Jumat, 31 Maret 2017

Hardiknas, PMII Soroti Diskriminasi Pendidikan

Sidoarjo, PKB Kab Tegal. Sejumlah aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) komisariat Universitas Sunan Giri (Unsuri) Waru Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardknas) dengan menggelar acara refleksi bertajuk "Stop diskriminasi pendidikan".

Kegiatan diadakan di Gedung C Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsuri dengan diikuti sekitar 37 kader dan anggota PMII Unsuri dari berbagai fakultas, Sabtu (2/5) malam.

Hardiknas, PMII Soroti Diskriminasi Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Hardiknas, PMII Soroti Diskriminasi Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Hardiknas, PMII Soroti Diskriminasi Pendidikan

Ketua komisariat PMII Unsuri Ainur Rahman menjelaskan, melalui refleksi ini pihaknya berupaya untuk mencari solusi dari ketimpangan pendidikan antara di perkotaan dengan pedesaan atau sekolah-sekolah yang berada di wilayah pinggiran Sidoarjo.

PKB Kab Tegal

"Karena selama ini bisa kita ketahui bersama kualitas dan fasilitas pendidikan antara di kota dengan di desa atau pinggiran itu tidak sama. Sehingga siswa-siswa berprestasi didomenasi oleh siswa/i yang berasal dari sekolah negeri maupun swasta yang ada di daerah perkotaan," urai Ketua komisariat PMII Unsuri Ainur Rahman.

PKB Kab Tegal

Ia berharap kepada Dinas Pendidikan terutama di Sidoarjo untuk membangun kasadaran dan pemahaman terkait problematika ketimpangan pendidikan. Dari hasil refleksi itu nantinya ada beberapa rekomendasi yang akan dikirimkan kepada Dinas Pendidikan Sidoarjo. Adapun beberapa rekomendasi itu diantaranya :

Pertama, pengembangan sekolah di kawasan pinggiran guna mewujudkan pendidikan yang bermutu tanpa diskriminasi; Kedua, meminta agar komisi D DPRD Sidoarjo yang membidangi Pendidikan lebih memasifkan? perannya dalam controling untuk mengantisipasi terjadinya KKN di tingkat sekolah; Ketiga, mengusulkan Pendidikan menjadi prioritas program kerja pemerintah daerah.

"Karena pendidikan ini merupakan jantung kemajuan dan perkembangan suatu daerah dalam segala sektor. Semoga rekomendasi itu nantinya bisa direalisasikan," harapnya. (Moh Kholidun/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Lomba, Nasional PKB Kab Tegal

Rabu, 29 Maret 2017

Santri Raudlatul Mubtadi’in Adakan Pelatihan Bahasa Asing

Majalengka, PKB Kab Tegal. Pondok pesantren Raudlatul Mubtadiin menggunakan metode learning by doing pada pelatihan bahasa asing bagi para santrinya. Pada pelatihan yang berlangsung mulai Senin-Kamis (15-25/9), para santri menggunakan bahasa Arab dan Bahasa Inggris dalam komunikasi kesehariannya.

Program pelatihan yang diajarkan meliputi Speaking Morning, Speaking Afternoon, dan Speaking Night. Pimpinan umum pesantren Raudatul Mubtadi’in Ustadz Agus Rofi’I mengatakan pelatihan berbahasa asing untuk meningkatkan kapasitas kebahasaan para santri.

Santri Raudlatul Mubtadi’in Adakan Pelatihan Bahasa Asing (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Raudlatul Mubtadi’in Adakan Pelatihan Bahasa Asing (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Raudlatul Mubtadi’in Adakan Pelatihan Bahasa Asing

Sebagai institusi pendidikan, kita menekankan kemandirian para santri melalui keteladanan, motivasi, dan pelatihan kebahasaan. “Pelathan ini mengarah pada komunikasi santri dengan Bahasa Arab selain mengkaji kitab-kitab kuning,” kata Ustadz Agus, Kamis (18/9).

PKB Kab Tegal

Sementara pembekalan Bahasa Inggris ditujukan untuk memahami istilah-istilah umum serapan dari Bahasa Inggris selain komunikasi.

PKB Kab Tegal

Dengan metode ini, para santri dan pengasuh pesantren dapat mengaplikasikan langsung bahasa asing itu dalam aktivitas keseharian. (Aris Prayuda/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa, Ulama PKB Kab Tegal

Selasa, 28 Maret 2017

Teroris Tak Mengenal Agama

Jombang, PKB Kab Tegal - Beberapa teror telah terjadi di beberapa negara, termasuk kejadian teror Nice yang terjadi di Negara Perancis Kamis malam (14/07) lalu. Tak hanya itu, menjelang Idul Fitri sebelumnya, insiden serupa terjadi di berbagai tempat. Sehingga prihal ini terus menjadi bahan perbincangan serius dari sejumlah kalangan, salah satunya warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang.

Sikap yang merusak tatanan kebangsaan dan mengakibatkan banyak korban nyawa itu menurut Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang H. Muslimin Abdilla adalah bertolak belakang dengan ajaran agama. "Teroris itu tidak mengenal agama," katanya.

Teroris Tak Mengenal Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
Teroris Tak Mengenal Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

Teroris Tak Mengenal Agama

Teror yang terjadi selama ini dilakukan oleh banyak oknum, bahkan orang yang agnostik (tidak beragama) ataupun ateis (tidak percaya Tuhan) sekalipun.

"Apapun agama yang dianut, bahkan orang agnostik atau ateis sekalipun akan terjangkit penyakit sebagai teroris, yang senangnya bikin teror dengan menyasar hulu ketakutan manusia, sehingga manusia yang lain tidak berdaya di bawah ketakutan," ujarnya.

PKB Kab Tegal

Sementara di antara faktor yang mengakibatkan terjadinya teror adalah soal ekonomi dan politik. "Teror pasti untuk tujuan duniawi, yakni ekonomi dan politik," jelasnya.

PKB Kab Tegal

Untuk itu, sikap teror tak bisa disebut mengatasnamakan agama. Kalaupun ada, mereka hanya menjadikan agama sebagai propaganda belaka. "Cara melawannya adalah dengan ‘tidak takut’, dan agar tidak takut maka butuh bersatu, bersolidaritas. Tidak saja antaragama, tetapi antarmanusia yang secara bersama-sama menghuni bumi," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional, Makam, Lomba PKB Kab Tegal

Senin, 27 Maret 2017

Polri-NU Sepakat Cegah Konflik Sosial dan Ujaran Kebencian

Surabaya, PKB Kab Tegal

Kepolisian RI mengandeng Pegurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk mencegah konflik sosial di masyarakat. Kedua pihak menandatangani nota kesepahaman (MoU) di gedung Mahameru Markas Polisi Daerah Jawa Timur, Surabaya, Kamis (1/9). Prosesi penandatanganan dilakukan Kapolri Jendral Tito Karnavian dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.

Menurut Kapolri Jenderal Pol M Tito Karnavian, NU adalah kekuatan utama Islam moderat di Indonesia dan dunia. Di samping itu, NU merupakan salah satu dari pendiri bangsa, bersama kaum pergerakan nasionalis, kaum pejuang TNI/Polri. "NU ini mempunyai aset besar kepada bangsa ini," kata Jendral Tito.

Polri-NU Sepakat Cegah Konflik Sosial dan Ujaran Kebencian (Sumber Gambar : Nu Online)
Polri-NU Sepakat Cegah Konflik Sosial dan Ujaran Kebencian (Sumber Gambar : Nu Online)

Polri-NU Sepakat Cegah Konflik Sosial dan Ujaran Kebencian

Setelah penandatangan MoU antara Kapolri dan Ketum PBNU, acara dilanjutkan seminar nasional bertajuk "Penanganan Konflik Sosial dan Ujaran Kebencian (Hate Speech)”. Seminar ini diselenggarakan oleh PWNU Jatim dan Polisi Daerah Jatim.

PKB Kab Tegal

KH Said Aqil Siroj menilai acara ini sangat tepat karena di Kota Surabaya inilah NU dilahirkan. Tidak hanya itu, tema yang diambil juga tepat. "PBNU sudah lama mengutuk ujaran kebencian semasa Kapolri Bahrudin Haiti," kata Kiai asal Cirebon ini.

Narasumber seminarnya terdiri dari Asops Kapolri Irjen Unggung Cahyono, mantan Kapolda Jawa Timur sekaligus Kapolda Metro Jaya, KH Anwar Iskandar (Wakil Rais Syuriyah PWNU Jatim), Suko Widodo (Dosen Unair), dan perwakilan Mabes TNI.

PKB Kab Tegal

Acara juga dihadiri oleh Gubernur Jatim Soekarwo, Wakil Gubernur Jatim H Saifullah Yusuf, Kapolda, Pangdam V Brawijaya, dan utusan PCNU, ulama pondok pesantren, para Kapolres di wilayah Jawa Timur. (Rof Maulana/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri PKB Kab Tegal

Minggu, 26 Maret 2017

Halaqoh “Maiyah” Mahasiswa Unnes

Semarang, PKB Kab Tegal. Tanggal 5 April 2013 digelar kegiatan Halaqoh “Maiyah” oleh Departemen Pengembangan Organisasi IPNU-IPPNU Komisariat Universitas Negeri Semarang bertempat di samping PKMU Unnes.

