Minggu, 27 November 2016

Syekh H. Ali Imran Hasan Wafat, Sumbar Kehilangan Ulama Kharismatik

Padangpariaman, PKB Kab Tegal?

Innalillahi wainnailaihi raji’un. Sumatera Barat berduka. Ulama kharismatik dan pendiri sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan Nagari Pakandangan, Kecamatan VI Lingkung Kabupaten Padangpariaman, Provinsi Sumatera Barat Syekh H. Ali Imran Hasan wafat pukul 04.00 WIB Rabu (12/4) dini hari. Ia wafat di kediamannya yang berada di komplek Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan. Kabar duka ini cepat menyebar melalui media sosial dan pesan singkat hingga kawasan Pesantren Nurul Yaqin terlihat dipadati masyarakat yang datang berbagai daerah.?

Sebelumnya, Syekh Ali Imran sudah menjalani perawatan di Rumah Sakit Siti Rahman Padang. Di rumah dirawat selama satu minggu karena kesulitan bernapas. Pada Minggu (9/4) kemarin Syekh Ali Imran dibawa pulang. ? ?

Syekh H. Ali Imran Hasan Wafat, Sumbar Kehilangan Ulama Kharismatik (Sumber Gambar : Nu Online)
Syekh H. Ali Imran Hasan Wafat, Sumbar Kehilangan Ulama Kharismatik (Sumber Gambar : Nu Online)

Syekh H. Ali Imran Hasan Wafat, Sumbar Kehilangan Ulama Kharismatik

Ketua PW Gerakan Pemuda Ansor Sumatera Barat Rahmat Tuanku Sulaiman kepada PKB Kab Tegal menyebutkan, sebagai murid kami sangat berduka atas kepergian Buya Syekh Ali Imran untuk selamanya. Ini berarti masyarakat Sumatera Barat sudah kehilangan lagi seorang ulama yang alim, kharismatik dan memiliki keilmuan keislaman yang mendalami.

“Sesuai dengan pesan beliau, bagaimana Nurul Yaqin terus berkembang dan tetap bertahan hingga hari kiamat datang. Nurul Yaqin harus terus berkibar. Baik sebagai paham maupun sebagai kelembagaan. Sebagai paham, bagaimana pemahaman keagamaan Islam yang diwariskan beliau dapat diamalkan oleh para murid-muridnya dan masyarakat. Sedangkan secara kelembagaan Nurul Yaqin terus berkembang,” kata Rahmat Tuanku Sulaiman.

Ali Imran lahir pada subuh 30 Juni 1926 di Tanjung Aur, Pakandangan, Padangpariaman. Ayahnya Pakiah Hasan Tuanku Bagindo dan ibunya Siti Marin. Jika dirunut silsilah nenek moyang, darah ulama memang sudah dimilikinya. Syeikh Muhammad Amin bin Abdullah lebih dikenal dengan sebutan Syekh Mato Aie di Pakandangan yang terkenal di wilayah Padang Pariaman, adalah kakek buyut Syekh H. Ali Imran Hasan.

PKB Kab Tegal

Dari perkawinan dengan Azar Mainis, Syekh Ali Imran dikarunia lima orang anak. Yakni Almuhdi Karim, Darussalam, Asyaidul Akram, Muzi Latunil Isma dan Imma Latukhaira. Dari kelima anaknya, kini dikarunia 17 cucu.

Syekh Ali Imran pulang ke Pakandangan tahun 1960 dari belajar agama di Malalo. Kemudian mendirikan pondok pesantren Nurul Yaqin. Sebelum mendirikan pesantren, Syekh Ali Imran sudah berguru pada 17 ulama yang mengajari berbagai ilmu. Gurunya dimulai dari ayahnya sendiri, Syekh Hasan bin Muhammad Rahim yang bergelar Tuanku Bagindo (lahir 1897 M dan wafat 1980).

