Tampilkan postingan dengan label Bahtsul Masail. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahtsul Masail. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Maret 2018

Perguruan Tinggi Islam Perlu Tingkatkan Kualitas

Jepara, PKB Kab Tegal. Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI Prof Dr H Nur Syam M.Si, mengungkapkan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) perlu meningkatkan kualitas pendidikan agar mampu bersaing dengan PT lain.?

Demikian disampaikannya dalam Seminar Nasional “Model Pengembangan PTAIS Masa Depan” yang diselenggarakan Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Jepara di gedung Haji, Sabtu (26/1).

Perguruan Tinggi Islam Perlu Tingkatkan Kualitas (Sumber Gambar : Nu Online)
Perguruan Tinggi Islam Perlu Tingkatkan Kualitas (Sumber Gambar : Nu Online)

Perguruan Tinggi Islam Perlu Tingkatkan Kualitas

Menurutnya, untuk meningkatkan kualitas pertama PTAI perlu meningkatkan akses pemerataan pendidikan. Pembukaan program studi (prodi) baru merupakan cara untuk peningkatan kualitas, pemerataan akses dan upaya untuk pengembangan PT.

Kedua, peningkatan daya saing dan relevansi kebutuhan masyarakat. PTAI jelas Syam perlu berdaya saing dengan PT lain dengan mengedepankan distingsi (perbedaan) dan ekselensi (keunggulan). Apalagi sambungnya ke depan akan ada akademi komunitas di tiap Kabupaten.

PKB Kab Tegal

Akademi komunitas papar Syam kampus harus siap menjanjikan pekerjaan bagi alumninya. Ia menyontohkan jika di Jepara merupakan pusat usaha mebel maka perlu dibentuk akademi ukir dan akademi terkait bekerjasama dengan sentra ukir yang nantinya akan mempekerjakan alumninya disana. Begitu pun dengan contoh-contoh lain.

PKB Kab Tegal

Karenanya jika tidak ingin ditinggalkan masyarakat, PTAI segera merubah diri. Penguasaan hard skill dan soft skill seimbang. “Sarjana Tafsir Hadits perlu menguasai jurnalistik. Ahli Fiqih juga perlu menguasai kerajinan,” paparnya.

Kualitas Pendidikan NU

Keberhasilan belajar, kata Syam 20% dari ilmu pengetahuan dan sisanya 80% dari soft skill. Ia menambahkan INISNU sebagai Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) juga perlu menonjolkan perbedaan dan kelebihannya. Semisal lulusan INISNU harus mampu membaca kitab kuning. Kitab kuning menurutnya merupakan sisi menarik dari NU.

Berkaitan dengan distingti dan ekselensi ia menyebut salah satu MI di DKI Jakarta yang diserbu peminat lantaran peserta didik harus lulus 6 juz. Setahun siswa menghafal 1 juz. Sebelum pendaftaran siswa baru sudah diserbu pendaftar dari berbagai penjuru.

Sampel lain di tiap Kabupaten ada madrasah-madrasah unggulan yang menjadi jujukan anak pejabat dan kelas menengah ke atas. Keberadaan madrasah unggulan akan selalu direspon para stake holder.

Meski demikian dirinya khawatir dengan gerakan islam fundamental yang semakin getol mengembangkan PAUD dan jenjang pendidikan seterusnya yang ke depan akan mengkhawatirkan eksistensi NU. Karenanya Nur Syam meminta NU mempunyai proyek pendidikan unggulan dari mulai PAUD, MI, MTs, MA dan PT agar tradisi NU yasinan, tahlil, dibaan dll tidak hilang dari pusaran bumi.

Dalam seminar yang dihadiri ratusan calon wisudawan/ wati INISNU juga hadir Prof Dr Sugoyono M.Pd ketua PP LP Maarif NU yang menyampaikan materi “Arah dan Pengembangan Manajemen PTAIS Masa Depan.”?

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor : Syaiful Mustaqim

?

?

?

?

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Jumat, 16 Februari 2018

Kemenag Dongkrak Mutu MTs melalui Kebijakan Inovatif

Jakarta, PKB Kab Tegal



Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menyempurnakan sistem dan model pendidikan. Antara lain dengan dikeluarkannya Undang-Undang nomor 22 dan 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, yang diikuti lahirnya Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang tersebut secara langsung berpengaruh terhadap manajemen pendidikan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Kemenag Dongkrak Mutu MTs melalui Kebijakan Inovatif (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemenag Dongkrak Mutu MTs melalui Kebijakan Inovatif (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemenag Dongkrak Mutu MTs melalui Kebijakan Inovatif

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan tersebut, Kemenag menggagas Kebijakan Mutu Madrasah dengan prinsip Manajemen Berbasis Madrasah atau Madrasah Based Management (MBM).?

Di Madrasah Tsanawiyah (MTs), MBM memiliki karakteristik pelaksanaan yang dapat diketahui dari parameter sebagai berikut, yaitu bagaimana MTs dapat mengoptimalkan kinerjanya, bagaimana MTs dapat mengoptimalkan proses pembelajaran, bagaimana MTs dapat mengoptimalkan pengelolaan sumber belajar, bagaimana MTs dapat mengoptimalkan profesionalisme tenaga kependidikan, dan ? bagaimana MTs dapat mengoptimalkan sistem administrasi secara keseluruhan.

Untuk menjamin tercapainya MBM, ada 4 (empat) komponen yang menjadi pilar utama pelaksanaannya, yaitu desentralisasi pengambilan keputusan, desentralisasi informasi, desentralisasi penghargaan, dan desentralisasi pengetahuan dan keterampilan.

PKB Kab Tegal

Dalam menerapkan kebijakan mutu madrasah, terlebih dahulu dibuat Analisis SWOT (Strength Weakness Opportunity Treath). Pertama, strength (kekuatan) meliputi guru yang memiliki kualifikasi S1 dan beberapa guru yang telah menyelesaikan S2, jumlah guru yang cukup, memiliki kepala madrasah yang tegas dan visioner, jumlah murid yang banyak, animo masyarakat positif terhadap madrasah.?

Kedua, weakness (kelemahan) meliputi ada beberapa guru yang kurang disiplin, dan ada beberapa murid yang berperilaku negatif. Ketiga, opportunity (peluang) meliputi: tunjangan profesi guru bisa membuat kinerja guru meningkat, dan status madrasah dan sekolah umum yang sama. Keempat, treath (ancaman) seperti masih ditemukan warung internet (warnet) di dekat madrasah, ada persewaan? play station/game di dekat madrasah, pengaruh narkoba dari luar madrasah, dan kenakalan remaja.

Kebijakan-kebijakan strategis yang dilakukan madrasah untuk mengimplementasikan visi, misi, dan tujuan di atas adalah membangun profesionalisme dengan pendidikan dan pelatihan, memberdayakan setiap potensi dengan spirit ibadah, menerapkan pola manajemen yang transparan dan akuntabel dengan sentuhan budaya dan agama, melejitkan setiap potensi dengan kreativitas dan inovasi, dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan nikmat dengan ruh ukhuwah.

Penerapan MBM berdampak pada peningkatan kinerja madrasah, dengan menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat. Selain itu, madrasah diharapkan juga dapat meningkatkan efesiensi, partisipasi, dan mutu, serta bertanggung jawab kepada masyarakat dan pemerintah. Bagaimana implementasi dari kebijakan tersebut, Balitbang Diklat Kemenag kemudian melakukan penelitian tentang hasilnya. Laporan atas hasil riset ini akan dimuat secara berseri di PKB Kab Tegal? (Kendi Setiawan/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Pertandingan, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Senin, 12 Februari 2018

Resmi Dilantik, Rektor UNU Indonesia Komit Bangun Universitas Unggul

Jakarta, PKB Kab Tegal. Prof Dr M Maksum Mahfoedz resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Indonesia oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof Dr KH Said Aqil Siroj, Kamis (9/7) di lantai 5 Gedung PBNU.

Kegiatan pelantikan ini dibarengi dengan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Lajnah Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) yang dihadiri oleh ratusan Perguruan Tinggi NU dari seluruh Indonesia.

