Senin, 18 September 2017

23 PAC GP Ansor Kraksaan Dilatih Penataan Organisasi

Probolinggo, PKB Kab Tegal

Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo terus melakukan penataan organisasi di semua tingkatan. Salah satunya dengan mewujudkan tertib administrasi untuk membentuk organisasi yang solid dan berkualitas.

23 PAC GP Ansor Kraksaan Dilatih Penataan Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
23 PAC GP Ansor Kraksaan Dilatih Penataan Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

23 PAC GP Ansor Kraksaan Dilatih Penataan Organisasi

Demi mewujudkan hal tersebut, PC GP Ansor Kota Kraksaan memberikan sosialisasi akreditasi kepada para pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor se-Kota Kraksaan, Kamis (8/9).

Kegiatan yang diikuti oleh 39 orang peserta perwakilan dari 23 PAC se-Kota Kraksaan ini dihadiri narasumber dari PC GP Ansor Kota Kraksaan. Mereka diberi materi meliputi bidang administrasi, LKP, LKMS, Satkorcab serta Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor.

PKB Kab Tegal

Wakil Sekretaris PC GP Ansor Kota Kraksaan Masrur Ghazali mengungkapkan sosialisasi akreditasi ini dilakukan supaya para pengurus Ansor di semua tingkatan, khususnya PAC dan Ranting bisa tertib administrasi.

PKB Kab Tegal

“Tertib administrasi ini sangat penting untuk dipahami oleh semua pengurus GP Ansor. Sebab maju dan tidaknya suatu organisasi itu dilihat dari tertib administrasinya,” katanya.

Menurut Masrur, tertib administrasi ini merupakan kunci sukses sebuah organisasi. Meskipun pengurusnya handal tetapi administrasinya jelek maka semuanya akan terlihat jelek.

“Melalui kegiatan ini kami berharap agar para pengurus Ansor baik di tingkat PAC maupun Ranting bisa sadar akan pentingnya tertib administrasi,” harapnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Halaqoh PKB Kab Tegal

Sabtu, 16 September 2017

PCNU Kota Yogyakarta Gelar Khitanan Massal Secara Gratis

Yogyakarta, PKB Kab Tegal. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Yogyakarta menyenggarakan khitanan massal secara gratis untuk warga Daerah Istimewa Yogyakarta pada Ahad (23/4) di jantung kota Yogyakarta yang terletak di Masjid Baitussalam Pajeksan (Jl. Dagen, Pajeksan, GT I/509, Kota Yogyakarta, sekitar Barat Mall Malioboro).

PCNU Kota Yogyakarta Gelar Khitanan Massal Secara Gratis (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Kota Yogyakarta Gelar Khitanan Massal Secara Gratis (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Kota Yogyakarta Gelar Khitanan Massal Secara Gratis

Acara khitanan massal ini merupakan salah satu agenda yang diselenggarakan PCNU Kota Yogyakarta dalam rangka memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. dan hari lahir ke-94 Nahdlatul Ulama. Acara ini terselenggara atas kerjasama PCNU Kota Yogyakarta, MWC NU Gedongtengen, SMP-SMA Maarif, dan Takmir Masjid Baitussalam Pajeksan.

Acara khitanan massal ini terbuka untuk masyarakat umum yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Peserta yang daftar berjumlah 30 orang. Banyak fasilitas yang telah diberikan untuk peserta, di antaranya, disunat secara gratis, diberi uang saku, sarung, kopiah, baju koko, makan, dan lain-lain.

Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Yogyakarta KH Ahmad Yubaidi mengatakan bahwasannya khitanan massal ini diikuti peserta yang ikut tidak hanya dari Kota Yogyakarta, ada juga dari Sleman, Bantul, dan Gunungkidul. Selain peserta yang secara fisik normal, ada juga salah satu peserta yang secara fisik penyandang difabel.?

"Sunatan massal ini diselenggarakan untuk menyambut Isra Miraj Nabi Muhammad S.A.W. dan hari lahir NU. Selain itu, acara ini merupakan momentum yang tepat untuk melakukan syiar agama. Agama yang rahmatan lil alamin, serta bersendikan ahlusunnah wal jamaah," ungkap Ahmad Yubaidi di sela-sela acara berlangsung.

