Minggu, 06 April 2008

Penjelasan tentang Takbir Intiqal dalam Shalat

AssalamuAlaikum wr. wb. Redaksi Bahtsul Masail yang dirahmati Allah SWT, pernah suatu ketika kami shalat di salah satu masjid yang imamnya ketika selesai membaca surat pendek beliau langsung rukuk lalu kemudian nanti sang imam sudah pada posisi ruku’ baru melafalkan takbir, sehingga ada sebagian makmum yang kebetulan posisinya berada dibelakang sang imam sudah mengikuti gerakan sang imam walau imam belum melafalkan takbir.

Tentunya dengan demikian shalat kali ini sangat tidak kompak kelihatannya karena ada sebagian makmum yang mengikuti karena melihat gerakan dan ada yang mengikuti karena mendengar lafal takbir.

Yang ingin kami tanyakan adalah:

Penjelasan tentang Takbir Intiqal dalam Shalat (Sumber Gambar : Nu Online)
Penjelasan tentang Takbir Intiqal dalam Shalat (Sumber Gambar : Nu Online)

Penjelasan tentang Takbir Intiqal dalam Shalat

1. Bagaimana hukum melafalkan takbir dalam perpindahan gerakan dalam shalat?

2. Apa hukum memanjangkan atau memendekkan lafal takbir oleh imam dalam shalat?

PKB Kab Tegal

Demikian pertanyaan kami. Sebelumnya kami ucapkan terima kasih atas jawabannya. Walaikumsalam wr. wb. (Zainal)

Jawaban

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

PKB Kab Tegal

Saudaraku Zainal yang dimulyakan oleh Allah, beserta semua saudara Nahdliyyin dimanapun anda berada, pertanyaan seputar melafalkan takbir dan sistem pembacaannya merupakan pertanyaan yang sangat menarik, karena meskipun terkesan sepele, namun itulah fakta ibadah yang kita temui dalam keseharian kita.

Untuk menjawab pertanyaan saudaraku, Zainal, perlu kita bersama pahami terlebih dahulu tentang takbir yang mengiringi perpindahan gerakan shalat, atau yang biasa dikenal dengan takbir intiqâl.

Syekh Sulaiman al-Bujairami dalam kitab Al-Bujairimi ‘ala al-Khathib (Beirut: Dar al-Fikr, 1995), juz II, hal. 220 menyebutkan bahwa hukum takbir intiqal adalah sunnah muakkad:

? ? ? ? ? ? ?

“Bahwa takbir-takbir intiqâl itu telah disepakati oleh para ulama, sehingga kesunnahannya lebih kukuh (muakkad)”

Mengenai penempatan kapan kita melakukan takbir intiqâl, Mustafa al-Khan dan Musthafa al-Bagha, menjelaskannya dalam Al-Fiqh al-Manhaji ‘ala Madzhabi Imam al-Syafi’i (Surabaya: Al-Fithrah, 2000), Juz I, hal. 153

? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ?.? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ?

“Takbir saat perpindahan gerakan:

Telah kita ketahui bahwasanya takbiratul ihram adalah rukun shalat, dimana shalat tidak akan sah tanpanya. Apabila seseorang sudah masuk dalam shalat dan telah melaksanakan takbiratul ihram, disunnahkan bagimu melafalkan takbir setiap kali perpindahan gerak. Kecuali saat bangun dari rukuk, maka yang disunnahkan adalah ucapan: “Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya, Ya Tuhanku, bagi-Mu segala puji”.” 

Pada saat melafalkan takbir tersebut, ada yang disunnahkan dengan dibarengi gerakan mengangkat keduatangan (raf’ul yadain), dan ada yang tidak. Tempat-tempat dimana kita disunnahkan mengangkat kedua tangan, dijelaskan olehSyekh Abdurrahman al-Jaziri dalam Al-Fiqh ‘alâ Madzâhib al-Arba’ah (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2003), juz I, hal. 224.

? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Syafiiyyah berkata, termasuk sunnah hay-ât adalah mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, ketika hendak ruku, ketika berdiri dari ruku, dan ketika berdiri dari tasyahud awal.”

Selanjutnya, mengenai memanjangkan atau memendekkan bacaan takbir, Mustafa al-Khan dan Musthafa al-Bagha, menjelaskannya dalam Al-Fiqh al-Manhaji ‘ala Madzhabi Imam al-Syafi’i (Surabaya: Al-Fithrah, 2000), Juz I, hal. 131 menjelaskan: 

? ? ? ?: ….. (?) ? ? ? ? ?.

