Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian Islam. Tampilkan semua postingan

Selasa, 20 Februari 2018

Ayo Kerja dalam Kitab “Cempaka Dilaga” Mama Sempur

KH Tubagus Ahmad Bakri Purwakarta, Jawa Barat terbilang produktif menulis kitab. Di antaranya adalah Cempaka Dilaga yang membahas dorongan bekerja. Kitab berjudul lengkap Cempaka Dilaga; Mertelakeun Perihal Wajib Usaha (Cempaka Dilaga; Menerangkan Perihal Wajib Usaha/Bekerja) dengan tebal 19 halaman.

Dari jumlah 10 kitab yang didapatkan, Kitab Cempaka Dilaga ini merupakan satu-satunya karya kiai yang akrab disapa Mama Sempur yang judulnya berbahasa Sunda. Sementara sembilan kitab lainnya menggunakan bahasa Arab.

Ayo Kerja dalam Kitab “Cempaka Dilaga” Mama Sempur (Sumber Gambar : Nu Online)
Ayo Kerja dalam Kitab “Cempaka Dilaga” Mama Sempur (Sumber Gambar : Nu Online)

Ayo Kerja dalam Kitab “Cempaka Dilaga” Mama Sempur

Kitab ini ditulis dengan huruf Arab Pegon ditulis pada tahun 1378 H (hal.6) dan selesai pada hari Senin tanggal 8 Dzulhijah (h.19). Jika dikonversi ke dalam tahun Masehi berarti tanggal 15 Juni 1959 M, selesai Nopember 1962.

Mama Sempur memberikan izin kepada Raden Haji Ma`mun Nawawi Cibogo, Cibarusah untuk memperbanyak kitab Cempaka Dilaga.

PKB Kab Tegal

Kitab ini terdiri dari lima pasal dan satu faidah, sebagaimana berikut: Pasal pertama membahas tentang dorongan bekerja kepada umat Islam. Dalam pasal ini disebutkan hadits Rasulullah dan pendapat para ulama tentang keutamaan bekerja serta kecaman bagi orang yang malas dan tidak mau bekerja.

PKB Kab Tegal

Di antara kecamannya adalah orang yang malas dan tidak mau bekerja diumpamakan seperti bangkai. Sebagaimana umumnya bangkai, keberadaannya tidak bermanfaat bahkan hanya memberikan bau yang tak sedap bagi orang-orang di sekelilingnya. Selain itu, orang yang malas dan tidak mau bekerja juga disebut orang bodoh/pandir (humqun) (h.3-4)

Pasal kedua membahas tentang larangan menjalani bisnis atau melakukan pekerjaan yang dilarang oleh agama Islam (haram). Dalam fasal ini disampaikan berbagai dalil yang melarang umat Islam untuk berbisnis barang haram, seperti bisnis narkoba, berbuat curang, mencuri dan sebagainya (h.5-6).

Pasal ketiga membahas tentang kewajiban menjalin hubungan baik dengan tetangga. Seperti pasal-pasal sebelumnya, dalam pasal ini pun disampaikan dalil-dalil tentang perintah dan anjuran kepada umat islam untuk berbuat baik kepada tetangga pada khususnya dan seluruh makhluk di muka bumi pada umumnya (h.6-10).

Pasal keempat membahas tentang kewajiban umat islam untuk berbakti dan taat kepada pemerintahan yang sah. Harus taat walaupun pemerintah tersebut secara fisik kurang sempurna seperti tidak punya tangan dan kepala tak ubahnya seperti buah anggur atau pun pemimpin tersebut berbuat dzalim. Namun demikian wajib hukumnya bagi umat Islam untuk membangkang kepada pemerintah apabila umat Islam diperintah untuk berbuat maksiat, Mama Sempur menandaskan rakyat hanya diperbolehkan untuk membangkang perintah maksiat saja dan dilarang memerangi pemerintah (h.10-14)

Pasal kelima membahas tentang kaidah ushul fiqh mencegah kemadaratan lebih baik dari pada mendatangkan kemaslahatan (akhafu darurain). Jika seorang muslim berada dalam kondisi dilematis karena harus memilih satu dari dua pilihan, maka yang harus dipilih adalah perkara yang tidak ada kemadaratannya atau perkara yang paling sedikit madaratnya. Contoh kasus yang digunakan untuk menerangkan kaidah ini adalah apabila seseorang melakukan suatu perkara tetapi dengan perkara itu nyawa atau hartanya akan hilang maka wajib baginya untuk meninggalkan perkara tersebut agar bisa terhindar dari kemadaratan (h.15-19).

Pasal selanjutnya adalah faidah, materi pembahasan dalam faidah ini adalah tentang keutamaan Imam Syafi`i dalam konteks kenegaraan. Secara implisit dalam pasal ini Mama Sempur mengungkapkan bahwa jika pulau Jawa ingin menjadi sebuah `negara` yang kuat dan rakyatnya juga makmur maka pemimpinnya harus bermazhab Syafi`i.

Menurut Mama Sempur ini lah salah satu karomah Imam Syafi`i karena beliau adalah keturunan Rasulullah. Dalam menempatkan bab faidah ini, Mama Sempur memposisikannya diantara bab empat dan bab lima (h.14-15).

Dalam kitab ini juga Mama Sempur menyebut tiga jenis pekerjaan, yaitu bertani, berdagang dan menjadi karyawan. Menurutnya, pekerjaan yang mesti dilakukan adalah di bidang pertanian karena terdapat keberkahan di dalamnya. Selain itu juga dalam bertani bisa memberikan manfaat kepada manusia dan binatang sehingga keseimbangan alam akan tetap terjaga dan kelak di akhirat apa yang dimakan oleh binatang dari hasil pertanian tersebut akan menjadi pahala sodaqah (h.2).

Menurut Mama Sempur, dengan bekerja dan mempunyai kekayaan harta akan mendapatkan paling tidak ada tiga keutamaan, yaitu pertama dapat memberi manfaat kepada saudara, sahabat dan orang-orang di sekelilingnya karena dengan mempunyai kekayaan bisa shadaqah atau pun memberikan upah kepada mereaka.

Kedua terselamatkan dari sikap inkar janji karena orang yang tidak punya uang ketika dalam kondisi terdesak akan berjanji namun janji itu kemudian diingkari karena belum mempunyai uang. Dan keutamaan yang ketiga adalah terhindar dari sikap meminta-minta kepada orang lain. perbuatan tersebut menurut Mama Sempur, merupakan perbuatan yang hina (h.3).

Mama Sempur mengingatkan, sebelum berangkat kerja, hendaknya mempunyai lima niat; affaf (melindungi diri dari mengkonsumsi barang haram), menjaga diri dari meminta-minta kepada orang lain, menjaga diri dari berharap harta orang lain (thoma) apalagi mencuri, dan terakhir adalah melaksanakan kewajiban mengurus keluarga (h.4-5). (Aiz Luthfi)

Keterangan. “Mama” berasal dari kata “rama” dalam bahasa Sunda yang berarti ayah. Hal itu sebagaimana di Jawa yang menyapa tokoh agama dengan “romo”.  . Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Syariah, Kajian Islam, Sunnah PKB Kab Tegal

Minggu, 18 Februari 2018

Imam Syafi’i dan Imam Ghazali pada Pemilu 1971

Shohibul mazhab Abu Abdullah Muhammad bin Idris yang lebih dikenal dengan nama Imam Syafii ternyata pernah menjadi Rais Syuriah Nahdlatul Ulama. Bahkan, di saat yang sama, Ketua Tanfidziyahnya dijabat oleh Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad yang dikenal dengan Imam Ghazali.

Tentu, dahi pembaca sekalian bakal berkerut mendengar informasi di atas. Bagaimana mungkin Imam Syafii yang hidup pada 767 – 820 M, maupun Imam Ghazali yang hidup pada ? 1058 – 1111 M, bisa menjadi pemimpin Nahdlatul Ulama yang baru didirikan pada 31 Januari 1926. Terbentang puluhan abad lamanya antara masa hidup kedua ulama besar umat Islam itu dengan berdirinya organisasi umat Islam terbesar di dunia itu.

Imam Syafi’i dan Imam Ghazali pada Pemilu 1971 (Sumber Gambar : Nu Online)
Imam Syafi’i dan Imam Ghazali pada Pemilu 1971 (Sumber Gambar : Nu Online)

Imam Syafi’i dan Imam Ghazali pada Pemilu 1971

Lantas, bagaimana ceritanya kedua ulama yang mengarang kitab Al-Umm dan Ihya Ulummudin tersebut, bisa menjadi pemimpin NU?

KHR. Asad Syamsul Arifin jawabnya.

Bermula dari perhelatan Pemilu tahun 1971. Saat itu, Nahdlatul Ulama menjadi partai politik sendiri setelah memutuskan berpisah dari Parti Masyumi pada 1953. NU menjadi salah satu partai besar kala itu.

Tentu saja, kekuatan politik yang dimiliki NU menjadi ancaman tersendiri bagi kekuatan politik lain. Terutama bagi Golkar yang merupakan partai penguasa saat itu.

PKB Kab Tegal

Golkar yang didukung oleh penguasa dan tentara, menghalalkan segala cara untuk bisa merebut suara sebanyak-banyaknya. Bahkan, tak segan-segan mereka menggunakan kekerasan untuk memaksa warga NU memilih Golkar. Hal ini, jelas saja menjadi ancaman besar bagi partai NU.?

Basis massanya digrogoti sedemikian rupa oleh pesaing politiknya. Terlebih resource kampanye yang dimiliki NU tak sebanding dengan milik lawan-lawan politiknya itu.

