Rabu, 31 Januari 2018

Sayyid Chaidar Pancur Rembang, Promotor Pergerakan Ekstremis Lawan Belanda

Rembang, PKB Kab Tegal

Ratusan peziarah memadati kompleks pemakaman Desa Pohlandak Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Rabu (24/2/2016) sore. Mereka berbondong-bondong untuk mengikuti rangkaian acara Haul Sayyid Chaidar bin Hasan.

Sayyid Chaidar Pancur Rembang, Promotor Pergerakan Ekstremis Lawan Belanda (Sumber Gambar : Nu Online)
Sayyid Chaidar Pancur Rembang, Promotor Pergerakan Ekstremis Lawan Belanda (Sumber Gambar : Nu Online)

Sayyid Chaidar Pancur Rembang, Promotor Pergerakan Ekstremis Lawan Belanda

Panitia Pelaksana Abdul Rohim mengatakan, Sayyid Chaidar adalah menantu dari Sayyid Hamzah Asy-Syatho Sedan. "Beliau adalah seorang penggiat atau pejuang. Dahulu aktivitasnya sering dinilai negatif pada zaman Belanda, sehingga Sayyid Chaidar ini sebagai buronan Belanda," terangnya.

Rangkaian acara haul tersebut dimulai pada pagi hari, yaitu khatmil quran oleh santri putra dan putri. Dilanjut dengan pembacaan manaqib oleh Gus Mimid putra dari KH Hakim Masduki, serta bacaan shalawat dan berzanji oleh para gus muda Lasem.

PKB Kab Tegal

"Perjuangan beliau dimulai dari Kabupaten Kendal, kemudian menuju ke Sedan Kabupaten Rembang. Dan di Sedan dijadikan menantu oleh Sayyid Hamzah Asy-Syatho," jelas Rohim.

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut Rohim menjelaskan bahwa Sayyid Chaidar dianggap sebagai promotor pergerakan ekstremis. Pergerakan mendewasakan masyarakat, dan sebuah penyadaran terhadap masyarakat.

"Pergerakan tersebut tidak dikehendaki oleh Belanda, pergerakan yang sangat aktif yang dapat mempengaruhi masyarakat," tutup Rohim yang juga anggota Forum Komunikasi Masyarakat Sejarah (Fokmas) Lasem.

Acara haul ini diselenggarakan setiap tahunnya bertepatan pada bulan Rabiul awal. Haul ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh agama di sekitar Lasem, Pancur, Sedan, keluarga dari Semarang dan Kendal, serta dari Bogor

Turut hadir pula sebagai pengisi acara, KH Abdul Qoyyum, KH Imam Sofwan pengasuh Pondok Pesantren Nailun Najah Lasem dan KH Mohammad Masduki pengasuh Pondok Pesantren Al-Ikhlas Lasem. (Aan Ainun Najib/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ubudiyah, Pesantren PKB Kab Tegal

Atasi Perusakan Hutan, Menhut Minta Bantuan Muslimat NU

Jakarta, PKB Kab Tegal. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengaku kesulitan melakukan upaya konservasi lingkungan di samping menangani pembalakan liar di berbagai daerah. ? Zulkifli memohon ribuan peserta Rapat Kerja Nasional Muslimat NU untuk meningkatkan kesadaran warga dalam memantau pelestarian hutan lindung, hutan konservasi serta pemanfaatan hutan produksi.

“Kami berharap kerja sama yang pernah dijalin dengan Muslimat NU bisa dilanjutkan. Saat ini peran Muslimat sangat dibutuhkan dalam ? memberi penjelasan dan penyadaran kepada masyarakat terutama di luar Jawa,” harap Zulkifli dalam Rakernas Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede, Jumat (30/5).

Atasi Perusakan Hutan, Menhut Minta Bantuan Muslimat NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Atasi Perusakan Hutan, Menhut Minta Bantuan Muslimat NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Atasi Perusakan Hutan, Menhut Minta Bantuan Muslimat NU

Menurutnya, saat ini banyak hutan lindung dan lingkungan konservasi dirusak warga dan sejumlah elit melalui pertambangan dan pembalakan liar serta penggunaan lahan sawit yang tidak pada tempatnya.

PKB Kab Tegal

Saya, kata Zulkifli, tiap hari dimarahi orang-orang dari seluruh dunia karena banyaknya gajah mati di Sumatera. Kepala-kepala negara asing juga bisa marah besar kepada kita karena di Kalimantan banyak pembakaran orang utan. Di sejumlah daerah, pemerintah menggusur kebun sawit karena merusak konservasi. Di Konelo Riau, hutan-hutan lindung dirusak.

PKB Kab Tegal

“Perusakan hutan itu hanya menguntungkan beberapa orang, tapi merugikan ? ribuan penduduk karena asap dan banjir,” terang Zulkifli menjawab pertanyaan Ketua Muslimat NU Jayapura menunjuk pada pelestarian hutan lindung di pegunungan Siklop.

Kebijakan terkait pengelolaan lingkungan hidup, harus diubah. Pasalnya, saat ? ini masih banyak peraturan yang tidak berpihak kepada rakyat seperti akses hutan, tanah dan air. Kebijakan yang berlaku kini membatasi rakyat, tapi sangat terbuka bagi korporat dan perusahaan tertentu.

Saat ini akses pengelolaan lingkungan 99,9 persen untuk korporat. Untuk publik hanya 0,0 sekian persen. Maka kita kini mengupayakan adanya hutan tanaman rakyat, hutan kemasyarakatan dan hutan desa sebesar 500 ribu hektar per tahun. Saya mencanangkan, 2,5 juta hektar. Satu juta hektar sudah terrealisasi. Pemda ditunjuk sebagai pelaksana.

“Masalahnya, banyak permohonan atas nama masyarakat tapi di belakangnya korporat. Muslimat NU perlu mengawal ini bersama pemerintah,” tegasnya.

Zulkifli juga mengaku kewalahan menjawab pertanyaan Muslimat Bangka Belitung tentang maraknya tambang liar dan perebutan lahan antara penduduk lokal dan pendatang. Karena, warga pendatang sangat mudah memperoleh sertifikat pengelolaan lahan secara cuma-cuma, sementara penduduk lokal harus membeli lahan saat ingin membuka ladang.

Di Babel itu sulit sekali, Wapres pernah memimpin langsung rapat di sana agar menghentikan tambang-tambang liar yang menjadi pencaharian masyarakat. Kalau dilarang, kita melawan ribuan warga. Sementara setelah diaudit, pendapatan Pemda Babel tidak seberapa. Sedangkan kerugiannya, kerusakan lahan dan bencana. Kita sulit mengatasinya, sementara aparat diam.

“Waktu Gubernurnya Pak Eko, saya minta pemerintah menangkap para perambah liar. Tetapi jawabnya, saya ini sendirian di sini. Kalau saya tindak mereka, yang diprotes malah saya. Di sinilah dilematisnya,” keluh Zulkifli. (Abdul Malik/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam PKB Kab Tegal

Selasa, 30 Januari 2018

Polres Pekalongan Siap Amankan Forum Muktamar Ke-12 Jatman

Pekalongan, PKB Kab Tegal - Polres Pekalongan beserta jajarannya siap membantu panitia mengamankan jalannya kegiatan besar berupa Muktamar XII Jamiyyah Ahlit Thariqah Al-Mutabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) yang akan berlangsung di Pekalongan pada 23-27 Desember 2017 mendatang.

Kesiapan jajaran Polres Pekalongan mengamankan kegiatan muktamar disampaikan langsung oleh Kapolres Pekalongan AKBP Wawan Kurniawan di hadapan Panitia Muktamar XII Jatman yang beraudiensi dengan jajaran Polres Pekalongan di Mapolres Kajen, Kamis (30/11).

Polres Pekalongan Siap Amankan Forum Muktamar Ke-12 Jatman (Sumber Gambar : Nu Online)
Polres Pekalongan Siap Amankan Forum Muktamar Ke-12 Jatman (Sumber Gambar : Nu Online)

Polres Pekalongan Siap Amankan Forum Muktamar Ke-12 Jatman

Kegiatan pengamanan tidak saja pada area pembukaan yang rencananya akan dilangsungkan di kompleks Rumah Dinas Jabatan Bupati di Kajen saja, tetapi di tempat-tempat pemondokan dan sidang-sidang komisi di wilayah kerjanya.

PKB Kab Tegal

"Ini kegiatan besar sejak saat saya menjabat sebagai Kapolres Pekalongan, apalagi kegiatan pembukaannya akan dihadiri oleh Presiden sehingga saya beserta jajaran akan melaksanakan pengamanan secara maksimal," ujar Kapolres yang didampingi Kabag Ops Polres Pekalongan Kompol Mohammad Udjir dan Kasat Lantas AKP Bobby A Rachman.

PKB Kab Tegal

Kegiatan audiensi yang dilakukan Panitia Muktamar XII dengan jajaran kepolisian untuk menjalin kerja sama khususnya di bidang pengamanan di samping dengan Polres Pekalongan, pihaknya juga melakukan dengan Polres Pekalongan Kota. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan besar yang dilaksanakan di dua wilayah, yakni di Kota dan Kabupaten Pekalongan dapat berjalan dengan aman dan lancar.

"Kami berharap pihak Polres di dua wilayah dapat membantu keamanan dan kenyamanan peserta yang datang dari berbagai daerah yang ribuan jumlahnya dan pemondokannnya tersebar di delapan kecamatan," ujar Sekretaris Jenderal Jatman KH Masroni kepada Kapolres.

Ada sekitar 10 ribu muktamirin yang akan mengikuti kegiatan Muktamar yang ke-12. Mereka terdiri atas tamu undangan dari dalam negeri dan luar negeri. Melihat animo peserta yang cukup besar, maka perlu dibantu keamanan yang memadai baik di lokasi acara juga di pemondokan-pemondokan peserta.

Kapolres Pekalongan berpesan kepada panitia, setiap perkembangan persiapan dan pelaksanaan kegiatan Muktamar XII agar selalu dikomunikasikan dengan jajaran polres. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan bersama, terutama pada saat kehadiran RI 1 di pembukaan Muktamar XII.

Ikut mendampingi Sekjend Jatman yakni jajaran pengurus harian Idaroh Aliyah (pengurus pusat), Pengurus Mahasiswa Ahlith Thariqah Al Mutabarah An Nahdliyyah (MATAN), dan Humas Panitia Muktamar M Ngisom Chollil. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama, Ahlussunnah PKB Kab Tegal

Allah Pun Peringati Maulid Nabi-Nya dalam Al-Quran

Subang, PKB Kab Tegal

Muludan atau peringatan maulid Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam bukanlah perkara bidah, karena di dalamnya terdapat dalil-dalil Al-Qur’an berupa kisah-kisah yang menceritakan tentang kelahiran para Nabi dan Rasul-Nya.

Demikian tausiyah yang disampaikan oleh KH. Nawawi dalam kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad yang digelar di Pesantren Al-Karimiyyah, Pungangan, Patokbeusi, Subang, Jawa Barat, Sabtu (13/12) malam.

"Yang pertama, Aku berikan ilham kepada ibunya Musa, seandainya kamu takut melahirkan Musa sebagai bayi laki-laki, hanyutkanlah ia di sungai Nil’," ungkapnya setelah membacakan Surat Alqashash ayat 7.

Allah Pun Peringati Maulid Nabi-Nya dalam Al-Quran (Sumber Gambar : Nu Online)
Allah Pun Peringati Maulid Nabi-Nya dalam Al-Quran (Sumber Gambar : Nu Online)

Allah Pun Peringati Maulid Nabi-Nya dalam Al-Quran

Ayat tersebut, sambung dia, menceritakan tentang kelahiran Nabi Musa ‘alaihissalam. Ibunda Nabi Musa merasa ketakutan karena tiap bayi laki-laki kala itu terancam akan dibunuh oleh penguasa.

