Selasa, 28 Februari 2017

IPNU Fokus Benahi Organisasi dan Kaderisasi

Jakarta, PKB Kab Tegal

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) Asep Irfan Mujahid menjelaskan bahwa ada tiga yang akan menjadi titik pijak dalam memimpin IPNU selama tiga tahun ke depan.?

IPNU Fokus Benahi Organisasi dan Kaderisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU Fokus Benahi Organisasi dan Kaderisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU Fokus Benahi Organisasi dan Kaderisasi

“Melaksanakan apa yang menjadi mandat kongres, itu yang pertama. Yang kedua, menjabarkan visi misi saya (ketika menjadi calon Ketua Umum IPNU dulu), dan merangkum masukan dari rekan-rekan pusat dan daerah,” tutur Asep kepada PKB Kab Tegal saat diwawancarai di Kantor IPNU Lantai 5 Gedung PBNU.

Menurutnya, ketiga hal tersebut akan diwujudkan ke dalam beberapa agenda seperti penguatan organisasi dan kaderisasi. Ia berupaya untuk menerbitkan beberapa regulasi untuk mendorong adminsitrasi yang tertib dan menjadi pedoman tata kelola administrasi di berbagai tingkatan. ? ?

“Adapun untuk membangun disiplin organisasi, kita menekankan kepada seluruh unsur pimpinan untuk senantiasa melakukan penguatan dan pengembangan sayap-sayap IPNU,” katanya.

PKB Kab Tegal

Selain itu, laki-laki asal Ciamis tersebut akan memperkuat dan membangun kembali tata nilai kaderisasi. Ia akan menekankan pada format pelaksanaan kaderisasi yang berbasis pada doktrin Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah menerapkan nilai-nilai aswaja pada kader-kader IPNU. ?

“Kalau berbicara doktrin itu tidak ada tawar menawar. Ini qunut, ini tahlil, faidahnya dan dalilnya ini. Berbeda kalau bicara pada tataran ideologi ideologi. Kalau ideologi kan kerangkanya, kenapa ini bisa qunut? jadi akan semakin mengembang kajiannya,” papar Asep.

“Doktrin Ahlussunnah wal Jama’ah ini menjadi nafas besar, landasan besar dari pelaksanaan kaderisasi IPNU selama tiga tahun ke depan,” lanjutnya.

Asep menilai bahwa kaderisasi secara formal adalah tugas dan tanggungjawab bersama pengurus baik tingkat pusat maupun daerah. Ia menyerukan kepada pimpinan IPNU yang ada untuk mengadakan dan memperkuat sektor kaderisasi. ?

PKB Kab Tegal

“Jadi ini (kaderisasi formal) bukan hanya tugas pusat atau daerah saja. Ini tugas kita semua,” pungkasnya. ? ?

Agenda terdekat yang akan dilaksakan PP IPNU adalah Rakornas (Rapat Kordinasi Nasional) organisasi dan kaderisasi. Tujuan dari agenda ini adalah untuk merapihkan kembali metode yang berkaitan dengan tata kelola organisasi dan kaderisasi serta mensinkronisasikan program-program antar Bidang dan Lembaga IPNU. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ahlussunnah, Kajian, Pertandingan PKB Kab Tegal

Minggu, 26 Februari 2017

Mbah Sahal Penjaga NU dari Politik Praktis

Jombang, PKB Kab Tegal. KH Salahuddin Wahid yang lazim disapa Gus Solah mengatakan KH MA Sahal Mahfudh atau Mbah Sahal merupakan sosok yang menjaga NU dari infiltrasi politik. Sikapnya yang demikian sejalur dengan posisinya sebagai Rais Aam PBNU.

Mbah Sahal Penjaga NU dari Politik Praktis (Sumber Gambar : Nu Online)
Mbah Sahal Penjaga NU dari Politik Praktis (Sumber Gambar : Nu Online)

Mbah Sahal Penjaga NU dari Politik Praktis

“Kiai Sahal merupakan ulama besar yang dimiliki NU. Kondisi itu semakin klop dengan posisinya sebagai Rais Aam PBNU,” terang Gus Solah yang kini mengasuh pesantren Tebuireng Jombang, Jumat (24/1).

Karenanya, fikih sosial dan petuah kiai asal Jawa Tengah ini selalu ditunggu umat. Yang lebih mengesankan lagi, menurut Gus Solah, selama ini Mbah Sahal merupakan ulama yang sangat kukuh menjaga NU dalam trek Khittah NU 1926.

PKB Kab Tegal

Mbah Sahal tidak ingin NU terseret ke wilayah politik praktis. Hal itu pula yang terus dijaga Kiai Sahal hingga akhir hayat, kata Gus Solah.

Kendati demikian, Mbah Sahal pernah kecolongan di tahun-tahun silam saat ia memegang amanah sebagai Rais Aam PBNU. Pada tahun itu NU secara tidak langsung terseret ke wilayah politik praktis. Bahkan Kiai Hasyim Mudzadi sebagai Ketua Umum PBNU maju sebagai cawapres mendampingi Megawati Soekarno Putri.

PKB Kab Tegal

Meskipun tidak berkenan, Mbah Sahal waktu itu kurang bisa mencegah langkah Pak Hasyim. “Makanya ke depan hal-hal seperti itu tidak boleh terjadi lagi," kenang Gus Solah. ? (Saiful/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama, Meme Islam PKB Kab Tegal

Selasa, 21 Februari 2017

Tasawuf, Pintu Kemajuan Umat Islam

Surabaya, PKB Kab Tegal. Tasawuf sangat dibutuhkan menjadi semangat era global dan modernisme yang gersang dari nilai-nilai spiritualitas. Sejarah kejumudan dan kemunduran umat Islam bukan disebabkan doktrin dan ajaran tasawuf, melainkan justru akibat umat Islam meninggalkan nilai-nilai tasawuf dan terjebak dalam kubangan fitnah duniawi.

Tasawuf, Pintu Kemajuan Umat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Tasawuf, Pintu Kemajuan Umat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Tasawuf, Pintu Kemajuan Umat Islam

Tasawuf yang dipraktikkan secara sebenarnya otomatis akan menjadi metode efektif dan impresif untuk menghadapi tantangan zaman. Bagi kaum sufi, apapun zamannya atau apapun bergejolaknya dunia akan dihadapi dengan jernih, objektif dan ketenangan (thuma’ninah). Dalam ungkapan Imam Al-Junaid, Ash-shufi ibnu waqtihi (seorang sufi adalah anak zamannya). ? Ash-shufi kal ma’i, la launa lahu, launuhu launu ‘inaih, (seorang sufi bagikan air tidak memiliki warna tertentu. Warnanya adalah warna tempatnya.)?