Kemudian Ali Imran berguru pula kepada Syekh Muhammad Aminullah bin Abdullah yang dikenal dengan Buya Mato Aia. Syekh Muhammad lahir 1776 dan wafat 1926 M. Guru lainnya Tuanku Pakandangan, Tuanku Sutan Pakandangan, Tuanku Andah Pakandangan, Syekh Muhammad Yatim Tuanku Sutan Ampalu Tinggi Tandikek Mudiak Padang, Syekh Muhammad Yasin Tuanku Qadhi Koto Tujuh Malin Bandaro (lahir 1227 H, wafat 1367 H), Muhammad Zein Tuanku Hitam yang bertempat tinggal di Surau Ampaleh Ringan-Ringan, Syekh Zakaria Tuanku Labai Sati Padang Laweh Malalo (wafat 1973 M atau 10 Ramadhan 1393 H),

PKB Kab Tegal

Ia juga berguru kepada Syekh Syahidan Syarbaini Mungo Padang Manggateh Payakumbuh, Syekh Ibrahim Harun Tiakar Payo Basuang Payakumbuh, Syekh Tuanku Shalih karamat yang bermaqam di Pasar Panjang Sungai Sarik, wafat 14 Rajab 1394 H atau 1974 M. Syekh Dura Tuanku Angin, bermaqam di Padang Magek Batu Sangkar wafat Selasa pukul 10.00 WIB pagi 4 Zulkaedah 1402 H, Syekh H. Abu Bakar Sampan VII Koto Pariaman, Syekh H. Ibrahim Ampalu Tinggi, Syekh Muhammad Yunus Tuanku Sasak Pasaman, Syekh Tuanku Sidi Talua Sampan Pariaman.

Pondok Pesantren Nurul Yaqin hingga kini terus berkembang. Saat ini jumlah santri sudah mencapai hampir 1.000-an orang. Selain menempati bangunan awal yang berada di kawasan kediaman Syekh Ali Imran, kini memiliki bangunan rusunawa yang mampu menampung hampir 400- an santri laki-laki. Selain itu juga sedang dibangun ruangan belajar yang masih berada di kawasan rusunawa. Pesantren Nurul Yaqin juga sudah memiliki 12 cabang yang tersebar di berbagai daerah di Sumatera Barat. (Armaidi tanjung/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ubudiyah, Olahraga, Daerah PKB Kab Tegal

Jumat, 25 November 2016

Slamet Effendy Yusuf dan Harapannya kepada Generasi Muda

Telah menjadi sebuah hal yang wajar jika orang tua memiliki dan menaruh harapan besar kepada generasi muda untuk meneruskan perjuangan memajukan masyarakat melalui perannya dalam sebuah organisasi. Hal inilah yang senantiasa didengungkan oleh KH Slamet Effendy Yusuf dalam setiap kesempatan dia berinteraksi dengan para generasi dibawahnya.

Dalam sebuah kesempatan setelah rapat dengan para Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), tak lama setelah pelantikan PBNU periode 2015-2020 dilaksanakan, Wakil Ketua Umum PBNU tersebut turun melalui lift bersama salah satu intelektual muda NU yang saat ini menjabat salah satu Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU), Dr Abdul Moqsith Ghazali. Adapun penulis saat itu sedang berupaya mewawancarainya terkait visi NU setelah terbentuk kepengurusan baru.

Slamet Effendy Yusuf dan Harapannya kepada Generasi Muda (Sumber Gambar : Nu Online)
Slamet Effendy Yusuf dan Harapannya kepada Generasi Muda (Sumber Gambar : Nu Online)

Slamet Effendy Yusuf dan Harapannya kepada Generasi Muda

Saat naik lift, pria kelahiran Purwokerto, 12 januari 1948 ini berpesan kepada Abdul Moqsith Ghazali dan seluruh generasi muda NU agar bekerja keras dalam mengurus organisasi dengan merekam, menulis, dan mendokumentasikan hal-hal yang terkait dengan visi, ide, maupun pemikiran di organisasi sebagai warisan yang bersifat terus-menerus untuk generasi ke depannya.

