Kamis, 16 Februari 2012

GP Ansor Bondowoso Gerakkan Pemuda Pelopori Ekonomi Kreatif

Bondowoso, PKB Kab Tegal

Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menggelar pelatihan usaha ekonomi kreatif bagi para pemuda di Aula Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Bondowoso, Jalan Satawai No. 101 Bondowoso Jawa Timur, Sabtu (4/2).

?

GP Ansor Bondowoso Gerakkan Pemuda Pelopori Ekonomi Kreatif (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Bondowoso Gerakkan Pemuda Pelopori Ekonomi Kreatif (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Bondowoso Gerakkan Pemuda Pelopori Ekonomi Kreatif

Kegiatan yang bertema “Pengembangan Usaha Ekonomi Kreatif sebagai Pengerak Kader” ini diikuti 40 peserta utusan Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor, Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor, dan Badan Antinarkoba (Bannar) GP Ansor Kabupaten Bondowoso.

Ketua panitia, Ahmad Junaidi mengatakan acara pelatihan usaha ekonomi kreatif ini dalam rangka menggali potensi usaha yang ada di wilayah Bondowoso. Ia mengajak kepada para pemuda untuk menjadi pelopor usaha di daerahnya.

PKB Kab Tegal

“Kalau kita sebagai pemuda tidak mempeloporinya terus siapa lagi?" Pintanya kepada para peserta pelatihan pada saat itu.

Ia menjelaskan, pelatihan ini akan diteruskan dengan pelatihan-pelatihan lanjutan. Junaidi menilai upaya tersebut penting dilakukan karena menyangkut persoalan ekonomi masyarakat yang saat ini seperti mengalami kemunduran.

PKB Kab Tegal

Sementara itu, Ketua PC GP Ansor Bondowoso Muzammil mengatakan, pelatihan usaha ekonomi kreatif merupakan program kerja GP Ansor untuk mendorong terwujudnya cita-cita kemandirian ekonomi.

Muzammil berharap dengan pelatihan ini pemuda NU tidak ada yang menjadi pengangguran. “Tidak ada laporan kader Ansor tidak mempunyai pekerjaan, tidak ada laporan kader Banser yang pengguran.”

Acara pelatihan dibuka langsung oleh penasehat Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Bondowoso H Ahmad Dhafir. Peserta mendapatkan materi misalnya dari palaku usaha Kukuh Raharjo dari PT Bank Jatim Kabupaten Bondowoso dan Diskoperindag kabupaten Bondowoso. (Ade Nurwahyudi/Mahbib)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Ubudiyah, Kyai PKB Kab Tegal

Minggu, 05 Februari 2012

IPPNU Suarakan Kearifan Islam Nusantara di Forum Muda Internasional

Jakarta, PKB Kab Tegal - Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) berpartisipasi dalam Islamic Conference Youth Forum di Istanbul, Turki, Senin-Jumat (11-15/4). Pelajar Putri NU ini menawarkan gagasan-gagasan Islam moderat dalam penyelesaian masalah global.

PP IPPNU yang diwakili oleh Ketua Umum Puti Hasni turut serta aktif dalam mengawal konferensi yang mengangkat fokus pada penyelesaian permasalahan global yang dapat digarap oleh para pemuda.

IPPNU Suarakan Kearifan Islam Nusantara di Forum Muda Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)
IPPNU Suarakan Kearifan Islam Nusantara di Forum Muda Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)

IPPNU Suarakan Kearifan Islam Nusantara di Forum Muda Internasional

Ia memaparkan bahwa urgensi IPPNU turut aktif bergabung dalam konferensi ini adalah sebagai bentuk kontribusi IPPNU dalam memberi solusi atas permasalahan global melalui pengenalan konsep Islam Nusantara yang ramah dan moderat.

"Tentu, sangat jelas di sini IPPNU sebagai representasi pelajar dan santri Indonesia harus hadir memberi perspektif khas dalam memberi solusi atas permasalahan radikalisme, terorisme, ketidakadilan, dan perang saudara yang kini marak terjadi dalam konstelasi global," kata Puti.