Resmi Dilantik, Rektor UNU Indonesia Komit Bangun Universitas Unggul (Sumber Gambar : Nu Online)
Resmi Dilantik, Rektor UNU Indonesia Komit Bangun Universitas Unggul (Sumber Gambar : Nu Online)

Resmi Dilantik, Rektor UNU Indonesia Komit Bangun Universitas Unggul

Ketua BPPTNU, Dr KH Mujib Qulyubi menuturkan, pelantikan ini merupakan langkah awal diantara langkah-langkah besar yang telah dilakukan oleh tim pendiri UNU Indoensia menuju proses pengembangan.

PKB Kab Tegal

“Apalagi dalam pelantikan ini dihadiri 2 kementerian sekaligus, yaitu Menristek Dikti, Prof M Nasir dan pihak Kemenag yang menjadi pertanda bagus dalam pengembangan UNU Indonesia ke depan,” ujar Kiai Mujib.

PKB Kab Tegal

Mantan Ketua STAINU Jakarta ini menambahkan, bahwa proses bertumbuh UNU Indonesia telah dilakukan oleh tim pendiri dan pengelola sehingga universitas NU di Jakarta ini akhirnya terwujud dengan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.

Rektor terpilih, Prof Maksum Mahfoedz menerangkan, bahwa dirinya akan mewujudkan UNU Indonesia menjadi universitas unggul dimana menjadi tempat berbaurnya dunia akademik, keislaman, kebangsaan, dan kejuangan.

“Kalau NU yang membutuhkan dan mengamanahkan, sikap saya sami’na wa atho’na. Saya dan teman-teman akan menahkodai UNU Indonesia berdasarkan prinsip kolektivitas atau kebersamaan dengan tidak menonjolkan ego jabatan,” ujar Guru Besar UGM Yogyakarta ini.

Sementara itu, Menristek Dikti dalam sambutannya usai meneken MoU dari berbagai perguruan tinggi NU yang hadir menuturkan, bahwa kualitas perguruan tinggi salah satunya ditentukan oleh produktivitas ilmiah dari segenap civitas akademiknya. “Jadi karya tulis dan penelitian harus terus-menerus dilakukan kemudian dipublikasikan melalui jurnal atau media lain yang mendukung,” terang mantan Rektor Undip Semarang ini.

Kegiatan pelantikan juga disaksikan oleh Ketua LPTNU, Dr H Noor Achmad, segenap jajaran pengurus UNU Indonesia, pimpinan Pascasarjana Islam Nusantara STAINU Jakarta, serta para pengelola Perguruan Tinggi NU dari seluruh Indonesia.?

UNU Indonesia juga menyediakan beberapa program beasiswa, diantaranya beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dan beasiswa afirmasi bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu serta beasiswa dari berbagai lembaga pemerintah yang telah menjalin kerja sama dengan UNU Indonesia.

Terkait dengan penerimaan mahasiswa baru, pendaftaran gelombang pertama diselenggarakan tanggal 8 Juli-19 Agustus 2015. Sedangkan gelombang kedua dilakukan tanggal 24 Agustus-30 September 2015. Adapun awal perkuliahaan digelar 7 Oktober 2015. Formulir pendaftaran bisa diakses secara online di www.unuindonesia.ac.id maupun datang langsung ke kampus Jl Taman Amir Hamzah No 5 Jakarta Pusat.? (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Selasa, 23 Januari 2018

Pesantren Tambakberas Siapkan Peringatan Seabad Madrasah

Jombang, PKB Kab Tegal

Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) yang lebih dikenal dengan Pesantren Tambakberas Jombang, Jawa Timur, tahun ini akan memperingati usia satu abad madrasah. Berbagai acara disiapkan sebagai momentum hari bersejarah tersebut.

Pesantren Tambakberas Siapkan Peringatan Seabad Madrasah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Tambakberas Siapkan Peringatan Seabad Madrasah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Tambakberas Siapkan Peringatan Seabad Madrasah

"Kalau usia pesantren memasuki 191 tahun," kata KH M Fadlullah Malik kepada media ini, Rabu (23/3). Sedangkan satu abad adalah peringatan bagi dikenalkannya sistem klasikal atau madrasah di PPBU sebagai perpaduan antara model lama khas pesantren dengan sistem baru hasil pengembaraan pengetahuan ke sejumlah kawasan baik di dalam maupun luar negeri,? khususnya di Tanah Haram, lanjutnya.

"Perlu diketahui bahwa Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas didirikan tahun 1825 oleh salah satu pasukan Pangeran Diponegoro yang membentengi Jawa yakni Abdussalam yang lebih populer dengan nama Mbah Saichah," katanya.

PKB Kab Tegal

Dan dalam perjalanannya, pesantren yang terletak di Dusun Tambakberas, Desa Tambakrejo, Jombang ini terus menjaga sistem weton, sorogan, dan bandongan. "Dan setelah sejumlah putra kiai dan santri menempuh pendidikan tinggi di dalam serta luar negeri, sistem tersebut mengalami adaptasi dengan dikenalkannya model klasikal madrasah," terangnya.

PKB Kab Tegal

Peristiwa mulai dikenalkannya model madrasah secara klasikal ini adalah tahun 1915, yang akhirnya menjadi momentum diselenggarakan acara satu abad madrasah tersebut.

"Kepanitiaan telah terbentuk dan melakukan sejumlah rapat untuk memastikan rangkaian yang akan digelar," kata Gus Fad, sapaan akrabnya. Ketua panitia kegiatan ini mengemukakan bahwa berbagai kegiatan telah melalui pertimbangan dan dipasrahkan kepada para koordinator bidang.

Secara lebih rinci, mantan anggota DPRD Jombang itu menjelaskan bahwa acara yang telah disiapkan adalah bedah buku, wayang wali, ushbu‘ul waahid, festival bonsai, seminar, gowes, pameran, dan kontes burung, lailatus shalawat, khatbilom Quran bildhaib, khitanan massal, serta pengajian umum.

"Untuk pembukaan sekaligus dimulainya rangkaian harlah satu abad madrasah adalah dengan kegiatan bedah buku," kata Gus Fad. Acara diselenggarakan di aula pesantren setempat hari Selasa, 26 April mendatang, jelasnya.

Dan usai bedah buku, kegiatan lain akan mengiringi hingga Sabtu, 4 Juni. "Sehingga kegiatan dalam rangkaian harlah satu abad ini lumayan panjang karena sejumlah kegiatan diselenggarakan di banyak tempat dan melibatkan peserta dari berbagai kalangan," ungkapnya.

Peringatan satu abad ini sebagai upaya mengingatkan para kiai, ustadz, santri dan juga alumni akan makna didirikannya madrasah di pesantren tersebut.? (Ibnu Nawawi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Senin, 22 Januari 2018

Puluhan Ribu Nahdliyin Bakal Padati Kawasan Lawu

Karanganyar, PKB Kab Tegal - Puluhan ribu warga Nahdliyin dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY bakal memadati kawasan Gunung Lawu, tepatnya di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Kehadiran mereka untuk mengikuti apel kesetiaan Pancasila, Ahad (15/10).

Kegiatan apel ini rencananya juga bakal dihadiri Sekjen PBNU H. Helmy Faishal Zaini.

Puluhan Ribu Nahdliyin Bakal Padati Kawasan Lawu (Sumber Gambar : Nu Online)
Puluhan Ribu Nahdliyin Bakal Padati Kawasan Lawu (Sumber Gambar : Nu Online)

Puluhan Ribu Nahdliyin Bakal Padati Kawasan Lawu

Dari pantauan PKB Kab Tegal, para peserta dari berbagai daerah tersebut mulai berdatangan sejak Sabtu (14/10) malam.

PKB Kab Tegal

Panitia kegiatan KH Nuril menyampaikan setelah kegiatan apel ini diharapkan dapat memperteguh semangat para kader NU.

"Agar para kader semakin serius dan sepenuh hati dalam berkhidmat," ujar Katib Syuriyah PCNU Karanganyar itu.

Selain kegiatan apel, rangkaian acara yang dimulai sejak Subuh, akan diisi dengan doa bersama dan ijazahan.

PKB Kab Tegal

Setelah mengikuti apel kesetiaan, kegiatan bskal ditutup dengan wejangan dari para ulama sesepuh. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Kegigihan Kiai Said Menolak Full Day School

Oleh Muhammad Sulton Fatoni

Para kiai se-Indonesia menyimak seksama pernyataan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pada hari Selasa (5/9) bahwa Presiden Jokowi akan menandatangani Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Telepon dari para kiai dari berbagai penjuru Indonesia masuk ke handphone Kiai Said Aqil. 

