Minggu, 09 Juli 2017

Pengurus NU Harus Paham dan Tanggap akan Kondisi Umat

Demak, PKB Kab Tegal - Sebagai organisasi kemasyarakatan dan keagamaan dalam melayani mayarakat, Nahdlatul Ulama (NU) dirasa masih jauh dari harapan. Dalam menjalankan fungsinya NU harus memahami kondisi masyarakat karena demikian itu merupakan salah satu cara untuk bisa mengambil langkah-langkah positif yang dibutuhkan masyarakat.

“Kita harus tanggap dengan keadaan di sekitar kita. Kalau kita paham, kita tahu apa yang jadi kebutuhan umat,” kata Rais Syuriyah NU Demak KH Alawy Masudi saat memberikan pengarahan pada peserta Musyawarah Kerja Cabang NU Demak di Kantor NU setempat Jalan Sultan Fattah Nomor 611 Bintoro, Ahad, (22/5).

Pengurus NU Harus Paham dan Tanggap akan Kondisi Umat (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengurus NU Harus Paham dan Tanggap akan Kondisi Umat (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengurus NU Harus Paham dan Tanggap akan Kondisi Umat

Kiai Alawy menambahkan, sesuai perkembangan zaman persoalan yang dihadapi NU semakin banyak dan kompleks. Maka dari itu ia meminta baik pengurus maupun kader NU harus saling melengkapi kekurangan yang dimiliki NU dikarenakan terlalu banyaknya persoalan sehingga pelayanan masyarakat tidak maksimal.

PKB Kab Tegal

“Kami mengakui kalau NU sebagai khodimul (pelayan) umat masih jauh dari kekurangan, makanya butuh kerja sama semua pihak,” tambahnya.

Di saat yang sama Ketua NU Demak mengajak peserta muskercab untuk bisa mengevaluasi kinerja yang belum maksimal, yang selanjutnya dibahas pada forum guna mencari solusi dari persoalan yang muncul di tengah tengah masyarakat.

“Melihat persoalan itu semua mari kita evaluasi, kita benahi dan kita selesaikan, yang berkaitan dengan pemerintah nanti programnya kita singkronkan.”

PKB Kab Tegal

Sesuai pantauan PKB Kab Tegal sidang-sidang komisi banyak menyoroti dunia pendidikan dan penyakit masyarakat yang merupakan sangat dibutuhkan dan problem masyarakat.

“Yang sangat mendesak dan diharap umat adalah memberantas miras, karaoke liar, prostitusi maupun pekat lain, ini sangat merusak tatanan masyarakat,” tegas Komandan Satkorcab BAnser Demak Mustain.

Selain pengurus cabang musyawarah ini dihadiri oleh Wakil Bupati Demak H Joko Sutanto, Mustasyar NU Demak KH Nurhamid Wijaya, dan pengurus wakil cabang se-Kabupaten Demak. (A Shiddiq Sugiarto/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Syariah, Warta PKB Kab Tegal

Harmonisasi Budaya Jawa dalam Islam

Oleh: Faiqotun Ni’mah

Sebagai salah satu suku yang ada di Indonesia, Jawa memberikan tak sedikit sumbang sih budaya terhadap Indonesia sehingga ia bisa disebut negara kaya budaya. Banyak budaya berasal dari Jawa yang terepresentasikan dalam bentuk tradisi-tradisi, baik tradisi yang berupa hiburan, bersifat spiritual, berbau mistik, maupun kolaborasi dari ketiganya. Contoh tradisi berupa hiburan, misalnya wayang, tari-tarian, dan ketoprak. Tradisi bersifat spiritual, misalnya  tradisi keraton. Tradisi berbau mistis, misalnya mantera-mantera, azimat, dan ramalan. Sedangkan wayang adalah salah satu dari sekian banyak varian budaya Jawa yang mengandung ketiganya.

Tradisi Wayang

Harmonisasi Budaya Jawa dalam Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Harmonisasi Budaya Jawa dalam Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Harmonisasi Budaya Jawa dalam Islam

Sebut saja, para mistikus kejawen, mereka menjelaskan bahwa pertunjukan wayang bisa dipahami sebagai gambaran dunia. Allah diibaratkan sebagai dalang dan makhluk ciptaan-Nya (manusia) tak ubahnya seperti wayang yang bisa pentas di pertunjukan karena ada dalang. Ini adalah aura spiritual dari dunia wayang.

