Kamis, 30 Desember 2010

KH Maimun Zubair Hadiri Haul KH Najib Suyuthi

Blora, PKB Kab Tegal. Keluarga besar Pondok Pesantren Al-Hikmah Ngadipurwo, Blora, Jawa Tengah, Ahad (15/4) malam, menggelar penringatan haul KH M Najib Suyuthi. Haul dihadiri KH Maimun Zubair yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang dan KH Abdul Hamid Baedhowi yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al-Wahdah Lasem.?

KH Maimun Zubair Hadiri Haul KH Najib Suyuthi (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Maimun Zubair Hadiri Haul KH Najib Suyuthi (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Maimun Zubair Hadiri Haul KH Najib Suyuthi

”Mbah Moen (KH Maimun Zubair) kalih (dan) Mbah Hamid (KH Abdul Hamid Baedhowi) ingkang maringi (yang akan memberi) mauidhoh hasanah,” ujar salah satu putra (Alm.) KH M Najib Suyuthi, Gus Habib, saat ditemui PKB Kab Tegal, di komplek Pondok Pesantren Al-Hikmah, Ngadipurwo.

Gus Habib, yang juga santri di Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang itu menambahkan, ada sejumlah rangkaian haul mayayikh. Di antaranya siang hari dilaksanakan temu alumni pesantren. Temu alumni yang dihadiri ? santri berbagai angkatan itu dilaksanakan di salah satu aula pesantren. Dan, selepas sholat dhuhur, dilaksanakan khotimil qur’an dan tahlil di makam KH M Najib Suyuthi. ?

PKB Kab Tegal

Sedangkan untuk puncak acara haul digelar pengajian akbar. Pengajian akbar dilaksanakan di pelataran pesantren pada Ahad malam. Selain dihadiri kedua ulama tersebut, haul juga dihadiri ribuan kaum muslimin. Mereka datang dari berbagai pelosok desa. Khususnya dari Kabupaten Rembang, Blora dan sekitarnya.

Pesantren Al-Hikmah terletak di Desa Ngadipurwo Kecamatan Blora kota itu, yang lokasinya berada di perbatasan dua kabupaten: Blora dan Rembang. Selain mengelola Madrasah Diniyah (Madin), pesantren tersebut juga mengelola SMK Al-Hikmah dan MTs Ma’arif II. Kedua sekolah itu berada di dalam komplek pesantren.

PKB Kab Tegal

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Sholihin Hasan

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Nasional, Kiai PKB Kab Tegal

Jumat, 17 Desember 2010

Hj Milhatun Pimpin Muslimat Kutai Kartanegara

Kutai Kartanegara, PKB Kab Tegal. Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur mengadakan Konferensi Cabang di Gedung Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama kabupaten tersebut pada Ahad (10/1).

Kegiatan tersebut diikuti empat Pimpinan Anak Cabang Muslimat yaitu dari Kecamatan Tenggarong Seberang, Kecamatan Loa Kulu, dan Kecamatan Muara Badak.

Hj Milhatun Pimpin Muslimat Kutai Kartanegara (Sumber Gambar : Nu Online)
Hj Milhatun Pimpin Muslimat Kutai Kartanegara (Sumber Gambar : Nu Online)

Hj Milhatun Pimpin Muslimat Kutai Kartanegara

Hadir pula pada kesempatan itu Ketua Pengurus Wilayah Muslimat Kaltim Hj Aminah, Ketua PCNU Kabupaten Kutai Kartanegara, Ketua LAZISNU Kaltim H. Muh. Khozin.

PKB Kab Tegal

Dalam sambutannya ketua PCNU berharap konfercab berjalan dengan tertib dan sesuai mekanisme organisasi serta berpedoman kepada? AD dan ART.

Pada konfercab tersebut, Muslimat NU memilih Hj Milhatun Alhafidah sebagai ketua masa khidmah 2016 - 2021 mengantikan Hj Salhah, ketua periode 2010- 2015. (Chairul Anwar/Abdullah Alawi)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News, IMNU PKB Kab Tegal

Kamis, 16 Desember 2010

Majelis Zikir dan Barzanjian Bendung Radikalisme

Jepara, PKB Kab Tegal. Kelompok sufistik yang bergerak secara massif di kota dan di desa menampilkan wajah Islam yang rahmatan lil alamin. Majelis zikir, jamaah Selawat, dan perkumpulan Barzanjian menjauhkan umat Islam dari pemahaman sempit beragama yang berujung pada kekerasan atas nama agama.

Majelis Zikir dan Barzanjian Bendung Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Majelis Zikir dan Barzanjian Bendung Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Majelis Zikir dan Barzanjian Bendung Radikalisme

“Katakanlah jamaah sufi yang diprakarsai Habib Syekh dan Habib Luthfi. Gerakan keduanya sangat dahsyat. Karena, keduanya mengajarkan antikekerasan kepada warga dengan pendekatan popular,” kata Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang H Noor Ahmad di Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang desa Gemiring Lor kecamatan Nalumsari kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Ahad (24/11). 

Di Jakarta, meski budaya hedonis membabi buta, jamaah serupa juga luar biasa. Hal ini jelas bukan lantaran para haba’ib tidak punya pekerjaan. Namun itu merupakan solusi terbesar untuk membendung radikalisme, tegas H Noor Ahmad dalam seminar bersama kiai se-Jepara dengan tajuk “Pesantren Sebagai Benteng Antisipasi Deradikalisme”.

PKB Kab Tegal

H Noor Ahmad yang juga Ketua Umum Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) melanjutkan, dengan eksistensi kelompok sufi niscaya mata rantai radikalisme terputus. Setidaknya, gerakan-gerakan susupan yang radikal itu tidak akan besar.

Sedangkan Bupati Jepara H Ahmad Marzuqi dalam sambutannya mengharapkan forum itu berdampak luar di masyarakat. “Pencerahan yang diberikan pembicara menjadi antisipasi bagi para kiai dan santri.”

PKB Kab Tegal

Catatan dalam seminar itu harus disebarkan kepada para santri dan masyarakat. Sehingga radikalisme berkurang di masyarakat, pungkas Marzuqi. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah, Olahraga PKB Kab Tegal

Kamis, 09 Desember 2010

Ini Pentingnya Tawasul di Kalangan Muda

Kubu Raya, PKB Kab Tegal. Pengurus Ranting GP Ansor Pasak Piang menggelar Ansor Bershalawat, di kediaman Ketua Ranting Desa Pasak Piang, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (04/11) malam. Kegiatan yang menjadi agenda rutin ini dirangkaipembacaan Yasin dan Tahlilan.





Ini Pentingnya Tawasul di Kalangan Muda (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Pentingnya Tawasul di Kalangan Muda (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Pentingnya Tawasul di Kalangan Muda

Kegiatan yang dihadiri oleh seluruh pengurus, anggota Banser dan warga sekitar, bertujuan untuk menjaga ajaran-ajaran dan amalan-amalan keagamaan yang telah diajarkan oleh para kiai Nahdlatul Ulama dan para wali penyebar agama Islam di Nusantara.

Ketua GP Ansor Pasak Piang, Faishol menjelaskan selain ber-tawassul kepada para mendiang pendahulu-pendahulu layaknya khas tradisi Nahdliyyah, penghadiahan pahala juga dihaturkan kepada keluarga-keluarga keluarga anggota Ansor.

PKB Kab Tegal

“Siapa lagi yang akan melestarikan amaliyah NU seperti tahlilan, shalawatan, dan ber-tawasul kepada para pendahulu, guru-guru dan orang tua kita kalau bukan generasi muda Nahdlatul Ulama, agar mereka yang sudah meninggal pun merasakan manfaat dari kita yang ber-Ansor ini," jelas Faishol.

Menurutnya tugas dan kewajiban yang harus dilakukan pemuda Ansor selain menjaga gerakan Islam Indonesia sebagai agama Islam yang rahmatan lil alamin,? kiprah Ansor juga harus turut dalam membangun jasmani dan rohani.

PKB Kab Tegal

"Dan tidak melupakan para pendahulu yang telah memperjuangkan Islam dan Nahdlatul Ulama," tegasnya.

Usai yasinan dan tahlilan, kegiatan dilanjutkan musyawarah membahas beberapa hal, seperti penguatan kapasitas kepengurusan dan agenda berikutnya. (Anty Husnawati/Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal PonPes, Doa, Ulama PKB Kab Tegal

Madrasah Diniyah Kawah Candradimuka Pembentukan Karakter Bangsa

Tegal, PKB Kab Tegal. Ketua Pengurus Cabang NahdlatulUlama (PCNU) Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, H Akhmad Wasyari mengungkapkan, Madrasah Diniyah (Madin) adalah Kawah Candradimuka dalam pembentukan karakter bangsa.?

"Jika ruang gerak madrasah dipersempit karena pemberlakukan lima hari sekolah, maka Negara tidak berpihak kepada Pembentukan Karakter Bangsa," tegas H Wasyari saat menyampaikan pernyataan sikapnya pada Aksi Tolak Full Day School di depan Taman Rakyat Slawi, Jumat (25/8)

Madrasah Diniyah Kawah Candradimuka Pembentukan Karakter Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Madrasah Diniyah Kawah Candradimuka Pembentukan Karakter Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Madrasah Diniyah Kawah Candradimuka Pembentukan Karakter Bangsa

Ia juga mendesak agar pemerintah pusat segera membatalkan kebijakan tersebut. Dia mengungkapkan, warga Kabupaten Tegal juga merupakan bagian dari Bangsa Indonesia. Untuk itu, dia meminta agar Mendikbud mendengarkan aspirasinya dan ditindaklanjuti.

"Muhammadiyah adalah kawan kita, tapi kita juga punya prinsip, rawe-rawe rantas malang-malang putung (artinya, segala sesuatu yang merintangi maksud dan tujuan harus disingkirkan)," kata Wasari.

PKB Kab Tegal

Di sela aksi, H Wasyari yang juga menjabat Sekretaris Dinas Dikbud itu menyampaikan surat pernyataan sikap PCNU Kabupaten Tegal kepada Bupati Tegal Enthus Susmono dalam bentuk besar/ekslusif yang isinya menolak kebijakan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang pemberlakuan lima hari sekolah.

Senada Rois Syuriyah PCNU Kabupaten Tegal KH Chambali Utsman juga meminta agar FDS segera dibatalkan. Sebab, kebijakan tersebut dapat mengurangi jam belajar siswa di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) yang dilaksanakan setiap sore.

Padahal, menurut KH Chambali, madrasah Diniyah merupakan pendidikan dasar agama yang penting untuk membekali generasi muda dengan Akhlakul Karimah.

"Tanpa lestari dan eksisnya madrasah, maka fondasi generasi muda tidak bisa terlaksana. Mari pertahankan MDA. Permendikbud (Nomor 23 Tahun 2017) harus dihapus," tegasnya.?

Aksi tolak Full Day School diikuti 32000 massa yang berasal dari pengurus dan anggota banom dan lembaga NU, muslimat, Fatayat, GP Ansor, PMII, IPNU, IPPNU, LP Maarif, RMI, FKDT dan puluhan ribu warga NU Kabupaten Tegal. (Hasan/Fathoni)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri PKB Kab Tegal

Sabtu, 04 Desember 2010

Sarbumusi NU: Jangan Abaikan Kewajiban THR Bagi Buruh

Jakarta, PKB Kab Tegal. Dewan Pimpinan Pusat Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (DPP K Sarbumusi) Nahdlatul Ulama mengingatkan Presiden dan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia untuk tidak mengabaikan Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan kepada buruh di lingkungan pemerintahan dan perusahaan.

Presiden DPP K Sarbumusi Syaiful Bahri Anshori di Jakarta, Selasa (14/6) menjelaskan, THR merupakan pendapatan non upah yang diberikan oleh pengusaha kepada pekerja/buruh menjelang hari raya keagamaan.

Sarbumusi NU: Jangan Abaikan Kewajiban THR Bagi Buruh (Sumber Gambar : Nu Online)
Sarbumusi NU: Jangan Abaikan Kewajiban THR Bagi Buruh (Sumber Gambar : Nu Online)

Sarbumusi NU: Jangan Abaikan Kewajiban THR Bagi Buruh

Menurut dia pula, Peraturan Pemerintah nomor 78 tahun 2015 tentang Pengupahan pada pasal 6 menyatakan, pendapatan non upah sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 2 huruf b berupa tunjangan hari raya keagamaan.

"Dalam konteks tunjangan hari raya keagamaan sebagaimana yang diatur dalam peraturan pemerintah itu, merupakan penghasilan yang layak menurut definisi tersebut, artinya bahwa amanat peraturan pemerintah menegaskan kebijakan pengupahan diarahkan untuk pencapaian penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi pekerja atau buruh," katanya.

