÙ? Ù’Ù? ِ وَقَالَ أَبُو شَامَةَ كَلَامُ أَهْلِ اللُّغَةِ Ù? َقْتَضِÙ? تَسْمِÙ? َّةَ الْكُلَّ إِعْذَارًا وَالْخَفْضُ Ù? َخْتَصُّ بِالْأُÙ? ْثَى قَالَ أَبُو عُبَÙ? ْدَةَ عَذَرَتِ الْجَارِÙ? َةُ وَالْغُلَامُ وَأَعْذَرْتُهُمَا خَتَÙ? ْتُهُمَا وَأَخْتَÙ? ْتُهُمَا وَزْÙ? ًا وَمَعْÙ? ًى قَالَ الْجَوْهَرِÙ? ُّ وَالْأَكْثَرُ خَفَضَتِ الْجَارِÙ? َةُ قَالَ وَتَزْعُمُ الْعَرَبُ Ø£ÙŽÙ? ÙŽÙ‘ الْغُلَامَ إِذَا وُلِدَ فِÙ? الْقَمَرِ فَسَخَتْ قُلْفَتُهُ Ø£ÙŽÙ? ِ اتَّسَعَتْ فَصَارَ كَالْمَخْتُوÙ? ِ وَقَدِ اسْتَحَبَّ الْعُلَمَاءُ مِÙ? ÙŽ الشَّافِعِÙ? َّةِ فِÙ? Ù…ÙŽÙ? Ù’ وُلِدَ مَخْتُوÙ? ًا Ø£ÙŽÙ? Ù’ Ù? َمُرَّ بِالْمُوسَى عَلَى مَوْضِعِ الْخِتَاÙ? ِ مِÙ? Ù’ غَÙ? ْرِ قَطْعٍ قَالَ أَبُو شَامَةَ وَغَالِبُ Ù…ÙŽÙ? Ù’ Ù? ُولَدُ كَذلِكَ لَا Ù? َكُوÙ? ُ خِتَاÙ? ُهُ تَامًّا بَلْ Ù? َظْهَرُ طَرَفُ الْحَشَفَةِ فَإِÙ? Ù’ كَاÙ? ÙŽ كَذلِكَ وَجَبَ تَكْمِÙ? لُهُ وَأَفَادَ الشَّÙ? ْخُ أَبُو عَبْدِ اللهِ بْÙ? ُ الْحَاجِّ فِÙ? الْمَدْخَلِ Ø£ÙŽÙ? َّهُ اخْتُلِفَ فِÙ? الÙ? ِّسَاءِ هَلْ Ù? ُخْفَضْÙ? ÙŽ عُمُومًا أَوْ Ù? ُفْرَقُ بَÙ? Ù’Ù? ÙŽ Ù? ِسَاءِ الْمَشْرِقِ فَÙ? ُخْفَضْÙ? ÙŽ ÙˆÙŽÙ? ِسَاءُ الْمَغْرِبِ فَلَا Ù? ُخْفَضْÙ? ÙŽ لِعَدَمِ الْفَضْلَةِ الْمَشْرُوعِ قَطْعُهَا مِÙ? ْهُÙ? ÙŽÙ‘ بِخِلَافِ Ù? ِسَاءِ الْمَشْرِقِ قَالَ فَمَÙ? Ù’ قَالَ Ø£ÙŽÙ? ÙŽÙ‘ Ù…ÙŽÙ? Ù’ وُلِدَ مَخْتُوÙ? ًا اسْتُحِبَّ إِمْرَارَ الْمُوسَى عَلَى الْمَوْضِعِ امْتِثَالًا لِلْأَمْرِ قَالَ فِÙ? حَقِّ الْمَرْأَةِ كَذلِكَ ÙˆÙŽÙ…ÙŽÙ? Ù’ لَا فَلَا وَقَدْ ذَهَبَ إِلَى وُجُوبِ الْخِتَاÙ? ِ دُوÙ? ÙŽ بَاقِÙ? الْخِصَالِ الْخَمْسِ الْمَذْكُورَةِ فِÙ? الْبَابِ الشَّافِعِÙ? ُّ وَجُمْهُورِ أَصْحَابِهِ وَقَالَ بِهِ مِÙ? ÙŽ الْقُدَمَاءِ عَطَاءُ حَتَّى قَالَ لَوْ أَسْلَمَ الْكَبِÙ? رُ لَمْ Ù? َتِمَّ إِسْلَامُهُ حَتَّى Ù? َخْتِÙ? ÙŽ وَعَÙ? Ù’ أَحْمَدَ وَبَعْضِ الْمَالِكِÙ? َّةِ Ù? َجِبُ وَعَÙ? Ù’ أَبِÙ? Ø­ÙŽÙ? ِÙ? فَةَ وَاجِبٌ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙ? ْسَ بِفَرْضٍ وَعَÙ? ْهُ سُÙ? َّةٌ Ù? َأْثَمُ بِتَرْكِهِ وَفِÙ? وَجْهٍ لِلشَّافِعِÙ? َّةِ لَا Ù? َجِبُ فِÙ? حَقِّ الÙ? ِّسَاءِ وَهُوَ الَّذِÙ? أَوْرَدَهُ صَاحِبُ الْمُغْÙ? ِÙ?

