Tampilkan postingan dengan label PonPes. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PonPes. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 Maret 2018

Berdiri Ketika Mendengar Suara Adzan

Suara adzan menempati posisi istimewa dalam hati umat Islam. Bunyi yang dipantulkannya sangat berbeda dari suara-suara lainnya. Setiap orang memunyai ekspresi tersendiri ketika adzan dikumandangkan. Ada yang berdiri hingga adzan selesai. Orang yang tidur tiba-tiba langsung duduk ketika ? mendengar suara adzan. Orang yang sedang beraktivitas langsung berhenti dan terdiam sampai adzan selesai digemakan.

Ekspresi berdiri, duduk, dan lain-lain ini merupakan bentuk penghormatan seseorang akan suara adzan karena suara adzan terbilang sakral. Hal ini juga tidak hanya terjadi di zaman sekarang, sejak dulu masyarakat sudah terbiasa melakukan hal ini.

Berdiri Ketika Mendengar Suara Adzan (Sumber Gambar : Nu Online)
Berdiri Ketika Mendengar Suara Adzan (Sumber Gambar : Nu Online)

Berdiri Ketika Mendengar Suara Adzan

Namun apakah ekspresi semisal ini merupakan kewajiban, kesunahan, atau bagaimana? Terkait masalah ini al-Suyuthi dalam Hawi al-Fatawa menjelaskan:

PKB Kab Tegal

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

PKB Kab Tegal

Sebenarnya berita yang beredar tentang orang yang berdiri tidak boleh langsung duduk dan orang yang duduk harus tetap duduk ketika mendengar suara adzan, tidak ada landasan dalam hadits Nabi, baik hadits shahih maupun dhaif. Bahkan tidak seorang pun ulama fikih menyebutkan permasalahan ini. Maka orang yang mendengar suara adzan sementara ia dalam posisi berdiri diperbolehkan langsung duduk. Orang yang sedang duduk diperbolehkan untuk berbaring. Orang yang berbaring diperkenankan juga untuk tetap berbaring.

Pendapat as-Suyuthi ini paling tidak bisa dijadikan argumentasi bahwa berdiri ketika mendengar suara adzan bukanlah sebuah kewajiban. Begitu pula dengan orang yang duduk dan berbaring juga diperbolehkan melanjutkan posisinya, tanpa harus mengubah posisi ketika menyimak suara adzan.

Namun kita juga tidak boleh menyalahkan bila ada orang yang berdiri ketika mendengar suara adzan. Sebab bisa jadi itu bentuk dari penghormatannya dan ekpresinya. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaSantri, PonPes PKB Kab Tegal

Minggu, 18 Februari 2018

Muslimat NU Anggap Pemerintah Plin-plan Terhadap Iran

Surabaya, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa menilai, pemerintah bersikap plin-plan atau inkonsistensi dalam masalah dukungan atas resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) 1747 terhadap Iran.

"Kami prihatin, karena pemerintah plin-plan dengan memberikan dukungan kepada PBB untuk memberikan sanksi ekonomi terhadap Iran yang dianggap mengembangkan uranium," ujarnya saat berbicara pada pembukaan Hari Lahir (Harlah) ke-61 Muslimat NU di Surabaya, Jumat (6/4).

Muslimat NU Anggap Pemerintah Plin-plan Terhadap Iran (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Anggap Pemerintah Plin-plan Terhadap Iran (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Anggap Pemerintah Plin-plan Terhadap Iran

Ia menjelaskan, sikap plin-plan Indonesia itu sangat berbahaya, karena akan menurunkan kepercayaan negara lain terhadap Indonesia.

"Pemerintah dapat dikatakan plin-plan atau inkonsistensi, karena saat Presiden Iran dan Ketua MA Iran datang ke Indonesia dengan menemui presiden dan sejumlah pemimpin informal untuk menjelaskan program nuklir di Iran guna tujuan damai justru mendapatkan dukungan dari pemerintah," ujarnya menegaskan.

Namun, anggota Fraksi Kebangsaan Bangsa (FKB) DPR RI itu, hanya dalam kurun satu hungga dua bulan justru muncul dukungan Indonesia terhadap Resolusi 1747 dari DK-PBB untuk memberikan sanksi kepada Iran atas pengembangan nuklirnya.

PKB Kab Tegal

Khofifah mengatakan, pandangan Muslimat NU terhadap Iran itu sudah menjadi kesepakatan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Muslimat NU se-Indonesia pada Maret 2007.

"Dalam Rapimnas Muslimat NU se-Indonesia itu, kami menyikapi masalah nuklir Iran dan resolusi DK-PBB, desakan pengesahan RUU APP, dan desakan perlunya badan khusus dalam menangani luapan lumpur di kawasan eksplorasi Lapindo," katanya menambahkan. (ant/sbh)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah, PonPes PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Sabtu, 10 Februari 2018

Hari Id menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Semua orang memaknai Idul Fitri dengan cara dan daya pikirnya sendiri. Ada yang memaknainya dari segi etimologis, historis, filosofis, dan juga realis. Itu sah-sah saja. Demikian halnya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Dalam Al-Ghuniyah li Thalibi Tariqil Haq Azza wa Jalla fil Akhlaq, wat Tashawwuf, wal Adabil Islamiyah, Syekh Abdul Qadir memaknai hari Id sebagai berikut.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Hari Id menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani (Sumber Gambar : Nu Online)
Hari Id menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani (Sumber Gambar : Nu Online)

Hari Id menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Artinya, “Idul Fitri itu bukan mengenakan pakaian bagus, mengonsumsi makanan enak, memeluk orang-orang tercinta, dan menikmati segala kelezatan duniawi. Idul Fitri adalah kemunculan tanda penerimaan amal ibadah; pengampunan dosa dan kesalahan; penghapusan dosa oleh pahala; kabar baik atas kenaikan derajat di sisi Allah, ‘pakaian’ pemberian, ‘harta benda’ baru, aneka pemberian, dan kemuliaan; kelapangan batin karena cahaya keimanan; ketenteraman hati karena kekuatan keyakinan; tanda-tanda Ilahi lain yang tampak; pancaran lautan ilmu dari dalam sanubari melalui ucapan; pelbagai kebijaksanaan, kafasihan, dan kekuatan retoris,” (Lihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Ghuniyah li Thalibi Tariqil Haq Azza wa Jalla, Beirut, Darul Kutub Al-Islamiyah, 1997 M/1417 H, juz II, halaman 34).

PKB Kab Tegal

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tidak menolak hal-hal yang bersifat lahiriyah-material. Tetapi ada yang tidak kalah dari unsur material, yaitu aspek non-material. Baginya, ketakwaan dan penerimaan amal-ibadah jauh lebih penting dari semua yang bersifat lahiriyah.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengutip riwayat Sayydidina Ali RA yang memakan roti dengan kualitas rendah di hari raya Idul Fitri. Betapa terkejutnya seorang sahabat yang mendapati Sayyidina Ali RA sedang memakan roti dengan kualitas rendah di hari raya Idul Fitri.

PKB Kab Tegal

“Bukankah ini hari raya wahai Amirul Mukminin? Kenapa baginda memakan roti seperti itu?”

“Hari raya Id itu bagi mereka yang puasanya diterima, amal ibadahnya diterima, dan dosanya diampuni. Bagiku, hari ini hari raya Id. Begitu juga esok hari. Setiap hari aku tidak bermaksiat kepada Allah, dan itu artinya setiap hari adalah hari raya Id bagiku,” jawab Sayyidina Ali RA.