Setelah menyampaikan dalil pertama, mantan Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Subang itu pun menambahkan dalil berikutnya yaitu tentang kisah Maryam binti Imran yang melahirkan Nabi Isa ‘alaihissalam tanpa ayah. Kisah tersebut ada dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 45-47.

Satu lagi, kata dia, surat atau pun ayat dalam Al-Qur’an yang menjadi dalil pelaksanaan peringatan maulid Nabi Muhammad adalah Surat Al-fiil yang menjadi salah satu tanda akan dilahirkannya Nabi Muhammad.

PKB Kab Tegal

"Allah menceritakan maulid Nabi Musa, Allah menceritakan maulid Nabi Isa, Allah juga menceritakan maulid Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam, masa kita mengadakan muludan masih disebut bidah juga!" tegas Mustasyar PCNU Kabupaten Subang itu

Untuk itu, Kiai Nawawi menegaskan kepada para hadirin untuk tetap mantap dalam melaksanakan kegiatan muludan, karena kegiatan tersebut memiliki landasan hukum yang jelas, selain itu juga dalam muludan pun terdapat beberapa hikmah dan ibadah, seperti silaturahim, mencari ilmu, sedekah, membaca shalawat dan lain sebagainya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Asep Hidayat selaku ketua panitia menyampaikan bahwa tradisi yang ada di Pesantren Al-Karimiyyah adalah menggelar muludan dan rajaban pada malam tanggal 1 rabiul awal dan 1 rajab, karena hal itu merupakan wasiat dari pendiri Pesantren yaitu KH. Abdul Karim Ali. (Aiz Luthfi/Mahbib)

 

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul, Santri PKB Kab Tegal

Senin, 29 Januari 2018

TPQ ini Berikan Bimbingan Belajar Agar Santri Tetap Minat Mengaji

Jombang, PKB Kab Tegal - Di sejumlah daerah, minat pelajar untuk mengaji Al-Qur’an semakin menurun. Karenanya Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) ini memberikan bimbingan belajar kepada para santri sehingga tetap bertahan dan semangat dalam belajar agama.

 

TPQ dimaksud adalah Tanwirul Qulub yang berada di desa dan dusun Mlaras Sumobito Jombang Jawa Timur. Lukman Chaqim sebagai Ketua TPQ menandaskan, ada kebiasaan di masyarakat sekitar bahwa usai menyelesaikan pendidikan tingkat dasar baik SD maupun MI, mereka enggan mengaji. "Kalau sudah masuk SMP maupun MTs, sepertinya tidak pantas belajar di TPQ lagi," katanya, Selasa (12/1).

TPQ ini Berikan Bimbingan Belajar Agar Santri Tetap Minat Mengaji (Sumber Gambar : Nu Online)
TPQ ini Berikan Bimbingan Belajar Agar Santri Tetap Minat Mengaji (Sumber Gambar : Nu Online)

TPQ ini Berikan Bimbingan Belajar Agar Santri Tetap Minat Mengaji

 

Beberapa dari mereka beralasan mengikuti bimbingan belajar di sejumlah lembaga kursus. "Karena pelajaran di sekolah semakin sulit, maka kegiatan ngaji akhirnya dikorbankan," ungkap ayah 3 anak ini. Padahal andai saja tetap mengaji, mereka masih bisa membagi waktu lantaran ke TPQ tidak butuh  waktu lama, lanjutnya.

 

PKB Kab Tegal

Karenanya, sejak dua bulan lalu, TPQ ini menyediakan bimbingan belajar khusus bagi santri yang tingkat MI maupun SD. "Sejak awal sudah kami sediakan bimbingan belajar sesuai dengan minat pelajaran yang diinginkan," kata Ustadz Luqman, sapaan akrabnya.

 

PKB Kab Tegal

Tidak berhenti sampai di situ, mereka yang sudah memasuki MTs maupun SMP, juga diberikan kesempatan yang sama agar bisa menerima bimbingan belajar, khususnya mata pelajaran eksakta dan bahasa asing. "Untuk keperluan ini kami mendatangkan guru sesuai mata pelajaran yang ada dan diinginkan," ungkapnya.

 

Biaya yang harus dikeluarkan para santri sangat terjangkau. "Setiap menghadiri bimbingan belajar, mereka dikenakan biaya hanya seribu rupiah untuk tingkat dasar, dan dua ribu rupiah untuk sekolah menengah pertama," kata mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Urwatul Wutsqo Bulurejo Jombang ini.

Dengan tambahan bimbingan belajar tersebut, maka jadwal masuk untuk TPQ diajukan lebih awal yakni jam 14.45 WIB. "Untuk bimbingan belajar dimulai sejak jam 16.45 hingga 17.30 WIB," terangnya.

 

Bagi Ustadz Luqman, penambahan materi bimbingan belajar adalah sebagai terobosan agar para santri yang juga siswa bisa terus bertahan mendalami Al-Qur’an. "Karena tekad kami, santri di sini bisa mampu menghafal Al-Qur’an, baik secara lafadz, makna, maupun mengamalkan dalam keseharian," katanya. Dan untuk bisa sampai ke tataran ideal tersebut tentu membutuhkan waktu belajar yang tidak singkat, pungkasnya. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul PKB Kab Tegal

Semarang Bakal Jadi Tuan Rumah Rapimnas Pagar Nusa

Kudus, PKB Kab Tegal. Pimpinan Pusat Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PP PSNU) Pagar Nusa akan mengadakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada 27-29 Maret 2015 di Pesantren Az-Zuhri Tembalang, Semarang, Jawa Tengah.

Kegiatan yang bakal diikuti Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah PSNU Pagar Nusa se-Indonesia ini mengambil tema “Pencak Silat NU Benteng Utama NKRI dari Ancaman Radikalisme dan Terorisme”.

Semarang Bakal Jadi Tuan Rumah Rapimnas Pagar Nusa (Sumber Gambar : Nu Online)
Semarang Bakal Jadi Tuan Rumah Rapimnas Pagar Nusa (Sumber Gambar : Nu Online)

Semarang Bakal Jadi Tuan Rumah Rapimnas Pagar Nusa

Demikian informasi yang disampaikan Pimpinan Cabang PSNU Pagar Nusa usai rapat koordinasi pelatih Pagar Nusa di kantor NU Kudus, Ahad (15/3) malam.

PKB Kab Tegal

Pengurus bidang pencak silat Pagar Nusa Kudus Sunardi menjelaskan, dalam Rapimnas telah diagendakan berbagai rangkaian kegiatan, antara lain halaqah bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan SAR Nasional, dan Badan Narkotika Nasional (BNN).

PKB Kab Tegal

"Selain sidang-sidang Rapimnas, acara juga dirangkai Temu Pasukan Inti (Pasti), pelatihan pasti angkatan II Pagar Nusa Jawa Tengah dan Apel Akbar Kesetian terhadap NKRI pendekar Pagarnusa," terangnya.

Terkait hal itu, kata Sunardi, Pagar Nusa Kudus siap berpartisipasi mengirimkan pasukan inti dan peserta apel akbar pada hari terakhir (29/3) di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang.  "Kami akan mengirim ratusan peserta apel dan puluhan pasukan inti sesuai undangan dari PP Pagar Nusa," ujarnya.

Ia menyambut bangga kegiatan seperti ini dilaksanakan di Jawa Tengah. Menurutnya, Rapimnas dan rangkaian kegiatannya sangat bermanfaat untuk kemajuan Pagar Nusa daerah, mempererat tali persaudaraan, dan menambah syiar pencak silat NU.

"Terlebih lagi, temanya mempertegas kembali pencak silat NU sebagai benteng NKRI dari berbagai ancaman. Maka pendekar pagar Nusa Kudus selalu siap menjaga ulama, bangsa dan NKRI dari radikalisme,"tegas Sunardi yang juga pelatih Pagar Nusa ini. (Qomarul Adib/Mahbib)   

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sunnah, Makam PKB Kab Tegal

GP Ansor Lampung Tengah Gelar Apel Banser

Lampung Tengah, PKB Kab Tegal - Diprediksi sekitar seribuan lebih, kader Gerakan Pemuda Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (BANSER) se Kabupaten Lampung Tengah akan memadati halaman kompleks gedung Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lampung Tengah.

Insya Allah besok, Jumat (21/7) kami segenap keluarga besar Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Lampung Tengah akan bersilaturahmi di kompleks gedung NU Lampung Tengah dalam rangka akan mengadakan pelantikan pengurus baru sekaligus Apel Banser dan dilanjutkan Rapat Kerja Cabang (Rakercab),” kata Ketua GP Ansor Lampung Tengah Saryono di sela-sela persiapan pelantikan dan apel Banser di kompleks gedung NU Lampung Tengah, Jalan Proklamator Raya Nomor 134 Seputih Jaya Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah, Kamis (20/7).

GP Ansor Lampung Tengah Gelar Apel Banser (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Lampung Tengah Gelar Apel Banser (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Lampung Tengah Gelar Apel Banser

Ketua panitia pelaksana Gus Sholihin menambahkan, agenda pelantikan dan apel Banser pada tahun 2017 ini mengusung tema Berkhidmat Membangun Lampung Tengah: Berkarya Untuk Kemandirian Ekonomi Pemuda, Berjuang Untuk Agama dan Negara.

“Dalam konteks kekinian, apel Banser se-Kabupaten Lampung Tengah bertujuan menjaga dan memperteguh kembali semangat (ghirah) soliditas dalam mengawal dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” imbuh alumni IAIN Jurai Siwo Kota Metro ini.

PKB Kab Tegal

Insya Allah, agenda pelantikan dan apel Banser mengundang para kiai pengasuh pesantren, pengurus NU Kabupaten Lampung Tengah, Pimpinan Pusat GP Ansor, Pimpinan Wilayah GP Ansor Propinsi Lampung, para mantan ketua pimpinan cabang GP Ansor Kabupaten Lampung Tengah, badan otonom di lingkungan NU Kabupaten Lampung Tengah, Bupati Lampung Tengah, Kapolres Kabupaten Lampung Tengah, Dandim 0411 Lampung Tengah, dan para tokoh masyarakat dan lain-lain. (Akhmad Syarief Kurniawan/Alhafiz K)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, RMI NU PKB Kab Tegal

IPNU-IPPNU Lamongan Gelar Diklat SAR

Lamongan, PKB Kab Tegal. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Lamongan menggelar diklat Serach and rescue (SAR) dan Kepalangmerahan pada 4 hingga 6 Oktober 2009 kemarin, bertempat di Waduk Gondang Sugio Lamongan

Kegiatan ini dilakukan oleh Lembaga Corp Brigade Pembangunan (CBP) dan Korp Kepanduan Putri (KKP) menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Tingkat Pertama (Diklatama) dengan mengambil spesifikasi di bidang Serach and rescue (SAR) dan Kepalangmerahan.

IPNU-IPPNU Lamongan Gelar Diklat SAR (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Lamongan Gelar Diklat SAR (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Lamongan Gelar Diklat SAR

Menurut Ketua PC IPNU Lamongan Imam Fadli mengatakan, kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan tentang Kepalangmerahan dan bencana alam. Para peserta juga diajak berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, pengembangan sumber daya manusia alam dan lingkungan, serta berpartisipasi dalam terlaksananya pendampingan dan penguatan masyarakat.

PKB Kab Tegal

Dalam rilis yang diterima PKB Kab Tegal, diklat ini diikuti 50 peserta terdiri dari utusan 2 putra dan 2 putri dari Pimpinan Anak Cabang (tingkat kecamatan) IPNU-IPPNU se-Kabupaten Lamongan.

Materi yang disajikan berupa pembalutan dan pembidaian, anatomi dan faal tubuh dasar, pengetahuan obat-obatan dan kesehatan lapangan, survival dan navigasi, pendarahan dan syok, dengan narasumber dari Taruna Siaga Bencana Kabupaten Lamongan, KSR-PMI Lamongan dan Tim Penanggulangan Bencana Nahdlatul Ulama.