PKB Kab Tegal

Dalam konferensi yang juga dihadiri oleh berbagai organisasi kepemudaan lainnya setara mewakili Indonesia, IPPNU akan berjuang sekuat tenaga mengenalkan Islam Rahmatan Lil Alamin, Islam Nusantara, Islam moderat, toleran, arif dan bijaksana, serta mengenalkan nilai-nilai pesantren yang membawa ketenteraman dan kedamaian dunia.

"Nilai-nilai khas yang dimiliki Indonesia, NU secara khusus sangat merepresentasikan keramahan bangsa kita. Begitu pula nilai-nilai pesantren yang menjadi ciri khas budaya Islam di negeri ini," pungkasnya. (Afifah Marwa/Alhafiz K)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan PKB Kab Tegal

Selasa, 24 Januari 2012

Perpustakaan PBNU Jadi Rujukan Peneliti Luar Negeri

Jakarta, PKB Kab Tegal

Sebagian besar pengunjung Perpustakaan PBNU masih terbatas dari kalangan akdemisi. Mereka yang umumnya datang dengan keperluan khusus meneliti NU itu, di antaranya, berasal dari sejumlah perguruan tinggi luar negeri.

Perpustakaan PBNU Jadi Rujukan Peneliti Luar Negeri (Sumber Gambar : Nu Online)
Perpustakaan PBNU Jadi Rujukan Peneliti Luar Negeri (Sumber Gambar : Nu Online)

Perpustakaan PBNU Jadi Rujukan Peneliti Luar Negeri

Sejumlah peneliti asing yang tercatat pernah singgah di sebuah ruangan di lantai 2, gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, ini, antara lain, datang dari Jepang, Australia, Amerika, Jepang, Malaysia, Singapura, Belanda, Korea Selatan, dan lainnya.

Syatiri Ahmad, pengelola perpustakaan PBNU, menyebutkan sejumlah nama peneliti sekaligus penulis kenamaan yang dimaksud, seperti Martin van Bruinessen, Robin Bush, Douglas Ramage, Greg Barton, Greg Fealy, dan Mituo Nakamura.

”Ini memang baru satu-satunya perpusatakaan NU yang memiliki informasi seputar ke-NU-an yang relatif lengkap, ya baru di Jakarta ini. Sebenarnya informasi ini penting ada di setiap tingkatan wilayahlah minimal,” katanya, Selasa (30/4).

PKB Kab Tegal

Meski menyimpan koleksi ke-NU-an yang relatif banyak, Syatiri mengaku, jumlah pengunjung perputakaan PBNU tidak begitu banyak. Padahal, perpustakaan yang beridiri 1983 atas amanat Munas-Konbes NU di Situbondo, Jawa Timur, itu mengoleksi berbagai dokumen primer langka yang dapat memperdalam wawasan pembaca mengenai NU.

 

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal AlaNu, Hadits PKB Kab Tegal

Jumat, 13 Januari 2012

KH Tubagus Ahmad Bakri, Tokoh dan Guru Sufi Purwakarta (2-Habis)

KH Tubagus Ahmad Bakri atau lebih dikenal dengan sebutan Mama Sempur bisa dikatakan cukup produkif dalam menulis kitab, dari tangannya telah lahir lebih dari 50 judul kitab yang berserakan di berbagai tempat.

Dari puluhan kitab tersebut kami hanya berhasil menemukan 18 judul kitab saja. Sebagaimana umumnya ulama nusantara, kitab-kitab karya Mama Sempur ini ditulis emnggunakan aksara pegon. dari beberapa kitab ini ada yang saling terkait dalam arti bahwa ada beberapa pemikiran-pemikiran KH. Tubagus Ahmad Bakri yang terdapat di satu kitab, namun terdapat juga di kitab lainnya, adapun kitab-kitab tersebut adalah sebagai berikut:

KH Tubagus Ahmad Bakri, Tokoh dan Guru Sufi Purwakarta (2-Habis) (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Tubagus Ahmad Bakri, Tokoh dan Guru Sufi Purwakarta (2-Habis) (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Tubagus Ahmad Bakri, Tokoh dan Guru Sufi Purwakarta (2-Habis)

