Jumat, 23 Maret 2018

Perguruan Tinggi Islam Perlu Tingkatkan Kualitas

Jepara, PKB Kab Tegal. Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI Prof Dr H Nur Syam M.Si, mengungkapkan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) perlu meningkatkan kualitas pendidikan agar mampu bersaing dengan PT lain.?

Demikian disampaikannya dalam Seminar Nasional “Model Pengembangan PTAIS Masa Depan” yang diselenggarakan Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Jepara di gedung Haji, Sabtu (26/1).

Perguruan Tinggi Islam Perlu Tingkatkan Kualitas (Sumber Gambar : Nu Online)
Perguruan Tinggi Islam Perlu Tingkatkan Kualitas (Sumber Gambar : Nu Online)

Perguruan Tinggi Islam Perlu Tingkatkan Kualitas

Menurutnya, untuk meningkatkan kualitas pertama PTAI perlu meningkatkan akses pemerataan pendidikan. Pembukaan program studi (prodi) baru merupakan cara untuk peningkatan kualitas, pemerataan akses dan upaya untuk pengembangan PT.

Kedua, peningkatan daya saing dan relevansi kebutuhan masyarakat. PTAI jelas Syam perlu berdaya saing dengan PT lain dengan mengedepankan distingsi (perbedaan) dan ekselensi (keunggulan). Apalagi sambungnya ke depan akan ada akademi komunitas di tiap Kabupaten.

PKB Kab Tegal

Akademi komunitas papar Syam kampus harus siap menjanjikan pekerjaan bagi alumninya. Ia menyontohkan jika di Jepara merupakan pusat usaha mebel maka perlu dibentuk akademi ukir dan akademi terkait bekerjasama dengan sentra ukir yang nantinya akan mempekerjakan alumninya disana. Begitu pun dengan contoh-contoh lain.

PKB Kab Tegal

Karenanya jika tidak ingin ditinggalkan masyarakat, PTAI segera merubah diri. Penguasaan hard skill dan soft skill seimbang. “Sarjana Tafsir Hadits perlu menguasai jurnalistik. Ahli Fiqih juga perlu menguasai kerajinan,” paparnya.

Kualitas Pendidikan NU

Keberhasilan belajar, kata Syam 20% dari ilmu pengetahuan dan sisanya 80% dari soft skill. Ia menambahkan INISNU sebagai Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) juga perlu menonjolkan perbedaan dan kelebihannya. Semisal lulusan INISNU harus mampu membaca kitab kuning. Kitab kuning menurutnya merupakan sisi menarik dari NU.

Berkaitan dengan distingti dan ekselensi ia menyebut salah satu MI di DKI Jakarta yang diserbu peminat lantaran peserta didik harus lulus 6 juz. Setahun siswa menghafal 1 juz. Sebelum pendaftaran siswa baru sudah diserbu pendaftar dari berbagai penjuru.

Sampel lain di tiap Kabupaten ada madrasah-madrasah unggulan yang menjadi jujukan anak pejabat dan kelas menengah ke atas. Keberadaan madrasah unggulan akan selalu direspon para stake holder.

Meski demikian dirinya khawatir dengan gerakan islam fundamental yang semakin getol mengembangkan PAUD dan jenjang pendidikan seterusnya yang ke depan akan mengkhawatirkan eksistensi NU. Karenanya Nur Syam meminta NU mempunyai proyek pendidikan unggulan dari mulai PAUD, MI, MTs, MA dan PT agar tradisi NU yasinan, tahlil, dibaan dll tidak hilang dari pusaran bumi.

Dalam seminar yang dihadiri ratusan calon wisudawan/ wati INISNU juga hadir Prof Dr Sugoyono M.Pd ketua PP LP Maarif NU yang menyampaikan materi “Arah dan Pengembangan Manajemen PTAIS Masa Depan.”?

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor : Syaiful Mustaqim

?

?

?

?

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Sabtu, 17 Maret 2018

IPNU NTT Konsolidasi Cabang di Flores

Kupang, PKB Kab Tegal. Dalam rangka mensukseskan program tahun 2013, Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Nusa Tenggara Timur (NTT) akan melakukan konsolidasi di tingkat cabang. Untuk Pulau Flores ditargetkan seluruh cabang sudah akan terbentuk dalam waktu dekat.

IPNU NTT Konsolidasi Cabang di Flores (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU NTT Konsolidasi Cabang di Flores (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU NTT Konsolidasi Cabang di Flores

Rencana tersebut merupakan hasil diskusi rutin pengurus wilayah, Ahad (31/3) kemarin. Ada sembilan cabang di Flores, Lembata, Alor dan pulau Sumba yang akan ditindaklanjuti dan  direncanakan akan diselesaikan dalam tahun ini. 

Ketua Pimpinan Wilayah IPNU NTT, Achan Arman Pua Upa mengatakan, rencana itu telah dikoordinasikan dengan beberapa rekan-rekan IPNU di setiap daerah yang bisa ajak kompromi untuk mengembangkan organisasi ini.

PKB Kab Tegal

“Memang pengembangan organisasi di daerah Flores sangat sulit. Sangat sulit karena jarak tempuh dan transportasi persoalan yang kami alami,” katanya. 

Apalagi jarak tempuh antara kota Propinsi ke setiap Kabupaten kita harus habiskan waktu satu haru satu malam dalam perjalanan, itu baru satu kabupaten. Maka direncanakan 2013 ini, tanggung jawab untuk membentuk cabang di Pulau Flores bisa mendekati seratus persen.

PKB Kab Tegal

“Setelah itu baru dilanjutkan ke Pulau Sumba yang jarak tempuh dua hari perjalanan dari kota propinsi,” ungkap Achan.

Ajhar J. Ambubari, sekretaris PW IPNU NTT mengatakan, tahun 2012 PW IPNU NTT baru membentuk empat cabang persiapan, yakni Cabang Kab Belu, Kab TTS,  Kab Kefa dan Kabupaten Kupang. Sedangkan Cabang  Kota Kupang sudah dibentuk sebelum terlaksananya Kongres di Palembang. 

“Cabang kota Kupang akan kita prioritaskan, sebab ini satu-satunya cabang berada di kota Propinsi. Pengurus Cabang Kota kita libatkan berbagai aktifitas kegiatan-kegiatan di wilayah. Seperti gelar diskusi bersama lintas OKP, bedah buku “, ungkapnya. 

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Ajhar Jowe

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam PKB Kab Tegal

Selasa, 13 Maret 2018

Pecinta Al-Qur’an Sepanjang Hayat

Kecintaan Allahuyarham Mbah Muntaha sapaan akrab KH. Muntaha Al-Hafizh Kalibebeber Wonosobo terhadap Al-Qur’an tak dapat diragukan lagi. Hampir seluruh usianya dihabiskan untuk menyebarkan dan menghidupkan Al-Qur’an. 

Yang Paling monumental adalah gagasannya membuat mushaf Al-Qur’an Akbar (Al-Qur’an Raksasa) dengan tinggi 2 meter, lebar 3 meter dan berat 1 kuintal lebih. Sebuah karya mahaagung yang sempat dikala itu diusulkan masuk ke Guiness Book Of Record.

KH Muntaha al-Hafizh lahir di desa Kalibeber kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo dan wafat di RSU Tlogorejo Semarang, Rabu 29 Desember 2004 dalam usia 94 tahun. Ada beberapa keterangan berbeda tentang kapan tepatnya Mbah Muntaha Lahir. 

Pecinta Al-Qur’an Sepanjang Hayat (Sumber Gambar : Nu Online)
Pecinta Al-Qur’an Sepanjang Hayat (Sumber Gambar : Nu Online)

Pecinta Al-Qur’an Sepanjang Hayat

Pertama, ada yang mengatakan Kiai Muntaha lahir pada tahun 1908. Kedua, ada pula yang menyatakan bahwa Kiai Muntaha lahir pada tahun 1912. Hal ini didasarkan pada dokumentasi pada KTP / Paspor dan surat-surat keterangan lainnya, Mbah Muntaha lahir pada tanggal 9 Juli 1912.

PKB Kab Tegal

Ayahanda Kiai Muntaha adalah putra ketiga dari pasangan KH. Asy’ari dan Ny. Safinah. Sebelum Kiai Muntaha, telah lahir dua kakaknya, yakni Mustaqim dan Murtadho.

Sejak kecil hingga dewasa, Kiai Muntaha menimba banyak ilmu dari sejumlah Kiai Pesantren. Sebelum itu, Kiai Muntaha mendapat didikan langsung dari kedua orang tuanya, KH. Asy’ari dan Ny. Safinah. 

PKB Kab Tegal

Lahir dalam keluarga Pesantren, Kiai Muntaha banyak memperoleh didikan berharga dari Ayah dan Ibundanya seperti membaca Al-Qur’an dan ilmu-ilmu keislaman.   Kedua orang tuanya memang dikenal sangat telaten dan sabar dalam mendidikan putra-putrinya.

Selanjutnya dari Kalibeber, Kiai Muntaha memulai perjalanan menuntut ilmunya ke berbagai Pesantren di tanah air. Kiai Muntaha sebagaimana umunya santri dizaman itu berkenala untuk mencari ilmu dari Pesantren ke Pesantren berikutnya.

Ada satu hal sangat menarik berkaitdan dengan proses pencarian ilmu Kiai Muntaha saat masih muda. Ketika Kiai Muntaha berangkat menuntut ilmu ke Pesantren Kaliwungu, Pesantren Krapyak, dan Pesantren Termas, ia selalu menempuh perjalanan dengan cara berjalan kaki. Melakukan riyadhah demi mencari ilmu semacam itu dilakukan Kiai Muntaha dengan niatan ikhlas demi memperoleh keberkahan ilmu. 

Di setiap melakukan perjalanan menuju Pesantren, Kiai Mutaha selalu memanfaatkan waktu sambil mengkhatamkan Al-Qur’an saat beristirahat untuk melepas lelah. Kisah ini menunjukkan kemauan keras dan motivasi spiritual yang tinggi yang dimiliki Kiai Muntaha dalam mencari ilmu.

Setelah berkenalan dari berbagai Pesantren, Kiai Muntaha kembali ke Kalibeber pada tahun 1950. Ia kemudian meneruskan kepemimpinan ayahnya dalam mengembangkan Al- Asy’ariyyah di desa kelahirannya, Kalibeber, Wonosobo.Di bawah kepemimpinan Mbah Muntaha inilah, Al-Asy’ariyyah berkembang pesat. Berbagai kemajuan signifikan terjadi masa ini.

Dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, KH. Muntaha adalah pribadi yang bersahaja. Mbah Muntaha sangat sayang kepada keluarga, santri dan juga para tetangga, serta masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.

Pecinta Al-Qur’an Sepanjang Hayat

Kecintaan Kiai Muntaha terhadap Al-Qur’an sebenarnya berawal dari kecintaan ayahandanya , Kiai Asy’ari terhadap Al-Qur’an. Dalam usia relatif muda yakni 16 tahun, Kiai Muntaha telah menjadi hafizh Al-Qur’an. 

Hampir seluruh hidup Mbah Muntaha didedikasikan untuk mengamalkan dan mengajarkan nilai-nilai Al-Qur’an kepada para santrinya dan juga pada masyarakat umumnya. 

Dalam kesehariannya, Mbah Muntaha selalu mengajar para santri yang menghafalkan Al-Qur’an. Para santri selalu tertib dan teratur satu per satu memberikan setoran hafalan kepada Kiai Muntaha. Mbah Muntaha  selalu berjuang untuk menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an kepada santri-santrinya.