PKB Kab Tegal

Pada akhir acara peserta juga melakukan aksi peduli bencana gempa Padang di sekitar lokasi wisata Waduk Gondang dengan mengumpulkan dana untuk disalurkan ke para korban bencana alam tersebut. (nam)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News, Jadwal Kajian PKB Kab Tegal

Minggu, 28 Januari 2018

Syekhah Fathimah, Ulama Perempuan Ahli Hadis Asal Nusantara

Tangerang Selatan, PKB Kab Tegal. Direktur Islam Nusantara Center (INC) A Ginanjar Sya’ban menyebutkan, hanya ada sedikit sekali ulama perempuan yang ahli dalam bidang hadis. Selama ini kebanyakan pengkaji hadis adalah ulama laki-laki.  

Berdasarkan hasil riset dari Shafiyah Idris Fallata dengan judul Peran Perempuan dalam Melestarikan Kitab Shahih Bukhari-Muslim [dengan Transmisi] Sejak Abad ke-4 hingga 14 H, satu dari tiga ahli hadis ulama perempuan adalah berasal dari Nusantara yaitu Syekah Fathimah bint ‘Abd al-Shamad al-Falimbani.

Syekhah Fathimah, Ulama Perempuan Ahli Hadis Asal Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Syekhah Fathimah, Ulama Perempuan Ahli Hadis Asal Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Syekhah Fathimah, Ulama Perempuan Ahli Hadis Asal Nusantara

“Pada abad keempat belas (sembilan belas masehi), ulama hadis perempuan di seluruh dunia Islam itu hanya tiga,” kata Ginanjar di Tangerang Selatan, Sabtu (18/11).

Pertama, Syekhah Ummatullah bint ‘Abd al-Ghani al-Dahlawi asal Delhi India. Kedua, Syekah Fathimah bint ‘Abd al-Shamad al-Falimbani asal Indonesia. Ketiga, Syekhah Fathimah bint Ya’qub al-Makki dari Mekkah.

Menurut Ginanjar, salah satu guru ulama hebat Syekh Nawawi Al Bantani ketika belajar di Mekan adalah Syekah Fathimah bint ‘Abd al-Shamad al-Falimbani. 

“Salah satu guru Syekh Nawawi Al Bantani ya ini,” ucapnya. (Muchlishon Rochmat)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Khutbah PKB Kab Tegal

Pesantren Al-Nahdlah Tawarkan Beasiswa untuk Pelajar Timor Leste

Depok, PKB Kab Tegal. Pimpinan Pondok Pesantren Al-Nahdlah Depok, menawarkan beasiswa kepada pelajar Timor Leste yang berminat menempuh pendidikan di Al-Nahdlah Islamic Boarding School. Hal ini disampaikan Kepala Madrasah Aliyah Al-Nahdlah Abdullah Mas’ud, saat menerima kunjungan delegasi Timor Leste Coalition for Education (TLCE), di Pesantren Al-Nahdlah, Depok, Rabu (26/10). ?

Pesantren Al-Nahdlah Tawarkan Beasiswa untuk Pelajar Timor Leste (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Al-Nahdlah Tawarkan Beasiswa untuk Pelajar Timor Leste (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Al-Nahdlah Tawarkan Beasiswa untuk Pelajar Timor Leste

“Kalau ada anak Timor Leste yang mau sekolah di sini, kami akan terima dengan senang hati dan juga akan kami berikan beasiswa sampai lulus sekolah," tegas pria yang juga Wakil Ketua LAZISNU ini di hadapan Presiden TLCE Augusto Pires, dan rombongan.

Dalam pidatonya, Kepala Madrasah Aliyah Al-Nahdhah, menyambut baik kunjungan pegiat pendidikan dari Timor Leste ini. Ia bercerita bahwa para pendiri pesantren dan madrasah Al-Nahdlah sama seperti aktivis TLCE. Para pendirinya adalah para aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yang juga fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan, lalu mereka bertekad mendirikan lembaga pendidikan. ?

Masud juga bercerita bahwa pesantren Al-Nahdhah kini telah berusia 10 tahun. Para alumninya sudah tersebar di berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan swasta favorit, seperti di ITB, UI, ITS, IPB, Unair, Unpad, Undip bahkan di UNRI dan STAN. Pesantren ini menampung siswa dari seluruh Indonesia, sehingga para siswa tidak hanya dari Jakarta dan Pulau Jawa saja. Banyak juga siswa yang berasal dari luar Jawa seperti Papua, Manado, Makassar, Lampung, dan lain sebagainya.

Sementara itu, Presiden Timor Leste Coalition for Education (TLCE) Augusto Pires, menyampaikan bahwa kunjungannya ke Indonesia adalah untuk studi banding tentang kebijakan pendidikan di Indonesia dan juga implementasinya. Pendidikan di Timor Leste masih menghadapi sejumlah masalah, terutama kekurangan tenaga pendidik yang berkualitas.?

PKB Kab Tegal

“Kita perlu banyak belajar tentang pengelolaan kebijakan pendidikan kepada Indonesia, yang jelas lebih maju,” tukas Augusto Pires.

Augusto Pires menambahkan pendidikan di pesantren sudah terpadu dan patut ditiru. Di pesantren, tersedia semua jenjang pendidikan, mulai dari dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Apalagi tempat tinggal siswa dan ketersediaan gizinya juga sudah terprogram dengan baik dengan model asrama.

PKB Kab Tegal

“Model pendidikan yang terintegrasi seperti ini perlu diterapkan di Timor Leste,” katanya

Delegasi Timor Leste ini datang ke Indonesia atas fasilitas Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI). Abdulah Ubaid, Koordinator Nasional JPPI mengatakan, delegasi ini ingin belajar dari sistem pendidikan 24 jam yang diterapkan pesantren.?

“Karena itu, mereka kami antar ke pesantren Al-Nahdhah yang juga menyelenggarakan pendidikan formal Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah ini,” terang Ubaid.?

Selain ke pesanten, delegasi Timor Leste ini juga berkunjung ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, untuk berdiskusi terkait dengan kebijakan pendidikan di Indonesia. (Kendi Setiawan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, PonPes, Nusantara PKB Kab Tegal

Pelajar NU Nganjuk Digembleng di Aswaja Camp

Nganjuk, PKB Kab Tegal



Ratusan pelajar dari MA, SMA dan SMK se-Kabupaten Nganjuk antusias mengikuti salah satu rangkaian acara menyambut Hari Santri yakni Aswaja Camp II. Acara ini digelar di Lapangan Retjo Banteng, Babadan, Patianrowo, Nganjuk pada 09-10 Oktober 2016.?

Aswaja Camp merupakan acara penanaman ajaran dan doktrin keaswajaan yang dikemas dalam bentuk perkemahan, sehingga disukai para pelajar.

Pelajar NU Nganjuk Digembleng di Aswaja Camp (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Nganjuk Digembleng di Aswaja Camp (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Nganjuk Digembleng di Aswaja Camp

Acara yang dibuka oleh Bapak Wakil Bupati Nganjuk, Abdul Wahid Badrus ini sempat diguyur hujan, namun tidak mematahkan semangat para peserta seantero Nganjuk untuk tetap melaksanakan pembukaan.?

Dalam Aswaja Camp II ini kegiatan dibagi menjadi tiga segmen yaitu gemblengan kader penggerak Aswaja, amaliyah Aswaja dan kompetisi Aswaja.?

Aswaja Camp II merupakan agenda gabungan dari LDNU, Aswaja Centre NU, FKPP Brajamusti, IPNU, IPPNU, dan BEM STAIM yang dimaksudkan untuk menggiatkan kesadaran akan pentingnya mempelajari Aswaja sejak dini.?

PKB Kab Tegal

Wahyu Irvana selaku Komandan DKC CBP IPNU Nganjuk sekaligus SC kegiatan menuturkan bahwa Aswaja Camp ini penting untuk mengenalkan ajaran dan amaliyah Aswaja kepada pelajar tingkat remaja, agar tidak mudah terjebak dengan doktrin-dotrin radikalisme, ekstrimisme, hedonisme, liberalism, dan komunisme. Acara dikemas dengan berbagai kegiatan yang menarik agar nilai-nilai keaswaja-an diharapkan lebih mengena dan berkesan. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Fragmen PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Pelajar NU Mijen Terus Rekrut Kader Baru

Demak, PKB Kab Tegal. Pimpinan Anak Cabang IPNU dan IPPNU kecamatan Mijen kabupaten Demak kembali melakukan rekrutmen kader. Pengurus pelajar NU Mijen menyamakan visi dan misi kader barunya melalui Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) selama dua hari, Sabtu-Ahad (12/13/9) di MA Al-Ittihad, Mijen, Demak.

Peserta merupakan perwakilan sekolah dan madrasah tingkat atas yang berada di Mijen. Sebanyak 43 pelajar mengikuti kaderisasi IPNU-IPPNU yang bertema “Aktifkan Diri, Kembangkan Potensi, dan Raih Prestasi Melalui Organisasi”.

Pelajar NU Mijen Terus Rekrut Kader Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Mijen Terus Rekrut Kader Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Mijen Terus Rekrut Kader Baru

“Semoga Makesta ini menghasilkan kader-kader baru IPNU-IPPNU yang benar-benar berkualitas sesuai kebutuhan organisasi. Sehingga keberadaan IPNU-IPPNU sebagai wadah menyerap aspirasi pelajar NU bisa berjalan maksimal,” kata Ketua IPNU Mijen Miftakhurrohman.

PKB Kab Tegal

Sementara Ketua IPNU Demak Abdul Halim mengajak semua kader dan pengurus IPNU-IPPNU di semua tingkatan agar mengutamakan menjaga aset kader yang sudah ada, agar tetap tumbuh subur serta berkembang, beberapa program kerja yang kiranya perlu segera direalisasikan.

“Mari laksanakan agar terselesaikan. Proses regenerasi harus senantiasa berjalan, kami harap peserta Makesta diinventarisir dan ada tindak lanjut agar semua konsisten untuk terus berproses di IPNU-IPPNU," kata Halim.

PKB Kab Tegal

Wakil Ketua IPPNU Demak Inayati berharap semua semangat untuk terus belajar berjuang bertaqwa dan jaga kesucian niat ajarkan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah.

Tampak hadir pada kaderisasi ini Ketua MWCNU Mijen KH Imam Suyono, pihak Madrasah Aliyah Al-Ittihad K Suyono, Rekanita Sumiyati perwakilan IPPNU Demak, dan jajaran tim kaderisasi IPNU Demak. (Syafii Chudlori/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa PKB Kab Tegal

Sabtu, 27 Januari 2018

Aswaja dan NKRI Terancam, Diperlukan Komite Hijaz Baru

Surabaya, PKB Kab Tegal - Reformasi tidak hanya membawa angin perubahan positif, tapi juga memunculkan ancaman khususnya bagi keberadaan Ahlussunnah wal Jamaah Nahdlatul Ulama atau Aswaja NU. Tantangan ini harus dijawab dengan kemunculan Komite Hijaz Baru.

"Angin reformasi yang terjadi ternyata tidak semata memberikan perubahan yang baik bagi situasi di negeri ini," kata KH Abdurrahman Navis. Justru dengan reformasi itu pula, mulai banyak aliran dan ideologi yang kalau dibiarkan akan mengancam eksistensi ajaran Aswaja NU, bahkan keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI, lanjut Kiai Navis, sapaan akrabnya.

Aswaja dan NKRI Terancam, Diperlukan Komite Hijaz Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
Aswaja dan NKRI Terancam, Diperlukan Komite Hijaz Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

Aswaja dan NKRI Terancam, Diperlukan Komite Hijaz Baru

Peringatan tersebut disampaikan Direktur PW Aswaja NU Center Jawa Timur ini saat memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Dauroh Aswaja Internasional yang berlangsung, Ahad (13/3).

