Minggu, 24 September 2017

Berita Hoaks Jadi Alat Pemecah Kesatuan Bangsa

Bandar Lampung, PKB Kab Tegal



Ketua PWNU Lampung KH Sholeh Bajuri mengatakan, saat ini ada dua pemberitaan yang sedang menjadi sorotan publik masyarakat di Indonesia. Jika berita tersebut tidak berhati-hati menyikapinya akan merusak persatuan dan kesatuan umat Islam dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berita Hoaks Jadi Alat Pemecah Kesatuan Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Berita Hoaks Jadi Alat Pemecah Kesatuan Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Berita Hoaks Jadi Alat Pemecah Kesatuan Bangsa

Pemberitaan pertama adalah terkait dengan tragedi kemanusiaan yang terjadi di Myanmar. Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam untuk tidak mudah terpengaruh berita, foto ataupun video hoaks tentang tragedi menimpa kaum minoritas Rohingya.

Ia berharap semua pihak lebih selektif dalam menganalisa berbagai pemberitaan tentang tragedi tersebut agar jangan sampai menjadi alat untuk memuluskan kepentingan kelompok yang menginginkan Indonesia tercabik-cabik karena sentimen keagamaan.

"Kejadian tragedi di Rohingya memang betul adanya. Namun kita harus berhati-hati terhadap pihak-pihak yang menggunakan isu ini untuk mencari simpati masyarakat dalam rangka memuluskan kepentingan mereka melalui berita, foto, dan video hoaks," katanya, Rabu (6/9).

PKB Kab Tegal

Kelompok ini berharap bahwa dengan pemberitaan hoaks tersebut masyarakat khususnya umat Islam dapat terpancing. 

"Kita tentu harus waspada jangan sampai terpancing dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga akan menimbulkan keretakan di antara kita, kebinekaan kita akan hancur dan ujung-ujungnya NKRI akan runtuh," lanjutnya.

Pemberitaan yang kedua adalah terkait dengan kebijakan full day school (FDS) yang saat ini sudah diganti dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).  

Menurutnya, FDS memang tidak tepat diterapkan di Indonesia karena kultur budaya Islam di Indonesia tidak terlepas dari madrasah diniyah dan pondok pesantren. 

"Perpres yang sudah disahkan ini juga harus kita kawal supaya dalam praktiknya nanti juga akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan," harapnya.

PKB Kab Tegal

Jangan sampai ini dimanfaatkan juga oleh pihak-pihak tertentu untuk memancing sentimen kelompok dan membenturkannya sehingga sendi-sendi kesatuan bangsa akan terbelah. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal RMI NU, Ulama, Makam PKB Kab Tegal

Sabtu, 23 September 2017

Kiai Mustain Tolak Tawaran Jabatan Residen

Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda untuk memecah belah kekuatan bangsa Indonesia, salah satunya dengan cara menggaet para tokoh bangsa, termasuk para kiai.

Cara kasar maupun halus mereka lakukan agar para kiai yang dicintai rakyat ini tunduk dan menuruti pada kepentingan mereka. Cara halus, semisal dengan pemberian jabatan kekuasaan atau berupa penghargaan bintang, seperti yang pernah dialami Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari yang pernah ditawari bintang perak oleh kolonial Belanda, melalui Van der Plas.

Kiai Mustain Tolak Tawaran Jabatan Residen (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Mustain Tolak Tawaran Jabatan Residen (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Mustain Tolak Tawaran Jabatan Residen

Nah, salah satu kiai yang mendapat godaan tersebut adalah salah satu tokoh yang pernah menjadi Wakil Rais ‘Aam PBNU, KH Raden Mustain. Pada tahun 1948, KH R Mustain, masih menjabat sebagai Bupati Tuban, ikut bergerilya bersama pejuang lainnya menghadapi Agresi Militer Belanda II. Sementara ia bergerilya, istri dan keluarganya dititpkan di rumah KH Dahlan, kakak ipar Kiai Mustain.

PKB Kab Tegal

Utuk meredam perlawanan yang dipimpin Kiai Mustain itu, Belanda kemudian mengutus (lagi-lagi) Van der Plas, untuk menemui Kiai Mustain dan membujuknya agar menghentikan perlawanan kepada Belanda.

Bagi Van der Plas sendiri, nama Mustain bukanlah asing baginya, sebab semasa Mustain menuntut ilmu di Mekkah, kebetulan ia juga bertugas di sana sebagai Konsulat Jendral. Makanya, tak heran pihak Belanda mengutus Van der Plas yang juga mahir berbahasa Arab untuk membujuk para kiai.