Kegigihan Kiai Said Menolak Full Day School (Sumber Gambar : Nu Online)
Kegigihan Kiai Said Menolak Full Day School (Sumber Gambar : Nu Online)

Kegigihan Kiai Said Menolak Full Day School

Mayoritas isinya senada: Maukah Pak Jokowi mendengarkan nasihat para kiai? Ya, nasihat. Meskipun dalam beberapa bulan terakhir hiruk-pikuk perdebatan tentang Permendikbud nyaris tak terlacak ujung pangkalnya, substansi protes para kiai adalah nasehat kepada Presiden Jokowi tentang indikasi kuat adanya awal proses pendangkalan karakter bangsa Indonesia. 

Kiai Said Aqil melayani telepon dari para kiai satu persatu. Menjelaskan berulang-ulang dengan sabar dan perlahan hasil pembicaraannya dengan Presiden. Terkadang intonasi suara Kiai Said Aqil agak tertekan, alur suaranya terpotong. Mungkin para kiai yang menelepon itu mendesak-desak, minta kepastian, menuntut kelugasan tentang sikap Presiden Jokowi. Kiai Said Aqil selalu menutup teleponnya dengan kalimat, “semoga, semoga, mari kita doakan Pak Jokowi diberi kekuatan.” 

Kami pun di PBNU mengalami hal yang sama. Selasa itu adalah hari kecemasan bagi PBNU karena hanya Kiai Said Aqil yang mampu mengkalkulasi kecenderungan hati Pak Jokowi. Selasa itu, adalah puncak lobby Kiai Said Aqil kepada Presiden Jokowi, “Niat kami ikhlas, demi masa depan anak bangsa,” kata Kiai Said Aqil.

PKB Kab Tegal

Memasuki hari Rabu, kami bersyukur kepada Allah Swt.  Begitu membaca lembar demi lembar isi Perpres Nomor 87/2017 yang mengakomodir nasehat para Kiai se-Indonesia. Kantor PBNU ramai. Wajah-wajah sumringah mewarnai sudut-sudut ruangan PBNU. Lenyaplah kelelahan lahir batin kami berbalas kenikmatan tiada tara. 

Kiai Said Aqil yang menyaksikan Pak Jokowi membubuhkan tanda tangan Perpres Nomor 87/2017 tak henti-hentinya mengucapkan syukur kepada Allah Swt. Tamu berdatangan mengucapkan selamat. Kiai Said Aqil membalas, “Saya hanya lempeng bersikap karena permintaan para kiai, Pak Jokowi mendengarkan…ya klop wis.”

Kami pun duduk di meja tamu bercengkerama. Mengingat kembali beberapa pekan lalu saat berjibaku memeras tenaga dan pikiran akibat SK Permendikbud 23/2017 yang tiba-tiba muncul. Kekuatan wacana yang dibangun PBNU tidak kuat membendung represive state aparatus yang sedang dimainkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Rupanya era reformasi yang bercirikan partisipasi masyarakat dan demokrasi diabaikan Kemendikbud. 

PKB Kab Tegal

PBNU pun memilih untuk memperluas suara protes dari pusat hingga ke Kabupaten/Kota. PBNU memantau Kemendikbud berakrobat politik dengan cara melakukan lobby langsung ke kiai-kiai di pondok pesantren. Bertepuk sebelah tangan. Kemendikbud tidak digubris para kiai. PBNU saat itu sengaja membiarkan roadshow Kemendikbud ke pondok-pondok pesantren agar tahu fakta penolakan para kiai. 

Kami juga mengingat fase dimana Kiai Said Aqil marah karena didekati dan ditekan seseorang agar menerima Permendikbud tersebut. Di acara IKA PMII kemarahan Kiai Said Aqil ditumpahkan. Di kantor PBNU Kiai Said Aqil memberikan intstruksi, “Semua pengurus PBNU dilarang menghadiri undangan pemerintah yang temanya membahas Permendikbud atau Perpres.” 

Tak satu pun undangan kami hadiri. Kiai Said Aqil juga memantau pemberitaan media massa tentang full day school. Jika ada kader NU yang bersikap tidak tegas terhadap penolakan full day school, Kiai Said Aqil langsung meneleponnya minta klarifikasi. 

Audiensi, pernyataan sikap, aksi protes di jalan sudah menggema di penjuru negeri terutama di Jawa. Kami mendengar tim Kemenag dan Kemendikbud menemui jalan buntu. Persoalan akhirnya ditarik ke tingkat Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Dari tangan Mbak Puan Maharani akhirnya draf Perpres berpindah ke Sekretariat Negara. 

Pada tahap ini Presiden Jokowi mengirimkan Pak Menteri Praktikno untuk membuka dialog dengan PBNU. Kiai Said Aqil menerima dengan hangat dan kami berdiskusi intens. Pak Pratikno ke PBNU, di lain hari kami ke kantor Sekretariat Negara. Semua komponen diajak urun rembug. Menyenangkan iklim yang dibangun Presiden Jokowi.

Di tahap akhir ini perdebatan cukup sengit tapi mengasikkan. Kiai Said Aqil memantau dinamika yang dialami delegasi PBNU. Kiai Said gigih menolak delapan jam sekolah setiap hari untuk pelajar. “Jangan kecolongan, tak ada toleransi untuk full day school.” Pesan Kiai Said Aqil. Di tahap inilah ruang demokrasi dan suara civil society terasa dijunjung tinggi. 

Pak Jokowi benar-benar menanggalkan pendekatan korporatisme otorier dalam mengelola silang pendapat muatan Perpres. Pasti Pak Jokowi memahami bahwa melakukan kontrol politik secara otoriter di era reformasi itu tindakan jadul. PBNU pun bersemangat memberikan masukan kepada pemerintah.

Perjuangan para kiai ini menjadi penggal sejarah yang terdokumentasi di PBNU. Inilah proses pendewasaan berpolitik dan berkuasa. Setelah Pak Presiden Jokowi menandatangi Perpres, beliau mengatakan, "Senang lah menatap ke depan." Ya, Pak. Kami pun lega. Di sela-sela menerima telepon dari para kiai dari berbagai daerah, Kiai Said Aqil berpesan, “Ayo kita akhiri debat hari sekolah.”

Penulis adalah Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Bahtsul Masail, Pertandingan, Kajian Islam PKB Kab Tegal

Senin, 08 Januari 2018

Konferensi PMII Jabar, Ajang Konsolidasi Pengetahuan dan Gagasan

Garut, PKB Kab Tegal. Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Barat menggelar Konferensi Koordinator Cabang (Konkoorcab) ke XIX. Konkoorcab tersebut resmi dibuka langsung oleh Ketua Majelis Pembina Daerah (Mabinda) PMII Jabar, Muchtarom di Islamic Center Garut, Jumat (8/12).

Konferensi PMII Jabar, Ajang Konsolidasi Pengetahuan dan Gagasan (Sumber Gambar : Nu Online)
Konferensi PMII Jabar, Ajang Konsolidasi Pengetahuan dan Gagasan (Sumber Gambar : Nu Online)

Konferensi PMII Jabar, Ajang Konsolidasi Pengetahuan dan Gagasan

Ketua Pelaksana, Ade Mahmudin mengatakan, kegiatan Konkoorcab tersebut merupakan bagian dari proses regulasi kepemimpinan dan permusyawaratan tertinggi di PMII Provinsi Jawa Barat. 

"Kendati demikian, Konkoorcab ini bukan semata dijadikan momentum untuk suksesi dan politik perebutan kepemimpinan di PMII, melainkan sebagai ajang konsoldasi pengetahuan untuk kemajuan PMII Jabar dua tahun ke depan," ujar Ade usai pembukaan.

Sebagai organisasi kaderisasi, lanjut Ade, PMII perlu gagasan maju dan progreaif. "Maka dari itu, diharapkan para peserta fokus terhadap keputusan-keputusan penting dalam rumusan kaderisasi di PMII," kata mantan Ketua PMII Kabupaten Subang tersebut.

Ketua PKC PMII Jabar, Abdul Nasir berharap ke depan, siapapun yang terpilih menjadi Ketua PKC PMII Jabar, harus mampu menjadikan PMII jauh lebih baik dari sebelumnya.

