Sabtu, 20 Januari 2018

KH Nahduddin Royandi Abbas Jadi Pengasuh Ponpes Buntet

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pondok pesantren Buntet Cirebon Jawa Barat kini telah memiliki pengasuh baru setelah meninggalnya KH Abdullah Abbas. Adik kandungnya yang terakhir, KH Nahduddin Royandi Abbas kini menggantikan posisinya sebagai tokoh sentral di ponpes tersebut.



KH Nahduddin Royandi Abbas Jadi Pengasuh Ponpes Buntet (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Nahduddin Royandi Abbas Jadi Pengasuh Ponpes Buntet (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Nahduddin Royandi Abbas Jadi Pengasuh Ponpes Buntet

Putra ke tujuh dari tujuh bersaudara ini memang kurang dikenal karena perjalanan hidupnya lebih banyak dihabiskan di luar negeri. Sejak tahun 1954 saat usianya masih 18 tahun, ia sudah berangkat ke Arab Saudi untuk menimba ilmu agama. Diantara guru-gurunya adalah Syeikh Yasin Padang dan Syeikh Hamid al Banjari. Di negeri kaya minyak itu, ia tinggal selama lima tahun.

Selanjutnya, mulai tahun 1959 ketika usianya menginjak 23 tahun, ia pergi ke London Inggris untuk bekerja sebagai diplomat RI. Ia juga sempat bekerja di PT Aneka Tambang. Di kota yang dialiri sungai Thames ini, dakwah Islam tak pernah ditinggalkan, terutama kepada muslim warga negara Indonesia yang tinggal di sana. Ia juga menjadi rais syuriyah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU United Kingdom (UK).

PKB Kab Tegal

“Seandainya masih ada yang lain, saya tak mau menduduki posisi kakak saya di pesantren ini,” katanya merendah ketika ditemui PKB Kab Tegal di Gd. PBNU seusai pertemuan alumni santri Buntet di Jakarta, Kamis (16/5).

Dengan penuh semangat ia menuturkan, pesantren Buntet akan terus dikembangkan, terutama pendidikan formalnya seperti sekolah tinggi ilmu kesehatan, yang sebelumnya hanya akademi keperawatan. Sekolah-sekolah yang bersifat kejuruan yang memberi bekal ketrampilan kepada siswa menjadi prioritas lainnya di masa mendatang.

PKB Kab Tegal

“Tapi tentunya tidak melupakan pengajian kitab kuning, ini tetap berjalan sebagaimana biasanya,” ujarnya.

Jumlah santri yang belajar di pesantren Buntet sekarang berkisar 5000 orang. Puluhan ribu alumninya saat ini sudah tersebar di seluruh Indonesia. Pertemuan alumni yang diselenggarakan di Gd. PBNU Kamis kemarin dihadiri oleh para alumni mulai dari tahun 1970-an sampai tahun 2000-an dengan berbagai latar belakang profesi.

Meskipun saat ini sudah berusia 72 tahun, ia masih terlihat sehat, enerjik dan penuh semangat. Penampilan yang rapi selalu menyertainya kemanapun ia pergi. “Saya ini masih muda lho, Presiden Mesir Husni Mubarok kemarin saja baru merayakan ulang tahun ke 80-nya. Saya juga masih ada kesempatan,” katanya dengan penuh canda.

Ia mengaku masih akan bolak balik London-Jakarta untuk menyelesaikan berbagai urusan. Kedatangannya ke Indonesia juga baru sekitar satu bulan. Saat ini ia tinggal di komplek pesantren Buntet. (mkf)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul, Kajian Sunnah PKB Kab Tegal