“Syarat sahnya takbiratul ihram ialah: .... membarengkan keseluruhan lafalnya dengan niat sebagaimana telah dituturkan sebelumnya”

Kutipan di atas menjelaskan bahwa pada saat melakukan takbiratul ihram, kita disyaratkan untuk membarengkan pengucapannya dengan niat, dan tentunya dengan gerakan mengangkat kedua tangan. Untuk takbir intiqâl, disamakan dengan takbiratul ihram. Sehingga panjang ataupun pendeknya pembacaan disesuaikan dengan gerakannya agar berjalan berbarengan.

Demikian jawaban yang bisa kami sampaikan, semoga bisa bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Wallahu a’lam bi-shawâb. 

Wassalamu ‘alaikum warahatullahi wabarakatuh.

(Muhammad Ibnu Sahroji)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Olahraga, Kyai, Quote PKB Kab Tegal

Kamis, 03 April 2008

Pesan Damai dalam Film Pendek Karya Santri Al-Muayyad

Solo, PKB Kab Tegal. Alkisah, Nisa, seorang santri putri di Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan, Solo, Jawa Tengah, sering mengunjungi tempat-tempat yang menarik di daerahnya.

Pesan Damai dalam Film Pendek Karya Santri Al-Muayyad (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesan Damai dalam Film Pendek Karya Santri Al-Muayyad (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesan Damai dalam Film Pendek Karya Santri Al-Muayyad

Suatu saat, dia menemukan dua tempat ibadah dari agama berbeda berdiri bersebelahan. Dengan kata lain, Masjid Al-Hikmah dan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningratan itu memiliki alamat sama. Nisa kagum, karena meskipun berbeda, kedua umat tetap hidup rukun, damai, dan harmonis.

Cerita di atas, tergambar dalam sebuah video berjudul ‘Satu Alamat’. Film pendek berdurasi 00.05.46 tersebut merupakan karya jurnalistik dari para santriwati Al-Muayyad Solo.

PKB Kab Tegal

Saat PKB Kab Tegal menyambangi Pesantren Al-Muayyad, Ahad (9/3), salah seorang santri yang ikut dalam pembuatan film, Ashfiya Nur Atqiya, menjelaskan perihal film ‘Satu Alamat’ itu.

PKB Kab Tegal

“Film ini dulu pernah masuk 10 besar dalam Festival Film Santri, setahun lalu,” ungkap cucu pengasuh Al-Muayyad, KH Abdul Rozaq Shofawi.

Waktu itu, Pesantren Al-Muayyad bersama 9 pesantren lain, mendapatkan kesempatan untuk membuat sebuah film bertemakan toleransi dan perdamaian. “Peserta yang ikut ada 20 tim, yakni 10 tim santri putra dan 10 tim santri putri,” terangnya.

Setelah hampir sebulan lebih proses pembuatan film, akhirnya dua tim dari Al-Muayyad mampu menghasilkan dua film pendek.

“Santri putra menyoroti masalah terorisme, sedangkan kami (santri putri) merekam suasana damai yang ada di Joyodiningratan,” imbuh gadis berkacamata itu.

Ashfiya dan kawan-kawanya, berharap dari video tersebut, dapat memberikan inspirasi kepada orang lain, tentang sebuah nilai perdamaian. “Kita juga ingin menunjukkan, bahwa santri dapat membawa misi perdamaian,” jelas Ashfiya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaSantri PKB Kab Tegal

Senin, 17 Maret 2008

Sukseskan Pilpres, Umat Islam NTT Diminta Jaga Persatuan

Kupang, PKB Kab Tegal. Majelis Ulama Indonesia Nusa Tenggara Timur mengimbau seluruh umat Islam dari pelbagai kelompok di NTT untuk menciptakan suasana bersahabat dan bersaudara. Meskipun memiliki dukungan capres-cawapres berbeda, hubungan bertetangga dan ikatan bersaudara merupakan unsur mutlak yang mesti dipelihara.

Sukseskan Pilpres, Umat Islam NTT Diminta Jaga Persatuan (Sumber Gambar : Nu Online)
Sukseskan Pilpres, Umat Islam NTT Diminta Jaga Persatuan (Sumber Gambar : Nu Online)

Sukseskan Pilpres, Umat Islam NTT Diminta Jaga Persatuan

Demikian dikatakan Ketua MUI NTT Abdul Kadir Makari dalam acara buka puasa bersama di masjid raya Nurus Sa’adah, Kupang, Ahad (6/7) petang.