PKB Kab Tegal

Setiap dua minggu sekali, Van der Plas datang ke kediaman KH Dahlan, untuk menyampaikan pesannya kepada Kiai Mustain. Kepada istri Kiai Mustain, ia menawarkan jabatan residen, yang tentu lebih tinggi dibandingkan bupati.

“Kalau mau kompromi, nanti akan dijadikan Residen,” demikian tawaran dari Van der Plas.

Namun, bagi Kiai Mustain tawaran jabatan tersebut tak meluluhkan hatinya. Meski, setiap dua minggu sekali Van der Plas terus datang dan menawarkan hal serupa, namun ia tetap kokoh pada pendiriannya, untuk bersama ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa ini.

Setahun berselang, pendiriannya yang gigih ini membuahkan hasil. Bangsa Indonesia berhasil mempertahankan kemerdekaannya, dan Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia.

Hingga tahun 1956, Kiai Mustain tetap dipercaya untuk mengemban amanah sebagai Bupati Tuban. Pada tahun 1952, ia bersama 10 tokoh lainnya, menginisiasi lahirnya partai NU di Tuban, selepas dari Masyumi. (Ajie Najmuddin)

Sumber terkait: Ahmad Mundzir dan Nurcholis. Perjalanan NU Tuban Dari Masa ke Masa (1935-2013). PCNU Tuban. 2014.

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pendidikan PKB Kab Tegal

Ini Amanat Terakhir Ajengan Basith untuk Banser

Sukabumi, PKB Kab Tegal?



Sebelum berangkat menjalankan ibadah umrah ke tanah suci Makkah, Ketua PCNU AJengan KHR. Abdul Basith sempat membuka Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) yang digelar Satuan Koordinator Cabang (Satkorcab) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Sukabumi.



Ini Amanat Terakhir Ajengan Basith untuk Banser (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Amanat Terakhir Ajengan Basith untuk Banser (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Amanat Terakhir Ajengan Basith untuk Banser



(Baca:? Hari-hari Terakhir Ketua PCNU Sukabumi Ajengan Basith)

Pada kegiatan yang berlangsung di Pondok Pesantren al-Amin, Cicurug, Jumat (10/3) itu, ia berpesan agar anggota GP Ansor di daerah masing-masing membantu masyarakat, pemerintah, termasuk kepolisian, dan juga TNI.

PKB Kab Tegal





PKB Kab Tegal

(Baca:Kabar Duka, Ketua PCNU Kabupaten Sukabumi Ajengan Basith Wafat di Dubai)

Hal itu, menurut pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin tersebut, agar gerakan yang merusak Indonesia bisa ditanggulangi sedari dini. ? ? ? ?

“GP Ansor harus memantau di masing-masing daerah wabilkhusus kita harus berdekatan dengan pemerintah apabila ada sesuatu, jangan bergerak sendiri,” pintanya.?





(Baca:? Di “Tangan” Ajengan Basith, Ayat Al-Qur’an Digerakkan Jadi Klinik)

KH Abdul Basith wafat di Dubai, Uni Emirat Arab pada Rabu (15/3) sekitar pukul 11.30 waktu setempat saat ia transit di negara itu untuk menjalankan ibadah umrah. Ia menjalankan umrah bersama Bupati Kabupaten Sukabumi H. Marwan Hamami dan 18 orang lain.?

Ketika di Dubai tersebut Ketua Majelis Silaturahim Pondok Pesantren dan Majelis Talim Kota dan Kabupaten Sukabumi mendapat serangan jantung. Ia sempat dilarikan ke sebuah rumah sakit setempat, tapi jiwanya tidak tertolong. (Sofyan Syarif/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kyai, Sejarah, Sunnah PKB Kab Tegal

Jumat, 22 September 2017

PBNU Laporkan Fitnah “Harian Bangsa” dan “Bangsaonline.com” ke Dewan Pers

Jakarta, PKB Kab Tegal?

Sejumlah advokat dan konsultan hukum Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) melaporkan media cetak Harian Bangsa dan media online bangsaonline.com kepada Dewan Pers.