“Fithrah itu ada lima, atau lima macam yang termasuk fitrah, yaitu khitan, mencukur rambut yang tumbuh di sekitar kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan mencukur kumis.” (HR. Bukhari, dari Abu Hurairah)

Al-Mawardi berkata: “Mengkhitan perempuan yaitu memotong kulit yang ada di bagian atas vagina, yaitu tempat masuknya alat kelamin pria yang berbentuk seperti biji atau seperti jengger ayam jantan. Bagian yang wajib dipotong adalah kulit yang timbul ke atas, bukan memotongnya habis. Abu Dawud telah meriwayatkan hadits Ummu ‘Athiyah: “Sungguh seorang perempuan akan berkhitan di Madinah, lalu Nabi Saw. bersabda padanya: “Jangan engkau potong habis, sebab hal itu lebih baik bagi seorang perempuan.” Lalu Abu Dawud berkata: “Hadits itu bukan hadits kuat.” Saya (Ibn Hajar al-‘Asqalani) berpendapat, hadits itu punya dua syahid (penguat) dari hadits Anas dan hadits Ummu Aiman. Lalu dari hadits Abu al-Syaikh dalam Kitab al-‘Aqiqah, hadits lain dari al-Dhahak bin Qais dalam riwayat al-Baihaqi. Al-Nawawi berkata: “Khitan laki-laki disebut dengan istilah i’dzar dengan dzal ? yang dititik satu, sementara khitan perempuan disebut khafzh dengan kha’ dan zha’ yang dititik satu. Sedangkan Abu Syamah menyatakan bahwa pendapat ahli bahasa memutuskan keduanya disebut i’dzar, dan khafzh dikhususkan bagi perempuan. Abu ‘Ubaidah berkata: “Perempuan dan laki-laki beri’dzar (berkhitan). Saya mengi’dzar mereka berdua, maksudnya khatantuhuma (saya mengkhitan keduanya) dan akhtantuhuma (saya mengkhitan keduanya), dalam wazan dan maknanya. Al-Jauhari berkata: “Mayoritas diucapkan khafzhat al-jariyah (seorang perempuan berkhitan.)” Ia berkata: “Orang Arab menyangka bahwa seorang anak laki-laki ketika lahir pada saat muncul bintang qamar, qulfah (kulit ujung penis)nya melebar, sehingga seperti sudah dikhitan.” Ulama Syafi’iyah menghukumi orang yang lahir dalam keadaan sudah terkhitan sunnah menjalankan pisau di bagian khitan tanpa memotongnya. Abu Syamah berkata: “Mayoritas anak yang lahir dalam keadaan begitu, khitannya tidak sempurna, hanya ujung penis yang terlihat. Bila begitu, maka ia wajib menyempurnakan khitannya. Dalam kitab al-Madkhal Syaikh Abu Abdillah bin al-Hajj menyampaikan, hukum khitan perempuan masih diperselisihkan. Apakah mereka semua dikhitan atau dibedakan antara perempuan timur dikhitan dan perempuan barat tidak, sebab tidak adanya sisa bagian yang disyariatkan dipotong di vagina mereka, berbeda dengan wanita timur. Ia berkata: “Ulama yang punya pendapat seorang anak laki-laki yang lahir dalam keadaan terkhitan sunnah menjalankan pisau di tempat khitannya karena mematuhi perintah syari’ah, berpendapat begitu pula bagi seorang anak perempuan. Dan ulama yang tidak berpendapat begitu, maka tidak menghukumi sunnah menjalankan pisau di tempat khitan seorang perempuan.” Al-Syafi’i dan mayoritas Ashhabnya berpendapat atas kewajiban khitan, bukan keempat fithrah lainnya yang disebutkan dalam hadits bab ini. Dari Ahmad dan sebagian ulama Malikiyah diriwayatkan menghukumi wajib. Dari Abu Hanifah menghukumi wajib namun bukan fardhu. Diriwayatkan pula darinya, hukum khitan itu sunnah yang berdosa bila ditinggalkan. Pada satu pendapat ashhab Syafi’iyah dinyatakan bahwa khitan tidak wajib bagi perempuan. Pendapat ini disampaikan -pula- oleh penulis kitab al-Mughni.