Tampak hadir dalam pertemuan ini sejumlah organisasi antara lain imam masjid se-Kota Kupang, Majelis Ta’lim Kota Kupang, Remaja Masjid Kota Kupang, GP Ansor, PMII, HMI, KAMMI, IMM, GPI NTT, OKP mahasiswa dan pelajar, cendikiawan muslim, serta anggota DPRD muslim yang terpilih pada Pilleg lalu.

PKB Kab Tegal

“Pilpres tinggal beberapa hari lagi. Umat Islam jangan sampai renggang akibat berbeda pilihan politik. Kita boleh berbeda tetapi tetap bersatu dalam ukhuwah islamiyah. Hak kita masing-masing untuk menentukan pilihan politik. Saya berharap jangan sampai mencederai kebersamaan dan saling fitnah di antara kita,” kata Kadir dalam sambutannya.

PKB Kab Tegal

Sementara Ustadz Sanu Bajuri dalam taushiahnya mengatakan, Islam lahir itu karena kebersamaan demi menjaga solidaritas untuk melahirkan kekuatan umat. “Tidak akan mungkin pemimpin memiliki kekuatan jika tidak didukung solidaritas dari umat,” tegasnya.

Karenanya, ? Bajuri berharap umat Islam tetap menjaga solidaritas. “Walaupun berbeda dalam pandangan politik, tetapi tujuan kita sama,” tandas Bajuri. (Ajhar Jowe/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah PKB Kab Tegal

Kamis, 14 Februari 2008

Ribuan Warga Semarakkan Pasar Rakyat Purbalingga

Purbalingga, PKB Kab Tegal. Sekitar sepuluh ribu warga menyemarakkan Pasar Rakyat Indonesia yang diselenggarakan oleh PBNU bersama PCNU Purbalingga di lapangan Karangganyar, Sabtu (20/4) malam. Selain mengunjungi stand-stand pasar rakyat, ? warga juga menikmati panggung hiburan yang disediakan panitia.

“Acara hiburan kami hintikan sampai sekitar pukul sepuluh malam. Kalau tidak ya sampai larut malam,” kata Ketua PCNU Purbalingga Muhammad Khotib kepada PKB Kab Tegal.

Ribuan Warga Semarakkan Pasar Rakyat Purbalingga (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Warga Semarakkan Pasar Rakyat Purbalingga (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Warga Semarakkan Pasar Rakyat Purbalingga

Warga menikmati hiburan musik reggae dan dangdut. “Kami mendapatkan masukan dari kiai-kiai sepuh, mestinya hiburannya yang lebih Islami. Makanya untuk nanti malam (Ahad malam: red) lagu-lagu dangdutnya kami pilih, tidak bisa sembarangan,” tambahnya.

PKB Kab Tegal

Pembukaan pasar rakyat berlangsung Sabtu kemarin yang dihadiri oleh Ketua PBNU KH Abbas Mu’in. Kegiatan yang berlangsung hingga Ahad malam ini juga didukung oleh dinas UKM setempat. Berbagai produk lokal juga menghiasi stand-stand Pasar Rakyat.

PKB Kab Tegal

“Kami juga didukung oleh Dinas Pariwisata. Ada berbagai permainan dan hiburan yang akan menambah semarak pasar rakyat. Kalau persiapan kita tidak mendadak pasar rakyat akan lebih ramai lagi,” kata Khotib.

Rangkaian kegiatan pasar rakyat juga diisi dengan workshop kewirausahaan yang diikuti sekitar 190 peserta yang terdiri dari santri dan siswa, perwakilan lembaga dan badan otonom NU serta masyarakat setempat. “Insyaallah pelatihan ini banyak memberikan manfaat,” pungkasnya.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis ? : Masrufin

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai, Nasional PKB Kab Tegal

Sabtu, 29 September 2007

Adakah Dalil Naqli atas Keimanan Orang Tua Nabi Muhammad SAW?

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Yang terhormat redaksi Bahtsul Masail PKB Kab Tegal. Kami pernah mendengar seorang kiai menjelaskan sifat-sifat terpuji nenek moyang Nabi Muhammad SAW. Bahkan kiai ini mengatakan bahwa orang-orang tua adalah orang-orang beriman yang taat dan saleh dalam beragama. Mohon keterangannya. Terima kasih atas penjelasannya. Wassalamu ‘alaikum wr. wb. (Abdullah/Jakarta).

Jawaban

Adakah Dalil Naqli atas Keimanan Orang Tua Nabi Muhammad SAW? (Sumber Gambar : Nu Online)
Adakah Dalil Naqli atas Keimanan Orang Tua Nabi Muhammad SAW? (Sumber Gambar : Nu Online)

Adakah Dalil Naqli atas Keimanan Orang Tua Nabi Muhammad SAW?

