Selasa, 19 September 2017

PMII Purworejo Telaah Pilleg dan Pilkada

Purworejo, PKB Kab Tegal. Memperingati 106 tahun Hari Kebangkitan Nasional pada Selasa (20/5), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Purworejo membuka dialog publik bertema, “Refleksi Pilleg 2014 dan Quo Vadis Pilkada 2015,” di hotel Ganesha, Purworejo, Selasa (20/5) malam.

PMII Purworejo Telaah Pilleg dan Pilkada (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Purworejo Telaah Pilleg dan Pilkada (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Purworejo Telaah Pilleg dan Pilkada

Ketua panitia Lukman Hakim mengemukakan, prosesi pemilu 9 April lalu khususnya di Purworejo banyak menyisakan persoalan yang perlu dipikirkan bersama. Dengan harapan, ke depan pilihan presiden khusunya pilkada 2015 menghasilkan pemilu yang bersih.

“Dengan mengevaluasi yang sudah-sudah, kita perlu kawal pemilihan umum ke depan sejak dini,” terang Lukman.

PKB Kab Tegal

Acara yang terselenggara atas kerja sama PMII Purworejo dan Pewarta Harian Cetak Purworejo ini, dihadiri delegasi cabang sejumlah parpol, aktivis organisasi mahasiswa, ormas, akademisi, penyelenggara pemilu, dan pengamat politik.

Acara ini dimeriahkan oleh aksi panggung dari Sego Megono Songkestra. Sementara selama 4 jam forum berlangsung, para peserta terlihat aktif mengoreksi kinerja masing-masing elemen baik parpol, penyelengara pemilu, maupun masyarakat umum.

PKB Kab Tegal

Dalam kesempatan ini, delegasi sebuah partai Drs Toha Mahasin menyebutkan tindakan yang paling utama ialah upaya semua pihak untuk turut memantau proses pemilu.

Upaya bersama ini, menurutnya, penting untuk mengawasi proses pemilu mulai dari pendataan, pemilihan hingga penghitungan agar pelanggaran dapat diminimalisasi. (Ali Mukti/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pondok Pesantren PKB Kab Tegal

Dua Barang yang Selalu Dihadiahkan Nyai Sofiyah Umar Solo untuk Tamunya

Almaghfurlaha Simbah Nyai Hj Sofiyah Umar (wafat 6 Muharram 1430) asal Solo adalah sosok yang terkenal dermawan. Nyai yang juga istri dari Pengasuh Pesantren Al Muayyad Mangkuyudan Solo, KH Umar bin Abdul Manan ini juga terkenal suka memuliakan tamunya dengan memberi hadiah menjelang kepulangan sang tamu.

Biasanya, seseorang memberikan hadiah sesuai dengan selera penerima. Apa pun bentuk hadiah tersebut, yang terpenting bagi orang awam adalah sesuatu yang memang disukai oleh sang penerima hadiah. Dan, kebanyakan dari mereka tidak mempertimbangkan tingkat kemanfaatan dari barang tersebut. Ibaratnya, asal orang itu suka, maka ia berikan barang tersebut sebagai hadiah.

Dua Barang yang Selalu Dihadiahkan Nyai Sofiyah Umar Solo untuk Tamunya (Sumber Gambar : Nu Online)
Dua Barang yang Selalu Dihadiahkan Nyai Sofiyah Umar Solo untuk Tamunya (Sumber Gambar : Nu Online)

Dua Barang yang Selalu Dihadiahkan Nyai Sofiyah Umar Solo untuk Tamunya

Namun, lain halnya dengan Nyai Sofiyah atau akrab disapa santri-santrinya dengan panggilan Mbah Ti. 

“Mbah Ti itu, mempunyai ciri khas ketika memberikan hadiah,  (alternatif pilihannya) hanya dua macam barang,” kenang Ustadz Agus Muhammad Hamim yang merupakan suami dari cucu Mbah Ti dari jalur keturunan Ibu Nyai Hj Maimunah Baidlowie, Pengasuh Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo.

Lalu, apakah dua barang tersebut?

“Kalau tidak sarung, ya mukena,” susul Gus Hamim kemudian.

PKB Kab Tegal

Saat ditanya mengapa memilih dua barang tersebut, Mbah Ti menjawab, “Barang ini kan gunanya untuk beribadah. Nah, semoga saja saya kecipratan pahala sebabnya.”