PKB Kab Tegal

Dalam kesempatan itu, hadir pula anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta HA. Hafidh Asrom. Selain sebagai anggota DPD RI perwakilan DIY, A Hafidh Asrom juga sebagai Ketua Yayasan Asram yang membawahi Al Azhar Yogyakarta. Dalam sambutannya Hafidh Asrom memberikan peluang dan ruang yang sebesar-besarnya kepada LP Maarif untuk melakukan studi banding di Al-Azhar demi mengembangkan Maarif sebagai lembaga pendidikan warga Nahdiyin.?

PKB Kab Tegal

"Kami sangat membuka diri apabila Ma’arif mau studi banding ke Al Azhar. Yang baiknya bisa diadopsi dan buruknya jangan diadopsi," ucap A. Hafidh Asrom saat memberikan sambutan dalam acara khitanan massal tersebut. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Kyai PKB Kab Tegal

Hukum Puasa Asyura Tanpa Puasa 9 dan 11 Muharram

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Redaksi Bahtsul Masail PKB Kab Tegal, puasa Asyura (10 Muharram) dianjurkan oleh agama. Tetapi kita juga dianjurkan untuk berpuasa pada 9 Muharram (Tasu‘a) agar berbeda dengan umat Yahudi di masa lalu. Yang saya tanyakan, bolehkah kalau kita hanya mengamalkan puasa Asyuranya saja? Apakah ada keterangan agama perihal ini. Terima kasih. Wassalamu ‘alaikum wr. wb. (Abdul Nasir/Bali).

Jawaban

Hukum Puasa Asyura Tanpa Puasa 9 dan 11 Muharram (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Puasa Asyura Tanpa Puasa 9 dan 11 Muharram (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Puasa Asyura Tanpa Puasa 9 dan 11 Muharram

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Penanya yang budiman, semoga Allah SWT menurunkan rahmat-Nya untuk kita semua. Agama Islam menganjurkan dengan kuat agar kita berpuasa pada 10 Muharram atau yang dikenal dengan sebutan puasa Asyura. Keutamaan puasa Asyura begitu besar.

PKB Kab Tegal

Allah SWT akan mengampuni dosa setahun lalu orang yang berpuasa 10 Muharram. Masalah ini disinggung dalam Fathul Mu‘in karya Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari.

?) ? (?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? (?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PKB Kab Tegal

Artinya, “(Disunahkan) puasa hari Asyura, yaitu hari 10 Muharram karena dapat menutup dosa setahun lalu sebagai hadits riwayat Imam Muslim. (Disunahkan) juga puasa Tasu‘a, yaitu hari 9 Muharram sebagai hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, ‘Kalau saja aku hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa tasu‘a.’ Tetapi Rasulullah SAW wafat sebelum Muharram tahun depan setelah itu. hikmah puasa Tasu‘a adalah menyalahi amaliyah Yahudi. Dari sini kemudian muncul anjuran puasa hari 11 Muharram bagi mereka yang tidak berpuasa Tasu‘a. Tetapi juga puasa 11 Muharam tetap dianjurkan meski mereka sudah berpuasa Tasu‘a sesuai hadits Rasulullah SAW,” (Lihat Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari, Fathul Mu‘in pada hamisy I‘anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz II, halaman 301).

Agar berbeda dari kaum Yahudi di masa Rasulullah, kita juga dianjurkan untuk berpuasa pada 9 dan 11 Muharram. Pasalnya, kaum Yahudi saat itu hanya berpuasa pada 10 Muharram. Lalu bagaimana kalau kita entah karena sebab tertentu atau tanpa sebab sekalipun mengamalkan hanya puasa Asyura? Bagi Madzhab Syafi’i, puasa Asyura saja tanpa diiringi puasa sehari sebelum dan sesudahnya tidak masalah.

? ? ? ? ? ? (? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “(Di dalam kitab Al-Umm, tak masalah hanya mengamalkan puasa Asyura saja) maksudnya, agama tidak mempermasalahkan orang yang hanya berpuasa 10 Muharram saja (tanpa diiringi dengan puasa sehari sebelum dan sesudahnya),” (Lihat Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I‘anatut Thalibin, Kota Baharu-Penang-Singapura, Sulaiman Mar‘i, tanpa catatan tahun, juz II, halaman 266).

