Senin, 30 Oktober 2017

Khofifah Minta Muslimat NU Hafal Lagu Ya Ahlal Wathon

Jakarta, PKB Kab Tegal



Semangat ibu-ibu Muslimat NU sepertinya tak padam karena usia mulai menua. Setiap mereka mengadakan kegiatan mislanya, suasana riuh penuh semangat seperti pada Pelantikan Perangkat Pusat dan Rapat Pleno II dan Periodik I di hotel Acacia Jakarta, Sabtu (14/10).

Pada kesempatan itu, di antara yang disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Hj. Khofifah Indar Parawansa adalah semangat yang terkandung pada lagu Ya Ahlal Wathon atau Ya Lal Wathon yang digubah KH Wahab Hasbullah pada 1914.

Khofifah Minta Muslimat NU Hafal Lagu Ya Ahlal Wathon (Sumber Gambar : Nu Online)
Khofifah Minta Muslimat NU Hafal Lagu Ya Ahlal Wathon (Sumber Gambar : Nu Online)

Khofifah Minta Muslimat NU Hafal Lagu Ya Ahlal Wathon

“KH Wahab Hasbullah menciptakan lagu yang sangat heroik dan memiliki nasionalisme yang sangat tinggi,” katanya.

Menteri Sosial ini menyebut “rukun” menghafal lagu itu bagi para pengurus perangkat pusat yang dilantik.

PKB Kab Tegal

“Dan kita semua yang belum hafal, tugas pertama pengurus yayasan adalah wajib hafal,” pintanya. “Sanggup tidak?” tanya Khofifah.

“Sanggup!” jawab ibu-ibu dengan kompak dan keras.

Khofifah pun mengawali menyanyikan lagu Ya Ahal Wathon dan diikuti para peserta.

Berikut lirik lagu Ya Ahlal Wathon:

Ya lal wathon ya lal wathon ya lal wathon

PKB Kab Tegal

Hubbul wathon minal iman

Wala takun minal hirman

Inhadlu alal wathon





Indonesia biladi

Anta ‘unwanul fakhoma

Kullu may ya’tika yauma

Thomihay yalqo himama

Artinya: 

“Pusaka hati wahai tanah airku

Cintamu dalam imanku

Jangan halangkan nasibmu

Bangkitlah, hai bangsaku!

Indonesia negriku

Engkau Panji Martabatku

S’yapa datang mengancammu

‘Kan binasa di bawah durimu!” (Husni Sahal/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sholawat, Kiai PKB Kab Tegal

PCINU Korsel Terbitkan Kartanu “All in One”

Seoul, PKB Kab Tegal. Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Korea Selatan (Korsel) melakukan terobosan dengan menerbitkan Kartu Anggota NU (Kartanu). Tidak sekedar tanda resmi warga NU, Kartanu ini dapat digunakan untuk keperluan transportasi dan transaksi di pusat perbelanjaan.

PCINU Korsel Terbitkan Kartanu “All in One” (Sumber Gambar : Nu Online)
PCINU Korsel Terbitkan Kartanu “All in One” (Sumber Gambar : Nu Online)

PCINU Korsel Terbitkan Kartanu “All in One”

“Kartanu ini All in One, banyak fungsinya. Alhamdulillah sebagian besar anggota sudah memegang Kartanu, ada yang masih diproses dan sebagian masih dalam pendataan”, ujar Bendahara PCINU Korsel, Budi Riyanto ditemui di Seul, Ahad (21/9).

Korsel dikenal sebagai negara maju yang memanfaatkan teknologi di semua lini. Hampir semua infrastruktur tidak ada yang tidak berbasiskan teknologi, tidak terkecuali layanan jasa dan transaksi keuangan. Atas dasar inilah, PCINU melakukan terobosan yang patut ditiru oleh pengurus cabang lain yang tersebar diseluruh dunia.

PKB Kab Tegal

Saat ini, lanjut Budi, Kartanu memiliki multifungsi. Setidaknya ada 3 manfaat, pertama bisa sebagai identitas sebagai warga NU di Luar negeri.

Kedua, bisa dijadikan kartu multi trip atau melakukan transaski jasa transportasi. “Di Korsel, jika kita hendak menaiki Korail (MRT-nya Korea) kita diwajibkan memiliki kartu khusus atau membeli di mesin khusus, nah saat ini Kartanu bisa difungsikan layaknya kartu Korail atau lebih dikenal dengan Subway. Selain Korail Kartanu juga bisa dipakai untuk memudahkan saat hendak menaiki bus,” katanya.

PKB Kab Tegal

Ketiga bisa dijadikan sebagai kartu transaksi perbelanjaan, layaknya kartu Debet, jika saldo yang tersisa masih cukup maka Kartanu sangat membantu untuk berbelanja di banyak Minimarket di Korsel. Menarik bukan! (Syamsuddin/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren PKB Kab Tegal

LAZISNU Sumut Salurkan Zakat kepada Kaum Duafa

Medan, PKB Kab Tegal. Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Sumatera Utara (Sumut) menyalurkan zakat kepada 108 kaum duafa, Sabtu (18/8) di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumut, Jalan Sei Batanghari No. 52 Medan.

Penyaluran zakat kepada fakir miskin dan anak yatim itu dipimpin langsung Ketua LAZISNU Sumut Nispul Khairi, Wakil Ketua H Musa Ritonga, Pembina H Musaddad Lubis, dan Pengawas Yulpipa.

LAZISNU Sumut Salurkan Zakat kepada Kaum Duafa (Sumber Gambar : Nu Online)
LAZISNU Sumut Salurkan Zakat kepada Kaum Duafa (Sumber Gambar : Nu Online)

LAZISNU Sumut Salurkan Zakat kepada Kaum Duafa

Hadir dalam acara itu Ketua Tanfidziyah PWNU Sumut H Ashari Tambunan, Sekretaris Misran Sihaloho, Wakil Rais Syuriyah H Imron Hasibuan, H Abdul Hamid Ritonga, Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU Sumut KH Asnan Ritonga, Wakil Ketua Tanfidziyah H Abdullah Nasution, Wakil Sekretaris H Khairuddin Hutasuhut, Emir El-Zuhdi Batubara dan pengurus lainnya.

PKB Kab Tegal

Ketua LAZISNU Sumut Nispul Khairi dalam sambutannya mengatakan, zakat yang disalurkan kepada 108 orang fakir miskin dan anak yatim itu dihimpun selama lima hari, yakni sejak LAZISNU Sumut di-launching pada Senin (13/8) hingga Jumat (17/8). Masing-masing penerima zakat memperoleh uang Rp150 ribu.

PKB Kab Tegal

Dia meminta penerima zakat agar memanfaatkannya dengan baik, dan jangan melihat nominalnya, tapi mari mendoakan muzakki (pembayar zakat) agar terus menerus diberikan limpahan rezeki oleh Allah SWT.

Nispul juga mengharapkan kaum duafa mendoakan LAZISNU Sumut agar terus mendapat kepercayaan dari muzakki untuk menyalurkan zakat, infak dan shadaqah (ZIS) ke depan. Sebab, jika LAZISNU berkembang dan dipercaya masyarakat, akan semakin banyak kaum duafa yang terbantu.

“Kita bersyukur, dalam lima hari beroperasi, LAZISNU diberi kepercayaan oleh masyarakat untuk menyalurkan zakat puluhan juta rupiah. Ini sebagai langkah awal yang baik untuk mengelola dan mengembangkan LAIZSNU menjadi lembaga yang amanah dan profesional dalam penghimpunan dan penyaluran ZIS,” kata dosen IAIN Sumut ini.

Sedangkan Ketua PWNU Sumut H Ashari Tambunan meminta kepada LAZISNU agar mengelola dan mengembangkan lembaga ini menjadi salah satu pilar pemberdayaan ekonomi umat yang amanah. Untuk itu, sepanjang tahun, LAZISNU harus terus bergerak menghimpun, mengelola dan menyalurkan ZIS untuk pemberdayaan ekonomi umat.

“Saya optimis, umat Islam khusunya warga NU akan menyerahkan ZIS-nya kepada LAZISNU Sumut jika lembaga ini dikelola dengan sungguh-sungguh, amanah, transparan dan akuntabel,” kata Ashari Tambunan.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Hamdani Nasution

 Message 11 of 493

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai PKB Kab Tegal

Ratusan Siswa MTs YPM 1 Wonoayu Sungkem dan Cuci Kaki Ibu

Sidoarjo, PKB Kab Tegal - Ratusan siswa dan siswi MTs YPM 1 Wonoayu Sidoarjo melakukan aksi sungkem dan cuci kaki ibunya. Aksi ini mereka gelar di halaman sekolah setempat, Rabu (21/12). Mereka dalam kesempatan ini memberikan bingkisan berupa sembako kepada ibunya serta ibu-ibu di sekitar sekolah setempat.

Aksi ini merupakan bentuk kasih sayang anak terhadap ibunya dalam rangka memperingati hari ibu yang diperingati setiap 22 Desember.

Ratusan Siswa MTs YPM 1 Wonoayu Sungkem dan Cuci Kaki Ibu (Sumber Gambar : Nu Online)
Ratusan Siswa MTs YPM 1 Wonoayu Sungkem dan Cuci Kaki Ibu (Sumber Gambar : Nu Online)

Ratusan Siswa MTs YPM 1 Wonoayu Sungkem dan Cuci Kaki Ibu

Rivaldi Kurniawan, salah satu siswa kelas 9 mengatakan, aksi sungkem (cium tangan) dan cuci kaki ibunya ini merupakan permohonan maaf dirinya kepada seorang ibu. Pasalnya, sejak kecil hingga saat ini banyak kesalahan yang telah dilakukan kepada ibunya.

"Kami memohon maaf atas segala kesalahan dan dosa kami kepada ibu. Aksi ini juga sebagai bentuk kasih sayang kami kepada ibu," kata Rivaldi.

PKB Kab Tegal

Suasana berubah menjadi haru ketika orang tua siswa (ibu-ibu) meneteskan air mata. Orang tua siswa tak kuasa menahan tangis ketika melihat anaknya bersimpuh memohon maaf sembari mencium tangannya serta mencuci kakinya.

PKB Kab Tegal

Salah satu orang tua siswa, Ista Arini, mengaku terharu dengan aksi yang dilakukan para siswa dan siswi ini. Pasalnya, aksi ini merupakan akhlak mulia seorang anak kepada ibunya yang layak dijadikan contoh siswa-siswi lain.

"Kami terharu dan bangga kepada anak saya dan anak-anak yang telah melakukan aksi ini. Yang paling penting adalah bagaimana orang tua mengajarkan akhlak yang baik sehingga bisa dilakukan atau ditiru oleh anak-anaknya," ucap Ista Arini sembari meneteskan air mata.

Sementara itu, menurut Kepala sekolah MTs YPM 1 Wonoayu Suhardi, tradisi cium tangan kepada orang tua perlu dilestarikan. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak selalu mengedepankan sopan-santun kepada orang tua terutama kepada ibunya.

"Semoga melalui momen hari Ibu ini, para siswa bisa menjadi anak yang saleh dan salehah serta mampu menjunjung tinggi harkat dan martabat ibunya," ujar Suhardi. (Moh Kholidun/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Berita, Fragmen PKB Kab Tegal

Prihatin Kekerasan Anak, Khofifah Dorong Para Ibu Aktif Ngaji

Jepara, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa prihatin kasus pornografi yang merebak di bangsa ini. Salah satu penyebab dari laku pornografi ialah banyaknya foto, tulisan maupun video yang tidak senonoh yang di upaload di internet. Khofifah mengungkapkan bangsa Indonesia mencapai 70 % di seluruh dunia sebagai pemasang hal-hal yang tidak senonoh itu di internet.

Prihatin Kekerasan Anak, Khofifah Dorong Para Ibu Aktif Ngaji (Sumber Gambar : Nu Online)
Prihatin Kekerasan Anak, Khofifah Dorong Para Ibu Aktif Ngaji (Sumber Gambar : Nu Online)

Prihatin Kekerasan Anak, Khofifah Dorong Para Ibu Aktif Ngaji

Tidak hanya pornografi yang merebak. Kekerasan anak di sekolah maupun di rumah tangga menjadi sejumlah rentenan masalah yang di hadapi.