PKB Kab Tegal

Subhanallah, begitu telitinya Nyai Sofiyah ini. Ia bukannya mengabaikan selera penerima hadiah. Namun, darinya dapat dipetik sebuah hikmah bahwa kemanfaatan barang hadiah itu lebih utama, untuk dijadikan barometer dalam memilih hadiah. (Ulin Nuha Karim)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pahlawan, IMNU, Humor Islam PKB Kab Tegal

Habib Syekh Assegaf Pimpin Indonesia Raya

Solo, PKB Kab Tegal. Sedikikitnya tiga ribu orang menghadiri zikir dan selawatan akbar di Stadion Manahan, jalan Adi Sucipto Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (18/7) malam. Mereka datang ke lokasi dari pelbagai kecamatan dan kabupaten di Surakarta dan sekitarnya, Klaten, Sukoharjo, Boyolali, dan Karanganyar.

Majelis zikir dan sholawatan ini dipimpin oleh Habib Syekh Assegaf. Turut hadir Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid, Pemimpin Majelis JAMURO (Jamaah Muji Rosul) Solo KH Abdul Karim, Ki Enthus Susmono, dalang kondang, Menteri BUMN Dahlan Iskan, jajaran pejabat daerah Surakarta, dan lain-lain. Ratusan Banser dan jajaran kepolisian mengawal zikir akbar tersebut.

Habib Syekh Assegaf Pimpin Indonesia Raya (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Syekh Assegaf Pimpin Indonesia Raya (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Syekh Assegaf Pimpin Indonesia Raya

Majelis ini mengajak masyarakat untuk mencintai Rasulullah. “GP. Ansor telah berjuang meneruskan sunah rasul dengan zikiran para rijalul Ansornya,” kata Habib Syekh di hadapan para jamaah yang menyemut di halaman stadion Manahan.

Masyarakat dari segala umur dan lapisan, terlihat bersahabat dalam naungan keberkahan forum tersebut. Saking banyaknya jama’ah, kepanitiaan GP. Ansor sebagai penyelenggara menyediakan layar-layar besar bagi mereka yang tidak dekat dengan panggung.

PKB Kab Tegal

Sebagian remaja tampak bersemangat mengibarkan bendera Majelis Ahbabul Mushtofa. Bahkan ada seorang remaja yang mengibarkan bendera Merah Putih.

PKB Kab Tegal

Selain cinta Rasulullah SAW, Habib syekh mengajak masyarakat untuk mencintai dan menjaga Negara Indonesia. Hal ini dibuktikannya dengan menyanyikan bersama lagu Indonesia Raya usia selawatan yang dipimpin sendiri oleh Habib Syekh.

Di akhir acara, Habib Syekh Assegaf mengucapkan dirgahayu ke-78 bagi GP Ansor. “Semoga GP Ansor tetap jaya dan terus memperjuangkan sunah Rasulullah SAW demi kemajuan bangsa Indonesia,” tutupnya.

Redaktur ? ? : Hamzah Sahal

Penulis ? ? ? : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta, Daerah, Nahdlatul Ulama PKB Kab Tegal

Senin, 18 September 2017

23 PAC GP Ansor Kraksaan Dilatih Penataan Organisasi

Probolinggo, PKB Kab Tegal

Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo terus melakukan penataan organisasi di semua tingkatan. Salah satunya dengan mewujudkan tertib administrasi untuk membentuk organisasi yang solid dan berkualitas.

23 PAC GP Ansor Kraksaan Dilatih Penataan Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
23 PAC GP Ansor Kraksaan Dilatih Penataan Organisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

23 PAC GP Ansor Kraksaan Dilatih Penataan Organisasi

Demi mewujudkan hal tersebut, PC GP Ansor Kota Kraksaan memberikan sosialisasi akreditasi kepada para pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor se-Kota Kraksaan, Kamis (8/9).

Kegiatan yang diikuti oleh 39 orang peserta perwakilan dari 23 PAC se-Kota Kraksaan ini dihadiri narasumber dari PC GP Ansor Kota Kraksaan. Mereka diberi materi meliputi bidang administrasi, LKP, LKMS, Satkorcab serta Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor.

PKB Kab Tegal

Wakil Sekretaris PC GP Ansor Kota Kraksaan Masrur Ghazali mengungkapkan sosialisasi akreditasi ini dilakukan supaya para pengurus Ansor di semua tingkatan, khususnya PAC dan Ranting bisa tertib administrasi.

PKB Kab Tegal

“Tertib administrasi ini sangat penting untuk dipahami oleh semua pengurus GP Ansor. Sebab maju dan tidaknya suatu organisasi itu dilihat dari tertib administrasinya,” katanya.

Menurut Masrur, tertib administrasi ini merupakan kunci sukses sebuah organisasi. Meskipun pengurusnya handal tetapi administrasinya jelek maka semuanya akan terlihat jelek.