Melihat kondisi yang demikian, Kiai Asad turun tangan. Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafiiyah Situbondo itu, kembali terjun ke dunia politik setelah memutuskan vakum pasca dibubarkannya Dewan Konstituante pada 1959. Ia yang lebih banyak berada di belakang layar saja, tiba-tiba turun langsung hadir dalam kampanye yang digelar Partai NU Situbondo yang dilaksanakan di alun-alun.

Kehadirannya yang tanpa pemberitahuan tersebut, mengejutkan panitia kampanye. Kesempatan emas itu, pun tidak disia-siakan. Sebagaimana tercatat dalam biografinya, KHR. Asad Syamsul Arifin: Riwayat Hidup dan Perjuangannya (1994), Kiai Asad langsung diberikan kesempatan untuk menaiki podium. Tak lama mediator berdirinya NU itu, berorasi. Tak lebih dari 15 menit saja.

PKB Kab Tegal

Namun, dalam orasi yang cukup singkat tersebut, tokoh kharismatik tersebut mampu meyakinkan warga NU yang hadir di alun-alun Situbondo tersebut, memilih NU sebagai pilihan politiknya. Dengan gayanya yang khas, Kiai Asad menyampaikan sebuah kabar langit yang ia terima.

"Saya tak mungkin keluar dari NU dan tetap akan mencoblos tanda gambar NU," kata Kiai Asad mengawali orasinya.

Kemudian, Kiai Asad memaparkan alasannya kenapa harus tetap bertahan dan tetap memilih Partai NU bagaimanapun tantangan serta beratnya cobaan yang harus dihadapi.

"Saya pilih NU ini karena ada alasannya. Saya pernah bermimpi ketemu Imam Syafii dan Imam Ghazali. Dalam mimpi itu seolah Syuriah NU itu Imam Syafii, sedangkan Tanfidziyahnya adalah Imam Ghazali," tuturnya di hadapan puluhan ribu warga NU yang menyemut. "Karena itu, kalau sampean semua tetap ikut kedua imam tadi, ya harus mencoblos tanda gambar NU," pungkasnya.

Sontak saja, orasi singkat nan bernas itu, mampu menusuk langsung ke alam bawah sadar warga Nahdliyin itu. Imam Syafii adalah imam madzab yang dianut hampir semua warga NU dan sebagian besar umat Islam di Indonesia. Begitupula dengan Imam Ghazali. Selain karya-karya menjadi bacaan wajib di pesantren, tasawufnya pun menjadi standart bagi warga NU.

Efeknya pun terlihat saat Pemilu tiba. Seberapa kerasnya Golkar melakukan propaganda tak mampu mengubah dominasi NU di Keresidenan Besuki. Partai NU menang mutlak dengan berhasil menggondol 18 kursi dari 32 kursi yang diperebutkan oleh 10 kontestan.?

Demikianlah alam pikir politik warga NU. Antar masa lalu dan masa kini, antara yang hidup maupun yang telah mati, tak ada ubahnya. Sama. Sama-sama berpengaruh! (Ayung Notonegoro)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam, Humor Islam PKB Kab Tegal

Rabu, 31 Januari 2018

Atasi Perusakan Hutan, Menhut Minta Bantuan Muslimat NU

Jakarta, PKB Kab Tegal. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengaku kesulitan melakukan upaya konservasi lingkungan di samping menangani pembalakan liar di berbagai daerah. ? Zulkifli memohon ribuan peserta Rapat Kerja Nasional Muslimat NU untuk meningkatkan kesadaran warga dalam memantau pelestarian hutan lindung, hutan konservasi serta pemanfaatan hutan produksi.

“Kami berharap kerja sama yang pernah dijalin dengan Muslimat NU bisa dilanjutkan. Saat ini peran Muslimat sangat dibutuhkan dalam ? memberi penjelasan dan penyadaran kepada masyarakat terutama di luar Jawa,” harap Zulkifli dalam Rakernas Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede, Jumat (30/5).

Atasi Perusakan Hutan, Menhut Minta Bantuan Muslimat NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Atasi Perusakan Hutan, Menhut Minta Bantuan Muslimat NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Atasi Perusakan Hutan, Menhut Minta Bantuan Muslimat NU

Menurutnya, saat ini banyak hutan lindung dan lingkungan konservasi dirusak warga dan sejumlah elit melalui pertambangan dan pembalakan liar serta penggunaan lahan sawit yang tidak pada tempatnya.

PKB Kab Tegal

Saya, kata Zulkifli, tiap hari dimarahi orang-orang dari seluruh dunia karena banyaknya gajah mati di Sumatera. Kepala-kepala negara asing juga bisa marah besar kepada kita karena di Kalimantan banyak pembakaran orang utan. Di sejumlah daerah, pemerintah menggusur kebun sawit karena merusak konservasi. Di Konelo Riau, hutan-hutan lindung dirusak.

PKB Kab Tegal

“Perusakan hutan itu hanya menguntungkan beberapa orang, tapi merugikan ? ribuan penduduk karena asap dan banjir,” terang Zulkifli menjawab pertanyaan Ketua Muslimat NU Jayapura menunjuk pada pelestarian hutan lindung di pegunungan Siklop.

Kebijakan terkait pengelolaan lingkungan hidup, harus diubah. Pasalnya, saat ? ini masih banyak peraturan yang tidak berpihak kepada rakyat seperti akses hutan, tanah dan air. Kebijakan yang berlaku kini membatasi rakyat, tapi sangat terbuka bagi korporat dan perusahaan tertentu.

Saat ini akses pengelolaan lingkungan 99,9 persen untuk korporat. Untuk publik hanya 0,0 sekian persen. Maka kita kini mengupayakan adanya hutan tanaman rakyat, hutan kemasyarakatan dan hutan desa sebesar 500 ribu hektar per tahun. Saya mencanangkan, 2,5 juta hektar. Satu juta hektar sudah terrealisasi. Pemda ditunjuk sebagai pelaksana.

“Masalahnya, banyak permohonan atas nama masyarakat tapi di belakangnya korporat. Muslimat NU perlu mengawal ini bersama pemerintah,” tegasnya.

Zulkifli juga mengaku kewalahan menjawab pertanyaan Muslimat Bangka Belitung tentang maraknya tambang liar dan perebutan lahan antara penduduk lokal dan pendatang. Karena, warga pendatang sangat mudah memperoleh sertifikat pengelolaan lahan secara cuma-cuma, sementara penduduk lokal harus membeli lahan saat ingin membuka ladang.

Di Babel itu sulit sekali, Wapres pernah memimpin langsung rapat di sana agar menghentikan tambang-tambang liar yang menjadi pencaharian masyarakat. Kalau dilarang, kita melawan ribuan warga. Sementara setelah diaudit, pendapatan Pemda Babel tidak seberapa. Sedangkan kerugiannya, kerusakan lahan dan bencana. Kita sulit mengatasinya, sementara aparat diam.

“Waktu Gubernurnya Pak Eko, saya minta pemerintah menangkap para perambah liar. Tetapi jawabnya, saya ini sendirian di sini. Kalau saya tindak mereka, yang diprotes malah saya. Di sinilah dilematisnya,” keluh Zulkifli. (Abdul Malik/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam PKB Kab Tegal

Senin, 22 Januari 2018

Kegigihan Kiai Said Menolak Full Day School

Oleh Muhammad Sulton Fatoni

Para kiai se-Indonesia menyimak seksama pernyataan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pada hari Selasa (5/9) bahwa Presiden Jokowi akan menandatangani Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Telepon dari para kiai dari berbagai penjuru Indonesia masuk ke handphone Kiai Said Aqil. 

Kegigihan Kiai Said Menolak Full Day School (Sumber Gambar : Nu Online)
Kegigihan Kiai Said Menolak Full Day School (Sumber Gambar : Nu Online)

Kegigihan Kiai Said Menolak Full Day School

Mayoritas isinya senada: Maukah Pak Jokowi mendengarkan nasihat para kiai? Ya, nasihat. Meskipun dalam beberapa bulan terakhir hiruk-pikuk perdebatan tentang Permendikbud nyaris tak terlacak ujung pangkalnya, substansi protes para kiai adalah nasehat kepada Presiden Jokowi tentang indikasi kuat adanya awal proses pendangkalan karakter bangsa Indonesia. 

Kiai Said Aqil melayani telepon dari para kiai satu persatu. Menjelaskan berulang-ulang dengan sabar dan perlahan hasil pembicaraannya dengan Presiden. Terkadang intonasi suara Kiai Said Aqil agak tertekan, alur suaranya terpotong. Mungkin para kiai yang menelepon itu mendesak-desak, minta kepastian, menuntut kelugasan tentang sikap Presiden Jokowi. Kiai Said Aqil selalu menutup teleponnya dengan kalimat, “semoga, semoga, mari kita doakan Pak Jokowi diberi kekuatan.” 

Kami pun di PBNU mengalami hal yang sama. Selasa itu adalah hari kecemasan bagi PBNU karena hanya Kiai Said Aqil yang mampu mengkalkulasi kecenderungan hati Pak Jokowi. Selasa itu, adalah puncak lobby Kiai Said Aqil kepada Presiden Jokowi, “Niat kami ikhlas, demi masa depan anak bangsa,” kata Kiai Said Aqil.

PKB Kab Tegal

Memasuki hari Rabu, kami bersyukur kepada Allah Swt.  Begitu membaca lembar demi lembar isi Perpres Nomor 87/2017 yang mengakomodir nasehat para Kiai se-Indonesia. Kantor PBNU ramai. Wajah-wajah sumringah mewarnai sudut-sudut ruangan PBNU. Lenyaplah kelelahan lahir batin kami berbalas kenikmatan tiada tara. 