PBNU Laporkan Fitnah “Harian Bangsa” dan “Bangsaonline.com” ke Dewan Pers (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Laporkan Fitnah “Harian Bangsa” dan “Bangsaonline.com” ke Dewan Pers (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Laporkan Fitnah “Harian Bangsa” dan “Bangsaonline.com” ke Dewan Pers

Para advokat dan konsultan hukum tersesbut adalah Robikin Emhas, SH., MH., Andi Najmi Fuadi, SH., Royandi Haikal, SH., MH., Syamsudin Slawat Pesilette, SH., Abdul Rozak, SH., dan Dedy Cahyadi, SH.?

Robikin Emhas mengungkapkan beberapa hal yang dilaporkan kepada Dewan Pers. Menurut dia, dasar dan alasan pelaporan itu adalah karena kedua media tersebut pada 1 Agustus 2015 Harian Bangsa dan bangsaonline.com memberitakan keterlibatan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam penjualan tanah untuk gedung Seminari di Malang, Jawa Timur. Berita ini didasarkan pada wawancara dengan narasumber yang bernama Subaryo, SH, Ketua Forum Independen Masyarakat Malang (FIMM).

“Pemuatan berita tersebut di atas dilakukan tanpa terlebih dahulu melakukan konfirmasi, klarifikasi ? terhadap KH Said Aqil Siroj,” kata Robikin kepada PKB Kab Tegal Selasa (17/1).

Lalu, pada 23 Juli 2016 Subaryo, SH membuat surat bantahan yang menyatakan ia tidak pernah membuat statement tersebut dan tidak pernah diwawancarai oleh Harin Bangsa maupun bangsaonline.com.

PKB Kab Tegal

Pada 26 Desember 2016 bangsaonline.com dan Harian Bangsa pada 27 Desember 2016 menurunkan berita bahwa keluarga korban penjualan tanah tersebut merasa ditipu KH Said Aqil Siroj, dengan narasumber KH Lutfi Abdul Hadi. Salah satu pernyataan narasumber yang dikutip adalah bahwa Said Aqil Kejam.?

“Pemuatan berita itu pun tanpa ada konfirmasi dan cross check kepada KH Said Aqil Siroj,” kata Ketua PBNU tersebut.

Kemudian, pada 29 Desember 2016 terdapat klarifikasi yang dilakukan pembeli tanah yang bersangkutan, H. Denny Syaifullah, sebagaimana tertuang dalam Surat Pernyataan 29 Desember 2016 yang menyatakan bahwa KH Said Aqil Siroj tidak ada kaitan dengan proses jual beli tanah dimaksud.

PKB Kab Tegal

Pada 13 Januari 2017 KH Lutfi Abdul Hadi yang merupakan narasumber pemberitaan Harian Bangsa dan Bangsaonline.com dan Dr. H. Imam Muslimin, M.Ag membuat pernyataan tertulis yang menyatakan bahwa apa yang disampaikan mengenai KH Said Aqil Siroj adalah berdasarkan testimoni yang tidak benar.

“Pemberitaan Harian Bangsa dan bangsaonline.com terhadap KH Said Aqil Siroj sejak awal kemunculan berita, yaitu pada tanggal 1 Agustus 2015, tidak pernah dilakukan klarifikasi kepada KH Said Aqil Siroj,” lanjutnya.?

Narasumber berita Harian Bangsa dan bangsaonline.com bukan merupakan sumber primer karena bukan pembeli dan penjual tanah yang dijadikan narasumber, tapi orang lain yang tidak ada kaitan langsung dengan proses jual beli tanah.

Tindakan Harian Bangsa dan bangsaonline.com, menurut Robikin, prinsip-prinsip jurnalistik. tidak ada proses check and recheck tentang kebenaran informasi. Harian Bangsa dan bangsaonline.com tidak menelusuri berita sampai ke sumber primer, yaitu penjual dan pembeli tanah.?

Klarifikasi yang dilakukan oleh Subaryo, SH, Penjual dan Pembeli tanah menunjukan bahwa berita-berita tersebut tidak diuji terlebih dahulu sebelum dimuat menjadi berita. Adanya bantahan dari Subaryo, SH. dan pembeli tanah H. Denny Syaifullah, maka pemberitaan Harian Bangsa dan bangsaonline.com dapat dikualifikasi sebagai berita bohong dan fitnah. Itu membuktikan adanya itikad buruk dengan sengaja menimbulkan kerugian di KH Said Aqil Siroj. (Abdullah Alawi)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal RMI NU, Kyai, Makam PKB Kab Tegal

Gusdurian Yogyakarta Adakan Tadarus Gus Dur di 7 Pesantren dan 2 Masjid

Yogyakarta, PKB Kab Tegal. Seperti tahun sebelumnya, Gusdurian Yogyakarta mengadakan kegiatan Tadarus Gus Dur di sejumlah pesantren dan masjid di daerah Yogyakarta. Tadarus Gus Dur adalah kegiatan belajar nilai, pemikiran, dan keteladanan Gus Dur selama bulan Ramadhan.?

