Jumat, 02 Februari 2018

Santri Ibarat Kuntul Penjelajah, Pencari Pengalaman

Pati, PKB Kab Tegal. Madrasah Aliyah NU Luthful Ulum Wonokerto Pasucen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah bekerja sama dengan Perpustakaan Mutamakkin Kajen menggelar bedah novel Kuntul Nucuk Bulan. Bedah novel tersebut mendaulat Farid Abbad sebagai narasumber.

Santri Ibarat Kuntul Penjelajah, Pencari Pengalaman (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Ibarat Kuntul Penjelajah, Pencari Pengalaman (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Ibarat Kuntul Penjelajah, Pencari Pengalaman

Farid, pada bedah novel Selasa (26/1), ini menjelaskan, kuntul adalah burung yang selalu terbang menjelajah ke berbagai tempat untuk mencari pengalaman dan ilmu baru. Burung itu tidak puas dengan apa yang diperoleh. Cita-citanya tidak bisa dibatasi karena sangat tingginya sehingga dikejar sepanjang hidup.

Novel ini, kata aktivis Lakpesdam NU Pati, ini mengisahkan seorang santri yang mempunyai cita-cita tinggi yang tidak patah semangat oleh berbagai kendala dan rintangan yang menghadang. Santri tersebut terus belajar dan berkarya untuk mencapai cita-citanya yang tinggi.

PKB Kab Tegal

Para pelajar sebagai generasi masa depan bangsa, lanjut Farid, harus menjadi sosok yang pantang menyerah. Pemuda harus terbang tinggi untuk meraih mimpi yang dicanangkan. Cita-cita tinggi inilah yang mendorong seorang pemuda untuk belajar secara rajin dan membekali diri dengan berbagai keterampilan hidup.

PKB Kab Tegal

Menurut Farid, alumnus Global University Libia, ini menjelaskan, salah satu keterampilan hidup adalah jurnalistik, kemampuan tulis menulis. “Untuk menjadi penulis hebat dibutuhkan ketekunan dan latihan terus menerus. Orang-orang besar, seperti Buya Hamka dan Pramodya,? mampu menghasilkan karya-karya besar di balik jeruji penjara. Begitu juga KH. MA. Sahal Mahfudh yang mampu menghasilkan karya yang menjadi karya internasional yang wajib dipelajari di Universitas Al-Ahqaf,” jelasnya.

Ia menganjurkan untuk penulis pemula agar menulis diary setiap hari. Misalnya setelah shubuh, waktu istirahat sekolah, dan lain-lain. Menulis ini? harus menjadi kebiasaan harian, sehingga lama-lama akan menjadi dokumen yang sangat berharga. Kebiasaan ini akan memperlancar kemampuan menulis. Menulis seperti mengalir deras tanpa ada ujungnya, karena ide-ide besar terus bermunculan tanpa henti.

Dalam rangka meningkatkan tradisi jurnalistik ini, MA NU Luthful Ulum selalu menerbitkan buku setiap tahunnya, seperti Mengibarkan Prestasi tahun 2014 dan Sayap-Sayap Rindu & Setitik Embun di Ujung Subuh tahun 2015.

Dalam tahun 2016 ini, madrasah berbasis pesantren ini mengadakan lomba cerpen internal untuk meningkatkan kemampuan siswa-siswi di bidang jurnalistik. Dengan menciptakan iklim kompetisi yang ilmiah, siswa-siswi akan mengeluarkan kemampuan terbaik untuk mengasah kemampuannya terus menerus untuk menggapai cita-cita yang tinggi.

Nur Alimah, selaku Waka Kesiswaan MA NU Luthful Ulum menjelaskan, kegiatan ilmiah, seperti bedah buku dan seminar remaja terus diadakan MA NU Luthful Ulum supaya siswa-siswi termotivasi mengejar cita-cita yang tinggi dengan usaha maksimal. (Jamal Mamur/Abdullah Alawi)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Makam PKB Kab Tegal