Kiai Said Aqil yang menyaksikan Pak Jokowi membubuhkan tanda tangan Perpres Nomor 87/2017 tak henti-hentinya mengucapkan syukur kepada Allah Swt. Tamu berdatangan mengucapkan selamat. Kiai Said Aqil membalas, “Saya hanya lempeng bersikap karena permintaan para kiai, Pak Jokowi mendengarkan…ya klop wis.”

Kami pun duduk di meja tamu bercengkerama. Mengingat kembali beberapa pekan lalu saat berjibaku memeras tenaga dan pikiran akibat SK Permendikbud 23/2017 yang tiba-tiba muncul. Kekuatan wacana yang dibangun PBNU tidak kuat membendung represive state aparatus yang sedang dimainkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Rupanya era reformasi yang bercirikan partisipasi masyarakat dan demokrasi diabaikan Kemendikbud. 

PKB Kab Tegal

PBNU pun memilih untuk memperluas suara protes dari pusat hingga ke Kabupaten/Kota. PBNU memantau Kemendikbud berakrobat politik dengan cara melakukan lobby langsung ke kiai-kiai di pondok pesantren. Bertepuk sebelah tangan. Kemendikbud tidak digubris para kiai. PBNU saat itu sengaja membiarkan roadshow Kemendikbud ke pondok-pondok pesantren agar tahu fakta penolakan para kiai. 

Kami juga mengingat fase dimana Kiai Said Aqil marah karena didekati dan ditekan seseorang agar menerima Permendikbud tersebut. Di acara IKA PMII kemarahan Kiai Said Aqil ditumpahkan. Di kantor PBNU Kiai Said Aqil memberikan intstruksi, “Semua pengurus PBNU dilarang menghadiri undangan pemerintah yang temanya membahas Permendikbud atau Perpres.” 

Tak satu pun undangan kami hadiri. Kiai Said Aqil juga memantau pemberitaan media massa tentang full day school. Jika ada kader NU yang bersikap tidak tegas terhadap penolakan full day school, Kiai Said Aqil langsung meneleponnya minta klarifikasi. 

Audiensi, pernyataan sikap, aksi protes di jalan sudah menggema di penjuru negeri terutama di Jawa. Kami mendengar tim Kemenag dan Kemendikbud menemui jalan buntu. Persoalan akhirnya ditarik ke tingkat Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Dari tangan Mbak Puan Maharani akhirnya draf Perpres berpindah ke Sekretariat Negara. 

Pada tahap ini Presiden Jokowi mengirimkan Pak Menteri Praktikno untuk membuka dialog dengan PBNU. Kiai Said Aqil menerima dengan hangat dan kami berdiskusi intens. Pak Pratikno ke PBNU, di lain hari kami ke kantor Sekretariat Negara. Semua komponen diajak urun rembug. Menyenangkan iklim yang dibangun Presiden Jokowi.

Di tahap akhir ini perdebatan cukup sengit tapi mengasikkan. Kiai Said Aqil memantau dinamika yang dialami delegasi PBNU. Kiai Said gigih menolak delapan jam sekolah setiap hari untuk pelajar. “Jangan kecolongan, tak ada toleransi untuk full day school.” Pesan Kiai Said Aqil. Di tahap inilah ruang demokrasi dan suara civil society terasa dijunjung tinggi. 

Pak Jokowi benar-benar menanggalkan pendekatan korporatisme otorier dalam mengelola silang pendapat muatan Perpres. Pasti Pak Jokowi memahami bahwa melakukan kontrol politik secara otoriter di era reformasi itu tindakan jadul. PBNU pun bersemangat memberikan masukan kepada pemerintah.

Perjuangan para kiai ini menjadi penggal sejarah yang terdokumentasi di PBNU. Inilah proses pendewasaan berpolitik dan berkuasa. Setelah Pak Presiden Jokowi menandatangi Perpres, beliau mengatakan, "Senang lah menatap ke depan." Ya, Pak. Kami pun lega. Di sela-sela menerima telepon dari para kiai dari berbagai daerah, Kiai Said Aqil berpesan, “Ayo kita akhiri debat hari sekolah.”

Penulis adalah Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Bahtsul Masail, Pertandingan, Kajian Islam PKB Kab Tegal

Senin, 15 Januari 2018

IPPNU DKI Tolak Anggapan Anak Emas

Palembang, PKB Kab Tegal. Pimpinan Wilayah IPPNU DKI Jakarta menampik anggapan pengurus IPPNU di daerah-daerah bahwa Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Putri NU mengistimewakan PW IPPNU DKI Jakarta. PW IPPNU menilai kepemimpinan PP IPPNU memperlakukan PW IPPNU DKI Jakarta setara dengan IPPNU daerah lainnya.

“Kami ini independen dalam segala hal. Bahkan untuk kegiatan dan pengembangan program, kami bergerak sendiri,” kata utusan PW IPPNU DKI Jakarta saat LPJ PP IPPNU berlangsung di halaman parkir Asrama Haji Pondok Gede, jalan Kolonel H. Barlian KM.9, Kota Palembang, Ahad, (2/12) siang.

IPPNU DKI Tolak Anggapan Anak Emas (Sumber Gambar : Nu Online)
IPPNU DKI Tolak Anggapan Anak Emas (Sumber Gambar : Nu Online)

IPPNU DKI Tolak Anggapan Anak Emas

Utusan PW IPPNU DKI Jakarta merasa perlu menyampaikan hal demikian. Utusan DKI Jakarta mencoba meluruskan persoalan dugaan tidak berdasar tersebut di hadapan sidang LPJ. Hal itu diungkapkan ketika sejumlah utusan pengurus daerah IPPNU melontarkan kekecewaannya terhadap PP IPPNU.

PKB Kab Tegal

“Kehadiran sekretariat PP IPPNU di ibu kota Jakarta, bukan berarti memberikan akses istimewa bagi PW IPPNU DKI Jakarta,” tambahnya.

PKB Kab Tegal

Utusan PW IPPNU DKI Jakarta menunjuk sebuah contoh. Dalam mengadakan Makesta, masa kesetiaan anggota sebagai proses kaderisasi awal, PW IPPNU DKI menggelarnya secara mandiri tanpa bantuan PP IPPNU.

Dengan suara lantang, utusan PW IPPNU DKI Jakarta mengimbau semua peserta sidang LPJ untuk menghapus kecemburuan tidak beralasan. Menurutnya, kemandirian pengurus IPPNU daerah perlu dipertegas kembali.

Sidang LPJ sedikitnya dihadiri oleh semua jajaran PP IPPNU. Mereka duduk di atas panggung menghadapi semua pengurus wilayah dan cabang IPPNU se-Indonesia. Sementara ruang sidang dibatasi oleh tali panjang mengulur. Ruang sidang LPJ yang terbuka disterilkan dari pengunjung yang tidak mengenakan penanda peserta.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam, Meme Islam PKB Kab Tegal

Jumat, 12 Januari 2018

Perkemahan Pergamanas Perdana Siap Dihelat

Cirebon, PKB Kab Tegal. Untuk pertama kalinya, Perkemahan Regu Penggalang Ma’arif NU Nasional (Pergamanas) diselenggarakan. Kegiatan yang akan dimulai pada 7 hingga 12 Januari 2015 di Pesantren Kyai Haji Aqil Siroj (KHAS) Kempek Cirebon ini sudah dipersiapkan panitia lokal sedemikian rupa, termasuk menyambut kedatangan beberapa regu peserta yang lebih awal dari jadwal yang ditentukan.

“Sampai hari ini persiapan panitia sudah mencapai 85 persen, tinggal menyempurnakan beberapa hal yang masih dikomunikasikan dengan panitia dari PP. Ma’arif NU,” ungkap Nurkholik, sekretaris panitia lokal, Senin (5/1).

Perkemahan Pergamanas Perdana Siap Dihelat (Sumber Gambar : Nu Online)
Perkemahan Pergamanas Perdana Siap Dihelat (Sumber Gambar : Nu Online)

Perkemahan Pergamanas Perdana Siap Dihelat

Nurkholik menambahkan, beberapa regu peserta yang telah tiba di lokasi perkemahan di antaranya adalah kontingen dari Kabupaten Bogor dan Provinsi Sumatra Barat. Ia memprediksikan sekitar 20 provinsi turut terlibat dalam perkemahan nasional ini.

PKB Kab Tegal

“Dari Jawa Barat saja sekitar 1000 peserta. Ini adalah kegiatan nasional kedua yang diamanatkan kepada kami sebagai tuan rumah setelah Munas Alim Ulama dan Konbes NU pada tahun 2012 lalu,” tambahnya.

PKB Kab Tegal

Keseluruhan peserta direncanakan akan hadir pada hari Rabu (7/1), sementara untuk acara pembukaan yang akan digelar pada hari Kamis (8/1) direncanakan akan dihadiri oleh Wakil Presiden RI, H Moh. Jusuf Kalla. (Sobih Adnan/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam, Berita, IMNU PKB Kab Tegal

Sabtu, 06 Januari 2018

Untuk Orang Tua, Ini Resep Miliki Anak Membanggakan

Jombang, PKB Kab Tegal

Orang tua mana yang tidak ingin memiliki anak sukses dan membanggakan. Namun tidak sedikit dari mereka yang keliru dalam mendidik anak serta menata diri sehingga keinginan ideal tersebut tidak dapat terpenuhi.