“Justru kaum sufi yang terbiasa dengan kehidupan nyata, walau hatinya telah melampaui kenyataan lahiriah, akan menempatkan dinamika kehidupan pada tempat yang proporsional. Maka, dengan demikian tasawuf merupakan “revolusi spiritual” (ats-tsaurah ar-ruhiyyah),” kata Kiai Said Aqil Siroj dalam pengukuhan guru besar Ilmu Tasawuf di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Sabtu (29/11).

PKB Kab Tegal

Kenyataan ini tentunya sangatlah tidak ganjil mengingat adanya proporsionalitas antara ilmu, amal dan kebersihan hati (tashfiyatu al-qalbi). Sebab, ilmu dan amal yang tidak disertai dengan kebersihan hati yang diproses melalui pelatihan sufistik bagi kaum sufi dipandang sia-sia belaka.?

PKB Kab Tegal

Seseorang yang telah tercerahkan melihat seluruh alam ini dengan hatinya. Dia mempersembahkan hatinya sebagai tempat suci bagi ibadah kepada Allah di tengah alam semesta. Dia melihat bukti-bukti kehadiran Allah, kapan saja dan di mana saja. Namun, bagi orang yang awam dalam masalah spiritual, tampak bahwa Allah lebih terasa hadir pada waktu dan tempat khusus dari pada di tempat dan waktu yang lain.?

Tujuan utama dari semua praktik kesufian adalah membangkitkan pengalaman kepada kebenaran yang tidak terbatas yang sesungguhnya secara natural telah terbentang dalam hati setiap manusia. Secercah cahaya yang memancar dari dalam tidak terhitung dan tidak terbatas dalam kombinasi mereka yang meliputi semua sifat dan kemudian hakikat adalah satu.?

“Sufi yang sejati tidak akan berhenti sebelum mantap dalam pengetahuan tentang hakikat itu, dan ketika hal itu terjadi, semua cahaya lain, semua manifestasi dan sifat yang agung meluber dalam pancaran sinar dan kebangkitan batin,” tandasnya.?

Puncak kesufian terlukiskan dalam ungkapan, “’Kita’ ini sebenarnya ‘tidak ada’. Tapi Kita ini di-ada-kan oleh yang ‘Ada’. Yang ‘Ada’ sebelum kata ‘ada’ itu ‘Ada’. Maka yang ‘Ada’ hanyalah yang ‘Ada’. Kita menggunakan kata ‘ada’ karena ada yang ‘Ada’. Dan kita menggunakan kata ‘tidak ada’ karena ada yang ‘Ada’ yaitu Allah”. ? Dalam pengungkapan kata ganti ‘aku’, ‘engkau’ dan ‘dia’ misalnya ‘aku Ahmad’, ‘engkau Husein’ dan ‘dia Hasan’, maka ketika tiga orang tersebut sudah tidak ada, kembalinya ‘aku’, ‘engkau’ dan ‘dia’ ? hanyalah pada ‘Aku yang tidak pernah mati’, yaitu la ilaha illa ana dan ‘Engkau yang selamanya ada ‘yaitu la ilaha illa anta serta ’Dia yang selamanya hidup’, yaitu la ilaha illa huwa. Jadi hakikatnya ‘Aku, Engkau dan Dia’ adalah Allah Swt.. Kita hanya mendapatkan ‘pinjaman’ sampai batas usia tertentu.?

Pada akhirnya menjadi semakin jelas bahwa sesungguhnya zaman modern ini justru lebih membutuhkan tasawuf daripada zaman orang-orang terdahulu. “Zaman modern ini mengundang banyak godaan dan tantangan yang bisa menjerumuskan manusia pada tingkatan yang rendah di berbagai aspek. Sebab, sejatinya manusia yang beradab adalah manusia yang hatinya berfungsi aktif mulai dari bashirah hingga fuad.” ?

Indonesia, kata Kiai Said, sedang dalam era kepemimpinan baru yang tengah bersemangat menggemakan ‘revolusi mental’ tentunya bisa menjadi harapan baru bagi Indonesia yang lebih beradab. “Setelah sekian lama bangsa kita merasakan pudarnya nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, solidaritas yang akarnya adalah kejatuhan mental, sehingga bangsa kita ini mudah dimasuki oleh berbagai pengaruh khususnya pengaruh asing seperti kapitalisme, liberalisme serta radikalisme dan terorisme. Maka dengan sangat jelas dan urgen, ‘revolusi mental’ membutuhkan ‘amunisi’ ? yang lebih mendalam dan mendasar dalam mendongkrak dan membangun mentalitas bangsa yang paripurna, yaitu melalui ‘revolusi spiritual’ yang berbasiskan pada tasawuf.”? ?

Para sufi telah merumuskan suatu pemahaman bathiniyah yang sangat substantif-holistik dengan mengejawantahkan nilai-nilai esoteris keagamaan dan kemanusiaan yang adiluhung. Mereka berangkat dari suatu pengalaman sufistik yang begitu mendasar dan mendalam. Pemikiran universalis dalam revolusi yang dirumuskan oleh para sufi ini merupakan estafeta pemikiran yang telah berlangsung lama dalam ranah dunia kesufian. Suatu pengungkapan yang secara otentik dan bersandar dari hasil penjelajahan intensif dalam samudera keilmuan dan pengamalan jiwa-batini.?

“Walhasil, kita perlu membangun bangsa ini melalui ‘revolusi spiritual’ berkultur sufisme.” (mukafi niam)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pondok Pesantren, Kajian Islam PKB Kab Tegal

Senin, 20 Februari 2017

Lembaga Kursus GP Ansor Pringsewu Tingkatkan Layanan

Pringsewu, PKB Kab Tegal

Setelah dibuka pada pertengahan November 2015, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) milik Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Pringsewu, Lampung terus membuktikan eksistensinya. Lembaga yang diberi nama “LKP Bela Bangsa” itu konsisten memberikan pendidikan kepada para peserta didiknya.

Lembaga Kursus GP Ansor Pringsewu Tingkatkan Layanan (Sumber Gambar : Nu Online)
Lembaga Kursus GP Ansor Pringsewu Tingkatkan Layanan (Sumber Gambar : Nu Online)

Lembaga Kursus GP Ansor Pringsewu Tingkatkan Layanan

Ditemui setelah memberikan materi kepada murid-muridnya, Henudin, salah satu tutor bahasa Inggris di LKP tersebut menjelaskan bahwa dirinya masih konsisten memberikan materi kepada para peserta didiknya.

