Sabtu, 30 September 2017

Keprihatinan Sayidina Utsman saat Umat Tinggalkan Khutbah Nabi

Kudus, PKB Kab Tegal. Pernah suatu ketika Sayidina Utsman bin Affan merasa malu kepada Nabi Muhammad. Perasaan malu itu justru membuat Sayyidina Utsman memborong seluruh barang dagangan yang dilelang pedagang dari Syam. Kisah ini disampaikan oleh KH Sya’roni Achmadi pada Pengajian Tafsir Al-Qur’an di Masjid Al-Aqsho Menara, Kudus, Kamis (15/6).

Keprihatinan Sayidina Utsman saat Umat Tinggalkan Khutbah Nabi (Sumber Gambar : Nu Online)
Keprihatinan Sayidina Utsman saat Umat Tinggalkan Khutbah Nabi (Sumber Gambar : Nu Online)

Keprihatinan Sayidina Utsman saat Umat Tinggalkan Khutbah Nabi

“Ceritanya, dulu ketika waktu sholat Jumat dimulai rombongan pedagang dari Syam datang. Itu menyebabkan mayoritas umat Islam lari dan memilih ikut lelang dagangan daripada khutbah Nabi Muhammad SAW,” tutur Kiai Sya’roni mengawali cerita.

Akibatnya, jamaah atau sahabat yang ikut khotbah dan sholat jumat tinggal 12 orang. Seketika itu Sayyidina Utsman merasa malu karena umat lebih memilih dagangan daripada khutbah Nabi.

“Dalam kondisi seperti itu, Sayyidina Utsman langsung ikut lelang dan menawar dengan harga tertinggi,” lanjut Kiai Sya’roni.

PKB Kab Tegal

KH Sya’roni menjelaskan setiap harga yang ditawarkan pedagang dan disetujui sahabat lain ditawar lebih oleh Sayyidina Utsman. Misalkan harga kain 10 juta Sayyidina Utsman berani membeli 11 juta.

“Kemudian sampai pada harga tertinggi akhirnya Sayyidina Utsman menang lelang. Seluruh barang dagangan terbeli oleh Sayyidina Utsman,” katanya.

Selanjutnya, semua sahabat yang kalah lelang itu meminta agar Sayyidina Utsman mau menjual beberapa kepada para sahabat yang tidak mendapat barang dagangan. Permintaan itu dituruti dengan syarat mau membeli sepuluh kali lipat dari harga belinya.

PKB Kab Tegal

Sahabat-sahabat yang meminta itu semua tidak berani membelinya. Lalu Sayyidina Utsman bilang jika mau dijual sendiri. Namun, yang terjadi Sayyidina Utsman justru memanggil para fakir miskin dan membagikan barang yang dibeli itu kepada mereka.

“Kok malah ngundang fakir miskin? Oo, dijual kepada Gusti Allah,” ujar Mbah Sya’roni seolah-olah menirukan kata sahabat.

Setelah membagikan itu Sayyidina Utsman berkata kepada sahabat yang tadi ikut lelang. “Memalukan, hanya karena barang dagangan kalian sampai tega meninggalkan khotbah Nabi Muhammad,” kata Mbah Sya’roni menirukan dalam bahasa Jawa.

Pasca kejadian itu setiap waktu sholat jumat tiba para sahabat tidak ada yang berani meninggalkan Khotbah Nabi Muhammad lagi. Kisah ini disampaikan sebagai penjelasan hadits Ana khodimul khaya’ wa Utsman babuha. Artinya Saya (Nabi Muhammad) adalah gudangnya perasaan malu dan Utsman adalah pintunya.

Kisah ini sekaligus menjadi dasar ijtihad madzhab Imam Syafi’i dalam qoul qodim bahwa batas minimal jumlah jamaah sholat jumat adalah 12 orang. Begitu juga menurut madzhab Malikiyah. Namun hukum itu oleh Imam Syafi’I dalam qoul jadid berubah menjadi 40 orang minimal.

“Keterangan Qoul Qodim maksudnya adalah ucapan Imam Syafi’i sebelum memasuki daerah Mesir. Sedangkan Qoul Jadid adalah setelah Imam Syafi’I masuk daerah Mesir. Masing-masing beda hukumnya,” terang Mbah Sya’roni. (M. Farid/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian, Tegal, Aswaja PKB Kab Tegal

Pengamat: NU Kalah Politik Kalah Ekonomi

Bandung, PKB Kab Tegal. ?Pengamat politik Yudi Latif mengatakan, demokrasi di Indonesia terus berkembang. Sayangnya, perkembangan yang ada tak menguntungkan bagi partai-partai berlabel Islam.

