Jumat, 03 Januari 2014

Ensiklopedia NU, Mozaik Perjalanan Nahdlatul Ulama

Kurang lebih selama 88 tahun sejak 1926, Nahdlatul Ulama telah berjuang dan mengabdi bagi kemerdekaan dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sebelum resmi berdiri pun, para pendiri Nahdlatul Ulama telah berjuang melalui lembaga-lembaga pendidikan klasik, yaitu pesantren. Pesantren hingga sekarang masih menjadi pertahanan moral, sekaligus menciptakan kader-kader bangsa yang mempunyai akhlaqul karimah dan setia dalam menegakkan dan memajukan bangsa dan negara seperti yang telah dilakukan para santri ketika berjuang melawan penjajah Jepang dan Belanda hingga akhir tahun 1949. 

Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial keagamaan (jami’yah diniyah ijtima’iyah) selalu mereformasi diri sesuai dengan perkembangan zaman, namun tetap dalam kerangka Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) sebagai nilai dan ajaran pokok dalam pergerakannya. Nahadlatul Ulama sebagai suatu organisasi itu, hanyalah salah satu bagian saja dari sosok sejatinya yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Selain sebagai institusi, Nahdlatul Ulama mempunyai sisi tradisi dan khazanah pengetahuan yang semuanya berakar pada ajaran intinya tadi, yaitu Aswaja. Ajaran dan keyakinan yang menjadi pandangan dunia itu menentukan seluruh perilaku dan tradisi yang hidup serta menjadi salah satu pembentuk identitas. Sebagai derivasi ajaran Aswaja, warga NU (Nahdliyin) senantiasa mengedepankan 4 (empat) sikap kemasyarakatan, yaitu moderat (tawassuth), toleran (tawazun), seimbang (tasamuh), dan adil (i’tidal). 

Ensiklopedia NU, Mozaik Perjalanan Nahdlatul Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)
Ensiklopedia NU, Mozaik Perjalanan Nahdlatul Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)

Ensiklopedia NU, Mozaik Perjalanan Nahdlatul Ulama

Ajaran Nahdlatul Ulama bersumber dari rumusan-rumusan utuh menyeluruh yang disebut Aswaja tadi, meliputi aqidah, fikih, dan tasawuf yang menjadi sebuah sistem pandangan dunia Nahdlatul Ulama meliputi hubungan manusia dengan Allah swt (hablun minallah), hubungan manusia dengan manusia (hablun minannas), dan hubungan manusia dengan alam (hablun minal’alam). Dengan coraknya yang demikian, pandangan dunia yang dipegang Nahdlatul Ulama mampu menciptakan sebuah “tradisi agung” yang memberi corak dominan dalam sejarah panjang peradaban Nusantara hingga di tengah peradaban modern seperti sekarang.

PKB Kab Tegal

Buku Ensiklopedia Nahdlatul Ulama yang terdiri dari 4 jilid ini berusaha merunut perjalanan sejarah, tokoh, dan khazanah pesantren sebagai basis intelektual kaum Nahdliyin. Sebagai entitas dunia dengan Aswaja-nya, Nahdlatul Ulama mesti dipahami dengan melacak akar tradisi sosial keagamaan sebagai manifestasi ajarannya dan sejarah pembentukan tradisi santri Nusantara yang sangat kaya serta dinamika pasang surut, tegangan, dan rekonsiliasinya dalam keindonesiaan masa kini. Sebab itulah, Ensiklopedia Nahdlatul Ulama hadir dengan harapan mozaik-mozaik itu tertata rapi dan indah sehingga jejak perjuangan NU dalam mewarnai bangsa dan negara hingga sekarang dapat menjadi letupan energi positif bagi kemajuan dan kesejahteraan sosial bangsa Indonesia secara umum. 

