Tampilkan postingan dengan label Doa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Doa. Tampilkan semua postingan

Selasa, 20 Februari 2018

Aktivis Muda NU Lombok Galang Solidaritas untuk Penyintas Bom Samarinda

Mataram, PKB Kab Tegal - Lembaga Kajian Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kota Mataram dan Jaringan Gusdurian Lombok akan mengadakan diskusi pada Hari Toleransi yang rencananya dihelat di Kedai Arak-Arak Bae, Pagesangan Kota Mataram, Rabu (16/11). Mereka prihatin atas beberapa kejadian belakangan ini terutama pelemparan bom di Samarinda yang mencederai toleransi di Indonesia.

Hal ini disampaikan Ketua Lakpesdam NU Kota Mataram Muhamad Jayadi kepada PKB Kab Tegal, Selasa (15/11).

Aktivis Muda NU Lombok Galang Solidaritas untuk Penyintas Bom Samarinda (Sumber Gambar : Nu Online)
Aktivis Muda NU Lombok Galang Solidaritas untuk Penyintas Bom Samarinda (Sumber Gambar : Nu Online)

Aktivis Muda NU Lombok Galang Solidaritas untuk Penyintas Bom Samarinda

Kegaduhan masyarakat karena tergiring opini-opini via medsos tentang penistaan agama akhir-akhir ini membuat kalangan masyarakat resah.

PKB Kab Tegal

Menurutnya, momentum Hari Toleransi sedunia mengingatkan publik bahwa situasi kebangsaan kita sedang dalam ancaman kelompok intoleran yang mengancam eksistensi lokalitas sebagai masyarakat yang cinta damai dan memegang teguh nilai-nilai ketuhanan.

Kelompok yang mengatasnamakan agama, menurutnya, justru merusak nilai-nilai ketuhanan yang penuh cinta kasih dan penghargaan terhadap sesama.

PKB Kab Tegal

"Gagasan ini juga sebagai simbol solidaritas atas meninggalnya Olivia akibat bom ke gereja Oikumene Samarinda," kata mantan Ketua PMII Kota Mataram ini.

Kegiatan ini akan menyajikan hasil pemantauan Lakpesdam NU Mataram terkait kasus kebebasan beragama di NTB. Menurut Jayadi, pihaknya telah konsen memantau dan melakukan riset selama dua tahun terkait kebebasan beragama di Nusa Tenggara Barat.

Dalam diskusi peserta ini juga akan menyalakan lilin sebagai simbol solidaritas dan mengutuk aksi bom gereja. Peserta nanti terdiri atas komunitas lintas iman, komunitas kearifal lokal, budayawan, pers, dan kelompok-kelompok yang konsen pada isu diskriminasi berbasis agama. (Hadi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa, Hikmah PKB Kab Tegal

Senin, 19 Februari 2018

Karomah Tuan Guru Shaleh Hambali Lombok

Karomah atau keistimewaan tidak dimiliki oleh semua orang, kecuali orang-orang tertentu yang mempunyai ilmu agama mumpuni, dekat dengan Sang Pencipta, serta berusaha bermanfaat bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya.

Karomah dinilai lekat dengan para waliyullah, seseorang dengan sikap wara yang tinggi dan memilih jalan riyadhah agar tetap dekat dengan Sang Kahliq. Dalam sejarah orang-orang mulia di lingkungan NU, Tuan Guru (sebutan kiai di Nusa Tenggara Barat) Shaleh Hambali (1896-1968) merupakan salah satu ulama NU yang memiliki sejumlah keistimewaan atau karomah tersebut.

Karomah ulama asal Desa Bengkel, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat yang lahir pada 1896 ini diceritakan oleh sang cucu, Tuan Guru Haji (TGH) Halisussabri. Pendiri Pondok Pesantren Darul Qur’an Bengkel itu menurut Halisussabri adalah ulama kharismatik panutan masyarakat NTB.

Karomah Tuan Guru Shaleh Hambali Lombok (Sumber Gambar : Nu Online)
Karomah Tuan Guru Shaleh Hambali Lombok (Sumber Gambar : Nu Online)

Karomah Tuan Guru Shaleh Hambali Lombok

Halisussabri yang kini meneruskan perjuangan sang kakek memimpin Pesantren Darul Qur’an meriwayatkan, pernah suatu ketika Shaleh Hambali muda merasa prihatin karena salah seorang pamannya sering menyabung ayam. Potensi keistimewaannya terlihat ketika Shaleh Hambali berusaha menghentikan kebiasaan pamannya itu.

Total ada sekitar 20 ayam jago siap adu yang dimiliki pamannya. Setiap hari, Shaleh Hambali bermain ke rumah pamannya itu dengan meminta dimasakkan ayam. Karena kasih sayang pamannya kepada Shaleh Hambali, ia tidak pernah menolak permintaan Shaleh Hambali. Ia pun memasakkan ayam untuk Shaleh Hambali dan itu berlangsung tiap hari hingga tidak ada lagi ayam jago tersisa di kandangnya.

PKB Kab Tegal

Ia tidak tersadar, ayam sabungnya telah habis dimakan Shaleh Hambali sehingga ia pun tidak punya kesempatan lagi untuk menyabung ayam. Saat itulah ia tersadar apa yang dilakukan Shaleh Hambali merupakan penyadaran bagi dirinya agar jangan lagi menyabung ayam.

Kecemerlangan Shaleh Hambali semakin matang ketika dirinya pulang sehabis menuntut ilmu di Mekkah. Ia sadar masyarakat Desa Bengkel jauh dari akhlak agama sehingga ia perlu berdakwah dan mendirikan pesantren. Cerita ulama yang juga dikenal sebagai Tuan Guru Bengkel ini persis seperti ketika Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari mendirikan Pesantren Tebuireng di tengah tradisi buruk masyarakat saat itu. Mereka berusaha menjernihkan kehidupan buruk masyarakat tersebut.

Tantangan dakwah ulama yang berjasa mengenalkan jam’iyah NU kepada masyarakat NTB ini tidaklah mudah. Tuan Guru Bengkel yang ditinggal wafat ibu dan ayahnya ketika masih berumur enam bulan ini tidak jarang mendapat sejumlah ancaman yang membahayakan jiwanya selama berdakwah. 

PKB Kab Tegal

Namun, perjuangan mendakwahkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) terus ia lakukan demi kehidupan masyarakat yang lebih baik. Melalui Pesantren Darul Qur’an, Tuan Guru Bengkel benar-benar menjadi jantung Pulau Lombok. Warga patuh dan mengamalkan ajaran Aswaja yang disebarkannya. Bahkan, saking takdzimnya kepada TGH Shaleh Hambali, warga tidak mudah menerima paham lain di luar ajaran Shaleh Hambali.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat mengenal Tuan Guru Bengkel sebagai pribadi dengan akhlak yang baik dan ilmu agama yang mumpuni. Mereka berduyun-duyun tidak hanya ingin menuntut ilmu kepadanya, tetapi juga meminta bantuan dalam bentuk lain. Seperti perlindungan dari bala, musibah, dan orang-orang yang bermaksud jahat.

Warga percaya sang tuan guru memiliki sejumlah karomah atau keistimewaan di luar nalar masyarakat umum. Hal ini menyebabkan banyak cerita istimewa Shaleh Hambali yang berkembang di tengah masyarakat. Misalnya peristiwa hujan madu yang konon pernah terjadi di Desa Bengkel.

Hal itu diceritakan oleh Halisussabri sendiri dan dipercaya oleh masyarakat sebagai karomah Tuan Guru Bengkel. Peristiwa unik itu juga diamini oleh Ahmad Zahroni, salah seorang warga Bengkel yang juga menjadi pengajar di madrasah yang berada di Pesantren Darul Qur’an. Percaya atau tidak, warga meyakini pernah ada rintik hujan madu di Bengkel. 

“Tepatnya gerimis, tapi yang turun itu madu,” ungkap Zahroni saat ditemui di arena Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU (Munas dan Konbes NU) pada 23-25 November 2017 di NTB. Pesantren Darul Qur’an merupakan salah satu dari lima pesantren lokasi Munas.

Cerita karomah lainnya ialah, Tuan Guru Bengkel pernah pernah memimpin perang di Irian Barat (sekarang Papua). Di saat para serdadu berperang, TGH Shaleh Hambali hadir sebagai sosok prajurit yang ada di baris depan. Cerita itu konon diriwayatkan oleh Hamid Wijaya, anggota Ansor yang turut berjuang melawan penjajah saat itu.

Sebagian masyarakat tidak mempercayai. Sebab Tuan Guru Bengkel senantiasa berada di NTB. Namun, bagi seorang ulama seperti TGH Shlaeh Hambali, keistimewaan demi keistimewaannya tidak diragukan oleh masyarakat di NTB.

