Tampilkan postingan dengan label Pesantren. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pesantren. Tampilkan semua postingan

Kamis, 08 Februari 2018

Pesantren, dari Wangi Parfum Kiai hingga Ngaji

Dengan gagasan kreatif para penulis, telah lahir banyak literatur bertemakan pesantren bertebaran di tanah air. Terlepas dari beragam label negatif yang seringkali disandangkan, keberadaan pesantren justru telah memberi energi positif bagi dunia literasi negeri ini yang cenderung lesu dan tertinggal.

Bermacam genre buku telah menghiasi ruang baca, tinggal kita pilih mana yang disukai. Dari buku hasil penelitian semisal Pesantren Studies hingga cerita fiksi macam Negeri Lima Menara, semua tersedia.

Pesantren, dari Wangi Parfum Kiai hingga Ngaji (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren, dari Wangi Parfum Kiai hingga Ngaji (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren, dari Wangi Parfum Kiai hingga Ngaji

Tapi bagi anda yang ‘alergi’ dengan buku-buku tebal, atau malas bertele-tele membaca karya fiksi, buku ini mungkin dapat menjadi alternatif. Ditulis oleh alumni pesantren, buku berjudul Lost in Pesantren ini berisi kisah-kisah inspiratif yang mengurai segala dinamika kehidupan di penjara suci.

Dengan bahasa yang renyah dan sederhana, pembaca dapat dengan rileks memilih topik mana yang ingin dibaca. Meski membahas tentang pesantren, buku ini layak dinikmati semua kalangan.

Saeful Bahri membagi buah penanya ini ke dalam tiga bagian. Bagian pertama berisikan fragmen kehidupan pesantren dan laku hidup santri. Dari bab ini kita bisa tahu bahwa meski terjal, perjalanan menjadi santri tak melulu soal duka cita. Baca saja artikel berjudul Elegi Santri di Terungku Suci, anda dapat melihat betapa kreatifnya mereka mengisi waktu.

Selain itu tersaji pula kisah pribadi sang penulis tentang hari pertama di pesantren, perjumpaan dengan sang kiai yang terkenal dengan aroma parfumnya, bahkan sampai detik terakhir perpisahan semua ada. Sangat cocok untuk memancing kenangan masa lalu bagi para alumni.

PKB Kab Tegal

Pada bagian selanjutnya, Saeful Bahri mengulas dengan detail beberapa nilai kehidupan yang tersemai dan tumbuh subur di rahim pesantren. Tak hanya itu, ia juga mengungkap fakta bahwa nilai kearifan tersebut amatlah selaras dengan teori penemuan para intelektual barat.

Soal  kecerdasan adversitas misalnya, buah pemikiran dari Paul G. Stoltz ini menyatakan bahwa kecerdasan seseorang juga bisa dilihat sewaktu menghadapi kesulitan dalam hidup. Lebih lanjut, Paul membagi manusia ke dalam tiga tipe ketika punya masalah, quitter (penyerah), camper (pekemah), climber (pemanjat).

Pesantren sebagai salah satu model pendidikan yang ada di Indonesia memiliki karakter yang dapat menunjang proses pembentukan kecerdasan di atas. Kita tahu, sistem kehifupan pesantren mengajarkan kemandirian, kedisiplinan, daya tahan, dan tempaan untuk hidup siap susah bukan siap senang.

Di pesantren, anak-anak usia belasan tahun tinggal tanpa ada pengawasan dan bantuan orang tua (hal. 95). Kondisi inilah yang kemudian membuat kecerdasan adversiatas santri terasah hingga membentuk pribadi climber (pemanjat) sebagaimana dalam teori Stoltz di atas.

PKB Kab Tegal

Bagian terakhir sungguh di luar dugaan. Alih-alih bicara soal kepesantrenan, alur berubah drastis menjadi cerita penuh hikmah seperti di buku dongeng. Sebagian diambil dari kisah-kisah tempo dulu, sedangkan sisanya adalah catatan perjalanan sang penulis ketika mengikuti pelatihan di benua Afrika. Tapi mengingat muatannya yang positif dan memotivasi, kekecewaan akibat tragedi ganti alur ini bisa sedikit terobati. 

Dan penting diketahui bahwa sebagai intermezzo, masing-masing artikel dalam buku terbitan Republika ini dipisah dengan kata-kata bijak. Pembaca bisa mengambilnya sebagai motivasi, atau sekadar pamer status di dunia maya.

Seperti yang dikatakan sejak awal, buku ini amat sederhana. Andai dikembangkan sedikit saja, saya yakin hasilnya akan jauh lebih memuaskan. Jika mau, prnulis bisa menggarap buku susulan yang pembahasannya lebih luas dan mendalam. Tak harus bersifat ilmiah, novel perjalanan hidup juga boleh. Itupun jika Kang Saeful Bahri selaku penulis mau.

Identitas buku:





Judul: Lost in Pesantren

Penulis: Saeful Bahri

Penerbit: Republika

Cetakan: I, Agustus 2017

Tebal Buku: xiv+195 hal.

ISBN: 978-602-0822-81-5

Peresensi: Ach. Khalilurrahman, penikmat buku asal Sumenep. Juru kunci di terlanjurnulis.blogspot.co.id.

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Olahraga, Pesantren, Tokoh PKB Kab Tegal

Rabu, 07 Februari 2018

Syuriah NU Kudus: IPNU-IPPNU Jaga Jarak!

Kudus, PKB Kab Tegal. Rais Syuriyah PCNU Kudus KH M Ulil Albab Arwani mengingat para pengurus IPNU dan IPPNU Kudus agar saling menjaga kehormatan. Ia mendukung para pelajar NU untuk menunjukkan kepada masyarakat khususnya remaja perihal cara bergaul laki-laki dan perempuan sesuai dengan akhlaq Aswaja.

Syuriah NU Kudus: IPNU-IPPNU Jaga Jarak! (Sumber Gambar : Nu Online)
Syuriah NU Kudus: IPNU-IPPNU Jaga Jarak! (Sumber Gambar : Nu Online)

Syuriah NU Kudus: IPNU-IPPNU Jaga Jarak!

“IPNU dan IPPNU harus jaga jarak, laki-laki dan perempuan. Kalau tidak hati-hati, nanti bisa kena godaan,” kata Kiai Ulil Albab yang kini mengasuh yayasan Arwaniyyah di kediamannya, Ahad (14/9) sore.

Gus Bab, begitu Kiai Ulil Albab disapa, menyampaikan pesannya kepada rekanan pengurus baru IPNU-IPPNU yang rencananya dilantik pada Oktober mendatang.

PKB Kab Tegal

Pada pertemuan itu, Gus Bab juga menekankan agar putra-putri NU bukan sekadar giat berorganisasi, namun juga mesti pandai meruwat amaliyah NU. “Menjadi anak-anaknya warga NU, ya harus jaga amaliyah,” tegasnya.

Terkait posisi para pengurus yang mayoritas masih duduk di bangku kuliah, Kiai Kudus Kulon yang telah menyusun metode baca tartil Al-Qur’an Yanbu’a ini, menekankan pentingnya membagi waktu antara kepentingan organisasi dan kepentingan akademik.

PKB Kab Tegal

“Kalau masih ada yang di bangku sekolah atau kuliah, harus bisa meluangkan waktu untuk tetap belajar. Jangan sampai hanya sibuk di organisasi lalu mengabaikan tugas utama, belajar,” kata Gus Bab.

Demikian sejumlah wejangan Gus Bab kepada pengurus baru IPNU-IPPNU Kudus yang sowan ke kediamannya. Ia juga berharap kepada Joni Prabowo yang kini memimpin IPNU Kudus dan Futuhal Hidayah yang menggawangi IPPNU untuk menggerakkan program-program lebih giat. (Istahiyyah /Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sunnah, Pesantren, Doa PKB Kab Tegal

Rabu, 31 Januari 2018

Sayyid Chaidar Pancur Rembang, Promotor Pergerakan Ekstremis Lawan Belanda

Rembang, PKB Kab Tegal

Ratusan peziarah memadati kompleks pemakaman Desa Pohlandak Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Rabu (24/2/2016) sore. Mereka berbondong-bondong untuk mengikuti rangkaian acara Haul Sayyid Chaidar bin Hasan.

Sayyid Chaidar Pancur Rembang, Promotor Pergerakan Ekstremis Lawan Belanda (Sumber Gambar : Nu Online)
Sayyid Chaidar Pancur Rembang, Promotor Pergerakan Ekstremis Lawan Belanda (Sumber Gambar : Nu Online)

Sayyid Chaidar Pancur Rembang, Promotor Pergerakan Ekstremis Lawan Belanda

Panitia Pelaksana Abdul Rohim mengatakan, Sayyid Chaidar adalah menantu dari Sayyid Hamzah Asy-Syatho Sedan. "Beliau adalah seorang penggiat atau pejuang. Dahulu aktivitasnya sering dinilai negatif pada zaman Belanda, sehingga Sayyid Chaidar ini sebagai buronan Belanda," terangnya.