Dari keterangan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa hari raya Idul Fitri bukan soal mudik atau tidak mudik, bukan masalah pakaian baru-tidak baru, bukan perkara pakai dresscode atau tidak, bukan perihal berbagi uang receh-atau tidak. Hari raya Id adalah ketakwaan, kebijaksanaan, dan perbaikan hidup beragama ke depan di bawah cahaya iman dan kekuatan keyakinan kepada Allah SWT. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sunnah, PonPes PKB Kab Tegal

Minggu, 28 Januari 2018

Pesantren Al-Nahdlah Tawarkan Beasiswa untuk Pelajar Timor Leste

Depok, PKB Kab Tegal. Pimpinan Pondok Pesantren Al-Nahdlah Depok, menawarkan beasiswa kepada pelajar Timor Leste yang berminat menempuh pendidikan di Al-Nahdlah Islamic Boarding School. Hal ini disampaikan Kepala Madrasah Aliyah Al-Nahdlah Abdullah Mas’ud, saat menerima kunjungan delegasi Timor Leste Coalition for Education (TLCE), di Pesantren Al-Nahdlah, Depok, Rabu (26/10). ?

Pesantren Al-Nahdlah Tawarkan Beasiswa untuk Pelajar Timor Leste (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Al-Nahdlah Tawarkan Beasiswa untuk Pelajar Timor Leste (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Al-Nahdlah Tawarkan Beasiswa untuk Pelajar Timor Leste

“Kalau ada anak Timor Leste yang mau sekolah di sini, kami akan terima dengan senang hati dan juga akan kami berikan beasiswa sampai lulus sekolah," tegas pria yang juga Wakil Ketua LAZISNU ini di hadapan Presiden TLCE Augusto Pires, dan rombongan.

Dalam pidatonya, Kepala Madrasah Aliyah Al-Nahdhah, menyambut baik kunjungan pegiat pendidikan dari Timor Leste ini. Ia bercerita bahwa para pendiri pesantren dan madrasah Al-Nahdlah sama seperti aktivis TLCE. Para pendirinya adalah para aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yang juga fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan, lalu mereka bertekad mendirikan lembaga pendidikan. ?

Masud juga bercerita bahwa pesantren Al-Nahdhah kini telah berusia 10 tahun. Para alumninya sudah tersebar di berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan swasta favorit, seperti di ITB, UI, ITS, IPB, Unair, Unpad, Undip bahkan di UNRI dan STAN. Pesantren ini menampung siswa dari seluruh Indonesia, sehingga para siswa tidak hanya dari Jakarta dan Pulau Jawa saja. Banyak juga siswa yang berasal dari luar Jawa seperti Papua, Manado, Makassar, Lampung, dan lain sebagainya.

Sementara itu, Presiden Timor Leste Coalition for Education (TLCE) Augusto Pires, menyampaikan bahwa kunjungannya ke Indonesia adalah untuk studi banding tentang kebijakan pendidikan di Indonesia dan juga implementasinya. Pendidikan di Timor Leste masih menghadapi sejumlah masalah, terutama kekurangan tenaga pendidik yang berkualitas.?

PKB Kab Tegal

“Kita perlu banyak belajar tentang pengelolaan kebijakan pendidikan kepada Indonesia, yang jelas lebih maju,” tukas Augusto Pires.

Augusto Pires menambahkan pendidikan di pesantren sudah terpadu dan patut ditiru. Di pesantren, tersedia semua jenjang pendidikan, mulai dari dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Apalagi tempat tinggal siswa dan ketersediaan gizinya juga sudah terprogram dengan baik dengan model asrama.

PKB Kab Tegal

“Model pendidikan yang terintegrasi seperti ini perlu diterapkan di Timor Leste,” katanya

Delegasi Timor Leste ini datang ke Indonesia atas fasilitas Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI). Abdulah Ubaid, Koordinator Nasional JPPI mengatakan, delegasi ini ingin belajar dari sistem pendidikan 24 jam yang diterapkan pesantren.?

“Karena itu, mereka kami antar ke pesantren Al-Nahdhah yang juga menyelenggarakan pendidikan formal Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah ini,” terang Ubaid.?

Selain ke pesanten, delegasi Timor Leste ini juga berkunjung ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, untuk berdiskusi terkait dengan kebijakan pendidikan di Indonesia. (Kendi Setiawan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, PonPes, Nusantara PKB Kab Tegal

Sabtu, 27 Januari 2018

Aswaja dan NKRI Terancam, Diperlukan Komite Hijaz Baru

Surabaya, PKB Kab Tegal - Reformasi tidak hanya membawa angin perubahan positif, tapi juga memunculkan ancaman khususnya bagi keberadaan Ahlussunnah wal Jamaah Nahdlatul Ulama atau Aswaja NU. Tantangan ini harus dijawab dengan kemunculan Komite Hijaz Baru.

"Angin reformasi yang terjadi ternyata tidak semata memberikan perubahan yang baik bagi situasi di negeri ini," kata KH Abdurrahman Navis. Justru dengan reformasi itu pula, mulai banyak aliran dan ideologi yang kalau dibiarkan akan mengancam eksistensi ajaran Aswaja NU, bahkan keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI, lanjut Kiai Navis, sapaan akrabnya.

Aswaja dan NKRI Terancam, Diperlukan Komite Hijaz Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
Aswaja dan NKRI Terancam, Diperlukan Komite Hijaz Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

Aswaja dan NKRI Terancam, Diperlukan Komite Hijaz Baru

Peringatan tersebut disampaikan Direktur PW Aswaja NU Center Jawa Timur ini saat memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Dauroh Aswaja Internasional yang berlangsung, Ahad (13/3).

PKB Kab Tegal

Kiai Navis kemudian menyebutkan kemunculan ideologi transnasional yang datang dari berbagai negera seperti Syiah, Wahabi, Salafi dan sebagainya yang hingga kini semakin menggerogoti Aswaja NU di sejumlah kawasan. Demikian pula kemunculan aliran ekstrem kanan dan kiri yang mengiringi kehadirannya di negeri ini. "Belum lagi lahirnya aliran baru di sejumlah daerah yang turut memperkeruh keadaan," ungkap Kiai Navis.

PKB Kab Tegal

Sejumlah aliran dan ideologi tersebut tidak lagi secara sembunyi menyerang Aswaja NU. "Mereka bahkan terang-terangan membidahkan bahkan mengatakan kafir kepada kelompok yang tidak sejalan dengan kepercayaannya," kata kiai yang juga Wakil Ketua PWNU Jatim ini.

Kalangan yang kerap mengafirkan amaliyah para salafus shalih tersebut sudah merambah di banyak lini. "Dari mulai lembaga pendidikan dan tempat ibadah di sekitar kita," katanya di hadapan ratusan peserta dauroh.

Karenanya tidak ada pilihan lain bagi NU, kecuali meneguhkan dan membentengi akidah Aswaja dalam diri, keluarga, dan masyarakat.

"Dibutuhkan Komite Hijaz baru agar keberadaan Aswaja semakin teguh dan dapat membentengi dari sejumlah ancaman yang ada," tegasnya.

Lewat dauroh yang dikuhususkan kepada para putra kiai yakni gus atau gawagis ini maka akan ada tindaklanjut yang bisa dilakukan di masing-masing pesantren. "Bisa dengan mengadakan dauroh di pesantren maupun madrasah dan sekolah agar materi keaswajaan dapat semakin dioptimalkan," ujarnya.

Bagi Pengasuh Pesantren Nurul Huda Sencaki Surabaya ini, menjaga dan meneguhkan Aswaja sebagai bagian dari upaya menyelamatkan warisan para pendiri NU. "Kita rawat dan jaga warisan KH Hasyim Asyari, KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri dan muassis NU yang lain," pungkasnya.

