Minggu, 30 Juli 2017

Syarat Utama BEM STAIMA Wajib Mengusai Kitab Kuning

Banjar, PKB Kab Tegal. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Huda Al Azhar (STAIMA) Kota Banjar, Ari Anggraini memastikan mahasiswa yang berada di jajaran kepengurusannya telah memahami dan mempunyai bekal agama Islam, khususnya paham Ahlus sunnah wal jamaah.

Disela-sela persiapan pelantikan BEM STAIMA masa khidmat 2016-2017, Ari mengungkapkan proses pemilihan ketua BEM di kampusnya tidak hanya mengandalkan massa, namun ada seleksi khusus dari pimpinan kampus, salah satunya melalui tes kitab kuning.

Syarat Utama BEM STAIMA Wajib Mengusai Kitab Kuning (Sumber Gambar : Nu Online)
Syarat Utama BEM STAIMA Wajib Mengusai Kitab Kuning (Sumber Gambar : Nu Online)

Syarat Utama BEM STAIMA Wajib Mengusai Kitab Kuning

"Ini sudah tradisi di kampus STAIMA Kota Banjar sejak dulu. Pada saat penentuan calon ketua, semua dites membaca kitab kuning serta? menjelaskan isinya. Tidak hanya satu bidang keilmuan, tapi kitab yang menyangkut nahwu shorof, fiqih, tasawuf dan bidang lainnya," ungkapnya kepada PKB Kab Tegal, Rabu (27/4).

Dibalik panjangnya proses mendapatkan kursi ketua BEM STAIMA, lanjut Ari, ada hikmah yang dipetik oleh dirinya dan calon lain untuk berpacu mempertahankan tradisi pesantren.

"Jadi kami akan lebih serius mendorong mahasiswa lain, terutama jajaran kepengurusan untuk membudayakan dan mengembangkan kitab kuning? melalui program kerja yang akan kami buat," imbuhnya.

Ditempat berbeda, ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) STAIMA, Rozak Robbani, juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, ada nilai positif yang ditanamkan oleh pihak kampus dalam mempertahankan nilai-nilai Aswaja.

PKB Kab Tegal

"Semua mahasiswa di perguruan tinggi Islam, khususnya yang di bawah naungan Nahdlatul Ulama dapat menjaga tradisi kajian kitab kuning.? Jangan sampai sebaliknya," pungkasnya. (Muhafid/Zunus). Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Tokoh, Syariah, Budaya PKB Kab Tegal

Sabtu, 29 Juli 2017

Pergunu Kritisi Pemerintah yang Menganakemaskan PGRI, Mengapa?

Jakarta, PKB Kab Tegal. Dalam keterangan tertulis yang dikirimkan ke PKB Kab Tegal, Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) menerangkan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 41 ayat (1) dan (2) dinyatakan bahwa guru membentuk organisasi profesi yang bersifat independen. ?

Pengertian independen antara lain:

Pergunu Kritisi Pemerintah yang Menganakemaskan PGRI, Mengapa? (Sumber Gambar : Nu Online)
Pergunu Kritisi Pemerintah yang Menganakemaskan PGRI, Mengapa? (Sumber Gambar : Nu Online)

Pergunu Kritisi Pemerintah yang Menganakemaskan PGRI, Mengapa?

1. Organisasi profesi tidak berafiliasi atau merupakan kelengkapan aparatur pemerintah,?

2. Keberadaan masing-masing organisasi profesi guru, seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Guru Indonesia (IGI), Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), dan Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) adalah setara. Dengan demikian, pemerintah harus memperlakukan semua organisasi profesi guru harus adil dan tidak memihak (equal treatment).

3. Pemerintah tidak diperbolehkan memberikan fasilitas secara sepihak kepada organisasi profesi guru tertentu, misalnya: melakukan pemotongan gaji para guru untuk kepentingan organisasi profesi guru tertentu, memberikan kemudahan kepada pihak tertentu, sementara lainnya tidak, dan sebagainya.

PKB Kab Tegal

Ketika perayaan Hari Guru Nasional (HGN) 2016 ini, ternyata pemerintah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) memberikan keistimewaan pada PGRI dengan menuliskan Hari Ulang Tahun PGRI pada logo HGN 2016, maka sudah barang tentu hal ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagaimana tersebut di atas.