Rangkaian acara haul tersebut dimulai pada pagi hari, yaitu khatmil quran oleh santri putra dan putri. Dilanjut dengan pembacaan manaqib oleh Gus Mimid putra dari KH Hakim Masduki, serta bacaan shalawat dan berzanji oleh para gus muda Lasem.

PKB Kab Tegal

"Perjuangan beliau dimulai dari Kabupaten Kendal, kemudian menuju ke Sedan Kabupaten Rembang. Dan di Sedan dijadikan menantu oleh Sayyid Hamzah Asy-Syatho," jelas Rohim.

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut Rohim menjelaskan bahwa Sayyid Chaidar dianggap sebagai promotor pergerakan ekstremis. Pergerakan mendewasakan masyarakat, dan sebuah penyadaran terhadap masyarakat.

"Pergerakan tersebut tidak dikehendaki oleh Belanda, pergerakan yang sangat aktif yang dapat mempengaruhi masyarakat," tutup Rohim yang juga anggota Forum Komunikasi Masyarakat Sejarah (Fokmas) Lasem.

Acara haul ini diselenggarakan setiap tahunnya bertepatan pada bulan Rabiul awal. Haul ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh agama di sekitar Lasem, Pancur, Sedan, keluarga dari Semarang dan Kendal, serta dari Bogor

Turut hadir pula sebagai pengisi acara, KH Abdul Qoyyum, KH Imam Sofwan pengasuh Pondok Pesantren Nailun Najah Lasem dan KH Mohammad Masduki pengasuh Pondok Pesantren Al-Ikhlas Lasem. (Aan Ainun Najib/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ubudiyah, Pesantren PKB Kab Tegal

Jumat, 26 Januari 2018

Muslimat NU Brebes Tingkatkan Pengabdian

Brebes, PKB Kab Tegal. Ketua Bidang Ketenagakerjaan dan Sosial Pimpinan Wilayah Muslimat NU Jawa Tengah Nurhasanah mengajak anggota Muslimat NU untuk terus meningkatkan pengabdian kepada masyarakat. Sekurangnya, mereka mempertahankan prestasi pengabdian pada bidang yang telah digarap.

Muslimat NU Brebes Tingkatkan Pengabdian (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Brebes Tingkatkan Pengabdian (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Brebes Tingkatkan Pengabdian

Bidang garapan Muslimat NU antara lain pendidikan. Di situ, Muslimat NU turut menumbuhkan ribuan PAUD. Begitupun kesuksesan program Keluarga Berencana (KB). Sumbangsih Muslimat NU sangat besar.

“Tercatat, Muslimat NU Brebes menjadi juara pertama sebagai penggerak utama progam KB tingkat Provinsi Jawa Tengah,” tutur Nurhasanah dalam peringatan puncak harlah ke-68 Muslimat NU Brebes di lapangan kantor kecamatan Wanasari, Ahad (9/3).

PKB Kab Tegal

Wakil Syuriyah PCNU Brebes KH Syeh Sholeh Basalamah dalam pengajian umum mengharapkan Muslimat NU untuk terus berdakwah.

“Agar berhasil, dakwah perlu didasari antara lain dengan penyampaian yang bersifat mahabbah, landasan akhlakul karimah, dan ikhlas,” terang Syekh Sholeh yang merupakan pengasuh pesantren Darussalam Jatibarang Kidul, Brebes.

PKB Kab Tegal

Ketua panitia penyelenggara Hj Chulasoh menjelaskan, selain kegiatan pengajian umum, harlah ke-68 Muslimat NU juga diisi dengan lomba Mars Muslimat NU, MTQ, dan Santunan.

Pengajian umum sebagai puncak peringatan harlah ini dihadiri puluhan ribu Muslimat NU dari 17 perwakilan Pimpinan Anak Cabang (PAC) sekabupaten Brebes. Selain Ketua PC Muslimat NU Brebes Hj Nurhalimah dan jajaran pengurus lainnya, juga terlihat hadir puluhan calon anggota DPR, DPD, dan DPRD.

Dalam kesempatan ini, Bupati Brebes memberikan bantuan dari Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) kepada 10 perwakilan anak penerima. (Wasdiun/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren PKB Kab Tegal

Senin, 08 Januari 2018

Pernikahan Dini oleh Gadis Pengungsi Suriah Marak di Yordania

Mafraq, PKB Kab Tegal - Fenomena pernikahan dini yang dilakukan para pengungsi Suriah di Yordania marak terjadi. Para perempuan usia belasan tahun dinikahkan orang tua mereka karena alasan ketidakpastian ekonomi dan ‘kehormatan’ anak-anak mereka yang rentan.

Keputusan mereka bukan tak berdampak negatif kepada para pengantin remaja ini. Kasus menjadi janda karena perceraian di usia yang muda dan kemiskinan tetap menyelmuti karena ketidaksiapan kedua mempelai, khususnya secara ekonomi.

Pernikahan Dini oleh Gadis Pengungsi Suriah Marak di Yordania (Sumber Gambar : Nu Online)
Pernikahan Dini oleh Gadis Pengungsi Suriah Marak di Yordania (Sumber Gambar : Nu Online)

Pernikahan Dini oleh Gadis Pengungsi Suriah Marak di Yordania

Data sensus Yordania menunjukkan, kasus tersebut mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2015, perempuan yang menikah pada usia 13-17 tahun sebesar 44 persen dari total perempuan Suriah di Yordania. Jumlah ini naik dibanding tahun 2010 yang berkisar 33 persen.

PKB Kab Tegal

PBB dan pemerintah Yordania menyebut perkembangan ini sebagai tren berbahaya, baik bagi pengungsi sendiri maupun negara yang ditempati.

PKB Kab Tegal

Pernikahan dini menyebabkan angka putus sekolah meningkat. Apalagi para gadis remaja itu umumnya menikahi pria yang hanya beberapa tahun lebih tua darinya dan tanpa pekerjaan tetap. Selain melanggengkan kemiskinan, pernikahan usia dini juga potensial meningkatkan populasi penduduk. Pernikahan dengan sesama anak muda cenderung produktif menghasilkan keturunan.

"Ini berarti kita akan memiliki lebih banyak? penduduk, lebih banyak daripada yang dimiliki pemerintah Yordania," kata Maysoon Al-Zoubi, sekretaris jenderal Dewan Penduduk Tinggi Yordania, seperti dilansir AP, Selasa.

Data sensus November 2015 yang dikompilasi dengan studi terbaru memperlihatkan bahwa ada 9,5 juta jiwa yang tinggal di Yordania, termasuk 2,9 juta orang non-Yordania. Orang Suriah yang tinggal di sana mencapai 1.265.000 jiwa, jumlahnya berlipat ganda sejak konflik Suriah pada tahun 2011. Termasuk dalam jumlah orang Suriah ini adalah para buruh migran yang datang sebelum perang dan tak tercatat sebagai pengungsi. (Red: Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren, Ulama PKB Kab Tegal

Minggu, 31 Desember 2017

Manuver Gus Dur Mengimbangi Israel

Oleh: Munawir Azis

Sebagai seorang presiden yang memahami sejarah antar bangsa dan peta politik Internasional, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memiliki insting serta strategi diplomatik yang jitu. Pada masa awal menjadi presiden, Gus Dur dengan cekatan memetakan posisi Indonesia di kancah internasional, dan dengan cepat membangun hubungan diplomatik antar negara-negara yang dianggap strategis.?

Gus Dur melakukan kunjungan internasional ke berbagai negara, dari Amerika Serikat, Eropa, hingga negara-negara Asia. Gus Dur membuka poros Indonesia, China dan India, sebagai pilar ekonomi dan politik Asia. Selain itu, Gus Dur juga mengamankan jaringan US dan Australia, yang merupakan jaringan politik, ekonomi dan pertahanan internasional.?

Ketika Gus Dur menjadi presiden, pernyataan perdana dalam politik luar negeri ialah rencananya membuka hubungan dagang dengan Israel, serta memperbaiki hubungan diplomatik serta ekonomi dengan China dan India. Gus Dur memprediksi bahwa China dan India akan menjadi pilar ekonomi Asia, yang penting untuk diajak kerjasama. “Kepemimpinan dan perhatian mendalam Gus Dur terhadap politik luar negeri, sedikit banyak tampaknya akan mengubah orientasi Deplu,” demikian tertulis dalam Perjalanan Politik Gus Dur? (hal. 90).

