Selasa, 15 Desember 2015

Agama dalam Politik Kekuasaan

Oleh Teuku Saifullah



Ahli sejarah mengatakan, penemuan manusia paling tertua setelah penemuan api adalah agama. Dari mana datang agama itu masih menjadi kesanksian. Yang menganut teisme akan mengatakan agama muncul berdasarkan wahyu dari Tuhan yang disampaikan melalui utusannya. Pasangan manusia pertama adalah Adam dan Hawa yang diyakini oleh agama-agama samawi (Yahudi, Kristen, dan Islam) berasal dari surga yang diturunkan ke bumi karena melakukan dosa besar. Adam adalah pembawa wahyu pertama kepada keturunannya, setelah ia wafat muncul utusan-utusan lain dari anak cucunya.

Agama dalam Politik Kekuasaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Agama dalam Politik Kekuasaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Agama dalam Politik Kekuasaan

Mereka yang ateis akan mengatakan agama muncul sebagai penenang hati manusia dan menjadi alat kontrol sosial. Penenang hati karena manusia melihat setelah ia hidup akan menemui mati. Mati menjadi tanda tanya besar karena tidak ada pengetahuan untuk mengetahui apa yang terjadi setelahnya. Mereka menemukan bahwa kadangkala dalam kehidupan terdapat hal-hal janggal seperti muncul bayang-bayang aneh menakutkan yang mereka sebut dengan hantu. Konsep hantu menjadi konsep awal tentang adanya roh. Roh dipahami sebagai wujud setelah mati yang keluar dari jasad. Roh adalah kehidupan kedua, dan mempunyai kuasa untuk mendatangkan marabahaya dan kebahagian kepada manusia.

Oleh karena itu, mereka mengubur mayat dengan sebaik mungkin, ditempatkan dalam peti dan diucapkan kalimat-kalimat tertentu (mantra) agar roh tersebut bisa hidup damai dalam kehidupan keduanya. Orang-orang yang sakit seperti ayan (epilepsi), diyakini berasal dari gangguan roh jahat, sehingga perlu dibuatkan sesuatu untuk menenangkan roh. Muncullah konsep dukun, yaitu seorang yang ahli membaca kalimat-kalimat untuk roh, dan didengarkan oleh roh kata-katanya. Dari konsep demikian secara perlahan menjadi agama, dan agama itu? menjadi bermacam-macam tergantung kondisi sosial setempat; muncul animisme, paganisme, pantheisme, sampai konsep yang paling komplit yaitu monoteisme.

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Dan tidak dapat dielakkan bahwa sejak awal agama saling berperang, mendominasi untuk memperebutkan manusia. Persaingan antar agama itu terjadi melalui konsep keyakinan dan aturan-aturan yang ada dalam agama. Bukan soal apakah konsep keyakinan itu adalah hasil karya manusia dari generasi ke generasi sebagaimana dalam paham ateis, atau memang berasal dari Tuhan dalam teisme. Peperangan antar agama ini adalah hukum alam, sebagaimana persaingan antara kebaikan dan kejahatan. Sebabnya adalah karena manusia memiliki akal yang ia gunakan sebagai alat penilai.

Sebagian manusia menilai agama tertentu adalah jalan yang benar, karenanya ia ingin agar orang-orang terdekat dengan nya mengikuti jalan yang ia tempuh. Mulailah ia menyampaikan pesan, ajaran agama, serta propaganda untuk mempengaruhi. Sesekali mengetengahkan alasan-alasan yang logis tentang kebenaran agamanya dan dilain waktu mengungkap kelemahan-kelemahan agama lain. Di lain pihak, penganut agama lain juga mempunyai pandangan yang sama untuk menyebarkan kebenaran agama yang ia yakini. Maka terjadilah perebutan manusia oleh agama-agama, yang satu ingin mendominasi yang lain.

Melalui akal manusia, agama memainkan perannya mengatur manusia, menjadikan manusia sebagai objek untuk dikontrol. Agama membuat aturan-aturan yang wajib dipatuhi dan aturan-aturan yang dilarang untuk dilakukan. Agama juga menunjukkan kepada manusia bahwa suatu perbuatan adalah kejahatan, dan yang lain adalah kebaikan. Setiap kejahatan akan diganjar dengan dosa, setiap kebaikan diganjar dengan pahala. Dosa membawa kepada neraka, yaitu tempat yang oleh agama dijadikan kediaman manusia pembangkang yang dipenuhi oleh siksa-siksa yang tiada tara. Kebaikan membawa kepada surga, yaitu tempat yang penuh dengan kenikmatan.

