Rabu, 30 November 2016

Rintis Kemandirian Nahdliyin, PWNU DKI Jakarta Hadirkan 267 Toko NU di Setiap Kelurahan

Jakarta, PKB Kab Tegal - PWNU DKI Jakarta kembali mengadakan pelatihan yang bermanfaat bagi umat khususnya bagi kader-kader muda NU di Jakarta. Acara pelatihan ekonomi syariah dengan tema Bisnismu Bisa Go Publik terlaksana selama dua hari, yaitu 26-27 September 2017 di Puncak, Bogor.

Ketua PWNU DKI Jakarta H Saefullah menyampaikan pentingnya peran kader muda NU untuk membangkitkan ekonomi umat lewat usaha dan kerja keras.

Rintis Kemandirian Nahdliyin, PWNU DKI Jakarta Hadirkan 267 Toko NU di Setiap Kelurahan (Sumber Gambar : Nu Online)
Rintis Kemandirian Nahdliyin, PWNU DKI Jakarta Hadirkan 267 Toko NU di Setiap Kelurahan (Sumber Gambar : Nu Online)

Rintis Kemandirian Nahdliyin, PWNU DKI Jakarta Hadirkan 267 Toko NU di Setiap Kelurahan

"Saya menganggap perlu datang ke sini, sebab menurut saya bahwa bagi warga NU saat ini, terutama para pemudanya, bukan lagi belajar mantiq, tapi bagaimana caranya menguatkan ekonomi warga," ujar Saefullah.

PKB Kab Tegal

Saat ini kami sedang membangun Gedung PWNU DKI Jakarta. “Ada 4 lantai, satu lantai untuk membangun ekonomi, khususnya untuk operasional PWNU, tidak sebar proposal, tidak minta ke mana-mana. Harus kader atau pengurus NU yang menggerakkan ekonomi di Jakarta," ucapnya.

PKB Kab Tegal

NU harus mandiri, Saefullah mengutip apa yang disampaikan oleh Ketum PBNU, Said Aqil Siroj, tidak boleh bertahan untuk membangun NU, tapi yang kita lakukan hanya menyebar proposal, kayak di zaman sebelum kemerdekaan.

PWNU DKI Jakarta juga tidak mengandalkan APBN apalagi APBD. “Jangan mentang-mentang saya Sekda DKI Jakarta, tapi ayo bersama kita membangun NU dengan usaha dan kerja-kerja ekonomi kita.”

Rencananya akan disiapkan sekitar 267 toko NU di tiap-tiap kelurahan di Jakarta. “Usaha dan kerja keras dengan sistem yang baik insya Allah harapan kita ini akan menjadi kenyataan dan menuai sukses. Jujur dan amanah kunci utamanya.” (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, Jadwal Kajian PKB Kab Tegal

Senin, 28 November 2016

Kiai Said: Penting punya Gubernur Sendiri

Jakarta, PKB Kab Tegal. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj berharap warga NU Jawa Timur mampu menghasilkan pemimpin dengan latar belakang Nahdliyyin dalam Pilgub Jatim yang berlangsung pada tahun 2013 mendatang.

“NU harus ada yang jadi lurah sampai dengan presiden, apalagi di Jawa Timur karena disana NU mayoritas,” katanya.

Kiai Said: Penting punya Gubernur Sendiri (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Said: Penting punya Gubernur Sendiri (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Said: Penting punya Gubernur Sendiri

Namun, ia menegaskan, NU sebagai institusi tidak boleh digunakan sebagai kendaraan politik. “Jadi dalam pencalonannya tidak boleh menggunakan tanda tangan rais syuriyah dan ketua tanfidziyah untuk memperoleh dukungan,” paparnya.

PKB Kab Tegal

Tugas dan peran NU sebagai sebuah organisasi, lebih besar daripada sekedar alat untuk mencari rebutan jabatan. Politik NU adalah politik kebangsaan untuk menjaga cita-cita dan semangat bangsa yang mana NU merupakan salah satu founding fathernya.

PKB Kab Tegal

Ia menambahkan, di NU tidak kekurangan calon pemimpin karena telah terjadi proses pengkaderan pemimpin di lingkungan NU dari tingkat pelajar. “Para pemimpin NU merupakan orang yang telah terbiasa memimpin orang banyak, jadi siap untuk menjadi pemimpin bagi masyarakat,” tandasnya.