Dalam Ensiklopedia NU ini, nama-nama pesantren atau kiai biasa disebut dalam riwayat seorang tokoh yang dikenal. Misalnya, terdapat pesantren Siwalan dan Kiai Ya’kub dalam riwayat KH Hasyim Asy’ari. Tetapi nama-nama itu tidak dapat dieksplorasi lebih lanjut. Beberapa penulis seperti Choirul Anam (1985), MC. Ricklefs (2012), Martin van Bruinessen (1995), juga menyebut sejumlah pesantren pada abad ke-17 dan 18, tetapi jejaknya belum dapat dilacak. Di luar itu semua, sangat terasa adanya ketimpangan antara Jawa dan luar Jawa. Belum banyak data mengenai sejarah dan tokoh NU di luar Jawa. Semua “kekosongan” itu menyebabkan atau menyisakan garis yang terputus dalam perkembangan NU, pesantren, dan tokoh-tokoh yang menyertainya. Inilah yang kemudian harus menjadi agenda berikutnya dalam bentuk riset lebih lanjut. 

Ensiklopedia ini dilangkapi dengan esai foto, yang berfungsi tak sekadar sebagai ilustrasi biasa, melainkan sebuah rangkaian gambar yang saling berkait yang diharapkan dapat menampilkan makna secara utuh dan menghasilkan sebuah “narasi” tersendiri di luar teks ensiklopedia. Visualisasi yang ditampilkan dalam ensiklopedia ini tergolong baru yang menjadi salah satu kekuatannya. Sebab menjadi pendekatan historiografi tersendiri.

PKB Kab Tegal

Dalam ensiklopedia ini, foto dan gambar yang ditampilkan merupakan kegiatan sehari-hari di lingkungan pesantren dan masyarakat. Artinya historiografi (penulisan sejarah) dalam perspektif human interest sangat terasa dalam buku 4 jilid ini. Historiografi model ini berusaha mengangkat sejarah dalam lingkup kehidupan sehari-hari. Hal ini penting, sebab sejarah tidak hanya dipahami secara elitis. Namun bagaimana elitisitas tersebut terbentuk dalam kehidupan masyarakat. Tentu persoalan ini muncul dari asumsi bahwa sejarah tokoh-tokoh atau institusi terkenal tak lepas dari pengaruh kehidupan masyarakat di sekitarnya. Sebab itulah, ensiklopedia ini menghadirkan penulisan sejarah dengan pendekatan yang terbilang baru selain pendekatan multidimensional yang berusaha mengemukakan sejarah dalam berbagai bidang kehidupan seperti agama, sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. Selamat membaca!

Judul: Ensiklopedia Nahdlatul Ulama: Sejarah, Tokoh, dan Khazanah Pesantren

Penulis: M. Imam Aziz (et.al)

Penerbit: PBNU dan Mata Bangsa

Tebal: Jilid 1 (232 halaman), Jilid 2 (230), Jilid 3 (219), dan Jilid 4 (259)

Cetakan: Pertama, 2014 

ISBN: 978-979-9471-12-3 (no. jilid lengkap) / 978-979-9471-13-0 (jilid 1)

Peresensi: Fathoni, mahasiswa pascasarjana STAINU Jakarta

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Warta PKB Kab Tegal

Minggu, 22 Desember 2013

Genjot Oplah, Majalah Aula Gandeng Ma’arif

Surabaya, PKB Kab Tegal. Kerja sama saling menguntungkan akan segera dilakukan antara Majalah Aula dengan PW LP Maarif NU Jawa Timur. Hal ini untuk semakin meningkatkan oplah media tersebut dan memberikan informasi yang berguna bagi para pendidik, siswa, dan pengelola sekolah atau madrasah.

Ketua PW LP Maarif NU Jatim, Prof. Dr. H. Abd. Haris, M.Ag menjelaskan, sudah saatnya ada sinergi antara media yang dimiliki NU yakni "Aula" dengan lembaga yang sekarang dipimpinnya. "Tidak semata meningkatkan oplah, juga sebagai sarana komunikasi bagi para pelaku pendidikan di NU," katanya, Senin (12/10).