PKB Kab Tegal

Syaiful kemudian melanjutkan, penghidupan yang layak didefinisikan sebagai jumlah penerimaan atau pendapatan pekerja/buruh dari hasil pekerjaannya sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup pekerja/buruh dan keluarganya secara wajar.

Jumlah penerimaan/pendapatan ? yang memenuhi kebutuhan hidup pekerja/buruh dikatagorikan sebagai pendapatan upah dan non upah, dalam konteks ini pendapatan non upah mengikuti definisi dari PP 78/2015 salah satunya dalam bentuk tunjangan hari raya keagamaan yang diberikan kepada pekerja/buruh.

PKB Kab Tegal

"Terkait THR, DPP K Sarbumusi menyampaikan sejumlah seruan. Pertama, meminta Presiden Republik Indonesia untuk segera menunaikan kewajibannya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan dengan memberikan THR keagamaan kepada seluruh pekerja atau buruh perjanjian kerja waktu tertentu di lingkungan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan sekretariat jenderal DPR dan seluruh lembaga pemerintahan," kata Syaiful lagi.

Sarbumusi juga meminta Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia untuk memperketat pengawasan bagi pengusaha dan Instansi pemerintah yang tidak menunaikan kewajiban pemberian Tunjangan hari Raya keagamaan bagi pekerja/buruhnya untuk diberikan sanksi yang tegas, demikian Syaiful Bahri Anshori. (Gatot Arifianto/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Anti Hoax, Doa PKB Kab Tegal

Jumat, 03 Desember 2010

MWCNU Kaliori Dukung Kaderisasi GP Ansor

Rembang, PKB Kab Tegal - Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang memberikan apresiasi kepada GP Ansor setempat atas sejumlah capaian program kaderisasi yang dilakukan. Pihak MWCNU Kaliori percepatan kaderisasi yang rencananya diselenggarakan GP Ansor Kaliori.

Ketua MWCNU Kaliori H Ali Harmani menyatakan dukungannya atas pelaksanaan ke depan Diklatsar Barisan Serba Guna GP Ansor Kaliori. Terlebih lagi kalau pelaksanaan dipercepat dari rencana yang sudah dijadwalkan.

MWCNU Kaliori Dukung Kaderisasi GP Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)
MWCNU Kaliori Dukung Kaderisasi GP Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)

MWCNU Kaliori Dukung Kaderisasi GP Ansor

"Saya memberikan apresiasi kepada Ansor Kaliori yang mengutamakan kaderisasi dari ratusan program kerja yang direncanakan. Karenanya saya senantiasa mendukung dan membantu setiap program kerja yang dilaksanakan oleh GP Ansor Kaliori,” kata H Ali, Ahad (6/3) siang.

Menurut Ali, meski belum genap lima bulan usia kepengurusan, kaderisasi GP Ansor menjadi progres terdepan untuk menunjang eksistensi Ansor di belahan wilayah Kecamatan Kaliori.

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Sementara Ketua GP Ansor Kaliori Jasmani menyampaikan, Diklatsar Banser Kecamatan Kaliori akan dilaksanakan pada 25-27 Maret 2016 mendatang. Hal itu dimaksudkan untuk menambah jumlah pasukan Banser Satkoryon Kaliori.

"Mengenai Diklatsar kami akan mempercepat, Insyaallah akan dilaksanakan di Ranting GP Ansor Desa Meteseh. Kami menargetkan peserta 500 orang dari seluruh penjuru Kecataman Kaliori. Bila ada peserta dari luar Kaliori, kita terima jika kuota masih ada.” (Ahmad Asmui/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Bahtsul Masail, AlaSantri PKB Kab Tegal

Kamis, 02 Desember 2010

Ulama Yaman: Kafirkan Sesama Muslim, Tindakan Bodoh

Bandung, PKB Kab Tegal. Guru Besar Universitas Darul Musthafa Yaman Prof. Dr. Fahmi bin Abidun menilai sikap gemar memvonis kafir terhadap sesama muslim sebagai tindakan yang bodoh. Hal ini juga menjadi ciri kelompok ekstrem yang tidak toleran terhadap pemahaman pihak di luar dirinya.

Pendapat ini ia sampaikan dalam Seminar Internasional bertajuk “Moderasi Islam: Upaya Menangkal Radikalisme Agama” yang digelar UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jawa Barat, bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggualan Terorisme (BNPT), Rabu (1/10), di aula utama kampus setempat.

Ulama Yaman: Kafirkan Sesama Muslim, Tindakan Bodoh (Sumber Gambar : Nu Online)
Ulama Yaman: Kafirkan Sesama Muslim, Tindakan Bodoh (Sumber Gambar : Nu Online)

Ulama Yaman: Kafirkan Sesama Muslim, Tindakan Bodoh

Menurutnya, kesalahpahaman ini juga menyasar kepada para pemimpin. Dengan alasan pemimpin tidak menjalankan syariat Islam, maka ia dianggap kafir. Konsekuensinya, elemen-elemen pemerintahan lainnya pun akhirnya juga dihukumi kafir.

PKB Kab Tegal

Fahmi mengajak peserta forum seminar tersebut untuk belajar kepada ulama yang mempunyai pemahaman agama secara mendalam. Ia menilai Indonesia adalah negara yang aman. “Rasa aman apakah harus diganti dengan ancaman dan teror?” tuturnya seraya menegaskan bahwa mencintai tanah air adalah sebagian dari iman dan negara merupakan amanah.

PKB Kab Tegal

Berdampak pada Kondisi Ekonomi

Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Universitas Ahqaf Yaman Prof Dr Abdullah Alaidrus menerangkan, Islam tidak mengajarkan sedikitpun tentang radikalisme.

“Seperti halnya Allah telah memberitahukan bahwa umat Nabi Muhammad adalah umat yang moderat, sehingga Islam datang sebagai rahmat bagi seluruh alam,” terang Abdullah.

Kenyataan yang ada, lanjutnya, dimana-mana banyak orang Islam  yang telibat dalam pengeboman, peperangan, dan perampasan. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi, padahal, menurutnya, “Allah menuntut kita untuk memikul beban amanah sebelum kita beriman,” tambahnya di hadapan ratusan hadirin yang terdiri dari mahasiswa dan dosen.

Abdullah mengungkapkan, gerakan radikalisme sangat berpengaruh terhadap kelangsungan ekonomi suatu negara. Menurutnya, tujuh persen penduduk Yaman yang hidup dalam garis kemiskinan adalah akibat dari peperangan. (Muhammad ZidniNafi’/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam PKB Kab Tegal

Senin, 29 November 2010

Bertarekat Tak Hanya Dzikir

Pringsewu, PKB Kab Tegal. Bertarekat atau menjadi anggota Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah tidak hanya sekedar berdzikir. Anggota tarekat NU ini harus juga memberikan teladan di tengah masyarakat.

“Thariqah tidak terpaku kepada amaliah wirid dan dzikir saja namun diharapkan dapat berkiprah atau dawah bil hal (dakwah dengan tingkah laku, red) di tengah-tengah masyarakat,” kata Habib Yahya Assegaf, Ketua Jamiyyah Thariqah Al-Mutabarah An-Nahdliyyah (Jatman) Kabupaten Pringsewu, Lampung ditemui PKB Kab Tegal, beberapa waktu lalu.

Bertarekat Tak Hanya Dzikir (Sumber Gambar : Nu Online)
Bertarekat Tak Hanya Dzikir (Sumber Gambar : Nu Online)

Bertarekat Tak Hanya Dzikir

Kepengurusan baru Jatman Kabupaten Pringsewu telah dibentuk pada 2 Maret 2012 lalu di Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Jati Agung Kabupaten Ambarawa.

PKB Kab Tegal

Pembentukan kepengurusan tersendiri karena Pringsewu telah menjadi kabupaten yang terpisah dari kabupaten Tanggamus.

PKB Kab Tegal

Acara pembentukan dihadiri oleh segenap pengurus Jamiyyah Thariqah Al-Mutabarah An-Nahdliyyah baik dari Kabupaten Tanggamus maupun Kabupaten Pringsewu serta tokoh masyarakat, habaib dan para badal thariqoh.

Kepengurusan Jamiyyah Thariqah Al-Mutabarah An-Nahdliyyah Kabupaten Pringsewu masa khidmat 2012-2015 terbentuk dengan ketua  Habib Yahya Assegaf dan sekretaris Kurdin.

Habib Yahya mengingatkan kepada para warga yang ingin mengikuti tarekat untuk dapat memilih tarekat yang benar-benar jelas silsilahnya. Ini dikarenakan sekarang banyak sekali bermunculan thariqah yang tidak jelas asalnya. 

Ditegaskannya, Jamiyyah Thariqah Al-Mutabarah An-Nahdliyyah yang merupakan salah satu badan otonom jamiyyah NU akan mengarahkan warga untuk memilih thariqah yang benar-benar mutabaroh dan juga membina para jamaah thariqoh lebih maksimal baik dalam amaliah wiridnya maupun amaliyah-amaliyah lainnya.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Muhammad Faizin

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa PKB Kab Tegal

Senin, 01 November 2010

Habib Luthfi dan Menhan Resmi Buka Konferensi Ulama Internasional

Pekalongan, PKB Kab Tegal. Konferensi Internasional Ulama Thariqah bertajuk Bela Negara resmi dibuka oleh Rais Aam Jam’iyah Alhith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Yahya dan Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Rabu (27/7) di Aula Gedung Djunaid Pekalongan, Jawa Tengah.?

Habib Luthfi dan Menhan Resmi Buka Konferensi Ulama Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Luthfi dan Menhan Resmi Buka Konferensi Ulama Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Luthfi dan Menhan Resmi Buka Konferensi Ulama Internasional

Dalam sambutannya, Habib Luthfi mengatakan bahwa bela negara jangan diartikan mengangkat senjata, tetapi menjalin ukhuwah dengan para ulama dan TNI-Polri juga termasuk upaya bela negara. Aparat negara akan mempu menunjukkan kekuatan laur biasa jika duduk bersama dengan para ulama.?

“Bangsa akan kuat karena terjalinnya ukhuwah antara ulama, tentara dan masyarakatnya. Bukan berarti menafikan orang lain, dalam melaksanakan kegiatan ini, kami ulama thariqah berusaha menciptakan kedamaian untuk dunia secara luas,” ujar Habib Luthfi.

Masyarakat Indonesia dan dunia dapat memperkuat negara dengan mengupayakan kebaikan dunia pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan bidang-bidang lain sehingga generasi muda sadar akan kecintaannya kepada negaranya yang penuh dengan kebaikan tersebut.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Riyamizard Riyacudu yang diwakili oleh Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemenhan Marsekal Muda Muhammad Syauqi mengatakan bahwa kesadaran bela negara harus tertanam dalam diri setiap bangsa. Pemerintah bekerja sama dengan ulama mancanegara untuk mengokohkan pijakan akhlak mulia. Karena kesadaran bela negara dapat diterapkan dalam kegiatan-kegiatan keagamaan.

PKB Kab Tegal

”Bela negara bukan wajib militer tetapi membangun kesadaran dalam diri setiap individu apapun pekerjaan dan profesinya untuk melakukan hal sebaiknya-baiknya. Kesadaran bela negara harus ditanamkan juga ke dunia internasional,” tegas Syauqi menyampaikan pesan Menhan.

Sebelumnya, Ketua Panitia Konferensi Internasional ini, Kolonel Hasbiallah Ahmad menjelaskan, konferensi ini tadinya melibatkan ulama dan intelektual sebanyak 50 orang dari 40 negara, namun saat ini yang hadir 69 orang yang hadir.

Peran besar masyarakat Pekalongan juga antuasias dalam menyambut kegiatan ini. Mereka berharap terus dilibatkan dalam setiap kegiatan. Mereka juga menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut para tamu Allah dan orang-orang mulia.?

PKB Kab Tegal

Kegiatan pembukaan ini diikuti oleh sekitar 5000 orang yang terdiri berbagai unsur organisasi Nahdlatul Ulama, TNI, Polri, para ulama thariqat nasional dan internasional, serta masyarakat sekitar yang memadati pelataran Komplek Gedung Djunaid.

69 ulama thariqah dari 40 negara tersebut juga secara khidmat mengikuti acara pembukaan kegiatan bertema Bela Negara: Konsep dan Urgensinya dalam Islam ini. Ulama-ulama ini duduk berjajar di bagian depan dengan memenuhi kursi dari ujung ke ujung. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, IMNU PKB Kab Tegal

Senin, 25 Oktober 2010

Kitab Nadham ‘Sejarah Besar NU’ Karya KH Abdul Halim Leuwimunding

Ini adalah naskah kitab yang berjudul “Sejarah Perjuangan Kiyahi Haji Abdul Wahhab” karangan salah satu pendiri organisasi Nahdtalul Ulama (NU) yang berasal dari Pasundan (Jawa Barat), tepatnya dari Leuwimunding, Majalengka, yaitu KH. Abdul Halim (1898-1972 M).