Dauroh Aswaja Internasional lil Gawagis se-Jatim ini menghadirkan? narasumber KH Marzuki Mustamar, KH Abdurrahman Navis, Ustadz Idrus Ramli, Ustadz Faris Khoirul Anam, Ustadz Maruf Khozin, serta Alhabib Syekh Samir bin Abdurrahman al-Khauli al-Rifai al-Husaini dari Libanon. (Ibnu Nawawi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Quote, PonPes PKB Kab Tegal

Rabu, 24 Januari 2018

Tradisi NU Bukan Budaya Sinkretis

Jakarta, PKB Kab Tegal. Tradisi NU bukan budaya sinkretis. Tradisi itu jelas dibawa oleh para penyebar Islam di Indonesia. Demikian diungkapkan sejarawan Agus Sunyoto saat berada di beranda PKB Kab Tegal, Gedung PBNU Jakarta, Selasa (17/4) malam lalu.

Tradisi NU Bukan Budaya Sinkretis (Sumber Gambar : Nu Online)
Tradisi NU Bukan Budaya Sinkretis (Sumber Gambar : Nu Online)

Tradisi NU Bukan Budaya Sinkretis

Pengetahuan yang beredar di masyarakat selama ini keliru. Mereka berasumsi bahwa tradisi NU seperti upacara tahlilan, yasinan, dan kendurian, atau ziarah kubur, mengadopsi dari tradisi agama Hindu.

Bagi Agus Sunyoto, penulis buku ‘Suluk Abdul Jalil, Perjuangan dan Ajaran Syaikh Siti Jenar’ yang berjilid-jilid ini, anggapan mereka ini salah. Ia, mengungkapkan berbagai literatur yang mendukung pernyataannya.

PKB Kab Tegal

Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seninam dan Budayawan (Lesbumi) NU ini memaparkan, tradisi NU itu misalnya upacara tahlilan. Upacara tahlilan ini diperingati masyarakat untuk yang orang meninggal dunia. Peringatan itu dilakukan 3, 7, 15, 40, 100, dan 1000 hari. Semua peringatan ini, dibawa orang-orang Islam dari Champa.

PKB Kab Tegal

Ia melacak bahwa tradisi NU berawal dari Walisongo. Walisongo membawa tradisi demikian dari negeri Champa, tambahnya. Sunan Ampel, dengan nama kecil Raden Rahmat, lahir 1401 M di negeri Champa. Champa adalah satu negeri kecil yang terletak kini di Kamboja. Sunan Ampel dari Champa membawa tradisi tahlilan.

Sebelum Walisongo datang, kerajaan Majapahit menguasai wilayah Nusantara. Menurut penyusun Atlas Walisongo ini, tradisi Tahlilan belum ada di tengah masyarakat. Jadi pernyataan bahwa tahlilan itu berasal dari budaya Hindu, awur dan keliru.

Upacara tahlilan itu berasal dari orang Islam. Islam Nusantara terpengaruh oleh orang Islam Champa. Sementara, tradisi Islam Champa terpengaruh oleh Islam Persia. Upacara Kendurian misalnya, itu berasal dari Persia. Kata ‘Kenduri’ sendiri adalah bahasa Persia kok. Jadi, upacara kenduri bukan dari bahasa Hindu, tukasnya.

Agus menulis buku yang baru terbit 2011 lalu, “Walisongo, Rekonstruksi Sejarah Yang Disingkirkan”. Dalam pengantar buku itu, ia mengatakan bahwa dalam literatur sejarah Indonesia, ada usaha sistematis untuk menghilangkan Walisongo. Buku barunya ini cukup kuat dalam meluruskan sejarah tradisi Islam Nusantara dengan referensi-referensi yang bisa dipertanggungjawabkan.

Menutup pembicaraannya dengan PKB Kab Tegal, Agus berpesan agar nahdliyin menggali lagi lembaran-lembaran sejarah dengan kritis. Karena, banyak sekali sejarah-sejarah yang ditulis oleh kaum orientalis untuk mengaburkan jejak Walisongo yang selama ini menjadi teladan umat Islam Nusantara, tambahnya.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Sunnah, Warta, PonPes PKB Kab Tegal

Jumat, 19 Januari 2018

Sekjen PBNU Upayakan Modernisasi Pengelolaan NU

Jakarta, PKB Kab Tegal. Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini menyatakan bahwa dirinya sedang berupaya melakukan perbaikan tata kelola organisasi di lingkungan NU. Salah satunya dengan integrasi dan pengembangan database berbagai arsip NU. 

Ia menjelaskan pola yang sudah berjalan baik di perusahaan swasta bisa dicontoh di lingkungan ormas. Jika ada yang membutuhkan qonun asasi NU, digitalisasi file memungkinkan pencarian dalam dalam hitungan menit atau bahkan detik. Saat ini, dengan manajemen pengarsipan yang masih tradisional, diperlukan waktu yang lebih panjang. 

Sekjen PBNU Upayakan Modernisasi Pengelolaan NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Sekjen PBNU Upayakan Modernisasi Pengelolaan NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Sekjen PBNU Upayakan Modernisasi Pengelolaan NU

“Nanti dengan model sistem informasi, kita akan kembangkan pelayanan publik. Di lantai dasar gedung PBNU, insyaallah akan kita kasih LCD yang touch screen. Ada peta Indonesia, disitu akan menunjukkan Wilayah, Cabang, sampai dengan Ranting dengan seluruh potensi NU-nya,” katanya.

PKB Kab Tegal

Jika ada orang yang membutuhkan data NU, mereka secara langsung bisa mengakses komputer tersebut dan mencari apa yang dibutuhkan. “Misalnya ada tamu di sini ingin melihat, di Aceh itu sudah ada RS NU-nya atau belum. Kita bisa juga melacak data yang lain, Sekolah Ma’arifnya berapa,” paparnya.

PKB Kab Tegal

Sistem ini akan menjadi informasi yang hidup yang terus diperbaharui dan terbuka kepada publik. Ini menjadi penting karena NU merupakan organisasi keumatan yang harus transparan dan terbuka kepada publik. Masyarakat juga bisa melakukan kontrol untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan nama NU. 

“Siapa tahu langkah ini bisa menjadi sesuatu yang berarti di masa depan. Kalau kita bertemu dengan banyak mitra, kita akan sampaikan. Pak kita potensi NU terkait dengan perikanan ini, saya bisa kasih data, mana yang sudah berhasil,” jelasnya.

Helmy menambahkan, pengelolaan gedung PBNU juga akan dilakukan perbaikan. Untuk meningkatkan kebersihan, kamar mandi dibersihkan beberapa kali dalam sehati. 

“Sistemnya seperti di mall, di setiap kamar mandi di kantor NU, ada check list, sudah dibersihkan berapa kali dalam sehari. Kita mulai yang kecil. Small is beautiful. Jadi orang datang ke sini bisa bilang, oh, kamar mandinya bersih, wangi. Ini kan islami,” ujarnya. (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nasional, PonPes, Nusantara PKB Kab Tegal

Jumat, 29 Desember 2017

Maksimalkan Keutamaan Pekan Kedua Muharram Dengan Berpuasa

Pringsewu, PKB Kab Tegal 



Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU Provinsi Lampung KH Munawir mengingatkan bahwa pekan kedua Muharram merupakan penting untuk berpuasa. Kesunahan berpuasa didasarkan atas beberapa hadits Rasulullah SAW dan qaul ulama.

Maksimalkan Keutamaan Pekan Kedua Muharram Dengan Berpuasa (Sumber Gambar : Nu Online)
Maksimalkan Keutamaan Pekan Kedua Muharram Dengan Berpuasa (Sumber Gambar : Nu Online)

Maksimalkan Keutamaan Pekan Kedua Muharram Dengan Berpuasa

"Kesunahan puasa di bulan Muharram didasarkan pada berapa hadits yang di antaranya driwayatkan Abu Hurairah RA yang menyebutkan bahwa ibadah puasa yang afdhal setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram," jelasnya, Rabu (28/9) malam.

Selain itu, Imam Syafii menerangkan bahwa puasa di bulan Muharam disunahkan sebagaimana dijelaskan Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim. 