Pernah juga suatu ketika hujan tiba-tiba berhenti ketika TGH Shaleh Hambali hendak ke luar ruangan. Saat itu, ia mendengar kabar adiknya meninggal. Ketika hendak takziah itu, Shaleh Hambali mendapati hujan yang sangat lebat. Namun, saat baru mengeluarkan satu kakinya ke luar pintu, hujan lebat itu seketika berhenti.

Di antara sejumlah karomahnya itu, tentu perjuangan menyebarkan dakwah Aswaja NU di tanah NTB tidak kalah istimewanya. Tuan Guru Bengkel adalah Rais Syuriyah pertama PWNU NTB. Ia pernah mendapati masyarakat berduyun-duyun mengunjungi dirinya karena jiwanya terancam atas kekerasan yang dilakukan G30S/PKI saat itu.

Selain memberikan sejumlah wirid dan doa, TGH Shaleh Hambali juga memberikan perhatian kepada seluruh masyarakat agar mereka menancapkan bendera NU di depan rumahnya masing-masing. Tuan Guru Bengkel menjamin keamanan masyarakat dengan bendera NU tersebut. Warga pun merasakan keamanan dengan bendera NU di depan rumahnya. Ini menunjukkan bahwa TGH Shaleh Hambali juga merupakan jimat masyarakat NTB. (Fathoni Ahmad)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Doa, Sholawat PKB Kab Tegal

Rabu, 07 Februari 2018

Syuriah NU Kudus: IPNU-IPPNU Jaga Jarak!

Kudus, PKB Kab Tegal. Rais Syuriyah PCNU Kudus KH M Ulil Albab Arwani mengingat para pengurus IPNU dan IPPNU Kudus agar saling menjaga kehormatan. Ia mendukung para pelajar NU untuk menunjukkan kepada masyarakat khususnya remaja perihal cara bergaul laki-laki dan perempuan sesuai dengan akhlaq Aswaja.

Syuriah NU Kudus: IPNU-IPPNU Jaga Jarak! (Sumber Gambar : Nu Online)
Syuriah NU Kudus: IPNU-IPPNU Jaga Jarak! (Sumber Gambar : Nu Online)

Syuriah NU Kudus: IPNU-IPPNU Jaga Jarak!

“IPNU dan IPPNU harus jaga jarak, laki-laki dan perempuan. Kalau tidak hati-hati, nanti bisa kena godaan,” kata Kiai Ulil Albab yang kini mengasuh yayasan Arwaniyyah di kediamannya, Ahad (14/9) sore.

Gus Bab, begitu Kiai Ulil Albab disapa, menyampaikan pesannya kepada rekanan pengurus baru IPNU-IPPNU yang rencananya dilantik pada Oktober mendatang.

PKB Kab Tegal

Pada pertemuan itu, Gus Bab juga menekankan agar putra-putri NU bukan sekadar giat berorganisasi, namun juga mesti pandai meruwat amaliyah NU. “Menjadi anak-anaknya warga NU, ya harus jaga amaliyah,” tegasnya.

Terkait posisi para pengurus yang mayoritas masih duduk di bangku kuliah, Kiai Kudus Kulon yang telah menyusun metode baca tartil Al-Qur’an Yanbu’a ini, menekankan pentingnya membagi waktu antara kepentingan organisasi dan kepentingan akademik.

PKB Kab Tegal

“Kalau masih ada yang di bangku sekolah atau kuliah, harus bisa meluangkan waktu untuk tetap belajar. Jangan sampai hanya sibuk di organisasi lalu mengabaikan tugas utama, belajar,” kata Gus Bab.

Demikian sejumlah wejangan Gus Bab kepada pengurus baru IPNU-IPPNU Kudus yang sowan ke kediamannya. Ia juga berharap kepada Joni Prabowo yang kini memimpin IPNU Kudus dan Futuhal Hidayah yang menggawangi IPPNU untuk menggerakkan program-program lebih giat. (Istahiyyah /Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sunnah, Pesantren, Doa PKB Kab Tegal

Minggu, 04 Februari 2018

Rais Suriyah MWCNU Wafat, Bupati Jepara Berbela Sungkawa

Jepara, PKB Kab Tegal. KH Miftah Abu, Rais Syuriah MWCNU Pecangaan meninggal dunia, di RSUD Kartini Jepara, Sabtu (03/10) kemarin. Wafatnya tokoh NU Jepara mendapat ucapan bela sungkawa dari banyak kalangan, utamanya bupati Jepara.

Rais Suriyah MWCNU Wafat, Bupati Jepara Berbela Sungkawa (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais Suriyah MWCNU Wafat, Bupati Jepara Berbela Sungkawa (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais Suriyah MWCNU Wafat, Bupati Jepara Berbela Sungkawa

Dalam sambutannya mewakili pemerintah daerah, Bupati Jepara H Ahmad Marzuqi merasa kehilangan salah satu keping dari Jepara. “Ujian agung yang diturunkan kepada kita harus kita hadapi dengan sabar,” katanya kepada ribuan pentakziyah yang memadati rumah duka di Karangrandu, Pecangaan, Jepara, Jawa Tengah, Ahad (04/10) pagi.

Kepada keluarga yang ditinggalkan, ia berharap agar estafet perjuangan diteruskan oleh anak-anaknya. KH Makmun Abdullah Hadziq mewakili shahibul musibah menambahkan, sosok Kiai Miftah bagi dia merupakan suri tauladan yang hanya memikirkan umat.

PKB Kab Tegal

Pada Muktamar NU di Jombang ke 33 lalu, meski usianya sudah sepuh namun almarhum masih mengikuti kegiatan lima tahunan NU ini.? “Kiai Miftah perlu kita contoh. Momen itu merupakan napak tilas perjuangan beliau. Beliau adalah pejuang yang ikhlas,” tutur pengasuh pesantren Balekambang Jepara.

Ketua PCNU Jepara, KH Asyhari Samsuri menyebut A’wan Rais Syuriah PCNU Jepara ini sosok yang ikhlas, merakyat dan qanaah. “Dengan kembalinya almarhum keharibaan Allah merupakan duka bagi warga NU Jepara,” paparnya.

PKB Kab Tegal

Kiai Asyhari berharap NU sanggup untuk meneruskan perjuangan-perjuangannya. Sedangkan KH Kamil Ahmad, Rais Syuriah PCNU Jepara mengharapkan keluarga yang ditinggalkan tetap tabah dalam menghadapi musibah.? KH Miftah Abu meninggal dalam usia 75 tahun. Meninggalkan 1 istri Maslihah dan 5 anak Ahmad Sahil, Yusrotun, M. Sahal, Anas Maimun dan Anizah. Almarhum dikebumikan di maqbarah belakang masjid Baiturrahim Desa Karangrandu, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)

Foto: KH Miftah Abu, Rais Syuriah MWCNU PecangaanKH Miftah Abu, Rais Syuriah MWCNU Pecangaan

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa PKB Kab Tegal

Minggu, 28 Januari 2018

Pelajar NU Mijen Terus Rekrut Kader Baru

Demak, PKB Kab Tegal. Pimpinan Anak Cabang IPNU dan IPPNU kecamatan Mijen kabupaten Demak kembali melakukan rekrutmen kader. Pengurus pelajar NU Mijen menyamakan visi dan misi kader barunya melalui Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) selama dua hari, Sabtu-Ahad (12/13/9) di MA Al-Ittihad, Mijen, Demak.

Peserta merupakan perwakilan sekolah dan madrasah tingkat atas yang berada di Mijen. Sebanyak 43 pelajar mengikuti kaderisasi IPNU-IPPNU yang bertema “Aktifkan Diri, Kembangkan Potensi, dan Raih Prestasi Melalui Organisasi”.

Pelajar NU Mijen Terus Rekrut Kader Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Mijen Terus Rekrut Kader Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Mijen Terus Rekrut Kader Baru

“Semoga Makesta ini menghasilkan kader-kader baru IPNU-IPPNU yang benar-benar berkualitas sesuai kebutuhan organisasi. Sehingga keberadaan IPNU-IPPNU sebagai wadah menyerap aspirasi pelajar NU bisa berjalan maksimal,” kata Ketua IPNU Mijen Miftakhurrohman.

PKB Kab Tegal

Sementara Ketua IPNU Demak Abdul Halim mengajak semua kader dan pengurus IPNU-IPPNU di semua tingkatan agar mengutamakan menjaga aset kader yang sudah ada, agar tetap tumbuh subur serta berkembang, beberapa program kerja yang kiranya perlu segera direalisasikan.

“Mari laksanakan agar terselesaikan. Proses regenerasi harus senantiasa berjalan, kami harap peserta Makesta diinventarisir dan ada tindak lanjut agar semua konsisten untuk terus berproses di IPNU-IPPNU," kata Halim.

PKB Kab Tegal

Wakil Ketua IPPNU Demak Inayati berharap semua semangat untuk terus belajar berjuang bertaqwa dan jaga kesucian niat ajarkan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah.

