Minggu, 09 Juli 2017

Kepala Desa ini Ingatkan PMII Jangan Lupa Desa

Sleman, PKB Kab Tegal. Kepala Desa Mororejo Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Yogyakarta secara resmi membuka Pelatihan Kader Dasar (PKD) dan bakti sosial Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)  Ashram Bangsa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Kepala Desa ini Ingatkan PMII Jangan Lupa Desa (Sumber Gambar : Nu Online)
Kepala Desa ini Ingatkan PMII Jangan Lupa Desa (Sumber Gambar : Nu Online)

Kepala Desa ini Ingatkan PMII Jangan Lupa Desa

Dalam sambutannya Kepala Desa berharap, melalui PKD anggota PMII terbentuk kader generasi bangsa yang mampu bersosialisasi dengan masyarakat sebagai bekal dan pengalaman hidup untuk terjun dalam masyarakat kelak.

“Acara ini hendaknya akan mampu membentuk mahasiswa yang dapat bersosialisasi dengan masyarakatnya, sebab jangan lupa bahwa besok kalian akan kembali ke desa untuk membangun desa.”

PKB Kab Tegal

Kegiatan tersebut yang direncanakan berjalan 5 hari ke depan tersebut mendapatkan respons positif dari warga desa setempat. Mereka bangga ketika karena tempatnya menjadi ruang belajar bagi mahasiswa dan mahasiswi untuk berproses dalam masyarakat.

PKB Kab Tegal

Pada pembukaan PKD tersebut, Ketua Rayon Pmii Ashram Bangsa Muhammad Nasihuddin menuturkan kegiatan tersebut merupakan sarana belajar dan berproses untuk menjadi baik bagi mahasiswa guna membangun bangsa yang lebih baik.

PKD bertema “Menciptakan Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang progresif berlandaskan Ahlussunnah wal Jamaah untuk menghadapi perkembangan zaman” tersebut diikuti 125 peserta mahasiswa-mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. (Falah/Abdullah Alawi)

 

.

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News, Olahraga PKB Kab Tegal

Tahun Depan, PCNU Tegal Targetkan Klinik Bersalin Jadi Rumah Sakit

Tegal, PKB Kab Tegal - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tegal saat ini sedang menjalankan dua mega proyek, yakni Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan Nahdlatul Ulama (STKIP NU) dan Rumah Sakit Nahdlatul Ulama. Mereka berharap proyek ini selesai pada tahun 2018 mendatang.

"Kami targetkan di awal tahun 2018, Kilinik dan Rumah Bersalin NU akan menjadi rumah sakit. Untuk merealisasikan itu, akan membutuhkan dana yang begitu besar," ujar Wakil Ketua PCNU Tegal H Akhmad Zamzami saat pelantikan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Desa Bulakwaru Timur, Kecamatan Tarub masa khidmat 2017-2022 di Halaman Masjid Baiturrahman Desa Bulakwaru Kecamatan Tarub, Ahad (23/4).

Tahun Depan, PCNU Tegal Targetkan Klinik Bersalin Jadi Rumah Sakit (Sumber Gambar : Nu Online)
Tahun Depan, PCNU Tegal Targetkan Klinik Bersalin Jadi Rumah Sakit (Sumber Gambar : Nu Online)

Tahun Depan, PCNU Tegal Targetkan Klinik Bersalin Jadi Rumah Sakit

Guna menyukseskan program tersebut, Zamzami meminta kerja sama seluruh warga NU Kabupaten Tegal. "Maka kami mohon kerja sama kepada warga Nahdliyin untuk bisa menyumbangkan penghasilannya, nanti ada Tim Bulan Dana yang hadir di rumah panjenengan," katanya.

Zamzami juga mengharapkan nahdliyin yang memiliki anak yang akan dikuliahkan untuk memasukkan anaknya ke STKIP NU Tegal.

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

"STKIP NU Kabupaten Tegal memiliki 3 program studi, pendidikan informatika, pendidikan bimbingan dan konseling, dan pendidikan ekonomi," imbuh Zamzami. (Hasan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pondok Pesantren, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Kamis, 06 Juli 2017

Wahyu-Evi Pimpin IPNU-IPPNU Wonoasih

Probolinggo,PKB Kab Tegal

Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo mempunyai pimpinan baru.