"Alhamdulillah, saya masih rutin memberikan materi kepada mereka kok. Bahkan, sekarang 2 kali dalam seminggu, tadinya dalam seminggu hanya 1 kali," ucapnya, Ahad (18/1). Fakta ini menampik anggapan sejumlah orang bahwa LKP itu sedang mati suri.

PKB Kab Tegal

Tak hanya itu, beberapa tutor juga sudah disiapkan untuk membantu mengajar di LKP Bela Bangsa. Para tutor umumnya adalah mereka yang mempunyai pengalaman mengajar dan diutamakan dari anggota GP Ansor.

"Kami sudah menambah beberapa tutor baru dalam rangka membantu mengajar dan mengembangkan kualitas pengalaman mengajar mereka, dan yang pastinya mereka adalah anggota Ansor," tambahnya.

PKB Kab Tegal

Ketika ditanya tentang perkembangan jumlah peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran di LKP tersebut, Henudin mengungkapkan bahwa ada penambahan jumlah peserta didik namun memang belum signifikan.

Dia beralasan, sementara ini sedang fokus mendidik peserta yang ada agar kualitasnya baik. , Jika kualitasnya baik, imbuhnya, maka kuantitas akan mengikuti dengan sendirinya. Di samping itu, ruang tempat belajar yang minim dan sempit menjadi alasan utama.

Terkait besaran biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran di LKP Bela Bangsa, Henudin menyatakan bahwa ada 2 sistem paket yang ditawarkan kepada para peserta didik.

Paket bulanan dengan besaran biaya Rp 50.000 per bulan dan Paket 1 tahun dengan besaran biaya Rp 500.000 per tahun. Biaya tersebut dapat diangsur 2-4 kali. Di LKP Bela Bangsa tidak ada biaya pendaftaran, tidak ada biaya buku, tidak ada biaya ujian, dan tidak ada biaya praktik. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaNu, Meme Islam PKB Kab Tegal

Setiap PWNU dan PCNU Dikenakan “Uang Bakti” Muktamar Rp 1 Juta

Jakarta, PKB Kab Tegal. Panitia Muktamar Ke-33 NU menetapkan nominal sebesar Rp 1 juta yang dikenakan terhadap PWNU dan PCNU yang menjadi peserta muktamar. Uang ini merupakan bentuk kontribusi kepengurusan NU wilayah dan cabang untuk forum tertinggi di lingkungan NU yang diadakan sekali dalam lima tahun.

“Oke, kita tetapkan Rp 1 juta ini untuk kepentingan muktamar,” kata Ketua Panitia Muktamar Ke-33 NU H Imam Aziz setelah mendapat tanggapan setuju dari peserta rapat harian Tanfidziyah PBNU, di Jakarta, Rabu (10/6) sore.

Setiap PWNU dan PCNU Dikenakan “Uang Bakti” Muktamar Rp 1 Juta (Sumber Gambar : Nu Online)
Setiap PWNU dan PCNU Dikenakan “Uang Bakti” Muktamar Rp 1 Juta (Sumber Gambar : Nu Online)

Setiap PWNU dan PCNU Dikenakan “Uang Bakti” Muktamar Rp 1 Juta

Di hadapan forum rapat harian itu, H Imam mengatakan bahwa kontribusi yang disepakati dengan sebutan “Uang Bakti” ini disetorkan ke rekening panitia Muktamar atau disetorkan langsung saat registrasi peserta di arena muktamar pada awal Agustus mendatang.

PKB Kab Tegal

“Uang bakti ini sifatnya wajib. Dulu para kiai kita melakukan Gelar Sorban. Uang ini menunjukkan bahwa NU wilayah dan cabang membiayai forum ini,” kata Imam.

PKB Kab Tegal

Menurut Imam, pihak panitia juga akan menayangkan nama-nama pihak luar yang turut saweran untuk Muktamar NU ini pada saat forum berlangsung Agustus mendatang.

Sementara Wasekjend PBNU Masduki Baidhowi menegaskan bahwa perlu aturan yang mengikat terkait uang bakti ini. Artinya, ada sanksi khusus bagi PWNU, PCNU, atau PCINU yang mengelak dari kewajiban uang bakti ini.

“Sanksi bisa berupa administratif atau hilangnya sejumlah hak yang bersangkutan dalam forum muktamar,” kata Masduki. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Sunnah, Halaqoh PKB Kab Tegal

Wisuda SMK NU Tanon Ditandai Pergantian OSIS Jadi IPNU-IPPNU

Sragen, PKB Kab Tegal

Setelah berhasil menggiatkan kembali PAC di tiap kecamatan, para pengurus PC IPNU-IPPNU Kabupaten Sragen, Jawa Tengah kini juga mulai menyasar berdirinya ranting dan komisariat baik di desa maupun sekolah.

Tak butuh waktu lama untuk mewujudkan hal itu, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nahdlatul Ulama (NU) Tanon menjadi sekolah pertama yang berhasil didirikan Komisariat IPNU-IPPNU, menggantikan organisasi internal sebelumnya, OSIS.

Wisuda SMK NU Tanon Ditandai Pergantian OSIS Jadi IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Wisuda SMK NU Tanon Ditandai Pergantian OSIS Jadi IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Wisuda SMK NU Tanon Ditandai Pergantian OSIS Jadi IPNU-IPPNU

Berdirinya Komisariat IPNU di sekolah tersebut, ditandai dengan prosesi pelantikan pengurus PK SMK NU Tanon awal pekan kemarin. Prosesi pelantikan diselenggarakan bersamaan dengan kegiatan perpisahan (wisuda, red) siswa Kelas XII.?

Ketua PC IPNU Sragen, Gigit Lystyanto, mengatakan masuknya IPNU di sekolah Ma’arif ini sebagai langkah maju bagi proses pengkaderan pelajar NU di Wilayah Bumi Sukowati.

“Kita sadari betul, karena dari pelajar lah awal pengkaderan. Semoga ke depan sekolah dan pesantren lain juga dapat kita dirikan komisariat di sana,” terang Gigit.

PKB Kab Tegal

Ketua PK IPPNU SMK NU Tanon, Husna Qotijah, menambahkan hadirnya organisasi pelajar NU di sekolahnya ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk membentuk generasi pelajar Aswaja.

