Kamis, 17 November 2016

PPP Usulkan LGBT Masuk dalam KUHP

Jakarta, PKB Kab Tegal

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No 46/PUU-XIV/2016 soal permohonan penafsiran atas norma tentang zina, pemerkosaan dan perbuatan cabul sebagaimana tertuang dalam UU KUHP pasal 284, 285 dan 292 UU KUHP harus direspons secara proporsional.  

Adanya putusan tersebut bukan berarti MK melegalkan perbuatan LGBT, namun MK menyerahkan perumusan norma soal LGBT kepada pembuat undang-undang (law maker) yakni DPR dan Pemerintah. 

PPP Usulkan LGBT Masuk dalam KUHP (Sumber Gambar : Nu Online)
PPP Usulkan LGBT Masuk dalam KUHP (Sumber Gambar : Nu Online)

PPP Usulkan LGBT Masuk dalam KUHP





Atas putusan tersebut, Fraksi PPP DPR RI meminta anggota Fraksi PPP yang membahas perubahan RKUHP untuk terus memperjuangkan dengan memasukkan norma ketentuan LGBT dalam UU KUHP sebagai perluasan makna dari tindak pidana perzinaan. 

PKB Kab Tegal





PKB Kab Tegal

“Fraksi PPP juga akan melakukan komunikasi intensif dengan seluruh fraksi di DPR agar setuju dengan rumusan yang diusulkan Fraksi PPP. Terkait dengan LGBT ini, Fraksi PPP DPR RI juga telah mengusulkan RUU Anti LGBT sebagai RUU inisiatif yang diusulkan oleh Fraksi PPP,” ungkap Fraksi PPP DPR RI Reni Marlinawati, melalui rilis yang diterima PKB Kab Tegal, Rabu (21/12).

Reni menyatakan pihaknya akan melakukan komunikasi politik secara intensif khususnya dengan pemerintah.  

“PPP sebagai bagian dari partai koalisi di pemerintahan mendorong pemerintah agar memasukkan LGBT menjadi bagian dari tindak pidana sebagai konsekuensi dari perluasan makna atas tindak pidana zina,” kata dia.

Upaya ini semata-mata dimaksudkan untuk tidak mengabaikan aspirasi dari masyarakat serta mewujudkan cita hukum Indonesia yang sarat dengan nilai agama sebagaimana tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945. 

Disebutkan perjuangan Fraksi PPP ini mengingatkan perjuangan yang juga pernah dilakukan Fraksi PPP dalam merumuskan UU No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan puluhan tahun silam. Kala itu PPP merumuskan bahwa perkawinan bisa disebut sah jika dilakukan sesuai dengan agama yang dianut. 

“Komitmen politik amar maruh nahi munkar yang dilakukan PPP tidak pernah dan tidak akan surut dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat, karena PPP senantiasa bersama rakyat dan ulama sebagai pilar utama partai ini,” pungkas Reni. (Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul PKB Kab Tegal

Minggu, 13 November 2016

Mubaligh NU Jangan Tinggalkan Bahasa Daerah

Oleh Hagie Wana



Sebagai organisasi masa Islam “tradisionalis”, NU sangat lekat dengan dakwah kultural. Dakwah dengan pendekatan budaya dan kearifan lokal sebagai media untuk mentransformasikan ajaran-ajaran Islam. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh para wali terdahulu hinga para ulama-ulama di masa sekarang. Terbukti berkat dakwah melalui pendekatan kultural tersebut, dalam jangka waktu yang tidak begitu lama, nilai-nilai Islam dapat masuk dan berkembang namun tetap selaras dengan nilai-nilai kebudayaan masyarakat setempat sebagaimana yang kita lihat di Nusantara ini.

Mubaligh NU Jangan Tinggalkan Bahasa Daerah (Sumber Gambar : Nu Online)
Mubaligh NU Jangan Tinggalkan Bahasa Daerah (Sumber Gambar : Nu Online)

Mubaligh NU Jangan Tinggalkan Bahasa Daerah

Di antara kunci sukses para wali dalam berdakwah adalah melalui pendekatan bahasa lokal/bahasa daerah. Contohnya saja banyak karya sastra seperti syai’r, wawacan, suluk, pupuh atau lain sebagainya yang disusun dalam bahasa masyarakat setempat, menjadi media yang efektif untuk menyebarkan ajaran-ajaran Islam.

PKB Kab Tegal

Bahasa adalah kunci penting dalam komunikasi. Maka pendekatan bahasa adalah salah satu pendekatan yang paling efektif dalam berdakwah. Kemampuan seorang dai menyampaikan ajaran-ajaran agama ditinjau sejauh mana ia pandai membahasakan istilah-istilah agama agar dipahami oleh mustami’ atau pendengarnya.

Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki ratusan bahasa daerah yang tersebar di sepanjang kepulauan Nusantara. Ini selaras dengan firman Allah SWT dalam surat Ar-Rum ayat 22 : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu…” Tentu ini merupakan anugerah Allah SWT kepada bangsa Indonesia. Namun banyak diantara kita yang tidak menyadarinya. Di tengah era globalisasi ini bahasa daerah semakin terpinggirkan. Bahasa daerah dianggap bahasa kelas tiga setelah bahasa Nasional (Indonesia) dan bahasa asing. Padahal, bahasa daerah memiliki peran penting dalam proses Islamisasi di Nusantara ini. Andaikan dahulu para wali/penyebar agama Islam tidak menggunakan pendekatan bahasa dalam berdakwah, bisa jadi Islam tidak akan diterima dengan baik oleh masyarakat saat itu sehingga tidak akan menjadi agama mayoritas seperti saat ini.

Lantas, ketika Islam sudah menjadi agama mayoritas di Indonesia, apakah para dai khususnya, dan masyarakat umumnya, dengan begitu saja meninggalkan bahasa daerah dalam kegiatan keagamaan sehari-hari dengan dalih “sudah tidak relevan lagi”?

PKB Kab Tegal

Tentu saja tidak. Alih-alih mengikuti perkembangan zaman, kita malah meninggalkan satu unsur penting kebudayaan sebagai identitas kita. Bukankan bahasa yang beragam (dalam konteks ini bahasa daerah) merupakan fitrah dari Allah SWT sebagaimana yang tercantum dalam Q.S Ar-Rum tadi ? Bahasa daerah memiliki posisi strategis dalam berkomunikasi (baca=berdakwah) kepada sebuah kelompok/kaum. Bahkan ditegaskan lagi dalam ayat lain “Dan tidak semata-mata kami utus para rasul melainkan dengan bahasa kaumnya, agar mereka dapat memberi penjelasan (Q.S Ibrahim : 4). Jadi salah satu metode dakwah para rasul adalah menggunakan pendekatan “bahasa kaum”. Jika diterapkan dalam lingkup keindonesiaan, dakwah menggunakan bahasa daerah adalah langkah yang efektif serta sesuai dengan yang dilakukan para rasul-rasul Allah.

Bagi sebagian kalangan yang berpikir dalam kerangka identitas, bahasa daerah bukan sekadar bahasa tradisional belaka, melainkan lebih dari itu, yakni bahasa hati. Persoalan agama juga bukan hanya menyangkut ibadah ritual, tapi menyangkut persoalan spiritual. Oleh karena itu, ayat-ayat Allah atau nasihat-nasihat agama akan lebih mengena jika disampaikan dengan bahasa yang sesuai dengan hati pendengarnya.

Hemat penulis, sudah selayaknya para mubaligh NU turut andil dalam memelihara bahasa daerah pada kegiatan-kegiatan keagamaan seperti tabligh akbar, khutbah jum’at, pengajian umum, dan sebagainya. Di samping menegakkan agama, kita juga memanifestasikan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan keberagaman kepada bangsa kita.

Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN SGD Bandung



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nahdlatul, Hikmah, Cerita PKB Kab Tegal

Jumat, 11 November 2016

Hasyim: Ada Upaya Redam Simpati untuk Syekh Buthi

Depok, PKB Kab Tegal. Beberapa hari setelah wafatnya Syekh Ramadhan Al-Buthi, Kamis malam (21/3) lalu akibat serangan bom bunuh diri yang dilakukan oleh kelompok ekstremis, pihak-pihak tertentu mengkhawatirkan dukungan ulama dunia atau simpati umat dunia terhadap ulama sufi ini.

Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Hasyim Muzadi mengungkapkan, pihak Barat dan dari pihak Salafi-Wahabi memunculkan propaganda negatif untuk Syekh Buthi melalui sejumlah media cetak maupun elektronik internasional.

Hasyim: Ada Upaya Redam Simpati untuk Syekh Buthi (Sumber Gambar : Nu Online)
Hasyim: Ada Upaya Redam Simpati untuk Syekh Buthi (Sumber Gambar : Nu Online)

Hasyim: Ada Upaya Redam Simpati untuk Syekh Buthi

“Direkayasalah terhadap beberapa ulama untuk menjelekkan Syekh Buthi, seperti Syekh Qaradhawi. Ada statemen beliau yang cenderung memojokkan Syekh Buthi. Nah itu sebetulnya adalah bagian dari gerakan politik untuk meredam dukungan dan simpati kepada Syekh Buthi,” kata Hasyim Muzadi kepada PKB Kab Tegal di Depok, Jum’at (29/3).

PKB Kab Tegal

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu meminta umat Islam, terutama penganut Sunni, untuk tidak terjebak dalam propaganda orang luar. Syekh Buthi dihujat dan dijelek-jelekkan agar umat Islam tidak terlalu bersimpati terhadapnya.

PKB Kab Tegal

“Padahal di dalam Islam, orang Islam orang yang meninggal itu tidak usah dijelekkan. Ada hadits yang nenyebutkan, ‘Udzkuru ma hasina mautakum’, ceritakan yang baik-baik dari orang yang telah meninggal dunia,” katanya.

“Menurut Ahlissunnah wal Jamaah, orang yang shalih tetaplah shalih. Bahwa pilihan politik berakibat sesuatu itu kita tidak masuk dalam penilaian pribadi dan agamanya seperti dulu pada waktu zaman pertentangan Sayydina Ali dan Sayyidina Utsman. Orang Sunni mengatakan, apa yang terjadi di dalam sahabat itu kita diam karena itu bukan dari faktor agama tetapi faktor lain,” tambahnya.?

Menurut pengasuh pesantren Al-Hikam itu, Syekh Buthi memang berada dalam posisi yang tidak menguntungkan di tengah carut marut politik di Suriah. Ia adalah ulama Sunni terkemuka yang sering membuat “gerah” kelompok Wahabi dan Salafi. Sementara di sisi lain ia adalah penasihat pemerintah yang lebih condong berpaham Syiah Alawiyah. Ujungnya, kelompok Salafi-Wahabi menganggap bahwa Syekh Buthi berpihak pada kedzaliman.

“Karena Syekh Buthi itu dianggap kekuatannya sangat besar du dunia Islam maka kemudian beliau diserang dengan cara seperti itu. Saya kira penyerangan ini tidak jaduh dari kelompok takfiriyah, atau gerakan-gerakan politik yang anti pemerintah,” kata Hasyim yang pernah menemui Syekh Buthi di Suriah bersama beberapa kiai dari Indonesia.

Ditambahkan, konflik Suriah, terus berkepanjangan karena melibatkan banyak pihak. Pihak Amerika dan Israel dapat pasti membantu pemberontak. “Pertama karena tidak suka dengan pemerintahan, kedua Salafi-Wahabi itu selalu pro Saudi-Amerika,” ungkapnya.?

Di pihak lain, Iran berkepentingan membantu pemerintah yang berhaluan Syiah. Iran lalu menyeret Cina dan Rusia untuk masuk ke dalam areal konflik ini karena faktor perlawanan terhadap Amerika dan kepentingan untuk menjaga keseimbangan kekuatan Barat dan Timur.

Penulis: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nasional PKB Kab Tegal

Kamis, 03 November 2016

Mustasyar PBNU: Pertahankan NKRI!

Kudus, PKB Kab Tegal. Nahdlatul Ulama (NU) harus selalu mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Sikap ini sebagai bentuk komitmen NU dalam memperjuangkan bangsa Indonesia yang sudah ditanamkan para ulama melalui deklarasi Resolusi Jihad 22 Oktober 1945.

"NU harus membela NKRI selamanya. Jika tidak,  NU bisa dikatakan sebagai pengkhianat terhadap resolusi jihad," tegas Mustasyar PBNU KH Syaroni Ahmadi saat menyampaikan mauidhoh hasanah dalam acara grand launching Kartu Tanda Anggota (Kartanu) di Kudus, Jumat (20/4/).

Mustasyar PBNU: Pertahankan NKRI! (Sumber Gambar : Nu Online)
Mustasyar PBNU: Pertahankan NKRI! (Sumber Gambar : Nu Online)

Mustasyar PBNU: Pertahankan NKRI!

Di depan pengurus NU dan tamu undangan, KH Syaroni menambahkan keberadaan NKRI ini merupakan pilihan yang paling sesuai dengan kondisi bangsa ini. Sebab, proses memperjuangkan kemerdekaannya menggunakan semangat jihad para ulama.

PKB Kab Tegal

"Bagi NU, NKRI adalah yang paling cocok. Hingga kini kiai-kiai tetap menjaga NKRI. NU bukan penghianat," kata Mbah Syaroni, panggilan akrabnya menegaskan berulang-ulang.

Selain mempertahankan sikap nasionalisme, Mbah Syaroni mengatakan, NU juga selalu memperjuangkan Aswaja. Menurutnya, terdapat tiga dari sepuluh ciri seseorang menjadi pengikut Aswaja yang penting dipahami dan dilaksanakan warga NU yakni selalu berjamaah lima waktu, tidak mencari muka dan tidak pernah memberontak.

PKB Kab Tegal

"Jadi,  pengikut Aswaja itu haram memberontak bangsa itu," tegasnya.

Di akhir ceramahnya, pengasuh pengajian Jumat pagi Masjid Menara Kudus ini mengapresiasi semangat NU yang selalu mengajak mempertahankan NKRI dan paham Aswaja di bumi pertiwi.

"Saya tertarik ajakan semangat nasionalisme tertanam dalam diri warga NU," tandas mbah Syaroni.

Acara peluncuran ini dimaksudkan untuk  menandai pemotretan  Kartanu di kabupaten Kudus. Kartanu ini sebagai tanda bukti resmi anggota NU.

Selain KH Syaroni Ahmadi, hadir juga Bupati Kudus H Musthofa, Rais Syuriyah PCNU Kudus KH Ulil Albab Arwani, Katib KH Ahmadi Abdul Fatah dan pengurus NU lainnya serta ketua Parpol dan camat se-Kudus.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Qomarul Adib

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Habib, Pendidikan, Aswaja PKB Kab Tegal

Selasa, 01 November 2016

Pakar Pangan Filipina Kunjungi Usaha Tiwul LPPNU Waykanan

Way Kanan, PKB Kab Tegal - Prof Alexis C Del Rosario dari Filipina didampingi Dirjen Ketahanan Pangan Sri Suhartini dan pemerhati UKM Dr Amarhansah meninjau kegiatan usaha pengelolaan hasil singkong menjadi tiwul di Waykanan. Kunjungan ini digelar dalam rangka melihat produk hasil dari singkong selain dari tepung.

Pengelolaan singkong menjadi beras tiwul merupakan usaha yang dikelola oleh Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdatul Ulama Kabupaten Waykanan.

Pakar Pangan Filipina Kunjungi Usaha Tiwul LPPNU Waykanan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pakar Pangan Filipina Kunjungi Usaha Tiwul LPPNU Waykanan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pakar Pangan Filipina Kunjungi Usaha Tiwul LPPNU Waykanan

Dalam kunjungan ini Ketua LPPNU Yoni Aliestiadi memberikan keterangan kepada tamunya tentang mekanisme pembuatan olahan dari singkong berupa tiwul yang merupakan makanan yang rendah karbohidrat.

Selain itu juga ia mempraktikkan bagaimana cara pembuatan tiwul di depan rombongan dari Filipina dan Departemen Pertanian Dirjen Ketahanan pangan.

PKB Kab Tegal

Prof Alexis mengatakan bahwa ia merasa senang dapat melihat secara langsung pembuatan makanan alternatif dari singkong yaitu tiwul.

PKB Kab Tegal

Ditambahkannya bahwa kunjungannya ke Waykanan memang mencari olahan apa saja yang dapat dihasilkan dari tanaman singkong. "Di Filipina singkong hanya dijadikan bahan untuk makanan ternak," ujar Prof. Alexis C. Del Rosario.

"Kami akan mengembangkan olahan yang dihasilkan dari singkong selain makanan ternak," tambahnya.

Sri Suhartini menambahkan bahwa tahun ini pemerintah pusat melalui Departemen Pertanian memberikan bantuan untuk tanaman singkong kepada kelompok petani singkong.

ia mengharapkan Pemda Waykanan dapat berkoordinasi dengan lembaga yang peduli dan memperhatikan para petani singkong untuk bersama-sama memberikan masukan dan pengawasan untuk batuan ini agar sesuai sasaran.

Pengelola pabrik tiwul, Yoni Aliestiadi merasa bangga dengan kunjungan dari Kementrian Pertanian dan perwakilan dari comprehensive assessment of the permormance of the cassava supply chain and value chain and identification of interventions for competitiveness dari Filipina.

Yoni meminta Pemkab Waykanan agar lebih peduli kepada pengusaha UKM yang ada di Waykanan, untuk mengembangkan usaha kecil menengah sehingga mampu bersaing dengan produk dari daerah lain. (Heri Amanudin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kiai, Nasional, Cerita PKB Kab Tegal

Sabtu, 29 Oktober 2016

Masjid Terapung Banten “Dilauncing”

Serang, PKB Kab Tegal. Pembangunan Masjid Fauqal Bahri Al-Bantani atau Masjid Terapung Banten (MTB) di kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang dilaunching Rabu (20/6) malam. 

Pembangunan masjid tersebut berbeda dengan masjid-masjid pada umumnya, pasalnya masjid yang akan dilaunching ini merupakan terapung pertama di Indonesia, sedangkan program prestisius itu sendiri akan dimulai tahun 2013 mendatang.

Masjid Terapung Banten “Dilauncing” (Sumber Gambar : Nu Online)
Masjid Terapung Banten “Dilauncing” (Sumber Gambar : Nu Online)

Masjid Terapung Banten “Dilauncing”

Grand Launching MTB sengaja dilakukan untuk mengenalkan kepada masyarakat. Pihak penyelenggara mengundang sedikitnya 300 orang lebih untuk menghadiri grand launching tersebut.

PKB Kab Tegal

Ketua Pembina Pembangunan MTB Taufik Nuriman dan pemilik lahan yang mewakafkan H Arif turut di lokasi. Para donator, pengusaha, serta tokoh masyarakat juga akan duduk bersama menyaksikan grand launching tersebut.

“Kita ingin menyosialisasikan kepada masyarakat mengenai pembangunan MTB ini. Arsitek pun akan mempresentasikan mengenai pola bangunannya,” kata panitia, Helldy Agustian yang juga Bos Toyota Cilegon itu.

PKB Kab Tegal

Lebih jauh,pihaknya menuturkan, masjid terapung itu akan berdiri di atas lahan sekitar 4,5 hektar. Dana yang dibutuhkan untuk mewujudkan masjid itu kurang lebih Rp70 miliar. “Di areal masjid akan dilengkapi wisma, perpustakaan, gedung pertemuan, gedung pusat kajian Islam, kantin, taman, serta dua menara kembar dan dermaga,” terangnya.

Namun, hingga saat ini, baru terkumpul dana sebesar Rp676,500.000 dan 650 sak semen yang berasal dari donator perorangan. Dia yakni jumlah itu akan bertambah sesegera mungkin. Masih kata Helldy, sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari media cetak dan elektronik, hingga penyebaran kupon infaq kepada masyarakat Banten. Kupon infaq itu dimulai dari Rp10 ribu hingga diatas Rp1 juta.

“Penyebaran kupon ini dilakukan bekerjasama dengan Asosiasi Otomotif Banten. Panitia juga akan memberikan sertifikat wakaf bagi donator yang memberikan sumbangan Rp1 juta ke atas,” tandasnya.