Sepanjang hidup Mbah Muntaha, Al Qur’an senantiasa menjadi pegangan utama dalam mengambil  berbagai keputusan, sekaligus menjadi media bermunajat kepada Allah Swt. Mbah Muntaha tidak pernah mengisi waktu luang kecuali dengan Al-Qur’an. 

Sering Kiai Muntaha mebaca wirid atau membaca ulang hafalan Al-Qur’an di pagi hari seraya berjemur. Menurutnya, wirid dan dzikir yang paling utama adalah membaca Al-Qur’an. Itulah sebabnya, Kiai Muntaha menasehati para santri untuk mengkhatamkan Al-Qur’an paling tidak seminggu sekali.

Kecintaan Kiai Muntaha terhadap Al-Qur’an juga diwujudkan melalui pengkajian tafsir Al-Qur’an, dengan menulis tafsir maudhu’i atau tafsir tematik yang dikerjakan oleh sebuah tima yang diberi nama Tima Sembilan yang terdiri dari sembilan orang ustadz di Pesantren Al-Asy’ariyyah dan para dosen di Institut Ilmu Al-Qur’an (sekarang UNSIQ) Wonosobo. Gagasan Kiai Muntaha tentang penulisan tafsir ini mengandurng maksud untuk menyebarkan nilai-nilai Al-Qur’an kepada masyarakat luas.

Dan puncak realisasi kecintaan Kiai Muntaha terhadap Al-Qur’an ditunjukkan dengan perealisasian idenya tentang penulisan Al-Qur’an dalam ukuran raksasa yang sering disebut dengan Al-Qur’an akbar utuh 30 juz.  

Al-Qur’an akbar itu ditulis oleh dua santri Al-Asy’ariyyah yang juga mahasiswa IIQ yaitu H. Hayatuddin dari Grobogan dan H. Abdul Malik dari Yogyakarta.  Ketika penulisan Al-Qur’an akbar yang kertasnya merupakan bantuan dari Menteri Penerangan (H. Harmoko di kala itu) itu selesai, Al-Qur’an itu pun diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia di istana negara.

Mungkin Kiai Muntaha melihat banyak orang Islam telah meninggalkan Al-Qur’an, atau bahkan sama sekali tidak mau membaca Al-Qur’an, sehingga Mbah Muntaha tidak henti-hentinya menasehati anggota Hufadz wa Dirasatal Qur’an (YJHQ) untuk terus memasyarakatkan Al-Qur’an. Dakwah serupa juga selalu Mbah Muntaha sampaikan saat Beliau berkunjung ke berbagai belahan dunia seperti Turki, Yordania, Mesir dan lain sebagainya.

Dari hal-hal yang sudah disebutkan, menjadi jelas bahwa sosok dan pribadi Kiai Muntaha al-Hafidz adalah sosok sosok yang sangat mencintai Al-Qur’an secara fisik maupu nbatin. Seluruh hidupnya diperuntukkan untuk berdakwah menyebarkan nilai-nilai Al-Qur’an ke masyarakat.

 

Redaktur : Syaifullah Amin

(Disarikan oleh Inam Al-fajar dari buku KH. Muntaha Al Hafidz,  Pecinta Al Qur’an Sepanjang Hayat oleh Samsul Munir Amin). Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Fragmen, Olahraga, IMNU PKB Kab Tegal

Minggu, 11 Maret 2018

Bupati Hadiri Pelantikan PMII Blora

Grobogan, PKB Kab Tegal. Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kabupaten Blora telah dilantik di Resto Joglo Blora pada Ahad (29/12). Dalam pelantikan kali ini, PMII Blora mengambil tema “ Menyongsong Blora demokratis Untuk Kesejahteraan rakyat”.

Ismu Ngatono dipercaya untuk memimpin dan mengemban amanah sebagai Ketua PC PMII Kabupaten Blora untuk masa khidmah 2013-2014 dengan menggantikan seniornya, Misbahul Hamdan.

Bupati Hadiri Pelantikan PMII Blora (Sumber Gambar : Nu Online)
Bupati Hadiri Pelantikan PMII Blora (Sumber Gambar : Nu Online)

Bupati Hadiri Pelantikan PMII Blora

Semua pengurus PC PMII Kabupaten Blora dikukuhkan dan dilantik oleh Ketua Pengurus Besar PMII Bambang.

PKB Kab Tegal

Selain Bambang, tampak hadir pula Bupati Blora, Joko Nugroho yang menyempatkan diri untuk hadir menyampaikan sambutan dalam forum pelantikan PC PMII Blora.

PKB Kab Tegal

Rasyid sebagai salah satu anggota PMII mengatakan, dengan adanya pengambilan tema tersebut kita harapkan PMII Blora mampu membuat meanstrem pada masyarakat untuk tidak terjebak pada politik praktis.

Seusai pelantikan dilanjutkan Sarasehan oleh PB PMII. Salah satu diantara pembahasan yang diangkat adalah mengenai kader PMII dalam upaya mengawal demokrasi (asnawi lathif/mukafi niam) 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sunnah, News PKB Kab Tegal

Rabu, 07 Maret 2018

Prancis Orbitkan Satelit Mata-Mata

Prancis, PKB Kab Tegal
menggunakan roket peluncur dari Arianespace, telah berhasil meluncurkan satelit observasi Helios IIA untuk Departemen Pertahanan Perancis, Belgia dan Spanyol. Selain untuk observasi ruang angkasa, satelit ini juga akan dipakai menguji kemungkinan pengembangan persenjataan, mempersiapkan dan mengevaluasi operasi militer, dan pemetaan daratan digital untuk sistem penuntun rudal jelajah.

Peluncuran ini dilaksanakan dari Landasan Ruang Angkasa Eropa di Kourou, Guyana Perancis pada hari Sabtu, 18 Desember 2004 pukul 13:26 waktu lokal di Kourou (16:26 GMT, atau 23:26 WIB).

Setelah menempuh perjalanan selama 60 menit dan 8 detik, roket peluncur Ariane 5 secara akurat telah menempatkan satelit Helios II A menuju orbit polar Sun-synchronous. Bersama Helios II A, dibawa juga enam satelit pendamping yaitu empat mikro satelit Essaim dan dua satelit kecil lainnya, Parasol dan Nanosat.

"Kesuksesan peluncuran Helios merupakan langkah maju bagi kebijakan ruang angkasa kami," kata Menteri Pertahanan Prancis, Michele Alliot-Marie. "Menguasai ruang angkasa adalah bekal menuju masa depan," lanjutnya.

Helios IIA adalah satelit pertama dari generasi kedua sistem observasi spaceborne pertahanan keamanan Perancis, yang dilakukan melalui kerjasama dengan Belgia dan Spanyol. Biro pertahanan Perancis DGA (Délégation Générale pour l’Armement), yang merupakan bagian dari MoD Perancis, merupakan penanggung jawab program ini. Badan ini melimpahkan tanggung jawab atas segment ruang angkasa kepada biro  ruang angkasa Perancis, CNES (Centre National d’Etudes Spatiale).

Satelit yang beratnya kira-kira 4.200 kg pada saat peluncuran ini disebut-sebut mampu melihat objek sekecil buku di semua tempat di Bumi. Perlengkapan sensor inframerah-nya memungkinkan militer Prancis mendapatkan berbagai informasi pada malam hari dari angkasa, suatu hal yang pertama kali dimiliki Prancis.

Sementara satelit Parasol (payung) yang ikut diorbitkan, ditujukan untuk mempelajari efek selimut awan dan gas aerosol terhadap pemanasan global dan munculnya efek rumah kaca. Efek ini diyakini muncul akibat buangan gas karbon dioksida dari Bumi menutupi atmosfer sehingga menghalangi panas keluar dari Bumi. Akibatnya suhu Bumi makin panas.

Dengan suksesnya misi ke-enam belas ini, peluncur standar Ariane 5G ("Generic") kembali membuktikan kemampuannya untuk melakukan serangkaian misi yang lengkap, mulai dari peluncuran satelit pemerintahan menuju orbit Sun-synchronous hingga peluncuran satelit komersil berbobot besar menuju orbit geostasioner dan satelit ilmiah menuju orbit khusus. Helios IIA adalah satelit militer ke-23 yang dibawa oleh roket peluncur Ariane. (arianespace/CNN/k-ol/cih))

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, Halaqoh, Anti Hoax PKB Kab Tegal

Prancis Orbitkan Satelit Mata-Mata (Sumber Gambar : Nu Online)
Prancis Orbitkan Satelit Mata-Mata (Sumber Gambar : Nu Online)

Prancis Orbitkan Satelit Mata-Mata

Pesantren-pesantren Ini Buat Website dengan Domain ponpes.id

Bandung, PKB Kab Tegal. Pengelola Nama Domain Internet (Pandi) Indonesia memberikan domain ponpes.id kepada beberapa pesantren yang mengirimkan utusannya dalam kegiatan Workshop Membuat Website Pesantren di Kantor Iniximindo Jl Cipaganti No 95, Bandung Jawa Barat, Kamis-Jumat (5-6/3).

Pesantren yang mengikuti kegiatan ini diantaranya Pesantren Al-Mizan dengan alamat website almizan.ponpes.id, pesantren Al-Karimiyah (alkarimiyah.ponpes.id), Pesantren Al-Mukhtariyyah (almukhtariyyah.ponpes.id), dan beberapa pesantren lainnya.

Pesantren-pesantren Ini Buat Website dengan Domain ponpes.id (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren-pesantren Ini Buat Website dengan Domain ponpes.id (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren-pesantren Ini Buat Website dengan Domain ponpes.id

Ketua Pandi, Sigit Widodo mengatakan ponpes.id ini adalah domain pertama yang ada di dunia, Pandi yang mempunyai jargon bangga pakai .id ini memberikan domain kepada masing-masing pesantren dengan kapasitas 10 GB.

"Saya mengharapkan pertemuan kita tidak sampai di sini saja karena pesantren bapak-bapak semua akan menjadi proyek percontohan, ke depan akan diikuti oleh pesantren-pesantren lain di Indonesia," katanya dalam penutupan kegiatan.

PKB Kab Tegal

Sementara itu, Tito Taqiyudin yang mewakili Pesantren Al-Karimiyah Subang mengatakan, program ini sangat bagus karena tidak semua pesantren memiliki website sehingga pesantren menjadi silent majority di dunia maya.

"Ini bagus sekali, pesantren bisa mengikuti perkembangan zaman, ini sesuai dengan qaidah almuhafadzatul qadimus shalih walakhdu biljadidil ashlah, menjaga tradisi yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik," tukasnya. (Aiz Luthfi/Fathoni)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah PKB Kab Tegal

Selasa, 06 Maret 2018

Berdiri Ketika Mendengar Suara Adzan

Suara adzan menempati posisi istimewa dalam hati umat Islam. Bunyi yang dipantulkannya sangat berbeda dari suara-suara lainnya. Setiap orang memunyai ekspresi tersendiri ketika adzan dikumandangkan. Ada yang berdiri hingga adzan selesai. Orang yang tidur tiba-tiba langsung duduk ketika ? mendengar suara adzan. Orang yang sedang beraktivitas langsung berhenti dan terdiam sampai adzan selesai digemakan.

Ekspresi berdiri, duduk, dan lain-lain ini merupakan bentuk penghormatan seseorang akan suara adzan karena suara adzan terbilang sakral. Hal ini juga tidak hanya terjadi di zaman sekarang, sejak dulu masyarakat sudah terbiasa melakukan hal ini.