PKB Kab Tegal

"Katakanlah, hari ini PKC PMII Jabar telah sukses membuat sekretariat permanen. Ini merupakan sejarah baru, bahwa selama 50 tahun lebih PMII Jabar berkiprah, baru kali ini memiliki sekretariat permanen," jelas Nasir.

Untuk itu, pihaknya menyampaikan terima kasih yang tiada terhingga kepada semua pihak yang turut membantu mensukseskan yang menjadi prioritas  program kerjanya tersebut.

"Terutama kepada para alumni dan senior yang tiada henti memberikan dukungan, support serta kontribusinya untuk proses kaderisasi di PMII," tandasnya.

Konkoorcab ini diikuti oleh 200 peserta utusan dari 23 Pengurus Cabang (PC) PMII se-Jawa Barat, yang terdiri dari peserta penuh dan peninjau.

PKB Kab Tegal

Turut hadir juga dalam Pembukaan Konkorcab, Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, Sekjen PB PMII Sabolah Alkalamby, Ketua PW Ansor Jabar Deni Ahmad Haidar, serta Alumni-alumni PMII Jabar. Selain itu, tampil sebagai taushiyah pergerakan oleh Ketua Ikatan Alumni PMII Jabar, Numan Abdul Hakim. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Bahtsul Masail, Kajian Sunnah PKB Kab Tegal

Minggu, 07 Januari 2018

Kiai Masdar Berharap Kekhidmatan Aksi 2 Desember Dijaga

Jakarta, PKB Kab Tegal. KH Masdar Farid Masudi mengimbau kepada seluruh peserta Aksi Super Damai 2 Desember di Monas, Jakarta, Jumat (2/12) ini untuk tidak memprovokasi atau terprovokasi terkait hal-hal yang dapat merusak kekhidmatan aksi. Pihak berwajib juga diharapkan cermat dalam mengantisipasi situasi.

Menurutnya, komitmen untuk menyelenggarakan aksi ini tanpa kerusuhan harus betul-betul dijaga. Apabila terdapat sinyal provokasi dari oknum-oknum tak bertanggung jawab, aparat keamanan harus melakukan langkah-langkah pencegahan dini.

Kiai Masdar Berharap Kekhidmatan Aksi 2 Desember Dijaga (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Masdar Berharap Kekhidmatan Aksi 2 Desember Dijaga (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Masdar Berharap Kekhidmatan Aksi 2 Desember Dijaga

"Kalau dibiarkan, tentu akan menimbulkan malapetaka luar biasa, bukan hanya bagi korban provokasi tapi juga citra Islam," ujarnya saat diwawancarai ? salah satu stasiun televisi swasta, Jumat, atas nama Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia.

Rais Syuriyah PBNU ini juga menegaskan, baik aparat keamanan maupun peserta aksi sama-sama menginginkan aksi berlangsung lancar dan damai. Karena itu, masing-masing mesti bertanggung jawab agar setiap tindakan tetap berjalan di jalur hukum.

Hingga berita ini ditulis, ratusan ribu peserta aksi telah memadati kawasan Monas, Bundaran BI, juga Masjid Istiqlal. Mereka bersiap melaksanakan shalat Jumat. Sesuai dengan komitmen para koordinator lapangan, aksi kali ini bukanlah demonstrasi melainkan doa bersama, istighotsah, dan mendengarkan taushiyah. (Mahbib)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pertandingan, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Sabtu, 06 Januari 2018

Islam Nusantara 4 Kali Trending Topic

Jakarta, PKB Kab Tegal. Ekspedisi Islam Nusantara telah melakukan perjalanan 28 hari dengan menjelajah 16 kabupaten dan kota di empat provinsi pulau Jawa. Ekspedisi tersebut dimulai dan dilepas dari Pondok Pesantren Kempek, Cirebon, Jawa Barat. Kemudian Semarang, Demak, Kudus, Rembang, Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Lumajang, Mojokerto, Jombang, Kediri, Nganjuk, Yogyakarta, dan sekarang sedang berada di Tasikmalaya.

Islam Nusantara 4 Kali Trending Topic (Sumber Gambar : Nu Online)
Islam Nusantara 4 Kali Trending Topic (Sumber Gambar : Nu Online)

Islam Nusantara 4 Kali Trending Topic

Ekspedisi yang akan dilakukan di 40 kabupaten kota selama dua bulan ini beberapa kali disambut dan dirayakan warga dunia maya dan berbuah trending topic.

Rabu (27/4) ini, kembali menjadi trending topic di Twitter dengan tagar #SpiritIslamNusantara. Ini kali keempat menjadi ramai menjadi perbincangan.

PKB Kab Tegal

Sebelumnya, pada hari pertama perjalanan, Kamis (31/3) tagar #EkspedisiIslamNusantara menjadi trending topic pertama selama 3 jam di.

Pada hari keenam Selasa (5/4), ketika Ekspedisi Islam Nusantara tiba di kota Demak, Jawa Tengah menjadi trending topic pertama dengan tagar #JejakIslamNusantara. Tagar tersebut bertahan 2 jam sekitar pukul 14.30 dengan 1.191.000 twitt.

PKB Kab Tegal

Pada 13 April, ketika tim Ekspedisi Islam Nusantara memasuki Kota Surabaya, Jawa Timur, tema Islam Nusantara kembali hangat diperbincangkan dan menjadi trending topic dengan tagar #VisiIslamNusantara. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nusantara, Syariah, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Minggu, 24 Desember 2017

GP Ansor Karanganyar Gelar Ziarah dan Tanam Pohon

Karanganyar, PKB Kab Tegal. Menyongsong Ramadhan, GP Ansor Karanganyar mengadakan serangkaian kegiatan mulai dari silaturahmi akbar, pengajian,  ziarah, hingga penanaman pohon. Kegiatan yang berlangsung, Ahad (8/6), bertempat di pesantren Miftahul Ulum desa Pablengan Matesih, Karanganyar.

Kegiatan yang digelar keluarga besar GP Ansor Karanganyar ini, merupakan kegiatan rutin tahunan yang digelar menjelang bulan suci Ramadhan.

GP Ansor Karanganyar Gelar Ziarah dan Tanam Pohon (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Karanganyar Gelar Ziarah dan Tanam Pohon (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Karanganyar Gelar Ziarah dan Tanam Pohon

“Kegiatan rutin menjelang Ramadhan, kami harapkan ke depan bisa terus dilaksanakan secara istiqomah,” kata Ketua GP Ansor Karanganyar Jamaluddin saat memberikan sambutan.

PKB Kab Tegal

Silaturahmi dan pengajian ini yang diawali pembacaan maulid Simthud Duror, dilanjutkan dengan pengajian yang diisi Habib Hasan Al-Kaff dari Solo.

Sebelum penanaman pohon, para pengurus serta anggota Ansor berziarah ke makam Kiai Khusnan Rosyidi, pendiri pesantren Miftahul Ulum Matesih.  Kiai Khusnan tidak lain ialah tokoh dan penggerak NU di Karanganyar.

PKB Kab Tegal

Pesantren Miftahul Ulum sendiri merupakan salah satu pesantren tua di Karanganyar. Sampai saat ini, pesantren itu masih eksis dengan beberapa jenjang pendidikan yang dimiliki. GP Ansor Karanganyar tercatat sudah tiga kali menggelar acara yang sama di pesantren ini. (Ahmad Rosyidi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Bahtsul Masail, Kajian Sunnah, Anti Hoax PKB Kab Tegal

Sabtu, 23 Desember 2017

Hanya 1,71 Juta Umat Islam Indonesia Pakai Bank Syariah

Surabaya, PKB Kab Tegal. Hanya 1,71 juta dari 176,88 juta umat Islam di Indonesia yang memakai bank syariah dalam transaksi dan investasi, sedangkan mayoritas umat Islam tetap memakai bank konvensional.

"Ada sekitar 88 persen dari 201 juta penduduk Indonesia atau sekitar 176,88 juta orang beragama Islam, namun hanya sekitar 1,6 persen dari 88 persen atau sekitar 1,71 penduduk menjadi nasabah Bank Syariah," ujar Dr A Subarjo Joyosumarto dari Lembaga Perkembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Jakarta di Surabaya, Minggu.