Karena itu, Khofifah yang juga menjabat Menteri Sosial (Mensos) itu mengajak orang tua yang sementara tidak aktif di organisasi untuk bareng-bareng ngaji dengan Muslimat. Untuk bareng-bareng istighotsah bareng Muslimat.

PKB Kab Tegal

“Ayo ngaji bareng-bareng Muslimat!” seru perempuan kelahiran Surabaya 1965 ini dalam Pelantikan Pengurus PC Muslimat NU Jepara berlangsung di Pendopo Kabupaten Jepara, Ahad (22/11) siang.

Seruan yang disampaikannnya itu bukan tanpa sebab. Informasi yang ia sitir dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), terkadang ibu kandung yang melakukan tindak kekerasan terhadap anak disebabkan karena faktor depresi dan setres.

PKB Kab Tegal

“Sehingga ini menjadi PR kita bersama. Kita membaca burdah dan qur’an tambah seneng apa tambah susah?” tanya Khofifah yang serentak dijawab “tambah senang” oleh ratusan kader Muslimat yang hadir.

Khofifah juga menyitir sebuah ayat, ala bidzikrillahi tathmainnul qulub. Meski kita tidak mampu membantu masalah saudara-saudara kita. Misalnya urusan utang-piutang, tambahnya, tetapi lewat spiritual harapannya bisa meringankan beban mereka.

Khofifah menambahkan dalam rangka membentengi kefakiran ia mengajak Muslimat untuk jihad bil maal. Agar ibu-ibu Muslimat tidak terlilit utang dengan meminjam rentenir, maka Muslimat perlu menguatkan sisi perekonomian. Jika jihad bil maal beres, jihad bil hal (tindakan) dan jihad bil lisan (ucapan) juga akan berjalan dengan baik.

Tugas berat

Di tangan perempuan, Muslimat NU mengemban tugas yang berat. Hal itu diutarakan KH Ubaidillah Noor Umar, Rais Syuriah PCNU Jepara, yang juga hadir dalam kesempatan tersebut. Dia berkata, almar’atu imadul bilad. Perempuan tiyang negara.

“Jika perempuan “reyot” maka negara gampang roboh,” terang Rais Syuriyah yang terpilih saat Konfercab Ke-31 PCNU Jepara baru-baru ini.

Ketua Muslimat NU Jepara, H Noor Aini dalam sambutannya perlu sinergi antara Muslimat dan stake holder sehingga menjadi organisasi amanah, berkualitas, dan cerdas serta mempunyai visi dan misi mengembangakan sayap NU.

Selama ini, dijelaskan Noor Aini Muslimat NU Jepara sudah berkiprah di berbagai bidang. Mulai advokasi, ekonomi, pendidikan, dan sosial serta masih banyak bidang lain.

Dalam kesempatan itu Hj Ismawati, Ketua PW Muslimat NU Jawa Tengah didaulat melantik pengurus PC Muslimat NU Jepara masa khidmah 2015-2020. (Syaiful Mustaqim/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa, RMI NU PKB Kab Tegal

Minggu, 29 Oktober 2017

Pengurus NU Se-Sidoarjo Ziarahi Makam Pejuang NU

Sidoarjo, PKB Kab Tegal - Agar pelaksanaan Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama Sidoarjo berjalan lancar, sejumlah pengurus PCNU, lembaga, banom dan pengurus MWCNU se-Sidoarjo menziarahi makam pendiri dan masyayikh NU Sidoarjo, Ahad (9/10). Ziarah kubur ini merupakan serangkaian acara prakonfercab NU Sidoarjo ke-20.

Ketua panitia acara M Qosim Wirai menyatakan, selain mengenalkan para pejuang NU terdahulu khususnya yang ada di Sidoarjo, pihaknya juga ingin mengingatkan kembali masa perjuangan NU yang dibawa oleh para kiai dari Sidoarjo.

Pengurus NU Se-Sidoarjo Ziarahi Makam Pejuang NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengurus NU Se-Sidoarjo Ziarahi Makam Pejuang NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengurus NU Se-Sidoarjo Ziarahi Makam Pejuang NU

"Selain meminta restu untuk kesuksesan dan kelancaran Konferensi Cabang NU Sidoarjo, kami ingin menyusuri dan mengenalkan kepada seluruh pengurus NU siapa para pejuang NU dahulu," kata pria yang juga Ketua LDNU Sidoarjo ini.

Senada juga dikatakan Ketua PCNU Sidoarjo, KH Abdi Manaf, melalui ziarah kubur ke sejumlah ulama, kiai dan masyayikh di Sidoarjo diharapkan masa depan atau langkah NU Sidoarjo ke depan bisa lebih baik.

PKB Kab Tegal

Adapun makam yang diziarahi sejumlah pengurus PCNU, lembaga, banom dan pengurus MWCNU se-Sidoarjo yakni makam masyayikh di Desa Siwalanpanji tempat KH M Hasyim Asyari menimba ilmu, makam KH Ali Masud Pagerwojo Buduran, makam KH Hamzah, KH Imron Hamzah, dan Mbah Raden Ali di daerah Ngelom Sepanjang.

Setelah itu ke makam pendiri Yayasan Pendidikan dan Sosial Maarif KH M Hasyim Latif, makam KH Aruqot dan KH Siraj Kholil di Desa Kedungcangkring Jabon, makam KH Fadlil Desa Keboguyang dan terakhir ke makam Pendiri Pesantren Mambaul Hikam KH Khozin Mansyur. (Moh Kholidun/Alhafiz K)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Khutbah, AlaSantri PKB Kab Tegal

NU dan Kebangkitan Pemuda

Oleh Imam Nahrawi

Nahdlatul Ulama telah memasuki umur ke-91 pada 31 Januari 2017. Sebuah usia yang cukup sepuh dan tentu menyimpan banyak pengalaman dalam bentang perjuangan bangsa Indonesia selama ini. Sebagai ormas terbesar NU terbukti sudah memainkan peran-peran penting dalam usaha mewujudkan kedaulatan dan keutuhan negeri ini.

NU dan Kebangkitan Pemuda (Sumber Gambar : Nu Online)
NU dan Kebangkitan Pemuda (Sumber Gambar : Nu Online)

NU dan Kebangkitan Pemuda

Jauh sebelum Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1916, KH Abdul Wahab Chasbullah bersama kiai-kiai lain mempelopori berdirinya Nahdlatul Wathan (kebangkitan tanah air). Kala itu, salah satu pendiri NU yang dua tahun pulang dari Makkah ini tak tega menyaksikan bangsanya dijajah.

Pergerakan tersebut lalu ia topang dengan hadirnya organisasi baru bernama Nahdlatut Tujjar (kebangkitan para saudagar) pada tahun 1918, yang menjadi basis gerakan perekonomian rakyat. Kiai Wahab menjadi sekretaris sekaligus bendaharanya. KH Hasyim Asy’ari memimpin gerakan ini dengan salah satu anggotanya KH Bisri Syansuri. Menyusul kemudian terbentuk Taswirul Afkar (konseptualisasi pemikiran), sebuah forum kajian keagamaan dan kebangsaan yang menyoroti isu-isu krusial dalam konteks itu.

PKB Kab Tegal

Melalui organisasi-organisasi tersebut para ulama Nusantara mengupayakan berbagai pemecahan masalah bangsanya yang tengah dicengkeram kolonialisme. Dalam suasana penjajahan yang menyengsarakan, langkah-langkah ini tergolong berani dan visioner. Para kiai bergerak dengan risiko akan berhadapan dengan para penjajah.

PKB Kab Tegal

Yang kerap terlupakan adalah para kiai itu berjuang dalam usia yang relatif sangat muda. Kiai Wahab yang lahir pada 31 Maret 1888 membentuk Nahdlatul Wathan saat masih berumur 26 tahun. Ketika itu Kiai Bisri menginjak usia 27 tahun, sedangkan Kiai Hasyim 41 tahun. Nahdlatul Wathan pun menjadi wahana penggembelengan kesadaraan cinta tanah air yang digerakkan para pemuda dan diperuntukkan bagi para pemuda pula.

Fakta tersebut sekadar contoh betapa atmosfir perjuangan bangsa Indonesia sangat diwarnai oleh jiwa-jiwa muda. Tampilnya para kiai muda pendiri Nahdlatul Ulama itu membantah bahwa NU selalu identik dengan kaum tua, sebagaimana persepsi masyarakat yang jamak kita temui. Kita mendapati mereka sebagai kiai sepuh yang mengendalikan NU ketika organisasi keagamaan terbesar ini sudah mapan belakangan.



Spirit Kaum Muda


Kaum muda sering dipandang spesial setidaknya karena dua hal. Pertama, kekuatan. Pemuda dinilai memiliki energi lebih dibanding kaum tua yang secara alami pasti mengalami penurunan kondisi fisik. Pemuda kerap diasosiasikan dengan kelincahan, kesegaran, dan semangat yang menyalah-nyala.

Kedua, progresivitas. Jiwa perubahan umumnya mengalir dalam darah muda. Karenanya tak heran jika mereka kerap diandaikan mampu menjadi agen sosial yang bisa diandalkan untuk melakukan transformasi ke arah yang lebih baik.

Keistimewaan para pendahulu kita adalah mampu mengaktualisasikan potensi kepemudaan mereka untuk kepentingan publik. Mereka bukan orang-orang picik. Kemampuan untuk membaca persoalan dan momobilisasi masa tidak mereka gunakan untuk kepentingan diri sendiri maupun golongan, melainkan bangsa dan negara secara umum.

Kiprah kiai muda Abdul Wahid Hasyim juga bisa menjadi contoh. Beliau tak hanya menyumbangkan pikiran-pikiran penting saat mewakili umat Islam pada sidang BPUPKI dan PPKI, tapi juga sanggup menahan egoismenya dalam forum perumusan dasar negara itu. Di tengah derasnya aspirasi untuk menegakkan negara teokrasi, Kiai Wahid secara ikhlas menerima Pancasila sebagai ideologi final Republik Indonesia.

Andai saja Kiai Wahid ketika itu ngotot menuruti kemauan mendirikan negara berideologi Islam, mungkin hingga kini bangsa kita yang bineka ini masih terpecah-pecah. Kiai Wahid adalah tokoh kharismatik dan sangat representatif bagi umat Islam. Sejak usia 24 tahun ia aktif di MIAI (Majelis Islam Ala Indonesia), sebuah badan federasi partai dan ormas Islam pada zaman Belanda. Dan mengetuai organisasi ini ketika berubah nama menjadi Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) pada masa pendudukan Jepang.

Pada titik ini, terang sekali bahwa darah muda para kiai NU memberi kontribusi dominan bagi kelahiran dan pertumbuhan negara ini. Kita bisa menyebutnya semangat nahdlatus subban (kebangkitan kaum muda) selain juga nahdlatul ‘ulama (kebangkitan ulama). Teladan positif inilah yang seyogianya dihayati para generasi muda sekarang. Bentuk perjuangan era kini bisa sangat lain, tapi spiritnya tentu tetap sama: membangun kemaslahatan bersama.

Penulis adalah Menteri Pemuda dan Olahraga Republik IndonesiaDari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hadits, Olahraga, Cerita PKB Kab Tegal

“Risalah” Edisi Terbaru Bahas Peran NU Tangkal Radikalisme

Jakarta, PKB Kab Tegal

Majalah Risalah NU terbaru Edisi 58 tahun 2016 membahas peran NU selama ini dalam menangkal dan memerangi radikalisme dan terorisme. Selain kasus teror nasional, majalah dibawah naungan LTN PBNU ini juga mengupas berbagai aksi terorisme internasional.

Pemimpin Redaksi Majalah Risalah NU, Musthafa Helmy dalam pengantar redaksinya mengatakan, pergeseran masyarakat Indonesia berubah tajam dalam menyikapi aksi teror dewasa ini.