PKB Kab Tegal

Kiai Navis kemudian menyebutkan kemunculan ideologi transnasional yang datang dari berbagai negera seperti Syiah, Wahabi, Salafi dan sebagainya yang hingga kini semakin menggerogoti Aswaja NU di sejumlah kawasan. Demikian pula kemunculan aliran ekstrem kanan dan kiri yang mengiringi kehadirannya di negeri ini. "Belum lagi lahirnya aliran baru di sejumlah daerah yang turut memperkeruh keadaan," ungkap Kiai Navis.

PKB Kab Tegal

Sejumlah aliran dan ideologi tersebut tidak lagi secara sembunyi menyerang Aswaja NU. "Mereka bahkan terang-terangan membidahkan bahkan mengatakan kafir kepada kelompok yang tidak sejalan dengan kepercayaannya," kata kiai yang juga Wakil Ketua PWNU Jatim ini.

Kalangan yang kerap mengafirkan amaliyah para salafus shalih tersebut sudah merambah di banyak lini. "Dari mulai lembaga pendidikan dan tempat ibadah di sekitar kita," katanya di hadapan ratusan peserta dauroh.

Karenanya tidak ada pilihan lain bagi NU, kecuali meneguhkan dan membentengi akidah Aswaja dalam diri, keluarga, dan masyarakat.

"Dibutuhkan Komite Hijaz baru agar keberadaan Aswaja semakin teguh dan dapat membentengi dari sejumlah ancaman yang ada," tegasnya.

Lewat dauroh yang dikuhususkan kepada para putra kiai yakni gus atau gawagis ini maka akan ada tindaklanjut yang bisa dilakukan di masing-masing pesantren. "Bisa dengan mengadakan dauroh di pesantren maupun madrasah dan sekolah agar materi keaswajaan dapat semakin dioptimalkan," ujarnya.

Bagi Pengasuh Pesantren Nurul Huda Sencaki Surabaya ini, menjaga dan meneguhkan Aswaja sebagai bagian dari upaya menyelamatkan warisan para pendiri NU. "Kita rawat dan jaga warisan KH Hasyim Asyari, KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri dan muassis NU yang lain," pungkasnya.

Dauroh Aswaja Internasional lil Gawagis se-Jatim ini menghadirkan? narasumber KH Marzuki Mustamar, KH Abdurrahman Navis, Ustadz Idrus Ramli, Ustadz Faris Khoirul Anam, Ustadz Maruf Khozin, serta Alhabib Syekh Samir bin Abdurrahman al-Khauli al-Rifai al-Husaini dari Libanon. (Ibnu Nawawi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Quote, PonPes PKB Kab Tegal

Habib Luthfi Minta Setiap Kajian Aswaja Disertai Dalil

Pekalongan, PKB Kab Tegal. Dalam setiap kajian ajaran Ahlussunnah wal jamaah, narasumber hendaknya jangan membuat rujukan hanya kepada para ulama salafus sholihin saja, seperti Imam Syafii, Hambali, Maliki dan Hanafi. Akan tetapi hendaknya disertai dalil-dalil dari Al-Quran dan Hadits, sehingga peserta kajian menjadi paham apa yang diamalkan oleh warga NU bukan merupakan perbuatan bidah.

Habib Luthfi Minta Setiap Kajian Aswaja Disertai Dalil (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Luthfi Minta Setiap Kajian Aswaja Disertai Dalil (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Luthfi Minta Setiap Kajian Aswaja Disertai Dalil

Demikian disampaikan Rais Aam Idaroh Aliyah Jamiyyah Ahlit Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (Jatman) Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya saat memberikan tausiyah di hadapan ratusan peserta kajian rutin Aswaja di Masjid Al Jami Kauman, Kota Pekalongan, Sabtu (19/5) malam.

Dikatakan, peserta harus kita yakinkan bahwa amaliyah NU adalah benar sesuai yang diajarkan Rasulullah Muhammad SAW dan bukan karangan para ulama yang menurut mereka dianggap bidah.

PKB Kab Tegal

Menurut Habib Luthfi, majelis ini sangat penting untuk mengkaji secara mendalam tentang aswaja, agar para generasi penerus NU tidak buta tentang sejarah dan dasar amaliyah NU. Pasalnya, saat ini banyak anak anak NU yang tidak paham apa itu aswaja, sehingga mudah goyah jika ada kelompok lain yang dengan mudahnya merongrong akidah anak-anak muda NU.

PKB Kab Tegal

Habib Luthfy berharap kepada yang hadir untuk selalu membawa catatan dan mencatat apa yang telah disampaikan narasumber.

"Hal itu penting dilakukan agar putra putri kita tidak kehilangan tulisan yang sangat penting, karena belum tentu anak-anak kita bisa seperti bapaknya," kata Habib.

"Jika yang hadir hanya menjadi peserta pasif, maka akan ada banyak hal yang tidak diketahui, sehingga ini menjadi tantangan bagi narasumber untuk menjelaskan secara detail setiap hal dengan merujuk pada Al-Quran dan Hadits," tambahnya.

"Kajian Aswaja ini digelar secara rutin oleh Syuriyah PCNU Kota Pekalongan ini."

 

Redaktur : Sudarto Murtaufiq

Kontributor : Abdul Muiz

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News PKB Kab Tegal

Agama Harus Mampu Selesaikan Masalah Kemanusiaan

Jakarta, PKB Kab Tegal. Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), M. Ali Yusuf menyatakan, kerusakan alam telah mencapai titik kritis. Perubahan iklim makin ekstrim dewasa ini. Di seluruh belahan dunia, iklim sudah hampir tidak bias diramalkan lagi. Bencana sudah terjadi di mana-mana.

Hal ini disampaikan oleh Ali Yusuf dalam refleksi dan doa bersama dengan tema “Under One Sky We Will Light The Way on Climate Change” bersama sejumlah pimpinan agama dan lembaga yang concern terhadap isu-isu kemanusiaan di Jakarta, Kamis (24/9). 

Agama Harus Mampu Selesaikan Masalah Kemanusiaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Agama Harus Mampu Selesaikan Masalah Kemanusiaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Agama Harus Mampu Selesaikan Masalah Kemanusiaan

Para perwakilan agama berharap agar ada pemecahan bersama untuk sebuah alternatif agar dunia ini bisa menjadi rumah bersama bagi semua umat manusia.

PKB Kab Tegal

“Agama-agama harus mampu menggerakkan umatnya agar segera mengambil tindakan bersama untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kemanusiaan demi keberlangsungan masa depan dunia,” ujar Ali.

Ali menegaskan, dampak dari perubahan iklim telah dirasakan oleh negara-negara, komunitas di seluruh belahan dunia. Dampak perubahan iklim telah merusak sistem dan sektor penting bagi kelangsungan hidup manusia, termasuk sumber daya air, ketahanan pangan dan kesehatan yang juga berdampak pada kemiskinan. Red: Mukafi Niam 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama PKB Kab Tegal

Gagasan Mengawinkan Bencong dengan Tomboi

Oleh Muhammad Ishom 



“Aku punya gagasan untuk mempertemukan mereka berdua

Gagasan Mengawinkan Bencong dengan Tomboi (Sumber Gambar : Nu Online)
Gagasan Mengawinkan Bencong dengan Tomboi (Sumber Gambar : Nu Online)

Gagasan Mengawinkan Bencong dengan Tomboi



agar saling isi dengan cerita derita duka lara

Barangkali nanti tumbuh naluri sejati

dan kembali seperti sediakala

PKB Kab Tegal

Semua jawabnya hanyalah Tuhan yang mengerti

Sekali lagi jawabnya hanya Tuhan yang mengerti.” (Bait ke-6)

PKB Kab Tegal

Itulah enam baris dari bait terakhir lirik lagu berjudul “Zaman” yang dinyanyikan sendiri oleh penciptanya– Ebiet G. Ade–dan dirilis pada tahun 1986. Apa yang dimaksudkan Ebiet dengan frasa “mereka berdua” pada baris pertama di atas tak lain adalah bencong dan tomboi sebagaimana terdapat dalam judul tulisan ini meski Ebiet tidak menyebut sama sekali dua istilah itu di dalam lirik lagunya. 

Kedua istilah itu telah umum digunakan oleh masyarakat untuk menyebut kelompok orang yang perilaku atau penampilannya tidak cocok menurut kewajaran dengan jenis kelamin yang disandangnya. Mereka yang disebut bencong mungkin sama dengan yang dimaksud gay atau transgender dalam LGBT meski tidak setiap bencong adalah gay atau transgender. Demikian pula mereka yang disebut tomboi mungkin sama dengan yang dimaksud lesbian dalam LGBT meski tidak setiap tomboi adalah lesbian. 

Saat ini orang tengah ramai kembali membicarakan tentang LGBT sehubungan dengan penolakan Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap perkara 46/PUU-XIV/2016 yang diajukan oleh Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Euis Sunarti bersama sejumlah pihak. Tahun lalu Prof Dr Euis Sunarti dan para akademisi lain meminta para lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) dihukum penjara maksimal 5 tahun. 

Penolakan itu telah dipahami sebagian kalangan di sejumlah postingan di media sosial bahwa MK telah melegalkan perbuatan zina dan homoseksual. Pemahaman sekaligus tuduhan ini ditolak oleh Juru Bicara MK Fajar Laksono yang menegaskan Mahkamah tidak melegalkan perbuatan seksual sejenis (Kompas.com, 18/12/2017, 20:15 WIB).

Namun, tulisan ini tak dimaksudkan untuk membicarakan polemik tentang LGBT dari berbagai perspektif karena penulis hanya sekedar ingin mengingat kembali bahwa tiga puluh satu (31) tahun lalu seorang penyanyi sekali pencipta lagu–Ebiet G. Ade–telah menyodorkan sebuah gagasan untuk mencarikan solusi terhadap fenomena bencong dan tomboi yang masing-masing bisa masuk dalam kategori gay atau transgender dan lesbian.

Sejauh yang bisa saya tangkap dari lirik lagu “Zaman” secara keseluruhan, Ebiet G. Ade berpikir bahwa bencong dan tomboi dapat dipertemukan dalam ikatan perkawinan sebab mereka yang secara fisik laki-laki tetapi secara seksual tertarik kepada sesama jenis sebenarnya juga menyadari ketidak wajarannya. Mereka bahkan tak menghendaki hal itu terjadi sehingga selalu menangisi nasibnya. Akhirnya mereka sampai pada pertanyaan mendasar apakah hal itu berdosa. 

Pikiran Ebiet G. Ade tersebut sebagaimna dapat kita simak pada bait ketiga sebagai berikut: 

Ia bersembunyi menyimpan tangis yang tak kuasa dibendung

Ia jatuh cinta namun keburu sadar itu tak wajar

Tanda tanya bergolak di dalam fikirannya, “Berdosakah?”

Sedang ia pun tak menghendaki

Siapa gerangan yang dapat membantu menjawabnya? (Bait ke-3)





Pada baris terkahir dari bait ini Ebiet G. Ade mengajukan pertanyaan siapa gerangan yang dapat membantu menjawab pertanyaan dari laki-laki bencong tentang berdosa tidaknya jika ia jatuh cinta secara tidak wajar karena mencintai sesama jenis. Beberapa pihak dari kalangan agamawan baik Islam maupun Nasrani telah memberikan jawaban tegas bahwa mencintai sesama jenis yang kemudian diungkapkan dengan hubungan seksual adalah berdosa. 

