Jumat, 06 Januari 2017

Muktamar Ke-33 NU Masih Dibayangi Pemadaman Listrik

Jombang, PKB Kab Tegal. Muktamar ke-33 NU yang bakal digelar di Jombang, 1-5 Agustus 2015, masih dibayangi adanya pemadaman listrik. Pasalnya, hampir setiap pekan listrik di kota santri ini sering mati tanpa ada pemberitahuan pasti.

Manajer Area PLN Jombang Lusiana membenarkan masih adanya gangguan sehingga listrik padam. Terkait kesiapannya menyambut perhelatan nasional Muktamar NU di Jombang mendatang, pihaknya mengaku belum bisa memastikan.

Muktamar Ke-33 NU Masih Dibayangi Pemadaman Listrik (Sumber Gambar : Nu Online)
Muktamar Ke-33 NU Masih Dibayangi Pemadaman Listrik (Sumber Gambar : Nu Online)

Muktamar Ke-33 NU Masih Dibayangi Pemadaman Listrik

"Soal itu (listrik padam) kami belum bisa menjamin, namun yang jelas kita berusaha agar saat digelarnya acara besar itu listrik tidak mati," ujarnya saat dihubungi PKB Kab Tegal, Ahad (8/2).

PKB Kab Tegal

Lusi mengakui bahwa beberapa wilayah di Jombang sempat mengalami gangguan mati listrik karena terdapat gangguan kabel putus akibat hujan dan kerusakan peralatan. "Beberapa waktu lalu memang PLN mengalami gangguan, jaringan putus karena adanya pohon tumbang disebabkan adanya angin dan hujan. Ya, memang ada beberapa banyak faktor penyebab mati listrik ini, " jelasnya.

PKB Kab Tegal

Lusi menyarankan, pihak panitia yang menyelenggarakan acara besar? seperti Muktamar menyediakan genset? untuk berjaga jaga di samping pihaknya akan berusaha agar listrik tidak padam. "Ya memang alangkah lebih baiknya sedia genset, biasanya kita juga berkoordinasi dan menyarankan seperti itu di samping kita usahakan agar tidak listrik,” tandasnya.

Kerapnya gangguan listrik padam yang terjadi dihampir seluruh wilayah Kota Santri pada dua bulan terakhir banyak dikeluhkan masyarakat. "Kemarin mati menjelang magrib, listrik mati hampir 4 jam lebih di desa saya, pemadaman tidak pernah ada pemberitahuan, " ujar Amir, salah satu warga Desa Sawiji Jogoroto.

Tidak hanya Jogoroto, di wilayah Peterongan dan Kepatihan Jombang kota, Tembelang dan Sumobito juga mengalami hal yang sama, yakni listrik sering mengalami gangguan dan padam berjam-jam. "Catatan saya, hampir setiap pekan pasti ada listrik mati. Selama Januari hingga minggu pertama Februari saja mati listrik 8 kali. Hari ini saja mati sejak pukul 5.30 hingga pukul 10.00 lebih mati," ujar Muslim, warga Tembelang.

Seperti diketahui, Muktamar ke-33 NU akan digelar di empat pesantren besar di Jombang, yakni Pesantren Tebuireng Diwek, Pesantren Darul Ulum Peterongan, Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, dan Pesantren Mambaul Maarif Denanyar. Pusat kegiatan, seperti pembukaan dan sidang-sidang pleno, forum musyawarah tertinggi NU ini bertempat di Alun-alun Kabupaten Jombang. (Muslim Abdurrahman/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul, Quote PKB Kab Tegal

Kamis, 05 Januari 2017

Kader Maju Pilkada, Ansor Probolinggo Tegaskan Tetap Netral

Probolinggo, PKB Kab Tegal

Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Probolinggo memberikan peringatan akan menindak keras tindakan kader-kader Ansor di bawah jika sampai terlibat politik praktis dalam perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Probolinggo di tahun 2018 mendatang.