Gusdurian Yogyakarta Adakan Tadarus Gus Dur di 7 Pesantren dan 2 Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)
Gusdurian Yogyakarta Adakan Tadarus Gus Dur di 7 Pesantren dan 2 Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)

Gusdurian Yogyakarta Adakan Tadarus Gus Dur di 7 Pesantren dan 2 Masjid

“Tahun ini Gusdurian Yogya mengajak beberapa organisasi untuk bekerja sama dalam pelaksanaan acara. Di antara organisasi tersebut yaitu PMII Sleman, IPNU-IPPNU Kota Yogyakarta, dan Takmir Masjid Jendral Sudirman (MJS) Yogyakarta,” terang Gusdurian Yogya dalam keterangan tertulisnya.

Tujuan diadakannya Tadarus Gus Dur adalah memberi pemahaman terhadap para santri dan jamaah umum tentang nilai, pemikiran, dan keteladanan Gus Dur yang telah diwariskan pada generasi setelahnya. Dalam Tadarus Gus Dur kali ini, peserta diajak belajar tentang perjalanan intelektual Gus Dur dan biografinya. Kemudian peserta juga diajak menyelami relasi antara Gus Dur, NU dan pesantren, juga peran strategis Gus Dur dengan keislaman di Indonesia.

Safari Tadarus Gus Dur ini berlangsung mulai tanggal 11-19 Juni 2016. Sedangkan terkait pondok yang dijadikan lokasi tadarus, Gusdurian Yogya dan organisasi yang diajak kerja sama menggandeng tujuh pesantren dan dua masjid di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

PKB Kab Tegal

Tujuh pesantren tersebut ialah Pondok Pesantren Sunni Darussalam (Maguwo-Sleman), Pesantren As-Salafiyah (Mlangi-Sleman), Pesantren Al-Imdad (Pajangan-Bantul), Pesantren Pandanaran (Ngaglik-Sleman), Pesantren Nurul Ummahat (Kotagede-Jogja), Pesantren Al-Barokah (Tegalrejo-Jogja), dan Pesantren Aswaja Nusantara (Mlangi-Sleman). Sedangkan dua masjid lainnya adalah Masjid Jendral Sudirman (Demangan-Sleman) dan Yayasan Kodama (Krapyak).

Pada dasarnya, penyelenggaraan Tadarus Gus Dur ini memiliki sasaran prioritas para santri dan jamaah di masing-masing pesantren dan masjid. Namun demikian, tidak ada pembatasan jika ada peserta dari luar yang ingin bergabung. (Mohamamd Pandu/Fathoni)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Makam PKB Kab Tegal

Rabu, 20 September 2017

Puluhan Grup Hadrah Ramaikan Malam Raya Kolosal Lesbumi NU Ceper

Klaten, PKB Kab Tegal. Menyambut malam Idul Adha, puluhan grup hadrah menyemarakkan kegiatan Takbir Kolosal yang diselenggarakan Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) MWCNU Ceper di Batur Ceper Klaten, Rabu (23/9).

Puluhan Grup Hadrah Ramaikan Malam Raya Kolosal Lesbumi NU Ceper (Sumber Gambar : Nu Online)
Puluhan Grup Hadrah Ramaikan Malam Raya Kolosal Lesbumi NU Ceper (Sumber Gambar : Nu Online)

Puluhan Grup Hadrah Ramaikan Malam Raya Kolosal Lesbumi NU Ceper

Menurut Sekretaris MWCNU Ceper Sriyanto, acara tahunan yang sudah berjalan ke-8 kalinya ini melibatkan 40 grup hadrah dan 850 personil.

“Kegiatan ini untuk silaturahmi ranting NU di kecamatan Ceper, sekaligus juga untuk nguri-uri (menghidupkan) kebudayaan ala Aswaja,” kata Sriyanto di sela-sela acara Takbir Kolosal.

PKB Kab Tegal

Acara dibuka dengan sambutan dari Camat Ceper dan Ketua MWCNU Ceper H Ahmad Zaeni. Zaeni mengatakan, sebetulnya di kecamatan Ceper terdapat ratusan grup hadrah, namun kali ini hanya 40-an grup yang diundang, mengingat keterbatasan tempat.