Kitab ini ditulis dalam bahasa Melayu-Indonesia beraksara Arab (Jawi-Pegon) dalam bentuk nadhaman (puisi Arab). Meski berjudul “Sejarah Perjuangan Kiyahi Haji Abdul Wahhab” (KH. Abdul Wahhab Hasbullah), namun kandungan kitab ini mengungkapkan sejarah besar pendirian dan perjuangan NU dari masa ke masa.

Kitab Nadham ‘Sejarah Besar NU’ Karya KH Abdul Halim Leuwimunding (Sumber Gambar : Nu Online)
Kitab Nadham ‘Sejarah Besar NU’ Karya KH Abdul Halim Leuwimunding (Sumber Gambar : Nu Online)

Kitab Nadham ‘Sejarah Besar NU’ Karya KH Abdul Halim Leuwimunding

KH. Abdul Halim Leuwimunding adalah salah satu murid terdekat dari KH. Abdul Wahhab Hasbullah (Tambak Beras Jombang), sekalus kader andalan beliau. Ketika ikut sama-sama membidani kehaliran NU pada tahun 1926 M di Surabaya, KH. Abdul Halim Leuwimunding menjadi salah satu pendiri termuda (selain KH. As’ad Syamsul Arifin, Asembagus Situbondo), sekaligus satu-satunya pendiri yang berasal dari Pasundan. Pada saat itu, KH. Abdul Wahhab Hasbullah menunjuk KH. Abdul Halim Leuwimunding sebagai katib tsani.

PKB Kab Tegal

Melalui kitab ini, sejarah organisasi Islam berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah itu didedahkan oleh KH. Abdul Halim Leuwimunding dalam bentuk puisi secara runut, ringkas, dan kaya akan data serta informasi. Karena itu, keberadaan kitab ini menjadi sangat penting sebagai salah satu sumber utama sejarah besar NU yang langsung ditulis oleh salah satu pendirinya.

Saya mendapatkan salinan naskah ini dari sahabat saya al-Fadhil Agus H. Muhammad al-Barra putra KH. Asep Saifuddin Chalim, yang merupakan cucu dari pengarang kitab ini. Rencananya kitab ini akan dijadikan beliau sebagai bahan utama kajian disertasi doktoral beliau pada Departemen Filologi Universitas Padjadjaran Bandung.

Pada kolofon, disebutkan penulisan kitab ini diselesaikan pada 12 September 1970 M (bertepatan dengan 11 Rajab 1390 Hijri). Kitab ini kemudian dicetak oleh Percetakan “Baru” yang terletak di Jalan Pajagalan 3, Bandung (Jawa Barat), dengan tebal 31 halaman. Tertulis di sana;

PKB Kab Tegal

? ? ? ? ? ? # ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? # ? ? ? ? ?

? ? ? ? # ? ? ? ? ? ?

(Dapat izin dicetak ini riwayat # ialah tanggal dua belas itu tepat

September Sembilan belas tujuh puluh # saya menghadap ke Jombang dengan sungguh

Mudah-mudahan Tuhan memberi manfaat # pada riwayat ini yang saya singkat)

Melihat tanggal penulisan kitab ini dalam tahun Hijriah, yaitu 11 Rajab 1390 H), tampaknya kitab ini ditulis untuk menyambut peringatan hari lahir NU yang ke-46. Organisasi NU sendiri diresmikan pada 16 Rajab 1344 Hijri (bertepatan 31 Januari 1926 Masehi).

Dalam kata pengantarnya, KH. Abdul Halim Leuwimunding mengatakan jika banyak koleganya yang hendak mengetahui sejarah besar NU dari awal mula berdirinya, peran serta kiprahnya dalam perjuangan keagamaan Islam, kebangsaan Indonesia, serta kemanusiaan, hingga sampai pada tahun 1970 ketika karya ini ditulis dan NU sudah menjadi sebuah organisasi keislaman terbesar di Nusantara. Beliau menulis;

? ? ? ? ? # ? ? ? ?

? ? ? () ? # ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? # ? ? ? ?

? ? ? ? ? # ? ? ? ? ? ?

(Saya bikin riwayat pada poko[k]nya # banyak teman ingin mengetahuinya

Ingin tau asal NU berdirinya # hingga jadi [se]perti besarlah nyatanya

Menyeluruh sudah dikenal namanya # tidak asing dunia mengetahuinya

Maka yang tempo berdiri pertamanya # hanya tinggal yang masih empat orangnya).

KH. Abdul Halim Leuwimunding kemudian melanjutkan;

? ? ? ? ? # ? ?2 ? ?

? ? ? ? # ? ? ? ?

? ? ? ? ? # ? ? ? ? ?

(Saya susun ialah dengan si’iran # biar anak-anak tau bergembiraan

Mengetahui ulama cara berpikir # mengetahui tradisi bahan pemikir

Murni tidak tercampuri ide penjajah # sebab ngerti sifat manusia huriah [merdeka]).

Dalam menulis kitab nadham sejarah besar NU ini, KH. Abdul Halim terlebih dahulu meminta izin dan restu dari KH. Abdul Wahhab Hasbullah (w. 1971 M) dan KH. Ahmad Syaikhu (w. ?), dan KH. Idham Cholid (yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum PBNU). KH. Abdul Halim Leuwimunding menulis;

? ? ? ? ? ? # ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? # ? ? ? ?

? ? ? ? ? # ? ? ? ? ? ?

(Saya minta izin Pak Kiyai Wahhab # sebab itu guru saya waktu tholab (belajar)

Minta izin Pak Syaikhu ialah sebabnya # sebab Surabaya mulai berdirinya (NU)

Juga minta izin ke ketua umum # Pak Kiyai Idham (Cholid) pemimpin harus maklum).

Dikatakan oleh KH. Abdul Halim Leuwimunding, bahwa dalam menyusun kitab nadham sejarah besar NU ini, dirinya bersandar pada muktamar-muktamar NU yang hingga pada masa itu sudah berlangsung 24 kali. Kesemua (24) muktamar itu selalu dihadiri oleh beliau. Karena itu, sebaga macam perkembangan, perubahan, dan keputusan NU dari masa ke masa dapat diketahui dengan sangat baik oleh beliau.

KH. Abdul Halim Leuwimunding wafat dan dikebumikan di tempat kelahirannya di Leuwimunding, Majalengka, pada 11 April 1972 M (bertepatan dengan 26 Safar 1392 Hijri). Beliau meninggalkan sebuah pesantren dan institusi pendidikan yang masih lestari hingga kini, yaitu Sabilul Chalim. Salah satu putra beliau, KH. Asep Saifuddin Chalim, tinggal dan berkarir di Surabaya dengan mendirikan pesantren unggulan Amanatul Ummah. KH. Asep Saifuddin Chalim pernah menjabat sebagai ketua PCNU Surabaya dan kini sebagai Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu). (A. Ginanjar Sya’ban)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaSantri, Habib, Makam PKB Kab Tegal

Minggu, 03 Oktober 2010

Ahmad Tohari: "Eling", Kata Kunci Masuki Ruh Pancasila

Jakarta, PKB Kab Tegal. Budayawan Ahmad Tohari (Kang Tohari) menilai saat ini banyak elemen masyarakat Indonesia, termasuk para pemimpinnya, menginginkan Pancasila ditegakkan kembali. Tetapi, tantangan sekarang ialah pola kehidupan yang sudah sangat sekuler. Sedangkan Pancasila tidak bisa dikatakan sekuler, karena salah satu sila dalam Pancasila (sila pertama) mencantumkan “Ketuhanan yang Maha Esa”.? Demikian dikatakan penulis novel Ronggeng Dukuh Paruk? itu dalam wawancara dengan PKB Kab Tegal, Selasa (31/5).

Indonesia, lanjut Kang Tohari, sekarang menganut sebuah sistem kehidupan dan falsaah yang berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa, tetapi di dalam situasi yang sangat sekuler meterialistik. Menurutnya, ini adalah suatu hal yang sangat kontradiktif. Realita yang kita alami sehari-hari adalah bahwa Pancasila sudah tergeser ke belakang atau ke samping.?

Ahmad Tohari: Eling, Kata Kunci Masuki Ruh Pancasila (Sumber Gambar : Nu Online)
Ahmad Tohari: Eling, Kata Kunci Masuki Ruh Pancasila (Sumber Gambar : Nu Online)

Ahmad Tohari: "Eling", Kata Kunci Masuki Ruh Pancasila

“Saya sendiri menilai Pancasila merupakan pencapaian tertinggi kebudayaan Indonesia. Tetapi, Pancasila sudah tergeser dari batin masyarakat,” kata Kang Tohari.

Ia mencontohkan banyak pelajar yang saat diminta menyebutkan sila-sila dalam Pancasila, sudah tidak bisa lagi. Itu merupakan gejala terpinggirkannya Pancasila dari batin masyarakat Indonesia.? Hal yang sangat memprihatinkan, kata Kang Tohari, masyarakat tidak menyadari atmosfer saat ini yang sangat materialistis dan sangat sekuler, bukanlah ruang yang baik untuk Pancasila.?

Kenyataan saat ini kita sudah hidup dalam suatu sistm ekonomi yang mengutamakan akumulasi modal dan keuntungan. Aspek-aspek kemanusiaan, keadilan, apalagi Ketuhanan, tidak ada di dalam sistem ekonomi yang berlaku sekarang. Dan sistem ini sudah sangat menguasia kita dari tingkat atas sampai ke dasar.

PKB Kab Tegal

“Entah mau bagaimana cara kita menegakkan kembali Pancasila,” tutur Kang Tohari dengan nada getir.

PKB Kab Tegal

Disinggung banyaknya pihak yang mengatakan akan melakukan upaya memperkuat Pancasila, ? Kang Tohari mengatakan kesangsiannya.? “Saya ragu, karena banyak orang mengaku pecinta dan pembela Pancasila, tetapi mereka juga tidak tahu bagaimana cara untuk masuk ke dalam ruh Pancasila,” ungkap Kang Tohari.

Menurutnya kunci untuk memasuki nilai-nilai atau ruh Pancasila adalah dengan eling (mengingat dan menyadari sungguh-sungguh, red) ? tentang eksistensi, peran dan fungsinya.? Kang Tohari mencontohkan, misalnya seorang suami yang eling, ia tahu harus bekerja memenuhi kebutuhan keluarga, setia kepada keluarga, tahu perkembangan anak-anaknya, dan mampu meletakkan keberadaan keluarganya di tengah-tengah masyarakat.

“Kalau saya sebagai orang Islam yang eling, ya tentu harus melaksanakan seluruh inti keluhuran agama Islam. Bukan hanya menjalankan syariatnya saja, tatapi juga membumikannya ke dalam perilaku. Sebagai orang Islam tentu menjalankan perilaku dengan akhlakul karimah.

Demikian juga bila saya seorang pegawai atau pejabat yang eling, saya harus sadar bahwa jabatan adalah pemberian rakyat. Saya adalah pelayan rakyat, dan akan saya kembalikan gaji yang saya terima dengan pelayanan sebaik-baiknya kepada rakyat. Saya harus jujur, dan menjaga komitmen,” lanjut Kang Tohari.

Celakanya, kata Kang Tohari, sekarang ini sangat sedikit pejabat yang eling seperti itu. Banyak pejabat yang berpikir bahwa jabatan adalah alat kekuasaan mereka, bukan sebagai amanat dari rakyat untuk kesejahteraan rakyat. (Kendi Setiawan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Halaqoh, Pesantren, Khutbah PKB Kab Tegal

Rabu, 29 September 2010

Pemuda Ansor Probolinggo Diminta Aktif Bangun Daerah

Probolinggo, PKB Kab Tegal. Bupati Probolinggo Hj Puput Tantriana Sari mengajak para pemuda Ansor yang tergabung dalam GP Ansor Kota Kraksaan dan Kabupaten Probolinggo untuk terlibat aktif dalam pembangunan, terutama dalam hal pemberantasan minuman keras (miras).

Ajakan tersebut disampaikan Bupati Probolinggo pada pelantikan kepengurusan GP Ansor Kota Kraksaan masa khidmah 2014-2018 yang digelar di Gedung Islamic Center (GIC) Kota Kraksaan, Kamis (7/1).