Jika dalam penulisan “HUT PGRI ke 71” pada logo HGN 2016 tersebut, pemerintah mendasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 tentang penetapan Hari Guru Nasional (HGN), maka hal ini adalah tidak benar, karena:

1. Dalam tata hukum di Indonesia, kedudukan Undang-Undang sudah barang tentu adalah lebih tinggi daripada Keputusan Presiden.

2. Disamping itu, dalam Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 tersebut, ternyata dari 3 amar atau poin keputusannya tidak satupun menyebutkan “HUT PGRI”, kecuali pada aspek pertimbangan/konsideran saja.

PKB Kab Tegal

3. Pemerintah tidak boleh merayakan HUT sebuah organisasi profesi tertentu, yaitu PGRI (yang berdasarkan Undang-Undang seharusnya independen) dengan menggunakan fasilitas negara, baik sumber-daya uang maupun lainnya yang memberati keuangan negara. ? Dengan kata lain, biarkan PGRI merayakan sendiri hari ulang tahunnya, seperti halnya organisasi profesi guru lainnya, bukan dengan membebani sumber-daya negara.?

Berdasarkan hal tersebut, kami Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), Ikatan Guru Indonesia (IGI), Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), dan Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) meminta kepada pemerintah (cq. Ketua Panitia Hari Guru Nasional 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia) untuk segera mencabut kalimat atau frase “HUT PGRI ke 71” pada logo HGN 2016.?

Demikian pula halnya dengan berbagai atribut, dokumen, rekaman suara, dan lainnya dalam event HGN 2016 yang mengindikasikan tentang HUT PGRI ke 71.

Dalam kesempatan ini, Pergunu yang kembali dinahkodai oleh Dr KH Asep Saifuddin Chalim mengusulkan perlunya dilakukan peninjauan kembali terhadap Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional agar tidak terjadi salah tafsir bagi sebagian pihak.?

(Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam, Kajian Sunnah PKB Kab Tegal

Gerakan 5 Jari untuk Pelajar Lebih Baik

Rembang, PKB Kab Tegal. Ratusan pelajar NU di Desa Kumbo Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang, Jawa Tengah mengadakan karnaval peringatan HUT RI ke-71.

Namun berbeda halnya dengan karnaval di tempat lain, para kader muda NU ini membentangkan banner dan poster ajakan untuk melakukan gerakan 5 jari agar santri dan pelajar Indonesia lebih baik.

Gerakan 5 Jari untuk Pelajar Lebih Baik (Sumber Gambar : Nu Online)
Gerakan 5 Jari untuk Pelajar Lebih Baik (Sumber Gambar : Nu Online)

Gerakan 5 Jari untuk Pelajar Lebih Baik

Wakil Ketua PC IPNU Kabupaten Rembang Aan Ainun Najib mengatakan, upaya ini dilandasi atas keresahan para pelajar NU melihat kondisi dunia pendidikan di Indonesia saat ini.

"Baru saja kita dihebohkan dengan pengeroyokan guru yang dilakukan orang tua dan siswa. Ini menjadi keprihatinan bagi kami pelajar NU yang peduli terhadap masa depan dunia pendidikan di Indonesia," terangnya saat mengikuti karnaval, Senin (22/8) pagi.

Gerakan 5 jari santri dan pelajar Indonesia ini berisikan lima point ajakan agar santri dan pelajar Indonesia dapat santun dalam bertindak. Kelima point yang disampaikan adalah, ajakan menolak radikalisme, menolak kekerasan pada guru, menolak narkotika, menolak aliran sesat, dan terakhir ajakan menjaga ekosistem alam.

PKB Kab Tegal

"Menurut kami, kelima point penting yang kami sampaikan ini akan mewakili betapa santun dan berbudinya para pelajar Indonesia apabila mau melakukannya," tegasnya.

Pihaknya juga berupaya menghimpun kekuatan dalam sosialisasi gerakan 5 jari santri dan pelajar Indonesia lebih baik dalam media sosial. Dengan hashtag #gerakan5jari yang nantinya bakal diisi oleh para pengguna media sosial yang peduli terhadap dunia pendidikan di Indonesia dengan berfoto sambil menunjukkan telapak tangan dengan diberi keterangan kata-kata santun dan motivasi bagi pelajar Indonesia.

