Rabu, 28 Februari 2018

Usai Dilantik, IPNU dan IPPNU Bantul Siapkan Program Kerja Prioritas

Bantul, PKB Kab Tegal. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Bantul resmi dilantik. Acara yang dirangkai dengan Rakercab ini menjadi special karena untuk pertama kalinya kegiatan digelar kembali di “rumah” gedung PCNU Bantul, Ahad (6/9).

Acara yang mengusung tema "Membangun Loyalitas Kader NU melalui Solidaritas" diharapkan mampu menumbuhkan kekompakan dalam meneruskan perjuangan serta pengaderan. Semangat untuk terus membangun dan mengupayakan pendirian anak cabang. Pelantikan sendiri dikukuhkan oleh PW IPNU dan IPPNU Yogyakarta.

Usai Dilantik, IPNU dan IPPNU Bantul Siapkan Program Kerja Prioritas (Sumber Gambar : Nu Online)
Usai Dilantik, IPNU dan IPPNU Bantul Siapkan Program Kerja Prioritas (Sumber Gambar : Nu Online)

Usai Dilantik, IPNU dan IPPNU Bantul Siapkan Program Kerja Prioritas

Ketua IPNU Bantul Ahmad Sidik mengajak semua pihak untuk bahu membahu dalam membangun soliditas pengurus dan kader dalam turut serta membangun kehidupan bangsa.

PKB Kab Tegal

“Dalam menghadapi MEA pelajar NU diajak untuk terus mengembangkan potensi dan kompetensi yang mumpuni dengan terobosan baru sehingga dapat bersaing dengan gempuran sumber daya asing yang mau tidak mau kalangan pelajar yang akan menghadapinya.”

PKB Kab Tegal

Sementara Ketua PCNU Bantul H Yasmuri menyebut pelajar IPNU dan IPPNU sebagai pelajar unggul dan terpilih. “Di antara kerikil, palajar NU adalah mutiara. Sehingga akan menjadi penerima estafet kepemimpinan dalam masa depan.”

H Yasmuri berharap pelajar NU Bantul membuat program kerja prioritas sehingga dalam periode dua tahun ke depan dapat program terlaksana sesuai rencana. (Heru Priyanto/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pondok Pesantren, Pendidikan, Sejarah PKB Kab Tegal

Selasa, 27 Februari 2018

Pengurus Ranting Sebagai Ujung Tombak Kartanu

Jombang, PKB Kab Tegal. Sukses penyelenggaraan kartu identitas bagi warga NU yakni Kartanu sangat ditentukan oleh kiprah para pengurus di tingkat ranting. Bila keberadaan mereka dirasakan oleh warga sekitar, program NU apa saja yang tentunya bermanfaat pasti akan didukung.

Pengurus Ranting Sebagai Ujung Tombak Kartanu (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengurus Ranting Sebagai Ujung Tombak Kartanu (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengurus Ranting Sebagai Ujung Tombak Kartanu

Hal ini sebagaimana disampaikan Sekretaris Panitia Kartu Tanda Anggota Nahdlatul Ulama (Kartanu) PCNU Jombang, Afandi saat menerima PKB Kab Tegal di kantor MWC NU Sumobito Jombang (22/3). Di kecamatan ini merupakan lokasi ke tiga dari 21 MWC NU yang mendapat giliran pemotretan dan pembuatan Kartanu.

Alumnus Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang ini menandaskan bahwa di antara tiga kecamatan yang telah melakukan pemotretan, baru MWC NU Jombang yang terlihat demikian antusias.?

PKB Kab Tegal

"Bahkan untuk MWC NU Jombang hari ini melakukan pemotretan susulan," katanya. Hal itu adalah buah dari kerja keras dan intensitas para pengurus untuk menyapa dan meyakinkan warga setempat.?

Afandi juga menyampaikan salut atas upaya serius yang dilakukan sejumlah pengurus dalam mensukseskan program ini.?

PKB Kab Tegal

"Khususnya kepada warga yang berjenis kelamin perempuan baik Muslimat, Fatayat serta IPPNU," katanya. Karena dari peserta Kartanu memang didominasi oleh para aktifis perempuan NU. "Sepertinya, kawan-kawan NU, Ansor, maupun IPNU harus belajar kepada kalangan perempuan NU," katanya sembari tertawa.

Kendati demikian, panitia juga menyayangkan terbatasnya informasi yang disampaikan kepada warga, khususnya manfaat dari kepemilikan Kartanu.?

"Beberapa masih mempertanyakan kegunaan dari kartu ini," katanya. "Padahal sejumlah keringanan biaya dari sejumlah rumah sakit di Jombang telah membuka diri kepada para pemilik Kartanu," lanjutnya.

Karenanya, diharapkan saat melakukan sosialisasi kepada warga, hendaknya beberapa manfaat itu dapat disampaikan dengan gemblang.?

"Padahal di tempat lain sangat jarang yang memberikan tawaran menarik seperti ini," sergahnya.?

"Di Jombang benar-benar istimewa," lanjutnya.Dengan berbagai kemudahan dan kelebihan yang dimiliki, sudah selayaknya program Kartanu dapat diterima dengan terbuka oleh masyarakat khususnya warga NU.?

"Sekali lagi, kami berharap pengurus Ranting NU di semua MWC bisa benar-benar menjadi ujung tombak program Kartanu ini," katanya. ?

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Syaifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Khutbah, Anti Hoax, News PKB Kab Tegal

Senin, 26 Februari 2018

Buka Stan Pameran, KBRI Damaskus Dukung Pembangunan Kembali Suriah

Jakarta, PKB Kab Tegal

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus mengikuti Pameran Pembangunan “Expotechno Build Syria” ke-3 pada 16—18 Mei 2016 di Hotel Damarose Damaskus yang diselenggarakan oleh Pemerintah Suriah sebagai bagian dari rangkaian kampanye program Rebuild Syria (pembangunan kembali Negara Suriah).

Pameran yang mengangkat tema “For Better Syria” itu diikuti oleh lebih dari 40 stan perusahaan di sektor rekonstruksi, tenaga listrik/tenaga surya, pembangunan infrastuktur, pengairan, renewable sources, dan elektonik yang berasal dari Suriah dan Lebanon. Pameran Techno Build Syria ke-3 yang akan berakhir pada 18 Mei 2016 ditargetkan akan dihadiri lebih dari 4.000 pengunjung. Dibandingkan sebelumnya, pameran kali ini diikuti oleh lebih banyak ragam peserta dari berbagai perusahaan.

Buka Stan Pameran, KBRI Damaskus Dukung Pembangunan Kembali Suriah (Sumber Gambar : Nu Online)
Buka Stan Pameran, KBRI Damaskus Dukung Pembangunan Kembali Suriah (Sumber Gambar : Nu Online)

Buka Stan Pameran, KBRI Damaskus Dukung Pembangunan Kembali Suriah

Stan KBRI Damaskus menampilkan dua Perusahaan BUMN Indonesia, yaitu PT Wijaya Karya Persero (tbk) dan PT INKA Persero yang telah mengirimkan berbagai materi pameran untuk dipajang di stan Indonesia, demikian siaran pers Pensosbud KBRI Damaskus yang diterima PKB Kab Tegal.

PKB Kab Tegal

Pameran “Expotechno Build Syria” dibuka Senin (16/05) oleh Menteri Pembangunan Umum Ir. Hussein Arnous; didampingi Menteri Pengairan dan Irigasi Dr Kamal Shikha; Duta Besar RI Damaskus Djoko Harjanto dan disaksikan oleh para pejabat setempat, delegasi perusahaan-perusahaan konstruksi serta delegasi dari berbagai Kedutaan Asing.

Mendapat apresiasi

PKB Kab Tegal



Setelah acara pembukaan, stan KBRI Damaskus adalah stan pertama yang dikunjungi oleh Menteri PU Ir. Hussein Arnous dan para pejabat setempat. Saat mengunjungi stan KBRI Damaskus, Menteri PU Ir. Hussein Arnous menulis pesan di buku tamu.

“Saya atas nama rakyat dan Pemerintah Suriah menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada rakyat dan Pemerintah Indonesia yang telah berpartisipasi dalam pameran ini,” tulis Menteri Arnous, “Ini adalah bukti Indonesia adalah sahabat sejati Suriah yang mendukung pembangunan kembali Suriah pasca konflik.”

Pada kesempatan itu, Dubes RI Damaskus, Djoko Harjanto, pun menyerahkan cenderamata kepada Menteri PU Eng. Hussein Arnous.

Dalam kesempatan wawancara dengan berbagai media di Suriah, seperti Syria FM, Syria TV, Stasiun TV Nour Sham, Sinmar News, Iraq News, dan Media East Channel, Duta Djoko menjelaskan bahwa partisipasi Indonesia dalam Expo ini merupakan wujud dari dukungan Indonesia kepada Suriah mengingat ikatan persahabatan antara Indonesia dan Suriah sudah terjalin sejak lama.

“Sudah sepantasnya Indonesia berpartisipasi dalam pameran ini dalam rangka membantu pembangunan Suriah pasca konflik,” jawab Dubes Djoko kepada para wartawan. “Pameran ini juga merupakan peluang yang sangat baik bagi KBRI Damaskus untuk memperkenalkan potensi Indonesia di sektor konstruksi dan pembangunan serta transportasi perkerata-apian kepada masyarakat dan Pemerintah Suriah.” Duta Djoko mempromosikan PT. Wijaya Karya Persero, BUMN yang telah berpengalaman dalam membangun berbagai konstruksi di luar negeri dan PT. Industri Kereta Api yang sukses mengekspor produknya ke luar negeri.

Menurut Pejabat Fungsi Ekonomi KBRI Damaskus, Makhya Suminar, tidak hanya menarik perhatian para media, tetapi juga stan Indonesia juga menarik perhatian berbagai pengusaha yang mencari informasi untuk membuka hubungan dan memanfaatkan peluang bisnis dengan Indonesia. Kesempatan itu juga dimanfaatkan oleh KBRI Damaskus untuk menyebarkan informasi terkait pelaksanaan Trade Expo Indonesia yang akan diselenggarakan pada 12 – 16 Oktober di Jakarta.

“KBRI Damaskus adalah satu-satunya Kedutaan yang berpartisipasi pada Pameran Expotechno Build Syria ini,” ujar Makhya Suminar, “Ini wujud kedekatan KBRI Damaskus dengan Pemerintah Suriah dalam bidang ekonomi dan pembangunan.”

Tujuan KBRI Damaskus untuk berpartisipasi pada Pameran ini adalah untuk membuka mata rakyat dan para pemangku kepentingan di bidang konstruksi dan transportasi di Suriah akan potensi yang dimiliki Indonesia sehingga membuka peluang bagi Indonesia untuk ikut berkontribusi dalam program Rebuild Syria yang dicanangkan pemerintah Suriah pasca konflik. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hadits PKB Kab Tegal

Minggu, 25 Februari 2018

Pesantren, NU, Indonesia

Oleh Binhad Nurrohmat

Sebatang sawo tua menjulang di relung ingatan Fulan. Pohon itu remang di pelataran sebuah pesantren tua di Bendo, Pare, Kediri. Rinai hujan barusan pergi. Aroma tanah menguasai sekujur indera penciuman. Maghrib telah datang. Suasana serupa bauran ketenangan, kesejukan dan wibawa tak terkatakan. Bluk! Sebutir buah sawo rebah di basah tanah.

Ada kulah lebar segiempat di sudut kompleks pesantren -- tempat menampung air wudlu. Sebagian sisinya berlumut tipis dan gelap. Kubus-kubus beton tebal berjajar ke arah masjid seperti batu-batu yang dipijak bergiliran saat menyeberangi sungai. Fulan bertelanjang kaki menapaki kubus-kubus beton itu seusai berwudlu. Satu demi satu.