Berdiri Ketika Mendengar Suara Adzan (Sumber Gambar : Nu Online)
Berdiri Ketika Mendengar Suara Adzan (Sumber Gambar : Nu Online)

Berdiri Ketika Mendengar Suara Adzan

Namun apakah ekspresi semisal ini merupakan kewajiban, kesunahan, atau bagaimana? Terkait masalah ini al-Suyuthi dalam Hawi al-Fatawa menjelaskan:

PKB Kab Tegal

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

PKB Kab Tegal

Sebenarnya berita yang beredar tentang orang yang berdiri tidak boleh langsung duduk dan orang yang duduk harus tetap duduk ketika mendengar suara adzan, tidak ada landasan dalam hadits Nabi, baik hadits shahih maupun dhaif. Bahkan tidak seorang pun ulama fikih menyebutkan permasalahan ini. Maka orang yang mendengar suara adzan sementara ia dalam posisi berdiri diperbolehkan langsung duduk. Orang yang sedang duduk diperbolehkan untuk berbaring. Orang yang berbaring diperkenankan juga untuk tetap berbaring.

Pendapat as-Suyuthi ini paling tidak bisa dijadikan argumentasi bahwa berdiri ketika mendengar suara adzan bukanlah sebuah kewajiban. Begitu pula dengan orang yang duduk dan berbaring juga diperbolehkan melanjutkan posisinya, tanpa harus mengubah posisi ketika menyimak suara adzan.

Namun kita juga tidak boleh menyalahkan bila ada orang yang berdiri ketika mendengar suara adzan. Sebab bisa jadi itu bentuk dari penghormatannya dan ekpresinya. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaSantri, PonPes PKB Kab Tegal

Remaja Masjid di Manado Siap Jadi Pelopor Benteng Kedaulatan dan Pemakmuran NKRI

Manado, PKB Kab Tegal. Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Utara Masri Soleman memberikan apresiasi kepada PBNU melalui Lembaga Takmir Mesjid (LTM) yang telah melaksanakan program Pelatihan Pemuda  Pelopor dengan memilih Sulawesi Utara sebagai salah satu tempat pelaksanaanya.

"Kegiatan ini akan menjadi ajang penanaman nilai-nilai Islam Nusantara, ini memang sangat penting untuk remaja masjid sesuai tema yang diusung," kata Masri Senin (4/12).

Kegiatan bertema Revitalisasi Peran dan Fungsi Masjid sebagai Benteng Kedaulatan dan Pemakmuran NKRI diadakan sebagai upaya menjaga dan menjadikan aktivitas masjid bebas dari aktivitas penyebaran fitnah, kebencian dan paham yang anti-Pancasila atau intoleran.

Remaja Masjid di Manado Siap Jadi Pelopor Benteng Kedaulatan dan Pemakmuran NKRI (Sumber Gambar : Nu Online)
Remaja Masjid di Manado Siap Jadi Pelopor Benteng Kedaulatan dan Pemakmuran NKRI (Sumber Gambar : Nu Online)

Remaja Masjid di Manado Siap Jadi Pelopor Benteng Kedaulatan dan Pemakmuran NKRI

"Peserta yang berasal dari berbagai Remaja Mesjid di manado, sangat antusias samapai-sampai kuota 50 orang yang di targetkan panitia menjadi sekitar 60 orang," katanya

Kegiatan diselenggarakan di 5 kabupaten/kota di Sulawesi Utara yaitu Manado, Bitung, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, dan Bolaang Mongondow. (Timur/Kendi Setiawan)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah, Pahlawan PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Antisipasi Bencana di Daerah Rawan, Kemensos Gandeng Banser NU

Surabaya, PKB Kab Tegal - Kementerian Sosial (Kemensos) melibatkan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) sebagai sahabat Taruna Tanggap Bencana (Tagana). Kementerian ini mengukuhkan Banser ke dalam barisan Tagana, relawan khusus darurat bencana bentukan Kemensos di Waduk Kebraon, Kecamatan Karangpilang, Surabaya, Sabtu (16/7).

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, Banser digandeng karena di organisasi semi militer NU ini sudah terbentuk pasukan khusus penanganan bencana, yakni Banser Tanggap Bencana (Bagana).

Antisipasi Bencana di Daerah Rawan, Kemensos Gandeng Banser NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Antisipasi Bencana di Daerah Rawan, Kemensos Gandeng Banser NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Antisipasi Bencana di Daerah Rawan, Kemensos Gandeng Banser NU

Karena itu, Kemensos merasa perlu memfasilitasi sumber daya itu untuk dilatih pengetahuan dan teknik penanganan bencana.

"Banser merupakan elemen strategis yang sudah lama ada di negeri ini. Setiap ada bencana Banser selalu ada ikut membantu. Kebetulan di Banser ada Bagana, kita fasilitasi dengan pelatihan, kita tambahi bimteknya," kata Khofifah.

PKB Kab Tegal

Menurut Khofifah, Indonesia merupakan negara yang rawan bencana. Tercatat ada 274 kabupaten/kota di negeri ini rawan dilanda bencana. Sebagian besar di antaranya berada di Jawa Timur.

PKB Kab Tegal

"Hari ini Bandara Abdul Rahman Saleh Malang ditutup karena semburan abu Gunung Bromo. Jatim juga pernah dilanda bencana gempa karena letusan Kelud. Hari ini di beberapa daerah di Jatim juga masih ada yang terkena banjir," tegas Khofifah.

Karena itu, kondisi ini sangat menuntut sensitivitas masyarakat untuk korban ketika bencana melanda suatu daerah. "Di sini pentingnya Tagana, Bagana, lembaga dan elemen masyarakat lain membantu warga terdampak bencana," ujarnya.

Sementara itu Kasatkornas Banser Alfa Isnaeni mengatakan bahwa Banser berdiri di semua daerah di negeri ini. Setiap Banser memiliki Bagana. "Banser sebetulnya sudah biasa turun membantu ketika terjadi bencana. Sekarang tinggal ilmunya saja yang perlu ditambahi," tuturnya. (Abdul Hady JM/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Anti Hoax, Nasional PKB Kab Tegal

Minggu, 04 Maret 2018

Soal Pemberitaan Terorisme, Media Massa Dinilai Masih Elitis

Jakarta, PKB Kab Tegal

Agus Sudibyo, Pengajar Komunikasi Massa di Akademi Televisi Universitas Indonesia (UI), mengungkapkan penyebab mengapa pihak korban jarang diberitakan dalam pemberitaan isu terorisme. Menurutnya, hal itu karena media massa lebih mempertimbangkan siapa yang diberitakan.

Soal Pemberitaan Terorisme, Media Massa Dinilai Masih Elitis (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal Pemberitaan Terorisme, Media Massa Dinilai Masih Elitis (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal Pemberitaan Terorisme, Media Massa Dinilai Masih Elitis

Di Indonesia, secara umum pemberitaan mengacu pada names make news (nama adalah berita). Apabila korban adalah orang awam, bukan tokoh ternama, artis, pejabat, atau pengamat, pemberitaan tidak menyebut atau mengutamakan sudut pandang tokoh yang diberitakan.

Agus menyampaikan ha tersebut saat menjadi pembicara dalam sesi “Realitas Media dalam Peliputan Terorisme” pada kursus singkat “Penguatan Perspektif Korban? dalam Peliputan Isu Terorisme bagi Insan Media” di Hotel Ibis Budget, Menteng Jakarta Pusat, Rabu (25/5) siang.

PKB Kab Tegal

Baca: Berita Terorisme dari Sudut Pandang Korban Masih Minim

PKB Kab Tegal

Menurut Agus, minimnya pendekatan sudut pandang korban dalam pemberitaan isu terorisme juga disebabkan karena beberapa permasalahan lain, yaitu elitisme dalam pemilihan isu, elitisme dalam pemilihan sumber berita, jurnalisme pernyataan (statemen), sehingga wartawan (dan media massa) melakukan konstruksi realitas elite, hingga timbul bias kelas menengah.

Terkait dengan elitisme dalam pemilihan sumber berita, Agus mengungkapkan, “Seharusnya media massa memberikan ruang bagi unordinary people untuk bicara. Apa nilai berita harus terkait dengan nama besar? Maka korban, tidak pernah bisa muncul atau sulit dapat ruang kecuali untuk berita human interest.”

Agus meneruskan elitisme dalam pemilihan isu sering terjadi misalnya dalam pemberitaan kasus korupsi yang diberitakan adalah yang melibatkan orang besar, atau angka korupsinya yang besar dan terjadi di pusat kekuasaan. Sangat mungkin kasus korupsi terjadi di semua lapisan masyarakat, walaupun angka korupsi itu kecil, jika dijumlahkan menimbulkan angka korupsi yang tinggi.

Sementara jurnalisme statemen dicontohkan dengan adanya pemberitaan yang hanya berisi pernyataan-pernyataan. “Media massa pun terpola dalam jurnalisme cangkem,” kata pria kelahiran Malang, Jawa Timur ini.

Agus mengaku tidak bermaksud menyalahkan pihak-pihak tertentu. Akan tetapi pola yang terjadi itu, tanpa disadari mengonstruksi pers menjadi realitas elite. Kalaupun masalah sembako dibicarakan, misalnya itu dari sudut pandang kaum elite. Dan inilah bentuk paradoks dari media.

Selanjutnya, sambung Agus, wartawan mengalami bias kelas. Dari sisi kesejahteraan wartawan di Indonesia masuk kelas menengah ke bawah. Sedangkan dari sisi intelektualitas wartawan adalah dari kelas menengah ke atas. Akibatnya, isu-isu yang disebarkan ke publik adalah isu kelas menengah ke atas.

Mengkritisi penyebutan korban dalam pemberitaan isu terorisme, Agus memaparkan korban yang dimaksud adakah korban atas aksi terorisme atau korban atas pemberitaan terorisme.

Disebutkan Agus, pemberitaan di media juga dapat menciptakan korban. Misalnya saat media massa televisi menampilkan istri atau anak dari pelaku terorisme. Istri atau anak pelaku terorisme itu kemudian dikucilkan dari masyarakat setelah penayangan.

Media massa harus sadar dan hati-hati betul apa dampak dari pemberitaan. Jangan sampai perlombaan media massa untuk menjadi yang pertama dalam pemberitaan, justru menimbulkan kekonyolan dan permasalahan baru, saran Agus. (Kendi Setiawan/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU PKB Kab Tegal

Tradisi Bermazhab di Masa Sahabat

Oleh Ahmad Nur Kholis



Dalam bidang pengambilan hukum agama, Nahdlatul Ulama sejak awal, bahkan sejak sebelum berdirinya telah memilih model pendekatan bermazhab. Di mana pemahaman terhadap agama Islam dilakukan dengan cara mengikuti apa yang telah dirumuskan para ulama terdahulu yang diyakini memiliki kemampuan untuk menggali sendiri hukum dari Al-Qur’an dan Hadits. Hal ini adalah dalam rangka menjaga pemahaman Islam relatif sama dengan apa yang dipahami para ulama salaf.

Tradisi Bermazhab di Masa Sahabat (Sumber Gambar : Nu Online)
Tradisi Bermazhab di Masa Sahabat (Sumber Gambar : Nu Online)

Tradisi Bermazhab di Masa Sahabat

Selain itu, pendekatan pemahaman semacam ini didasarkan pula pada realitas masyarakat Islam di masa para sahabat dan bahkan di masa Rasulullah sendiri.