PKB Kab Tegal

Menurut Ketua PMII Cabang Yogyakarta (1972-1972) ini, generasi muda harus senantiasa merasa gelisah jika kondisi organisasi tidak sesuai harapan. Selanjutnya kaum muda tergerak untuk memperbaikinya dengan mengonsolidasikan kader-kader lain. Hal ini dia lakukan saat menjadi salah satu tim perumus khittah 1926 pada tahun 1983 bersama H Abdurrahman Wahid, HM Said Budairy, dr Fahmi D Saifuddin, Ahmad Bagja, H Mahbub Djunaidi, dan lain-lain. 

PKB Kab Tegal

Khittah NU tersebut hingga sekarang menjadi keteguhan prinsip bagi NU untuk tidak berpolitik praktis dan konsisten dengan menjalankan politik kerakyatan, politik kebangsaan, dan etika berpolitik sesuai dengan konsep politik tingkat tinggi ala NU yang digagas oleh KH MA Sahal Mahfudz, Rais Aam PBNU 2000-2014.

Pesan-pesan Ketua GP Ansor periode 1985-1995 ini juga dilontarkan saat memberi sambutan dalam acara serah terima kepengurusan PP Lakpesdam NU pada 11 Oktober 2015 lalu di Tebet, Jakarta Selatan. Saat itu, sarjana IAIN Sunan Kalijaga ini mengingatkan, bahwa Lakpesdam merupakan produk pemikiran progresif yang digagas oleh dirinya bersama tim perumus Khittah 1926. Kiai Slamet menjelaskan, Lembaga kajian di NU tersebut Lahir dari pemahaman, bahwa kualitas SDM generasi NU harus ditingkatkan untuk menjaga Khittah 1926 agar tetap berjalan menjadi prinsip organisasi. 

Dalam kesempatan tersebut, lulusan Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) ini juga terus mendorong kemajuan lembaga-lembaga di NU agar berjalan maksimal dalam mewujudkan kemaslahatan umat. Sehingga menurutnya, lembaga-lembaga di NU harus terus saling bersinergi dan melengkapi. “Tularkan model-model pengorganisasian yang baik di NU,” tuturnya saat itu.

Kini, Kiai Slamet telah meninggalkan kita semua. Namun demikian, bangsa Indonesia dan warga NU khususnya akan terus mengenang pemikiran, pengabdian, perjuangan, dan jasa-jasanya untuk masyarakat, bangsa, dan negara. 

Kiai Slamet meninggal dunia di usia 67 tahun pada Rabu, 2 Desember 2015 di Bandung, Jawa Barat sekitar pukul 23.00 WIB saat mengikuti rangkaian kegiatan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI di Hotel Ibis Styles, Jl Braga Bandung. Dia meninggalkan istri bernama Drs Siti Aniroh. KH Slamet Effendy Yusuf adalah putera pertama dari 4 bersaudara dari pasangan KH Azhari Yusuf dan Hj Umi Kulsum.

Organisasi dan karir Drs KH Slamet Effendy Yusuf, MSi:

1. Ketua Anak Cabang IPNU Kecamatan Ajibarang, Purwokerto

2. Anggota Front Pancasila/Kesatuan Aksi Pengganyangan Gestapu, KAPPI Purwokerto

3. Ketua Dewan Mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1973-1975)

4. Ketua PMII Cabang Yogyakarta (1972-1973)

5. Ketua Umum GP Ansor dua periode (1985-1995)

6. Ketua Departemen Pemuda DPP Golkar (1988-1993)

7. Pemimpin Redaksi Majalah ARENA (1975-1978)

8. Wartawan harian umum Pelita (1977-1998)

9. Ikut mendirikan dan memimpin majalah Forum Keadilan (1989) 

10. Anggota MPR-RI (1988-1993)

11. Anggota DPR-RI sejak 1992

12. Ketua Yayasan Islam Duta Yumika, Purwokerto

13. Ketua Yayasan Pendidikan Fajar Dunia, Jakarta

14. Ketua Komisi Kerukunan Antar Umat Beragama MUI Pusat

15. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) (2010-2015)

16. Wakil Ketua Umum PBNU (2015)

17. Wakil Ketua Umum MUI Pusat (2015)

(Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah, RMI NU PKB Kab Tegal

Wirid Imam Ghazali

Diantara kewajiban seorang muslim adalah mengingat dan menempatkan Allah swt ? sebagai sandaran hidupnya. Manusia dapat mengingat Allah swt di mana saja dan kapan saja selama ia masih berada di atas bumi-Nya. Banyak sekali ekspresi manusia dalam mengingat Allah; menangis, berdiam diri, menyanyi, menari, dan berkata-kata.

