Rabu, 06 Januari 2016

Kekerasan Seksual, Perlu Pendekatan Keadilan Restoratif

Jakarta, PKB Kab Tegal



Kekerasan seksual yang belakangan ini “menggila” membuat masyarakat resah. Presiden Joko Widodo dalam hal ini telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu) Kekerasan Seksual Terhadap Anak yang salah satunya adanya tambahan hukuman kebiri dan hukuman mati. Publik bertanya-tanya, apakah Perppu tersebut efektif apa tidak untuk mengatasi masalah kejahatan seksual tersebut.?

Kekerasan Seksual, Perlu Pendekatan Keadilan Restoratif (Sumber Gambar : Nu Online)
Kekerasan Seksual, Perlu Pendekatan Keadilan Restoratif (Sumber Gambar : Nu Online)

Kekerasan Seksual, Perlu Pendekatan Keadilan Restoratif

Ketua DPW Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia (APSI) DKI Jakarta, Ahmad Ramzy menjelaskan untuk menangani berbagai masalah kejahatan saat ini, termasuk kekerasan seksual, pendekatan yang digunakan harusnya adalah keadilan restoratif yang menitikberatkan pada kebutuhan pelibatan masyarakat dan korban yang dirasa tersisihkan dengan mekanisme yang bekerja pada sistem peradilan pidana yang ada pada saat ini. Hal ini disampaikan dalam diskusi Perkembangan Hukuman Mati di Indonesia yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas NU Indonesia (Unusia) Jakarta, Kamis (26/5).

Menurut Ahmad Ramzy, pendekatan keadilan restoratif ini dapat dijadikan solusi dalam masalah Perppu. Tidak perlu memberlakukan pidana maksimum hukuman mati, kecuali kalau korban meninggal. Sedangkan alasan hukum lain selain meninggal dapat menggunakan pidana maksimum seumur hidup.?

Dalam kerangka ini semua, korban atau keluarga korban harus turut dilibatkan dalam pengambilan keputusan hukum. Selama ini belum banyak dilakukan di dalam proses persidangan di peradilan Indonesia.?

PKB Kab Tegal

“Ancaman hukuman mati di sini dalam prakteknya nanti belum tentu memenuhi rasa keadilan korban, misal korbannya luka berat atau gangguan jiwa, seharusnya pelaku menanggung semuanya menjadi pulih normal,” katanya.?

Ia menjelaskan, dalam Islam, dikenal istilah al-islah (perdamaian) dan al-‘afwu (pemaafan/pengampunan), selain itu masalah batasan umur anak di Indonesia masih diperdebatkan.?

Djoko Edhi S. Abdurrahman, mantan anggota DPR RI dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa penjatuhan hukuman mati ini harus ditolak karena melanggar UUD 1945 yang menyatakan bahwa negara menjadi “hak hidup” warganya. Selain itu, belum ada penelitian atau korelasi yang menyakinkan dengan ditambahkannya ancaman hukuman mati bagi pelaku kekerasan seksual pada anak dapat membuat pelaku menjadi jera.?

PKB Kab Tegal

Sementara itu Fathudin, Sekretaris C3Huria, menjelaskan sampai saat ini belum ada korelasi yang positif pemberlakuan atau peningkatan ancaman hukuman dengan berkurangnya tindak kejahatan, meski pada saat ini kecenderungan pemberlakuan hukuman mati secara global menurun. Data terakhir menunjukkan peringkat 5 teratas dalam penerapan hukuman mati, yaitu China, Iran, Saudi Arabia, Iraq dan Amerika. Menurut Anggota PP Lakspesdam NU ini, saat ini harus dikedepankan hukum yang lebih moderat, hukum yang tidak hanya berpinsip pada pembalasan semata dalam menghadapi permasalahan bangsa ini.?

Menurut Fathudin, pemicu atau penyebab dari tindakan kekerasan seksual pada anak sangat beragam, seperti kemiskinan, pendidikan termasuk pendidikan seksual yang kurang. “Kita harus melihat permasalahan ini, bukan hanya pada ancaman hukuman matinya saja, tapi harus dilihat secara lebih komprehensif,” jelasnya.