PKB Kab Tegal

KH M Tholchah Hasan mengutip dari Al-Amidi memaparkan bahwa sejak zaman sahabat dan tabiin, orang-orang awam selalu bertanya masalah hukum agama (Islam) kepada ulama mujtahid waktu itu. Dan para ulama mujtahid tersebut memberikan jawaban (fatwa) kepada orang awam yang bertanya tanpa menyebutkan dalil-dalilnya yang dipakai dasar fatwanya. Ulama-ulama pada waktu itu tidak menentang cara yang demikian. Kenyataan ini dapat dipandang sebagai ijma’ (kesepakatan) mereka, bahwa orang awam boleh mengikuti fatwa ulama meskipun tidak mengetahui dalil-dalil yang dipakainya sebagai dasar fatwa tersebut.

Realitas kehidupan keagamaan umat Islam di Hijaz pada zaman sahabat juga menunjukkan adanya mazhab yang berbeda-beda. Cukup lama masyarakat Islam Hijaz mengikuti fatwa atau mazhab Ibnu’ Umar radliyallahu ‘anh, sebagaimana halnya masyarakat Islam Irak cukup lama mengikuti mazhab Ibnu Mas’ud.

PKB Kab Tegal

Demikianlah, alasan mengapa Ahlussunnah wal Jamaah memilih cara bermazhab sebagai pendekatan dalam memahami agama Islam. Pada saat ini, ada 4 (empat) Imam Mujtahid yang mazhabnya diikuti oleh mayoritas umat Islam (Sunni). Keempatnya adalah Imam Abu Hanifah an-Nu’man bin Tsabit (Kufah, 80 H - Baghdad 150 H); Imam Malik bin Anas bin Malik (Madinah, 93 H – 179 H); Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i (Ghazah, 150 H -Kairo, 204 H); dan Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal (Baghdad, 163 H – 241 H).

Keempat mazhab tersebut dianggap yang lebih populer dan lebih mudah karena pendapat-pendapatnya terkodifikasikan dengan baik.

Di sisi lain, KH Achmad Shiddiq memaparkan bahwa dengan bermazhab bukan berarti telah mempertentangkan antara sistem ijtihad dan sistem taqlid melainkan lebih merupakan upaya memadukan keduanya dalam proporsi yang serasi. Masing-masing keduanya adalah sistem yang baik untuk digunakan oleh seorang Muslim dalam beragama. Hanya saja keduanya harus digunakan oleh orang yang tepat. Di satu sisi ijtihad terhadap Al-Qur’an dan Hadits sebagai sebuah upaya memahami Kalam Ilahi dan Sabda Nabi tidak bisa dilakukan oleh setiap orang. Di sisi lain seseorang tidak bisa malakukan taqlid kecuali mengacu pada pendapat seorang mujtahid.

KH Hasyim Asy’ari menyatakan bahwa Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman beragama seorang Muslim adalah sebuah keniscayaan. Namun memahami kedua sumber hukum Islam tersebut tanpa meninjau pendapat ulama terdahulu adalah sebuah kelalaian. Hadratussyekh kemudian menyatakan memilih taqlid kepada salah satu Imam Mazhab yang empat (madzahib arba’ah) karena ia mengakui hanya menguasi sekitar 19 (sembilan belas) macam ilmu dari 22 (dua puluh dua) ilmu yang harus dikuasai seorang mujtahid.

Dengan menganalisis pemberian restu Rasulullah terhadap Sahabat Mu’adz bin Jabal untuk berijtihad, maka dapat diambil kesimpulan:

Pertama, bahwa yang berijtihad adalah seorang yang kemampuannya seperti Sahabat Mu’adz bin Jabal. Tidak semua orang seperti beliau. Kedua, perkara yang diijtihadi adalah hal-hal yang tidak ada nash-nya secara sharih dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ketiga, hasil ijtihad sahabat Mu’adz ditujukan untuk diikuti masyarakat Yaman. Karena dirinya diutus untuk mengajarkan Islam di sana. Dan bukannya untuk menjadikan masyarakat Yaman sebagai mujtahid semua apalagi dalam waktu singkat.

Dari ketiga hal diatas maka dapat dipastikan bahwa setidaknya untuk beberapa waktu lamanya, sahabat Mu’adz ada di Yaman, beliau menjadi mujtahid sedangkan masyarakatnya menjadi muallid.

Wallahu a’lam

Disarikan dari buku:

Ahlussunnah wal Jamaah dalam Tradisi dan Persepsi NU karya KH Muhammad Tolchah Hasan

Risalah Ahlussunnah wal Jamaah karya KH Muhammad Hasyim Asy’ari

Khittah Nahdliyah karya KH Achmad Shiddiq

NU, Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru karya Martin van Bruinnessen

Penulis adalah warga NU, tinggal di Karangploso, Malang, Jawa Timur.



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal RMI NU, Ulama, News PKB Kab Tegal

Jumat, 02 Maret 2018

Rais ‘Aam PBNU: Berjuanglah untuk Islam secara Konstitusional dan Demokratis

Cirebon, PKB Kab Tegal - Rais Aam PBNU KH Maruf Amin kembali menegaskan tanggung jawab ulama dalam himayatu daulah atau menjaga NKRI dari rongrongan kelompok radikal.

"Ulama bertanggung jawab menjaga umat dan melayani umat. Ulama juga bertanggung jawab dalam menjaga negeri ini. Karena ulama juga turut berperan dalam mendirikan NKRI, maka wajib hukumnya ulama menjaga keutuhan NKRI," kata Kiai Maruf dalam Halaqah Alim Ulama dan Kiai Pesantrem se Wilayah III Cirebon, Sabtu (6/5/2017) di Pondok Pesantren Gedongan, Cirebon.

Rais ‘Aam PBNU: Berjuanglah untuk Islam secara Konstitusional dan Demokratis (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais ‘Aam PBNU: Berjuanglah untuk Islam secara Konstitusional dan Demokratis (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais ‘Aam PBNU: Berjuanglah untuk Islam secara Konstitusional dan Demokratis

Ia juga mengungkapkan, saat ini, ada kelompok yang ingin memperjuangkan Islam, tanpa memperhatikan realitas kebangsaan dan memaksakan kehendak. Ada juga kelompok yang melakukan delegitimasi agama.

"Dua kubu ini sekarang menguat. NU yang cara berpikirnya moderat, harus bisa melunakkan, mengendalikan dua kubu ini. Kita harus mencegah gejala-gejala yang bisa menimbulkan konflik ini," tandasnya.

PKB Kab Tegal

Ia mengimbau agar para kiai lebih peka dalam mendidik umat dan memperjuangkan kemaslahatan umat Islam, ulama harus memperhatikan konstitusi, kebinekaan, dan toleransi. "Kita bukan tidak  berjuang untuk Islam, kita berjuang dengan cara konstitusional dan demokratis," imbuhnya.

PKB Kab Tegal

Pelayanan terhadap umat, kata Kiai Maruf, juga dilakukan dalam bentuk menjaga kerukunan umat. "Berikutnya kita perlu melakukan islahul umat dan khidmatul umat (perbaikan dan pengahbdian kepada umat). Kita melakukann perbaikan-perbaikan. Sekarang ini adalah momentum yang sangat baik. Baru-baru ini kita mengadakan kongres ekonomi umat. Kita gerakkan ekonomi umat. Mendorong umat untuk mandiri. Bila perlu berkonstribusi kepada bangsa," paparnya.

Hal senada diungkap Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar. Khidmah kiai NU terhadap umat, menurutnya, telah dilakukan dalam bentuk pelayanan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

"Dalam kondisi situasi bangsa yang sedang mengalami pancaroba ini, kita perlu mengingat kembali manqobah dan uswah atau teladan yang diajarkan para ulama lampau. Saat ini kita harus mulai mengoreksi diri menjelang satu abad NU ini, apa yang  bisa kita sumbangkan untuk NU dan bangsa ini," ungkapnya.

Halaqah yang dihadiri ratusan ulama se Wilayah III Cirebon itu juga menghasilkan sejumlah usulan strategis untuk memaksimalkan sinergi gerakan Jamiyah Nahdlatul Ulama. (Malik Mughni/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Amalan PKB Kab Tegal

Kamis, 01 Maret 2018

Siang-Malam Nahdliyin Semin Bangun Aula MWC NU

Gunung Kidul, PKB Kab Tegal. Diniatkan sebagai pahala untuk kedua orang tuanya, Supriyatno mewakafkan tanah untuk Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Semin. Letaknya di Desa Semin, Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta.

"Tanah ini diwakafkan oleh beliau dengan tujuan tersebut. Dan untuk pengerjaan pembangunan, kami melakukan iuran atau sumbangan. Tenaga, uang, bahkan doa,” kata Pengurus MWC Semin Marhaban.

Siang-Malam Nahdliyin Semin Bangun Aula MWC NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Siang-Malam Nahdliyin Semin Bangun Aula MWC NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Siang-Malam Nahdliyin Semin Bangun Aula MWC NU

Lanjut marhaban, Kurang lebih sudah dua minggu ini para pengurus dan jamaah nahdliyin Semin bergotong royong untuk membangun aula. Mereka bekerja pagi, siang, bahkan di malam hari. Mereka berkerja tak henti mengikuti waktu luangnya sendiri demi membantu untuk NU.

PKB Kab Tegal

"Sampai saat ini kita sudah mulai tahap dinding. Semoga aula MWC Semin ini bisa cepat selesai dan bisa di gunakan untuk kegiatan-kegiatan NU dan lain sebagainya," harap Marhaban. (Ahmad Syaefudin/Abdullah Alawi)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam PKB Kab Tegal

Bagaimana Seharusnya Seorang Muslim Menggunakan Media Sosial?

Jakarta, PKB Kab Tegal. Ketua Pokja Cyber MUI Thobib Al-Asyhar mengatakan, media sosial memiliki efek positif tapi juga ada dampak negatifnya, tergantung siapa dan digunakan untuk apa. Lalu bagaimana seharusnya seorang Muslim menggunakan media sosial? Thobib menyebutkan, seorang Muslim harus memperhatikan empat hal ketika bermedia sosial. 

“Pertama, membangun kesadaran siapa sesungguhnya kita. Kalau kita tahu siapa kita, maka kita tidak akan sembarangan membuat status dan komen,” kata Thobib di Jakarta, Kamis (14/12).

Bagaimana Seharusnya Seorang Muslim Menggunakan Media Sosial? (Sumber Gambar : Nu Online)
Bagaimana Seharusnya Seorang Muslim Menggunakan Media Sosial? (Sumber Gambar : Nu Online)

Bagaimana Seharusnya Seorang Muslim Menggunakan Media Sosial?

Kedua, memahami dosa yang tidak terbatas. Apabila informasi yang disebarkan di media sosial itu tidak benar dan hoaks, maka orang yang menyebarkannya tersebut akan menanggung dosa atas informasi yang tersebar luas tersebut. Bagi Alumni Pesantren Futihiyyah Demak itu, seorang Muslim harus lebih hati-hati dalam bermedia sosial dan menyebarkan informasi.  

“Jika ingin mengorfimasi berita, tanyakan ke orang yang bersangkutan langsung,” tegasnya.

Ketiga, memahami bahwa setiap pikiran dan kata adalah kekuatan. Orang yang memiliki pikiran yang positif, maka hidupnya akan tenang. Begitupun dalam bermedia sosial, seorang Muslim harus menulis status yang positif dan bermanfaat kepada orang lain. 