“Risalah” Edisi Terbaru Bahas Peran NU Tangkal Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)
“Risalah” Edisi Terbaru Bahas Peran NU Tangkal Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)

“Risalah” Edisi Terbaru Bahas Peran NU Tangkal Radikalisme

Dia menjelaskan, kasus teror di Paris membuat semua warga Prancis dan Eropa pada umumnya ketakutan. Mereka berlari, menutup toko, dan lain-lain. Sedangkan untuk kasus teror bom di Jl Thamrin Jakarta Pusat, masyarakat justru mendekat ketika terjadi dentuman bom dan baku tembak.

“Kejadian ini seperti semacam syuting sinteron aja. Polisi langsung olah TKP. Besoknya, aktivitas kembali normal seperti biasa. Bahkan masyarakat Indonesia membuat gerakan tidak takut pada teroris. Kondisi ini tidak disadari para teroris yang menginginkan Jakarta kelabu,” tulis Helmy.

Selain topik utama tentang gerakan radikal dan terorisme, majalah ini juga seperti biasa menyuguhkan tulisan dan informasi yang layak dibaca oleh publik. Seperti tulisan Gus Dur tentang terorisme dna ulasan tentang perilaku jahat (teror) dalam perspektif Psikologi Islam yang rutin diasuh oleh Guru Besar Psikologi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahmad Mubarok.

PKB Kab Tegal

Selain itu, pengajian Kiai Said, Ketum PBNU juga siap menambah wawasan pembaca dengan membahas persoalan maulid secara mendalam. Dalam rubrik Fikrah, tulisan Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Masudi juga layak disimak dengan mengulas seputar ibadah haji dengan berbagai problematikanya.

Selain tulisan-tulisan di atas, Kajian Tafsir yang diasuh oleh Mudir Madrasatul Qur’an Pesantren Tebuireng Jombang KH Mustain Syafi’i juga perlu disimak mengenai kisah Ashabul Kahfi yang terkurung di dalam gua selama 309 tahun. Kemudian, resensi tentang buku ‘Sejarah Islam Nusantara’ karya Michael Laffan yang ditulis Munawir Aziz juga penting untuk dibaca karena menyoroti peran Snouck Hurgronje dalam lipatan Islam Nusantara.

Di bagian akhir, ulasan tentang profil Ketua LTN PBNU, H Juri Ardiantoro akan menemani pembaca untuk memahami peran media di era digital seperti sekarang. Di dalam ulasan tersebut, Juri pria kelahiran Brebes, 6 April 1973 itu mendorong media untuk bahu-membahu menangkal gerakan radikalisme di dunia maya. (Fathoni)?

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Ubudiyah, Budaya PKB Kab Tegal

Sabtu, 28 Oktober 2017

Ramadhan, Siswa Digembleng Ilmu Agama dan Akhlaq

Probolinggo, PKB Kab Tegal - Dinas pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan Pesantren Hati di Dusun Toroyan Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan. Selama 3 (tiga) hari mulai 15 hingga 17 Juni 2016, pesantren ini menjadi lokasi pelaksanaan Pondok Ramadhan Terpadu 1437 H.

Pondok Ramadhan Terpadu ini diikuti oleh 200 orang siswa dari sekolah tingkat SMP, SMA dan SMK se-Kabupaten Probolinggo. Selama tiga hari tersebut, mereka diasramakan dan mendapat fasilitas makan minum untuk sahur dan buka puasa serta perlengkapan sholat.

Ramadhan, Siswa Digembleng Ilmu Agama dan Akhlaq (Sumber Gambar : Nu Online)
Ramadhan, Siswa Digembleng Ilmu Agama dan Akhlaq (Sumber Gambar : Nu Online)

Ramadhan, Siswa Digembleng Ilmu Agama dan Akhlaq

Rabu (15/6) sore, Pondok Ramadhan 1437 H ini dibuka oleh Bupati Probolinggo yang juga Ketua Dewan Penasehat Muslimat NU Probolinggo Hj Puput Tantriana Sari. Pembukaan ini dihadiri oleh A’wan PWNU Jawa Timur H Hasan Aminuddin, Ketua PCNU Kota Kraksaan H Nasrullah A Suja’i dan sejumlah pejabat Pemkab Probolinggo.

Kepala Dispendik Probolinggo H Tutug Edi Utomo mengatakan Pondok Ramadhan Terpadu ini bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat sekolah selama bulan suci Ramadhan.

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

“Serta tali-temali antara proses dan hasil belajar dengan penilaian spiritual dan sosial peserta didik yang dilakukan oleh guru. Di samping juga sebagai wisata rohani dan wisata pendidikan di Pondok Pesantren Hati,” katanya.

Sementara Bupati Probolinggo Hj P Tantriana Sari mengungkapkan bahwa dalam Pondok Ramadhan Terpadu ini para siswa tidak hanya akan diberi materi agama dan mengaji saja, tapi juga ada narasumber dari unsur kepolisian yang akan menyampaikan tentang hukum dan kasus yang ditangani Polres Probolinggo.

“Semoga kegiatan ini memberikan manfaat. Setelah selesai, apa yang didapat harus dibawa dan bagikan pada teman dan lingkungannya. Sebab kalian wajib menjadi agen-agen perubahan, khususnya yang berkaitan dengan kepemudaan,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Kyai PKB Kab Tegal

Rapi dengan Tata Kelola Organisasi Modern

Dalam urusan tata kelola, Pesantren Al-Hamidiyah di daerah Sawangan Depok layak menjadi rujukan. Prinsip-prinsip manajemen modern dengan basis fungsi dan kompetensi diterapkan dengan baik. Dengan prinsip ini, pengasuh pesantren pun bukan berasal dari keluarga pendiri pesantren, tetapi merupakan orang lain yang benar-benar memiliki kompetensi dalam bidang agama dan pengelolaan pendidikan. Prinsip yang digunakan ini bagaikan sistem yang berlaku di perusahaan dimana CEO-nya tak harus selalu pemegang saham utama, tetapi bisa diserahkan kepada manajer yang kompeten.

Pesantren ini didirikan oleh KH Ahmad Saichu pada tahun 1988. Setelah ia meninggal pada 1995, kepemimpinan pesantren diserahkan pada KH Ali Mustofa Ya’kub, kemudian digantikan oleh KH Hamdan Rasyid, dan sejak tahun 1999 pengasuh pesantren diserahkan pada KH Zainuddin Maksum Ali. Tidak ada periodesasi pengasuh pesantren, mereka hanya mendapat SK pengangkatan. Selama pengasuhnya masih bersedia, tak akan ada penggantian. Seluruh unit pendidikan pesantren dikelola dibawah Yayasan Islam Al-Hamidiyah yang kini dipimpin oleh Imam Susanto Saichu, putra kia Saichu yang menjadi ahli bedak plastik di RSCM.

Pesantren Al-Hamidiyah didirikan oleh KH Ahmad Syaichu pada 17 Juli 1988. Pada awalnya hanya dibuka pendaftaran untuk pelajar Tsanawiyah yang waktu itu langsung penuh. Bahkan di tahun selanjutnya, sebagian santri harus tinggal di masyarakat sekitar pesantren karena asrama memang sudah tidak bisa menampung seluruh santri. Selanjutnya, seiring dengan perkembangan waktu, dikembangkan unit lainnya mulai dari TK, TPQ, dan STAI. Pada tahun 2000-an ini dikembangkan SDIT dan SMP. 

Rapi dengan Tata Kelola Organisasi Modern (Sumber Gambar : Nu Online)
Rapi dengan Tata Kelola Organisasi Modern (Sumber Gambar : Nu Online)

Rapi dengan Tata Kelola Organisasi Modern

M Timmi Fauzan, humas Pesantren Al-Hamidiyah menjelaskan, dalam hal ini, keluarga KH Saichu membantu mengawasi jalannya pesantren dalam Dewan Pengasuh. Di Al-Hamidiyah, beberapa fungsi penting dipisah, seperti ada bidang SDM yang menangani kepegawaian, gaji, dan lainnya. Ada pula bidang pendidikan dan pengajaran yang mengelola berbagai hal terkait bidang tersebut, dan bidang keuangan. Di luar itu, ada lagi struktur pesantren, sekolah dan lainnya. 

PKB Kab Tegal

“Keluarga Kiai Saichu sudah memiliki planning soal itu. Beberapa pesantren, ketika pengasuhnya wafat, ada yang suka goyah. Alhamdulillah di sini tidak, manajemennya dibagi rata,” tuturnya. 

PKB Kab Tegal

Pembagian peran ini membuat transisi kepemimpinan bisa berlangsung dengan mulus jika satu orang yang bertugas berhalangan. Pada pesantren tradisional dengan kiai yang mengatur segalanya, mulai dari SDM-nya, keuangannya, dan lainnya, saat sosok tunggalnya wafat, proses transisi yang tidak mulus bisa menyebabkan eksistensi pesantren menjadi goyah sebagaimana banyak terjadi di beberapa pesantren. 

Kini, antara yang mendaftar dan yang diterima bisa berbanding 2:1. Jumlah santri hanya dibatasi sesuai dengan kapasitas asrama, yaitu 300 putra dan 300 putri. Sementara santri non-mukim sekitar 1200. Tingkat kenyamanan santri juga terus ditingkatkan. Pada awal berdirinya, santri tinggal di asrama hanya beralaskan tikar, tetapi kini sudah tidur di ranjang. Kapasitas santri per kamar juga semakin dikurangi. Awalnya satu kamar dihuni 24 santri, kemudian dikurangi menjadi 21, lalu menjadi 18, dan saat ini 16 santri. Timmi Fauzan menuturkan, pengelola pesantren menargetkan ke depan per kamar hanya dihuni 14 santri.  

“Yayasan berkeinginan, semakin ke sini, harus semakin nyaman,” paparnya. 

Pesantren ini juga dikenal sangat menjaga kebersihan. Ia menjelaskan, pengelolaan kebersihan diserahkan kepada tenaga outsourcing. Santri hanya bertugas menjaga kebersihan di kamarnya masing-masing.  

Untuk biaya, santri dikenakan biaya sebesar 1.450.000 per bulan untuk siswa Tsanawiyah sedangkan untuk siswa Aliyah 1.500.000 yang sudah mencakup seluruh kebutuhan santri di asrama. 

Saat ini, persentase terbesar santri berasal dari Depok dan wilayah terdekat Depok seperti Bogor dan Jakarta Selatan. Dari luar Jawa seperti Jambi dan Papua juga ada, tetapi persentasenya kecil. 

Dengan adanya fasilitas yang nyaman, maka para santri bisa belajar baik. Tak heran banyak santri yang masuk ke universitas negeri favorit seperti UGM, IPB, Unibraw dan lainnya. Bahkan tiga alumni pesantren ini menjadi lulusan terbaik. Ahmad Baihaqi lulus dengan prestasi cum laude di Universitas Diponegoro (2011), Fariz Badiuzzaman lulus cum laude Jurusan Teknik Arsitektur di UGM Yogyakarta (2014), dan Ahmad Bayhaqi, lulus cum laude jurusan Ilmu Kelautan Unibraw (2015). Sengaja nama-nama tersebut dipampang di pintu utama dekat masjid agar bisa menjadi suri tauladan bagi santri lainnya agar memiliki prestasi yang sama atau bahkan melebihi. Dari sejumlah piala yang ada, juga diketahui sejumlah prestasi lain seperti olimpiade matematika, lomba pidato bahasa dan lainnya. Tiga santri MA terbaiknya juga mendapat beasiswa penuh ke Amerika Serikat yang diselenggarakan oleh Bina Antar Budaya.

Sekolah berlangsung dari Senin sampai Jum’at sedangkan hari Sabtu khusus untuk kegiatan kepesantrenan sementara hari Ahad khusus untuk relaksasi atau kunjungan orang tua. Santri diizinkan pulang sebulan sekali. 

Di hari-hari biasa, santri belajar materi kepesantrenan pada malam hari. Kitab-kitab yang dikaji merupakan kitab standar yang diajarkan di pesantren seperti Arbain Nawawi, Bulughul Maram, Akhlak lil Banin/lil Banat, Ushfuriyyah, Nashoihul Ibad, Fathul Qarieb, Alfiyah Ibnu Malik, dan lainnya.