Manuver Gus Dur Mengimbangi Israel (Sumber Gambar : Nu Online)
Manuver Gus Dur Mengimbangi Israel (Sumber Gambar : Nu Online)

Manuver Gus Dur Mengimbangi Israel

Mengapa dengan Israel? Dengan membuka komunikasi politik dan ekonomi dengan Israel, Gus Dur berupaya membereskan beberapa tantangan dengan sekali langkah. Gus Dur berupaya membenamkan keraguan dan ‘musuh imajiner’ bangsa Indonesia akan profil Negara Israel. Selain itu, Gus Dur juga sangat mengetahui jaringan Israel-Amerika yang berpengaruh dalam bidang politik-ekonomi dunia. Juga, bagaimana kecerdasan Gus Dur untuk memanfaatkan celah dalam diplomasi konflik Timur-Tengah. ?

Dalam catatan Greg Barton, Gus Dur yakin bahwa kaum muslim Indonesia akan berhenti melawan musuh imajiner kalau Indonesia sudah meratifikasi serta meresmikan hubungan dengan Negara Israel. “Gus Dur percaya untuk menjadikan Indonesia dapat memperoleh kematangan sebagai suatu bangsa, ia harus berani menghadapi musuh-musuh imajiner itu dan mengganti kecurigaan dengan persahabatan dan dialog,” tulis Barton, dalam Biografi Gus Dur (hal. 380).?

Gus Dur memahami jurus tiki-taka dalam jaringan antar negara dan hubungan internasional. Dalam diplomasi internasional, dikenal istilah tit for tat (balas-membalas) atau ‘stick and carrot’ (menghukum atau memberi hadiah). Tindakan-tindakan ini sudah lazim dilakukan oleh negara-negara besar, bahkan juga oleh pimpinan PBB. Biasanya, untuk menghukum negara-negara yang melanggar aturan main. Misalnya, ketika Indonesia terkena embargo militer dalam kasus Timor-Timur, presiden Gus Dur dan jajaran pemerintahan berusaha untuk memperbaiki hubungan antar negara. Menhan Juwono Sudarsono, yang merupakan representasi sipil, menyampaikan bahwa Menhan AS William Cohen sudah menunjukkan sikap melunak, dibandingkan dengan masa pemerintahan BJ Habibie. Cohen menilai hubungan kedua negara sudah cair, dan embargo militer akan dicabut, mengingat lobi politik Presiden Gus Dur dan posisi Menhan yang dijabat oleh kalangan sipil, bukan Jenderal Militer.?

PKB Kab Tegal

Setelah dilantik menjadi presiden, Gus Dur serius membenahi jaringan internasional dengan menguatkan struktur dan strategi politik internasional Indonesia. Alwi Shihab ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri, yang mencerminkan konsentrasi Gus Dur terhadap isu Timur Tengah, sebagai titik pijak politik internasional bagi Indonesia. Dalam waktu cepat pada pekan awal sebagai presiden, Gus Dur mengundang 16 Duta Besar Negara Arab untuk melakukan dialog tentang isu internasional dan diplomasi politik antar negara. Termasuk Dubes Palestina, Ribhi ? Y Awad. Langkah Gus Dur ini, menghapus kecurigaan negara-negara Arab tentang manuver Gus Dur membangun hubungan diplomatik dengan Israel.?

Wacana hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel, menghangat ketika Menlu Alwi mengungkapkan rencana dibukanya hubungan dagang Indonesia dan Israel. Pernyataan ini, menindaklanjuti pidato Gus Dur, dalam seminar ‘Indonesia Next’ di Denpasar, Bali, pada akhir Oktober 1999. Ketika itu, Gus Dur menyatakan pentingnya kerjasama ekonomi dengan Israel tanpa membuka hubungan diplomatik. Menurut Sang Presiden, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel memang belum sepenuhnya diperlukan, mengingat konteks politik saat itu.

Namun, ada sebuah rahasia yang tidak banyak diketahui publik. Apa itu? Gus Dur memberi syarat agar Indonesia dilibatkan dalam proses perdamaian di Timur Tengah. Dengan demikian, Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia, akan didengar di ranah internasional (Kompas, 26 Oktober 1999).?

PKB Kab Tegal

Manuver Gus Dur dalam politik internasional, menunjukkan kecerdasannya dalam mengelola jurus diplomasi. Gus Dur tidak sekedar presiden kiai, ia juga memahami peta politik internasional sekaligus mampu berkomunikasi dalam politik ‘tingkat tinggi’. Keahlian yang jarang dimiliki presiden-presiden setelahnya.

Munawir Aziz, Wakil Sekretaris Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN-PBNU). ? ?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren, Khutbah PKB Kab Tegal

Selasa, 26 Desember 2017

Ribuan Syecher Mania Padati Masjid Agung Solo

Solo, PKB Kab Tegal. Sholawat memang dapat mempersatukan umat. Salah satunya dapat dilihat pada kegiatan ‘Solo Bersholawat’ yang diselenggarakan Majelis Ta’lim Dzikir dan Sholawat Ahbaabul Musthofa Solo, Sabtu malam (9/2), di serambi Masjid Agung Surakarta.?

Ribuan Syecher Mania Padati Masjid Agung Solo (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Syecher Mania Padati Masjid Agung Solo (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Syecher Mania Padati Masjid Agung Solo

Sang pengasuh majelis, Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf, memimpin langsung jalannya acara.

Ribuan syekher mania, sebutan untuk simpatisan Habib Syech, memadati serambi masjid, bahkan sebagian jamaah ada yang duduk di halaman masjid yang ? masih agak becek karena baru diguyur hujan.

PKB Kab Tegal

Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid dan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang juga menjadi ketua Syekher Nasional. Mereka ikut larut dalam bacaan sholawat dan qasidah yang didendangkan Habib Syech.

PKB Kab Tegal

Tampil sebagai penceramah, Habib Taufiq Assegaf, yang menjelaskan beberapa keutamaan yang dimiliki Nabi ? Muhammad saw.?

“Nabi-nabi lain mendapat pantulan kemuliaan dari Rasulullah saw. Ibarat bulan bisa terlihat terang itu karena mendapat pantulan sinar Matahari,” terang Ulama asal Pasuruan itu.

“Begitu matahari muncul, maka sinar bulan seakan tak nampak sebab ‘kalah’ dengan pancaran sinar mentari,” lanjutnya.

Acara pengajian yang dihelat semalam, merupakan agenda tahunan Ahbaabul Musthofa. Ribuan jamaah yang hadir datang dari berbagai daerah seperti Klaten, Purwodadi, Sragen, Yogyakarta dan sebagainya. Salah satunya, Abdul Majid, yang mengaku berasal dari Ngawi Jawa Timur datang ke Masjid Agung dengan mengendarai motor.

“Setiap ada pengajian seperti ini, meskipun jauh saya sering ikut,” ungkapnya.

Acara pengajian semalam juga dibacakan kitab maulid simtuduror. Acara kemudian ditutup dengan pembacaan doa yang dibaca oleh kakak Habib Syech, Habib Jamal As-Segaf.

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Ajie Najmuddin

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren, Ulama PKB Kab Tegal

Senin, 25 Desember 2017

Cara Gus Dur Menangkal Hoaks

Tokoh Gusdurian Solo, Hussein Syifa berkisah tentang sebuah kebiasaan Gus Dur, yakni jika beliau datang ke Solo, Gus Dur seringkali ngersaake dahar (makan) di rumah makan gudeg langganannya.

Suatu ketika setelah makan di rumah makan tersebut Gus Dur diberitahu salah satu kiai bahwa kata orang-orang, rumah makan tersebut menjual saren (darah ayam yang dibekukan). 

"Matur nuwun (terima kasih) kiai atas informasinya," jawab Gus Dur singkat, tanpa nada menyela maupun mendukung informasi tersebut.

Cara Gus Dur Menangkal Hoaks (Sumber Gambar : Nu Online)
Cara Gus Dur Menangkal Hoaks (Sumber Gambar : Nu Online)

Cara Gus Dur Menangkal Hoaks

Esok harinya sebelum kembali ke Jakarta, Gus Dur meminta untuk sarapan di rumah makan gudeg yang konon menjual saren tersebut. Sesampainya di sana, Gus Dur pun bertemu pemiliknya dan menanyakan perihal info yang masih simpang siur itu.

Nyuwun pangapunten, punapa warung niki nyade saren (mohon maaf, apakah warung ini menjual saren)?" tanya Gus Dur.

"Mboten Gus, lah wonten nopo tho Gus (tidak Gus, memang ada apa ya Gus)?" jawab sang penjual sembari bertanya balik. 

PKB Kab Tegal

"Mboten wonten punopo (tidak apa-apa). Matur nuwun, " kata Gus Dur.

Setelah sang pemilik rumah makan gudeg tersebut masuk kembali ke dalam, Gus Dur pun berkata kepada Hussein Syifa yang ikut menemani di rumah makan tersebut.