"Al-Qurthubi, seperti yang dikutip As-Suyuthi dalam Ad-Dibaj ala Shahih Muslim menjelaskan juga bahwa puasa Muharram lebih utama karena merupakan awal tahun dan merupakan amalan utama mengawali tahun baru dengan berpuasa," terangnya.

PKB Kab Tegal

Adapun waktu puasa bulan muharram menurut Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi Syarah Jami At-Turmudzi dijelaskan bahwa puasa bulan Muharram diawali pada tanggal 8 Muharram. 

"Tanggal 8 Muharram merupakan hari diangkatnya amalan manusia," jelasnya.

Selanjutnya dilanjutkan dengan puasa di tanggal 9 dan 10 Muharram yang memiliki keutamaan yaitu dapat menghapus dosa yang telah dilakukan selama satu tahun kemarin.

PKB Kab Tegal

"Pada tanggal 11 Muharram kita juga disunnahkan puasa untuk mengiringi puasa Tasua dan Asyura dan tanggal 12 Muharram kita disunnahkan berpuasa yang pada hari tersebut merupakan hari diangkatnya amalan manusia," tuturnya.

Kemudian setelah itu yaitu pada tanggal 13, 14 dan 15 Muharram, ummat Islam juga disunnahkan untuk berpuasa karena hari-hari tersebut merupakan Ayyamul Bidh.

Dalam kitab Umdatul Qari`Syarhu Shahihil Bukhari dijelaskan bahwa sebab dinamai Ayyamul Bidh terkait dengan kisah Nabi Adam AS ketika diturunkan ke muka bumi.

"Ketika Nabi Adam diturunkan ke bumi seluruh tubuhnya terbakar oleh matahari sehingga menjadi hitam. Kemudian Allah memberikan wahyu untuk berpuasa selama tiga hari  yaitu tanggal 13, 14, 15. Ketika hari pertama puasa, sepertiga badannya menjadi putih. Hari kedua, sepertiganya menjadi putih dan hari ketiga, sepertiga sisanya menjadi putih," terangnya. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal PonPes PKB Kab Tegal

Kamis, 28 Desember 2017

Cara Sujud Syukur

Assalamu alaiukum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang terhormat redaksi bahtsul masail PKB Kab Tegal. Saya Miftahul Jinan. Saya mohon penjelasan redaksi tentang tata cara sujud syukur... Wassalamu ’alaikum. Terima kasih. (Miftahul Jinan)

Cara Sujud Syukur (Sumber Gambar : Nu Online)
Cara Sujud Syukur (Sumber Gambar : Nu Online)

Cara Sujud Syukur

Jawaban

Assalamu’alaikum wr. wb.

Kepada saudara Miftahul Jinan di mana pun, semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya untuk kita semua. Terima kasih atas pertanyaan yang saudara Miftah layangkan ke email redaksi.

PKB Kab Tegal

Pada kesempatan ini kami akan mencoba memaparkan keterangan ulama perihal yang saudara tanyakan terutama terkait syarat, cara, dan kapan sujud syukur disunahkan.

Ulama mengatakan bahwa sujud syukur itu terbilang ibadah. Karenanya, orang yang ingin melakukan sujud syukur harus suci baik di badan, pakaian, maupun tempat sujudnya. Hasyiyatul Bujairimi alal Khotib menjelaskannya sebagai berikut.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PKB Kab Tegal

Syarat sujud syukur sama saja dengan sembahyang. Sujud syukur dianggap sah seperti sahnya sujud di dalam sembahyang seperti bersuci, menutup aurat, menghadap qiblat, tidak bicara, meletakkan dahi terbuka dengan sedikit tekanan di atas tempat yang tidak ikut bergerak ketika fisiknya bergerak, meletakkan telapak tangan, telapak kaki, lutut, dan syarat sujud lainnya.

Adapun caranya, pertama seseorang yang akan melakukan sujud syukur mengambil posisi berdiri, lalu bertakbiratul ihrom. Kedua, mengucap takbir turun. Ketiga, turun sujud. Keempat, bangun dari sujud lalu diam sejenak sebelum salam. Kelima, salam. Semua dilakukan dengan tuma’ninah. Saat sujud ia bisa membaca lafal berikut ini.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Al-khotib dalam Iqna’ menyebutkan beberapa sebab sujud syukur. Menurutnya, sujud syukur itu bukan dikerjakan tanpa alasan. Sujud itu harus dipicu oleh sebab-sebab yang jelas.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Sujud syukur dikerjakan di luar sembahyang. Sujud ini dikerjakan karena datangnya nikmat mendadak, terhindar dari bahaya, melihat orang kena musibah (atau orang cacat), atau orang fasiq secara terang-terangan. Seseorang disunahkan menyatakan sujud syukur di hadapan si fasiq jika tidak menimbulkan mudarat. Tetapi jangan sujud syukur di depan orang yang cacat karena dapat melukai perasaan yang bersangkutan. Pelaksanaan sujud syukur sama saja dengan sujud tilawah.

Sebagai alternatif, sujud syukur bisa digantikan ketika syarat-syaratnya tidak memadai. Syekh Said bin M Ba’asyin dalam Busyrol Karim mengatakan.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? "? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?" ? ? ?. Kalau tidak bisa mengerjakan sembahyang tahiyyatul masjid, sujud tilawah, atau sujud syukur, pihak yang bersangkutan cukup membaca sebanyak 4 kali “Subhanallah, alhamdulillah, la ilaha illallah, Allahu akbar, la haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil azhim”. Karena kedudukan fadhilah bacaan 4 kali itu setara dengan 3 amal di atas (sembahyang tahiyyatul masjid, sujud tilawah, atau sujud syukur).

Ulama sendiri menganjurkan agar sujud syukur diikuti dengan sedekah. Sehingga, syukur kepada Allah mengambil bentuk badaniyah dan maliyah. Berikut keterangan Al-Khotib dalam Iqna’.

? ? ? ? ? ? ? ?. Bersamaan dengan sujud syukur, disunahkan bersedekah seperti dikutip dari kitab Al-Majmuk.

Sebagai catatan berkaitan dengan sujud ini, perlu kiranya kita memerhatikan rambu-rambu dalam sujud. Pasalnya sujud merupakan bagian dari ibadah. Syekh Sulaiman dalam Hasyiyatul Bujairimi alal Khotib menyebutkan sebagai berikut.

(? ? ? ? ?) ? ? (? ? ?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? (?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. (Kalau seseorang mendekatkan diri kepada Allah dengan sebuah sujud) atau ruku’ (tanpa sebab)-sebab yang tersebut seperti sujud tilawah, sujud syukur, dan sujud sahwi, (maka haramlah sujudnya) sekalipun sujud itu dilakukan usai sembahyang. Seperti sujud, ruku’ yang dikerjakan secara terpisah dari satu kesatuan rangkaian sembahyang pun demikian. Maka haramlah bertaqarrub dengan itu semua.

Demikian jawaban yang dapat kami utarakan. Semoga uraian di atas dapat dipahami dan bermanfaat. Kami selalu terbuka dalam menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Alhafiz Kurniawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU, PonPes, Quote PKB Kab Tegal

Rabu, 06 Desember 2017

Jamaah Calon Haji Diingatkan Jaga Nama Baik Indonesia

Brebes, PKB Kab Tegal. Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi melepas calon jamaah haji (calhaj) Kabupaten Brebes 2014 kelompok terbang (Kloter) pertama di Gedung Muzdalifah Asrama Haji Donohudan pukul 05.00, Senin (1/9).

Sejumlah 363 calhaj Brebes dilepas Wagub dalam suasana tenang dan khidmat, sebelum akhirnya saling berjabatan tangan dan menuju ke bus untuk diantar ke Bandara Adi Sumarmo Solo. Seluruh jamaah kloter 1 keluar dari Embarkasi Donohudan menuju bandara Adi Sumarmo pada pukul 06.15. Rombongan calhaj Brebes kloter pertama Jawa Tengah sekitar pukul 07.42 take off dari Bandara Internasional Adi Soemarmo, Boyolali.