Pesantren memiliki koperasi simpan pinjam untuk guru serta memiliki minimarket yang menyediakan kebutuhan guru dan santri. 

Dengan tata kelola yang baik, pesantren Al-Hamidiyah mampu menjaga visinya untuk menghasilkan generasi penerus yang berprestasi sekaligus religius. Pesantren ini melangkah dengan yakin menjemput masa depan. (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Anti Hoax, Humor Islam, Syariah PKB Kab Tegal

Pencetak Banyak Hafidzah

Hari itu, langit dan bumi pesantren Babakan-Ciwaringin-Cirebon tiba-tiba ‘basah’. Bukan karena hujan lebat yang menimbulkan genangan banjir, melainkan karena para keluarga, santri, dan masyarakat meneteskan tangis air mata. Salah seorang ulama perempuan yang hafizhah itu wafat meninggalkan semuanya.

Sosok ulama perempuan hafizhah itu tak lain, Nyai Hj Izzah Syathori Fuad Amin, salah seorang pengasuh pesantren Bapenpori (Balai Pendidikan Pondok Putri) al-Istiqomah, putri dari al-Maghfurlah KH Abdullah Syathori (sesepuh pesantren Dar al-Tauhid, Arjawinangun), dan istri mendiang KH Fuad Amin (sesepuh pesantren Raudlatut Tholibin, Babakan-Ciwaringin). Beliau dipanggil oleh-Nya, 3 September 2013.

Nyai Izzah adalah sosok yang istiqomah dalam mencerdaskan umat, melalui pengajian rutin; pengajian kitab kuning maupun al-Qur’an. Tak mengenal kata lelah dan bosan dalam hal mengajar ngaji kepada para santri maupun masyarakat luas. Ini terbukti, salah satunya saat upacara pemakaman mendiang. Tak seperti biasanya, ribuan orang berjejalan dan sesak memenuhi areal maqbarah Raudlatut Tholibin.

Tak tahu ada berapa kali sesi shalat jenazah saat itu, baik yang berlangsung di pelataran masjid maupun saat sudah dimakamkan. Saya begitu yakin, ini karomah dan keistimewaan dari seorang hamba yang begitu mencintai dan mengabdikan sepenuh hidupnya demi dan untuk kelestarian al-Qur’an.

Pencetak Banyak Hafidzah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pencetak Banyak Hafidzah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pencetak Banyak Hafidzah

Pengajian yang istiqomah dilakukan Nyai Izzah pun sederhana. Untuk pengajian jami’iyah rutin mingguan, beliau hadir di hadapan para ibu-ibu menjelaskan berbagai macam ilmu. Pengajian seperti ini berlangsung di Babakan dan Arjawinangun. Jamaah pun menyimak dan berikutnya menampung banyak pertanyaan bernada keluh kesah seputar kehidupan agama, sosial, dan ekonomi rumah tangganya.

Nyai Maryam Abdullah, salah seorang menantu mendiang pernah bercerita: “Sering kali saya menyaksikan setiap malam Jum’at, beliau (al-Marhumah) hendak pergi mengajar pengajian ibu-ibu di Arjawinangun, walaupun dalam kondisi hujan, dan sekalipun harus naik becak tetap dilakoninya. Sebagai pemimpin jami’iyah di Babakan dan Arjawinangun beliau dikenal sebagai sosok yang sangat cerdas dan memiliki karakter mobilisator.”

PKB Kab Tegal

Sementara saat di pesantren, Nyai Izzah akan setia membimbing para santriwati. Mengaji al-Qur’an misalnya, para santriwati berbaris rapi, bergiliran menyetorkan bacaan al-Qur’annya. Saking banyaknya santriwati yang ingin belajar mengaji al-Qur’an kepada beliau, setiap sesi setoran bacaan, beliau sanggup menyimak tidak kurang dari enam orang sekaligus secara bersamaan, masing-masing tiga orang santriwati di baris sebelah kanan dan kiri.

Tak hanya para santriwati, semua para Nyai yang ada di pesantren Babakan-Ciwaringin belajar mengaji al-Qur’an kepadanya. Beliaulah memang ulama perempuan paling otoritatif dalam bidang al-Qur’an baik di wilayah pesantren Babakan-Ciwaringin, pada khususnya, Cirebon dan Jawa Barat pada umumnya.

Jika ditelusuri jejak intelektualnya, Nyai Izzah sendiri mesantren dan belajar mengaji langsung kepada al-Maghfurlah KH Mahfudh Mas’ud, pimpinan pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta. Ia pun mampu menghafal al-Qur’an (hafizhah) dalam waktu yang relatif singkat, hanya 9 bulan.

Demikianlah, maka pesantren Bapenpori al-Istiqomah, masyhur sebagai pesantren yang istiqomah mencetak para hafizhah, santriwati penghafal al-Qur’an. Putera-putrinya pun demikian, cerdas dan hafizh-hafizhah. Itu semua tak lain merupakan buah dari keberkahan, kecerdasan, dan keistiqomahan Nyai Izzah sebagai pengasuh dan pendidik di pesantren.

Yang sangat mengesankan, banyak di antara kaum ibu yang awalnya buta huruf al-Qur’an atau bahkan lidahnya susah untuk melafadzkan ayat-ayat al-Qur’an tetapi akhirnya fasih dan hafal surat-surat penting

PKB Kab Tegal

Saking istiqomahnya beliau dalam hal mengaji, saat hendak bepergian jauh pun beliau selalu mempertimbangkan agar tidak ketinggalan waktu mengaji. Setahu saya beliau juga orangnya ulet dan telaten dalam mengajar. Siapapun yang ingin mengaji kepada beliau mulai dari kalangan anak-anak sampai orang tua pasti dilayaninya dengan senang hati.

KH Thohari Shodiq, salah seorang pengasuh pesantren Raudlatut Tholibin, berkali-kali menegaskan bahwa Nyai Izzah adalah satu-satunya Nyai sepuh yang alim, terutama dalam hal kajian kitab kuning. Selain alim dalam kajian al-Qur’an.

Akhirnya, kita memanjatkan do’a, semoga Nyai Izzah berbahagia di bawah naungan surga-Nya. Demikian juga yang ditinggalkan, baik para santri, keluarga, dan masyarakat dapat tabah serta menimba keteladanan, keistiqomahan, dan keikhlasan dari seorang ulama perempuan yang hafizhah ini. Amin.

?

Mamang M. Haerudin

Ketua LP3M STID AL-Biruni Cirebon, khadim al-Ma’had pesantren Raudlatut Tholibin Babakan-Ciwaringin.

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai PKB Kab Tegal

Tambatkan Hatimu pada Allah

Baru saja masyarakat Muslim melewati Idul Fitri setelah sebulan menjalani ibadah puasa. Momentum keagamaan secara semarak dirayakan di mana-mana, di desa di kota, di masjid, rumah-rumah, hingga di jalanan. Anak kecil, remaja hingga orang tua semua merasakan hari raya yang dalam bahasa Jawa disebut Bada. Bada berasalah dari bahasa Arab, ba’da yang berarti setelah. Idul fitri juga disebut dengan Lebaran, dari bahasa Jawa, lebar, artinya selesai.

Nah, apa yang dirasakan anak-anak hingga orang tua di saat lebaran? Apa yang ‘selesai’ setelah berpuasa sebulan penuh? Apa pula makna yang ingin dicapai Idul Fitri?

Hari Senin, 19 September 2011, Kontributor PKB Kab Tegal Magelang Sholahuddin al-Ahmed telah mewawancarai KH Yusuf Chudlori atau masyhur dikenal dengan Gus Yusuf Pengasuh Pondok Pesantren A.P.I Tegalrejo Magelang, Jawa Tengah. Berikut hasil wawancaranya.

Tambatkan Hatimu pada Allah (Sumber Gambar : Nu Online)
Tambatkan Hatimu pada Allah (Sumber Gambar : Nu Online)

Tambatkan Hatimu pada Allah

Bagaimana Gus Yusuf memandang fenomena bulan puasa hingga tiba Idul Fitri?

Semua seperti balas dendam dan melampiaskannya pada hari Lebaran. Selama sebulan penuh umat Islam menjalani ujian menahan diri, nafsu makan amarah dan sebagainya. Pertanyaanya sekarang, ketika masuk Lebaran yakni hari lulus ujian itu, justru yang menjadi set back. Lebaran dimaknai sebagai hari kebebasan, dan hari balas dendam. Inilah yang membuat orang justru tidak berpikir prosesnya tetapi buru-buru kepingin Lebaran.

Seperti yang terjadi saat pertengahan Ramadhan. Seharusnya ini saat untuk tekun beribadah karena ada lailatul qadar, nuzulul quran dan sebagainya. Tetapi justru masyarakat justru sudah mikir kebutuhan Lebaran. Sudah mulai ribut ngurusi baju baru dan berbagai pernak-pernik lainnya, untuk keluarga. Bagi masyarakat yang tinggal di ibu kota seperti Jakarta apalagi berpenghasilan besar, tentu lebih heboh lagi mempersiapkan pulang kampung membawa segudang oleh-oleh untuk keluarga dan tetangganya. Jika dirinci satu bulan penuh waktunya habis untuk mempersiapan parcel, baju, angpau dan hidangan. Kemudian kapan beribadahnya?

Sebetulnya bagaimana kaitan Ramadhan dengan Idul Fitri?

PKB Kab Tegal

Yang dinamakan Id dalam Idul Fitri itu kembali kepada kemenangan. Laisal ied liman labisal jadid. Tidaklah dikatakan Idul Fitri bagi orang orang yang hanya berpakaian baru. Wa la kinnal ied liman taqwahu yazid, tapi orang-orang yang bisa meningkatkan ketaatannya kepada Allah.

PKB Kab Tegal

Efek puasa seharusnya membuat manusia semakin istiqomah dalam ibadah, dan jujur. Ketika puasa kita harus jujur kepada Allah. Puasa tidak puasa anak istrimu tidak akan tahu, tapi Allah akan tahu.

Kejujuran nilai spiritual yang terbangun selama bulan suci, membekas di bulan Syawal dan satu tahun mendatang. Baik itu kejujur pada Allah, dirinya sendiri, dan masyarakat. Setelah berpuasa orang juga diharapkan lebih manusiawi. Lebih punya empati kepada sesama. Karena puasa itu melatih merasakan lapar dahaga. Luwih nduwe perasaan, memanusiakan manusia. Sebelum melangkah atau bersikap, kita mesti berpikir, apakah perbuatan atau sikap itu merugikan orang lain.

Tapi sekarang kayanya terbalik, saat Lebaran justru manusia memikirkan dirinya sendiri. Sing penting iso tuku klambi anyar, sing penting pangananku enak-enak, sementara kanan kiri masih banyak orang yang susah. Itu berarti orang yang tidak lulus ujian.

Apa sih Gus, makna Syawal?

Rasulullah tanggal satu  Syawal shalat Id kemudian pulang, makan seadanya. Setelah itu tutup semua pintu. Tanggal dua syawal mulai puasa lagi sampai enam hari. Setelah itu baru dikatakan selesai penuh. Jadi ibaratnya, motong kambingnya di sana itu ya  tanggal 7 syawal.

Nah di tanggal dua Syawal hingga tanggal tujuh itu masih puasa, meski ya sunah. Karena sesungguhnya Rasulullah memberi penyadaran, saat Ramadhan iblis dan setan dibelenggu. Lalu tanggal satu Syawal pintu neraka dibuka kembali. Di situ, setan sedang semangat-semangatnya. Lagi nafsu-nafsunya setelah cuti satu bulan menggoda manusia. Bagi Rasulullah ini bahaya. Maka jangan berhenti kamu puasa. Jika kita tetap puasa tanggal dua Syawal setan-setan yang menggoda akan kecele.