1. Cempaka Dilaga

Judul lengkapnya adalah Cempaka Dilaga; Mertelakeun Perihal Wajib Usaha, Dari 18 kitab yang didapatkan penulis, Cempaka Dilaga ini merupakan satu-satunya kitab yang judulnya menggunakan bahasa Sunda, kitab ini membahas tentang bisnis dan etos kerja dalam pandangan Islam, proses penulisan kitab yang berjumlah 24 halaman ini dilakukan oleh KH. Tubagus Ahmad Bakri pada tahun 1378 H dan jika dikonversi ke dalam tahun Masehi Senin 8 Dzulhijah 1378 H diperkirakan berbarengan dengan tanggal 15 Juni 1959 M.

PKB Kab Tegal

2. Kitab Maslakul Abror

Judul lengkap kitab ini adalah Kitab Muslakul Abror tarjamat nadzam `iqdud dar, kitab yang mempunyai ketebalan 11 halaman ini merupakan terjemahan dari kitab iqdarud duror, terdiri dari enam pasal yang berisi kumpulan nadzaman berbahasa Sunda dan materi pembahasannya tentang tauhid, dalam kitab ini KH. Tubagus Ahmad Bakri tidak menyebutkan tempat dan waktu penulisan kitab.?

PKB Kab Tegal

3. Futuhatut Taubah Fi Shidqi Tawajuhit Thariqah

Kitab ini menjelaskan tentang tasawuf yang dispesifikan dalam thariqah, dalam kitab yang mempunyai ketebalan 53 halaman ini membahas seputar dunia thariqah seperti syarat menjadi guru thariqah (mursyid), kewajiban menjalankan syariat, kecaman terhadap penganut thariqah yang meninggalkan syariat dan lain sebagainya. Kitab ini selesai ditulis pada bulan Shafar tahun 1358 atau diperkirakan bertepatan dengan bulan April 1939.

4. Fawaid al-Mubtadi

Menjelaskan tentang materi pengajaran yang wajib dajarkan oleh orang tua terhadap anak-anaknya, dalam kitab ini juga dibahas tentang faidah (kegunaan) mencari ilmu yang bermanfaat dan juga tata cara mencari ilmu yang bermanfaat. Kitab yang tebalnya 49 halaman ini selesai ditulis pada hari rabu tanggal 25 Ramadhan 1371 H atau bersamaan dengan tanggal 18 Juni 1952.

5. Maslahat al-Islamiyyah Fi Ahkami at-Tauhiddiyyah

Judul lengkap kitab yang terdri dari lima pasal ini adalah Maslahat al-Islamiyyah Fi Ahkami at-Tauhiddiyyah, menjelaskan tentang konsep tauhid yang ada dalam ajaran agama Islam. Kitab yang mempunyai ketebalan 36 halaman ini selesai ditulis pada tanggal 1 Muharram 1373 H atau berbarengan dengan tanggal 10 September 1953.

6. Ishlah al-Balid Fi Tarjamati Qaul al-Mufid

Kitab yang tebalnya 15 halaman ini merupakan kitab terjemah dari kitab Qaul al-Mufid, materi pembahasan dalam kitab ini adalah seputar dunia tasawuf yang tetap mengedepankan syariat. Kitab ini selesai ditulis pada hari Ahad bulan Shafar tahun 1372 H atau berbarengan dengan bulan Oktober 1953.

7. Risalah al-Waladiyyah

Kitab ini merupakan kitab nadzaman karya KH. Tubagus Ahmad Bakri berupa terjemah dari kitab al-Kharidah al-Bahiyyah ? karangan Syaikh Ahmad Dardir. Kitab ini yang membahas tentang tauhid ini mempunyai ketebalan 15 halaman dan selesai ditulis pada tanggal 3 bulan Rabiul Awwal 1357 H atau berbarengan dengan tanggal 4 Mei 1938.

8. Maslak al-Hal

Kitab ini menjelaskan tentang mu`amalah antar manusia seperti bekerja, walimah, akhlak dan sebagainya, kitab yang tebalnya 24 halaman ini mempunyai beberapa kesamaan dengan kitab Cempaka Dilaga. Mama Dalam kitab yang terdiri dari tujuh pasal ini tidak ditemukan tempat dan tanggal penulisan kitab.

