Selasa, 28 Februari 2017

IPNU Fokus Benahi Organisasi dan Kaderisasi

Jakarta, PKB Kab Tegal

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) Asep Irfan Mujahid menjelaskan bahwa ada tiga yang akan menjadi titik pijak dalam memimpin IPNU selama tiga tahun ke depan.?

IPNU Fokus Benahi Organisasi dan Kaderisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU Fokus Benahi Organisasi dan Kaderisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU Fokus Benahi Organisasi dan Kaderisasi

“Melaksanakan apa yang menjadi mandat kongres, itu yang pertama. Yang kedua, menjabarkan visi misi saya (ketika menjadi calon Ketua Umum IPNU dulu), dan merangkum masukan dari rekan-rekan pusat dan daerah,” tutur Asep kepada PKB Kab Tegal saat diwawancarai di Kantor IPNU Lantai 5 Gedung PBNU.

Menurutnya, ketiga hal tersebut akan diwujudkan ke dalam beberapa agenda seperti penguatan organisasi dan kaderisasi. Ia berupaya untuk menerbitkan beberapa regulasi untuk mendorong adminsitrasi yang tertib dan menjadi pedoman tata kelola administrasi di berbagai tingkatan. ? ?

“Adapun untuk membangun disiplin organisasi, kita menekankan kepada seluruh unsur pimpinan untuk senantiasa melakukan penguatan dan pengembangan sayap-sayap IPNU,” katanya.

PKB Kab Tegal

Selain itu, laki-laki asal Ciamis tersebut akan memperkuat dan membangun kembali tata nilai kaderisasi. Ia akan menekankan pada format pelaksanaan kaderisasi yang berbasis pada doktrin Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah menerapkan nilai-nilai aswaja pada kader-kader IPNU. ?

“Kalau berbicara doktrin itu tidak ada tawar menawar. Ini qunut, ini tahlil, faidahnya dan dalilnya ini. Berbeda kalau bicara pada tataran ideologi ideologi. Kalau ideologi kan kerangkanya, kenapa ini bisa qunut? jadi akan semakin mengembang kajiannya,” papar Asep.

“Doktrin Ahlussunnah wal Jama’ah ini menjadi nafas besar, landasan besar dari pelaksanaan kaderisasi IPNU selama tiga tahun ke depan,” lanjutnya.

Asep menilai bahwa kaderisasi secara formal adalah tugas dan tanggungjawab bersama pengurus baik tingkat pusat maupun daerah. Ia menyerukan kepada pimpinan IPNU yang ada untuk mengadakan dan memperkuat sektor kaderisasi. ?

PKB Kab Tegal

“Jadi ini (kaderisasi formal) bukan hanya tugas pusat atau daerah saja. Ini tugas kita semua,” pungkasnya. ? ?

Agenda terdekat yang akan dilaksakan PP IPNU adalah Rakornas (Rapat Kordinasi Nasional) organisasi dan kaderisasi. Tujuan dari agenda ini adalah untuk merapihkan kembali metode yang berkaitan dengan tata kelola organisasi dan kaderisasi serta mensinkronisasikan program-program antar Bidang dan Lembaga IPNU. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ahlussunnah, Kajian, Pertandingan PKB Kab Tegal

Minggu, 26 Februari 2017

Mbah Sahal Penjaga NU dari Politik Praktis

Jombang, PKB Kab Tegal. KH Salahuddin Wahid yang lazim disapa Gus Solah mengatakan KH MA Sahal Mahfudh atau Mbah Sahal merupakan sosok yang menjaga NU dari infiltrasi politik. Sikapnya yang demikian sejalur dengan posisinya sebagai Rais Aam PBNU.

Mbah Sahal Penjaga NU dari Politik Praktis (Sumber Gambar : Nu Online)
Mbah Sahal Penjaga NU dari Politik Praktis (Sumber Gambar : Nu Online)

Mbah Sahal Penjaga NU dari Politik Praktis

“Kiai Sahal merupakan ulama besar yang dimiliki NU. Kondisi itu semakin klop dengan posisinya sebagai Rais Aam PBNU,” terang Gus Solah yang kini mengasuh pesantren Tebuireng Jombang, Jumat (24/1).