Kader Maju Pilkada, Ansor Probolinggo Tegaskan Tetap Netral (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader Maju Pilkada, Ansor Probolinggo Tegaskan Tetap Netral (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader Maju Pilkada, Ansor Probolinggo Tegaskan Tetap Netral

Hal tersebut ditegaskan Ketua PC GP Ansor Kabupaten Probolinggo Muchlis, Jumat (19/2), menyusul adanya salah satu kader GP Ansor yang direkomendasikan PKB maju dalam Pilkada tahun 2018. Para pengurus GP Ansor di semua tingkatan diminta untuk tetap bersikap netral.

“Kami akan memberikan tindakan tegas jika ada pengurus GP Ansor terlibat saling dukung mendukung (mengatasnamakan GP Ansor) dalam Pilkada mendatang,” katanya.

PKB Kab Tegal

Menurut Muchlis, GP Ansor adalah badan otonom (banom) NU dan bukan banom PKB. Sehingga, apapun rekomendasi yang diberikan terhadap kadernya, pengurus GP Ansor harus tetap netral.

“Sesuai Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) GP Ansor dan penegasan Muktamar NU ke-33 di Jombang yang menguatkan lembaga maupun badan otonom yang bernaung di bawahnya berpegang teguh pada Khittah NU 1926. Dimana artinya tidak berpolitik praktis,” jelasnya.

PKB Kab Tegal

Sebagai organisasi kepemudaan di bawah naungan NU, jelas Muchlis, GP Ansor tidak mau terjebak dalam ranah? politik. Karena persoalan politik tersebut bukan wilayahnya. “Saya sering mendapat pertanyaan dari beberapa PAC GP Ansor, terkait mantan Sekjen PP GP Ansor (Malik Haramain) yang direkomendasikan untuk maju Pilkada 2018 nanti. Saya ingatkan, GP Ansor Kabupaten Probolinggo harus netral dan tidak boleh saling mendukung,” tegasnya.

Meski tidak mendukung calon siapapun lanjut Muchlis, bukan berarti GP Ansor tutup mata dan tidak mau mengikuti terhadap perkembangan mendatang. Sebab pihaknya akan siap mendukung bupati-wakil bupati terpilih nanti. “Siapapun yang terpilih kami akan mendukung, tapi sekarang netral dulu,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal RMI NU PKB Kab Tegal

Bersarung dan Berjilbab, Santri Tetap Harus Tertib Lalu Lintas

Jombang, PKB Kab Tegal. Kalangan Santri diminta menjadi pelopor tertib berlalu lintas dijalan raya. Pasalnya angka kecelakaan dijalan raya masih cukup tinggi. Hal ini disampikan Kasatlantas Polres Jombang AKP Mellysa saat membagikan 100 helm untuk pengajar dan santri pesantren Tebuireng Jombang, Rabu (15/2).

"Meski memakai sarung dan juga berjilbab tidak menghalangi untuk memakai helm sebagai bentuk tertib berlalu lintas di jalan raya," pinta AKP Melysa dihadapan puluhan santri dan pengasuh pesantren Tebuireng Jombang.

Bersarung dan Berjilbab, Santri Tetap Harus Tertib Lalu Lintas (Sumber Gambar : Nu Online)
Bersarung dan Berjilbab, Santri Tetap Harus Tertib Lalu Lintas (Sumber Gambar : Nu Online)

Bersarung dan Berjilbab, Santri Tetap Harus Tertib Lalu Lintas

Melysa mengatakan pihaknya mengajak kalangan pesantren untuk tertib berlalu lintas karena santri dan juga pengasuh pesantren merupakan panutan masyarakat. Ajakan itu dengan membagikan sebanyak 100 helm berstandart SNI kepada sejumlah pengajar dan santri pesantren yang didirikan KH Hasyim Asy’ari ini.?

"Karenanya saya yakin, jika santri dan diberi contoh oleh pengasuhnya tertib berlalu lintas maka akan diikuti masyarakat," imbuhnya.

