Minggu, 20 Juni 2010

Pak Djamal, Tokoh Film Nasional

Oleh teman-temannya, Djamaluddin Malik dikenal sebagai seorang dermawan. Dia ini menjadi bos atau raja Seniman Senen. Sebelum era Taman Ismail Marzuki, pasar Senen, dengan kedainya yang murah, menjadi tempat pertemuan para seniman.

Di Senen, selain minum kopi dan lain-lain, seniman melakukan proses kreatif, membicarakan berbagai masalah kehidupan dari kriminalitas, kemiskinan, puisi, drama, hingga ke masalah poitik.

Pak Djamal, Tokoh Film Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Pak Djamal, Tokoh Film Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Pak Djamal, Tokoh Film Nasional

Ketika kesenian belum terkomersialisasi seperti sekarang ini, pada umumnya para seniman hidup sangat miskin apalagi bagi para seniman pemula, yang sekarang ini banyak menjadi seniman besar.Tetapi kreativitas mereka dalam masa sulit itu justru berkembang pesat, karena imajinasi mereka bisa berkembang secara bebas, bahkan liar.

PKB Kab Tegal

Kepada Djamaluddin inilah mereka itu mengharapkan bantuan keuangan, baik sekadar untuk minum kopi, membeli buku, menonton sandiwara hingga memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Pak Djamal membuka rumahnya 24 jam bagi siapa saja yang ingin datang.

PKB Kab Tegal

Kedermawanan tidak hanya pada orang yang di anggap miskin, KH Saifuddin Zuhri yang waktu itu baru pindah dari Semarang untuk dipromosikan menjadi pegawai tinggi di Departemen Agama Jakarta, juga pernah diberi sebuah rumah besar di kawasan Kebayoran Baru II.

Untuk pergerakan di dunia seni, apalagi. Ia tak hitung-hitung. Macam-mamcam pertunjukan kesenian atau tonil banyak yang dibiayai Djamaluddin Malik secara pribadi. Hal itu di maksudkan untuk memacu perkembangan seni budaya nasional yang waktu itu sedang pada tahap rintisan.

Ada kisah dari Dr. Mashudi, Sekjen Lesbumi, pengganti Hasbullah Khalid. Mashudi, ketika berjumpa Pak Djamal di Kairo, tiba-tiba diberi uang pound sterling yang banyak. Semula Mashudi ingin pulang naik kapal, akhirnya naik pesawat sebagaimana berangkatnya.

Sebelum terjun ke dunia seni budaya, khususnya film, putera Minang kelahiran 13 Februai tahun 1917 ini bekerja di sebuah maskapai palayaran Belanda (KPM), juga pernah bekerja di sebuah perusahaan dagang Belanda. Dari pengalaman bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda tersebut, dia memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai kiat berdagang dan managemen perdagangan modern, dan sekaligus bisa menghimpun kekayaan dari sana. Bakat kewirausahaannya berkembang dengan modal keuangan yang memadai, sehingga dalam waktu yang relatif singkat ia menjadi saudagar yang kaya pada zamannya.

Baru ketika terjadi perebutan kekuasaan dari tangan Belanda ke tangan Jepang pada tahun 1942, di mana semua aset dan kekuasaan Belanda di ambil alih oleh Jepang, saat itulah Djamaluddin Malik sebagai seorang patriot mulai melangkahkan kaki untuk perjuangan dengan mendirikan kelompok sandiwara Panca Warna. Kelompok ini pentas keliling hampir di seluruh kota besar Indonesia untuk membangkitkan semangat juang dan cinta tanah air, untuk menghadapi penjajahan. Atas jasanya itu ia di angkat sebagai seorang pahlawan Nasional.

Simak rekaman Kiai Saifuddin Zuhri ketika pertama kali ketemu Pak Djamal di Jogja, sekitar tahun 1948.

"Kenalkan dulu, ini Saudara Djamaluddin Malik," Kiai Wahid Hasyim memperkenalkan pemuda kepada kami. "Ia juga anggota Ansor Cabang Gambir, Jakarta."

Kami segera berkenalan.

"Formalnya baru perkenalan sekarang, tetapi hati kita sudah lama bersatu, bukan?" Djamal menatap aku dengan senyumanannya."

"Saya sedang merundingkan dengan Djamal ini sebelum Saudara-sauara datang," kata Kiai Wahid. "Ia seorang seniman. Memimpin suatu rombongaan sandiwara nomor satu. Ia baru tiba di Jogja dari Makassar dan Kalimantan..."

"Rombongan sandiwaranya bisa dijadikan bertemunya orang-orang Republik yang ada di Jakarta." Kiai Wahid bicara panjang lebar tentang Djalam kepada Kiai Saifuddin, sehingga kiai Saifuddin merasa sudah dekat dengan orang yang baru ditemuinya itu.