"Mas, ini saya sudah tabayun kepada pemilik warung, kalau pemilik warung ini memang ternyata jualan saren, ya berarti yang dosa sang pemilik warung,” tutur Gus Dur.

PKB Kab Tegal

“Kalau panjenengan ke Solo, apa ya datang ke warung ini lagi, Gus?" tanya Hussein penasaran.

"Nggih dilanjut tho mas, wong enak je (Ya dilanjut oh mas, wong enak ini)!” kata Gus Dur, disambut tawa keduanya. (Ajie Najmuddin)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren, Aswaja PKB Kab Tegal

Kamis, 21 Desember 2017

Kiai Said Minta Al Irsyad Singapura Terapkan Kurikulum Aswaja

Jakarta, PKB Kab Tegal. Kepala Madrasah Al Irsyad Islamiah Singapura, Razak Mohamed Lazim, menemui Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, di gedung PBNU Jakarta, Senin (7/3). Ia hadir bersama pengurus Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU.

?

“Kami datang dari Singapur ke sini untuk bekerja sama dengan LP Ma’arif yang berada di bawah naungan NU,” kata pria keturunan Banten tersebut.

Kiai Said Minta Al Irsyad Singapura Terapkan Kurikulum Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Said Minta Al Irsyad Singapura Terapkan Kurikulum Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Said Minta Al Irsyad Singapura Terapkan Kurikulum Aswaja

Razak menilai, ada kesamaan tujuan antara lembaga yang ia pimpin dengan LP Ma’arif NU karena keduanya sama-sama bergerak di bidang pendidikan. “NU merupakan organisasi yang sangat besar. Kita berharap akan bisa bekerjasama. Al Irsyad bisa belajar dari LP Ma’arif, dan begitupun sebaliknya,” tambahnya.

Kiai Said menerima dan menyambut baik kerjasama yang ditawarkan Al Irsyad. “Yang penting (kurikulumnya) harus ada Aswajanya,” pesan Kiai Said.?

Banyak kelompok yang mengajarkan dan menjadikan Aswaja (Ahlussunnah wal Jama’ah) sebagai pijakan, namun,? sambung Kiai Said,? harus tetap hati-hati karena banyak diantara mereka yang mengaku Aswaja tapi bersikap radikal. “Aswaja yang diterapkan NU lah yang mengajarkan Islam yang damai, Islam moderat, Islam yang menghargai budaya lokal. Itulah Islam Nusantara,” tegas kiai asal Cirebon tersebut. ? ?

PKB Kab Tegal

Senada dengan Kiai Said, Ketua LP Ma’arif NU, Arifin Junaidi mengaku senang dan menerima Al Irsyad dengan tangan terbuka. Ia menjelaskan, apa yang akan dikerjasamakan nanti merupakan program kerja dan sudah dilakukan LP Ma’arif NU, seperti pengembangan manajemen madrasah, pelatihan guru, dan penyusunan buku ajar yang berkualitas. ? ?

PKB Kab Tegal

“Sebenarnya ini kerjasama antara Singapura dan NU. Madrasah Al Irsyad Singapur dan LP Ma’arif NU merupakan pelaksananya,” tutur Arifin.

Madrasah Al Irsyad Islamiah Singapura merupakan lembaga pendidikan Islam modern yang menerapkan pelajaran agama dan umum. Tak heran jika jam pelajaran di madrasah ini lebih lama tiga jam dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain di Singapura. Madrasah yang didirikan tahun 1947 oleh KH Ahmad Zuhri ini memiliki 900 siswa mulai dari tingkat dasar hingga menengah. Madrasah Al Irsyad menempati peringkat pertama dari enam madrasah yang ada di Singapura. (Ahmad Muchlishon/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren PKB Kab Tegal

Senin, 18 Desember 2017

IPNU Padangpariaman Ajak Pelajar Berhati-hati Akses Internet

Padangpariaman,PKB Kab Tegal. Kalangan pelajar harus berhati-hati terhadap pemanfaatan internet yang sangat mudah diakses saat ini. Kemudahan itu seperti pada media jejaring sosial, jika tidak dicermati dengan baik, akan berakibat fatal bagi masa depan pelajar.

?

IPNU Padangpariaman Ajak Pelajar Berhati-hati Akses Internet (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU Padangpariaman Ajak Pelajar Berhati-hati Akses Internet (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU Padangpariaman Ajak Pelajar Berhati-hati Akses Internet

Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Kabupaten Padangpariaman Fauzan Ahmad Ad-Dalwi mengungkapkan hal itu ketika menyampaikan materi di hadapan siswa SMA yang mengikuti Pesantren Ramadhan di Masjid Raya Kasang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padangpariaman, Rabu (1/7). Sebelumnya, sudah dilaksanakan Pesantren Ramadhan tingkat SMP dan SD, masing-masing berlangsung 4 hari.

?

Menurut Fauzan, banyak kalangan pelajar kita yang terjebak dalam dunia media sosial yang menggunakannya ke hal-hal negatif. Selain menghabiskan waktu yang kurang bermanfaat, juga dimanfaatkan mengakses situs-situs yang belum pantas dilihat pelajar.

?

PKB Kab Tegal

Fauzan mengimbau kalangan pelajar sudah saatnya memilah-milah mana situs yang bermanfaat mana yang tidak. "Jika mengakses internet digunakan untuk mencari informasi, pengetahuan, tugas sekolah dan sarana menambah bahan bacaan, tidak masalah. Malah ini didorong pelajar untuk dapat memanfaatkan akses internet. Masalahnya, tidak sedikit pula pelajar yang memanfaatkan internet melihat gambar-gambar vulgar tidak seronoh, tindakan radikal, kekerasan dan sebagainya," kata Fauzan alumni Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Pakandangan, Kabupaten Padangpariaman ini.

?

PKB Kab Tegal

Dikatakan, apalagi dengan adanya akses internet melalui handphone sangat memberi peluang kalangan pelajar larut dengan media sosial internet. Pelajar sebagai generasi yang baru tumbuh, jangan langsung menelan mentah-mentah informasi yang diperoleh dari situs internet. Banyak informasi, paham, tampilan internet yang dapat diakses sangat tidak sesuai dengan pemahaman, nilai-nilai, tradisi dan kondisi? dilingkungan pelajar sendiri.

?

"Bila pelajar hanya bersandarkan informasi dari situs-situs internet, apalagi situs yang memiliki misi tertentu, maka akan membawa kehancuran terhadap masa depan pelajar. Situs-situs yang penuh provokatif, tendensius, doktrinisasi, mengkafirkan orang lain yang berbeda pemahaman keagamaannya, bahkan melakukan kekerasan/radikalisme kepada kelompok yang dianggap tidak sejalan dengannya," kata Fauzan menambahkan.

?

"Kami mengajak orangtua tidak serampangan memberikan handphone yang bisa digunakan akses internet kepada anaknya. Jangan-jangan maksud hati menyenangkan sibuah hati (anak), memberikan handphone apa saja yang dimintanya, ternyata justru mencelakakan si anak sendiri. Makanya yang terpenting adalah bagaimana orangtua juga berperan mengontrol anak-anaknya.? Jika ada hal yang patut dibicarakan, biar si anak mengungkapkan apa yang dirasakannya," tambah Fauzan. (armaidi tanjung/abdullah alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren, Pendidikan, Kyai PKB Kab Tegal

Selasa, 12 Desember 2017

Persiapan Ajaran Baru, UNU NTB Bahas Kerangka Kurikulum

Lombok Tengah, PKB Kab Tegal. Dalam rangka mempersiapkan ajaran baru tahun 2015-2016, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar Whorkshop Desain Kurikulum Prodi UNU yang dilaksanakan di Hotel Grand Royal Batujay, Lombok Tengah selama dua hari (14-15/8).

Persiapan Ajaran Baru, UNU NTB Bahas Kerangka Kurikulum (Sumber Gambar : Nu Online)
Persiapan Ajaran Baru, UNU NTB Bahas Kerangka Kurikulum (Sumber Gambar : Nu Online)

Persiapan Ajaran Baru, UNU NTB Bahas Kerangka Kurikulum

Menurut Kepala BAAK UNU NTB, Retno Surnapati, dalam pertemuan ini fokus pembahasan pihaknya tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

"Pembahasan kerangka kurikulum ini nanti akan digunakan pada proses perkuliahan di UNU NTB," tambah Retno, Jum’at (14/8).

PKB Kab Tegal

Tampak hadir Ketua PWNU NTB Drs TGH Achmad Taqiuddin Mansur, Ketua Badan Pelakasana Penyelenggara Pendidikan Tinggi (BP3T) NU NTB, ? Prof Ir Mansur Masum, PhD Anggota BP3TNU dan Dekan serta para Kaprodi UNU NTB.?