Seusai wirid shalat Maghrib berjamaah, puluhan santri putra segera duduk membentuk tiga perempat lingkaran di serambi atau bagian depan masjid pesantren. Tanpa suara. Semuanya bersarung dan berkupluk hitam. Di dada mereka terdekap kitab berbahasa Arab. Di tengah lingkaran, ada meja kayu kecil dan alas serupa matras untuk sang kiai yang masih berwirid di mihrab masjid.

Pesantren, NU, Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren, NU, Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren, NU, Indonesia

Sang kiai berjalan ke arah tengah lingkaran itu. Langkahnya hening. Performanya tampak sepuh dan wibawa. Busananya serba putih. Tak ada santri berani menatapnya. Wajah santri tertunduk semua. Kiai bersila dan segera membacakan isi kitab dengan memberikan artinya kata demi kata. Suaranya teduh dan pelan. Para santri menyimak dan memberi tanda di bawah sejumlah kata dengan ujung pena. Di luar masjid kian remang dan udara menunggu bersama kesenyapan.

Sebagian santri ada yang bersekolah di terang hari. Yang lainnya khusus belajar kitab kuning dan pada terang hari bekerja serabutan atau membantu sang kiai. Mereka berasal dari luar Jawa Timur dan kota-kota beradius seratusan kilometer dari kota Kediri.

PKB Kab Tegal

Tak semua pesantren saat ini terlukiskan serupa itu.

Pesantren merupakan komunitas tempat menimba pengetahuan agama dan membentuk kepribadian yang saleh. Semua penggagas, pendiri dan pemuka Nahdlatul Ulama (NU) hingga hari ini pernah tertempa kehidupan pesantren. Sebagian bahkan mengasuh pesantren hingga akhir hayat.

Boleh dipastikan NU tak pernah ada tanpa pesantren. Basis keutamaan NU adalah kalangan pesantren. Pengetahuan dan pribadi kalangan ini memberi warna utama organisasi ini. Puncak-puncak pesantren berkontribusi kepada NU melalui pengetahuan dan kepemimpinan.

PKB Kab Tegal

Berubahnya pesantren akan tercermin pula kepada rona organisasi NU. Dinamika kehidupan banyak yang tak bisa dielak oleh pesantren dan NU di tataran lokal, nasional maupun global. NU lahir menanggapi dinamika keberagamaan di semua tataran. Situasi gerak transnasional ajaran agama yang kaku yang merebak ke seluruh penjuru dunia sejak paruh pertama abad XX turut membenihkan kelahiran NU untuk menghadangnya. Juga menyikapi liberalisasi dalam keagamaan. Yang kaku dan yang liberal adalah dua kubu yang sama-sama bergesekan dengan tradisi-tradisi masyarakat yang memeluk Islam sebagai agama. NU berposisi tidak di kedua kubu itu.

Itulah barangkali yang melantari NU menerima negeri berpenduduk mayoritas Muslim ini bukan sebagai negara agama. Teokrasi. Juga bukan negara yang total sekuler. Ketuhanan adalah dasar negara yang pertama di negara ini. "Believe in God", kata Soekarno ketika pidato di podium PBB.

NU telah berendah hati kepada bangsa ini. Tak memaksakan kehendak dan tak membiarkan ada yang mendesakkan kehendak kepada dirinya. NU keluar dari Masyumi yang Islamis dan tak mengapresiasi Muslim tradisionalis. Juga Pancasila secara resmi NU terima sebagai azas tunggal yang tak bertentangan dengan NU. NU bukanlah azas, melainkan tujuan-tujuan.

Peta lama belum berubah. Kekakuan dan keliberalan menghimpit eksistensi NU. Antara Arab dan Barat dulu dan kini NU memosisikan eksistensi. Bukan soal sikap moderat atau bukan moderat. NU lebih ingin bersikap yang tepat dalam kompleksitas nasional dan global. Dulu dan sekarang. Ini sungguh tak gampang. NU bukan semata keagamaan. NU juga komitmen kepada kebangsaan, keindonesiaan.

Sebatang sawo bertahan di pelataran pesantren di Bendo, Pare, Kediri. Batangnya berlumut dan daunnya rimbun meneduhkan. Pohon itu dijaga bukan sebagai sesembahan. Entah sudah berapa butir buahnya ternikmati dari generasi ke generasi.

Di Kediri pada paruh kedua abad kemarin, kala itu belum sebesar sekarang pohon sawo itu, ada suatu kekuatan ideologi kiri dari Eropa TImur hendak memaksakan kehendaknya. Namun gagal. Ideologi-ideologi yang lain kini bergerilya ke banyak penjuru. Dari Asia Barat dan Amerika Utara. Ada yang teokratis dan liberal. Ada pula yang bukan keduanya.

Fulan bernaung di bawah rindang sawo itu pada suatu malam. Ada daun jatuh di sisinya. Pada raut lembaran daun itu terbaca waktu yang layu. Daun-daun lain bertahan di dahan. Bertahan di dahan bersama pohon besar menjulang di bawah langit berbintang.

Penulis adalah pegiat sastra, tinggal di Jombang, Jawa Timur

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Khutbah PKB Kab Tegal

Tiga Nasihat Jibril untuk Umat Nabi Muhammad SAW

Surabaya, PKB Kab Tegal - Ustadz Thohir, khotib Jumat di Masjid Rumah Sakit Islam Jemursari, Surabaya, Jumat (4/8) menyampaikan tiga pesan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya. Mengutip kitab Nashaihul Ibad karya Syekh Nawawi Banten, ia menyampaikan tiga pesan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad yang sebenarnya ditujukan kepada umat akhir zaman.

Pertama Hiduplah sesukamu Muhammad, tapi ingatlah engkau akan mati. "Kita diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, kita mau beribadah atau maksiat itu pilihan. Tapi ingat kita akan mati," terang Ustadz Thohir dengan suara lirih.

Tiga Nasihat Jibril untuk Umat Nabi Muhammad SAW (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Nasihat Jibril untuk Umat Nabi Muhammad SAW (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Nasihat Jibril untuk Umat Nabi Muhammad SAW

Dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 35, Allah SWT mengatakan setiap orang yang bernafas, pastilah akan mengalami kematian. Semua orang itu pasti akan mati. "Dengan mengingat mati, dia akan ingat dua jalan yakni surga dan neraka. Kita dibebaskan untuk memilih," terangnya.

PKB Kab Tegal

Nasihat kedua. Cintailah siapapun dengan sesukamu tapi ingatlah kau akan dipisahkan. "Kita diberi kebebasam untuk mencintai siapa saja, tapi suatu saat kita akan berpisah," lanjutnya.

Perpisahaan itu sungguh menyakitkan. Jika tidak, maka Rasulullah tidak akan menangis saat ditinggal mati oleh Sayidah Khadijah. Sungguh berpisah itu sangat menyakitkan. Berpisah bisa karena kematian atau pengkhiatanan.

PKB Kab Tegal

Pepatah mengatakan, cintai kekasihmu biasa saja karena suatu saat ia akan menjadi musuhmu. Begitu juga sebaliknya, bencilah musuhmu biasa saja, suatu saat ia akan menjadi kekasihmu.

Pesan ketiga. Berbuatlah sesukamu, tapi ingatlah setiap perbuatan pasti ada balasannya. Pesan ini mengingatkan setiap perbuatan pasti akan dimintai pertanggungjawaban. Perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan pula. Begitu juga sebaliknya. Barangsiapa yang menanam benih, pasti dia akan menuai hasilnya.

"Iya kalau balasan itu dibalas saat kita masih muda. Tapi kalau balasan itu di masa tua kita, sungguh penyesalan atau kesenangan yang akan kita terima," pesan sang khotib sebelum mengakhiri khutbahnya. (Rof Maulana/Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian, Fragmen PKB Kab Tegal

Jumat, 23 Februari 2018

Simbol Pesantren dan NU di Stadion Sepak Bola

Bandung, PKB Kab Tegal 



Ketua Umum PBNU KH Said Siroj menyebutkan beberapa nilai positi sepak bola, di antaranya adalah memperkuat watak santri yang telah ditanamkan di pesantren. Salah satunya tidak boleh memiliki sikap egois.

Simbol Pesantren dan NU di Stadion Sepak Bola (Sumber Gambar : Nu Online)
Simbol Pesantren dan NU di Stadion Sepak Bola (Sumber Gambar : Nu Online)

Simbol Pesantren dan NU di Stadion Sepak Bola

Di dalam sepak bola, kata dia, santri harus bisa bekerja sama dengan santri lainnya. Mereka harus membangun teamworking yang sehat untuk kemenangan bersama. 

Tak hanya itu, Kiai Said bersyukur, karena adanya Liga Santri Nusantara simbol-simbol NU dan pesantren terbawa ke stadion.

“Alhamdulillah karena adanya Liga Santri, Shalawat Badar, Ya robbi bil mustofa, Ya Lal Wathon ada di lapangan sepak bola. Enggak ada itu sebelumnya, enggak ada itu,” tegas kiai yang pernah nyantri di Kempek, Lirboyo, dan Krapyak itu. 

PKB Kab Tegal

Bahkan, bait-bait kitab Alfiyah Ibnu Malik yang menjadi hafalan para santri dinyanyikan pendukung kesebelasan dari tribun. Mereka tidak mencaci pemain atau pendukung lawan, tapi fokus pada cara mendukung timnya.  

Lebih dari itu, penonton, pemain dan penyelenggara Liga Santri melaksanakan Shalat Berjamaah Maghrib di area atletik di stadion Gelora Bandung Lautan Api Ahad (29/10), sebelum Grand Final Liga Santri Nusantara 2017 di kota kembang Bandung.

PKB Kab Tegal

Tentang hal itu, Ketua Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama KH Abdul Ghofarrozin mengatakan, hal itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa Liga Santri Nusantara berbeda dengan liga-liga yang lain. 

Sistem permainannya sama, sebagaimana sepak bola pada umumnya, tapi watak-watak pesantren ditekankan untuk dibawa ke lapangan. Misalnya menghormati keputusan wasit. Di lapangan, wasit diperlakukan sebagai kiai yang harus dipatuhi. Harus bersikap sportif dan tidak gampang emosi. 

Pada gelaran Grand Final Liga Santri 2017, Direktur Kompetisi dan Pertandingan LSN, M. Kusnaeni menyatakan, dua pesantren harus bangga bermain di stadion kebanggaan masyarakat Jawa Barat, Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). 

“Ini stadion yang digunakan Persib Bandung di Liga Satu,” katanya. 

Liga Santri Nusantara mulai digelar pada 2015 oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga. Tahun berikutnya dan tahun ini Kemenpora menggandeng RMINU sebagai penyelenggara. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional, Hadits PKB Kab Tegal

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah

Jombang,PKB Kab Tegal

Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) yang lebih akrab disebut Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur akan melangsungkan gawe besar yakni peringatan seabad madrasah dan 191 tahun pesantrennya. Untuk menyambut itu kepanitiaan mengupayakan pusat dokumentasi atau museum.

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah

"Kami terus berburu testimoni atau pengakuan dari para pelaku sejarah, dalam hal ini siapa saja yang mengetahui kiprah pesantren di masa awal," kata divisi dokumen, H Muhyiddin Zainul Arifin, Sabtu (26/3).

Bersama panitia yang lain, H Muhyiddin melakukan serangkaian wawancara dan pencarian dokumen demi mengukuhkan keberadaan dan kiprah para pendahulu maupun pesantren. "Sejumlah sesepuh yang masih bisa diajak komunikasi terkait kiprah para pendahulu pesantren satu demi satu kami datangi," katanya. Demikian pula dokumen yang membenarkan usia madrasah serta sejumlah barang penting dari para pengasuh masa awal juga terus diupayakan.