Tampak hadir pada kaderisasi ini Ketua MWCNU Mijen KH Imam Suyono, pihak Madrasah Aliyah Al-Ittihad K Suyono, Rekanita Sumiyati perwakilan IPPNU Demak, dan jajaran tim kaderisasi IPNU Demak. (Syafii Chudlori/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa PKB Kab Tegal

Jumat, 26 Januari 2018

GP Ansor Sumenep Bedah Buku "Pesantren: Nalar dan Tradisi"

Sumenep, PKB Kab Tegal - Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Sumenep Madura, Jawa Timur, membedah buku bertemakan pesantren, Sabtu (2/4). Bertempat di aula PKPRI Sumenep, acara tersebut berlangsung 3 jam mulai dari pukul 14.00-17.00 WIB.

Buku yang dibedah berjudul Pesantren; Nalar dan Tradisi karya tokoh muda NU Jawa Timur, Gus Baddrut Tamam. Tampak hadir Ketua PCNU Sumemep KH Pandji Taufiq, Ketua PC GP Ansor M Muhri Zaen, penulis buku, 23 pengurus PC Ansor, dan 65 pengurus dari 22 PAC Ansor se Kabupaten Sumenep. Serta, beberapa pengasuh pesantren di Sumenep.

GP Ansor Sumenep Bedah Buku Pesantren: Nalar dan Tradisi (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Sumenep Bedah Buku Pesantren: Nalar dan Tradisi (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Sumenep Bedah Buku "Pesantren: Nalar dan Tradisi"

Akademisi NU Sumenep Dr Rahbini, tampil sebagai pembanding. Rahbini mengaku senang dan bangga punya kader NU seperti Gus Baddrut karena dia tergolong santri yang aktivis. "Di tengah kesibukannya, masih sempat menelurkan pikiran cerdasnya untuk kemudian diterbitkan dalam bentuk buku," tegasnya.

PKB Kab Tegal

Dalam kesempatan itu, Gus Baddrut berbicara tentang nilai-nilai pesantren harusnya terus kita sandang di mana pun dan jadi apa pun kita. "Oleh sebab itu, kita mesti selalu beretika, santun, dan bersahaja.Santri juga harus siap menghadapi berbagai problem sosial kemasyarakatan," tegas pria yang kini menjabat Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa DPRD Jawa Timur.

PKB Kab Tegal

Dalam sambutannya, Ketua PC GP Ansor Sumenep M Muhri Zaen menegaskan, bedah buku ini adalah rangkaian dalam memeriahkan harlah GP Ansor ke-82. Pihaknya berharap dengan membedah buku kepesaantrenan, peserta bisa mengikuti para pejuang yang sekaligus pengasuh/ pendiri pesantren yang mempunyai jasa besar terhadap bangsa ini.

"Pesantren lah yang berperan besar dan bersemangat luar biasa dalam hal ikut andil dalam memerdekakan serta mendidik umat dalam segala aspek kehidupan," tandasnya. (Hairul Anam/Mahbib)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Fragmen, Doa PKB Kab Tegal

Kamis, 25 Januari 2018

Wahai Bangsaku Relakah Negerimu Terpecah-belah?

Jakarta, PKB Kab Tegal?

Rais Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlith Thariqah Al-Mutabarah An-Nahdliyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Yahya menegaskan untuk tidak berbasa-basi mengakui negara Indonesia sebagai tanah air. Ia mengatakan hal itu di lapangan Pancasila Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah pada Rabu (30/11).?

“NKRI harga mati, bukan basa-basi,” katanya pada Apel Kebhinekaan yang diikuti oleh aparat keamanan TNI dan Polri, pelajar, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, akademisi, pemerintah, dan masyarakat umum sebagaimana diberitakan Tribun Jateng.

Wahai Bangsaku Relakah Negerimu Terpecah-belah? (Sumber Gambar : Nu Online)
Wahai Bangsaku Relakah Negerimu Terpecah-belah? (Sumber Gambar : Nu Online)

Wahai Bangsaku Relakah Negerimu Terpecah-belah?

Habib Luthfi kemudian meminta hadirin untuk menjadikan Indonesia sebagai tanah air dimana pun berada. “Kita hidup di Amerika, Indonesia tanah airku. Kita hidup di Timur Tengah, Indonesia tanah airku, kita hidup di negeri China, Indonesia tanah airku. Kita hidup di mana pun, Indonesia tanah airku,” tegasnya di video yang diunggah di Youtube hari ini oleh akun Syaroni As-Samfuriy.?

Kemudian habib asal Pekalongan tersebut mengajak untuk memahami keistimewaan laut. Menurutnya, ketika mendengar laut, yang terpikir adalah air, ikan, dan perahu. “Berapa anak sungai di Indonesia kalau musim kemarau, kalau musim penghujan; berapa juta kubik per detik mengalir ke laut dengan membawa limbah, membawa macam-macam.”?

Meski demikian, kata dia, benda-benda yang masuk ke laut tidak mampu mengubah rasa asinnya laut. Itu merupakan kehebatannya. “Ikan yang ada di laut tidak perlu diasini karena dia hidupnya sudah di tempat yang asin. Anehnya masih membutuhkan yang asin. “

PKB Kab Tegal

Berarti, lanjutnya, ikan itu tetap tawar, tapi bisa bergaul dengan yang asin. Hal itu menandakan kerukunan yang sulit dipisahkan dari laut.?

Kemudian ia mengimbau kepada TNI, Polri, anak-anak muda untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Semua kalangan jangan mudah dipecah-belah.?

PKB Kab Tegal

Menurutnya, pecah-belah itu bisa dilakukan dengan tekanan ekonomi. Tapi jika tekanan ekonomi tidak mempan, yang paling berbahaya adalah membenturkan artarumat bergama. “Wahai bangsaku, yang membanggakan, relakah negerimu berpecah-belah?”?

Menurut Tribun Jateng, pada apel tersebut, hadir Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Pangdam IV Diponegoro, Kapolda Jateng, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Kajati Jateng, Rektor Universitas Diponegoro Semarang, serta musisi Iwan Fals. (Abdullah Alawi)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa PKB Kab Tegal

Sabtu, 20 Januari 2018

Banser Kragan Dukung Aparat Tindak Cafe Karaoke Ilegal

Rembang, PKB Kab Tegal - Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Satkoryon Kecamatan Kragan mendukung pihak aparat gaubungan untuk menindak keberadaan cafe karaoke ilegal yang beroprasi di Kabupaten Rembang. Banser Kragan mengawal razia keberadaan cafe karaoke yang ada di Kecamatn Kragan, Jumat (9/12) malam.

Salah satu anggota Banser Kragan Mashadi kepada PKB Kab Tegal mengatakan, pihaknya siap membantu dan mengawal penindakan cafe karaoke yang beroperasi tanpa mengantongi izin dari pemerintah.

Banser Kragan Dukung Aparat Tindak Cafe Karaoke Ilegal (Sumber Gambar : Nu Online)
Banser Kragan Dukung Aparat Tindak Cafe Karaoke Ilegal (Sumber Gambar : Nu Online)

Banser Kragan Dukung Aparat Tindak Cafe Karaoke Ilegal

"Jadi begini. Kalau mau usaha, silakan. Kami tidak akan melarang siapapun untuk berusaha. Tetapi, kami minta lakukan usaha yang resmi dan tidak mengganggu ketertiban lingkungan," jelasnya.

PKB Kab Tegal

Menurutnya, sejauh ini anggota Banser dan GP Ansor di Kecamatan Kragan tengah gencar memantau sejumlah cafe karaoke yang berkedok rumah makan. Ia menambahkan, empat cafe karaoke yang beroperasi dengan izin warung makan itu sering memicu terjadinya tindak kekerasan dan perkelahian di wilayah tersebut.

Ada empat cafe karaoke yang berkedok rumah makan dan minuman. Keempatnya berada di DesaTanjungan, Kebloran, Sedang Waru, dan Desa Karang Harjo. Keempat tempat usaha ini sering dikeluhkan oleh warga lantaran menjadi pemicu tindak kejahatan. Selain itu, jam beroperasinya tempat itu dikabarkan tidak mengenal waktu, bahkan terkadang 24 jam nonstop.

PKB Kab Tegal

"Di sini kami sering menerima keluhan warga, terkait tempat maksiat tersebut. Jam bukanya itu tidak mengenal waktu, terkadang 24 jam tanpa berhenti," terang Mashadi.

Untuk cafe di Desa Kebloran, terlihat petugas mengamankan lima kerat miras yang dijual di tempat tersebut. Selain itu, aparat juga mengamankan tiga orang yang diduga sebagai karyawan yang berasal dari Tegal, Brebes dan Pekalongan.

Mashadi berharap pemerintah lebih proaktif menindak tegas keberadaan cafe karaoke ilegal yang beroperasi. Selain itu, tempat hiburan yang memicu tindak kekerasan harus segera ditutup izin usahanya.