Dalam agama tertentu konsep surga dan neraka menjadi kabur oleh konsep reinkarnasi. Reinkarnasi adalah keyakinan bahwa roh dari manusia yang telah mati akan hidup kembali ke dunia dengan wujud baru, dimana wujud itu tergantung prilaku manusia sebelum ia mati. Jika ia selalu melakukan kejahatan bisa jadi akan berinkarnasi menjadi babi, kambing, tumbuhan atau segala sesuatu yang tidak terhormat. Sebaliknya, manusia baik akan berinkarnasi menjadi manusia baik, atau menjadi dewa. Konsep demikian bisa ditemukan dalam agama budha, hindu, dan animisme.

Dengan kata lain, agama memegang ubun-ubun manusia dengan konsep akhirat, kehidupan setelah mati. Pun, cukup logis untuk setiap manusia beragama. Manusia melihat alam yang luar biasa megahnya, yang rahasianya sulit diungkap. Ia menundukkan alam untuk memenuhi kebutuhannya, dibuatnya rumah dari pepohonan, dibuatnya kursi untuk tempat duduk, dll. Dari itu sangat logis manusia manapun akan bertanya pada dirinya bukankah seharusnya ia pun diciptakan. Dengan perangkap kodrat alam tersebut, manusia mengelompokkan diri nya kedalam agama-agama, seakan merupakan suatu keharusan.

Karenanya, sangat mudah bagi agama untuk ikut campur dalam lalu lintas kemanusiaan, ia membuat kewajiban manusia akan tunduk, ia membuat larangan manusia akan patuh. Sebab itu agama adalah kontrol sosial horizontal sekaligus vertikal, yang didalamnya terdapat kesakralan illahiah. Selain sanksi akhirat, ajaran agama juga tak jarang mengandung sanksi dunia, yaitu dengan menetapkan sejumlah perbuatan yang jika dilakukan, dilanggar akan berakibat pada hukuman tertentu pada manusia yang disebut dengan hukum agama. Agama menjadi tatanan hukum.

Tatanan hukum agama sebagaimana tatanan hukum modern ada untuk menjamin hak-hak pemeluk agama yang mengandung demensi ilahiyah. Mereka tunduk pada aturan itu karena mereka menganggap aturan itu suci, berasal dari sesuatu yang sangat mulia, yaitu tuhan, dewa, atau totem. Dalam agama hindu India misalnya, masyarakat hindu terpecah kedalam strata-strata sosial yang pembagiannya berdasarkan legalitas agama; Brahmana, Kesatrian, Wisnu, dan Sudra. Meskipun kadangkala ada orang-orang yang merasa tatanan itu tidak adil tetapi tidak ada yang menyangkal tatanan itu bersifat suci yang legalitasnya berasal dari dewa.

Dalam agama Islam, yang bisa dijadikan contoh bagaimana agama mengatur kehidupan, terdapat larangan larangan yang dikenakan sanksi seperti membunuh, mencuri, merampok, memperkosa, dan berzina. Orang yang membunuh dengan sengaja akan di qishas (dibunuh) atau diwajibkan membayar diyat sebagai ganti dari pembunuhan, mencuri akan dipotong tangan, berzina akan dicambuk 100 kali, atau dirajam sampai mati bagi yang berzina dalam posisi sudah menikah. Selain itu, Islam juga membuat sebuah aturan acara bagaimana hukum itu dilaksanakan, seperti tentang jumlah saksi yang harus dipenuhi dan yang berwenang menjadi hakim.

Akan tetapi aturan agama adalah aturan yang hanya efektif bagi pemeluknya dan menjadi tidak berguna untuk yang lain. Sehingga ide-ide untuk menjadikan hukum agama sebagai hukum positif dalam sebuah negara akan menjadi sulit tercapai ketika terdapat banyak agama maupun aliran keyakinan (heterogen/majemuk). Pun, jika sebuah negara dengan pemeluk agama yang homogen, akan ditemui juga orang-orang yang tidak sepakat, akan tetapi hal itu tidak menjadi soal karena begitu hukum agama diundangkan menjadi hukum positif, maka hukum itu mengikat kepada semua orang.