PKB Kab Tegal

“Kami sebagai pengurus, akan berusaha mengemban amanah demi tegaknya Aswaja di kalangan pelajar NU di Sragen, khususnya di SMK NU Tanon,” ungkap dia.

Pada kesempatan tersebut, turut hadir sejumlah tamu undangan dari MWCNU beserta perwakilan Banom, para kiai, komite sekolah, dan para guru. (Ajie Najmuddin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sejarah, Ahlussunnah, Quote PKB Kab Tegal

Minggu, 19 Februari 2017

Iman dan Kesalehan Sosial Jadi Ukuran Sukses Puasa Ramadhan

Jember, PKB Kab Tegal - Ibadah puasa Ramadhan idealnya bukan semata-mata untuk meningkatkan takwa diri sendiri, tapi juga berimplikasi pada perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Sebab, ukuran keberhasilan puasa Ramadhan bukan hanya terletak pada peningkatan aktivitas ibadah mahdhah seorang Muslim, tapi juga kian kegairahan "ibadah" sosial yang bersangkutan setelah Ramadhan.

Iman dan Kesalehan Sosial Jadi Ukuran Sukses Puasa Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)
Iman dan Kesalehan Sosial Jadi Ukuran Sukses Puasa Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)

Iman dan Kesalehan Sosial Jadi Ukuran Sukses Puasa Ramadhan

Hal ini ditegaskan oleh Wakil Ketua PCNU Jember Ustadz HM Misbahus Salam saat menyampaikan khotbah Idul Fitri di Masjid Al-Hikmah, Universitas Jember, Ahad (25/6).

Menurutnya, selama ini masyarakat banyak salah persepsi mengartikan kesuksesan puasa Ramadhan dengan hanya meningkatnya ketakwaan kepada Allah yang diwujudkan dengan terdongkraknya kuantitas ibadah.

PKB Kab Tegal

"Ukuran sukses puasa Ramadan adalah takwa meningkat, dan amal baik meningkat," tukasnya. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Halaqoh PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Sabtu, 18 Februari 2017

Peduli Pendidikan Tinggi NU, Banser "Turun Tangan

Ponorogo, PKB Kab Tegal. Satkorcab Banser Ponorogo mengerahkan para alumni Diklatsar Banser di Pudak, Ponorogo, untuk mengikuti Kerja Bakti membuat taman di Akafarma-Insuri, Senin (14/1). Sekitar 50 orang alumni Diklatsar Banser dengan penuh semangat membersihkan rumput liar di sisi kanan dan kiri jalan masuk kampus Akafarma-Insuri, salah satu perguruan tinggi NU terkemuka di Ponorogo.

Tidak hanya itu, tanah yang tadinya ditumbuhi rumput digali lalu ditimbun sepanjang sisi kanan dan kiri jalan. Timbunan tanah itu nantinya akan ditanami tanaman bunga dan tali rafia. 

Peduli Pendidikan Tinggi NU, Banser Turun Tangan (Sumber Gambar : Nu Online)
Peduli Pendidikan Tinggi NU, Banser Turun Tangan (Sumber Gambar : Nu Online)

Peduli Pendidikan Tinggi NU, Banser "Turun Tangan

Menurut H Sugeng Hariyono, fungsionaris Yayasan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (Yapertimu) Batoro Katong Ponorogo yang menaungi Akafarma dan Insuri, pembuatan taman ini telah menjadi impian sejak lama. H. Sugeng mengaku risih jika jalan masuk kampus tampak kumuh dan gersang. Apalagi jalan masuk kampus merupakan wajah kampus, jika kumuh akan menimbulkan persepsi negatif pada masyarakat.

PKB Kab Tegal

“Jalan masuk kampus ini cukup panjang dan dapat dilihat langsung oleh pengguna jalan raya yang melintas depan area kampus. Jika tidak dipercantik dengan taman masyarakat akan memiliki persepsi bahwa kampus tidak terurus. Maka kami tidak mau berlama-lama lagi untuk membuat taman di sepanjang jalan ini,” Kata H. Sugeng yang juga dipercaya menjadi Komisaris Utama PT. Radio Aswaja FM ini.

Kegiatan kerja bakti semacam ini bukan hal baru lagi bagi Banser Ponorogo. Sebelumnya sudah tidak terhitung lagi Banser Ponorogo membantu Takmir Masjid, Madrasah, Pesantren dan masyarakat memperbaiki fasilitas yang mereka miliki. Bahkan kegiatan bedah rumah juga sering diadakan. Ahmad Subkhi alias Kalibek selaku Kasatkorcab Banser Ponorogo mengatakan, atas permintaan masyarakat khususnya warga NU dan keinginan sendiri Banser Ponorogo selalu ingin hadir mendarma baktikan tenaganya untuk aksi sosial.

PKB Kab Tegal

“Saya sampai lupa sudah berapa kali Banser Ponorogo terjun di masyarakat untuk kerja bakti baik sekedar membersihkan lingkungan fasilitas ibadah dan sekolah sampai bedah rumah warga NU yang tidak layak. Kami senantiasa menyadarkan anggota Banser untuk selalu siap mendarma baktikan tenaganya untuk kepentingan masyarakat terutama warga NU” ungkap Kalibek penuh kebanggaan,

Pernyataan Kalibek diamini oleh Idam Mustofa selaku Pjs Ketua PC GP Ansor Ponorogo. Lebih lanjut pria berkecamata minus ini menyatakan, program kerja bakti seperti di Akafarma-Insuri itu juga menjadi implementasi program bidang lingkungan hidup PC GP Ansor. Ke depan pihaknya ingin sekali membantu Pemda melestarikan lingkungan hidup lewat program penghijauan atau sejenisnya.

“Kami sangat berharap Pemda Ponorogo melalui Satker terkait bisa membantu menyediakan bibit tanaman produktif agar bisa ditanam melalui kegiatan penghijauan. Menilik output program bidang lingkungan hidup, PC GP Ansor Ponorogo menginginkan adanya kerjasama dengan Pemda. Pemda menyediakan bibitnya, kami yang menanamnya.” Kata Idam Mustofa penuh harap.