Halaqoh “Maiyah” Mahasiswa Unnes (Sumber Gambar : Nu Online)
Halaqoh “Maiyah” Mahasiswa Unnes (Sumber Gambar : Nu Online)

Halaqoh “Maiyah” Mahasiswa Unnes

Kegiatan ini mengambil tema “Sosok Pemimpin Idaman”. Hadir Saratri Wilonoyudho yang mengisi sekaligus memandu diskusi. Ia aktif Menemani Jamaah Maiyah Gambang Syafaat Semarang, sehingga diharapkan bahwa kultur diskusi Maiyah bisa tertularkan dalam forum Halaqoh Maiyah Mahasiswa Unnes.

Diskusi terbuka itu dihadiri oleh kalangan mahasiswa Unnes dalam berbagai jurusan.

PKB Kab Tegal

Dalam diskusi itu Saratri mengawali dengan pernyataan tentang fenomena krisis kepemimpinan yang terjadi sekarang adalah buah dari kurangnya kesadaran dari para pemimpin untuk memberikan pengabdiannya dalam memimpin. Seorang pemimpin harus berani mengambil keputusan dan berkorban. Jangan sampai pemimpin memberikan contoh yang tidak baik seperti korupsi dan kegiatan negatif lainnya.

Kegiatan yang digelar mulai jam 16.00 itu diakhiri menjelang Maghrib.

PKB Kab Tegal

“Diskusi ini diselenggarakan untuk menumbuhkan semangat mahasiswa Unnes untuk dapat duduk bersama tanpa melihat suku, daerah, ras, warna kulit dan lainnya. Diskusi ini diharapkan mampu memberikan ruang bagi mahasiswa Unnes untuk bertukar pikiran, saling membantu, berbagi dan menjalin silaturahmi, melihat banyaknya egoisme karena perpecahan dan perbedaaan kelompok,” ujar Rodli selaku Moderator. 

Redaktur: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Sunnah PKB Kab Tegal

Sabtu, 25 Maret 2017

Ribuan Pelajar Padati Masjid Agung Ar-Raudlah

Probolinggo, PKB Kab Tegal. Ribuan pelajar tingkat SLTA se-Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo, Sabtu (6/4) memadati Masjid Agung Ar-Raudlah Kraksaan. Bukan untuk melakukan unjuk rasa, mereka mengikuti istighotsah dan do’a bersama menjelang Ujian Nasional (UN) 2013.

Acara istighotsah dan do’a bersama yang diprakarsai oleh Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kraksaan itu disambut antusias oleh pelajar tingkat SLTA yang ada di wilayah Kecamatan Kraksaan. 

Ribuan Pelajar Padati Masjid Agung Ar-Raudlah (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Pelajar Padati Masjid Agung Ar-Raudlah (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Pelajar Padati Masjid Agung Ar-Raudlah

Hal itu terlihat dari banyaknya pelajar yang mengikuti acara do’a dan zikir tersebut. Selain pelajar, para orang tua dan guru juga tampak hadir mendampingi putra-putrinya.

PKB Kab Tegal

Ketua PC GP Ansor Kraksaan Nuriz Zamzami menuturkan kegiatan itu dilakukan dalam upaya memberikan semangat kepada pelajar, terutama yang sebentar lagi akan melaksanakan Ujian Nasional. 

PKB Kab Tegal

“Istighotsah ini sangat penting dilakukan untuk memberikan motivasi dan sebagai ikhtiar batin siswa dalam menghadapi UN,” jelasnya.

Lebih lanjut Gus Nuriz menjelaskan terkait dengan digelarnya dzikir dan do’a bersama tersebut tidak lain karena Ansor memiliki tanggung jawab terhadap pelajar sebagai generasi penerus bangsa yang dituangkan dengan memberikan wadah pendidikan penguatan iman.  

“Selain usaha belajar yang telah dilakukan oleh pelajar dalam menghadapi Ujian Nasional wajib diimbangi dengan do’a dan keyakinan,” tuturnya.

Menariknya, dalam  majelis dzikir dan do’a bersama ribuan pelajar yang dimulai sekitar pukul 09.15 itu dipandu langsung oleh Gus Ali Mustofa selaku pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ulum Kacuk Malang.

Mengawali acara tersebut, Gus Ali Mustofa sedikit memberikan gambaran agar semua peserta para pelajar mengingat semua apa yang telah dilakukan. Terlebih perbuatan terhadap para orang tua, guru dan di lingkungan masyarakat.  Bercerita terkait dengan jasa dan perjuangan yang telah dilakukan oleh orang tua terhadap putra-putrinya.

Begitu dzikir dimulai, sontak para pelajar langsung tertunduk. Tidak hanya itu, tampak para peserta terlihat banyak yang meneteskan air mata dan tersedu-sedu menangis. Bukan hanya pelajar yang terlihat menangis histeris, para orang tua dan guru yang mendampingi tak kalah harunya, juga menangis. 

Gus Ali Mustofa berharap dengan dilangsungkannya do’a dan dzikir bersama itu, nantinya ke depan pelajar selaku generasi penerus akan menjadi generasi yang lebih baik dalam segala hal. Selain, dalam bidang pelajaran hal yang tak kalah pentingnya, pelajar memiliki akhlakul karimah yang lebih baik, perilaku yang lebih baik, baik terhadap sesama pelajar, dengan orang tua, dengan para guru, serta di lingkungan masyarakat. 

“Hal yang terpenting adalah memberikan pembekalan terhadap pelajar dengan iman dan taqwa, sehingga mencetak generasi muda yang berahlakul karimah,” ujar Gus Ali. 

Lebih lanjut, pengasuh Pesantren Nurul Ulum Kacuk Malang ini berharap kepada para pelajar yang sebentar lagi akan menghadapi Ujian Nasional agar menumbuhkan rasa keyakinan pada diri sendiri bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini semata-mata berkat Allah SWT. Sehingga, mengajak kepada pelajar agar selain berupaya dengan melalui usaha belajar yang rajin dan penuh semangat. Pelajar hendaknya, selalu berdo’a dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.  

“Tumbuhkan rasa yakin bahwa kalian mampu mengerjakan soal-soal ujian nanti,” tegasnya. 

Bukan hanya kepada siswa, kepada para orang tua Gus Ali Mustofa berharap agar para orang tua semakin sadar akan amanat Allah SWT, kewajiban sebagai orang tua untuk memberikan pendidikan kepada putra-putrinya dan memberikan bekal iman dan taqwa. 

“Bimbing dan terus bekali putra-putri dengan ilmu pendidikan umum. Dan bekalilah pendidikan agama Islam sebagai pembentukan insan yang berakhlakul karimah,” tambahnya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo H. Tutug Edy Utomo menyambut baik dengan digelarnya do’a dan dzikir bersama pelajar yang diprakarsai oleh PC GP Ansor Kraksaan tersebut. Pasalnya, kegiatan tersebut dapat memberikan bekal ketenangan jiwa dan hati bagi pelajar yang sebentar lagi akan menghadapi Ujian Nasional. 

Tutug berharap kepada pelajar agar terus berusaha meningkatkan jam belajar, selain dengan memperbanyak latihan-latihan soal pelajaran. Dan hal yang tak kalah pentinya, pelajar hendaknya terus mendekatkan diri kepada Allah SWT, meminta, berdo’a agar di beri kemudahan, kesuksesan didalam mengerjakan soal-soal Ujian Nasional nanti. Sehingga, dapat lulus 100% dengan nilai yang baik. 

“Semoga Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran sekarang hasilnya baik,” harapnya.

Redaktur     : Mukafi Niam

Kontributor : Syamsul Akbar

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, Ulama PKB Kab Tegal

Jumat, 24 Maret 2017

Marhabanan Keliling Ala Pelajar NU

Brebes, PKB Kab Tegal. Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Ketanggungan Brebes menggelar marhabanan keliling. Tradisi sebagai ungkapan penghormatan atas kelahiran Nabi Muhammad tersebut digelar sebagai rangkaian gebyar Maulid Nabi 1438 Hijriyah pelajar NU.

“Memperingati Maulid Nabi, kami semarakan dengan marhabanan keliling ke mushola dan masjid,” ungkap Pembina PAC IPNU-IPPNU Ketanggungan Ahmad Fauzan El Azizi di sela kegiatan di Masjid Jami Darussalam Desa Baros Kec Ketanggungan Brebes, Ahad (4/12) kemarin. Marhabanan dikonsep dengan gelaran PAC IPNU-IPPNU Bersholawat yang dihadiri ribuan pelajar dan anak muda NU se-Kec Ketanggungan.?

Marhabanan Keliling Ala Pelajar NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Marhabanan Keliling Ala Pelajar NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Marhabanan Keliling Ala Pelajar NU

Fauzan berharap, dengan momentum? marhabanan, anak-anak muda NU akan bisa meneladani Nabi Muhammad SAW sebagai Uswatun Hasanah.?

Ketua PAC IPNU Ketanggungan Rekan Abdul Azid dalam sambutannya mengatakan kekompakan seluruh anggota IPNU-IPPNU dalam setiap kegiatan diharapkan bisa istiqomah. “Kemajuan organisasi, terletak pada kebersamaan atau kekompakan seluruh anggota,” tegas Azid.?

Marhabanan diawali dengan pembacaan Tahlil, Barzanzi dan shalawat serta mauidhotul hasanah oleh KH Hasan Amrozi dari Tegal.?

Kiai kondang tersebut berpesan hendaknya, anak-anak muda NU bisa menjadi suri tauladan yang baik di masyarakat sekitarnya. Selain itu untuk faham sejarah Wali Songo saat menyebarkan Islam di Indonesia. Pelajar NU harus meneruskan juga bagaimana para ulama berjuang untuk kemerdekaan NKRI. “Kalian IPNU-IPPNU adalah generasi muda aset bangsa yang kelak menjadi penerus para ulama serta nanti ada pula yg menjadi pejabat atau birokrat.