"Hal yang kerap salah dimengerti adalah bahwa orang tua dapat membentuk anak sesuai keinginannya," kata KH Shonhaji Mahfudh saat memberi mauidhah pada walimatul khitan di salah seorang warga di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (24/12) pagi.

Untuk Orang Tua, Ini Resep Miliki Anak Membanggakan (Sumber Gambar : Nu Online)
Untuk Orang Tua, Ini Resep Miliki Anak Membanggakan (Sumber Gambar : Nu Online)

Untuk Orang Tua, Ini Resep Miliki Anak Membanggakan

Menurut kiai asal Mojokerto tersebut, banyak kejadian yang memberikan jawaban bahwa bukanlah jaminan orang tua akan memiliki anak sesuai garis keturunan. "Kita buktikan ada Kanan yang merupakan anak dari Nabi Nuh, namun tidak beriman hingga akhir hayat," katanya.

PKB Kab Tegal

Demikian pula tidak ada jaminan mereka yang saat ini menjadi petani, maka anaknya juga kelak akan meneruskan profesi yang dikerjakan orang tuanya. "Hal ini juga berlaku bagi para anak kiai, ustadz dan seterusnya," ungkapnya.

PKB Kab Tegal

Lantas bagaimana cara agar anak bisa menjadi kebanggan? "Salah satunya adalah bahwa orang tua hendaknya melaksanakan perintah, serta menjauhi larangan Allah SWT," ungkapya. ?

Hal tersebut harus menjadi komitmen utama bagi orang tua, sebelum memberikan perintah kepada anak-anaknya. "Jadi jangan berharap anak-anak akan taat kalau ternyata orang tua belum melakukan kebaikan yang diperintahkan," pesannya. Karena itu, keteladanan sangatlah menentukan dalam mendidik anak, lanjutnya.

Hal lain yang harus dilakukan orang tua adalah riyadhah. "Ini bisa dilakukan oleh ayah atau ibu dan tentunya lebih baik kalau dilakukan oleh keduanya," sergahnya. Karena itu tradisi orang tua dulu yang melakukan puasa Senin dan Kamis sehingga memiliki anak yang dapat dibanggakan.

Kiai yang dalam cerahamnya banyak diselingi humor segar tersebut justru mempertanyakan komitmen orang tua dalam melakukan hal ini. "Mana ada jaman sekarang orang tua kemudian menjalankan puasa saat sang anak akan melaksanakan ujian," sergahnya. Demikian pula tambahan sugesti berupa bacaan khusus kepada anak saat akan menghadapi ujian dan sejenisnya.

Kalau riyadhah berupa puasa dan tambahan bacaan tidak dapat dilakukan secara kontinyu, maka kiai ini menawarkan kepada orang tua untuk menyempatkan shalat malam. "Tak perlu bacaan yang panjang, sekedarnya saja karena ini adalah kebiasaan yang berat," akunya.

Bila ternyata cara kedua ini belum bisa, maka yang dapat dilakukan para orang tua adalah dengan memperbanyak berdzikir. "Hal ini penting untuk mengimbangi pergaulan anak yang semakin liar di luar rumah," pesannya.

Kiai Shonhaji mengingatkan bahwa memang tidak mudah memiliki anak yang bisa dibanggakan. "Namun dengan sejumlah ikhtiar, anak idaman bukan tidak mungkin kita miliki asalkan benar-benar berusaha secara sungguh-sungguh," jelasnya.

Kepada hadirin, Kiai Shonhaji mengingatkan bahwa tidak sedikit para tokoh yang disegani lantaran memiliki prestasi dan karya besar justru lahir dari orang tua yang biasa-biasa saja. "Karena itu jangan kecil hati kendati kita adalah dari kalangan kebanyakan," pesannya. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Syariah, Warta, Kajian Islam PKB Kab Tegal

Kamis, 04 Januari 2018

Dilantik, GP Ansor Larangan Genjot Pemuda Berkarya

Pamekasan, PKB Kab Tegal. Pengurus GP Ansor dan Banser Larangan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur resmi dilantik, Kamis (6/4). Pelantikan yang ditempatkan di Pendopo Larangan tersebut dihadiri Wakil Ketua PCNU KH Sohebuddin, Camat, Kapolsek, Danramil, tokoh agam, dan tokoh masyarakat serta para pemuda.

Usai dilantik, Ketua GP Ansor Baiquni akan langsung mencanangkan program kerja dua tahun ke depan. Salah satu sasarannya ialah dengan menggenjot semangat pemuda untuk berkarya.?

Dilantik, GP Ansor Larangan Genjot Pemuda Berkarya (Sumber Gambar : Nu Online)
Dilantik, GP Ansor Larangan Genjot Pemuda Berkarya (Sumber Gambar : Nu Online)

Dilantik, GP Ansor Larangan Genjot Pemuda Berkarya

"Menumbuhkan semangat dan gairah pemuda untuk berAnsor, ini misi utama kami," tegas Baiquni.

Pendidik di Pesantren Al-Abror Blumbungan tersebut menambahkan, pemuda harus berkarya dan mampu memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiayan sosial, serta bisa melakukan komunikasi positif dengan pihak terkait.

PKB Kab Tegal

"Sehingga, GP Ansor Larangan menggema melalui berbagai macam kegiatan yang positif dan efektif. Dari sinilah bisa muncul ketertarikan para pemuda untuk gabung GP Ansor," tegasnya. (Hairul Anam/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam, Pemurnian Aqidah, Ubudiyah PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Kamis, 14 Desember 2017

NU Pringsewu Imbau Masyarakat Hati-hati Investasi Bodong

Pringsewu, PKB Kab Tegal. Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu H Taufiqurrohim mengingatkan dan mengimbau kepada masyarakat khususnya Warga NU untuk tidak tergiur dengan segala macam bentuk tawaran bergabung dengan kelompok yang menjanjikan keuntungan finansial melalui berinvestasi uang dalam jumlah tertentu.

Berbagai investasi bodong saat ini banyak bermunculan dengan menyasar tidak saja orang-orang yang ekonomi menengah ke bawah namun juga orang berpendidikan, TNI, Polri, PNS serta ekonomi menengah atas menjadi sasaran empuk investasi ini.

NU Pringsewu Imbau Masyarakat Hati-hati Investasi Bodong (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Pringsewu Imbau Masyarakat Hati-hati Investasi Bodong (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Pringsewu Imbau Masyarakat Hati-hati Investasi Bodong

Salah satu bentuk investasi sejenis ini yang sedang marak dan berkembang di Kabupaten Pringsewu adalah investasi yang memberikan iming-iming bantuan pembayaran hutang sampai dengan lunas yang konon berasal dari Swiss yaitu UN Swissindo.

Investasi ini menawarkan kepada siapa saja untuk menyetorkan sejumlah uang dan persyaratan administratif berupa KTP dan sejenisnya. Setelah itu mereka akan dijanjikan uang untuk melunasi hutang yang akan dicairkan sebelum lebaran. Dana tersebut konon berasal dari harta karun Presiden Sukarno.

"Hati-hati investasi tak jelas seperti ini. Jangan gampang terpengaruh dan ikut-ikutan kegiatan seperti ini," katanya di depan Pengurus NU Kecamatan dan Ranting saat melakukan Safari Ramadhan di Masjid Darussalam Fajar Agung Barat Pringsewu, Senin (5/6).

PKB Kab Tegal

Ia mengatakan bahwa dirinya selaku pengurus NU dan beberapa ormas keagamaan lainnya serta dari MUI sudah melakukan pertemuan membahas UN Swissindo dengan beberapa elemen-elemen terkait, yang diinisiasi oleh Pemda Kabupaten Pringsewu.?

Hasil pertemuan tersebut menilai bahwa aktifitas UN Swissindo selama ini sudah membuat masyarakat resah dan data yang mereka gunakan palsu.

Dalam pertemuan pada Senin (5/6/17) di Kantor Bupati Pringsewu yang menghadirkan para Relawan UN Swissindo dan otoritas Jasa keuangan (OJK) ini juga didapat keterangan bahwa UN Swissindo ilegal dan dibeberapa daerah sudah ditangani oleh pihak kepolisian karena para nasabah/relawannya merasa sudah menjadi korban.

Hal senada juga dikatakan Ketua MUI Pringsewu KH Hambali yang juga hadir pada Kegiatan Safari Ramadhan tersebut. Ia mengatakan bahwa Rasulullah sudah menegaskan untuk meninggalkan sesuatu yang tidak jelas dan meragukan.?

PKB Kab Tegal

"Da maa yariibuka Ilaa ma la yariibuka. Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu," tegasnya.

Kiai Hambali yang juga Wakil Ketua PCNU Pringsewu ini menghimbau kepada masyarakat Kabupaten Pringsewu untuk bekerja dengan cara baik dan benar dalam memenuhi kebutuhan hidup. Yang terpenting dari Rezeki yang didapat menurutnya adalah kehalalan dan kebarakahannya bukan jumlahnya. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam PKB Kab Tegal

Rabu, 06 Desember 2017

Lakpesdam NU Yaman Diskusikan Solusi Muslim Minoritas

Tarim, PKB Kab Tegal. Umat Islam terus berkembang di seluruh dunia. banyak diantara mereka hidup sebagai warga minoritas dan menghadapi sejumlah persoalan. Untuk menjawab tantangan Muslim minoritas, pada Jumat, 19 Juli 2013 Lakpesdam PCI NU Yaman menggelar diskusi yang mengangkat tema "fiqh al-aqalliyat" atau fiqih minoritas menurut perspektif Ibn Bayyah.

