Sabtu, 12 September 2015

Panji NU di Karnaval Budaya Bumiayu

Brebes, PKB Kab Tegal . Bendera dan replika lambang NU menghiasi pawai Karnaval Tradisi dan Budaya Bumiayu Kabupaten Brebes, Jawa Tengah pada Ahad Sore (8/9). Panji-panji NU tersebut diusung siswa siswi SMA Bustanul Ulum NU Bumiayu. 

Panji NU di Karnaval Budaya Bumiayu (Sumber Gambar : Nu Online)
Panji NU di Karnaval Budaya Bumiayu (Sumber Gambar : Nu Online)

Panji NU di Karnaval Budaya Bumiayu

“Hidup NU, NU pertahankan tradisi Islami,” teriak anak-anak SMA BU NU lewat pengeras suara saat arak-arakan karnaval yang menyedot  puluhan ribu warga. Sambil melambai-lambaikan tangan kepada seluruh penonton dan Bupati Brebes Hj Idza Priyanti, anak-anak NU itu melantunkan shalawat Nabi. 

Tidak hanya itu anak-anak SMA BU NU menampilkan marching band Jagadraya. Marching band tersebut selalu dinanti masyarakat Bumiayu karena telah berprestasi tingkat nasional sejak tahun 1990-an.

PKB Kab Tegal

Ketua Majelis Wakil Cabang NU Bumiayu H Taufiq Tohari bangga bisa berpartisipasi dalam pawai HUT ke-68 Kemerdekaan RI. “Kami bangga, dari unsur NU tampil memikat hati masyarakat,” kata Taufiq di sela menyaksikan jalannya karnaval dari atas panggung penghormatan. 

PKB Kab Tegal

Selain penampilan replika lambang NU dan panji-panji NU juga mengusung tokoh-tokoh NU dari periode ke periode. Termasuk penegasan NU sebagai organisasi yang plurarisme yang mengakui perbedaan di bumi Indonesia. 

Tampak juga pasukan pencak silat Pagar Nusa yang merupakan seni bela diri milik NU. Tidak ketinggalan iringan rebana dan seni tradisional Kuntulan. “Seni Kuntulan pernah jaya di Bumiayu saat kepemimpinan Haji Basori era 70-an,” kata H Faris Sulhaq yang juga mantan Wakil Bupati Brebes.

Sindiran terhadap hukuman kematian bagi para koruptorpun diusung para peserta dari SMU BU NU. Sekelompok orang mengusung keranda sementara di belakangnya terlihat setan-setan perempuan. Menggambarkan, para koruptor yang tidak langsung ke kuburan, tetapi akan menjadi setan yang gentayangan. 

Ketua Panitia HUT RI Bumiayu H Taryono menjelaskan, kegiatan Karnaval merupakan rangkaian kegiatan HUT. Sebanyak 154 peserta yang terdiri dari kelompok masyarakat, anak sekolah bahkan partai politik berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. “Kami mempersilahkan partai atau calon legislatif memeriahkan acara karnaval, tetapi dilarang meneriakan yel-yel,” pungkasnya.

Pawai yang dimulai pukul 12.00 itu berakhir hingga bada Maghrib. Arus lalu lintas terpaksa dialihkan ke jalan lingkar Bumiayu  untuk menghindari kemacetan. (Wasdiun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Halaqoh, Ahlussunnah PKB Kab Tegal

Rabu, 09 September 2015

NU Adiwerna “Buka Kaki” Bangun Sekretariat 2 Miliar

Tegal, PKB Kab Tegal.

Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Uaama (MWCNU) Adiwerna, Kabupaten Tegal akhirnya melakukan buka kaki pembangunan gedung MWC. Buka kaki sebagai tradisi mengawali pembangunan gedung dilakukan sebagai ujud syukur dan permohonan lewat doa bersama dan puji-pujian kepada kepada Allah SWT.

NU Adiwerna “Buka Kaki” Bangun Sekretariat 2 Miliar (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Adiwerna “Buka Kaki” Bangun Sekretariat 2 Miliar (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Adiwerna “Buka Kaki” Bangun Sekretariat 2 Miliar

“Malam buka kaki sebagai ujud tasyakuran dan permohonan doa agar diberi kelancaran dan kesuksesan dari proses hingga pasca-pembangunan,” ujar Ketua MWCNU Adiwerna Samiun didampingi Wakil Ketua MWC Ripai kepada PKB Kab Tegal di sela buka kaki pembangunan gedung MWCNU, Selasa (7/2) malam.