PKB Kab Tegal

Kiai Amrozi juga mengajak kepada seluruh orang tua yang hadir, untuk mendukung dan dorong anak-anaknya agar ikut IPNU-IPPNU. Jangan sampai, ikut IPNU IPPNU malah dimarahi. Kiai Amrozi menyakini, IPNU-IPPNU menjadi wadah yang benar bagi kalangan pelajar. “IPNU IPPNU bisa menjadi benteng anak muda untuk melawan maraknya penggunaan narkoba dan pergaulan bebas di kalangan anak muda,” pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut juga dilantik Pengurus Pimpinan Ranting IPNU-IPPNU Desa Baros Kecamatan Ketanggungan. Kepengurusan PR IPNU-IPPNU desa Baros antara lain Ketua IPNU A Cecep Maulana, Sekretaris Agus Munawir. Bendahara Ahmad Noor Basor. Sedangkan untuk PR IPPNU Baros Ketua Nina Inayah, Sekretaris Siti Zulfatmah dan Bendahara Aidha Nurussyamsi. (wasdiun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Makam, IMNU PKB Kab Tegal

Rabu, 22 Maret 2017

Wakil Bupati Buleleng: Hanya NU yang Terdepan Bicara Toleransi

Buleleng, PKB Kab Tegal - Konferensi V Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng dilaksanakan cukup meriah pada Ahad (3/4). Selain dihadiri oleh PWNU Bali, kegiatan yang dilaksanakan di GOR MAN Patas ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati Buleleng Nyoman? Sujitra.

Kehadiran Nyoman di Buleleng ini menegaskan bahwa keberadaan Jamiyah NU di daerah yang mayoritas beragama Hindu ini bisa menjaga hubungan toleransi yang selama ini selalu menampilkan wajah Islam yang ramah dan damai.

Wakil Bupati Buleleng: Hanya NU yang Terdepan Bicara Toleransi (Sumber Gambar : Nu Online)
Wakil Bupati Buleleng: Hanya NU yang Terdepan Bicara Toleransi (Sumber Gambar : Nu Online)

Wakil Bupati Buleleng: Hanya NU yang Terdepan Bicara Toleransi

Sujitra dalam sambutannya menyampaikan bahwa selama yang ia tahu, hanya ormas Islam NU yang paling berani mengangkat tema-tema kebhinekaan dan keutuhan NKRI.

“Oleh karenanya, saya sebagai pemerintah sangat berterima kasih kepada NU yang telah ikut serta menjaga keharmonisan di Buleleng” ungkapnya.

PKB Kab Tegal

Sementara itu, rangkaian sidang pleno dan komisi pada konferensi ini berjalan dengan tertib dan lancar. Beberapa rekomendasi yang diamanatkan pada kepengurusan selanjutnya antara lain menghidupkan semarak ke-NU-an dengan membangkitkan kembali banom-banom yang vakum, indoktrinasi ke-Aswaja-an, penulisan sejarah masuknya Islam di Gerokgak, mendata ulang keanggotaan NU yang dilanjutkan penerbitan Kartu Tanda Anggota NU (KARTANU), dan lain-lain.

PKB Kab Tegal

Peserta konferensi mengamanatkan Ustadz Harisuddin sebagai Rais Syuriyah NU dan H Ach Marzuqi sebagai Ketua NU periode 2016-2021. (Abraham Iboy/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Pertandingan, Nahdlatul PKB Kab Tegal

Selasa, 21 Maret 2017

Melacak Jejak Profesor Integratif

Judul Buku : KH Moh. Tolchah Mansoer: Biografi Profesor NU yang Terlupakan

Penulis : Caswiyono Rusydie Cakrawangsa, Zainul Arifin, Fahsin M. Fa’al

Pengantar : Prof Dr KH Moh. Tholhah Hasan & HM. Fajrul Falakh SH MA MSc

Epilog : Idy Muzayyad MSi

Melacak Jejak Profesor Integratif (Sumber Gambar : Nu Online)
Melacak Jejak Profesor Integratif (Sumber Gambar : Nu Online)

Melacak Jejak Profesor Integratif

Penerbit : Pustaka Pesantren, Yogyakarta

Cetakan : I, Juni 2009 & II, Oktober 2009

Tebal : xxxvi + 290 Halaman

PKB Kab Tegal

Peresensi : Abdul Halim Fathani Yahya*


PKB Kab Tegal

Dibandingkan dengan tokoh-tokoh NU lainnya, nama Moh. Tolchah Mansoer barangkali tidak terlalu populer di mata masyarakat umum. Memang, beliau pernah menjadi pimpinan puncak dalam organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Namun, faktanya tidak banyak literatur yang mendokumentasikan sepak terjang dalam kehidupannya. Ketidakhadirannya dalam berbagai literatur, bukan berarti sosok ini tidak memiliki arti penting dalam sejarah perkembangan bangsa Indonesia, khususnya bagi organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama’. Orang NU yang tercatat sebagai doktor hukum Tata Negara pertama dari Universitas Gadjah Mada ini telah banyak menelorkan karya-karya penting yang hingga kini menjadi rujukan utama dalam kajian dan pengembangan hukum ketatanegaraan di Indonesia.

Julukan sosok integratif (baca: ilmuwan sekaligus kiai) tampaknya sangat tepat untuk dilekatkan kepada Prof KH Tolchah Mansoer. Ia merupakan salah satu contoh “orang NU” yang “sukses”. KH Tolchah merupakan founding fathers terpenting dalam organisasi IPNU. Ia merupakan pelopor, pendiri, dan penggerak pada masa awal berdirinya. IPNU dicita-citakan olehnya menjadi wadah bagi pelajar umum dan pelajar pesantren. (hlm. 261). Selain ahli di bidang hukum tata negara, kealiman di bidang pengamalan ajaran Islam tidak dapat dipungkiri. Ia banyak menulis buku ketatanegaraan dan banyak menerjemahkan buku-buku agama dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Tolchah Mansoer merupakan figur menarik dan penting dalam sejarah NU, sejak muda hingga masa tuanya. Ia merupakan aset berharga yang telah berjasa banyak dalam peletakan dasar-dasar gerakan dan kaderisasi NU hingga pembaharuan pemikiran dan arah organisasi NU.

Ada beberapa hal yang mendasari untuk “mendokumentasikan” lika-liku perjalanan hidup seorang ulama’ sekaligus ilmuwan, Prof Dr KH Moh. Tolchah Mansoer SH. Dalam pengantarnya, redaksi LKiS mengurai beberapa alasan dalam penerbitan buku ini.

Pertama, perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan, kegigihan, ketulusan, dan kerja keras setidaknya dapat menjadi inspirasi bagi generasi zaman sekarang.

Kedua, jika ungkapan “Orang besar dapat mati saat hidupnya; namun ia bangkit dan justru hidup abadi setelah kematiannya” dapat dibenarkan. Semasa hidupnya, karena keteguhannya mempertahankan prinsip; karena suara lantangnya mengatakan kebenaran dan melontarkan kritik, ia sempat dikucilkan oleh penguasa. Namun, setelah sang penguasa tumbang, harum namanya kian semerbak: ide-ide jeniusnya tentang hukum tata negara pun diadopsi dan diterapkan pasca reformasi (50 tahun setelah ia berpulang).

Ketiga, Tolchah adalah pakar hukum tata negara terkemuka pada masanya, sekaligus seorang kiai mumpuni yang berwibawa. Keempat, hasrat umat Islam untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Islam dapat dikatakan sebagai ‘hasrat laten’.

Terlepas ada tidaknya pihak-pihak tak bertanggung jawab yang menunggangi mereka, sejarah telah membuktikan adanya usaha beberapa pihak untuk mewujudkan hasrat tersebut. Di era kontemporer ini, penghapusan tujuh kata dari Piagam Jakarta beberapa kali juga diangkat kembali menjadi isu yang hangat. Jika kita ‘membaca’ Tolchah, sang pakar hukum tata negara yang kiai ini, tentu hasrat semacam itu menjadi patut untuk disayangkan.(hlm. vii)

Hadirnya buku ini tentu menjadi sangat penting. Sebagaimana penuturan Idy Muzayyad dalam epilognya, ada dua hal yang sangat berseberangan berkaitan dengan lahirnya buku yang merekam jejak petualangan Profesor Tolchah. Pertama, ada rasa bangga, karena dengan buku ini, generasi muda (khususnya IPNU) mengetahui bahwa dalam sejarah awal organisasi pelajar ini terdapat seorang tokoh yang patut dibanggakan. Di sisi lain, dengan membaca buku ini kita juga patut merasa malu, karena sebagai pewarisnya kita belum mampu sepenuhnya meniru prestasi yang telah ditorehkan beliau. (hlm.259-260).

Melalui buku ini, pembaca akan diajak untuk menelusuri masa lalu kehidupan KH Tolchah yang penuh dengan keteladanan, pengalaman, dan cita-cita besar. Banyak hal yang tentunya patut dijadikan sebagai rujukan dalam mengarungi medan perjuangan yang dihadapi saat ini. Dengan terbitnya buku ini, seseorang bukan hanya dapat ‘membaca’ Tolchah secara lebih komprehensif, melainkan juga membaca dirinya sendiri. Sebab, membaca perjalanan hidupnya berarti memetik inspirasi; membaca sepak terjangnya bermakna menuai spirit; dan membaca percik pemikirannya adalah mencerahkan. Lebih dari itu semua, buku ini adalah sebuah usaha melawan alpa: sebuah upaya untuk tidak sekali-sekali melupakan sejarah!