PKB Kab Tegal

Dikatakannya, kegiatan santri tertib lalu lintas ini sebagai upaya untuk meminimalisir angka kecelakaan dijalan raya. Data kecelakaan di Jombang selama ini masih cukup tinggi. Selama 2016 korban meninggal mencapai angka sekitar 200 orang.?

"Dengan kegiatan Santri tertib berlalu lintas, ini bentuk upaya meminimalisir akibat kecelakaan dijalan raya," tandas perempuan yang sebentar lagiberpindah tugas ke Polres Pasuruan ini mengatakan.

Salah satu pengasuh pesantren Tebuireng KH Lukman Hakim mengatakan, bahwa kalangan pesantren dipastikan menjadi contoh tertib lalu lintas dijalan raya. "Itu sudah diajarkan dipesantren. Apalagi kalangan pengajarnya yang mengendarai motor roda dua. Harus tetap pakai helm meski sarungan," bebernya.

Pihaknya menyampaikan terima kasih atas kerjasama yang selama ini dibangun antara pesantren Tebuireng dengan jajaran polres Jombang terutama Satlantas yang setiap saat disibukkan dengan kegiatan yang sering diadakan pesantren dibawah pimpinan KH Sholahudin Wahid.?

PKB Kab Tegal

"Terimakasih atas kerjasamanya selama ini, dan selamat jalan untuk Ibu Kasatlantas yang mendapat tugas baru di Pasuruan semoga kariernya meningkat," pungkasnya. (Muslim Abdurrahman/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nasional, Santri, Hadits PKB Kab Tegal

Thariqat dan Doa-doa Gus Dur (1)

ORANG-ORANG yang dekat Gus Dur, bercerita. Jika tak ada teman yang diajak bicara dan beliau sendirian, maka dalam waktu yang sunyi sepi itu ia membaca surah al-Fatihah, entah berapa kali. Lalu membaca shalawat atas Nabi.

Gus Dur kemudian melanjutkannya dengan tawasul dan berdo’a untuk dirinya sendiri, kedua orangtua, keluarga, untuk para wali, para ulama yang telah wafat dan untuk bangsa dan negara yang dicintainya. 

Ada juga orang yang bercerita begini. Jika tangan Gus Dur tak pernah berhenti bergerak-gerak, seperti mengetuk-ngetuk, sebenarnya dia sedang berzikir: Allah, Allah, Allah. Tangan itu menggantikan tasbih. Itulah, kata orang-orang dekat Gus Dur, jalan spiritual atau thariqatnya. 

Thariqat dan Doa-doa Gus Dur (1) (Sumber Gambar : Nu Online)
Thariqat dan Doa-doa Gus Dur (1) (Sumber Gambar : Nu Online)

Thariqat dan Doa-doa Gus Dur (1)

Saya sendiri tak pernah tahu atau mendengar dan tak pernah bertanya, apakah Gus Dur mengamalkan thariqat tertentu, seperti Qadiriyah, Naqsyabandiyah, Tijaniyah, Mawlawiyah, Rifa’iyyah atau yang lainnya. Saya mengira ia tak terikat pada satu thariqat. Boleh jadi ia juga tak mau berkomentar soal mu’tabarah (diakui) atau ghair mu’tabarah (tidak diakui) dalam hal ini. Baginya, mungkin, semua thariqat baik adanya. Sebab, ia adalah jalan spiritual yang ditemukan oleh seseorang dengan pengalamannya masing-masing. 

PKB Kab Tegal

Dalam sejumlah kesempatan, Gus Dur juga mengagumi cara-cara spiritual yang dijalani oleh para pengikut agama-agama yang ada di dunia. 

PKB Kab Tegal

Cerita seorang teman mengatakan bahwa ia telah memperoleh ijazah, semacam perkenan mengamalkan suatu thariqat, atau “pemberkatan” dari banyak sekali guru-guru atau “mursyid” thariqat. Bukan hanya dari dalam negeri, melainkan juga dari luar negeri. Gus Dur terlalu sering berziarah ke tempat-tempat peristirahatan para pendiri thariqat, seperti Syiekh Abd al-Qadir al-Jilani di Irak dan lain-lain. 

