Sabtu, 17 Februari 2018

Saudi Belum Tetapkan Kuota Tambahan Haji untuk Indonesia

Jakarta, PKB Kab Tegal

Kepastian apakah Indonesia akan memperoleh tambahan kuota haji sebanyak 10 ribu atau tidak, masih menjadi tanda tanya besar. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, sesuai keputusan Pemerintah Saudi, kuota haji tahun ini di setiap negara sama dengan tahun lalu.

Saudi Belum Tetapkan Kuota Tambahan Haji untuk Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Saudi Belum Tetapkan Kuota Tambahan Haji untuk Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Saudi Belum Tetapkan Kuota Tambahan Haji untuk Indonesia

Pemotongan kuota sebanyak 20 persen, katanya, juga masih diberlakukan untuk semua negara. Karenanya, kuota haji Indonesia sebesar 168.800, terdiri dari 155.200 kuota haji reguler dan 13.600 kuota haji khusus.

“Khusus bagi Indonesia, karena sejak lama memperjuangkan tambahan 10 ribu, ini yang terus kita ikhtiarkan. Doakan saja mudah-mudahan bisa diwujudkan tahun ini tambahan itu,” tegas Menag saat ditanya wartawan usai menghadiri Halaqah Pimpinan Pondok Pesantren se-Provinsi Lampung, Senin (18/04), sebagaiman dilansir kemenag.go.id.

PKB Kab Tegal

Ihwal wacana tambahan kuota bagi Indonesia sebanyak 10 ribu jamaah, Menag sudah meminta kepastiannya kepada Pemerintah Saudi Arabia saat melakukan kunjungan kerja ke Jeddah pertengahan Maret lalu. Namun, pihak Saudi belum memberikan jawaban secara tegas karena sedang dipertimbangkan.

“Menteri Urusan Haji Saudi mengatakan bahwa hal ini betul-betul menjadi perhatian Pemerintah Saudi yang terus dipertimbangkan. Pada saatnya nanti, Pemerintah Saudi akan menyampaikan secara resmi terkait hal ini,” kata Menag, Rabu (16/03) lalu.

PKB Kab Tegal

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah melakukan kunjungan ke Saudi Arabia dan bertemu dengan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud di Jeddah, pada pertengahan September tahun lalu. Dalam pertemuan itu, Raja Salman menyampaikan kepada Presiden Jokowi bahwa kuota jamaah haji? Indonesia akan ditambah sebanyak 10 ribu.

Saat menerima Kunjungan Kehormatan dari Menteri Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi Adel Bin Ahmed Al Jubeir, di tengah-tengah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa (LB) ke-5 Organisasi Kerjasama Islam (OKI), di JCC Senayan, Jakarta, Senin (07/03),? Presiden Joko Widodo? meminta? agar penambahan kuota haji bagi Indonesia dapat segera direalisasikan. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah, AlaSantri PKB Kab Tegal

NU Fokuskan Lima Hal Penanggulangan Bencana

Jakarta, PKB Kab Tegal
Pasca-bencana gempa bumi yang meluluhlantakkan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng), Nahdlatul Ulama (NU) memfokuskan pada lima hal penanggulangan bencana. Antara lain, bantuan logistik, bantuan kesehatan, rekonstruksi lembaga pendidikan (pesantren, madrasah) dan tempat ibadah (masjid dan musholla), penampungan anak yatim-piatu serta terapi spiritual pasca-traumatis.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Lembaga Pelayanan Kesehatan Nahdlatul Ulama (LPKNU), Dr Ing Bina Suhendra didampingi Koordinator Tim Tanggap Darurat, Avianto Muhtadi kepada PKB Kab Tegal di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (5/6)

Menurut Bina, begitu ia akrab disapa, menjelaskan, untuk bantuan logistik, pihaknya mendasarkan sesuai kebutuhan riil dan paling mendesak dari para korban bencana tersebut. Bantuan itu antara lain, makanan, minuman, pakaian, perangkat sholat dan pembalut wanita. "Sekarang yang paling mendesak dan dibutuhkan ya itu. Kita memberikan bantuan tidak berdasarkan perkiraan,” tandasnya.