PKB Kab Tegal

Ada 12 program studi yang di UNU NTB, yaitu antara lain farmasi, teknik lingkungan, sistem informasi, kebidanan, pendidikan guru sekolah dasar (PGSD), serta pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi (PJKR), dan pendidikan seni drama, tari dan musik (PSDTM). (Hadi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren, Tegal PKB Kab Tegal

Kamis, 07 Desember 2017

Hari Ibu, Fatayat Gelar Jalan Sehat di Monas

Jakarta, PKB Kab Tegal. Dalam rangka memperingati Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember, Pimpinan Pusat Fatayat NU menggelar jalan sehat dengan rute Monumen Nasional (Monas)-Bundaran HI-Monumen Nasional, Ahad (22/12) dengan jarak sekitar 2.5 km.

Kader-kader Fatayat berseragam pakaian olah raga putih hijau khas Fatayat secara bergelombang memenuhi sisi selatan Silang Monas. Tak sedikit diantaranya datang bersama keluarga, suami dan anak. Rekreasi sekaligus olah raga bersama. Dan jika beruntung, siapa tahu dapat hadiah door prize.

Hari Ibu, Fatayat Gelar Jalan Sehat di Monas (Sumber Gambar : Nu Online)
Hari Ibu, Fatayat Gelar Jalan Sehat di Monas (Sumber Gambar : Nu Online)

Hari Ibu, Fatayat Gelar Jalan Sehat di Monas

Sekitar jam 6 pagi, mereka melakukan pemanasan dengan senam aerobik dipandu oleh beberapa instruktur senam diiringi dengan musik yang ceria.

PKB Kab Tegal

Menteri BUMN Dahlan Iskan yang energik, turut datang dalam acara ini. Ia naik ke panggung dan mengajak peserta untuk sehat dengan berolah raga senam.

Hujan rintik-rintik yang membasahi monas sejak subuh tidak menghalangi para anggota Fatayat untuk ikut senam dan bergembira bersama.

PKB Kab Tegal

Mantan Wapres Jusuf Kalla bersama istrinya Mufida Jusuf Kalla ikut hadir dan bergembira serta menyampaikan Selamat Hari Ibu. Kedatangannya disambut meriah oleh ibu-ibu muda Fatayat NU. Ia mengajak hadirin membacakan surat Al-Fatihah secara bersama-sama untuk mendoakan figur Ibu, yang telah berkorban membesarkan anak-anaknya. 

Ketua Umum PP Fatayat NU Ida Fauziyah bersama dengan Sekjen PBNU H Marsudi Syuhud melepas rombongan jalan kaki dengan mengibarkan bendera dan melepaskan balon ke udara.

Panitia menyediakan sejumlah hadiah menarik, termasuk dua umrah bersama dengan NRA tour and travel, kulkas, sepeda gunung dan sejumlah hadiah hiburan lainnya.

Ketua Umum PP Fatayat NU Hj Ida Fauziyah menjelaskan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk penyegaran kembali dan menumbuhkan semangat berorganisasi serta rasa bangga bagi anggota Fatayat di tengah beragam organisasi masyarakat belakangan ini. Disamping itu,  Fatayat NU sebagai bagian dari perempuan Indonesia memiliki peranan sangat penting bagi kehidupan keluarga. 

"Keberhasilan seorang pria, begaimana pun hebatnya kesuksesan mereka itu karena peran besar yang diberikan oleh perempuan. Oleh karena itu peran perempuan  yang besar itu patut dihargai. Kita juga tidak akan lupa bahwa sejarah bangsa kita telah membuktikan bahwa kaum ibu lah yang telah menjadi inspirasi pergerakan perempuan Indonesia, sehingga saatnya kaum Ibu bangkit dari keterbelakangan di segala bidang baik di bidang pengetahuan, sosial, politik dan ekonomi serta bidang lainnya,” katanya.(mukafi niam) 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren PKB Kab Tegal

Jumat, 24 November 2017

Adzan pun Terdengar Tanpa Pengeras Suara

Tunisia semakin banyak dikunjungi orang asing pasca terjadinya revolusi pada tahun 2011 kemarin. Pelajar asing  yang menimba ilmu di sini bertambah. Wisatawan pun semakin banyak, dan salah satu tempat yang sering dikunjungi adalah masjid Az Zaituna, masjid yang tertua kedua di Tunisia setelah Masjid Kiarowan.

Tidak seperti masjid-masjid lainnya yang sekarang semakin modern. Bahkan untuk memperindah bangunan tak segan-segan orang-orang di negeri Ibnu Kholdun mengeluarkan biaya yang cukup lumayan.

Namun berbeda dengan Masjid Az zaituna Tunisia. Masjid ini bisa cukup unik, sebab untuk adzan saja sang muadzin masih menggunakan "cara manual". 

Adzan pun Terdengar Tanpa Pengeras Suara (Sumber Gambar : Nu Online)
Adzan pun Terdengar Tanpa Pengeras Suara (Sumber Gambar : Nu Online)

Adzan pun Terdengar Tanpa Pengeras Suara

Setiap waktu shalat tiba, muadzin naik ke menara yang tingginya kurang lebih mencapai 15 sampai 20 meter. Ia pun mengumandangkan adzan tanpa pengeras suara.

PKB Kab Tegal

Tradisi seperti ini dilakukan mulai dari dibangunnya Masjid ini sekitar tahun 79 H sampai sekarang. Tempatnya di tengah-tengah pasar, dan selalu selalu ramai pengunjung. Masjid ini pun  menjadi salah satu tempat wisata favorit bagi warga asing.

Walau pun tidak memakai pengeras suara, anehnya adzan masih terdengar sampai beberapa kilo meter. Unik memang.  

Konon, menurut warga setempat, menara masjid Az zaituna ini dulunya sebagai tempat dakwah imam Abu Hasan Assyadhili. Seorang ulama sufi yang terkenal yang lahir di Tunisia. Di Indonesia sendiri namanya cukup populer dengan Tarikhatnya Assyadiliyah. Disitulah ia berceramah sehingga bisa terdengar sampai ke tempat yang jauh dari lingkungan masijid.

PKB Kab Tegal

Untuk melestarikan kebiasaan ulama-ulama dulu dalam siar Islam, sampai sekarang  para tokoh-tokoh dan pengurus masjid enggan untuk memasang pengeras suara di menara masjid tersebut. Nuansa klasiknya masih begitu akrab kalau kita melihat secara langsung di masjid ini.

Redaktur     : A. Khoirul Anam

Kontributor : Sukirno ibn Tarwad (Mahasiswa S1 Az Zaituna Tunisia) 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul, Pesantren PKB Kab Tegal

Sabtu, 18 November 2017

Menaker Dukung Penyandang Disabilitas Bekerja di Berbagai Bidang

Bandung, PKB Kab Tegal. Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengajak penyandang disabilitas untuk tetap optimis dalam menjalani hidup dengan terus berkarya dan bekerja di berbagai bidang.?

Pemerintah terus mendukung dan memfasilitasi dengan mengadakan pelatihan khusus berupa keterampilan dan berwirausaha, serta menggelar bursa khusus bagi mereka.?

Menaker Dukung Penyandang Disabilitas Bekerja di Berbagai Bidang (Sumber Gambar : Nu Online)
Menaker Dukung Penyandang Disabilitas Bekerja di Berbagai Bidang (Sumber Gambar : Nu Online)

Menaker Dukung Penyandang Disabilitas Bekerja di Berbagai Bidang

"Saya harap rekan-rekan difabel tetap optimis, tetap berkarya dan bekerja dengan hati. Bukan berapa besar materi yang diperoleh, tetapi seberapa besar keberkahan yang didapat dalam hidup," kata Menaker Hanif saat menghadiri acara Gebyar Pemberian Manfaat Kepada Penyandang Disabilitas se-Provinsi Jawa Barat di Bandung, Selasa, (8/8).?

Selama ini, lanjut Menaker, mereka yang berkebutuhan khusus juga turut memberikan kontribusi besar terhadap bangsa Indonesia. Sebagai anak bangsa, apapun kondisinya semua harus bergerak maju dan terus memperbaiki diri supaya memiliki kualitas yang lebih baik.

"Banyak rekan-rekan difabel yang memiliki usaha sendiri dan bisa membuka lowongan kerja. Malah mereka memiliki karyawan orang normal. Ini membuktikan bahwa kesuksesan adalah hak siapa saja, asalkan mau bekerja keras," kata Hanif.

Menurutnya, ? pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia harus dilakukan secara inklusif, denganmemberi akses kepada siapa saja dan apapun kondisinya berhak mendapat akses pendidikan dan pekerjaan yang layak.