Dalam pewayangan pun terdapat kisah-kisah maupun tokoh-tokoh yang sering diharmonisasikan dengan Islam. Sebagai contoh, tokoh pewayangan Yudhistira; salah satu dari lima Pandawa dalam kisah Mahabaratha.

Yudistiralah satu-satunya tokoh pewayangan yang diyakini konversi ke Islam. Dalam mitos konversi ini, Sunan Kalijaga memainkan peran yang penting. Mitos ini menyebutkan Yudistira tidak mau berperang sebab kebebasan dan kemurniannya yang sempurna dari nafsu amarah. Untuk melindunginya, Batara Guru memberinya sebuah azimat yang bernama Serat Kalimasada. Azimat ini bisa menjauhkan musuh, memelihara stabilitas kerajaan Pandawa, dan bahkan bisa menghidupkanorang yang sudah mati. Serat kalimasada itu adalah sebuah teks yang tertulis dalam bahasa yang asing yang tak terbaca. Karena ia memilki azimat itu ia bisa hidup beberapa tahun setelah para pandawa lain meninggal, dan ia mengembara sendirian dalam hutan. Setelah waktu yang begitu lama, ia bertemu dengan Sunan Kalijaga, yang datang untuk menyebarkan ajaran Islam. Sunan Kalijaga bisa membaca teks tersebut, karena merupakan teks bahasa Arab. Teks tersebut berbunyi: ”Ashadu alla ilaha illa Allah wa’asyhadu anna muhammadar-rasul Allah”.  

PKB Kab Tegal

Dengan membaca berulang-ulang kalimat tersebut dan menerima kebenarannya, Yudistira meninggal sebagai seorang Islam, yang memang telah ditakdirkan oleh Allah.

Orang Jawa mengakui, istilah Jawa Kalimasada berasal dari kata kalimat dan syahada (bersaksi/bersumpah). Syahada bisa digunakan sebagai suatu istilah yang  umum dipakai untuk menyebut pengakuan iman. Mengakui kebenaran pernyataan ini merupakan persyaratan minimal untuk menentukan seseorang beragama Islam atau tidak. Sebab, syahadat merupakan rukun Islam yang pertama.

Selain itu, bau mistis bercampur spiritual wayang dapat dilihat dari beberapa penjelasan mistikus Jawa kontemporer yang menyatakan bahwa daftar nabi yang tercatat dalam Al-Qur’an hanyalah nama-nama yang dikenal oleh orang Arab dan Budha, Wisnu dan Krisna adalah nabi-nabi Jawa pra-Islam.

Membahas mitologi wayang, tentu tak lepas dari pengaruh budaya pra-Islam yaitu Hindu maupun Budha. Dan sudah tentu terpengaruh dari budaya India, sebab Hindu-Budha datang di Jawa berasal dari India. Maka tak heran jika kisah-kisah dalam pewayangan Jawa hampir mirip bahkan dikatakan sama dengan cerita-cerita yang ada di India, semisal cerita tentang dewa Krisna, sebenarnya sama dengan cerita pewayangan Jawa mengenai Prabu Kresna yang terangkum dalam kisah Mahabarata. Hanya beda sebutan nama saja yaitu di India disebut Krisna tiba di Jawa mengikuti lidah orang Jawa menjadi Prabu Kresna.

PKB Kab Tegal

Sebenarnya ada banyak hal positif yang dapat diambil dari pertunjukan wayang. Sehingga dapat menepis anggapan negatif yang ditujukan terhadapnya seperti yang dilakukan para kaum reformis yang menganggap menontot wayang itu adalah perbuatan maksiat.

Sebagai produk budaya, sesungguhnya wayang diakui keunikannya tidak hanya di kalangan masyarakat Jawa saja, namun juga di kalangan masyarakat belahan Asia lainnya. Von Grunebaum melaporkan bahwa “wayang Cina” adalah bentuk hiburan paling umum di kalangan masyarakat Muslim Timur Tengah pada abda ke-13. Ini berarti wayang pun diakui oleh kaum Muslim tidak hanya subyektif oleh para mistikus kejawen.