Buka kaki diisi dengn pembacaan shalawat Nariyah dan Manaqib Sekh Abdul Qadir Jaelani, sedangkan doa dipimpin Rais Syuriah MWCNU Adiwerna KH Samsudin Waad.

PKB Kab Tegal

Samiun menjelaskan, gedung MWCNU yang terletak di Jalan Raya Gumalar Adiwerna bakal berdiri di atas tanah seluas 1700 meter persegi. Pembangunan gedung tersebut bakal menelan dana Rp 2 Miliar. “Tanah ini, sudah dibeli seharga Rp 900 juta yang digalang dari Nahdliyin di kecamatan Adiwerna dan sekitarnya,” ungkap Samiun.

PKB Kab Tegal

Gedung dua lantai tersebut nantinya diperuntukan untuk kantor MWCNU, badan otonom dan ruang pertemuan.

Dalam buka kaki pembangunan gedung sekretariat bersama MWCNU Adiwerna Tegal tersebut, tampak hadir seluruh pengurus Banom serta pengurus Ranting NU se-Kecamatan Adiwerna.

Selama ini, aktivitas kantor MWCNU dan Banom lainnya dipusatkan di MTs NU Sunan Kalijaga yang letaknya tidak jauh dari kantor yang tengah dibangun ini. (Wasdiun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Olahraga PKB Kab Tegal

Kamis, 27 Agustus 2015

Diklatsar Banser Ponorogo menuju Sejuta Kader

Ponorogo, PKB Kab Tegal. Curah hujan yang semakin tinggi intensitasnya menambah udara di wilayah Kecamatan Pudak Ponorogo semakin dingin.



Diklatsar Banser Ponorogo menuju Sejuta Kader (Sumber Gambar : Nu Online)
Diklatsar Banser Ponorogo menuju Sejuta Kader (Sumber Gambar : Nu Online)

Diklatsar Banser Ponorogo menuju Sejuta Kader

Namun demikian, daerah pegunungan yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Trenggalek ini tidak menghalangi PC GP Ansor Ponorogo untuk menyelenggarakan Diklatsar Banser. 

Kegiatan dilaksanakan selama 6 hari dimulai pada hari Sabtu (17/11) dan berakhir pada hari Kamis (22/11) bertempat di lingkungan Kantor Camat Pudak. Sebanyak 100 peserta barasal dari 3 kecamatan; Pudak, Sooko dan Pulung mengikuti Diklatsar dipandu oleh Tim Instruktur Satkorcab Banser Ponorogo.

PKB Kab Tegal

Bertindak sebagai inspektur upacara Sahabat H Imam Kusnin, Kasatkorwil Banser Jawa Timur mewakili Kasatkornas yang masih berada di luar Jawa. 

PKB Kab Tegal

Dalam sambutannya, Kusnin banyak memberikan motivasi bagi para peserta untuk tidak cukup mengikuti diklat lalu berhak memegang KTA, tapi lebih dari itu alumni Diklatsar harus segera bergabung dengan Banser di tingkatannya masing-masing dan mendarmabhaktikan tenaga dan fikirannya untuk membentengi akidah Ahlussunnah wal Jama’ah dari rongrongan paham lain yang mengganggu keutuhan NKRI. 

Turut hadir pada upacara pembukaan antara lain Plt Camat Pudak, Danramil Pudak, Kapolsek Pudak, PCNU, MWC NU Pudak dan para ketua Banom NU.

Diklatsar kali ini seakan menjadi ujicoba pendelegasian tugas kepada PAC sebagai organizing committee yang menurut PO GP Ansor yang baru memang dibenarkan sehingga pesertanya pun terbatas pada para pemuda di wilayah PAC pelaksana kegiatan.

“Kita membatasi peserta hanya 100 orang berasal dari 3 kecamatan karena sesuai PO GP Ansor, PAC GP Ansor diperbolehkan melaksanakan Diklatsar,” tutur Idam Mustofa, Pjs Ketua GP Ansor Ponororogo.