Hanya 1,71 Juta Umat Islam Indonesia Pakai Bank Syariah (Sumber Gambar : Nu Online)
Hanya 1,71 Juta Umat Islam Indonesia Pakai Bank Syariah (Sumber Gambar : Nu Online)

Hanya 1,71 Juta Umat Islam Indonesia Pakai Bank Syariah

Ia mengemukakan hal itu dalam Seminar dan Kuliah Gabungan Program Doktor Ilmu Ekonomi Islam Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang juga menghadirkan Prof Dr H Mubiar Purwasasmita (ITB) dan Dr Hasanuddeen Abdul Aziz (International Islamic University Malaysia atau IIUM di Institute of Islamic Banking and Finance Malaysia).

Menurut dia, ada beberapa sebab mengapa jumlah nasabah di Bank Syariah Indonesia masih cukup rendah, diantaranya karena untuk negara dengan sistem politik yang sekuler, maka keseluruhan perangkat sistem politik dan ekonomi adalah perangkat kapitalis.

"Dalam situasi seperti itu, perbankan Syariah dikembangkan dengan cara dual banking system, yaitu bank-bank Syariah dikembangkan dalam kerangka perangkat system ekonomi kapitalis, seperti di Malaysia, Indonesia, Mesir, Singapura," tegasnya.

Cepat atau lambatnya pengembangan bank Syariah, katanya, sangat tergantung kepada besar kecilnya dukungan pemerintah, bahkan pertumbuhan nasabahnya tidak secepat bank konvensional.

PKB Kab Tegal

"Sekitar tahun 2000-an, Bank BCA meluncurkan program Tahapan dengan target sekitar Rp2 miliar per-tahun, namun sekarang jumlah uang nasabah yang terkumpul per-tahunnya sudah mencapai Rp2 miliar, bahkan kini melampaui Rp4 Miliar per-tahun," ungkapnya.

Ketika ditanyakan caranya, katanya, salah seorang direktur pemasarannya mengatakan hanya dengan melakukan jemput bola kepada nasabah yaitu mendatangi calon nasabah ketika gajian yakni setiap tanggal 1 per bulannya.

PKB Kab Tegal

"Hasilnya dengan strategi tersebut kini sudah melampaui target. Mungkin bank syariah juga menerapkan marketing seperti itu," paparnya.

Ia menambahkan perbankan Syariah di Indonesia dimulai tahun 1992 dengan diresmikan berdirinya Bank Mualamat. Kini sudah terdapat sekitar tiga Bank Umum Syariah, 92 Bank Perkreditan Rakyat Syariah, 19 Bank Umum yang membuka Unit Syariah di samping cara konvensional, dan 29 Asuransi Takaful.

"Kini, pangsa pasar bank Syariah secara keseluruhan sekitar 1,7 persen pada tahun 2006 dan diharapkan akan meningkat menjadi 5 persen pada tahun 2008," katanya.

Menyinggung masalah suku bunga dalam perbankan konvensional, ia mengungkapkan suku bunga sebaiknya dilarang, karena transaksi menggunakan suku bunga bertentangan dengan aspek pemerataan, sebab peminjam uang wajib membayar suku bunga yang pre-determine, walau ada kemungkinan debitur mengalami kerugian dalam usahanya.

"Sistem ekonomi bunga lebih berorientasi kepada keselamatan dana daripada orienstasi pertumbuhan ekonomi, karena kepentingan itu, maka bank-bank lebih tertarik untuk memberi kredit kepada pengusaha besar dan bonafid daripada pengusaha kecil," tuturnya. (ant/eko)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Budaya, Bahtsul Masail, Nasional PKB Kab Tegal

Selasa, 19 Desember 2017

NU Purwakarta Rumuskan Khadimul Umah

Purwakarta, PKB Kab Tegal. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Purwakarta menggelar halaqoh dengan bahasana utama khadimul umah (melayani umat) di Pondok Pesantren Al-Muhajirin 3 Citapen, Sukatani pada Sabtu, (20/4).

NU Purwakarta Rumuskan Khadimul Umah (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Purwakarta Rumuskan Khadimul Umah (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Purwakarta Rumuskan Khadimul Umah

Menurut Ketua Pelaksana halaqoh, Drs. Bahir Muchlis, rumusan tersebut diupayakan untuk pedoman pengurus NU dalam bergerak.

“Karena, selama ini pergerakan NU Purwakarta tersendat karena berubahnya orientasi dari pengabdian menjadi kepentingan para pendompleng yang sempit dan kerdil,” katanya melalui press realease yang disampaikan kepada PKB Kab Tegal pada Jumat, (19/4).

PKB Kab Tegal

Halaqoh yang akan diikuti para kiai NU tersebut diharap akan menghasilkan fatwa-fatwa yang terkait langsung dengan masalah-masalah kontemporer dalam menanggapi permasalahan umat.

PKB Kab Tegal

Di antara output halaqoh tersebut diharapkan, pengurus NU semua tingkatan di Purwakarta melaksanakan komitmen mereka dalam melakukan kerja-kerja sosial kemasyarakatan di tengah masyarakat sebagai ketegasan dari perwujuadan ber-NU yang rahmatan lil ’aalaamiin.

Pengurus NU semua tingkatan baik unsur syuriyah maupun tanfidziah memahami dan melaksanakan AD/ART NU dan perangkat peraturan lainnya sebagai pedoman dalam berorganisasi ala NU.

Komitmen Pengurus NU semua tingkatan untuk senantiasa melaksanakan program-program yang menyentuh hajat hidup jama’ah sebagai wujud dari pengkhidmahan terhadap umat.

Halaqah diharapkan dapat menghasilkkan fatwa-fatwa ulama NU yang terkait langsung dengan masalah-masalah kontemporer di Purwakarta yang menyangkut peribadahan dan kemasyarakatan.

Halaqoh ini merupakan salah satu dari rangkaian pra-Konferensi Cabang VIII dengan tema “Menata Kembali NU Purwakarta sebagai khadimul ummah untuk Purwakarta yang bermartabat”.

Rencananya, kegiatan tersebut akan dihadiri  tiga Wakil  Skeretaris PBNU H. Abdul Mun’im DZ, M. Adnan Anwar, dan Enceng Shobirin Najd.

 

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Kamis, 14 Desember 2017

Masjid dan Pesantren Adalah Aset NU

Jepara, PKB Kab Tegal. Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) kabupaten Jepara KH Asyhari Syamsuri menyatakan keberadaan masjid dan pesantren merupakan aset NU yang tidak boleh ditinggalkan karena keduanya merupakan modal yang luar biasa. 

Hal itu disampaikannya dalam Rapimda Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) yang dilaksanakan di Gedung NU, Jalan Pemuda No.51, Ahad (10/3). 

Masjid dan Pesantren Adalah Aset NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Masjid dan Pesantren Adalah Aset NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Masjid dan Pesantren Adalah Aset NU

Menurutnya, dari 2 tempat itu organisasi NU kian berkembang. Masjid jelasnya selain sebagai tempat peribadatan juga tempat kajian Islam sedangkan pesantren merupakan pusat kajian ilmu keagamaan bagi santri. 

PKB Kab Tegal

Kiai Asyhari yang juga kepala SMKN 3 Jepara melansir jumlah masjid versi LTMNU Cabang Jepara sebanyak 662 dan 80% merupakan masjid basis NU. Meski demikian ia menyayangkan ada beberapa rumah Allah yang kini dikuasai kelompok lain. 

“Semisal di desa Slagi kecamatan Pakis Aji ada sebuah tempat ibadah yang dulunya kental dengan tradisi NU—kini sudah berubah drastis,” keluhnya. 

PKB Kab Tegal

Sementara itu, Haryono Wibowo, staf ahli Bupati bidang pembangunan, kemasyarakatan dan SDM mewakili Bupati Jepara memberikan apresiasi kegiatan yang diikuti ratusan peserta dari Imam, Khatib, Takmir Masjid dan tamu undangan dari Banom NU. 

Haryono mengatakan forum tersebut juga terkait dengan kegiatan rutin safari Jum’at yang dilaksanakan Bupati bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Pihaknya sebelum melaksanakan pelaksanaan shalat Jum’at terlebih dahulu meninjau MI di sekitar lokasi kunjungan. 

“Kami—Bupati bersama SKPD melakukan komunikasi pada pihak madrasah terkait kegiatan-kegiatan, kondisi, rencana dan permasalahan yang dihadapi sehingga melalui forum itu terjalinlah komunikasi timbal balik antara Pemkab dan lembaga yang terkait,” katanya. 

