Selasa, 28 November 2017

GP Ansor Jombang Ajak Pemuda Setempat Bershalawat

Jombang, PKB Kab Tegal. Dalam rangka menyambut momentum Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Jombang mengajak pemuda dan warga masyarakat setempat untuk bershalawat secara bersma-sama selama dua hari di Terminal Parkir Makam Gus Dur, Senin-Selasa (7-8/12/2015).

Pembacaan shalawat dikemas dengan festival penampilan dari beberapa kesenian hadrah dan banjari yang ada di Kabupten Jombang. Kurang lebih dari 21 Grup Al Banjari se Kabupaten Jombang yang mewakili dari masing-masing kecamatan hadir mengikuti kegiatan ini hingga rampung. Sebelumnya, mereka membaca tahlil dan doa bersama ditujukan kepada Almarhum KH Abdurrahman Wahid dan para pendiri Jam’iyah Nahdhatul Ulama (NU) di seluruh Indonesia.?

GP Ansor Jombang Ajak Pemuda Setempat Bershalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Jombang Ajak Pemuda Setempat Bershalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Jombang Ajak Pemuda Setempat Bershalawat

H Zulfikar Damam Ikhwanto, Ketua PC GP Ansor Jombang mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan Ikatan Seni Hadrah Indonesia (Ishari) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang dalam menyukseskan agenda tersebut. “Atas kerjasama antara PC GP Ansor, Ishari dan Pemkab Jombang, kegiatan ini sesuai dengan harapan bersama,” katanya, Selasa (8/12).

PKB Kab Tegal

Selain itu Gus Antok sapaan akrabnya mengungkapkan keinginannya menjadikan kesenian hadrah ini sebagai daya tarik bagi generasi muda di Jombang untuk hadir dan kemudian memiliki kemauan kuat untuk berkhidmat di Ansor NU, juga sebagai media dakwah kepada masyarakat, khususnya para orang tua.?

“Kepada para pemuda Jombang supaya lebih tertarik untuk berkhidmat di Ansor melalui media seni hadrah dan banjari tersebut. Anak-anak muda sebaiknya bergabung dalam organisasi Ansor dimana ? memiliki kegiatan yang positif guna menjawab keresahan dan persoalan generasi muda saat ini, seperti pergaulan bebas dan narkoba,” ungkapnya.?

PKB Kab Tegal

Kehadiran para anak-anak muda yang tergabung dalam grup al banjari ini, kata dia akan menjadi jejaring sosial yang sangat baik guna proses kaderisasi dan regenerasi Ansor NU. Setiap majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor, dapat bersinergi dengan Ishari menggunakan seni hadrah atau al banjari. Hal ini untuk menyemarakkan majelis ilmu sekaligus sholawat dan menimbulkan daya tarik di masyarakat, khususnya generasi muda.

Dalam perkembangannya, lanjut Gus Antok, setidaknya sudah ada 4 Pengurus Anak Cabang (PAC) dalam kegiatan Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor selalu bergandengan dengan Ishari setempat. “Semoga ini menjadi sinergi yang bermanfaat dan bermartabat untuk NU di tengah masyarakat yang kepedulian dan kebanggaan ? terhadap organisasi NU semakin luntur,” tandasnya.

Terahir Gus Antok menuturkan, sebagai bentuk motivasi kepada para penampil seni banjari dan hadrah, pihaknya memberikan penghargaan kepada 3 Grup terbaik dan 3 Grup harapan. Penghargaan berupa berupa piala dan uang pembinaan. Grup terbaik masing-masing mendapat uang pembinaan Rp 2 Juta, dan Grup Harapan masing-masing mendapat Rp 1,5 Juta. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Halaqoh, Sejarah PKB Kab Tegal

Belajar Filosofi Agama hingga Politik lewat Wayang

Bisa dihitung jari anak muda yang menggemari seni budaya, khususnya wayang. Satu di antaranya adalah Dandy Asghor Dawudi, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FIP Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng. Selain berselera melahap buku-buku pewayangan, Dandy –sapaan akrabnya, juga memiliki keahlian membuat wayang.