Keterangan ini bukan berarti menyamakan Muslim yang mengamalkan hanya puasa Asyura dan kaum Yahudi. Anjuran untuk berpuasa sehari sebelum dan sesudah Asyura bersifat penyempurnaan saja terhadap Asyura. Sedangkan Muslim yang mengamalkan hanya puasa Asyura saja itu sudah bagus. Kita tidak perlu menuduh mereka dengan sebutan “Muslim rasa Yahudi”. Sudah bagus ia mau mengamalkan puasa Asyura, sunah Rasulullah SAW.

Demikian jawaban singkat kami. Semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka dalam menerima kritik dan saran dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwathih thariq,

Wassalamu ’alaikum wr. wb.


(Alhafiz Kurniawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional, Daerah PKB Kab Tegal

Jumat, 15 September 2017

Maulid Nabi, Wujud Penghargaan Sejarah

Jakarta, PKB Kab Tegal. Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin berpendapat, peringatan hari kelahiran Rasulullah SAW atau lebih dikenal maulid Nabi termasuk kegiatan positif yang layak dilestarikan. Maulid Nabi merupakan bukti kecintaan dan penghargaan umat Islam atas sejarah rasul terakhir ini.

Maulid Nabi, Wujud Penghargaan Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)
Maulid Nabi, Wujud Penghargaan Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)

Maulid Nabi, Wujud Penghargaan Sejarah

Kiai Ishom mempertanyakan celaan sebagian kelompok yang menuduh peringatan maulid Nabi keluar dari ajaran Nabi sendiri. Dalam pandangan kelompok pengkritik, Nabi, shahabat, dan tabi’in, tidak pernah sama sekali melakukan kegiatan semacam ini.

”Seolah-olah Nabi tidak menghargai peristiwa-peristiwa masa lalu. Padahal, tidak mungkin secara logika Nabi tidak menghargai sejarah,” ujarnya saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.

PKB Kab Tegal

Menurut Kiai Ishom, Rasulullah termasuk orang yang sangat menghargai sejarah nabi-nabi terdaulu. Teladan ini seperti ditunjukkan ketika Rasulullah menjumpai umat Yahudi berpuasa untuk mensyukuri keselamatan Nabi Musa dan para pengikutinya, serta tenggelamnya fir’aun dan bala tentaranya.?

”Nahnu awla bi musa minhum. Kita (umat Islam) lebih berhak atas Nabi Musa daripada mereka (kaum Yahudi),” ujarnya menirukan sabda Nabi kepada sahabatnya sebagaimana termaktub dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim.

PKB Kab Tegal

Selain maulid Nabi, demikian Kiai Ishom, perayaan juga sah dilaksanakan untuk memperingati peristiwa isra’ dan mi’raj, tahun baru hijriyah, dan nisfu sya’ban. Umat Islam mesti menghormati sejarah baik dalam bentuk ibadah maupun ekspresi kebudayaan.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis ? : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama, Ubudiyah, Makam PKB Kab Tegal

Doa Ketika Angin Keras Menerpa

Kekuatan angin yang datang berbeda-beda. Kadang kala angin bertiup silir-semilir yang melenturkan otot dan syaraf yang tegang. Angin ini membawa kesejukan dan keindahan. Tetapi sekali waktu angin datang begitu keras sehingga menghadirkan kekhawatiran di hati.

Angin keras ini dengan kekuatan tertentu dapat menerbangkan benda-benda yang tak layak diterbangkan. Dalam pada ini, kita sebagai manusia dianjurkan untuk kembali kepada Allah SWT sebagai penguasanya. Berikut ini doa yang perlu dibaca saat angin berembus demikian kuat.

Doa Ketika Angin Keras Menerpa (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa Ketika Angin Keras Menerpa (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa Ketika Angin Keras Menerpa

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

PKB Kab Tegal

Allâhumma innî as’aluka khairahâ wa khairamâ fîhâ wa khairamâ ursilat bih, wa a‘ûdzubika min syarrihâ wa syarrimâ fîhâ wa syarrimâ ursilat bih. Allâhummaj‘alhâ rahmatan wa lâ taj‘alhâ ‘adzâban. Allâhummaj‘alhâ riyâhan wa lâ taj‘alhâ dharûratan.