Dalam pertemuan itu, Djamal bermaksud menghentikan persandiwaraan dulu, namun Kiai Wahid tidak setuju dengan alasan anggota Laskar Hizbullah sudah cukup mewadai. Kiai Wahid juga mengatakan bahwa grup sandiwara dan seni pada umumnya yang kekurangan orang. Sandiwara, kata Kiai Wahid, sangat penting bagi suatu perjuangan besar.

Seperti yang pernah disaksikan Pramoedya, drama Djamaluddin Malik Ratu Asia, yang pernah di pentaskan di Garden Hall, Jakarta itu sangat mempesona, baik ceritanya, maupun peran pemainnya. Ini membuktikan keseriusan Djamal dalam membentuk lembaga kesenian modern ini.

Pada masa kemerdekaan, yakni tahun 1951 ia mempelopori berdirinya industri perfilman Indonesia dengan gaya Hollywood dengan mendirikan NV. Persari (Perseroan Artis Republik Indonesia). Studio film yang berlokasi di Polonia Jatinegara berada di areal tanah yang sangat luas dan memiliki sarana yang lengkap, baik untuk latihan, shooting dan pertunjukan film dan drama, di lengkapi pula dengan perumahan para artis.

Memang sejak awal Djamaluddin ingin mengangkat kehidupan para artis, yang kebanyakan baru meniti karir dalam asuhannya sendiri. Gedung ini sering dijadikan tempat pertemuan para seniman dan budayawan. Pertemuan para Ulama NU sering kali di adakan di sini. Studio ini sangat produktif menghasilkan film, dengan produksi rata-rata delapan film setahun, sehingga ia tampil sebagai seorang produser film pribumi terbesar saat itu. Sementara itu usaha dagangnya juga terus berkembang pesat.

Kesibukan yang luar biasa dalam dunia film dan perdagangan itu membuat Djamal merasa jauh dari agama, sehingga mengalami kekeringan dan kemiskinan rohani di tengah kekayaan materi yang melimpah. Menyadari bahwa hal itu akan membahayakan bagi keseimbangan hidupnya Djamal memutuskan untuk melakukan perjalanan fisik dan rohani ke Tanah Suci untuk mengisi kehausan rohaninya dengan menunaikan ibadah Haji, yang merupakan puncak pengalaman rohani tertinggi. Hal itu kemudian turut mengilhami lahirnya film Tauhid yang diproduksi oleh Lesbumi.

Ketika berada di Tanah Suci itulah timbul kesadarannya bahwa dirinya harus juga mengabdikan diri kepada kepentingan masyarakat dan agama. Maka ketika kembali ke Tanah Air tahun 1952, maka dipilihlah NU untuk berkiprah. Pilihan jatuh ke NU, sebab jauh sebelumnya Djamaluddin Malik sudah aktif di Gerakan Pemuda Ansor Anak cabang Gambir. Kembalinya Pak Djamal di pangkuan NU sangat dibutuhkan, sebab saat itu NU tengah merintis untuk menjadi sebuah partai politik tersendiri, di luar orbit Masyumi, sehingga tenaga dan pikiran dan harta orang semacam dia tentu sangat di butuhkan.

Beberapa kiai yang ketat, awalnya meragukan komitmen Pak Djamal di NU. Tapi ia bisa membuktikan bahwa niatnya berjuang ikhlas. Akhirnya berhasil menjadi tokoh NU yang tangguh dan disegani di dalam NU maupun oleh lawan politik NU. Selain itu Djamal merasa hanya dalam NU itulah kebutuhan rohaninya terpenuhi, sebab kerohanian yang ada dalam NU (sufisme) itu sangat sesuai dengan kebutuhan rohaninya. Walaupun telah aktif di NU aktivitasnya di dunia film tidaklah berhenti, justru melalui NU itulah dia ingin rintisannya itu bisa lebih berkembang, baik karena mendapat dukungan politik dan sekaligus mampu mendapatkan pemirsa. Demikianlah Pak Djamal, tokoh film Nasional. (Redaksi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa PKB Kab Tegal

Rabu, 16 Juni 2010

Amalan Antiejakulasi Dini

Assalamu ’alaikum wr. wb

Redaksi Bahtsul Masail PKB Kab Tegal yang saya hormati. Sebelumnya saya mohon maaf, karena saya mau menanyakan hal yang agak sensitif. Saya mohon nama saya dirahasiakan. Sudah hampir satu tahun saya mengalami masalah kehidupan seks. Saya selalu “keluar” duluan. Awalnya isteri sering protes, tetapi sekarang sudah tidak.