Begtiu pula keterangan dalam Shahih Muslim bi Syarh al-Nawawi

الْفِطْرَةُ خَمْسٌ الخِتَاÙ? ُ وَالاسْتِحْدَادُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَتَقْلِÙ? مُ اْلأَظْفَارِ ÙˆÙŽÙ? َتْفُ اْلإِبِطِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ عَÙ? Ù’ أَبِÙ? هُرَÙ? ْرَةَ رَضِÙ? ÙŽ اللهُ عَÙ? ْهُ)

قَوْلُهُ (الْفِطْرَةُ خَمْسٌ) ثُمَّ فَسَّرَ r الْخَمْسَ فَقَالَ الخِتَاÙ? ُ وَالاِسْتِحْدَادُ وَتَقْلِÙ? مُ اْلأَظْفَارِ ÙˆÙŽÙ? َتْفُ اْلإِبِطِ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَفِÙ? الْحَدِÙ? ثِ الْآخَرِ (عَشْرٌ مِÙ? ÙŽ الْفِطْرَةِ قَصُّ الشَّارِبِ وَإِعْفَاءُ اللِّحْÙ? َةِ وَالسِّوَاكِ وَاسْتِÙ? ْشَاقِ الْمَاءِ وَقَصِّ الْأَظْفَارِ وَغَسْلِ الْبَرَاجِمِ ÙˆÙŽÙ? َتْفِ الْإِبْطِ وَحَلْقِ الْعَاÙ? َةِ وَاÙ? ْتِقَاصِ الْمَاءِ قَالَ مَصْعَبٌ ÙˆÙŽÙ? ُسِÙ? َتِ الْعَاشِرَةُ إِلَّا Ø£ÙŽÙ? Ù’ تَكُوÙ? ÙŽ الْمَضْمَضَةُ) أَمَّا قَوْلُهُ r (الْفِطْرَةُ خَمْسٌ) فَمَعْÙ? َاهُ خَمْسٌ مِÙ? ÙŽ الْفِطْرَةِ كَمَا فِÙ? الرِّوَاÙ? َةِ الْأُخْرَى (عَشْرٌ مِÙ? ÙŽ الْفِطْرَةِ) ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙ? ْسَتْ مُÙ? ْحَصِرَةً فِÙ? الْعَشْرِ وَقَدْ أَشَارَ r إِلَى عَدَمِ اÙ? ْحِصَارِهَا فِÙ? هَا بِقَوْلِهِ مِÙ? ÙŽ الْفِطْرَةِ وَاللهُ أَعْلَمُ وَأَمَّا الْفِطْرَةُ فَقَدِ اخْتَلَفَ فِÙ? الْمُرَادِ بِهَا هُÙ? َا فَقَالَ أَبُو سُلَÙ? ْمَاÙ? ÙŽ الْخَطَّابِÙ? ُّ ذَهَبَ أَكْثَرُ الْعُلَمَاءِ إِلَى Ø£ÙŽÙ? َّهَا السُّÙ? َّةُ وَكَذَا ذَكَرَهُ جَمَاعَةٌ غَÙ? ْرُ الْخَطَّابِÙ? ِّ قَالُوا وَمَعْÙ? َاهُ Ø£ÙŽÙ? َّهَا مِÙ? Ù’ سُÙ? ÙŽÙ? ِ الْأَÙ? ْبِÙ? َاءِ صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَÙ? ْهِمْ وَقِÙ? ْلَ هِÙ? ÙŽ الدِّÙ? Ù? ُ ثُمَّ إِÙ? ÙŽÙ‘ مُعْظَمَ هذِهِ الْخِصَالِ Ù„ÙŽÙ? ْسَتْ بِوَاجِبَةٍ عِÙ? ْدَ الْعُلَمَاءِ وَفِÙ? بَعْضِهَا خِلَافٌ فِÙ? وُجُوبِهِ كَالْخِتَاÙ? ِ وَالْمَضْمَضَةِ وَالاسْتِÙ? ْشَاقِ وَلَا Ù? َمْتَÙ? ِعُ قَرْÙ? ُ الْوَاجِبِ بِغَÙ? ْرِهِ كَمَا قَالَ اللهُ تَعَالَى كُلُوا مِÙ? Ù’ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُوا حَقَّهُ Ù? َوْمَ حَصَادِهِ وَالْإِÙ? تَاءُ وَاجِبٌ وَالْأَكْلُ Ù„ÙŽÙ? ْسَ بِوَاجِبٍ وَاللهُ أَعْلَمُ أَمَّا تَفْصِÙ? لُهَا (فَالْخِتَاÙ? ُ) وَاجِبٌ عِÙ? ْدَ الشَّافِعِÙ? ِّ وَكَثِÙ? رٌ مِÙ? ÙŽ الْعُلَمَاءِ وَسُÙ? َّةٌ عِÙ? ْدَ مَالِكٍ وَأَكْثَرُ الْعُلَمَاءِ وَهُوَ عِÙ? ْدَ الشَّافِعِÙ? ِّ وَاجِبٌ عَلَى الرِّجَالِ وَالÙ? ِّسَاءِ جَمِÙ? عًا ثُمَّ إِÙ? ÙŽÙ‘ الْوَاجِبَ فِÙ? الرَّجُلِ Ø£ÙŽÙ? Ù’ Ù? َقْطَعَ جَمِÙ? عَ الْجِلْدَةِ الَّتِÙ? تُغْطِÙ? الْحَشَفَةَ حَتَّى Ù? ÙŽÙ? ْكَشِفَ جَمِÙ? عَ الْحَشَفَةِ وَفِÙ? الْمَرْأَةِ Ù? َجِبُ قَطْعُ أَدْÙ? ÙŽÙ‰ جُزْءٍ مِÙ? ÙŽ الْجِلْدَةِ الَّتِÙ? فِÙ? أَعْلَى الْفَرْجِ وَالصَّحِÙ? حُ مِÙ? Ù’ مَذْهَبِÙ? َا الَّذِÙ? عَلَÙ? ْهِ جُمْهÙDari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam, AlaSantri PKB Kab Tegal