Pemuda Ansor Probolinggo Diminta Aktif Bangun Daerah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemuda Ansor Probolinggo Diminta Aktif Bangun Daerah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemuda Ansor Probolinggo Diminta Aktif Bangun Daerah

“Pemuda Ansor harus terlibat secara aktif membantu pemerintah daerah, terutama dalam pemberantasan peredaran miras. Sebab miras ini merupakan sebuah ancaman yang sangat nyata yang merusak moral anak muda. Tentunya akan merusak masa depan generasi muda. Butuh kerja sama dan kerja keras dalam memberantas miras,” ujarnya.

PKB Kab Tegal

Menurut Tantri, saat ini Pemkab Probolinggo tengah fokus meningkatkan Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan menurunkan prosentase angka kemiskinan. Dalam program ini, pemuda Ansor diminta untuk ambil bagian di dalamnya melalui program pemberdayaan ekonomi masyarakat.

PKB Kab Tegal

“Buatlah sebuah program yang mampu memberdayakan ekonomi masyarakat melalui keterlibatan pemuda Ansor. Saya yakin, pemuda Ansor lebih tahu apa yang dibutuhkan masyarakat demi mengangkat derajat dan kesejahteraan hidupnya,” jelasnya.

Walaupun Kota Kraksaan resmi menjadi ibukota Kabupaten Probolinggo jelas Tantri, pemuda Ansor dan masyarakat diminta agar tidak meniru budaya orang kota di luar Probolinggo yang bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan dan syariat agama.

“Karena itu, kalau ada hal yang dinilai menyimpang dari ketentuan perundang-undangan dan syariat agama, harap segera melaporkan kepada pihak berwajib,” pintanya.

Sementara Ketua GP Ansor Kota Kraksaan Taufik berharap agar Ansor bisa istiqomah berkontribusi mengawal tegaknya Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dan tertanamnya semangat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta pro aktif mengawal program pemerintah agar dapat dirasakan masyarakat, khususnya warga NU.?

Mohon doa dan dukungan dari para alim ulama dan pemerintah,” katanya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Jumat, 24 September 2010

Pelajar NU Kraksaan Aktif Sosialisasikan Pendewasaan Usia Nikah

Probolinggo, PKB Kab Tegal. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Kraksaan bekerja sama dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur Zmemberikan sosialisasi pendewasaan usia perkawinan di MTs Wali Songo 1 Maron, Senin (19/9).

Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang peserta yang mayoritas adalah pelajar dari MTs Wali Songo 1 Maron, MA Wali Songo Maron, MTs Sunan Giri Maron serta beberapa lembaga pendidikan yang ada di Desa Kedungsari Kecamatan Paiton. Dalam kesempatan tersebut, para pelajar NU ini diajak supaya tidak menikah pada usia muda.

Pelajar NU Kraksaan Aktif Sosialisasikan Pendewasaan Usia Nikah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Kraksaan Aktif Sosialisasikan Pendewasaan Usia Nikah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Kraksaan Aktif Sosialisasikan Pendewasaan Usia Nikah

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Bidang Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat BPPKB Kabupaten Probolinggo Herman Hidayat, Ketua PC IPNU Kota Kraksaan Masrur Ghazali didampingi Wakil Ketua PC IPNU Kota Kraksaan Rifqi Maulana serta narasumber dari KUA Kecamatan Maron.

Wakil Ketua PC IPNU Kota Kraksaan Rifqi Maulana mengatakan sosialisasi pendewasaan usia perkawinan ini sangat penting diberikan kepada para pelajar mengingat banyaknya pernikahan diusia dini yang pada akhirnya bisa menimbulkan perceraian akibat kekurangdewasaan antara dua pasangan.?

PKB Kab Tegal

“Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada para pelajar untuk menikah pada usia yang ideal. Tujuannya agar para pemuda di desa, khususnya pelajar tidak terlalu terburu-buru untuk menikah di usia yang masih belia,” katanya.

Rifqi mengharapkan agar melalui kegiatan ini para pelajar bisa menikah pada usia yang ideal untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Tetapi bagi yang sudah tunangan supaya menunda terlebih dahulu hingga usianya benar-benar ideal.

“Sebab menikah itu tidak hanya untuk satu dan dua hari saja, tetapi sekali untuk selamanya. Oleh karena itu jika usianya kurang matang dan belum dewasa, maka akan menyebabkan banyak perceraian karena belum siapnya mental mengarungi kehidupan berumah tangga,” tegasnya.

Sementara Kepala Bidang Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat BPPKB Kabupaten Probolinggo Herman Hidayat menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka mengajak masyarakat untuk menikah pada usia yang ideal. Harapannya bisa memberikan pemahaman kepada para pelajar dan orang tua supaya tidak menikah pada usia dini.

PKB Kab Tegal

“Kegiatan ini bertujuan untuk menekan angka pernikahan dini di Kabupaten Probolinggo. Sebab hal ini memerlukan partisipasi dan dukungan dari semua pihak. Menikah itu memang harus dilakukan oleh semua manusia, tetapi menikah pada usia yang ideal itu jauh lebih penting,” katanya. (Syamsul Akbar/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hadits, Amalan PKB Kab Tegal

Jumat, 10 September 2010

NU: Jami’iyah dan Jama’ah

Oleh KH Abdurrahman Wahid

Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa kini tantangan melakukan modernisasi dalam NU mengambil bentuk modernisasi sistem pengelolaannya. Warga NU telah banyak yang menggunakan computer untuk urusan sehari-hari, hingga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga harus melaksanakannya. Di kantor PBNU yang baru, bertingkat Sembilan, terdapat sebuah lift sampai ke basement/lantai dasar. Seiring dengan itu, anak-anak dari pimpinan NU, dari tingkat pusat sampai tingkat dusun banyak yang menguasai berbagai bidang profesi, mengikuti berbagai jenjang pendidikan formal. Pada waktu penulis berbicara di muka pertemuan Ikatan sarjana NU (ISNU)- yang para pesertanya berjumlah sekitar 200 orang lulusan S2 dan peserta S3 di berbagai Universitas. Lebih banyak lagi yang tidak mengikuti pertemuan tersebut, karena kesibukan pekerjaan maupun letak kediaman mereka yang jauh dari Jakarta.

Ini tentu, menimbulkan berbagai kesulitan bagi pimpinan NU di berbagai tingkatan. Adakah ukuran yang digunakan menjadi berbeda-beda? Bukankah perbedaan pendidikan juga bisa mengakibatkan perbedaan profesi yang selanjutnya menjadi perbedaan dalam menggunakan nilai-nilai yang dianut seorang kiai dengan nilai-nilai yang dimiliki generasi muda. Ketika ayah penulis, KH. A. Wahid Hasyim, melakukan pembaruan pendidikan formal dengan membuat kurikulum campuran, jelas ia berbeda dari ayahnya yang masih mengajarkan kitab-kitab lama dengan menggunakan terjemahan bahasa Jawa di masjid Tebuireng, Jombang. Cara ayah beliau, sekarang diikuti oleh berbagai pesantren besar yang menggunakan kurikulum dan teks-teks pengajaran yang dinamai madrasah salafiyah (pesantren di Sukorejo/Asembagus di Situbondo, Ploso dan Lirboyo di Kediri adalah contoh dari model ini)

NU: Jami’iyah dan Jama’ah (Sumber Gambar : Nu Online)
NU: Jami’iyah dan Jama’ah (Sumber Gambar : Nu Online)

NU: Jami’iyah dan Jama’ah

Sebaliknya, Pondok Pesantern Tebuireng, Jombang, menggunakan kurikulum campuran dan bahkan menyelenggarakan bidang pendidikan formal berupa Sekolah Menengah Umum (SMU) tingkat pertama dan tingkat lanjutan. Begitu banyak variasi pendidikan formal yang dikembangkan di lingkungan NU, hingga payah kita menelusurinya. Yang semua itu, berpegang pada modernisasi harus bertumpu pada tradisionalisme. Karenanya, tuntutan perbaikan sistem merupakan dua buah perkembangan yang harus mencerminkan perjalanan NU sendiri. Para lulusan S2 dan penuntut S3 harus memperhitungkan tradisionalisme orang tua mereka, jika ingin meraih gelar kesarjanaan berbagai tingkatan tanpa gangguan.

Dalam pada itu, peranan kiai melalui pengajian umum dan wahana lain sejenis, juga tidak surut. Mereka melakukan modernisasi dengan cara mereka sendiri, termasuk dengan memperkenankan anak-anak mereka menjadi sarjana penuh bahkan S2/S3, setelah melalui pendidikan model lama yang sama sekali tidak memperhitungkan pendidikan formal non-agama di bawah tingkatan perguruan tinggi. Dengan sendirinya, ini berarti setahun dua tahun jenjang pendidikan lebih lama dari pada kalau mengikuti jenjang pendidikan campuran, tetapi itu pun sudah banyak dilakukan. Belum lagi kalau kita ingat variasi, yaitu anak-anak Kiai yang mengalami pendidikan cara lama, kemudian mengikuti jenjang pendidikan di fakultas-fakultas agama, seperti institut agama Islam negeri (IAIN) dan sekolah-sekolah tinggi agama Islam (STAI).

Dengan demikian, telah terbukti, penguasaan mata pengetahuan agama tetap dipandang sebagai salah satu tujuan yang ingin dicapai. Dengan mengetahui hal ini, kita lalu memahami mengapa ada berbagai jenis pendidikan yang ditempuh anak-anak NU, dari yang sepenuhnya pendidikan perguruan tinggi formal tanpa mengenal pengetahuan agama (perguruan tinggi umum, hingga tingkatan pendidikann ilmu-ilmu keagamaan Islam belaka). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kaum muslimin menempuh jalan pendidikan formal yang tidak sama, dan dengan sendirinya ini berarti jama’ah (kumpulan orang banyak) yang dihasilkan juga berbeda-beda.

Dari uraian di atas, tampak jelas persepsi warga NU yang sangat bervariasi itu tidak memungkinkan adanya penanganan kultural/budaya yang satu, berlaku untuk semua warga NU. Dari yang paling kuno dan hanya mencari pengetahuan intuitif (menggunakan, petunjuk-petunjuk batin yang tidak diketahui rasionalistiknya), hingga pada sikap hidup yang sangat rasionalistik dan sama sekali tidak mementingkan hal-hal spiritual. Dalam hal, haruslah diterima kenyataan bahwa sikap hidup intuitif yang tidak rasional, berhadapan dengan sikap hidup rasional, yang tidak memperhitungkan factor-faktor intuitif.

PKB Kab Tegal

Jika demikian, jelas bahwa pembedaan antara yang organisatoris dan yang bersifat kultural, haruslah ditampung di lingkungan NU. Kita memang harus melakukan perbaikan-perbaikan organisatoris yang diperlukan, tetapi tanpa mengabaikan aspek-aspek intuitif (al-jawanib adz-dzauqiyyah) dalam kehidupan warga NU sekarang ini. Aspek-aspek intuitif ini, yang jelas sekali terlihat dalam karya al-Ghazali, Ihya ‘Ulûmid Dîn, benar-benar masih hidup dalam kenyataan yang diperlihatkan para kiai dan murid-murid mereka, masih berkembang sangat pesat di lingkungan NU. Hal ini disebut oleh penulis sebagai aspek-aspek kultural/budaya yang dimiliki organisasi Islam yang besar, seperti NU.

Dengan demikian, perbaikan sistem yang menyangkut NU sebagai organisasi, haruslah dapat menampung aspek-aspek intuitif tersebut. Hal inilah yang dengan sadar dibangun oleh tokoh-tokoh NU masa lampau, seperti KH. Mahfudz Siddieq, KH. Abdullah Ubaid, KH.A. Wahid Hasyim, dan KH. Ahmad Siddieq. Dengan sadar para pemimpin tersebut mencoba memasukkan aspek-aspek rasional dan aspek-aspek intuitif tersebut dalam pengambilan keputusan yang mereka lakukan. Karena itulah, mereka dapat diterima oleh “kaum kiai kolot/tradisional” maupun oleh kaum rasional di lingkungan NU sendiri. Nah, kedua kecenderungan tersebut sepenuhnya didukung oleh keluhuran moralitas (al-akhlaq al-karimah) yang kemudian dihancurkan oleh sistem politik korup yang berdasarkan KKN seperti kita kenal beberapa dasa warsa terakhir ini.