Ketertarikan Dandy terhadap wayang sejak tahun 2014 lalu ketika dia masih duduk di bangku STM (Sekolah Teknik Menengah). Dan jauh sebelum itu, pemuda kelahiran 24 Juni 1998 itu pernah menjadi anggota seni rakyat jaranan Raden Anom Dusun Bumiarjo Desa Gudo Jombang selama dua tahun.?

Dandy mulai gemar membaca referensi buku-buku budaya Jawa dan sejenisnya hingga ia menemukan ketertarikan pada pewayangan. Wayang, menurut Dandy merupakan simbol-simbol budaya yang sastrawi dan sarat dengan nilai-nilai filosofis.

Belajar Filosofi Agama hingga Politik lewat Wayang (Sumber Gambar : Nu Online)
Belajar Filosofi Agama hingga Politik lewat Wayang (Sumber Gambar : Nu Online)

Belajar Filosofi Agama hingga Politik lewat Wayang

Wayang sendiri, ungkapnya, adalah ajaran. “Mulai dari agama, politik semua ada di wayang. Tata negara sampai tasawuf itu ada di wayang. Wayang itu cermin kehidupan, kehidupan kompleks ada di wayang.”

Dandy melanjutkan, dalam wayang semua itu menyatu. Sekarang ini ketika bicara tentang politik dipisahkan dengan nilai ketuhanan atau tanpa menyentuh Tuhan. Kalau dalam pewayangan ada Satrio pinandito sinisian wahyu. Maksudnya, seseorang berjuang (berpolitik) tidak karena kepentingan tertentu, tapi menjalankan tugas sebagai kholifah. Setiap langkahnya ada pertimbangan dengan Dewa (Tuhan). Ada keseimbangan spiritual dunia dan akhirat.

“Kalau sekarang ini urusan politik ya untuk macul (demi kepentingan atau keuntungan, red) saja. Demi kekuasaan dan kepentingan belaka. Urusan dunia dan akhirat dipisahkan,” selorohnya.

PKB Kab Tegal

Wayang juga, lanjut laki-laki bermata sipit ini, menjadi refleksi dalam kehidupan. Wayang sebenarnya simbol-simbol. Misalnya Arjuna itu simbol asmara. Arjuna kalau membunuh musuhnya, tidak pernah menusuk musuhnya. Butho melawan Arjuna pasti butho mati tertusuk kerisnya sendiri. Arjuna melawan angkara murka itu dengan cinta. “Sayangnya, sekarang wayang dianggap sekadar cerita, remeh dan tidak relevan dengan kehidupan sekarang ini,” tuturnya.

Wayang juga membawa Dandy memahami kearifan Wali Songo dalam membawa ajaran Islam di tanah Jawa, “Kata orang Jawa, Islam masuk ke Jawa itu artinya orang Jawa pulang pada dirinya sendiri. Orang Jawa sebelum masuknya Hindu dan Budha, sudah menemukan Tuhannya sendiri, bahwa alam semesta itu ada yang menciptakan, dan mereka memeluk kepercayaan Kapitayan. Wali Songo masuknya lewat aliran kepercayaan tersebut. Jadi, istilahnya bukan shalat, tapi sembahyang, itu adalah sembah hyang atau menyembah Tuhan. Tempat ibadah orang Jawa namanya sanggar pamujan, menjadi langgar, langgar yang kuno pasti ada bulatan kosong. Itu warisan dari Kapitayan,“ papar Dandy.

Sayangnya, sesal Dandy, saat ini budaya, termasuk wayang, fungsinya lebih banyak untuk kepentingan komersial. “Kalau di Jawa itu, ada keris, ada pedang, ada pacul. Keris itu integritas, inti ajaran, inti, watak, karakter. Kalau pedang itu kekuasaan dan politik. Kalau pacul itu alat mencari uang. Akan tetapi, saat ini keris juga difungsikan sebagai pacul, segala sesuatu dikomersilkan,” ungkapnya.