Selain itu, kata Bina, saat ini pihaknya juga telah mempersiapkan susu dan bubur siap saji untuk anak-anak. “Kita siap 30 dus bubur siap saji dan susu untuk 5 ribu anak,” terangnya.

Untuk bantuan kesehatan, Bina menjelaskan, sejak hari pertama bencana tejadi, pihaknya telah memberikan pelayanan kesehatan keliling. Bantuan hasil kerjasama dengan sejumlah Rumah Sakit itu, melibatkan 10 dokter dan sejumlah perawat serta dibantu dengan 6 unit mobil ambulans. “Dalam minggu-minggu ini sudah melayani ribuan pasien, katanya.

Masih terkait dengan bantuan kesehatan, Bina menambahkan, pihaknya juga merencanakan pengadaan sanitasi dan air bersih. “Kita juga akan adakan sanitasi, seperti MCK (mandi, cuci dan kakus, Red) dan pengadaan air bersih,” jelasnya.

Sementara itu, rekonstruksi lembaga pendidikan (pesantren, madrasah) dan tempat ibadah (masjid dan musholla) akan dilakukan kemudian setelah penanganan tanggap darurat selesai.

“Rekonstruksi tempat-tempat ibadah dan terutama lembaga pendidikan akan dilakukan kemudian setelah masa tanggap darurat ini selesai. Untuk rekonstruksi pesantren dan madrasah sangat penting, karena di situ nyawanya NU,“ terang Bina.

Hal lain yang menjadi perhatian NU adalah nasib anak-anak yatim-piatu. Menurut Bina, mereka (anak yatim-piatu akan ditampung di pesantren-pesantren yang berada di bawah naungan NU. “Kita akan tampung mereka di pondok-pondok (pesantren, Red) milik NU di sekitar Jawa Tengan dan Jawa Timur,“ pungkasnya.

Trauma para korban bencana tersebut juga menjadi prioritas NU. Untuk hal ini, kata Bina, NU memiliki cara sendiri dalam menangani para korban trauma, yakni dengan terapi spiritual. Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan tahlil, dzikir dan taushiyah dari para ulama NU.

“Ini (tahlil, dzikir, taushiyah) cara dan tradisi yang dimiliki NU. Kalau cara ini dilakukan dengan konsisten dan konsekuen, Insya Allah, dalam waktu satu tahun mereka (para korban trauma) sudah bisa tenang,“ terang Bina. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pertandingan, Warta, Sunnah PKB Kab Tegal

NU Fokuskan Lima Hal Penanggulangan Bencana (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Fokuskan Lima Hal Penanggulangan Bencana (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Fokuskan Lima Hal Penanggulangan Bencana

Jumat, 16 Februari 2018

Kemenag Dongkrak Mutu MTs melalui Kebijakan Inovatif

Jakarta, PKB Kab Tegal



Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menyempurnakan sistem dan model pendidikan. Antara lain dengan dikeluarkannya Undang-Undang nomor 22 dan 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, yang diikuti lahirnya Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang tersebut secara langsung berpengaruh terhadap manajemen pendidikan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Kemenag Dongkrak Mutu MTs melalui Kebijakan Inovatif (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemenag Dongkrak Mutu MTs melalui Kebijakan Inovatif (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemenag Dongkrak Mutu MTs melalui Kebijakan Inovatif

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan tersebut, Kemenag menggagas Kebijakan Mutu Madrasah dengan prinsip Manajemen Berbasis Madrasah atau Madrasah Based Management (MBM).?