Karenanya, fikih sosial dan petuah kiai asal Jawa Tengah ini selalu ditunggu umat. Yang lebih mengesankan lagi, menurut Gus Solah, selama ini Mbah Sahal merupakan ulama yang sangat kukuh menjaga NU dalam trek Khittah NU 1926.

PKB Kab Tegal

Mbah Sahal tidak ingin NU terseret ke wilayah politik praktis. Hal itu pula yang terus dijaga Kiai Sahal hingga akhir hayat, kata Gus Solah.

Kendati demikian, Mbah Sahal pernah kecolongan di tahun-tahun silam saat ia memegang amanah sebagai Rais Aam PBNU. Pada tahun itu NU secara tidak langsung terseret ke wilayah politik praktis. Bahkan Kiai Hasyim Mudzadi sebagai Ketua Umum PBNU maju sebagai cawapres mendampingi Megawati Soekarno Putri.

PKB Kab Tegal

Meskipun tidak berkenan, Mbah Sahal waktu itu kurang bisa mencegah langkah Pak Hasyim. “Makanya ke depan hal-hal seperti itu tidak boleh terjadi lagi," kenang Gus Solah. ? (Saiful/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama, Meme Islam PKB Kab Tegal

Selasa, 21 Februari 2017

Tasawuf, Pintu Kemajuan Umat Islam

Surabaya, PKB Kab Tegal. Tasawuf sangat dibutuhkan menjadi semangat era global dan modernisme yang gersang dari nilai-nilai spiritualitas. Sejarah kejumudan dan kemunduran umat Islam bukan disebabkan doktrin dan ajaran tasawuf, melainkan justru akibat umat Islam meninggalkan nilai-nilai tasawuf dan terjebak dalam kubangan fitnah duniawi.

Tasawuf, Pintu Kemajuan Umat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Tasawuf, Pintu Kemajuan Umat Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Tasawuf, Pintu Kemajuan Umat Islam

Tasawuf yang dipraktikkan secara sebenarnya otomatis akan menjadi metode efektif dan impresif untuk menghadapi tantangan zaman. Bagi kaum sufi, apapun zamannya atau apapun bergejolaknya dunia akan dihadapi dengan jernih, objektif dan ketenangan (thuma’ninah). Dalam ungkapan Imam Al-Junaid, Ash-shufi ibnu waqtihi (seorang sufi adalah anak zamannya). ? Ash-shufi kal ma’i, la launa lahu, launuhu launu ‘inaih, (seorang sufi bagikan air tidak memiliki warna tertentu. Warnanya adalah warna tempatnya.)?

“Justru kaum sufi yang terbiasa dengan kehidupan nyata, walau hatinya telah melampaui kenyataan lahiriah, akan menempatkan dinamika kehidupan pada tempat yang proporsional. Maka, dengan demikian tasawuf merupakan “revolusi spiritual” (ats-tsaurah ar-ruhiyyah),” kata Kiai Said Aqil Siroj dalam pengukuhan guru besar Ilmu Tasawuf di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Sabtu (29/11).

PKB Kab Tegal

Kenyataan ini tentunya sangatlah tidak ganjil mengingat adanya proporsionalitas antara ilmu, amal dan kebersihan hati (tashfiyatu al-qalbi). Sebab, ilmu dan amal yang tidak disertai dengan kebersihan hati yang diproses melalui pelatihan sufistik bagi kaum sufi dipandang sia-sia belaka.?

PKB Kab Tegal

Seseorang yang telah tercerahkan melihat seluruh alam ini dengan hatinya. Dia mempersembahkan hatinya sebagai tempat suci bagi ibadah kepada Allah di tengah alam semesta. Dia melihat bukti-bukti kehadiran Allah, kapan saja dan di mana saja. Namun, bagi orang yang awam dalam masalah spiritual, tampak bahwa Allah lebih terasa hadir pada waktu dan tempat khusus dari pada di tempat dan waktu yang lain.?

Tujuan utama dari semua praktik kesufian adalah membangkitkan pengalaman kepada kebenaran yang tidak terbatas yang sesungguhnya secara natural telah terbentang dalam hati setiap manusia. Secercah cahaya yang memancar dari dalam tidak terhitung dan tidak terbatas dalam kombinasi mereka yang meliputi semua sifat dan kemudian hakikat adalah satu.?