Namun, banyak perdebatan mengenai anggapan terhadap pertunjukan wayang maupun tradisi budaya Jawa lainnya. Bagi masyarakat yang sepakat dengan pelestarian budaya dengan tegas menyatakan kita sebagai generasi penerus harus melestarikannya, dalam istilah Jawa ”nguri-uri”. Namun bagi masyarakat lain yang lebih “sufi” ber-Islamnya akan menolak dengan tegas tradisi Jawa yang diakui kebanyakan bersifat mistis karena  dikhawatirkan menimbulkan kesyirikan.

Kasus selain wayang yang lebih banyak di perdebatkan di kalangan ulama’ Islam Jawa adalah mengenai mantera-mantera atau do’a-do’a yang pada puncaknya dianggap sebagai ilmu perdukunan atau pun sihir.

Dalam bukunya yang berjudul Islam Jawa Kesalehan Normatif versus Kebatinan, Mark R. Woodward menjelaskan bahwa pandangan Jawa kontemporer mengenai hubungan antara kesaktian dan kesalehan Muslim sangat serupa, dan ada perbedaan antara bentuk sihir yang legal dan ilegal. Legenda-legenda Sulaiman dan legenda-legenda dari buku Arabian Nights (Seribu Satu Malam) memberikan preseden yang jelas terhadap pemakaian sihir oleh kalanagan Muslim yang saleh. Kekuatan-kekuatan magis Sulaiman digambarkan dengana panjang lebar dalam Al-Qur’an (34: 12). Ia dipercayai menguasai kerajaan dunia dan mempunyai kemampuan untuk memerintahkan para jin, burung, binatang, dan angin. Kekuatannya berasal dari suatu cincin bertanda yang terpahat rahasia nama Allah yang Agung. Tetapi ia juga dikatakn mempelajari seni-seni sihir itu di Mesir dan menjadi guru ahli matematika Yunani, Phytagoras. Sulaiman memberikan suatu paradigma bagi pemakaian sihir secara legal sebab ia seorang nabi sekaligus ahli sihir terbesar dalam sejarah.

Akhirnya, berbagai tradisi yang sudah berlaku dapat senantiasa dihargai dan dilestarikan. Harmonisasi antara agama dan budaya pasti akan tercipta. Wallu a’lam bi al-shawab.

 

Faiqotun Ni’mah, mahasiswa Tafsir dan Hadits Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang dan Penerima Beasiswa Unggulan Monash Institute Semarang

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Habib, Pertandingan PKB Kab Tegal

Kepala Desa ini Ingatkan PMII Jangan Lupa Desa

Sleman, PKB Kab Tegal. Kepala Desa Mororejo Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Yogyakarta secara resmi membuka Pelatihan Kader Dasar (PKD) dan bakti sosial Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)  Ashram Bangsa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Kepala Desa ini Ingatkan PMII Jangan Lupa Desa (Sumber Gambar : Nu Online)
Kepala Desa ini Ingatkan PMII Jangan Lupa Desa (Sumber Gambar : Nu Online)

Kepala Desa ini Ingatkan PMII Jangan Lupa Desa

Dalam sambutannya Kepala Desa berharap, melalui PKD anggota PMII terbentuk kader generasi bangsa yang mampu bersosialisasi dengan masyarakat sebagai bekal dan pengalaman hidup untuk terjun dalam masyarakat kelak.

“Acara ini hendaknya akan mampu membentuk mahasiswa yang dapat bersosialisasi dengan masyarakatnya, sebab jangan lupa bahwa besok kalian akan kembali ke desa untuk membangun desa.”

PKB Kab Tegal

Kegiatan tersebut yang direncanakan berjalan 5 hari ke depan tersebut mendapatkan respons positif dari warga desa setempat. Mereka bangga ketika karena tempatnya menjadi ruang belajar bagi mahasiswa dan mahasiswi untuk berproses dalam masyarakat.