Di Madrasah Tsanawiyah (MTs), MBM memiliki karakteristik pelaksanaan yang dapat diketahui dari parameter sebagai berikut, yaitu bagaimana MTs dapat mengoptimalkan kinerjanya, bagaimana MTs dapat mengoptimalkan proses pembelajaran, bagaimana MTs dapat mengoptimalkan pengelolaan sumber belajar, bagaimana MTs dapat mengoptimalkan profesionalisme tenaga kependidikan, dan ? bagaimana MTs dapat mengoptimalkan sistem administrasi secara keseluruhan.

Untuk menjamin tercapainya MBM, ada 4 (empat) komponen yang menjadi pilar utama pelaksanaannya, yaitu desentralisasi pengambilan keputusan, desentralisasi informasi, desentralisasi penghargaan, dan desentralisasi pengetahuan dan keterampilan.

PKB Kab Tegal

Dalam menerapkan kebijakan mutu madrasah, terlebih dahulu dibuat Analisis SWOT (Strength Weakness Opportunity Treath). Pertama, strength (kekuatan) meliputi guru yang memiliki kualifikasi S1 dan beberapa guru yang telah menyelesaikan S2, jumlah guru yang cukup, memiliki kepala madrasah yang tegas dan visioner, jumlah murid yang banyak, animo masyarakat positif terhadap madrasah.?

Kedua, weakness (kelemahan) meliputi ada beberapa guru yang kurang disiplin, dan ada beberapa murid yang berperilaku negatif. Ketiga, opportunity (peluang) meliputi: tunjangan profesi guru bisa membuat kinerja guru meningkat, dan status madrasah dan sekolah umum yang sama. Keempat, treath (ancaman) seperti masih ditemukan warung internet (warnet) di dekat madrasah, ada persewaan? play station/game di dekat madrasah, pengaruh narkoba dari luar madrasah, dan kenakalan remaja.

Kebijakan-kebijakan strategis yang dilakukan madrasah untuk mengimplementasikan visi, misi, dan tujuan di atas adalah membangun profesionalisme dengan pendidikan dan pelatihan, memberdayakan setiap potensi dengan spirit ibadah, menerapkan pola manajemen yang transparan dan akuntabel dengan sentuhan budaya dan agama, melejitkan setiap potensi dengan kreativitas dan inovasi, dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan nikmat dengan ruh ukhuwah.

Penerapan MBM berdampak pada peningkatan kinerja madrasah, dengan menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat. Selain itu, madrasah diharapkan juga dapat meningkatkan efesiensi, partisipasi, dan mutu, serta bertanggung jawab kepada masyarakat dan pemerintah. Bagaimana implementasi dari kebijakan tersebut, Balitbang Diklat Kemenag kemudian melakukan penelitian tentang hasilnya. Laporan atas hasil riset ini akan dimuat secara berseri di PKB Kab Tegal? (Kendi Setiawan/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Pertandingan, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Baitul Hikmah Haurkuning Sujud Syukur Hari Santri

Tasikmalaya, PKB Kab Tegal - Santri Baitul Hikmah Haurkuning melalukan sujud syukur dengan adanya Hari Santri Nasional. Mereka melakukan itu seusai melaksanakan pembacaan Shalawat Nariyah yang dilaksanakan di Masjid Jami Baitul Hikmah Haurkuning Salopa Tasikmalaya, Jawa Barat (21/10).

Sujud syukur ini dilandasi atas rasa bangga dan syukur atas perhatian pemerintah terhadap santri yang dulu kurang diakui.

Baitul Hikmah Haurkuning Sujud Syukur Hari Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Baitul Hikmah Haurkuning Sujud Syukur Hari Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Baitul Hikmah Haurkuning Sujud Syukur Hari Santri

Imam masjid Baitul Hikmah Ajengan Yasa mengatakan, dulu ketika dirinya mesantren, menjadi santri itu sangat susah dan sering dicurigai, khususnya ketika masa Darul Islam (DI) Tentara Islam Indonesia (TII) yang dipimpin oleh Kartosuwiryo.