PKB Kab Tegal

Selain mendalami pewayangan, Dandy juga memiliki keahlian membuat wayang. Keahliannya itu bermula ketika dia melihat salah satu tayangan di TV di mana ada salah seorang perajin wayang yang memanfaatkan kertas duplek untuk membuat wayang. Kertas duplek itu pengganti kulit yang tentu saja mahal harganya. Dandy yang tertarik wayang mulai mengikuti jejak dengan mulai menggambar atau membuat sketsanya. Tidak mudah membuat sketsa wayang, “Ngepaskan pas ndingkluknya (nunduknya, red) agak susah. Dan ketika membuat biasanya butuh ketenangan batin. Awalnya memang tidak bisa, mblendot-mblendot, lama-kelamaan menjadi bagus,” akunya.

Untuk bahan membuat wayang, Dandy membutuhkan kertas duplek, lem, tatak untuk nyungging yang terbuat dari paku dudur yang direnda. “Selama ini yang paling susah nyeketsanya,” katanya. Proses awalnya, kertas duplek disket dulu, lalu disatukan, trus disungging, dicari gapit, tangan dikasih sendi-sendi, kemudian jadi. “Kadang prosesnya butuh dua jam selesai, kadang bisa berhari-hari kalau lagi tidak tenang,” selorohnya sambil tertawa.

Dandy selama ini membuat wayang secara otodidak karena tidak ada komunitas yang bisa diikuti di Gudo. Sampai sekarang Dandy sudah membuat sekitar 20 wayang plus 3 gunungan. Dengan tokoh yang berbeda-beda, seperti Semar, Arjuna, Bratasena, Dewa Amral, Gatutkaca,dan lain sebagainya. (Robiah/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam PKB Kab Tegal

Senin, 27 November 2017

Menko Rizal Ramli: Gus Dur Penggagas Poros Maritim

Jombang, PKB Kab Tegal. Universitas Hasyim Asyari Pesantren Tebuireng Jombang, Ahad (8/11) kembali mewisuda 356 mahasiswanya. Wisuda yang digelar di halaman gedung kampus anyar itu cukup istimewa karena dihadiri Menko Maritim, Dr Rizal Ramli.

Menko Rizal yang dikenal sebagai orang dekat Gus Dur ini sempat melakukan ziarah ke Makam Presiden KH Abdurrahman Wahid. Rizal mengatakan, Gus Durlah yang mengusulkan soal poros atau kawasan maritim. "Gus Dur mempunyai obsesi besar terhadap dunia maritim Indonesia. Saya sangat bangga, dan terharu, beliau Gus Dur makamnya sangat sederhana," ujarnya mengawali pidatonya.

Menko Rizal Ramli: Gus Dur Penggagas Poros Maritim (Sumber Gambar : Nu Online)
Menko Rizal Ramli: Gus Dur Penggagas Poros Maritim (Sumber Gambar : Nu Online)

Menko Rizal Ramli: Gus Dur Penggagas Poros Maritim

Dalam pidatonya sekitar 30 menit itu, Menko Rizal di hadapan ratusan Wisudawan juga mengingatkan alumni Unihasy yang dimiliki pesantren Tebuireng ini untuk tidak membela kepentingan asing jika menjadi pejabat nantinya. "Tidak boleh lagi bangsa kita diakali bangsa asing. Tidak boleh lagi ada pejabat membela kepentingan asing. Kita harus membela kepentingan rakyat dan kepentingan nasional kita," ujarnya mengingatkan.

PKB Kab Tegal

Menko Rizal menyatakan pihaknya yakin, alumni dan civitas akademik Unhasy mempunyahi keinginan yang sama dengan dirinya yakni agar kekayaaan alam Indonesia betul betul digunakan untuk sebesar2nya bangsa kita sesuai pasal 33 UUD 45.

PKB Kab Tegal

"Karena kita ingin Indonesia lebih hebat, lebih sejahtera untuk anak cucu kita mendatang. Supaya kita bangga sebagai bangsa Indonesia," imbuhnya seraya mengingatkan sejarah maklumat Resolusi Jihad KH Hasyim Asyari, pemuda-pemudi berjuang melawan belanda bangsa 10 November, sehingga banyak tokoh ulama yang gugur. (Muslim Abdurrahman/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta PKB Kab Tegal

JK: Pengusung Gerakan Radikalisme Jual Surga di Bawah Harga Pasar

Jakarta, PKB Kab Tegal. Wakil Presiden HM Jusuf Kalla menyebut aktivis propaganda gerakan radikalisme memberikan harga yang sangat murah untuk tiket masuk surga. Mereka mengira surga bisa diraih begitu mudah hanya dengan meledakkan bom bunuh diri di keramaian atau memerangi siapa yang berbeda pandangan menurut mereka.