Pengamat: NU Kalah Politik Kalah Ekonomi (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengamat: NU Kalah Politik Kalah Ekonomi (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengamat: NU Kalah Politik Kalah Ekonomi

"Gairah orang beragama berjalan baik, tapi ?partai Islam suaranya merosot semua," katanya pada halaqah kebangsaan yang digelar di Pondok pesantren Darul Maarif, Bandung, Jawa Barat Sabtu (14/5).

Kemerosotan itu, kata Yudi disebabkan perkembangan demokrasi yang mengandalkan uang dan kekuatan. "Dalam demokrasi yang mengandalkan uang, kekuatan parpol Islam akan makin terpuruk," katanya.

PKB Kab Tegal

?NU salah satu pihak yang dirugikan dengan perkembangan demokrasi dengan kekuatan uang tersebut. "Orang NU akan kalah dua kali sekaligus. Kalah politik dan kalah ekonomi. Siap saja, orang NU jadi gembel," katanya.

Parahnya, katanya, pihak yang sangat ?berkuasa di Indonesia sekarang ini adalah partai politik. Mereka bisa mengatur segala-segalanya di Indonesia. "Padahal saham ormas lebih banyak dari partai politik. Bahkan jauh sebel?um Indonesia merdeka," jelasnya.

PKB Kab Tegal

Halaqah nasional kebangsaan ini dihadiri oleh ratusan ulama dan cendekiawan pondok pesantren. Selain membahas masalah kebangsaan, halaqah ini juga membahas masalah keumatan dan keagamaan.

Sejumlah tokoh nasional yang menjadi narasumber antara lain KH Hasyim Muzadi, Menteri Pendidikan dan kebudayaan Mohammad Nuh, Mahfud MD, Abuya Mukhtar, Yudi Latif, KH Masdar Farid Mas’udi, Rokhmin Dahuri, Rizal Ramli, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, Ketua PBNU KH Slamet Effendi Yusuf, KH Malik Madani, Prof Dr Gumilar RS, dan Jimly Ashiddiqie. (Ahmad Millah/Abdullah Alawi)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pondok Pesantren, Ahlussunnah PKB Kab Tegal

Kamis, 28 September 2017

Tari Zipin Raya Meriahkan Harlah IPNU IPPNU

Kendal, PKB Kab Tegal. Sukses dan kemeriahan Harlah IPNU ke-57 dan IPPNU ke-58 di Kendal  yang digelar di pendopo Kabupaten Kendal, Ahad (18/3) semakin lengkap dengan pentas seni tarian Zipin Raya yang diperagakan oleh  anggota IPNU IPPNU dari komisariat IPNU IPPNU   MA NU Kangkung.

Tarian yang dinamakan Zipin Raya disamping menjadi selingan acara juga mampu menjadi kejutan bagi peserta. Pasalnya kegiatan-kegiatan selama ini banyak diselingi dengan rebana, qosidah modern dan lain-lain. Tari Zipin yang merupakan tradisi adat melayu tersebut tak pelak mampu menyedot perhatian peserta yang mayaoritas pelajar.

Tari Zipin Raya Meriahkan Harlah IPNU IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Tari Zipin Raya Meriahkan Harlah IPNU IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Tari Zipin Raya Meriahkan Harlah IPNU IPPNU

Selain menampilkan tari Zipin Raya Komisariat IPNU IPPNU MA NU Kangkung juga menampilkan paduan suara  mars IPNU IPPNU dalam Harlah IPNU IPNU tahun ini.

PKB Kab Tegal

Menurut Ahmad Khoiron, kepala MA NU  Kangkung penampilan anak didiknya merupakan upaya lebih mengenalkan MA NU Kangkung kepada masyarakat. Diakui Khoiron, Madrasahnya masih tergolong muda karena berdiri baru beberapa tahun terakhir ini

PKB Kab Tegal

Diharapkan dengan sering tampil di event-event kegiatan IPNU IPPNU, MA NU Kangkung akan lebih cepat dikenal oleh masyarakat luas sehingga akan berdampak positif terhadap penerimaan siswa baru tahun depan,harapnya.