“Sufi yang sejati tidak akan berhenti sebelum mantap dalam pengetahuan tentang hakikat itu, dan ketika hal itu terjadi, semua cahaya lain, semua manifestasi dan sifat yang agung meluber dalam pancaran sinar dan kebangkitan batin,” tandasnya.?

Puncak kesufian terlukiskan dalam ungkapan, “’Kita’ ini sebenarnya ‘tidak ada’. Tapi Kita ini di-ada-kan oleh yang ‘Ada’. Yang ‘Ada’ sebelum kata ‘ada’ itu ‘Ada’. Maka yang ‘Ada’ hanyalah yang ‘Ada’. Kita menggunakan kata ‘ada’ karena ada yang ‘Ada’. Dan kita menggunakan kata ‘tidak ada’ karena ada yang ‘Ada’ yaitu Allah”. ? Dalam pengungkapan kata ganti ‘aku’, ‘engkau’ dan ‘dia’ misalnya ‘aku Ahmad’, ‘engkau Husein’ dan ‘dia Hasan’, maka ketika tiga orang tersebut sudah tidak ada, kembalinya ‘aku’, ‘engkau’ dan ‘dia’ ? hanyalah pada ‘Aku yang tidak pernah mati’, yaitu la ilaha illa ana dan ‘Engkau yang selamanya ada ‘yaitu la ilaha illa anta serta ’Dia yang selamanya hidup’, yaitu la ilaha illa huwa. Jadi hakikatnya ‘Aku, Engkau dan Dia’ adalah Allah Swt.. Kita hanya mendapatkan ‘pinjaman’ sampai batas usia tertentu.?

Pada akhirnya menjadi semakin jelas bahwa sesungguhnya zaman modern ini justru lebih membutuhkan tasawuf daripada zaman orang-orang terdahulu. “Zaman modern ini mengundang banyak godaan dan tantangan yang bisa menjerumuskan manusia pada tingkatan yang rendah di berbagai aspek. Sebab, sejatinya manusia yang beradab adalah manusia yang hatinya berfungsi aktif mulai dari bashirah hingga fuad.” ?

Indonesia, kata Kiai Said, sedang dalam era kepemimpinan baru yang tengah bersemangat menggemakan ‘revolusi mental’ tentunya bisa menjadi harapan baru bagi Indonesia yang lebih beradab. “Setelah sekian lama bangsa kita merasakan pudarnya nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, solidaritas yang akarnya adalah kejatuhan mental, sehingga bangsa kita ini mudah dimasuki oleh berbagai pengaruh khususnya pengaruh asing seperti kapitalisme, liberalisme serta radikalisme dan terorisme. Maka dengan sangat jelas dan urgen, ‘revolusi mental’ membutuhkan ‘amunisi’ ? yang lebih mendalam dan mendasar dalam mendongkrak dan membangun mentalitas bangsa yang paripurna, yaitu melalui ‘revolusi spiritual’ yang berbasiskan pada tasawuf.”? ?

Para sufi telah merumuskan suatu pemahaman bathiniyah yang sangat substantif-holistik dengan mengejawantahkan nilai-nilai esoteris keagamaan dan kemanusiaan yang adiluhung. Mereka berangkat dari suatu pengalaman sufistik yang begitu mendasar dan mendalam. Pemikiran universalis dalam revolusi yang dirumuskan oleh para sufi ini merupakan estafeta pemikiran yang telah berlangsung lama dalam ranah dunia kesufian. Suatu pengungkapan yang secara otentik dan bersandar dari hasil penjelajahan intensif dalam samudera keilmuan dan pengamalan jiwa-batini.?

“Walhasil, kita perlu membangun bangsa ini melalui ‘revolusi spiritual’ berkultur sufisme.” (mukafi niam)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pondok Pesantren, Kajian Islam PKB Kab Tegal

Senin, 20 Februari 2017

Lembaga Kursus GP Ansor Pringsewu Tingkatkan Layanan

Pringsewu, PKB Kab Tegal

Setelah dibuka pada pertengahan November 2015, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) milik Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Pringsewu, Lampung terus membuktikan eksistensinya. Lembaga yang diberi nama “LKP Bela Bangsa” itu konsisten memberikan pendidikan kepada para peserta didiknya.