Thariqat (thariqah) adalah cara atau jalan menuju Tuhan berdimensi esoterik, batin, spiritual. Thariqat adalah cara atau jalan menuju Tuhan berdimensi esoterik.

Para pengikut Thariqat biasanya menempuh perjalanan menuju Tuhan ini melalui aktifitas ritual-ritual dzikir (mengingat dan menyebut) Tuhan, permenungan dalam keheningan malam, ketika segala aktifitas manusia berhenti dan pintu-pintu rumah telah terkunci dan sepi. Dzikir-dzikir, biasa juga disebut wiridan, kepada Tuhan itu diucapkan mereka berkali-kali, puluhan dan ratusan kali, hingga Dia melekat di hatinya. Dia menjadi matanya, menjadi pendengarannya, tangan dan kakinya.

Dalam tradisi di kalangan masyarakat umum, dzikir-dzikir, doa-doa dan istighatsah (memohon pertolongan Tuhan), dilakukan sebagai upaya melepaskan segala kegalauan, kerisauan dan kemelut-kemelut kehidupan atau untuk meminta sesuatu yang diimpikannya. Ini berbeda dengan para kaum sufi. Doa dan segala zikir dipanjatkan lebih dalam rangka memohonkan ampunan Tuhan atas dosa dan kesalahan yang diperbuatnya sehingga segalanya diridhai dan ia menjadi orang yang dicintai-Nya. Bagi mereka apapun yang dilakukan dalam kehidupan, tak ada maknanya, tanpa kerelaan dan cinta Tuhan. 

Pada tradisi masyarakat pesantren, disamping doa, mereka juga biasanya memulai dengan membaca shalawat atas Nabi dan menjadikan beliau sebagai wasilah (penengah/juru bicara) kepada Tuhan. Di berbagai negeri Muslim tradisi ini telah berlangsung sangat lama. Mereka memandang wasilah patut dilakukan. Karena berkat, atas peran dan melalui beliaulah manusia mengerti tentang Tuhan dan ajaran-ajaran-Nya. Bahkan dalam tradisi sufisme bahwa demi Nabi Muhammadlah Tuhan menciptakan semesta. 

Mereka menyebutkan  kata-kata Tuhan dalam hadits Qudsi, “Lawlaka Lawlaka Ma Khalaqtu al-Aflak” (Andai tak karena kamu (Muhammad), ya, Andai tak karena kamu, Aku tak Menciptakan cakrawala). Maka masih menurut mereka, “Awwal Ma Khalaqa Allah, Nur Muhammad” (Ciptaan Tuhan yang pertama adalah “Nur (cahaya) Muhammad.” 

Mereka juga meyakini bahwa Nabi Saw adalah al-Syafi’ (sang penolong), sebagaimana beliau menolong umat manusia ketika dalam kegelapan zaman Jahiliyah. Berkat beliaulah umat manusia mendapatkan cahaya. Al-Qur’an menyatakan hal ini:

هُوَ الَّذِى يُصَلِّى عَلَيْكُم وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ. وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِيْن رَحِيْماً

“Dialah yang memberi rahmat kepadamu (Muhammad) dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan (membebaskan) mereka dari kegelapan  (kebodohan kepada cahaya (ilmu pengetahuan). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al-Ahzab, [33]:43). (Bersambung)

Oleh: Husein Muhammad, Pengasuh Pesantren Dar al-Tauhid Cirebon, Jawa Barat

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Daerah PKB Kab Tegal

Selasa, 03 Januari 2017

NU Patokbeusi Jadikan Produk Lokal Sebagai Cinderamata

Subang, PKB Kab Tegal. Mengingat pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Patokbeusi, Subang, Jawa Barat masa khidmat 2011-2016 telah berakhir, pengurus MWCNU setempat menggelar kegiatan konferensi di Pesantren Al-Karimiyyah yang berlokasi di Kampung Pungangan, Desa Rancabango, Kecamatan Patokbeusi.