Selain dihibur oleh tari Zipin Raya dan paduan suara dari MA NU Kangkung, peserta Harlah IPNU IPPNU  juga disuguhi penampilan grup rebana dari IPNU IPPNU Ranting Karangayu, kecamatan Cepiring.

 

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Fahroji

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaNu, Santri, Daerah PKB Kab Tegal

Asma Menahun Habiskan Kebun, Ini Solusi Basada Lampung

Lampung Timur, PKB Kab Tegal - Dengan lesu dan menahan sakit, Ngatirah bertandang ke Sekretariat PAC GP Ansor Labuhan Maringgai, Lampung Timur yang berada di Desa Sriminosari, Ahad (16/7).

"Asma sudah enam tahun. Tapi yang parah dua tahun ini," ujar warga Desa Karang Anyar, Kecamatan Labuhan Maringgai itu lirih pada kegiatan bakti sosial Penyembuhan Alternatif Penyakit Medis dan Non Medis Satkorwil Banser Lampung.

Asma Menahun Habiskan Kebun, Ini Solusi Basada Lampung (Sumber Gambar : Nu Online)
Asma Menahun Habiskan Kebun, Ini Solusi Basada Lampung (Sumber Gambar : Nu Online)

Asma Menahun Habiskan Kebun, Ini Solusi Basada Lampung

Nafasnya terdengar berat. Barangkali seberat Rp50 ribu setiap hari dalam beberapa bulan terakhir yang ia keluarkan untuk berobat supaya terbebas dari derita asma.

"Sudah banyak uang keluar untuk berobat, sudah tak terhitung lagi, kebun juga sudah terjual agar bisa sembuh. Puasa Ramadhan biasanya bisa tuntas, kemarin tidak bisa lagi. Shalat fardhu dan tahajud juga sudah jarang saya lakukan karena persoalan pernapasan," ujar Ngatirah sedih.

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Pelaksana tugas Kepala Satuan Unit Khusus Banser Husada (Basada) Satkorwil Banser Lampung Gatot Arifianto bergegas meminta Ngatirah meletakkan tangan di dadanya. Sekitar dua menit tangan aktivis Gusdurian Lampung itu menepuk-nepuk tangan Ngatirah.

"Masih sesak," lirih berujar perempuan kelahiran Cirebon, Jawa Barat itu lagi.

Kamituo Aji Tapak Sesontengan itu menepuk-nepuk lagi tangan perempuan berusia sekitar 70 tahun yang masih melekat di dadanya sekitar tiga menit. Bibir Ngatirah mulai merekah, nafasnya mulai longgar.

"Iya, sudah ada perubahan. Apa sebenarnya penyakit saya ini? Karena saya bersalah sama Tuhan atau bagaimana?" ujar Ngatirah.

Gatot memilih tidak menjawab dan meminta Ngatirah bersandar di dinding ruang tamu Ansor Labuhan Maringgai. Lima menit kemudian, Ketua GP Ansor Way Kanan itu melanjutkan terapi pada Ngatirah selama lima menit.

"Alhamdulillah ada perubahan lima puluh persen. Nafas sudah semakin longgar," kata Ngatirah lagi.

Gatot selanjutnya mengajak Ngatirah berpikir rileks, menghadapi derita dengan legawa.

"2014 saya kena gula darah, kadarnya waktu itu sudah 524. Saya sempat drop, walau banyak aktivitas untuk menghilangkan sakit, saya selalu berpikir bahwa saya sakit. Hal itu membuat kondisi fisik saya tidak ada perubahan, tubuh loyo, mata sayu. Kesimpulannya, saya harus berpikir sehat. Pengandaiannya, ketika bercermin kita tersenyum, maka hasilnya adalah wajah tersenyum. Hidup adalah apa yang kita pikirkan," ujar Gatot.

Tuhan tidak akan menguji umatnya melebihi batas kemampuannya. Banyak orang yang menderita penyakit lebih parah. Ujian harus diterima.

"Berpikir sehat dan memperbanyak istighfar akan membuat kita sehat," kata praktisi Neo Neuro Linguistic Programing itu lagi.