Hadir sebagai narasumber Muhammad Mahrus Ali, rais syuriyah PCI NU Yaman sebagai didampingi Muhammad Hammam sebagai moderatornya. Acara tersebut dilaksanakan di musholla salah satu asrama putra Fakultas Syariah Universitas Al-ahgaff di Tarim.?

Lakpesdam NU Yaman Diskusikan Solusi Muslim Minoritas (Sumber Gambar : Nu Online)
Lakpesdam NU Yaman Diskusikan Solusi Muslim Minoritas (Sumber Gambar : Nu Online)

Lakpesdam NU Yaman Diskusikan Solusi Muslim Minoritas

Dalam penyampaiannya, Kang Mahrus mengatakan, sebenarnya fiqh al-aqalliyat adalah fiqh-fiqh sebagaimana yang telah dikenal sebelumnya, hanya saja dalam perkembangannya, ulama pada abad ke-14 banyak mempopulerkan fiqh tersebut dengan istilah fiqh al-aqalliyat atau fiqih minoritas yang kemudian dikukuhkan secara aklamasi pada abad setelahnya.?

PKB Kab Tegal

Di antara tokoh penggagas fiqh al-aqalliyat adalah Thaha Jabir Al Alwani dan juga Yusuf al-Qardlowi. Thaha bin Jabir menuangkan pemikirannya tentang fiqh al-aqalliyat dalam kitabnya yang berjudul Nazarat Tasisiyah Fi Fiqh Al-Aqalliyat, sedangkan Yusuf Qardlowi ? sendiri menulis kitab Al-Aqalliyat al-Muslimat Hayat al-Muslimin Wasat al-Mujtamaatal-ukhra sebagai pedoman dasar serta aturan main dalam pengamalan fiqh al-aqalliyat bagi kaum minoritas.?

"Jadi sebenarnya fiqh al-aqalliyat ini adalah ismun jadid limusamma qodim, yakni fiqh terdahulu yang pada abad selanjutnya lebih dipopulerkan dengan istilah fiqh al-aqalliyat," tandasnya.

Sebagai satu istilah yang baru muncul, fiqh al-aqalliyat menjadi perdebatan dikalangan intelektual Islam. Syekh Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buhti misalnya, ia menganggap bahwa keberadaan fiqh al-aqalliyat sangatlah berbahaya. Bahkan menurut al-Buthi, pelegalan fiqh al-aqalliyat akan mengantarkan pada munculnya syariat baru. Sementara Tariq Ramadhan memiliki pandangan yang sangat berbeda. Cucu Hasan al-Banna ini justru menuduh fiqh al-aqalliyat merupakan produk yang "tanggung", mau membawa hukum Islam ke wacana global, tetapi tidak mau melepaskan ciri-ciri kearabannya.

PKB Kab Tegal

Sedangkan menurut Ibn Bayyah, kemunculan fiqh al-aqalliyat tidak perlu ditakuti dan dicurigai. Sebab, fiqh al-aqalliyat memiliki tujuan dan dasar-dasar yang jelas dalam syariat Islam. Fiqh al-aqalliyat pada dasarnya tidak ada bedanya dengan cabang-cabang fikih yang lain. Ia juga dibangun berdasarkan al-Qur’an, al-Hadits, Ijma’, Qiyas, Istishlah, Istihsan, dan dalil-dalil lain yang dijadikan pijakan oleh ulama-ulama Islam di dalam penggalian hukum. Hanya saja, memandang realitas yang dihadapi minoritas Muslim di tempat mereka tinggal.

Kemudian narasumber memaparkan contoh-contoh dari fiqh al-aqalliyat tersebut. Seperti keputusan Majelis Fatwa Eropa terkait dengan masalah hak waris orang Muslim dari keluarganya yang non Muslim. Berdasarkan hadits, “la yaritsu al-muslimu al-kafira wa la al-kafiru al-muslima”, Empat madzhab (madzahib al-arba’ah) sepakat bahwa orang Muslim tidak berhak mendapatkan warisan dari keluarganya yang non Muslim. Namun, Majelis Fatwa Eropa, dengan berpijak pada pendapat Mu’adz bin Jabal, Mu’awiah bin Abi Shufyan, Said bin Musayyib, Muhammad bin Hanafiah, Abu Ja’far al-Baqir, Ibnu Taimiyah dan Ibnu al-Qayyim, memutuskan orang Muslim berhak mendapatkan warisan dari keluarganya yang non Muslim. Sementara hadits tersebut di arahkan kepada non Muslim harbi (al-kafir al-harbi).

Contoh lain, masalah seorang perempuan yang masuk Islam sementara si suami tetap pada agamanya yang lama. Menurut empat madzhab, perempuan tersebut setelah habis masa iddah secara otomatis tercerai dari suaminya. Namun, fiqh al-aqalliyat memperbolehkan perempuan tersebut tetap bersama sang suami dengan berpijak pada satu riwayat dari Umar bin Khotthab, Ali bin Abi Thalib, Ibrahim al-Nakhai, al-Sya’bi dan Hammad bin Abi Sulaiman.?

Mengenai ayat 221 surat al-Baqarah tentang larangan menikah dengan lelaki musyrik, dikhususkan pada perempuan Muslimah yang hendak menikah dengan laki-laki non Muslim.?

Beda halnya, jika dia menikah sebelum masuk Islam dan baru masuk Islam ketika sudah menikah maka diperbolehkan baginya tetap bersama seorang suami yang tetap pada agama lamanya. Hal ini, sesuai dengan kaidah fikih, yughtafaru fi al-dawam maa la yughtafaru fi al-ibtida’. Selaian dua contoh yang telah ia paparkan, narasumber pun memasukkan empat contoh lain dalam makalah yang sedang ia presentasikan. Pertama, hukum bermukim di negara non-Muslim. Kedua, pengaruh tempat terhadap hukum taklif. Ketiga, menjalin hubungan ? baik dengan non muslim. Keempat, masalah hijab perempuan muslimah.

Setelah penyampaian meteri yang cukup detail dari narasumber, barulah dilanjutkan pada sesi diskusi interaktif yang langsung melibatkan peserta diskusi yang semuanya adalah mahasiswa aktif Universitas Al-Ahgaff Yaman. ?

Diskusi berjalan semakin menarik sebab semua peserta ikut serta dalam berjalannya diskusi, "Jika memang fiqh al-aqaliyat adalah untuk kaum minoritas, apakah ada kemungkinan juga dapat diterapkan meskipun dalam negara yang mayoritas berpenduduk muslim mengingat mungkinnya terjadi masyaqqoh yang sama?" ucap salah satu peserta dalam sesi diskusi.?

Lontaran demi lontaran pertanyaan pun terus menghiasi berjalannya diskusi hingga setelah kurang lebih berjalan sekitar dua setengah jam berlalu akhirnya acara diskusi tersebut ditutup dengan pembacaan doa serta tajil bersama.

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Rifqon Syauqi

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hadits, Kajian Islam PKB Kab Tegal

Selasa, 05 Desember 2017

“Serambi Al-Muayyad” Muat Wawancara Eksklusif Rais ‘Aam PBNU

Solo, PKB Kab Tegal. Majalah Serambi Al-Muayyad (MSA) yang dibuat oleh para Ikatan Pelajar Madrasah Al-Muayyad (IPMA) Solo, Jawa Tengah dan Sapu Jagad Publisher akan memuat wawancara eksklusif Rais ‘Aam PBNU, Dr KH Ahmad Mustofa Bisri dalam edisi terbarunya.?

“Serambi Al-Muayyad” Muat Wawancara Eksklusif Rais ‘Aam PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
“Serambi Al-Muayyad” Muat Wawancara Eksklusif Rais ‘Aam PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

“Serambi Al-Muayyad” Muat Wawancara Eksklusif Rais ‘Aam PBNU

Menurut salah satu redaktur MSA, Miftahul Abrori, edisi ketujuh ini akan diluncurkan, Sabtu (31/1) besok.

“Akan kita terbitkan bertepatan dengan momentum acara khataman dan haul para masyayikh di Pondok Pesantren Al-Muayyad Solo,” terang Miftah, Jumat (30/1).

PKB Kab Tegal

Miftahul memaparkan, dalam edisi kali ini juga memuat tulisan tentang Kritisisme Mbah Ahmad Umar Abdul Mannan yang ditulis oleh dosen UNU Surakarta, Muhammad Ishom.

“Kami juga mengulas kiprah alumni Al-Muayyad yang mempunyai sumbangsih terhadap negara, pesantren, NU, pendidikan, dan masyarakat,” ujarnya.

PKB Kab Tegal

Alumni-alumni tersebut, papar Miftah, diantaranya Menakertrans RI Muh Hanif Dhakiri, Dr Abdul Hadi Adnan Duta Besar RI untuk Sudan (1999 – 2002), KH Drs Ahmad Baidlowi Syamsuri (alm) yang menjadi pemrakarsa pengenalan kitab putih di kalangan kiai NU, Drs KH M Dian Nafi’, dan tokoh-tokoh lainnya.

Miftahul menambahkan, khusus pada edisi kali ini berjumlah 52 halaman, dari biasanya hanya 32 halaman. Hal lain yang tak kalah menarik ialah bonus kalender MSA 2015. (Ajie Najmuddin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam, Bahtsul Masail, Quote PKB Kab Tegal

Kini Tersedia Aplikasi Shalat di Ketinggian 35 Ribu Kaki

Jakarta, PKB Kab Tegal. Sebuah perusahaan di Singapura meluncurkan sebuah aplikasi berbasis iPhone untuk mengingatkan kapan harus shalat dan ke arah mana mereka harus menghadap, bahkan meskipun mereka berada di ketinggian 35 ribu kaki. 