Ketua Prodi Ilmu Hukum UNU Indonesia Muhammad Afifi dalam hal ini mengkritisi frasa “luka berat, menderita gangguan jiwa, terganggu atau hilang fungsi reproduksinya”, apakah dapat dijadikan alasan hukum dapat menjatuhkan hukuman mati bagi pelakunya. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaNu, Syariah PKB Kab Tegal

Selasa, 05 Januari 2016

Akbid Muslimat NU Kudus Sematkan Cap Profesi Mahasiswa

Kudus, PKB Kab Tegal. Akademi Kebidanan (akbid) Muslimat NU Kudus menyematkan cap profesi kepada 22 mahasiswa di Auditorium Kampus setempat, Sabtu (18/1). Dalam acara bertajuk “caping day” ini mahasiswa akbid juga mengucapkan janji melaksanakan praktik kebidanan.

Direktur Akbid muslimat NU Darningsih mengatakan caping day merupakan prosesi mempersiapkan mahasiswa semester pertama untuk praktik kebidanan pada semester berikutnya di perkuliahan. Praktik dilaksanakan semester 2- 5 di perkuliahan dan tempat prakek lainnya seperti Puskesmas,Rumah Sakit maupun rumah bersalin.

Akbid Muslimat NU Kudus Sematkan Cap Profesi Mahasiswa (Sumber Gambar : Nu Online)
Akbid Muslimat NU Kudus Sematkan Cap Profesi Mahasiswa (Sumber Gambar : Nu Online)

Akbid Muslimat NU Kudus Sematkan Cap Profesi Mahasiswa

“Penyematan cap ini sebagai simbol profesi bidan yang menjadi dasar mahasiswa sudah siap mulai dipraktikkan di lahan praktik. Kalau belum melalui ini tidak boleh melakukan praktik pada smester berikutnya,” katanya kepada PKB Kab Tegal usai acara.

PKB Kab Tegal

Setelah ucap janji, Darningsih mengharapkan mahasiswa mampu praktik sesuai dengan yang diucapkan yakni melaksanakan praktik harus berlandaskan ajaran ahlussunnah wal jamaah dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai ilmu yang ditekuni dan tidak membeda-bedakan kaya atau miskin.

PKB Kab Tegal

“Semoga praktik mereka mampu mengimplentasikan ilmu praktik dari segi pengetahuan tentang pelayanan kebidanan dan menjaga sikap dalam melayani masyarakat,” harapnya.

Kepala dinas Kabupaten Kudus Maryoto mengatakan mahasiswa harus memahami situasi nyata dalam prkatek kebidanan sehingga memerlukan kesiapan dan kemampuan berinteraksi dengan masyarakat.

“Ketika praktik, mahasiswa harus memiliki kesadaran dan tanggungjawab sesuai disiplin ilmu sehingga mampu menjadi bidan tangguh dan mandiri,” katanya.

Hadir dalam acara itu, pengurus BPPMNU Azzahra, wali murid mahasiswa dan tamu undangan lainnya. (Qomarul Adib/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Bahtsul Masail, Kajian PKB Kab Tegal

Selasa, 29 Desember 2015

Ranting NU Rambipuji Kota Lengkapi Pengurus Inti dengan Motor

Jember, PKB Kab Tegal

Ranting NU Desa Rambipuji Kota, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Jawa Timur melengkapi pengurus inti dengan 5 sepeda motor inventaris. Penyerahan motor tersebut dilakukan di kantor Ranting NU Rambipuji kota, Jalan Darmawangsa gang 1 Nomor 6, belum lama ini.

"Ide ini sudah lama muncul? namun baru terwujud. Uangnya baru terkumpul dari urunan dan tabungan pengurus," ucap Ketua Ranting NU Rambipu kota, Hariono kepada PKB Kab Tegal di Jember, Sabtu (11/6).

Ranting NU Rambipuji Kota Lengkapi Pengurus Inti dengan Motor (Sumber Gambar : Nu Online)
Ranting NU Rambipuji Kota Lengkapi Pengurus Inti dengan Motor (Sumber Gambar : Nu Online)

Ranting NU Rambipuji Kota Lengkapi Pengurus Inti dengan Motor

Menurut Hariono, kelima motor tersebut dibagikan kepada ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan seorang pengabdi NU.

PKB Kab Tegal

Ia berharap agar motor tersebut dapat mempelancar tugas pelayanan kepada masyarakat dan tugas-tugas ke-NU-an, misalnya mengkoordinir pertemuan, menyampaikan surat dan sebagainya.