Wajah Ngatirah berseri, mengangguk dan tertawa lepas mengucapkan terima kasih. Gatot meminta maaf jika ada kekurangan lalu meminta Satkorkel Banser Bandar Negeri, Labuhan Maringgai Ahmad Novianto yang sudah diinisiasi ATS menerapi Ngatirah tiga sampai empat kali beberapa hari ke depan. (Ansarafi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pertandingan, Olahraga, AlaSantri PKB Kab Tegal

Rabu, 27 September 2017

Doa Istimewa Memindah dan Menghentikan Hujan

Menghentikan hujan atau mengalihkannya ke tempat yang lain bukanlah semata keinginan pawang hujan. Semua orang berhak menghindarkan dirinya dari kuyuban air hujan. Bisa dengan berlindung di bawah payung, di balik mantel anti hujan, atau meneduh di bawah pohon. Itu adalah pilihan bebas, sebagaimana seseorang juga bebas memohon kepada Allah swt Yang Memiliki Kuasa atas Segalanya termasuk juga mengatur Hujan.

Sesungguhnya hal ini pernah dilakukan Rasulullah saw semasa hidupnya sebagaimana diterangkan dalam Sahih Bukhari yang diriwayatkan oleh Anas, beliau pernah berdo’a

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Doa Istimewa Memindah dan Menghentikan Hujan (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa Istimewa Memindah dan Menghentikan Hujan (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa Istimewa Memindah dan Menghentikan Hujan

Allahumma hawalayna wa la ‘alayna, Allahumma alal akami wad thirobi, wa buthunil audiyyati wa manabitis syajari. Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami, dan jangan turunkan kepada kami untuk merusak kami.  Ya Allah turunkanlah hujan di dataran tinggi, beberapa anak bukit, perut lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.

Do’a di atas menunjukkan betapa manusia hanya bisa berdoa mengharap belas kasihannya ketika berhadapan dengan kekuatan alam yang merupakan Tajjaliy dari-Nya. Bahkan hanyan sekedar mengatur airpun manusia tidak mampu. Oleh karena itu semoga Allah menghindarkan air hujan yang menyebabkan kerusaka, banjir, wabah dan sebagainya. (red. Ulil H

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Cerita, Habib PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Senin, 25 September 2017

PCINU Arab Saudi: Santri Harus Jadi Pemimpin

Jeddah, PKB Kab Tegal. Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional dan instruksi dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pengurus Cabang Istimewa Nahdhatul Ulama (PCINU) Arab Saudi melangsungkan pembacaan 1 miliar shalawat Nariyah. Sebanyak 4.444 shalawat digemakan serentak oleh para Nahdliyin di beberapa kota di Arab Saudi yakni Jeddah, Makkah, Thaif, Madinah, Riyadh dan Al Qassim.

PCINU Arab Saudi: Santri Harus Jadi Pemimpin (Sumber Gambar : Nu Online)
PCINU Arab Saudi: Santri Harus Jadi Pemimpin (Sumber Gambar : Nu Online)

PCINU Arab Saudi: Santri Harus Jadi Pemimpin

Acara ini turut dihadiri perwakilan KJRI Jeddah, GP Ansor dan Muslimat Arab Saudi, Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Arab Saudi, Ormas/LSM, Parpol dan beberapa tokoh masyarakat di Jeddah.

"Secara konseptual, muktamar di Banjarmasin tahun 1935 NU menyatakan bahwa membela negara yang diduduki oleh umat Islam adalah wajib hukumnya", ungkap Ahmad Fuad selaku Ketua Tanfidiziyah PCINU Arab Saudi.

PKB Kab Tegal

Menurutnya, NU didirikan Hadratus Syaikh Hasyim Asyari untuk mendampingi perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan. "Santri adalah pemimpin. Dubes kita sekarang santri, bahkan diakui sebagai ulama oleh Kiai Mudatsir (Wakil Rois Syuriyah PWNU Jatim 2010-2015)," ujarnya, Jumat (21/10).

Fuad berharap pemimpin dari kalangan santri tidak hanya di Arab Saudi. “Anda semua (santri) yang harus mengisi perjalanan Republik Indonesia ke depan ini," lanjut beliau memotivasi para hadirin.

PKB Kab Tegal

M. Hery Saripudin, Konsul Jendral RI Jeddah mengungkapkan kebahagiaannya atas keberadaan warga Nahdliyin di Arab Saudi.

"Saya sebagai konjen baru merasa beruntung karena adanya ulama dan santri Nahdliyin di sini. feel at home," katanya.?

Di kehadiran perdananya Hery Saripudin meminta KJRI Jeddah dan Nahdliyin terus bersinergi. karena tulang punggung umara merupakan ulama.