Saat ini terdapat dua orang kader NU yang digadang-gadang menjadi calon dalam Pilgub Jatim, yaitu Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa dan Mantan Ketua Umum GP Ansor Saifullah Yusuf. Sejauh ini belum ada keputusan partai mana yang akan mengusungnya.

Penulis: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Minggu, 27 November 2016

Syekh H. Ali Imran Hasan Wafat, Sumbar Kehilangan Ulama Kharismatik

Padangpariaman, PKB Kab Tegal?

Innalillahi wainnailaihi raji’un. Sumatera Barat berduka. Ulama kharismatik dan pendiri sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan Nagari Pakandangan, Kecamatan VI Lingkung Kabupaten Padangpariaman, Provinsi Sumatera Barat Syekh H. Ali Imran Hasan wafat pukul 04.00 WIB Rabu (12/4) dini hari. Ia wafat di kediamannya yang berada di komplek Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan. Kabar duka ini cepat menyebar melalui media sosial dan pesan singkat hingga kawasan Pesantren Nurul Yaqin terlihat dipadati masyarakat yang datang berbagai daerah.?

Sebelumnya, Syekh Ali Imran sudah menjalani perawatan di Rumah Sakit Siti Rahman Padang. Di rumah dirawat selama satu minggu karena kesulitan bernapas. Pada Minggu (9/4) kemarin Syekh Ali Imran dibawa pulang. ? ?

Syekh H. Ali Imran Hasan Wafat, Sumbar Kehilangan Ulama Kharismatik (Sumber Gambar : Nu Online)
Syekh H. Ali Imran Hasan Wafat, Sumbar Kehilangan Ulama Kharismatik (Sumber Gambar : Nu Online)

Syekh H. Ali Imran Hasan Wafat, Sumbar Kehilangan Ulama Kharismatik

Ketua PW Gerakan Pemuda Ansor Sumatera Barat Rahmat Tuanku Sulaiman kepada PKB Kab Tegal menyebutkan, sebagai murid kami sangat berduka atas kepergian Buya Syekh Ali Imran untuk selamanya. Ini berarti masyarakat Sumatera Barat sudah kehilangan lagi seorang ulama yang alim, kharismatik dan memiliki keilmuan keislaman yang mendalami.

“Sesuai dengan pesan beliau, bagaimana Nurul Yaqin terus berkembang dan tetap bertahan hingga hari kiamat datang. Nurul Yaqin harus terus berkibar. Baik sebagai paham maupun sebagai kelembagaan. Sebagai paham, bagaimana pemahaman keagamaan Islam yang diwariskan beliau dapat diamalkan oleh para murid-muridnya dan masyarakat. Sedangkan secara kelembagaan Nurul Yaqin terus berkembang,” kata Rahmat Tuanku Sulaiman.

Ali Imran lahir pada subuh 30 Juni 1926 di Tanjung Aur, Pakandangan, Padangpariaman. Ayahnya Pakiah Hasan Tuanku Bagindo dan ibunya Siti Marin. Jika dirunut silsilah nenek moyang, darah ulama memang sudah dimilikinya. Syeikh Muhammad Amin bin Abdullah lebih dikenal dengan sebutan Syekh Mato Aie di Pakandangan yang terkenal di wilayah Padang Pariaman, adalah kakek buyut Syekh H. Ali Imran Hasan.

PKB Kab Tegal

Dari perkawinan dengan Azar Mainis, Syekh Ali Imran dikarunia lima orang anak. Yakni Almuhdi Karim, Darussalam, Asyaidul Akram, Muzi Latunil Isma dan Imma Latukhaira. Dari kelima anaknya, kini dikarunia 17 cucu.

Syekh Ali Imran pulang ke Pakandangan tahun 1960 dari belajar agama di Malalo. Kemudian mendirikan pondok pesantren Nurul Yaqin. Sebelum mendirikan pesantren, Syekh Ali Imran sudah berguru pada 17 ulama yang mengajari berbagai ilmu. Gurunya dimulai dari ayahnya sendiri, Syekh Hasan bin Muhammad Rahim yang bergelar Tuanku Bagindo (lahir 1897 M dan wafat 1980).