Syamsul Ma’arif, sekretaris PC GP Ansor Ponorogo juga mengatakan, pola pelaksanaan Diklatsar oleh PAC diharapkan untuk memacu potensi pengurus PAC se-Ponorogo untuk dapat melaksanakannya secara mandiri, sedangkan PC sebatas berperan sebagai fasilitator dan penyedia tenaga instruktur ataupun narasumber.

“Tekad kami menciptakan sejuta kader. Ini mungkin mimpi, tapi memang visi itu harus penuh dengan mimpi. Mimpi PC tidak akan mungkin terwujud jika tidak didukung oleh kerja nyata PAC.” Kata Samsul

Selain materi KE-NU-an, sejarah dan dinamika GP Ansor-Banser, dan teknis ke-Banser-an, peserta Diklatsar juga disuguhi materi yang dapat menjadi bekal saat para peserta telah terjun di lapangan, semisal kelalulitasan, dan teknik pengendalian massa/pengamanan.

“Bukannya menafikan pentingnya materi internal, tapi karena kami merasakan, Banser di lapangan harus trampil di bidang kelalalulintasan dan pengendalian massa. Materi-materi internal akan selalu berkembang dan akan tetap menjadi bagian pembinaan anggota Banser setelah Diklat.” Ujar Ahmad Subkhi (Kalibek), Kasatkorcab Banser Ponorogo.

Meskipun berlangsung sukses, namun karena cuaca sangat dingin mencapai 19 derajat C banyak peserta yang terpaksa tidak bisa mengikuti semua sesi karena terserang masuk angin. Kegiatan ditutup dengan pembentukan Liga PSP (Pudak, Sooko dan Pulung) untuk mewadahi para alumni Diklatsar terutama dalam melaksanakan Majlis Dzikir Shalawat Rijalul Ansor. Diharapkan format kader ini menjadi alternatif pembinaan intensif bagi para anggota Banser.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: M Wakhid  

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaNu, Budaya PKB Kab Tegal

Selasa, 25 Agustus 2015

Informasi Provokatif Bikin Otak Tidak Sehat

Depok, PKB Kab Tegal. Akhir-akhir ini banyak sekali kita jumpai fenomena radikalisme, ? yang tentu tidak jauh dari masyarakat khususnya anak muda. ? Hal ini dikarenakan begitu besar pengaruh media dalam mencuci otak kita yang menyebabkan opini publik menjadi tidak sehat.?

Informasi Provokatif Bikin Otak Tidak Sehat (Sumber Gambar : Nu Online)
Informasi Provokatif Bikin Otak Tidak Sehat (Sumber Gambar : Nu Online)

Informasi Provokatif Bikin Otak Tidak Sehat

Sebagai santri dan pemuda bangsa, sebaiknya kita dapat memilih dan memilah mana yang baik dan benar sesuai dengan fakta yang ada. Maka dari itu, pengenalan jurnalistik menjadi penting.?

Bertempat di Pesantren Takhassus IIQ (institut Ilmu al-Quran) Cinangka Depok, digelar Pelatihan Jurnalistik, Ahad (13/11) dengan peserta Hafizh dan Hafizhah sekitar 30 peserta. Kegitan yang diadakan oleh LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) IIQ berkerja sama dengan LPM STKQ (Sekolah Tinggi Kulliyatul Quran) Al-Hikam Depok ini menekankan pentingnya jurnalistik bagi santri.?

Menurut Ketua Panitia Azzah, tindak lanjut dari Pelatihan jurnalistik diharapkan dapat membentuk jurnalis yang cerdas dan berkarakter. Cerdas dalam bermedia, mencerna informasi, dan berkarakter Ahlussunnah wal Jamaah.?

Sementara Zaki Muttaqien (Pembina LPM Al-Hikam) mengatakan, sebagai seorang Hafizh maupun Hafizhah seharusnya mengetahui Jurnalistik dengan baik. Sehingga bisa memberikan dampak yang signifikan dalam pemikirannya.?

PKB Kab Tegal

“Selain itu ide yang berasal dari penghafal Al-Quran dapat dimanifestasikan dalam bentuk tulisan yang memberikan banyak manfaat,” ujar Zaki.