Jelaslah dari uraian di atas, bahwa aspek organisatoris/institusional harus menggunakan peralatan baru dan dibuat agar sesuai dengan ketentuan zaman. Tetapi, aspek-aspek intuitif juga tidak dapat ditinggalkan begitu saja, karena hal ini menyebabkan NU ditinggalkan oleh para kiai dan para pengikut-pengikutnya. Aspek-aspek organisatoris (jam’iyah) harus dapat menampung aspek-aspek intuitif (jama’ah) yang semakin dipersubur oleh hilangnya etika /moralitas/al-akhlaq al-karimah dari kehidupan kita dalam beberapa dasa warsa terakhir ini. Dalam lingkungan agama Khatolik-Roma, hal ini ditampung dalam dua organisasi yang saling berbeda: sistem kependetaan di satu sisi dan gerakan (kerasulan) awam, di sisi lain. Di samping hierarki Vatikan, ada perkumpulan masyarakat St. E’gidio di kota Roma. Dapatkah kedua jenis gerakan dengan kebutuhan yang berbeda ini dijadikan sebuah sistem, seperti terjadi di lingkungan NU sekarang?

PKB Kab Tegal

?

*) Tulisan ini pernah dimuat di Proaksi, 22 Februari 2002

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul, Meme Islam PKB Kab Tegal

Selasa, 31 Agustus 2010

Faedah Qul Hu Bagi Orang Sakit Jelang Wafat

Setiap orang sakit wajib berupaya mencari kesembuhan. Meskipun sudah tahu usianya tidak akan lama di dunia, yang bersangkutan tetap perlu berikhtiar. Karena sebaik-baik hamba ialah mereka yang tetap memiliki harapan hidup.

Sebaiknya pihak keluarga dalam hal ini tidak perlu menunjukkan kepanikan di hadapan mereka yang sudah dekat dengan kematian. Kecuali itu, para tetangga dan kolega tidak perlu lagi menjenguk orang sakit seperti ini. Karena, mereka lebih membutuhkan suasana tenang.

Faedah Qul Hu Bagi Orang Sakit Jelang Wafat (Sumber Gambar : Nu Online)
Faedah Qul Hu Bagi Orang Sakit Jelang Wafat (Sumber Gambar : Nu Online)

Faedah Qul Hu Bagi Orang Sakit Jelang Wafat

Adapun mereka yang usianya semakin dekat dengan kematian, ada baiknya bersikap tenang. Dalam keadaan tenang itu, mereka bisa membaca amalan-amalan yang bermanfaat di saat terakhirnya.

PKB Kab Tegal

Sayid Alwi bin Ahmad Assegaf dalam karyanya Majmu’atu Sab’ati Kutub Mufidah mengatakan.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PKB Kab Tegal

Artinya, siapa saja yang membaca surah Qul Hu 100 kali di waktu sakit menjelang kematiannya, tidak akan mengalami fitnah kubur; aman dari himpitan kubur; dan melewati jembatan Shiroth di atas telapak tangan malaikat. Dikutip dari Fathul Mu’in.

Semoga amalan ini teringat agar sempat diamalkan di akhir-akhir masa hidup kita. Tentunya dengan harapan sepenuhnya kita gantungkan kepada Allah SWT. Wallahu A‘lam. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Lomba, Daerah PKB Kab Tegal

Rabu, 25 Agustus 2010

WNI di Jeddah Semarakkan Ramadhan dengan Berbagai Lomba

Jeddah, PKB Kab Tegal

Masjid Indonesia Jeddah (MIJ) menyelenggarakan sejumlah perlombaan dalam rangka menyemarakkan bulan suci Ramadhan 1437 H, di antaranya MHQ (Musabaqah Hifdhil Qur’an), adzan, kaligrafi, shalawat, serta pidato 3 bahasa (Indonesia, Arab dan Inggris).

WNI di Jeddah Semarakkan Ramadhan dengan Berbagai Lomba (Sumber Gambar : Nu Online)
WNI di Jeddah Semarakkan Ramadhan dengan Berbagai Lomba (Sumber Gambar : Nu Online)

WNI di Jeddah Semarakkan Ramadhan dengan Berbagai Lomba

Kegiatan rutin ini digelar selama tiga hari berturut-turut, 16-18 Juni 2016. Acara yang ditujukan untuk siswa Indonesia yang berdomisili di Jeddah, Makkah, dan Madinah ini diawali dengan istighotsah dan buka puasa bersama, Jumat (16/6), pukul 18.10 WAS.

“Acara ini baik untuk pengaderan anak-anak Indonesia di Arab Saudi. Semoga terus terjadi pengembangan dan peningkatan supaya semakin banyak partisipan yang mendaftar,” terang salah satu guru Sekolah Indonesia Makkah (SIM), Abdullah Qothub.

PKB Kab Tegal

Antusiasme siswa Sekolah Indonesia Makkah (SIM) dalam acara ini ditunjukkan dengan banyaknya jumlah partisipan yang hadir di hari pertama, yakni 65 peserta. Shalat Isya’ dan tarawih berjamaah menjadi agenda acara sebelum dimulainya pelaksanaan perlombaan.

PKB Kab Tegal

Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Gerakan Pemuda Ansor Arab Saudi Musthofa Al Gholayin, menilai kegiatan ini sangat memotivasi anak didik dalam mempelajari Al-Qur’an dan ilmu keagamaan lainnya.

“Untuk itu, kegiatan ini sangat perlu dijaga keberlangsungannya. Alhamdulillah, acara ini sudah berjalan rutin selama 13 tahun,” ujarnya.

“Acara ini mampu menjadi tolok ukur kemampuan pengetahuan mereka (peserta lomba) tentang agama. Di tahun yang akan datang, saya harap kategori dalam perlombaan ini bertambah demi memancing adrenalin anak-anak didik Indonesia di Arab Saudi,” tutur alumni Sekolah Indonesia Jeddah, Ayman Sofyan. (Hariri Thohir/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Meme Islam PKB Kab Tegal

28 Mei, Waktunya Luruskan Arah Kiblat

Jakarta, PKB Kab Tegal. Selasa 28 Mei 2013 pukul 16:17:54 WIB, adalah saat yang tepat untuk meluruskan arah kiblat untuk wilayah-wilayah di Indonesia yang mendapatkan cahaya matahari. Sore itu terjadi peristiwa yang disebut “roshdul qiblat” atau saat matahari benar-benar berada di atas Ka’bah.

28 Mei, Waktunya Luruskan Arah Kiblat (Sumber Gambar : Nu Online)
28 Mei, Waktunya Luruskan Arah Kiblat (Sumber Gambar : Nu Online)

28 Mei, Waktunya Luruskan Arah Kiblat

Tepat pasa saat terjadi roshdul qiblat semua benda yang berdiri tegak bayangannya akan mengarah ke Ka’bah. Peristiwa alam ini dapat dimanfaatkan untuk menyempurnakan arah kiblat di masjid, musholla atau di tempat shalat masing-masing dengan cara yang sangat sederhana.

"Roshdul qiblat" adalah istilah khas di kalangan ahli falak pesantren. Istilah lain untuk Roshdul Qiblat adalah istiwa a‘dzam (istiwa utama) Mekkah atau transit utama matahari di atas kota Makkah.?

PKB Kab Tegal

Peristiwa roshdul qiblat terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Mei dan Juli. Pada Mei 2013 ini roshdul qiblat terjadi pada tanggal 28, pukul 16:17:54 WIB. Peristiwa roshdul qiblat berlangsung singkat, sekitar satu menit saja.

Berikut ini cara mengukur arah qiblat dengan roshdul qiblat sesuai panduan Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama:

PKB Kab Tegal

1. Tancapkan batang kayu yang lurus berdiri tegak

2. Amati perjalanan matahari sampai pada waktu yang diperkirakan tersebut.

3. Pada saat waktu tersebut, bayangan batang kayu itu mengarah ke tenggara (timur serong ke selatan)

4. Ujung bayangan sampai ke batang kayu (barat laut) adalah arah qiblat yang benar.

Lajnah Falakiyah PBNU mengimbau, apabila terdapat arah kiblat masjid atau musholla yang sudah ada ternyata tidak sesuai dengan arah kiblat yang diukur dengan memanfaatkan roshdul qiblat, maka bangunan itu tidak perlu dibongkar. “Cukup shafnya saja yang diluruskan sesuai dengan arah kiblat yang benar,” kata Ketua lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghazalie Masroeri terkait roshdul qiblat.

Penulis: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan PKB Kab Tegal

Sabtu, 14 Agustus 2010

Doa Memakai Pakaian

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Doa Memakai Pakaian (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa Memakai Pakaian (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa Memakai Pakaian

Allâhumma innî as’aluka min khairhi wa khaira mâ huwa lahu, wa a‘ûdzubika min syarrihi wa syarri mâ huwa lahu

"Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu kebaikan pakaian ini dan kebaikan sesuatu yang di dalamnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan pakaian ini dan keburukan sesuatu yang ada di dalamnya.” (Lihat: Muhyiddin Abi Zakariya Yahya ibn Syaraf an-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Al-Hidayah, Surabaya)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Quote PKB Kab Tegal

Senin, 09 Agustus 2010

LKNU Kota Surabaya Gelar ”Khitanan Sehat dan Ceria”

Surabaya, PKB Kab Tegal

Bertujuan melaksanakan salah satu syariat Islam dan membantu masyarakat sekitar yang kurang mampu, Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kota Surabaya menggelar khitanan masal gratis. Kegiatan yang digelar bersamaan dengan Peringatan Hari Pahlawan, diberi nama ”Khitanan Sehat dan Ceria”.

Bertempat di Gedung FISIP Universitas Pembangunan Veteran Surabaya, acara berlangsung Kamis (24/11) kemarin. Sedikitnya 32 anak terlibat dalam kegiatan ini.

LKNU Kota Surabaya Gelar ”Khitanan Sehat dan Ceria” (Sumber Gambar : Nu Online)
LKNU Kota Surabaya Gelar ”Khitanan Sehat dan Ceria” (Sumber Gambar : Nu Online)

LKNU Kota Surabaya Gelar ”Khitanan Sehat dan Ceria”

Ketua LKNU Kota Surabaya Sukma Sahadewa menjelaskan peserta berasal Sekolah Dasar dan panti asuhan di sekitar Kota Surabaya dan Sidoarjo.

PKB Kab Tegal

”Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bagus dan kita dukung terus untuk membantu dan melayani masyarakat khususnya peserta khitanan,” kata Sukma saat dihubungi PKB Kab Tegal Jumat (25/11).

Sukma menambahkan LKNU Kota Surabaya siap bekerjasama dengan melakukan kegiatan sosial untuk meringankan beban masyarakat.

PKB Kab Tegal

Ketua FISIP Universitas Pembangunan Veteran Surabaya yang juga penggerak IPNU Kota Surabaya M Azmi menyampaikan, kegiatan ini akan dilakukan setiap tahun. Tujuannya untuk membantu sesama melalui bakti sosial kesehatan khitanan.

Salah satu peserta Deko menyampaikan kesannya. Saat dikhitan ia sangat takut. Namun, setelah selesai ternyata ketakutan itu hanya perasaan saja.

”Ternyata khitan tidak sakit dan bisa langsung aktivitas,” kata siswa kelas empat SD tersebut.

Kegiatan tersebut turut didukung sejumlah pihak, diantaranya Komunitas Motor CB Indonesia (KCBI) Kota Surabaya dan Sidoarjo, dan Komunitas Kesehatan Sahabat Dokter Sukma.

Khitan sendiri diwajibkan bagi pria yang beragama Islam. Selain membersihkan sisa air kencing yang masih membekas pada kantung kemih, khitan juga dapat mengurangi risiko tertularnya penyakit seksual, mencegah penyakit pada penis, mengurangi risiko inveksi saluran kemih, mengurangi risiko kanker penis, menghindari risiko kanker serviks pada pasangan, dan menjaga kebersihan penis. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tokoh PKB Kab Tegal

Selasa, 03 Agustus 2010

Nusron: GP Ansor Harus Menjawab NU Masa Depan

Rembang, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Pimpinan Gerakan Pemuda Ansor Nusron Wahid menegaskan kiprah para pemuda NU sangat dibutuhkan di masa mendatang. GP Ansor dituntut mampu menjadi solusi bagi tantangan NU ke depan.

Nusron: GP Ansor Harus Menjawab NU Masa Depan (Sumber Gambar : Nu Online)
Nusron: GP Ansor Harus Menjawab NU Masa Depan (Sumber Gambar : Nu Online)

Nusron: GP Ansor Harus Menjawab NU Masa Depan

"Kita sebagai kader yang paling dekat dengan NU, sudah sewajarnya bisa menjawab NU masa depan, bukan (sekadar) menjadi masa depan NU. Menjawab NU masa depan artinya harus bisa melakukan koreksi, mencari titik kesalahan dari para pendahulu-pendahulu NU, untuk menjadikan NU lebih baik,” ujarnya seusai melantik PW GP Ansor Jawa Tengah, Senin malam (13/10).