PKB Kab Tegal

Pemerintah juga memberikan perlindungan kepada para penyandang disabilitas melalui jaminan sosial yang diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. ? Pemerintah juga mendorong perusahaan-perusahaan dan BUMN/BUMD turut memberikan kesempatan kerja kepada penyandang kebutuhan khusus sesuai dengan jenis dan derajat kecacatan, pendidikan dan kemampuannya,

Berdasarkan data Survei Satuan Kerja Nasional, pada ? Februari 2017, penduduk usia kerja difabel secara mencapai ? 21.930.529 orang, sedangkan yang termasuk angkatan kerja sebanyak 11.224.673 orang (51,18 persen). Angkatan kerja disabilitas yang bekerja sebanyak 10.810.451 orang (96,31 persen) dan sisanya sebanyak 414.222 orang (3,69 persen) menganggur.

Sementara itu, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto yang juga hadir di acara tersebut mengungkapkan bahwa jaminan sosial yang diberikan oleh BPJS, merupakan bentuk kehadiran negara dalammelindungi warganya.?

"BPJS Ketenagakerjaan hadir bagi seluruh masyarakat pekerja tanpa, termasuk kepada penyandang kebutuhan khusus,” kata Agus.

PKB Kab Tegal

Menurutnya, pemerintah sangat serius memperhatikan kesejahteraan masyarakat pekerja. Jika terjadi kecelakaan kepada pekerja dan harus dirawat di rumah sakit misalnya, maka BPJS Ketenagakerjaan akan menanggung semua biayanya sampai sembuh, tanpa ada batasan biaya.

Pada acara tersebut, Menaker Hanif bersama Dirut BPJS Ketenagakerjaan memberikan bantuan kepada beberapa penyandang cacat berupa mesin jahit, kaki palsu, kursi roda, dan beberapa barang lainnya. (Red-Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren PKB Kab Tegal

Rabu, 15 November 2017

GP Ansor Blitar Didik Banser Materi Pengaturan Lalu Lintas

Blitar, PKB Kab Tegal. Pimpinan GP Ansor Blitar terus melakukan aktivitas dalam rangka meningkatkan kualitas anggota. Sebanyak 200 anggota Banser mengikuti pelatihan Balantas selama tiga hari, Selasa-Kamis (5-7/1). Sebelumnya sekitar 120 anggota Banser setempat mengikuti pendidikan provost.

GP Ansor Blitar Didik Banser Materi Pengaturan Lalu Lintas (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Blitar Didik Banser Materi Pengaturan Lalu Lintas (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Blitar Didik Banser Materi Pengaturan Lalu Lintas

"Satuan yang sering dilibatkan dalam masyarakat satuan Balantas dan Provost. Dua satuan ini yang kami dahulukan untuk dilatih setelah mereka mengikuti Susbalan dan Diklatsar," ujar Ketua GP Ansor Blitar Lutfi Azis, Rabu (6/1) pagi.

Lutfi menambahkan, GP Ansor Blitar memiliki 16 ribu Banser. Dari jumlah itu sebanyak 75 persen masih lulusan diklatsar. Sementara 20 persen dari mereka lulusan Susbalan. Sekira 5 persen lulusan Susbanpim, dan pendidikan lainnya.

PKB Kab Tegal

"Pendidikan ini diadakan untuk meningkatkan SDM dan kualitas anggota. Itulah motivasi kami untuk terus melaksanakan pelatihan satuan khusus. Pendidikan ini hanya diikuti oleh Banser yang sudah Provost dan Balantas," kata Lutfi.

GP Ansor Blitar juga terus melakukan kunjungan ke PAC-PAC GP Ansor yang ada di Blitar untuk menghadiri rutinitas Ahad pagi seperti PAC GP Ansor Nglegok, Garum, Sanan Kulon, dan Udanawu. "Ahad Pahing PAC GP Ansor Udanawu. Pokoknya semua hari Ahad kita turba," kata Lutfi. (Imam Kusnin Ahmad/Alhafiz K)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pertandingan, Pesantren PKB Kab Tegal

Senin, 13 November 2017

Melawan Radikalisme

Oleh Nur Faizin Darain



Sikap intoleran, kekerasan warga, dan radikalisme adalah tiga mata rantai yang acap menghantui kesatuan kita sebagai bangsa. Tidak adanya sikap saling menghormati antarindividu dan kelompok semakin memicu sikap apatis. Indikasi tersebut semakin diperunyam munculnya beberapa kelompok yang membawa ajaran khilafah pada bangunan Indonesia yang sudah matang.

Melawan Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Melawan Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Melawan Radikalisme

Paham ekstrim kanan atau ekstrim kiri yang mulai merebak di negeri ini semakin berdampak sistemik pada perubahan tatanan sosial kemasyarakatan. Beberapa paham keagamaan radikal misalnya, semakin memperlebar jurang fundamentalisme agama. Mereka juga semakin merengsek ke dalam sendi-sendi kehidupan beragama dan ber-ahlussunnah wal jamaah yang mayoritas dijalankan umat Islam di Indonesia.?

Tidak hanya itu, pemahaman dangkal perihal Islam dan sunnah begitu mudah mengkafirkan golongan atau kelompok lain yang tidak sepaham. Kecenderungan ini semakin memperlebar jurang disintegrasi, pun juga konflik dan teror di beberapa daerah acap mengemuka. Rasa aman untuk menjalankan praktik keberagamaan dan praktik sosial-kemasyarakatan lainnya tentu menjadi entry point dalam merekatkan hubungan berbangsa dan bernegara. Ancaman disintegrasi tentu perlu disikapi serius oleh banyak kalangan, terutama para ulama yang menjadi soko guru praktik keberagamaan dan keberagaman ? di Indonesia?

Ahlussunnah wal jamaah sebagai landasan berpikir penting kiranya diketengahkan dalam situasi yang hampir turbulensi tersebut. Ahlussunnah atau kelompok yang cinta melakukan sunnah nabi dapat menjadi jawaban atas segala permasalahan di negeri ini, terutama dalam melawan ekstrimisme bermotif agama. Etika wal jamaah memberikan garansi tiap kelompok beriringan dan berirama dalam merawat keindonesiaan. Hasil pendidikan ala ahlussunah wal jamaah dapat dirasakan bahwa sangat jarang (atau tidak ada sama sekali) kita temui kelompok ahlussunnah wal jamaah melakukan tindakan fanatik dan atau radikal berdasarkan agama yang dapat merugikan orang lain.?

Refleksi GP Ansor

PKB Kab Tegal

Dalam merawat keindonesiaan, kebangsaan, dan keislaman, GP Ansor bersama-sama NU dan seluruh elemen masyarakat harus bergandengan tangan “melawan” segala bentuk intoleransi dan radikalisasi. Sebagai badan organisasi otonom dibawah naungan NU (Nahdlatul Ulama), GP Ansor tidak hanya harus berjibaku melakukan penguatan nilai-nilai ahlussunah wal jamaah di internal kader. Lebih dari itu, GP Ansor memiliki tanggung jawab dalam konteks kebangsaan memberikan rasa aman kepada seluruh elemen masyarakat sesuai semangat ber-ahlussunah wal jamaah. Dari sinilah GP Ansor yang memasuki usianya ke-83 tahun pada 24 April 2017 dapat merawat NKRI.?

Langkah praktis dalam upaya merawat NKRI dapat dilakukan di pelbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Tentu dengan semangat ber-ahlussunnah wal jamaah sebagai landasan berpikir dan bergerak. Merawat NKRI dalam kehidupan berbangsa ala GP Ansor ialah melakukan pemberdayaan kepada masyarakat marjinal, terpinggirkan, kelompok minoritas yang teraniaya, dan memastikan sikap toleran dapat berjalan beriringan dengan keberagamaan dan keberagaman yang sudah mendarah daging di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Praktik bernegara ala GP Ansor tentu tidak hanya semata-mata mencintai negeri ini, pun juga merawat dan membela negeri ini dari segala bentuk imperialisme dan rongrongan dari kelompok tertentu yang hendak mengutak-atik bangunan NKRI.

Sebagai garda terdepan NU melawan segala bentuk tindakan intoleran dan paham radikal, GP Ansor secara bersamaan juga meruwat dan merawat kehidupan bermasyarakat, beragama, berpolitik, dan bernegara melalui konsep ahlussunnah wal jamaah. Doktrin ahlussunah wal jamaah ini, sebagaiamana dijelaskan KH. Said Aqil Siraoj (2009), menyandarkan diri pada beberapa prinsip yang tidak ke kanan dan tidak pula ke kiri. Beberapa prinsip tersebut antara lain; prinsip syura atau musyawarah, al-‘adl atau keadilan, al-hurriyyah atau kebebasan yang menjadi kebutuhan primer setiap manusia, dan prinsip al-musawah atau kesetaraan derajat. Semua prinsip tersebut menyatu pada satu elemen; merawat keindonesiaan.?