Wahyu-Evi Pimpin IPNU-IPPNU Wonoasih (Sumber Gambar : Nu Online)
Wahyu-Evi Pimpin IPNU-IPPNU Wonoasih (Sumber Gambar : Nu Online)

Wahyu-Evi Pimpin IPNU-IPPNU Wonoasih

Hal ini menyusul dengan terpilihnya Wahyu Aminullah dan Evi Kumalasari dalam Konferensi Anak Cabang (Konferancab) IPNU dan IPPNU Kecamatan Wonoasih di MTs Nusantara Kelurahan Sumber Taman Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo, Sabtu (21/1) sore.

Dalam Konferancab yang mengambil tema “Bangkit Bersama Kader Muda” ini, Wahyu terpilih sebagai Ketua PAC IPNU Wonoasih dan Evi Kumalasari sebagai Ketua PAC IPPNU Wonoasih masa bhakti 2016-2019.

PKB Kab Tegal

Saat pemilihan Ketua PAC IPPNU, muncul 2 (dua) kandidat yakni Qurrotu Ainy dengan memperoleh 7 suara dan Evi Kumalasari dengan 10 suara. Sementara 1 suara abstain. Sedangkan dalam pemilihan Ketua PAC IPNU, muncul dua kandidat Wahyu Aminullah dan Husni Mubarok. Hanya saja Wahyu Aminullah terpilih secara aklamasi dengan 16 suara.

Konferancab IPNU-IPPNU Wonoasih yang diikuti oleh komisariat dan ranting se-Kecamatan Wonoasih ini dihadiri oleh Wakil Ketua PC LP Ma’arif Kota Probolinggo yang juga Kepala MTs Nusantara M Holil, pengurus MWCNU Wonoasih, Pergunu Kota Probolinggo, jajaran alumni dan pengurus PC IPNU-IPPNU Kota Probolinggo.

PKB Kab Tegal

Ketua PAC IPNU Wonoasih Wahyu Aminullah mengungkapkan selain untuk memilih calon Ketua PAC IPNU IPPNU Kecamatan Wonoasiah masa bhakti 2017-2019, konferancab ini bertujuan mencetak kader-kader pemimpin NU di masa yang akan datang sehingga proses kaderisasi berjalan tidak stagnan.

“Terima kasih atas kepercayaan dan amanah yang telah diberikan. Semoga kami mampu menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Kegiatan ini merupakan sebuah bukti bagaimana kaderisasi IPNU tetap terjaga,” katanya.

Hal senada diungkapkan oleh Ketua PAC IPPNU Wonoasih Evi Kumalasari. “Konferancab ini adalah suatu bentuk keharusan yang sudah ada dalam peraturan agar kaderisasi dalam organisasi tetap berjalan terus menerus,” ungkapnya.

Setelah terpilih tugas ketua terpilih adalah dengan segera melengkapi susunan kepengurusan bersama tim formatur terpilih sesuai amanah konferancab. Dan selanjutnya segera melaksanakan pelantikan agar kepengurusannya segera disahkan.

Alumni sekaligus Pembina PC IPNU Kota Probolinggo Mashuri Nurzah mengharapkan kepada ketua terpilih agar amanah konferancab ini segera dijalankan agar organisasi berjalan sesuai dengan tupoksi. Yakni wadah kaderisasi calon generasi penerus NU ke depannya.

“Kedua, kader-kader IPNU IPPNU diharapkan mampu menjalankan program-programnya, sehingga IPNU IPPNU bisa selalu eksis mewarnai kegiatan kepemudaan di Kota Probolinggo,” harapnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal RMI NU, Doa, Tegal PKB Kab Tegal

Rabu, 05 Juli 2017

Kiai Hasyim Desak Perpres 105 dan 106 Dicabut

Jakarta, PKB Kab Tegal. Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi mendesak pemerintah mencabut Peraturan Presiden (Perpres) 105/2013 dan 106/2013 yang mengatur memberikan fasilitas berobat gratis kepada pejabat negara hingga ke luar negeri.

“Memberikan fasilitas keuangan negara kepada pejabat negara secara berlebihan di tengah kemiskinan ekonomi rakyat serta derita karena bencana alam, adalah sebuah kezaliman,” kata Hasyim Muzadi di Jakarta, Ahad (29/12).

Kiai Hasyim Desak Perpres 105 dan 106 Dicabut (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Hasyim Desak Perpres 105 dan 106 Dicabut (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Hasyim Desak Perpres 105 dan 106 Dicabut

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengatakan, Perpres tersebut menyakiti nurani rakyat yang pada umumnya masih miskin dan dikhawatirkan menjadi pemicu perlawanan rakyat.