Kemudian Ali Imran berguru pula kepada Syekh Muhammad Aminullah bin Abdullah yang dikenal dengan Buya Mato Aia. Syekh Muhammad lahir 1776 dan wafat 1926 M. Guru lainnya Tuanku Pakandangan, Tuanku Sutan Pakandangan, Tuanku Andah Pakandangan, Syekh Muhammad Yatim Tuanku Sutan Ampalu Tinggi Tandikek Mudiak Padang, Syekh Muhammad Yasin Tuanku Qadhi Koto Tujuh Malin Bandaro (lahir 1227 H, wafat 1367 H), Muhammad Zein Tuanku Hitam yang bertempat tinggal di Surau Ampaleh Ringan-Ringan, Syekh Zakaria Tuanku Labai Sati Padang Laweh Malalo (wafat 1973 M atau 10 Ramadhan 1393 H),

PKB Kab Tegal

Ia juga berguru kepada Syekh Syahidan Syarbaini Mungo Padang Manggateh Payakumbuh, Syekh Ibrahim Harun Tiakar Payo Basuang Payakumbuh, Syekh Tuanku Shalih karamat yang bermaqam di Pasar Panjang Sungai Sarik, wafat 14 Rajab 1394 H atau 1974 M. Syekh Dura Tuanku Angin, bermaqam di Padang Magek Batu Sangkar wafat Selasa pukul 10.00 WIB pagi 4 Zulkaedah 1402 H, Syekh H. Abu Bakar Sampan VII Koto Pariaman, Syekh H. Ibrahim Ampalu Tinggi, Syekh Muhammad Yunus Tuanku Sasak Pasaman, Syekh Tuanku Sidi Talua Sampan Pariaman.

Pondok Pesantren Nurul Yaqin hingga kini terus berkembang. Saat ini jumlah santri sudah mencapai hampir 1.000-an orang. Selain menempati bangunan awal yang berada di kawasan kediaman Syekh Ali Imran, kini memiliki bangunan rusunawa yang mampu menampung hampir 400- an santri laki-laki. Selain itu juga sedang dibangun ruangan belajar yang masih berada di kawasan rusunawa. Pesantren Nurul Yaqin juga sudah memiliki 12 cabang yang tersebar di berbagai daerah di Sumatera Barat. (Armaidi tanjung/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ubudiyah, Olahraga, Daerah PKB Kab Tegal

Jumat, 25 November 2016

Slamet Effendy Yusuf dan Harapannya kepada Generasi Muda

Telah menjadi sebuah hal yang wajar jika orang tua memiliki dan menaruh harapan besar kepada generasi muda untuk meneruskan perjuangan memajukan masyarakat melalui perannya dalam sebuah organisasi. Hal inilah yang senantiasa didengungkan oleh KH Slamet Effendy Yusuf dalam setiap kesempatan dia berinteraksi dengan para generasi dibawahnya.

Dalam sebuah kesempatan setelah rapat dengan para Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), tak lama setelah pelantikan PBNU periode 2015-2020 dilaksanakan, Wakil Ketua Umum PBNU tersebut turun melalui lift bersama salah satu intelektual muda NU yang saat ini menjabat salah satu Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU), Dr Abdul Moqsith Ghazali. Adapun penulis saat itu sedang berupaya mewawancarainya terkait visi NU setelah terbentuk kepengurusan baru.

Slamet Effendy Yusuf dan Harapannya kepada Generasi Muda (Sumber Gambar : Nu Online)
Slamet Effendy Yusuf dan Harapannya kepada Generasi Muda (Sumber Gambar : Nu Online)

Slamet Effendy Yusuf dan Harapannya kepada Generasi Muda

Saat naik lift, pria kelahiran Purwokerto, 12 januari 1948 ini berpesan kepada Abdul Moqsith Ghazali dan seluruh generasi muda NU agar bekerja keras dalam mengurus organisasi dengan merekam, menulis, dan mendokumentasikan hal-hal yang terkait dengan visi, ide, maupun pemikiran di organisasi sebagai warisan yang bersifat terus-menerus untuk generasi ke depannya.

PKB Kab Tegal

Menurut Ketua PMII Cabang Yogyakarta (1972-1972) ini, generasi muda harus senantiasa merasa gelisah jika kondisi organisasi tidak sesuai harapan. Selanjutnya kaum muda tergerak untuk memperbaikinya dengan mengonsolidasikan kader-kader lain. Hal ini dia lakukan saat menjadi salah satu tim perumus khittah 1926 pada tahun 1983 bersama H Abdurrahman Wahid, HM Said Budairy, dr Fahmi D Saifuddin, Ahmad Bagja, H Mahbub Djunaidi, dan lain-lain. 