PKB Kab Tegal

"Bahkan ada piagam yang berhasil ditemukan panitia yang menerangkan bahwa usia madrasah ternyata lebih tua dari data yang dimiliki panitia," terang dosen di Universitas KH Abdul Wahab Chasbullah atau Unwaha Jombang ini. Demikian pula benda bersejarah yang pernah dimiliki para pendahulu pesantren turut diinventarisir, lanjutnya.

Sebagai langkah awal dan berdasarkan masukan saat koordinasi dengan anggota devisi telah disepakati untuk menggali data dari para putra dan putri pengasuh. "Para panitia sudah kami bagi agar bisa menyebar ke sejumlah dzurriyah atau keluarga pesantren," katanya. Karena dari para keluarga dalem tersebut nantinya akan muncul temuan baru atau bahkan rekomendasi siapa saja yang layak untuk dikonfirmasi terkait kiprah para pendahulu pesantren.

PKB Kab Tegal

"Kami akan mengumpulkan sebanyak mungkin pandangan dan pengakuan hingga barang bersejarah dari berbagai kalangan sebagai upaya untuk mengungkap kiprah para sesepuh dan pendahulu," ungkapnya. Beberapa keluarga juga tidak berkeberatan berbagi koleksi foto dan benda pusaka yang nantinya akan dipamerkan. "Tidak menutup kemungkinan, foto dan dokumen serta benda bersejarah tersebut belum terpublikasi," lanjutnya.

Terhadap pihak yang tidak berkenan untuk menyerahkan benda bersejarah yang ada kaitannya dengan pesantren dan para pengasuh, divisi ini tidak akan memaksa. "Kami bisa menggunakan kamera atau scan agar bisa mendapatkan materi yang ada," jelasnya. Dan nantinya seluruh koleksi tersebut akan dipamerkan di Gedung Serba Guna KH Abdullah Said dari tanggal 27 hingga 2 Juni.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pesantren Tambakberas yang didirikan tahun 1825 oleh salah satu pasukan Pangeran Diponegoro yang membentengi Jawa yakni Abdussalam yang lebih populer dengan nama Mbah Saichah akan memperingati ulang tahun. Dan di pesantren yang mulai mengenalkan model madrasah secara klasikal tahun 1915 ini juga mengadakan sejumlah kegiatan dari mulai 26 April hingga 4 Juni mendatang. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama, Tegal, Aswaja PKB Kab Tegal

Memaknai Reformasi Sosial Arab Saudi

Pemerintah Saudi Arabia baru-baru ini melakukan sejumlah kebijakan yang akan mengubah kondisi sosial secara mendasar. Perempuan yang sebelumnya dilarang menyetir mobil sendirian, dalam waktu dekat akan diizinkan untuk menyetir sendiri. Ini merupakan kebijakan yang menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat Saudi. Di seluruh dunia, hanya di negeri itulah wanita dilarang menyetir mobil sendirian. Perempuan juga sudah mulai diizinkan masuk stadion olahraga dengan menempati sebuah area khusus. Hal lainnya adalah, mulai adanya perempuan yang menjadi deputi wali kota. 

Perubahan kebijakan di negeri yang sebelumnya sangat konservatif dalam memaknai ajaran Islam ini akan berdampak pada mobilitas sosial kaum perempuan. Kaum hawa akan memiliki ruang lebih besar untuk berekspresi di ranah publik dan meningkatkan partisipasinya dalam sejumlah peran-peran yang sebelumnya tertutup. Di masa yang akan datang, mungkin saja diluncurkan kebijakan yang lebih memberi ruang bagi perempuan untuk mengaktualisasikan kapasitasnya atau reformasi lainnya yang mengarah pada pemaknaan ajaran Islam yang lebih moderat. 

Memaknai Reformasi Sosial Arab Saudi (Sumber Gambar : Nu Online)
Memaknai Reformasi Sosial Arab Saudi (Sumber Gambar : Nu Online)

Memaknai Reformasi Sosial Arab Saudi

Kelahiran kerajaan Arab Saudi merupakan hasil persekutuan antara ulama konservatif Abdul Wahab dengan klan Ibnu Saud. Tak heran, ulama memiliki peran penting dalam penentuan sejumlah kebijakan di negeri kaya minyak ini. Tapi dengan sejumlah perubahan dunia seperti penurunan harga minyak yang merupakan tulang punggung perekonomian Saudi, tak ada pilihan bagi Saudi untuk bisa terus berkembang atau bahkan sekedar bertahan, kecuali dengan melakukan sejumlah perubahan kebijakan yang pada akhirnya harus menyentuh aspek sosial negeri tersebut agar reformasi tersebut bisa berjalan dengan lancar. Kebijakan tersebut adalah Visi 2030.

Apa yang terjadi di Arab Saudi juga mempengaruhi dinamika pergerakan Islam di kawasan lain, termasuk di Indonesia mengingat Saudi merupakan salah satu sumber rujukan ajaran Islam. Berkembangnya wajah Islam konservatif yang beberapa tahun belakangan ini terjadi di Indonesia salah satunya merupakan hasil dari perluasan wahabisme melalui alumni Saudi yang kembali ke Indonesia. Mereka mendirikan pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan, serta rajin menyampaikan gagasannya melalui ceramah d muka publik, di internet, juga merambah media sosial. Wacana yang mengemuka terhadap sejumlah masalah agama seperti isbal, maulid nabi, sampai dengan jenggot, yang sebelumnya sudah meredup itu merupakan akibat dari pertarungan ide tersebut.

Jika Saudi lebih moderat dalam penafsiran terhadap ajaran-ajaran agama, maka para pengikut wahabisme di sejumlah negara kemungkinan juga akan menyesuaikan pendapatanya. Jika Saudi melihat Islam dalam perspektif ke depan, bukan tekstual dan berorientasi masa lalu, maka akan lebih mudah bagi dunia Islam untuk mengarahkan tujuan besarnya guna mencapai kemajuan-kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Perdebatan sejumlah persoalan khilafiyah yang sudah berlangsung berabad-abad telah menguras energi lebih mudah untuk dicarikan titik temu.

PKB Kab Tegal

Sesungguhnya umat Islam memiliki sumberdaya yang luar biasa yang bisa digunakan menjadi modal untuk kemajuan dan kesejahteran umat. Sayangnya, modal yang sangat berguna tersebut dihabiskan untuk hal-hal yang kurang substansial. Gaya hidup para pengeran yang berfoya-foya dengan limpahan alam yang diberikan menyebabkan tak banyak capaian yang diraih dibandingkan dengan potensi yang dimiliki. Penyelesaian masalah dengan pendekatan militer yang terjadi di negera-negara kaya minyak di Timur Tengah bukan hanya menyia-nyiakan potensi yang dimiliki, bahkan merusak peradaban yang sudah ada. 

Perilaku yang lebih rasional dalam mengelola kekayaan negara di Timur Tengah yang mulai terlihat seperti di Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA). Mereka melakukan investasi hasil kekayaan minyaknya pada hal-hal yang lebih produktif agar saat minyak sudah berkurang atau habis, mereka bisa tetap bertahan. Kebijakan ini mulai dicontoh oleh negara-negara teluk lainnya. Ini akan berdampak baik bagi kehidupan umat Islam secara umum. 

Semoga saja, reformasi ekonomi dan sosial yang kini berlangsung di Arab Saudi tersebut bisa berjalan dengan lancar. Jangan sampai pengalaman reformasi politik dalam Musim Semi Arab yang ternyata gagal bahkan menimbulkan permasalahan serius yang hingga kini belum terselesaikan. Umat Islam seluruh dunia berkepentingan akan stabilitas Saudi Arabia mengingat negera tersebut menjadi pelindung dari dua kota suci umat Islam, Makkah dan Madinah. (Ahmad Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Fragmen PKB Kab Tegal

Pelajar NU di Cianjur Menulis Islam yang Ramah

Cianjur, PKB Kab Tegal. Nahdliyyin Nusantara (Nahnu) memfasilitasi pelatihan jurnalistik dan pemanfaatan sosial media yang rahmatan lil alamin di pesantren Al-Huda, Al-Musri, Ciranjang, Cianjur, Sabtu-Ahad (6-7/9). Ketua Inspirasi Desa Nusantara Zainul Munasihin hadir sebagai narasumber dalam pelatihan dengan 100 peserta yang terdiri atas pelajar MTs, MA, dan anggota Nahnu Jabar.

Seknas Nahnu Miftakhul Aziz dalam sambutannya mengatakan pentingnya para pemuda NU memanfaatkan teknologi informasi. "Nahnu menginginkan pemuda-pemudi Nahdliyyin dan remaja masjid berkembang di tengah kemajuan teknologi informasi," kata Aziz, Ahad (7/9).

Pelajar NU di Cianjur Menulis Islam yang Ramah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU di Cianjur Menulis Islam yang Ramah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU di Cianjur Menulis Islam yang Ramah

Semua kegiatan anak-anak muda NU, menurut Aziz, harus diisi dengan kegiatan positif dan produktif. Dengan berbekal silaturahmi, Nahnu akan terus bergerak ke arah itu, tandas Aziz.

PKB Kab Tegal

Salah seorang pengasuh pesantren Al-Huda KH Dede Basri mendukung gerakan Nahnu. Pesantren, menurut kiai yang lazim dipanggil Gus Basri ini, tidak boleh dibatasi hanya sekadar tempat pendidikan Islam.

PKB Kab Tegal

"Pesantren juga medan perjuangan Islam," Gus Basri mengingatkan dalam sambutannya.

Santri harus berperan aktif menyuarakan Islam rahmatan lil alamin di mana berada, termasuk dalam media sosial. “Santri harus ambil bagian terdepan memproduksi konten Islam rahmatan lil alamin guna membendung wacana Islam garis keras yang selama ini banyak sekali mengisi media sosial,” pungkas Gus Basri. (Nashr Fanie/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Lomba, Kyai, Internasional PKB Kab Tegal

Kamis, 22 Februari 2018

Saifullah: Ansor Jangan Terlibat Konflik Elit Parpol

Kebumen, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Saifullah Yusuf menegaskan, seluruh kader GP Ansor hendaknya tidak melibatkan diri dalam konflik elit partai politik, terlebih jika mengarah pada aksi kekerasan.

"Kader Ansor jangan melibatkan diri dalam konflik elit parpol, apalagi jika mengarah pada tindak kekerasan," kata Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah Yusuf, saat melantik kepengurusan Pimpinan Cabang Ansor Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Minggu (25/3).

Gus Ipul lantas mencontohkan kasus "penyerbuan" Gedung Graha Astranawa, Surabaya, Jumat (23/1) lalu oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai kader PKB karena di dalam gedung itu sedang berlangsung rapat persiapan deklarasi Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU).

Saifullah: Ansor Jangan Terlibat Konflik Elit Parpol (Sumber Gambar : Nu Online)
Saifullah: Ansor Jangan Terlibat Konflik Elit Parpol (Sumber Gambar : Nu Online)

Saifullah: Ansor Jangan Terlibat Konflik Elit Parpol

Yang memprihatinkan, kata Gus Ipul, baik kader PKB yang menyerang maupun kader PKNU yang diserang sama-sama anggota keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU).

"Saya berharap yang terlibat peristiwa itu bukan kader Ansor atau Banser. Saya juga meminta agar ke depan kader Ansor dan Banser tak terlibat atau dilibatkan dalam kasus-kasus seperti ini," katanya.

Dikatakannya, sebagai organisasi kader, Ansor tidak memaksa kadernya untuk berafilisasi pada partai politik tertentu. Kader Ansor bebas memilih dan bergabung dengan partai politik apa saja.

PKB Kab Tegal

"Tapi hendaknya perbedaan afiliasi politik tidak menjadikan kita bermusuhan satu sama lain, apalagi hingga melakukan kekerasan," kata Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Partai PPP tersebut.