Selasa, 03 Oktober 2017

Jangan Menyerah Berdakwah!

Bantul, PKB Kab Tegal. KH Asyhari Abta mengatakan, jangan menyerah untuk berdakwah yang kini penuh tantangan. Tantangan itu harus dijadikan sebagai penyemangat untuk melahirkan kreativitas dan inovasi. Aktivis dakwah sangat dinantikan perannya untuk menyebarkan nafas Islam Ahlussunnah wal- Jama’ah.

Jangan Menyerah Berdakwah! (Sumber Gambar : Nu Online)
Jangan Menyerah Berdakwah! (Sumber Gambar : Nu Online)

Jangan Menyerah Berdakwah!

Demikian dijelaskan Kiai Asyhari yang juga Rais Syuriah PWNU DIY tersebut kepada para aktivis dakwah Kodama (Korp Dakwah Mahasiswa) Krapyak, saat silaturrahim di ndalem-nya, di Bantul, Yogyakarta, Selasa (7/5).

“Jalankan program dakwah dengan baik, jangan sampai menyerah. Aktivis dakwah juga harus dekat dengan masyarakat, sehingga dakwahnya bisa menyentuh hati masyarakat,” tegasnya.

PKB Kab Tegal

Kiai Asyhari juga berpesan, agar waktu shalat benar-benar dijaga dengan istikomah. Ketika datang waktu shalat, seorang aktivis dakwah juga mesti bisa jagani, mengadzani dan mengimami sekaligus. Jangan sampai waktu shalat dibiarkan lali, “Aktivis dakwah harus menjadikan prinsip "Khoirunnas an-fauhum linnas" untuk mengayomi dan memakmurkan masjid,” lanjutnya.

PKB Kab Tegal

Kiai Asyhari juga mendoakan kesuksesan para aktivis dakwah Kodama, sehingga di masa depan mampu menebarkan manfaat. Selain itu, aktivis dakwah juga harus mempererat hubungan dan kebersamaan.

Redaktur       : Abdullah Alawi

Kontributor   : Jamil dan Rokhim

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam, Quote, Humor Islam PKB Kab Tegal

Senin, 02 Oktober 2017

Lama Kosong, IPNU-IPPNU Gading Terbentuk

Probolinggo, PKB Kab Tegal - Setelah lama kosong karena keterbatasan kader yang berkualitas, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, resmi terbentuk.

“Selama ini IPNU-IPPNU di Kecamatan Gading memang kosong dan baru terbentuk. Hal ini dikarenakan kami baru menyadari akan banyaknya kader-kader yang ada di desa kami yang bisa dimaksimalkan. Jadi kami berkumpul dan bermusyawarah untuk membentuk PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Gading,” kata Ketua PAC IPNU Kecamatan Gading Abd Rohim, Sabtu (26/11).