Dari forum Safari Jum’at lanjut Haryono akan banyak informasi masuk kemudian ditindaklanjuti. Tujuannya, masih menurut dia tidak lain untuk menjalin kerukunan agama muaranya tidak ada letupan ormas dan memberikan ekses positif ditengah-tengah masyarakat. 

Kiai Asyhari Syamsuri juga menghimbau kepada warga NU agar tetap membentengi masjid agar tidak diambil alih oleh kelompok-kelompok lain. 

Kegiatan yang menggandeng PT Sinde Budi Sentosa dihadiri KH Masdar Farid Mas’udi, Rais Syuriyah PBNU, KH Abdul Manan A Ghani, Ketua LTM-PBNU, serta rombongan LTM PBNU. 

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Syaiful Mustaqim      

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pertandingan, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Selasa, 05 Desember 2017

“Serambi Al-Muayyad” Muat Wawancara Eksklusif Rais ‘Aam PBNU

Solo, PKB Kab Tegal. Majalah Serambi Al-Muayyad (MSA) yang dibuat oleh para Ikatan Pelajar Madrasah Al-Muayyad (IPMA) Solo, Jawa Tengah dan Sapu Jagad Publisher akan memuat wawancara eksklusif Rais ‘Aam PBNU, Dr KH Ahmad Mustofa Bisri dalam edisi terbarunya.?

“Serambi Al-Muayyad” Muat Wawancara Eksklusif Rais ‘Aam PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
“Serambi Al-Muayyad” Muat Wawancara Eksklusif Rais ‘Aam PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

“Serambi Al-Muayyad” Muat Wawancara Eksklusif Rais ‘Aam PBNU

Menurut salah satu redaktur MSA, Miftahul Abrori, edisi ketujuh ini akan diluncurkan, Sabtu (31/1) besok.

“Akan kita terbitkan bertepatan dengan momentum acara khataman dan haul para masyayikh di Pondok Pesantren Al-Muayyad Solo,” terang Miftah, Jumat (30/1).

PKB Kab Tegal

Miftahul memaparkan, dalam edisi kali ini juga memuat tulisan tentang Kritisisme Mbah Ahmad Umar Abdul Mannan yang ditulis oleh dosen UNU Surakarta, Muhammad Ishom.

“Kami juga mengulas kiprah alumni Al-Muayyad yang mempunyai sumbangsih terhadap negara, pesantren, NU, pendidikan, dan masyarakat,” ujarnya.

PKB Kab Tegal

Alumni-alumni tersebut, papar Miftah, diantaranya Menakertrans RI Muh Hanif Dhakiri, Dr Abdul Hadi Adnan Duta Besar RI untuk Sudan (1999 – 2002), KH Drs Ahmad Baidlowi Syamsuri (alm) yang menjadi pemrakarsa pengenalan kitab putih di kalangan kiai NU, Drs KH M Dian Nafi’, dan tokoh-tokoh lainnya.

Miftahul menambahkan, khusus pada edisi kali ini berjumlah 52 halaman, dari biasanya hanya 32 halaman. Hal lain yang tak kalah menarik ialah bonus kalender MSA 2015. (Ajie Najmuddin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam, Bahtsul Masail, Quote PKB Kab Tegal

Senin, 04 Desember 2017

Menshalatkan Jenazah Teroris dan Koruptor

Aksi teror dan korupsi dengan segala bentuknya dan motifnya mendadak jadi kejahatan paling terkutuk setidaknya pada lima belas tahun terakhir di Indonesia. Bahkan orang-orang yang terlibat atau menikmati dua jenis kejahatan ini ikut juga melaknat perilaku teror dan perilaku koruptif yang dilakukan orang lain.

Aksi teror dan tindak kejahatan korupsi karenanya menjadi musuh masyarakat. Tidak heran saat aksi teror atau tindak kejahatan korupsi tercium oleh media, masyarakat mengumpat pelakunya dengan sebutan “Dajjal”.

Menshalatkan Jenazah Teroris dan Koruptor (Sumber Gambar : Nu Online)
Menshalatkan Jenazah Teroris dan Koruptor (Sumber Gambar : Nu Online)

Menshalatkan Jenazah Teroris dan Koruptor

Dampak kejahatan setingkat Dajjal ini bisa dilihat dan diraba langsung oleh pancaindra. Banyak sekali kerugian yang diderita oleh masyarakat akibat aksi teror dan tindakan korupsi.

PKB Kab Tegal

Karena aksi teror, seorang istri menjadi janda, seorang suami menjadi duda, anak-anak menjadi yatim, orang-orang sehat menjadi cacat, aset-aset dan fasilitas umum menjadi rusak, orang-orang menjadi resah.

PKB Kab Tegal

Sementara korupsi menurunkan derajat kemuliaan seseorang. Yang paling kentara, korupsi meruntuhkan keikhlasan. Mereka yang diamanahkan melayani masyarakat, justru merasa paling berjasa dan mengharapkan imbalan di luar gaji pokok. Layanan untuk masyarakat umum atau mewujudkan kepentingan umum bergeser menjadi layanan untuk kepentingan “pemborong”.

Atas dasar ini kejahatan teror dan perilaku busuk korupsi digolongkan sebagai dosa besar yang dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka. Khazanah ulama menyebutnya sebagai “kaba’ir” dosa besar yang mengundang laknat Allah beserta makhluk-Nya hingga ikan-ikan di dasar laut.

Terlebih lagi kejahatan teror. Kejahatan ini bisa juga masuk ke dalam kategori bid’ah dan zindik. Pasalnya pelaku teror kerap mengharamkan apa yang dihalalkan Allah dan menghalalkan apa yang diharamkan Allah seperti membunuh manusia dalam kondisi aman atau membunuh diri dengan meledakan bom di keramaian.

Aksi sweeping tempat-tempat hiburan atau rumah ibadah agama lain juga termasuk salah satu bentuk teror. Demikian juga aparat birokrasi yang menjadi centeng atas kepentingan-kepentingan perusahaan tertentu dengan mengintimidasi masyarakat demi kelancaran aktivitas perusahaan yang bersangkutan.

Tetapi segagah apa pun, teroris dan koruptor juga tetap mengalami kematian sebagaimana makhluk hidup pada umumnya. Lalu bagaimana kalau mereka wafat? Apakah umat Islam tetap diwajibkan untuk memandikan, mengafankan, menyembahyangkan, dan memakam jenazahnya? Ibnu Rusydi dalam Bidayatul Mujtahid menerangkan sebagai berikut.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? "? ? ? ? " ? ? ? ? " ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Mayoritas ulama sepakat membolehkan umat Islam untuk menyembahkan jenazah setiap orang yang mengucapkan “Lâ ilâha illallâh” baik jenazah itu pelaku dosa besar maupun ahli bid‘ah. Hanya saja Imam Malik memakruhkan orang-orang terpandang atau terkemuka untuk ikut menyembahyangkan jenazah ahli bid’ah. Tetapi Imam Malik tidak berpendapat perihal pemerintah menyembahyangkan jenazah mereka yang terkena hukuman mati (hudud). Bahkan sebagian ulama tidak memperbolehkan masyarakat menyembahyangkan jenazah pelaku dosa besar, pelaku zina, dan pelaku bid‘ah. Pilihan makruh oleh Imam Malik lebih pada kecaman dan sanksi (sosial) untuk mereka.

Dari keterangan di atas, Ibnu Rusydi mengisyaratkan bahwa ulama, para kiai, para ustadz, modin, amil, dan juga orang terpandang di sebuah masyarakat tidak perlu hadir menyembahkan jenazah teroris, pelaku sweeping, koruptor, mereka yang menyalahgunakan jabatan.

Cukup masyarakat awam yang menghadiri upacara sembahyang dan pemakaman jenazah mereka. Ini merupakan bentuk sanksi sosial dan kecaman keras atas kejahatan-kejahatan besar seperti teror, korupsi, sweeping yang sangat merusak kehidupan masyarakat secara umum. Wallâhu a’lam. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Bahtsul Masail, Berita PKB Kab Tegal

Majmu’ah al-Masa’il al-Fiqhiyyah, Kitab Ulama Aceh untuk Sultan Maldives

Pada katalog naskah-naskah yang tersimpan di Perpustakaan Masjidil Haram (Maktabah al-Haram al-Makkî), Makkah, KSA, saya menemukan naskah bernomor (?) dengan judul “Majmû’ah Masâ’il Fiqhiyyah fî al-Fiqh al-Syâfi’î”. Isi naskah tersebut berisi himpunan fatwa ulama-ulama madzhab Syafi’i lintas generasi yang menjawab beberapa permasalahan hukum, ditulis dalam bahasa Arab, dengan jumlah keseluruhan 172 halaman.