Menjadikan hukum agama sebagai hukum positif nasional karena alasan suatu agama adalah mayoritas, atau alasan sumbangsih agama tertentu begitu besar terhadap suatu negara tidak akan menghentikan masalah yang akan muncul di kemudian hari. Hukum agama adalah hukum yang bersifat ilahiyah. Esensi hukum tersebut hanya dipahami sepenuhnya oleh pemeluknya. Ketaatan pemeluk agama pada hukum tersebut adalah bagian dari ketaatan pada tuhan (ibadat) yang balasannya adalah surga.

Dalam posisi demikian, pemeluk agama lain tidak menemukan alasan untuk mematuhi aturan agama lain, karena kepatuhan pada aturan lain berarti mereka telah mengkhianati aturan agama yang mereka anut. Setiap agama membuat pemeluk nya menjadi fanatik dengan anggapan aturan agama itulah yang paling sempurna dan paling absah.

Dengan demikian menjadi mudah dipahami kenapa tujuh kata pada sila pertama pancasila? yang merepresentasikan superioritas umat Islam “Ketuhanan yang maha esa dengan kewajiban menjalankan hukum Islam bagi pemeluknya” mendapatkan penolakan dari orang-orang di luar Islam dan tokoh-tokoh nasionalis yang berpikiran liberal. Mereka menilai jika tujuh kata tersebut tetap dipertahankan, maka secara terang-terangan ajaran Islam telah diutamakan dan agama lain dianggap sebagai agama kelas dua.

Dalam paham mereka, kemerdekaan Indonesia adalah perjuangan bersama, walaupun tidak bisa memungkiri sumbangsih umat Islam lebih besar dari yang lainnya. Islam adalah agama mayoritas penduduk, tetapi mayoritas bukan berarti superior. Suatu ancaman masa depan bagi keutuhan Indonesia jika Islam tetap memaksakan kehendaknya pada sila pertama adalah pecahkongsi. Orang-orang Indonesia timur yang dibeberapa tempat dikuasai oleh agama selain Islam menunjukkan tanda-tanda keberatan untuk bergabung dengan Indonesia yang baru berdiri. Suatu kesadaran mulia tokoh-tokoh Islam ketika itu yaitu dengan mengikhlaskan tujuh kata pada sila pertama, sebagai pertanda bahwa Indonesia adalah sebuah negara baru dengan agama yang majemuk dan semuanya dalam tingkatan yang setara.? ? ? ?

Jalan yang paling bijak mengakomodir agama dalam kekuasaan politik adalah dengan menjadikan agama-agama sebagai sumber moral dan sumber hukum. Agama-agama mana adalah agama yang dianut oleh penduduk setempat tanpa mengedepankan satu diantara yang lain. Dalam tatanan hukum di Indonesia, agama merupakan salah satu sumber hukum, yang artinya aturan agama bisa menjadi hukum ketika terjadi resultan politik di legeslatif, eksekutif maupun yudikatif. Akan tetapi aturan agama bisa juga dikesampingkan ketika elite politik tidak menghendakinya. Aturan agama mana yang diambil adalah aturan agama yang dihajatkan oleh pemerintah setelah melalui berbagai pertimbangan.

Kelemahan dalam sistem demikian yaitu pada tataran praktis suatu agama mempunyai potensi untuk mendominasi atau mewarnai pemerintahan ketika percaturan politik dominan dikuasai oleh suatu agama. Karenanya faktor mayoritas kadangkala tidak bisa dihindari sebagai alasan penguasaan politik. Munculnya, partai politik bersendikan agama di Indonesia, seperti Masyumi, Partai Nadlatul Ulama (pada 1952, red), Partai Keadilan sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah salah satu alasannya melalui partai-partai ini aspirasi politik yang bersendikan agama diharapkan dapat mendominasi politik kekuasaan.

Jika dilihat dalam percaturan politik kekuasaan, agama merupakan salah satu kekuatan politik yang berkehendak untuk memegang tali kekuasaan. Karena kekuasaan merupakan alat bagi agama untuk menerapkan aturannya pada umatnya dan kepada manusia-manusia lain yang diharapkan nantinya ikut menjadi pemeluk agama tersebut. Bisa dilihat, misalnya; Ajaran Kristen pernah menguasai kekaisaran Roma dalam waktu yang lama; Islam pernah menjadi sumber aturan dalam kekhalifahan (kekaisaran) Umayyah, Abbasiah dan Utoman serta kekuasaan-kekuasaan kecil lainnya; Hindu pernah menguasai nusantara melalui kerajaan Majapahit, Budha menguasai sumatra dengan kerajaan Sriwijaya.