"Saya harap dengan langkah kecil ini akan lebih memotivasi para generasi muda khususnya santri dan pelajar untuk santun dalam belajar, hormat kepada guru, selalu menjaga ekosistem alam, dan tentunya menerapkan rasa cinta terhadap tanah air," tutup Aan. (AA Najib/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Kiai, News PKB Kab Tegal

Jumat, 28 Juli 2017

Subhanallah, Inilah Kisah Rasulullah Melihat Keindahan Malam Lailatul Qadar

Umat Islam meyakini bahwa malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Malam ganjil yang diyakini datang di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini merupakan waktu yang diharapkan oleh seluruh umat Islam. Karena apabila kita melakukan amal kebaikan pada malam itu, seolah-olah kita telah melakukan ibadah yang nilainya setara dengan 1.000 bulan atau 83 tahun.

Keinginan untuk mendapatkan hikmah dan berkah Lailatul Qadar ini bukanlah sesuatu yang tidak beralasan. Rasulullah Saw sendiri menyeru kepada umatnya untuk menyongsong malam seribu bulan ini.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya.” (HR Bukhari 4/221 dan Muslim 1165).

Malam yang istimewa itu masih merupakan tanda tanya, dan tidak diketahui secara pasti kapan datangnya. Namun, menjelang akhir Ramadhan, Rasulullah SAW biasanya lebih fokus beribadah, terutama sepuluh malam terakhir. Hal ini sebagaimana yang disebutkan ‘Aisyah:

Subhanallah, Inilah Kisah Rasulullah Melihat Keindahan Malam Lailatul Qadar (Sumber Gambar : Nu Online)
Subhanallah, Inilah Kisah Rasulullah Melihat Keindahan Malam Lailatul Qadar (Sumber Gambar : Nu Online)

Subhanallah, Inilah Kisah Rasulullah Melihat Keindahan Malam Lailatul Qadar

“Nabi Muhammad SAW ketika memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan memilih fokus beribadah, mengisi malamnya dengan dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah,” (HR Al-Bukhari).

Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa Rasulullah Saw sedang duduk i’tikaf semalam suntuk pada hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan. Para sahabat pun tidak sedikit yang mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah.

PKB Kab Tegal

Ketika Rasulullah berdiri shalat, para sahabat juga menuanaikan shalat. Ketika beliau menegadahkan tangannya untuk berdoa, para sahabat pun serempak mengamininya.

Saat itu langit mendung tidak berbintang. Angin pun meniup tubuh-tubuh yang memenuhi masjid. Dalam riwayat tersebut malam itu adalah malam ke-27 dari bulan Ramadhan.

Disaat Rasulullah Saw dan para sahabat sujud, tiba-tiba hujan turun cukup deras. Masjid yang tidak beratap itu menjadi tergenang air hujan. Salah seorang sahabat ada yang ingin membatalkan shalatnya, ia bermaksud ingin berteduh dan lari dari shaf, namun niat itu digagalkan karena dia melihat Rasulullah Saw dan sahabat lainnya tetap sujud dengan khusuk tidak bergerak.

Air hujan pun semakin menggenangi masjid dan membasahi seluruh tubuh Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang berada di dalam masjid tersebut, akan tetapi Rasulullah Saw dan para sahabat tetap sujud dan tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya.

PKB Kab Tegal

Beliau basah kuyup dalam sujud. Namun sama sekali tidak bergerak. seolah-olah beliau sedang asyik masuk kedalam suatu alam yang melupakan segala-galanya. Beliau sedang masuk kedalam suatu alam keindahan. Beliau sedang diliputi oleh cahaya Ilahi.

Beliau takut keindahan yang beliau saksikan ini akan hilang jika beliau bergerak dari sujudnya. Beliau takut cahaya itu akan hilang jika beliau mengangkat kapalanya. Beliau terpaku lama sekali di dalam sujudnya. Beberapa sahabat ada yang tidak kuat menggigil kedinginan. Ketika Rasulullah Saw mengangat kepala dan mengakhiri shalatnya, hujan pun berhenti seketika.

Anas bin Malik, sahabat Rasulullah Saw bangun dari tempat duduknya dan berlari ingin mengambil pakaian kering untuk Rasulullah SAW. Namun beliau pun mencegahnya dan berkata “Wahai anas bin Malik, janganlah engkau mengambilkan sesuatu untukku, biarkanlah kita sama-sama basah, nanti juga pakaian kita akan kering dengan sendirinya”.