Untuk merealisasikan program penghijauan ini, PC GP Ansor Ponorogo sejauh ini tengah mengadakan pendekatan dengan Dinas Pertanian Pemda Ponorogo untuk membantu penyaluran bibit tanaman produktif senyampang musim hujan. Pihak Dinas Pertanian tampaknya menyambut baik, namun masih menunggu waktu yang tepat.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Noor Abidin

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sunnah, Kajian Islam, Kajian PKB Kab Tegal

Selasa, 14 Februari 2017

Pedagang Terlalu Banyak, Stan Kongres Fatayat NU Kewalahan

Surabaya, PKB Kab Tegal. Puluhan pedagang tidak bisa berbuat banyak ketika Wahyudi, panitia penanggung jawab stan di acara Konggres Fatayat NU XV di Asrama Haji Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/9), menjalakan tugasnya.

Panitia memang menyediakan lapak khusus bagi para pedagang yang hendak berjualan. Namun, karena terbatasnya persediaan ruang bagi pedagang yang ternyata sangat banyak membuat panitia terpaksa mengambil langkah penertiban.

Pedagang Terlalu Banyak, Stan Kongres Fatayat NU Kewalahan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pedagang Terlalu Banyak, Stan Kongres Fatayat NU Kewalahan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pedagang Terlalu Banyak, Stan Kongres Fatayat NU Kewalahan

"Kebanyakan para pedagang ini masuk ke stan yang sebenarnya sudah dipesan oleh orang yang sudah konfirmasi," ucap Wahyudi.

PKB Kab Tegal

Kemudian, lanjutnya, mereka dengan sengaja membuka lapak, tanpa menghiraukan imbauannya. “Padahal saya bisa memanggil Banser untuk menertibkanya,” katanya.

PKB Kab Tegal

Kejadian ini dimulai ketika para pedagang gelisah, karena dari pagi sampai malam ini tidak menemukan tempat untuk membuka daganganya. "Di acara nasional ini tidak diperbolehkan berjualan sembarang tempat, kita menyediakan tempatnya dengan membayar sewa 2 juta per stan," kata wahyudi.

Para pedagang hanya bisa pasrah atau mencari tempat alteratif untuk dapat berjualan. Apalagi, terkait ongkos sewa stan tersebut, sebagian dari mereka mengaku keberatan. "Waduh, bingung saya mas, 2 juta," keluh satrio pedagang gelang. (Ahmad Syaefudin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU, News PKB Kab Tegal

Minggu, 12 Februari 2017

Guru Tohir Rohili Kampung Melayu

Basis NU Jakarta selain di Kuningan-Mampang Prapatan ialah perguruan At-Thahiriyah di Bukit Duri, Kampung Melayu. Keberadaan radio pemancar perguruan ini menjadi corong Ahlussunah wal Jamaah ala thariqatin nahdliyah. Di tempat inilah para kiai NU dari Jawa Tengah dan Jawa Timur khususnya berkumpul untuk melakukan konsolidasi.

Siapakah pendiri perguruan At-Thahiriyah ini? Ia tidak lain adalah Guru Tohir Rohili. Guru Tohir lahir pada 1920 M. Guru yang cukup populer di kalangan masyarakat beragama di Jakarta ini, sempat bermukim agak lama di Mekkah. Hampir setiap halaqah ilmu di Masjidil Haram, ia datangi semasa mukim di Mekkah.

Guru Tohir Rohili Kampung Melayu (Sumber Gambar : Nu Online)
Guru Tohir Rohili Kampung Melayu (Sumber Gambar : Nu Online)

Guru Tohir Rohili Kampung Melayu

Guru-gurunya antara lain Habib Ali bin Husein Al-Atthas (Cikini) atau sering dipanggil Habib Ali Bungur, Guru Marzuqi (Muara), Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (Kwitang), Guru Madjid (Pekojan), Syekh Yasin Al-Fadani (Mekkah), dan banyak guru lainnya.

PKB Kab Tegal

Pada 21 Januari 1951 (12 Rabiul Awal 1770 H), ia mendirikan lembaga pendidikan Islam dengan nama Madrasa Diniyyah At-Thahiriyah. Dalam perkembangannya madrasah ini telah menjadi Universitas Islam At-Thahiriyah.

Pada tahun 1967 lembaga pendidikan ini membuka radio dengan nama Radio At-Thahiriyah untuk kegiatan dakwah Islam. Sejak 1968, telah dibentuk Yayasan Ad-Diniyah At-Thahiriyah dengan pendiri utamanya Guru H Muhammad Tohir bin H Rohili, Salbiyah Ramli, Hj Suryani Tohir. Lembaga ini memunyai peran sangat besar dalam kegiatan dakwah Islam di Jakarta, (Tim Peneliti, Ulama-Ulama Betawi yang dikutip Fadhli HS).

Pada awalnya, Guru Tohir Rohili yang lama bermukim di Mekkah, mendirikan beberapa kamar untuk menampung beberapa pelajar sekolah. Kamar-kamar penampungan yang kemudian ditingkatkan menjadi asrama putra-putri itu, terletak bersebelahan dengan masjid tempat Guru Tohir menyelenggarakan majelis taklim, (Direktori Pesantren I diterbitkan Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Jakarta, 1986).

PKB Kab Tegal

Guru Tohir bersama menantunya HM Syatiri Ahmad dan putrinya Hj Suryani Tohir berusaha agar para pelajar yang menempati asrama memperoleh pendidikan agama. Maka kemudian diselenggarakan pengajian kitab secara sorogan. Dalam perkembangan selanjutnya Kiai Syatiri mencoba mengembangkan sistem madrasah yang kemudian menjelma menjadi madrasah tsanawiyah, aliyah, dan Universitas At-Thahiriyah. Sesudah itu menyusul madrasah ibtidaiyah.

Majelis taklim yang sudah ada tetap dipertahankan dan dikembangkan hingga menjadi salah satu majelis taklim terkenal di Jakarta. Melalui majelis taklim ini, pengajian kitab terbuka bukan hanya bagi pelajar, tetapi juga untuk umum.

Di bawah kepemimpinan Guru Tohir dan menantunya, perguruan At-Thahiriyah berkembang pesat. Keduanya memadukan model pengajaran tradisional dan klasikal. Artinya, pihak pengelola tetap menjalankan aktivitas pengajian dengan model pesantren. Pada saat yang sama, mereka juga memadukan model klasikal sekolah bagi para santrinya.

Pihak pengelola perguruan ini yang terletak dekat rel kereta Jakarta-Bogor ini, juga melakukan pemberdayaan santrinya di luar jam belajar. Misalnya mereka mengadakan pelatihan keputrian untuk para pelajar putri, lomba memasak, busana muslim, juga MTQ. Grup qasidah pesantren ini pernah mengukir juara dalam MTQ seprovinsi Jakarta. Bahkan sejumlah santri dikirim sebagai delegasi pesantren untuk mengikuti pelatihan sejumlah keterampilan mulai dari manajemen, mengelola perpustakaan, penataran juru dakwah, kependudukan.