9. Tanbihul Ikhwan

Kitab ini merupakan kritik atas pemikiran Jamaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridlo yang berpendapat bahwa pintu ijtihad dibuka selebar-lebarnya, dalam kitab yang terdiri dari 8 pasal ini KH. Tubagus Ahmad Bakri membahas tentang konsep ijtihad yang menurutnya tidak semudah yang dinyatakan oleh ketiga pemikir itu, selain itu juga tidak sembarangan dilakukan oleh seorang muslim karena ada syarat-syaratnya yang harus dipenuhi oleh seorang mujtahid sepereti memahami ilmu nahwu, sharaf, bayan, badi`, faham semua ilmu syariat dan sebagainya, sebaliknya bagi muslim yang belum memenuhi syarat-syarat ijtihad tersebut maka mereka diwajibkan untuk bertaqlid kepada ulama, dalam kitab yang berjumlah 32 halaman ini KH. Tubagus Ahmad Bakri tidak mencantumkan tanggal atau pun tahun penulisan kitab.

10. Roihatul Wardiyah

Kitab ini membahas tentang adabul basyariyah, yaitu tata krama yang mesti dilakukan oleh manusia khususnya umat Islam yaitu dengan kebaikan hatinya, kebaikan pekerjaannya dan kebaikan perangainya serta menjalani peraturan yang sudah ditentukan oleh agama dan adat kebiasaan sebuah negeri, salah satu poin yang ada dalam kitab yang berjumlah 21 halaman ini dinyatakan bahwa jika perbuatan baik ini bisa dilakukan maka akan menghasilkan kebaikan untuk dirinya sendiri ? serta dijauhkan dari segala kejahatan. KH. Tubagus Ahmad Bakri berhasil ? menyelesaikan kitab yang terdiri dari 13 pasal ini pada tanggal 26 Romadlan 1347 H H dan jika dikonversi ke tanggal masehi diperkirakan berbarengan dengan tanggal 8 Maret 1929.

11. Tanbihul Muftarin

Judul lengkap kitab ini adalah Tanbihul Ikhwan Fir Roddi `Ala Mazhabid Dlalalah wat Tufyan. Kitab ini membahas tentang larangan untuk mencela kepada dua orang sahabat Nabi yaitu Muawiyah dan Ali bin Abi Thalib karena kedua orang ini adalah orang mulia di sisi Rasulullah, selain itu dalam kitab yang terdiri dari 8 pasal dan berjumlah 31 halaman ini juga dibahas tentang tentang akhlakul karimah seperti anjuran untuk segera membayar hutang agar hutangnya tidak menggunung, memilih wanita shalihah untuk dijadikan sebagai istri, kefardluan mencari ilmu yang manfaat terlebih bagi keturunan Rasulullah dan lain sebagainya. Kitab ini selesai ditulis oleh KH. Tubagus Ahmad Bakri pada hari selasa tanggal 15 Ramadlan 1349 atau berbarengan dengan tanggal 3 Februari 1931.

12. Nashaihul awam

Judul lengkap kitab ini adalah Nashaihul awam fii tafqiqil Islam, kitab ini terdiri dari 19 pasal dan 34 halaman yang isinya merupakan ajaran-ajaran agama Islam yang dikutip oleh KH. Tubagus Ahmad Bakri dari Alquran, hadits dan pendapat para ulama diantaranya adalah bahwa pokok ajaran islam adalah saling menasehati dalam kebaikan tujuannya adalah agar kelak umat islam menjadi husnul selain itu KH. Tubagus Ahmad Bakri juga menyampaikan tentang tidak layaknya membangun masjid di tempat yang populasinya tidak pernah melaksanakan sholat, anjuran untuku segera bertaubat dan seterusnya. Kitab ini selesai ditulis oleh KH. Tubagus Ahmad Bakri pada malam Jum`at tanggal 21 Dzilhijjah 1352 atau bertepatan dengan tanggal 6 April 1934.