Ia berharap seluruh elemen masyarakat yang ada di Banten bisa berpartisipasi atas rencana pembangunan MTB yang diproyeksikan sebagai obyek wisata religi itu. “Mari kita sama-sama berpartisipasi dalam pembangunan Rumah Allah ini. Semakin banyak donatur maka pembangunan pun bisa semakin cepat,” imbaunya.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Zainal Mutaqin

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Doa, Cerita PKB Kab Tegal

Minggu, 23 Oktober 2016

Menebus ‘Dosa’, Dua Kakek Ini Antusias Daftar Anggota Banser

Tasikmalaya, PKB Kab Tegal

Bagi Utak Yudin, tak ada kata terlambat untuk menjadi anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Meski sudah berusia 77 tahun, pria ini tetap mendaftarkan diri pada penjaringan calon peserta Diklatsar Satuan Khusus Banser 23-IX Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Ahad (18/12). Diklatsar atau Pendidikan dan Pelatihan Dasar merupakan jenjang awal tahap kaderisasi yang diperuntukkan bagi anggota baru Banser.

Menebus ‘Dosa’, Dua Kakek Ini Antusias Daftar Anggota Banser (Sumber Gambar : Nu Online)
Menebus ‘Dosa’, Dua Kakek Ini Antusias Daftar Anggota Banser (Sumber Gambar : Nu Online)

Menebus ‘Dosa’, Dua Kakek Ini Antusias Daftar Anggota Banser

Ketua Pelaksana Diklatsar yang juga Dansatkorcab Banser Kota Tasikmalaya, Ujang Haedar pun dibuat kelimpungan. Pasalnya, dalam Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT), Gerakan Pemuda (GP) Ansor hasil Kongres XV GP Ansor tahun 2015, batas minimal dan maksimal keanggotaan antara usia 20 sampai 40 tahun.

"Diterima bagaimana, ditolak juga tak enak. Ya sudah ikut saja. Gak masalah. Kita apresiasi spiritnya dan harus jadi contoh bagi pemuda NU sekarang ini," kata Ujang saat pembukaan pretes dan psikotes calon peserta di Komplek Yayasan Pendidikan Islam Al-Hikmah Tamansari Kota Tasikmalaya.

PKB Kab Tegal

Perasaan bingung Ujang tak sampai disitu. Beberapa saat kemudian datang lagi pria berkopiah putih berjaketkan Banser. Pria tersebut menyampaikan maksud kedatangannya untuk ikut mendaftar menjadi peserta Diklatsar.

PKB Kab Tegal

"Usia Bapak berapa ?" Tanya Ujang seraya dijawab pria tersebut bahwa usia dia 59 tahun dengan nama Nano Supriatna.

Sontak saja, Ujang yang didampingi Ketua GP Ansor Kota Tasikmalaya, Ricky Assegaf tertawa lepas. Pasalnya baru saja dibuat bingung oleh Utak Yudin, kini datang Nano Supriatna berusia 59 tahun yang sama pula ingin menjadi peserta Diklatsar.

"Ya nggak apa-apa. Kita terima saja. Persoalan PD/PRT memang panduan organisasi. Tapi fakta di lapangan tak memungkinkan kita menolak," saran Ricky.

Setelah menyelesaikan proses pengisian biodata, Utak Yudin yang diketahui kelahiran Tasikmalaya 1 Juli 1939 dan Nano Supriatna juga kelahiran Tasikmalaya pada 15 Juni 1957, dipersilakan ikut tes sebagai calon peserta Diklatsar.

"Ini bagaiamana nantinya kalau lolos. Diklatsarnya saja nanti seminggu," kata Ujang berbisik pada Ricky.

Selepas mengikuti pretes dan psikotes, Utak dan Nano menyampaikan alasan ingin menjadi Banser. Saat masih muda, ia sempat ikut Ansor/Banser namun tak begitu aktif karena terlilit dengan kebutuhan ekonomi keluarga. Setiap ada kegiatan, keduanya kerap mangkir karena harus berladang menanam singkong dan jagung untuk dijual ke pasar.

"Nah kebetulan sekarang ada pengumuman jadi Banser. Maka untuk menebus dosa dahulu, saya dan Nano minta menjadi Banser," ujar Utak diamini Nano.

Utak dan Nano merupakan warga kampung tempat seleksi calon peserta Diklatsar Banser yang tanpa sengaja ketika melihat banyak pemuda berseragam Banser, tergerak untuk ikut menjadi anggota Banser. (Nurjani/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Hikmah, Olahraga PKB Kab Tegal