Yang menarik perhatian saya dari naskah tersebut adalah keberadaannya yang ditulis (disalin) oleh seseorang yang diidentifikasi sebagai orang Nusantara (Jâwî) asal Aceh (Âsyî), yaitu Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Âsyî.

Majmu’ah al-Masa’il al-Fiqhiyyah, Kitab Ulama Aceh untuk Sultan Maldives (Sumber Gambar : Nu Online)
Majmu’ah al-Masa’il al-Fiqhiyyah, Kitab Ulama Aceh untuk Sultan Maldives (Sumber Gambar : Nu Online)

Majmu’ah al-Masa’il al-Fiqhiyyah, Kitab Ulama Aceh untuk Sultan Maldives

Dalam keterangan yang dituliskan Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Âsyî pada halaman akhir naskah, bahwa kitab “Majmû’ah al-Masâ’il” ini ia tulis untuk (bagi) seorang yang bergelar Sultan dan bernama Hasan Nûruddîn anak dari Sultan Hasan ‘Izzuddîn.

Tertulis di sana;

PKB Kab Tegal

? ? ? ? (?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? (?) ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PKB Kab Tegal

(Telah selesai kitab dari permasalahan-permasalahan fikih. Pemiliknya adalah Tuan Kita yang allamah dan fahhamah, yang masyhur nan cerdas, yang mencintai para fakir miskin, ialah Tuan Kita Sultan Hasan Nûruddîn anak dari Sultan Hasan ‘Izzuddîn, semoga Allah mengampuni(nya) dan kedua orang tuanya. Penulisnya adalah seorang yang fakir lagi hina, yang remeh, lemah, dan banyak dosa, ialah Muhammad Thâhir orang Jawi [Nusantara] dari Aceh [Âsyî] negerinya).

Sekilas kemudian saya pun mencari data tentang siapakah sosok Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Âsyî, sang penulis naskah (kâtib al-kitâb), demikian juga sosok Sultan Hasan Nûruddîn bin Sultan Hasan ‘Izzuddîn, sang pemilik naskah (shâhib al-kitâb).

Saya berusaha menanyakan sosok Muhammad Thâhir al-Âsyî ini kepada sahabat saya dari Aceh, al-Fadhil Masykur Aceh, kolektor muda naskah-naskah keislaman dari Aceh, karena tidak ada data siapa sosok tersebut, selain tak ada kolofon yang menginformasikan kapan naskah ini ditulis. Saya juga mengirimkan gambar halaman terakhir manuskrip ini kepada beliau.

Ternyata jawaban yang saya dapatkan dari beliau sangat mengejutkan, bahwa buyut beliau dari jalur ibu juga bernama Muhammad Thâhir al-Âsyî dan pernah lama bermukim di Makkah, yang kemudian menjadi ulama besar di Pedir, Aceh, setelah kepulangannya. Di Aceh, beliau dikenal dengan nama Muhammad Thahir Tiro (Tengku Chik [Syik] Cot Plieng Tiro), yang masih sepupu Syaikh Muhammad Samman Tiro (Teungku Chik Di Tiro, w. 1891 M).

Kembali ke keterangan dan data yang terdapat pada naskah.

Yang menarik di sini justru adalah sosok “Sultan Hasan Nûruddîn ibn Sultan Hasan ‘Izzuddîn” yang tertulis dalam naskah sebagai “shâhib al-kitâb” (pemilik kitab), di mana Syaikh Muhammad Thâhir al-Âsyî menulis (salin) kitab “Majmû’ah al-Masâ’il al-Fiqhiyyah” untuk sultan tersebut.

Kedua sosok di atas, yaitu Syaikh Muhammad Thâhir al-Âsyî dan Sultan Hasan Nûruddîn, bisa dipastikan hidup satu zaman. Hal ini ditandai dengan penyebutan “Tuan Sultan Kami” (maulânâ al-sulthân) oleh sang penyalin naskah, hal yang menunjukkan adanya hubungan antara kedua sosok tersebut.

Setelah dilakukan penelusuran, didapati sosok “Sultan Hasan Nûruddîn (bergelar Sultan ‘Imâduddîn VI) putra Sultan (Pangeran) Hasan ‘Izzuddîn putra Sultan ‘Imâduddîn IV” adalah sultan Kesultanan Islam Maldives, sebuah negara kepulauan di Samudera India. Sultan Hasan Nûruddîn lahir pada tahun 1863 M dan memerintah Kesultanan Maldives sepanjang tahun 1893-1903 M dengan gelar “Sultan Haji Muhammad Imaaduddeen VI Iskandar Sri Kula Sundara Kattiri Buwana Maha Radun” (http://www.royalark.net/Maldives/maldive16.htm).

Sultan Hasan Nûruddîn (Sultan ‘Imâduddîn VI) dicatat menguasai bahasa Urdu, Persia, dan Arab dengan sangat baik. Beliau juga telah melaksanakan ibadah haji dan dikenal sebagai sultan yang taat, mencintai ilmu pengetahuan, dan menghormati ulama. Dalam naskah salinan Syaikh Muhammad Thâir al-Âsyî, sosok Sultan Hasan Nûruddîn (Sultan ‘Imâduddîn VI) disebut sebagai sosok yang “memiliki pengetahuan agama yang luas, yang masyhur nan cerdas, juga yang mencintai para fakir miskin”.

Pada tahun 1903 M beliau diturunkan dari singgasananya oleh penjajah Inggris, lalu eksil ke Mesir hingga wafat di sana pada tahun 1932 dan dikuburkan di Kairo.

Keterangan yang terdapat dalam naskah ini sangat menarik dan berharga, karena akan menghantarkan kita pada babakan sejarah baru yang cukup mengejutkan, yaitu adanya “jaringan intelektual ulama Nusantara (Aceh)—Kesultanan Maldives”. Naskah “Majmû’ah al-Masâ’il al-Fiqhiyyah” yang kini tersimpan di Perpustakaan Masjidil Haram Makkah ini menjadi data sejarah yang sangat mahal keberadaanya, yang menegaskan sebuah fakta bahwa “telah ada seorang ulama Aceh bernama Muhammad Thâhir al-Âsyî yang menuliskan sebuah kitab dan dipersembahkan untuk seorang Sultan Malvies bernama Sultan Hasan Nuruddîn (Sultan ‘Imâduddîn VI)”.

Nah, siapakah sosok Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Asyî yang terdapat merupakan penulis naskah ini?

Saya mendapatkan data lain dari sebuah manuskrip yang diberikan oleh al-Fadhil Masykur Aceh, yang tertulis nama penyalinnya adalah (juga) “Syaikh Muhammad Thâhir al-Âsyî”, yang tak lain adalah buyut beliau. Yang mengejutkan, isi manuskrip yang diberikan oleh al-Fadhil Masykur Aceh itu sama jenis dan model tulisannya dengan manuskrip yang saya temukan di Makkah, juga isi kandungan naskah “Aceh” yang sama dengan naskah “Makkah”, yaitu kumpulan fatwa ulama madzhab Syafi’i atas pelbagai permasalahan hukum Islam.

Jadi, apakah benar sosok Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Asyî ini adalah Teungku Muhammad Tahir Tiro (Tengku Chik [Syik] Cot Plieng Tiro), seorang ulama besar dari Plieng Aceh? (A. Ginanjar Sya’ban)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Doa, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Minggu, 26 November 2017

Aklamasi, Faqih dan Halimah Pimpin IPNU-IPPNU Subang

Subang, PKB Kab Tegal. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Subang menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) VI di MTs Al-Maarif Binong, Subang, Jawa Barat, Kamis (15/12).

Dalam Konferensi tersebut terpilih secara aklamasi Agung Al Mutafaqih sebagai Ketua IPNU periode 2016-2018 menggantikan Ketua IPNU sebelumnya, Abdullah ZA dan Halimah Sadiyah sebagai Ketua IPPNU Subang periode 2016-2018 menggantikan Ketua IPPNU sebelumnya, Azizah.