Menurut pantauan PKB Kab Tegal, hampir sebagian cafe karaoke di Kabupaten Rembang tidak mengantongi izin usaha sebagaimana mestinya. Terlihat ada sembilan cafe karaoke yang berfasilitas room. Semuanya menggunakan kedok rumah makan. (Ahmad Asmui/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa, Khutbah PKB Kab Tegal

Haji Mabrur Ditandai Sikap Solidaritas Tinggi dan Toleransi

Arafah, PKB Kab Tegal. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, haji mabrur adalah mereka yang berhaji yang ditandai sikap cinta serta solidaritas yang tinggi terhadap sesama, saling menghargai dan toleransi terhadap perbedaan.

"Hal itu sejalan dengan pesan Rasulullah dalam khutbah wada 14 abad silam, yang perlu kita ke depankan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia," kata Menag Lukman dalam sambutan selaku Amirul Hajj Indonesia pada pelaksanaan wukuf haji di Arafah, Minggu.

Haji Mabrur Ditandai Sikap Solidaritas Tinggi dan Toleransi (Sumber Gambar : Nu Online)
Haji Mabrur Ditandai Sikap Solidaritas Tinggi dan Toleransi (Sumber Gambar : Nu Online)

Haji Mabrur Ditandai Sikap Solidaritas Tinggi dan Toleransi

Menurut Lukman, manusia ditakdirkan hidup dalam lingkungan masyarakat majemuk, baik dari segi etnis, suku, bahasa dan budaya maupun paham keagamaan.? Terhadap sesama manusia, kata dia, perlu ditumbuhkan solidaritas kemanusiaan (ukhuwah insaniyah), terhadap sesama Muslim kembangkan persaudaraan keislaman (ukhuwah Islamiyah) dan terhadap sesama bangsa rajut persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathaniyah).

"Pengejawantahan dari ketiga nilai ini merupakan bentuk kemabruran sosial yang perlu dipelopori oleh para haji di Tanah Air nanti," kata dia.

Dengan spirit persaudaraan, kata Lukman, umat manusia agar merajut kebersamaan, mengembangkan kerja sama dalam membangun kehidupan bersama yang maju dan berkeadaban.? Lukman mengatakan, di era digital sekarang, haji memiliki makna lebih mendalam yaitu sebuah jalan kembali dari keterasingan diri ketika terlena berkutat dengan teknologi komunikasi informasi.

PKB Kab Tegal

Haji, lanjut dia, ibarat install ulang terhadap segala program yang memengaruhi gerak tubuh dan perjalanan hidup. Waktu berhaji adalah masa perbaikan diri agar kembali berfungsi sesuai tujuan hidup setiap insani, yaitu beribadah dengan segala bentuknya sepenuh hati.? "Wukuf dapat bermakna hibernasi (proses mengistirahatkan diri) untuk mengoptimalkan kembali fungsi rohani dan ragawi," kata dia.

Menurut dia, kesediaan menahan kepenatan dalam melaksanakan rukun Islam kelima ini adalah wujud penegasan diri sebagai hamba yang hanya berserah kepada Sang Maha Kuasa. Kesabaran, berpanas-panas di Arafah adalah energi yang menghubungkan manusia dari berbagai latar belakang ke dalam satu ikatan.

"Sebesar apapun perbedaan di antara kita, apapun latar belakang kita, dari manapun asal kita, sejatinya semua ingin berkomunikasi dengan pesan yang sama kepada Allah SWT, yakni diakui sebagai seorang Muslim, seorang yang berserah diri kepada ajaran Allah SWT demi mewujudkan keselamatan dan kedamaian," kata dia. (Antara/Fathoni)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Quote, Doa, Internasional PKB Kab Tegal

Rabu, 17 Januari 2018

Gratis Biaya Kuliah Angkatan Pertama STIDKI NU Indramayu

Indramayu, PKB Kab Tegal. Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Nahdlatul Ulama Kabupaten Indramayu menggelar Program Pengenalan Studi dan Almamater (Propesa), Selasa-Kamis, 24-26 Oktober 2017.

Gratis Biaya Kuliah Angkatan Pertama STIDKI NU Indramayu (Sumber Gambar : Nu Online)
Gratis Biaya Kuliah Angkatan Pertama STIDKI NU Indramayu (Sumber Gambar : Nu Online)

Gratis Biaya Kuliah Angkatan Pertama STIDKI NU Indramayu

Ketua PCNU Indramayu, KH. Juhadi Muhamad, mengatakan dengan hadirnya STIDKI NU Indramayu, akan menjadi jembatan bagi keberlangsungan jenjang karir dimasa yang akan datang bagi kader NU yang berpotensi. 

“Salah satu keistimewaan STIDKI NU Indramayu ini adalah bukan milik yayasan ataupun milik perorangan. STIDKI NU murni milik Nahdlatul Ulama,” ungkap Kiai Juhadi di lokasi kegiatan Kampus STIDKI NU Indramayu yang juga Kantor PCNU Indramayu Jalan Gatot Subroto No. 9 Indramayu, Kamis (26/10). 

Pada tahun pertama perkuliahan digratiskan dengan menggalang kekuatan tokoh NU melalui program orangtua asuh atau beasiswa.

PKB Kab Tegal

Alhamdulillah sekarang sudah banyak tokoh NU yang telah siap menjadi orang tua asuh bagi para mahasiswa STIDKINU,” tambahnya.

Kiai Juhadi berharap seluruh mahasiswa memanfaatkan kesempatan istimewa tersebut.

“Belajarlah yang tekun dan rajin serta pada saatnya nanti menjadi sarjana, akan benar-benar menjadi sarjana yang siap mengabdi kepada ummat, NU, bangsa dan negara,” ujarnya.

PKB Kab Tegal

Ketua Panitia Propesa, Zamakshari mengapresiasi para calon mahasiswa. Menurutnya propesa adalah syarat wajib agar diakui sebagai mahasiswa-mahasiswi STIDKI NU.

"Berbagai materi telah kami siapkan dengan mengundang para pakar yang berkompeten untuk menyampaikan pemaparan, diantaranya dari PCNU Indramayu, kiyai dari Pesantren Babakan Cirebon, praktisi perbankan,  wartawan senior di Indramayu,” kata Zamakshari.

Hal itu diharapkan  agar saat aktif menjadi para peserta Propesa memiliki pondasi dasar yang kuat untuk menjadi mahasiswa cinta terhadap almamater, menjadi kader NU yang tangguh serta siap bersaing dengan mahasiswa dari perguruan tinggi lain di Indonesia.

Selain mendengarkan materi dan diskusi, peserta Propesa juga menggelar bakti sosial berupa pemberian sembako dan pakaian layak pakai kepada fakir miskin, panti jompo, anak jalanan dan tukang becak. Mereka disebar di berbagai sudut Kota Indramayu.

Hasyim, salah satu peserta mengungkan rasa bangganya karena bukan hanya bisa mengikuti kegiatan Propesa, tetapi juga diajarkan berbagai melalui pembagian sembako dan pakaian layak pakai kepada orang-orang yang membutuhkan.

“Yang membuat kami terharu, pada saat pembagian sembako ada tukang becak yang sampai memeluk kami dan menangis saking bahagianya mendapatkan santunan tersebut,” ujar Hasyim yang juga wartawan di Indramayu.

Propesa ditutup secara resmi oleh Rektor/Ketua STIDKI NU Indramayu, Jaenal Effendi. Doktor muda jebolan Jerman ini menegaskan, keberadaan STIDKI NU Indramayu harus dimanfaatkan oleh masyarakat Indramayu umumnya dan warga NU khususnya untuk menempuh pendidikan tinggi. 

“Kami bertekad mencetak sarjana-sarjana yang berkualitas dan unggul dengan dukungan para tenaga pengajar atau dosen yang kesemuanya sangat berkompeten. Oleh karena itu kepada para mahasiswa STIDKI NU Indramayu saya berpesan agar meluruskan niat dalam menempuh perkuliahan ini, belajar yang giat dan tekun serta bersama-sama membesarkan STIDKI NU Indramayu,” pungkas tokoh muda NU ini yang juga pengurus LPNU PBNU. 

STIDKI NU Indramayu dibuka sejak 15 Juni 2017 dengan Ijin operasional berupa SK Direktur Pendidikan Islam No. 3333 tahun 2017. Terdapat empat program studi  yakni Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Manajemen Dakwah (MD),  Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), dan Bimbingan Konseling Islam (BKI). (Iin Rohimin/Kendi Setiawan) 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa, IMNU, Kyai PKB Kab Tegal

Jumat, 12 Januari 2018

Jadi Kades, Santri Annuqayah Terapkan Metode Dakwah Wali Songo

Pamekasan, PKB Kab Tegal. Salah seorang santri Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur Ustadz Suto Abdurrahman terpilih sebagai Kepala Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan dalam pilkades serentak pada pertengahan November 2015. Ia resmi dilantik pada pertengahan Desember 2015.