Saifullah yang juga Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal lebih lanjut mengatakan, sangat tidak elok jika di dalam situasi yang serba sulit sekarang ini rakyat disuguhi dengan pertikaian antarpartai politik.

PKB Kab Tegal

"Semestinya partai politik memberi solusi bagi kondisi saat ini, bukan menyuguhi rakyat dengan pertikaian, apalagi ekerasan," katanya.

Sebelumnya, belasan massa yang membawa bendera PKB dan Garda Bangsa (PKB pro-Gus Dur dan Muhaimin Iskandar) menyerbu Graha Astranawa dan mencabuti sejumlah bendera yang berkibar di pagar gedung itu, di antaranya bendera PKB, Banser, dan GP Ansor.

Massa sempat dihadang Komandan Satuan Tugas (Satgas) PKB pro-Choirul Anam, Halim, namun pimpinan Satgas itu justru dipukuli hingga mulut dan hidungnya tampak berdarah.

Bentrok "berdarah" itu mengundang puluhan peserta rapat persiapan deklarasi PKNU di lantai dua Graha Astranawa pun turun untuk membantu Halim yang dikeroyok massa itu.

Adu mulut sempat terjadi dan puluhan massa itu pun mengusir belasan massa yang melakukan penyerangan itu sampai akhirnya belasan mereka pun membubarkan diri. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Nusantara PKB Kab Tegal

Stand Kemendikbud Pamerkan Peninggalan Islam Majapahit

Jombang, PKB Kab Tegal. Dalam memeriahkan Muktamar ke-33 NU, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Dirjen Kebudayaan dan Pelestarian Cagar Budaya membuka stand yang menampilkan pameran cagar budaya peninggalan Kerajaan Islam Majapahit di Jawa Timur.

Stand Kemendikbud Pamerkan Peninggalan Islam Majapahit (Sumber Gambar : Nu Online)
Stand Kemendikbud Pamerkan Peninggalan Islam Majapahit (Sumber Gambar : Nu Online)

Stand Kemendikbud Pamerkan Peninggalan Islam Majapahit

Ketua pameran cagar budaya Kuswanto (41), mengatakan dalam setiap pameran pihak Tim Pameran biasanya menyesuaikan dengan acara yang diikuti. "Kebetulan dalam kesempatan ini Muktamar NU mengangkat tema tentang Islam Nusantara, sehingga kami menampilkan tema yang sesuai dengan Islam Nusantara," katanya kepada PKB Kab Tegal, Sabtu (1/9) siang.

Kuswanto menjelaskan pameran kali ini ingin menyampaikan kepada masyarakat dengan menampilkan cagar budaya sebagai tanda masuknya Islam di Nusantara pada abad ke-11 dengan bukti batu nisan Fatimah binti Maimun yang ditemukan di Gresik.

PKB Kab Tegal

"Ada juga peninggalan kuno bekas ibu kota Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto yang banyak bertuliskan tahun dan gambar surya sebagai lambang Kerajaan Majapahit," jelasnya.

PKB Kab Tegal

"Nisan-nisan kuno itu menjadi bukti bahwa pada masa Majapahit sudah masuk," tambah arkeolog yang juga Koordinator Museum Majapahit Jawa Timur itu.

Tidak hanya memamerkan batu nisan Fatimah binti Maimun, ada juga batu Nisan Troloyo yang bertuliskan angka tahun Jawa kuno 1298 Saka (1378 Masehi), Figuran Terakota Muslim masa Majapahit, dan dokumentasi gapura-gapura makam Sunan-Sunan yang ada di Jawa Timur.

Dia berharap pameran tersebut dapat menjadi media sosialisasi kepada masyarakat agar mengetahui masuknya Islam di Nusantara. "Islam (di Nusantara) datang secara damai, tidak ada dengan kekerasan," tegasnya. (M. Zidni Nafi/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri, Olahraga PKB Kab Tegal

Menengok Eksotisme Maroko dalam Balutan Tiga Budaya

Negeri Maghrib (matahari terbenam), ketika kita mendengar kalimat ini pastinya akan tertuju ke Afrika Utara, tepatnya Kerajaan Maroko. Yah Maroko..., sebuah negara Islam yang bermadzhab Maliki tulen di ujung barat dunia Islam. Agama Islam di negeri ini dikembangkan dengan menghargai tradisi lokal, seperti yang dilakukan oleh para dai atau Walisongo ketika menyebarkan Islam di tanah Jawa.

Kini Maroko dikenal sebagai negara Arab yang gaul dengan nuansa Eropanya yang kuat, tetapi tak mau kehilangan akar tradisi Arab dan Islam. Kebebasan berpendapat dan tradisi berpikir sangat terbuka di negeri Ibnu Batutah ini. Pemerintah tidak memaksa rakyatnya untuk berpola pikir secara kaku atau seragam. 

Menengok Eksotisme Maroko dalam Balutan Tiga Budaya (Sumber Gambar : Nu Online)
Menengok Eksotisme Maroko dalam Balutan Tiga Budaya (Sumber Gambar : Nu Online)

Menengok Eksotisme Maroko dalam Balutan Tiga Budaya

Barangkali salah satunya adalah karena faktor penguasa Maroko saat ini, Raja Muhammad VI, seorang lulusan Eropa yang berpikiran modern. Ia bertekad untuk memodernkan Maroko, namun tetap melandaskannya kepada ajaran Islam. Wajar, jika berbagai aliran Islam banyak berkembang di negeri ini. 

PKB Kab Tegal

Maroko juga dijuluki dengan “Negeri Tiga Budaya”. Dikarenakan tercampurnya akulturasi tiga budaya yang kental, yaitu budaya Timur Tengah, Eropa, dan Afrika. Letak geografis Maroko yang berada di benua Afrika menjadikan Maroko berbudaya Afrika, Kebudayaan Arab Timur Tengah yang diadopsi di sini menjadikan Maroko bernuansa Negeri Timur Tengah dan letak Maroko yang berdekatan dengan Eropa, membuatnya sangat eksotis dengan nuansa Eropanya.

Dari sisi pariwisata, Maroko merupakan negeri eksotis yang kaya dengan obyek wisatanya, ada Gurun Sahara yang merupakan gurun terluas di Afrika, kemudian multaqol bahrain (pertemuan dua laut) antara laut Pasifik dan laut Mediterania, dimana tempat ini digambarkan dalam Firman Tuhan, Al-Qur’an Surat Al-Rahman ayat 19-20, ada juga kota bersejarah, Fez yang disebut kota budaya dan tentunya masih banyak yang lainnya. Maka tak heran, jika Maroko merupakan salah satu negara favorit wisatawan dunia yang sering mereka kunjungi.

PKB Kab Tegal

Buku yang ditulis oleh kader-kader muda NU ini, mengungkap keeksotisan Maroko dari berbagai sisi; kebudayaan, religiusitas keagamaan, sejarah ulama, pariwisata dan peluang beasiswa yang diberikan kepada pelajar-pelajar dunia, termasuk Indonesia. 

Selain versi cetak, terdapat versi ebook yang  dapat didownload di: wayangforce.co.id, getthescoop.com dan qbaca.com

Judul Buku : Maroko Negeri Eksotis di Ujung Barat Dunia Islam

Penulis: Muannif Ridwan, Hafidzul Umam, Kusnadi El Ghezwa dkk.

Editor: Ardian Syam

Penerbit: Jentera Pustaka

Cetakan: I, Januari 2014

Tebal: 295 Halaman

ISBN: 978-602-14169-8-3

Peresensi: Muannif Ridwan

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pemurnian Aqidah, News, Nahdlatul PKB Kab Tegal

Rabu, 21 Februari 2018

Kang Said: Miss World Lebih Besar Mudharatnya

Jakarta, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menilai pelaksanaan Miss Word di Bali hanyalah bentuk hura-hura, foya-foya dan menghamburkan uang. Ajang internasional ini tidak banyak mendatangkan manfaat untuk Indonesia.

"Kalaupun ada manfaat itu kecil sekali. Kalau Miss World ini bisa menurunkan harga kedelai dan daging sapi, atau bisa mempekuat negara atau bisa mencicil utang Indonesia, kami akan dukung. Kami menilai Miss World ini lebih besar mudharatnya," kata Kang Said di kantor PBNU Jakarta, Rabu (4/8).

Kang Said: Miss World Lebih Besar Mudharatnya (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Miss World Lebih Besar Mudharatnya (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Miss World Lebih Besar Mudharatnya

Kang Said menyampaikan pernyataan sikap yang dikeluargan oleh NU bersama 10 ormas Islam lainnya yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Umat Islam (LPUI). LPUI telah menggelar rapat pada 29 Agustus 2013 lalu terkait rencana digelarnya event Miss World ini.

PKB Kab Tegal

LPUI terdiri dari 11 ormas Islam yakni NU, Persatuan Islam (Persis), Al-Irsyad Islamiyah, Mathlaul Anwar, Ittihadiyah, Persatuan Islam Tioghoa Indonesia (PITI), Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Azzikr, Syarekat Islam Indonesia, Al-Washliyah dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti).

PKB Kab Tegal

Menurut Kang Said yang juga Ketua LPUI, 11 ormas Islam menyatakan menolak pelaksanaan Miss World di Indonesia. LPUI menilai, setiap event internasional harus dilihat sisin manfaat dan mudharatnya. Sementara Miss World dinilai lebih besar musharatnya dibanding manfaatnya.

Selain itu, LPUI menolak event ini karena tidak sesuai dengan adat ketimuran. "LPUI menolak adanya Miss World dengan alasan tidak sesuai dengan moral dan budaya bangsa serta bertentangan dengan Pancasila," demikian dalam pernyataan LPUI.

Dalam surat pernyataan itu juga ditegaskan, LPUI menolak pelaksanaan Miss World namun tetap menentang segala bentuk kekerasan terkait penolakan tersebut. LPUI tidak akan melakukan aksi pengerahan massa atau tindakan apapun terkait penolakan ini.

"Kami hanya menyampaikan suara umat Islam. Minimal warga kita tahu sikap kita," kata Kang Said didampingi para pimpinan ormas Islam yang tergabung dalam LPUI. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah, Fragmen PKB Kab Tegal

Bupati Apresiasi Pengabdian Pemuda NU di Way Kanan

Way Kanan, PKB Kab Tegal. Pj Bupati Way Kanan Provinsi Lampung, Albar Hasan Tanjung, di Blambangan Umpu, Jumat (25/12) mengaku bangga dengan pemuda Nahlatul Ulama (NU) di daerah yang dipimpinnya.

Bupati Apresiasi Pengabdian Pemuda NU di Way Kanan (Sumber Gambar : Nu Online)
Bupati Apresiasi Pengabdian Pemuda NU di Way Kanan (Sumber Gambar : Nu Online)

Bupati Apresiasi Pengabdian Pemuda NU di Way Kanan

"Saya bangga Barisan Ansor Serbaguna atau Banser mengawal, menjaga, mempersatukan, menjadi perekat satu sama lain. Saya bangga Banser bergerak bukan hanya untuk NU dan Ansor," ujar Albar.

Sekecil apapun yang diperbuat manusia, lanjutnya, akan kembali pada diri sendiri. "Kita mau jadi apa asal fokus dan bersama, kita bisa. “Saya bangga ? Ansor dan NU setia berbuat untuk bangsa. Meningkatkan kualitas diri mereka untuk bisa dirasakan manfaatnya bagi orang disekitarnya," ujar dia lagi.

PKB Kab Tegal

Albar pada Kamis (24/5) membuka Pendidikan Kepemimpinan Dasar (PKD) Ansor IV dan Pendidikan serta Pelatihan Dasar (Diklatsar) IX Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Way Kanan yang digelar di Masjid Al Muhajirin, Kampung Bumi Baru, Kecamatan Blambangan Umpu yang saat ini sedang dirintis menjadi Pondok Pesantren Riyadlotut Thullab. Kegiatan digelar melalui Pimpinan Ranting Kampung Bumi Baru Kecamatan Blambangan Umpu itu diikuti 109 peserta.