Dilain tempat Zahrotussani (Pembina LPM IIQ) menjelaskan, sebagai kampus pengahafal Al-Quran (IIQ dan Al-Hikam) sudah saatnya melek dengan media. Jangan sampai terpengaruh dengan opini provokatif yang beredar di banyak media yang dapat mengakibatkan orang bisa saling membenci.?

PKB Kab Tegal

Kegiatan ini menghadirkan Pemateri dari UIN jakarta, IIQ jakarta, dan STKQ Al-Hikam Depok. ? Pemateri saling bersinergi dengan peserta dalam beberapa diskusi tentang kejurnalistikan. (Zaki Muttaqien/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Fragmen, Nasional PKB Kab Tegal

Sabtu, 22 Agustus 2015

Rabithatul Ulama Makassar

Rabithatul Ulama (RU), adalah embrio kelahiran NU pertama kali di kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dibentuk pada 8 April 1950 atas prakarsa KH Ahmad Bone, KH Muhammad Ramli dan beberapa ulama sejawatnya.?

RU merupakan tempat berhimpun para ulama dari berbagai daerah setelah mereka berpencar-pencar memperjuangkan kemerdekaan di masa revolusi sejak Proklamasi 1945.?

Rabithatul Ulama Makassar (Sumber Gambar : Nu Online)
Rabithatul Ulama Makassar (Sumber Gambar : Nu Online)

Rabithatul Ulama Makassar

Kiai Ahmad Bone, Wafat 12 Februari 1972 pada usia 102 tahun, yang juga dikenal sebagai “Kali Bone” (qadhi atau hakim agama di bekas Kerajaan Bone) berjuang bersama dengan Raja Bone Andi Mappanyukki. Raja Bone ini dikenal yang pertama kali membentuk organisasi ulama NU di wilayah kerajaannya pada tahun 1930-an.?

PKB Kab Tegal

Kiai Ramli berjuang di daerah Luwu, bersama dengan Raja Luwu, Andi Djemma. Kiai nasionalis ini dikenal sebagai seorang Sukarnois di Palopo masa itu. Sementara para ulama RU lainnya yang kebanyakan di kota Makassar, sebelumnya berjuang di kampung-kampung kota, seperti di Bontoala, memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.?

Kepengurusan awal dipegang oleh Kiai Ahamd Bone sebagai ketua, sementara Kiai Ramli sebagai wakilnya. Sekretaris dijabat oleh KH Saifuddin, Qadhi Polewali. Sedangkan KH Sayid Jamaluddin Puang Ramma, seorang ulama termuda ketika itu dan pembantu pada Qadhi Gowa H. Mansyur Daeng Limpo, mengetuai Bidang Pendidikan dan Dakwah.?

PKB Kab Tegal

Para ulama lainnya yang bergabung dengan RU, di antaranya: KH Sayid Husain Saleh Assegaf (waktu itu menjabat sebagai Konsul NU Sulawesi Selatan), KH Paharu, KH Muhammad Nuh, KH Abdul Muin, KH Muhammad Said, KH Abdur Razaq, KH Abdur Rasyid, KH Abdul Haq, KH Muhammad Saleh Assegaf, KH Abdurrahman Daeng Situju, dan KH. Muhammad Asap.?

Kantor RU, yang merupakan rumah kediaman Kiai Ahmad Bone, bertempat di Jalan Diponegoro, di distrik Matjini Aijo, Makassar. Di jalan itu pula berdiam makam pahlawan nasional Pangeran Diponegoro.

RU kemudian menfasilitasi terbentuknya Partai Nahdlatul Ulama di Sulawesi Selatan pada tahun 1952 atas permintaan KH Wahid Hasyim (waktu itu sebagai Menteri Agama dan Ketua PBNU). Semua pengurus dan anggota RU masuk ke NU. Kecuali KH Muhammad Saleh Assegaf dan KH Abdul Razaq tetap bertahan masing-masing di Masyumi dan di PSII. Demikian pula, ulama kharismatik KH Abddurrahman Ambo Dalle, pendiri DDI (Daruddakwah wal-Irsyad), yang sempat bertemu dengan Kiai Wahid juga bertahan di PSII. Tapi semuanya tetap mendukung perjuangan NU menegakkan Islam Ahlussunnah Waljamaah di tanah Bugis-Makassar.