Jamaah Calon Haji Diingatkan Jaga Nama Baik Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Jamaah Calon Haji Diingatkan Jaga Nama Baik Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Jamaah Calon Haji Diingatkan Jaga Nama Baik Indonesia

Atas nama gubernur, Heru berharap para calhaj menjaga kondisi kesehatannya selama menjalankan rukun Islam kelima. Wagub menyampaikan ucapan selamat karena pada tahun ini benar-benar berkesempatan menjadi tamu Allah.

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut, Wagub mengingatkan kepada jamaah untuk menata hati dan memantapkan niat untuk beribadah hanya untuk Allah, bukan karena yang lain. Disampaikan pula agar para jamaah bisa menjaga kesatuan dan kekompakan, kebersamaan dan membuang jauh-jauh sikap egois serta mematuhi segala arahan dan bimbingan para petugas agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingatkan. Jaga kondisi kesehatan dengan tidak memaksakan diri melaksanakan ibadah yang sunnah yang akan berakibat menurunnya stamina yang sangat dibutuhkan pada saat pelaksanaan ibadah haji.

Ia juga berpesan agar para jamaah menjaga nama baik Indonesia dengan menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang sopan, santun, dan berbudaya. Jangan lupa untuk mendoakan Jawa Tengah untuk kelancaran pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Semoga jamaah haji seluruhnya menjadi haji mabrur.

PKB Kab Tegal

Dalam sambutan pembekalan itu, Heru Sudjatmoko menyampaikan salam dan permohonan maaf dari Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH tidak bisa hadir karena baru tiba di Jakarta dari kunjungannya ke Australia. “Sedianya Bapak Gubernur mau hadir tetapi beliau masih di Jakarta usai perjalanan kunjungan kerja ke Australia,” tutur Heru.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Prov Jateng Drs H Khaerudin MSi menjelaskan, pada hari Senin (1/9) ini diberangkatkan tiga kloter dari Brebes dan Kota Tegal sejumlah 1.125 calhaj. “Kloter pertama dari Kabupaten Brebes sebanyak 368 termasuk pendamping dan petugas kesehatan,” terangnya.

Kakanwil Kemenag Jateng yang juga Ketua PPIH Embarkasi SOC, melaporkan bahwa Embarkasi SOC akan memberangkatkan Jamaah Calon Haji beserta petugas dari Jawa Tengah (23.535) dan DIY (2.455) dengan jumlah total sebanyak 25.990 orang terbagi dalam 71 kloter.

Turut menyampaikan sambutan Anggota DPR RI Komisi VIII Abdul Rozak Rais. Dalam sambutannya antara lain pihaknya mempunyai wewenang untuk mengawasi pelaksanaan penyelenggaraan haji di Tanah Air dan di Tanah Suci. Meskipun sejauh ini pemerintah selalu meningkatkan pelayanan diberbagai sektor agar jamaah nyaman dan aman dalam beribadah haji.

Rozaq juga mengingatkan kepada petugas supaya sigap dan tanggap terhadap jamaahnya yang awam berada di negeri yang sangat berbeda adat istiadat maupun kondisi alamnya agar dapat beribadah dengan optimal dan menjadi haji mabrur.

Brebes Hj Idza Priyanti SE beserta suami Drs H Kompol Warsidin turut mendampingi pelesan dan Kepala Kantor Kemenag Kab Brebes Drs H Imam Hidayat MSi dan Kabag Kesra Setda Brebes Drs H Syaeful Islam.

Turut hadir dalam pelepasan tersebut antara lain Komisi VIII DPR RI, Ketua MUI, Ketua PW NU Jawa Tengah, Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah, Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI, dan para Kepala Kankemenag Se Eks Karesidenan Surakarta.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti akan mendampingi pelepasan pemberangkatan haji dari Solo dari kloter pertama hingga ketiga yang merupakan calhaj dari Kabupaten Brebes. “Saya akan terus turut melepas dari Solo hingga pukul 21.00 WIB nanti malam,” imbuhnya.

Sebelumnya, calhaj dari Kabupatern Brebes sejumlah 898 orang, telah diberangkatkan dari Islamic Center Brebes pada Sabtu dan Ahad (30-31/8). Mereka menginap semalam di Asrama Haji Donohudan untuk mendapatkan ceking kesehatan dan administrasi terakhir lainnya. (Wasdiun/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam, Habib, PonPes PKB Kab Tegal

Selasa, 05 Desember 2017

KMNU UGM, Ketua Baru, Semangat Baru

Yogyakarta, PKB Kab Tegal. Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad yang bertepatan 6 juni 2012 kemarin dimanfaatkan oleh Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Universitar Gajah Mada (UGM) Yogyakarta untuk mengadakan rotasi kepemimpinan.

Bertempat di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta (6/6), KMNU UGM mengadakan pemilihan ketua baru sekaligus memperingati perjalanan kilat Nabi Muhammad Saw yang lebih dikenal dengan Isra’ Mi’raj dengan tema besar Syiarkan Kebesaran Dakwah Ahlussunnah wal Jamaah. Tunjukkan Jati Diri Bangsa.

KMNU UGM, Ketua Baru, Semangat Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
KMNU UGM, Ketua Baru, Semangat Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

KMNU UGM, Ketua Baru, Semangat Baru

Sebelum dhuhur, Gus Irwan Masduqi Mlangi didaulat sebagai pembicara dalam acara tersebut. Sedangkan KH Asy’ari Abta, Rais Syuriah PWNU DIY,  mengisi acara tersebut bakda dhuhur. Setelah itu, acara kemudian dilanjutkan dengan LPJ pengurus KMNU UGM Periode 2012/2013. 

PKB Kab Tegal

Setelah LPJ pengurus selesai, acara berlanjut dengan prosesi pemilihan ketua baru KMNU UGM Periode 2013-2014. Awalnya, ada banyak orang yang dicalonkan dalam pemilihan tersebut. Tetapi, pada akhirnya hanya menyisakan tiga orang. Dua untuk putra dan satu untuk putri. Calon-calon tersebut, yakni Puguh Imam al-Habib, Abdul Jalil, dan Muriyatul Qibtiyah. 

Sebelum proses pemilihan dilakukan, para calon ketua diminta untuk mengungkapkan visi dan misi ke depannya untuk kemajuan KMNU UGM. Setelah itu, akhirnya, dengan cara musyawarah mufakat Puguh Imam al-Habib didaulat sebagai ketua KMNU UGM yang baru. Seperti yang dikatakan sebelum pemilihan, Puguh akan menjaga eksistensi KMNU UGM sebagai sebuah komunitas bukan sebagai badan otonom. 

PKB Kab Tegal

“KMNU UGM ini kan sebuah komunitas. Jangan sampai dimasuki oknum-oknum yang tidak jelas. Jangan juga jadi Banom dan organisasi. Biarlah menjadi wadah kekeluargaan saja. Saya juga akan berusaha mendakwahkan NU di kalangan Universitas Gadjah Mada,” Ujar Puguh dengan tenang.

Semoga dengan ketua baru, KMNU UGM memiliki semangat baru juga. 

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Rokhim Bangkit 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta, PonPes, Pahlawan PKB Kab Tegal

Minggu, 19 November 2017

Jalin Silaturahim Melalui Istighotsah

Probolinggo, PKB Kab Tegal. Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo memanfaatkan kegiatan istighotsah sebagai media untuk mempererat ikatan silaturahim antara pengurus MWC dan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan guru ngaji se Kecamatan Wonomerto.

Jalin Silaturahim Melalui Istighotsah (Sumber Gambar : Nu Online)
Jalin Silaturahim Melalui Istighotsah (Sumber Gambar : Nu Online)

Jalin Silaturahim Melalui Istighotsah

Ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Wonomerto Badrus Sholeh kepada PKB Kab Tegal, Ahad (6/10) mengatakan, istighotsah ini digelar dengan tujuan untuk mengamalkan ajaran tradisi ulama NU Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) dan mendoakan masyarakat. Selain itu juga untuk menyerapkan aspirasi segenap warga NU se Kecamatan Wonomerto.