PKB Kab Tegal

Berkaitan dengan kaderisasi, Ketua PC GP Ansor Way Kanan, Gatot Arifianto didampingi Kasatkorcab Banser, Alex Almukmin menyampaikan hormat pada kader muda NU di Kampung Bumi Baru yang hanya berjumlah sepuluh orang namun bisa mempersiapkan pra kegiatan dengan baik.

"Terima kasih juga untuk calon anggota Pemuda Ansor yang Insyaallah akan menjadi masa depan negara melalui NU," kata Gatot.

Hadir pada pembukaan kegiatan Ansor Wakapolres Kompol Henggar Teguh Wahono, Ketua Perbakin Way Kanan Radin Djambat, Shooting Club Merky Defrienc beserta jajaran, Ketua NU KH Nur Huda, Ketua MWCNU Blambangan Umpu Ustad Abdul Aziz, Ketua MWCNU Negeri Agung Ustad Muhajir, Ketua Lembaga Dakwah NU (LDNU) Way Kanan Ustadz Abdul Rokhim, Sekretaris dan Wakil Ketua Dewan Penasehat PC GP Ansor Way Kanan, Supri Iswan dan Syahrul Munir.

"Terima kasih dan hormat juga kami sampaikan kepada Kiai Imam Murtadlo Pengasuh Pondok Pesantren Assidiqiyah 11 yang jauh-jauh berkenan hadir menengok kegiatan kami, kami kira ini penghargaan dan apresiasi dahsyat dari para pemangku kebijakan, ulama dan senior kepada PC GP Ansor Way Kanan," ujar Gatot lagi pada kegiatan yang didukung sejumlah pihak, seperti HIPSI Lampung, Pergunu, PGRI Way Kanan, Yayasan Shuffah Blambangan Umpu. (Syuhud Tsaqafi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nasional PKB Kab Tegal

Selasa, 20 Februari 2018

Ayo Kerja dalam Kitab “Cempaka Dilaga” Mama Sempur

KH Tubagus Ahmad Bakri Purwakarta, Jawa Barat terbilang produktif menulis kitab. Di antaranya adalah Cempaka Dilaga yang membahas dorongan bekerja. Kitab berjudul lengkap Cempaka Dilaga; Mertelakeun Perihal Wajib Usaha (Cempaka Dilaga; Menerangkan Perihal Wajib Usaha/Bekerja) dengan tebal 19 halaman.

Dari jumlah 10 kitab yang didapatkan, Kitab Cempaka Dilaga ini merupakan satu-satunya karya kiai yang akrab disapa Mama Sempur yang judulnya berbahasa Sunda. Sementara sembilan kitab lainnya menggunakan bahasa Arab.

Ayo Kerja dalam Kitab “Cempaka Dilaga” Mama Sempur (Sumber Gambar : Nu Online)
Ayo Kerja dalam Kitab “Cempaka Dilaga” Mama Sempur (Sumber Gambar : Nu Online)

Ayo Kerja dalam Kitab “Cempaka Dilaga” Mama Sempur

Kitab ini ditulis dengan huruf Arab Pegon ditulis pada tahun 1378 H (hal.6) dan selesai pada hari Senin tanggal 8 Dzulhijah (h.19). Jika dikonversi ke dalam tahun Masehi berarti tanggal 15 Juni 1959 M, selesai Nopember 1962.

Mama Sempur memberikan izin kepada Raden Haji Ma`mun Nawawi Cibogo, Cibarusah untuk memperbanyak kitab Cempaka Dilaga.

PKB Kab Tegal

Kitab ini terdiri dari lima pasal dan satu faidah, sebagaimana berikut: Pasal pertama membahas tentang dorongan bekerja kepada umat Islam. Dalam pasal ini disebutkan hadits Rasulullah dan pendapat para ulama tentang keutamaan bekerja serta kecaman bagi orang yang malas dan tidak mau bekerja.

PKB Kab Tegal

Di antara kecamannya adalah orang yang malas dan tidak mau bekerja diumpamakan seperti bangkai. Sebagaimana umumnya bangkai, keberadaannya tidak bermanfaat bahkan hanya memberikan bau yang tak sedap bagi orang-orang di sekelilingnya. Selain itu, orang yang malas dan tidak mau bekerja juga disebut orang bodoh/pandir (humqun) (h.3-4)

Pasal kedua membahas tentang larangan menjalani bisnis atau melakukan pekerjaan yang dilarang oleh agama Islam (haram). Dalam fasal ini disampaikan berbagai dalil yang melarang umat Islam untuk berbisnis barang haram, seperti bisnis narkoba, berbuat curang, mencuri dan sebagainya (h.5-6).

Pasal ketiga membahas tentang kewajiban menjalin hubungan baik dengan tetangga. Seperti pasal-pasal sebelumnya, dalam pasal ini pun disampaikan dalil-dalil tentang perintah dan anjuran kepada umat islam untuk berbuat baik kepada tetangga pada khususnya dan seluruh makhluk di muka bumi pada umumnya (h.6-10).

Pasal keempat membahas tentang kewajiban umat islam untuk berbakti dan taat kepada pemerintahan yang sah. Harus taat walaupun pemerintah tersebut secara fisik kurang sempurna seperti tidak punya tangan dan kepala tak ubahnya seperti buah anggur atau pun pemimpin tersebut berbuat dzalim. Namun demikian wajib hukumnya bagi umat Islam untuk membangkang kepada pemerintah apabila umat Islam diperintah untuk berbuat maksiat, Mama Sempur menandaskan rakyat hanya diperbolehkan untuk membangkang perintah maksiat saja dan dilarang memerangi pemerintah (h.10-14)

Pasal kelima membahas tentang kaidah ushul fiqh mencegah kemadaratan lebih baik dari pada mendatangkan kemaslahatan (akhafu darurain). Jika seorang muslim berada dalam kondisi dilematis karena harus memilih satu dari dua pilihan, maka yang harus dipilih adalah perkara yang tidak ada kemadaratannya atau perkara yang paling sedikit madaratnya. Contoh kasus yang digunakan untuk menerangkan kaidah ini adalah apabila seseorang melakukan suatu perkara tetapi dengan perkara itu nyawa atau hartanya akan hilang maka wajib baginya untuk meninggalkan perkara tersebut agar bisa terhindar dari kemadaratan (h.15-19).

Pasal selanjutnya adalah faidah, materi pembahasan dalam faidah ini adalah tentang keutamaan Imam Syafi`i dalam konteks kenegaraan. Secara implisit dalam pasal ini Mama Sempur mengungkapkan bahwa jika pulau Jawa ingin menjadi sebuah `negara` yang kuat dan rakyatnya juga makmur maka pemimpinnya harus bermazhab Syafi`i.

Menurut Mama Sempur ini lah salah satu karomah Imam Syafi`i karena beliau adalah keturunan Rasulullah. Dalam menempatkan bab faidah ini, Mama Sempur memposisikannya diantara bab empat dan bab lima (h.14-15).

Dalam kitab ini juga Mama Sempur menyebut tiga jenis pekerjaan, yaitu bertani, berdagang dan menjadi karyawan. Menurutnya, pekerjaan yang mesti dilakukan adalah di bidang pertanian karena terdapat keberkahan di dalamnya. Selain itu juga dalam bertani bisa memberikan manfaat kepada manusia dan binatang sehingga keseimbangan alam akan tetap terjaga dan kelak di akhirat apa yang dimakan oleh binatang dari hasil pertanian tersebut akan menjadi pahala sodaqah (h.2).

Menurut Mama Sempur, dengan bekerja dan mempunyai kekayaan harta akan mendapatkan paling tidak ada tiga keutamaan, yaitu pertama dapat memberi manfaat kepada saudara, sahabat dan orang-orang di sekelilingnya karena dengan mempunyai kekayaan bisa shadaqah atau pun memberikan upah kepada mereaka.

Kedua terselamatkan dari sikap inkar janji karena orang yang tidak punya uang ketika dalam kondisi terdesak akan berjanji namun janji itu kemudian diingkari karena belum mempunyai uang. Dan keutamaan yang ketiga adalah terhindar dari sikap meminta-minta kepada orang lain. perbuatan tersebut menurut Mama Sempur, merupakan perbuatan yang hina (h.3).

Mama Sempur mengingatkan, sebelum berangkat kerja, hendaknya mempunyai lima niat; affaf (melindungi diri dari mengkonsumsi barang haram), menjaga diri dari meminta-minta kepada orang lain, menjaga diri dari berharap harta orang lain (thoma) apalagi mencuri, dan terakhir adalah melaksanakan kewajiban mengurus keluarga (h.4-5). (Aiz Luthfi)

Keterangan. “Mama” berasal dari kata “rama” dalam bahasa Sunda yang berarti ayah. Hal itu sebagaimana di Jawa yang menyapa tokoh agama dengan “romo”.  . Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Syariah, Kajian Islam, Sunnah PKB Kab Tegal

LDNU dan LPID Adakan Halal bi Halal

Jakarta, PKB Kab Tegal. Dua lembaga yang bergerak dalam bidang dakwah, Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) dan Lembaga Pusat Informasi Dakwah (LPID) yang semuanya dikelola oleh warga NU menyelenggarakan halal bi halal di Gd. PBNU, Kamis malam (15/11).

Acara halal bi halal yang diselenggarakan mulai pukul 19.00 WIB ini dipenuhi oleh para pengurus dan jamaah yang menjadi binaan kedua organisasi ini. Hadir dalam acara tersebut Ketua LDNU KH Nuril Huda dan Ketua LPID KH Syukron Makmur. Sementara PBNU diwakili oleh KH Tolhah Hasan.

LDNU dan LPID Adakan Halal bi Halal (Sumber Gambar : Nu Online)
LDNU dan LPID Adakan Halal bi Halal (Sumber Gambar : Nu Online)

LDNU dan LPID Adakan Halal bi Halal

Sebelum memimpin LPID, KH Syukron Makmun sendiri merupakan mantan ketua LDNU selama tiga periode pada era Gus Dur sehingga pertemuan ini layaknya seperti kangen-kangenan dengan pengurus lama. Para pengurus LPID lainnya juga merupakan para kiai dan ulama dari kalangan nahdliyyin.

Ketua Panitia H Baden Badruzzaman menjelaskan bahwa upaya untuk mempererat silaturrahmi melalui halal bi halal ini salah satunya juga untuk mengantisipasi maraknya aliran sesat yang kini kerap kali muncul dan meresahkan masyarakat.

Sementara itu, H. Ahmad Jauhari yang mewakili LDNU mengungkapkan bahwa tantangan dakwah dimasa depan menjadi semakin berat. Jika saat ini umat Islam dengan gampang bisa sholat, tahlil dan sholawat dengan gampang, apakah hal yang sama bisa terjadi pada 50 tahun ke depan. Dibeberapa daerah yang umat Islamnya minoritas, seperti di Bali, NTT dan Manado, mereka kesulitan untuk menjalankan ibadah.

“Karena itu, rahmat Allah berupa penduduk beragama Islam yang mayoritas ini harus disyukuri dengan saling bekerjasama, mendukung dan mendorong pengembangan dakwah,” katanya.

PKB Kab Tegal

Sementara itu KH Syukron Makmun yang merupakan dai kawakan ini menjelaskan berbagai persoalan yang dihadapi umat Islam seperti liberalisasi, sekulerisasi sampai dengan penanaman cara berfikir Barat pada umat Islam.

PKB Kab Tegal

Liberalisasi yang dilakukan dalam rangka memperlemah iman umat Islam ini disebarkan dengan kedok modernisasi, padahal tujuannya adalah untuk membunuh umat Islam. Menurutnya, kini sudah banyak umat Islam yang mengaku memiliki pemikiran baru, padahal sebenarnya mereka hanya mentransfer dari Barat.