Menurut penuturan Puang Ramma, RU dibentuk dengan tujuan memberikan pertimbangan kepada pemerintah mengenai masalah-masalah keagamaan yang muncul di tengah masyarakat. Para ulama RU bukanlah orang-orang yang jauh dari pusat pengambilan keputusan. Mereka adalah pejabat tinggi di daerah masing-masing dalam kapasitasnya sebagai qadhi. RU juga berfungsi sebagai forum bahtsul masail, yang membahas masalah-masalah keagamaan yang lebih aktual.?

Selain itu, RU juga berfungsi sebagai wadah kaderisasi ulama. Metode yang digunakan oleh RU adalah melalui pengajian kitab kuning. Seorang calon ulama tidak hanya mengaji kepada seorang guru. Puang Ramma misalnya ditempa melalui keketatan dan ketaatannya dalam berguru kepada para seniornya di RU, seperti Kiai Ahmad Bone dan Kiai Ramli.?

Cara lainnya adalah ? melalui motivasi dan pemberian kesempatan untuk tampil di muka umum dalam acara-acara keagamaan. Apabila seorang calon sudah memenuhi syarat sebagai ulama, RU melakukan sidang penganugerahan gelar keulamaan tersebut.

Keanggotaan RU mencerminkan konfigurasi sosial masyarakat Bugis-Makasar, dengan empat pilarnya: to panrita (ulama), to sugi (pengusaha), to acca (cendekiawan), dan to warani (kaum bangsawan dan anak muda). Keempat pilar ini dihimpun dalam jajaran pengurus dan anggota RU. Dan, setelah RU bergabung ke dalam Partai NU, keempat pilar ini kemudian menjadi kunci kemenangan NU di Sulawesi Selatan pada Pemilu 1955. Mereka memberi kontribusi sekitar 12 persen bagi keseluruhan suara NU di tingkat nasional.?

Ada dua ulama pengurus RU yang kemudian masuk Konstituante (1956-1959) mewakili Partai NU, yaitu Kiai Muhammad Ramli dan Kiai Sayid Jamaluddin Puang Ramma. Kiai Ramli wafat pada 3 Februari 1958 sewaktu menjadi anggota Konstituante di Bandung, dan dimakamkan di Pemakaman Arab, Bontoala, Makassar. Sementara Kiai Puang Ramma wafat pada 8 September 2006 di Makassar. (Ahmad B)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaSantri, Lomba, IMNU PKB Kab Tegal

Jumat, 21 Agustus 2015

Inilah Pesan Para Penerima Hadiah Asrul Sani

Jakarta, PKB Kab Tegal. Untuk ketiga kalinya, PKB Kab Tegal memberikan penghargaan kepada para putra terbaik bangsa berupa Hadiah Asrul Sani (HAS). Pernghargaan diberikan bertepatan dengan ulang tahun ke-11 PKB Kab Tegal di auditorium lantai 8 gedung PBNU Jalan Kramat Raya No 164 Jakarta Pusat, Jumat (28/3) malam.

Untuk tahun 2014, ada lima orang yang menerima anugerah kebudayaan ini. Mereka adalah Usep Romli HM (Kategori Kesetiaan Berkarya), Agus Sunyoto (Kategori Penulis Kreatif), Tatik Maliyati (Kategori Sineas Berbakti), KH Chizni Umar Burhan (Kategori Pelindung Karya), dan H Muammar ZA (Kategori Tokoh Legendaris). Sebelum menerima penghargaan, kelima tokoh ini diminta memberikan sambutan singkat.

Inilah Pesan Para Penerima Hadiah Asrul Sani (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah Pesan Para Penerima Hadiah Asrul Sani (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah Pesan Para Penerima Hadiah Asrul Sani

Usep Romli (64) mengatakan, dirinya sejak belia telah mengenal NU. “Saya menjadi NU sejak anak-anak karena kakek saya orang NU. Saya mulai menulis sejak 1964, tetapi sering ditolak. Nah, yang menerima justru majalah PNI dan PKI,” ujarnya.

Agus Sunyoto (54) mengajak anak muda NU menjaga serta meningkatkan tradisi literasi. Karena sejarah akan tercipta melalui kegiatan mulia ini. “Anak muda NU musti tingkatkan kegiatan tulis-menulis,” serunya.