Aklamasi, Faqih dan Halimah Pimpin IPNU-IPPNU Subang (Sumber Gambar : Nu Online)
Aklamasi, Faqih dan Halimah Pimpin IPNU-IPPNU Subang (Sumber Gambar : Nu Online)

Aklamasi, Faqih dan Halimah Pimpin IPNU-IPPNU Subang

"Berdasarkan hasil keputusan Konferensi, rekan Agung Al Mutafaqih sah terpilih sebagai Ketua IPNU Subang untuk masa khidmat 2016-2018," ujar pimpinan sidang dari unsur PW IPNU Jawa Barat, Ziyad Ahmad seraya mengutuk palu sidang.

Senada dengan Ziyad Ahmad, pimpinan sidang dari unsur PW IPPNU Jawa Barat, Nurul Fatonah memutuskan jika Halimah Sadiyah secara aturan main organisasi sah terpilih memimpin IPPNU Kabupaten Subang periode 2016-2018.

PKB Kab Tegal

"Semua yang menyangkut hasil persidangan terkait Konfercab ini, maka diputuskan rekanita Halimah Sadiyah sah terpilih menjadi Ketua IPPNU Subang," jelas Nurul.

Ketua IPNU Subang terpilih, Agung Al Mutafaqih menegaskan, akan terus memaksimalkan proses kaderisasi di tiap sekolah yang ada di Kabupaten Subang bersama dengan IPPNU, khususnya di Wilayah Subang Selatan.

"Karena saat ini kita masih fokus kaderisasi di wilayah pantai utara (Pantura) sehingga terbentuk PAC sekitar 15. Mudah-mudahan selama kami memimpin bisa 30 PAC yang ada di Kabupaten Subang bisa terbentuk," kata pria yang akrab disapa Faqih tersebut. (Ade Mahmudin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Tokoh, Daerah, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Sabtu, 18 November 2017

13 Wilayah dan 37 Cabang Hadiri Rakornas LPBINU

Bogor, PKB Kab Tegal. Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) yang berlangsung di Hotel Parama, Bogor, Jawa Barat dihadiri 13 wilayah dan 37 cabang.

Ketua LPBI NU, Avianto Muhtadi mengatakan, Rakornas ini akan menjadi ajang silaturrahim bagi seluruh pengurus wilayah dan cabang LPBINU di Indonesia. Menurutnya, kegiatan ini akan dimaksimalkan secara baik untuk melakukan koordinasi dan membahas isu-isu strategis.

13 Wilayah dan 37 Cabang  Hadiri Rakornas LPBINU (Sumber Gambar : Nu Online)
13 Wilayah dan 37 Cabang Hadiri Rakornas LPBINU (Sumber Gambar : Nu Online)

13 Wilayah dan 37 Cabang Hadiri Rakornas LPBINU

Dalam Rakornas yang berlangsung selama tiga hari, 21-23 Mei 2015, mempunyai target penguatan kelembagaan LPBINU di wilayah dan cabang sehingga memudahkan untuk melakukan diseminasi wacana dan kegiatan seputar pengurangan risiko bencana, lingkungan hidup dan perubahan iklim.?

PKB Kab Tegal

Dalam sesi pertama Rakornas ini, ? peserta mendapatkan pengarahan dari PBNU yang diwakili Dr H Bina Suhendra, Bendahara Umum PBNU. Kemudian dilanjutkan materi Mengembangkan Karakter Diri Menuju Perubahan yang disampaikan, Wasekjen PBNU, Dr dr Syahrizal Syarif, MPH. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Hadits, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Rabu, 15 November 2017

Pagar Nusa Darmo Gelar Jurang Kuping Cup

Surabaya, PKB Kab Tegal. Pimpinan Pagar Nusa Anak Cabang Darmo Surabaya menggelar kejuaraan pencak silat "Jurang Kuping Cup II" yang bertemakan Bersama Kita Melestarikan Budaya Nasional Indonesia lewat Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa"

Pagar Nusa Darmo Gelar Jurang Kuping Cup (Sumber Gambar : Nu Online)
Pagar Nusa Darmo Gelar Jurang Kuping Cup (Sumber Gambar : Nu Online)

Pagar Nusa Darmo Gelar Jurang Kuping Cup

Kejuaraan tersebut digelar pada 18-20 April 2014 yang diikuti oleh sejumlah cabang Pagar Nusa di Jawa Timur, mulai dari cabang Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Tulungagung, dan seputaran daerah ? Surabaya.

Kejuaraan tersebut mempertandingkan beberapa kelas, mulai dari usia dini, usia pra remaja, remaja, dan orang tua serta kategori (tunggal, ganda, regu). (nurul zaini/mukafi niam)?

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Bahtsul Masail, Quote, Daerah PKB Kab Tegal

Minggu, 12 November 2017

Mahasiswa Muslim Rusia Bantu Bencana

London, PKB Kab Tegal. Berbagai benncana yang menimpan Indonesia baik di Gunung Merapi, Wasior, maupun tsunami Mentawai menjadikan empati mahasiswa muslim berbagai negara di Rusia dan membantunya melalui "Gerakan 100 Rubel". Selain sholat ghaib di kampus Patric Lumumba (RUDN), Moskow, Rusia, mereka juga mengumpulkan uang.

"Bagi kami, bencana yang terjadi di Indonesia adalah bencana kita semua umat Islam di dunia. Untuk itu, kami berdoa bersama untuk saudara-saudara kita itu,"tutur mahasiswa kedokteran asal Komo Astrov, Afrika, Usman dan Ketua Persatuan Mahasiswa Indonesia di Rusia (PERMIRA), Khoirul Rosyadi, Senin (15/11).

Mahasiswa Muslim Rusia Bantu Bencana (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahasiswa Muslim Rusia Bantu Bencana (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahasiswa Muslim Rusia Bantu Bencana

Dalam sholat ghoib yang difasilitasi itu diikuti tidak kurang dari 20 mahasiswa asing yang ada di Rusia serta mahasiswa Indonesia yang ada di Rusia. "Sholat Ghaib ini adalah bentuk empati kami, bahwa Indonesia adalah saudara kami,”ujar mahasiswa S3 jurusan sejarah Patric Lumumba, asal Yaman, Muhammad Siyagi.

PKB Kab Tegal

Menurut Khoirul Rosyadi, Sholat Ghoib oleh mahasiswa asing yang ada di Rusia tersebut, merupakan salah satu acara rangkaian yang dikoordinir oleh PERMIRA untuk bencana yang terjadi di Indonesia.

PKB Kab Tegal

Selain sholat ghaib juga mengadakan acara penggalangan dana untuk korban bencana. Dalam acara Gerakan 100 Rubel untuk Indonesia itu, PERMIRA menggelar acara pentas amal seni oleh mahasiswa dan warga negara Indonesia yang ada di Rusia.

Sekretaris PERMIRA, Adniel Roemza, mengatakan, dalam acara gerakan 100 Rubel untuk Indonesia, dipentaskan, puisi, lagu, monolog, dan tari-tarian Indonesia oleh mahasiwa dan pelajar Indonesia yang ada di Rusia. Acara itu digelar di Kedubes RI.

Sementara itu, ketua Fungsi Pensosbud, KBRI Moskow, M Aji Surya, mengatakan, apa yang dilakukan PERMIRA merupakan bentuk dari kepedulian mahasiswa Indonesia yang ada di Rusia. "Semoga niat baik ini juga menghasilkan hal yang baik pula," katanya.

Sedangkan, Asep Indra Maulana, ketua pelaksana acara tersebut menjelaskan, acara Gerakan 100 Rubel untuk Indonesia ini, tidak saja diikuti oleh warga Indonesia yang ada di Rusia tetapi juga dari berbagai negara. Gerakan 100 Rubel untuk Indonesia ini dihadiri oleh masyarakat Indonesia yang ada di Rusia dan juga warga Rusia yang peduli bencana Indonesia.

Gerakan 100 Rubel untuk Indonesia itu akan berlangsung selama satu minggu.  Di hari pertama, Gerakan 100 rubel untuk Indonesia tersebut, terkumpul uang sebesar 30.350 rubel dan 155 Dolar Amerika. "Jumlah yang terkumpul itu, hanya di kota Moskow, Kota-kota yang lain belum terhitung,"demikian Adniel Roemza, sekretaris PERMIRA.(amf/ant)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Olahraga, Bahtsul Masail, Kiai PKB Kab Tegal