"Jika ruang gerak madrasah dipersempit karena pemberlakukan lima hari sekolah, maka Negara tidak berpihak kepada Pembentukan Karakter Bangsa," tegas H Wasyari saat menyampaikan pernyataan sikapnya pada Aksi Tolak Full Day School di depan Taman Rakyat Slawi, Jumat (25/8)
Madrasah Diniyah Kawah Candradimuka Pembentukan Karakter Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online) |
Madrasah Diniyah Kawah Candradimuka Pembentukan Karakter Bangsa
Ia juga mendesak agar pemerintah pusat segera membatalkan kebijakan tersebut. Dia mengungkapkan, warga Kabupaten Tegal juga merupakan bagian dari Bangsa Indonesia. Untuk itu, dia meminta agar Mendikbud mendengarkan aspirasinya dan ditindaklanjuti."Muhammadiyah adalah kawan kita, tapi kita juga punya prinsip, rawe-rawe rantas malang-malang putung (artinya, segala sesuatu yang merintangi maksud dan tujuan harus disingkirkan)," kata Wasari.
PKB Kab Tegal
Di sela aksi, H Wasyari yang juga menjabat Sekretaris Dinas Dikbud itu menyampaikan surat pernyataan sikap PCNU Kabupaten Tegal kepada Bupati Tegal Enthus Susmono dalam bentuk besar/ekslusif yang isinya menolak kebijakan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang pemberlakuan lima hari sekolah.Senada Rois Syuriyah PCNU Kabupaten Tegal KH Chambali Utsman juga meminta agar FDS segera dibatalkan. Sebab, kebijakan tersebut dapat mengurangi jam belajar siswa di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) yang dilaksanakan setiap sore.
Padahal, menurut KH Chambali, madrasah Diniyah merupakan pendidikan dasar agama yang penting untuk membekali generasi muda dengan Akhlakul Karimah.
"Tanpa lestari dan eksisnya madrasah, maka fondasi generasi muda tidak bisa terlaksana. Mari pertahankan MDA. Permendikbud (Nomor 23 Tahun 2017) harus dihapus," tegasnya.?
Aksi tolak Full Day School diikuti 32000 massa yang berasal dari pengurus dan anggota banom dan lembaga NU, muslimat, Fatayat, GP Ansor, PMII, IPNU, IPPNU, LP Maarif, RMI, FKDT dan puluhan ribu warga NU Kabupaten Tegal. (Hasan/Fathoni)
PKB Kab Tegal
Dari Nu Online: nu.or.idPKB Kab Tegal Santri PKB Kab Tegal