Namun sebagai seorang suami tentu saya merasa bersalah sebab tidak bisa membahagiakan isteri di ranjang. Saya sudah berobat ke mana-kemana, tapi hasilnya belum maksimal. Memang tidak cukup hanya berobat, tetapi berdoa juga sangat penting. Usaha dan doa harus seimbang. Pertanyaan saya adakah doa khusus yang diajarkan Nabi SAW atau doa dari para ulama mengenai masalah yang saya hadapi. Atas jawabannya saya ucapkan terima kasih.

Amalan Antiejakulasi Dini (Sumber Gambar : Nu Online)
Amalan Antiejakulasi Dini (Sumber Gambar : Nu Online)

Amalan Antiejakulasi Dini

Wassalamu’alaikum wr, wb

(Klaten/Nama dirahasiakan)

PKB Kab Tegal

Jawaban

PKB Kab Tegal

Assalamu ‘alaikum wr. wb

Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt. Seorang isteri sudah semestinya menaati suaminya. Namun suami juga harus memenuhi hak-hak isterinya termasuk juga di dalamnya hak untuk mendapatkan kenikmatan seksual. Dalam hubungan intim dengan isteri suami jangan hanya mencari kepuasan diri sendiri, tetapi harus sama-sama saling menikmati.

Jika kemudian ada masalah dalam hubungan intim seperti pihak suami kurang bisa memuaskan isterinya karena mengalami ejakulasi dini, hal ini harus dikonsultasikan baik-baik dengan isteri dan dicari jalan keluarnya. Misalnya dengan melakukan konsultasi kepada dokter spesialis dan melakukan pengobatan. Dalam hal ini dukungan isteri mutlak diperlukan.

Kami melihat bahwa penanya sudah melakukan upaya-upaya serius untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dalam kasus ini berobat menjadi keharusan, tetapi berdo’a juga tidak kalah pentingnya. Berobat dan berdo’a sudah semestinya berjalan beriringan.

Sedangkan do’a khusus yang diajarkan Nabi Muhammad SAW mengenai kasus ejakulasi dini sepanjang penelusuran kami dalam pelbagai literatur Islam klasik tidak ditemukan. Tetapi kami hanya menemukan doa yang dipanjatkan oleh Ibnul Mukadir, salah seorang tabi’in. Doanya sebagai berikut.

? ? ? ? ? ?

Allahumma qawwi dzakarî fa innahû manfa’atun li ahlî. Artinya, “Ya Allah, kuatkan dzakarku karena sesungguhnya hal itu bermanfaat buat isteriku.”

Menurut keterangan yang terdapat dalam kitab Faidlul Qadir karya Abdurra’uf al-Munawi, Ibnul Munkadir memanjatkan do’a agar dikuatkan dzakarnya semata-mata untuk memenuhi apa yang menjadi hak isterinya. Dengan kata lain untuk memenuhi birahi isterinya. Sebab, syahwat-birahi perempuan itu ada pada laki-laki. Jika dibiarkan atau tidak “disentuh”, dikhawatirkan perempuan akan terjerumus ke dalam perzinahan.

? ? ? ? : ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Artinya, “Ibnul Munkadir berdo’a, ‘Ya Allah, kuatkan dzakarku karena sesungguhnya hal itu bermanfaat buat isteriku’. Doa itu dipanjatkan agar Allah menguatkan dzakar Ibnul Munkadir semata-mata untuk memenuhi kewajibannya sebagai suami yang menjadi hak isterinya, bukan untuk mengumbar syahwatnya. Sebab, birahi perempuan itu ada pada laki-laki. Apabila dibiarkan, dikhawatirkan perempuan akan terjerumus ke dalam perzinahan,” (Lihat Aburra’uf al-Munawi, Faidlul Qadir, Darul Kutub al-Ilmiyyah, Beirut, cet ke-1, 1415 H/1994 M, juz, IV, h 145).

Penjelasan yang terdapat dalam kitab Faidlul Qadir di atas sangat menarik untuk dicermati dan diperhatikan terutama bagi para suami. Sebab, acap kali kita mendengar berita di pelbagai media massa perselingkuhan perempuan yang sudah bersuami dengan alasan suaminya tidak bisa memuaskan atau membahagiakannya di ranjang. Kendati harus dicatat bahwa kekurangan suami itu bukan alasan pembenaran atas praktik zina dan menurunnya sikap harmonis.

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Untuk para suami yang sedang mengalami masalah seperti yang dihadapi oleh penanya di atas kami sarankan terbuka kepada isteri dan segera berkonsultasi dengan dokter spesialis agar cepat mendapat penangangan. Mereka yang mengalami masalah ini tidak perlu frustasi. Insya Allah ada jalan keluarnya.