PKB Kab Tegal

"Ya, ini agar ranting NU benar-benar hidup. Tidak sepi dari kegiatan dan pelayanan masyarakat," jelas bos soto Lamongan tersebut.

Sementara itu, Ketua MWCNU Rambipuji Nurul Hasan menyatakan kebanggaannya terhadap ranting NU Rambipuji kota. Ia berharap agar ranting NU tersebut dapat mengilhami Ranting NU yang lain untuk berbuat serupa bahkan lebih. "Saya juga hadir saat pembagian motor itu. Ini membanggakan," tuturnya.

Sekadar diketahui, roda organisasi Ranting NU Rambipuji kota memang berjalan cukup hidup. Kegiatan selalu ada, mulai dari lailatul ijtima, donor darah (tiap akhir bulan) hingga kegiatan NU lainnya. Ranting NU Rambipuji? juga punya kantor sendiri. Dan inilah mungkin satu-satunya ranting NU yang punya kantor. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)

?

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Lomba PKB Kab Tegal

Senin, 28 Desember 2015

Suluk Rajab di Pesantren Sepuh Popongan

Klaten, PKB Kab Tegal. Awal pekan lalu, Pesantren Popongan yang terletak di Tegalgondo Klaten, kedatangan tamu dari berbagai daerah. Usianya kebanyakan sudah uzur. Namun dari raut wajahnya tampak mereka bersemangat, seperti hendak menemukan sebuah hadiah.

Suluk Rajab di Pesantren Sepuh Popongan (Sumber Gambar : Nu Online)
Suluk Rajab di Pesantren Sepuh Popongan (Sumber Gambar : Nu Online)

Suluk Rajab di Pesantren Sepuh Popongan

“Tamu yang datang, Ada yang dari Ngawi, Purwodadi, Demak, dan Banten,” kata Darmaji, salah satu santri Popongan, Selasa? (6/5) lalu.

Mereka adalah para jamaah Thariqah Naqsabandi-Khalidiyah yang akan melakukan sulukan rutin di Pesantren Sepuh Pondok Popongan. Mulai hari itu, hingga tanggal 9 Rajab atau Ahad (19/5) mendatang, mereka akan melakukan berbagai aktivitas ibadah seperti puasa, dzikir, wirid dan sebagainya atau yang biasa disebut dengan suluk.

PKB Kab Tegal

Suluk ini termasuk amalan kaum thariqah. Salik (pelaku suluk) akan mengkhususkan waktu tertentu untuk kholwat (menyendiri) ibadah, biasanya sepuluh hari atau empat puluh hari. Suluk dilakukan murid yang sudah baiat (sumpah setia) pada mursyid (guru tarekat).

Di Pondok Al-Manshur Popongan yang mengajarkan Thoriqoh Naqsabandiyah (Naqsyabandiyah Mujaddadiyah Kholidiyah) sering digelar kegiatan sulukan di bulan-bulan tertentu. Ada suluk selama sepuluh hari di bulan Muharram (Suro), Rajab, Ramadhan (Puasa), dan Mulud (Robiul Awal).

PKB Kab Tegal

Setelah sampai di pondok, para tamu terlebih dahulu sowan ke tempat Mbah Kiai Salman Dahlawi, pengasuh Pesantren Al-Manshur Popongan. Diantara kegiatan setelah sowan kiai untuk izin suluk, yaitu mandi taubat dan niat suluk sepuluh hari. Kemudian acara rutin adalah Tawajjuh-an, ini khusus murid yang sudah baiat, tertutup untuk umum.

Sebenarnya, tata cara kegiatan dzikir dan suluk itu banyak sudah banyak dibahas di pesantren, namun pelaksanaannya secara khusus-terformat-terencana dan tersambung sanadnya hingga Rosulullah Saw yakni dengan prosesi ijazahan/baiat hanya lewat tarekat. Masih banyak lagi tata cara suluk tarekat, misalnya cara hidup vegetarian (tidak makan makanan yang bernafas daging) selama suluk, dan kode etik lain yang tak boleh sembarangan dipublikasikan.