Lama Kosong, IPNU-IPPNU Gading Terbentuk (Sumber Gambar : Nu Online)
Lama Kosong, IPNU-IPPNU Gading Terbentuk (Sumber Gambar : Nu Online)

Lama Kosong, IPNU-IPPNU Gading Terbentuk

Dalam kepengurusan baru tersebut, Ketua IPNU Kecamatan Gading dipercayakan kepada Abd Rohim dan Ketua PC IPPNU Kecamatan Gading dijabat oleh Robiatul Adawiyah. Selanjutnya mereka akan memimpin para pelajar NU di Kecamatan Gading.

PKB Kab Tegal

Sebagai bentuk syukur atas terbentuknya kepengurusan PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Gading, diselenggarakan shalawatan dan pengajian umun dalam rangka menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW dan tasyakuran di halaman MA Miftahul Hasan Kecamatan Gading, Jumat (25/11) malam.

PKB Kab Tegal

“Di samping untuk tasyakuran sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, kegiatan ini bertujuan untuk membentuk kader-kader militan ke depannya untuk mengisi kepengurusan PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Gading,” jelas Rohim.

Kegiatan ini diikuti oleh 100 orang peserta? dari unsur pengurus IPNU dan IPPNU di Kecamatan Gading sekaligus santri Pondok Pesantren Miftahul Hasan Kecamatan Gading. Hadir pula jajaran pengurus MWCNU Kecamatan Gading.

“Dengan terbentuknya kepengurusan ini ke depan kami berharap dapat membentuk kader-kader IPNU-IPPNU yang militan dan cinta sosial serta memiliki kepedulian kepada masyarakat,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sholawat, Meme Islam PKB Kab Tegal

Rabu, 13 September 2017

KH Makruf Amin Siap Tinggalkan PBNU

Jakarta, PKB Kab Tegal

Sebagai salah seorang anggota dewan pertimbangan presiden (watimpres) KH Makruf Amin mengaku siap untuk meninggalkan beberapa jabatan strategisnya, termasuk sebagai rais syuriah PBNU.

“Nanti setelah dilantik, akan saya tanyakan tentang posisi saya di PBNU, kalau tidak boleh rangkap jabatan, berarti saya harus siap,” tuturnya ketika dihubungi PKB Kab Tegal per telepon, Selasa.

Kiai Makruf mengaku mau menerima posisi tersebut karena bisa memberikan masukan secara langsung kepada presiden. “Kita tidak hanya menghimbau dari luar, mungkin dengan berkomunikasi secara langsung, bisa lebih komunikatif,” tandasnya.

KH Makruf Amin Siap Tinggalkan PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Makruf Amin Siap Tinggalkan PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Makruf Amin Siap Tinggalkan PBNU

Tentang posisinya di PBNU, Kiai asal Banten tersebut percaya nantinya akan banyak yang bisa menggantikannya karena semua orang NU kumpul disitu. “Ini kesempatan yang tak bisa semua orang bisa memberikan masukan kepada presiden secara langsung.,” tegasnya.

Wantimpres berisi 9 orang dan bertugas memberi masukan kepada presiden sesuai bidangnya masing-masing. KH Makruf Amin merupakan orang yang diberi tugas untuk memberi masukan dalam masalah agama. Posisi ini menurutnya penting dalam upaya menjaga nilai-nilai agama moderat ala NU.

PKB Kab Tegal

Anggota watimpres sesuai dengan UU dilarang untuk rangkap jabatan dalam partai politik, ormas dan yayasan untuk menjaga independensinya. Namun, Kiai Makruf mengaku belum jelas jabatan apa saja yang nantinya harus dilepaskan.

“Kalau MUI kan bukan ormas, sementara di PKNU, saya kan sekedar pembina, nanti semuanya akan saya tanyakan,” paparnya. (mkf)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Cerita, RMI NU, Meme Islam PKB Kab Tegal

Sabtu, 26 Agustus 2017

Menjual Tanah Masjid Untuk Membangun Masjid

Assalamu’alaikum wr. wb

Pertanyaan ini adalah sebuah kenyataan yang terjadi di sekeliling saya mohon penjelasannya. Di DKM kami memiliki tanah wakaf berupa sawah yang cukup luas. Suatu ketika karena masjid sudah tua sehingga dibongkar dan dibangun lagi yang baru.

Tetapi karena keterbatasan dana, sehingga panitia pembangunan dan DKM bermusyawarah yang hasilnya adalah kesepakatan menjual sebagian tanah wakaf berupa sawah tersebut untuk membiayai pembangunan masjid, sampai saat ini tinggal sebagian tanah wakaf yang masih ada. ?