Mata pelajaran yang diajarkan kepada santrinya antara lain kitab Matan Zubad, Jauhar Maknun, Fathul Qarib, Tanqihul Qaul, Minhajul Qawim, Nashaihul Ibad, Tafsir Jalalain, Nashaihud Diniyah, Alfiyah, Mukhtarul Ahadits. Materi-materi inilah yang diajarkan Guru Thahir pagi dan petang hari.

Selain sibuk di lapangan dakwah, Guru Tohir juga merambah aktivitas di lapangan lainnya seperti gerakan politik dan juga gerakan sosial. Tidak heran kalau Guru Tohir pernah mengemban amanah sebagai anggota DPR.

Dalam lapangan sosial keagamaan, Guru Tohir melibatkan diri dalam gerakan Nahdlatul Ulama (NU). “Perguruan At-Thahiriyah memang terkenal sebagai pusat gerakan NU. Ketika mengadakan pertemuan di Jakarta, para kiai teras PBNU akan berkumpul di majelis At-Thahiriyah. Syekh Yasin dari Mekkah juga tidak melewatkan Bukit Duri untuk disinggahi. Saya sering mengantar guru saya KH Shalihin Muhasyim untuk pertemuan di At-Thahiriyah,” kata Katib Syuriyah ranting Pondok Pinang 1950-an KH Hasbullah, Kebayoran Lama.

Guru Tohir wafat pada bulan Shafar 1420 H yang bertepatan dengan hari Kamis 27 Mei 1999. Ia dikebumikan di kompleks masjid At-Thahiriyah, Bukit Duri, Kampung Melayu. Kini kompleks masjid At-Thahiriyah tetap ramai oleh para pelajar di hari aktif belajar-mengajar. Di samping itu, kompleks masjid kerap menjadi lokasi pengungsian bagi korban banjir luapan kali Ciliwung yang melintasi kawasan rendah Kampung Melayu. (Alhafiz Kurniawan)

*Tulisan ini diambil dari buku 100 Ulama Nusantara dalam Lintas Sejarah Islam Nusantara yang diterbitkan LTM PBNU pada Oktober 2015.

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU, Humor Islam PKB Kab Tegal

Jumat, 10 Februari 2017

Tetaplah NU Jadi Penyejuk Islam yang Marah

Tanggal 31 Januari 2014 kemarin, NU-ku sudah genap berusia 88 tahun. Angka tersebut bukanlah sekedar angka. 88 bermakna 88 tahun pengabdian NU kepada Indonesia, tanah kelahiran ulama dan nahdliyyin. NU memiliki makna yang berbeda-beda di setiap hati nahdliyyin di seluruh Indonesia.

Bagi saya, mahasiswi yang telah dibesarkan NU selama 21 tahun, NU bermakna sebagai rumah yang senantiasa mengayomi dan menenteramkan hati. Di tengah-tengah merebaknya isu gesekan antara golongan keras Islam dan golongan agama Islam lainnya yang saling mengkafirkan satu sama lain, NU menjadi rumah yang menenangkan. Disaat golongan-golongan keras tersebut begitu mudah menyalahkan yang berbeda dengannya, NU dengan prinsip tasamuh dan tawasuthnya selalu menjadi air yang menyejukkan. Di saat golongan-golongan lain terlalu mudah marah dan tersinggung atas perbedaan, NU selalu sabar dan memaafkan perbedaan.

Saya selalu senang mendengarkan ulama NU berbicara di depan publik. Pembawaannya yang santai namun berwibawa membuat pendengarnya menikmati setiap ucapannya. Ketika saya sedang tidak berada di daerah Jawa Timur (karena memang di JawaTimur banyak nahdliyyin) dan mendengar seseorang berbicara, saya bisa merasakan kalau dia juga nahdliyyin tanpa harus diberitahu.

Hal sederhana itu membuat saya tersenyum dalam hati. Mengapa? Karena saya tidak perlu mikir dua kali atau bahkan suudzon tentang apa yang diucapkan. Bukannya saya selalu suudzon sama orang, tapi kalau yang diucapkan itu cenderung menuju ke pemikiran-pemikiran keras, saya otomatis mikir dulu bahkan menolak ucapannya. Itu berarti kemoderatan NU telah mengakar di otak saya.

Tetaplah NU Jadi Penyejuk Islam yang Marah (Sumber Gambar : Nu Online)
Tetaplah NU Jadi Penyejuk Islam yang Marah (Sumber Gambar : Nu Online)

Tetaplah NU Jadi Penyejuk Islam yang Marah

Saya mengagumi Kiai Said Aqil, karena suatu ketika pernah mendengar beliau berbicara. Pidato beliau yang sangat berisi dengan cara penyampaianya yang enak membuat saya bangga memiliki ulama yang fatwanya selalu menjadi patokan. Fatwa-fatwa yang merupakan ijtihad ulama yang menekankan kontekstualisasi terhadap sumber referensi utama, al-Quran dan Hadits, membuat nyaman warga nahdliyyin dalam menjalankan tugasnya sebagai Hamba Allah, baik fatwa dalam lingkup fiqh, hal-hal ubudiyah, uluhiyah dan lainnya. Hal sederhana tersebut hanyalah secuil dari makna istimewa NU bagi saya.

Di lihat dari sejarahnya, NU merupakan salah satu pendiri bangsa ini. Ulama NU turut berjuang melawan kolonialisme dan akhirnya berhasil meraih kemerdekaan. Kini, 88 tahun NU tetap berjuang, mengabdi dan mengawal bangsa ini bersama kelompok lainnya, saudara sesama. 21 tahun dididik oleh Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial NU Khadijah secara mengakar membuat saya mencintai tradisi-tradisi NU diantaranya dibaan atau sholawatan. Berada diantara nahdliyyin yang cinta sholawat begitu berkesan dalam hati, terasa tenteram.

Saat ini, suatu hal yang begitu membanggakan mengetahui terciptanya sebuah republik sholawat, wadah bagi mereka pecinta sholawat dengan tali silaturahmi yang erat satu sama lain. Pemuda-pemudi Nahdliyyin luar biasa ? yang begitu aktif membangun bangsa melalui organisasi seperti PMII, IPPNU dan IPNU membuat saya bangga memiliki teman seperjuangan yang sangat potensial menjadi pemimpin bangsa masa depan.