Sebagai mana difirmankan dalam al-Baqarah ayat 152: ? ? ? ? “ingatlah kepada-Ku niscaya Aku ingat kepadamu.”

Dalam konteks ini seorang muslimim tidak pernah lepas dari tiga hal yaitu doa (permintaan kepada Allah), zikir yaitu segala gerak gerik dan aktivitas yang berobsesi taqarrub kepada Allah. Termasuk juga zikir adalah me lafadz kan kata-kata tertentu. Dan wirid (bacaan tertentu untuk mendapatkan ‘aliran’ dari Allah).

Wirid Imam Ghazali (Sumber Gambar : Nu Online)
Wirid Imam Ghazali (Sumber Gambar : Nu Online)

Wirid Imam Ghazali

Yang dimaksud dengan aliran di sini adalah aliran rahmat Allah swt yang sampai pada seorang muslim dalam berbagai bentuknya. Sehingga rahmat itu akan menuntunnya menghindar dari masalah yang akut. Baik masalah bersifat dunia maupun akhirat. Imam Ghazali pernah berkata bahwa diantara hal yang medorong keberhasilanku meraih kebahagiaan dan terlepas dari kesusahan adalah bacaan wirid sebagai berikut:

?

No

PKB Kab Tegal

Hari

Banyaknya

Bacaan Wirid

1

Jum’at

PKB Kab Tegal

1000 X

? ?. Ya Allah

2

Sabtu

1000 X

? ? ? ??

La ilaha illallah

3

Ahad

1000 X

? ? ? ??

Ya Hayyu Ya Qayyum

4

Senin

1000 X

?? ? ? ? ? ?? . La haula wa la quwwata illa billahil aliyyil adhim

5

Selasa

1000 X

? ? ? ? ? ? ? ? ?

Allahumma shalli ala sayyidina Muhammadin wa ala alihi wa shahbihi wasallim

6

Rabu

1000 X

? ? ?

Astaghfirullahal adhim

7

Kamis

1000 X

? ? ? ?

Subhanallahil adhim wa bihamdih

?

Itulah wirid Imam Ghazali yang dibaca sesuai ketentuan harinya. Masing-masing dibaca sebanyak seribu kali. Hal yang harus diperhatikan di sini adalah penentuan hitungan hari. Misalkan hari jum’at dihitung sedari waktu shalat asar pada hari kamis hingga waktu ashar hari jum’at. Karena itu pada malam jum’at (kamis malam) hingga siang hari Jum’at? bacaannya adalah ya Allah 1000x. Dan demikian seterusnya. (ulil)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Lomba, Habib, Amalan PKB Kab Tegal

Senin, 21 November 2016

Pengasuh Darul Ulum: Ambil Sisi Positif Pembubaran RSBI

Jombang, PKB Kab Tegal. Keputusan Mahkamah Konstitusi untuk membubarkan keberadaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) hendaknya diambil sisi positifnya. Yang terpenting adalah tetap memberikan layanan terbaik bagi siswa dan santri potensial agar bisa bersaing di dunia global.

Hal itu disampaikan KH Dr Zulfikar As’ad kepada PKB Kab Tegal di Jombang, Kamis (6/2). “Jangan dilihat pembubarannya, namun yang lebih diperhatikan adalah bagaimana pesantren dan sekolah yang pernah membuka RSBI bisa memberikan layanan terbaik bagi peserta didik,” ungkapnya.