Sementara itu, Tatiek Maliyati (79) dengan wajah berbinar mencoba mengumpulkan ingatannya tentang sosok Asrul Sani yang dijadikan nama penghargaan yang diberikan PKB Kab Tegal.

“Saya tidak banyak mengenal NU, akan tetapi saya mengenal baik Asrul Sani. Karena beliau adalah guru saya di Akademi Teater Nasional Indonesia. Bagi saya, Pak Asrul orang yang luar biasa,” ujarnya.

PKB Kab Tegal

Sebagai seorang mahasiswi, lanjut Tatik, dirinya merasakan betul bahwa Asrul Sani merupakan satu-satunya dosen di kampusnya yang memberikan pencerahan terhadap dunia perfilman sehingga dia mampu berbuat banyak bagi negeri ini. Meski bukan anggota NU, Tatik mengetahui Asrul Sani salah seorang pengurus Lesbumi. “Saya bukan anggota NU, tapi mulai sekarang saya sangat simpati terhadap NU,” tegasnya yang langsung disambut aplaus panjang hadirin.

KH Chizni Umar Burhan dalam sambutannya mempersilakan para peneliti muda NU untuk datang ke rumahnya di Gresik. Ia menyimpan banyak sekali dokumen dan arsip NU di masa-masa awal yang merupakan warisan dari ayahnya, KH Umar Burhan, sekretaris pribadi Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari.

PKB Kab Tegal

Sementara itu H Muammar ZA yang memperoleh penghargaan untuk kategori tokoh legendaris  berhalangan hadir. Penerima hadiah diwakili langsung oleh Wakil Ketua Umum PBNU KH As’ad Said Ali.

Acara dilanjutkan pidato kebudayaan oleh Ahmad Tohari, kemudian disusul pembacaan cerpen karyanya oleh Abdullah Wong sebelum akhirnya ditutup doa oleh budayawan D Zawawi Imron.

“Ya Allah, hari ini di PBNU ada peristiwa budaya yang menandai bahwa kami warga NU cinta budaya. Inti kebudayaan adalah hati yang bersih. Oleh karenanya, berikanlah kami hati yang bersih agar dapat lebih mencinta Indonesia,” tutur kiai flamboyan asal Madura ini dalam doanya. (Ali Musthofa Asrori/Anam)

 

Foto: Salah satu penerima HAS, Usep Romli HM (kanan), menerima piagam penghargaan dari Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Masudi

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hadits, Quote, Makam PKB Kab Tegal

Sabtu, 15 Agustus 2015

50 Tim Ikuti Festival Shalawat Al Banjari

Surabaya, PKB Kab Tegal. Pada Ahad (22/11), Remaja Masjid Baiturrochman Gunung Anyar Lor Surabaya mengadakan pagelaran Festival Muharram 1437 H Shalawat Al Banjari se-Gerbangkertosusila (Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan) yang diikuti oleh 50 peserta sebagaimana batasan kuota dari panitia.?

"Tahun ini menjadi penyelenggaraan pertama," ungkap Ahmad Rowi, salah satu panitia.

50 Tim Ikuti Festival Shalawat Al Banjari (Sumber Gambar : Nu Online)
50 Tim Ikuti Festival Shalawat Al Banjari (Sumber Gambar : Nu Online)

50 Tim Ikuti Festival Shalawat Al Banjari

Dalam lomba kali ini, tak ada pembagian kelas tertentu atau bisa disebut perlombaan rebana untuk kategori umum. Perlombaan ini memperebutkan tiga tim terbaik, vokal dan penerbang terbaik. Ketiga tim terbaik tadi diganjar dengan hadiah sebesar Rp2.500.000,- untuk juara pertama dan Rp1.500.000,- serta Rp1.000.000,- untuk peraih juara kedua dan ketiga.?

PKB Kab Tegal

Selain lomba Shalawat Al Banjari, ada juga bazar yang diadakan oleh pihak sponsor.?

PKB Kab Tegal

"Harapannya, festival ini dapat terselenggara setahun sekali," pungkasnya.

Para penonton memadati halaman masjid untuk melihat pagelaran lomba shalawat banjari ini secara langsung. Alasan mereka menonton secara langsung beragam. Mulai dari mengusir kebosanan, rasa penasaran dan masih ada alasan lainnya.(Hanan/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaNu, Nasional, RMI NU PKB Kab Tegal