“Kini seorang ustadz tidak boleh menegur perempuan yang membuka auratnya karena ini melanggar HAM,” katanya.

Untuk melawan ini, kini LPID telah menyiapkan penerbitan sejumlah buku seperti Apakah Bid’ah Itu, Pluralisme Menuju Pemurtadan, Sekularisme Membunuh Syariat Islam, Liberalisme dan Yahudi, dan lainnya.

Acara ini diakhiri dengan musafahah atau ramah tamah diantara hadirin. Undangan juga disuguhi musik gambus ala padang pasir untuk menghibur mereka dengan lagu-lagu Islami. (mkf)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Budaya, Amalan PKB Kab Tegal

Aktivis Muda NU Lombok Galang Solidaritas untuk Penyintas Bom Samarinda

Mataram, PKB Kab Tegal - Lembaga Kajian Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kota Mataram dan Jaringan Gusdurian Lombok akan mengadakan diskusi pada Hari Toleransi yang rencananya dihelat di Kedai Arak-Arak Bae, Pagesangan Kota Mataram, Rabu (16/11). Mereka prihatin atas beberapa kejadian belakangan ini terutama pelemparan bom di Samarinda yang mencederai toleransi di Indonesia.

Hal ini disampaikan Ketua Lakpesdam NU Kota Mataram Muhamad Jayadi kepada PKB Kab Tegal, Selasa (15/11).

Aktivis Muda NU Lombok Galang Solidaritas untuk Penyintas Bom Samarinda (Sumber Gambar : Nu Online)
Aktivis Muda NU Lombok Galang Solidaritas untuk Penyintas Bom Samarinda (Sumber Gambar : Nu Online)

Aktivis Muda NU Lombok Galang Solidaritas untuk Penyintas Bom Samarinda

Kegaduhan masyarakat karena tergiring opini-opini via medsos tentang penistaan agama akhir-akhir ini membuat kalangan masyarakat resah.

PKB Kab Tegal

Menurutnya, momentum Hari Toleransi sedunia mengingatkan publik bahwa situasi kebangsaan kita sedang dalam ancaman kelompok intoleran yang mengancam eksistensi lokalitas sebagai masyarakat yang cinta damai dan memegang teguh nilai-nilai ketuhanan.

Kelompok yang mengatasnamakan agama, menurutnya, justru merusak nilai-nilai ketuhanan yang penuh cinta kasih dan penghargaan terhadap sesama.

PKB Kab Tegal

"Gagasan ini juga sebagai simbol solidaritas atas meninggalnya Olivia akibat bom ke gereja Oikumene Samarinda," kata mantan Ketua PMII Kota Mataram ini.

Kegiatan ini akan menyajikan hasil pemantauan Lakpesdam NU Mataram terkait kasus kebebasan beragama di NTB. Menurut Jayadi, pihaknya telah konsen memantau dan melakukan riset selama dua tahun terkait kebebasan beragama di Nusa Tenggara Barat.

Dalam diskusi peserta ini juga akan menyalakan lilin sebagai simbol solidaritas dan mengutuk aksi bom gereja. Peserta nanti terdiri atas komunitas lintas iman, komunitas kearifal lokal, budayawan, pers, dan kelompok-kelompok yang konsen pada isu diskriminasi berbasis agama. (Hadi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa, Hikmah PKB Kab Tegal

Senin, 19 Februari 2018

Karomah Tuan Guru Shaleh Hambali Lombok

Karomah atau keistimewaan tidak dimiliki oleh semua orang, kecuali orang-orang tertentu yang mempunyai ilmu agama mumpuni, dekat dengan Sang Pencipta, serta berusaha bermanfaat bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya.

Karomah dinilai lekat dengan para waliyullah, seseorang dengan sikap wara yang tinggi dan memilih jalan riyadhah agar tetap dekat dengan Sang Kahliq. Dalam sejarah orang-orang mulia di lingkungan NU, Tuan Guru (sebutan kiai di Nusa Tenggara Barat) Shaleh Hambali (1896-1968) merupakan salah satu ulama NU yang memiliki sejumlah keistimewaan atau karomah tersebut.

Karomah ulama asal Desa Bengkel, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat yang lahir pada 1896 ini diceritakan oleh sang cucu, Tuan Guru Haji (TGH) Halisussabri. Pendiri Pondok Pesantren Darul Qur’an Bengkel itu menurut Halisussabri adalah ulama kharismatik panutan masyarakat NTB.

Karomah Tuan Guru Shaleh Hambali Lombok (Sumber Gambar : Nu Online)
Karomah Tuan Guru Shaleh Hambali Lombok (Sumber Gambar : Nu Online)

Karomah Tuan Guru Shaleh Hambali Lombok

Halisussabri yang kini meneruskan perjuangan sang kakek memimpin Pesantren Darul Qur’an meriwayatkan, pernah suatu ketika Shaleh Hambali muda merasa prihatin karena salah seorang pamannya sering menyabung ayam. Potensi keistimewaannya terlihat ketika Shaleh Hambali berusaha menghentikan kebiasaan pamannya itu.

Total ada sekitar 20 ayam jago siap adu yang dimiliki pamannya. Setiap hari, Shaleh Hambali bermain ke rumah pamannya itu dengan meminta dimasakkan ayam. Karena kasih sayang pamannya kepada Shaleh Hambali, ia tidak pernah menolak permintaan Shaleh Hambali. Ia pun memasakkan ayam untuk Shaleh Hambali dan itu berlangsung tiap hari hingga tidak ada lagi ayam jago tersisa di kandangnya.

PKB Kab Tegal

Ia tidak tersadar, ayam sabungnya telah habis dimakan Shaleh Hambali sehingga ia pun tidak punya kesempatan lagi untuk menyabung ayam. Saat itulah ia tersadar apa yang dilakukan Shaleh Hambali merupakan penyadaran bagi dirinya agar jangan lagi menyabung ayam.

Kecemerlangan Shaleh Hambali semakin matang ketika dirinya pulang sehabis menuntut ilmu di Mekkah. Ia sadar masyarakat Desa Bengkel jauh dari akhlak agama sehingga ia perlu berdakwah dan mendirikan pesantren. Cerita ulama yang juga dikenal sebagai Tuan Guru Bengkel ini persis seperti ketika Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari mendirikan Pesantren Tebuireng di tengah tradisi buruk masyarakat saat itu. Mereka berusaha menjernihkan kehidupan buruk masyarakat tersebut.

Tantangan dakwah ulama yang berjasa mengenalkan jam’iyah NU kepada masyarakat NTB ini tidaklah mudah. Tuan Guru Bengkel yang ditinggal wafat ibu dan ayahnya ketika masih berumur enam bulan ini tidak jarang mendapat sejumlah ancaman yang membahayakan jiwanya selama berdakwah. 

PKB Kab Tegal

Namun, perjuangan mendakwahkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) terus ia lakukan demi kehidupan masyarakat yang lebih baik. Melalui Pesantren Darul Qur’an, Tuan Guru Bengkel benar-benar menjadi jantung Pulau Lombok. Warga patuh dan mengamalkan ajaran Aswaja yang disebarkannya. Bahkan, saking takdzimnya kepada TGH Shaleh Hambali, warga tidak mudah menerima paham lain di luar ajaran Shaleh Hambali.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat mengenal Tuan Guru Bengkel sebagai pribadi dengan akhlak yang baik dan ilmu agama yang mumpuni. Mereka berduyun-duyun tidak hanya ingin menuntut ilmu kepadanya, tetapi juga meminta bantuan dalam bentuk lain. Seperti perlindungan dari bala, musibah, dan orang-orang yang bermaksud jahat.

Warga percaya sang tuan guru memiliki sejumlah karomah atau keistimewaan di luar nalar masyarakat umum. Hal ini menyebabkan banyak cerita istimewa Shaleh Hambali yang berkembang di tengah masyarakat. Misalnya peristiwa hujan madu yang konon pernah terjadi di Desa Bengkel.

Hal itu diceritakan oleh Halisussabri sendiri dan dipercaya oleh masyarakat sebagai karomah Tuan Guru Bengkel. Peristiwa unik itu juga diamini oleh Ahmad Zahroni, salah seorang warga Bengkel yang juga menjadi pengajar di madrasah yang berada di Pesantren Darul Qur’an. Percaya atau tidak, warga meyakini pernah ada rintik hujan madu di Bengkel. 

“Tepatnya gerimis, tapi yang turun itu madu,” ungkap Zahroni saat ditemui di arena Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU (Munas dan Konbes NU) pada 23-25 November 2017 di NTB. Pesantren Darul Qur’an merupakan salah satu dari lima pesantren lokasi Munas.

Cerita karomah lainnya ialah, Tuan Guru Bengkel pernah pernah memimpin perang di Irian Barat (sekarang Papua). Di saat para serdadu berperang, TGH Shaleh Hambali hadir sebagai sosok prajurit yang ada di baris depan. Cerita itu konon diriwayatkan oleh Hamid Wijaya, anggota Ansor yang turut berjuang melawan penjajah saat itu.

Sebagian masyarakat tidak mempercayai. Sebab Tuan Guru Bengkel senantiasa berada di NTB. Namun, bagi seorang ulama seperti TGH Shlaeh Hambali, keistimewaan demi keistimewaannya tidak diragukan oleh masyarakat di NTB.

Pernah juga suatu ketika hujan tiba-tiba berhenti ketika TGH Shaleh Hambali hendak ke luar ruangan. Saat itu, ia mendengar kabar adiknya meninggal. Ketika hendak takziah itu, Shaleh Hambali mendapati hujan yang sangat lebat. Namun, saat baru mengeluarkan satu kakinya ke luar pintu, hujan lebat itu seketika berhenti.

Di antara sejumlah karomahnya itu, tentu perjuangan menyebarkan dakwah Aswaja NU di tanah NTB tidak kalah istimewanya. Tuan Guru Bengkel adalah Rais Syuriyah pertama PWNU NTB. Ia pernah mendapati masyarakat berduyun-duyun mengunjungi dirinya karena jiwanya terancam atas kekerasan yang dilakukan G30S/PKI saat itu.

Selain memberikan sejumlah wirid dan doa, TGH Shaleh Hambali juga memberikan perhatian kepada seluruh masyarakat agar mereka menancapkan bendera NU di depan rumahnya masing-masing. Tuan Guru Bengkel menjamin keamanan masyarakat dengan bendera NU tersebut. Warga pun merasakan keamanan dengan bendera NU di depan rumahnya. Ini menunjukkan bahwa TGH Shaleh Hambali juga merupakan jimat masyarakat NTB. (Fathoni Ahmad)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Doa, Sholawat PKB Kab Tegal

Hukum Gerakan Hampir Berbarengan Makmum dan Imam

Ada sebagian makmum yang mengikuti shalat berjamaah shalat kurang memperhatikan gerakan dan bacaan imam secara detail sehingga menjadikan mereka melakukan gerakan dan bacaan bersamaan persis dengan imam. Hal ini hukumnya makruh.

Akibatnya makmum bisa kehilangan fadhilah (keutamaan) jamaah khusus pada rukun (filiy/qauliy) yang ia kerjakan bersama persis dengan imam tersebut. Artinya bukan berarti jika satu gerakan saja makmum melakukan bersama imam kemudian kehilangan semua fadhilah jamaah secara total.

Hukum Gerakan Hampir Berbarengan Makmum dan Imam (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Gerakan Hampir Berbarengan Makmum dan Imam (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Gerakan Hampir Berbarengan Makmum dan Imam

Andai saja makmum melakukan gerakan bersama persis dengan imam pada saat ruku‘, maka ruku‘ yang dilakukan bersama imam itulah ia tidak mendapatkan fadhilah 27 derajatnya ruku‘. Selain ruku‘ tersebut ia tetap mendapat fadhilah jamaah. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Sayyid Bakri Syatha.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Artinya, “Fadhilah jamaah menjadi hilang, maksudnya pada bagian yang makruh melakukannya secara bersama-sama saja. Jika kemakruhan tadi dilakukan bersamaan saat ruku maka nilai 27 kali ruku‘lah yang menjadi hilang,” (I‘anatut Thalibin, juz II, halaman 39).