JK: Pengusung Gerakan Radikalisme Jual Surga di Bawah Harga Pasar (Sumber Gambar : Nu Online)
JK: Pengusung Gerakan Radikalisme Jual Surga di Bawah Harga Pasar (Sumber Gambar : Nu Online)

JK: Pengusung Gerakan Radikalisme Jual Surga di Bawah Harga Pasar

“Itu sama saja mengobral surga, dengan mengiming-imingi sesorang untuk berkenan meledakkan bom bunuh diri,” demikian JK menegaskan pada pembukaan Munas-Konbes NU 2014 di Gedung PBNU yang dihadiri ratusan warga NU, Sabtu (1/11) pagi.

Menurut JK yang kini diamanahkan sebagai anggota Mustasyar PBNU, kebahagiaan di akhirat berbanding lurus dengan kebahagiaan di dunia. Artinya, untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat, seorang muslim harus berjuang menciptakan kemaslahatan, kesejahteraan, dan keadilan di dunia.

PKB Kab Tegal

JK berterima kasih kepada segenap warga NU yang turut menciptakan suasana aman dan kondusif pasca pilleg dan pilpres kemarin yang sempat menegangkan.

“Alhamdulillah para kiai NU konsisten menjaga dan menciptakan suasana damai di tengah perbedaan suku, agama, keyakinan, ideologi, golongan yang membentuk NKRI sebagai negara besar,” kata JK yang sejak kecil dibawa ayahnya melihat gerakan NU di Sulsel.

PKB Kab Tegal

Konsistensi para kiai NU lagi-lagi ditunjukkan pada forum Munas-Konbes NU 2014 ini. Sidang Komisi Rekomendasi Munas-Konbes NU membahas antara lain istilah-istilah keagamaan yang kerap kali menimbulkan kesalahpahaman dan memicu tindak kejahatan radikal.

Istilah-istilah yang dimaksud di antaranya “penegakan syari’ah”, “kewajiban berjihad”, perlawanan kepada thagut”, dan “kebangkitan lagi kejayaan khilafah”. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Budaya, Meme Islam PKB Kab Tegal

PB PMII: Full Day School, Wacana Tanpa Konsep dan Riset yang Jelas

Jakarta, PKB Kab Tegal. Wacana kebijakan full day school atau kegiatan sehari penuh di sekolah untuk pendidikan dasar, menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Urgensi kebijakan ini dipertanyakan oleh sebagian masyarakat, termasuk Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII).

PB PMII: Full Day School, Wacana Tanpa Konsep dan Riset yang Jelas (Sumber Gambar : Nu Online)
PB PMII: Full Day School, Wacana Tanpa Konsep dan Riset yang Jelas (Sumber Gambar : Nu Online)

PB PMII: Full Day School, Wacana Tanpa Konsep dan Riset yang Jelas

“Kebijakan full day school yang sempat diwacanakan oleh Mendikbud dan kemudian dibatalkan sangat disayangkan. Ini wacana digulirkan tanpa konsep dan riset yang jelas. Jadi bikin gaduh dunia pendidikan saja,” ujar Wasekjen Bidang Advokasi Publik PB PMII, Athik Hidayatul Ummah, dalam rilis yang diterima PKB Kab Tegal, Rabu (10/8).?

Menurut Athik, bermacam masalah pendidikan masih sering muncul, seakan tak ada habisnya. Seorang Menteri Pendidikan adalah pemegang kebijakan yang harusnya mempunyai konsep pendidikan yang jelas dan terukur dalam mengembangkan kualitas pendidikan.

“Sangat disayangkan ketika ganti menteri ganti kebijakan. Padahal masih banyak kebijakan sebelumnya yang belum optimal. Jika kebijakan yang dibuat tanpa kajian yang mendalam, banyak yang akan dirugikan,” tegas Magister Pendidikan ini.