Dalam kegiatan tersebut MWCNU Patokbeusi memberikan cenderamata berupa tikar produk Pungangan kepada beberapa tokoh yang hadir pada Rabu (1/2) lalu.

NU Patokbeusi Jadikan Produk Lokal Sebagai Cinderamata (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Patokbeusi Jadikan Produk Lokal Sebagai Cinderamata (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Patokbeusi Jadikan Produk Lokal Sebagai Cinderamata

KH Thala`al Badar Karim, Ketua MWCNU Patokbeusi dalam sambutannya mengatakan bahwa sejak puluhan tahun silam di Pungangan sudah ada home industry ? tikar berbahan tanaman mendong ini, masyarakat setempat menjadikannya sebagai mesin ekonomi untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

“Tikar ini berkhasiat. Insya Allah kalau tikar ini dipakai tidur oleh suami istri berkhasiat bisa menghasilkan keturunan,” kelakarnya.

PKB Kab Tegal

Selain itu, Pengasuh Pesantren Al-Karimiyyah ini pun menceritakan bahwa ketika Subang belum menjadi Kabupaten, di Kampung Pungangan sudah ada NU yang dipelopori oleh KH Syamsudin Sulaiman bahkan kepengurusannya pun sudah terbentuk, pada saat itu masih menjadi MWCNU Pabuaran yang menginduk kepada PCNU Purwakarta, MWCNU Pabuaran tersebut basisnya di Pungangan.

“Sampai hari ini masih tersimpan bendera NU yang bertuliskan NU Cabang Subang, huruf C nya masih menggunakan TJ, NU Tjabang Subang,” ujarnya.

PKB Kab Tegal

Konferensi tersebut menghasilkan KH Acep Sobarna dan H Muhaimin, masing-masing terpilih menjadi Rais dan Ketua MWCNU Patokbeusi periode 2017-2022. Turut hadir dalam kegiatan ini segenap jajaran Pengurus Cabang NU dan Pengurus Banom NU Kabupaten Subang serta pimpinan Muspika Kecamatan Patokbeusi. (Aiz Luthfi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Olahraga, Bahtsul Masail, Cerita PKB Kab Tegal

Senin, 02 Januari 2017

Semarak Doa Haul Ke-103 Penulis Maulid Simtudduror

Solo, PKB Kab Tegal. Peringatan haul ke-103 penulis kitab maulid Simtuddurar Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi, dibuka dengan meriah di Masjid Riyadh, Solo, Sabtu (7/2). Haul Habib Ali ini diisi dengan khataman Al-Quran selama beberapa hari ke depan, Sabtu-Selasa (7-10/2).

Sejumlah tokoh ulama dari berbagai daerah turut hadir dalam acara tersebut. Tidak ketinggalan beberapa ulama tamu dari luar negeri.

Semarak Doa Haul Ke-103 Penulis Maulid Simtudduror (Sumber Gambar : Nu Online)
Semarak Doa Haul Ke-103 Penulis Maulid Simtudduror (Sumber Gambar : Nu Online)

Semarak Doa Haul Ke-103 Penulis Maulid Simtudduror

Menurut salah satu panitia haul KH A Baidlowi, puncak acara haul akan diselenggarakan pada Selasa (10/2) mendatang.

PKB Kab Tegal

“Haul Ke-103 Habib Ali, insya Allah akan diadakan pada Selasa. Sementara 3 hari sebelumnya, diadakan acara khataman Al-Quran, mulai jam 4 sore,” terang Kiai Baidlowi yang merupakan Rais Syuriyah PCNU Sukoharjo.