Kemakruhan di atas apabila makmum melakukan dengan sengaja baik gerakan atau bacaan walaupun pada shalat sirriyah (pelan) bersama persis dengan imam. Jika kebersamaan hanya kebetulan yang tidak disengaja atau makmum memang tidak mengetahui bahwa hal tersebut adalah makruh, maka hukumnya tidak makruh.

Yang tidak makruh lagi adalah ketika makmum sengaja bersama-sama dengan imam pada saat imam membaca Al-Fatihah karena makmum khawatir jika tidak bersama, ia akan tertinggal ruku‘nya imam.

Seperti makmum pada shalat tarawih, misalnya. Makmum boleh membaca Al-Fatihah di waktu imam sedang membaca Al-Fatihah jika memang makmum khawatir apabila Al-Fatihah dibaca tidak secara bersama imam, ia akan tertinggal ruku‘nya.

?]: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “(Faidah) dimakruhkan bersamaan dengan imam dalam berbagai gerakan shalat. Begitu pula ucapan-ucapannya (aqwalus shalah) menurut pendapat muktamad. Fadhilah jamaah hilang pada rukun yang tepat ia jalankan dengan membarengi imam meskipun pada shalat yang dengan bacaan pelan (sirriyyah) selama makmum tidak mengetahui jika ia mengakhirkan sampai imam selesai membaca Al-Fatihah justru akan menjadikan makmum tertinggal ruku‘. Begitulah? yang dikatakan Ali Syibramalisi. Ar-Rasyidi berpendapat bahwa yang menjadikan hilang fadhilah hanya terbatas pada rukun qauliy. Adapun kemakruhan bersama persis itu jika memang disengaja, tidak berlaku apabila terjadi secara kebetulan atau makmum tidak mengetahui bahwa hal itu merupakan sesuatu yang makruh sebagaimana pendapat Imam Syaubari, (Lihat Bughyatul Mustarsyidin, Darul Fikr, halaman 119).

Oleh karena itu, sebaiknya imam mengetahui enam waktu sunah untuk diam sejenak dalam shalat yang meliputi antara takbiratul ihram dan iftitah, iftitah dan ta‘awudz, ta‘awudz dan Al-Fatihah, Al-Fatihah dan "amin", "amin" dan surat, dan antara surat dan ruku‘, (Lihat Safinatun Naja, Darul Minhaj, halaman 42).

Praktiknya, imam membaca Al-Fatihah, makmum mendengarkan. Setelah membaca "amin" bersama-sama, imam diam sejenak sekadar cukup bagi makmum untuk membaca Al-Fatihah. Di saat inilah makmum membaca Al-Fatihah. Setelah sekira selesai, imam kemudian membaca surat. (Ahmad Mundzir)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Berita, Nahdlatul, News PKB Kab Tegal

Minggu, 18 Februari 2018

Muslimat NU Anggap Pemerintah Plin-plan Terhadap Iran

Surabaya, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa menilai, pemerintah bersikap plin-plan atau inkonsistensi dalam masalah dukungan atas resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) 1747 terhadap Iran.

"Kami prihatin, karena pemerintah plin-plan dengan memberikan dukungan kepada PBB untuk memberikan sanksi ekonomi terhadap Iran yang dianggap mengembangkan uranium," ujarnya saat berbicara pada pembukaan Hari Lahir (Harlah) ke-61 Muslimat NU di Surabaya, Jumat (6/4).

Muslimat NU Anggap Pemerintah Plin-plan Terhadap Iran (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Anggap Pemerintah Plin-plan Terhadap Iran (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Anggap Pemerintah Plin-plan Terhadap Iran

Ia menjelaskan, sikap plin-plan Indonesia itu sangat berbahaya, karena akan menurunkan kepercayaan negara lain terhadap Indonesia.

"Pemerintah dapat dikatakan plin-plan atau inkonsistensi, karena saat Presiden Iran dan Ketua MA Iran datang ke Indonesia dengan menemui presiden dan sejumlah pemimpin informal untuk menjelaskan program nuklir di Iran guna tujuan damai justru mendapatkan dukungan dari pemerintah," ujarnya menegaskan.

Namun, anggota Fraksi Kebangsaan Bangsa (FKB) DPR RI itu, hanya dalam kurun satu hungga dua bulan justru muncul dukungan Indonesia terhadap Resolusi 1747 dari DK-PBB untuk memberikan sanksi kepada Iran atas pengembangan nuklirnya.

PKB Kab Tegal

Khofifah mengatakan, pandangan Muslimat NU terhadap Iran itu sudah menjadi kesepakatan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Muslimat NU se-Indonesia pada Maret 2007.

"Dalam Rapimnas Muslimat NU se-Indonesia itu, kami menyikapi masalah nuklir Iran dan resolusi DK-PBB, desakan pengesahan RUU APP, dan desakan perlunya badan khusus dalam menangani luapan lumpur di kawasan eksplorasi Lapindo," katanya menambahkan. (ant/sbh)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah, PonPes PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Imam Syafi’i dan Imam Ghazali pada Pemilu 1971

Shohibul mazhab Abu Abdullah Muhammad bin Idris yang lebih dikenal dengan nama Imam Syafii ternyata pernah menjadi Rais Syuriah Nahdlatul Ulama. Bahkan, di saat yang sama, Ketua Tanfidziyahnya dijabat oleh Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad yang dikenal dengan Imam Ghazali.

Tentu, dahi pembaca sekalian bakal berkerut mendengar informasi di atas. Bagaimana mungkin Imam Syafii yang hidup pada 767 – 820 M, maupun Imam Ghazali yang hidup pada ? 1058 – 1111 M, bisa menjadi pemimpin Nahdlatul Ulama yang baru didirikan pada 31 Januari 1926. Terbentang puluhan abad lamanya antara masa hidup kedua ulama besar umat Islam itu dengan berdirinya organisasi umat Islam terbesar di dunia itu.

Imam Syafi’i dan Imam Ghazali pada Pemilu 1971 (Sumber Gambar : Nu Online)
Imam Syafi’i dan Imam Ghazali pada Pemilu 1971 (Sumber Gambar : Nu Online)

Imam Syafi’i dan Imam Ghazali pada Pemilu 1971

Lantas, bagaimana ceritanya kedua ulama yang mengarang kitab Al-Umm dan Ihya Ulummudin tersebut, bisa menjadi pemimpin NU?

KHR. Asad Syamsul Arifin jawabnya.

Bermula dari perhelatan Pemilu tahun 1971. Saat itu, Nahdlatul Ulama menjadi partai politik sendiri setelah memutuskan berpisah dari Parti Masyumi pada 1953. NU menjadi salah satu partai besar kala itu.

Tentu saja, kekuatan politik yang dimiliki NU menjadi ancaman tersendiri bagi kekuatan politik lain. Terutama bagi Golkar yang merupakan partai penguasa saat itu.

PKB Kab Tegal

Golkar yang didukung oleh penguasa dan tentara, menghalalkan segala cara untuk bisa merebut suara sebanyak-banyaknya. Bahkan, tak segan-segan mereka menggunakan kekerasan untuk memaksa warga NU memilih Golkar. Hal ini, jelas saja menjadi ancaman besar bagi partai NU.?

Basis massanya digrogoti sedemikian rupa oleh pesaing politiknya. Terlebih resource kampanye yang dimiliki NU tak sebanding dengan milik lawan-lawan politiknya itu.

Melihat kondisi yang demikian, Kiai Asad turun tangan. Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafiiyah Situbondo itu, kembali terjun ke dunia politik setelah memutuskan vakum pasca dibubarkannya Dewan Konstituante pada 1959. Ia yang lebih banyak berada di belakang layar saja, tiba-tiba turun langsung hadir dalam kampanye yang digelar Partai NU Situbondo yang dilaksanakan di alun-alun.

Kehadirannya yang tanpa pemberitahuan tersebut, mengejutkan panitia kampanye. Kesempatan emas itu, pun tidak disia-siakan. Sebagaimana tercatat dalam biografinya, KHR. Asad Syamsul Arifin: Riwayat Hidup dan Perjuangannya (1994), Kiai Asad langsung diberikan kesempatan untuk menaiki podium. Tak lama mediator berdirinya NU itu, berorasi. Tak lebih dari 15 menit saja.

PKB Kab Tegal

Namun, dalam orasi yang cukup singkat tersebut, tokoh kharismatik tersebut mampu meyakinkan warga NU yang hadir di alun-alun Situbondo tersebut, memilih NU sebagai pilihan politiknya. Dengan gayanya yang khas, Kiai Asad menyampaikan sebuah kabar langit yang ia terima.

"Saya tak mungkin keluar dari NU dan tetap akan mencoblos tanda gambar NU," kata Kiai Asad mengawali orasinya.

Kemudian, Kiai Asad memaparkan alasannya kenapa harus tetap bertahan dan tetap memilih Partai NU bagaimanapun tantangan serta beratnya cobaan yang harus dihadapi.

"Saya pilih NU ini karena ada alasannya. Saya pernah bermimpi ketemu Imam Syafii dan Imam Ghazali. Dalam mimpi itu seolah Syuriah NU itu Imam Syafii, sedangkan Tanfidziyahnya adalah Imam Ghazali," tuturnya di hadapan puluhan ribu warga NU yang menyemut. "Karena itu, kalau sampean semua tetap ikut kedua imam tadi, ya harus mencoblos tanda gambar NU," pungkasnya.

Sontak saja, orasi singkat nan bernas itu, mampu menusuk langsung ke alam bawah sadar warga Nahdliyin itu. Imam Syafii adalah imam madzab yang dianut hampir semua warga NU dan sebagian besar umat Islam di Indonesia. Begitupula dengan Imam Ghazali. Selain karya-karya menjadi bacaan wajib di pesantren, tasawufnya pun menjadi standart bagi warga NU.

Efeknya pun terlihat saat Pemilu tiba. Seberapa kerasnya Golkar melakukan propaganda tak mampu mengubah dominasi NU di Keresidenan Besuki. Partai NU menang mutlak dengan berhasil menggondol 18 kursi dari 32 kursi yang diperebutkan oleh 10 kontestan.?

Demikianlah alam pikir politik warga NU. Antar masa lalu dan masa kini, antara yang hidup maupun yang telah mati, tak ada ubahnya. Sama. Sama-sama berpengaruh! (Ayung Notonegoro)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Islam, Humor Islam PKB Kab Tegal

NU Gunakan Dakwah Merakyat

Jakarta, PKB Kab Tegal. Penyebaran Islam di Indonesia, tidak lepas dari peran Walisongo. Mereka memahami karakter masyarakat dan tradisi lokal. Pemahaman terhadap karakter dan watak masyarakat, menjadi bahan bagi Walisongo untuk memilih pendekatan dakwah terhadap masyarakat di nusantara.

NU Gunakan Dakwah Merakyat (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Gunakan Dakwah Merakyat (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Gunakan Dakwah Merakyat

“Tradisi masyarakat diangkat untuk Walisongo untuk menyebarkan nilai-nilai keislaman,” ungkap Dr. Zaki Mubarok, ketua LDNU (Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama) di sela kunjungan belasan civitas akademika dari pelbagai kampus di lt.5 Kantor PBNU Jl. Kramat Raya, Rabu (6/6) siang.