Sembari berobat jangan lupa berdoa. Doa Ibnul Munkadir bisa dijadikan alternartif di samping do’a-doa lain. Sedangkan para isteri sudah semestinya bersikap sabar dan mendukung suami dalam menyelesaikan problem yang dihadapi. Kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq

Wassalamu’alaikum wr. wb


(Mahbub Ma’afi Ramdlan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaSantri, Bahtsul Masail, Kajian PKB Kab Tegal

Jumat, 04 Juni 2010

Dua Ulama Pencipta Lagu Kemerdekaan Khas Pesantren

Oleh M. Rikza Chamami



Dunia pesantren mengenal rabithah (hubungan guru-murid) yang sangat kuat. Guru selalu menjadi inspirasi para santri-santrinya yang pernah mengaji. Demikian pula guru, selalu senang jika melihat para santrinya sukses berkhidmah di tengah masyarakat luas. Tugas sebagai guru seakan tuntas memiliki generasi penerus. Santri juga merasa gembira karena dapat meneruskan manfaat ilmu dari para guru-gurunya.

Dua Ulama Pencipta Lagu Kemerdekaan Khas Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Dua Ulama Pencipta Lagu Kemerdekaan Khas Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Dua Ulama Pencipta Lagu Kemerdekaan Khas Pesantren

Demikian pula tampaknya yang dirasakan oleh guru-murid yang sama-sama berjuang meraih kemerdekaan Republik Indonesia dan mendirikan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU). Siapakah dia? KHR Asnawi Kudus (1861-1959 M) dan KH Abdul Wahab Chasbullah (1888-1971). Dua tokoh pesantren ini dikenal sebagai sosok guru dan murid yang saling mendukung satu dan lainnya dalam segala hal perjuangan menegakkan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.

PKB Kab Tegal

KHR Asnawi adalah salah seorang guru dari KH Abdul Wahab Chasbullah ketika mencari ilmu di Makkah bersama KH Bisri Sjansuri Jombang, KH Dahlan Pekalongan, KH Kamal Hambali Kudus, KH Mufid Kudus dan KH Ahmad Muchid Sidoarjo (Minan Zuhri: 1983). KHR Asnawi sangat lama bermukim di Makkah menjadi guru di Masjidil Haram dan mengajar ilmu agam di rumah pondokannya.

Demikian pula KH Abdul Wahab Chasbullah disebutkan mulai belajar di Makkah sejak usia 27 tahun dan mukim selama lima tahun (Ubaidillah Sadewa: 2014). Di antara guru Mbah Wahab selain KHR Asnawi selama belajar di Makkah adalah Syaikh Mahfudz Termas (tasawwuf dan ushul fiqih), Syaikh Mukhtaram Banyumas (Fathul Wahab), Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau (fiqih), Syaikh Baqir Yogyakarta (manthiq), Syaikh Asy’ari Bawean (ilmu hisab), Syaikh Sa’id Al Yamani (nahwu), Syaikh Sa’id Ahmad Bakry Syatha (nahwu), Syaikh Abdul Karim Al Daghestany (Kitab Tuhfah), Syaikh Abdul Hamid Kudus (ilmu ‘arudl dan ma’ani) dan Syaikh Umar Bajened (fiqih).

Dari sisi nasab, kedua Kiai ini sama-sama keturunan dari Walisongo. KHR Asnawi keturunan dari Sunan Kudus Sayyid Ja’far Shodiq dan KH Abdul Wahab Chasbullah adalah keturuan dari Maulana Ishaq (ayahanda Sunan Giri). Sehingga sangat wajar, dalam bidang perjuangan dan keilmuan antara keduanya sangat memiliki kemiripan. Semangat dalam mencari ilmu dan ketegasan dalam menjalankan hukum agama juga menjadi komitmen keduanya.

PKB Kab Tegal

Salah satu perjuangan yang tidak pernah dilupakan oleh kedua Kiai ini adalah dalam mengusir penjajah. Kekuatan ilmu dan santri yang dimilikinya, baik di Kudus dan Jombang digerakkan untuk mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Kedaulatan Indonesia sangat dibela mati-matian. Apalagi penjajah hadir di bumi Indonesia sangat mengganggu hak asasi manusia dan membawa misi menghanguskan Islam yang sudah dipeluk oleh penduduk Indonesia.

Sejak masih ada di Makkah, KHR Asnawi dan KH Abdul Wahab Chasbullah sudah merancang bagaimana Indonesia yang terjajah oleh Belanda itu bisa merdeka. Mbah Asnawi bersama dengan Mbah Wahab, KH Abbas Jember dan KH Dahlan Kertosono mendirikan Sarekat Islam (SI) Cabang Makkah. Gerakan nasionalisme sudah digaungkan dari tanah haram dengan menguatkan eksistensi SI dalam merespon pergerakan nasional. Sepulangnya ke Indonesia, dua Kiai ini masih menggelorakan cinta tanah air dan bertekad mengusir penjajah.