Menjual Tanah Masjid Untuk Membangun Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)
Menjual Tanah Masjid Untuk Membangun Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)

Menjual Tanah Masjid Untuk Membangun Masjid

Pertanyaannya, bagaimana hukum menjual tanah wakaf masjid tersebut yang digunakan untuk membiayai pembangunan masjid? Apakah panitia dan DKM harus mengganti tanah wakaf yang telah dijual tersebut sesuai luas yang telah dijual? Harga ketika dijual 350,000/bata sedangkan harga sekarang 1.200,000.

PKB Kab Tegal

Seorang ibu menyerahkan tanah miliknya dari bagian warisan suaminya yang telah meninggal dunia ke masjid sebagai wakaf, tetapi beberapa bulan kemudian anak tunggal dari ibu tersebut menemui DKM dan meminta kembali tanah wakaf yang telah diberikan oleh ibunya. Bagaimana hukumnya? Mohon penjelasannya. Wassalamu’alaikum wr. wb (Wahidin/Pangandaran-Jawa Barat).

Jawaban

PKB Kab Tegal

Assalamu’alaikum wr. wb.

Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt. Setidaknya ada dua pertanyaan yang diajukan kepada kami. Pertama mengenai hukum menjual tanah masjid beruapa sawah untuk merenovasi masjid itu sendiri.

Kedua tentang penarikan tanah yang telah diwakafkan seorang ibu, yang dilakukan anaknya. Dan karena keterbatasan waktu maka dalam kesempatan ini kami akan menjawab pertanyaan pertama terlebih dahulu. Sedang pertanyaan kedua insya Allah jawabannya akan segera menyusul.

Kasus penjualan tanah yang dimiliki masjid untuk merenovasi atau membangun kembali masjid itu sendiri memang terkesan dilematis. Di satu sisi masjid yang ada sudah tua dan rusak sehingga bisa membahayakan jamaah yang menjalankan ibadah di dalamnya.

Sedang di sisi lain, merenovasi masjid juga memerlukan biaya yang tidak sedikit, dan tidak bisa sepenuhnya mengandalkan bantuan dari masyarakat setempat. Namun sepanjang pengalaman kami, mencari bantuan untuk pembangun masjid lebih mudah dari pada mencari bantuan atau wakaf untuk menghidupi masjid.

Sebelum kami menjawab pertanyaan di atas, maka pertama-pertama yang harus dipahami adalah tentang pengertian wakaf. Wakaf secara bahasa adalah menahan (al-habs). Sedang menurut syara` wakaf adalah menahan harta-benda tertentu yang bisa diambil manfaatnya untuk hal-hal yang diperbolehkan (mubah) sembari tetap utuhnya dzat atau materinya, dengan larangan mentasharufkan dzatnya.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.? . “Bab tentang wakaf. Secara bahasa wakaf artinya menahan (al-habs), sedang menurut syara` wakaf adalah menahan harta-benda yang bisa diambil manfaatnya untuk hal yang diperbolehkan berserta tetap utuhnya harta-benda itu sediri dengan cara tidak mentasharufkan dzatnya. (Zakariya al-Anshari, Fath al-Wahhab bi Syarhi Manhaj ath-Thullab, Bairut-Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1418 H, juz, I, h. 440)

Adapun di antara dalil yang menjadi dasar wakaf salah satunya adalah hadits riwayat Muslim yang menyatakan bahwa: “Ketika anak Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga yaitu sedekah jariyah (sedekah yang selalu mengalir pahalanya), ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendo’akan orang tuanya”. Para ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud sedekah jariyah di dalam hadits tersebut adalah wakaf. Hal ini sebagaimana dikemukakan Zakariya al-Anshari.

? ? ? ? { ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? } .? ? ? ? ? ? ?. Adapun dasar tentang wakaf adalah hadits riwayat Muslim: ‘Ketika anak Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga yaitu sedekah jariyah (sedekah yang selalu mengalir pahalanya), ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendo’akan orang tuanya’. Menurut para ulama sedekah jariyah ditafsirkan atau mengandung pengertian wakaf,” (Zakariya al-Anshari, Fath al-Wahhab bi Syarhi Manhaj ath-Thullab, Bairut-Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1418 H, juz, I, h. 440).