Lembaga Kursus GP Ansor Pringsewu Tingkatkan Layanan (Sumber Gambar : Nu Online)
Lembaga Kursus GP Ansor Pringsewu Tingkatkan Layanan (Sumber Gambar : Nu Online)

Lembaga Kursus GP Ansor Pringsewu Tingkatkan Layanan

Ditemui setelah memberikan materi kepada murid-muridnya, Henudin, salah satu tutor bahasa Inggris di LKP tersebut menjelaskan bahwa dirinya masih konsisten memberikan materi kepada para peserta didiknya.

"Alhamdulillah, saya masih rutin memberikan materi kepada mereka kok. Bahkan, sekarang 2 kali dalam seminggu, tadinya dalam seminggu hanya 1 kali," ucapnya, Ahad (18/1). Fakta ini menampik anggapan sejumlah orang bahwa LKP itu sedang mati suri.

PKB Kab Tegal

Tak hanya itu, beberapa tutor juga sudah disiapkan untuk membantu mengajar di LKP Bela Bangsa. Para tutor umumnya adalah mereka yang mempunyai pengalaman mengajar dan diutamakan dari anggota GP Ansor.

"Kami sudah menambah beberapa tutor baru dalam rangka membantu mengajar dan mengembangkan kualitas pengalaman mengajar mereka, dan yang pastinya mereka adalah anggota Ansor," tambahnya.

PKB Kab Tegal

Ketika ditanya tentang perkembangan jumlah peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran di LKP tersebut, Henudin mengungkapkan bahwa ada penambahan jumlah peserta didik namun memang belum signifikan.

Dia beralasan, sementara ini sedang fokus mendidik peserta yang ada agar kualitasnya baik. , Jika kualitasnya baik, imbuhnya, maka kuantitas akan mengikuti dengan sendirinya. Di samping itu, ruang tempat belajar yang minim dan sempit menjadi alasan utama.

Terkait besaran biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran di LKP Bela Bangsa, Henudin menyatakan bahwa ada 2 sistem paket yang ditawarkan kepada para peserta didik.

Paket bulanan dengan besaran biaya Rp 50.000 per bulan dan Paket 1 tahun dengan besaran biaya Rp 500.000 per tahun. Biaya tersebut dapat diangsur 2-4 kali. Di LKP Bela Bangsa tidak ada biaya pendaftaran, tidak ada biaya buku, tidak ada biaya ujian, dan tidak ada biaya praktik. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaNu, Meme Islam PKB Kab Tegal

Setiap PWNU dan PCNU Dikenakan “Uang Bakti” Muktamar Rp 1 Juta

Jakarta, PKB Kab Tegal. Panitia Muktamar Ke-33 NU menetapkan nominal sebesar Rp 1 juta yang dikenakan terhadap PWNU dan PCNU yang menjadi peserta muktamar. Uang ini merupakan bentuk kontribusi kepengurusan NU wilayah dan cabang untuk forum tertinggi di lingkungan NU yang diadakan sekali dalam lima tahun.

“Oke, kita tetapkan Rp 1 juta ini untuk kepentingan muktamar,” kata Ketua Panitia Muktamar Ke-33 NU H Imam Aziz setelah mendapat tanggapan setuju dari peserta rapat harian Tanfidziyah PBNU, di Jakarta, Rabu (10/6) sore.

Setiap PWNU dan PCNU Dikenakan “Uang Bakti” Muktamar Rp 1 Juta (Sumber Gambar : Nu Online)
Setiap PWNU dan PCNU Dikenakan “Uang Bakti” Muktamar Rp 1 Juta (Sumber Gambar : Nu Online)

Setiap PWNU dan PCNU Dikenakan “Uang Bakti” Muktamar Rp 1 Juta

Di hadapan forum rapat harian itu, H Imam mengatakan bahwa kontribusi yang disepakati dengan sebutan “Uang Bakti” ini disetorkan ke rekening panitia Muktamar atau disetorkan langsung saat registrasi peserta di arena muktamar pada awal Agustus mendatang.

PKB Kab Tegal

“Uang bakti ini sifatnya wajib. Dulu para kiai kita melakukan Gelar Sorban. Uang ini menunjukkan bahwa NU wilayah dan cabang membiayai forum ini,” kata Imam.

PKB Kab Tegal

Menurut Imam, pihak panitia juga akan menayangkan nama-nama pihak luar yang turut saweran untuk Muktamar NU ini pada saat forum berlangsung Agustus mendatang.