"Hari Santri ini merefleksikan semangat para ulama dan santri di sini sangat positif sesuai harapan kami sebagai wakil pemerintah," pungkasnya. (Hariri Thohir/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam PKB Kab Tegal

Soal Full Day School, Ini Kritik dan Masukan KPAI untuk Mendikbud

Jakarta, PKB Kab Tegal. Wacana belajar sehari penuh di sekolah atau dikenal full day school yang diwacanakan Mendikbud Muhadjir Effendy, implementasinya harus didahului kajian yang utuh. KPAI menilai Menteri baru tidak harus membuat kebijakan baru, apalagi tanpa didahului kajian yang matang. Akibatnya justru akan merugikan anak.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh dalam siaran pers yang dikirim ke PKB Kab Tegal, Selasa (9/8).

Soal Full Day School, Ini Kritik dan Masukan KPAI untuk Mendikbud (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal Full Day School, Ini Kritik dan Masukan KPAI untuk Mendikbud (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal Full Day School, Ini Kritik dan Masukan KPAI untuk Mendikbud

Niam menilai, kebijakan pendidikan apalagi yang bersifat nasional tidak bisa didasarkan pengalaman orang perorang. Pengambilan kebijakan nasional tidak boleh parsial. Tidak boleh hanya berdasar kepada pengalaman pribadi. Jangan sampai tiba masa tiba akal. kebijakan yang diambil akan berdampak sangat luas, jadi butuh kajian utuh.

“Masing-masing siswa memiliki kondisi yang berbeda-beda. Siswa yang satu dengan yang lainnya tidak bisa disamaratakan. Menghabiskan waktu dengan durasi panjang di sekolah dapat mengganggu intensitas interaksi anak,” ujar Niam yang juga salah satu Katib syuriyah PBNU ini.

PKB Kab Tegal

Anak-anak, lanjutnya, butuh interaksi dengan teman sebaya di sekolah, teman di lingkungan tempat tinggal, dan dengan keluarga di rumah. Dengan kebijakan full day school, pasti intensitas pertemuan anak dan orang tua juga pasti akan berkurang. Apalagi, tidak semua orang tua bekerja keluar rumah. Ini akan berpengaruh dalam proses tumbuh kembang anak.

Dia menegaskan, masing-masing keluarga itu memiliki kondisi yang berbeda, tidak bisa digeneralisasikan bahwa full day school itu menyelesaikan semua masalah anak. "Tidak semua orang tua (siswa) itu bekerja. Artinya jangan dibayangkan kondisi seluruh orang tua di Indonesia hanya seperti yang dialami oleh Mendikbud. Kebijakan nasional harus didasarkan kepada kajian yang utuh,” terangnya.

Soal waktu belajar, katanya, KPAI melihat tidak banyak menjadi masalah. Karena seiring dengan keragaman kondisi anak, orang tua, dan masyarakat, sudah terfasilitasi dengan model pembelajaran yang beragam, ada yg normal dan ada yang full day school. Sehingga orang tua diberikan keleluasaan untuk memilih. "Bahkan, dalam kondisi tertentu, anak jangan lama-lama di sekolah, agar cepat berinteraksi dengan orang tua. Apalagi yang kelas 1 SD,” papar Niam.

PKB Kab Tegal

Untuk menjawab permasalahan anak, perbaikan kebijakan harus berporos pada anak. Membaca pertimbangan Mendikbud dalam mengusulkan kebijakan ini, lebih karena faktor menyesuaikan dengan orang tua yang bekerja, sehingga jadual anak diubah. Dari sisi paradigma sudah bermasalah. Penerapan suatu program harus diikuti dengan perbaikan yang memadai.?

“Tidak hanya dengan ‘mengandangkan’ anak di sekolah semata tanpa ada perbaikan sistem pendidikan dengan spirit menjadikan lingkungan sekolah yang ramah bagi anak, maka memanjangkan waktu di sekolah malah akan menyebabkan potensi timbulnya kekerasan di lingkungan sekolah,” urai Niam.

Menurutnya, ada hal yang perlu dipertimbangkan Mendikbud dalam wacana full day school yaitu penambahan beban guru, penambahan biaya untuk kegiatan, penyesuaian kegiatan anak dan orang tua yang sudah ada, orang tua yang tidak bekerja, anak yang harus membantu orang tua, dan keragaman kondisi sosial di berbagai daerah.

“KPAI siap memberi masukan dan segera akan bertemu Mendikbud. Niat baik harus dilakukan dengan cara yang baik, dan meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan,” pungkas Niam. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah, AlaSantri PKB Kab Tegal