Penjelasan tentang wakaf di atas mengandaikan bahwa harta benda wakaf tidak boleh dijual-belikan. Menurut madzhab syafi’i, imam Malik, imam Ahmad dan para ulama berpendapat bahwa jual-beli harta-benda wakaf adalah batal, baik hakim (pihak pemerintah) menetapkan kesahannya maupun tidak. Hanya imam Abu Hanifah yang memperbolehkan jual-beli harta-benda wakaf tetapi dengan catatan belum disahkan oleh hakim.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? . “Pandangan para ulama mengenai hukum jual-beli benda yang diwakafkan. Kami telah menyebutkan bahwa madzhab kami (madzhab syafi’i) berpendapat bahwa jual-beli harta-benda wakaf adalah batal baik kesahannya telah ditetapkan oleh pihak pemerintah (hakim) atau belum. Inilah pandangan yang dipegangi imam Malik, imam Ahmad dan seluruh ulama kecuali imam Abu Hanifah dimana beliau berpendapat bolehnya jual-beli herta-benda wakaf selama belum ditetapkan kesahannya oleh hakim” (Lihat Muhyiddin Syarf an-Nawawi, al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, Bairut-Dar al-Fikr, juz, IX, h. 246)

Kendati demikian dalam kasus tertentu dimana harta-benda wakaf tersebut sama sekali tidak bisa dimanfaatkan lagi maka ada pendapat yang memperbolehkannya. Misalnya menjual tikar atau karpet masjid yang sudah rusak dan tidak layak untuk dipakai. ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. “Pendapat yang lebih sahih menyatakan bahwa boleh menjual tikar (atau karpet, pent) apabila sudah rusak atau tiangnya jika sudah rapuh dan tidak sudah tidak layak dipakai kecuali dibakar”. (Muhyiddin Syarf, Minhaj ath-Thalibin wa ‘Umdatul Muftiyin, Bairut-Dar al-Ma’rifah, h. 81)

Kebolehan dalam konteks ini harus dibaca dalam kerangka untuk menghindari adanya penyia-nyian terhadap harta-benda tersebut, sehingga menjualnya diperbolehkan. Sedangkan hasil penjualannya diperuntukkan bagi kepentingan wakaf itu sendiri, yang dalam hal ini adalah untuk kemaslahatan masjid. ?

Dengan mengacu pada penjelasan di atas maka menjual tanah sawah masjid di mana tanah tersebut masih produktif adalah tidak diperbolehkan, dan jual-beli tersebut adalah batal sebab harta-benda wakaf hanya boleh diambil manfaatnya tanpa harus menghilangkan materinya. Sedang pihak-pihak yang terkait dengan jual-beli sawah masjid tersebut harus bertanggungjawab dengan mengembalikannya.?

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Berhati-hatilah dengan harta-benda wakaf dan gunakan hasil dari harta-benda wakaf sesuai dengan peruntukannya. Dan kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,

Wassalamu’alaikum wr. wb

(Mahbub Ma’afi Ramdlan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam, Berita PKB Kab Tegal

Senin, 31 Juli 2017

Dunia Maya Berperan Besar Bentuk Pemahaman Keagamaan Masyarakat

Jakarta, PKB Kab Tegal. Direktur Nutizen Savic Ali mengatakan, konten-konten keislaman di dunia maya khususnya di Indonesia masih didominasi oleh oleh portal-portal yang cenderung mengarah pada radikalisme. Inilah yang menurutnya banyak dijadikan pemahaman sebagian orang yang kaku dalam beragama.

Dunia Maya Berperan Besar Bentuk Pemahaman Keagamaan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
Dunia Maya Berperan Besar Bentuk Pemahaman Keagamaan Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

Dunia Maya Berperan Besar Bentuk Pemahaman Keagamaan Masyarakat

"Ini tantangan Indonesia di masa mendatang. Website-website ini akan menentukan wajah Indonesia ke depan," katanya didepan peserta Workshop Pencegahan Propaganda Radikal Terorisme didunia Maya Bersama OKP dan Ormas, Kamis (23/3) lalu di Hotel Millenium Jakarta.

Website yang mengarah pada radikalisme tersebut getol dalam mengimpor dan mengeksploitir berbagai macam isu baik lokal maupun internasional. Media tersebut banyak menanamkan pemikiran yang membuat seolah-olah Islam di Indonesia didzolimi sekaligus membangun semangat keagamaan masyarakat.

Padahal menurutnya, Islam di Indonesia sudah sangat kondusif, diperhatikan dan difasilitasi oleh pemerintah. "Setiap Kantor difasilitasi musholla dan masjid, penyelenggaraan Ibadah Haji dikelola dengan maksimal," tambah pria yang juga aktif sebagai Direktur PKB Kab Tegal ini.

Saat ini menurutnya, terjadi kontestasi pengaruh di dunia maya dimana golongan radikal terus berupaya menyerang dengan menyebarkan konten-konten kaku dalam menafsirkan ayat Al Quran. Tak cukup itu sosok dan tokoh yang cenderung pro terhadap kebhinekaan dan Islam kebangsaan juga disasar oleh kelompok ini.