PKB Kab Tegal

Pada pembukaan PKD tersebut, Ketua Rayon Pmii Ashram Bangsa Muhammad Nasihuddin menuturkan kegiatan tersebut merupakan sarana belajar dan berproses untuk menjadi baik bagi mahasiswa guna membangun bangsa yang lebih baik.

PKD bertema “Menciptakan Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang progresif berlandaskan Ahlussunnah wal Jamaah untuk menghadapi perkembangan zaman” tersebut diikuti 125 peserta mahasiswa-mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. (Falah/Abdullah Alawi)

 

.

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News, Olahraga PKB Kab Tegal

Tahun Depan, PCNU Tegal Targetkan Klinik Bersalin Jadi Rumah Sakit

Tegal, PKB Kab Tegal - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tegal saat ini sedang menjalankan dua mega proyek, yakni Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan Nahdlatul Ulama (STKIP NU) dan Rumah Sakit Nahdlatul Ulama. Mereka berharap proyek ini selesai pada tahun 2018 mendatang.

"Kami targetkan di awal tahun 2018, Kilinik dan Rumah Bersalin NU akan menjadi rumah sakit. Untuk merealisasikan itu, akan membutuhkan dana yang begitu besar," ujar Wakil Ketua PCNU Tegal H Akhmad Zamzami saat pelantikan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Desa Bulakwaru Timur, Kecamatan Tarub masa khidmat 2017-2022 di Halaman Masjid Baiturrahman Desa Bulakwaru Kecamatan Tarub, Ahad (23/4).

Tahun Depan, PCNU Tegal Targetkan Klinik Bersalin Jadi Rumah Sakit (Sumber Gambar : Nu Online)
Tahun Depan, PCNU Tegal Targetkan Klinik Bersalin Jadi Rumah Sakit (Sumber Gambar : Nu Online)

Tahun Depan, PCNU Tegal Targetkan Klinik Bersalin Jadi Rumah Sakit

Guna menyukseskan program tersebut, Zamzami meminta kerja sama seluruh warga NU Kabupaten Tegal. "Maka kami mohon kerja sama kepada warga Nahdliyin untuk bisa menyumbangkan penghasilannya, nanti ada Tim Bulan Dana yang hadir di rumah panjenengan," katanya.

Zamzami juga mengharapkan nahdliyin yang memiliki anak yang akan dikuliahkan untuk memasukkan anaknya ke STKIP NU Tegal.

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

"STKIP NU Kabupaten Tegal memiliki 3 program studi, pendidikan informatika, pendidikan bimbingan dan konseling, dan pendidikan ekonomi," imbuh Zamzami. (Hasan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pondok Pesantren, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Kamis, 06 Juli 2017

Wahyu-Evi Pimpin IPNU-IPPNU Wonoasih

Probolinggo,PKB Kab Tegal

Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo mempunyai pimpinan baru.

Wahyu-Evi Pimpin IPNU-IPPNU Wonoasih (Sumber Gambar : Nu Online)
Wahyu-Evi Pimpin IPNU-IPPNU Wonoasih (Sumber Gambar : Nu Online)

Wahyu-Evi Pimpin IPNU-IPPNU Wonoasih

Hal ini menyusul dengan terpilihnya Wahyu Aminullah dan Evi Kumalasari dalam Konferensi Anak Cabang (Konferancab) IPNU dan IPPNU Kecamatan Wonoasih di MTs Nusantara Kelurahan Sumber Taman Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo, Sabtu (21/1) sore.

Dalam Konferancab yang mengambil tema “Bangkit Bersama Kader Muda” ini, Wahyu terpilih sebagai Ketua PAC IPNU Wonoasih dan Evi Kumalasari sebagai Ketua PAC IPPNU Wonoasih masa bhakti 2016-2019.

PKB Kab Tegal

Saat pemilihan Ketua PAC IPPNU, muncul 2 (dua) kandidat yakni Qurrotu Ainy dengan memperoleh 7 suara dan Evi Kumalasari dengan 10 suara. Sementara 1 suara abstain. Sedangkan dalam pemilihan Ketua PAC IPNU, muncul dua kandidat Wahyu Aminullah dan Husni Mubarok. Hanya saja Wahyu Aminullah terpilih secara aklamasi dengan 16 suara.