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Penanya dan pembaca yang budiman. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya untuk kita semua. Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang dipersiapkan Allah SWT sebagai makhluk paling sempurna. Karenanya Allah memelihara benar nenek moyang yang menjadi cikal-bakal melahirkan Nabi Muhammad SAW.

PKB Kab Tegal

Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari nenek moyang yang patuh kepada Allah SWT. Mereka semua dipelihara oleh Allah SWT agar tidak melakukan dosa-dosa besar seperti penyembahan berhala, berzina, menumpahkan darah orang lain, dan perbuatan keji lainnya.

Syekh Ibrahim Al-Baijuri menyebutkan sejumlah dalil naqli yang menjelaskan dalam karyanya keimanan dan kesucian nenek moyang hingga kedua orang tua Nabi Muhammad SAW yang kami kutip sebagai berikut.

PKB Kab Tegal

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Kalau kau mengerti bahwa ahli fatrah itu selamat dari siksa neraka menurut pendapat rajih (yang kuat), maka tentu kamu mengerti bahwa kedua orang tua Rasulullah SAW selamat dari siksa neraka karena keduanya ahli fatrah. Bahkan semua bapak moyang Rasulullah SAW (hingga ke Nabi Adam AS) selamat dari siksa neraka. Kita memutuskan bahwa mereka adalah orang-orang beriman tanpa tercederai oleh kekufuran, perbuatan keji, perilaku aib, dan perilaku buruk apapun yang lazim di zaman Jahiliyah. Pendapat ini didasarkan pada dalil naqli seperti firman Allah SWT dalam Surat As-Syu‘ara ayat 219 yang berbunyi, ‘Dan ketika engkau bolak-balik dalam orang-orang yang sujud (sembahyang)’; dan sabda Rasulullah SAW ‘Aku senantiasa berpindah-pindah dari tulang-tulang sulbi yang murni ke rahim-rahim yang suci’, dan banyak hadits lain yang statusnya mutawatir,” (Lihat Syekh Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyah Tuhfatil Murid ala Jauharatit Tauhid, Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabaiyah, tanpa tahun, halaman 19).

Sejumlah dalil naqli itu kemudian dideskripsikan ulang dalam bentuk syair yang indah dalam Al-Barzanji, kitab yang lazim dibaca warga Ahlusunnah wal Jamaah NU yang kami kutip sebagai berikut.

? ? ? ?/? ? ? ?

? ? ? ? ?/? ? ? ? ?

Artinya, “Tuhan memelihara kemuliaan Nabi Muhammad SAW/bapak moyangnya yang mulia demi menjaga namanya (Nabi Muhammad SAW).

Mereka meninggalkan zina sehingga aib tidak mencoreng muka/sejak Nabi Adam AS hingga bapak dan ibunya,” (Lihat Barzanji Natsar dalam Majmu’atul Mawalid wal Ad’iyah, tanpa tahun, Jakarta, Al-‘Aidrus, halaman 76).

Dari dua dalil naqli yang disebutkan oleh Syekh Al-Baijuri ini, kita dapat menyimpulkan bahwa sejak Nabi Adam AS nenek moyang hingga kedua orang tua Nabi Muhammad SAW adalah orang baik yang saleh dan taat beragama. Di samping itu mereka semua adalah orang-orang yang dipelihara oleh Allah dari perbuatan-perbuatan tercela.

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka dalam menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq

Wassalamu ’alaikum wr. wb.


(Alhafiz Kurniawan)Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sejarah, Sholawat, Humor Islam PKB Kab Tegal

Minggu, 02 September 2007

Faktor Gus Dur Bertindak dengan Pendekatan Kebudayaan

Jakarta, PKB Kab Tegal - Nia Sjarifudin dari Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI) menilai KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sangat kuat dalam integritas kebudayaan. Dia menyampaikan hal itu pada diskusi bulanan Forum Jumat Pertama (FJP) Jaringan Gusdurian, Jl. Taman Amir Hamzah, Jakarta Pusat Jumat (04/03) di Griya Gus Dur, dengan “Gus Dur dan Kearifan Lokal”.

Nia berpendapat, kuatnya integritas Gus Dur dipengaruhi pendidikan keluarga yang berada dalam lingkup Nahdlatul Ulama (NU). Keluarga Gus Dur menghargai kearifan lokal dan tradisi Nusantara yang dalam kajian-kajian dewasa ini dikenal dengan Islam Nusantara.