PKB Kab Tegal

Salah satu contohnya adalah banyak sekali ? fitnah dan rendahnya tabayun masyarakat terhadap tokoh-tokoh NU. "Kalau orang membaca dengan konsisten media media radikal ini maka hanya ada keburukan pada tokoh NU," kata Savic mencontohkan bagaimana tokoh-tokoh NU ? difitnah oleh kelompok yang tidak siap dengan kemajemukan.

Selain itu ketika sudah terwarnai oleh pemikiran kaku yang disebarkan oleh website ini, masyarakat akan sampai pada level tidak siap hidup dalam pluralisme di Indonesia. "Bisa saja nanti sampai pada pemikiran halal mencuri barang orang yang tidak sependapat dengan mereka," katanya.

PKB Kab Tegal

Karena itu Savic mengajak kepada seluruh elemen masyarakat agar giat menyebarkan konten-konten damai, menyejukkan dan membangkitkan Islam Kebangsaan. Usaha ini akan menjadikan wajah Islam Indonesia di dunia maya penuh keramahan. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam, Halaqoh PKB Kab Tegal

Sabtu, 29 Juli 2017

Pergunu Kritisi Pemerintah yang Menganakemaskan PGRI, Mengapa?

Jakarta, PKB Kab Tegal. Dalam keterangan tertulis yang dikirimkan ke PKB Kab Tegal, Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) menerangkan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 41 ayat (1) dan (2) dinyatakan bahwa guru membentuk organisasi profesi yang bersifat independen. ?

Pengertian independen antara lain:

Pergunu Kritisi Pemerintah yang Menganakemaskan PGRI, Mengapa? (Sumber Gambar : Nu Online)
Pergunu Kritisi Pemerintah yang Menganakemaskan PGRI, Mengapa? (Sumber Gambar : Nu Online)

Pergunu Kritisi Pemerintah yang Menganakemaskan PGRI, Mengapa?

1. Organisasi profesi tidak berafiliasi atau merupakan kelengkapan aparatur pemerintah,?

2. Keberadaan masing-masing organisasi profesi guru, seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Guru Indonesia (IGI), Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), dan Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) adalah setara. Dengan demikian, pemerintah harus memperlakukan semua organisasi profesi guru harus adil dan tidak memihak (equal treatment).

3. Pemerintah tidak diperbolehkan memberikan fasilitas secara sepihak kepada organisasi profesi guru tertentu, misalnya: melakukan pemotongan gaji para guru untuk kepentingan organisasi profesi guru tertentu, memberikan kemudahan kepada pihak tertentu, sementara lainnya tidak, dan sebagainya.

PKB Kab Tegal

Ketika perayaan Hari Guru Nasional (HGN) 2016 ini, ternyata pemerintah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) memberikan keistimewaan pada PGRI dengan menuliskan Hari Ulang Tahun PGRI pada logo HGN 2016, maka sudah barang tentu hal ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagaimana tersebut di atas.

Jika dalam penulisan “HUT PGRI ke 71” pada logo HGN 2016 tersebut, pemerintah mendasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 tentang penetapan Hari Guru Nasional (HGN), maka hal ini adalah tidak benar, karena:

1. Dalam tata hukum di Indonesia, kedudukan Undang-Undang sudah barang tentu adalah lebih tinggi daripada Keputusan Presiden.

2. Disamping itu, dalam Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 tersebut, ternyata dari 3 amar atau poin keputusannya tidak satupun menyebutkan “HUT PGRI”, kecuali pada aspek pertimbangan/konsideran saja.

PKB Kab Tegal

3. Pemerintah tidak boleh merayakan HUT sebuah organisasi profesi tertentu, yaitu PGRI (yang berdasarkan Undang-Undang seharusnya independen) dengan menggunakan fasilitas negara, baik sumber-daya uang maupun lainnya yang memberati keuangan negara. ? Dengan kata lain, biarkan PGRI merayakan sendiri hari ulang tahunnya, seperti halnya organisasi profesi guru lainnya, bukan dengan membebani sumber-daya negara.?

Berdasarkan hal tersebut, kami Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), Ikatan Guru Indonesia (IGI), Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), dan Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) meminta kepada pemerintah (cq. Ketua Panitia Hari Guru Nasional 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia) untuk segera mencabut kalimat atau frase “HUT PGRI ke 71” pada logo HGN 2016.?

Demikian pula halnya dengan berbagai atribut, dokumen, rekaman suara, dan lainnya dalam event HGN 2016 yang mengindikasikan tentang HUT PGRI ke 71.

Dalam kesempatan ini, Pergunu yang kembali dinahkodai oleh Dr KH Asep Saifuddin Chalim mengusulkan perlunya dilakukan peninjauan kembali terhadap Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional agar tidak terjadi salah tafsir bagi sebagian pihak.?

(Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam, Kajian Sunnah PKB Kab Tegal