“Jangan hanya curhat dan mengeluh di media sosial,” kata Dosen di Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia itu.  

PKB Kab Tegal

Keempat, mematuhi adab komunikasi dan menyebarkan berita. Seorang Muslim harus menggunakan adab dan akhlak yang mulia dalam bermedia sosial. (Muchlishon Rochmat)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Halaqoh PKB Kab Tegal

Rabu, 28 Februari 2018

Usai Dilantik, IPNU dan IPPNU Bantul Siapkan Program Kerja Prioritas

Bantul, PKB Kab Tegal. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Bantul resmi dilantik. Acara yang dirangkai dengan Rakercab ini menjadi special karena untuk pertama kalinya kegiatan digelar kembali di “rumah” gedung PCNU Bantul, Ahad (6/9).

Acara yang mengusung tema "Membangun Loyalitas Kader NU melalui Solidaritas" diharapkan mampu menumbuhkan kekompakan dalam meneruskan perjuangan serta pengaderan. Semangat untuk terus membangun dan mengupayakan pendirian anak cabang. Pelantikan sendiri dikukuhkan oleh PW IPNU dan IPPNU Yogyakarta.

Usai Dilantik, IPNU dan IPPNU Bantul Siapkan Program Kerja Prioritas (Sumber Gambar : Nu Online)
Usai Dilantik, IPNU dan IPPNU Bantul Siapkan Program Kerja Prioritas (Sumber Gambar : Nu Online)

Usai Dilantik, IPNU dan IPPNU Bantul Siapkan Program Kerja Prioritas

Ketua IPNU Bantul Ahmad Sidik mengajak semua pihak untuk bahu membahu dalam membangun soliditas pengurus dan kader dalam turut serta membangun kehidupan bangsa.

PKB Kab Tegal

“Dalam menghadapi MEA pelajar NU diajak untuk terus mengembangkan potensi dan kompetensi yang mumpuni dengan terobosan baru sehingga dapat bersaing dengan gempuran sumber daya asing yang mau tidak mau kalangan pelajar yang akan menghadapinya.”

PKB Kab Tegal

Sementara Ketua PCNU Bantul H Yasmuri menyebut pelajar IPNU dan IPPNU sebagai pelajar unggul dan terpilih. “Di antara kerikil, palajar NU adalah mutiara. Sehingga akan menjadi penerima estafet kepemimpinan dalam masa depan.”

H Yasmuri berharap pelajar NU Bantul membuat program kerja prioritas sehingga dalam periode dua tahun ke depan dapat program terlaksana sesuai rencana. (Heru Priyanto/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pondok Pesantren, Pendidikan, Sejarah PKB Kab Tegal

Selasa, 27 Februari 2018

Pengurus Ranting Sebagai Ujung Tombak Kartanu

Jombang, PKB Kab Tegal. Sukses penyelenggaraan kartu identitas bagi warga NU yakni Kartanu sangat ditentukan oleh kiprah para pengurus di tingkat ranting. Bila keberadaan mereka dirasakan oleh warga sekitar, program NU apa saja yang tentunya bermanfaat pasti akan didukung.

Pengurus Ranting Sebagai Ujung Tombak Kartanu (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengurus Ranting Sebagai Ujung Tombak Kartanu (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengurus Ranting Sebagai Ujung Tombak Kartanu

Hal ini sebagaimana disampaikan Sekretaris Panitia Kartu Tanda Anggota Nahdlatul Ulama (Kartanu) PCNU Jombang, Afandi saat menerima PKB Kab Tegal di kantor MWC NU Sumobito Jombang (22/3). Di kecamatan ini merupakan lokasi ke tiga dari 21 MWC NU yang mendapat giliran pemotretan dan pembuatan Kartanu.

Alumnus Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang ini menandaskan bahwa di antara tiga kecamatan yang telah melakukan pemotretan, baru MWC NU Jombang yang terlihat demikian antusias.?

PKB Kab Tegal

"Bahkan untuk MWC NU Jombang hari ini melakukan pemotretan susulan," katanya. Hal itu adalah buah dari kerja keras dan intensitas para pengurus untuk menyapa dan meyakinkan warga setempat.?

Afandi juga menyampaikan salut atas upaya serius yang dilakukan sejumlah pengurus dalam mensukseskan program ini.?

PKB Kab Tegal

"Khususnya kepada warga yang berjenis kelamin perempuan baik Muslimat, Fatayat serta IPPNU," katanya. Karena dari peserta Kartanu memang didominasi oleh para aktifis perempuan NU. "Sepertinya, kawan-kawan NU, Ansor, maupun IPNU harus belajar kepada kalangan perempuan NU," katanya sembari tertawa.

Kendati demikian, panitia juga menyayangkan terbatasnya informasi yang disampaikan kepada warga, khususnya manfaat dari kepemilikan Kartanu.?

"Beberapa masih mempertanyakan kegunaan dari kartu ini," katanya. "Padahal sejumlah keringanan biaya dari sejumlah rumah sakit di Jombang telah membuka diri kepada para pemilik Kartanu," lanjutnya.

Karenanya, diharapkan saat melakukan sosialisasi kepada warga, hendaknya beberapa manfaat itu dapat disampaikan dengan gemblang.?

"Padahal di tempat lain sangat jarang yang memberikan tawaran menarik seperti ini," sergahnya.?

"Di Jombang benar-benar istimewa," lanjutnya.Dengan berbagai kemudahan dan kelebihan yang dimiliki, sudah selayaknya program Kartanu dapat diterima dengan terbuka oleh masyarakat khususnya warga NU.?

"Sekali lagi, kami berharap pengurus Ranting NU di semua MWC bisa benar-benar menjadi ujung tombak program Kartanu ini," katanya. ?

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Syaifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Khutbah, Anti Hoax, News PKB Kab Tegal

Senin, 26 Februari 2018

Buka Stan Pameran, KBRI Damaskus Dukung Pembangunan Kembali Suriah

Jakarta, PKB Kab Tegal

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus mengikuti Pameran Pembangunan “Expotechno Build Syria” ke-3 pada 16—18 Mei 2016 di Hotel Damarose Damaskus yang diselenggarakan oleh Pemerintah Suriah sebagai bagian dari rangkaian kampanye program Rebuild Syria (pembangunan kembali Negara Suriah).

Pameran yang mengangkat tema “For Better Syria” itu diikuti oleh lebih dari 40 stan perusahaan di sektor rekonstruksi, tenaga listrik/tenaga surya, pembangunan infrastuktur, pengairan, renewable sources, dan elektonik yang berasal dari Suriah dan Lebanon. Pameran Techno Build Syria ke-3 yang akan berakhir pada 18 Mei 2016 ditargetkan akan dihadiri lebih dari 4.000 pengunjung. Dibandingkan sebelumnya, pameran kali ini diikuti oleh lebih banyak ragam peserta dari berbagai perusahaan.

Buka Stan Pameran, KBRI Damaskus Dukung Pembangunan Kembali Suriah (Sumber Gambar : Nu Online)
Buka Stan Pameran, KBRI Damaskus Dukung Pembangunan Kembali Suriah (Sumber Gambar : Nu Online)

Buka Stan Pameran, KBRI Damaskus Dukung Pembangunan Kembali Suriah

Stan KBRI Damaskus menampilkan dua Perusahaan BUMN Indonesia, yaitu PT Wijaya Karya Persero (tbk) dan PT INKA Persero yang telah mengirimkan berbagai materi pameran untuk dipajang di stan Indonesia, demikian siaran pers Pensosbud KBRI Damaskus yang diterima PKB Kab Tegal.

PKB Kab Tegal

Pameran “Expotechno Build Syria” dibuka Senin (16/05) oleh Menteri Pembangunan Umum Ir. Hussein Arnous; didampingi Menteri Pengairan dan Irigasi Dr Kamal Shikha; Duta Besar RI Damaskus Djoko Harjanto dan disaksikan oleh para pejabat setempat, delegasi perusahaan-perusahaan konstruksi serta delegasi dari berbagai Kedutaan Asing.

Mendapat apresiasi

PKB Kab Tegal



Setelah acara pembukaan, stan KBRI Damaskus adalah stan pertama yang dikunjungi oleh Menteri PU Ir. Hussein Arnous dan para pejabat setempat. Saat mengunjungi stan KBRI Damaskus, Menteri PU Ir. Hussein Arnous menulis pesan di buku tamu.

“Saya atas nama rakyat dan Pemerintah Suriah menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada rakyat dan Pemerintah Indonesia yang telah berpartisipasi dalam pameran ini,” tulis Menteri Arnous, “Ini adalah bukti Indonesia adalah sahabat sejati Suriah yang mendukung pembangunan kembali Suriah pasca konflik.”

Pada kesempatan itu, Dubes RI Damaskus, Djoko Harjanto, pun menyerahkan cenderamata kepada Menteri PU Eng. Hussein Arnous.

Dalam kesempatan wawancara dengan berbagai media di Suriah, seperti Syria FM, Syria TV, Stasiun TV Nour Sham, Sinmar News, Iraq News, dan Media East Channel, Duta Djoko menjelaskan bahwa partisipasi Indonesia dalam Expo ini merupakan wujud dari dukungan Indonesia kepada Suriah mengingat ikatan persahabatan antara Indonesia dan Suriah sudah terjalin sejak lama.

“Sudah sepantasnya Indonesia berpartisipasi dalam pameran ini dalam rangka membantu pembangunan Suriah pasca konflik,” jawab Dubes Djoko kepada para wartawan. “Pameran ini juga merupakan peluang yang sangat baik bagi KBRI Damaskus untuk memperkenalkan potensi Indonesia di sektor konstruksi dan pembangunan serta transportasi perkerata-apian kepada masyarakat dan Pemerintah Suriah.” Duta Djoko mempromosikan PT. Wijaya Karya Persero, BUMN yang telah berpengalaman dalam membangun berbagai konstruksi di luar negeri dan PT. Industri Kereta Api yang sukses mengekspor produknya ke luar negeri.

Menurut Pejabat Fungsi Ekonomi KBRI Damaskus, Makhya Suminar, tidak hanya menarik perhatian para media, tetapi juga stan Indonesia juga menarik perhatian berbagai pengusaha yang mencari informasi untuk membuka hubungan dan memanfaatkan peluang bisnis dengan Indonesia. Kesempatan itu juga dimanfaatkan oleh KBRI Damaskus untuk menyebarkan informasi terkait pelaksanaan Trade Expo Indonesia yang akan diselenggarakan pada 12 – 16 Oktober di Jakarta.

“KBRI Damaskus adalah satu-satunya Kedutaan yang berpartisipasi pada Pameran Expotechno Build Syria ini,” ujar Makhya Suminar, “Ini wujud kedekatan KBRI Damaskus dengan Pemerintah Suriah dalam bidang ekonomi dan pembangunan.”

Tujuan KBRI Damaskus untuk berpartisipasi pada Pameran ini adalah untuk membuka mata rakyat dan para pemangku kepentingan di bidang konstruksi dan transportasi di Suriah akan potensi yang dimiliki Indonesia sehingga membuka peluang bagi Indonesia untuk ikut berkontribusi dalam program Rebuild Syria yang dicanangkan pemerintah Suriah pasca konflik. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hadits PKB Kab Tegal

Minggu, 25 Februari 2018

Pesantren, NU, Indonesia

Oleh Binhad Nurrohmat

Sebatang sawo tua menjulang di relung ingatan Fulan. Pohon itu remang di pelataran sebuah pesantren tua di Bendo, Pare, Kediri. Rinai hujan barusan pergi. Aroma tanah menguasai sekujur indera penciuman. Maghrib telah datang. Suasana serupa bauran ketenangan, kesejukan dan wibawa tak terkatakan. Bluk! Sebutir buah sawo rebah di basah tanah.