PKB Kab Tegal

Bahkan mengajipun dulu tak tenang, tapi ketika Hari Santri ini ada, santri jadi diakui dan mari kita sujud syukur atas nikmat ini,” ajaknya.

PKB Kab Tegal

Santri Haurkuning Ridwan mengatakan dengan adanya Hari Santri ia menjadi bangga. Dan momentum sujud syukur itu sangat luar biasa.

“Hidup santri,” pekiknya. (Husni Mubarok/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul, Internasional PKB Kab Tegal

Kamis, 15 Februari 2018

GP Ansor Malang Kuatkan Kepeloporan Kader

Malang, PKB Kab Tegal. Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Malang menggelar Rapat Kerja Cabang dan Rapat Koordinasi Banser di Villa Refa Bungkoh Dau Malang, Sabtu Ahad (16/17) lalu yang diikuti oleh peserta dari 33 PAC Ansor seKabupaten Malang.

GP Ansor Malang Kuatkan Kepeloporan Kader (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Malang Kuatkan Kepeloporan Kader (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Malang Kuatkan Kepeloporan Kader

Agenda tersebut bertujuan sebagai  langkah awal untuk menyusun Program Kerja Gerakan Pemuda Ansor dan Banser Kabupaten Malang 2013 – 2014 yang juga bertujuan menguatkan kepeloporan kader Ansor.

Kader muda Ansor merupakan kader pelopor, penggerak, pengemban, dan pengaman program-program sosial kemasyarakatan. Bahtiar, Ketua Panitia Pelaksana mengatakan, Raker dan Rakor diharapkan dapat berbuah dan menghasilkan kajian strategis untuk mewujudkan kader muda Ansor  yang memiliki dedikasi dan disiplin tinggi.

PKB Kab Tegal

“Kader Ansor dan Banser  harus mempunyai ketahanan fisik dan mental yang tangguh sebagai agen perubahan di tataran masyarakat luas, penuh daya juang dan menjunjung tinggi nilai religious sebagai banteng ulama serta dalam mewujudkan cita-cita Bangsa dan negara dan kemaslahatan umat,” ucap Bahtiar.

PKB Kab Tegal

Di sela acara, Gus Tadlo, Satkorcab Banser Kab. Malang menambahkan, pemuda sejatinya memiliki peran dan fungsi strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara, dan sebagai aktor dalam pembangunan.

“Gerakan Pemuda Ansor dan Banser harus menumbuhkankembangkan fungsi dan peran guna menjawab segala bentuk permasalahan baik internal maupun eksternal organisasi menuju kebijakan organisasi yang lebih baik dalam mewujudkan kader bangsa yang mempunyai kepribadian muslim, kepemimpinan yang tangguh, loyalitas tinggi, berwawasan organisasi, politik dan sosial serta mempunyai keterampilan dan skill yang cukup,” katanya. (Abdul Basyit/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Quote, Lomba, Makam PKB Kab Tegal

Orang-orang dari Pesantren dan Sepak Bola

Oleh Abdullah Alawi



Bagi kalangan pesantren, sepak bola merupakan olahraga populer. Jika tak punya lapangan, sepak-sepak bola dalam bentuk cucian yang dibuntal saja bisa jadi. Bahkan bola api dan durian pun disepak. Padahal kaki santri sama saja dengan manusia pada umumnya, terdiri dari daging dan tulang yang dibungkus kulit.  

Tak heran, lembaga pendidikan yang fokus sebenarnya adalah mendalami ilmu agama membuahkan pemain sepak bola di tingkat nasional. Tak banyak memang. Sebut misalnya M. Rafli Mursalim. Ia memperkuat Timnas Indonesia U-19. Membikin gol dalam hitungan detik. Mencetak hattrick. Bukan hanya dia, nama lain bisa disebut Evan Dimas. 