Bukan orang Indonesia kalau tidak gemebyar dalam menyambut Syawal dengan sederet acara. Silahturahim itu memang baik itu forum untuk saling memaafkan, tapi dengan hidangan berlebihan dan menggelar pesta yang mewah. Jadi ada paradoks.  Kemudian Lebaran juga dijadikan momentum masyarakat mengunjungi tempat wisata. Hampir semua objek wisata selama libur Lebaran tak pernah sepi pengunjung, nilai lebaran telah bergeser ke ranah suka-suka.

Indonesia punya tradisi halal bi halal dan macam-macam upacara pasca Lebaran. Ini tradisi apa?

Indonesia memang unik, seperti saat Lebaran kita punya tradisi halal bi halal. Konsep halal bi halal itu memang bagus, karena puasa hanya menghapuskan dosa manusia kepada Allah. Sementara dosa-dosa terhadap manusia ini tidak akan dihapuskan oleh Allah manakala belum ada iqror, atau komunikasi saling memaafkan.

Esensi dari halal bi halal kan di situ sebenarnya. Tetapi ketika harus dipaksakan halal bi halal di restoran, hotel atau tempat tempat mewah, atau pamer, itu mengingkari makna dari halal bi halal itu sendiri. Berapa rupiah yang dihabiskan untuk hanya sebuah acara halal bi halal, padahal di sekeliling kita masih banyak orang miskin. Halal bi halal itu tujuannya untuk kembali suci, kembali bersih, baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia.

Bagaimanakah tradisi bermaaf-maafan zaman Rasullulah?

Sebenarnya kalau ajaran Rasulullah, untuk meminta maaf itu tidak harus menunggu Ramadhan. Begitu salah harus minta maaf. Bahkan sebelum masuk Ramadhan kita disunahkan untuk saling memaafkan. Tapi okelah tidak ada yang salah dengan halal bi halal, itu menyempurnakan puasa kita. Tapi sekarang tradisi itu kian bergeser. Zaman saya kecil, tanggal satu sampai tujuh Syawal itu tidak boleh main. Saya dikasih daftar, tanggal satu sowan mbahmu, tanggal dua sowan pak likmu Grabag, Muntilan, tanggal tiga sowan kyai A B C. Dikasih daftar absen. Baru setelah tanggal 7 Syawal selesai, kita bebas mau main ke mana.

Sekarang salaman cukup di masjid, tanggal 2 sudah sampai tempat wisata. Seiring dengan arus global dalam hal ini media juga ikut andil. Lebaran, puasa itu menjadi industri. Semua memanfaatkan momentum itu. Bagaimana semua berlomba-lomba memanfaatkan momentum itu untuk mendapatkan keuntungan material. Momen keagamaan dikapitalkan menjadi industri, ditata sedemikian rupa menawarkan produk untuk menjerat konsumen.

Pada awal puasa, di televisi para dai mempromosikan keagungan bulan Ramadhan, tetapi muncul selingan iklan dalam acara bersamaan menawarkan minum suplemen, obat maag, obat ini itu, semua lah, momen keagamaan bisa mereka pakai. Bagaimana masyarakat menyikapi semua ini agar tak terjebak pada pola hiduk konsumerisme. Menambatkan hati pada Allah sebagai penawar gebyarnya dunia.

Dunia industri masuk jauh ke ranah ibadah. Komentar Anda?

Komersialisasi momen Ramadhan dan Lebaran luar biasa, dan sudah bersaing ketat dengan ketaatan ibadah. Di akhir-akhir Ramadhan ini kan perang itu semakin tampak. Rasullulah sudah mengingatkan bahwa dalam Ramadahan ada lailatul qadar, yakni bulan yang lebih suci daripada seribu bulan. Qiyamul lail, di malam hari terjaga kamu akan mendapatkan pahala sebagaimana kamu ibadah selama seribu taun. Maka banyak-banyaklah beribadah malam.

Nah ini perang dengan diskon yang ditawarkan departement store. Paket Lebaran ini itu. Nah ini tinggal kita, mau tertarik tawaran promosinya Rasulullah atau promosinya pasar? Gitu kan? Terbukti kalau tengah Ramadhan ke atas itu kan masjid-masjid mulai maju. Maju shafnya maksudnya. Kemanakah mereka?

Mereka mulai thawaf ke mall, itikafnya ke pusat perbelanjaan. Ritual-ritual konsumerisme yang disambut suka cita. Dan sekarang pengelola mall juga pintar. Ada night sale, itu kan nyaingi lailatul qadar. Buka sampai jam 24.00-01.00, dan kalau mau belanja malam dikasih diskon yang lebih besar. Sama saja menyaingi ajaran Rasulullah, kalau kamu tengah malam ke masjid pahalamu bertambah. Sekarang kalau ada begini ini orang mau ke masjid jam berapa? Tarikan pasar itu luar biasa.

Jadi Ramadhan kita lebih marak secara badani ketimbang rohani?

Kita harus ingat catatan bahwa selama Ramadhan setan dan iblis dibelenggu. Kalau manusia lebih memilih ke mall daripada ke masjid itu bukan salah setan. Itu pribadi Anda sendiri, jangan salahkan setan. Maka Ramadhan dikatakan sebagai ajang untuk melihat sifat dan karakter asli manusia. Kalau Anda suka hedonis ya begitulah, kalau suka ibadah ya begitulah.

Maka satu bulan Ramadhan ini menjadi penentu dari satu bulan yang ada. Kalau satu bulan Ramadhan baik maka 11 bulan ke depan akan baik.

Sebaliknya, kalau sebulan ini rusak yo pancen aslimu kaya ngono kuwi. Puasa-puasa masih korupsi, masih selingkuh, ya memang itu aslimu. Maka orang sering bertanya kenapa kok Ramadhan masih ada kemaksiatan? Ya memang aslinya manusia begitu. 

Apa yang harus dilakukan santri menghadapi peristiwa keagamaan macam ini?

Menjaga tradisi silaturahim masyarakat. Kita jaga agar tidak lepas ke tempat hiburan-hiburan itu. Kalau di Tegalrejo kita punya satu Syawal. Saat itu masyarakat pulang dari masjid terus kumpul di pendapha setelah itu kita muter. Silaturahim dari rumah ke rumah, ada 140 rumah. Mulai dari pagi sampai sore. Dari orang kaya sampai orang miskin kita masuki. Maksudnya mengeratkan dan mendekatkan sesama. Dengan hidangan dan minuman pedesaan, ala kadarnya. Tak ada yang mewah seperti orang kota. Justru inilah sebagai satu pembelajaran bagi kita. Betapa sederhananya orang desa, apapun yang dipunya diberikan kepada tamunya.

***

Orang-orang kota perlu belajar dari orang desa, soal kesederhanaan dan kejujurannya. Jika di meja makan ada ayam opor, pastilah tamu yang datang itu makan sama seperti yang di makan tuan rumah, tak ada yang ditutupi dan disembunyikan. Itulah keramahan desa dalam menyambut lebaran dengan penuh kesederhaan.

Gus Yusuf lahir di Magelang pada 9 Juli 1973. Ia putra dari KH Chudlori (W 1977) pendiri pesantren Asrama Perguruan Islam Tegalrejo Magelang yang didirikan pada tahun 1944. Saat ini, selain menjadi salah satu pengasuh lebih dari 3500 santri, ia aktif di masyarakat, memberikan pengajian pergi ke kampung-kampung atau lewat radio yang didirikannya, Fast FM.

Gus Yus dikenal sebagai pribadi yang bersahaja dan punya pededulian yang tinggi pada masyarakat dan segenap kebudayaannya. Tegalrejo, tiap tahunnya menjadi arena para seniman berkreasi, jadi Tegalrejo bukan hanya tempat santri mengaji.[]

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah, Internasional, Doa PKB Kab Tegal

Jumat, 27 Oktober 2017

Halal Bihalal, Muslimat NU Peduli Anak Nasional

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (Muslimat NU) menggelar Halal Bihalal, Sabtu (23/7) di Pusdiklat Kemensos, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Penyelenggaraan kegiatan bersamaan dengan Hari Anak Nasional yang jatuh pada hari ini.?

Oleh karena itu, Mulimat NU mengundang ratusan anak untuk menghadiri kegiatan ini. Tak lupa, Muslimat NU juga mengundang Arya Permana (10). Bocah asal Karawang yang terkena obesitas ekstrim. “Ada 200 anak yang kita undang sebagai apresiasi kepada mereka dalam memperingati Hari Anak Nasional,” ujar Ketua Panitia Hj Sri Mulyati kepada PKB Kab Tegal.

Halal Bihalal, Muslimat NU Peduli Anak Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Halal Bihalal, Muslimat NU Peduli Anak Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Halal Bihalal, Muslimat NU Peduli Anak Nasional

Dalam acara yang dipenuhi suasana baju merah muda yang dikenakan sebagai dresscode para ibu Muslimat NU, Sri Mulyati menyampaikan substansi kegiatan yang ditekankan pada perhatian lebih yang harus diberikan oleh para orang tua kepada anak-anaknya.

“Kami mengajak kepada para ibu Muslimat NU dan para orang tua di seluruh Indonesia agar memberikan perhatian lebih kepada anak-anaknya. Merekalah masa depan kita dan bangsa Indonesia,” tutur dosen Pascasarjana STAINU Jakarta ini yang juga menjelaskan sekitar 500 undangan hadir dalam acara ini yang terdiri dari pengurus wilayah dan cabang yang ada di wilayah Jabodetabek.

PKB Kab Tegal

Muslimat NU memberikan bantuan dan apresiasi kepada anak-anak yang diundang dalam kegiatan ini. Menurut keterangan Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa, ratusan anak-anak ini berasal dari Yayasan Dinamika Indonesia yang berada di sekitar TPA Bantar Gebang, Bekasi.

“Mereka adalah anak-anak yang luar biasa dengan kondisi dan keadaan yang tidak mendukung,” ujar Khofifah saat memberikan sambutan. Dalam acara ini, Muslimat NU juga menghadirkan Qori pembaca ayat Al-Qur’an dari seorang anak.?

PKB Kab Tegal

Oleh Muslimat NU, ratusan anak diberikan bantuan berupa tas dan alat belajar lainnya. Selain itu, Muslimat juga memberikan penghargaan khusus kepada sejumlah anak berprestasi disamping kepada para guru dan kepala sekolahnya.?

Kepada bocah Arya, Khofifah juga memberikan penghargaan atas prestasi Arya di sekolah. Sebelumnya, kedatangan Arya dalam acara ini menarik perhatian para undangan yang hadir. Semua terlihat prihatin melihat kondisi Arya yang menanggung berat badan yang tidak wajar disaat dirinya masih anak-anak. Arya Permana hadir didampingi kedua orang tuanya.

Dalam kegiatan ini hadir Dewan Penasihat PP Muslimat NU Hj Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Hj Aisyah Hamid Baidlowi, Hj Mahfudzah Ali Ubaid. Hadir juga Dewan Pakar PP Muslimat NU Hj Huzaemah Tahido Yanggo, Hj Zaitunah Subhan, Hj Nabilah Lubis, serta para pengurus PP Muslimat NU. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, Pondok Pesantren PKB Kab Tegal

Dapat Dana Desa, Mensos Imbau Warga Tak Lakukan Urbanisasi

Jakarta, PKB Kab Tegal

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat di desa agar tidak ke kota (urbanisasi) pascalebaran karena saat ini pembangunan juga sudah mulai digiatkan di desa-desa terlebih lagi dengan adanya dana desa dari pemerintah.

Dapat Dana Desa, Mensos Imbau Warga Tak Lakukan Urbanisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Dapat Dana Desa, Mensos Imbau Warga Tak Lakukan Urbanisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Dapat Dana Desa, Mensos Imbau Warga Tak Lakukan Urbanisasi

"Hari ini sesungguhnya sentra-sentra ekonomi produktif sudah bisa dibangun di desa-desa," kata Mensos di sela-sela halal bi halal dengan keluarga besar Kementerian Sosial di Jakarta, Rabu.

Terlebih lagi, menurut Mensos dengan adanya dana desa dari pemerintah pusat bisa menjadi daya tarik untuk mereka membangun daerahnya.?