Apa yang dilakukan Rasulullah Saw ini menunjukkan betapa banyak hikmah dan rahasia di balik malam seribu bulan. Semoga malam yang tersisa di bulan Ramadhan ini mampu kita manfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.? (Zunus Muhammad)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Hadits PKB Kab Tegal

Kamis, 27 Juli 2017

Kritisi Sisdiknas, Ketua STAINU Purworejo Raih Gelar Doktor

Purworejo, PKB Kab Tegal. Pendidikan agama yang disampaikan disekolah-sekolah dalam realisasinya belum efektif dan maksimal membentuk karakter religius seorang siswa. Kenyataan tersebut sangat bertolak belakang dengan amanat Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

Kritisi Sisdiknas, Ketua STAINU Purworejo Raih Gelar Doktor (Sumber Gambar : Nu Online)
Kritisi Sisdiknas, Ketua STAINU Purworejo Raih Gelar Doktor (Sumber Gambar : Nu Online)

Kritisi Sisdiknas, Ketua STAINU Purworejo Raih Gelar Doktor

Dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas jelas menyebutkan, Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Hal itulah yang ditulis oleh Muh Wasith Achadi dalam disertasi berjudul "Pendidikan Agama Islam di Sekolah Berwawasn Budi Pekerti". Melalui disertasi yang berhasil dipertahankan di depan promotor yang mengujinya tersebut ia memperoleh gelar Doktor di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Jogjakarta, awal pekan ini.

PKB Kab Tegal

Menurut Wasith, Norma legal formal dalam UU Sisdiknas tersebut belum mampu diaplikasikan dalam penyelenggaraan di sekolah-sekolah, dimana pengajaran ilmu pengetahuan dan pelatihan ketrampilan masih lebih dominan dibandingkan dengan pendidikan nilai-nilai spiritual dan kepribadian luhur.

"Saya bersyukur dapat menyelesaikan kuliah S3 saya. Semoga dengan gelar doktor yang baru saja saya peroleh menjadikan diri saya lebih bermanfaat lagi bagi masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan di Kabupaten Purworejo," kata Wasith saat ditemui PKB Kab Tegal, di Kampus STAINU, Jumat (27/6).

?

PKB Kab Tegal

Plt Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) serta guru PAI di SMA N 7 Purworejo ini mengaku, dalam? ujian terbuka Promosi Doktor itu, ia harus mempertahankan tesisnya di hadapan 6 orang Dewan Penguji yang terdiri atas Profesor dan Doktor dosen UIN dan UNY. Dengan diraihnya gelar ini, ia merupakan Doktor pertama di Lingkungan Kantor Kementerian Kabupaten Purworejo dan yang ketiga di Prodi PAI STAINU Purworejo.

"Disertasi tersebut mampu memberikan pola pengembangan pembelajaran PAI yang diintegrasikan dengan pendidikan budi pekerti di sekolah-sekolah umum. Dan terbukti, kurikulum baru, yang mulai dilaksanakan serentak pada tahun ini sudah berbasis karakter dengan menempatkan kompetensi inti untuk sikap spiritual dan sikap sosial pada semua mata pelajaran," tandasnya. (Lukman Hakim/Mahbib)

Foto: Dr H Muh Wasith Achadi MAg diwisuda usai berhasil mempertahankan disertasinya di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Jogjakarta.

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa, Budaya PKB Kab Tegal

Jemaah Haji asal Blitar Aktivis Muslimat NU Wafat di Madinah

Blitar, PKB Kab Tegal

Kabar duka dari Madinah. Rubiyah, salah seorang Jemaah Haji asal Kauman, Srengat, Kabupaten Blitar dikabarkan wafat pukul 23.00 waktu setempat di Rumah Sakit Al-Ansor Madinah Munawaroh. Subuh tadi jenazah yang merupakan kader Muslimat NU Srengat itu di sholati di Masjid Nabawi Madinah.

Jemaah Haji asal Blitar Aktivis Muslimat NU Wafat di Madinah (Sumber Gambar : Nu Online)
Jemaah Haji asal Blitar Aktivis Muslimat NU Wafat di Madinah (Sumber Gambar : Nu Online)

Jemaah Haji asal Blitar Aktivis Muslimat NU Wafat di Madinah

Kabar ini disampaikan oleh Ketua KBIH Al-Kamal ? Kunir Wonodadi Blitar, H Muhammad Lutfi. “Siangnnya dibawa ke rumah sakit. Karena mengeluh badannya tidak enak. Tepat pukul 23.00 waktu Madinah beliau di kabarkan wafat,” ungkap Gus Upik panggilan akrab Ketua LKKNU Kabupaten Blitar ? itu melalui telepon selulernya, Sabtu (20/8).