“Melalui kegiatan ini kami berharap agar para pengurus Ansor baik di tingkat PAC maupun Ranting bisa sadar akan pentingnya tertib administrasi,” harapnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Halaqoh PKB Kab Tegal

Sabtu, 16 September 2017

PCNU Kota Yogyakarta Gelar Khitanan Massal Secara Gratis

Yogyakarta, PKB Kab Tegal. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Yogyakarta menyenggarakan khitanan massal secara gratis untuk warga Daerah Istimewa Yogyakarta pada Ahad (23/4) di jantung kota Yogyakarta yang terletak di Masjid Baitussalam Pajeksan (Jl. Dagen, Pajeksan, GT I/509, Kota Yogyakarta, sekitar Barat Mall Malioboro).

PCNU Kota Yogyakarta Gelar Khitanan Massal Secara Gratis (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Kota Yogyakarta Gelar Khitanan Massal Secara Gratis (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Kota Yogyakarta Gelar Khitanan Massal Secara Gratis

Acara khitanan massal ini merupakan salah satu agenda yang diselenggarakan PCNU Kota Yogyakarta dalam rangka memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. dan hari lahir ke-94 Nahdlatul Ulama. Acara ini terselenggara atas kerjasama PCNU Kota Yogyakarta, MWC NU Gedongtengen, SMP-SMA Maarif, dan Takmir Masjid Baitussalam Pajeksan.

Acara khitanan massal ini terbuka untuk masyarakat umum yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Peserta yang daftar berjumlah 30 orang. Banyak fasilitas yang telah diberikan untuk peserta, di antaranya, disunat secara gratis, diberi uang saku, sarung, kopiah, baju koko, makan, dan lain-lain.

Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Yogyakarta KH Ahmad Yubaidi mengatakan bahwasannya khitanan massal ini diikuti peserta yang ikut tidak hanya dari Kota Yogyakarta, ada juga dari Sleman, Bantul, dan Gunungkidul. Selain peserta yang secara fisik normal, ada juga salah satu peserta yang secara fisik penyandang difabel.?

"Sunatan massal ini diselenggarakan untuk menyambut Isra Miraj Nabi Muhammad S.A.W. dan hari lahir NU. Selain itu, acara ini merupakan momentum yang tepat untuk melakukan syiar agama. Agama yang rahmatan lil alamin, serta bersendikan ahlusunnah wal jamaah," ungkap Ahmad Yubaidi di sela-sela acara berlangsung.

PKB Kab Tegal

Dalam kesempatan itu, hadir pula anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta HA. Hafidh Asrom. Selain sebagai anggota DPD RI perwakilan DIY, A Hafidh Asrom juga sebagai Ketua Yayasan Asram yang membawahi Al Azhar Yogyakarta. Dalam sambutannya Hafidh Asrom memberikan peluang dan ruang yang sebesar-besarnya kepada LP Maarif untuk melakukan studi banding di Al-Azhar demi mengembangkan Maarif sebagai lembaga pendidikan warga Nahdiyin.?

PKB Kab Tegal

"Kami sangat membuka diri apabila Ma’arif mau studi banding ke Al Azhar. Yang baiknya bisa diadopsi dan buruknya jangan diadopsi," ucap A. Hafidh Asrom saat memberikan sambutan dalam acara khitanan massal tersebut. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ulama, Kyai PKB Kab Tegal

Hukum Puasa Asyura Tanpa Puasa 9 dan 11 Muharram

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Redaksi Bahtsul Masail PKB Kab Tegal, puasa Asyura (10 Muharram) dianjurkan oleh agama. Tetapi kita juga dianjurkan untuk berpuasa pada 9 Muharram (Tasu‘a) agar berbeda dengan umat Yahudi di masa lalu. Yang saya tanyakan, bolehkah kalau kita hanya mengamalkan puasa Asyuranya saja? Apakah ada keterangan agama perihal ini. Terima kasih. Wassalamu ‘alaikum wr. wb. (Abdul Nasir/Bali).

Jawaban

Hukum Puasa Asyura Tanpa Puasa 9 dan 11 Muharram (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Puasa Asyura Tanpa Puasa 9 dan 11 Muharram (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Puasa Asyura Tanpa Puasa 9 dan 11 Muharram

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Penanya yang budiman, semoga Allah SWT menurunkan rahmat-Nya untuk kita semua. Agama Islam menganjurkan dengan kuat agar kita berpuasa pada 10 Muharram atau yang dikenal dengan sebutan puasa Asyura. Keutamaan puasa Asyura begitu besar.

PKB Kab Tegal

Allah SWT akan mengampuni dosa setahun lalu orang yang berpuasa 10 Muharram. Masalah ini disinggung dalam Fathul Mu‘in karya Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari.