Hal–hal tersebut diatas tidak bisa dihindari karena agama adalah aturan hidup yang menyeluruh (way of life) yang keabsahannya bersifat ilahiyah (Ketuhanan). Karenanya untuk mencapai fungsinya itu, kekuasaan adalah alat yang paling efektif. Tanpa kekuasaan peran agama sebagai aturan hidup yang menyeluruh tidak bisa tercapai. Yang artinya selama hal tersebut belum tercapai, pemeluk agama tidak bisa menjalankan aturan agamanya secara sempurna (kaffah).

Bisa dilihat misalnya dalam suatu negara demokrasi seperti Indonesia, masih ada kelompok-kelompok yang mengusung cita-cita untuk menjadikan agama sebagai landasan negara, seperti yang diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir Indonesia yang menuntut kekhalifahan Islam ditegakkan, dalam Kristen juga ada kelompok-kelompok ortodok yang memimpikan kerajaan Tuhan. Belum lagi kelompok-kelompok keras yang berusaha menggulingkan pemerintah dengan cara pemberontakan, seperti Darul Islam dan teroris agamis untuk kemudian diganti dengan pemerintahan yang didasarkan pada agama.

Kita menilai kelompok-kelompok semacam ini tidak pernah mempertimbangkan konflik antaragama yang akan ditimbulkan oleh ego-agama. Konflik yang ujungnya akan membawa kepada perpecahan dan permusuhan antarmasyarakat yang berbeda keyakinan. Bahwa Kerajaan Kristen Roma pernah menindas mereka yang tidak sepaham adalah fakta yang diketahui oleh orang-orang barat yang puncaknya terjadi revolusi Prancis. Kekhalifah Islam yang terkenal pada masa Ummayyah, Abbasiah, dan Otaman juga di sana-sini terdapat gesekan semacam itu yang membuat pemeluk-pemeluk agama lain menjadi masyarakat kelas dua. Konflik semacam ini tidak bisa dihindari, karena begitu agama berkuasa, ego-agama menguat dan segala sesuatu dipandang dari sudut pandang agama.

Penulis adalah peneliti di Farabi Institute Jawa Tengah. ?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian, Pendidikan, Meme Islam PKB Kab Tegal

Minggu, 22 November 2015

Islam Nusantara, Islam yang Merangkul Nusantara

Solo, PKB Kab Tegal. Model Islam yang dibawa para walisongo ke Nusantara, atau kemudian populer disebut sebagai istilah Islam Nusantara, menjadikan kebudayaan Nusantara sebagai sarana untuk berdakwah.

Demikian menurut Wakil Ketua Pengurus Cabang Internasional Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika Serikat, Akhmad Sahal pada kegiatan bedah buku Islam Nusantara yang diselenggarakan Lakpesdam NU Surakarta, di Kantor NU setempat, Kamis (27/8) malam.

Islam Nusantara, Islam yang Merangkul Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Islam Nusantara, Islam yang Merangkul Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Islam Nusantara, Islam yang Merangkul Nusantara

“Islam Nusantara itu Islam yang merangkul Nusantara. Maksudnya, dalam pendekatan terhadap kenyataan kebudayaan Nusantara ini tidak memakai cara tumpas kelor, tetapi dijadikan sarana untuk pengislaman, dan selaras dengan Islam,”

PKB Kab Tegal

Ditambahkan Sahal, model Islam Nusantara yang membawa nilai dakwah yang santun dan damai, merupakan perwujudan dari Islam yang kaffah (menyeluruh) dan rahmatan lil alamin. “Islam Nusantara ini Islam yang kaffah dan memakai ilmu, bukan sekedar pokoe (yang penting) memakai istilah kaffah,” jelas Sahal.

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut diungkapkan Sahal, para ulama Islam Nusantara ini memiliki sanad keilmuan yang bersambung hingga Rasulullah saw. “Jadi sanadnya bukan dari Syekh Google. Tapi mereka mendapatkannya dari para guru yang memiliki mata rantai keilmuan hingga Rasulullah,” ujar dia.

Sementara itu, menurut narasumber lainnya, KH Abdullah Sa’ad, munculnya istilah Islam Nusantara masih perlu dikaji lebih lanjut, khususnya yang perlu dicari pertama kali adalah siapa yang memulai memperkenalkan istilah ini.