Orang-orang dari Pesantren dan Sepak Bola (Sumber Gambar : Nu Online)
Orang-orang dari Pesantren dan Sepak Bola (Sumber Gambar : Nu Online)

Orang-orang dari Pesantren dan Sepak Bola

Jika dicari angkatan lebih tua, Zaenal Arif, mantan penyerang Persib Bandung, pernah nyantri di sebuah pondok pesantren di Cikajang, Garut. Bahkan sempat juara Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat kecamatan.

Bacaan Al-Qur’an Zaenal Arif dipuji Ketua Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah atau asosiasi pondok pesantren NU, KH Abdul Ghofarrozin ketika pembukaan putara final Liga Santri Nusantara di GOR Pasundan, kota Bandung, Senin (23/10). Tak heran ia didaulat sebagai duta Liga Santri Nusantara tahun ini.  

Legenda Persija Jakarta, Nuralim, juga mengaku dekat dengan tradisi pondok pesantren karena ia selama 6 tahun belajar di Madrasah Ibtidaiyah Najahul Islam Bekasi. 

PKB Kab Tegal

Pondok pesantren juga melahirkan komentator sepak bola. Dalam hal ini adalah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Menurut pengamat sepak bola nasional, M. Kusnaeni, amatan sepak bola Gus Dur memiliki tempat tersendiri, yaitu pengamat sepak bola dengan pendekatan filosofis yang visioner.

Pengalaman pesantren tentang sepak bola juga dimuat dalam pengalaman pribadi (autobiografi) KH Saifuddin Zuhri pada Guruku Orang-orang dari Pesantren dan Rahmatullah Ading Affandi (RAF) pada Dongeng Enteng ti Pasantren

KH Saifuddin Zuhri biasanya, sepulang dari sekolah, sehabis makan siang dan shalat dzuhur, ada sedikit waktu bermain dengan teman-teman. Kalau tidak main sepak bola, main layang-layang atau cari ikan di sungai. 

Pada cerita itu pula ia memperkenalkan sosok Kiai Mursyid, seorang ahli ilmu agama asal kota Solo yang terampil bermain si kulit bundar. Tim mana pun yang dibela Kiai Musrsyid, bisa dipastikan mendapat kemenangan.  

PKB Kab Tegal

Sepak Bola sebagian dari Iman

RAF mengisahkan sepak bola kalangan pesantren lebih detil lagi. Tidak main-main, menurut dia, berdasarkan ucapan ajengan (istilah kiai di Sunda), menyebut olahraga sebagai bagian dari iman.  

“Ari olahraga teh, eta sabagian tina iman. Ku Gusti Allah urang teh dipaparin badan. Tah eta badan teh ku urang kudu diriksa, sangkan sehat. Salian ti ku dahar, ngariksa badan teh kudu ku olah-raga, sangkan sehat." (halaman 45). Artinya, olahraga itu sebagian dari iman. Allah telah memberi kita badan. Pemberian itu harus dijaga supaya sehat. Selain dengan makan, badan harus dijaga dengan olahraga agar sehat.

Maka pada buku tersebut dikisahkan, ajengan turut serta dalam permainan sepak bola bersama santrinya. Ia memakai sarung yang digulung lebih atas dari biasanya sehingga kelihatan celana sontognya (celana) yang panjangnya sampai ke betis, biasa digunakan di pesantren-pesantren Sunda.

Pernah ajengan tersebut bermain sepak bola. Pada sebuah insiden, ia tersungkur hingga ke pinggir lapangan oleh pemain lawan, yaitu santrinya sendiri. Ajengan sampai menderita sakit beberapa hari. 

Santri yang melakukan tindakan itu dimarahi santri senior. Bahkan isteri ajengan sampai mendatangi santri tersebut dan memarahinya. Lalu bola milik santri itu disitanya. Ajengan juga sempat marah kepada pelaku. 