Ada kulah lebar segiempat di sudut kompleks pesantren -- tempat menampung air wudlu. Sebagian sisinya berlumut tipis dan gelap. Kubus-kubus beton tebal berjajar ke arah masjid seperti batu-batu yang dipijak bergiliran saat menyeberangi sungai. Fulan bertelanjang kaki menapaki kubus-kubus beton itu seusai berwudlu. Satu demi satu.

Seusai wirid shalat Maghrib berjamaah, puluhan santri putra segera duduk membentuk tiga perempat lingkaran di serambi atau bagian depan masjid pesantren. Tanpa suara. Semuanya bersarung dan berkupluk hitam. Di dada mereka terdekap kitab berbahasa Arab. Di tengah lingkaran, ada meja kayu kecil dan alas serupa matras untuk sang kiai yang masih berwirid di mihrab masjid.

Pesantren, NU, Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren, NU, Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren, NU, Indonesia

Sang kiai berjalan ke arah tengah lingkaran itu. Langkahnya hening. Performanya tampak sepuh dan wibawa. Busananya serba putih. Tak ada santri berani menatapnya. Wajah santri tertunduk semua. Kiai bersila dan segera membacakan isi kitab dengan memberikan artinya kata demi kata. Suaranya teduh dan pelan. Para santri menyimak dan memberi tanda di bawah sejumlah kata dengan ujung pena. Di luar masjid kian remang dan udara menunggu bersama kesenyapan.

Sebagian santri ada yang bersekolah di terang hari. Yang lainnya khusus belajar kitab kuning dan pada terang hari bekerja serabutan atau membantu sang kiai. Mereka berasal dari luar Jawa Timur dan kota-kota beradius seratusan kilometer dari kota Kediri.

PKB Kab Tegal

Tak semua pesantren saat ini terlukiskan serupa itu.

Pesantren merupakan komunitas tempat menimba pengetahuan agama dan membentuk kepribadian yang saleh. Semua penggagas, pendiri dan pemuka Nahdlatul Ulama (NU) hingga hari ini pernah tertempa kehidupan pesantren. Sebagian bahkan mengasuh pesantren hingga akhir hayat.

Boleh dipastikan NU tak pernah ada tanpa pesantren. Basis keutamaan NU adalah kalangan pesantren. Pengetahuan dan pribadi kalangan ini memberi warna utama organisasi ini. Puncak-puncak pesantren berkontribusi kepada NU melalui pengetahuan dan kepemimpinan.

PKB Kab Tegal

Berubahnya pesantren akan tercermin pula kepada rona organisasi NU. Dinamika kehidupan banyak yang tak bisa dielak oleh pesantren dan NU di tataran lokal, nasional maupun global. NU lahir menanggapi dinamika keberagamaan di semua tataran. Situasi gerak transnasional ajaran agama yang kaku yang merebak ke seluruh penjuru dunia sejak paruh pertama abad XX turut membenihkan kelahiran NU untuk menghadangnya. Juga menyikapi liberalisasi dalam keagamaan. Yang kaku dan yang liberal adalah dua kubu yang sama-sama bergesekan dengan tradisi-tradisi masyarakat yang memeluk Islam sebagai agama. NU berposisi tidak di kedua kubu itu.

Itulah barangkali yang melantari NU menerima negeri berpenduduk mayoritas Muslim ini bukan sebagai negara agama. Teokrasi. Juga bukan negara yang total sekuler. Ketuhanan adalah dasar negara yang pertama di negara ini. "Believe in God", kata Soekarno ketika pidato di podium PBB.

NU telah berendah hati kepada bangsa ini. Tak memaksakan kehendak dan tak membiarkan ada yang mendesakkan kehendak kepada dirinya. NU keluar dari Masyumi yang Islamis dan tak mengapresiasi Muslim tradisionalis. Juga Pancasila secara resmi NU terima sebagai azas tunggal yang tak bertentangan dengan NU. NU bukanlah azas, melainkan tujuan-tujuan.

Peta lama belum berubah. Kekakuan dan keliberalan menghimpit eksistensi NU. Antara Arab dan Barat dulu dan kini NU memosisikan eksistensi. Bukan soal sikap moderat atau bukan moderat. NU lebih ingin bersikap yang tepat dalam kompleksitas nasional dan global. Dulu dan sekarang. Ini sungguh tak gampang. NU bukan semata keagamaan. NU juga komitmen kepada kebangsaan, keindonesiaan.

Sebatang sawo bertahan di pelataran pesantren di Bendo, Pare, Kediri. Batangnya berlumut dan daunnya rimbun meneduhkan. Pohon itu dijaga bukan sebagai sesembahan. Entah sudah berapa butir buahnya ternikmati dari generasi ke generasi.

Di Kediri pada paruh kedua abad kemarin, kala itu belum sebesar sekarang pohon sawo itu, ada suatu kekuatan ideologi kiri dari Eropa TImur hendak memaksakan kehendaknya. Namun gagal. Ideologi-ideologi yang lain kini bergerilya ke banyak penjuru. Dari Asia Barat dan Amerika Utara. Ada yang teokratis dan liberal. Ada pula yang bukan keduanya.

Fulan bernaung di bawah rindang sawo itu pada suatu malam. Ada daun jatuh di sisinya. Pada raut lembaran daun itu terbaca waktu yang layu. Daun-daun lain bertahan di dahan. Bertahan di dahan bersama pohon besar menjulang di bawah langit berbintang.

Penulis adalah pegiat sastra, tinggal di Jombang, Jawa Timur

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Khutbah PKB Kab Tegal

Tiga Nasihat Jibril untuk Umat Nabi Muhammad SAW

Surabaya, PKB Kab Tegal - Ustadz Thohir, khotib Jumat di Masjid Rumah Sakit Islam Jemursari, Surabaya, Jumat (4/8) menyampaikan tiga pesan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya. Mengutip kitab Nashaihul Ibad karya Syekh Nawawi Banten, ia menyampaikan tiga pesan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad yang sebenarnya ditujukan kepada umat akhir zaman.

Pertama Hiduplah sesukamu Muhammad, tapi ingatlah engkau akan mati. "Kita diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, kita mau beribadah atau maksiat itu pilihan. Tapi ingat kita akan mati," terang Ustadz Thohir dengan suara lirih.

Tiga Nasihat Jibril untuk Umat Nabi Muhammad SAW (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Nasihat Jibril untuk Umat Nabi Muhammad SAW (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Nasihat Jibril untuk Umat Nabi Muhammad SAW

Dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 35, Allah SWT mengatakan setiap orang yang bernafas, pastilah akan mengalami kematian. Semua orang itu pasti akan mati. "Dengan mengingat mati, dia akan ingat dua jalan yakni surga dan neraka. Kita dibebaskan untuk memilih," terangnya.

PKB Kab Tegal

Nasihat kedua. Cintailah siapapun dengan sesukamu tapi ingatlah kau akan dipisahkan. "Kita diberi kebebasam untuk mencintai siapa saja, tapi suatu saat kita akan berpisah," lanjutnya.

Perpisahaan itu sungguh menyakitkan. Jika tidak, maka Rasulullah tidak akan menangis saat ditinggal mati oleh Sayidah Khadijah. Sungguh berpisah itu sangat menyakitkan. Berpisah bisa karena kematian atau pengkhiatanan.

PKB Kab Tegal

Pepatah mengatakan, cintai kekasihmu biasa saja karena suatu saat ia akan menjadi musuhmu. Begitu juga sebaliknya, bencilah musuhmu biasa saja, suatu saat ia akan menjadi kekasihmu.

Pesan ketiga. Berbuatlah sesukamu, tapi ingatlah setiap perbuatan pasti ada balasannya. Pesan ini mengingatkan setiap perbuatan pasti akan dimintai pertanggungjawaban. Perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan pula. Begitu juga sebaliknya. Barangsiapa yang menanam benih, pasti dia akan menuai hasilnya.

"Iya kalau balasan itu dibalas saat kita masih muda. Tapi kalau balasan itu di masa tua kita, sungguh penyesalan atau kesenangan yang akan kita terima," pesan sang khotib sebelum mengakhiri khutbahnya. (Rof Maulana/Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian, Fragmen PKB Kab Tegal

Jumat, 23 Februari 2018

Simbol Pesantren dan NU di Stadion Sepak Bola

Bandung, PKB Kab Tegal 



Ketua Umum PBNU KH Said Siroj menyebutkan beberapa nilai positi sepak bola, di antaranya adalah memperkuat watak santri yang telah ditanamkan di pesantren. Salah satunya tidak boleh memiliki sikap egois.

Simbol Pesantren dan NU di Stadion Sepak Bola (Sumber Gambar : Nu Online)
Simbol Pesantren dan NU di Stadion Sepak Bola (Sumber Gambar : Nu Online)

Simbol Pesantren dan NU di Stadion Sepak Bola

Di dalam sepak bola, kata dia, santri harus bisa bekerja sama dengan santri lainnya. Mereka harus membangun teamworking yang sehat untuk kemenangan bersama. 

Tak hanya itu, Kiai Said bersyukur, karena adanya Liga Santri Nusantara simbol-simbol NU dan pesantren terbawa ke stadion.

“Alhamdulillah karena adanya Liga Santri, Shalawat Badar, Ya robbi bil mustofa, Ya Lal Wathon ada di lapangan sepak bola. Enggak ada itu sebelumnya, enggak ada itu,” tegas kiai yang pernah nyantri di Kempek, Lirboyo, dan Krapyak itu. 

PKB Kab Tegal

Bahkan, bait-bait kitab Alfiyah Ibnu Malik yang menjadi hafalan para santri dinyanyikan pendukung kesebelasan dari tribun. Mereka tidak mencaci pemain atau pendukung lawan, tapi fokus pada cara mendukung timnya.  

Lebih dari itu, penonton, pemain dan penyelenggara Liga Santri melaksanakan Shalat Berjamaah Maghrib di area atletik di stadion Gelora Bandung Lautan Api Ahad (29/10), sebelum Grand Final Liga Santri Nusantara 2017 di kota kembang Bandung.

PKB Kab Tegal

Tentang hal itu, Ketua Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama KH Abdul Ghofarrozin mengatakan, hal itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa Liga Santri Nusantara berbeda dengan liga-liga yang lain. 

Sistem permainannya sama, sebagaimana sepak bola pada umumnya, tapi watak-watak pesantren ditekankan untuk dibawa ke lapangan. Misalnya menghormati keputusan wasit. Di lapangan, wasit diperlakukan sebagai kiai yang harus dipatuhi. Harus bersikap sportif dan tidak gampang emosi. 

Pada gelaran Grand Final Liga Santri 2017, Direktur Kompetisi dan Pertandingan LSN, M. Kusnaeni menyatakan, dua pesantren harus bangga bermain di stadion kebanggaan masyarakat Jawa Barat, Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). 

“Ini stadion yang digunakan Persib Bandung di Liga Satu,” katanya. 

Liga Santri Nusantara mulai digelar pada 2015 oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga. Tahun berikutnya dan tahun ini Kemenpora menggandeng RMINU sebagai penyelenggara. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional, Hadits PKB Kab Tegal

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah

Jombang,PKB Kab Tegal

Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) yang lebih akrab disebut Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur akan melangsungkan gawe besar yakni peringatan seabad madrasah dan 191 tahun pesantrennya. Untuk menyambut itu kepanitiaan mengupayakan pusat dokumentasi atau museum.