Sementara itu, Ketua PCNU Klaten H Mujiburrahman memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini. “Kita harus bangga menjadi warga NU, yang selalu ikut untuk menjaga kelestarian budaya,” tukasnya.

PKB Kab Tegal

Di akhir acara, para peserta dan pengunjung mendengarkan ceramah dari Rais Syuriyah PCNU Klaten KH Mukhlis Hudaf. Di tengah ceramah, kiai juga membagikan sejumlah door prize kepada para pengunjung yang dapat menjawab pertanyaan yang ia ajukan. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah PKB Kab Tegal

Selasa, 19 September 2017

Seribu Anak Jalanan Ikuti Pesantren Ramadhan

Jakarta, PKB Kab Tegal 

Seribu anak jalanan mengikuti Pesantren Ramadhan selama lima hari dari Selasa, (7/8) hingga Ahad, (12/8), bertempat di halaman masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. 

Seribu Anak Jalanan Ikuti Pesantren Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)
Seribu Anak Jalanan Ikuti Pesantren Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)

Seribu Anak Jalanan Ikuti Pesantren Ramadhan

Menurut Zakki Zulhazmi, salah seorang panitia, seribu anak jalanan tersebut berasal dari Jakarta, Depok, Tangerang, dan Ciputat. Mereka berkumpul di tempat tersebut melalui jaringan PMII Komisariat Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah 14 tahun menyelenggarkan kegiatan tersebut.

Pesantren Ramadhan ini, sambung Zakki, menerapkan konsep membawa anak jalanan dalam proses ber-Islam yang menyentuh kehidupan mereka; seperti solidaritas, kebersamaan, semangat hidup dan serta mendorong untuk belajar dari kehidupan 

PKB Kab Tegal

“Materi yang disampaikan dengan komposisi 70 persen hiburan, sorak-sorai bergembira, karena itulah sebenarnya yang mereka butuhkan. Bukan materi-materi ajar seperti di pendidikan formal,” ujarnya. 

Zakki menambahkan, memang ada beberapa materi yang akan disampaikan seperti memahami rukun iman dan Islam, baca tulis Al-Quran, menghafal bacaan-bacaan shalat dan doa sehari-hari, juga sejarah kebudayaan Islam.

PKB Kab Tegal

“Salah satu sejarah yang disampaikan adalah perjuangan Walisongo dalam mengajarkan, menyebarkan Islam rahmatan lilalamin, Islam yang ramah, Islam Indonesia yang Ahlus Sunah Waljamaah,” ujarnya.

Metode penyampainnya, sambung Zakki, adalah berkisah atau mendongeng, “Metode ini sangat kena bagi mereka,” tambahnya.

Rahmat Afandi Ardyansyah, salah seorang anak yang turut kegiatan tersebut, mengaku senang dengan metode demikian. Ia juga kerasan berkumpul bersama teman-teman sebaya yang baru dikenalnya. Karena itulah, untuk kedua kalinya, ia mengikuti kegiatan tersebut.

“Saya masih ingat kisah Nabi Nuh yang disampaikan tahun kemarin. Tentang perahu dan banjir,” ujarnya sambil tersenyum. 

Seperti tahun kemarin, anak yang biasa disapa Andi ini, mengukuti Pesantren Ramadhan karena diberi tahu Yayasan Kurnia, sebuah lembaga yang membina anak jalanan di Jakarta Timur, dekat tempat tinggalnya. 

Andi adalah anak putus sekolah ketika duduk di bangku kelas lima di SDN 07 Kampung Dukuh, Jakarta Timur. Asal-usulnya dari kebiasaan kerap bolos, “Kemudian saya dimarahi guru. Ia mengatakan,‘kalau kamu bolos lagi, kamu akan distrap’. Ya sudah akhirnya saya nggak masuk terus,” jelasnya.

Kegiatan sehari-hari anak berusia 13 tahun tersebut adalah mengamen. Sehari mendapat uang 20 ribu. “Kemudian dibagi dua dengan mama. Sepuluh ribu untuk saya. Bisanya untuk jajan dan main di warnet,” katanya. 

Pesantren Ramadhan bertema Damainya Islam, Indahnya Ramadhan tersebut, terselenggara atas kerjasama Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU), PMII Komfakda, dan berbagai pihak di antaranya Yayasan Dian Nanda Nusantara yang diasuh Roostien Ilyas, serta para donatur. 

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis   : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta, RMI NU, IMNU PKB Kab Tegal