Setelah lebaran biasanya semakin banyak masyarakat desa yang pindah ke kota-kota besar karena daya tarik ekonomi dan harapan memperoleh kesejahteraan.?

Namun tidak semua warga melakukan urbanisasi memiliki keahlian yang dibutuhkan dunia kerja, karena itu saat mereka di kota tanpa pekerjaan yang layak akan menimbulkan masalah sosial seperti pengangguran, gelandangan, pengemis dan lainnya.

PKB Kab Tegal

Ditambah masalah kepadatan penduduk di kota-kota besar yang juga berdampak pada meningkatnya kebutuhan perumahan, pangan sampai terjadi kemacetan.?

"Ini memang sudah tahunan. Dorongan mereka untuk keluar dari desanya adalah untuk menggapai kebahagiaan dan kesejahteraan yang lebih baik," ujar Khofifah.?

Di samping itu, daya tarik kota-kota besar seperti Jakarta begitu luar biasa, dimana menurut Khofifah 80 persen uang beredar di ibukota.

PKB Kab Tegal

"Mereka yang punya skill silahkan berjuang di ibukota. Yang belum punya kemampuan ikuti pelatihan keterampilan untuk bersaing untuk mendapatkan kesejahteraan," tambah dia. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ahlussunnah PKB Kab Tegal

Catatan Perjalanan Mahasiswa STAINU di Maroko

Rabat, PKB Kab Tegal. Bisa dibilang Maroko termasuk negara yang memiliki peradaban besar dalam sejarah perkembangan Islam di blantika Arab. Banyak ulama-ulama berpengaruh dunia yang muncul dari sana, sebut saja seperti Ibn Rusd, Ibn Khaldun, Ibn al Arabi, Ibn Batuta, Ibn Tofail, dan lain sebagainya. Maka menjadi suatu keharusan ketika berada di Maroko untuk sekedar “sowan dan ngalap berkah” terhadap ulama-ulama di negeri tersebut.

Catatan Perjalanan Mahasiswa STAINU di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)
Catatan Perjalanan Mahasiswa STAINU di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)

Catatan Perjalanan Mahasiswa STAINU di Maroko

Alhamdulillah kami mahasiswa STAINU Jakarta yang sedang mengkuti program pendalaman bahasa Arab kelas internasional di Maroko telah mengadakan rihlah spiritual dan ilmiah ke beberapa tempat bersejarah di Maroko yang berada di kota Meknes dan Fes. Salah satu alasan pememilihan dua kota ini karna terkenal dengan kota peradaban dan ilmiah yang banyak mencetak ulama-ulama besar sejak puluhan abad silam semisal Ibn Rusd, Ibn al Arabi, Ibnu Khaldun, Ibn Asyir, Syekh as Sonhaji.

Selain itu terkenal juga dengan keasrian alamnya yang bisa dinikmati sepanjang perjalanan menuju lokasi, mulai dari pemandangan yang sejuk di penuhi dengan hijau-hijauan pohon zaitun dan rumman (delima), sumber mata air bening nan jernih yang mengalir di sela-sela perkotaan dan tidak ketinggalan benteng-benteng coklat keabuan yang tinggi memanjang yang menjadi khas Maroko sehingga negeri ini akrab di sapa dengan “Negeri Seribu Benteng”. 

PKB Kab Tegal

Bermula dari seringnya mendengar nama-nama para tokoh terkenal dengan kemampuan spiritual-intelektualnya dalam beberapa diskusi ilmiah yang kami ikuti, yang ternyata banyak diantaranya berasal dari kota Fes. Tentu akan menjadi hal yang sangat nggregeti saat berada di Maroko tetapi tidak menyempatkan berkunjung ke tempat bersejarah tersebut. Niatan ingin kunjungan langsung ke tempat, menyaksikan dengan mata telanjang, serta ingin menjadikan kenangan terindah selama perkelanaan asing kami di bumi senja. 

Setelah mendiskusikan tentang rencana rihlah ini dengan teman-teman STAINU (Salaf Maroko) kami sepakat, dengan dibantu senior yang sudah lama di Maroko dan senantiasa membantu dari awal keberadaan di Maroko. Mereka membantu pengurusan dan penyewaan bus rihlah, penunjukkan jalan dan hal-hal penting lainnya maka rihlahpun bisa di berlangsungkan pada hari Sabtu 08/09/12 M yang diikuti sekitar 40 orang.

PKB Kab Tegal

Selain dari mahasiswa STAINU yang berjumlah 21 orang di Kenitra, ada juga dari beberapa mahasiswa luar kota Kenitra seperti Rabat, Fes dan Tangier yang ikut berpartisipasi dalam rihlah kami ini. 

Pada sekitar jam 10:00 BMT pak sopir mulai menancap gas meluncur ke dua kota tertuju dengan di mulai dari kota Meknes yang berada sebelum kota Fes sebagai penghujung rihlah ini. Perjalanan yang menegangkan penuh dengan jutaan tanya dan penasaran beraduk dengan rasa senang dan girang dalam benak kami membuat kami terefleksi untuk selalu melafadzkan subhanallah dalam lisan sepanjang perjalanan. Di tangah-tengah roda berputar dalam bus pariwisata berkapasitas 50 penumpang kami bisa menyaksikan bebarapa pemandangan kota di sepanjang jalan mulai dari kota Sidi Sulaiman, Sidi Qosim sebelum akhirnya sampai di tempat tujuan. 

Gurun luas  di pagari bukit-bukit bertitik hijau dengan pohon zaitun-nya dan bertitik putih dengan domba-domba gurun yang ikhlas dengan memakan rumput kering di gembalaanya menarik pikiran kami untuk mengakui kebesaran Allah dalam ciptaannya. Tak kalah menariknya saat kita dikejutkan dengan warna biru pekat di tengah warna gurun yang membuat mata ini layu melihatnya tiba-tiba menjadi segar dengan sebuah pemandangan danau dengan warna biru bening bak langit tak berawan, seakan mencerminkan langit dari dataran bumi yang gersang, menarik semua bola mata para penumpang untuk mengarah kesana, yang tentunya itu menarik hikmah tersndiri bagi yang mau bertafakkur akan keagungan ciptaan Allah. 

Alhamdulillah setelah kira-kira dua jam kita merintangi selat perbukitan panjang dan luas, setelah begitu lamanya kami memanjakan tatapan kita pada alam sekitar akhirnya sampai pada tujuan pertama dalam rihlah ini yaitu Volubilis atau dengan bahasa orang Marokonya Oualili. Kami bisa menyaksikan reruntuhan dan puing-puing bersejarah di lihat dari sisa-sisa reruntuhan bangunan yang tentunya sangat megah pada zamannya. sebut saja di antaranya Basilica, Capitol dll. Volubilis adalah salah satu peninggalan kerajaan Romawi yang dalam penelitian arkeolog kerajaan ini berdiri tiga abad sebelum masehi dalam kepemimpinan raja Youba II. Hal ini bisa di lihat dari bekas-bekas ukiran dan tulisan yang penuh dengan ciri dan kreasi yang sangat khas di papan-papan batu marmar yang sangat kokoh selama berabad-abad hingga bisa bertahan saat ini, yang dalam penelitian di ambil dari perbatuan gunung Zarhoun. Volubilis adalah tempat kuno bersejarah yang berada di belahan barat kota Zarhoun Maulay Idris, sekitar 40 KM dari kota Meknes.

Setelah cukup kami nikmati alam Volubilis, kami pun bergegas menuju rute rihlah berikutnya yaitu Dloreh Maulay Idris I yang berada di perbukitan yang tidak jauh dari Volubilis. Dloreh adalah berarti makam, sapaan untuk makam orang mulia dalam literatur bahasa Arab. Sangat layak dengan nama ini karena sosok yang kami kunjungi adalah pemuka dan penyebar agama Islam di maghribi, sebutan untuk Maroko, yang juga masih titisan darah suci baginda Rasulullah SAW (baca: ahlul bait). Beliau adalah sosok pejuang dari Masyrieq yang mempunyai saham besar dalam islamisasi di Maroko. Karna beliau-lah sebagai pendiri daulah Adarisah 788 M sebagai dinasti pertama di Maroko atas pembaiatan suku amazig yang ada di Oualili Zarhoun dan yang meresmikan kota Fes lama "Madinah baliah/ atiqoh" sebagai ibu kota pertama Maroko sebelum ibu kota Rabat.

Tempat yang sangat padat dengan pengunjung ini rupanya tidak di sia-siakan oleh para pebisnis. Kami pun disambut dengan  beraneka ragam pernak-pernik khas Maroko terlebih lilin dengan khas bentuk dan baunya yang harum hingga membuat kami bertanya-tanya dalam hati apa maksud dan tujuan tersebut. Kami beserta rombongan memasuki kawasan Dloreh yang bersebelahan dengan masjid. Dan setelah mengadakan pendekatan spiritual,kami pun menuju kunjungan berikutnya yaitu kota Fes sebagai kota terakhir dalam rute perjalanan kami. 

Dalam perjalanan kami di sambut dengan barisan pohon zaitun yang tertata rapi di sepanjang jalan memasuki kota Fes, seakan lambaian pohon-pohon itu adalah salam penghormatan bagi pengunjung kota tersebut. dalam benak kami, berdasarkan berbagai info yang kami dapat dari internet, Fes itu adalah surga dunia yang juga mempunyai 8 pintu layaknya surga di akhirat dan Fes selain unggul dari sisi ilmiahnya, juga di perkaya dengan kekayaan sumber alam, terlihat dari wana hijau yang menyelimuti kota fes di perbukitan serta bebarapa sumber mata air yang jernih dan sungai-sungai yang berada di sela-sela keramaian kota dan tentunya yang paling unik adalah motif ukirannya jauh lebih padat dan memikat dari ukiran Maroko secara umum. Dan info yang kami dapat tersebut tenyata cukup valid setelah kami bisa mebuktikan secara faktual bahwa Fes itu memang tidak jauh dari sanjungan seperti di atas. Kami menyaksikan pagar benteng yang tinggi dan panjang luar biasa saat pertama kali kami memasuki kota Fes. 

Setelah  rombongan tiba di lokasi kira-kira jam 04:00 GMT, sebagai pembukaan ziarah, kami segera menuju Dloreh Ibnu Al Aroby Al-Maafirie (468 H-543 H) salah satu ulama terkemuka pada zamannya. Ulama yang memiliki gelar Al Hafidz ini berasal dari penduduk Isybilia (Baca: Sevilla), Ibu kota Andalus yang berada di arah timur negara Spanyol. saat melakukan perantauan di masyriq, beliau berjumpa dengan bebarapa ulama terkenal di Baghdad, Damascus, Kufah dan Makkah, dan beliau sempat berguru kepada Abu Hamid Al Ghazali dan Abu Bakar Al Fihri. Setelah itu beliau melanjutkan rihlahnya ke Alexandria. Di tengah-tengah kepulangan beliau menuju Andalus, sempat juga berguru kepada Abu Bakar at Thurtusyie. Seteah banyak menimba ilmu dari Masyriq akhirnya beliau kembali tanah kelahiran menyebarkan pengtahuannya dengan Maroko menjadi ladang dakwahnya sampai beliau di Maroko tepatnya di kota Fes. 

Ada hal menarik saat kami ziarah ke Dloreh beliau yaitu kami bisa berjumpa dengan salah satu keturunan syekh Ibnu Al Aroby, seorang ibu yang setia mendoakan para peziaroh.Satu lagi yang menarik yaitu di tengah-tengah kita membaca tahlil dan surat-suratan dari ayat suci al-Quran, kepala kami disirami semacam air wangi dari botol khas Arab yang sempat sedikit mengganggu ke-khusyuan kami karna cukup menggagetkan. Setelah kami didoakan secara ikhlas oleh seorang ibu yang juga keturunan beliau tersebut, kami melanjutkan perjalanan rihlah menuju pasar tradisional Fes di kota lama. Kami mulai memusatkan pembelanjaan dengan membeli oleh-oleh untuk keluarga, saudara, dll, mumpung berada di kota Fes yang di kenal dengan berbagai jenis pernak pernik termasuk pakaian yang serba kulit dengan kualitas nomor satu yang layak dikoleksi. 