Selain itu, tambah Nusron, GP Ansor mesti bisa menjadi pergerakan bagi perubahan jam’iyah Nahdlatul Ulama ke arah lebih baik. Ia menyebut GP Ansor sebagai “anak tertua” di lingkungan ormas Islam terbesar ini.

PKB Kab Tegal

Pria asal Kudus ini juga mengajak kader Ansor untuk senantiasa membatu pemerintah dalam menjalankan program-program, baik yang ada di provinsi maupun daerah. Sehingga, keberadaan Ansor dapat dirasakan kemaslahatanya di kalangan masyarakat sekitarnya.

Nusron mengimbau seluruh kader dapat mandiri secara ekonomi dan mengembangkannya untuk masyarakat sehingga dampak kesenjangan sosial dapat teratasi dan terkurangi. Dalam hal ini mantan ketua umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini berharap para kader sanggup bekerja sama dengan pemerintah. (Ahmad Asmui/Mahbib)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU, Santri, Kajian Islam PKB Kab Tegal

Kamis, 29 Juli 2010

Maroko Kembali Luluskan Doktor di Bidang Fiqih

Meknes, PKB Kab Tegal. Setelah hampir sepekan yang lalu salah seorang pelajar Indonesia mendapat predikat Summa Cum Laude (Musyarraf Jiddan) di Universitas Moulay Ismail, Meknes, Maroko, pada Rabu (26/12/12) kemarin giliran Badrul Munir M. Yusuf Nafi asal Nanggroe Aceh Darussalam juga mendapat predikat tersebut di universitas yang sama.

Anugerah tersebut, ia dapatkan setelah berhasil mempertahankan sidang disertasinya di bidang fikih yang berjudul “Qaaidah Dar’ul Mafaasid Muqoddamun Ala Jalbil Masholih wa Tathbiqotuha al-Fiqhiyyah: Dirosah Nadhoriyyah Watathbiqiyyah Ala Dloui As-syariah” (Kaidah Fiqih “Mencegah Kerusakan, Lebih Utama daripada Mengambil Kemaslahatan”: Studi Teori dan Aplikasi Fiqih Maqashid Syarah).

Maroko Kembali Luluskan Doktor di Bidang Fiqih (Sumber Gambar : Nu Online)
Maroko Kembali Luluskan Doktor di Bidang Fiqih (Sumber Gambar : Nu Online)

Maroko Kembali Luluskan Doktor di Bidang Fiqih

Sidang yang berlangsung di Auditorium Az-ziyani, Fakultas Sastra dan Humaniora ini, di hadiri oleh Duta Besar Untuk Kerajaan Maroko H. Tosari Widjaja, sejumlah perwakilan anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko, civitas akademika Universitas Moulay Ismail dan mahasiswa Maroko di Fakultas Adab dan HUmaniora Meknes.

PKB Kab Tegal

Kehadiran Dubes RI Tosari Widjaja mendapatkan sambutan hangat dari Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Meknes dan tim penguji. Hal ini menunjukan besarnya perhatian dan dukungan Dubes RI Tosari Widjaja terhadap mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Maroko.?

Dalam sidang disertasinya, Badrul Munir harus berhadapan dengan lima doktor Maroko yang kompeten di bidang masing-masing. Mereka adalah Dr. Moulay Omar Binhammad (ketua), Prof Dr. Abdul Hamid Achaj (Pembimbing/Rapporteur), Prof Dr Hasan Al-Alami (anggota), Prof Dr Abdul Majid (anggota) dan Prof Dr Basidi Lamrani Alawi (anggota).

PKB Kab Tegal

Sidang tersebut berjalan lancar dan sekses serta mendapatkan apresiasi luar biasa. “Tim penguji memuji promovendus yang mampu menguraikan secara sistematis syarat penerapan kaidah terhadap berbagai problematika fiqih kontemporer ditinjau dari sudut pandang maqasihid syariah," kata Kuntoro salah pelajar Indonesia yang menghadiri sidang tersebut.

Dalam disertasinya Ia memaparkan antara lain berbagai aspek teoritis tentang kaidah, syarat-syarat penerapan kaidah, memilih dan menimbang maslahah dan mafsadah yang saling bertentangan yang disertai aplikasi oleh ulama dahulu dan terapannya terhadap permasalahannya terkini baik ibadat, muamalat; kasus medis kontemporer maupun kasus ijtihad fiqih lainnya. Ujar Kuntoro.?

Dengan diraihnya predikat Musyarraf Jiddan (Summa Cumlaude), Duta Besar Tosari Widjaja beserta para Home Staff dan Local staff, Anggota PPI Maroko, dan masyarakat Indonesia yang berada di Maroko memberikan apresiasi yang luar biasa atas prestasi yang di raih oleh Badrul Munir.

Dalam kesempatan ini Dubes berharap semoga ilmu yang diraih mampu memberikan manfaat yang untuk kemajuan agama serta tanah air tercinta Indonesia.

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Kusnadi El-Ghezwa?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta PKB Kab Tegal

Selasa, 20 Juli 2010

Civitas Akademika UIN Bandung Gelar Shalat Ghaib

Bandung, PKB Kab Tegal. Atas wafatnya sang Ahli Fikih Modern civitas akademika UIN Sunan Gunung Djati melaksanakan shalat ghaib untuk KH Sahal Mahfudh di Masjid Iqomah UIN SGD Bandung, Jum’at(24/01).

Civitas Akademika UIN Bandung Gelar Shalat Ghaib (Sumber Gambar : Nu Online)
Civitas Akademika UIN Bandung Gelar Shalat Ghaib (Sumber Gambar : Nu Online)

Civitas Akademika UIN Bandung Gelar Shalat Ghaib

Ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas dan jurusan mengikuti shalat ghaib yang langsung dipimpin oleh guru besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Dr Rosihon Anwar, MAg ? yang juga dekan Fakultas Usuluddin, shalat ghaib ini dilaksanakan setelah shalat Jum’at.

Menurut ketua DKM Masjid Iqomah UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Bahrun Rifai mengatakan bahwa dirinya sangat kehilangan sosok ulama ahli fiqih, sosok yang humanis dan tak membeda – bedakan golongan maupun jabatan.

PKB Kab Tegal

“Kehilangan dengan sosok tersebut, karena dia (Kiai Sahal) ahli dalam fikih baik itu fikih muamalah, munakahat dan lain sebagainya,” ujar Bahrun yang juga menjabat sebagai Rais Majelis Wali Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama Panyileukan Kota Bandung.?

Kiai Sahal, lanjutnya adalah seorang yang mempunyai sosok yang teguh pada pendirian, akhlaknya patut menjadi contoh bagi warga Nahdlatul Ulama khususnya dan umumnya masyarakat Indonesia

PKB Kab Tegal

“Beliau sosok yang teguh pendirian, akhlaknya menjadi contoh, dan merakyat,” tukas dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. (bakti habibie/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ubudiyah, Pahlawan PKB Kab Tegal

Rabu, 07 Juli 2010

NU Temanggung Dorong Media dan Akademisi Kampanyekan Islam Nusantara di Berbagai Kanal

Temanggung, PKB Kab Tegal

Menyadari pentingnya peranan media dalam efektivitas penyampaian berita, wacana, gagasan dan informasi, ? PCNU Temanggung bekerja sama dengan Radio Santika FM, STAINU Temanggung, dan PC IPNU-IPPNU Temanggung menggelar seminar penguatan media bertajuk Peran Media dan Civitas Akademika dalam Pengejawantahan Islam Nusantara, Kamis (21/4).

Seminar yang dihelat di aula kampus STAINU Temanggung dan menghadirkan narasumber ? tunggal, Asep Cuantoro dari KPID Jawa Tengah ini merupakan salah satu rangkaian dari peringatan Harlah ke-93 NU dan ulang tahun ke-2 Radio NU, Santika FM.

NU Temanggung Dorong Media dan Akademisi Kampanyekan Islam Nusantara di Berbagai Kanal (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Temanggung Dorong Media dan Akademisi Kampanyekan Islam Nusantara di Berbagai Kanal (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Temanggung Dorong Media dan Akademisi Kampanyekan Islam Nusantara di Berbagai Kanal

Dalam kesempatan ini, Asep Cuantoro secara umum memaparkan materi tentang media dakwah dan berdakwah di media. Namun bagian yang kedua itulah yang lebih banyak dia eksplorasi lebih detil.

Menurut mantan aktivis PW IPNU Jawa Tengah ini, media dakwah kini makin luas dan beragam. Dakwah selain lewat media konvensional seperti ceramah, bisa pula melalui berbagai kanal media yaitu radio, televisi, twitter, facebook, blog, dan media sosial lainnya. Intinya media yang dapat dipakai untuk menyampaikan materi dakwah. Dan media yang berbasis online itulah saat ini yang lebih efektif.

PKB Kab Tegal

"Dakwah di media hari ini sangat efektif. Mengampanyekan apapun cukup efektif melalui media. Sekarang ini informasi dari media konvensional maupun situs berita online kalah cepat dengan berita yang diperoleh dari media sosial," kata Asep

Hari ini, lanjut asep, kita dijejali dengan media yang sangat banyak, juga dijejali informasi berjibun segala rupa. Itulah kekuatan media.

Pria yang pernah berkiprah di PMII Jawa Tengah ini menilai bahwa selama ini perhatian kalangan NU akan pentingnya penggunaan media online dalam mengekspos dan mempublikasikan kajian-kajian Islam Nusantara misalnya, masih tergolong rendah. Dalam hal ini orang NU Masih kalah dengan apa yang dilakukan oleh kelompok-kelompo fundamentalis. Orang NU masih saja gandrung berdakwah dengan media oral atau ceramah. Padahal sudah jamak diketahui bahwa media ceramah ini terdapat banyak kelemahannya lebih-lebih pada masa sekarang.

"Sikap yang keliru bila kita hanya berteriak menyalahkan media-media yang dipunyai orang Wahabi misalnya, karena mereka memiliki banyak media yang beragam itu sudah secara legal," ujar Asep.

Maka dia mengimbau agar NU perlu mengimbanginya dengan media serupa yang juga legal. Karena dalam mengenalkan suatu ajaran dan misi tertentu ibaratnya seperti ? warung yang menyediakan makanan yang menarik. Supaya gagasan Islam Nusantara bisa disajikan secara menarik dan diminati orang, maka menggunakan media online menjadi begitu urgen.

PKB Kab Tegal

Selanjutnya Asep menyatakan, kalangan NU supaya ebih masif lagi berdakwah lewat media sosial. Begitu pula pengajian-pengajian para kiai NU mulai tingkat MWCNU harus direkam kemudian diunggah di Youtube agar bisa diakses lebih luas.

Seminar yang diikuti dengan cukup antisias oleh ratusan peserta ini makin hidup ketika sesi diskusi. Menjawab pertanyaan peserta, ? Asep mengingatkan bahwasanya media itu selain memuat kepentingan bisnis dan politik, di dalamnya tidak lepas pula memiliki agenda kepentingan moral dan agama. Maka NU dengan berbagai media yang sudah dimilikinya supaya gencar pula mengampanyekan di antaranya ajaran Islam Nusantaranya. ?

Dia menegaskan bahwa saat ini konglomerasi media, yaitu kepemilikan berbagai jenis media yang tersentral hanya pada segelintir nama memang menjadi PR bersama. ? Menurutnya semestinya yang mampu mengatasi bahaya yang ditimbulkan dari konglomerasi media ? adalah ketegasan pemerintah dan DPR. Karena otoritas yang mengatur masalah itu ada pada pemerintah.?

"Secara global, ranah peran KPI hanya mengawasi program siaran yang berjalan. Mana yang layak dan mana yang tidak layak, untuk menjaga martabat dan akhlak anak bangsa supaya tidak rusak," pungkasnya. (M. Haromain/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah, Lomba PKB Kab Tegal

Minggu, 20 Juni 2010

Pak Djamal, Tokoh Film Nasional

Oleh teman-temannya, Djamaluddin Malik dikenal sebagai seorang dermawan. Dia ini menjadi bos atau raja Seniman Senen. Sebelum era Taman Ismail Marzuki, pasar Senen, dengan kedainya yang murah, menjadi tempat pertemuan para seniman.

Di Senen, selain minum kopi dan lain-lain, seniman melakukan proses kreatif, membicarakan berbagai masalah kehidupan dari kriminalitas, kemiskinan, puisi, drama, hingga ke masalah poitik.