Konferancab IPNU-IPPNU Wonoasih yang diikuti oleh komisariat dan ranting se-Kecamatan Wonoasih ini dihadiri oleh Wakil Ketua PC LP Ma’arif Kota Probolinggo yang juga Kepala MTs Nusantara M Holil, pengurus MWCNU Wonoasih, Pergunu Kota Probolinggo, jajaran alumni dan pengurus PC IPNU-IPPNU Kota Probolinggo.

PKB Kab Tegal

Ketua PAC IPNU Wonoasih Wahyu Aminullah mengungkapkan selain untuk memilih calon Ketua PAC IPNU IPPNU Kecamatan Wonoasiah masa bhakti 2017-2019, konferancab ini bertujuan mencetak kader-kader pemimpin NU di masa yang akan datang sehingga proses kaderisasi berjalan tidak stagnan.

“Terima kasih atas kepercayaan dan amanah yang telah diberikan. Semoga kami mampu menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Kegiatan ini merupakan sebuah bukti bagaimana kaderisasi IPNU tetap terjaga,” katanya.

Hal senada diungkapkan oleh Ketua PAC IPPNU Wonoasih Evi Kumalasari. “Konferancab ini adalah suatu bentuk keharusan yang sudah ada dalam peraturan agar kaderisasi dalam organisasi tetap berjalan terus menerus,” ungkapnya.

Setelah terpilih tugas ketua terpilih adalah dengan segera melengkapi susunan kepengurusan bersama tim formatur terpilih sesuai amanah konferancab. Dan selanjutnya segera melaksanakan pelantikan agar kepengurusannya segera disahkan.

Alumni sekaligus Pembina PC IPNU Kota Probolinggo Mashuri Nurzah mengharapkan kepada ketua terpilih agar amanah konferancab ini segera dijalankan agar organisasi berjalan sesuai dengan tupoksi. Yakni wadah kaderisasi calon generasi penerus NU ke depannya.

“Kedua, kader-kader IPNU IPPNU diharapkan mampu menjalankan program-programnya, sehingga IPNU IPPNU bisa selalu eksis mewarnai kegiatan kepemudaan di Kota Probolinggo,” harapnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal RMI NU, Doa, Tegal PKB Kab Tegal

Rabu, 05 Juli 2017

Kiai Hasyim Desak Perpres 105 dan 106 Dicabut

Jakarta, PKB Kab Tegal. Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi mendesak pemerintah mencabut Peraturan Presiden (Perpres) 105/2013 dan 106/2013 yang mengatur memberikan fasilitas berobat gratis kepada pejabat negara hingga ke luar negeri.

“Memberikan fasilitas keuangan negara kepada pejabat negara secara berlebihan di tengah kemiskinan ekonomi rakyat serta derita karena bencana alam, adalah sebuah kezaliman,” kata Hasyim Muzadi di Jakarta, Ahad (29/12).

Kiai Hasyim Desak Perpres 105 dan 106 Dicabut (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Hasyim Desak Perpres 105 dan 106 Dicabut (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Hasyim Desak Perpres 105 dan 106 Dicabut

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengatakan, Perpres tersebut menyakiti nurani rakyat yang pada umumnya masih miskin dan dikhawatirkan menjadi pemicu perlawanan rakyat.

PKB Kab Tegal

“Oleh karenanya, Perpres 105 dan 106 tahun 2013 tertanggal 13 Desember 2013 yang memberikan fasilitas berobat gratis sampai ke luar negeri segera dicabut,” terang Kiai Hasyim.

Pengasuh pondok pesantren Al-Hikam Malang dan Depok ini juga menyarankan para penyelenggara negara dan pejabat publik yang masih punya rasa tanggungjawab kepada rakyat, hendaknya menolak fasilitas berlebihan tersebut.

PKB Kab Tegal

“Sekalipun yang mau menolak pasti jumlahnya sangat minoritas. Seandanya pejabat negara meninggal karena sakit, biarlah meninggal di tanah air bersama rakyat yang mengantarkan mereka menjadi pejabat,” katanya.