13. Risalatul Muslihat

Judul lengkap kitab ini adalah Risalatul Muslihat fi bayani fardlil maakulat wal masnunat wal makruhat wal muharromat, sesuai dengan judulnya, kitab ini membahas hukum fiqh yang difokuskan kepada makan, sebagaimana layaknya fiqh yang mempunyai sifat relatif dan dinamis, KH. Tubagus Ahmad Bakri membahas tentang relatifitas hukum makan, yakni makan dalam keadaan wajib, sunat, makruh, dan juga haram. Kitab yang berjumlah 17 halaman ini diselesaikan oleh KH. Tubagus Ahmad Bakri pada hari Ahad tanggal 30 Jumadil Awal 1353 atau bertepatan dengan tanggal 9 September 1934 M.

14. Tabshiratul Ikhwan

Judul lengkap kitab ini adalah Tabshiratul Ikhwan Fii Bayani Tasywiqil Khallan, dan dari 17 kitab yang didapatkan kitab ini yang paling tebal jumlah halamannya yakni terdiri dari 7 pasal dan 82 halaman, pembahasan kitab ini tentang seputar aqidah dan sufisme, diantara pelajaran yang disampaikan KH. Tubagus Ahmad Bakri dalam kitab ini adalah ungkapan yang ia kutip dari Syaikh Abdul Qadir Jailani dalam kitab Fathu Robbani mengatakan bahwa perang ada dua macam, yaitu perang dzahir dan perang batin, perang dzahir adalah memberantas kaum kafir yang membenci Allah dan Rasul-Nya dengan mengangkat senjata pedang, panah dan lainnya, sementara perang batin adalah memerangi nafsu, syahwat dan tabi`at buruk yang melenceng dari aturan agama, serta memerangi godaan syaitan, dan dari kedua perang ini yang paling berat adalah perang batin. KH. Tubagus Ahmad Bakri menyelesaikan kitab ini pada hari Ahad tanggal 3 Ramadlan 1352 atau diperkirakan bertepatan dengan tanggal 20 Desember 1933 M.

15. Ihyaul Mayyit

Judul lengkap kitab ini adalah Ihyaul Mayit Fi Bayani Fadhli Ahli Bait, terdiri dari 8 pasal dan 37 halaman, sesuai dengan judulnya, kitab ini membahas tentang keutamaan keturunan Rasulullah, Saw., sehingga umat islam semestinya memulyakan mereka, namun demikian, jika ada keturunan Rasulullah yang melenceng dari ajaran agama Islam maka wajib untuk segera diluruskan karena tidak pantas jika ada keturunan Rasulullah atau ahli bait yang akhlaknya tidak sesuai dengan Rasulullah. Kitab ini diselesaikan oleh KH. Tubagus Ahmad Bakri pada hari Rabu tanggal 11 Shafar 1346 atau bertepatan dengan tanggal 14 Mei 1935.

16. Saif adl-Dlarib?

Kitab yang terdiri dari delapan pasal ini menjelaskan tentang tanda-tanda datangnya hari kiamat, baik itu kiamat Shugra maupun kiamat Kubra, kitab yang mempunyai ketebalan 30 halaman ini juga menceritakan tentang ramalan Syaikh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati tentang delapan tanda akan datangnya hari kiyamat, yaitu (1) cuaca atau musim hujan dan musim kemarau sudah tidak bisa diprediksi, (2) banyaknya perpecahan antar manusia disertai meninggalkan syariat agama, (3) berusaha mengurangi kelahiran manusia dan banyak perselingkuhan, (4) menjual ilmu dengan dunia dan pegawai negara mudah disogok (gratifikasi), (5) dibuatkan gedung mewah untuk prostitusi dan perjuadian serta orang gila dijadikan tempat `bertanya` dan orang berilmu malah disingkirkan, (6) Meletusnya perang dunia antara Timur dan Barat Selatan, namun akhirnya tidak ada yang menjadi pemenang, (7) Masyarakat tidak taat hukum sehingga tatanan masyarakat menjadi kacau dan (8) masyarakat meninggalkan ajaran agama dan hanya mengedepankan nafsunya saja. Kitab ini selesai ditulis pada hari ahad Rabi`utsani 1341 H atau berbarengan dengan bulan Desember 1922 M.