Pada bait keempat dan kelima Ebit G. Ade mengungkap fenomena yang berkebalikan dengan bencong, yakni tomboi sebagaimana tertuang dalam dua bait berikut ini:

Perempuan dongak di atas angin

Kepalanya bengkak penuh mimpi kekerasan

Tubuh sintal dan tegap menampilkan kejantanan

Tak tercermin sikap lembut sebagaimana kodratnya (Bait ke-4)

 

Rambutnya yang kasar kotor berdebu

Diisapnya cerutu bibir retak terbakar

Langkah dihentak-hentak, galak seperti singa

Ia ingin tampil lengkap sebagaimana layaknya lelaki (Bait ke-5)





Kedua bait itu (Bait ke-4 dan ke-5) mengungkapkan secara jelas tentang tomboi dengan disebutnya perempuan yang bertingkah laku tidak sebagaimana kodratnya tetapi malahan  ingin menampilkan kejantanan sebgaimana layaknya lelaki. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Queen Mary University, London, 1 dari 3 perempuan tomboi tumbuh menjadi lesbian. (Hidayatullah, 12 Juli 2011-10:44 WIB). 

Perempuan tomboi yang tumbuh menjadi lesbian inilah yang dibicarakan Ebiet G. Ade untuk dipertemukan dalam ikatan perkawinan dengan seorang bencong yang gay atau transgender sebagaimana diungkapkan dalam bait keenam di awal tulisan ini. Argumentasi Ebiet G. Ade dalam gagasanya ini adalah karena dari perkawinan semacam ini barang kali akan tumbuh naluri sejati dari masing-masing pihak sehingga akan kembali menjadi orang normal sesuai dengan kodrat jenis kelamin masing-masing. 

Gagasan Ebeit G. Ade tersebut patut diapresiasi karena dari berbagai perspektif agama, sosial dan susila tidak bertentangan. Bisa jadi gagasan ini menjadi alternatif terapi yang mujarab bagi ketidakwajaran kaum bencong dan tomboi dalam ekspresi diri dan seksualitasnya sehingga mereka bisa diselamatkan secara hukum maupun moral. Namun pertanyaannya adalah apakah para bencong mau kawin atau dikawinkan dengan kaum tomboi?

Jawaban dari pertanyaan itu telah Ebiet temukan dalam kedua baris terkahir dari bait keenam atau penutup di atas: “Semua jawabnya hanyalah Tuhan yang mengerti. Sekali lagi jawabnya hanya Tuhan yang mengerti.” Artinya jika Tuhan berkata “Kun” (jadilah), maka “fayakun” (maka jadilah).  

Penulis adalah dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sejarah, IMNU, Humor Islam PKB Kab Tegal

Gus Dur Ajarkan Kebhinekaan Indonesia dengan Cara Sederhana

Jakarta, PKB Kab Tegal. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menilai, ajaran kebhinekaan (pluralisme) dalam pandangan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sangat sederhana. Ia mengutip apa yang pernah dikatakan Gus Dur kepadanya.

Menurut Gus Dur, kata Mahfud, kebhinekaan adalah rumah yang terdiri dari kamar-kamar. Di kamar-kamar itu, penghuninya bebas ekspresi, “Mau berpakaian merah, kuning, hijau, bahkan tidak berpakaian sekalipun, terserah.

Gus Dur Ajarkan Kebhinekaan Indonesia dengan Cara Sederhana (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur Ajarkan Kebhinekaan Indonesia dengan Cara Sederhana (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur Ajarkan Kebhinekaan Indonesia dengan Cara Sederhana

Tapi ketika ada di ruang tamu dan ruang makan, seluruh penghuni harus mengikuti dan tunduk kepada aturan main bersama rumah tersebut. “Dan jika ada serangan dari musuh luar, seluruh penghuni harus bersama-sama melawannya. Dan jika keluar rumah semua penghuni harus menjaga nama baiknya.”

PKB Kab Tegal

Mahfud kemudian menyatakan, pluralisme bisa tegak dengan tiga hal, yaitu pengakuan kesaamaan derajat semua warga negara tanpa membedakan suku, agama, golongan, “Semua penghuni rumah diberikan hak-hak yang sama.

Supaya aspirasi dan kehendak setiap warga itu tidak liar, maka meniscayakan syarat kedua, yaitu demokrasi. Dan syarat ketiga, supaya demokrasi tidak liar, harus ada kedaulatan hukum agar demokrasi tidak berjalan prosedural, tapi subtansial.

PKB Kab Tegal

Kegiatan kerjasama atas MMD Peduli dan Jaringan Gusdurian tersebut dibuka Masduki Baidlowi. Dalam sambutannya, ia mengatakan, bahwa kegiatan tersebut adalah salah satu rangkaian haul Gus Dur yang digelar serentak di berbagai daerah. Hal menunjukkan keinginan warga untuk memahami dan melanjutkan pemikiran Gus Dur.

Tapi sangat disayangkan di satu sisi semangat itu kuat, di sisi lain masih sering terjadi kekerasan atas nama agama. Menurut dia, sebagaimana yang dikatakan Gus Dur, demokrasi Indonesia saat masih prosedural, bukan subtansial.    

Pembicara lain pada diskusi bertema Pluralisme dan Demokrasi tersebut adalah Alissa Wahid, Mudji Sutrisno, dan Jaya Suprana. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ahlussunnah, Pemurnian Aqidah PKB Kab Tegal

PCINU Brunei Darussalam dan Buruh Migran Peringati Haul Gus Dur

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Brunei Darussalam bekerja sama dengan Garda Buruh Migrant Indonesia memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Bersamaan dengan itu, mereka juga berzikir bersama dalam rangka memperingati haul ke-5 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Acara diselenggarakan secara berturut-turut pada Sabtu (10/1) dan Ahad (10/11) di dua distrik berbeda; distrik Brunei Muara dan distrik Kuala Belait. Peringatan ini disambut meriah oleh WNI yang tinggal di Brunei Darussalam.

PCINU Brunei Darussalam dan Buruh Migran Peringati Haul Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)
PCINU Brunei Darussalam dan Buruh Migran Peringati Haul Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)

PCINU Brunei Darussalam dan Buruh Migran Peringati Haul Gus Dur

Koordinator yang terdiri atas Ahmad Makhfudin, Inmas Santi, dan Moh Ifan mengatakan, "Acara ini baru pertama digelar dalam sejarah buruh migrant Indonesia di Brunei Darussalam. Selain menjalin ukhuwah antarburuh migran, acara ini juga sebagai cikal bakal persatuan buruh migran untuk peningkatan martabat dan pemberdayaan buruh migrant Indonesia di Brunei Darussalam.”

PKB Kab Tegal

Dalam pertemuan ini, penyampai taushiyah menanamkan nilai Aswaja di tengah gempuran ideologi ekstrem Islam trans nasional. Tampak hadir beberapa pejabat Kedubes RI untuk Brunei Darussalam dan sejumlah tokoh masyarakat setempat.

PKB Kab Tegal

Ketua PCINU Brunei Darussalam Ust H Ahmad Dhofier mengatakan, "Sambutan hari lahir Nabi Muhammad SAW adalah tradisi baik untuk mencapai tujuan baik yang patut dilestarikan."

Sementara Ketua Umum Garda Buruh Migrant Indonesia Abdurahman Duladi Aldi menegaskan, "Peringatan maulid Nabi haruslah membawa semangat perubahan. Nabi SAW dahulunya adalah juga seorang buruh, tetapi bukan sembarang buruh. Sebelum masa bitsah, baginda Nabi sering menggembalakan kambing milik orang-orang Mekah. Beliau sosok buruh teladan, yang mampu menginternalisasikan sifat pengabdian sejati sehingga derajatnya sangat dekat dengan Allah SWT.

Sementara Ketua PKB cabang Brunei Darussalam Jauhar Ahmad mengajak WNI untuk meneladani keluhuran sifat Rasulullah. "Gus Dur adalah sosok umat yang meneladani kepribadian Rasul secara utuh. Di masa hidup, Gus Dur rela dicaci dan dicela bahkan dikafirkan hanya karena ingin mewujudkan misi rahmatan lil alamiin.”

Gus Dur, kata Jauhar, selalu hadir mendampingi orang-orang yang terancam eksistensinya. Ia memberikan pelajaran berharga kepada masyarakat bagaimana meneladani Rasulullah secara benar. Hal ini dibuktikan Gus Dur mulai dari kesederhanaannya, rasa empatinya, bahkan pembelaannya kepada kemanusiaan.

Selain sambutan-sambutan, acara juga dimeriahkan oleh tembang-tembang sholawat Lir Ilir, Tombo Ati dan Zaman Wis Akhir oleh Gatot Music bersama grup paduan suara dari gabungan buruh migrant. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pertandingan, Pahlawan, Nusantara PKB Kab Tegal

Jumat, 26 Januari 2018

Inilah Empat Ciri Buku Nikah Asli

Jakarta, PKB Kab Tegal. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin kembali menegaskan bahwa siapapun yang terlibat melakukan pemalsuan buku nikah akan dikenakan sanksi pidana. Hal tersebut disampaikan di Kantor Kemenag Kamis (4/6) sore.

Inilah Empat Ciri Buku Nikah Asli (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah Empat Ciri Buku Nikah Asli (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah Empat Ciri Buku Nikah Asli

“Buku nikah merupakan dokumen negara. Jadi siapapun yang terbukti terlibat dalam pemalsuan buku nikah akan dikenakan sanksi pidana,” tegas Menag seperti dikutip dari situs kemenag.go.id.

Namun demikian, Menag tetap mengimbau masyarakat agar mengetahui ciri buku nikah asli. Karena pada dasarnya saat ini buku nikah tidak mudah untuk dipalsukan. 

PKB Kab Tegal

“Saat ini, buku nikah sebenarnya relatif sulit untuk dipalsukan karena paling tidak terdapat empat ciri,” jelas Menag.

Lebih lanjut Menag menjelaskan paling tidak terdapat empat ciri khas dari buku nikah. Pertama, pada halaman dalam sampul terdapat halogram berbentuk lingkaran bergambar garuda. Kedua, terdapat lembar transparan mengkilat berhologram untuk menutup lembar identitas pasangan pengantin. 

PKB Kab Tegal

Ketiga, terdapat nomor seri dengan sistem lubang pada bagian bawah buku. “Nomor ini punya kode khusus,” tambah Menag sambil menunjukkan contoh buku nikah. Dan keempat, setiap halaman buku apabila diterawang akan terlihat gambar garuda. 

Menag juga mengimbau kepada masyarakat yang menggunakan buku palsu agar melakukan pernikahan ulang agar tercatat secara sah dalam hukum negara. 

“Bagi yang palsu, saya mengimbau agar dilakukan pernikahan ulang supaya pernikahan tersebut tercatat oleh negara,” imbau menag. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Fragmen, Tegal PKB Kab Tegal

India ke Myanmar: Akui Rohingya, Bangun Sosio-Ekonomi di Rakhine!

Dhaka, PKB Kab Tegal. Menteri luar negeri India Sushma Swaraj mengatakan, India mendukung pelaksanaan rekomendasi yang menyarankan pengakuan kepada etnis Rohingya di wilayah Myanmar.

Pihak India mendukung pemulangan ratusan ribu Muslim Rohingya yang kini memadati Bangladesh ke tempat asalnya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

India ke Myanmar: Akui Rohingya, Bangun Sosio-Ekonomi di Rakhine! (Sumber Gambar : Nu Online)
India ke Myanmar: Akui Rohingya, Bangun Sosio-Ekonomi di Rakhine! (Sumber Gambar : Nu Online)

India ke Myanmar: Akui Rohingya, Bangun Sosio-Ekonomi di Rakhine!

Jumlah Muslim Rohingya yang lari dari Myanmar telah mencapai hampir 600 ribu orang sejak eskalasi kekerasan pada 25 Agustus lalu. Mereka berjalan kaki menerobos sungai, hutan, atau laut selama berhari-hari. 

Dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AP, dia juga menekankan pentingnya penatan ekonomi di Negara Bagian Rakhine untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Menurut pandangan kami, satu-satunya solusi jangka panjang untuk situasi di Negara Bagian Rakhine adalah pembangunan segera sosio-ekonomi dan infrastruktur yang akan memberi dampak positif bagi semua masyarakat yang tinggal di negara bagian ini," katanya.