“Kalau dalam bahasa pesantren, perlu diketahui dulu siapa mushanifnya dari mana asalnya, agar lebih jelas ketika kita akan memberikan hukum terhadap sesuatu, termasuk Islam Nusantara ini,” ujar Pengasuh Pesantren Al-Inshof Karanganyar, Jawa Tengah itu. (Ajie Najmuddin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Kajian Sunnah PKB Kab Tegal

Selasa, 17 November 2015

Menjaga Hubungan Akrab NU dan Pemerintah

Rombongan pengurus PBNU yang dipimpin oleh Rais Aam KH Maruf Amin dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj diterima presiden Joko Widodo di Istana Merdeka pada Kamis (31/3). Banyak hal yang didiskusikan dalam pertemuan tersebut, terutama masalah-masalah kebangsaan. Belum ada seminggu, tepatnya pada Ahad 27 Maret 2016, Jokowi juga menghadiri puncak peringatan hari lahir ke-70 Muslimat NU di Malang. Di luar dua acara tersebut, susah untuk menghitung berapa kali pertemuan Presiden dengan tokoh atau komunitas NU. Kita tentu bersyukur dengan hubungan yang akrab ini mengingat banyak sekali persoalan bangsa yang membutuhkan kerjasama dari banyak komponen bangsa. ? Tanpa rasa saling mempercayai dan kerjasama yang baik, maka perjalanan bangsa ini juga mengalami banyak hambatan.?

Sesungguhnya, jika kita menengok perjalanan sejarah, hubungan NU dengan pemerintah selalu mengalami pasang-surut. Pada era Presiden Soekarno, ketika NU masih menjadi partai politik, Partai NU merupakan salah satu pendukung Soekarno. NU memberikan gelar waliyul amri adhharuri bisysyaukah. NU menjadi garda terdepan membela NKRI yang waktu itu sangat rentan terhadap perpecahan, termasuk pemberontakan oleh kelompok Islam melalui DI/TII.

Menjaga Hubungan Akrab NU dan Pemerintah (Sumber Gambar : Nu Online)
Menjaga Hubungan Akrab NU dan Pemerintah (Sumber Gambar : Nu Online)

Menjaga Hubungan Akrab NU dan Pemerintah

Pada era Orde Baru, massa NU yang besar dan solid dianggap menjadi ancaman eksistensi kekuasaan Golkar yang mendasarkan diri pada ABRI, Birokrasi, dan kino-kino Golkar. Karena itu, hubungan NU dan pemerintah mengalami masa-masa sulit. Banyak lembaga-lembaga pendidikan dengan nama NU dicurigai sehingga harus berganti nama. Untuk menggelar pengajian, sangat sulit dilakukan dan para intel pun mengawasi dengan ketat aktivitas para dai. Dengan berbagai cara, pemerintah berusaha menjegal Gus Dur dalam Muktamar NU di Cipasung tahun 1989 karena Gus Dur dianggap pemimpin oposisi. Pengabaian NU berarti negara telah mengabaikan sebagian besar potensi bangsa.?

Situasi berbalik setelah masa reformasi sampai dengan hari ini. Semua presiden pasca gerakan reformasi selalu menjaga hubungan baik dengan NU. Berbagai kebijakan penting terkait dengan hubungan agama dan sosial kemasyarakatan oleh pemerintah selalu meminta saran NU. Perhatian pemerintah terhadap aspek sosial, budaya, pendidikan, dan ekonomi warga NU ditingkatkan. Pesantren dan madrasah semakin meningkat dalam sisi pengakuan eksistensinya maupun bantuan dana, meskipun belum sesuai dengan harapan. Banyak pesantren mendapat program rusunawa untuk asrama santri, pemberian honor bagi para guru ngaji, diakuinya ijazah pesantren untuk masuk ke perguruan tinggi dan lainnya. Semua kebijakan tersebut baru tumbuh di era reformasi. Banyak hal telah berubah setelah komunitas NU diabaikan selama 32 tahun kekuasaan Orde Baru.