“Istighotsah ini digelar secara rutin untuk selalu melestarikan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh ulama NU. Disini kami berdoa bersama-sama dengan harapan senantiasa diberikan kemudahan dalam segala hal sehingga dapat berkomunikasi dan koordinasi dengan baik kepada ranting dalam melaksanakan program kerja,” ungkapnya.

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut Badrus Sholeh meyakini bahwa kegiatan istighotsah tersebut akan semakin mempererat dan memperkokoh jalinan ikatan silaturahim diantara sesama pengurus NU dan Nahdliyin. Sehingga nantinya akan menumbuhkan rasa kebersamaan untuk bersama-sama membesarkan organisasi NU.

“Istighosah ini merupakan salah satu tradisi ulama NU yang harus terus dilestarikan. Jangan pernah meninggalkan tradisi-tradisi yang ada dan tetap berpedoman pada hal-hal yang telah dirumuskan oleh ulama NU. Sebab tradisi-tradisi ini merupakan simbol dan kekuatan untuk membesarkan NU di tengah-tengah masyarakat,” tegasnya.

PKB Kab Tegal

Menurut Badrus Sholeh, selain melakukan istighotsah, kesempatan berkumpul bersama tersebut juga dimanfaatkan oleh pengurus MWCNU Kecamatan Wonomerto berdiskusi untuk membahas program kerja sekaligus menampung usulan-usulan dari pengurus ranting.

”Usulan yang kita dapatkan nantinya akan dijadikan sebagai pedoman dasar dalam menyusun program kerja dalam rangka memberikan kemaslahatan kepada segenap warga NU Kecamatan Wonomerto pada khususnya dan Kabupaten Probolinggo pada umumnya,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian, PonPes, Amalan PKB Kab Tegal

Sabtu, 21 Oktober 2017

Kang Said: Bangsa Asing Inginkan Indonesia Ekstrem

Jepara, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj mengimbau warga NU untuk memasyarakatkan cara beragama yang moderat. Kiai Said mengingatkan mereka untuk berjuang untuk itu. Karena, banyak pihak asing yang memprovokasi agar bangsa Indonesia terlibat dalam gerakan ekstrem.

Kang Said: Bangsa Asing Inginkan Indonesia Ekstrem (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Bangsa Asing Inginkan Indonesia Ekstrem (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Bangsa Asing Inginkan Indonesia Ekstrem

“Bangsa Barat sangat mendambakan Indonesia menjadi radikal. Jika sudah radikal, mereka memiliki alasan untuk menggempur Nusantara,” kata Kang Said saat menyampaikan sambutan di Harlah ke-71 Yayasan Mathaliul Huda di desa Bugel kecamatan Kedung kabupaten Jepara, Rabu (17/9) malam.

Sebab itu, sikap ke-NUan tegasnya harus tetap dijaga. “Orang NU jangan mudah terpancing pada kelompok yang suka mengebom. Sebab NU cinta damai. Jangan sampai ikut-ikutan ISIS. Gerombolan garis keras itu sudah bukan Islam, karena suka membunuh saudaranya sendiri,” pesan Kang Said di hadapan ratusan jamaah yang hadir.

PKB Kab Tegal

Kepada hadirin, pengasuh pesantren Ats-Tsaqafah Ciganjur ini mengingatkan orang tua untuk benar-benar mengawasi anaknya dari pengaruh paham ekstrem. “Ciri lahiriahnya kelompk wahabi antara lain berjenggot panjang, bergamis, bercelana cingkrang, atau tanda hitam di jidat.”

Pengurus masjid juga lebih cermat. Jangan sampai wahabi menguasai kepengurusan masjid. Bogor, Tangerang, dan Bekasi merupakan kota yang dikuasai kelompok wahabi. “Untungnya LTM PBNU lekas bertindak sehingga masjid-masjid yang direbut kelompok tersebut bisa kembali,” imbuh Kang Said. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal PonPes, Budaya PKB Kab Tegal

Senin, 21 Agustus 2017

PCNU Kota Sorong Gelar Konfercab II

Sorong, PKB Kab Tegal. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Sorong, Papua Barat, menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) II, di MI Al-Ma’arif NU Jl. Basuki Rahmat Km.9,5 Kelurahan Klasabi Distrik Sorong Manoi Kota Sorong, Ahad (21/4) kemarin.

Konfercab dihadiri Asisten satu Kota Sorong (mewakili Walikota Sorong) sekaligus membuka secara resmi Konfercab II NU Kota Sorong, Ketua Pengurus Cabang NU Kota Sorong, Pengurus Cabang NU Kabupaten Sorong, Kakemenag Kota Sorong, Ketua MUI Kota Sorong, Ketua FKUB Kota Sorong Tokoh Agama Islam serta undangan lainnya.

PCNU Kota Sorong Gelar Konfercab II (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Kota Sorong Gelar Konfercab II (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Kota Sorong Gelar Konfercab II

Ketua Panitia Pelaksana Konfercab II NU Kota Sorong Masrur Sholikhi, SP melaporkan, Konfercab diikuti oleh Pengurus Cabang, Majelis Wakil Cabang (MWC) NU se-Kota Sorong, Badan Otonom di lingkungan NU dan utusan dari Takmir Masjid serta para Tokoh Agama Islam di Kota Sorong.

PKB Kab Tegal

Konfercab II NU Kota Sorong berlangsung selama satu hari, pada tanggal 21 April 2013 di MI Al-Ma’arif NU Kota Sorong, namun sehari sebelumnya juga dilaksanakan istighotsah dan zdikir akbar menyambut Konfercab ke-II NU Kota Sorong.

Konferensi Cabang merupakan musyawarah tertinggi di tingkat Cabang yang bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program kerja PCNU Kota Sorong 2007-2012, menyusun program kerja PCNU ke depan dan memilih pengurus baru periode 2013-2018.

PKB Kab Tegal

Walikota Sorong dalam sambutan tertulisnya dibacakan Asisten satu Kota Sorong Ismail Latukonsina, S.Sos mengatakan, NU merupakan organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia. Yang mempunyai jamaah terbanyak dan mengakar ditengah masyarakat. Pemkot Sorong memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya Konfercab II NU, semoga Konfercab ini menghasilkan program kerja NU Kota Sorong baik sebagai mitra Pemerintah dan menghasilkan kepengurusan baru yang mau, mampu dan mempunyai waktu untuk kegiatan NU.

Keberadaan NU di Kota Sorong sangat mendukung visi dan misi Kota Sorong dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, menciptakankan tatanan kehidupan masyarakat yang agamis, berakhlak mulya yang ditopang oleh kesadaran saling menghormati dan saling mendukung antara ulama dan umaro.

Pada Pleno terakhir Pemilihan Rais dan Ketua Tanfidziyah, Drs. KH. Uso terpilih kembali sebagai Rais Syuriyah dan H. Supran M. Rafiq, S.Pd, M.Si terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah masa khidmat 2013-2018. 

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Imam Khoirudin

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal PonPes PKB Kab Tegal

Sabtu, 24 Juni 2017

Beberapa Masalah Keagamaan Kontemporer akan Dibahas dalam Rakernas LBM

Jakarta, PKB Kab Tegal. Beberapa masalah keagamaan kontemporer (masail diniyah waqi’yyah) yang berkembang di masyarakat akan dibahas dalam rangkaian acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama (LBM-NU) di Jakarta, 5-7 September 2007 mendatang.