Jadi Kades, Santri Annuqayah Terapkan Metode Dakwah Wali Songo (Sumber Gambar : Nu Online)
Jadi Kades, Santri Annuqayah Terapkan Metode Dakwah Wali Songo (Sumber Gambar : Nu Online)

Jadi Kades, Santri Annuqayah Terapkan Metode Dakwah Wali Songo

Ustaz Suto menyadari bahwa masyarakat Desa Kertagena Tengah belum sepenuhnya bisa meninggalkan kegiatan berbau maksiat seperti orkes yang mempertontonkan penyanyi pengumbar aurat dan merangsang kemaksiatan. Acara tersebut adakalanya digelar oleh pemuda dan pengusaha setempat.

"Tapi kita mesti pelan-pelan dalam melakukan perubahan. Tidak perlu frontal. Kita teladani dakwah Wali Songo yang memerhatikan kearifan lokal," ujar Ustaz Suto kepada wartawan, Selasa (22/12).

PKB Kab Tegal

Atas hal itu, dia tetap hadir memberikan sambutan dalam acara orkes yang dilangsungkan di Dusun Konkokon, Desa Kertagena Tengah. Dalam sambutannya, Ustaz Suto mengajak masyarakat untuk banyak belajar, tekun, pantang menyerah, dan tidak mudah putus asa dalam menyikapi persoalan hidup.

PKB Kab Tegal

Ke depannya, Kepala Sekolah SMA Islan Miftahul Ulum Yaspimu tersebut akan mengetengahkan imbauan Kementerian PDT RI, yang mendorong agar dana desa (DD) dan anggaran dana desa (ADD) yang mencapai miliaran, dimanfaatkan buat pembangunan padat karya (pelatihan-pelatihan dan pemberdayaan). Sementara pembangunan balai desa, rumah ibadah, dan sejenisnya, sudah ada biaya tersendiri dari Dirjen Bina Pemerintahan Desa.

Ustaz Suto juga akan berikhtiar untuk menghidupkan karangraruna kepemudaan. Harapannya, supaya bakat dan minat pemuda desa bisa tersalurkan. Misalnya, membentuk dan menghidupkan klub futsal di masing-masing dusun. Puncaknya, nanti bisa digelar lomba futsal antardusun.

"Hal itu semua tampaknya sulit diwujudkan tanpa kesungguhan dari para pamong di masing-masing dusun dalam membangun desa. Dukungan dan peran serta masyarakat tentu juga tak kalah pentingnya," terang suami Sundiratul Aini itu.

Usai dilantik oleh Bupati Pamekasan Achmad Syafii pada pertengahan Desember 2015, Ustaz Suto langsung menggelar musyawarah rencana pembangunan (Musrembang) desa. Dalam musyawarah tersebut, masing-masing dusun mengusulkan tiga program priortas. (Hairul Anam/Mahbib)

Foto: Kades Kertagena Tengah Ustaz Suto Abdurrahman bersama keluarga

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pahlawan, Khutbah, Doa PKB Kab Tegal

Jumat, 05 Januari 2018

LAZISNU Beri Dukungan pada Perajin Bambu Elektronik

Bogor, PKB Kab Tegal. Pengurus Pusat Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) mendukung penuh perajin bambu elektronik dalam kegiatan diklat kerajinan membuat Audio Bambu bagi para santri dan mustadl’afin di Kota Bogor.

LAZISNU Beri Dukungan pada Perajin Bambu Elektronik (Sumber Gambar : Nu Online)
LAZISNU Beri Dukungan pada Perajin Bambu Elektronik (Sumber Gambar : Nu Online)

LAZISNU Beri Dukungan pada Perajin Bambu Elektronik

Kegiatan tersebut berlangsung di dua tempat, di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Kota Bogor (13 Oktober 2012) dan di Pondok Pesantren Al-Um Kota Bogor (14 Oktober 2012) dengan mengambil tema ; “Pengembangan teknologi pengolahan Bambu menjadi aneka design produk elektronika yang unik, artistic, dan marketable”.?

"Kerajinan bambu elektronik ini perlu dikembangkan, karena bambu merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia yang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai jenis usaha ekonomi kreatif," kata Zainullah MA yang biasa dipanggil Cak Nul, intruktur ? keterampilan membuat audio bambu di Pondok Pesantren Miftahul Ulum ? dan Al Um Kota Bogor, Ahad (14/10).?

PKB Kab Tegal

Menurutnya, Bambu juga merupakan tanaman yang dapat ditumbuh-kembangkan dengan masa panen yang relative cepat yaitu antara 3 tahun sampai 4 tahun, lebih cepat dari pohon sengon.

PKB Kab Tegal

Zainullah juga mengatakan, bambu yang dikembangkan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum ? dan Al Um menjadi alat elektronik khususnya peralatan audio seperti mini aktive speaker untuk laptop atau komputer, handphone, MP3 player, SD/MMC, Flasdick, radio dan lain sebagainya.

Bambu dapat dikembangkan menjadi aneka design produk audio yang unik, artistik dan marketable. "Produk bambu elektronik karya santri Pondok Pesantren Al Um ini sudah dipamerkan di Jakarta, Batam, bahkan akan ikut pameran ke Malaysia," katanya.

Diklat keterampilan membuat audio bambu diikuti sekitar 20 lebih santri, almuni dan mustadlafin. Kegiatan berlangsung selama dua hari, 13 dan 14 Oktober 2012. Selama pendidikan pelatihan, santri diberikan pelatihan merakit komponen elektronika, pengolahan bambu, teori dasar teknik elektronika dan ceramah motivasi dari pembina bambootronic, Dr.Aji Hermawan,MM (Direktur RAMP- IPB) .

Dalam ceramahnya, Aji mengharapkan dengan pelatihan ini dapat memberikan kemampuan para santri dan alumni untuk mengembangkan bambu sebagai sumber usaha ekonomi kreatif yang ramah lingkungan, dan sekaligus mampu menggantikan berbagai produk elektronika yang terbuat dari bahan radikal seperti plastic, logam, mika, dan sejenisnya." katanya.

Diklat keterampilan bambu di Pondok Pesantren Miftahul Ulum dan Al Um Kota Bogor tersebut terselenggara berkat dukungan dari Mitra Jasa Technical dan Pengurus Pusat Lazisnu (Lembaga Amil Zakat Infaq, dan Shodaqoah) Nahdlatul Ulama (NU) melalui programnya yang diberi nama ? NUskil dan NU Preneur.

?

?

Redaktur ? ? : Hamzah Sahal

Kontributor : Zainul

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah, Tokoh, Doa PKB Kab Tegal

Kamis, 04 Januari 2018

IPNU-IPNU Salatiga Kenalkan NU ke Santri TPQ

Salatiga, PKB Kab Tegal. Untuk mengenalkan NU sejak dini, Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Salatiga, Jawa tengah, mengadakan kegiatan Alim (Ajang Kreasi Anak Muslim), di MTS NU Salatiga, Ahad (24/11).

Ketua IPPNU Salatiga Lia Agustin menjelaskan acara ini merupakan yang kedua kalinya diselenggarakan. “Alim II ini merupakan rangkaian acara Pra-Konfercab. Sekaligus, ajang untuk mengenalkan sekolah yang dimiliki LP Ma’arif NU,” terangnya, Senin (25/11).

IPNU-IPNU Salatiga Kenalkan NU ke Santri TPQ (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPNU Salatiga Kenalkan NU ke Santri TPQ (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPNU Salatiga Kenalkan NU ke Santri TPQ

Dalam acara tersebut, sekitar 200 peserta dari berbagai TPQ se-Salatiga dan Kabupaten Semarang, mengikuti perlombaan yang ada. “Lomba meliputi mewarnai, dai cilik, dan qiro’ah,” imbuh gadis yang akrab disapa Lia ini.

PKB Kab Tegal

Sayangnya, peserta pada tahun ini agak menurun dibandingkan tahun kemarin. “Tahun lalu peserta 300 anak. Yang kedua ini menurun karena jenis lombanya dikurangi,” ungkapnya.

Namun, ia berharap dari penyelenggaraan Alim II kali ini, para pelajar NU dapat lebih dekat dengan masyarakat. Hal ini sesuai dengan tema acara, "Membangun Generasi Aswaja Aktif, Kreatif & Religius”. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Kyai, Doa, News PKB Kab Tegal

Minggu, 31 Desember 2017

Ini Patokan Interaksi Sosial, Politik, dan Sikap Kebangsaan NU

Jakarta, PKB Kab Tegal - Wakil Ketua Umum PBNU H Maksoem Mahfudz menyebut sikap kebangsaan dan keindonesiaan Nahdlatul Ulama berpijak pada konsep muamalah di dalam kitab-kitab fikih ulama. Dari sana, nilai-nilai universalitas itu menjadi prinsip inetraksi sosial dan kebangsaan kalangan nahdliyin.