Faktor Gus Dur Bertindak dengan Pendekatan Kebudayaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Faktor Gus Dur Bertindak dengan Pendekatan Kebudayaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Faktor Gus Dur Bertindak dengan Pendekatan Kebudayaan

Gus Dur, masih menurut Nia, tidak hanya mendewa-dewakan ilmu pengetahuan agama Islam yang dimilikinya. Sebagai orang Jawa yang merupakan bagian dari Nusantara, menyebabkan karakter Gus Dur semakin lengkap.

Karakter kebudayaan Gus Dur semacam itulah yang memengaruhi sikap, pandangan, dan tindakan politik Gus Dur sebelum, ketika, dan saat menjadi Presiden. “Saya menyaksikan proses dialog antara Gus Dur dengan teman-teman dari Papua di Istana Negara,” kenang Nia.

PKB Kab Tegal

Gus Dur dengan pendekatan persuasif menggunakan identiatas kebudayaan. Gus Dur memperbolehkan nama Papua (sebagai nama untuk wilayah yang sebelumnya Irian Jaya).

PKB Kab Tegal

Saat warga Papua meminta diakui lagu daerahnya, Gus Dur menyilakan mereka. Gus Dur menganggap semua suku mempunyai lagu kedaerahan, demikian juga warga Papua.

Itu sebabnya sampai sekarang pun bagi warga Papua, Presiden Indonesia adalah Gus Dur. Di rumah-rumah di Jayapura, foto Gus Dur masih dipasang.

Pada bagian lain, Nia menceritakan pendapat Gus Dur terhadap Undang-undang Anti-Pornografi dan Pornoaksi. Gus Dur melihat UU tersebut berbahaya. Soal pornoaksi dan pornografi, sudah jelas Gus Dur dan siapa pun tidak setuju dan menolak kalau ditunjukkan di depan umum.

Namun, yang Gus Dur tidak sukai adalah apabila UU tersebut akan menyebabkan terjadinya diskriminasi dan pemberangusan budaya dengan penyeragaman. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Cerita, Sunnah, Halaqoh PKB Kab Tegal

Selasa, 17 Juli 2007

PBNU: Audit Perberasan Nasional, Hulu hingga Hilir!

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendukung rencana Kementerian Perdagangan melakukan audit industri perberasan nasional untuk mengatasi sengkarut yang rutin terjadi. Proses audit mesti dilakukan dari hulu hingga hilir.

PBNU: Audit Perberasan Nasional, Hulu hingga Hilir! (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU: Audit Perberasan Nasional, Hulu hingga Hilir! (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU: Audit Perberasan Nasional, Hulu hingga Hilir!

"Itu langkah yang sangat tepat, dan kami tentu mendukungnya. Memang sudah saatnya Pemerintah memiliki data yang akurat di sektor perberasan nasional," ungkap Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Muhammad Sulton Fatoni di Jakarta, Selasa (24/2/2015).

?

Sulton menambahkan, saat ini sektor perberasan tidak lagi murni ketahanan nasional, namun sudah lama tumbuh menjadi industri yang sangat menguntungkan. Melalui audit dari hulu hingga hilir industri perberasan nasional, Pemerintah akan mengetahui dengan pasti daerah-daerah yang surplus dan minus produksi beras, sehingga dapat mengambil kebijakan yang tepat.

PKB Kab Tegal

Akurasi data yang tinggi di industri perberasan nasional, masih kata Sulton, akan dapat mengoptimalkan langkah Pemerintah menjadikan sektor tersebut sebagai instrumen penting dalam mewujudkan kesejahteraan nasional.

?

"Harus diingat bahwa mayoritas masyarakat kita masih menjadikan beras sebagai salah satu indikator mengukur kesejahteraan, dan itu berimbas pada terwujudnya keamanan nasional," terang Sulton.

?

PKB Kab Tegal

Lebih jauh Sulton mengatakan, audit akan lebih baik jika dilakukan tidak sebatas di sektor perberasan nasional, akan tetapi di komoditi pertanian lain yang masuk dalam kategori hajat hidup orang banyak, seperti gula, bawang, cabe, garam, kedelai, jagung, kopi, minyak goreng, ikan, dan tembakau. Dengan basis data yang akurat dan rinci maka implementasi atas kebijakan-kebijakan Pemerintah akan dapat dilaksanakan secara sistematis.

?

"Saya yakin jika hal ini dilakukan dengan baik maka kebijakan Pemerintah akan menyasar objek yang tepat, seperti mengetahui daerah yang surplus, daerah yang kekurangan, daerah yang cukup ketersediaannya, termasuk kebutuhan impor dan ekspor. Kondisi seperti ini tentu menguntungkan petani," pungkas Sulton. (Samsul Hadi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Fragmen PKB Kab Tegal