Pengasuh Darul Ulum: Ambil Sisi Positif Pembubaran RSBI (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengasuh Darul Ulum: Ambil Sisi Positif Pembubaran RSBI (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengasuh Darul Ulum: Ambil Sisi Positif Pembubaran RSBI

Di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang, semua tingkatan telah berdiri RSBI dari mulai SD, SMP hingga SMA. Awalnya, unit-unit pendidikan tersebut memang dipersiapkan untuk melayani para siswa yang memiliki kelebihan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebelum ada RSBI, sekolah-sekolah tersebut berbentuk sekolah unggulan. “Kalaupun akhirnya menjadi RSBI, itu karena sekolah kami memang memiliki keunggulan dari banyak hal,” bangganya.

PKB Kab Tegal

Mahasiswa tingkat doktoral  di Universitas Airlangga Surabaya ini menandaskan bahwa bila dibandingkan dengan RSBI di sejumlah tempat, untuk sekolah internasional di pesantrennya lebih terjangkau, khususnya dalam pembiayaan. “Prinsipnya, sekolah tersebut bukan semata mencari keuntungan materi,” sergahnya.

Karena yang mengemuka dari pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum adalah ingin melayani para santri dan siswa yang memiliki keunggulan. Pada saat yang bersamaan, semua unit pendidikan yang ada ternyata telah memiliki standar yang ditetapkan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan untuk menjadi sekolah kelas internasional.

PKB Kab Tegal

Manfaat saat menjadi RSBI adalah intensitas komunikasi dengan beberapa sekolah di luar negeri. “Sehingga kami bisa mengirimkan siswa dan tenaga pendidik di beberapa sekolah kelas internasional di berbagai negara,” ungkapnya.

Inti dari RSBI kala itu adalah semangat untuk mendorong unit pendidikan yang ada dalam memberikan layanan berkualitas serta fasilitas yang dapat menunjang prestasi siswa.

Kalaupun akhirnya Mahkamah Konstitusi mengamanatkan pembubaran RSBI, pihak pesantren tidak merasa dirugikan. “Kami tetap pada komitmen awal untuk memberikan yang terbaik bagi siswa dan santri unggul tersebut,” katanya. “Karena itu sarana dan prasarana penunjang tetap dioptimalkan agar mereka dapat bersaing dengan para alumnus sekolah luar pesantren,” lanjutnya.

Kepada pemerintah, Gus Ufik –sapaan kesehariannya- berharap agar melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang telah dibuat. Ia berharap, pemerintah dapat melayani seluruh warga negara khususnya untuk mendapatkan pendidikan yang layak secara adil dan tanpa diskriminasi.

“Itu tugas negara dan telah dijamin oleh undang-undang,” harapnya. “Jangan sampai sekolah berkualitas hanya bisa melayani mereka yang kaya dan menafikan kalangan tidak berpunya namun memiliki kualitas,” pungkasnya.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Saifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Lomba PKB Kab Tegal

Radikalisme Sasar Mahasiswa Awam Pengetahuan Agama

Bandung, PKB Kab Tegal

Penyebaran radikalisme agama semakin berkembang ke berbagai lapisan masyarakat, khususnya di kalangan mahasiswa. Kelompok garis keras sengaja merekrut anak muda yang cerdas, mempunyai emosionalnya tinggi, tetapi awam pengetahuan agamanya alias tidak berbasis pesantren.

Radikalisme Sasar Mahasiswa Awam Pengetahuan Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
Radikalisme Sasar Mahasiswa Awam Pengetahuan Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

Radikalisme Sasar Mahasiswa Awam Pengetahuan Agama

Demikian muncul dalam seminar bertajuk “Mencegah Kekerasan Atas Nama Agama” yang digelar Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Tarbiyyah dan Keguruan, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, di aula fakultas setempat, Senin (28/3).

“Akibatnya mereka mudah dicuci otaknya. Termasuk juga para preman yang baru tobat kemudian diberi konsep-konsep jihad,” ujar Ketua Mahasiswa Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (Matan) Adjid Thohir.

PKB Kab Tegal

Sementara itu, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tedi Priatna menjamin mahasiswa Fakultas Tarbiyyah dan Keguruan tidak akan menjadi teroris, karena cara pendidikannya sudah benar.