PKB Kab Tegal

Hal terpenting yang harus dilakukan, lanjut Athik, Kementerian Pendidikan harus melakukan pembenahan sistem dan kurikulum pendidikan khas Indonesia yang mampu menjawab tantangan zaman dan tidak menafikan pendidikan karakter sebagai pondasi penting dalam pendidikan.

Athik berharap Menteri Pendidikan tidak membuat gaduh pasca kurikulum yang sering diganti-ganti. Menteri Pendidikan harusnya lebih baik fokus pada pembenahan kurikulum dan pendidikan informal di masyarakat dan keluarga. (Kendi Setiawan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Anti Hoax, Olahraga, Kajian PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Indonesia Butuh Satu Kata untuk Maju: Serius!

Way Kanan, PKB Kab Tegal?

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) membutuhkan satu kata untuk bisa maju, yakni serius. Pernyataan tersebut disampaikan Ketua PC GP Ansor Way Kanan, Lampung, Gatot Arifianto, di Blambangan Umpu, Rabu (17/8).

"Tujuh puluh satu tahun sudah kita merdeka, namun fakta Indonesia belum maju sesuai harapan pendiri bangsa tidak bisa dipungkiri. Ada beberapa hal yang membuat itu terjadi, tapi bisa diselesaikan dengan kebersamaan, kuncinya serius, itu saja," kata Gatot setelah mengikuti upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 71 di lapangan Pemkab Way Kanan.

Indonesia Butuh Satu Kata untuk Maju: Serius! (Sumber Gambar : Nu Online)
Indonesia Butuh Satu Kata untuk Maju: Serius! (Sumber Gambar : Nu Online)

Indonesia Butuh Satu Kata untuk Maju: Serius!

Selama ini, lanjut Gatot didampingi Sekretaris Eko Wahyudi, Kasatkoryon Banser Pakuan Ratu Eko Sugiyanto, Ketua PAC Ansor Rebang Tangkas Arif Makhfudin, banyak perilaku tidak sejalan dengan Pancasila dalam membangun bangsa. "Perilaku ambisius dan rakuslah yang membuat kemajuan tidak tercapai optimal," ujar Ketua Bidang Media dan Publikasi DPP Sarbumusi Nahdlatul Ulama (NU) itu lagi.

PKB Kab Tegal

Bagi kaum muda NU, pegangan yang diberikan para ulama jelas. "Kita bisa melangkah sederhana tapi pasti dalam mengisi pembangunan bangsa dengan harakah (gerakan) sejalan fikrah nahdliyah. Terus berbuat maslahat kendati hanya untuk satu RT atau bahkan satu orang sekalipun, merupakan bentuk riil partisipasi memajukan bangsa," kata dia lagi.

Disinggung apa yang sudah diperbuat Ansor Way Kanan untuk bangsa, Gatot menjelaskan pihaknya telah menggelar Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN) bagi pelajar kurang mampu tapi berprestasi selama dua kali.

PKB Kab Tegal

"Tidak ada keuntungan materi dengan pelaksanaan BPUN, namun kami bangga bisa mengantar sejumlah pelajar menuju pendidikan lebih baik lagi ke beberapa perguruan tinggi negeri. Dan maaf saja, pelaksanaan BPUN Way Kanan tanpa mengganggu uang negara. Karena itu, wajar jika kami sebagai warga negera menuntut pengguna anggaran serius untuk membangun bangsa," kata dia lagi.

Gerakan Pemuda Ansor Way Kanan memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 71 di sejumlah wilayah. Salah satu di Kampung Way Tawar Kecamatan Pakuan Ratu. Ansor Ranting Way Tawar menggelar tirakatan untuk mengenang jasa pahlawan pendiri bangsa.