Demikian disampaikan H Maksoem di hadapan rombongan delegasi Yonsei University, The United Graduate School of Theology Korea Selatan di Gedung PBNU, Rabu (9/8) siang.

Ini Patokan Interaksi Sosial, Politik, dan Sikap Kebangsaan NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Patokan Interaksi Sosial, Politik, dan Sikap Kebangsaan NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Patokan Interaksi Sosial, Politik, dan Sikap Kebangsaan NU

Nilai-nilai ini yang membuat warga NU tidak canggung bergaul dengan pelbagai kalangan dan latar belakang.

PKB Kab Tegal

“Dalam interaksi sosial, kita diwajibkan untuk berpegang pada common values, yaitu jujur, adil, transparan, adil, gotong royong, dan konsisten,” kata H Maksoem dengan bahasa Inggris di hadapan rombongan delegasi sekolah tinggi teologi yang melakukan kunjungan akademik kepada Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia).

Ia menambahkan, oleh para guru kami, kami diajarkan secara wajib untuk berpaham nasionalisme, cinta tanah air. “Kalau semua itu sudah berpijak pada common values, maka itu sudah Islami.”

PKB Kab Tegal

Tetapi apakah ini bentuk liberalisme seperti diimajinasikan banyak orang dan bahkan peneliti? Tidak. Mereka keliru.

“Dalam keimanan, kami tetap berpegang pada doktrin-doktrin teologi Ahlussunnah wal Jamaah. Artinya, kami tidak mencampuradukan ajaran Islam dan ajaran keyakinan lainnya. Tetapi sesama manusia bahkan berlainan latar belakang sekalipun, kami dituntut untuk berinteraksi secara wajar dan manusiawi.” (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Quote, Doa PKB Kab Tegal

Selasa, 12 Desember 2017

Kisah Syekh Abdullah Mursyad Kalahkan Kesaktian Maling Gendiri

Diperkirakan pada masa berkembang kerajaan Mataram Islam, pada waktu itu di kawasan Kediri terdapat seorang perampok yang sangat ditakuti oleh masyarakat di kawasan itu karena kesaktian dan kejadugannya. Dia lalu dikenal dengan sebutan Maling Gendiri.?

Dikisahkan oleh KH Mujaddad Faqihudin, seorang kiai pengasuh pesantren dari Warujayeng Nganjuk, bahwa Maling Gendiri tersebut dikenal sebagai orang yang sakti dan jaduk di kawasan Kediri karena dia mempunyai ilmu "bancoono". ? Tidak ada satu pendekar dan jawara pun yang dapat mengalahkannya. Kesaktian dan kejadugan yang superior tersebut membuatnya berbuat semena-mena dan meresahkan masyarakat. Harta benda masyarakat menjadi tidak aman.

Kisah Syekh Abdullah Mursyad Kalahkan Kesaktian Maling Gendiri (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Syekh Abdullah Mursyad Kalahkan Kesaktian Maling Gendiri (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Syekh Abdullah Mursyad Kalahkan Kesaktian Maling Gendiri

Pada suatu malam maling ini merampok berbagai perhiasan yang kemudian ia dikejar-kejar oleh lusinan aparat pemerintahan Hindia Belanda. Tapi berkat ilmu bancolononya, petugas keamanan Belanda berhasil dikelabuinya, Maling Gendiri berhasil lolos, padahal waktu itu Maling Gendiri mengendarai dokar. Yang mengherankan lagi dia dapat menghilang bersama dokar yang dinaikinya sehingga perhiasan yang ia rampok tidak dapat terendus orang lain.

Pada tempo itu (kurang lebih sebelum tahun 1800-an), hidup pula sekurun dengan Maling Gendiri ini seorang ulama alim pendakwah Islam di kawasan Kediri dan sekitarnya yang konon berasal dari Gujarat. Beliau ialah Syekh Abdullah Mursyad. Syekh Mursyad inilah yang akhirnya berhasil mengalahkan kesaktian Maling Gendiri.?

Sebagai juru dakwah waktu itu, ketika menyaksikan masyarakat dan rakyat resah tidak tenang akibat ulah Maling Gendiri itu, kemudian Syekh Mursyad tergerak hatinya berbuat sesuatu, yaitu menghentikan aksi kejahatan Maling Gendiri supaya keadaan menjadi kondusif. ? Sejak Maling Gendiri berhasil dilumpuhkan oleh Syekh Mursyad, masyarakat lega merasa tenang dan aman. Biang kekacauan dan ketidakamanan sudah hilang. ? ? ?

Menurut penuturan dari almaghfurlah KH Abdul Aziz Mansyur, Pacul Gowang Jombang, Syekh Abdullah Mursyad merupkan seorang Muballigh Islam, penyebar Islam yang berasal dari Gujarat. Selain seorang ulama yang alim, juga jawara yang sakti sebagaimana telah diceritakan oleh Kiai Mujadad di atas.

PKB Kab Tegal

Walau begitu, masih menurut KH Abdul Aziz Mansyur, sejarah riwayat hidupnya Syekh Abdullah Mursyad sendiri sebetulnya masih samar-samar. Hal itu karena sangat sulit melacak dan menelusuri apakah dia benar-benar pendatang dari Gujarat ataukah seorang asli pribumi. Sebab pada waktu itu banyak para pendatang baik dari negeri Cina maupun Arab yang mendarat di kepulauan Nusantara.?

Biasanya mereka singgah di kerajaan Mataram Islam seperti keraton Surakarta dan Yogyakarta yang waktu itu namanya sudah masyhur di mana-mana, sehingga tidak heran jika kemasyhuran kerajaan Mataram Islam ini menjadikan banyak bangsa lain menjadi begitu tertarik untuk mendatangi pulau Jawa yang terkenal kaya dengan potensi alamnya. Misi mereka bermacam-macam. Selain untuk berdagang, umumnya mereka juga menyebarkan agama Islam di kawasan Nusantara ini.

PKB Kab Tegal

Kini makamnya Syeikh Abdullah Mursyad tersebut berada di area pemakaman Setono Landean, terletak kurang lebih 5 KM dari desa Mrican Kota Madya Kediri, Jawa Timur. Oleh masyarakat setempat lokasi tersebut biasa dinamakan dengan sebutan "Setono Landean". Makam tersebut kini ramai didatangi para peziarah dari berbagai daerah khususnya pada Kamis malam Jumat. (M. Haromain)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa, Halaqoh PKB Kab Tegal

Selasa, 05 Desember 2017

Kini Tersedia Aplikasi Shalat di Ketinggian 35 Ribu Kaki

Jakarta, PKB Kab Tegal. Sebuah perusahaan di Singapura meluncurkan sebuah aplikasi berbasis iPhone untuk mengingatkan kapan harus shalat dan ke arah mana mereka harus menghadap, bahkan meskipun mereka berada di ketinggian 35 ribu kaki. 

Kini Tersedia Aplikasi Shalat di Ketinggian 35 Ribu Kaki (Sumber Gambar : Nu Online)
Kini Tersedia Aplikasi Shalat di Ketinggian 35 Ribu Kaki (Sumber Gambar : Nu Online)

Kini Tersedia Aplikasi Shalat di Ketinggian 35 Ribu Kaki

Para pelancong dapat menginput detail penerbangan dan akan disediakan jadual waktu shalat selama perjalanan, beserta arah ke Ka’bah. 

Crescentrating, sebuah perusahaan yang memberikan label halal pada hotel dan perusahaan wisata lainnya, juga berencana untuk menyediakan aplikasi gratis yang dinamakan Crescent Trips, yang tersedia untuk smartphones Android dalam beberapa bulan mendatang,” kata Fazal Bahardeen, eksekutif perusahaan tersebut.

Aplikasi tersebut meliputi klip audio muslim yang sedang bersembahyang, apa yang harus dibaca selama perjalanan.

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

“Pelancong Muslim mungkin pasar terbesar yang belum dimanfaatkan dalam industri perjalanan saat ini,” kata Kepala Operasi Crescentrating Dany Bolduc.

“Ini pasar yang benar-benar belum dilayani dan memiliki potensi pasar yang sangat besar,” ujarnya.

Pengeluaran oleh wisatawan Muslim tumbuh lebih cepat daripada tingkat dunia dan diperkirakan mencapai angka $192 milyar per tahun pada 2020, naik dari $126 milyar pada 2011, menurut penelitian yang dirilis tahun lalu oleh Crescentrating and DinarStandard, sebuah aperusahaan berbasis di Amerika yang a US-based firm that berkonsentrasi pada gaya hidup Muslim. (AFP/mukafi niam)

Foto:AFP

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa, Sejarah, Kajian Islam PKB Kab Tegal

Senin, 04 Desember 2017

Majmu’ah al-Masa’il al-Fiqhiyyah, Kitab Ulama Aceh untuk Sultan Maldives

Pada katalog naskah-naskah yang tersimpan di Perpustakaan Masjidil Haram (Maktabah al-Haram al-Makkî), Makkah, KSA, saya menemukan naskah bernomor (?) dengan judul “Majmû’ah Masâ’il Fiqhiyyah fî al-Fiqh al-Syâfi’î”. Isi naskah tersebut berisi himpunan fatwa ulama-ulama madzhab Syafi’i lintas generasi yang menjawab beberapa permasalahan hukum, ditulis dalam bahasa Arab, dengan jumlah keseluruhan 172 halaman.