PKB Kab Tegal

Artinya, “Wahai Tuhanku, aku minta kepada-Mu kebaikan ini angin, kebaikan barang yang ada di dalamnya, dan kebaikan barang yang diutus melaluinya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan ini angin, kejahatan barang yang ada di dalamnya, dan kejahatan barang yang diutus melaluinya. Wahai Tuhanku, jadikan ini sebagai angin rahmat dan jangan jadikan ini sebagai angin siksa. Wahai Tuhanku, jadikan ini sebagai angin manfaat dan jangan jadikan ini sebagai angin bahaya,”(Lihat Sayid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta).

Dalam keadaan angin bertiup keras maupun berembus lunak, kita dianjurkan untuk mengingat Allah SWT. Karena pada hakikatnya kekuatan air, angin, api, dan tanah berada di bawah kendali-Nya. Semoga semua unsur dunia itu hadir membawa manfaat untuk kita semua. Amiiin. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Aswaja, Quote PKB Kab Tegal

Rabu, 13 September 2017

KH Makruf Amin Siap Tinggalkan PBNU

Jakarta, PKB Kab Tegal

Sebagai salah seorang anggota dewan pertimbangan presiden (watimpres) KH Makruf Amin mengaku siap untuk meninggalkan beberapa jabatan strategisnya, termasuk sebagai rais syuriah PBNU.

“Nanti setelah dilantik, akan saya tanyakan tentang posisi saya di PBNU, kalau tidak boleh rangkap jabatan, berarti saya harus siap,” tuturnya ketika dihubungi PKB Kab Tegal per telepon, Selasa.

Kiai Makruf mengaku mau menerima posisi tersebut karena bisa memberikan masukan secara langsung kepada presiden. “Kita tidak hanya menghimbau dari luar, mungkin dengan berkomunikasi secara langsung, bisa lebih komunikatif,” tandasnya.

KH Makruf Amin Siap Tinggalkan PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Makruf Amin Siap Tinggalkan PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Makruf Amin Siap Tinggalkan PBNU

Tentang posisinya di PBNU, Kiai asal Banten tersebut percaya nantinya akan banyak yang bisa menggantikannya karena semua orang NU kumpul disitu. “Ini kesempatan yang tak bisa semua orang bisa memberikan masukan kepada presiden secara langsung.,” tegasnya.

Wantimpres berisi 9 orang dan bertugas memberi masukan kepada presiden sesuai bidangnya masing-masing. KH Makruf Amin merupakan orang yang diberi tugas untuk memberi masukan dalam masalah agama. Posisi ini menurutnya penting dalam upaya menjaga nilai-nilai agama moderat ala NU.

PKB Kab Tegal

Anggota watimpres sesuai dengan UU dilarang untuk rangkap jabatan dalam partai politik, ormas dan yayasan untuk menjaga independensinya. Namun, Kiai Makruf mengaku belum jelas jabatan apa saja yang nantinya harus dilepaskan.

“Kalau MUI kan bukan ormas, sementara di PKNU, saya kan sekedar pembina, nanti semuanya akan saya tanyakan,” paparnya. (mkf)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Cerita, RMI NU, Meme Islam PKB Kab Tegal

Kuasa Perempuan Pesantren

Oleh Abdul Malik Mughni

Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi masyarakat berakar dari pesantren, kerap ‘ditinggalkan dalam diskursus modernisme di Indonesia. Stigma pesantren sebagai subkultur feodal di Indonesia, menjadi dalih untuk meminggirkan peran NU dari sejarah dan peta politik Orde Baru (Orba), selama dua dasawarsa. Para peneliti masa itu, seperti Clifford Greetz dan Deliar Noer (keduanya lahir tahun 1926 dan menjadi rujukan para Indonesianis pada tahun 1960 sampai 1980-an) serta sejumlah penulis terkenal di masa awal Orba, menggambarkan NU dan pesantren sebagai kaum kusam yang antimodernisme.

Mereka berhasil menggiring opini masyarakat dunia, untuk menstigmatisasi NU. Framing tersebut kemudian berubah seiring hadirnya para penulis NU, seperti Mahbub Djunaedi, Abdurrahman Wahid, Musthofa Bisri, juga Saifuddin Zuhri. Disamping penulis muda Masdar F Masudi, dan Said Budairi? yang berhasil membawa pesantren dalam pelbagai wacana kontemporer di media utama (mainstream). Stigma NU yang kusam, oportunis dan lemah dalam mengejar tuntutan zaman pun berganti menjadi NU yang unik, seksi dan mampu melampaui zaman berkat kehadiran para penulis dan aktivis muda pesantren di akhir tahun 1980-an.