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah

"Kami terus berburu testimoni atau pengakuan dari para pelaku sejarah, dalam hal ini siapa saja yang mengetahui kiprah pesantren di masa awal," kata divisi dokumen, H Muhyiddin Zainul Arifin, Sabtu (26/3).

Bersama panitia yang lain, H Muhyiddin melakukan serangkaian wawancara dan pencarian dokumen demi mengukuhkan keberadaan dan kiprah para pendahulu maupun pesantren. "Sejumlah sesepuh yang masih bisa diajak komunikasi terkait kiprah para pendahulu pesantren satu demi satu kami datangi," katanya. Demikian pula dokumen yang membenarkan usia madrasah serta sejumlah barang penting dari para pengasuh masa awal juga terus diupayakan.

PKB Kab Tegal

"Bahkan ada piagam yang berhasil ditemukan panitia yang menerangkan bahwa usia madrasah ternyata lebih tua dari data yang dimiliki panitia," terang dosen di Universitas KH Abdul Wahab Chasbullah atau Unwaha Jombang ini. Demikian pula benda bersejarah yang pernah dimiliki para pendahulu pesantren turut diinventarisir, lanjutnya.

Sebagai langkah awal dan berdasarkan masukan saat koordinasi dengan anggota devisi telah disepakati untuk menggali data dari para putra dan putri pengasuh. "Para panitia sudah kami bagi agar bisa menyebar ke sejumlah dzurriyah atau keluarga pesantren," katanya. Karena dari para keluarga dalem tersebut nantinya akan muncul temuan baru atau bahkan rekomendasi siapa saja yang layak untuk dikonfirmasi terkait kiprah para pendahulu pesantren.

PKB Kab Tegal

"Kami akan mengumpulkan sebanyak mungkin pandangan dan pengakuan hingga barang bersejarah dari berbagai kalangan sebagai upaya untuk mengungkap kiprah para sesepuh dan pendahulu," ungkapnya. Beberapa keluarga juga tidak berkeberatan berbagi koleksi foto dan benda pusaka yang nantinya akan dipamerkan. "Tidak menutup kemungkinan, foto dan dokumen serta benda bersejarah tersebut belum terpublikasi," lanjutnya.

Terhadap pihak yang tidak berkenan untuk menyerahkan benda bersejarah yang ada kaitannya dengan pesantren dan para pengasuh, divisi ini tidak akan memaksa. "Kami bisa menggunakan kamera atau scan agar bisa mendapatkan materi yang ada," jelasnya. Dan nantinya seluruh koleksi tersebut akan dipamerkan di Gedung Serba Guna KH Abdullah Said dari tanggal 27 hingga 2 Juni.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pesantren Tambakberas yang didirikan tahun 1825 oleh salah satu pasukan Pangeran Diponegoro yang membentengi Jawa yakni Abdussalam yang lebih populer dengan nama Mbah Saichah akan memperingati ulang tahun. Dan di pesantren yang mulai mengenalkan model madrasah secara klasikal tahun 1915 ini juga mengadakan sejumlah kegiatan dari mulai 26 April hingga 4 Juni mendatang. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama, Tegal, Aswaja PKB Kab Tegal

Memaknai Reformasi Sosial Arab Saudi

Pemerintah Saudi Arabia baru-baru ini melakukan sejumlah kebijakan yang akan mengubah kondisi sosial secara mendasar. Perempuan yang sebelumnya dilarang menyetir mobil sendirian, dalam waktu dekat akan diizinkan untuk menyetir sendiri. Ini merupakan kebijakan yang menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat Saudi. Di seluruh dunia, hanya di negeri itulah wanita dilarang menyetir mobil sendirian. Perempuan juga sudah mulai diizinkan masuk stadion olahraga dengan menempati sebuah area khusus. Hal lainnya adalah, mulai adanya perempuan yang menjadi deputi wali kota. 

Perubahan kebijakan di negeri yang sebelumnya sangat konservatif dalam memaknai ajaran Islam ini akan berdampak pada mobilitas sosial kaum perempuan. Kaum hawa akan memiliki ruang lebih besar untuk berekspresi di ranah publik dan meningkatkan partisipasinya dalam sejumlah peran-peran yang sebelumnya tertutup. Di masa yang akan datang, mungkin saja diluncurkan kebijakan yang lebih memberi ruang bagi perempuan untuk mengaktualisasikan kapasitasnya atau reformasi lainnya yang mengarah pada pemaknaan ajaran Islam yang lebih moderat. 

Memaknai Reformasi Sosial Arab Saudi (Sumber Gambar : Nu Online)
Memaknai Reformasi Sosial Arab Saudi (Sumber Gambar : Nu Online)

Memaknai Reformasi Sosial Arab Saudi

Kelahiran kerajaan Arab Saudi merupakan hasil persekutuan antara ulama konservatif Abdul Wahab dengan klan Ibnu Saud. Tak heran, ulama memiliki peran penting dalam penentuan sejumlah kebijakan di negeri kaya minyak ini. Tapi dengan sejumlah perubahan dunia seperti penurunan harga minyak yang merupakan tulang punggung perekonomian Saudi, tak ada pilihan bagi Saudi untuk bisa terus berkembang atau bahkan sekedar bertahan, kecuali dengan melakukan sejumlah perubahan kebijakan yang pada akhirnya harus menyentuh aspek sosial negeri tersebut agar reformasi tersebut bisa berjalan dengan lancar. Kebijakan tersebut adalah Visi 2030.

Apa yang terjadi di Arab Saudi juga mempengaruhi dinamika pergerakan Islam di kawasan lain, termasuk di Indonesia mengingat Saudi merupakan salah satu sumber rujukan ajaran Islam. Berkembangnya wajah Islam konservatif yang beberapa tahun belakangan ini terjadi di Indonesia salah satunya merupakan hasil dari perluasan wahabisme melalui alumni Saudi yang kembali ke Indonesia. Mereka mendirikan pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan, serta rajin menyampaikan gagasannya melalui ceramah d muka publik, di internet, juga merambah media sosial. Wacana yang mengemuka terhadap sejumlah masalah agama seperti isbal, maulid nabi, sampai dengan jenggot, yang sebelumnya sudah meredup itu merupakan akibat dari pertarungan ide tersebut.

Jika Saudi lebih moderat dalam penafsiran terhadap ajaran-ajaran agama, maka para pengikut wahabisme di sejumlah negara kemungkinan juga akan menyesuaikan pendapatanya. Jika Saudi melihat Islam dalam perspektif ke depan, bukan tekstual dan berorientasi masa lalu, maka akan lebih mudah bagi dunia Islam untuk mengarahkan tujuan besarnya guna mencapai kemajuan-kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Perdebatan sejumlah persoalan khilafiyah yang sudah berlangsung berabad-abad telah menguras energi lebih mudah untuk dicarikan titik temu.

PKB Kab Tegal

Sesungguhnya umat Islam memiliki sumberdaya yang luar biasa yang bisa digunakan menjadi modal untuk kemajuan dan kesejahteran umat. Sayangnya, modal yang sangat berguna tersebut dihabiskan untuk hal-hal yang kurang substansial. Gaya hidup para pengeran yang berfoya-foya dengan limpahan alam yang diberikan menyebabkan tak banyak capaian yang diraih dibandingkan dengan potensi yang dimiliki. Penyelesaian masalah dengan pendekatan militer yang terjadi di negera-negara kaya minyak di Timur Tengah bukan hanya menyia-nyiakan potensi yang dimiliki, bahkan merusak peradaban yang sudah ada. 

Perilaku yang lebih rasional dalam mengelola kekayaan negara di Timur Tengah yang mulai terlihat seperti di Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA). Mereka melakukan investasi hasil kekayaan minyaknya pada hal-hal yang lebih produktif agar saat minyak sudah berkurang atau habis, mereka bisa tetap bertahan. Kebijakan ini mulai dicontoh oleh negara-negara teluk lainnya. Ini akan berdampak baik bagi kehidupan umat Islam secara umum. 

Semoga saja, reformasi ekonomi dan sosial yang kini berlangsung di Arab Saudi tersebut bisa berjalan dengan lancar. Jangan sampai pengalaman reformasi politik dalam Musim Semi Arab yang ternyata gagal bahkan menimbulkan permasalahan serius yang hingga kini belum terselesaikan. Umat Islam seluruh dunia berkepentingan akan stabilitas Saudi Arabia mengingat negera tersebut menjadi pelindung dari dua kota suci umat Islam, Makkah dan Madinah. (Ahmad Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Fragmen PKB Kab Tegal

Pelajar NU di Cianjur Menulis Islam yang Ramah

Cianjur, PKB Kab Tegal. Nahdliyyin Nusantara (Nahnu) memfasilitasi pelatihan jurnalistik dan pemanfaatan sosial media yang rahmatan lil alamin di pesantren Al-Huda, Al-Musri, Ciranjang, Cianjur, Sabtu-Ahad (6-7/9). Ketua Inspirasi Desa Nusantara Zainul Munasihin hadir sebagai narasumber dalam pelatihan dengan 100 peserta yang terdiri atas pelajar MTs, MA, dan anggota Nahnu Jabar.

Seknas Nahnu Miftakhul Aziz dalam sambutannya mengatakan pentingnya para pemuda NU memanfaatkan teknologi informasi. "Nahnu menginginkan pemuda-pemudi Nahdliyyin dan remaja masjid berkembang di tengah kemajuan teknologi informasi," kata Aziz, Ahad (7/9).

Pelajar NU di Cianjur Menulis Islam yang Ramah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU di Cianjur Menulis Islam yang Ramah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU di Cianjur Menulis Islam yang Ramah

Semua kegiatan anak-anak muda NU, menurut Aziz, harus diisi dengan kegiatan positif dan produktif. Dengan berbekal silaturahmi, Nahnu akan terus bergerak ke arah itu, tandas Aziz.

PKB Kab Tegal

Salah seorang pengasuh pesantren Al-Huda KH Dede Basri mendukung gerakan Nahnu. Pesantren, menurut kiai yang lazim dipanggil Gus Basri ini, tidak boleh dibatasi hanya sekadar tempat pendidikan Islam.

PKB Kab Tegal

"Pesantren juga medan perjuangan Islam," Gus Basri mengingatkan dalam sambutannya.

Santri harus berperan aktif menyuarakan Islam rahmatan lil alamin di mana berada, termasuk dalam media sosial. “Santri harus ambil bagian terdepan memproduksi konten Islam rahmatan lil alamin guna membendung wacana Islam garis keras yang selama ini banyak sekali mengisi media sosial,” pungkas Gus Basri. (Nashr Fanie/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Lomba, Kyai, Internasional PKB Kab Tegal

Kamis, 22 Februari 2018

Saifullah: Ansor Jangan Terlibat Konflik Elit Parpol

Kebumen, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Saifullah Yusuf menegaskan, seluruh kader GP Ansor hendaknya tidak melibatkan diri dalam konflik elit partai politik, terlebih jika mengarah pada aksi kekerasan.

"Kader Ansor jangan melibatkan diri dalam konflik elit parpol, apalagi jika mengarah pada tindak kekerasan," kata Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah Yusuf, saat melantik kepengurusan Pimpinan Cabang Ansor Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Minggu (25/3).