PKB Kab Tegal

Tidak hanya pandai dalam berorganisasi, namun juga hebat dalam mengkaji kitab. Pemikiran-pemikiran mereka yang nyeleneh tapi asyik ini mewarnai perjalanan saya dalam usaha perwujudan impian untuk mampu menjadi generasi muda NU yang kompetitif dan membawa nama harum NU ke kancah internasional. Beberapa hari yang lalu NU kehilangan satu nyawanya, Mbah KH Sahal Mahfudh. Kesedihan mendalam kehilangan ulama ahli fiqih sosial dirasakan oleh seluruh warga nahdliyyin. Semoga segera akan muncul fuqaha penerus beliau. Mungkin beberapa dari kita? Siapa tahu. Aamiin.

Selamat Harlah NU ke 88, semoga tetap istiqomah mengawal umat di tengah hiruk pikuk kekacauan yang diderita bangsa ini. Tetaplah pada khittahmu, tetaplah menyejukkan kemarahan, menuju Islam yang ramah, bukan Islam yang marah. Kami, nahdliyyin, akan setia menjadi bansermu. (*)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Sholawat PKB Kab Tegal

Senin, 06 Februari 2017

Diklatsar Ke-3 Banser Rembang Komit Perangi Ekstrimisme

Rembang, PKB Kab Tegal. Dalam upaya memerangi ekstrimisme dan radikalisme di Kabupaten Rembang, Satkorcab Banser Rembang kembali menggelar Pendidikan dan Pelatihan Kader Dasar (Diklatsar) ke-3 yang dilaksanakan di Desa Mlagen, Kecamatan Pamotan, Rembang, Jumat (15/7).

Diklatsar Ke-3 Banser Rembang Komit Perangi Ekstrimisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Diklatsar Ke-3 Banser Rembang Komit Perangi Ekstrimisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Diklatsar Ke-3 Banser Rembang Komit Perangi Ekstrimisme

Dengan mengembil tema Membangun Militansi dan Meneguhkan Ideologi Aswaja Demi Menjaga NKRI, Diklatsar kali ini diikuti 150 peserta didik dari berbagai daerah yang ada di Kabupaten Rembang, diantaranya Kecamatan Kaliori, Sumber, Sulang, Sedan, dan juga Kragan.

Kasatkorcab Banser Rembang Zainal Arifin menjelaskan jika, level Diklatsar pada kesempatan kali ini ditingkatkan menjadi level 2. Dengan harapan mendapatkan calon Banser yang benar-benar militan.

"Level Diklatsar ini tidak seperti biasanya, kita tingkatkan ke level dua, sehingga melahirkan Banser yang benar-benar solid dan militan,” ujar Zainal.

PKB Kab Tegal

Pada mementum kali ini yang bertindak sebagai inspektur upacara pembukaan adalah Wakapolres Rembang Kompol Pranandya S yang mewakili Kapolres Rembang AKBP Sugiharto yang batal hadir dikarenakan ada kunjungan Kapolda Jateng ke Rembang. (Ahmad Asmui/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hadits PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Memuji atau Menyembah Rasulullah SAW?

Makna puji dan sembah secara bahasa bukan hanya tidak berjauhan, tetapi juga bertetangga samping menyamping. Keduanya akur di dalam kamus. Tetapi ini juga yang bikin kalap sekelompok kecil umat Islam seperti kesurupan kalau ada saudaranya memuji Rasulullah SAW.

Bagi orang Islam berjumlah kecil ini, memuji dan menjunjung Rasulullah SAW dengan bacaan sholawat atau upacara tertentu sederajat dengan penyembahan lazimnya kepada Allah. Mereka menyebut muslim penyanjung dan pemuji Rasulullah mengidap syirik bahkan kafir.

Memuji atau Menyembah Rasulullah SAW? (Sumber Gambar : Nu Online)
Memuji atau Menyembah Rasulullah SAW? (Sumber Gambar : Nu Online)

Memuji atau Menyembah Rasulullah SAW?

Menanggapi orang kalap itu, Sayid Ahmad Zaini Dahlan seorang mufti yang sangat disegani di Mekah abad 19 itu tidak terpancing geram. Ia cukup duduk di kursinya lalu menulis risalah panjang untuk mematahkan pendapat mereka.

Dalam risalah berjudul Ad-Durorus Saniyyah fir Roddi alal Wahhabiyyah, ulama yang wafat 1886 M ini menyatakan, khayalan mereka itu tidak benar. Masak orang bertawasul dan berziarah ke makam Rasulullah SAW bisa menjadi syirik dan kafir? Padahal Allah sendiri di dalam Al-Quran menyanjung utusan-Nya dengan penghormatan tertinggi dari segala jenis penghormatan yang pernah diberikan-Nya.

PKB Kab Tegal

Karenanya, kata Syekh Ahmad Zaini Dahlan, kita wajib menakzimkan orang yang ditakzimkan Allah. Dan Dia memerintahkan untuk itu. Semua bentuk ketakziman kepada Rasulullah SAW sama sekali tidak dilarang sejauh menjaga ketentuan syariah dan rambu-rambu keesaan.

PKB Kab Tegal

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? * ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? .? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ?.. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. “Kalau menyifatkan Rasulullah SAW dengan salah satu sifat ketuhanan, tentu saja kita dilarang. M Said al-Bushairi dalam Qashidah Burdah-nya mengatakan,

‘Tinggalkan dakwaan Nashara untuk nabi mereka * Dan tetapkan sesukamu segala pujian bagi Rasulullah dan bijaklah dalam memujinya’

Sanjungan kepada Rasulullah SAW dengan selain sifat ketuhanan, bukan bentuk syirik dan kafir. Justru itu semua terbilang bakti dan bentuk taqarub terbesar kepada Allah. Demikian juga berlaku kepada mereka yang dimuliakan Allah, seperti para nabi, rasul, malaikat, mereka yang teguh iman, syuhada, dan orang saleh. Dalam surah Al-Haj Allah berfirman, ‘Siapa saja yang mengagungkan syiar-syiar-Nya, maka syiar itu adalah ketakwaan hati.’ Masih di surah yang itu juga, ‘Siapa saja menakzimkan yang dimuliakan Allah, maka tindakannya itu lebih baik baginya di sisi Tuhannya’.”

Bentuk penakziman kepada Rasulullah SAW antara lain menyatakan kebahagiaan di malam kelahiran beliau, membaca kitab maulid, berdiri ketika disebut saat-saat kelahirannya, memberi makanan yang biasa disebut berkat, dan segala bentuk kebaikan yang biasa dilakukan umat Islam di bulan maulid. Semua itu, kata Sayid Ahmad Zaini, diulas ulama secara khusus pada karya mereka. Ulama memberikan perhatian istimewa pada isu ini.