Kuasa Perempuan Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Kuasa Perempuan Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Kuasa Perempuan Pesantren

Penihilan peran NU dan pesantren juga terjadi dalam wacana feminisme dan gerakan kesetaraan gender di Indonesia.? Terlambatnya pembentukan organisasi Muslimat, Fatayat, Korps Peregerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) seolah menguatkan anggapan bahwa pesantren adalah subkultur yang sangat kuat dalam mempertahankan tradisi patriarkal.

Perempuan Pesantren, Memimpin Ranah Publik

Jika dirunut dari sejarah, Pesantren sebagai subkultur di Nusantara, justru telah membantu menyelaraskan gerakan kesetaraan gender; dari wacana elit ke gerakan afirmatif yang diterima hingga ke desa-desa. Meski secara organisasi, pembentukan sayap perempuan di NU dan badan otonomnya terbilang lambat, namun secara kultural, gerakan kesetaraan gender di kalangan pesantren telah dimulai sejak lama. Berdirinya pondok pesantren khusus putri di tahun 1917, di Jombang, adalah salahsatu sumbangsih ulama, khususnya KH Bisri Syansuri terhadap akselerasi gerakan feminisme di pesantren.

Jauh sebelum itu, seperti diungkapkan sejarawan Universitas Brawijaya, KH Agus Sunyoto, sejatinya kultur Nusantara, khususnya di kawasan pesisir –bersama kultur pesantren,- adalah matriarkal. Kultur matriarkal tersebut, menurut Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) ini, justru dihancurkan oleh negara-negara Eropa, seperti Portugis dan Belanda yang menjajah Nusantara seabad lampau.

PKB Kab Tegal

Agus Sunyoto menyodorkan fakta tentang Ratu Kalinyamat yang memimpin pasukan, menyerang? Portugis di Malaka di tahun 1560. Kemudian ada Laksamana Kemala Hayati, Cirebon, Nyimas Gandasari, Nyi Ageng Serang dan lainnya. “Kultur pesisir itu kultur matriarki, perempuanlah yang? berkuasa, tak hanya dalam fakta sejarah, tapi juga dalam legendanya,” kata penulis Atlas Walisongo ini.

Di pesisir juga, kata Agus, semua dongeng berpijak pada kultur matriarki. Agus lalu mencontohkan bahwa di Surabaya ada kisah Sawunggaling yang sukses karena taat pada ibunya. Ada juga Syarif Tambakyoso dari Sidoarjo, kesaktian yang dimiliki dari ibunya. “Malingkundang dan Sangkuriang pun berpusat pada tokoh perempuan,” paparnya. Mitos-mitos penguasa lautan di Indonesia, juga perempuan, seperti Nyi Roro Kidul, Dewi Lanjar, Ratu Laut Utara dan lainnya.

Kehidupan di pesisir itu menghormati perempuan. Kuasa perempuan di Nusantara itu dihancurkan? kolonialisme, karena Eropa sejak era Yunani sudah patriarki,” tandas Agus seraya mengurai fakta tentang dongeng Eropa yang penuh maskulinitas. Ia menyebut dongeng Dewa Zeus versus Hera, dewi yang jahat, hingga penyebutan istilah Founding Father dan Fatherland, di negara-negara Eropa dan Amerika.

PKB Kab Tegal

Bagaimana dengan Indonesia? “Kita menyebutnya Ibu Pertiwi, Persia pakai istilah Meehan, Turki juga menggunakan Anavatan semua maknanya motherland. Jadi wajar dalam penulisan sejarah pascakolonialisasi, peran-peran perempuan banyak dinihilkan,” imbuhnya.

Perempuan pesisir Nusantara ternyata juga sangat berperan dalam peristiwa Sumpah Pemuda. Enam tokoh perempuan yang tercatat dalam dokumentasi Sumpah Pemuda juga berasal dari daerah pesisir. Di antaranya, Siti Sundari dari Semarang, Emma Poeradiredja dari Cirebon.