17. Manhajul Ibad Fi Bayani Daf`il Fasad

Kitab yang terdiri dari 8 pasal dan 22 halaman ini membahas tentang faidah dan keutamaan-keutamaan yang mesti dilakukan oleh umat Islam, diantaranya adalah faidah ziarah qubur kepada makam para nabi, para wali dan orang tua, menurut KH. Tubagus Ahmad Bakri anjuran ziarah qubur sudah ada dalam Alquran dan hadits serta ulama 4 mazhab, seraya mengutip pendapat Syaikh Sayyid Alwi KH. Tubagus Ahmad Bakri mengungkapkan bahwa ziarah ke makam orang tua sangat dianjurkan bahkan hal itu diumpamakan seperti melaksanakan ibadah haji, selain itu KH. Tubagus Ahmad Bakri pun membahas tentang larangan ta`ashub, yaitu sulit menerima kebenaran agama padahal sudah diberikan dalil-dalil tentang kebenaranna. Dalam kitab ini KH. Tubagus Ahmad Bakri tidak mencatat tanggal penulisan kitab. KH. Tubagus Ahmad Bakri tidak meninggalkan catatan tanggal dan tahun pembuatan kitab ini.

18. Idlahul Karatoniyah

Judul lengkap kitab ini adalah Idlahul Karatoniyah Fima Yata`allaqu bid Dlalaltil Wahabiyah, sesuai dengan judulnya, kitab yang terdiri dari 8 pasal dengan tebal 47 halaman ini membahas tentang pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab dan aliran Wahabi yang dianggap melenceng dari ajaran Islam, dalam kitab ini KH. Tubagus Ahmad Bakri mengutip dari beberapa kitab yang mempunyai kecenderungan untuk menyatakan bahwa Wahabi telah melenceng dari ajaran Islam, diantara kitab-kitab yang ia kutip adalah Durarus Saniyyah Fiir Roddi alal Wahabiyah karya seorang mufti Syafi`i Syaikh Ahmad Dahlan, Kitab Showa`iqul Muhriqot karya Ibnu Hajar Al-Haitami dan lainnya, diantara pembahasan yang disoroti oleh KH. Tubagus Ahmad Bakri adalah tentang penguatan tradisi keagamaan Islam Ahlus Sunnah wal Jama`ah seperti dalil Ziarah qubur, Tawasul, perintah mencari ilmu kepada ulama-ulama dan tidak mencari ilmu melalui koran (mungkin jika dikaitkan dengan perkembangan zaman seperti sekarang) dan juga internet. KH. Tubagus Ahmad Bakri tidak meninggalkan catatan tanggal dan tahun pembuatan kitab ini.?

Aiz Luthfi, Lulusan Pascasarjana Islam Nusantara STAINU Jakarta.

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Hadits, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal

Rabu, 11 Januari 2012

Lagi, PBNU Lepas Delegasi NU untuk Program Jenesys 2017 di Jepang

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pemerintah Jepang melalui kedutaan besarnya kembali menggelar pertukaran pelajar dalam Program Jenesys 2017. Program serupa sebelumnya dilakukan tahun 2016 lalu.

Lagi, PBNU Lepas Delegasi NU untuk Program Jenesys 2017 di Jepang (Sumber Gambar : Nu Online)
Lagi, PBNU Lepas Delegasi NU untuk Program Jenesys 2017 di Jepang (Sumber Gambar : Nu Online)

Lagi, PBNU Lepas Delegasi NU untuk Program Jenesys 2017 di Jepang

Para pelajar dan pemuda NU kembali mendapatkan kesempatan program yang bertujuan memperkuat kebudayaan masing-masing negara selain hubungan diplomatik di bidang pendidikan.

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) HA. Helmy Faishal Zaini melapas perwakilan atau delegasi NU untuk mengikuti program tersebut. Helmy berharap, anal-anak muda NU dapat mengambil banyak ilmu dan pengalaman selama sepekan di Jepang.

“Saya berharap delegasi yang berangkat mendapatkan banyak ilmu dan belajar dari cara Jepang memajukan negara, baik dari sisi kedisiplinan, perkembangan teknologi, dan transportasi umum di sana,” ujar Helmy, Senin (2/10) saat melepas delegasi NU di Gedung PBNU Jakarta.