NU memang memiliki kekuatan massa besar yang tidak bisa diabaikan oleh siapapun. Apalagi saat dunia dihadapkan dengan merebaknya terorisme dan radikalisme serta aliran Islam transnasional. Mereka berusaha merobohkan NKRI sesuai dengan cita-cita dan ideologi yang diusungnya. Tentu saja NU dengan tegas akan membela NKRI. Ajaran Islam Ahlusunnnah wal Jamaah NU moderat, toleran, dan seimbang merupakan pilihan tepat bukan hanya bagi Indonesia, tapi juga bagi dunia. Tak heran Presiden Jokowi mendukung pengembangan Islam Nusantara yang digagas oleh NU sebagai cerminan Islam yang menghargai nilai-nilai lokalitas.?

Tentu saja hubungan baik tersebut bisa sangat bermanfaat bagi perjalanan bangsa ini. Banyak sekali persoalan kemasyarakatan yang tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah melalui berbagai kementerian dan lembaga negara lainnya. NU dengan jaringan yang dimilikinya bisa membantu berbagai program pemerintah sampai ke tingkat akar rumput. Banyak program tidak hanya butuh uang, tetapi pendekatan lain, seperti penanganan kasus terorisme dan radikalisme yang membutuhkan bimbingan agama yang benar bagi mereka yang terlanjur masuk aliran tersebut.?

PKB Kab Tegal

Posisi NU dihadapan pemerintah tidak dapat dikategorikan sebagai oposisi atau koalisi karena NU bukan partai politik. Jika ada kebijakan pemerintah yang tidak pas buat rakyat, tentu sudah sepatutnya bagi NU untuk mengingatkan pemerintah soal ini. Dengan pengalaman sejarahnya yang panjang, NU tidak takut atau enggan menyampaikan kritiknya. Tapi tentu saja, kritik bisa disampaikan secara santun dan tidak harus di depan publik. Yang penting adalah pesan tersebut sampai kepada pengambil kebijakan. Pengabdian NU adalah kepada bangsa dan negara, bukan kepada rezim pemerintahan tertentu yang setiap periode tertentu berganti. NU akan mengawal perjalanan bangsa ini, siapapun presidennya, siapapun pemerintahannya (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Ubudiyah PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal

Senin, 16 November 2015

Istighotsah, GLI hingga Pengobatan Gratis di Harlah Pesantren Ahsanul Ibad

Lampung Timur, PKB Kab Tegal

Pondok Pesantren Ahsanul Ibad asuhan Kiai Moch Izzuddin Desa Taman Fajar, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur menggelar  Gebyar Lomba Islami (GLI). Acara ini dilaksanakan, Ahad  (20/3) untuk memperingati Harlah Ke-17 pesantren disambung dengan kegiatan istighotsah dan pengobatan gratis.

Istighotsah, GLI hingga Pengobatan Gratis di Harlah Pesantren Ahsanul Ibad (Sumber Gambar : Nu Online)
Istighotsah, GLI hingga Pengobatan Gratis di Harlah Pesantren Ahsanul Ibad (Sumber Gambar : Nu Online)

Istighotsah, GLI hingga Pengobatan Gratis di Harlah Pesantren Ahsanul Ibad

Ada 8 cabang lomba yang diikuti oleh 5 kecamatan di Kabupaten Lampung Timur. Perlombaan diikuti dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Menegah Atas, seperti mewarnai dan fashion show tingkat TK, puisi religi dan pidato tingkat SMP, tilawah dan kaligrafi tingkat SMA.

“Adanya GLI ini menumbuhkan minat dan bakat generasi NU untuk berprestasi dan meningkatkan keterampilan,” ujar Ketua MWCNU Purbolinggo H Syamsul Huda.

Sementara itu, salah satu juri lomba H Munawir menyatakan, GLI tahun ini meningkat dibandingkan sebelumnya, terlihat banyaknya peserta dari masing-masing kecamatan. 

“Berharap GLI yang akan datang lebih besar lagi dan ditambah banyak lagi cabang perlombaannya,” tutur Munawir.

PKB Kab Tegal

Adapun official dari Pondok Pesantren Baitul Qur’an Ustadz Khoirul Muzaki menyatakan bahwa dirinya senang sekali dengan adanya kegiatan ini.

“Semoga kegiatan ini dapat mempererat tali silaturahmi antar-pondok pesantren dalam menggalih bakat para santri nahdliyin. (Zulinda/Fathoni)

 

PKB Kab Tegal

 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal News, Halaqoh PKB Kab Tegal

Sabtu, 14 November 2015

Ketika Nabi Menunda Orang Masuk Islam

Satu lagi peristiwa mencengangkan ditunjukkan Rasulullah pada saat penaklukan kota Makkah. Kota Suci dikuasai umat Islam. Lawan perang benar-benar tak berkutik. Tapi, Nabi Muhammad memang punya cara-cara tersendiri dalam menghadapi mantan musuh-musuhnya.