Sementara Wasekjend PBNU Masduki Baidhowi menegaskan bahwa perlu aturan yang mengikat terkait uang bakti ini. Artinya, ada sanksi khusus bagi PWNU, PCNU, atau PCINU yang mengelak dari kewajiban uang bakti ini.

“Sanksi bisa berupa administratif atau hilangnya sejumlah hak yang bersangkutan dalam forum muktamar,” kata Masduki. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Sunnah, Halaqoh PKB Kab Tegal

Wisuda SMK NU Tanon Ditandai Pergantian OSIS Jadi IPNU-IPPNU

Sragen, PKB Kab Tegal

Setelah berhasil menggiatkan kembali PAC di tiap kecamatan, para pengurus PC IPNU-IPPNU Kabupaten Sragen, Jawa Tengah kini juga mulai menyasar berdirinya ranting dan komisariat baik di desa maupun sekolah.

Tak butuh waktu lama untuk mewujudkan hal itu, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nahdlatul Ulama (NU) Tanon menjadi sekolah pertama yang berhasil didirikan Komisariat IPNU-IPPNU, menggantikan organisasi internal sebelumnya, OSIS.

Wisuda SMK NU Tanon Ditandai Pergantian OSIS Jadi IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Wisuda SMK NU Tanon Ditandai Pergantian OSIS Jadi IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Wisuda SMK NU Tanon Ditandai Pergantian OSIS Jadi IPNU-IPPNU

Berdirinya Komisariat IPNU di sekolah tersebut, ditandai dengan prosesi pelantikan pengurus PK SMK NU Tanon awal pekan kemarin. Prosesi pelantikan diselenggarakan bersamaan dengan kegiatan perpisahan (wisuda, red) siswa Kelas XII.?

Ketua PC IPNU Sragen, Gigit Lystyanto, mengatakan masuknya IPNU di sekolah Ma’arif ini sebagai langkah maju bagi proses pengkaderan pelajar NU di Wilayah Bumi Sukowati.

“Kita sadari betul, karena dari pelajar lah awal pengkaderan. Semoga ke depan sekolah dan pesantren lain juga dapat kita dirikan komisariat di sana,” terang Gigit.

PKB Kab Tegal

Ketua PK IPPNU SMK NU Tanon, Husna Qotijah, menambahkan hadirnya organisasi pelajar NU di sekolahnya ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk membentuk generasi pelajar Aswaja.

PKB Kab Tegal

“Kami sebagai pengurus, akan berusaha mengemban amanah demi tegaknya Aswaja di kalangan pelajar NU di Sragen, khususnya di SMK NU Tanon,” ungkap dia.

Pada kesempatan tersebut, turut hadir sejumlah tamu undangan dari MWCNU beserta perwakilan Banom, para kiai, komite sekolah, dan para guru. (Ajie Najmuddin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sejarah, Ahlussunnah, Quote PKB Kab Tegal

Minggu, 19 Februari 2017

Iman dan Kesalehan Sosial Jadi Ukuran Sukses Puasa Ramadhan

Jember, PKB Kab Tegal - Ibadah puasa Ramadhan idealnya bukan semata-mata untuk meningkatkan takwa diri sendiri, tapi juga berimplikasi pada perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Sebab, ukuran keberhasilan puasa Ramadhan bukan hanya terletak pada peningkatan aktivitas ibadah mahdhah seorang Muslim, tapi juga kian kegairahan "ibadah" sosial yang bersangkutan setelah Ramadhan.

Iman dan Kesalehan Sosial Jadi Ukuran Sukses Puasa Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)
Iman dan Kesalehan Sosial Jadi Ukuran Sukses Puasa Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)

Iman dan Kesalehan Sosial Jadi Ukuran Sukses Puasa Ramadhan

Hal ini ditegaskan oleh Wakil Ketua PCNU Jember Ustadz HM Misbahus Salam saat menyampaikan khotbah Idul Fitri di Masjid Al-Hikmah, Universitas Jember, Ahad (25/6).

Menurutnya, selama ini masyarakat banyak salah persepsi mengartikan kesuksesan puasa Ramadhan dengan hanya meningkatnya ketakwaan kepada Allah yang diwujudkan dengan terdongkraknya kuantitas ibadah.

PKB Kab Tegal

"Ukuran sukses puasa Ramadan adalah takwa meningkat, dan amal baik meningkat," tukasnya. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Halaqoh PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal