“Kebanyakan tayangan sinetron remaja saat ini tidak membangun bagi remaja. Bayangkan saja, dalam sinetron remaja ada adegan ciuman. Bahkan adegan itu dilakukan di sekolah,” kata Ketua Umum PP IPNU, Idy Muzayyad kepada PKB Kab Tegaldi Jakarta, beberapa waktu lalu.
Idy, demikian ia akrab disapa, mengatakan, kebanyakan tayangan sinetron di televisi seakan-akan mengajarkan remaja untuk melakukan pergaulan bebas, sehingga adegan yang tidak patut ditonton oleh remaja dan anak-anak pun dilakukan di sekolah yang merupakan tempat mendidik generasi muda. ”Memang tidak semua seperti itu, tapi kebanyakan tidak mendidik. Saya kira dampak negatifnya sangat besar bagi remaja,” jelasnya.
IPNU-IPPNU Nilai Negatif Sinetron Remaja (Sumber Gambar : Nu Online) |
IPNU-IPPNU Nilai Negatif Sinetron Remaja
Sinteron remaja, katanya, seharusnya mengajarkan remaja dan pelajar agar mempunyai moral yang baik dan berprestasi yang tinggi. Jika sinetron remaja seperti itu terus jadi santapan sehari-hari para remaja, ia khawatir kehidupan remaja Indonesia ke depan akan semakin rusak. ”Sinatron mestinya mengajak orang agar belajar dengan rajin dan menjauhi kehidupan yang bebas,” katanya.Karena itu, PP IPNU telah melakukan pembicaraan serius dengan Persatuan Artis dan Film Indonesia (Parfi) untuk mengatasi sinetron remaja yang kebanyakan menyimpang itu. Dalam waktu dekat, PP IPNU dan Parfi akan menggelar sarasehan guna mengupas tuntas masalah sinetron remaja itu.
PKB Kab Tegal
”Kita sudah bertemu dan bicara dengan Ketua Parfi, Mbak Yeni Rahman. Intinya kita akan bekerjasama, salah satunya dengan menggelar sarasehan,” ungkap aktivis IPNU asal Magelang, Jawa Tengah, itu.Hal senada dikatakan Ketua Umum IPPNU, Wafa Patria Umma. Ia merasa prihatin melihat tayangan sinetron remaja yang tidak ada unsur membangun bagi generasi muda bangsa. Sinetron, katanya, punya pengaruh besar bagi kehidupan remaja, karena tayangan itu menjadi tontonan dan hiburan favorit bagi remaja. ”Saya kira remaja kita sangat gemar menonton sinetron. Karena itu, tayangan sinetron harus membangun,” katanya.
Ia juga mengkritik produser sinetron yang hanya mementingkan pasar ketimbang pembangunan generasi muda bangsa. Untuk itu, ke depan ia berharap sinetron-sinetron yang membangun dan mengajak remaja berprilaku baik lebih banyak diproduksi. ”Jadi, ke depan Sinetron yang membangun harus lebih banyak dibikin,” ungkapnya. (rif)
Dari Nu Online: nu.or.id