KHR Asnawi yang merupakan Penasehat SI Cabang Kudus dengan gagah berani membuat fatwa: “Haram hukumnya menyamai pakaian Belanda (bercelana, berjas, berdasi dan bertopi)”. Fatwa ini diindahkan oleh semua penduduk Kudus dan sekitarnya. Dalam memperjuangkan hak muslim di Kudus, KHR Asnawi pernah dipenjara oleh Belanda, karena fitnah penjajah “geger pecinan”.

Dan justru dari balik jeruji penjara, dakwah KHR Asnawi semakin kuat dan semua santri membala mati-matian dengan membenci penjajah dan minta KHR Asnawi dibebaskan. Semangat kebangsaan ditanamkan oleh KHR Asnawi kepada murid-muridnya. Mbah Asnawi mendirikan organisasi dan madrasah sebelum kemerdekan: Jam’iyyatun Nashihin, Nahdlatul Ulama dan Madrasah Qudsiyyah.

Hal yang sama juga dilakukan oleh KH Abdul Wahab Chasbullah. Organisasi SI masih digeluti selama berada di Surabaya. Gerakan nyata Mbah Wahab dalam mendukung kemerdekaan sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Kemerdekaan dan hengkangnya penjajah menjadi komitmen Mbah Wahab yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Indonesia, Islam dan kerukunan bangsa Indonesia perlu diwujudkan.

Persinggungan dan keakraban Mbah Wahab dengan Agus Salim, Ki Hadjar Dewantara, W. Wondoamiseno, Hendrick Sneevliet, Alimin, Muso, Abikusno Tjokrosujono dan Soekarno membuatnya semakin kuat merancang pergerakan cinta tanah air. Termasuk peran Mbah Wahab dalam mendirikan Islam Studie Club bersama Dr Soetomo pada 1920. Termasuk Mbah Wahab mulai mendirikan organisasi? dan madrasah sebelum kemerdekaan: Tashwirul Afkar, Nahdlatul Wathan dan Nahdlatut Tujjar.

Karya Lagu Pesantren



Di antara wujud kebanggaan dan kecintaan KHR Asnawi dan KH Abdul Wahab Chasbullah ditunjukkan dengan karya seninya. Dua kiai ini dikenal sebagai sosok yang ‘alim dalam agama dan ahli membuat syi’ir (lagu khas pesantren berbahasa Arab). Apalagi dalam catatan sejarah, Mbah Wahab belajar ilmu ‘arudl (membahas cara membuat sya’ir berbahasa Arab) dengan KH Abdul Jalil sejak di Makkah. Dan dunia pesantren memang tidak pernah melupakan ilmu ‘arudl dan ilmu balaghah (badi’, ma’ani dan bayan).

Karya pesantren berupa syi’ir kemerdekaan yang dikarang oleh KHR Asnawi sudah sangat masyhur di kalangan santri Kudus. Syi’ir kemerdekaan (mudah disebut sebagai Lagu Kemerdekaan khas pesantren) itu adalah:

? ? ? * ? ? ?

? ? * ? ? ?

? ? ? * ? ? ?

? ? ? * ? ?

? ? ? * ? ? ? ?

? ? ? ? ? * ? ? ? ?

? ? ? * ? ?

? ? ? * ? ? ? ?

? ? * ? ?

? ? * ? ?

? ? ? * ? ?

? ? * ? ?

Sungguh kemerdekaan telah jelas bagi bangsa Indonesia

Seluruh bangsa bergembira selamanya

Karena untuk mendapatkan itu dibutuhkan perjuangan total

Dibawah jajahan kolonial Jepang dan Belanda

Ada yang diasingkan di Digul Irian Jaya

Ada juga yang dipenjara dengan penuh kepedihan

Sungguh mereka benar-benar ikhlas mengkhidmahkan diri untuk negara

Jiwa kebangsaan menggerakkan mereka berjuang secara nyata

Demi bangsa dan negara

Semoga Tuhan membalas perjuangan mereka

Dengan menjaga kemerdekaan berpendapat yaitu demokrasi

Menuju kemakmuran keadilan sosial

Adapun lagu kebangsaan yang dikarang oleh KH Abdul Wahab Chasbullah sudah sangat masyhur dan akan menjadi “Lagu Perjuangan Nasional”, yaitu:

? ? ? ? ? ?

? ? ? ?

? ? ? ?

? ? ?

? ?

? ? ?

? ? ? ?

? ? ?

“Pusaka hati wahai tanah airku

Cintamu dalam imanku

Jangan halangkan nasibmu

Bangkitlah, hai bangsaku!

Indonesia negriku

Engkau Panji Martabatku

S’yapa datang mengancammu

‘Kan binasa dibawah dulimu!”

Karya Mbah Wahab ini ada yang menyebutkan dikarang sejak 1916 (versi Cak Anam) dan digemakan sejak 1934 (versi Ubaidillah Sadewa). Keduanya jelas menunjukkan bahwa karya lagu pesantren ini berada pada posisi sebelum kemerdekaan. Dalam buku “Masterpiece Islam Nusantara: Sanad dan Jejaring Ulama-Santri 1830-1945” karya Zainul Milal Bizawie (2016: 55) terdapat kalimat tambahan dalam karya Mbah Wahab, yakni:

Jangan kalian menjadi orang terjajah

Sungguh kesempurnaan dan kemerdekaan

Harus dibuktikan dengan perbuatan

Karya pesantren dari dua Kiai ini menjadikan nyata, bahwa komitmen Kiai dalam mendorong kemerdekaan dan merayakannya menjadi bagian yang utuh. Maka rasanya terharu sekaligus bangga mendengar "Yahlal Wathan" karya KH Abdul Wahab Chasbullah Jombang menjadi Lagu Nasional. Dan guru Kiai Wahab bernama KHR Asnawi Kudus juga memiliki Syiir Proklamasi Kemerdekaan, Shalawat Kebangsaan dan Syiir Nasionalisme menyambut IR Soekarno sebagai Presiden RI.

Zainul Milal Bizawie menegaskan bahwa: “Setiap langkah Mbah Wahab yang dinamis, beliau selalu meminta nasehat dan saran dari Kiai Asnawi Kudus. Apalagi dengan keberadaan KH Hasyim Asy’ari yang selalu hati-hati dan penuh pertimbangan. Dalam kedinamisan dan pergerakannya, Mbah Wahab selalu minta saran Mbah Asnawi yang lebih aktif dan dinamis”. Disinilah titik temu Mbah Asnawi dan Mbah Wahab. Keduanya menggambarkan isi hati dan muatan dakwah Islamnya dalam lagu-lagu yang isinya hampir memiliki kesamaan.

Hubungan guru & murid ini kompak dalam mendarmabaktikan ilmu arudl-nya untuk Indonesia dengan lagu-lagu kemerdekaan khas Pondok Pesantren. Mbah Asnawi dan Mbah Wahab adalah sosok Kiai yang benar-benar menunjukkan bahwa bangsa Indonesia itu harus pandai dan harus dihibur dengan lagu khas pesantren untuk menyemangati cinta bangsa sekaligus mengenang jasa para pahlawan. Semoga lahir Asnawi dan Wahab baru di bumi Nusantara ini. Wallahu a’lam.

Penulis adalah alumni Madrasah Qudsiyyah Kudus, Pjs Ketua Umum IPNU tahun 2009 & Dosen UIN Walisongo



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Pertandingan, Halaqoh PKB Kab Tegal

Kamis, 03 Juni 2010

Terkait Konferensi Khilafah, HTI Bohongi Polisi

Tasikmalaya, PKB Kab Tegal. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) telah melakukan kebohongan publik demi memuluskan acara Konferensi Islam dan Peradaban di Asia Plaza, Ahad (1/5) siang. Menurut informasi yang diterima Pimpinan Cabang Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa Kabupaten Tasikmalaya, pemberitahuan yang disampaikan mereka ke kepolisian dan pemilik hotel tempat acara, mereka akan menggelar peringatan Isra’ Mi’raj.

“Informasi yang kita terima saat aksi kemarin (31/04) dari perwakilan hotel dan kepolisian, yang memberitahukan acara adalah oknum dari MUI Kota Tasikmalaya. Saat memberitahukan, katanya, tidak atas nama HTI, tapi MUI. Bahkan acara yang akan digelarnya pun bukan Konferensi Islam dan Peradaban, tapi Isra’ Mi’raj. Ini jelas-jelas kebohongan besar mereka demi memuluskan agenda terselubung HTI,” ungkap Yoga Arif Maulana, salah seorang koordinator aksi dari Pagar Nusa.

Terkait Konferensi Khilafah, HTI Bohongi Polisi (Sumber Gambar : Nu Online)
Terkait Konferensi Khilafah, HTI Bohongi Polisi (Sumber Gambar : Nu Online)

Terkait Konferensi Khilafah, HTI Bohongi Polisi

Untuk itu, lanjut Yoga, dalam aksi yang ketiga kalinya tersebut, Pagar Nusa membawa undangan resmi HTI. Dalam undangan tersebut, jelas terpampang acara kegiatan konferensi. “Konferensi tersebut se-Priangan Timur. Temanya, Indonesia Milik Allah, Saatnya Khilafah Menggantikan Demokrasi dan Sistem Ekonomi Liberal. Sangat jelas sekali, mana ada terulis acara Isra’ Mi’raj?” terangnya.

PKB Kab Tegal

Bukti tersebut, kemudian diserahkan kepada Kapolres Kota Tasikmalaya KBP Noffan Widyayoko. Sebagai simbol pembubaan acara konferensi, beberapa anggota Pagar Nusa mencabut spanduk-spanduk acara tersebut yang dipampang di depan Asia Plaza.

Ditemui usai menyaksikan seluruh peserta konferensi keluar dari lokasi acara, Ketua Pagar Nusa Kabupaten Tasikmalaya, Moch. An’an Nazily mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Kota Tasikmalaya. Menurutnya, Kapolres bertindak cepat terhadap tuntutan yang disampaikan lembaga yang dipimpinnya.

PKB Kab Tegal

“Terima kasih banyak saya sampaikan kepada bapak kapolres. Dan alhamdulillah, pembubaran ini berjalan dengan tertib tanpa ada kekerasan. (Asep Sufian Sya’roni/Anam)

Gambar: Salah seorang anggota Pagar Nusa membacakan undangan Konferensi Islam dan Peradaban HTI kepada Kapolres Kota Tasikmalaya

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Olahraga, News PKB Kab Tegal

Minggu, 23 Mei 2010

Tabuh Beduk, JK Resmi Buka Munas-Konbes NU 2014

Jakarta, PKB Kab Tegal. Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2014 yang digelar di gedung PBNU, Jakarta, secara resmi dibuka Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla (JK). Pembukaan ditandai dengan pemukulan beduk, Sabtu (1/11) pukul 09.50 WIB.

Di atas panggung, JK yang juga Mustasyar PBNU itu didampingi Rais Aam PBNU KH A Mustofa Bisri, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Sebelumnya, JK mengapresiasi peran para ulama yang dinilai sukses menjaga keharmonisan bangsa Indonesia yang beragam.

Tabuh Beduk, JK Resmi Buka Munas-Konbes NU 2014 (Sumber Gambar : Nu Online)
Tabuh Beduk, JK Resmi Buka Munas-Konbes NU 2014 (Sumber Gambar : Nu Online)

Tabuh Beduk, JK Resmi Buka Munas-Konbes NU 2014

Ia juga mendorong NU tak hanya fokus pada urusan ubudiyah, melainkan juga hal-hal lain, khususnya pemberdayaan ekonomi. “Ini sesuai dengan doa kita, kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Harus ada keseimbangan antar keduanya,” ujarnya.

PKB Kab Tegal

Munas-Konbes NU 2014 akan berlangsung sampai Ahad (2/11) dan diikuti para utusan Pengurus Wilayah NU (PWNU) dari 33 Provinsi di Indonesia. Pada forum tertinggi setelah Muktamar NU ini, musyawarin akan menyoroti berbagai isu keagamaan, kenegaraan, kemasyarakatan, hingga internal organisasi.

Pembagian komisi Munas-Konbes tahun ini tergolong lebih ramping dibanding Munas-Konbes NU 2012 di Cirebon, Jawa Barat. Musyawirin dibagi dalam tiga komisi, yakni komisi bahtsul masail, komisi organisasi, dan komisi rekomendasi.

PKB Kab Tegal

Komisi bahtsul masail akan menyoroti persoalan konsep Ahlul Halli wal Aqdi, hukum aborsi kedaruratan medis dan hamil akibat perkosaan, kode Etik penyiaran agama, serta negara dalam pandangan Aswaja. Sementara komisi organisasi selain meninjau AD/ART NU, juga membahas sistem baru rekrutmen ketua umum dan rais aam di NU. (Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pendidikan, Sejarah PKB Kab Tegal

Rabu, 19 Mei 2010

PMII: Presiden Tak Sensitif Soal Korban Lapindo

Jakarta, PKB Kab Tegal

Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) mengkritik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak sensitif terhadap penderitaan warga korban lumpur Lapindo. "Presiden tak sensitif terhadap penderitaan warga korban lumpur Lapindo," kata Wakil Sekjen PB PMII Muhammad Afifuddin di Jakarta, Senin.

Menurutnya, sikap Presiden Yudhoyono yang tak mau menerima para korban Lumpur yang berunjukrasa di Jakarta dan berharap bisa mengadukan nasibnya sangat sulit dimengerti.

"Kami tidak bisa memahami sikap Presiden yang tidak mau menerima warga korban lumpur yang datang ke Jakarta. Padahal, di tangan Presidenlah nasib para korban lumpur bergantung," katanya.