"Pimpinan cabang mengapresiasi upaya-upaya penegasan cinta tanah air dilakukan sahabat-sahabat Ansor dan Banser, baik dengan tirakat, mengikuti perlombaan di kampung-kampung hingga upacara bendera di kabupaten," pungkas Gatot. (Disisi Saidi Fatah/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News, Kyai, Hadits PKB Kab Tegal

Minggu, 26 November 2017

Dari Upacara Hingga Panjat Pinang Bersarung

Jepara, PKB Kab Tegal. Pagi menjelang ribuan santri dengan mengenakan hem putih batik serta sarung biru laut keluar dari peraduannya. Ada yang keluar dari belakang ndalem, kompleks pondok kuno, asrama putri, SMK putra maupun dari rusunawa baru yang jaraknya sekitar 1.5 km. 

Sekitar 3000an santri berbondong-bondong menuju kompleks SMK putra dan berjajar 1 baris (3 orang) ke belakang. Sembari dewan asatid mengatur santri-santri yang masih MI dan MTs tidak lama kemudian barisan sudah tertata rapi. 

Dari Upacara Hingga Panjat Pinang Bersarung (Sumber Gambar : Nu Online)
Dari Upacara Hingga Panjat Pinang Bersarung (Sumber Gambar : Nu Online)

Dari Upacara Hingga Panjat Pinang Bersarung

Jam pun sudah menunjukkan pukul 08.15 barisan santri yang diawali dengan terbang telon disusul pasukan pengibar bendera merangsek ke ndalem. Tampak pengasuh pesantren memberikan sang saka merah putih kepada pasukan pengibar bendera. Nah, begitulah momen spesial santri pesantren Balekambang desa Gemiring Lor kecamatan Nalumsari kabupaten Jepara dalam memperingati hari Kemerdekaan, Sabtu (17/8) kemarin. 

PKB Kab Tegal

Usai romo Kyai Makmun memberikan sang saka ribuan santri yang terdiri dari MI, MTs, MA, SMK, Tahfidz dan Salafiyah long march menuju halaman MTs PB Balekambang di Mayong, jaraknya sekitar 1.5 km. Dalam perjalanan santri penabuh rebana menyanyikan lagu kemerdekaan. Di pertigaan menuju MTs kendaraan baik roda 2 maupun 4 distop sementara untuk kekhidmatan santri menuju lapangan. 

PKB Kab Tegal

Semua santri sudah masuk ke area lapangan. Upacara pun di mulai. Peringatan 17an di pesantren terbesar di Jepara itu cukup unik. Sebab upacara didahului dengan bacaan ummul kitab, surat Al-Fatihah dilanjutkan dengan pembacaan kalam illahi. Juga saat penghormatan ada tabuhan suara rebana dari santri. Lainnya, prosesi upacara sebagaimana mestinya semisal pembacaan Pancasila, UUD 1945 maupun pembacaan teks Proklamasi. 

H Miftakhuddin selaku inspektur upacara dalam amanatnya menyatakan NKRI merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Karenanya sebagai santri, tegas kepala SMK Balekambang harus siap menangkal ideologi radikalisme yang senantiasa merongrong keutuhan NKRI. 

Terpisah, pengasuh pesantren KH Makmun Abdullah Hadziq saat diwawancarai sejumlah reporter TV mengungkapkan melalui peringatan 17 Agustus pihaknya berharap pendidikan di Indonesia semakin maju dan berkualitas. 

Disamping itu Kiai Makmun menyindir kepada pejabat di tingkat daerah hingga pusat agar momentum kemerdekaan digunakan uuntuk berbenah diri. 

“Dengan pembenahan diri itu Insyaallah rakyat semakin percaya dengan pejabat-pejabatnya,” harapnya. 

Usai upacara santri tidak langsung kembali ke kompleks masing-masing. Peringatan kemerdekaan dilanjutkan dengan panjat pinang. Ada 5 pinang tersedia dilapangan. Kelima pinang itu untuk kelompok MTs, MA, SMK, Salaf/ Tahfidz dan TU. Setiap grup setidaknya terdiri dari 5-8 orang. Hingga usai even panjat pinang bersarung itu dimeriahkan penampilan grup Balasik Balkam juga ditonton oleh semua santri. 

Redaktur   : Mukafi Niam

Kontributor:Syaiful Mustaqim 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Olahraga, Hadits, Sholawat PKB Kab Tegal