Pak Djamal, Tokoh Film Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Pak Djamal, Tokoh Film Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Pak Djamal, Tokoh Film Nasional

Ketika kesenian belum terkomersialisasi seperti sekarang ini, pada umumnya para seniman hidup sangat miskin apalagi bagi para seniman pemula, yang sekarang ini banyak menjadi seniman besar.Tetapi kreativitas mereka dalam masa sulit itu justru berkembang pesat, karena imajinasi mereka bisa berkembang secara bebas, bahkan liar.

PKB Kab Tegal

Kepada Djamaluddin inilah mereka itu mengharapkan bantuan keuangan, baik sekadar untuk minum kopi, membeli buku, menonton sandiwara hingga memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Pak Djamal membuka rumahnya 24 jam bagi siapa saja yang ingin datang.

PKB Kab Tegal

Kedermawanan tidak hanya pada orang yang di anggap miskin, KH Saifuddin Zuhri yang waktu itu baru pindah dari Semarang untuk dipromosikan menjadi pegawai tinggi di Departemen Agama Jakarta, juga pernah diberi sebuah rumah besar di kawasan Kebayoran Baru II.

Untuk pergerakan di dunia seni, apalagi. Ia tak hitung-hitung. Macam-mamcam pertunjukan kesenian atau tonil banyak yang dibiayai Djamaluddin Malik secara pribadi. Hal itu di maksudkan untuk memacu perkembangan seni budaya nasional yang waktu itu sedang pada tahap rintisan.

Ada kisah dari Dr. Mashudi, Sekjen Lesbumi, pengganti Hasbullah Khalid. Mashudi, ketika berjumpa Pak Djamal di Kairo, tiba-tiba diberi uang pound sterling yang banyak. Semula Mashudi ingin pulang naik kapal, akhirnya naik pesawat sebagaimana berangkatnya.

Sebelum terjun ke dunia seni budaya, khususnya film, putera Minang kelahiran 13 Februai tahun 1917 ini bekerja di sebuah maskapai palayaran Belanda (KPM), juga pernah bekerja di sebuah perusahaan dagang Belanda. Dari pengalaman bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda tersebut, dia memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai kiat berdagang dan managemen perdagangan modern, dan sekaligus bisa menghimpun kekayaan dari sana. Bakat kewirausahaannya berkembang dengan modal keuangan yang memadai, sehingga dalam waktu yang relatif singkat ia menjadi saudagar yang kaya pada zamannya.

Baru ketika terjadi perebutan kekuasaan dari tangan Belanda ke tangan Jepang pada tahun 1942, di mana semua aset dan kekuasaan Belanda di ambil alih oleh Jepang, saat itulah Djamaluddin Malik sebagai seorang patriot mulai melangkahkan kaki untuk perjuangan dengan mendirikan kelompok sandiwara Panca Warna. Kelompok ini pentas keliling hampir di seluruh kota besar Indonesia untuk membangkitkan semangat juang dan cinta tanah air, untuk menghadapi penjajahan. Atas jasanya itu ia di angkat sebagai seorang pahlawan Nasional.

Simak rekaman Kiai Saifuddin Zuhri ketika pertama kali ketemu Pak Djamal di Jogja, sekitar tahun 1948.

"Kenalkan dulu, ini Saudara Djamaluddin Malik," Kiai Wahid Hasyim memperkenalkan pemuda kepada kami. "Ia juga anggota Ansor Cabang Gambir, Jakarta."

Kami segera berkenalan.

"Formalnya baru perkenalan sekarang, tetapi hati kita sudah lama bersatu, bukan?" Djamal menatap aku dengan senyumanannya."

"Saya sedang merundingkan dengan Djamal ini sebelum Saudara-sauara datang," kata Kiai Wahid. "Ia seorang seniman. Memimpin suatu rombongaan sandiwara nomor satu. Ia baru tiba di Jogja dari Makassar dan Kalimantan..."

"Rombongan sandiwaranya bisa dijadikan bertemunya orang-orang Republik yang ada di Jakarta." Kiai Wahid bicara panjang lebar tentang Djalam kepada Kiai Saifuddin, sehingga kiai Saifuddin merasa sudah dekat dengan orang yang baru ditemuinya itu.

Dalam pertemuan itu, Djamal bermaksud menghentikan persandiwaraan dulu, namun Kiai Wahid tidak setuju dengan alasan anggota Laskar Hizbullah sudah cukup mewadai. Kiai Wahid juga mengatakan bahwa grup sandiwara dan seni pada umumnya yang kekurangan orang. Sandiwara, kata Kiai Wahid, sangat penting bagi suatu perjuangan besar.

Seperti yang pernah disaksikan Pramoedya, drama Djamaluddin Malik Ratu Asia, yang pernah di pentaskan di Garden Hall, Jakarta itu sangat mempesona, baik ceritanya, maupun peran pemainnya. Ini membuktikan keseriusan Djamal dalam membentuk lembaga kesenian modern ini.

Pada masa kemerdekaan, yakni tahun 1951 ia mempelopori berdirinya industri perfilman Indonesia dengan gaya Hollywood dengan mendirikan NV. Persari (Perseroan Artis Republik Indonesia). Studio film yang berlokasi di Polonia Jatinegara berada di areal tanah yang sangat luas dan memiliki sarana yang lengkap, baik untuk latihan, shooting dan pertunjukan film dan drama, di lengkapi pula dengan perumahan para artis.

Memang sejak awal Djamaluddin ingin mengangkat kehidupan para artis, yang kebanyakan baru meniti karir dalam asuhannya sendiri. Gedung ini sering dijadikan tempat pertemuan para seniman dan budayawan. Pertemuan para Ulama NU sering kali di adakan di sini. Studio ini sangat produktif menghasilkan film, dengan produksi rata-rata delapan film setahun, sehingga ia tampil sebagai seorang produser film pribumi terbesar saat itu. Sementara itu usaha dagangnya juga terus berkembang pesat.

Kesibukan yang luar biasa dalam dunia film dan perdagangan itu membuat Djamal merasa jauh dari agama, sehingga mengalami kekeringan dan kemiskinan rohani di tengah kekayaan materi yang melimpah. Menyadari bahwa hal itu akan membahayakan bagi keseimbangan hidupnya Djamal memutuskan untuk melakukan perjalanan fisik dan rohani ke Tanah Suci untuk mengisi kehausan rohaninya dengan menunaikan ibadah Haji, yang merupakan puncak pengalaman rohani tertinggi. Hal itu kemudian turut mengilhami lahirnya film Tauhid yang diproduksi oleh Lesbumi.

Ketika berada di Tanah Suci itulah timbul kesadarannya bahwa dirinya harus juga mengabdikan diri kepada kepentingan masyarakat dan agama. Maka ketika kembali ke Tanah Air tahun 1952, maka dipilihlah NU untuk berkiprah. Pilihan jatuh ke NU, sebab jauh sebelumnya Djamaluddin Malik sudah aktif di Gerakan Pemuda Ansor Anak cabang Gambir. Kembalinya Pak Djamal di pangkuan NU sangat dibutuhkan, sebab saat itu NU tengah merintis untuk menjadi sebuah partai politik tersendiri, di luar orbit Masyumi, sehingga tenaga dan pikiran dan harta orang semacam dia tentu sangat di butuhkan.

Beberapa kiai yang ketat, awalnya meragukan komitmen Pak Djamal di NU. Tapi ia bisa membuktikan bahwa niatnya berjuang ikhlas. Akhirnya berhasil menjadi tokoh NU yang tangguh dan disegani di dalam NU maupun oleh lawan politik NU. Selain itu Djamal merasa hanya dalam NU itulah kebutuhan rohaninya terpenuhi, sebab kerohanian yang ada dalam NU (sufisme) itu sangat sesuai dengan kebutuhan rohaninya. Walaupun telah aktif di NU aktivitasnya di dunia film tidaklah berhenti, justru melalui NU itulah dia ingin rintisannya itu bisa lebih berkembang, baik karena mendapat dukungan politik dan sekaligus mampu mendapatkan pemirsa. Demikianlah Pak Djamal, tokoh film Nasional. (Redaksi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa PKB Kab Tegal

Rabu, 16 Juni 2010

Amalan Antiejakulasi Dini

Assalamu ’alaikum wr. wb

Redaksi Bahtsul Masail PKB Kab Tegal yang saya hormati. Sebelumnya saya mohon maaf, karena saya mau menanyakan hal yang agak sensitif. Saya mohon nama saya dirahasiakan. Sudah hampir satu tahun saya mengalami masalah kehidupan seks. Saya selalu “keluar” duluan. Awalnya isteri sering protes, tetapi sekarang sudah tidak.

Namun sebagai seorang suami tentu saya merasa bersalah sebab tidak bisa membahagiakan isteri di ranjang. Saya sudah berobat ke mana-kemana, tapi hasilnya belum maksimal. Memang tidak cukup hanya berobat, tetapi berdoa juga sangat penting. Usaha dan doa harus seimbang. Pertanyaan saya adakah doa khusus yang diajarkan Nabi SAW atau doa dari para ulama mengenai masalah yang saya hadapi. Atas jawabannya saya ucapkan terima kasih.

Amalan Antiejakulasi Dini (Sumber Gambar : Nu Online)
Amalan Antiejakulasi Dini (Sumber Gambar : Nu Online)

Amalan Antiejakulasi Dini

Wassalamu’alaikum wr, wb

(Klaten/Nama dirahasiakan)

PKB Kab Tegal

Jawaban

PKB Kab Tegal

Assalamu ‘alaikum wr. wb

Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt. Seorang isteri sudah semestinya menaati suaminya. Namun suami juga harus memenuhi hak-hak isterinya termasuk juga di dalamnya hak untuk mendapatkan kenikmatan seksual. Dalam hubungan intim dengan isteri suami jangan hanya mencari kepuasan diri sendiri, tetapi harus sama-sama saling menikmati.

Jika kemudian ada masalah dalam hubungan intim seperti pihak suami kurang bisa memuaskan isterinya karena mengalami ejakulasi dini, hal ini harus dikonsultasikan baik-baik dengan isteri dan dicari jalan keluarnya. Misalnya dengan melakukan konsultasi kepada dokter spesialis dan melakukan pengobatan. Dalam hal ini dukungan isteri mutlak diperlukan.

Kami melihat bahwa penanya sudah melakukan upaya-upaya serius untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dalam kasus ini berobat menjadi keharusan, tetapi berdo’a juga tidak kalah pentingnya. Berobat dan berdo’a sudah semestinya berjalan beriringan.

Sedangkan do’a khusus yang diajarkan Nabi Muhammad SAW mengenai kasus ejakulasi dini sepanjang penelusuran kami dalam pelbagai literatur Islam klasik tidak ditemukan. Tetapi kami hanya menemukan doa yang dipanjatkan oleh Ibnul Mukadir, salah seorang tabi’in. Doanya sebagai berikut.

? ? ? ? ? ?

Allahumma qawwi dzakarî fa innahû manfa’atun li ahlî. Artinya, “Ya Allah, kuatkan dzakarku karena sesungguhnya hal itu bermanfaat buat isteriku.”

Menurut keterangan yang terdapat dalam kitab Faidlul Qadir karya Abdurra’uf al-Munawi, Ibnul Munkadir memanjatkan do’a agar dikuatkan dzakarnya semata-mata untuk memenuhi apa yang menjadi hak isterinya. Dengan kata lain untuk memenuhi birahi isterinya. Sebab, syahwat-birahi perempuan itu ada pada laki-laki. Jika dibiarkan atau tidak “disentuh”, dikhawatirkan perempuan akan terjerumus ke dalam perzinahan.

? ? ? ? : ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Artinya, “Ibnul Munkadir berdo’a, ‘Ya Allah, kuatkan dzakarku karena sesungguhnya hal itu bermanfaat buat isteriku’. Doa itu dipanjatkan agar Allah menguatkan dzakar Ibnul Munkadir semata-mata untuk memenuhi kewajibannya sebagai suami yang menjadi hak isterinya, bukan untuk mengumbar syahwatnya. Sebab, birahi perempuan itu ada pada laki-laki. Apabila dibiarkan, dikhawatirkan perempuan akan terjerumus ke dalam perzinahan,” (Lihat Aburra’uf al-Munawi, Faidlul Qadir, Darul Kutub al-Ilmiyyah, Beirut, cet ke-1, 1415 H/1994 M, juz, IV, h 145).

Penjelasan yang terdapat dalam kitab Faidlul Qadir di atas sangat menarik untuk dicermati dan diperhatikan terutama bagi para suami. Sebab, acap kali kita mendengar berita di pelbagai media massa perselingkuhan perempuan yang sudah bersuami dengan alasan suaminya tidak bisa memuaskan atau membahagiakannya di ranjang. Kendati harus dicatat bahwa kekurangan suami itu bukan alasan pembenaran atas praktik zina dan menurunnya sikap harmonis.