Yang menarik perhatian saya dari naskah tersebut adalah keberadaannya yang ditulis (disalin) oleh seseorang yang diidentifikasi sebagai orang Nusantara (Jâwî) asal Aceh (Âsyî), yaitu Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Âsyî.

Majmu’ah al-Masa’il al-Fiqhiyyah, Kitab Ulama Aceh untuk Sultan Maldives (Sumber Gambar : Nu Online)
Majmu’ah al-Masa’il al-Fiqhiyyah, Kitab Ulama Aceh untuk Sultan Maldives (Sumber Gambar : Nu Online)

Majmu’ah al-Masa’il al-Fiqhiyyah, Kitab Ulama Aceh untuk Sultan Maldives

Dalam keterangan yang dituliskan Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Âsyî pada halaman akhir naskah, bahwa kitab “Majmû’ah al-Masâ’il” ini ia tulis untuk (bagi) seorang yang bergelar Sultan dan bernama Hasan Nûruddîn anak dari Sultan Hasan ‘Izzuddîn.

Tertulis di sana;

PKB Kab Tegal

? ? ? ? (?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? (?) ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PKB Kab Tegal

(Telah selesai kitab dari permasalahan-permasalahan fikih. Pemiliknya adalah Tuan Kita yang allamah dan fahhamah, yang masyhur nan cerdas, yang mencintai para fakir miskin, ialah Tuan Kita Sultan Hasan Nûruddîn anak dari Sultan Hasan ‘Izzuddîn, semoga Allah mengampuni(nya) dan kedua orang tuanya. Penulisnya adalah seorang yang fakir lagi hina, yang remeh, lemah, dan banyak dosa, ialah Muhammad Thâhir orang Jawi [Nusantara] dari Aceh [Âsyî] negerinya).

Sekilas kemudian saya pun mencari data tentang siapakah sosok Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Âsyî, sang penulis naskah (kâtib al-kitâb), demikian juga sosok Sultan Hasan Nûruddîn bin Sultan Hasan ‘Izzuddîn, sang pemilik naskah (shâhib al-kitâb).

Saya berusaha menanyakan sosok Muhammad Thâhir al-Âsyî ini kepada sahabat saya dari Aceh, al-Fadhil Masykur Aceh, kolektor muda naskah-naskah keislaman dari Aceh, karena tidak ada data siapa sosok tersebut, selain tak ada kolofon yang menginformasikan kapan naskah ini ditulis. Saya juga mengirimkan gambar halaman terakhir manuskrip ini kepada beliau.

Ternyata jawaban yang saya dapatkan dari beliau sangat mengejutkan, bahwa buyut beliau dari jalur ibu juga bernama Muhammad Thâhir al-Âsyî dan pernah lama bermukim di Makkah, yang kemudian menjadi ulama besar di Pedir, Aceh, setelah kepulangannya. Di Aceh, beliau dikenal dengan nama Muhammad Thahir Tiro (Tengku Chik [Syik] Cot Plieng Tiro), yang masih sepupu Syaikh Muhammad Samman Tiro (Teungku Chik Di Tiro, w. 1891 M).

Kembali ke keterangan dan data yang terdapat pada naskah.

Yang menarik di sini justru adalah sosok “Sultan Hasan Nûruddîn ibn Sultan Hasan ‘Izzuddîn” yang tertulis dalam naskah sebagai “shâhib al-kitâb” (pemilik kitab), di mana Syaikh Muhammad Thâhir al-Âsyî menulis (salin) kitab “Majmû’ah al-Masâ’il al-Fiqhiyyah” untuk sultan tersebut.

Kedua sosok di atas, yaitu Syaikh Muhammad Thâhir al-Âsyî dan Sultan Hasan Nûruddîn, bisa dipastikan hidup satu zaman. Hal ini ditandai dengan penyebutan “Tuan Sultan Kami” (maulânâ al-sulthân) oleh sang penyalin naskah, hal yang menunjukkan adanya hubungan antara kedua sosok tersebut.

Setelah dilakukan penelusuran, didapati sosok “Sultan Hasan Nûruddîn (bergelar Sultan ‘Imâduddîn VI) putra Sultan (Pangeran) Hasan ‘Izzuddîn putra Sultan ‘Imâduddîn IV” adalah sultan Kesultanan Islam Maldives, sebuah negara kepulauan di Samudera India. Sultan Hasan Nûruddîn lahir pada tahun 1863 M dan memerintah Kesultanan Maldives sepanjang tahun 1893-1903 M dengan gelar “Sultan Haji Muhammad Imaaduddeen VI Iskandar Sri Kula Sundara Kattiri Buwana Maha Radun” (http://www.royalark.net/Maldives/maldive16.htm).

Sultan Hasan Nûruddîn (Sultan ‘Imâduddîn VI) dicatat menguasai bahasa Urdu, Persia, dan Arab dengan sangat baik. Beliau juga telah melaksanakan ibadah haji dan dikenal sebagai sultan yang taat, mencintai ilmu pengetahuan, dan menghormati ulama. Dalam naskah salinan Syaikh Muhammad Thâir al-Âsyî, sosok Sultan Hasan Nûruddîn (Sultan ‘Imâduddîn VI) disebut sebagai sosok yang “memiliki pengetahuan agama yang luas, yang masyhur nan cerdas, juga yang mencintai para fakir miskin”.

Pada tahun 1903 M beliau diturunkan dari singgasananya oleh penjajah Inggris, lalu eksil ke Mesir hingga wafat di sana pada tahun 1932 dan dikuburkan di Kairo.

Keterangan yang terdapat dalam naskah ini sangat menarik dan berharga, karena akan menghantarkan kita pada babakan sejarah baru yang cukup mengejutkan, yaitu adanya “jaringan intelektual ulama Nusantara (Aceh)—Kesultanan Maldives”. Naskah “Majmû’ah al-Masâ’il al-Fiqhiyyah” yang kini tersimpan di Perpustakaan Masjidil Haram Makkah ini menjadi data sejarah yang sangat mahal keberadaanya, yang menegaskan sebuah fakta bahwa “telah ada seorang ulama Aceh bernama Muhammad Thâhir al-Âsyî yang menuliskan sebuah kitab dan dipersembahkan untuk seorang Sultan Malvies bernama Sultan Hasan Nuruddîn (Sultan ‘Imâduddîn VI)”.

Nah, siapakah sosok Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Asyî yang terdapat merupakan penulis naskah ini?

Saya mendapatkan data lain dari sebuah manuskrip yang diberikan oleh al-Fadhil Masykur Aceh, yang tertulis nama penyalinnya adalah (juga) “Syaikh Muhammad Thâhir al-Âsyî”, yang tak lain adalah buyut beliau. Yang mengejutkan, isi manuskrip yang diberikan oleh al-Fadhil Masykur Aceh itu sama jenis dan model tulisannya dengan manuskrip yang saya temukan di Makkah, juga isi kandungan naskah “Aceh” yang sama dengan naskah “Makkah”, yaitu kumpulan fatwa ulama madzhab Syafi’i atas pelbagai permasalahan hukum Islam.

Jadi, apakah benar sosok Syaikh Muhammad Thâhir al-Jâwî al-Asyî ini adalah Teungku Muhammad Tahir Tiro (Tengku Chik [Syik] Cot Plieng Tiro), seorang ulama besar dari Plieng Aceh? (A. Ginanjar Sya’ban)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Doa, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Minggu, 03 Desember 2017

Ketua PWNU NTB Dampingi Persiapan Visitasi UNU Mataram

Mataram, PKB Kab Tegal. Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH. A. Taqiuddin Mansyur, Rabu (1/10) hari ini, mendapingi para civitas akademika dalam menyiapkan proses visitasi Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Mataram.

Ketua PWNU NTB Dampingi Persiapan Visitasi UNU Mataram (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua PWNU NTB Dampingi Persiapan Visitasi UNU Mataram (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua PWNU NTB Dampingi Persiapan Visitasi UNU Mataram

Kamis (2/10) besok sekitar pukul 13.00 WITA dijadwalkan Direktur Perguruan Tinggi Kemendikbud akan hadir di Gedung UNU beralamat di Jalan Pendidikan No 6 Mataram dalam rangkaian proses visitasi.

TGH. A. Taqiuddin mengarahkan para calon tenaga UNU agar melakukan persiapan dengan matang. Para tenaga pengajar maupun tenaga adminsitrasi diharapkan bisa bekerja dengan tulus ikhlas dalam pengembangan? dan kemajuan UNU khususnya, dan NU di Nusa Tenggara Barat umunya.