Kini Tersedia Aplikasi Shalat di Ketinggian 35 Ribu Kaki (Sumber Gambar : Nu Online)
Kini Tersedia Aplikasi Shalat di Ketinggian 35 Ribu Kaki (Sumber Gambar : Nu Online)

Kini Tersedia Aplikasi Shalat di Ketinggian 35 Ribu Kaki

Para pelancong dapat menginput detail penerbangan dan akan disediakan jadual waktu shalat selama perjalanan, beserta arah ke Ka’bah. 

Crescentrating, sebuah perusahaan yang memberikan label halal pada hotel dan perusahaan wisata lainnya, juga berencana untuk menyediakan aplikasi gratis yang dinamakan Crescent Trips, yang tersedia untuk smartphones Android dalam beberapa bulan mendatang,” kata Fazal Bahardeen, eksekutif perusahaan tersebut.

Aplikasi tersebut meliputi klip audio muslim yang sedang bersembahyang, apa yang harus dibaca selama perjalanan.

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

“Pelancong Muslim mungkin pasar terbesar yang belum dimanfaatkan dalam industri perjalanan saat ini,” kata Kepala Operasi Crescentrating Dany Bolduc.

“Ini pasar yang benar-benar belum dilayani dan memiliki potensi pasar yang sangat besar,” ujarnya.

Pengeluaran oleh wisatawan Muslim tumbuh lebih cepat daripada tingkat dunia dan diperkirakan mencapai angka $192 milyar per tahun pada 2020, naik dari $126 milyar pada 2011, menurut penelitian yang dirilis tahun lalu oleh Crescentrating and DinarStandard, sebuah aperusahaan berbasis di Amerika yang a US-based firm that berkonsentrasi pada gaya hidup Muslim. (AFP/mukafi niam)

Foto:AFP

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa, Sejarah, Kajian Islam PKB Kab Tegal

Senin, 04 Desember 2017

GNB Serukan Mahkamah Pidana Internasional Adili Israel

Teheran, PKB Kab Tegal. Pertemuan darurat tingkat menteri Gerakan Non-Blok (GNB) Senin menyerukan kepada Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk membawa para pejabat Israel ke pengadilan atas dakwaan kejahatan perang di Gaza.

GNB Serukan Mahkamah Pidana Internasional Adili Israel (Sumber Gambar : Nu Online)
GNB Serukan Mahkamah Pidana Internasional Adili Israel (Sumber Gambar : Nu Online)

GNB Serukan Mahkamah Pidana Internasional Adili Israel

Dalam pernyataan akhir pertemuan Komite GNB mengenai Palestina, para Menlu mengungkapkan kemarahan pada pertumpahan darah di Gaza dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan kejahatan Israel terhadap kemanusiaan.

Mereka meminta masyarakat internasional, PBB dan organisasi-organisasi internasional lainnya serta LSM, untuk membantu memberikan korban agresi Israel di Jalur Gaza dengan bantuan kemanusiaan secara mendesak, menurut pernyataan yang disiarkan oleh media Iran. 

PKB Kab Tegal

Pernyataan itu mengakui peran penting Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) di Gaza, termasuk dalam menangani kebutuhan darurat selama periode krisis.

PKB Kab Tegal

Para menteri mendesak masyarakat internasional untuk memberikan dukungan yang diperlukan kepada Badan itu serta badan-badan PBB lainnya dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina saat ini, termasuk lebih dari 180.000 pengungsi Palestina pada periode terakhir.

Selain itu, pertemuan menyerukan kepada DK PBB "untuk menegakkan tugas Piagam dan hidup sesuai dengan harapan masyarakat internasional untuk bertindak segera dalam mengatasi situasi krisis ini, dalam Pendudukan Palestina, yang jelas merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional dan internasional. 

"DK PBB juga telah diimbau untuk mengadopsi langkah-langkah" untuk memaksa Israel, kekuatan pendudukan, untuk menghentikan agresi militernya terhadap rakyat Palestina dan untuk memenuhi segera dengan semua kewajibannya berdasarkan hukum internasional, khususnya Konvensi Jenewa ke-4 dan resolusi PBB yang relevan. 

"Pertemuan tingkat menteri sangat mengutuk "penggunaan mematikan, tidak pandang bulu, kekuatan yang berlebihan oleh Israel, dan kekuasaan yang mendukungnya, terhadap warga sipil Palestina dan infrastruktur sipil penting, termasuk air bersih dan sanitasi jaringan, pembangkit listrik dan berbagai rumah sakit serta pusat kesehatan, dan juga terhadap personil kemanusiaan, darurat dan wartawan. 

"Selain itu, para menteri luar negeri GNB mengutuk "kekerasan dan penganiayaan fisik dan psikologis, termasuk penyiksaan, para tahanan Palestina dan tahanan, termasuk anak-anak, perempuan dan pejabat terpilih, di antaranya anggota Dewan Legislatif Palestina, termasuk lebih dari 800 orang yang ditahan sejak 13 Juni 2014 diminta segera dibebaskan tanpa syarat."

Sementara itu, para Menlu menyambut baik keputusan Dewan Hak Asasi Manusia "untuk memulai penyelidikan internasional, independen, resmi ke dalam semua pelanggaran hukum kemanusiaan internasional dan hukum hak asasi manusia internasional yang dihasilkan dari agresi militer Israel baru-baru terhadap Jalur Gaza yang dikepung." 

Pernyataan itu "menekankan perlunya untuk terus memenuhi dan konsultasi di dalam Komite GNB Palestina, serta Koordinator Biro yang lebih besar dari Gerakan, dengan pandangan, antara lain, untuk menyusun rencana aksi bagi GNB dalam rangka menindaklanjuti semua isu-isu kritis di PBB dan di semua forum politik, hukum dan peradilan lain yang sesuai.

"Akhirnya, para menteri luar negeri GNB menegaskan kembali "dukungan tak tergoyahkan mereka terhadap Palestina dan solidaritas dengan rakyat Palestina."

Mereka juga menegaskan kembali "dukungan prinsip dan sejak lama terhadap hak-hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan pencapaian aspirasi nasional yang sah mereka, termasuk kebebasan, kemerdekaan, keadilan, perdamaian dan bermartabat di tanah air mereka sendiri," demikian OANA. (antara/mukafi niam)

Foto:ndtv

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam, Ahlussunnah, Meme Islam PKB Kab Tegal

Selasa, 21 November 2017

Ingin Mondok Berasa Piknik? Datang ke Pesantren Daarul ‘Uluum Bogor

Bogor, PKB Kab Tegal. Pondok Pesantren (PP) Daarul ‘Uluum Lido terletak di Desa Ciburuy Cigombong Bogor, atau perbatasan antara Kabupaten Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat. Pondok pesantren ini berada di area tanah 9,75 hektar, terletak di daerah perbukitan yang sejuk dan berudara segar. Di Pesantren ini terdapat kolam pemancingan dengan pemandangan menawan.

Sistem pendidikan di PP Daarul ‘Uluum Lido dikelola dengan menggabungkan antara pendidikan kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional, kurikulum Kementerian Agama, dan pesantren berbasis modern melalui penyelenggaraan pola pendidikan Mu’allimin atau TMI (Tarbiyah al Mua’llimiin al-Islamiyyah).

Ingin Mondok Berasa Piknik? Datang ke Pesantren Daarul ‘Uluum Bogor (Sumber Gambar : Nu Online)
Ingin Mondok Berasa Piknik? Datang ke Pesantren Daarul ‘Uluum Bogor (Sumber Gambar : Nu Online)

Ingin Mondok Berasa Piknik? Datang ke Pesantren Daarul ‘Uluum Bogor

Hingga tahun 2016 ini, PP Daarul ‘Uluum memiliki lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), serta Madrasah Aliyah (MA), dengan jumlah santri mencapai hampir 2000 orang. Santri-santri yang belajar di PP Daarul ‘Uluum Lido tidak hanya berasal dari Kabupaten Bogor dan Sukabumi, tetapi juga dari daerah lain seperti Jakarta, Bekasi, Banten, Jawa Tengah, Madura dan Bali.

Banyaknya jumlah santri, fasilitas yang lengkap, dan berbagai kegiatan yang ada, menjadikan PP Daarul ‘Uluum Lido berkembang pesat. Kemajuan dan perkembangan tersebut bukan karena upaya yang dilakukan hanya satu dua hari. Jauh sebelumnya, pendiri Pondok Pesantren Daarul `Uluum, KH Ahmad Dimyati berjuang mendirikan dan menegakkan lembaga pendidikan tersebut.

Bahkan hingga sekarang, pesantren ini masih menghadapi berbagai tantangan. M Affan ? Afifi SHI, salah satu putra KH Ahmad Dimyati menuturkan, masyarakat asli sekitar pondok masih ada saja yang menganggap keluarga pendiri pesantren sebagai warga pendatang, walaupun sudah hampir 20 tahun mereka tinggal dan menetap di Ciburuy.?

Selain itu, karena di sekitar Ciawi dan Sukabumi banyak pabrik, masyarakat memandang pondok pesantren ini sama dengan perusahaan-perusahaan yang hanya berorientasi bisnis. Akibatnya, pihak pesantren harus memberikan bantuan setiap ada kegiatan.?