PKB Kab Tegal

“Makanya saya percaya betul, salah satu faktornya munculnya radikalisme adalah bagaimana cara membelajarkan dan mendidik mereka,” kata Tedi di hadapan ratusan aktivis mahasiswa dari kalangan NU, Muhammadiyah, Persis dan PUI.

Tedi mengingatkan kepada para mahasiswa bahwa adalah hal yang tidak masuk akal ketika agama yang mengajarkan kebahagiaan, kedamaian, tiba-tiba menjadi momok yang menyeramkan karena dianggap berpotensi menjadi menjadi jahat.

Untuk itu pihaknya mengajak mahasiswa untuk berpartisipasi dalam mengajarkan pendidikan toleransi antarumat beragama. Sebab munculnya pemahaman radikal dan tindakan ekstrem lantaran terdapat kesalahan dalam mendidik umat beragama.

“Mudah-mudahan ini menjadi wawasan bagi mahasiswa untuk mengetahui untuk kemajuan dan syiar Islam untuk tetap menjadi Islam rahmatan lil alamin,” pungkasnya. (M. Zidni Nafi’/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Quote, Hadits PKB Kab Tegal

Minggu, 20 November 2016

IPNU-IPPNU Nilai Negatif Sinetron Remaja

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan PP Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mempersoalkan tayangan sinetron remaja di televisi yang tidak mendidik bagi remaja. Dua organisasi pelajar NU terbesar di Indonesia itu menilai tayangan sinetron lebih banyak menuruti pasar dari pada pembangunan generasi muda yang bermoral dan berprestasi.

“Kebanyakan tayangan sinetron remaja saat ini tidak membangun bagi remaja. Bayangkan saja, dalam sinetron remaja ada adegan ciuman. Bahkan adegan itu dilakukan di sekolah,” kata Ketua Umum PP IPNU, Idy Muzayyad kepada PKB Kab Tegaldi Jakarta, beberapa waktu lalu.

Idy, demikian ia akrab disapa, mengatakan, kebanyakan tayangan sinetron di televisi seakan-akan mengajarkan remaja untuk melakukan pergaulan bebas, sehingga adegan yang tidak patut ditonton oleh remaja dan anak-anak pun dilakukan di sekolah yang merupakan tempat mendidik generasi muda. ”Memang tidak semua seperti itu, tapi kebanyakan tidak mendidik. Saya kira dampak negatifnya sangat besar bagi remaja,” jelasnya.

IPNU-IPPNU Nilai Negatif Sinetron Remaja (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Nilai Negatif Sinetron Remaja (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Nilai Negatif Sinetron Remaja

Sinteron remaja, katanya, seharusnya mengajarkan remaja dan pelajar agar mempunyai moral yang baik dan berprestasi yang tinggi. Jika sinetron remaja seperti itu terus jadi santapan sehari-hari para remaja, ia khawatir kehidupan remaja Indonesia ke depan akan semakin rusak. ”Sinatron mestinya mengajak orang agar belajar dengan rajin dan menjauhi kehidupan yang bebas,” katanya.

Karena itu, PP IPNU telah melakukan pembicaraan serius dengan Persatuan Artis dan Film Indonesia (Parfi) untuk mengatasi sinetron remaja yang kebanyakan menyimpang itu. Dalam waktu dekat, PP IPNU dan Parfi akan menggelar sarasehan guna mengupas tuntas masalah sinetron remaja itu.

PKB Kab Tegal

”Kita sudah bertemu dan bicara dengan Ketua Parfi, Mbak Yeni Rahman. Intinya kita akan bekerjasama, salah satunya dengan menggelar sarasehan,” ungkap aktivis IPNU asal Magelang, Jawa Tengah, itu.

Hal senada dikatakan Ketua Umum IPPNU, Wafa Patria Umma. Ia merasa prihatin melihat tayangan sinetron remaja yang tidak ada unsur membangun bagi generasi muda bangsa. Sinetron, katanya, punya pengaruh besar bagi kehidupan remaja, karena tayangan itu menjadi tontonan dan hiburan favorit bagi remaja. ”Saya kira remaja kita sangat gemar menonton sinetron. Karena itu, tayangan sinetron harus membangun,” katanya.