Tentang Pesantren Al-Manshur Popongan sendiri, saat ini terdiri tiga bagian, yaitu pesantren putra, pesantren putri dan pesantren sepuh yang diikuti oleh orang-orang tua yang menjalani suluk, lelaku tarekat. Berbagai bentuk kegiatan pesantren juga ditata ulang, sekaligus dengan penunjukkan penanggung jawabnya. Kiai Salman sendiri, selain sebagai sesepuh pesantren, juga mengasuh santri putra dan santri sepuh (santri thariqah) yang datang untuk suluk dan tawajuhhan pada bulan-bulan tertentu.

Belakangan, seiring dengan kian lanjutnya usianya, Kiai Salman tampaknya juga menyiapkan kader pribadinya, baik sebagai pengasuh pesantren maupun mursyid thariqah, yaitu Gus Multazam. Kondisi fisik Kiai yang sangat tawadhu ini, belakangan, memang agak melemah dan intonasi suaranya tidak lagi sekeras dulu. Maka putra ketujuhnya yang lahir di Makkah inilah yang menjadi badalnya (pengganti) untuk memberikan pengajian-pengajian.

Figur yang amat bersahaja, ramah serta tawadlu’ adalah kesan yang akan didapati oleh siapapun yang bertamu ke rumah kiai, yang bulan Ramadlan 1433 H lalu genap berusia 78 tahun menurut perhitungan hijriyah ini. Ketika berbicara dengan para tamunya Kiai Salman lebih sering menundukkan kepala sebagai wujud sikap rendah hatinya. Bahkan tidak jarang, ia sendiri yang membawa baki berisi air minum dari dalam rumahnya untuk disuguhkan kepada para tamu.?

?

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor: Ajie Najmuddin

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian, Syariah PKB Kab Tegal

Sabtu, 26 Desember 2015

Habib Zen Minta Maaf Jika Ada Keturunan Rasulullah Minta Dilayani

Jakarta, PKB Kab Tegal. Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Zen bin Smith menyatakan, bahwa keturunan Rasulullah Muhammad SAW, mempunyai tugas dan kewajiban yang lebih banyak dan berat, karena harus melayani masyarakat.

Habib Zen Minta Maaf Jika Ada Keturunan Rasulullah Minta Dilayani (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Zen Minta Maaf Jika Ada Keturunan Rasulullah Minta Dilayani (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Zen Minta Maaf Jika Ada Keturunan Rasulullah Minta Dilayani

“Cucu dan keturunan Rasul Muhammad SAW seharusnya mempunyai kewajiban yang lebih banyak dan berat, karena harus melayani masyarakat. Ini yang harus kita junjung tinggi,” terang Habib Zen saat berkunjung ke Kemenag, Jakarta, Kamis (14/07) seperti dikutip dari laman kemenag.go.id.?

“Kita tidak boleh mengatakan kita ini, itu. Jadi mohon maaf, jika ada habib yang minta dilayani, itu bukan habib,” tegasnya lagi.

Habib Zen, didampingi Habib M Ghozi Alaidrus, Habib Nabiel Almusawwa dan Habib Husin Alatas diterima Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di ruang kerjanya. Silaturahim ini sekaligus untuk ? mengundang Menag pada Muktamar Rabithah Alawiyah Indonesia yang sedianya akan berlangsung 6 -8 Agustus mendatang di Jakarta.?

Diterangkan Habib Zen, Rabithah Alawiyah adalah induk dari organisasi-organisasi seluruh habaib di Indonesia, termasuk Majelis Rasulullah, Nurul Mustafa, Front Pembela Islam (FPI), dan lain sebagainya.

PKB Kab Tegal

“Jika ada seorang habib bilang, saya adalah habib, maka kita beri nasehat, bahwa ? yang paling utama itu adalah yang paling taqwa. Jangan lupa, di Indonesia ini, banyak auliya’ di NU banyak, di Muhammadiyah pun banyak. Kita tidak boleh mengatakan kita itu ini, kalau ada yang membungkuk, kita harus lebih membungkuk,” tambah Habib Zen.

PKB Kab Tegal

Habib Zen menyatakan, Nasab Rasul, bukan untuk dihormati atau membuat kasta atau ras, namun semata untuk merunut hubungan saja. Karena pada dasarnya, telah terjadi asimilasi kaffah dengan masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, Habib Zen menceritakan secara ringkas dan jelas sejarah para habaib (keturunan Rasulullah) yang hijrah ke Indonesia. Sebagian langsung dari Yaman, ada pula yang dari Yaman, singgah dulu di India (Gujarat) lalu kemudian ke Indonesia.