PKB Kab Tegal

Pria yang kini menjabat sebagai Ketua Badan Pengurus Yayasan Salsabila, yayasan yang menaungi Pondok Pesantren Daarul ‘Uluum Lido itu juga mengatakan, sebagai upaya untuk mendekatkan antara pesantren dengan warga sekitar, sejak awal pendiriannya, warga sekitar digratiskan untuk mengikuti pendidikan di PP Daarul ‘Uluum, tentu saja dengan mengikuti aturan yang berlaku.

“Sayangnya hanya ada dua santri yang masuk pesantren dan bisa betul-betul jadi kader,” kata pria yang juga Bendahara GP Ansor Kabupaten Bogor itu.

Untuk biaya operasional pesantren, Daarul ‘Uluum Lido memiliki sejumlah unit usaha, antara lain bergerak dalam bidang agrowisata dan percetakan.

PKB Kab Tegal

Para pengurus PP Daarul ‘Uluum menyadari bahwa masyarakat sekitar kurang tertarik dengan pendidikan Islam. Oleh karena itu, selain ingin melahirkan generasi yang ahli dzikir dan ahli pikir, ? PP Daarul ‘Uluum terus berupaya untuk bisa masuk ke dalam masyarakat sekitar. (Kendi Setiawan/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam, Olahraga, Santri PKB Kab Tegal

Rabu, 15 November 2017

Tolak Radikalisme Agama, PWNU NTT Perkuat Banom NU

Kupang, PKB Kab Tegal. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Timur (NTT) berupaya membendung berbagai isu yang dibangun kelompok radikal baik tingkat nasional maupun tingkat lokal. Upaya tersebut dilakukan PWNU dengan merencanakan pertemuan Banom NU.?

Tolak Radikalisme Agama, PWNU NTT Perkuat Banom NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Tolak Radikalisme Agama, PWNU NTT Perkuat Banom NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Tolak Radikalisme Agama, PWNU NTT Perkuat Banom NU

Ketua PWNU NTT Jamal Ahmad menilai upaya tersebut dilakukan agar Nahdliyin di NTT tidak resah dengan berbagai isu yang menyebar kemana-mana.

"Berbagai isu yang beredar patut kita redakan. Jangan sampai menyebar sampai ke akar rumput. Radikalisasi yang dibangun oleh kelompok jangan sampai melumpuhkan NKRI, " katanya di di sekkretariat PWNU NTT di Kupang, pada Sabtu (11/3).

Dikatakan Jamal, paham radikalisme yang mengatasnamakan agama membius dan menjebak pada orang atau kelompok yang dangkal akidahnya. Mereka melalui pencucian otak dan memasukkan doktrin-doktrin yang radikal kepada masayarakat awam.?

“Tindakan ini telah merusak nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan, lebih khusus di wilayah kita yang Muslim minoritas,” katanya.?

PKB Kab Tegal

Untuk itu, demi mencegah kelompok radikal yang selalu mengatasnamakan agama, PWNU selalu menggelorakan tolak paham radikal berada di bumi Indonesia. Maka seluruh jajaran Banom NU akan diperkuat untuk membantu dan meneruskan berbagai informasi kepada kaum Nahdlyin ke bawah.

Pertemuan tersebut dihadiri Rais Syuriyah PWNU NTT KH Abdul Kadir Makarim, Sekreretaris PWNU NTT, pengurus harian dan Ketua PW GP Ansor NTT Abdul Muis. (Ajhar Jowe/Abdullah Alawi)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Tegal, Kajian Islam PKB Kab Tegal

Sabtu, 11 November 2017

IPPNU Jateng Minta Cabang Utamakan Kaderisasi

Rembang, PKB Kab Tegal. Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jawa Tengah, Umi Sangadah, meminta Pimpinan Cabang (PC) IPPNU se-Jawa Tengah untuk mengutamakan proses kaderisasi.

IPPNU Jateng Minta Cabang Utamakan Kaderisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
IPPNU Jateng Minta Cabang Utamakan Kaderisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

IPPNU Jateng Minta Cabang Utamakan Kaderisasi

Hal itu di kemukakannya di hadapan Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kudus, Pati, Rembang, Blora, dan Lasem di gedung NU Rembang, Senin (26/8).?

Umi Sangadah mengatakan, pihaknya akan membantu para pimpinan cabang yang masih kesulitan dalam pelaksanaan kaderisasi secara formal. Selama ini, lanjut Umi, pengkaderan di Jawa Tengah masih belum bisa merata.

PKB Kab Tegal

“Dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) di Cilacap Maret lalu dilaporkan masih banyak yang protes seputar pengkaderan yang belum bisa merata, khususnya di cabang-cabang yang ada dibantaran Pantura,” katanya.

Ketua IPPNU yang lahir di Kebumen Jawa Tengah itu juga menambahkan, pihaknya akan menyiiapkan program yang nantinya bisa disingkronkan dan didapat dijalankan oleh pimpinan Cabang, anak cabang, ranting dan komisariat.

PKB Kab Tegal

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Ahmad Asmu’i

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam PKB Kab Tegal

Jumat, 10 November 2017

PMII DIY Seragamkan Empat Materi PKD

Yogyakarta. PKB Kab Tegal - Biro Kaderisasi PMII DIY menggelar kelompok kerja materi Pelatihan Kader Dasar (PKD) selama empat hari (29/8-1/9) di Sekret PMII DI Yogyakarta. Mereka membahas pilihan materi yang mesti masuk dalam daftar kajian pada PKD.

Peserta rapat kemudian sepakat memilih empat ateri pokok dalam PKD. Empat materi itu antara lain Paradigma PMII, Nilai Dasar Pergerakan (NDP), Aswaja, dan Ke-PMII-an.

PMII DIY Seragamkan Empat Materi PKD (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII DIY Seragamkan Empat Materi PKD (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII DIY Seragamkan Empat Materi PKD

Peserta Pokja adalah Ketua dan Koordinator Biro Kaderisasi dari masing-masing komisariat dan rayon di bawah naungan PMII DI Yogyakarta.

Empat materi ini bersifat wajib bagi seluruh komisariat dan rayon yang berada di bawah naungan PMII DI Yogyakarta untuk dijadikan materi dalam pelaksanaan PKD.

PKB Kab Tegal

Tujuan dari Pokja ini untuk melakukan penyeragaman beberapa materi di PKD. Selama ini, tidak ada kesamaan antara komisariat dan rayon dalam materi PKD meskipun secara subtansi sama. “Empat materi tersebut wajib untuk dijadikan materi dalam PKD,” kata Ketua PMII DI Yogyakarta Faizi Zain, Ahad (28/8).

PKB Kab Tegal

Ketua PMII Humaniora Park Rayon Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Thoriq Yuda menyambut baik adanya penyeragaman empat materi wajib tersebut. “Tapi materi tersebut akan disampaikan sesuai latar dan kadar pengetahuan peserta baru,” lanjutnya, Ahad (28/8).

Mereka berencana menghadirkan Nur Kholiq Ridwan, KH Umarudin Masdar, Kang Mustafied, dan Prof KH Yudian Wahyudi sebagai narasumber materi wajib PKD itu.

“Mereka akan memantik materi wajib PKD. Ada beberapa pemateri yang masih dalam tahap konfirmasi,” ujar Aziz, salah satu anggota Biro Kaderisasi (28/8).

PMII DI Yogyakarta berencana mengadakan PKD pada awal September. (Ahmad Riyadi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam, Budaya PKB Kab Tegal

Selasa, 24 Oktober 2017

Registrasi Baru Selesai, Ini Penjelasan Panitia

Jombang, PKB Kab Tegal. Ketua OC Muktamar ke-33 NU H Imam Azis mengatakan, bahwa registrasi peserta baru selesai siang ini Ahad (2/8). Menurut dia, hal itu disebabkan verifikasi ulang dari panitia kepada peserta muktamar dari cabang dan wilayah. ?

Registrasi Baru Selesai, Ini Penjelasan Panitia (Sumber Gambar : Nu Online)
Registrasi Baru Selesai, Ini Penjelasan Panitia (Sumber Gambar : Nu Online)

Registrasi Baru Selesai, Ini Penjelasan Panitia

Verifikasi dilakukan dengan menempatkan dari masing-masing di tempat tersendiri. “Sekarang sudah selesai,” katanya di hadapan wartawan didampingi panitia lain, H Syaifullah Yusuf di Media Center Muktamar ke-33 NU. Kemudian, lanjut dia, peserta muktamar siang ini akan melakukan sidang tata tertib muktamar.

Sementara Syaifullah Yusuf menjelaskan keterlambatan tersebut karena registrasi yang seharusnya selesai sebelum pembukaan muktamar, malah molor. Sehingga registrasi dilanjutkan hari ini.

PKB Kab Tegal

Penyebab molor, lanjut dia, karena ada kejanggalan jumlah peserta. Kedua, adanya kesalahan teknis di kartu peserta sehingga syarat menjadi peserta tak bisa diterapkan.

Ia juga memohon maaf atas keterlambatan petugas kebersihan di muktamar ini. (Abdullah Alawi)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam, AlaNu, Lomba PKB Kab Tegal

Kamis, 19 Oktober 2017

Jurnal Pesantren

Nama sebuah berkala yang diterbitkan oleh P3M, sebuah LSM di Jakarta yang memiliki perhatian pada pengembangan pesantren. Dalam daftar pengelolanya, tertulis nama KH Sahal Mahfudz ? sebagai Pemimpin Umum dan sebagai wakilnya Abdurrahman Wahid. Bertindak sebagai pemimpin redaksi M. Nashihin Hasan.