?) ? (?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? (?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PKB Kab Tegal

Artinya, “(Disunahkan) puasa hari Asyura, yaitu hari 10 Muharram karena dapat menutup dosa setahun lalu sebagai hadits riwayat Imam Muslim. (Disunahkan) juga puasa Tasu‘a, yaitu hari 9 Muharram sebagai hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, ‘Kalau saja aku hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa tasu‘a.’ Tetapi Rasulullah SAW wafat sebelum Muharram tahun depan setelah itu. hikmah puasa Tasu‘a adalah menyalahi amaliyah Yahudi. Dari sini kemudian muncul anjuran puasa hari 11 Muharram bagi mereka yang tidak berpuasa Tasu‘a. Tetapi juga puasa 11 Muharam tetap dianjurkan meski mereka sudah berpuasa Tasu‘a sesuai hadits Rasulullah SAW,” (Lihat Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari, Fathul Mu‘in pada hamisy I‘anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz II, halaman 301).

Agar berbeda dari kaum Yahudi di masa Rasulullah, kita juga dianjurkan untuk berpuasa pada 9 dan 11 Muharram. Pasalnya, kaum Yahudi saat itu hanya berpuasa pada 10 Muharram. Lalu bagaimana kalau kita entah karena sebab tertentu atau tanpa sebab sekalipun mengamalkan hanya puasa Asyura? Bagi Madzhab Syafi’i, puasa Asyura saja tanpa diiringi puasa sehari sebelum dan sesudahnya tidak masalah.

? ? ? ? ? ? (? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “(Di dalam kitab Al-Umm, tak masalah hanya mengamalkan puasa Asyura saja) maksudnya, agama tidak mempermasalahkan orang yang hanya berpuasa 10 Muharram saja (tanpa diiringi dengan puasa sehari sebelum dan sesudahnya),” (Lihat Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I‘anatut Thalibin, Kota Baharu-Penang-Singapura, Sulaiman Mar‘i, tanpa catatan tahun, juz II, halaman 266).

Keterangan ini bukan berarti menyamakan Muslim yang mengamalkan hanya puasa Asyura dan kaum Yahudi. Anjuran untuk berpuasa sehari sebelum dan sesudah Asyura bersifat penyempurnaan saja terhadap Asyura. Sedangkan Muslim yang mengamalkan hanya puasa Asyura saja itu sudah bagus. Kita tidak perlu menuduh mereka dengan sebutan “Muslim rasa Yahudi”. Sudah bagus ia mau mengamalkan puasa Asyura, sunah Rasulullah SAW.

Demikian jawaban singkat kami. Semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka dalam menerima kritik dan saran dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwathih thariq,

Wassalamu ’alaikum wr. wb.


(Alhafiz Kurniawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional, Daerah PKB Kab Tegal

Jumat, 15 September 2017

Maulid Nabi, Wujud Penghargaan Sejarah

Jakarta, PKB Kab Tegal. Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin berpendapat, peringatan hari kelahiran Rasulullah SAW atau lebih dikenal maulid Nabi termasuk kegiatan positif yang layak dilestarikan. Maulid Nabi merupakan bukti kecintaan dan penghargaan umat Islam atas sejarah rasul terakhir ini.

Maulid Nabi, Wujud Penghargaan Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)
Maulid Nabi, Wujud Penghargaan Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)

Maulid Nabi, Wujud Penghargaan Sejarah

Kiai Ishom mempertanyakan celaan sebagian kelompok yang menuduh peringatan maulid Nabi keluar dari ajaran Nabi sendiri. Dalam pandangan kelompok pengkritik, Nabi, shahabat, dan tabi’in, tidak pernah sama sekali melakukan kegiatan semacam ini.

”Seolah-olah Nabi tidak menghargai peristiwa-peristiwa masa lalu. Padahal, tidak mungkin secara logika Nabi tidak menghargai sejarah,” ujarnya saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.

PKB Kab Tegal

Menurut Kiai Ishom, Rasulullah termasuk orang yang sangat menghargai sejarah nabi-nabi terdaulu. Teladan ini seperti ditunjukkan ketika Rasulullah menjumpai umat Yahudi berpuasa untuk mensyukuri keselamatan Nabi Musa dan para pengikutinya, serta tenggelamnya fir’aun dan bala tentaranya.?

”Nahnu awla bi musa minhum. Kita (umat Islam) lebih berhak atas Nabi Musa daripada mereka (kaum Yahudi),” ujarnya menirukan sabda Nabi kepada sahabatnya sebagaimana termaktub dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim.

PKB Kab Tegal

Selain maulid Nabi, demikian Kiai Ishom, perayaan juga sah dilaksanakan untuk memperingati peristiwa isra’ dan mi’raj, tahun baru hijriyah, dan nisfu sya’ban. Umat Islam mesti menghormati sejarah baik dalam bentuk ibadah maupun ekspresi kebudayaan.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis ? : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul Ulama, Ubudiyah, Makam PKB Kab Tegal