Helmy menjelaskan, program pertukaran ini sebetulnya sudah dirintis ketika dirinya aktif sebagai pelajar NU tahun 1997 silam. Setelah itu program ini belum berlanjut lagi untuk perwakilan pelajar dan anak muda NU.

PKB Kab Tegal

“Sebagai calon para pemimpin, anak-anak muda NU harus mempunyai wawasan yang luas, baik nasional maupun internasional. Program ini sangat baik sebagai langkah meningkatkan kapasitas diri dari people to people dengan negara lain,” jelas pria kelahiran Cirebon ini.

Di antara pihak-pihak yang mengikuti program Jenesys 2017 ini yaitu dari unsur IPNU dan IPPNU, pesantren, dan para dai muda. Rombongan delegasi NU dipimpin oleh Ustadz Bukhori Muslim, salah satu pengurus di LDNU.

Dalam sepekan menjalani program tersebut, para delegasi NU akan mengunjungi tiga kota di Jepang salah satunya Tokyo. Mereka mulai berangkat pada Senin (2/10) hingga pada akhir kegiatan pada Selasa (10/10). (Fathoni)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai, Sejarah, RMI NU PKB Kab Tegal

Kamis, 29 Desember 2011

Kang Said: Zuhud Tak Identik dengan Melarat

Jakarta, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menjelaskan, salah satu maqam atau tahapan spiritual? dalam dunia tasawuf adalah zuhud. Menurut dia, secara prinsip zuhud tidak sama dengan meninggalkan kehidupan dunia.

Kang Said: Zuhud Tak Identik dengan Melarat (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Zuhud Tak Identik dengan Melarat (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Zuhud Tak Identik dengan Melarat

”Zuhud bukan berarti melarat. Menganggap dunia ini kecil, meskipun orang itu kaya raya, itu zuhud,” terangnya saat mengasuh pengajian tasawuf PBNU di Lantai 5 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (29/1) malam.

Kang Said, sapaan akrabnya, menyatakan, para wali Allah yang zahid tak sedikit yang memiliki harta melimpah. Ini menunjukkan, zuhud tak bergantung pada jumlah kekayaan duniawi melainkan pengakuan tulus bahwa Allah lah satu-satunya keagungan paling hakiki.

PKB Kab Tegal

Nilai kekayaan bersifat relatif bagi masing-masing orang dan karenanya mustahil menjadi sumber mutlak kebahagiaan seseorang. ”Kekayaan Indonesia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh rakyat Indonesia, tapi bisa tidak cukup hanya untuk satu orang yang tamak,” imbuhnya.

Dalam kesempatan ini, Kang Said menguraikan perihal tingkatan-tingkatan spiritual (maqamat) dalam tasawuf, yang terjadi dalam tiga proses yakni takhalli (pembersihan diri), tahalli (penghiasan diri), lalu tajalli (pengejawentahan diri).

PKB Kab Tegal

Taubat, wara’, dan zuhud merupakan serangkaian proses takhalli yang dapat menimbulkan rasa takut (khauf) dalam diri seseorang sehingga giat pada usaha penghambaan (ta’abbdud). Sementara tawakal, ridla, dan syukur menempati fase tahalli. Tahapan ini memancarkan harapan akan Allah (raja’) dengan orientasi upaya mendekatkan diri kepada-Nya (taqarrub).

Pada proses ketiga atau tajalli, penempuh jalan tasawuf akan menerapkan mahabbah (cinta), thuma’ninah (ketenangan), dan ma’rifah (penyaksian). Tahapan ini mengakibatkan seseorang untuk senantiasa harmonis (uns) dengan Allah dengan segenap perlilaku yang merupakan bentuk realisasi akan kebenaran, keindahan, dan kebaikan Allah (tahaqquq).