PKB Kab Tegal

Khittah NU tersebut hingga sekarang menjadi keteguhan prinsip bagi NU untuk tidak berpolitik praktis dan konsisten dengan menjalankan politik kerakyatan, politik kebangsaan, dan etika berpolitik sesuai dengan konsep politik tingkat tinggi ala NU yang digagas oleh KH MA Sahal Mahfudz, Rais Aam PBNU 2000-2014.

Pesan-pesan Ketua GP Ansor periode 1985-1995 ini juga dilontarkan saat memberi sambutan dalam acara serah terima kepengurusan PP Lakpesdam NU pada 11 Oktober 2015 lalu di Tebet, Jakarta Selatan. Saat itu, sarjana IAIN Sunan Kalijaga ini mengingatkan, bahwa Lakpesdam merupakan produk pemikiran progresif yang digagas oleh dirinya bersama tim perumus Khittah 1926. Kiai Slamet menjelaskan, Lembaga kajian di NU tersebut Lahir dari pemahaman, bahwa kualitas SDM generasi NU harus ditingkatkan untuk menjaga Khittah 1926 agar tetap berjalan menjadi prinsip organisasi. 

Dalam kesempatan tersebut, lulusan Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) ini juga terus mendorong kemajuan lembaga-lembaga di NU agar berjalan maksimal dalam mewujudkan kemaslahatan umat. Sehingga menurutnya, lembaga-lembaga di NU harus terus saling bersinergi dan melengkapi. “Tularkan model-model pengorganisasian yang baik di NU,” tuturnya saat itu.

Kini, Kiai Slamet telah meninggalkan kita semua. Namun demikian, bangsa Indonesia dan warga NU khususnya akan terus mengenang pemikiran, pengabdian, perjuangan, dan jasa-jasanya untuk masyarakat, bangsa, dan negara. 

Kiai Slamet meninggal dunia di usia 67 tahun pada Rabu, 2 Desember 2015 di Bandung, Jawa Barat sekitar pukul 23.00 WIB saat mengikuti rangkaian kegiatan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI di Hotel Ibis Styles, Jl Braga Bandung. Dia meninggalkan istri bernama Drs Siti Aniroh. KH Slamet Effendy Yusuf adalah putera pertama dari 4 bersaudara dari pasangan KH Azhari Yusuf dan Hj Umi Kulsum.

Organisasi dan karir Drs KH Slamet Effendy Yusuf, MSi:

1. Ketua Anak Cabang IPNU Kecamatan Ajibarang, Purwokerto

2. Anggota Front Pancasila/Kesatuan Aksi Pengganyangan Gestapu, KAPPI Purwokerto

3. Ketua Dewan Mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1973-1975)

4. Ketua PMII Cabang Yogyakarta (1972-1973)

5. Ketua Umum GP Ansor dua periode (1985-1995)

6. Ketua Departemen Pemuda DPP Golkar (1988-1993)

7. Pemimpin Redaksi Majalah ARENA (1975-1978)

8. Wartawan harian umum Pelita (1977-1998)

9. Ikut mendirikan dan memimpin majalah Forum Keadilan (1989) 

10. Anggota MPR-RI (1988-1993)

11. Anggota DPR-RI sejak 1992

12. Ketua Yayasan Islam Duta Yumika, Purwokerto

13. Ketua Yayasan Pendidikan Fajar Dunia, Jakarta

14. Ketua Komisi Kerukunan Antar Umat Beragama MUI Pusat

15. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) (2010-2015)

16. Wakil Ketua Umum PBNU (2015)

17. Wakil Ketua Umum MUI Pusat (2015)

(Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah, RMI NU PKB Kab Tegal

Wirid Imam Ghazali

Diantara kewajiban seorang muslim adalah mengingat dan menempatkan Allah swt ? sebagai sandaran hidupnya. Manusia dapat mengingat Allah swt di mana saja dan kapan saja selama ia masih berada di atas bumi-Nya. Banyak sekali ekspresi manusia dalam mengingat Allah; menangis, berdiam diri, menyanyi, menari, dan berkata-kata.

Sebagai mana difirmankan dalam al-Baqarah ayat 152: ? ? ? ? “ingatlah kepada-Ku niscaya Aku ingat kepadamu.”