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut Kiai Baidlowi menerangkan, sejumlah kegiatan akan memeriahkan acara haul ini. “Selama 3 malam berturut-turut, akan ada penampilan hijir marawis dan tarian Zafin,” ungkapnya.

Kiai Baidlowi menambahkan, rangkaian kegiatan peringatan haul akan diakhiri dengan acara pembacaan maulid Simtuddurar usai Shubuh pada Rabu (11/2) pagi. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaSantri PKB Kab Tegal

Minggu, 01 Januari 2017

Budaya Hubungkan Komunitas Latin dengan Islam

Kairo, PKB Kab Tegal. Karena kesamaan budaya antara Spanyol dan Arab, sejumlah orang Amerika Latin masuk Islam karena mendukung gaya hidup yang lebih sehat dan hubungan keluarga yang lebih dekat.? “Islam tidak membuat anda kehilangan budaya anda,” kata Chris Cruz, seorang muallaf kepada Tucson Sentinel.

Budaya Hubungkan Komunitas Latin dengan Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Budaya Hubungkan Komunitas Latin dengan Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Budaya Hubungkan Komunitas Latin dengan Islam

“Terdapat lebih banyak hal untuk hidup daripada yang biasa kita lakukan. Saya tumbuh dengan pesta-pesta.”

Sama seperti Cruz, Sobida Espinoza menemukan kebenaran dalam Islam.

PKB Kab Tegal

“Orang masuk Islam karena mereka menemukan realitas yang tidak bisa digambarkan dalam agama lain.”

Cruz dan Espinoza tidaklah sendirian.

PKB Kab Tegal

Ahmad Shqeirat, imam di pusat kebudayaan Islam Tuscon, menjelaskan selama beberapa tahun ini, sebagian besar orang muallaf berasal dari kalangan masyarakat Latin.?

“Tampaknya mereka seperti menggali warisan mereka,” katanya.

Menemukan kesamaan antara Islam dan budaya mereka merupakan alasan utama perpindahan banyak orang Latin pada Islam.

Sebagai contoh, banyak kata-kata Spanyol yang berakar dari bahasa Arab.

“Kami tidak minum dan kami tidak melakukan pesta-pesta besar.”

Gaya hidup lebih baik

Gaya hidup lebih baik yang ditawarkan dengan tanpa narkotika dan alkohol menjadikan banyak orang Hispanik berpindah pada Islam karena mereka tidak bahagia dengan gaya hidup tersebut.

“Mereka mencari sesuatu yang tidak bisa dipenuhi oleh yang lain,” kata Nahela Morales, koordinator Penjangkauan Hispanik Nasional untuk WhyIslam, sebuah sumber online tentang Islam dan Muslim.

Morales mengatakan dia percaya banyak orang Hispanik yang merasa tidak diterima di Amerika Serikat karena imigran illegal atau masalah lain.

Dengan menemukan Islam, mereka menjadi bagian dari minoritas yang lebih besar, yang memiliki etika dan nilai yang sama.

“Ini merupakan sesuatu yang sangat menarik,” katanya.

“Mereka menemukan keluarga yang tidak mereka miliki.”

Dengan peningkatan masalah penyalahgunaan obat-obatan di komunitas Latin, sebuah masjid dibuka di Hermosillo, Sonora dan Mexico.

Setelah diabaikan keluarganya karena masuk Islam, Espinoza, yang masih lajang, mengatakan, Islam menjadi keluarganya yang baru dan mengubah hidupnya menjadi lebih baik.

“Saya kadangkala merasa sedih, tetapi ini membuat saya semakin kuat dalam beragama.”

Meskipun tidak ada angka resmi, di Amerika Serikat, dipercaya terdapat sekitar tujuh juta Muslim. Dewan Muslim Amerika memperkirakan jumlah Muslim Latin berkitar 200 ribu, pada 2006 yang terkonsentrasi di New York, Chicago, Los Angeles dan Miami. Tetapi, California merupakan negara dengan Muslim Latin terbesar. (onislam/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hikmah, Ubudiyah PKB Kab Tegal