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis ? : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta, Ulama, Fragmen PKB Kab Tegal

Selasa, 27 Desember 2011

RMI NU Buka Festival Pesantren Bersih dan Sehat

Semarang, PKB Kab Tegal - Pesantrenku Hebat aktif Bersih dan Sehat (PHaBS) merupakan program baru yang diselenggarakan pengurus pusat Rabithah Maahid Islamiyyah Nahdlatul Ulama (PP RMI NU) bekerjasama dengan PT. Kalbe Farma Tbk. Program ini bagian turunan Gerakan AyoMondok untuk meningkatkan kualitas kebersihan dan kesehatan pesantren dalam bentuk penganugerahan (awards) sebagai tahap awal Area Jawa-Madura (Tahun 2016).

H Abu Choir selaku yang ditunjuk menjadi person in charge (PIC) PHaBS menyatakan, semua pesantren yang ingin mengikuti program ini bisa mulai mendaftar hingga 17 Agustus 2016. Tak hanya penganugerahan saja, program ini juga akan mengadakan pelatihan dan pendampingan bagi 21 pesantren nominasi yang telah memenuhi syarat. Panitia membagi menjadi tiga zona yaitu, zona 1, Jakarta, Jawa Barat, dan Banten; zona 2: Jawa Tengah, daerah istimewa Yogyakarta; dan zona 3: Jawa Timur, Madura, Bali.

RMI NU Buka Festival Pesantren Bersih dan Sehat (Sumber Gambar : Nu Online)
RMI NU Buka Festival Pesantren Bersih dan Sehat (Sumber Gambar : Nu Online)

RMI NU Buka Festival Pesantren Bersih dan Sehat

Kurangnya lingkungan yang bersih dan sehat juga akan menimbulkan ketidaknyamanan belajar, bahkan menurunkan minat masyarakat mendidikan anak-anaknya di pesantren. Berdasarkan pengalaman Pengurus RMI NU Jawa Tengah melalui gerakan Pesantrenku Bersih Pesantrenku Keren, penyadaran warga pesantren secara partisipatif dalam kebersihan lingkungan dapat meningkatkan kualitas kebersihan dan kesehatan pesantren.

PKB Kab Tegal

"Nglakoni kebersihan di pesantren adalah bagian dari pendidikan itu sendiri sehingga melibatkan santri dalam aktivitas kebersihan akan menumbuhkan karakter hidup," kata? H Abu yang juga Pengasuh Pesantren Darur Ridhwan Al-Fadholi Pati ini.

Setidaknya terdapat tiga indikator penting dalam awards ini, aktif (20%), bersih (40%), dan sehat (40%). Adanya komunitas penggerak budaya aktif, bersih dan sehat, tempat sampah yang mudah diakses di setiap area dan pos kesehatan pesantren yang memenuhi standart menjadi beberapa butir penilaian yang dilakukan.

PKB Kab Tegal

Pesantren yang ingin mengikuti award PHaBS bisa mengirimakan persyaratan berupa formulir pendaftaran, kesediaan menjadi peserta PHaBS dan bersedia dipublikasikan, ada tim PHaBS di tingkat pesantren sejumlah 35 santri, menyertakan foto riil/apa adanya kondisi kebersihan dan kesehatan pesantren dan memiliki aula atau tempat pertemuan yang mampu menampung 100 peserta. Kemudian dikirim ke sekretariat pusat PHaBS dengan alamat Perumahan BPI Blok H nomor 6 Ngaliyan Semarang Jawa Tengah 50181.

"Meningkatnya kesadaran perlunya menjadi pesantren bersih dan sehat bagi peningkatan layanan masyarakat menjadi tujuan akhir PHaBS nanti," kata Abu Choir yang juga pernah nyantri di PPDU Al-Fadholi Malang.

Karena berkumpulnya santri dari berbagai daerah yang berbeda-beda norma kebersihannya, seringkali membawa dampak bagi kebersihan lingkungan dan kesehatan pesantren. Padahal efek dari kurangnya menjaga kebersihan akan menyebabkan berbagai dampak penyakit, seperti penyakit kulit (scabies), infeksi saluran pernapasan (ISPA), dan demam berdarah dengue (DBD). Sudah saatnya berbagai macam maqalah tentang kebersihan dan kesehatan dibuktikan masing-masing pesantren. Persyaratan dan keterntuan lebih lanjut bisa dilihat di rmi-nu.or.id/PHaBS. (Zulfa/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Syariah PKB Kab Tegal