PKB Kab Tegal

“Oleh karenanya, Perpres 105 dan 106 tahun 2013 tertanggal 13 Desember 2013 yang memberikan fasilitas berobat gratis sampai ke luar negeri segera dicabut,” terang Kiai Hasyim.

Pengasuh pondok pesantren Al-Hikam Malang dan Depok ini juga menyarankan para penyelenggara negara dan pejabat publik yang masih punya rasa tanggungjawab kepada rakyat, hendaknya menolak fasilitas berlebihan tersebut.

PKB Kab Tegal

“Sekalipun yang mau menolak pasti jumlahnya sangat minoritas. Seandanya pejabat negara meninggal karena sakit, biarlah meninggal di tanah air bersama rakyat yang mengantarkan mereka menjadi pejabat,” katanya.

Keluarnya Perpres menjalang Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden akan semakin menambah kebencian masyarakat kepada pejabat Negara.

“Hendaknya diingat saat ini menjelang pileg dan pilpres, maka perpres 105/106 akan menambah rasa kejengkelan kepada mereka yang akan menjadi penyelenggara Negara,” pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menandatangani Peraturan Presiden 105/2013 tentang Pelayanan Kesehatan Paripurna kepada Menteri dan Pejabat Tertentu. Juga, Perpres 106/2013 tentang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Pimpinan Lembaga Negara.

Dalam laman Sekretaris Kabinet, kedua produk aturan itu dikeluarkan Presiden terkait mulai dilaksanakannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mulai 1 Januari 2014.

Dengan Perpres itu, para menteri, pejabat eselon I, dan pimpinan lembaga negara dimudahkan untuk berobat ke luar negeri. Seluruh biaya itu nantinya akan ditanggung oleh negara, baik APBN maupun APBD.

Presiden mempertimbangkan risiko dan beban tugas menteri dan pejabat tertentu, serta ketua, wakil ketua dan anggota lembaga negara sehingga pemerintah memutuskan membuat perlindungan kesehatan khusus bagi pejabat negara. (Ahmad Millah/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa, Budaya PKB Kab Tegal

Senin, 03 Juli 2017

Geliat Filantropi sebagai Media Spiritualitas Modern

Jakarta, PKB Kab Tegal. Geliat Filantropi menjadi trend baru di Indonesia bahkan di dunia. Sebagaimana kata Bill & Melani Gates Foundation yang menyatakan geliat tersebut sampai ke Afrika.

Geliat Filantropi sebagai Media Spiritualitas Modern (Sumber Gambar : Nu Online)
Geliat Filantropi sebagai Media Spiritualitas Modern (Sumber Gambar : Nu Online)

Geliat Filantropi sebagai Media Spiritualitas Modern

“Filantropi itu kaya spiritulitas modern. Orang-orang kaya sekarang itu taubatnya tidak hanya haji, tapi berderma,” kata ketua Yayasan Sabilillah Bidang Lembaga Sosial Ekonomi Sabilillah M. Mas’ud Said pada acara Seminar Nasional Filantropi Islam Nusantara yang diselenggarakan NU Care-Lazisnu di lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (2/2)

Ia menjelaskan bahwa filantropi itu semangat mendekati Tuhan dengan cara memberi, mencintai terhadap sesama. Dalam bahasa yang umum dapat disebut dengan giving (memberi), loving (mencintai), and caring (peduli).

“Orang-orang kaya sekarang kecenderungan pertaubatannya itu filantropis.Ia menjadi kaya malaikat dunia yang memberikan kesejukkan lewat harta-hartanya,” tutur pria kelahiran Sidoarjo.

PKB Kab Tegal

Pada kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan apresiasi atas tema yang di usung oleh NU Care-Lazisnu. “Sudah betul NU-Care memberikan tema ini, urgent, baru, ini paling canggih,” ujarnya.

Dalam konteks Indonesia, ia mengungkapkan bahwa geliat filantropi tidak hanya terjadi di pusat tapi juga di daerah. “Di daerah-daerah itu tidak kalah pentingnya, tidak kalah banyaknya dari pusat. Di daerah itu punya lumbung dari filantropisme,” ungkapnya.

Pria yang juga Guru Besar Ilmu Pemerintahan tersebut menuturkan bahwa filantropisme itu sangat dekat dengan NU.?

PKB Kab Tegal

“Coba lihat AD/ART, coba lihat profil kiai-kiai, coba lihat para penghulu NU yang gambaranya ada di Harlah. Semua adalah citra orang yang giving, loving, and caring. memberi tidak meminta, mencintai bukan membenci, peduli bukan apatis,” terangnya.