Ia juga mengkritik produser sinetron yang hanya mementingkan pasar ketimbang pembangunan generasi muda bangsa. Untuk itu, ke depan ia berharap sinetron-sinetron yang membangun dan mengajak remaja berprilaku baik lebih banyak diproduksi. ”Jadi, ke depan Sinetron yang membangun harus lebih banyak dibikin,” ungkapnya. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Meme Islam, Syariah PKB Kab Tegal

Kamis, 17 November 2016

Terkait Muktamar Khilafah, ISNU Sesalkan Keteledoran Kemenag

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) menyesalkan keteledoran Kementerian Agama (Kemenag) yang terkesan membiarkan berbagai aliran keagamaan yang menyimpang dari cita-cita para ulama pendiri bangsa. Jika tidak segera ditangani aliran itu pada gilirannya akan menjelma gerakan politik.

Demikian disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat ISNU Ali Masykur Musa terkait pelaksanaan Muktamar Khilafah 2013 di Jakarta awal bulan lalu.

Terkait Muktamar Khilafah, ISNU Sesalkan Keteledoran Kemenag (Sumber Gambar : Nu Online)
Terkait Muktamar Khilafah, ISNU Sesalkan Keteledoran Kemenag (Sumber Gambar : Nu Online)

Terkait Muktamar Khilafah, ISNU Sesalkan Keteledoran Kemenag

“Ini (Muktamar Khilafah: red) adalah kelemahan dan keteledoran Kementerian Agama,” kata Ali Masykur kepada PKB Kab Tegal di sela acara istighotsah di kediamannya, Jalan Condet, Jakarta Timur, Selasa (11/6) malam.

PKB Kab Tegal

Menurut Ali Masykur, Kemenag berkewajiban melakukan upaya-upaya ‘menengahkan kembali’ pandangan-pandangan yang tidak sesuai dengan mayoritas umat Islam di Indonesia yang menganut ahlusssunnah wal jamaah.

PKB Kab Tegal

Lebih dari itu, gerakan khilafah tidak sekedar gerakan keagamaan, namun sudah menjurus kepada gerakan politik. Maka selain Kemenag, aparat aparat keamanan juga perlu waspada.

“Kalau gerakannya selalu ingin mengganti sistem politik berarti ini gerakan politik. Mereka selalu ingin menyusupkan paham ini dalam sistem kenegaraan, dan pada saatnya mereka ingin mengganti sistem kenegaraan kita,” katanya.

Ali Masykur juga menyayangkan kasus penayangan Muktamar Khilafah di Televisi Republik Indonesia (TVRI) beberapa hari setelah kegiatan itu berlangsung. Menurut nya TVRI harus nirpolitik, baik politik kepartaian maupun aliran tertentu.

“Bahkan TVRI harus punya paradigma luruskan Islam yang benar. Sangat disayangkan hanya TVRI menayangkan itu hanya karena ada slot. Tentunya penayangan itu tidak gratis,,” katanya.

Terkait cita-cita mendirikan khilafah islamiyah, ? menurut Ali Masykur, dalam catatan sejarah sejak masa Nabi Muhammad SAW hingga masa Khulafaur Rasyidin yakni masa kepempimpinan Sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali, tidak ada sistem kenegaraan yang konsisten dalam Islam.

“Sistem politik dalam Islam tidak dalam posisi terpola. Meminjam istilah Gus Dur, tidak ada sistem politik dalam Islam,” katanya.

Menurutnya, sistem politik Islam berpedoman pada tiga prinsip yakni al-muasawah atau kesederajatan, as-syuro atau permusyawaratan , dan al-‘adl atau keadilan. “Selama sistem pemerintahan mengedepankan tiga prinsip itu ya itulah sistem politik menurut Islam,” tambahnya.

Di lingkungan NU, Muktamar ke-27 NU di Situbondo Jawa Timur telah menegaskan bahwa negara Pancasila sebagai dasar negara adalah upaya final. “Pendirian khilafah di dalam negara Pancasila tidak sejalan dengan prinsip NU,” pungkasnya.

Penulis: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Halaqoh PKB Kab Tegal