* Alumnus UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, sedang Menempuh Program Magister di Universitas Negeri Malang
Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren, Kiai, Lomba PKB Kab Tegal

Ikuti Walisongo, Muslim Banten Kuat Lurus dan Toleran

Serang, PKB Kab Tegal. Sebagai salah satu basis Islam yang memiliki sejarah panjang masa kejayaan Islam di Nusantara, Propinsi Banten dihuni oleh masyarakat muslim yang agamis. Masyarakat Banten juga terkenal memiliki budaya keislaman yang kuat.

Demikian dinyatakan tokoh adat banten H Embay Mulya Syarief dalam acara Dialog Pengembangan Wawasan Multikultural antara Pemuka Agama Pusat dan Daerah di Serang, Rabu (11/9). Menurut Embay, selain kuat, masyarakat Muslim Banten juga dikenal sebagai masyarakat yang berbudaya Islam lurus dan toleran.

Ikuti Walisongo, Muslim Banten Kuat Lurus dan Toleran (Sumber Gambar : Nu Online)
Ikuti Walisongo, Muslim Banten Kuat Lurus dan Toleran (Sumber Gambar : Nu Online)

Ikuti Walisongo, Muslim Banten Kuat Lurus dan Toleran

"Budaya Muslim banten lurus dan toleran karena mewarisi ciri dakwah Walisongo yang sangat toleran dengan budaya dan adat istiadat masyarakat setempat. Masyarakat Muslim Banten juga sangat kuat beragama karena mewarisi tradisi Kesultanan Islam Banten," tutur Embay.

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut Embay menjelaskan, di Banten misalnya, masyarakat sejak dulu tidak suka menyembelih hewan sapi. Untuk perayaan Idul Adha, Muslim Banten lebih suka menyembelih kerbau daripada sapi.

Hal ini adalah sebentuk toleransi masyarakat Muslim Banten kepada umat Hindu zaman dahulu yang menganggap sapi sebagai dewa. Jadi Muslim Banten tetap menghormati kepercayaan Hindu meskipun sudah berkuasa dan memiliki kerajaan yang kuat, terang Embay.

PKB Kab Tegal

Hal lain yang menjadi bukti toleransi dan akulturasi budaya di Banten adalah gapura-gapura pintu masuk milik warga dan pemerintah Banten yang bentuknya sangat mirip dengan candi Bentar. Bentuk gapura model Banten menunjukkan bahwa akulturasi budaya dari zaman sebelumnya menuju zaman Islam berlangsung dengan damai dan tanpa kekerasan.

"Contoh lain adalah adanya toleransi yang sangat indah di masyarakat Baduy di Banten Selatan yang hingga kini terus lestari dan dilindungi keberadaan dan eksistensinya hingga sekarang. Ini adalah bentuk dakwah Islam di Banten yang sangat toleran menghargai budaya dan keyakinan masyarakat beragama lain," tandas Embay. 

(Syaifullah Amin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Quote PKB Kab Tegal

Senin, 20 Maret 2017

IPPNU Garut Kerahkan Relawan di Lokasi Bencana Banjir

Garut, PKB Kab Tegal - Seluruh elemen warga Garut tengah ditimpa keprihatinan atas bencana banjir yang menerjang kawasan Garut Kota pada Selasa (20/9) malam. Berbagai bantuan berdatangan dari kelompok-kelompok masyarakat yang dikumpulkan dicberbagai posko bantuan. Para aktivis IPPNU Garut juga turut serta menggalang bantuan.

Tim relawan IPPNU bersama badan otonom NU lainnya membuat posko bantuan di SMK Ma’arif Garut.

IPPNU Garut Kerahkan Relawan di Lokasi Bencana Banjir (Sumber Gambar : Nu Online)
IPPNU Garut Kerahkan Relawan di Lokasi Bencana Banjir (Sumber Gambar : Nu Online)

IPPNU Garut Kerahkan Relawan di Lokasi Bencana Banjir

Ketua IPPNU Lilis Sa’adah mengungkapkan duka citanya atas bencana yang menenggelamkan ratusan rumah ini. Lilis berharap warga Garut senantiasa membantu korban banjir dalam bentuk apapun dan terus mendo’akan agar kondisi korban bisa lebih baik.

Menurutnya, bencana ini patut menjadi pelajaran tidak hanya bagi warga Garut. Semua masyarakat harus lebih memerhatikan kondisi lingkungan sekecil apapun, khususnya bagi pelajar sebagai generasi penerus dalam menjaga lingkungan.

PKB Kab Tegal

“Warga Garut, khususnya pelajar sebagai kawula muda harus lebih dini menyadari kondisi dan dampak lingkungan sekecil apapun itu, seperti halnya disiplin menerapkan buang sampah pada tempatnya,” tutur perempuan yang pernah menjuarai debat se-Priangan Timur ini.

PKB Kab Tegal

Selain menggalang bantuan bagi korban banjir, IPPNU Garut juga turun langung melakukan survei ke lapangan. Hal ini semakin mendorong IPPNU untuk lebih gigih mengalang bantuan dana. Saat ini pun pihaknya masih menunggu bantuan dari pimpinan pusat? dan pimpinan wilayah IPPNU Jabar.

“Kami masih menunggu bantuan dari IPPNU pusat dan wilayah, dari Pimpinan Wilayah sendiri berencana akan memberikan bantuan pada saat menghadiri acara pelantikan IPNU-IPPNU Garut 25 September mendatang,” pungkas Lilis. (Rohmah Nashruddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaNu, Nasional, Olahraga PKB Kab Tegal

Minggu, 19 Maret 2017

Di Bali, Warga NU Cukup Banyak

Denpasar, PKB Kab Tegal. Dari 4 juta lebih penduduk Bali, umat Hindu merupakan jumlah terbanyak yang mencapai kurang lebih 90%. Disusul kemudian umat Islam  7% dan sisanya 3%.

Menurut Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Bali H Mulyono Setiawan, sekitar 80% dari jumlah umat Islam ini adalah warga NU.

Di Bali, Warga NU Cukup Banyak (Sumber Gambar : Nu Online)
Di Bali, Warga NU Cukup Banyak (Sumber Gambar : Nu Online)

Di Bali, Warga NU Cukup Banyak

Populasi muslim terbesar terletak di Kabupaten Jembrana, Bali. Di banding daerah-daerah lain, masjid, madrasah dan pesantren lebih banyak dijumpai di ujung barat Pulau Dewata ini. Data RMI PCNU Jembrana mencatat sedikitnya 29 pesantren berbasis Nahdliyin aktif di kabupaten ini, antara lain Pesantren Miftahul Hikmah, Pesantren Manba’ul Ulum, Pondok Syamsul Huda, dan Pesantren Al-Bafaqihiyah.

“Ada juga, Sekolah Tinggi Islam Jembrana (STIJ) yang bernaung di bawah Lembaga Pendidikan Ma’arif NU,” ujar Setiawan kepada PKB Kab Tegal, Selasa (10/7), di Kantor PWNU Bali, Denpasar, Bali. Puluhan pesantren juga tersebar di kabupaten-kabupaten lain, seperti Buleleng, Tabanan, Karangasem, dan Gianyar.

PKB Kab Tegal

Ditambahkan, kultur NU di Bali sudah melekat di tengah kehidupan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan simbol-simbol yang tampak tatkala umat Islam menyelenggarakan ritual keseharian.

Pria yang akrab disapa Pak Wawan ini menyatakan, selama ini NU di Bali sanggup hidup rukun dengan sesama. Dalam kegiatan-kegiatan tertentu, NU bahkan melibatkan para Pecalang, semacam petugas keamanan tradisional Bali yang biasa membantu dan mengamankan acara ritual umat Hindu di Bali.

PKB Kab Tegal

“Hubungan kita baik-baik saja karena kita memberi pemahaman sama warga NU tentang hablum minanas (hubungan sesama manusia),” tandasnya.

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pertandingan, Sholawat PKB Kab Tegal

Rabu, 15 Maret 2017

Semangatnya Bapak dan Anak Ini Ikuti Pembaretan Banser

Pringsewu, PKB Kab Tegal. Kekompakan bapak dan anak ini patut diacungi jempol. Kecintaan kepada NU dan semangat tinggi berorganisasilah yang menjadikan Sulaiman dan puteranya, Yovi ikut bergabung di Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Semangatnya Bapak dan Anak Ini Ikuti Pembaretan Banser (Sumber Gambar : Nu Online)
Semangatnya Bapak dan Anak Ini Ikuti Pembaretan Banser (Sumber Gambar : Nu Online)

Semangatnya Bapak dan Anak Ini Ikuti Pembaretan Banser

Kekompakan mereka terlihat saat keduanya bersama-sama ikut prosesi pembaretan yang dilaksanakan Satkorcab Banser Pringsewu.

Umur yang sudah tidak muda lagi tidak menghalangi Sulaiman untuk ikut prosesi pembaretan yang membutuhkan kekuatan fisik dan mental ini. "Saya ingin berkhidmah di NU melalui Banser," kata pria yang akrab dipanggil Leman ini saat dihubungi PKB Kab Tegal, Selasa (10/10).

Ketika ditanya motivasi ikut pembaretan, Leman menjelaskan bahwa Ia ingin memberikan contoh kepada generasi muda untuk memiliki jiwa dan fisik yang tangguh dan digunakan untuk berkhidmah di NU. 

PKB Kab Tegal

"Kulo pengin nyukani wawasan kangge rencang-rencang (saya ingin memberikan wawasan untuk teman-teman)," katanya polos menggunakan bahasa jawa.