Sementara itu duduk di dewan redaksi ada Abdurrahman Wahid, Abdulllah Syarwani, Adi Sasono, M. Dawam Rahardjo, Djohan Effendi, Said Budairy, Soetjipto Wirosardjono, Zamakhsyari Dhofier, Musfihin Dahlan. Staf redaksinya Muntaha Azhari dan Abdul Mun’im Shaleh H. Dan Masdar F. Mas’udi sebagai pPemimpin usaha. Berkala ini beralamat di Jalan Anggrek Nelimurni V/B.83, Slipi, Jakarta.

Pada kulit sampulnya di bagian dalam dikemukakan bahwa, “Berkala ini diterbitkan sebagai media informasi dan komunikasi serta wadah pengajian untuk membangkitkan kepedulian dan wawasan pengembangan melalui jalur pemikiran yang bertolak pada titik pandang keagamaan....”?

Jurnal Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Jurnal Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Jurnal Pesantren

Dalam nomor perdana berkala ini, M. Nashihin Hasan sebagai Pemimpin Redaksi dalam rubrik “Assamualaikum” mengemukakan peran berkala ini sebagai media kajian dan dialog yang secara khusus ditujukan pada tiga bidang prioritas.

Pertama, kajian bidang sistem pendidikan Islam di Indonesia dengan proyeksi pada integrasi ke dalam sebuah sistem pendidikan nasional yang terpadu. Kedua, dialog di bidang pengabdian masyarakat dan pembentukan jaringan komunikasi. Dan ketiga, pembahasan bidang pemikiran keagamaan dan kemasyarakatan dengan proyeksi khusus pada penumbuhan etos kemasyarakatan sesuai tuntutan keadaan.

PKB Kab Tegal

Dengan keinginan di atas, berkala ini menyajikan tulisan-tulisan ilmiah populer hasil penelitian, survei, hipotesis atau gagasan kratif yang menyangkut aspek pendidikan, pengembangan masyarakat, kepesantrenan, ilmu-ilmu keagamaan dan yang sejenisnya. Redaksi berkala ini secara terbuka mengundang para ahli, sarjana, kiai, praktisi, santri, maupun mahasiswa untuk menulis secara bebas di media ini, tetapi kebanyakan tulisan tampaknya hadir atas dasar permintaan redaksi secara khusus berkaitan dengan topik yang hendak dikemukakan.

PKB Kab Tegal

Nomor perdana Pesantren terbit pada Oktober-Desember 1984 dengan sampul depan lukisan seorang kiai. Berkala berukuran 17,5 x 24,5 dengan bahan isi kertas buram dan sampul kertas karton, dan tebal 80-an halaman ini dijual dengan harga Rp 1.000.?

Dalam edisi perdana yang bertopik tradisi keilmuan di pesantren, setelah rubrik “Mukaddimah” yang berisi semacam editorial redaksi, hadir rubrik “Artikel” yang diisi empat tulisan masing-masing dari Abdurrahman Wahid, Nurcholish Madjid, Zamakhsyari Dhofier, dan Masdar F. Mas’udi. Semuanya membahas tradisi dan pengembangan keilmuan di pesantren.?

Kemudian rubrik “Wawasan” diisi wawancara dengan KH Aziz Mashuri, Tholhah Mansur, Habib Chirzin, dan A. Syafii Ma’arif. Lalu rubrik “Profil Tokoh” diisi tulisan mengenai sosok KH Bisri Sansuri, rubrik “Sosok Pesantren” diisi ulasan mengenai pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, dan terakhir, rubrik “Tinjauan Buku” yang diisi dengan tulisan mengenai sebuah kitab hadits Itman al-Dirayah.

Edisi-edisi Pesantren selanjutnya diisi dengan susunan rubrik seperti di atas. Hanya sesekali ditambah dengan rubrik “Komentar” yang berisi tanggapan pembaca terhadap suatu tulisan pada edisi sebelumnya. Yang menarik, halaman-halaman sisa yang kosong pada awal-awal edisi diisi lukisan vignet oleh Mustofa Bisri, seorang pelukis, penyair, dan kiai, serta belakangan disi oleh Mufid Aziz.?

Berkala Pesantren memiliki kedudukan penting pada pertengahan hingga akhir 1980-an, terutama dalam mewadahi pemikiran-pemikiran dan gagasan-gagasan baru mengenai pengembangan pendidikan pesantren dan pendidikan Islam khususnya, serta pemikiran keagamaan secara umum.

Melalui berkala ini di antaranya sejumlah gagasan seperti kontekstualisasi kitab kuning, kesalehan sosial, pembaruan fiqih, kedudukan perempuan, dan lain-lain dikemukakan dengan berani serta penuh semangat.

Para penulisnya yang berusia 20-an akhir hingga 40-an awal pada saat itu kelak menjadi pemimpin dan intelektual terkemuka di kemudian hari, baik di lingkungan NU dan pesantren maupun di tataran nasional secara umum, seperti Abdurrahman Wahid, Mustofa Bisri, Tholhah Mansur, Masdar F. Mas’udi, A. Malik Madany, dan lain-lain. Dari keanggotaan redaksinya, para penyumbang tulisan, dan topik-topik yang diangkat, jelas sekali kalau berkala ini menjadi media dialog kalangan pesantren dengan kalangan di luarnya.

Pada 1989 terjadi pergeseran dalam susunan pengelola keredaksian. Nama Abdurrahman Wahid tidak lagi menjadi Wakil Pemimpin Umum, posisinya digantikan M. Nashihin Hasan yang sebelumnya menjabat Pemimpin Redaksi. Sedangkan posisi Pemimpin Redaksi diduduki oleh Masdar Farid Mas’udi yang sebelumnya menjabat Pemimpin Usaha sekaligus Redaktur Pelaksana. Abdurrahman Wahid sendiri kemudian duduk di jajaran Staf Ahli bersama KH Ali Yafie, Soetjipto Wirasardjono, Abdullah Syarwani, Dawam Rahardjo, dan Adi Sasono.?

Berkala Pesantren terbit rutin tiga bulan sekali atau empat edisi dalam setahun hingga tahun 1988. Tapi, sejak 1989, karena faktor pendanaan dan keterbatasan tulisan, jumlah edisi ? menjadi menurun. Pada 1989 hanya terbit tiga edisi, tahun 1990 dua edisi, tahun 1991 tiga edisi, dan tahun 1992 hanya satu edisi, bahkan sejak itu berkala Pesantren tidak pernah muncul lagi.?

Edisi terakhir No. 1/Vol IX/1992 berisi laporan mengenai “Tarekat dan Gerakan Rakyat”. (Hairus Salim HS)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News, Anti Hoax, Kajian Islam PKB Kab Tegal

Sabtu, 07 Oktober 2017

Santri Pacitan Pamerkan Produk Unggulnya di Hari Santri

Pacitan, PKB Kab Tegal. Tidak kurang dari 20 stand milik pesantren, madrasah, kampus, dan  badan otonom Nahdlatul Ulama, dan masyarakat umum ikut meramaikan Pameran Kreatif Santri yang digelar dalam rangka merayakan Hari Santri Nasional 22 Oktober di alun-alun Pacitan. Stand ini menampilkan berbagai macam produk unggulan milik para santri dan warga NU.

Beberapa produk unggulan dipamerkan dalam stand yang masing-masing berukuran 3×3 M itu, diantaranya baju muslim- muslimah, seragam NU, kain batik, berbagai buku bacaan, kaligrafi, aksesoris NU, poto pendiri NU dan kiai pesantren, serta aneka produk makanan.

Santri Pacitan Pamerkan Produk Unggulnya di Hari Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Pacitan Pamerkan Produk Unggulnya di Hari Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Pacitan Pamerkan Produk Unggulnya di Hari Santri

Sejak dibuka pada Kamis sore (20/10) oleh Wakil Bupati Pacitan H Yudhi Sumbogo, stand ini ramai didatangi para pengunjung. Mereka datang dari berbagai latar belakang. 

Pengunjung juga dihibur dengan berbagai jenis penampilan santri yang berada di panggung utama acara. Selain itu, pengunjung dimanjakan pula dengan aneka jenis hidangan yang tersedia di kedai-kedai yang berdiri disisi lokasi pameran.

PKB Kab Tegal

Stand pameran yang digelar hingga Ahad 22 Oktober besok ini, dibuka tiap hari mulai pukul 08.00 hingga 22.00 WIB. 

Sekretaris panitia hari santri Pacitan, Gus Zaki Alwan mengatakan, pameran kreatifitas santri ini digelar sebagai sarana mempromosikan produk yang dihasilkan oleh para santri dan warga Nahdliyin Pacitan.

"Pameran ini sebagai sarana memperkuat ekonomi santri, " terangnya kepada PKB Kab Tegal.

Wakil Bupati H Yudhi Sumbogo yang didaulat membuka pameran mengapresiasi pameran kreatifitas santri ini. "Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan sangat mengapresiasi pameran ini. Kami akan mendukung dan mensupport kegiatan hari santri pada tahun-tahun yang akan datang," kata Wabub.

Tampak hadir dalam acara pembukaan, Rais Syuriyah KH Abdullah Sadjad, Ketua PCNU KH Mahmud, Kepala Kankemenag H Nurul Huda, para kiai seperti KH Burhanuddin HB, KH Imam Faqih Sudjak, sejumlah pengurus Banom NU dan tamu undangan lainnya.

PKB Kab Tegal

Selain pameran kreatifitas santri, pada Rabu (18/10) kemarin panitia bekerjasama dengan Forum Komunikasi Diniyah Taklimiyah (FKDT) telah menggelar Lomba Santri Madin. Dengan mempertandingkan lomba baca puisi islami, lomba pidato dan lomba kaligrafi. (Zaenal Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam PKB Kab Tegal