Lebih lanjut ia menyatakan bahwa NU sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia itu didirikan oleh orang-orang sholeh sekaligus filantropis. “Tidak ada orang orang NU yang hebat itu tidak filantropis,” jelasnya. (Husni Sahal/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Olahraga, Tokoh PKB Kab Tegal

Minggu, 02 Juli 2017

Santri Harus Dibekali Keterampilan

Medan, PKB Kab Tegal

Pemerintah mengharapkan pondok pesantren dapat memberikan keterampilan kepada santri sebagai bekal hidup mereka di masa depan jika tidak menjadi ulama.

Hal itu dinyatakan Menteri Negara Koperasi dan UKM, Surya Dharma Ali, ketika berdialog pada rangkaian acara silaturahmi dengan para ulama se Sumut dan penyerahan bantuan kepada sejumlah pondok pesantren di Medan, Kamis.

Ia mengatakan, pengemblengan terhadap para santri di pondok pesantren tidak hanya cukup dengan pendidikan agama dan umum saja, tetapi harus juga diberikan berbagai macam keterampilan agar mereka memiliki jiwa kewirausahaan.

Santri Harus Dibekali Keterampilan (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Harus Dibekali Keterampilan (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Harus Dibekali Keterampilan

Selepas keluar dari pesantren seorang santri akan menghadapi tantangan yang besar, sebab tidak semua santri pondok pesantren bisa menjadi kyai karena berbagai macam aspek, seperti keilmuan, kejiwaan, kematangan dan ketaatan, ujarnya.

Menurut dia, dewasa ini jika pondok pesantren dapat mencetak sepuluh persen dari total lulusannya menjadi kyai, maka hal itu merupakan prestasi yang sangat mengembirakan. Untuk itu para santri saat ini harus diberikan ketrampilan, seperti pertanian, kerajinan, perdagangan, dan lain sebagainya, katanya.

Ali juga mengharapkan, program koperasi masuk pesantren jangan sampai mengganggu kegiatan kyai dalam memberikan pendidikan santri, dan pembinaan kegiatan koperasi pesantren harus dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah setempat, agar menjadi handal dan dapat menciptakan lapangan kerja serta memberi bekal kepada para santri. (ant/mad)

PKB Kab Tegal



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU, Ulama, Humor Islam PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Kamis, 29 Juni 2017

Rais ‘Aam: Kalau NU Ikut Berteriak, Negara Bisa Kacau

Surabaya, PKB Kab Tegal - Seminar nasional dan bahtsul masail kebangsaan yang diselenggarakan oleh Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU Jawa Timur di Masjid Agung Sunan Ampel, Kamis (11/5), mendapat sambutan antusias dari penziarah Makam Sunan Ampel.

Seminar nasional yang mengambil tema “Manhaj Beragama ala Walisongo; Perekat Persaudaraan Islam dan Persatuan Nasional” ini dihadiri langsung Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin dan matan wakil ketua umum PBNU H Asad Said Ali.

Rais ‘Aam: Kalau NU Ikut Berteriak, Negara Bisa Kacau (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais ‘Aam: Kalau NU Ikut Berteriak, Negara Bisa Kacau (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais ‘Aam: Kalau NU Ikut Berteriak, Negara Bisa Kacau

Menyinggung tentang kelompok Islam garis keras, Kiai Ma’ruf menyerukan warga NU untuk tetap di NU, tidak ikut arus ke mana-mana. Baginya, NU itu besar. "Islam Radikal paling memiliki 30 ribu anggota dan pemerintah tidak takut pada mereka," jelas Kiai Maruf dengan nada santai.

Kebanyakan ormas yang terindikasi radikal, menurutnya, selalu berteriak-teriak. Pemerintah tidak gentar menghadapi mereka. "Tapi pemerintah takut pada NU. NU dehem (deham) saja pemerintah akan kalang kabut. Kalau NU ikutan berteriak dan terbakar negara akan kacau," tegas Kiai Maruf.

PKB Kab Tegal

Maka dari itu, Rais ‘Aam PBNU mengimbau NU harus tenang, santun dalam menyelesaikan masalah kebangsaan. "Acara seperti inilah yg diharapkan oleh pemerintah. Merumuskan masalah, mencari jalan keluar, lalu direkomendasikam kepada pemerintah," tutup Kiai Maruf. (Rof Maulana/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal AlaNu, RMI NU PKB Kab Tegal