Setelah selesai berbelanja di pasar kami menuju masjid Al Qurawiyyin. Masjid ini merupakan masjid tertua dan bersejarah di dunia yang di bangun atas dana seorang perempuan yang menginfaq-kan semua hartanya  bernama Fathimah Al Fihriyyah. Dibangun pada tahun 245 H/ 859 M. Di Masjid ini kami melakukan sholat berjamaah sembari istirahat sejenak setelah cukup lelah mengelilingi pasar yang bergang-gang, panjang dan bercabang-cabang. setelah hati sudah mulai sejuk setelah melepas tanggung jawab sebagai orang Islam di masjid megah ini, kami kembali menyejukkan hati dengan berziarah ke Dloreh Sidi Ahmad At Tijani (1737 M - 1815 M) pendiri thoriqoh Tijaniah yang saat ini berkembang cukup pesat di Indonesia. 

Setelah cukup kami bernostalgia dengan Syekh At Tijani, kami pun harus meninggalkan kota surga ini menuju rumah kontrakan kami di Kenitra. Akhirnya kami kembali pulang menuju Kenitra setelah jam menunjukkan 09:00 GMT dengan lama perjalanan sekitar tiga jam. Semoga ini bukan perjumpaan terakhir kami dengan kota paling bersejarah ini, dan semoga Fes yang katanya surga dunia tersebut menjadi awal dan doa untuk kelak kita di akhirat menuju surga yang haqiqi nan abadi yang ma la ainun roat wala udzunun samiat wala khotoro ala qolbi basyar. Amin...

* Di tulis oleh tim kreatif Mahasiswa kelas internasional STAINU di Maroko atau yang menyebutkan dirinya dengan “Salaf Maroko”  



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja PKB Kab Tegal

Tahun Ajaran Baru, Puluhan Ribu Siswa Nyanyikan Ya Lal Wathan

Sidoarjo, PKB Kab Tegal - Upacara penutupan pengenalan lingkungan sekolah (PLS) dan pembukaan tahun ajaran baru yang dilakukan di halaman sekolah Yayasan Pendidikan Sosial Maarif (YPM) Hasyim Latif, Desa Ngelom, Kecamatan Taman Sidoarjo, Jalan Megare Ngelom Taman Sidoarjo, diikuti puluhan ribu siswa terdiri dari siswa MTs/MA dan SMK di bawah naungan YPM Hasyim Latief. Uparaca tersebut juga dihadiri Wakil Gubenrur Jawa Timur, H Saifullah Yusuf sebagai inspektur upacara.

?

Uniknya, dalam upacara PLS dan pembukaan tahun ajaran baru ini, para siswa menyanyikan lagu Ya Lal Wathan” karya KH Abdul Wahab Chasbullah yang berisi seruan cinta tanah air. Selain itu, para guru dan siswa juga meneriakkan yel-yel semboyan Nahdlatul Ulama yang berdaulat Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Unduh Lagu "Ya Lal Wathan").
Tahun Ajaran Baru, Puluhan Ribu Siswa Nyanyikan Ya Lal Wathan (Sumber Gambar : Nu Online)
Tahun Ajaran Baru, Puluhan Ribu Siswa Nyanyikan Ya Lal Wathan (Sumber Gambar : Nu Online)

Tahun Ajaran Baru, Puluhan Ribu Siswa Nyanyikan Ya Lal Wathan

?

Menurut Ketua YPM Hasyim Latief, Ahmad Makki, kegiatan ini adalah penutupan kegiatan PLS yang sudah dilakukan selama satu minggu. Kegiatan PLS di YPM ini juga berbeda dari sekolah lainya. Karena para siswa diberikan pengajaran kecintaan kepada Nahdaltul Ulama dan mempunyai rasa nasionalisme terhadap NKRI serta berakhlak mulia.

PKB Kab Tegal

"Yang memang kita inginkan adalah menanamkan ke siswa untuk rasa nasionalisme dan rasa cinta kepada NU. Sehingga, pada pelaksanaan PLS banyak muatan seputar jati diri sebagai orang NU dan sebagai orang Indonesia kita berikan kepada para siswa. Mengingat, tema kita adalah Meneguhkan Keindonesiaan dan Ke-NU-an dalam Rangka Membina Akhlak Mulia," kata Ahmad Makki, Ahad (24/7).

Ia menjelaskan, masa orentasi siswa (MOS) saat ini diganti oleh Kementrian Pendidikan dengan nama pengenalan lingkungan sekolah atau PLS. Dengan diubahnya nama itu, diharapkan tidak ada aksi perploncoan terhadap siswa baru. Dalam hal ini, pendidikan yang berbasis akhlak nantinya bisa diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan terkait ajaran amaliyah An-Nahdliyah.

?

"Para siswa juga kita kenalkan NU melalui tokoh NU. Sehingga mereka bisa membaca peran NU dalam pendirian bangsa Indonesia. Dalam proses KBM nanti, kita juga akan memberikan mata pelajaran agama meliputi, fiqih, aqidah akhlak, aswaja dan Al-Quran hadits. Di dalamnya akan kita masukkan tentang jiwa nasionalisme dan jati diri seorang NU. Sehingga, mereka tidak mudah goyah apabila ada hal-hal yang berkaitan tentangan amalan An-Nahdliyah," jelasnya. (Moh Kholidun/Mahbib)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Fragmen PKB Kab Tegal

Mustolih: Kalau Tidak Transparan, Hentikan Pungutan Dana Publik

Jakarta, PKB Kab Tegal. Terkait keberatan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (SAT) disebut sebagai badan publik, Mustolih Siroj mengatakan tidak ada persoalan apakah Alfamart badan publik atau bukan. Menurutnya, menghimpun dana publik, harus memberikan transparansi dalam pelaporan dana yang dikumpulkan.

“Kalau Alfamart tidak mampu memberikan transparansi kepada publik, padahal Alfamart harus mempertanggungjawabkan itu, maka hentikan pungutan sumbangan kepada publik,” kata Mustolih, sesaat setelah menjadi pembicara dalam acara Ngobrol Filantropi (Ngopi) yang digelar NU Care Tangerang Selatan, di Saung Cendol Huis, Ciputat, Ahad (26/2).

(Baca:? Pengelola Jaringan Alfamart Tolak Disebut Badan Publik)

Mustolih: Kalau Tidak Transparan, Hentikan Pungutan Dana Publik (Sumber Gambar : Nu Online)
Mustolih: Kalau Tidak Transparan, Hentikan Pungutan Dana Publik (Sumber Gambar : Nu Online)

Mustolih: Kalau Tidak Transparan, Hentikan Pungutan Dana Publik

Mustolih menegaskan pihaknya tidak minta ketransparanan pada tata kelola Alfamart, misalnya terkait dengan transaksi bisnis, manajemen, gaji karyawan, maupun keuntungan.?

“Sejak awal saya tidak ingin mengotak-atik misalnya laba Alfamart berapa, gaji karyawan berapa, menajemen seperti apa. Itu kegiatan komersial Alfamart yang kita hargai dan tidak kita persoalkan,” ungkapnya.

PKB Kab Tegal

Hanya saja, lanjut Mustolih, Alfamart meminta sumbangan kepada setiap konsumen yang datang, walaupun itu hanya uang kembalian bernilai seratus rupiah. Menjadi sangat penting bagi Alfamart untuk melakukan transparansi.?

“Alfamart sudah melakukan pungutan seperti yang dilakukan lembaga zakat seperti NU Care LAZISNU, Dompet Duafa, Lazismu. Apakah Alfamart juga sudah melakukan pelaporan seperti lembaga-lembaga zakat, ini yang tidak pernah. Mestinya setiap akhir tahun ada laporan neraca keuangan, lalu dimuat di koran. Alfamart tidak melakukan itu,” terang Dosen Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Mustolih juga menyampaikan tuntutannya ? agar Alfamart melakukan transparansi bukan menandakan bahwa ia antikedermawanan, tetapi justru mendorong profesionalisme. Sementara tindakan Alfamart yang melaporkannya ke pengadilan merupakan preseden buruk bagi konsumen dan kasus itu baru ada.?

PKB Kab Tegal

“Jadi ada resiko dengan menjadi donatur Alfamaret diseret ke pengadilan,” seloroh Mustolih.

Sebelumnya, beberapa pihak menyampaikan dukungan kepada Mustoloh atas perkara tersebut. (Kendi Setiawan/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama PKB Kab Tegal

Kamis, 26 Oktober 2017

PMII FISIP UIN Gunung Jati Galang Dana untuk Banjir Bandung

Bandung, PKB Kab Tegal. Rayon PMII Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Sunan Gunung Jati Bandung tergerak untuk menggalang dana bagi korban banjir di wilayah khususnya Bandung Selatan. Mereka mengadakan aksi tanggap bencana banjir yang merendam beberapa kelurahan di kecamatan Bale Endah, kabupaten Bandung.

PMII FISIP UIN Gunung Jati Galang Dana untuk Banjir Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII FISIP UIN Gunung Jati Galang Dana untuk Banjir Bandung (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII FISIP UIN Gunung Jati Galang Dana untuk Banjir Bandung

Menurut salah seorang peserta aksi Anggra Nugraha, penggalangan dana untuk korban dinilai penting bagi PMII karena wujud aktualisasi semangat nilai pergerakan PMII.

“Menolong korban bencana merupakan salah satu bentuk aktualisasi NDP tersebut,” kata Anggra, bidang Kaderisasi Rayon PMII FISIP UIN Sunan Gunung Jati kepada PKB Kab Tegal, Kamis (1/1).

PKB Kab Tegal

Sebelumnya, kader-kader PMII FISIP memusatkan penggalangan dana di depan kampus UIN Sunan ? Gunung Jati dan dekat Samsat kota Bandung. Dana yang terkumpul mencapai 1,5 juta rupiah dan beberapa pakaian layak pakai.

PKB Kab Tegal

Dana tersebut lalu dibelanjakan sejumlah logistik yang dibutuhkan para pengungsi, seperti pakaian dalam, pembalut dan popok bayi serta multivitamin. Kemudian logistik-logistik ini diberikan langsung kepada lurah di daerah Baleendah dan Dayeuhkolot.

Bantuan tersebut, Anggra berharap, semoga dapat bermanfaat bagi korban bencana di sebagai bentuk kepedulian PMII terhadap sesama bangsa indonesia.

“Kami minta agar Pemerintah segera melakukan langkah-langkah strategis sehingga tidak terjadi bencana seperti ini lagi,” kata Anggra.

Untuk kader-kader PMII, lanjut Anggra, mereka harus dibimbing melalui pendidikan dan kegiatan yang bersifat formal, non formal maupun informal agar para kader senantiasa melek terhadap realita sosial di sekitarnya.

“Kita harus dorong kader PMII terhadap kegiatan pendidikan, pendampingan dan pemberdayaan masyarakat sehingga dapat menciptakan kader tidak sekedar doyan mengkritik, tapi dapat juga menjadi problem solver di lingkungannya,” tegas mahasiswa Sosiologi itu.

Banjir kali ini termasuk banjir paling besar dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Biasanya banjir hanya selutut orang dewasa. Tetapi, tahun ini banjir mencapai perut orang dewasa. Bahkan ada yang mencapai ketinggian 3 meter. Sehingga banyak warga yang rumahnya terendam banjir lantas mengungsi. (M Zidni Nafi’/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ahlussunnah, Olahraga, Pemurnian Aqidah PKB Kab Tegal

Mayoran: Ajaran Rasulullah Satu Nampan Banyak Tangan

Mayoran adalah istilah yang digunakan oleh para santri untuk menunjukkan satu kegiatan makan bersama-sama dalam satu wadah besar. Wadah itu bisa berupa pelepah daun pisang (seperti gambar di atas) bisa juga dengan nampan atau baki. Nampan atau baki merupakan salah satu wadah yang biasa digunakan untuk menyajikan makanan atau minuman, biasanya terbuat dari kayu, plastik, logam, atau bahan lainnya. Adapun bentuknya bisa bulat, atau persegi. Jika persegi kadang ada yang bertelinga di sisi kanan dan kiri sebagai pegangan tangan. Sebagian masyarakat menyebut nampan sebagai talam, dulang atau tapsi. Karena itulah mayoran di sebagian pesantren disebut dengan istilah nampanan atau tapsinan. Yakni makan bersama-sama dengan satu nampan atau tapsi sebagai piring besarnya.