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Untuk para suami yang sedang mengalami masalah seperti yang dihadapi oleh penanya di atas kami sarankan terbuka kepada isteri dan segera berkonsultasi dengan dokter spesialis agar cepat mendapat penangangan. Mereka yang mengalami masalah ini tidak perlu frustasi. Insya Allah ada jalan keluarnya.

Sembari berobat jangan lupa berdoa. Doa Ibnul Munkadir bisa dijadikan alternartif di samping do’a-doa lain. Sedangkan para isteri sudah semestinya bersikap sabar dan mendukung suami dalam menyelesaikan problem yang dihadapi. Kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq

Wassalamu’alaikum wr. wb


(Mahbub Ma’afi Ramdlan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaSantri, Bahtsul Masail, Kajian PKB Kab Tegal

Jumat, 04 Juni 2010

Dua Ulama Pencipta Lagu Kemerdekaan Khas Pesantren

Oleh M. Rikza Chamami



Dunia pesantren mengenal rabithah (hubungan guru-murid) yang sangat kuat. Guru selalu menjadi inspirasi para santri-santrinya yang pernah mengaji. Demikian pula guru, selalu senang jika melihat para santrinya sukses berkhidmah di tengah masyarakat luas. Tugas sebagai guru seakan tuntas memiliki generasi penerus. Santri juga merasa gembira karena dapat meneruskan manfaat ilmu dari para guru-gurunya.

Dua Ulama Pencipta Lagu Kemerdekaan Khas Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Dua Ulama Pencipta Lagu Kemerdekaan Khas Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Dua Ulama Pencipta Lagu Kemerdekaan Khas Pesantren

Demikian pula tampaknya yang dirasakan oleh guru-murid yang sama-sama berjuang meraih kemerdekaan Republik Indonesia dan mendirikan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU). Siapakah dia? KHR Asnawi Kudus (1861-1959 M) dan KH Abdul Wahab Chasbullah (1888-1971). Dua tokoh pesantren ini dikenal sebagai sosok guru dan murid yang saling mendukung satu dan lainnya dalam segala hal perjuangan menegakkan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.

PKB Kab Tegal

KHR Asnawi adalah salah seorang guru dari KH Abdul Wahab Chasbullah ketika mencari ilmu di Makkah bersama KH Bisri Sjansuri Jombang, KH Dahlan Pekalongan, KH Kamal Hambali Kudus, KH Mufid Kudus dan KH Ahmad Muchid Sidoarjo (Minan Zuhri: 1983). KHR Asnawi sangat lama bermukim di Makkah menjadi guru di Masjidil Haram dan mengajar ilmu agam di rumah pondokannya.

Demikian pula KH Abdul Wahab Chasbullah disebutkan mulai belajar di Makkah sejak usia 27 tahun dan mukim selama lima tahun (Ubaidillah Sadewa: 2014). Di antara guru Mbah Wahab selain KHR Asnawi selama belajar di Makkah adalah Syaikh Mahfudz Termas (tasawwuf dan ushul fiqih), Syaikh Mukhtaram Banyumas (Fathul Wahab), Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau (fiqih), Syaikh Baqir Yogyakarta (manthiq), Syaikh Asy’ari Bawean (ilmu hisab), Syaikh Sa’id Al Yamani (nahwu), Syaikh Sa’id Ahmad Bakry Syatha (nahwu), Syaikh Abdul Karim Al Daghestany (Kitab Tuhfah), Syaikh Abdul Hamid Kudus (ilmu ‘arudl dan ma’ani) dan Syaikh Umar Bajened (fiqih).

Dari sisi nasab, kedua Kiai ini sama-sama keturunan dari Walisongo. KHR Asnawi keturunan dari Sunan Kudus Sayyid Ja’far Shodiq dan KH Abdul Wahab Chasbullah adalah keturuan dari Maulana Ishaq (ayahanda Sunan Giri). Sehingga sangat wajar, dalam bidang perjuangan dan keilmuan antara keduanya sangat memiliki kemiripan. Semangat dalam mencari ilmu dan ketegasan dalam menjalankan hukum agama juga menjadi komitmen keduanya.

PKB Kab Tegal

Salah satu perjuangan yang tidak pernah dilupakan oleh kedua Kiai ini adalah dalam mengusir penjajah. Kekuatan ilmu dan santri yang dimilikinya, baik di Kudus dan Jombang digerakkan untuk mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Kedaulatan Indonesia sangat dibela mati-matian. Apalagi penjajah hadir di bumi Indonesia sangat mengganggu hak asasi manusia dan membawa misi menghanguskan Islam yang sudah dipeluk oleh penduduk Indonesia.

Sejak masih ada di Makkah, KHR Asnawi dan KH Abdul Wahab Chasbullah sudah merancang bagaimana Indonesia yang terjajah oleh Belanda itu bisa merdeka. Mbah Asnawi bersama dengan Mbah Wahab, KH Abbas Jember dan KH Dahlan Kertosono mendirikan Sarekat Islam (SI) Cabang Makkah. Gerakan nasionalisme sudah digaungkan dari tanah haram dengan menguatkan eksistensi SI dalam merespon pergerakan nasional. Sepulangnya ke Indonesia, dua Kiai ini masih menggelorakan cinta tanah air dan bertekad mengusir penjajah.

KHR Asnawi yang merupakan Penasehat SI Cabang Kudus dengan gagah berani membuat fatwa: “Haram hukumnya menyamai pakaian Belanda (bercelana, berjas, berdasi dan bertopi)”. Fatwa ini diindahkan oleh semua penduduk Kudus dan sekitarnya. Dalam memperjuangkan hak muslim di Kudus, KHR Asnawi pernah dipenjara oleh Belanda, karena fitnah penjajah “geger pecinan”.

Dan justru dari balik jeruji penjara, dakwah KHR Asnawi semakin kuat dan semua santri membala mati-matian dengan membenci penjajah dan minta KHR Asnawi dibebaskan. Semangat kebangsaan ditanamkan oleh KHR Asnawi kepada murid-muridnya. Mbah Asnawi mendirikan organisasi dan madrasah sebelum kemerdekan: Jam’iyyatun Nashihin, Nahdlatul Ulama dan Madrasah Qudsiyyah.

Hal yang sama juga dilakukan oleh KH Abdul Wahab Chasbullah. Organisasi SI masih digeluti selama berada di Surabaya. Gerakan nyata Mbah Wahab dalam mendukung kemerdekaan sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Kemerdekaan dan hengkangnya penjajah menjadi komitmen Mbah Wahab yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Indonesia, Islam dan kerukunan bangsa Indonesia perlu diwujudkan.

Persinggungan dan keakraban Mbah Wahab dengan Agus Salim, Ki Hadjar Dewantara, W. Wondoamiseno, Hendrick Sneevliet, Alimin, Muso, Abikusno Tjokrosujono dan Soekarno membuatnya semakin kuat merancang pergerakan cinta tanah air. Termasuk peran Mbah Wahab dalam mendirikan Islam Studie Club bersama Dr Soetomo pada 1920. Termasuk Mbah Wahab mulai mendirikan organisasi? dan madrasah sebelum kemerdekaan: Tashwirul Afkar, Nahdlatul Wathan dan Nahdlatut Tujjar.

Karya Lagu Pesantren



Di antara wujud kebanggaan dan kecintaan KHR Asnawi dan KH Abdul Wahab Chasbullah ditunjukkan dengan karya seninya. Dua kiai ini dikenal sebagai sosok yang ‘alim dalam agama dan ahli membuat syi’ir (lagu khas pesantren berbahasa Arab). Apalagi dalam catatan sejarah, Mbah Wahab belajar ilmu ‘arudl (membahas cara membuat sya’ir berbahasa Arab) dengan KH Abdul Jalil sejak di Makkah. Dan dunia pesantren memang tidak pernah melupakan ilmu ‘arudl dan ilmu balaghah (badi’, ma’ani dan bayan).

Karya pesantren berupa syi’ir kemerdekaan yang dikarang oleh KHR Asnawi sudah sangat masyhur di kalangan santri Kudus. Syi’ir kemerdekaan (mudah disebut sebagai Lagu Kemerdekaan khas pesantren) itu adalah:

? ? ? * ? ? ?

? ? * ? ? ?

? ? ? * ? ? ?

? ? ? * ? ?

? ? ? * ? ? ? ?

? ? ? ? ? * ? ? ? ?

? ? ? * ? ?

? ? ? * ? ? ? ?

? ? * ? ?

? ? * ? ?

? ? ? * ? ?

? ? * ? ?

Sungguh kemerdekaan telah jelas bagi bangsa Indonesia

Seluruh bangsa bergembira selamanya

Karena untuk mendapatkan itu dibutuhkan perjuangan total

Dibawah jajahan kolonial Jepang dan Belanda

Ada yang diasingkan di Digul Irian Jaya

Ada juga yang dipenjara dengan penuh kepedihan

Sungguh mereka benar-benar ikhlas mengkhidmahkan diri untuk negara

Jiwa kebangsaan menggerakkan mereka berjuang secara nyata

Demi bangsa dan negara

Semoga Tuhan membalas perjuangan mereka

Dengan menjaga kemerdekaan berpendapat yaitu demokrasi

Menuju kemakmuran keadilan sosial

Adapun lagu kebangsaan yang dikarang oleh KH Abdul Wahab Chasbullah sudah sangat masyhur dan akan menjadi “Lagu Perjuangan Nasional”, yaitu:

? ? ? ? ? ?

? ? ? ?

? ? ? ?

? ? ?

? ?

? ? ?

? ? ? ?

? ? ?

“Pusaka hati wahai tanah airku

Cintamu dalam imanku

Jangan halangkan nasibmu

Bangkitlah, hai bangsaku!

Indonesia negriku

Engkau Panji Martabatku

S’yapa datang mengancammu

‘Kan binasa dibawah dulimu!”

Karya Mbah Wahab ini ada yang menyebutkan dikarang sejak 1916 (versi Cak Anam) dan digemakan sejak 1934 (versi Ubaidillah Sadewa). Keduanya jelas menunjukkan bahwa karya lagu pesantren ini berada pada posisi sebelum kemerdekaan. Dalam buku “Masterpiece Islam Nusantara: Sanad dan Jejaring Ulama-Santri 1830-1945” karya Zainul Milal Bizawie (2016: 55) terdapat kalimat tambahan dalam karya Mbah Wahab, yakni:

Jangan kalian menjadi orang terjajah

Sungguh kesempurnaan dan kemerdekaan

Harus dibuktikan dengan perbuatan

Karya pesantren dari dua Kiai ini menjadikan nyata, bahwa komitmen Kiai dalam mendorong kemerdekaan dan merayakannya menjadi bagian yang utuh. Maka rasanya terharu sekaligus bangga mendengar "Yahlal Wathan" karya KH Abdul Wahab Chasbullah Jombang menjadi Lagu Nasional. Dan guru Kiai Wahab bernama KHR Asnawi Kudus juga memiliki Syiir Proklamasi Kemerdekaan, Shalawat Kebangsaan dan Syiir Nasionalisme menyambut IR Soekarno sebagai Presiden RI.

Zainul Milal Bizawie menegaskan bahwa: “Setiap langkah Mbah Wahab yang dinamis, beliau selalu meminta nasehat dan saran dari Kiai Asnawi Kudus. Apalagi dengan keberadaan KH Hasyim Asy’ari yang selalu hati-hati dan penuh pertimbangan. Dalam kedinamisan dan pergerakannya, Mbah Wahab selalu minta saran Mbah Asnawi yang lebih aktif dan dinamis”. Disinilah titik temu Mbah Asnawi dan Mbah Wahab. Keduanya menggambarkan isi hati dan muatan dakwah Islamnya dalam lagu-lagu yang isinya hampir memiliki kesamaan.

Hubungan guru & murid ini kompak dalam mendarmabaktikan ilmu arudl-nya untuk Indonesia dengan lagu-lagu kemerdekaan khas Pondok Pesantren. Mbah Asnawi dan Mbah Wahab adalah sosok Kiai yang benar-benar menunjukkan bahwa bangsa Indonesia itu harus pandai dan harus dihibur dengan lagu khas pesantren untuk menyemangati cinta bangsa sekaligus mengenang jasa para pahlawan. Semoga lahir Asnawi dan Wahab baru di bumi Nusantara ini. Wallahu a’lam.

Penulis adalah alumni Madrasah Qudsiyyah Kudus, Pjs Ketua Umum IPNU tahun 2009 & Dosen UIN Walisongo



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Pertandingan, Halaqoh PKB Kab Tegal