Semangat Leman ini ternyata sudah ia wariskan kepada putranya Yovi. Saat Prosesi Pembaretan mereka tidak canggung bersama-sama melewati test fisik dan mental. "Saya dari kecil pingin jadi TNI. Untuk menyalurkannya saya ikut Banser," kata Yovi yang memang suka berorganisasi ini.

Yovi menambahkan bahwa kekompakan Ia dengan Bapaknya di Banser memang sudah terjalin saat Ia mengikuti Diklatsar Banser angkatan III. "Saya ikut Diklatsar angkatan III dan Bapak ikut Diklatsar angkatan IV. Untuk pembaretannya kita kompak bersama-sama," katanya.

Pembaretan yang dilaksanakan di Gedung NU pada pada Ahad (8/10) lalu memang berbeda dari yang lain. Selain terlihat Bapak dan anak ikut pembaretan bersama, kegiatan tersebut juga diikuti oleh 20 pemudi Fatayat Serbaguna atau Fatser. Setelah melalui test fisik lintas alam, para peserta akhirnya mampu mendapatkan baret yang mereka impi-impikan

PKB Kab Tegal

Proses pemasangan baretpun sangat khidmah dan berkesan. Satu Persatu, 92 Anggota Banser dan Fatser merengkuh dan mencium Bendera Merah Putih dan Bendera NU. Aura khidmah semakin terasa saat hujan deras mengiringi prosesi pembaretan tersebut. 

Tenaga yang terforsir seharian setelah melakukan jelajah alam tidak mereka hiraukan. Yang ada hanya kecintaan terhadap NKRI dan Nahdlatul Ulama. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, Santri, Tokoh PKB Kab Tegal

Pertama di Sumut, Aswaja Center Nias Diresmikan

Nias, PKB Kab Tegal



Pengurus Aswaja Nahdlatul Ulama (NU) Center Kepulauan Nias resmi dikukuhkan oleh Direktur Aswaja NU Center Pusat KH Misbahul Munir di Pondok Pesantren (Ponpes) Umi Kalsum Nias, (24/04). Sejumlah tokoh dan ulama termasuk Sekretaris Tanfidziyah PCNU Kab. Nias Selatan Dedi Rahmin Tanjung menghadiri acara tersebut.?

Pertama di Sumut, Aswaja Center Nias Diresmikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pertama di Sumut, Aswaja Center Nias Diresmikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pertama di Sumut, Aswaja Center Nias Diresmikan

Direktur Aswaja NU Center Pusat KH Misbahul Munir mengatakan, keberadaan aswaja NU Center ini tidaklah bagian struktural di organisasi NU baik lembaga, lajnah atau banom. akan tetapi Aswaja NU Center ini adalah suatu komunitas yang bergerak dalam bidang penguatan amaliyah Ahlusunnah wal Jamaah An Nahdliyah," katanya.

Menurut Misbahul Munir, Aswaja NU Center dibentuk karena belakangan ini mulai banyak mendapat serangan dari kelompok-kelompok beraliran keras. "Banyak paham yang aneh dan masuk ke kampung-kampung. Sesuai amanat dan rekomendasi muktamar NU di Makassar, kita harus meneguhkan aqidah aswaja dan membentengi diri dari firqah-firqah lain melalui lima program," katanya.

Dijelaskan, kelima program itu adalah program Kajian Islam Aswaja (Kiswah), Usaha Sosialisasi Aswaja (Uswah), Dauroh Kader Aswaja (dakwah), Bimbingan Aswaja (Biswah), dan Maktabah Aswaja (Makwah). "Mudah-mudahan Aswaja NU Center Kepulauan Nias bisa melaksanakan program-programnya dengan dukungan penuh para ulama dan ustadz di Kepulauan Nias, termasuk, menjadi benteng bagi NU dari paham yang lain," harapnya dan diamini oleh semua yang hadir.

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut Misbahul Munir mengatakan bahwa untuk Sumatera Utara hanya kepulauan Nias inilah yang telah berdiri dan dikukuhkan Aswaja NU Center.

Sementara itu, Direktur Aswaja NU Center Kepulauan Nias Abdul Majid Caniago mengatakan, dalam pengukuhan pengurus Aswaja NU Center ini pihaknya juga menggelar pendidikan dan pelatihan (diklat). Itu dilakukan, agar para kader NU bisa memahami dan mandalami ajaran Ahlussunnah wal Jamaah.?

"Dauroh ini telah dilaksanakan dan terus dilaksanakan setiap sekali seminggu dengan memaksimalkan potensi ulama Aswaja di Nias seperti Ustadz Kamal Pasha, Ustadz Abdul Hadi, Ustadz Abdul Malik dan Akmal Nas Hulu dengan peserta adalah warga Nahdlyin di Nias yang notabene juga anggota Aswaja NU Center Kepulauan Nias. Semoga peserta bisa mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya.

PKB Kab Tegal

Pengukuhan diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran, menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dilanjutkan dengan Shalawat. pada kesempatan tersebut di buka ruang tanya jawab dengan Direktur Aswaja NU Center Pusat. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sejarah, Hadits, Ulama PKB Kab Tegal

Selasa, 14 Maret 2017

Lazisnu Jatim Bukber dengan Anak Yatim di Blitar

Blitar, PKB Kab Tegal - Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Provinsi Jawa Timur? menggelar buka puasa bersama 100 anak anak yatim di Kampung Coklat, Kademangan, Kabupaten Blitar, Kamis (23/6). Pihak Lazisnu menyalurkan santunan kepada anak yatim.

Tampak hadir Ketua Lazisnu Jatim Dr Nur Shodiq Iskandar beserta seluruh Ketua Lazisnu Kabupaten dan Kota se-Jawa Timur. Jajaran pengurus PCNU Kabupaten Blitar seperti KH Masdain Rifai dan puluhan tamu undangan lainnya.

Lazisnu Jatim Bukber dengan Anak Yatim di Blitar (Sumber Gambar : Nu Online)
Lazisnu Jatim Bukber dengan Anak Yatim di Blitar (Sumber Gambar : Nu Online)

Lazisnu Jatim Bukber dengan Anak Yatim di Blitar

Nur Shodiq Iskandar menyampaikan, kegiatan buka puasa bersama dan pemberian santunan kepada anak yatim merupakan bagian kegiatan yang dilakukan Lazisnu Jatim,menyusul kegiatan lainnya.

PKB Kab Tegal

Menurutnya, seorang muslim yang memiliki kemampuan berupa materi harta diwajibkan untuk membantu sesama muslim yang tidak mampu melalui perantara zakat. Baik itu zakat dalam rangka membersihkan harta (zakat mal) atau zakat yang bertujuan untuk membersihkan jiwa setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan (zakat fithrah).

“Selain memenuhi perintah? Allah SWT dan Rasulullah SAW, zakat berfungsi tersendiri dalam mengurangi angka kemiskinan manusia, khususnya di kalangan muslimin.” katanya.

PKB Kab Tegal

Zakat bisa membuka pintu kasih sayang Tuhan lantaran doanya orang fakir miskin. Sebab seorang fakir miskin ketika berdoa meminta belas kasih kepada Allah SWT? dengan lisan maqal atau lisan hal dengan tadharru, maka terketuklah pintu kasih sayang Tuhan kepadanya dan mengabulkan doanya.

“Doa seorang fakir miskin tersebut akan terwujud pada kemaslahatan para aghniya (orang-orang kaya) yang telah me-tasharruf-kan hartanya untuk zakat. Sehingga pertolongan dan ridlo Allah dilimpahkan kepadanya, yang pada akhirnya memberikan tambahan keberkahan kepada harta dan kehidupannya,” katanya.

Sementara itu wajah-wajah ceria tampak di raut wajah semua anak-anak yatim yang hadir. Karena mereka mendapat bingkisan dari panitia satu per satu. “Alhamdulillah anak-anak tampak ceria,” kata Ketua Lazisnu Blitar Drs Ahmad Muzaki. (Imam Kusnin Ahmad/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren, Nahdlatul Ulama, Syariah PKB Kab Tegal

Sabtu, 11 Maret 2017

NU Diminta Aktif di Forum Internasional

New York, PKB Kab Tegal

Nahdlatul Ulama (NU), organisasi terbesar di Indonesia diminta meningkatkan perannya di tingkat internasional, terutama dalam upaya menciptakan perdamaian dunia. Peran dan kiprah NU yang lebih besar diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dunia saat ini, termasuk menyangkut isu keagamaan.

Demikian hasil hasil pertemuan rombongan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), wakil tetap Indonesia di PBB, dan Sekretaris Jenderal World Conference on Relegion and Peace (WCRP) Dr Williem Vandley, di Gedung 777 UN Plasa NY, New York, Sabtu (23/9) lalu. Dalam pertemuan itu, PBNU diwakili Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi dan Rozy Munir.

NU Diminta Aktif di Forum Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Diminta Aktif di Forum Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Diminta Aktif di Forum Internasional

Hasyim mengatakan, NU diharapkan meningkatkan perannya guna mengatasi permasalahan dunia, karena mempunyai massa yang cukup besar, baik di dalam, maupun di luar negeri. Apalagi, NU telah dinilai sukses dua kali mempertemukan tokoh Islam lintas aliran melalui International Conference of Islamic Scholars (ICIS).

“Jadi, NU dan ICIS diharapkan dapat digunakan sebagai konduktor untuk kepentingan perdamaian dan kesejahteraan dunia,” kata Hasyim melalui rilis yang diterima PKB Kab Tegal.