PKB Kab Tegal

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Bangladesh mendesak India untuk memainkan peran lebih besar dengan "memberikan tekanan terus-menerus" kepada Myanmar untuk menemukan solusi damai bagi krisis Rohingya.

PKB Kab Tegal

Sikap India yang mulai andil dalam penyelesaian krisis Rohinga akan sangat berarti bagi kebijakan China sebagai pendukung Myanmar, yang mengatakan bahwa Muslim Rohingya adalah migran ilegal dari Bangladesh, bukan warganya. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pemurnian Aqidah PKB Kab Tegal

Muslimat NU Brebes Tingkatkan Pengabdian

Brebes, PKB Kab Tegal. Ketua Bidang Ketenagakerjaan dan Sosial Pimpinan Wilayah Muslimat NU Jawa Tengah Nurhasanah mengajak anggota Muslimat NU untuk terus meningkatkan pengabdian kepada masyarakat. Sekurangnya, mereka mempertahankan prestasi pengabdian pada bidang yang telah digarap.

Muslimat NU Brebes Tingkatkan Pengabdian (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Brebes Tingkatkan Pengabdian (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Brebes Tingkatkan Pengabdian

Bidang garapan Muslimat NU antara lain pendidikan. Di situ, Muslimat NU turut menumbuhkan ribuan PAUD. Begitupun kesuksesan program Keluarga Berencana (KB). Sumbangsih Muslimat NU sangat besar.

“Tercatat, Muslimat NU Brebes menjadi juara pertama sebagai penggerak utama progam KB tingkat Provinsi Jawa Tengah,” tutur Nurhasanah dalam peringatan puncak harlah ke-68 Muslimat NU Brebes di lapangan kantor kecamatan Wanasari, Ahad (9/3).

PKB Kab Tegal

Wakil Syuriyah PCNU Brebes KH Syeh Sholeh Basalamah dalam pengajian umum mengharapkan Muslimat NU untuk terus berdakwah.

“Agar berhasil, dakwah perlu didasari antara lain dengan penyampaian yang bersifat mahabbah, landasan akhlakul karimah, dan ikhlas,” terang Syekh Sholeh yang merupakan pengasuh pesantren Darussalam Jatibarang Kidul, Brebes.

PKB Kab Tegal

Ketua panitia penyelenggara Hj Chulasoh menjelaskan, selain kegiatan pengajian umum, harlah ke-68 Muslimat NU juga diisi dengan lomba Mars Muslimat NU, MTQ, dan Santunan.

Pengajian umum sebagai puncak peringatan harlah ini dihadiri puluhan ribu Muslimat NU dari 17 perwakilan Pimpinan Anak Cabang (PAC) sekabupaten Brebes. Selain Ketua PC Muslimat NU Brebes Hj Nurhalimah dan jajaran pengurus lainnya, juga terlihat hadir puluhan calon anggota DPR, DPD, dan DPRD.

Dalam kesempatan ini, Bupati Brebes memberikan bantuan dari Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) kepada 10 perwakilan anak penerima. (Wasdiun/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren PKB Kab Tegal

Sayembara Logo Muktamar Ke-33 NU Disambut Meriah

Jakarta, PKB Kab Tegal. Panitia Muktamar Ke-33 NU menyatakan terima kasih atas sambutan hangat masyarakat baik di twitter maupun di fesbuk perihal sayembara logo Muktamar NU 2015. Pihak panitia hingga kini masih menerima sambutan positif dan dukungan dari publik.

Sayembara Logo Muktamar Ke-33 NU Disambut Meriah (Sumber Gambar : Nu Online)
Sayembara Logo Muktamar Ke-33 NU Disambut Meriah (Sumber Gambar : Nu Online)

Sayembara Logo Muktamar Ke-33 NU Disambut Meriah

Melihat besarnya perhatian dan apresiasi masyarakat, pihak panitia membuka sebesar-besarnya partisipasi publik dalam sayembara ini. Panitia dengan senang hati menerima kiriman karya-karya dari masyarakat.

“Sayembara logo terbuka untuk umum tanpa latar belakang apapun demi syi‘ar melihat NU sebagai organisasi besar,” kata salah seorang dewan juri sayembara logo Muktamar Ke-33 NU, Hamzah Sahal di Jakarta, Rabu (4/2) siang.

PKB Kab Tegal

Selain via website PKB Kab Tegal, TV 9 Surabaya, twitter, dan fesbuk, pihak panitia juga mencetak poster sayembara untuk disebarkan ke daerah-daerah di seluruh Indonesia.

PKB Kab Tegal

“Kita akan sebarkan poster ini ke semua PWNU, komunitas-komunitas kreatif, para pegiat desain, kampus-kampus, dan lembaga-lembaga sosial lainnya,” ujar Hamzah. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Budaya, Makam PKB Kab Tegal

Kemensos Siapkan Rancangan untuk 10 Juta Penerima PKH dan BPNT

Jakarta, PKB Kab Tegal. Kementerian Sosial RI menyiapkan roadmap (peta jalan-red) atau rancangan untuk perluasan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) tahun 2018 mendatang.?

Kemensos Siapkan Rancangan untuk 10 Juta Penerima PKH dan BPNT (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemensos Siapkan Rancangan untuk 10 Juta Penerima PKH dan BPNT (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemensos Siapkan Rancangan untuk 10 Juta Penerima PKH dan BPNT

Rencananya, jumlah keluarga penerima manfaat (KPM) PKH ditambah sebanyak 4 juta KPM. Sehingga tahun depan total KPM mencapai 10 juta. Sementara BPNT yang saat ini menyasar 1,28 juta juga menjadi 10 juta KPM.

"Peta jalan kita siapkan bersama Kementerian BUMN, mengingat dalam penyalurannya Kemensos bekerja sama dengan sejumlah Bank BUMN seperti Mandiri, BNI, BRI, dan BTN," ungkap Khofifah, Jumat (7/4) melalui keterangan tertulisnya kepada PKB Kab Tegal.

Khofifah menerangkan, peta jalan tersebut mencakup apa saja yang perlu disiapkan dalam menjangkau 10 juta KPM. Mulai dari anggaran, data penerima manfaat, tenaga pendamping, infrastruktur perbankan, hingga sebaran agen bank yang menjadi ujung tombak penyaluran bantuan sosial PKH.?

Gerak cepat ini dalam rangka menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo saat Rapat Kabinet Paripurna 4 April lalu. Dalam rapat yang membahas pagu indikatif RAPBN 2018 tersebut, Presiden menyampaikan sembilan arahan dimana dua di antaranya terkait subsidi untuk masyarakat ekonomi terbawah dan mengawal jalannya PKH yang kini sedang berjalan.?

PKB Kab Tegal

"Butuh persiapan matang agar PKH dan BPNT benar-benar tepat sasaran, terlebih dengan jumlahnya yang terus meningkat," imbuhnya.?

Perluasan PKH dan BPNT kata dia tidak hanya bagi penerima manfaat saja, melainkan dari segi jumlah kebupaten, kecamatan, serta penerima dalam satu kecamatan yang sama. PKH nantinya akan menyasar kantong-kantong kemiskinan di wilayah perdesaan, pinggiran, serta perbatasan Indonesia.?

Khofifah menjelaskan, program PKH adalah salah satu upaya pemerintah dalam memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat miskin. Tidak sekedar keluar dari jurang kemiskinan, namun juga lebih mandiri dan berdaya. Saat ini, PKH menjadi program paling efektif dan ampuh mengatasi persoalan kemiskinan di Indonesia.?

PKB Kab Tegal

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) September 2016, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 27,76 juta orang (10,70 persen), berkurang sebesar 750.000 orang dibandingkan dengan kondisi September 2015 yang sebesar 28,51 juta orang (11,13 persen).?

"Artinya dengan jangkauan 6 juta KPM dari sebelumnya yang hanya 3,5 juta PKH mampu berkontribusi besar dalam penanggulangan kemiskinan," imbuhnya.?

Apalagi, lanjut dia, jumlah KPM semakin ditambah dan program PKH diintegrasikan dengan program subsidi yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga lain seperti kesehatan, pendidikan, subsisi pupuk, listrik, elpiji, dan lain sebagainya.?

Selain itu, tambah Khofifah, perluasan PKH ini akan berimplikasi positif terhadap target keuangan inklusif pemerintah yang dipatok sebesar 75 persen di tahun 2019 mendatang.?

"Saya optimistis langkah ini mampu menurunkan angka kemiskinan dan kesenjangan lebih besar lagi. Insya Allah Indonesia bisa lebih sejahtera di tahun-tahun mendatang," tuturnya. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tokoh, IMNU PKB Kab Tegal

Sepuluh Santri Terpilih dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Kemenag

Bogor, PKB Kab Tegal. Siapa bilang santri tidak bisa menulis karya ilmiah? Kesepuluh santri dari berbagai pesantren terpilih dalam lomba karya tulis ilmiah yang diinisiasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Agama dan Keagamaan (Puspenda) Balitbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Kamis (20/11), di Bogor, Jawa Barat.

Sepuluh Santri Terpilih dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Kemenag (Sumber Gambar : Nu Online)
Sepuluh Santri Terpilih dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Kemenag (Sumber Gambar : Nu Online)

Sepuluh Santri Terpilih dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Kemenag

Dalam laporannya, Pjs Kepala Puspenda Dr Rudi Subiantoro mengatakan, seminar ini sebenarnya kegiatan yang seharusnya dilakukan tiap tahun. “Sejak awal ada 50 peserta, lalu tersisa 10 santri. Sejak penyaringan sehingga diperoleh 10 besar pemenang melalui beberapa tahap yang ketat. Tidak ada kolusi apalagi nepotisme,” tegasnya.

Tujuan kegiatan ini, lanjut Rudi, adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis santri agar menghasilkan karya ilmiah. Nantinya, karya ilmiah yang dihasilkan akan dibukukan atau menjadi kumpulan tulisan yang menarik.

PKB Kab Tegal

Menurut Husen Hasan Basri, salah satu peneliti yang menginisiasi acara tersebut, kegiatan ini bukan merupakan lomba, tetapi lebih pada pendampingan bagi para santri untuk melahirkan karya tulis ilmiah. “Jadi, para santri selain dilatih menulis ilmiah juga didorong untuk menjadi peneliti,” ujar Husein.

Senada dengan Husein, Ta’rif, peneliti lainnya juga mengatakan bahwa para santri tersebut dipersiapkan menjadi peneliti di masa depan. “Masing-masing mendapat? uang pembinaan sebesar Rp 10 juta untuk bekal penelitian,” ujar Ta’rif.

PKB Kab Tegal

Kesepuluh santri tersebut adalah: 1) Idris Ahmad Rifai (PP LSQ Ar-Rahman Yogyakarta), 2) Rinaldiyanti Rukman, dkk (PP Tebuireng Jombang), 3) Wildan Imaduddin Muhammad (PP LSQ Ar Rahma Yogyakarta), 4) Nur Imam Saifulloh (PP Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto), 5) Sulfa Fariana (PP Krapyak Ali Maksum Yogyakarta).

Kemudian, 6) M Taufiq Maulana (Ma’had Aly PP Salafiyah Syafi”iyah Situbondo), 7) Syamsuar Hamka (PP Ar Rohman, Bogor), 8) Afifur Rohman, dkk (PP LSQ Ar-Rahman Yogyakarta), 9) Siti Afifah (PP Ibnul Qoyyim Putri Yogyakarta), 10) Miftahul Alimin (Ma’had Aly PP Salafiyah Syafiiyah Situbondo).

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Prof Abdurrahman Mas’ud dalam pengarahannya mendorong kepedulian dan meningkatnya wawasan para santri terhadap dunia tulis-menulis. Menurutnya, perlu diupayakan sebuah kegiatan pengembangan karya ilmiah bagi para santri.