Dalam konteks ini seorang muslimim tidak pernah lepas dari tiga hal yaitu doa (permintaan kepada Allah), zikir yaitu segala gerak gerik dan aktivitas yang berobsesi taqarrub kepada Allah. Termasuk juga zikir adalah me lafadz kan kata-kata tertentu. Dan wirid (bacaan tertentu untuk mendapatkan ‘aliran’ dari Allah).

Wirid Imam Ghazali (Sumber Gambar : Nu Online)
Wirid Imam Ghazali (Sumber Gambar : Nu Online)

Wirid Imam Ghazali

Yang dimaksud dengan aliran di sini adalah aliran rahmat Allah swt yang sampai pada seorang muslim dalam berbagai bentuknya. Sehingga rahmat itu akan menuntunnya menghindar dari masalah yang akut. Baik masalah bersifat dunia maupun akhirat. Imam Ghazali pernah berkata bahwa diantara hal yang medorong keberhasilanku meraih kebahagiaan dan terlepas dari kesusahan adalah bacaan wirid sebagai berikut:

?

No

PKB Kab Tegal

Hari

Banyaknya

Bacaan Wirid

1

Jum’at

PKB Kab Tegal

1000 X

? ?. Ya Allah

2

Sabtu

1000 X

? ? ? ??

La ilaha illallah

3

Ahad

1000 X

? ? ? ??

Ya Hayyu Ya Qayyum

4

Senin

1000 X

?? ? ? ? ? ?? . La haula wa la quwwata illa billahil aliyyil adhim

5

Selasa

1000 X

? ? ? ? ? ? ? ? ?

Allahumma shalli ala sayyidina Muhammadin wa ala alihi wa shahbihi wasallim

6

Rabu

1000 X

? ? ?

Astaghfirullahal adhim

7

Kamis

1000 X

? ? ? ?

Subhanallahil adhim wa bihamdih

?

Itulah wirid Imam Ghazali yang dibaca sesuai ketentuan harinya. Masing-masing dibaca sebanyak seribu kali. Hal yang harus diperhatikan di sini adalah penentuan hitungan hari. Misalkan hari jum’at dihitung sedari waktu shalat asar pada hari kamis hingga waktu ashar hari jum’at. Karena itu pada malam jum’at (kamis malam) hingga siang hari Jum’at? bacaannya adalah ya Allah 1000x. Dan demikian seterusnya. (ulil)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Lomba, Habib, Amalan PKB Kab Tegal

Senin, 21 November 2016

Pengasuh Darul Ulum: Ambil Sisi Positif Pembubaran RSBI

Jombang, PKB Kab Tegal. Keputusan Mahkamah Konstitusi untuk membubarkan keberadaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) hendaknya diambil sisi positifnya. Yang terpenting adalah tetap memberikan layanan terbaik bagi siswa dan santri potensial agar bisa bersaing di dunia global.

Hal itu disampaikan KH Dr Zulfikar As’ad kepada PKB Kab Tegal di Jombang, Kamis (6/2). “Jangan dilihat pembubarannya, namun yang lebih diperhatikan adalah bagaimana pesantren dan sekolah yang pernah membuka RSBI bisa memberikan layanan terbaik bagi peserta didik,” ungkapnya.

Pengasuh Darul Ulum: Ambil Sisi Positif Pembubaran RSBI (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengasuh Darul Ulum: Ambil Sisi Positif Pembubaran RSBI (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengasuh Darul Ulum: Ambil Sisi Positif Pembubaran RSBI

Di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang, semua tingkatan telah berdiri RSBI dari mulai SD, SMP hingga SMA. Awalnya, unit-unit pendidikan tersebut memang dipersiapkan untuk melayani para siswa yang memiliki kelebihan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebelum ada RSBI, sekolah-sekolah tersebut berbentuk sekolah unggulan. “Kalaupun akhirnya menjadi RSBI, itu karena sekolah kami memang memiliki keunggulan dari banyak hal,” bangganya.

PKB Kab Tegal

Mahasiswa tingkat doktoral  di Universitas Airlangga Surabaya ini menandaskan bahwa bila dibandingkan dengan RSBI di sejumlah tempat, untuk sekolah internasional di pesantrennya lebih terjangkau, khususnya dalam pembiayaan. “Prinsipnya, sekolah tersebut bukan semata mencari keuntungan materi,” sergahnya.