Hasyim juga diberi peluang yang lebih besar untuk lebih berperan, baik sebagai Ketua Umum PBNU, maupun sebagai Presiden WCRP yang pemilihannya dilakukan pada assambley di Kyoto Jepang, 25-29 Agustus lalu.

PKB Kab Tegal

”Sebagai ketua Umum PBNU dan presiden WCRP, saya diminta ikut dalam mengembangkan perdamaian, baik pada tingkat nasional dan regional, maupun tingkat internasional,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur itu.

Sebelumnya, dalam lawatan kunjungan ke Amerika Serikat (AS), Hasyim sempat menghadiri KTT Kerja sama Antar-Agama untuk Perdamaian dan bertemu Sekjen PBB Kofi Annan untuk mendaftarkan ICIS. Dengan didaftarkan di PBB, ICIS akan menjadi organisasi non-pemerintah (Non Government Organization-NGO) yang diakui oleh PBB, sehingga pada setiap sidang umum PBB, ICIS memiliki keanggotaan.

PKB Kab Tegal

Dalam waktu dekat, ICIS akan kembali menggelar pertemuan guna membahas lebih rinci kesepakatan pada ICIS II Juni lalu, termasuk untuk membicarakan kerjasama dengan konferensi negara-negara Islam (OKI). Pada pembukaan ICIS II lalu, Sekjen OKI Abdullah Badawi hadir dalam pertemuan itu dan menyepakati adanya kerjasama dengan ICIS.

“Dalam waktu dekat, kita akan menggelar pertemuan kembali guna menjabarkan hasil keputusan ICIS II lalu, termasuk membahas soal ekonomi. Soal kerjasama dengan OKI juga akan kita bahas dalam pertemuan itu,” katanya. (dtm/rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Kajian, Kajian Islam PKB Kab Tegal

33 Pramuka Santri Terpilih Ikuti ASEAN Outbound

Jakarta, PKB Kab Tegal. Setelah lewat seleksi ketat, 33 Pramuka Santri dinyatakan mendapatkan Golden Tickets untuk mengikuti ASEAN Outbound. Selama 15 hari, mereka akan melakukan pengembaraan di negara anggota ASEAN seperti Indonesia, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, Singapura dan negara ASEAN lainnya.

33 Pramuka Santri Terpilih Ikuti ASEAN Outbound (Sumber Gambar : Nu Online)
33 Pramuka Santri Terpilih Ikuti ASEAN Outbound (Sumber Gambar : Nu Online)

33 Pramuka Santri Terpilih Ikuti ASEAN Outbound

Demikian disampaikan Direktur PD Pontren Kemenag RI Mohsen di Bumi Perkemahan Tambang Ulang, kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Senin (8/5).

"Kemarin sudah kita umumkan. Salah satu tujuan program ini adalah memperkenalkan santri dengan budaya dari berbagai negara di ASEAN. Jika selama ini hanya mengenal negara-negara itu lewat buku, mereka sekarang mendatanginya langsung," kata Mohsen.

PKB Kab Tegal

Sebelumnya, para santri mengikuti kegiatan Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) yang berlangsung pada 1-7 Juni 2015. Kegiatan ini dibuka oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang didampingi Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Marbawi A Katon. Perkemahan ini ditutup oleh Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Arifin pada Ahad (7/6).

Mardhani Zuhri dari Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka menjelaskan, selama lawatan mereka akan mengunjungi KBRI, berjumpa dengan pemimpin dan tokoh setempat, datang ke NSO (National Scout Organization) di negara-negara tersebut. Peserta juga akan menghadiri dialog dan acara kebudayaan, kemudian menuliskan di blognya masing-masing dengan bahasa Indonesia dan Inggris.

PKB Kab Tegal

"Kita memberikan akses dan jaringan kepada santri-santri pilihan. 10 atau 20 tahun lagi ini akan sangat bermanfaat bagi mereka, Indonesia dan ASEAN, utamanya dalam menjaga perdamaian. Dari sekarang mereka harus berinteraksi dengan warga ASEAN lainnya," jelas Mardhani di lokasi perkemahan, Senin (8/5).

Apresiasi juga disampaikan oleh Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault. "Santri sehari-hari sudah berbahasa Inggris dan Arab, jadi untuk bahasa rasanya tidak ada di kendala," kata Adhyaksa.

Ia mengingatkan pentingnya memberikan orientasi kunjungan kepada 33 Pramuka Santri itu. "Mereka duta bangsa. jadi harus memiliki banyak ilmu dan pengetahuan tentang Indonesia," tutup Adhyaksa. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nasional, Tokoh PKB Kab Tegal

Jumat, 10 Maret 2017

Inilah Para Politisi Perempuan NU Generasi Awal

Nahdlatul Ulama (NU) memberi ruang yang cukup luas untuk kalangan perempuan. Ketika ada badan otonom yang khusus laki-laki, misalnya, pasti juga dibentuk badan otonom yang khusus perempuan. NU memiliki keyakinan bahwa kaum ibu memiliki peran tak kalah pentingnya dengan kaum bapak, baik dalam membangun bangsa dan negara, maupun dalam bidang agama. 

Pemahaman NU yang akomodatif terhadap kaum perempuan tersebut, juga tercermin dalam ranah politik. Saat NU menjadi partai politik pada 1952 dan terlibat langsung dalam pemilihan umum 1955, kaum perempuan diberi ruang yang cukup luas untuk terlibat. Hal ini terbukti dari jumlah anggota DPR hasil Pemilu 1955 tersebut. 

Inilah Para Politisi Perempuan NU Generasi Awal (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah Para Politisi Perempuan NU Generasi Awal (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah Para Politisi Perempuan NU Generasi Awal

Dari tiga partai yang memperoleh suara terbanyak pada Pemilu 1955 itu, Partai NU memiliki jumlah terbesar dalam keikutsertaan perempuan. PNI dan Masyumi yang sama-sama mengantarkan 57 tokohnya sebagai anggota, hanya empat orang perempuan yang ikut. Sedangkan NU yang mengantarkan 45 orang di parlemen, lima di antaranya adalah perempuan. 

Kelima perempuan tersebut, merupakan generasi pertama para politisi perempuan di kalangan NU. Siapa saja mereka? 

1. Asmah Sjachrunie

Asmah Sjachrunie merupakan politisi kelahiran Rantau, Kalimantan Selatan, 28 Februari 1928. Sejak muda ia telah aktif dalam kegiatan sosial. Lulusan Kjoin Joseidjo itu, terlibat dalam dunia pendidikan sejak era Jepang. Mulai dari menjadi guru bantu di Futsu Tjo Gakko di Rantau I, hingga dipercaya menjadi Wakil Kepala Futsu Tjo Gakko di Rantau III. 

PKB Kab Tegal

Aktivitas Asmah di dunia pendidikan terus berlanjut saat Indonesia telah merdeka. Ia tercatat ikut membantu mengajar di Sekolah Rakyat VI, mulai Rantau III, Batu Kulur Kandangan sampai Ulin Kandangan. Aktivitas mengajar ini, berlangsung hingga 1954.

Selain berkecimpung di dunia pendidikan, Asmah juga aktif dalam dunia militer. Di era Jepang, ia ikut dalam barisan Fujinkai (para militer perempuan). Sedangkan di era kemerdekaan, tepatnya tahun 1948-1949, ia juga tercatat sebagai anggota Angkatan Laut Republik Indonesia. Meski saat itu, ALRI belum menjadi kesatuan yang resmi. 

PKB Kab Tegal

Di NU sendiri, Asmah terlibat aktif dalam Konsulat NU wilayah Kalimantan Selatan. Ia aktif sejak tahun 1952 dalam naungan Nahdlatoel Oelama Muslimat (NOM) yang sekarang dikenal dengan Muslimat NU di Kalimantan Selatan. Aktivitasnya di NU inilah, yang mengantarkannya menjadi politisi di parlemen. Ia terpilih menjadi anggota parlemen dari dapil Kalimantan Selatan dengan nomor anggota 239. Tak hanya itu, ia juga tiga kali berturut-turut menjadi ketua umum Muslimat. 





2. Mahmudah Mawardi

Nama Mahmudah Mawardi erat kaitannya dengan Muslimat NU. Ia terpilih menjadi Ketua Umum Muslimat NU hasil kongres Ke-IX 1967. Pengabdiannya sendiri dalam gerakan perempuan di lingkungan NU, telah dirintisnya sejak Muslimat NU belum didirikan. Perempuan kelahiran Solo, 1912 itu, aktif sejak usianya belum genap 20 tahun. 

Pada 1931 ia mendirikan organisasi wanita lokal di Solo. Organisasi tersebut diberi nama Nahdlatul Muslimat. Salah satu gerakannya adalah mendirikan lembaga pendidikan. Mulai dari TK, Madrasah Ibtidaiyah hingga Madrasah Nahdlatul Muslimat. Di sekolah terakhir ini, Mahmudah terdaftar menjadi tenaga pengajar sejak 1953.

Sebelum terlibat di dunia politik, Mahmudah juga pernah berkarir di dunia birokrasi. Pada 1952 ia menjadi pegawai Penerangan Agama Provinsi Jawa Tengah. Lalu, dua tahun kemudian, ia menjadi pegawai Kementerian Agama di Jakarta. 

Setelah terpilih menjadi anggota parlemen dengan nomor anggota 85, Mahmudah terlibat aktif dalam penyusunan RUU Perkawinan. Ia menjadi juru bicara fraksi NU. Dalam RUU yang diajukan oleh Nyonya Sumari dari fraksi PNI tersebut, dikritisi habis-habisan oleh politisi lulusan Madrasah Sunnayah dan Pesantren Keprabon, Solo itu. 