Setuju 100%! kata Syekh Islam Ibrahim al-Bajuri. Dalam menguraikan syair Burdah al-Bushairi di atas, al-Bajuri mengatakan setiap umat Islam harus menyatakan pujian yang layak kepada Rasulullah SAW sesuai dengan pangkat dan derajatnya yang sangat tinggi dan mulia di sisi Allah. Tentu dengan catatan berikut agar tidak offside.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. Rasulullah SAW bersabda, “Jangan kalian sanjung aku kelewat batas seperti umat Nashara menyanjung al-Masih. Tetapi sebutlah aku sebagai hamba dan utusan Allah.”

Semua bentuk pemuliaan dan sanjungan tinggi kepada Rasulullah SAW tidak mengandung kebatilan sejauh tidak menempatkannya sebagai Tuhan. Dan warga NU sudah maklum Rasulullah SAW kendati dikaruniakan Allah derajat sangat istimewa, tetap juga posisinya sebagai makhluk. Demikian keterangan al-Bajuri pada Hasyiyatul Bajuri ala Matnil Burdah. Wallahu A’lam (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri, Nasional, Humor Islam PKB Kab Tegal

Jumat, 03 Februari 2017

Kasatkornas Alfa Isnaeni: Jangan Bicara Agama Kalau Tidak Paham

Jakarta, PKB Kab Tegal - Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Banser H Alfa Isnaeni berpesan kepada anggota baru Banser untuk tidak membahas masalah agama di tengah masayarakat. Menurutnya, bicara agama tanpa bekal ilmu agama yang memadai hanya membuat kekacauan baru di masyarakat.

“Syukur alhamdulillah kalau sahabat sekalian ini pandai membaca kitab kuning. Tetapi kalau tidak bisa, lebih baik belajar,” kata Alfa saat menjadi inspektur upacara penutupan DTD Banser Jakarta Selatan di Kompleks Yayasan KH A Wahid Hasyim, Ciganjur, Jakarta Selatan, Ahad (27/8) pagi.

Kasatkornas Alfa Isnaeni: Jangan Bicara Agama Kalau Tidak Paham (Sumber Gambar : Nu Online)
Kasatkornas Alfa Isnaeni: Jangan Bicara Agama Kalau Tidak Paham (Sumber Gambar : Nu Online)

Kasatkornas Alfa Isnaeni: Jangan Bicara Agama Kalau Tidak Paham

Menurutnya, masalah agama adalah pertanggungjawaban dunia dan akhirat. Jangan mudah berbicara agama.

PKB Kab Tegal

“Butuh ilmu tafsir, ilmu hadits, dan disiplin kelimuan lainnya untuk bicara agama,” kata Alfa.

Kepada seratus lebih peserta diklatsar terpadu, ia mengingatkan kembali tugas Banser sebelum kembali ke masyarakat untuk mendakwahkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.

PKB Kab Tegal

“Tugas sahabat adalah mendakwah Ahlusunnah wal Jamaah An-Nahdliyah. Tetapi ‘dakwah’ harus diartikan secara luas. Artinya, sahabat sekalian harus menghidupkan dan mengawal amaliyah Aswaja NU, yaitu tahlilan, malam Yasin, dibaan, tawasulan, ziarah, manaqib di daerah sahabat masing-masing,” kata Alfa.

Terakhir, ia mengimbau seratus lebih anggota baru Banser ini untuk mengajak anak-anak muda di sekitar sahabat masing-masing untuk masuk Diklatsar.

Sebagaimana diketahui, Diklat Terpadu Dasar (DTD) Angkatan I Satkorcab Banser pada 25-27 Agustus 2017 diadakan oleh GP Ansor Jakarta Selatan. Peserta DTD terdiri atas 112 orang. Peserta terdiri atas kalangan laki-laki dan perempuan. (Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri, Ubudiyah, Internasional PKB Kab Tegal

PCNU Pangandaran Target Punya 500 Kader Penggerak

Pangandaran, PKB Kab Tegal

Menindaklanjuti hasil Pendidikan Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) di Kabupaten Purwakarta minggu lalu, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pangandaran Jawa Barat langsung mengaplikasan pendidikan tersebut dengan melakukan "road show" ke 11 Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU).

Dimulai sejak hari Rabu (25/5) hingga Senin (30/5), PCNU Kabupaten yang baru mekar pada 2012 dan menjadi kabupaten ke-27 di Tatar Sunda ini berkunjung ke setiap MWCNU dan melakukan sosialisasi.

PCNU Pangandaran Target Punya 500 Kader Penggerak (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Pangandaran Target Punya 500 Kader Penggerak (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Pangandaran Target Punya 500 Kader Penggerak

Salah satunya bagaimana menggerakan organisasi para ulama ini agar terjadi sinergitas antara jamiyah dan jamaah.

PKB Kab Tegal

Koordinator tim PKPNU, Imam Ibnu Hajar mengatakan, selain menyosialisasikan terkait PKPNU, dilakukan juga pendataan calon kader penggerak NU ditingkat MWCNU se-Kabupaten Pangandaran. Hasilnya sudah 110 calon dan akan menjadi penggerak di tingkat kecamatan.

"Intinya para penggerak NU ini agar menyampaikan program tingkat pusat maupun daerah di masjid-masjid sehingga jamaah paham apa yang sedang digelorakan NU," kata Imam, Senin.

PKB Kab Tegal

Imam pun menargetkan, tak kurang dari 500 penggerak dimiliki PCNU Kabupaten Pangandaran karena masyarakat Pangandaran terdiri dari percampuran dua suku (Jawa dan Sunda), serta kultur masyarakat pesisir pantai dan pegunungan.

"Pola dakwah yang dipakai juga tentu harus berbeda. Ada yang melakukan pendekatan budaya serta profesi," ujarnya.

Ketua Tanfidiziyah PCNU Kabupaten Pangandaran, KH Fauzan Azis Muslim menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada tim penggerak kader NU yang telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai kader penggerak NU.

Ia berharap semua jajaran pengurus MWCNU dapat menindaklanjuti serta mengaplikasikan di wilayah masing-masing apa yang telah disosialisasikan oleh tim PKPNU Kabupaten Pangandaran. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sejarah, Anti Hoax, Pemurnian Aqidah PKB Kab Tegal