Tak ada darah menetes di dalam ataupun sekitar Masjidil Haram. Penghancuran patung berhala di sekeliling Ka’bah pun dilakukan atas permintaan penduduk Makkah. Sejak awal, Nabi mewanti-wanti berbagai bentuk kekerasan dan perusakan karena musuh tidak lagi menyerang.

Ketika Nabi Menunda Orang Masuk Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketika Nabi Menunda Orang Masuk Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketika Nabi Menunda Orang Masuk Islam

Sikap anti-pemaksaan justru mengantarakan peristiwa Fathul Makkah pada kemenangan yang kian gemilang. Musyrikin Quraisy berbondong-bondong memeluk Islam, terutama setelah pemimpin tertinggi mereka, Abu Sofyan berikut keluarganya secara suka rela mengucapkan dua kalimat syahadat.

PKB Kab Tegal

Hanya saja, kesadaran tauhid tidak selalu berlangsung segera. Seorang panglima Quraisy bernama Shofwan bin Umayyah sempat berketetapan masuk Islam tapi urung. Dia membutuhkan beberapa waktu untuk membulatkan niatnya itu.

PKB Kab Tegal

“Berilah saya waktu seminggu untuk berpikir, apakah saya harus masuk Islam atau tidak,” kata Shofwan kepada Nabi.

“Jangan seminggu,” sergah Nabi.

Shofwan kaget dan bertanya, “Apakah itu terlalu lama?”

“Tidak,” Rasulullah menyahut, “Terlalu singkat. Kuberi kau waktu selama dua bulan. Apakah akan mengucapkan syahadat atau tidak. Pikirkanlah masak-masak sebab Islam adalah agama bagi orang-orang berakal dan menggunakan akalnya untuk berpikir. Tiada agama bagi orang yang tak memiliki akal.” (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Olahraga, Hadits, Daerah PKB Kab Tegal

Rabu, 11 November 2015

KPK Ajak Para Dai Tanamkan Anti-Korupsi kepada Umat

Jakarta, PKB Kab Tegal



Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo menjelaskan, korupsi bukan hanya tindakan yang merugikan negara, tetapi juga swasta. Maka, ia mengajak kepada para dai untuk mensosialisasikan dan memberikan pemahaman tentang korupsi kepada masyarakat agar mereka tidak melakukannya.?

KPK Ajak Para Dai Tanamkan Anti-Korupsi kepada Umat (Sumber Gambar : Nu Online)
KPK Ajak Para Dai Tanamkan Anti-Korupsi kepada Umat (Sumber Gambar : Nu Online)

KPK Ajak Para Dai Tanamkan Anti-Korupsi kepada Umat

“Sebagai dai, kita harus mempersiapkan dan memberikan pemahaman bahwa yang namanya korupsi itu bukan hanya yang merugikan negara. Itu yang harus disosialisasikan,” kata Agus saat menjadi narasumber dalam acara Pelatihan Dai-Daiyah Kader NU 2017 pada hari kedua yang diselenggarakan atas kerjasama LD PBNU dengan Hidmat Muslimat NU di lantai 8 Gedung PBNU, Selasa (30/5).

Saat ini Indonesia belum memiliki Undang-Undang korupsi di sektor swasta sebagaimana yang dimiliki oleh Singapura. Namun demikian, ia berharap ke depan itu akan terwujud agar korupsi bisa benar-benar bisa diberantas dari Indonesia.?

Ia mencontohkan, korupsi di bidang swasta itu seperti seseorang yang memiliki kepentingan kepada orang lain. Lalu ia memberikan sesuatu atau menjual pengaruh kepada orang lain tersebut agar kepentingan yang diinginkan bisa terkabul.

PKB Kab Tegal

“Seperti seorang guru yang membuka bimbel setelah mengajar. Anak-anak yang belajar bimbel di rumahnya dikasih nilai yang baik saat di sekolah. Itu kena (jerat korupsi),” terangnya.

Ia mengaku bahwa masyarakat masih belum memberikan sanksi sosial yang berat kepada para pelaku korupsi. Mereka masih merasa biasa saja dengan koruptor.?