Menurut Gus Upik, saat berangkat 16 Agustus lalu, almarhumah masih tampak sehat. Begitu juga ketika tiba di Madinah, Rubiyah masih sehat. “Bahkan bersama-sama 217 ? jamaah Al-Kamal, saat melaksanakan Arbain masih tampak sehat. Baru kemarin sore mengeluh sakit dan langsung dirujuk ke RS Al-Anshor Madinah,” ungkap Lutfi.

Tahun ini Calon Jemaah Haji asal Kabupaten Blitar yang berangkat ada 689 orang. 190 ikut jamaah KBIH Al-Kamal Kunir Wonodadi Blitar, sisanya ikut KBIH lain dan ada juga yang mandiri. Sebelum berangkat 6 orang dinyatakan gagal berangkat dengan berbagai sebab. Tiga orang meninggal dan 3 orang lantaran sakit.

Kepala Seksi Haji Kemenetrian Agama Kabupaten Blitar, Syaichul Munib saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa itu. “Tadi pagi saya mendapat informasi itu. Semoga khusnul khotimah dan masuk sebagai hajjah yang mabrur,” ungkap Syaichul Munib. (Imam Kusnin/Fathoni)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Pesantren, Ahlussunnah, Sejarah PKB Kab Tegal

Selasa, 25 Juli 2017

Bupati Berharap 500 Ribu Banser Berasal dari PALI

Palembang, PKB Kab Tegal

Bupati Pematang Abab Lematang Ilir (PALI), Provinsi Sumatera Selatan H Heri Amalindo berharap 500 ribu kader Barisan Ansor Serbaguna (Banser) adalah pemuda yang berasal dari daerahnya, ujar Sekretaris PW GP Ansor Sumsel Nurul Mubarok, di Palembang, Rabu (1/2).?

Bupati Berharap 500 Ribu Banser Berasal dari PALI (Sumber Gambar : Nu Online)
Bupati Berharap 500 Ribu Banser Berasal dari PALI (Sumber Gambar : Nu Online)

Bupati Berharap 500 Ribu Banser Berasal dari PALI

Mubarok menjelaskan, pernyataan itu disampaikan orang nomor satu di daerah bermoto Serepat Serasan tersebut setelah menyaksikan unjuk kebolehan melewati api tanpa alas kaki peserta Diklatsar I Barisan Ansor Serbaguna (Banser), di halaman masjid Al-Hidayah depan lapangan Golf Kelurahan Handayani Mulya Kecamatan Talang Ubi pada Sabtu (28/1) lalu.

"Ketika kami sampaikan bahwa PW GP Ansor Sumatera Selatan bertekad mencetak satu juta kader, sambutan bupati positif. Bahkan sangat antusias dan menyatakan lima ratus ribunya akan berasal dari PALI," papar dosen UIN Raden Fatah, Palembang itu.

Menurut Bupati Heri Amalindo, unjuk kebolehan peserta Diklatsar Banser melewati api tanpa alas kaki menuju arah bendera merah putih dan Nahdlatul Ulama (NU) bukan sekedar slogan semata untuk menjaga NKRI.

Bupati lalu meminta, Banser PALI sebagai kader inti Gerakan Pemuda Ansor menjaga apa yang telah diberikan pahlawan bangsa hingga ulama. Seperti kemerdekaan, persatuan dan kesatuan.

PKB Kab Tegal

Diklatsar I Banser PALI berlangsung di Pesantren Mambaul Hikam yang berada di Desa Pramabatan, Kecamatan Abab, 27-29 Januari 2017, diikuti 80 peserta. Tapi yang lulus mengikuti kegiatan sejumlah 53 peserta. Delapan peserta perempuan tetap bertahan hingga kegiatan ditutup dengan baiat oleh Ketua PCNU PALI Ustad Agus M Erlin Susri didampingi Nurul Mubarok dan Kasatkorwil Banser M Erwinsyah. (Gatot Arifianto/Abdullah Alawi)

? ? ?

? ? ?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Khutbah, Budaya, Berita PKB Kab Tegal