Masalah penting yang akan dibahas dalam Komisi Bahtsul Masail Diniyah Waqi’yyah antara lain seputar multilevel marketing (MLM), visualisasi penulisan ayat suci Al-Qur’an, suami-isti yang tinggal serumah setelah terjadi talak, tenaga kerja Indonesia (TKI) illegal, dan aborsi yang dilakukan akibat korban perkosaan.

Senin, 29 Mei 2017

Lama Vakum, PMII Sambas Gelar Pelatihan Kader Dasar

Sambas, PKB Kab Tegal. Sekitar 40 mahasiswa Institut Agama Islam (IAI) Sambas, Kalimantan Barat mengikuti Pelatihan Kader Dasar (PKD) yang berlangsung di Gedung Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Sambas, Jumat sore (5/12)

Ketua Panitia PKD (Pelatihan Kader Dasar), Juliardi melaporkan PKD ini merupakan pelatihan perdana setelah sekian lama PMII di Kabupaten Sambas vakum.

Lama Vakum, PMII Sambas Gelar Pelatihan Kader Dasar (Sumber Gambar : Nu Online)
Lama Vakum, PMII Sambas Gelar Pelatihan Kader Dasar (Sumber Gambar : Nu Online)

Lama Vakum, PMII Sambas Gelar Pelatihan Kader Dasar

Kegiatan ini, lanjut Juliardi, terlaksana atas dasar dukungan dari semua pihak. "Kami segenap panitia mengucapkan terima kasih atas semua upaya dukungan yang dilakukan baik berupa materil maupun moril," ucapnya.

Ketua Komisariat IAI Sambas, Uray Very Sabana mengatakan peran mahasiswa sekarang cenderung pragmatis. Mahasiswa lebih memilih apatis pada persoalan sosial hingga memuncak menjadi hedonis. Dia mengajak agar mahasiswa kembali pada jalurnya sebagai salah satu agen kontrol sosial.

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Uray menambahkan, bahwa pelatihan ini adalah langkah awal bagi kader untuk mengasah kreativitas dan social responsibility.

"Jika kita memaknai hari ini sebagai hari yang biasa, maka kita keluar sebagai orang yang biasa-biasa saja. Akan tetapi, jika kita memaknai hari ini sebagai hari yang luar biasa, maka kita akan keluar menjadi orang yang luar biasa pula," tegas Uray mengutip ungkapan salah satu mantan Ketua Umum PB PMII, Muhammad Rodli Kaelani.

Pengurus Besar PMII, Ainur Hamidi menyambut baik pelaksanaan PKD di Kabupaten Sambas. Menurutnya, para sahabat panitia pelaksana merupakan para pelopor.

"Mereka sebagai orang-orang yang merevitalisasi kaum gerakan di Bumi Serambi Mekkah (julukan Sambas), kendati dulu Cabang Sambas pernah terbentuk," jelasnya.

Kegiatan yang rencananya diselenggarakan mulai dari 5-7 Desember 2014 ini dibuka langsung oleh Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Kalbar, Ali Fauzi.

Ali dalam sambutannya menyampaikan, telah terbentuk 220 Cabang dan 24 PKC yang tersebar di seluruh penjuru negeri ini. Dengan sekian banyak cabang, lanjutnya, peran para kader pada bangsa ini pun banyak ditorehkan.

Seperti baru-baru ini, Rahmat Batubara, salah satu kader PMII Cabang Jakarta Selatan telah mengharumkan nama bangsa dengan menjuarai Musabaqah Hifdzil Quran di kancah internasional, Arab Saudi.

"Saya berharap, kedepan bermunculan kader-kader berprestasi dan itu dari Sambas," tukas Ali. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian, PonPes PKB Kab Tegal

Senin, 13 Juni 2016

IPNU-IPPNU- BNI Syariah Santuni Yatim

Kudus, PKB Kab Tegal. Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kudus bekerjasama BNI Syariah memberikan santunan kepada 100 anak yatim piatu pada Selasa (30/7). Santunan yang berupa dana, bingkisan dan paket sekolah diserahkan di Kantor BNI Syari’ah Jl Ahmad Yani. 

Ketua PC IPNU Kudus Dwi Syaifullah mengatakan umat Islam terutama yang mempunyai kelebihan harta benda wajib memberikan sebagian untuk anak yatim piatu. 

IPNU-IPPNU- BNI Syariah Santuni Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU- BNI Syariah Santuni Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU- BNI Syariah Santuni Yatim

“Momentum Ramadhan ini kita semua sangat tepat memberikan santunan sehingga IPNU-IPPNU-BNI Syari’ah terpanggil berbagi kebahagiaan kepada sesama,” katanya kepada PKB Kab Tegal. 

Dwi menjelaskan seratus yatim piatu ini yang mendapat santunan berasal dari desa-desa se Kabupaten Kudus. Sementara bingkisan yang dibagikan dipersiapkan oleh BNI Syari’ah. 

“Kerjasama IPNU-IPPNU dengan BNI Syari’ah menjadi berkah tersendiri untuk anak yatim piatu. Semoga saja ke depan, kerjasama ini bisa terjalin terus dengan baik,” harapnya. 

PKB Kab Tegal

Suasana acara santunan sore itu, berjalan meriah. Sebelum penyerahan, para yatim piatu piatu diajak bergembira ria bernyayi bersama. sehingga terlihat keceriaan diantara mereka.

Jajaran BNI Syariah yang diwakili Muttaqin merasa bangga bisa bersama-sama dengan yatim piatu. “Semoga saja apa yang diberikan BNI Syari’ah ini membawa berkah untuk kita semua,” harapnya. 

PKB Kab Tegal

Acara dihadiri puluhan pengurus PC IPNU-IPPNU Kudus dan jajaran direksi, pegawai BNI Syariah. Usai santunan, acara diakhiri dengan buka puasa bersama dan sholat maghrib berjamaah.

Redaktur   : Mukafi Niam

Kontributor: Qomarul Adib

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal PonPes, Sholawat PKB Kab Tegal

Kamis, 23 Juli 2015

Bolehkan Niat Qadha Puasa Ramadhan Sekaligus Puasa Syawwal?

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Redaksi Bahtsul Masail PKB Kab Tegal, setelah satu Syawwal banyak orang mengamalkan puasa sunah enam hari di bulan Syawwal. Pertanyaan saya begini, bolehkah orang mengqadha puasa Ramadhannya sekaligus meniatkan puasanya sebagai puasa sunah? Mohon penjelasan. Terima kasih. Wassalamu ‘alaikum wr. wb. (Suparta/Bekasi)

Jawaban

Bolehkan Niat Qadha Puasa Ramadhan Sekaligus Puasa Syawwal? (Sumber Gambar : Nu Online)
Bolehkan Niat Qadha Puasa Ramadhan Sekaligus Puasa Syawwal? (Sumber Gambar : Nu Online)

Bolehkan Niat Qadha Puasa Ramadhan Sekaligus Puasa Syawwal?

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Penanya yang budiman, semoga Allah SWT menurunkan rahmat-Nya untuk kita semua. Puasa sunah Syawwal sangat dianjurkan mengingat kebesaran keutamaan yang terkandung di dalamnya. Orang yang berpuasa sunah selama enam hari di bulan Syawwal setelah puasa Ramadhan, seolah mendapatkan pahala puasa setahun penuh.

PKB Kab Tegal

Hanya saja, orang-orang yang memiliki utang puasa Ramadhan dianjurkan untuk mengqadha segera utang puasanya. Setelah utang puasa Ramadhannya terbayar, maka ia boleh melanjutkannya dengan puasa sunah Syawwal.