PMII: Presiden Tak Sensitif Soal Korban Lapindo (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII: Presiden Tak Sensitif Soal Korban Lapindo (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII: Presiden Tak Sensitif Soal Korban Lapindo

Ia lantas membandingkan perhatian Presiden Yudhoyono dengan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang mau menerima dan memberi bantuan fasilitas kepada warga Sidoarjo yang menuntut haknya ke Jakarta. "PMII memuji langkah Bang Yos (sapaan akrab Sutiyoso, red) yang membantu fasilitas korban lumpur yang melakukan aksi di Jakarta," katanya.

Agar nasib para korban lumpur Lapindo segera menemui kejelasan, PMII mendesak PT Lapindo dan pemerintah agar lebih mempercepat langkah-langkah penanggulangan dan pembayaran segala sesuatu yang menjadi tuntutan para korban.

"Kami mendesak agar pihak Lapindo dan pemerintah lebih mempercepat langkah-langkah penanggulangan dan pembayaran ganti rugi kepada para korban agar ketidakpastian para korban segera terjawab," katanya.

PKB Kab Tegal

Menanggapi para korban lumpur yang kini berdemo di Jakarta, PMII berharap agar aksi mereka di Jakarta tidak ditunggangi kepentingan politik sesaat yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu. "Jangan sampai ditunggangi kepentingan lain yang justru tidak akan dapat meringankan derita korban lumpur Lapindo," katanya. (ant/mad)

PKB Kab Tegal



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai PKB Kab Tegal

Jumat, 14 Mei 2010

Rangkaian Harlah Ansor Dipadati 5 Program

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor mengadakan acara pembukaan atau launching peringatan hari lahir (Harlah) ke-78 bertajuk “Indonesia Bangkit, Rakyat Sejahtera”, di Gedung PP GP Ansor, Kramat Sentiong, Jakarta Pusat, Selasa (24/4) malam. Rangkaian acara harlah selanjutnya akan dipadati dengan lima program. 

“Sahabat-sahabat Ansor sekalian, acara Harlah kita kali ini, belum puncak. Ini baru pembukaan. Puncak harlah kita nanti insya Allah tanggal 10 Juni 2012 di Kota Surakarta, Jawa Tengah,” tandas Nusron Wahid, Ketua Umum PP GP Ansor dalam pidato sambutannya di acara tersebut.

Rangkaian Harlah Ansor Dipadati 5 Program (Sumber Gambar : Nu Online)
Rangkaian Harlah Ansor Dipadati 5 Program (Sumber Gambar : Nu Online)

Rangkaian Harlah Ansor Dipadati 5 Program

Puncak harlah GP Ansor ke-78, rencananya akan dipadati dengan 5 program. Lima program itu adalah Konferensi Besar, Pengembangan Micro Finance Islamic, Lomba Penulisan ‘Wira Santri Mandiri’, Apel Siaga Banser 30.000 se-Jawa Tengah, DI Yogyakarta, sejumlah kabupaten Jawa Timur, dan Selawat Bersama dipimpin oleh Habib Syekh Abdul Qadir Assegaf dari Solo.

PKB Kab Tegal

Pembukaan harlah GP Ansor ke-78, dihadiri sekitar 500 sahabat Ansor. Mereka memekikkan yel-yel Ansor dengan berapi-api. Sejumlah orang ternama di lingkungan NU tampak hadir. KH. Cholid Mawardi, Mantan Ketua Umum PP GP Ansor, Slamet Effendy Yusuf, Wakil Ketua Umum PBNU, dan Yenni Wahid, putri kedua Gus Dur.

Sebelum harlah puncak, kita bulan Mei akan melakukan bakti sosial berupa penanaman pohon di sepanjang sungai Bengawan Solo. Penanaman ini dilakukan menimbang sungai Bengawan Solo dilanda banjir setiap tahun secara terus menerus. Bencana banjir terjadi karena tak ada reboisasi di sana, yakin Nusron Wahid.

PKB Kab Tegal

Slamet Effendy Yusuf dan KH Cholid Mawardi dalam pidato sambutannya, masing-masing menyambut baik program yang diagendakan GP Ansor di puncak harlahnya. Keduanya menegaskan kembali komitmen organisasi. Bagi keduanya, gerakan GP Ansor sepanjang usia 78 tahun ini, menempati posisi penting dalam mengawal Islam Indonesia dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Keduanya pernah memimpin PP GP Ansor dalam periodenya masing-masing. Dalam pidato sambutan keduanya mengatakan, sepak terjang GP Ansor sangat diperhitungkan oleh Indonesia. Manufer-manufer konkrit GP Ansor yang langsung menyentuh persoalan rakyat lapisan bawah, tambah keduanya, masih dibutuhkan masyarakat luas Indonesia.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Santri, AlaSantri, Nahdlatul Ulama PKB Kab Tegal