NU dan Masyumi menolak RUU Perkawinan yang dinilai banyak menyimpang dari aturan syara tersebut. Sedangkan PNI dan PKI berada di pihak yang mendukung. Setelah melalui perdebatan sengit di sidang parlemen, akhirnya RUU tersebut dinyatakan tertolak. 

3. Mariam Kanta Sumpena

Selain Mahmudah Mawardi, dari Dapil Jawa Tengah juga mengantarkan Mariam Kanta Sumpana sebagai anggota Fraksi NU pada Pemilu 1955 itu. Meski terpilih dari Jawa Tengah, namun ia sebenarnya banyak berkiprah di Jawa Barat. 

Mariam lahir di Tasikmalaya di penghujung Agustus, 1927. Ia menempuh pendidikan mulai dari Sekolah Rakyat Gadis, Perguruan Muchtariah hingga Tamhidul Muallimin.

Setelah menyelesaikan masa belajarnya, Mariam mengajar di Bandung. Pada 1941 - 1945, ia mengajar agama di Sekolah Rakyat Nomor 39. Kemudian pada 1951 - 1956, ia pindah mengajar agama Sekolah Rakyat Raden Dewi. Di sela-sela aktivitasnya di sekolah, Mariam juga menjadi ketua di organisasi wanita. Pada 1942 - 1946, menjadi ketua umum Gerakan Pemuda Islam Indonesia Puteri di Bandung. Sekaligus juga menjadi ketua umum Pemudi NU Cabang Bandung. 

Kegiatannya dalam dunia politik, telah dirintis Mariam sejak era NU gabung Masyumi. Pada 1947 - 1951, ia menjabat sekretaris Masyumi daerah Priangan. Di saat yang sama ia juga menjadi sekretaris Muslimat NU Cabang Bandung. Pada 1951, ia naik menjadi wakil ketua konsul Muslimat Jawa Barat. Jabatan terakhir tersebut, dijabat hingga ia terpilih menjadi anggota parlemen dengan Nomor 195.

4. Marjamah Djunaidi

Tak banyak data yang tercatat tentang sosok Marjamah Djunaidi ini. Anggota parlemen dengan nomor urut 207 tersebut, lahir di Jember pada 15 September 1922. Pendidikannya ia rengkuh hanya dari pengajian langgaran di kampung halamannya dan juga di Taman Siswa. 

Sebenarnya, Marjamah telah terlihat sebagai perempuan aktif sejak muda. Di masa Belanda, ia menjadi anggota KBI. Selain itu juga masuk dalam organisasi Indonesia Muda. Di NU sendiri, ia aktif di Muslimat. Saat terpilih dari Dapil Jawa Timur, ia merupakan mantan Ketua Konsul Muslimat Jawa Timur. 

5. Hadinijah Hadi Ngabdulhadi

Sebenarnya, Hadinijah Hadi Ngabdulhadi tidak terpilih secara langsung dalam Pemilu 1955. Ia menggantikan Haji Fatah Jasin yang berhalangan tetap sebagai anggota parlemen. Ia terpilih dari Dapil Jawa Timur. 

Meski terpilih dari Dapil Jatim, Hadinijah memiliki pengalaman yang lintas daerah. Ia sendiri terlahir di Purwokerto, 5 Januari 1928. Kemudian menempuh pendidikan di Muallimat dalam Sekolah Guru Puteri Islam. Kemudian, ia pindah ke Barabai, Kalimantan Selatan. 

Di Barabai tersebut, Hadinijah aktif mengajar di Sekolah Rakyat Islam Haruyan sejak 1945 hingga 1947. Kemudian pindah mengajar di Muallimat Barabai hingga 1949. Selain sibuk mengajar, Hadinijah juga terlibat dalam organisasi kewanitaan. Ia pernah menjabat Ketua Cabang Perwani (Persatuan Wanita Indonesia) Barabai. Ia juga pernah menjadi Wakil Ketua Cabang Gappika (Gerakan Pemuda Pemudi Kalimantan) Barabai. 

Pada 1950, Hadinijah pindah ke Desa Balong, Kecamatan Kandat, Kediri, Jawa Timur. Di tempat baru ini, ia kembali mengajar di Sekolah Rakyat Islam di kampung barunya tersebut. Pada saat yang bersamaan ia juga aktif dalam kepengurusan Konsul Muslimat NU Jawa Timur. Sebenarnya, pada Pemilu 1955, Hadinijah justru menjadi Panitia Pemilu sebagai Wakil Ketua PPS Kecamatan Kandat, Kediri sebagai utusan dari Partai NU. Pada saat itu, memang diperbolehkan utusan partai untuk terlibat dalam kepanitiaan. Namun, justru ia yang menjadi anggota parlemen saat terjadi pergantiaan. Posisinya sebagai Ketua Konsul Muslimat NU Jatim itulah, yang menjadi pertimbangannya. 

Sebenarnya, selain kelima anggota DPR di atas, pada masa awal NU menjadi partai politik tersebut, ada juga beberapa politisi perempuan di kalangan NU yang berkiprah di tingkat Nasional. Mereka adalah orang-orang yang terpilih sebagai anggota konstituante. Ada enam politisi perempuan NU yang terpilih. 

Keenam anggota konstituante dari perempuan nahdliyin tersebut antara lain: Ny. H. Saifuddin Zuhri (wakil Jawa Tengah), Ny. Adiani Kertodirdjo (wakil Jawa Timur), Ny. Ratu Fatimah (wakil Jawa Barat), Ny. Abidah Mahfudz (wakil Jawa Timur), Ny. Nihayah Maksum (wakil Jawa Timur), dan Ny. Zamrud Yala (wakil Sulawesi Selatan).

Merekalah para politisi perempuan nahdliyin generasi awal. Kehadirannya tak sekadar melengkapi struktur, tapi juga memiliki peran yang cukup signifikan. Ia turut mewarnai kancah politik guna membangun bangsa dan negara. (Ayung Notonegoro) 





Sumber: 

1. Parlaungan, Hasil Rakjat Memilih; Tokoh-Tokoh Parlemen (Hasil Pemilu Pertama - 1955), CV. Gita, Jakarta: 1956.

2. ---, Sejarah Muslimat Nahdlatul Ulama, PP Muslimat NU, Jakarta: 1979.

3. ---, Ensiklopedia Nahdlatul Ulama: Sejarah, Tokoh dan Khazanah Pesantren. 





Penulis adalah penggiat sejarah pesantren dan NU di Banyuwangi, aktif di Komunitas Pegon

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam PKB Kab Tegal

Senin, 06 Maret 2017

Hidup Gus Dur Untuk Umat

Demak, PKB Kab Tegal. KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tidak akan habis untuk dibahas, mulai dari segi pemahaman agamanya, ke-NU-annya, perjuangannya, sifat nyeleneh dan kontroversialnya, humornya, sampai sifat kewaliannya.

Demikian dalam tahlil umum dan pengajian kebangsaan yang dihadiri KH Yahya C. Staquf (Katib Syuriyah PBNU), KH Nuril Arifin (mantan komandan Pasukan Berani Mati (PBM) dan KH Buchori Masruri (mantan ketua PWNU Jateng)

Hidup Gus Dur Untuk Umat (Sumber Gambar : Nu Online)
Hidup Gus Dur Untuk Umat (Sumber Gambar : Nu Online)

Hidup Gus Dur Untuk Umat

Tahlil umum dan pengajian kebangsaan diselenggarakan oleh Majelis Wakil cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Demak kota bekerjasama dengan pondok pesantren di lingkungan Demak Kota bertempat di Masjid Agung Demak, Sabtu 23/9 kemarin.

Gus Yahya yang mantan juru bicara presiden Gus Dur itu menceritakan kepada jamaah tentang kegigihan Gus Dur dalam berjuang yang tidak mengenal capek, sakit dan pantang menyerah ketika ia mempunyai keinginan untuk kepentingan umat

PKB Kab Tegal

"Selama saya mendampingi beliau jadi presiden pernah dalam perjalanan dinas di Sumatra sampai dua hari dua malam tidak istirahat, sesampainya dibandara dilanjutkan ke luar negeri yaitu ke Barcelona,” tuturnya.

PKB Kab Tegal

Gus Yahya menambahkan, dalam hidupnya Gus Dur hanya ingin masyarakat islam menjadi muslim sejati sepanjang sejarah yang bisa memelopori dirinya sendiri dan agama lain dalam kehidupannya,

"Gus Dur berjuang agar umat itu ingat atas ruhaniyah agama, jangan punya niat berontak kepada Allah," tambahnya

Sementara itu KH Nuril Arifin mengawali tausiyahnya dengan syiiran Gus Dur tanpo waton dengan harapan jamaah selalu mengingat sang Guru bangsa tersebut saat syiir dilantunkan, dan menjadi kenyataan saat syiir tersebut baru di baca langsung di sambung oleh ribuan Nahdliyin yang hadir

"Karena kita malam ini memperingati nyewu Gus Dur monggo kita awali dengan syiiran Gus Dur," tukas Kiai Nuril   

Dalam amaliah sehari hari K Nuril mengajak pada jamaah untuk selalu menambah keyakinan serta memantapkan diri untuk mengikuti ajaran para  ulama dan kyai NU. "Sing penting trisno, cinta dan khusnudhon sama kiai," ajaknya

Sedangkan KH Bukhori Masruri yang didapuk sebagai pembicara terakhir lebih banyak menyoroti pemikiran Gus Dur yang ilmiah, nyleneh dan sulit diterima masyarakat karena kejadian akan diketahui beberapa bulan hingga beberapa tahun kemudian dan penyampaiannya itu diutarakan dalam seminar maupun forum resmi lainnya

"Gusdur itu cerdas, saya menyaksikan itu, kalau ada yang bilang Gus Dur wali silahkan," tegasnya

Saking nylenehnya Gus Dur, K Bukhori menceritakan saat beliau minta bertemu PM Iran  untuk berdialog tentang nasib negara Timur Tengah namun ada persyaratan dari Perdana mentri Iran Hasyemi Rafsanjani tersebut yaitu mau ketemu Gus Dur asal tidak ngantuk persyaratan itu pun diiyakan Gus Dur. Namun saat bertemu PM Iran tersebut pun ia tetap mengantuk. Anehnya, saat berbicara semua pertanyaan terjawab dengan benar,

"Saat dialog dengan Hasyemi Rafsanjani Gus Dur nggih tetep ngorok, namun Gus Dur bisa menjawab pertanyaan PM Iran itu," cerita Kiai Buchori. “Habis dialog PM Iran pun acung jempol dan menyatakan kesalutan terhadap kecerdasan Gus Dur,” tambahnya.