Karena yang mengemuka dari pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum adalah ingin melayani para santri dan siswa yang memiliki keunggulan. Pada saat yang bersamaan, semua unit pendidikan yang ada ternyata telah memiliki standar yang ditetapkan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan untuk menjadi sekolah kelas internasional.

PKB Kab Tegal

Manfaat saat menjadi RSBI adalah intensitas komunikasi dengan beberapa sekolah di luar negeri. “Sehingga kami bisa mengirimkan siswa dan tenaga pendidik di beberapa sekolah kelas internasional di berbagai negara,” ungkapnya.

Inti dari RSBI kala itu adalah semangat untuk mendorong unit pendidikan yang ada dalam memberikan layanan berkualitas serta fasilitas yang dapat menunjang prestasi siswa.

Kalaupun akhirnya Mahkamah Konstitusi mengamanatkan pembubaran RSBI, pihak pesantren tidak merasa dirugikan. “Kami tetap pada komitmen awal untuk memberikan yang terbaik bagi siswa dan santri unggul tersebut,” katanya. “Karena itu sarana dan prasarana penunjang tetap dioptimalkan agar mereka dapat bersaing dengan para alumnus sekolah luar pesantren,” lanjutnya.

Kepada pemerintah, Gus Ufik –sapaan kesehariannya- berharap agar melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang telah dibuat. Ia berharap, pemerintah dapat melayani seluruh warga negara khususnya untuk mendapatkan pendidikan yang layak secara adil dan tanpa diskriminasi.

“Itu tugas negara dan telah dijamin oleh undang-undang,” harapnya. “Jangan sampai sekolah berkualitas hanya bisa melayani mereka yang kaya dan menafikan kalangan tidak berpunya namun memiliki kualitas,” pungkasnya.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Saifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Lomba PKB Kab Tegal

Radikalisme Sasar Mahasiswa Awam Pengetahuan Agama

Bandung, PKB Kab Tegal

Penyebaran radikalisme agama semakin berkembang ke berbagai lapisan masyarakat, khususnya di kalangan mahasiswa. Kelompok garis keras sengaja merekrut anak muda yang cerdas, mempunyai emosionalnya tinggi, tetapi awam pengetahuan agamanya alias tidak berbasis pesantren.

Radikalisme Sasar Mahasiswa Awam Pengetahuan Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
Radikalisme Sasar Mahasiswa Awam Pengetahuan Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

Radikalisme Sasar Mahasiswa Awam Pengetahuan Agama

Demikian muncul dalam seminar bertajuk “Mencegah Kekerasan Atas Nama Agama” yang digelar Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Tarbiyyah dan Keguruan, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, di aula fakultas setempat, Senin (28/3).

“Akibatnya mereka mudah dicuci otaknya. Termasuk juga para preman yang baru tobat kemudian diberi konsep-konsep jihad,” ujar Ketua Mahasiswa Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (Matan) Adjid Thohir.

PKB Kab Tegal

Sementara itu, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tedi Priatna menjamin mahasiswa Fakultas Tarbiyyah dan Keguruan tidak akan menjadi teroris, karena cara pendidikannya sudah benar.

PKB Kab Tegal

“Makanya saya percaya betul, salah satu faktornya munculnya radikalisme adalah bagaimana cara membelajarkan dan mendidik mereka,” kata Tedi di hadapan ratusan aktivis mahasiswa dari kalangan NU, Muhammadiyah, Persis dan PUI.

Tedi mengingatkan kepada para mahasiswa bahwa adalah hal yang tidak masuk akal ketika agama yang mengajarkan kebahagiaan, kedamaian, tiba-tiba menjadi momok yang menyeramkan karena dianggap berpotensi menjadi menjadi jahat.

Untuk itu pihaknya mengajak mahasiswa untuk berpartisipasi dalam mengajarkan pendidikan toleransi antarumat beragama. Sebab munculnya pemahaman radikal dan tindakan ekstrem lantaran terdapat kesalahan dalam mendidik umat beragama.

“Mudah-mudahan ini menjadi wawasan bagi mahasiswa untuk mengetahui untuk kemajuan dan syiar Islam untuk tetap menjadi Islam rahmatan lil alamin,” pungkasnya. (M. Zidni Nafi’/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Quote, Hadits PKB Kab Tegal