Islam ahlussunah wal jamaah bukan aliran. Ia hanya cara pandang melihat realitas dan merefleksikannya dalam tindakan nyata. Pengejewantahan konsep al-‘adl misalnya, GP Ansor membawa semangat persaudaraan dan kemanusiaan dalam setiap tindakannya. Tidak melulu segala bentuk anarkisme dan atau radikalisme dilawan dengan tindakan anarkis pula. Dengan semangat kemanusiaan pertama-tama yang dilakukan ialah pendekatan sosial-kemanusiaan. Walaupun GP Ansor dikenal dengan pasukan berani matinya tidak selalu kemungkaran di negeri ini dilawan dengan pentungan.?

PKB Kab Tegal

Hal yang patut diperhatikan dalam setiap gerakan ber-Ansor ialah memastikan bahwa bangunan yang bernama Indonesia adalah harga mati dan nilai-nilai Islam ahlsunnah wal jamaah menjadi penyangga sekaligus penyejuk di tengah-tengah maraknya konflik dan egosentrisme sektoral. Gerakan ahlussunah wal jamaah memiliki tujuan menggapai keislaman yang rahmatan lil alamin. Gerakan pemuda Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia.?





Penulisa adalah alumnus pascasarjana Sosiologi UGM dan Pengurus Pusat GP Ansor

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Habib, Pesantren, Hikmah PKB Kab Tegal

Ziarah, Menag: KH Ahmad Syaikhu Tokoh Nasional

Depok, PKB Kab Tegal. Almaghfurlah KH Ahmad Syaikhu adalah tokoh besar, jasanya bagi bangsa ini luar biasa, tidak hanya bagi umat Islam tapi juga bagi nonmuslim. Kiai Syaikhu bukan sekadar tokoh NU pada zamannya. Mantan Ketua DPR-GR era Bung Karno ini juga merupakan tokoh nasional.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan hal tersebut kepada PKB Kab Tegal usai jamaah Maghrib yang disambung berziarah di makam KH Ahmad Syaikhu. Lukman diminta untuk berbicara pada kuliah umum "Pendidikan Islam dan Tantangan Pembentukan Karakter Bangsa di Era Globalisasi" di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hamidiyah Depok, Senin (15/9/14) petang.

Ziarah, Menag: KH Ahmad Syaikhu Tokoh Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Ziarah, Menag: KH Ahmad Syaikhu Tokoh Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Ziarah, Menag: KH Ahmad Syaikhu Tokoh Nasional

“Warisan beliau berupa lembaga pendidikan Pesantren Al-Hamidiyah ini sangat bermanfaat. Dan kita amat bersyukur karena ahli warisnya, para putra-putrinya, berhasil melanjutkan apa yang dulu diperjuangkan dan dicita-citakan Almaghfurlah. Tentunya, kita harus memberi support agar keberadaan pesantren tetap terjaga. Syukur-syukur bisa dikembangkan terus sesuai situasi dan kondisi,” ujarnya.

PKB Kab Tegal

Menteri yang mengaku pernah menjadi anggota dewan pengarah di Pesantren Al-Hamidiyah pada 1990-an ini merasa bangga karena capaian pesantren kini luar biasa. “Jadi, kita lagi-lagi harus bersyukur. Cara mensyukurinya adalah dengan tetap mengembangkannya sebisa mungkin,” harapnya.

Ditanya tentang kedekatan antara keluarga besar KH Ahmad Syaikhu dengan keluarga besar KH Saifuddin Zuhri, Menag mengatakan keduanya memiliki kedekatan emosional lantaran mereka berbesanan. “Putri tertua Kiai Syaikhu dengan putra pertama Kiai Saifuddin Zuhri membina rumah tangga. Jadi, sangat dekat hubungannya,” tuturnya sembari tersenyum.

PKB Kab Tegal

Pada wawancara singkat tersebut, menteri agama memberi semangat dan motivasi bagi para santri untuk tetap istiqamah di pesantren. Karena bagi alumnus Pesantren Gontor Ponorogo Jatim ini, hidup di pondok tidaklah gampang lantaran banyak cobaan dan tantangan.

“Para santri agar tetap kerasan di pondok. Karena hidup mondok itu tidak gampang. Banyak cobaan dan tantangannya. Mudah-mudahan tetap diberikan kekuatan dan kesabaran oleh Allah SWT. Terakhir, semoga ilmu yang didapat berkah dan manfaat dalam rangka menebar kemaslahatan bagi sesama,” harapnya yang langsung diaminkan para santri yang mengerubungi menteri agama ini. (Ali Musthofa Asrori/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren, Hadits, Kajian PKB Kab Tegal

Jumat, 03 November 2017

Ragukan NKRI dan Pancasila, Katib Aam: Itu Penghinaan terhadap Ulama

Pati, PKB Kab Tegal. Berdirinya negara Indonesia tidak terlepas dari peran para ulama Nahdlatul Ulama di awal kemerdekaannya. Sejumlah ulama tanah air seperti KH Abdul Wahab Chasbullah, KH ? Wahid Hasyim, KH Hasyim Asyari merupakan tokoh yang ikut merumuskan berdirinya pondasi dan dasar negara Indonesia dengan mengakui UUD 1945 RI sebagai konstitusi negara berasaskan Pancasila dan bersendikan Bhineka Tunggal Ika. Ini artinya eksistensi Pancasila dan konstitusi negara Indonesia sudah sesuai dengan syariat dan ajaran ahlussunah wal jamaah (Aswaja).

Pesan tersebut disampaikan Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dalam Halaqah Ilmiyah di Mahad Jamiah Mathaliul Falah, Kabupaten Pati, Jumat (21/4).?

Ragukan NKRI dan Pancasila, Katib Aam: Itu Penghinaan terhadap Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)
Ragukan NKRI dan Pancasila, Katib Aam: Itu Penghinaan terhadap Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)

Ragukan NKRI dan Pancasila, Katib Aam: Itu Penghinaan terhadap Ulama

"Para ulama yang ikut mengesahkan UUD 45 dengan asas Pancasila bukanlah ulama sembarangan dan bukan ulama kemarin sore. Mereka telah menghabiskan waktu lama untuk mendalami ilmu agama yang luas sekaligus mengamalkannya dalam tatanan kehidupan sehari-hari, maka ketika ada yang mengatakan NKRI dan Pancasila tidak sesuai dengan syariat maka artinya itu menghina para ulama kita," tegas mantan juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini.

Dalam forum itu Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin,Rembang ini juga menyinggung perjuangan ulama dan rakyat NU dalam melawan penjajah dengan adanya "Resolusi Jihad" 22 Oktober 1945 yang menyatakan bahwa dalam jarak masafatul qasr perang melawan penjajah adalah fardhu ain atau kewajiban setiap orang.?

Ketika ditanya soal Islam Nusantara, Gus Yahya menjelaskan bahwa Islam Nusantara merupakan cara untuk menguatkan dan mewadahi semua elemen masyarakat Muslim Indonesia yang terdiri dari berbagai tradisi dan kelompok yang berbeda. Selain itu, bangsa Indonesia memiliki keragaman budaya dan agama sehingga membutuhkan nuansa yang dapat mengharmoniskan semua pandangan yang berbeda.

Halaqah diikuti para santri Mahad yang merupakan mahasiswa Institut Pesantren Mathaliul Falah. Selain itu turut hadir pengasuh Mahad, wakil rektor, dan sejumlah dosen IPMAFA. (Isyrokh Fuaidi/Zunus)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Jadwal Kajian, Pesantren, Halaqoh PKB Kab Tegal

Senin, 30 Oktober 2017

PCINU Korsel Terbitkan Kartanu “All in One”

Seoul, PKB Kab Tegal. Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Korea Selatan (Korsel) melakukan terobosan dengan menerbitkan Kartu Anggota NU (Kartanu). Tidak sekedar tanda resmi warga NU, Kartanu ini dapat digunakan untuk keperluan transportasi dan transaksi di pusat perbelanjaan.

PCINU Korsel Terbitkan Kartanu “All in One” (Sumber Gambar : Nu Online)
PCINU Korsel Terbitkan Kartanu “All in One” (Sumber Gambar : Nu Online)

PCINU Korsel Terbitkan Kartanu “All in One”

“Kartanu ini All in One, banyak fungsinya. Alhamdulillah sebagian besar anggota sudah memegang Kartanu, ada yang masih diproses dan sebagian masih dalam pendataan”, ujar Bendahara PCINU Korsel, Budi Riyanto ditemui di Seul, Ahad (21/9).

Korsel dikenal sebagai negara maju yang memanfaatkan teknologi di semua lini. Hampir semua infrastruktur tidak ada yang tidak berbasiskan teknologi, tidak terkecuali layanan jasa dan transaksi keuangan. Atas dasar inilah, PCINU melakukan terobosan yang patut ditiru oleh pengurus cabang lain yang tersebar diseluruh dunia.