Di akhir pidatonya Kiai Bukhori mengajak warga Nahdliyin untuk selalu berpegang dan memantapkan diri dalam mengamalkan Aswaja mengikuti ulama dan kiai NU seperti yang dilakukan oleh pemimpin NU sekaliber Gus Dur. Ia selalu mangajak umat manusia mengamalkan ajaran agama yang ada disekitarnya selama tidak bertentangan dengan syariat Islam seperti halnya ajaran Wali Songo, sehingga bisa diterima oleh masyarakat sekitar.

"Wali songo itu tidak mengislamkan Jawa tapi menjawakan Islam yaitu mengamalkan ajaran Islam sesuai budaya Jawa," ajaknya

Redaktur     : A. Khoirul Anam

Kontributor : A.Shiddiq Sugiarto

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal RMI NU PKB Kab Tegal

Kamis, 02 Maret 2017

Meneguhkan Islam Nusantara Menuju Kemandirian Ekonomi Warga

Ekonomi merupakan salah satu di antara tiga aspek program yang diamanatkan oleh Muktamar ke-33 NU di Jombang tahun 2015. Hal tersebut didasrakan atas keasadaran abahwa ekonomi merupakan pilar sekaligus tonggak untuk melecut kemandirian serta kesejahteraan warga. Selain ekonomi, Muktamar mengamatkan dua aspek lagi: pendidikan dan kesehatan. Ketiga aspek tersebut memiliki bobot nilai yang sama, harus berjalan seiring dan seirama.

Secara tegas muktamar mengamanatkan pada PBNU salah satunya untuk menyusun platform ekonomi keumatan sesuai dengan khittah konstitusi dan khittah NU sebagai organisasi dîniyyah ijtimâ’iyyah. Platfom yang dimaksud tersebut adalah platform yang harus menggambarkan pandangan dan sikap NU terhadap pembangunan nasional, haluan pembangunan nasional, dan rencana kerja NU dalam menggerakan kegiatan ekonomi umat dan organisasi.

Meneguhkan Islam Nusantara Menuju Kemandirian Ekonomi Warga (Sumber Gambar : Nu Online)
Meneguhkan Islam Nusantara Menuju Kemandirian Ekonomi Warga (Sumber Gambar : Nu Online)

Meneguhkan Islam Nusantara Menuju Kemandirian Ekonomi Warga

Kaitannya dengan perkembangan ekonomi, Bappenas tahun 2015 merilis data tingkat ketimpangan ekonomi antarpenduduk atau rasio gini di Indonesia masih berada pada kisaran angka 0,413. Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun yang sama juga merilis data bahwa jumlah masyarakat miskin di Indonesia masih sebesar 11,2 persen atau sekitar 28 juta penduduk. Jumlah tersebut masih sangat besar. Dan fakta berbicara bahwa warga NU rata-rata masih masuk ke dalam golongan 28 juta penduduk tersebut.

Nahdlatul Ulama (NU) sebagai sebuah organisasi sosial keagamaan memiliki peran strategis dalam kehidupan umat. NU didirikan salah satunya bertujuan untuk kemaslahatan umat yang antara lain bisa ditempuh melalui jalur? pemberdayaan ekonomi.

PKB Kab Tegal

Pada 1938, NU mendirikan apa yang ketika itu disebut dengan importhandel dan exporthandel, yang keduanya diperuntukkan guna mengurusi kegiatan ekspor-impor atau perdagangan luar negeri. Hal ini diputuskan secara resmi di Muktamar Menes, Banten.

Setahun setelah keputusan tersebut, yakni pada tahun 1939 pada forum muktamar yang digelar di Magelang, sebagai sebuah upaya untuk memberi landasan dalam menjalankan ekonomi dan bisnis, NU merumuskan konsep mabadi khoiro ummah yang berisi tiga poin utama. Ketiga poin itu adalah: as-shidqu (kejujuran), alwafa bil ahdi (menepati janji), dan at-ta’awun (saling tolong-menolong).

PKB Kab Tegal

Tiga prinsip tersebut adalah landasan yang harus dipegangi oleh warga NU dalam segala hal, utamanya menyangkut kegiatan ekonomi dan bisnis. Dengan tiga prinsip tersebut, turbulensi dan mekanisme berbisnis warga NU diharapkan bisa berjalan dengan lancar, stabil, dan yang paling utama adalah berkah. Apa yang disebut terakhir, yakni keberkahan, adalah tujuan paling paripurna yang dicita-citakan konseptor mabadi khoiro ummah di atas.

Sebagai bagian dari upaya mengembangkan dan menyempurnakan tiga pilar tersebut, pada tahun 1940 KH. Mahfud Shiddiq yang kala itu bertindak sebagai ketua HB NU (istilah sekarang ketua umum PBNU) menambahkan dua prinsip penyempurna yang terdiri atas: al-adalah (keadilan) dan Istiqomah (konsistensi).

Maka jelas, pada tahun 1940 mabadi khairo ummah yang berisikan lima prinsip kemandirian ekonomi dan harus diimplementasikan saat berbisnis diharapkan bisa menjadi alas pijak bagi kemandirian ekonomi umat.

Senyampang dengan itu, NU meyakini bahwa ekonomi bukan saja harus tumbuh, namun lebih dari itu aspek lain yang harus dicapai adalah ekonomi harus merata. Pertumbuhan dan pemerataan adalah dua aspek yang harus berjalan beriringan, tanpa harus menegasikan satu dengan yang lainnya.

PBNU dengan berlandaskan semangat Islam Nusantara melalui Rapat Pleno 23-25 Juli 2016 di Pesantren KHAS Kempek Cirebon yang mengangkat tema “Meneguhkan islam Nusantara Menuju Kemandirin Ekonomi Warga” berkomitmen penuh untuk menggerakkan ekonomi nahdliyyin khususnya dan warga Indonesia pada umumnya.

Cirebon, 24 Juli 2016

? ? ? ? ?

? ? ? ? ?

Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? DR. Ir. H. A. Helmy Faishal Zaini

Ketua Umum? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? Sekretaris Jenderal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ubudiyah PKB Kab Tegal

Rabu, 01 Maret 2017

Radio Aswaja Terfavorit di Soloraya Peringati Harlah ke-6

Sukoharjo, PKB Kab Tegal. Radio Al-Hidayah FM yang menjadi satu-satunya radio Aswaja terfavorit di kalangan Nahdliyyin Soloraya, Sabtu (7/3) memperingati harlah ke-6 dengan mengundang habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf untuk memandu pembacaan maulid Simthud Durror.

Acara yang digelar di depan studio Al-Hidayah jalan Ir Sukarno nomor 38 Solo Baru, Sukoharjo ini dihadiri para kiai, habib, dan pejabat pemerintahan mulai dari lingkungan pemerintahan setempat hingga pejabat pusat.

Radio Aswaja Terfavorit di Soloraya Peringati Harlah ke-6 (Sumber Gambar : Nu Online)
Radio Aswaja Terfavorit di Soloraya Peringati Harlah ke-6 (Sumber Gambar : Nu Online)

Radio Aswaja Terfavorit di Soloraya Peringati Harlah ke-6

Tampak terlihat seorang warga asing asal Munchen, Jerman yang belum bisa berbahasa Indonesia. Namun kehadirannya di atas panggung untuk menyatakan kalimat syahadat.

PKB Kab Tegal

Sedangkan Ustadz Ahmad Al-Habsyi dalam ceramahnya mengajak jamaah agar mendahulukan menghormati kiai daripada  pejabat, “Jika tamu undangan di situ ada kiai dan presiden, maka yang pertama kali harus dihormati adalah kiai bukan presiden,” ujarnya.

PKB Kab Tegal

Karena memang kedudukan kiai lebih terhormat. Jika ada kiai wafat, maka untuk mencari penggatinya mungkin butuh waktu puluhan tahun. Tetapi presiden wafat di suatu malam, paginya sudah ada puluhan orang antre untuk menjadi penggati, imbuhnya.

Namun disayangkan akhir-akhir ini banyak orang memperlakukan kiai seperti pendorong mobil mogok. Kalau mobilnya sudah jalan, si pendorong pun hanya mendapat asap mobilnya. Kami berharap ini tidak terjadi saat pemilu nanti, pungkasnya. (Ahmad Rosyidi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pondok Pesantren, Ubudiyah PKB Kab Tegal