Kalau ada yang korupsi kemudian keluar penjara dan kaya, masih kita hormati. Biasa-biasa saja. “Bagaimana membuat yang korupsi merasakan hukuman sosial seperti membersihkan pasar,” lanjutnya.

PKB Kab Tegal

Lebih jauh, ia menyatakan, kerugian dari korupsi itu bukan pada besarnya uang yang dikorupso, tetapi lebih kepada dampak dari korupsi itu seperti terbengkalainya pembangunan saran-prasarana dan infrastruktur publik. Selain itu, dampak dari korupsi adalah terjadinya pemborosan keuangan negara dan terkikisnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

“Anak-anak pergi ke sekolah masih bergelantungan (karena tidak ada jembatan), sekolah yang mau ambruk, dan lainnya,” pungkasnya. (Muchlishon Rochmat)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pesantren PKB Kab Tegal

Jumat, 30 Oktober 2015

Dana Desa Serap 2,6 Juta Tenaga Kerja Desa Langsung

Jakarta, PKB Kab Tegal



Banyak manfaat positif yang sudah dirasakan langsung masyarakat berkat program Dana Desa. Program ini pertama kali digulirkan tahun 2015 dengan jumlah Rp20,7 triliun untuk 74.093 desa.

Dana Desa Serap 2,6 Juta Tenaga Kerja Desa Langsung (Sumber Gambar : Nu Online)
Dana Desa Serap 2,6 Juta Tenaga Kerja Desa Langsung (Sumber Gambar : Nu Online)

Dana Desa Serap 2,6 Juta Tenaga Kerja Desa Langsung

Meski tahun pertama dan baru pertama kali dalam sejarah ada dana APBN langsung dialokasikan ke desa, namun ternyata Dana Desa 2015 sudah mampu memberi kontribusi kongkret terhadap desa, yakni terkait peningkatan sarana prasarana dan layanan dasar, sarana prasarana ekonomi, serta penyerapan tenaga kerja.

PKB Kab Tegal

"Rata-rata jumlah penyerapan tenaga kerja langsung sebagai kontribusi Dana Desa di bidang pembangunan fisik adalah 2.657.916 orang. Ini sifatnya cash for work bagi masyarakat desa," ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar di Jakarta, Rabu (16/3/2016).

PKB Kab Tegal

Dana Desa tahun 2015 memang diprioritaskan untuk membangun infrastruktur yang bersifat padat karya dan tidak boleh dikontraktualkan. Bahan baku pembangunan dari desa, pekerjanya dari desa, sehingga Dana Desa itu benar-benar berputar di desa.

"Dana Desa tahun 2015 juga telah memberi kontribusi positif terhadap upaya penanggulangan kemiskinan pada 66,9% Desa," imbuh Menteri Marwan.

Penggunaan Dana Desa 2015 digunakan untuk pelaksanaan pembangunan desa sebesar 89%, belanja pemerintahan desa 6%, pembinaan kemasyarakatan 3%, dan pemberdayaan masyarakat sebesar 2%.

Terkait Dana Desa 2016, Menteri Marwan kembali mengingatkan bahwa jumlahnya sudah dinaikkan menjadi Rp47 Triliun dan tahun 2017 akan dinaikkan lagi menjadi Rp81,1 triliun. "Kenaikan Dana Desa ini merupakan bentuk nyata dari komitmen Pemerintahan Presiden Jokowi yang menjadikan desa sebagai pondasi pembangunan nasional," ucapnya.

Sebagai menteri yang bertugas mengawal proses pembangunan desa, Menteri Marwan mengakui bahwa tantanga terbesar yang dihadapi saat ini adalah bagaimana memberi pemahaman pada masyarakat desa dalam menjalankan kegiatan dengan baik. Apalagi jumlah desa sudah mencapai 74.754 dengan berbagai tipologi dan memiliki perbedaan kapasitas yang masih sangat lebar.

Sebagai gambaran, lanjut Menteri Marwan, 45% desa di Indonesia adalah desa tertinggal dan 18,25% merupakan desa sangat tertinggal. Butuh upaya pengawasan dan pendampingan semua pihak sehingga kewenangan desa maupun Dana Desa dipakai dengan maksimal dan tanpa penyimpangan.

"Kami sudah mengeluarkan Peraturan Menteri Desa No.21/2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2016. Ini bisa menjadi panduan teknis bagi desa dalam melakukan pembangunan di desanya," terang Menteri Marwan. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Quote, Nasional PKB Kab Tegal