PKB Kab Tegal

“Gedung UNU ini juga diharapakan dapat dikelola dengan baik dan bertanggung jawab oleh para pengurus nanti,” pinta Ketua NU NTB yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Mansyuriah Al Maarif NU Bonder Lombok Tengah ini.

Ia mengaskan, UNU Matamar didirikan untuk bisa dikenang dan sebagai wadah pengembangan SDM di NTB, agar publik tahu bahwa NU di NTB besar dan kian meningkat dalam hal infrastrukur maupun supratsturktur. ?

PKB Kab Tegal

Dikatakan, dirinya tidak mengarapkan apa apa dari UNU melainkan agar generasi ke depan dapat memiliki kualifikasi pendidikan yang memadai. “Sebuah kesempurnaan ada pada akasi dan bukti, bukan pada wacana dan janji,” tutupnya. (Adi/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa PKB Kab Tegal

Sabtu, 25 November 2017

Ini Nasihat Alumni kepada IPNU-IPPNU

Kudus, PKB Kab Tegal. Usai perayaan Makesta di salah satu ranting, Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jateng, sibuk mengurus pelaksanaan Konferensi Anak Cabang (Konferancab). Konferancab XIII ini dilaksanakan di MA Qudsiyyah Kudus Kamis (26/6).

Ini Nasihat Alumni kepada IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Nasihat Alumni kepada IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Nasihat Alumni kepada IPNU-IPPNU

Bertema “Mewujudkan Amanah IPNU-IPPNU Masa Depan”, Konferancab diawali dengan bincangan bersama para alumni. Dalam diskusi itu, disampaikan bahwa di antara faktor melemahnya IPNU-IPPNU ialah terputusnya kader dari pesantren.

“Salah satu hal yang membuat kita tidak maju, adalah putusnya kader-kader pesantren. Embrio IPNU-IPPNU itu merupakan kegiatan dakwah, sementara malah banyak Pimpinan Komisariat di pesantren yang tidak hidup. Ke depan, pengkaderan di pesantren harus dihidupkan kembali,” ujar Wiyono, salah satu alumni yang sekaligus menjadi pembina PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Kota Kudus dan PC IPNU-IPPNU Kabupaten Kudus.

PKB Kab Tegal

Selain itu, Wiyono juga mewanti-wanti agar selektif dalam mengkader, terutama saat memilih anggota untuk memimpin. “Faktor lain penyebab melemahnya organisasi kita yakni pimpinan yang tidak paham akan apa yang harus dibangun dan diprogramkan. Ini merupakan hasil dari ketidakselektifan saat memilih pemimpin. Selektif itu penting,” lanjutnya kemudian.

Sementara itu, Noor Azizah alumni PAC IPPNU Kota, memberi komentar bahwa kelebihan NU ada pada daya juangnya dan kuantitas sumberdaya manusianya. Namun menurutnya, ini tak diimbangi dengan kualitas SDM yang mumpuni.

PKB Kab Tegal

“Kelebihan NU terletak pada daya juang dan SDMnya yang banyak. Tapi sayang, tak semua SDM kuat ideologi Aswajanya, sehingga rentan dengan serangan ideologi dari luar,” paparnya yang akrab disapa Mbak Inung.

Pada kesempatan itu mereka juga mengusulkan penyamaan agenda kegiatan IPNU-IPPNU sekecamatan Kota. Dengan demikian diharapkan agar bisa lebih serasi dan kompak. Selain itu, terkait dengan anggota ranting yang telah aktif di PAC atau di atasnya, juga dihimbau agar tetap dapat berpartisipasi di ranitngnya.

Menghidupkan yang Mati

Mbak Inung juga memberikan arahan teknis kepada peserta Konferancab itu mengenai usaha menghidupkan ranting yang mati. Menurutnya, cukup mendekati dua pelajar NU putra dan putri untuk diajak rembugan bersama, berdiskusi ihwal pendirian IPNU-IPPNU di desanya.

Langkah berikutnya, mendatangi tokoh bapak NU setempat untuk mendampingi sekaligus mensosialisasikan pendirian atau penghidupan kembali ranting IPNU-IPPNU kepada warga NU yang lain, terutama sesama tokoh NU yang memiliki anak di bangku pendidikan.

Setelah antara pelajar dan bapak NU sudah memiliki tekad dan keinginan yang sama, maka tinggal mengadakan aktivitas organisasi secara sungguh-sungguh. “Namun setelah ranting berhasil berdiri, jangan sampai PAC melepaskan begitu saja. Jadi tetap harus ada pendampingan,” terang Mbak Inung. Menurutnya, pendampingan dari PAC dan banom lain yang lebih senior juga dibutuhkan, seperti NU dan Muslimat.

Agenda reorganisasi ini dipandu oleh Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kudus yang juga baru terpilih Ketuanya pada Konferensi Cabang seminggu sebelumnya. Setelah melalui pemilihan, terpilih masing-masing Ketua IPNU dan IPPNU yakni Muhammad Tausiul Ilma (Ilma) dan Khodijatus Surur (Mbak Odi).

Ilma mengharapkan kerja sama dari para anggota untuk kepengurusan ke depan. “Karena teman-teman sendiri telah dengan sadar memilih siapa yang berhak menjadi Ketua, maka saya pun berpikir bahwa sudah selayaknya nanti teman-teman akan bersedia senang hati membantu menjalankan organisasi ke depan,” paparnya saat sambutan.

Ilma juga berharap PAC pimpinannya bisa menjadi barometer. “Saya ingin kepemimpinan periode ini merupakan yang terbaik dan dapat menjadi barometer PAC IPNU-IPPNU sekabupaten Kudus,” ujarnya. (Istahiyyah/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa PKB Kab Tegal

Rabu, 22 November 2017

Idul Adha, Momentum Menggerus Ego Materialisme Manusia

Jember, PKB Kab Tegal

Tidak puas dan selalu kurang. Senantiasa ingin menguasai dan tak mau berbagi. Itulah yang secara umum menjadi kecenderungan karakter manusia. Demikian salah satu untaian kalimat khutbah Idul Adha yang disampaikan Wakil Sekretaris PCNU Jember, Ustadz Mochammad Eksan di Masjid Jihadil Muttaqien, Karang Mlowo, Kelurahan Mangli, Kabupaten Jember, Senin (12/9).

Idul Adha, Momentum Menggerus Ego Materialisme Manusia (Sumber Gambar : Nu Online)
Idul Adha, Momentum Menggerus Ego Materialisme Manusia (Sumber Gambar : Nu Online)

Idul Adha, Momentum Menggerus Ego Materialisme Manusia

Menurut Eksan, nafsu manusia untuk selalu berkuasa dan menguasai materi merupakan pemicu rusaknya peradaban di muka bumi. Karena itu, “Idul Adha harus dijadikan momentum untuk menggerus ego materialisme manusia yang tak ada batasnya dan menyingkirkan ego berkuasa? manusia yang? selalu berkobar. Inilah momentumnya mengubur ego-ego itu,” paparnya.

Pengasuh Pesantren Nurul Islam (Nuris) 2, Mangli itu memaparkan betapa peristiwa berkurbannya Nabi Ibrahim mempunyai makna penting terkait dengan perlawanan untuk menyingkirkan nafsu duniawi manusia. Dikatakannya, Nabi Ibrahim berkurban dengan 1000 ekor kambing, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta. Jika dirupiahkan, nilai kurban tersebut mencapai sekitar 10 miliar rupiah. Sebuah nilai yng sangat besar, bahkan terbesar dalam sejarah peradaban manusia.

PKB Kab Tegal

“Dengan berkurban sebanyak itu, Nabi Ibrahim sesungguhnya ingin melawan ego materialisme yang dimiliki manusia. Bahwa harta sebanyak apa pun tak ada gunanya jika tak bemanfaat untuk sesama,” ungkapnya.

Ustadz Eskan menambahkan bahwa esensi ajaran berkurban? adalah semangat untuk memberi terhadap sesama yang tak terbatas oleh dimensi ruang dan waktu. Berkurban, katanya, merupakan salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan pada saat yang sama, orang yang berkurban juga menjalin kedekatan dengan? orang lain. Missi vertikalnya diraih, dan misi sosial-horisontalnya? juga didapat. Demikian juga, dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kedua? missi itu tak boleh tercecer salah satunya. Keduanya harus selalu berjalan beriringan.

PKB Kab Tegal

“Hablum minallah dan hablum minannas adalah bagaikan dua sisi mata uang, yang hanya bisa dibedakan namun tak bisa dipisahkan. Tuhan dan manusia dalam altar sejarah merupakan suatu kesatuan dalam visi, misi dan program kebudayaan dan peradaban manusia,” jelasnya. (Aryudi A Razaq/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa, Makam, Ahlussunnah PKB Kab Tegal