Tapi beberapa hari kemudian, Ajengan meminta maaf kepada pelaku. Menurutnya, dia dan santri itu sama-sama pemain di lapangan. Dan itulah risikonya ketika bermain sepak bola. (halaman 44)

Malah basa tas ngaji, Ajengan kungsi mundut hampura ka Si Atok. Saurna, ‘Atok hampura ana, harita make ngambek, padahal ana oge nyaho, yen anta harita teu ngahaja ngadupak ana.’" (Selepas mengaji, Ajengan meminta maaf kepada Si Atok (santri yang menjatuhkannya saat bermain sepak bola). Ajengan berkata, ‘Mohon maaf ya, waktu itu saya sempat marah. Padahal saya tahu, kamu tidak sengaja melakukannya).”

Dari peristiwa itu, RAF menilai seorang ajengan itu sportif. 

Tentang olahraga, menurut ajengan tersebut bermanfaat dalam dua hal. “Saur Ajengan keneh, ari maen-bal teh saenyana mah, ngalatih lahir jeung batin. Lahirna atuh badan jadi sehat, batinna atuh pikiran jadi cageur. (halaman 45).

Menurut RAF, pikiran ajengan semacam itu seperti perkataan ahli-ahli olahraga modern. Hanya berbeda kalimat dan cara menyampaikan sementara maksudnya adalah mens sana in corpore sano (jiwa yang sehat berada pada badan yang sehat). (halaman 45).

Padahal ajengan tersebut, sebagaimana dikisahkan pada bagian buku tersebut tidak mengenyam perguruan tinggi. RAF menjelaskan profil ajengan seperti berikut: 

“Ajengan tidak pernah sekolah, tak pernah mendapat didikan universitas. Tapi aku yakin, ajengan yang tinggal di kampung itu orang pintar, orang yang otodidak. Caranya dia mengajar, meski dia tidak mendapatkannya dari buku, tapi mudah dimengerti. Meski sering membentak, tapi disegani santri-santrinya. Malahan jadi payung bagi orang-orang kampungnya. Penemuannya asli, bukan dari buku orang lain. Meski begitu, tetap dalam dan mengandung kebenaran. Luas pemikirannya, luhur penemuannya. Singkatnya, bukan orang mentah. Tidak banyak sekarang juga aku menemukan orang seperti ajengan. Pedoman dia, “Tafakur sejam, lebih berguna daripada shalat berjumpalitan enam puluh hari tanpa tafakur.” (halaman 8). 

Pesantren adalah gudangnya bakat apa pun, kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Hal itu karena santri di Indonesia, yang terhubung dengan NU saja sekitar 23 ribu pesantren dengan berjumlah jutaan santri. Selain diformat untuk mengerti pengetahuan agama dan menyebarkannya (berdakwah), di antara mereka pasti ada yang berbakat menjadi politisi, seniman, termasuk olahraga. 

Namun, masih kata Kiai Said, bakat-bakat santri itu masih hanya sebatas potensi, belum menjadi prestasi secara maksimal. 

Tak berlebihan pernyataan itu, karena penulis membuktikan sendiri pada putaran final Liga Santri Nusantara 2017 yang berlangsung di kota Bandung. Mantan pemain Timnas, Nuralim kaget melihat potensi-potensi sepak bola santri. Begitu juga Zaenal Arif. 

Di luar itu, penulis menemukan keunikan kesebelasan Darul Huda Ponorogo. Mereka tidak hanya membawa pemain ke Bandung, tapi mengangkut dua kuintal beras berikut juru masaknya. Namun, juru masak itu, ketika di lapangan menjadi tim dokumentasi live streaming yang bisa ditonton langsung oleh kiai dan sesame teman santrinya di Ponorogo. Mereka meliput dengan dengan mengenakan sarung dan berkopiah. Dan di antara mereka, ada yang menjadi reporter dan komentator.    