Keluarnya Perpres menjalang Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden akan semakin menambah kebencian masyarakat kepada pejabat Negara.

“Hendaknya diingat saat ini menjelang pileg dan pilpres, maka perpres 105/106 akan menambah rasa kejengkelan kepada mereka yang akan menjadi penyelenggara Negara,” pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menandatangani Peraturan Presiden 105/2013 tentang Pelayanan Kesehatan Paripurna kepada Menteri dan Pejabat Tertentu. Juga, Perpres 106/2013 tentang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Pimpinan Lembaga Negara.

Dalam laman Sekretaris Kabinet, kedua produk aturan itu dikeluarkan Presiden terkait mulai dilaksanakannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mulai 1 Januari 2014.

Dengan Perpres itu, para menteri, pejabat eselon I, dan pimpinan lembaga negara dimudahkan untuk berobat ke luar negeri. Seluruh biaya itu nantinya akan ditanggung oleh negara, baik APBN maupun APBD.

Presiden mempertimbangkan risiko dan beban tugas menteri dan pejabat tertentu, serta ketua, wakil ketua dan anggota lembaga negara sehingga pemerintah memutuskan membuat perlindungan kesehatan khusus bagi pejabat negara. (Ahmad Millah/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa, Budaya PKB Kab Tegal

Senin, 03 Juli 2017

Geliat Filantropi sebagai Media Spiritualitas Modern

Jakarta, PKB Kab Tegal. Geliat Filantropi menjadi trend baru di Indonesia bahkan di dunia. Sebagaimana kata Bill & Melani Gates Foundation yang menyatakan geliat tersebut sampai ke Afrika.

Geliat Filantropi sebagai Media Spiritualitas Modern (Sumber Gambar : Nu Online)
Geliat Filantropi sebagai Media Spiritualitas Modern (Sumber Gambar : Nu Online)

Geliat Filantropi sebagai Media Spiritualitas Modern

“Filantropi itu kaya spiritulitas modern. Orang-orang kaya sekarang itu taubatnya tidak hanya haji, tapi berderma,” kata ketua Yayasan Sabilillah Bidang Lembaga Sosial Ekonomi Sabilillah M. Mas’ud Said pada acara Seminar Nasional Filantropi Islam Nusantara yang diselenggarakan NU Care-Lazisnu di lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (2/2)

Ia menjelaskan bahwa filantropi itu semangat mendekati Tuhan dengan cara memberi, mencintai terhadap sesama. Dalam bahasa yang umum dapat disebut dengan giving (memberi), loving (mencintai), and caring (peduli).

“Orang-orang kaya sekarang kecenderungan pertaubatannya itu filantropis.Ia menjadi kaya malaikat dunia yang memberikan kesejukkan lewat harta-hartanya,” tutur pria kelahiran Sidoarjo.

PKB Kab Tegal

Pada kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan apresiasi atas tema yang di usung oleh NU Care-Lazisnu. “Sudah betul NU-Care memberikan tema ini, urgent, baru, ini paling canggih,” ujarnya.

Dalam konteks Indonesia, ia mengungkapkan bahwa geliat filantropi tidak hanya terjadi di pusat tapi juga di daerah. “Di daerah-daerah itu tidak kalah pentingnya, tidak kalah banyaknya dari pusat. Di daerah itu punya lumbung dari filantropisme,” ungkapnya.

Pria yang juga Guru Besar Ilmu Pemerintahan tersebut menuturkan bahwa filantropisme itu sangat dekat dengan NU.?

PKB Kab Tegal

“Coba lihat AD/ART, coba lihat profil kiai-kiai, coba lihat para penghulu NU yang gambaranya ada di Harlah. Semua adalah citra orang yang giving, loving, and caring. memberi tidak meminta, mencintai bukan membenci, peduli bukan apatis,” terangnya.

Lebih lanjut ia menyatakan bahwa NU sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia itu didirikan oleh orang-orang sholeh sekaligus filantropis. “Tidak ada orang orang NU yang hebat itu tidak filantropis,” jelasnya. (Husni Sahal/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Olahraga, Tokoh PKB Kab Tegal