“Kegiatan tersebut bertujuan untuk menghidupkan kembali tradisi menulis di pesantren, membangun motivasi kaum santri untuk leluasa berkreasi, berprestasi, dan berimajinasi melalui tulisan-tulisannya,” ujar Mas’ud.

Para santri, lanjut Mas’ud, harus meneladani para ulama masa lalu. Ketika itu, karya-karya tulis para ulama banyak diterbitkan di Saudi dan Turki, selain di Indonesia sendiri. Karya yang monumental tersebut antara lain Tafsir al-Munir li Ma’alim at-Tanzil atau Tafsir Marah Labid (Syekh Nawawi al-Bantani) dan Manhaj Zhawi an Nazhar (Syekh Mahfudz al-Tirmasi), sebuah tafsir atas Manzhumat ‘Ilm al Atsar karya Abdurrahman al-Suyuthi.

Mas’ud menambahkan, sekarang ini belum ada lagi penulis produktif dari kalangan ulama setelah Rais Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudh. “Yang menarik, adalah kitab Thariqatul Hushul ala Ghayatil Wushul karya Kiai Sahal Mahfudh, sebuah penjelasan dari kitab Ghoyatul Wushul karya Syekh Abu Zakariya al-Anshori,” tegasnya. (Musthofa Asrori/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai PKB Kab Tegal

PBNU Gelar Sholat Ied Di Halaman Gedung

Jakarta, PKB Kab Tegal
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama melalui Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) menggelar pelaksanaan Sholat Ied berjamaaah. Sholat akan di laksanakan di depan halaman gedung hingga memakan halaman jalan Kramat Raya.

Pelaksanaan sholat? Ied berjamaah di hari minggu setelah Lajnah Falakiyah memutuskan bahwa berdasarkan perhitungan hisab, puasa akan disempurnakan atau diistikmalkan menjadi 30 hari karena posisi hilal belum memenuhi syarat untuk bisa dirukyat.

Soal khatib dan imam, H. Syamsuddin, pengurus LDNU kepada PKB Kab Tegal,? Minggu (14/11) mengungkapkan yang akan menjadi khatib untuk sholat Ied adalah KH Asrori Abdul Karim SH. Mhum., salah seorang pejabat Depag pusat. Imam sholat akan dipimpin oleh Ikhwanuddin dari PTIQ. Seperti tahun-tahun lalu, sholat Ied ini dihadiri para penduduk disekitar Gedung PBNU selain para pengurus PBNU. Juga terdapat rombongan dari majelis taklim binaan LDNU yang berasal dari Pondok Gede Bekasi. Setiap tahun mereka mengirimkan jamaahnya sebanyak 2 bis.

Sementara itu malam hari menjelang Ied juga dimeriahkan dengan pelaksanaan takbir di gedung PBNU. Para kader LDNU dan penduduk sekitar menyemarakkan acara takbiran yang dimulai bada Isya hingga jam 12 malam. Usai sholat Ied, akan dilaksanakan silaturrahmi antar pengurus PBNU dengan jamaaah untuk saling meminta maaf atas kesalahan yang terjadi selama ini. (cih)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Berita, Sholawat, Lomba PKB Kab Tegal

PBNU Gelar Sholat Ied Di Halaman Gedung (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Gelar Sholat Ied Di Halaman Gedung (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Gelar Sholat Ied Di Halaman Gedung

Pesantren sebagai Basis Arus Baru Kebangkitan Ekonomi Umat

Oleh Muhammad Syamsudin

Menindaklanjuti Keputusan Kongres Ekonomi Umat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mulai bergerak ke daerah untuk meningkatkan ekonomi umat. Meminjam tangan Pusat Inkubasi Bisnis Syariah (Pinbas), MUI juga telah meluncurkan program baru yaitu Agribisnis Kacang Nasional (Agrikanas) di Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa (31/10) beberapa waktu yang lalu. Dalam meluncurkan program ini, MUI mengandeng PT Perhutani dan Garuda Food.

Pesantren sebagai Basis Arus Baru Kebangkitan Ekonomi Umat (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren sebagai Basis Arus Baru Kebangkitan Ekonomi Umat (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren sebagai Basis Arus Baru Kebangkitan Ekonomi Umat

Dalam beberapa forum lain, Ketua Umum MUI dan sekaligus Rais ‘Am Jam’iyah Nahdlatul Ulama’, KH Maruf Amin menjelaskan bahwa Kongres Ekonomi Umat yang dibuka Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 22-24 April lalu menghasilkan berbagai rekomendasi untuk memajukan perekonomian umat di Indonesia, di antaranya komitmen untuk menggerakkan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi pelaku usaha utama perekonomian nasional.?

Dalam rangka merealisasikan rekomendasi-rekomendasi hasil Konggres tersebut, pemerintah berencana menggandeng pesantren-pesantren di Seluruh Indonesia, untuk mengawal pelaksanaannya dan sekaligus menjadi motor penggerak upaya penciptaan Arus Baru Ekonomi Umat tersebut. Inilah kemudian oleh beliau, Rais ‘Aam, yang dihimbaukan kepada seluruh warga nahdliyin agar mulai bangkit. Tentunya, kebangkitan tersebut kurang menemukan gregetnya bila tidak didukung oleh soko guru masyarakat yaitu pesantren. Dan karena latar belakang inilah, tulisan ini hadir untuk mencoba memberikan respon gambaran terhadap himbauan Rais ‘Aam tersebut.?

Pesantren Soko Guru Ekonomi Umat

PKB Kab Tegal

Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pusat perekonomian ekonomi Islam dunia. Sebab selain di dukung oleh besarnya jumlah penduduk muslim, Indonesia juga memiliki faktor pendukung lain yang sangat strategis bila dibandingkan dengan negara lain yaitu faktor adanya lembaga pendidikan Islam tradisional berupa Pondok Pesantren. Maka akan sangat mengherankan bila sampai sekarang ini, kurang lebih setelah 22 tahun sejak pertama kalinya berdiri bank dengan sistem syariah yaitu Bank Mu’amalah berdiri tahun 1992, perkembangan ekonomi Islam di Indonesia masih berjalan stagnan dan jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara lain, terutama negara tetangga Malaysia yang perkembangan ekonomi Islamnya paling maju di dunia.?

Menurut laporan data dari Bank Indonesia tentang Data Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia tahun 2013, akselerasi pertumbuhan ekonomi Islam khususnya pada lembaga-lembaga keuangan Islam baik bank maupun non bank hanya mampu tumbuh sekitar 4,6 persen saja dari total pangsa pasar keuangan di Indonesia dengan total asset hanya sebesar 145 trilliun rupiah, masih jauh bila dibandingkan dengan total asset perbankan konvensional yang mencapai 5000 trilliun rupiah. Pencapaian ini masih dibawah target pertumbuhan yang diharapkan mampu mencapai 6 persen. Dengan data-data yang ada sekarang ini, rasanya akan sangat sulit untuk merealisasikan target untuk menjadikan indonesia sebagai pusat dan pemimpin dalam pasar keuangan syariah dunia pada tahun 2020 nanti. Perkembangan bank syariah masih mempunyai banyak problem. Problem hukum merupakan salah satu dari beberapa problem yang dihadapi oleh bank syariah, disamping problem–problem lain seperti persepsi dan perilaku masyarakat yang masih cenderung menyamakan bank syariah dengan?

bank konvensional. Pengetahuan syariah masyarakat yang masih terbatas baik sumber daya manusia dan teknologi yang masih mengacu pada sistem konvensional dan sebagainya. Berdasarkan UU No.21 tahun 2008 yang mendukung operasional bank syariah, bank syariah dipahami sebagai bank bagi hasil namun dengan berjalannya perkembangan jaman, sebagian problem hukum bank syariah dapat diatasi. Namun, dalam pelaksanaannya nanti masih perlu menelaah beberapa hal yang mengandung potensi adanya problem hukum lain yang perlu mendapat pemecahan.?

Realitas di atas harus dijadikan sebagai bahan introspeksi bagi pemerintah maupun para praktisi ekonomi Islam mengapa dengan potensi dan dukungan yang demikian besar sampai saat ini ekonomi Islam masih belum mampu bersaing dengan sistem ekonomi konvensional. Strategi yang ada saat ini yang lebih mengedepankan pada sisi pertumbuhan aset dan jumlah lembaga-lembaga keuangan Islam rasanya akan menjadi sia-sia apabila tidak diselaraskan dengan soisalisasi dan edukasi yang efektif pada masyarakat muslim indonesia. Sebab diindikasikan salah satu penyebab lambannya pertumbuhan ekonomi syariah disebabkan oleh masih lemahnya pemahaman masyarakat muslim sendiri akan pentingnya bertransaksi dan berekonomi dengan menggunakan sistem ekonomi Islam. Masyarakat muslim indonesia masih acuh dan tertutup/tidak membuka diri terhadap sistem ekonomi Islam dan menganggap tidak ada bedanya dengan sistem ekonomi konvensional. Kesan yang timbul di masyarakat bahkan lebih buruk lagi, dimana bank atu lembaga keuangan syariah dianggap sama saja dengan bank konvensional, yang membedakannya hanyalah “jilbab” dan “salam”.?

PKB Kab Tegal

Sebagai suatu contoh, misalnya masih terdapatnya pro dan kontra terhadap penerapan di kalangan umat Islam itu sendiri mengenai bunga bank. Ada sejumlah alasan yang menjadi pendukung maupun menolak penerapan metode bunga. Adapun alasan yang menjadi pendukung maupun menolak metode bunga adalah sebagai berikut :

Masyarakat yang mendukung penerapan metode bunga umumnya berpendapat bahwa :

• Bunga atas pinjaman adalah hal yang wajar, bahkan sudah seharusnya ada.?

• Metode bunga dapat dibenarkan karena dalam perekonomian sering terjadi inflasi yang menyebabkan penurunan nilai mata uang.?

• Pengaruh Teori? Kecenderungan Mata Uang Berbasis Waktu [time preference of money theory, yang menyatakan bahwa jumlah uang pada masa kini akan mempunyai nilai yang lebih tinggi dari jumlah yang sama pada suatu masa nanti, sehingga bunga diperlukan untuk mengimbangi penurunan nilai uang.

Sekip masyarakat yang kontra terhadap sistem bunga Bank adalah secara umum dapat dipetakan sebagai berikut:

• Menolak pinjam-meminjam uang dengan bunga karena membuat orang tergoda untuk mengejar keuntungan dan menumpuk kekayaan sehingga uang menjadi tidak produktif dan hanya menimbulkan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin juga fungsi uang adalah sebagai alat tukar, bukan untuk menghasilkan tambahan melalui bunga.?

• Karena bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas dalam masyarakat. Dilihat dari aspek sosialnya, penerapan metode bunga terbukti menimbulkan akibat yang kurang baik, karena bunga meningkatkan kecenderungan dikuasainya kekayaan segolongan orang kecil saja.?

Dengan demikian, maka hal yang paling urgen saat ini adalah bagaimana melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat yang dibarengi dengan edukasi yang benar mengenai pentingnya berekonomi dengan menggunakan sistem ekonomi Islam. Sebab tanpa adanya sosialisasi dan edukasi, mustahil rasanya dapat mengubah pandangan masyarakat saat ini akan pentingnya berekonomi dengan menggunakan sistem ekonomi Islam yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Dalam hal ini, peranan pondok pesantren sebagai lembaga dakwah dan pendidikan Islam menjadi sangat krusial, di mana masih terdapat sebagian besar masyarakat muslim Indonesia yang menganggap pondok pesantren dengan kyainya sebagai referensi utama dalam kehidupan keberagamaan maupun kemasyarakatan. Pondok pesantren juga masih dianggap oleh masyarakat sebagai lembaga pendidikan yang memiliki kredibilitas dan kompetensi yang tinggi, terutama dalam hal yang menyangkut norma-norma keagamaan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh masyarakat.?