Bukankah santri itu, jika dikembangkan bakatnya akan menjadi wartawan televisi dan komentator sepak bola di kemudian hari?

Dari catatan itu, penulis mengapresiasi langkah Kemenpora RI yang bekerja sama dengan Rabithah Ma’ahid Islamiyah NU yang menyelenggarakan kompetisi sepak bola antarpesantren di seluruh Indonesia. Sejak digelar 2015, peserta liga itu makin bertambah. Tahun ini mencapai 22 ribu orang santri.

Penyelenggaraan liga itu, harus terus dilaksanakan diperbaiki untuk meningkatkan kualitas penyelenggara sendiri dan skill pemain. Apalagi tujuannya, selain menjadi ajang silaturahim antarsantri, liga itu berupaya memasok pemain sepak bola di Timnas Indonesia yang berakhlakul karimah. 





Penulis adalah salah seorang tim peliput Liga Santri Nusantara 2017 di Bandung yang dikirim PKB Kab Tegal 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ubudiyah, Ulama, Warta PKB Kab Tegal

Rabu, 14 Februari 2018

Kiswah Kabah 470 Tahun Dipamerkan di Abu Dhabi

Kairo, PKB Kab Tegal. Kiswah atau kain penutup kabah yang berusia 470 tahun dipamerkan pada Jumat (26/4) kemarin di Pameran Buku Abu Dhabi (Abu Dhabi International Bookfair). Kiswah tersebut merupakan kiswah tertua yang dibuat di Istanbul pada tahun 950 H, di masa kesultanan Turki Utsmani. Demikian dilansir kantor berita Akhbaralaalam (27/4).

Kiswah Kabah 470 Tahun Dipamerkan di Abu Dhabi (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiswah Kabah 470 Tahun Dipamerkan di Abu Dhabi (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiswah Kabah 470 Tahun Dipamerkan di Abu Dhabi

Meski sudah di makan zaman selama 470 tahun, namun kondisi kiswah tertua itu masih tampak utuh dan bagus, baik pada kondisi kain, warna, sulaman dan ornamen yang terdapat dalam kiswah. Tak pelak, keberadaan barang antik sekaligus sakral itu pun menarik perhatian ribuan pengunjung pameran.

Uniknya lagi, yang memamerkan kiswah tersebut adalah stan dari lembaga penerbitan dan rumah koleksi Austria yang secara khusus mengoleksi manuskrip-manuskrip dan benda-benda kuno. Hugo Wichirk, direktur lembaga tersebut mengatakan, bahwa kiswah yang dipamerkan merupakan kiswah tertua yang masih tersisa.?

PKB Kab Tegal

"Selain tertua, kiswah ini juga sangat istimewa karena keutuhan dan keterawatannya. Selain kiswah yang dimiliki oleh rumah koleksi kami, kiswah dalam kondisi serupa juga dimiliki oleh Museum Topkapi di Istanbul, Turki," kata Hugo.

PKB Kab Tegal

Ditambahkan oleh Hugo, bahwa kiswah tersebut dibuat di masa pemerintahan Sultan Sulaiman Qanuni (w. 1566 M), sultan kesepuluh dinasti Turki Utsmani yang terkenal sebagai salah kaisar terbesar pada zamannya, pecinta ilmu pengetahuan, sastra, budaya dan seni. Pada zaman itu, kota Mekkah dan Madinah dibawah kekuasaan dan perlindungan kesultanan Turki Utsmani.

Sultan Sulaiman memerintahkan para ahli tenun termasyhur di zamannya untuk membuatkan kiswah tersebut. Alhasil, jadilah sebuah kiswah yang tampak indah dan mengagumkan dengan kualitas kain yang paling bagus, kaligrafi terindah dengan sulaman emas dan hiasan "munamnamat" terelok.

Penulis: Ginanjar Sya’ban

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pendidikan, Kajian, Sholawat PKB Kab Tegal