Gus Ipul lantas mencontohkan kasus "penyerbuan" Gedung Graha Astranawa, Surabaya, Jumat (23/1) lalu oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai kader PKB karena di dalam gedung itu sedang berlangsung rapat persiapan deklarasi Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU).

Saifullah: Ansor Jangan Terlibat Konflik Elit Parpol (Sumber Gambar : Nu Online)
Saifullah: Ansor Jangan Terlibat Konflik Elit Parpol (Sumber Gambar : Nu Online)

Saifullah: Ansor Jangan Terlibat Konflik Elit Parpol

Yang memprihatinkan, kata Gus Ipul, baik kader PKB yang menyerang maupun kader PKNU yang diserang sama-sama anggota keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU).

"Saya berharap yang terlibat peristiwa itu bukan kader Ansor atau Banser. Saya juga meminta agar ke depan kader Ansor dan Banser tak terlibat atau dilibatkan dalam kasus-kasus seperti ini," katanya.

Dikatakannya, sebagai organisasi kader, Ansor tidak memaksa kadernya untuk berafilisasi pada partai politik tertentu. Kader Ansor bebas memilih dan bergabung dengan partai politik apa saja.

PKB Kab Tegal

"Tapi hendaknya perbedaan afiliasi politik tidak menjadikan kita bermusuhan satu sama lain, apalagi hingga melakukan kekerasan," kata Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Partai PPP tersebut.

Saifullah yang juga Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal lebih lanjut mengatakan, sangat tidak elok jika di dalam situasi yang serba sulit sekarang ini rakyat disuguhi dengan pertikaian antarpartai politik.

PKB Kab Tegal

"Semestinya partai politik memberi solusi bagi kondisi saat ini, bukan menyuguhi rakyat dengan pertikaian, apalagi ekerasan," katanya.

Sebelumnya, belasan massa yang membawa bendera PKB dan Garda Bangsa (PKB pro-Gus Dur dan Muhaimin Iskandar) menyerbu Graha Astranawa dan mencabuti sejumlah bendera yang berkibar di pagar gedung itu, di antaranya bendera PKB, Banser, dan GP Ansor.

Massa sempat dihadang Komandan Satuan Tugas (Satgas) PKB pro-Choirul Anam, Halim, namun pimpinan Satgas itu justru dipukuli hingga mulut dan hidungnya tampak berdarah.

Bentrok "berdarah" itu mengundang puluhan peserta rapat persiapan deklarasi PKNU di lantai dua Graha Astranawa pun turun untuk membantu Halim yang dikeroyok massa itu.

Adu mulut sempat terjadi dan puluhan massa itu pun mengusir belasan massa yang melakukan penyerangan itu sampai akhirnya belasan mereka pun membubarkan diri. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Nusantara PKB Kab Tegal

Stand Kemendikbud Pamerkan Peninggalan Islam Majapahit

Jombang, PKB Kab Tegal. Dalam memeriahkan Muktamar ke-33 NU, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Dirjen Kebudayaan dan Pelestarian Cagar Budaya membuka stand yang menampilkan pameran cagar budaya peninggalan Kerajaan Islam Majapahit di Jawa Timur.

Stand Kemendikbud Pamerkan Peninggalan Islam Majapahit (Sumber Gambar : Nu Online)
Stand Kemendikbud Pamerkan Peninggalan Islam Majapahit (Sumber Gambar : Nu Online)

Stand Kemendikbud Pamerkan Peninggalan Islam Majapahit

Ketua pameran cagar budaya Kuswanto (41), mengatakan dalam setiap pameran pihak Tim Pameran biasanya menyesuaikan dengan acara yang diikuti. "Kebetulan dalam kesempatan ini Muktamar NU mengangkat tema tentang Islam Nusantara, sehingga kami menampilkan tema yang sesuai dengan Islam Nusantara," katanya kepada PKB Kab Tegal, Sabtu (1/9) siang.

Kuswanto menjelaskan pameran kali ini ingin menyampaikan kepada masyarakat dengan menampilkan cagar budaya sebagai tanda masuknya Islam di Nusantara pada abad ke-11 dengan bukti batu nisan Fatimah binti Maimun yang ditemukan di Gresik.

PKB Kab Tegal

"Ada juga peninggalan kuno bekas ibu kota Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto yang banyak bertuliskan tahun dan gambar surya sebagai lambang Kerajaan Majapahit," jelasnya.

PKB Kab Tegal

"Nisan-nisan kuno itu menjadi bukti bahwa pada masa Majapahit sudah masuk," tambah arkeolog yang juga Koordinator Museum Majapahit Jawa Timur itu.

Tidak hanya memamerkan batu nisan Fatimah binti Maimun, ada juga batu Nisan Troloyo yang bertuliskan angka tahun Jawa kuno 1298 Saka (1378 Masehi), Figuran Terakota Muslim masa Majapahit, dan dokumentasi gapura-gapura makam Sunan-Sunan yang ada di Jawa Timur.

Dia berharap pameran tersebut dapat menjadi media sosialisasi kepada masyarakat agar mengetahui masuknya Islam di Nusantara. "Islam (di Nusantara) datang secara damai, tidak ada dengan kekerasan," tegasnya. (M. Zidni Nafi/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri, Olahraga PKB Kab Tegal

Menengok Eksotisme Maroko dalam Balutan Tiga Budaya

Negeri Maghrib (matahari terbenam), ketika kita mendengar kalimat ini pastinya akan tertuju ke Afrika Utara, tepatnya Kerajaan Maroko. Yah Maroko..., sebuah negara Islam yang bermadzhab Maliki tulen di ujung barat dunia Islam. Agama Islam di negeri ini dikembangkan dengan menghargai tradisi lokal, seperti yang dilakukan oleh para dai atau Walisongo ketika menyebarkan Islam di tanah Jawa.

Kini Maroko dikenal sebagai negara Arab yang gaul dengan nuansa Eropanya yang kuat, tetapi tak mau kehilangan akar tradisi Arab dan Islam. Kebebasan berpendapat dan tradisi berpikir sangat terbuka di negeri Ibnu Batutah ini. Pemerintah tidak memaksa rakyatnya untuk berpola pikir secara kaku atau seragam. 

Menengok Eksotisme Maroko dalam Balutan Tiga Budaya (Sumber Gambar : Nu Online)
Menengok Eksotisme Maroko dalam Balutan Tiga Budaya (Sumber Gambar : Nu Online)

Menengok Eksotisme Maroko dalam Balutan Tiga Budaya

Barangkali salah satunya adalah karena faktor penguasa Maroko saat ini, Raja Muhammad VI, seorang lulusan Eropa yang berpikiran modern. Ia bertekad untuk memodernkan Maroko, namun tetap melandaskannya kepada ajaran Islam. Wajar, jika berbagai aliran Islam banyak berkembang di negeri ini. 

PKB Kab Tegal

Maroko juga dijuluki dengan “Negeri Tiga Budaya”. Dikarenakan tercampurnya akulturasi tiga budaya yang kental, yaitu budaya Timur Tengah, Eropa, dan Afrika. Letak geografis Maroko yang berada di benua Afrika menjadikan Maroko berbudaya Afrika, Kebudayaan Arab Timur Tengah yang diadopsi di sini menjadikan Maroko bernuansa Negeri Timur Tengah dan letak Maroko yang berdekatan dengan Eropa, membuatnya sangat eksotis dengan nuansa Eropanya.

Dari sisi pariwisata, Maroko merupakan negeri eksotis yang kaya dengan obyek wisatanya, ada Gurun Sahara yang merupakan gurun terluas di Afrika, kemudian multaqol bahrain (pertemuan dua laut) antara laut Pasifik dan laut Mediterania, dimana tempat ini digambarkan dalam Firman Tuhan, Al-Qur’an Surat Al-Rahman ayat 19-20, ada juga kota bersejarah, Fez yang disebut kota budaya dan tentunya masih banyak yang lainnya. Maka tak heran, jika Maroko merupakan salah satu negara favorit wisatawan dunia yang sering mereka kunjungi.

PKB Kab Tegal

Buku yang ditulis oleh kader-kader muda NU ini, mengungkap keeksotisan Maroko dari berbagai sisi; kebudayaan, religiusitas keagamaan, sejarah ulama, pariwisata dan peluang beasiswa yang diberikan kepada pelajar-pelajar dunia, termasuk Indonesia. 

Selain versi cetak, terdapat versi ebook yang  dapat didownload di: wayangforce.co.id, getthescoop.com dan qbaca.com

Judul Buku : Maroko Negeri Eksotis di Ujung Barat Dunia Islam

Penulis: Muannif Ridwan, Hafidzul Umam, Kusnadi El Ghezwa dkk.

Editor: Ardian Syam

Penerbit: Jentera Pustaka

Cetakan: I, Januari 2014

Tebal: 295 Halaman

ISBN: 978-602-14169-8-3

Peresensi: Muannif Ridwan

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pemurnian Aqidah, News, Nahdlatul PKB Kab Tegal

Rabu, 21 Februari 2018

Kang Said: Miss World Lebih Besar Mudharatnya

Jakarta, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menilai pelaksanaan Miss Word di Bali hanyalah bentuk hura-hura, foya-foya dan menghamburkan uang. Ajang internasional ini tidak banyak mendatangkan manfaat untuk Indonesia.

"Kalaupun ada manfaat itu kecil sekali. Kalau Miss World ini bisa menurunkan harga kedelai dan daging sapi, atau bisa mempekuat negara atau bisa mencicil utang Indonesia, kami akan dukung. Kami menilai Miss World ini lebih besar mudharatnya," kata Kang Said di kantor PBNU Jakarta, Rabu (4/8).

Kang Said: Miss World Lebih Besar Mudharatnya (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Miss World Lebih Besar Mudharatnya (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Miss World Lebih Besar Mudharatnya

Kang Said menyampaikan pernyataan sikap yang dikeluargan oleh NU bersama 10 ormas Islam lainnya yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Umat Islam (LPUI). LPUI telah menggelar rapat pada 29 Agustus 2013 lalu terkait rencana digelarnya event Miss World ini.

PKB Kab Tegal

LPUI terdiri dari 11 ormas Islam yakni NU, Persatuan Islam (Persis), Al-Irsyad Islamiyah, Mathlaul Anwar, Ittihadiyah, Persatuan Islam Tioghoa Indonesia (PITI), Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Azzikr, Syarekat Islam Indonesia, Al-Washliyah dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti).

PKB Kab Tegal

Menurut Kang Said yang juga Ketua LPUI, 11 ormas Islam menyatakan menolak pelaksanaan Miss World di Indonesia. LPUI menilai, setiap event internasional harus dilihat sisin manfaat dan mudharatnya. Sementara Miss World dinilai lebih besar musharatnya dibanding manfaatnya.

Selain itu, LPUI menolak event ini karena tidak sesuai dengan adat ketimuran. "LPUI menolak adanya Miss World dengan alasan tidak sesuai dengan moral dan budaya bangsa serta bertentangan dengan Pancasila," demikian dalam pernyataan LPUI.

Dalam surat pernyataan itu juga ditegaskan, LPUI menolak pelaksanaan Miss World namun tetap menentang segala bentuk kekerasan terkait penolakan tersebut. LPUI tidak akan melakukan aksi pengerahan massa atau tindakan apapun terkait penolakan ini.

"Kami hanya menyampaikan suara umat Islam. Minimal warga kita tahu sikap kita," kata Kang Said didampingi para pimpinan ormas Islam yang tergabung dalam LPUI. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah, Fragmen PKB Kab Tegal