Pendapat senada diungkapkan Aisyah Hamid Baidowi.? Adik Gus Dur itu mengungkap, kalangan pesantren turut mendorong ‘kemapanan’ feminisme di Indonesia, baik melalui gerakan afirmatif yang melahirkan sejumlah regulasi pro perempuan, maupun secara kultural, mengubah peran nyai, dari sekedar pendamping kiai, menjadi sosok yang menjadi pemimpin.

Tak heran, jika saat ini, banyak nyai, maupun puteri kiai serta aktivis perempuan NU, menjadi pemimpin di ranah publik. Kini para perempuan pesantren banyak berkiprah di ranah politik. Menjadi legislator, kepala daerah, menteri dan (mungkin) kelak menjadi Wakil Presiden atau bahkan Presiden.

Para perempuan pesantren, kata Aisyah, kini juga banyak menjadi pemimpin di ranah agama. “Sekarang banyak kemajuan di pesantren. Ibu-ibunya kebanyakan sarjana. S2, S3, malah di Purwoasri Kediri, ibu nyainya Profesor. Almusadaddiyah juga ibu nyainya profesor. Hasil Produk pesantren ketika keluar dari kepompongnya, itu luar biasa. Di MUI misalnya ada Ibu Chuzaimah Tanggo, Ibu Mursidah mereka tangguh dan alim. Khofifah juga produk pesantren,”tandasnya.

Tantangan Perempuan Pesantren ?

Nama-nama yang diabsen oleh Agus Sunyoto maupun Aisyah Hamid Baidowi adalah para aktivis pesantren yang tumbuh di era Orba yang represif. Mereka pernah berkiprah di IPPNU, Kopri, Fatayat maupun Muslimat. Kini para penerusnya di organisasi sayap perempuan di NU dan badan otonomnya, tentu punya kesempatan lebih besar untuk meningkatkan kualitas diri dan gerakan organisasinya agar lebih inovatif dan kreatif.?

Di era serba kompetitif sekarang ini, para perempuan pesantren punya peluang lebih besar untuk berkiprah di banyak bidang. Tak melulu di ranah politik. Tapi juga perlu mengisi ranah ekonomi kreatif, IT, birokrasi dan ranah profesional lain perlu diisi oleh para perempuan pesantren.

Riset McKinsey Global Institute (2012) memprediksi Indonesia, dengan kultur negara kepulauan memiliki prospek menjanjikan pada tahun 2020-2030. Sampai saat ini, Indonesia menjadi pangsa pasar terbesar bagi banyak industri di dunia. Indonesia yang saat ini berada di peringkat ke-16 sebagai negara perekonomian terbesar, akan meningkat ke peringkat ke-7 pada tahun-tahun tersebut. Perempuan, seperti saat ini, tentu akan menjadi pangsa pasar terbesar.

Perkembangan tersebut tentu perlu disikapi dengan bijak oleh para aktivis perempuan pesantren. Sebagai calon pemimpin masa depan, persiapan matang harus digerakkan secara sistematis. Terlebih, perempuan di Indonesia menghadapi tantangan berlipat ganda. Tak hanya bakal menjadi tulang punggung ekonomi, para perempuan Indonesia juga masih harus berperang mengeliminir maraknya kasus kekerasan dan perdagangan orang. Sehingga, aktivis perempuan pesantren kini, bukan lagi saatnya berkutat di wilayah wacana feminisme, tetapi sudah bergerak ke ranah aksi. Khususnya mempersiapkan kader-kader unggulan.

Ke depan, mungkin organisasi silat Pagar Nusa dan barisan semi militer semacam Banser Corp Brigade Pembangunan (CBP) IPNU juga perlu dipersiapkan oleh sayap perempuan NU. TNI dan Kepolisian yang kini sedang meningkatkan jumlah keterwakilan perempuan di dalam rekrutmen, juga perlu diisi oleh para pelajar puteri NU. Sehingga perempuan pesantren masa depan, tak hanya unggul dalam berdebat, dan menjadi pelengkap di ranah politik, tetapi juga mampu berkompetisi di pelbagi bidang.

Penulis adalah Redaktur Pelaksana Website perempuanparlemen.org, Ketua Lembaga Pers Penerbitan dan Kajian Strategis PB PMII dan Wakil Bendahara Lajnah Ta’lif Wa Nasyr PBNU?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri, Syariah PKB Kab Tegal