Pada dasarnya mayoran merupakan ekspresi rasa syukur kepada Allah atas nikmatnya yang tidak pernah putus. Mayoran oleh para santri adalah momen spesial yang sengaja diadakan untuk merayakan sebuah keberhasilan. Seperti ketika khatam dari satu pengajian kitab tertentu, atau hatam Al-Quran, atau lulus ujian kitab, atau sekedar bersyukur atas nikmat sehat dan berkumpul bersama sahabat dan teman-teman. Tentang menu masakan sangatlah fariatif, tergantung kesepakatan bersama. Tidak harus mewah, tetapi tidak boleh meninggalkan sambel yang pedas dan harus disajikan dalam keadaan panas.

Mayoran: Ajaran Rasulullah Satu Nampan Banyak Tangan (Sumber Gambar : Nu Online)
Mayoran: Ajaran Rasulullah Satu Nampan Banyak Tangan (Sumber Gambar : Nu Online)

Mayoran: Ajaran Rasulullah Satu Nampan Banyak Tangan

Konsep makan bersama dalam satu piring besar ini tidak hanya ada di pesantren saja, tetapi juga hidup dilingkungan masyarakat Arab. Bahkan di beberapa restoran Arab menyediakan model hidangan nampanan seperti ini. Tentunya dengan menu yang juga khas arab dengan nasi kebuli kambing atau nasi mandhi, nasi kabsah dan lain sebagainya.

Tradisi makan bersama dengan banyak tangan dalam satu piring besar ini sesungguhnya merupakan ajaran Rasulullah. Dalam sebuah hadits yang datang dari sahabat Wahsyi bin Harb dan diriwayatkan oleh Abu Dawud disebutkan:

PKB Kab Tegal

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PKB Kab Tegal

Bahwasannya para sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, "(Mengapa) kita makan tetapi tidak kenyang?" Rasulullah balik bertanya, "Apakah kalian makan sendiri-sendiri?" Mereka menjawab, "Ya (kami makan sendiri-sendiri)". Rasulullah pun menjawab, "Makanlah kalian bersama-sama dan bacalah basmalah, maka Allah akan memberikan berkah kepada kalian semua." (HR. Abu Dawud)

Demikianlah anjuran Rasulullah dipegang teguh oleh para sahabat dan keluarganya. Hingga kini para habaib dan kiai di pesantren yang tidak mau makan sehingga datang satu teman untuk makan bersama. Karena makan sendirian? bagi mereka adalah sebuah aib yang harus dihindarkan sebagaimana Rasulullah tidak pernah melakukannya.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sahabat Anas radliyallahu anh berkata bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak pernah makan sendirian. Rasulullah juga pernah bersabda bahwa sebaik-baik makanan adalah yang dimakan banyak tangan.

Artinya keberkahan sebuah makanan juga berhubungan dengan seberapa banyak orang yang ikut menikmatinya, semakin banyak tangan semakin berkah. Inilah kemudian yang oleh para santri dijadikan sebagai pedoman selalu makan dengan konsep mayoran.

Satu nampan banyak tangan merupakan pelajaran yang berharga. Pelajaran membangun karakter kebersamaan dan egaliterian dalam pesantren. Satu nasib satu sepenanggungan satu rasa satu masakan. Tidak ada beda pembagian antara mereka yang memberi banyak atau sedikit, antara pemiliki beras atau pemilik nampan, antara yang masak nasi dan yang menunggu tungku. Semua makan bersama-sama dalam waktu dan ruang yang sama. Hal ini juga menjadi latihan praktis untuk menghindarkan para santri dari sifat kikir dan bakhil.

Inilah yang di kemudian hari menjadi salah satu bahan pengawet kerukunan antar mereka. Perbedaan prinsip, pendapat dan pendapatan tidak akan mempu menggoyahkan rasa kekeluargaan antara mereka. Karena makan satu nampan dengan banyak tangan terlalu kokoh untuk sekedar menghadapi perbedaan prinsip dan pilihan.

Untuk mengenang kembali masa-masa di pesantren, dan untuk memperoleh banyak berkah tradisi makan bersama dalam satu nampan masih dipertahankan. Di beberapa daerah mayoran selalu dilaksanakan ketika memperingati hari-hari besar Islam, terutama setelah acara membaca maulid atau setelah shalat id. (Ulil Hadrawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Ubudiyah, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Koruptor, NU Rekomendasikan Pemiskinan sampai Hukum Mati

Jombang, PKB Kab Tegal. Ketua Komisi F yang juga Wakil Sekjen PBNU Masduqi Baidlawi mengatakan, koruptor harus dihukum maksimal. Sebab, korupsi merupakan kejahatan luar biasa terhadap kemanusiaan yang menimbulkan mudharat dalam jangka panjang.

“Selain korupsi, pencucian uang (money laundry) juga masuk kategori ini,” ucap Masduqi kepada PKB Kab Tegal usai memimpin rapat komisi F yang di gedung KH M Yusuf Hasyim Pesantren Tebuireng Cukir, Diwek, Jombang, Selasa (4/8).

Koruptor, NU Rekomendasikan Pemiskinan sampai Hukum Mati (Sumber Gambar : Nu Online)
Koruptor, NU Rekomendasikan Pemiskinan sampai Hukum Mati (Sumber Gambar : Nu Online)

Koruptor, NU Rekomendasikan Pemiskinan sampai Hukum Mati

Para muktamirin bersikap, lanjut Masduqi, NU harus memperkuat garis perjuangan anti-korupsi untuk melindungi ulama, jamaah dan organisasinya. Selain itu, juga melindungi hak rakyat dari kezaliman koruptor. “Terpenting, NU musti mendidik para calon pejabat untuk tidak berdamai dengan korupsi dan pencucian uang,” tandasnya.

PKB Kab Tegal

Cak Duqi, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa para koruptor akan menerima sanksi meliputi sanksi moral, sosial, pemiskinan, ta’zir, dan hukuman mati sebagai hukuman maksimal. “Tapi, hukuman berat ini mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” jelasnya.

Anggota komisi F juga sepakat tentang pemberian hukuman yang lebih berat lagi bagi penyelenggara negara, terutama aparat penegak hukum, yang terlibat tindak pidana korupsi. Sebaliknya, negara  harus melindungi dan memperkuat semua pihak yang melaksanakan jihad melawan korupsi.

PKB Kab Tegal

Anggota Komisi F Alissa Wahid menambahkan, NU menolak praktek kriminalisasi terhadap seluruh pegiat anti-korupsi oleh aparat penegak hukum. Aparat penegak hukum harus dapat menegakkan keadilan dan tidak berlaku sewenang-wenang.

“Penegak hukum yang menangani terhadap kasus hukum, termasuk kasus korupsi dan tindak pidana pencucian uang, harus melakukannya secara tepat dan cepat, berkeadilan dan mempunyai kepastian hukum,” papar Alissa.

Putri sulung Gus Dur ini berharap alim ulama serta para pemuka agama dan tokoh masyarakat menjadi teladan dan penjaga moral melalui pendekatan nilai-nilai dan perilaku anti-korupsi. “Mari kita dukung pemberantasan korupsi yang membuat republik ini sakit,” pungkasnya. (Musthofa Asrori/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pahlawan, Ahlussunnah, Kyai PKB Kab Tegal

Dari Infaq dan Sedekah, PCNU Ngawi Segera Miliki Gedung

Ngawi, PKB Kab Tegal. Keinginan warga Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Ngawi memiliki Gedung NU baru tiga lantai akan segera menjadi nyata. Gedung tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 5 ribu meter persegi di Jl Soekarno-Hatta atau Ring Road Ngawi. Di tanah tersebut dibangun kantor, masjid, pusat studi, plus gedung serbaguna.

Dari Infaq dan Sedekah, PCNU Ngawi Segera Miliki Gedung (Sumber Gambar : Nu Online)
Dari Infaq dan Sedekah, PCNU Ngawi Segera Miliki Gedung (Sumber Gambar : Nu Online)

Dari Infaq dan Sedekah, PCNU Ngawi Segera Miliki Gedung

Pembangunan tersebut direncanakan menghabiskan biaya senilai 17 miliar rupiah dan diperkirakan akan selesai 3 tahun. Jumlah tersebut dihimpun NU dan Banom dari jalan infaq atau sedekah dari kedermawanan pengurus sendiri serta masyarakat luas.

“Alhamdulillah, saat ini sesuai keinginan kita bersama, warga NU bakal memiliki gedung baru. Dana itu kami peroleh dari jihad amwal (harta, red.) warga NU,” jelas KH A. Ulinnuha Rozi, Ketua Pengurus Cabang NU Ngawi. Ia juga membuka kesempatan bagi siapa pun yang berkemauan membantu menyukseskan proyek ini.

PKB Kab Tegal

Dana yang sudah ada dan terkumpul oleh panitia pembangunan, langsung dibelikan tanah uruk berupa tanah padas sebab kondisi tanah menjorok ke bawah sedalam 1 meter.

Dari pantauan PKB Kab Tegal, pembangunan sedang pada tahap pengurukan dan pemerataan menggunakan tanah padas. Penggurukan dimulai pada tanggal 5 Maret 2016. Dan hampir setiap hari, tampak warga bergiliran di lokasi.

PKB Kab Tegal

Di tempat yang berbeda, Jum’at, (11/3), Ketua LP Ma’arif KH Istamar membenarkan perihal hajat besar dan i’tikad perjuangan Nahdliyyin Ngawi mengembangkan Ahlussunnah wal Jamaah.

“Pembangunan sedang dalam pengurukan. Kalau hendak lihat gotong royong warga NU, silahkan langsung datang ke lokasi, Banser sedang ro’an,“ katanya sembari menambahkan, “kita berharap pembangunan gedung baru tersebut lancar-lancar; baik secara visi maupun finansial,” katanya. (Ali Makhrus/Abadullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta, Pendidikan PKB Kab Tegal

Ini Aplikasi Doa di Android Milik NU

Jakarta, PKB Kab Tegal. Bagi umat muslim yang tak hafal doa, kini bisa memasang aplikasinya melalui ponsel android. Tinggal cari di Play Store, unduh, lalu dipasang. Hanya membutuhkan beberapa menit, kemudian bisa berdoa sesuai keperluan.

Pengurus  Pusat Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama mengupayakan layanan bernama "Kumpulan Doa Pilihan" itu  dengan alamat http://doa.duaiti.com/ atau bisa dicari di Play Store dengan kata kunci "lakpesdam".

Ini Aplikasi Doa di Android Milik NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Aplikasi Doa di Android Milik NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Aplikasi Doa di Android Milik NU

Direktur Eksekutif PP Lakpesdam NU, Muhammad Hasyim, mengatakan, aplikasi di android itu sudah dioperasikan seminggu lalu, “Baru ada 100 lebih doa, yang terkategori menjadi 9 doa utama,” katanya di gedung PBNU, Jakarta, Selasa (20/5).

PKB Kab Tegal

Hasyim merinci 9 kategori doa tersebut yaitu, doa harian, di luar ruangan, ibadah seperti shalat dan lain-lain, fenomena alam, kebahagian, haji dan qurban, keadaan galau, bulan hijriyah, macam-macam shalawat Nabi, doa anak, macam-macam Rawi Maulid, bacaan tahlil dan doa lainnya.

PKB Kab Tegal

“Doa-doa tersebut akan terus terus dilengkapi, dan layanan akan terus akan ada perbaikan-perbaikan,” katanya.

Hasyim meminta para pengguna adroid menyampaikan kritik dan saran untuk perbaikan layanan itu melalui surat elektronik office@lakpesdam.org. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai PKB Kab Tegal