PKB Kab Tegal

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? : ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Kalau seseorang mengqadha puasa, berpuasa nadzar, atau berpuasa lain di bulan Syawwal, apakah mendapat keutamaan sunah puasa Syawwal atau tidak? Saya tidak melihat seorang ulama berpendapat demikian, tetapi secara zahir, dapat. Tetapi memang ia tidak mendapatkan pahala yang dimaksud dalam hadits khususnya orang luput puasa Ramadhan dan mengqadhanya di bulan Syawwal karena puasanya tidak memenuhi kriteria yang dimaksud. Karena itu sebagian ulama berpendapat bahwa dalam kondisi seperti itu ia dianjurkan untuk berpuasa enam hari di bulan Dzul qa’dah sebagai qadha puasa Syawwal,” (Lihat Al-Khatib As-Syarbini, Mughnil Muhtaj, Beirut, Darul Marifah, cetakan pertama, 1997 M/1418 H, juz I, halaman 654).

Kalau pun ia tidak melanjutkan pembayaran utang puasa wajibnya dengan puasa sunah Syawwal, ia tetap dinilai mengamalkan sunah puasa Syawwal meski tidak mendapatkan ganjaran seperti yang disebutkan di dalam sabda Rasulullah SAW.

Adapun mereka yang tidak berpuasa Ramadhan tanpa uzur diharamkan untuk mengamalkan puasa sunah Syawwal. Mereka wajib mengqadha segera utang puasanya. Sedangkan mereka yang tidak berpuasa Ramadhan karena uzur tertentu, makruh mengamalkan puasa sunah Syawwal.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? . ? ? ? : ? ? : ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? . ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ( ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Masalah di Tanbih dan banyak ulama menyebutkan bahwa orang yang tidak berpuasa Ramadhan karena uzur, perjalanan, masih anak-anak, masih kufur, tidak dianjurkan puasa sunah enam hari di bulan Syawwal. Abu Zur‘ah berkata, tidak begitu juga. Ia tetap dapat pahala sunah puasa Syawwal meski tidak mendapatkan pahala yang dimaksud karena efeknya setelah Ramadhan sebagaimana tersebut di hadits. Tetapi jika ia sengaja tidak berpuasa di bulan Ramadhan tanpa uzur, maka haram baginya puasa sunah. Masalah yang disebutkan Al-Mahamili mengikuti pandangan gurunya, Al-Jurjani. (Orang utang puasa Ramadhan makruh berpuasa sunah, kemakruhan puasa sunah bagi mereka yang tidak berpuasa Ramadhan karena uzur),” (Lihat Syamsuddin Ar-Ramli, Nihayatul Muhtaj, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah, cetakan ketiga, 2003 M/1424 H, juz III, halaman 208).

Saran kami, mereka yang memiliki utang puasa Ramadhan baiknya mengqadha utang puasanya terlebih dahulu. Setelah itu mereka baru boleh mengamalkan puasa sunah Syawwal.

Demikian jawaban singkat kami. Semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka dalam menerima kritik dan saran dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwathih thariq,

Wassalamu ’alaikum wr. wb.


(Alhafiz Kurniawan)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal PonPes, Budaya PKB Kab Tegal

Sabtu, 18 Oktober 2014

Hasyim Muzadi: Paus Bisa Salah

Jakarta, PKB Kab Tegal. Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Kardinal Julius Darmaatmadja, menyampaikan penyesalan dan permintaan maaf karena ucapan Paus Benediktus XIV di Universitas Regensburg, Jerman pada Selasa (12/9) lalu ternyata telah melecehkan dan melukai umat Islam seluruh dunia.

"KWI ikut prihatin bersama umat Islam bilamana merasa Nabi-nya (Muhammad SAW, red) dihina dan Allah dilecehkan," katanya saat menghadiri acara temu pemuka agama yang digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bekerja sama dengan Indonesian Conference on Religion And Peace di Jakarta, Senin (18/9).

Hasyim Muzadi: Paus Bisa Salah (Sumber Gambar : Nu Online)
Hasyim Muzadi: Paus Bisa Salah (Sumber Gambar : Nu Online)

Hasyim Muzadi: Paus Bisa Salah

Paus dalam kuliah umum di Aula Magna, Universitas Regensburg, Jerman, Selasa (12/9) lalu, mengutip naskah zaman pertengahan yakni pernyataan Kaisar Bizantium (kini Turki) Manuel II Paleologus soal makna jihad dalam Islam dan penyebaran Islam dengan pedang alias kekerasan.

Paus dengan setulusnya telah menyesali bahwa beberapa paragraf dalam pernyataannya telah melukai kaum Muslim. Menurut Kardinal, KWI mendukung penyesalan dan permintaan maaf Paus seperti yang telah diberitakan media massa di Indonesia. “Itu sama sekali tidak berhubungan dengan maksud Paus," katanya

Selain itu, KWI juga berterima kasih kepada pemimpin Indonesia, baik dari kalangan pemerintah maupun kaum agama, yang dengan berbagai cara telah menjaga bangsa Indonesia tetap tenang serta kepada pemimpin negara-negara Islam yang telah menerima permintaan maaf Paus.

PKB Kab Tegal

"Semoga peristiwa di Regensburg ini tidak merusak kerukunan antarumat beragama yang selama ini kita usahakan. Sebaliknya ampun mengampuni itu dapat menjadi landasan untuk berkomunikasi secara lebih baik dalam membina hidup bersama," katanya.

Bisa salah

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi mengatakan, Paus adalah juga manusia biasa yang perlu juga dikoreksi ucapan-ucapannya. "Namanya juga manusia, kan bisa salah" kata Hasyim di Jakarta, Senin (18/9).

Dirinya mengakui pihak Paus telah melakukan upaya-upaya untuk meluruskan kata-kata Paus dan dengan demikian pidato Paus di Universitas Regensburg itu tidak akan menimbulkan reaksi lanjutan dari kalangan umat Islam. Kerukunan antar umat beragama akan tetap terjaga. (nam)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal PonPes, Kajian Islam, Cerita PKB Kab Tegal

Kamis, 09 Desember 2010

Ini Pentingnya Tawasul di Kalangan Muda

Kubu Raya, PKB Kab Tegal. Pengurus Ranting GP Ansor Pasak Piang menggelar Ansor Bershalawat, di kediaman Ketua Ranting Desa Pasak Piang, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (04/11) malam. Kegiatan yang menjadi agenda rutin ini dirangkaipembacaan Yasin dan Tahlilan.





Ini Pentingnya Tawasul di Kalangan Muda (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Pentingnya Tawasul di Kalangan Muda (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Pentingnya Tawasul di Kalangan Muda

Kegiatan yang dihadiri oleh seluruh pengurus, anggota Banser dan warga sekitar, bertujuan untuk menjaga ajaran-ajaran dan amalan-amalan keagamaan yang telah diajarkan oleh para kiai Nahdlatul Ulama dan para wali penyebar agama Islam di Nusantara.

Ketua GP Ansor Pasak Piang, Faishol menjelaskan selain ber-tawassul kepada para mendiang pendahulu-pendahulu layaknya khas tradisi Nahdliyyah, penghadiahan pahala juga dihaturkan kepada keluarga-keluarga keluarga anggota Ansor.

PKB Kab Tegal

“Siapa lagi yang akan melestarikan amaliyah NU seperti tahlilan, shalawatan, dan ber-tawasul kepada para pendahulu, guru-guru dan orang tua kita kalau bukan generasi muda Nahdlatul Ulama, agar mereka yang sudah meninggal pun merasakan manfaat dari kita yang ber-Ansor ini," jelas Faishol.

Menurutnya tugas dan kewajiban yang harus dilakukan pemuda Ansor selain menjaga gerakan Islam Indonesia sebagai agama Islam yang rahmatan lil alamin,? kiprah Ansor juga harus turut dalam membangun jasmani dan rohani.

PKB Kab Tegal

"Dan tidak melupakan para pendahulu yang telah memperjuangkan Islam dan Nahdlatul Ulama," tegasnya.

Usai yasinan dan tahlilan, kegiatan dilanjutkan musyawarah membahas beberapa hal, seperti penguatan kapasitas kepengurusan dan agenda berikutnya. (Anty Husnawati/Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal PonPes, Doa, Ulama PKB Kab Tegal