“Di Rabithah, ada satu bidang yang namanya Bidang Nasab. Untuk mempelajari dan mengetahui nasab, untuk melihat bagaimana runut hubungannya. Dan menurut beberapa sumber, buku atau data nasab yang kami miliki, adalah yang paling lengkap di dunia, hingga banyak para habaib dari berbagai negara seperti Maroko, Oman, Malaysia, Saudi dan lain sebagainya meminta buku tersebut. Bahkan kami punya data yang bisa dipertanggungjawabkan tentang nama-nama asli (Arab) Walisongo,” Imbuh Habib Zen.

Dalam kesempatan itu, Habib Zen juga menerangkan perjalanan para Dzurriyah Rasul yang juga sempat bermukim di Indo China dan China. “Jika ada yang menyatakan, bahwa Walisongo itu keturunan China, mari kita bahas secara ilmiah, melalui kajian akademis. Kami mempunyai data lengkap bahwa beliau-beliau ini adalah dzuriyyah, termasuk yang berada di Champa (Kamboja), jadi bukan penduduk Champa asli,” tambah Habib Zen.

Kepada Menag, Habib Zen ? memberikan buku Thariqah Alawiyah. Menurutnya, ada lima pilar yang diajarkan dalam Thariqah Alawiyah, yaitu: ilmu, ? amal, ikhlas, ? wira’I (hati-hati), dan taqwa. “Jika 5 pilar ini dijalankan, Insya Allah bisa baik, baik dalam bernegara, baik dalam berniaga, baik dalam berdakwah, dan lain sebagainya,” terang Habib Zen

Thariqah Alawiyah adalah Thariqah yang melakukan dakwah dengan pendekatan akhlak dan ? menjunjung tinggi Islam rahmantan lil alamin. Rabithah Alawiyah mempunyai 61 cabang dari Aceh hingga Maluku dan kini konsen pada bidang dakwah, pendidikan baik agama maupun umum dan pemberdayaan ekonomi kecil.? Red Mukafi Niam?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Humor Islam, Santri, Warta PKB Kab Tegal

Kamis, 24 Desember 2015

MA NU Bangkitkan Spirit Kepahlawanan lewat Ajang Kreativitas

Banyumas, PKB Kab Tegal

Peringatan Hari Pahlawan yang jatuh 10 November dimanfaatkan Madrasah Aliyah (MA) Ma’arif NU 1 Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dengan menggelar pelantikan Pimpinan Komisariat Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) dan rangkaian kegiatan yang mengusung tema kepahlawanan.

MA NU Bangkitkan Spirit Kepahlawanan lewat Ajang Kreativitas (Sumber Gambar : Nu Online)
MA NU Bangkitkan Spirit Kepahlawanan lewat Ajang Kreativitas (Sumber Gambar : Nu Online)

MA NU Bangkitkan Spirit Kepahlawanan lewat Ajang Kreativitas

Ketua Pimpinan Komisariat IPNU MA Ma’arif? NU 1 Cilongok,Rizqo Abdillah? menyampaikan, selain pengukuhan pengurus baru, Kamis (10/11) itu panitia juga menyuguhkan perlombaan seperti pertunjukan fesyen, kreasi kelas, fotografi, drama kolosal, dan menulis artikel-opini. “Semua perlombaan bertemakan pahlawan,” ujar Fajar.

Yanuar Reza Gufroni, Pembina Pimpinan Komisariat IPNU MA Ma’arif NU 1 Cilongok menuturkan, pelantikan sengaja dilaksanakan bertepatan dengan peringatan hari pahlawan dengan maksud agar pengurus yang hendak bekerja nantinya mempunyai semangat juang layaknya pahlawan. Menurutnya, kader NU patut meniru semangat patriotisme para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

PKB Kab Tegal

Sementara itu, Kepala MA Ma’arif NU 1 Cilongok M. Asror Sa’bani berpesan agar Hari Pahlawan yang diselenggarakan setiap tahun ini tak hanya kegiatan seremonial. “Dewan guru, karyawan serta siswa-sisiwi khususnya pada pengurus yang baru dilantik agar lebih membangkitkan semangat kebangsaan, menumbuh-kembangkan nilai-nilai kepahlawanan serta meningkatkan kecintaan kepada Tanah Air kita dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya.