Sedikitnya 14 mahasiswi Hubungan Internasional, mengunjungi kantor PBNU. Mereka antara lain berasal dari UI, UGM, dan Universitas Lehigh Amerika Serikat. Kunjungan dimaksudkan dalam rangka mengenal lebih dekat NU. Lewat suara dari dalam NU, mereka terlihat serius mengikuti penjelasan pandangan, gerakan, dan dinamika NU.

PKB Kab Tegal

Mereka disambut oleh sejumlah jajaran PBNU seperti Iqbal Sullam, Sekjen PBNU, Abdul Mun‘im DZ, Wasekjen PBNU,  Zaki Mubarok, Ketua Umum LDNU, dan Nurul Yaqin, Sekretaris LDNU.

Pola dakwah NU yang merakyat, meniru cara dakwah yang dirintis oleh Walisongo. Cara dakwah Walisongo begitu lentur sehingga mudah meresah di benak masyarakat. Tanpa resisitensi yang berarti, masyarakat menerima nilai-nilai luhur Islam yang dibawakan Walisongo.

PKB Kab Tegal

Dengan kelenturan luar biasa, Walisongo menjalani kehidupan seperti keseharian masyarakat setempat. Kedekatan mereka dengan masyarakat, tidak lagi dipertanyakan. Menimbang tanpa jarak antara masyarakat dan Walisongo, keduanya membangun peradaban Nusantara dengan nafas Islam.  Tradisi masyarakat berjalan tanpa saling menegasikan satu sama lain.

Kemasan bahasa dakwah, dikemas serenyah mungkin. Sebaik apapun suatu nilai atau ajaran, agak sulit diserap oleh masyarakat umum. Karenanya, kemasan bahasa menjadi pertimbangan dalam penyampaian dakwah NU, tambah Zaki Mubarok.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis   : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Habib, Aswaja, Pahlawan PKB Kab Tegal

Ratusan Pemuda dan Pemudi Ikuti PKD dan Diklatsar Banser Pekuncen

Banyumas, PKB Kab Tegal 

Sebanyak 208 peserta mengikuti kegiatan Pelatihan Kader Dasar (PKD) Diklatsar Terpadu Dasar (Diklatsar) anggota baru Barisan Ansor Serba Guna (Banser). Kegiatan ini dilakukan selama tiga hari, dimulai hari Jumat sampai Ahad (10-12/11) di Desa Karangklesem, Kecamatan Pekuncen, Banyumas .

Ratusan Pemuda dan Pemudi Ikuti PKD dan Diklatsar Banser Pekuncen (Sumber Gambar : Nu Online)
Ratusan Pemuda dan Pemudi Ikuti PKD dan Diklatsar Banser Pekuncen (Sumber Gambar : Nu Online)

Ratusan Pemuda dan Pemudi Ikuti PKD dan Diklatsar Banser Pekuncen

Pembukaan yang berlangsung di Balai Desa Karangklesem, Jumat sore (11/11) secara resmi dilakukan Pengurus MWCNU Pekuncen, Kiai Muntohar yang mewakili Ketua MWCNU Pekuncen Habib Muhammad Al-Habsy yang berhalangan hadir sedang mengikuti acara halaqah PCNU Banyumas di Karanglewas

Ketua panitia kegiatan itu, Tongat, mengungkapkan, peserta merupakan perwakilan dari 16 Ranting Ansor di Kecamatan Pekuncen dengan rincian jumlah 208 peserta terdiri dari 180 peserta putra dan 28 putri. 

Selama tiga hari, para peserta akan menerima pembekalan mulai dari pelatihan fisik dan mental, seperti kemampuan bela diri, ilmu tenaga dalam, dan pendalaman ke-NU-an, keindonesiaan, bela negara, peraturan baris-berbaris, kelalulintasan dan kedaruratan bencana.

PKB Kab Tegal

Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor NU Banyumas Khasis Munandar menegaskan, PKD Diklatsar Banser adalah bagian proses kaderisasi dan konsolidasi organisasi dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia demi kesinambangunan roda organisasi, mengawal ulama, memperkuat ajaran Aswaja dan menjaga NKRI 

Khasis Munandar menginstruksikan kepada seluruh peserta untuk betul-betul serius dalam mengikuti PKD Diklatsar Banser agar memperoleh bekal yang berguna di masa yang akan datang. 

PKB Kab Tegal

Hal itu, lanjutnya, harus dilakukan bagi kemajuan organisasi di tengah cepatnya arus perubahan zaman yang menuntut kulatias SDM yang berkualtas mampu menghadapi tantangan yang semakin kompleks.

Saat pembukaan dihadiri, Camat, Danramil dan Kapolsek Pekuncen, Kepala Desa Karangklesem, Ketua PC GPAnsor Banyumas, Kasatkocab Banser Banyumas, Ketua Muslimat NU Pekuncen, PAC Fatayat, PAC IPPNU, serta tamu undangan lainnya. (Mulyono Hp/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News, Fragmen PKB Kab Tegal

LAZISNU Limpung Luncurkan Gerakan Koin untuk NU

Batang, PKB Kab Tegal - LAZISNU Kecamatan Limpung Kabupaten Batang meluncurkan program Gerakan Nasional Koin untuk NU, Ahad (2/4). Kegiatan yang diadakan bersamaan dengan peringatan Harlah Ke-94 NU dan Pendidikan Khusus ke-26 bertempat di SMK Maarif NU Limpung, Kabupaten Batang.

Acara peluncuran ditandai dengan pengisian secara simbolis koin ke dalam kaleng LAZISNU oleh Ketua MWCNU Limpung diikuti perwakilan banom dan lembaga di bawah MWCNU Limpung.

LAZISNU Limpung Luncurkan Gerakan Koin untuk NU (Sumber Gambar : Nu Online)
LAZISNU Limpung Luncurkan Gerakan Koin untuk NU (Sumber Gambar : Nu Online)

LAZISNU Limpung Luncurkan Gerakan Koin untuk NU

Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur KH Marzuqi Mustamar yang hadir sebagai pembicara mengharapkan adanya terobosan baru dalam penggalangan dana yang dikelola oleh LAZISNU MWCNU Limpung.

"Dengan adanya launching ini, semoga LAZISNU MWCNU Limpung bisa amanah dalam menjalankan program-programnya, diberi kelancaran dan kemudahan serta yang terpenting adalah bisa membawa kemanfaatan dan keberkahan,” tuturnya.

PKB Kab Tegal

Kiai Marzuqi menambahkan, pentingnya keikhlasan dalam memberi sesuatu akan berdampak pada kehidupan spiritual kita.

PKB Kab Tegal

"Yakinlah kepada Allah SWT dengan apa yang kita infakkan akan dibalas dengan berlipat-lipat ganda," imbuhnya.

Direktur Manajemen LAZISNU MWCNU Limpung M Sofa mengatakan, dengan adanya kegiatan tersebut akan menambah semangat dalam berinfak terutama lewat lembaga resmi milik NU.

"Secara teknis di lapangan, nantinya kaleng-kaleng sebagai tempat koin tersebut akan kami sebar kepada warga nahdliyin di lingkungan kerja MWCNU Limpung dan diambil oleh relawan setiap dua minggu sekali," terang Sofa.

Sofa yang diamanati menjadi Direktur Manajemen selama? dua periode ini mengharapkan, LAZISNU Limpung bisa lebih dipercaya dalam mengelola dana infak, dan bisa membantu warga nahdliyin di wilayah MWCNU Limpung melalui empat program unggulan LAZISNU yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan penanganan bencana. (Kendi Setiawan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah, Ubudiyah PKB Kab Tegal

Sabtu, 17 Februari 2018

Hukum Menikahkan Dua Orang Putri di Tahun yang Sama

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya telah merencanakan nikah pada bulan Syawal, sedang kakak perempuan dari calon istri saya tersebut telah menikah pada bulan Muharram. Yang ingin saya tanyakan, apakah boleh menikahkan dua orang putri dengan selang waktu kurang dari satu tahun (dalam tahun yang sama). Terimakasih atas perhatiannya. Wassalamu’alaikum warhahmatullahi wabarakatuh. (Hadiman Kholison)

?

Jawaban

Hukum Menikahkan Dua Orang Putri di Tahun yang Sama (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Menikahkan Dua Orang Putri di Tahun yang Sama (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Menikahkan Dua Orang Putri di Tahun yang Sama

Waalaikum salam wr wb. Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt. Bahwa menikah itu diwajibkan bagi orang yang memang sudah mampu, baik lahir maupun batin. Mengenai hukum menikahkan dua orang anak perempuan dalam tahun yang sama tak ditemukan dalil yang melarangnya. ?

Penjelasan yang tersedia adalah mengenai soal waktu pelaksanaan akad nikah, yaitu sebaiknya dilakukan pada hari Jumat. Alasan yang bisa dikemukakan di sini adalah bahwa hari Jumat adalah hari yang paling mulia dan merupakan sayyid al-ayyam (penghulu hari).

Di samping itu pelakasanaan akad nikah tersebut sebaiknya dilakukan pada pagi hari, karena terdapat hadits yang menceritakan tentang do’a Rasulullah saw yang meminta kepada Allah swt agar memberikan berkah kepada umatnya pada pagi hari. ? ? ?

PKB Kab Tegal

?: ? ?- ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.? ? ?: ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ?

“(Perkataan penulis: dan pada hari Jumat) maksudnya adalah adanya akad sebaiknya dilakukan pada hari Jumat karena merupakan hari yang paling mulia dan penghulu hari. Dan perkataan penulis pada awal siang (pagi hari, pent) maksudnya adalah sebaiknya akad nikah dilakukan pada awal siang karena ada hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah saw berdo’a, ‘Ya Allah berkati umatku pada pagi hari’. Hadits ini dianggap sebagai hadits hasan oleh at-Tirmidzi” (Al-Bakri Muhammad Syatha, I’anah ath-Thalibin, Bairut-Dar al-Fikr, tt, juz, 3, h. 273)?

PKB Kab Tegal

Sedang mengenai bulannya disunnahkan pada bulan Syawal dan Shafar karena Rasulullah saw menikah dengan sayyidah Aisyah ra pada bulan Syawal, dan menikahkan putrinya yaitu sayyidah Fathimah dengan Ali bin Abu Thalib kw pada bulan Shafar. Hal ini sebagaima keterangan yang terdapat dalam kitab Nihayah az-Zain karya syaikh Nawawi al-Bantani.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Dan sunnah pelaksanaan pernikahan pada bulan Syawal dan Shafar karena Rasulullah saw menikah dengan sayyidah Aisyah ra pada bulan Syawal, dan menikahkan putrinya sayyidah Fathimah ra pada bulan Shafar”. (Nawawi al-Bantani, Nihayah az-Zain, Bairut-Dar al-Fikr, tt, h. 200)?

Dalam pandangan kami soal menikahkan dua orang anak perempuan dalam tahun yang sama lebih merupakan sesuatu yang terkait dengan adat-istiadat, dan umumnya berlaku di dalam tradisi masyarakat Jawa. Di kampung kami juga para orang tua sering mewanti-wanti sebaiknya jangan menikahkan dua anak perempuan dalam tahun yang sama.

Sedang pendekatan yang paling mudah untuk memahami larangan tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan ekonomi. Pada umumnya kalau orang tua menikahkan anak perempuannya, mereka akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk hajatan pernikahan tersebut.

Bahkan acapkali untuk keperluan hajatan mereka rela menghutang kesana-kemari. Dan setelah hajatan baru dibayar hutang-hutang tersebut. Jika kemudian di tahun yang sama menikahkan puterinya yang kedua tentunya ini akan membebani mereka. Beban menikahan putri yang pertama belum selesai, tiba-tiba muncul beban baru.

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Dan sebaiknya dalam soal ini dibicarakan baik-baik dengan pihak keluarga, agar dikemudian hari tidak timbul masalah. Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, wassalamu’alaikum wr. wb. (Mahbub Ma’afi Ramdlan)

?

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU PKB Kab Tegal