Faktor inilah yang menjadi kelebihan antara pondok pesantren dengan lembaga pendidikan Islam lainnya dalam sudut pandang masyarakat muslim Indonesia. Konsep- konsep ekonomi Islam seperti riba, mudharabah, musyarakah, qard, murabahah dan konsep-konsep lainnya sebenarnya sudah diajarkan sejak lama di Indonesia, khususnya di madrasah, dan sekolah, terlebih lagi pondok pesantren dengan nama fiqh muamalah. Salah satu elemen penting dalam pesantren adalah pengajaran kitab-kitab Islam klasik atau sering disebut “kitab-kitab kuning” (al-kutub al-shafra’). Adapun metode pengajaran yang diberikan di pesantren adalah sorogan dan bandongan. Melalui kajian terhadap kitab-kitab kuning itulah, terutama kitab-kitab fiqh, pondok pesantren mengenal dan mengkaji teori-teori yang berkaitan erat dengan ekonomi Islam.?

Dengan potensi dan integritas pondok pesantren yang demikian tinggi, maka tidak ada salahnya strategi pengembangan ekonomi Islam bisa dimulai dari pemberdayaan pesantren yang secara kuantitas maupun kualitas memiliki semua yang dibutuhkan dalam akselerasi pertumbuhan ekonomi Islam di Indonesia. Dalam hal kuantitas, setidaknya jumlah pondok pesantren di Indonesia tersebar hampir disetiap penjuru tanah air dari sabang sampai merauke, yang menurut data dari departemen agama berjumlah tidak kurang dari 30.000 pesantren, dengan jumlah santri tidak kurang dari 4.000.000 orang, dan belum lagi pesantren yang tidak terdata yang bertada di daerah-daerah terpencil dan pelosok. Secara kualitas, kyai maupun santri pondok pesantren memiliki keunggulan dalam bidang pemahaman teori dan konsep-konsep ekonomi Islam yang mumpuni, sebab secara tradisi di setiap pesantren pasti mengajarkan bidang keilmuan fiqh muamalah yang menjadi dasar utama untuk menerapkan produk-produk dan transaksi-transaksi dalam sistem ekonomi dan perbankan Islam.?

Menurut sejumlah ekonom, pemerhati ekonomi Islam, secara garis besar, peran strategis pesantren dalam pengembangan ekonomi Islam di indonesia ada dua, yaitu:?

Pertama, peran pengembangan keilmuan dan sosialisasi ekonomi syariah ke masyarakat. Hal ini karena pesantren diakui sebagai lembaga pengkaderan ulama dan dai yang legitimed di masyarakat. Ulama produk pesantren sangat berpotensi menjadi ulama ekonomi Islam yang sangat diperlukan sebagai Dewan Pengawas Syariah (DPS) bagi Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang berfungsi mengawasi dan menjaga aktivitas dan program LKS tersebut sesuai dengan syariah. Disamping itu mereka juga dapat berperan sebagai corong sosialisasi ekonomi syariah di masyarakat, karena mereka adalah panutan dan suara mereka lebih didengar daripada ulama dan dai produk lembaga non pesantren. Kelebihan lainnya mereka lebih menguasai fiqh muamalah, sehingga memiliki kemampuan untuk menjelaskan tentang ekonomi syari’ah kepada masyarakat dengan lebih baik.?

Kedua, adalah peran mewujudkan laboratorium praktek riil teori ekonomi syariah dalam aktivitas ekonomi. Peran ini juga sangat strategis, mengingat masyarakat melihat pesantren sebagai contoh dan teladan dalam aktivitas sehari-hari. Jika pesantren mengembangkan potensinya dalam ekonomi syariah dan berhasil tentu hal itu akan diikuti oleh masyarakat. Insya Allah mereka akan ramai-ramai melakukan migrasi dari sistem ekonomi kapitalis menuju ekonomi Islam yang terbebas dari riba, maysir, gharar, risywah, dzalim, jual beli barang haram dan berbagai bentuk kemaksiatan lainnya. Sebaliknya, jika pesantren pasif dan apatis tentu berpengaruh kepada masyarakat, apalagi jika mereka masih berinteraksi dengan ekonomi konvensional.?

Kedua peran ini memiliki posisi yang sangat strategis dalam strategi ekselerasi ekonomi Islam di indonesia, dan bila dapat diimplementasikan dengan baik, tidak mustahil perkembangan ekonomi Islam di indonesia akan dapat berjalan lebih cepat dan mencapai target yang menjadikan indonesia sebagai pusat dan leader dalam ekonomi dan keuangan Islam dunia. Namun dibalik potensi yang sedemikian besar dan strategis, tentu saja tidak bisa kita nafikan pondok pesantren juga memiliki sisi kelemahan yang menjadi salah satu penyebab pasifnya peran pondok pesantren dalam andil mengembangkan dan memajukan ekonomi Islam. Kelemahan tersebut terletak pada minimnya pengetahuan kyai atau santri akan praktik dan implementasi dari teori-teori dan konsep-konsep ekonomi Islam yang telah mereka miliki, sehingga teori-teori dan konsep-konsep tersebut hanya menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang tidak pernah terimplementasikan di dalam kehidupan dunia secara nyata.?

Eksistensi ilmu teoritis fiqh muamalah di pesantren seharusnya membumi, sehingga bisa menyelesaikan problem-problem transaksi yang bersih dan syar?i di lapangan, namun kebanyakan insan pondok pesantren tak berdaya manakala berhadapan dengan sistem kapitalis yang membelit seperti sistem riba. Perbankan konvensional misalnya, sebelum adanya sistem perbankan syariah, ia seakan tak bisa dihindari oleh kebanyakan umat Islam, termasuk para santri yang sejatinya pakar tentang teori fikih muamalah tersebut. Bahkan, akibat mengakarnya sistem kapitalis itu, tak sedikit ulama yang melegitimasi sistem riba di perbankan konvensional dengan dalil-dalil yang dikutip dari kitab-kitab kuning.?

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan tidak membuminya konsep-konsep teoritis fiqh muamalah yang dikuasai oleh santri di pondok pesantren dengan perkembangan produk- produk ekonomi Islam yang terus berkembang pesat sekarang ini yaitu Pertama, kajian keilmuan pesantren khususnya fiqh muamalah hanya merujuk dan bersumber dari kitab-kitab klasik yang ditulis pada ratusan tahun yang lalu, sedikit pesantren yang mau menggunakan kitab-kitab kuning kontemporer, padahal institusi dan aktivitas ekonomi masyarakat terus berkembang. Banyak hal-hal baru dalam perkembangan ekonomi yang tidak terbahas di dalamnya, sehingga menyebabkan keilmuan santri dalam fiqh muamalah mengalami kemandegan, sehingga tidak memahami realitas yang ada. Kedua, teori-teori fiqh muamalah kurang diaktualkan menyebabkan orang tidak lagi familiar dengan konsep-konsep yang dibawa dari kitab kuning.?

Semestinya, pesantren mampu membawa teori-teori klasik itu dalam dunia saat ini dengan bahasa yang kontemporer, sehingga ada upaya untuk membumikan konsep “abstrak” itu ke dunia nyata yang kongkret. Ketiga, proses belajar- mengajar yang dikembangkan masih berorientasi pada bahan atau materi, bukan pada tujuan. Proses pembelajaran dianggap berhasil bila para santri sudah menguasai betul materi-materi yang ditransfernya dari kitab kuning dengan hafalan yang baik. Apakah mereka nanti mampu menerjemahkan dan mensosialisasikan materi-materi tersebut ketika berhadapan dengan dinamika masyarakat tidak diperhatikan. Keempat, metode mengajar cenderung monoton dan menggunakan pendekatan doktrinal, sehingga kreatifitas keilmuan santri minim. Tidak terdapat arahan maupun kemauan dari santri sendiri untuk mencoba mempraktikkan konsep- konsep yang telah dikuasainya tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kelima, santri tidak dikenalkan atau tidak dipahamkan tentang sistem ekonomi konvensional, sehingga begitu berbenturan dengan sistem konvensional di lapangan langsung tak paham dan akhirnya menyerah dan tak berani mengusiknya. Ini terjadi karena sistem pendidikan pondok pesantren yang tidak memberikan porsi bagi materi-materi kontemporer (kekinian) dan keindonesiaan, termasuk materi ekonomi konvensional dalam kacamata Islam.?

Kelima penyebab di atas diperparah dengan pemahaman yang salah oleh banyak kalangan santri dan pesantren tentang dikotomi ilmu dunia dan ilmu agama. Walaupun dikotomi tersebut merupakan pengaruh sekulerisme, namun ia sangat populer dikalangan pesantren, terutama dikalangan pesantren salaf. Akibatnya santri malas atau bahkan tidak ada motivasi sama sekali untuk belajar ilmu-ilmu yang dianggap sebagai ilmu dunia, termasuk di dalamnya ilmu ekonomi.

Di sisi lain, tumbuh pesatnya sistem ekonomi Islam yang berpusat pada semakin maraknya pendirian lembaga-lembaga keuangan syari’ah terutama perbankan syari’ah menuntut tersedia sumber daya manusia yang mumpuni dan menguasi dua bidang keahlian sekaligus, yaitu keahlian dalam bidang manajemen dan keuangan perbankan dan keahlian dalam bidang fiqh mu’amalah. Kedua skill ini mutlak dimiliki oleh para profesional di industri perbankan syari’ah, sehingga tujuan utama dari didirikannya perbankan dengan sistem syariah yaitu agar umat Islam terhindar dari transaksi yang mengandung riba akan dapat tercapai.

Namun kenyataannya hingga saat ini, SDM yang berkecimpung dalam dunia industri keuangan Islam khususnya perbankan syariah lebih banyak didominasi oleh orang- orang yang berasal dari bank konvensional, yang tidak memiliki dasar-dasar keilmuan dan pengetahuan yang cukup mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip ekonomi Islam terdapat dalam fiqh mu’amalah. Sehingga sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pemahaman yang baik mengenai konsep-konsep ekonomi Islam pada lembaga-lembaga keuangan syariah di Indonesia saat ini sangatlah terbatas, sebab sebagian besar dari mereka berasal dari para praktisi perbankan konvensional yang berasal dari bank induknya yang membuka unit usaha syari’ah (UUS). Para praktisi ini lebih menonjol kemampuan teknis operasional perbankan seperti manajemen, akuntansi, marketing dan kemampuan teknis perbankan lainnya ketimbang konsep-konsep ekonomi Islam, sehingga pada prakteknya seringkali terjadi kesalahan-kesalahan yang sangat prinsipil dalam keputusannya menegeluarkan suatu produk pemb

iayaan maupun pendanaan syari’ah.?

Di sinilah sebenarnya terbuka kesempatan yang luas bagi para alumni pondok pesantren yang memiliki kelebihan pada penguasaan konsep-konsep ekonomi Islam, sehingga dibutuhkan sinergi dan integrasi keilmuan yang terpadu antara kemampuan teknis operasional yang dimiliki oleh lulusan perguruan tinggi di satu sisi, dengan kemampuan pada pemahaman konsep-konsep ekonomi Islam yang dimiliki oleh santri pondok pesantren di sisi lain.?

Namun, yang tidak kalah pentingnya, adalah diperlukan upaya menggali informasi yang lebih mendalam mengenai pandangan dan pemahaman santri pondok pesantren terhadap inovasi dan perkembangan ekonomi Islam yang tengah berkembang di indonesia dewasa ini. Mengapa? Karena tidak semua pesantren siap melakukannya. Ada masih banyak pesantren-pesantren lain yang membutuhkan pembinaan. Paling tidak, sebagian dari mereka perlu ada bimbingan dan sharing pengetahuan tentang arus baru ekonomi ummat tersebut.

Penulis adalah pengasuh Pondok Pesantren Hasan Jufri Putri P. Bawean, Gresik, Jawa Timur

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ahlussunnah, Tokoh, Kyai PKB Kab Tegal