Selain itu, secara khusus Asror juga mengucapkan selamat dan sukses atas dilantiknya Pimpinan Komisariat IPNU IPPNU MA Ma’arif NU 1 Cilongok. Ia berharap kepengurusan baru bisa lebih baik dan menjadi percontohan bagi organisasi-organisasi lain. (Fajaromadon/Mahbib)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Aswaja, Hikmah, Hadits PKB Kab Tegal

Minggu, 20 Desember 2015

Pasca-Pemilu, RMINU Jateng Konsolidasi ke Cabang-cabang

Semarang, PKB Kab Tegal. Mulai hari Kamis hingga Sabtu (17-19/7) Pengurus Wilayah Rabithah Ma’ahid Islamiyyah Nahdlatul Ulama (RMINU) atau asosiasi pesantren NU Jawa Tengah mengadakan safari Ramadhan dalam rangka turun ke bawah (turba) ke sejumlah cabang.

Ketua PW RMINU Jateng KH Abdul Ghaffar Razin memimpin rombongan dari Semarang menuju Pondok Pesantren Ta’allamul Huda Salem Brebes hingga berakhir di kantor Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Arraudhah Wonosobo.

Pasca-Pemilu, RMINU Jateng Konsolidasi ke Cabang-cabang (Sumber Gambar : Nu Online)
Pasca-Pemilu, RMINU Jateng Konsolidasi ke Cabang-cabang (Sumber Gambar : Nu Online)

Pasca-Pemilu, RMINU Jateng Konsolidasi ke Cabang-cabang

Selain buka puasa bersama, safari Ramadhan ini menjadi ajang konsolidasi dengan cabang-cabang RMINU di karesidenan. Karena walaupun sudah dilantik pada bulan September lalu, Pengurus Wilayah belum sempat melakukan konsolidasi dengan cabang se-Jawa Tengah secara resmi.

PKB Kab Tegal

Hal ini dilakukan menyusul pemilihan legislatif dan presiden pada April dan Juli yang baru saja usai. RMINU yang berkomitmen menjaga netralitasnya selama pemilu, kini mengemban peran penting untuk menjadi pemersatu antarpesantren yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah.

PKB Kab Tegal

Hampir tigapuluh ribu pesantren ada di Indonesia, untuk di Jawa Tengah terdapat lebih dari dua ribu tiga ratus. “Potensi yang dimiliki oleh pesantren terutama di Jateng sangat besar sekali. Dan potensi ini tidak bisa tergarap dengan baik jika pada awal ada anggapan RMI berpihak pada presiden satu atau presiden dua”, tutur Gus Rozin, sapaan akrab KH. Abdul Ghaffar Razin.

Selain berkonsolidasi dengan pengurus cabang, rombongan pengurus wilayah juga bersilaturahmi kepada kiai sepuh. Seperti kiai KH. Ahmad Sobri (di Pondok Pesantren Al-Falah Banyumas), KH. Ahmad Syatori (Cilacap), KH. Abdul Halim Turmudzi (Pondok Pesantren Al-Falah), KH. Nur Faqih (Pondok Pesantren Al-Asyariyyah Wonosobo).

Dari konsolidasi selama tiga hari ini ditangkap terjadi kemunduran pesantren salaf. “Hal ini menjadi konsen RMI,” ungkap ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Mathaliul Falah ini.

Menurut Gus Rozin, sebabnya, antara lain, pertama kekhawatiran sebagaian kalangan keterjaminan pasca kelulusan. Kedua, penampilan santri ketika berdialog dengan di luar kalangan pesantren. Ketiga, perlu adanya metode baru dalam pengajaran kitab turats (tradisi).

Konsolidasi dan buka bersama ini bertujuan untuk menyingkronkan program yang ada di pengurus wilayah dengan cabang. Selain melakukan kegiatan turba ini RMINU Jateng melakukan diskusi bulanan di kantor, halaqah alim ulama dan umara, mendeklarasikan pemilu damai dan kegiatan lainnnya. (M Zulfa/Mahbib)

Foto: Gus Mandhur Labib (wakil sekretaris PW RMI), Dr. Jamal Mamur Asmani (anggota Departemen Kajian, Pelatihan dan Pendidikan PW RMI), Gus Rozin (Ketua PW RMI) dan Gus Ahmad Fadlun (Ketua PC RMI Wonosobo) (dari kiri ke kanan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Tegal, Bahtsul Masail PKB Kab Tegal