PKB Kab Tegal

Saat ini, lanjut Budi, Kartanu memiliki multifungsi. Setidaknya ada 3 manfaat, pertama bisa sebagai identitas sebagai warga NU di Luar negeri.

Kedua, bisa dijadikan kartu multi trip atau melakukan transaski jasa transportasi. “Di Korsel, jika kita hendak menaiki Korail (MRT-nya Korea) kita diwajibkan memiliki kartu khusus atau membeli di mesin khusus, nah saat ini Kartanu bisa difungsikan layaknya kartu Korail atau lebih dikenal dengan Subway. Selain Korail Kartanu juga bisa dipakai untuk memudahkan saat hendak menaiki bus,” katanya.

PKB Kab Tegal

Ketiga bisa dijadikan sebagai kartu transaksi perbelanjaan, layaknya kartu Debet, jika saldo yang tersisa masih cukup maka Kartanu sangat membantu untuk berbelanja di banyak Minimarket di Korsel. Menarik bukan! (Syamsuddin/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren PKB Kab Tegal

Rabu, 25 Oktober 2017

Kurikulum Itu Bernama Buya Ja’far

Riuh tepuk tangan menggema di gedung olah raga yang baru dua kali menjadi tempat perhelatan tahunan ini. Kiai Musthofa Aqil, seperti –entah sengaja atau tidak- menekan saklar bunyi tersebut, menggetarkan ribuan hati yang hadir, dan bagi para alumni,? menenggelamkan pada ingatan masing-masing.

“Jika saja tidak berkat Buya Ja’far, maka pesantren ini tidak akan seperti sekarang,” begitu, Kiai Musthofa, memberi penghargaan kepada kakaknya, Buya KH Ja’far Aqil Siroj.

Kurikulum Itu Bernama Buya Ja’far (Sumber Gambar : Nu Online)
Kurikulum Itu Bernama Buya Ja’far (Sumber Gambar : Nu Online)

Kurikulum Itu Bernama Buya Ja’far

Buya KH Ja’far Aqil Siroj -selanjutnya, Buya Ja’far-, merupakan nama paling sulung dari kelima putra KH Aqil Siroj, tokoh pendiri Majlis Tarbiyatul Mubtadi-ien (MTM) Pesantren Kempek, Cirebon, Jawa Barat. Secara berurutan, kelima putra tersebut disusul KH Said Aqil Siroj, KH Musthofa Aqil Siroj, KH Ahsin Syifa Aqil Siroj, serta paling akhir, KH Niamillah Aqil Siroj.

Kembali soal tepuk riuh penghargaan pada malam puncak peringatan Haul Almaghfurlah KH Aqil Siroj Ke-24 yang berlangsung hari Sabtu, 14 Desember 2013 yang lalu di Gedung Olah Raga (GOR) KHAS Kempek Cirebon itu, tentu tidak tanpa sebab. Selama 23 tahun, semenjak didaulat menggantikan ayahnya di tahun 1990, Buya Ja’far dikenal sebagai sosok yang gigih, istiqamah, penuh dedikasi dan semangat pengabdian yang tinggi.

PKB Kab Tegal

Banyak kenangan bersama Buya Ja’far, konon, komentar antar? alumni saat berkesempatan saling sapa di acara haul. Hampir sama, katanya, hari-hari bersama Buya Ja’far adalah hari-hari melatih jantung untuk berdetak keras sejak pagi? buta.

PKB Kab Tegal

Bangun pagi, tak boleh telat, sudah siap setoran nazam? Atau, akankah namanya disebut untuk giliran membaca keterangan kitab Alfiyah Ibnu Malik yang njlimet itu? Seperti itulah rasanya menghabiskan dua tahun bersama Buya Ja’far, dari kelas Alfiyah Ula dan Alfiyah Tsani di pesantren yang terletak di wilayah Cirebon bagian barat ini.

Buya Ja’far tidak akrab dengan waktu senggang, selain sebagai seorang pengasuh pesantren, dua periode dipercaya sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cirebon membuat langkah dan nafasnya seolah sama-sama menjadi derap semangat, tak kenal lelah, apalagi putus asa. Pukul 3 pagi, kata seorang putranya, Buya Ja’far sudah bangun untuk sembahyang barang dua rakaat. Subuh pun tiba, memimpin jamaah, mengajari santri kelas sorogan Al-Quran, disambung dengan pengajian Alfiyah Ibnu Malik mulai pukul enam.

Jika matahari sudah sedikit terangkat, usai sarapan, Buya Ja’far langsung berangkat memenuhi undangan masyarakat, atau siapa pun yang membutuhkan kehadirannya. Bukan sekadar urusan-urusan besar, Buya Ja’far tak sungkan menjadi wali nikah bagi siapa pun yang pernah mengaji kepadanya, atau saat? diminta menghadiri acara selametan, tahlil, begitu pun kendurian, di kampung-kampung sekitarnya.

Jelang sore hari, Buya Ja’far kembali ke kediaman, selalu begitu, tepat waktu, terkecuali saat terpaksa berada di luar kota untuk mengikuti agenda-agenda tertentu.

Boleh di bilang, pesantren Kempek Cirebon merupakan pesantren dengan basis pengajaran Al-Quran serta sepasang fan yang dikenal dengan istilah ilmu alat, Nahwu dan Sharaf. Maka di setiap jenjang kelasnya, para santri selalu disajikan pelajaran? dengan bingkai yang serupa. Puncaknya, dua tahun sebelum usai, santri harus bersama Buya Ja’far untuk mengkhatamkan Al-Quran, juga melunasi sebanyak 1002 bait nazam Alfiyah dalam bentuk hafalan.

Boleh dibilang juga, -di mata santri- Buya Ja’far adalah sosok yang galak, terlebih bagi kelas pengajian Alfiyah. Dalam mengaji, pertama-tama, paling tidak Buya Ja’far membacakan 2 sampai 5 nazam perhari, berikut keterangannya, besoknya, 2 sampai 3 nama akan disebut untuk membacakan nazam dan keterangan sesuai dengan apa yang Buya Ja’far berikan sebelumnya.

Yang menarik adalah, Buya Ja’far masih menggunakan kitab yang ia afsahi semasa menempuh pendidikan di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur puluhan tahun lalu, juga, santrinya, tidak diperkenankan untuk menganggap remeh dalam hal mengafsahi makna kitab, harus lengkap, tak boleh asal rujukan, jika hal-hal itu diabaikan, maka bersiaplah untuk menerima hukuman mencabuti rumput di lapangan asrama putri, berdiri 3 jam lebih, atau jika terlampau salah, tangkai kipas bambu mendarat di punggung telapak tangan, setidaknya, dua kali pukulan.

Tak sebatas itu, di mata Buya Ja’far, ilmu, berikut kemanfaatannya tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan ingatan dan daya nalar. Kebersihan adalah utama, hati, badan dan pakaian. Tak jarang, santri yang diketahuinya tak sempat mandi saat mengaji, akan dipaksa keluar dan pulang ke kamar. Maka wajar, jika hari-hari bersama Buya Ja’far dianggap sebagai hari-hari menegangkan, hari-hari melatih jantung untuk berdetak keras sejak pagi? buta.

Lalu apa yang menjadikan alumni Kempek terasa begitu tersekap rindu untuk selalu bertemu Buya Ja’far? Entahlah. Selain banyak hal yang tak bisa diungkapkan, paling tidak, ada beberapa poin yang karenanya bisa dianggap sebagai manfaat;

1.? ? ? Buya Ja’far pernah berkata; “Jangan berharap jadi orang sukses jika tidak mau capek dan lelah,”

2.? ? ? Mengaji kepada Buya Ja’far berarti menelusuri jalan panjang tentang pengabdian, kedisiplinan, keistiqamahan, dan kebersihan. Sesuatu yang kerap dibutuhkan santri sebagai modal dan tanggung jawab di tengah masyarakat.

3.? ? ? Kecintaan terhadap shalawat digambarkan dalam perkataan Buya Ja’far; “Dengan rajin bershalawat kepada Nabi, apapun yang dicita-citakan oleh kita, Insyaallah tercapai. Itulah sebabnya mengapa saya menekankan kepada para santri untuk rajin-rajin bershalawat,” [PKB Kab Tegal, 19/1/2013]

Dan masih banyak lagi yang oleh penulis sendiri layak dianggap sebagai kurikulum Buya Ja’far dalam mendidik dan mencita-citakan santrinya sebagai sosok yang tangguh, tahan banting, pekerja keras, tidak malas, namun tetap santun. []

?

SOBIH ADNAN, pernah nyantri di Pondok Pesantren Kempek, Cirebon.?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam, Pesantren, Amalan PKB Kab Tegal