Genjot Oplah, Majalah Aula Gandeng Ma’arif (Sumber Gambar : Nu Online)
Genjot Oplah, Majalah Aula Gandeng Ma’arif (Sumber Gambar : Nu Online)

Genjot Oplah, Majalah Aula Gandeng Ma’arif

Guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya ini mengemukakan, banyak informasi yang layak diketahui para guru maupun pengelola pendidikan. Dan pada saat yang sama, Majalah Aula juga bisa menginformasikan capaian yang telah dilakukan lembaga pendidikan, sehingga dapat diketahui pembaca, lanjutnya.

PKB Kab Tegal

"Jaringan Maarif khususnya di Jawa Timur sangat luar biasa," tandasnya. Ada ribuan sekolah dan madrasah yang bergabung dengan PW LP Maarif NU Jatim. Apalagi kalau Majalah Aula dapat menarik minat para guru untuk menjadi pelanggan. "Bila dikelola dengan baik, hal ini merupakan potensi pasar yang sangat bagus," jelasnya.

PKB Kab Tegal

Pihak Majalah Aula yang diwakili Iwan Setiono dari pemasaran, menyambut baik kerja sama tersebut. "Kami akan memberikan space halaman khusus untuk bisa menyapa para guru dan pengelola madrasah serta sekolah yang berada di bawah naungan Maarif," terangnya.

Halaman yang akan diberikan berupa profil lembaga pendidikan, informasi kebijakan yang bermanfaat bagi tenaga pendidik, serta prestasi yang diraih siswa, guru dan sekolah. "Dengan dimuat di media kami, maka informasi tersebut akan bisa tersebar ke sejumlah kalangan," ungkapnya.

Sebagai sebuiah perusahaan media, Majalah Aula tentu akan memberikan pembagian keuntungan dari distribusi tersebut. "Semua akan dituangkan dalam kerja sama yang dapat ditandatangani kedua belah pihak," kata Iwan, sapaan akrabnya.

Profesor Haris juga berharap, kerja sama tersebut nanti dapat disaksikan oleh pimpinan lembaga pendidikan, sehingga bisa ditindaklanjuti di lapangan. "Penandatanganan kerja sama itu bisa dilakukan saat kegiatan yang menghadirkan para kepala sekolah dan pimpinan yayasan di masing-masing sekolah atau madrasah," pungkasnya. (Ibnu Nawawi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU, Bahtsul Masail, Aswaja PKB Kab Tegal

Sabtu, 14 Desember 2013

JK: Perlu Dibangun Jaringan Bisnis di Lingkungan NU

Jakarta, PKB Kab Tegal

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pentingnya membangun jaringan bisnis di kalangan para pengusaha NU sehingga memunculkan sinergi yang akan memperbesar usaha.

Ia mencontohkan kesuksesan para pengusaha Tionghoa salah satunya karena ada jaringan yang sangat kuat. Meskipun demikian, semuanya harus didasarkan atas hubungan kerja yang profesional.

JK: Perlu Dibangun Jaringan Bisnis di Lingkungan NU (Sumber Gambar : Nu Online)
JK: Perlu Dibangun Jaringan Bisnis di Lingkungan NU (Sumber Gambar : Nu Online)

JK: Perlu Dibangun Jaringan Bisnis di Lingkungan NU

“Uang tidak mengenal agama, bangsa atau etnis, yang lebih baik, yang lebih murah, yang lebih cepat yang akan diterima,” katanya dalam pertemuan Himpunan Pengusaha NU di Jakarta, (25/4).

PKB Kab Tegal

Membangun networking, ulasnya, saat ini lebih gampang karena adanya kemajuan teknologi informasi yang memungkinkan produk bermutu dengan harga yang kompetitif bisa diakses lebih mudah lewat internet.

PKB Kab Tegal

“Sekarang tinggal bagaimana semangat anak santri dalam membangun jejaring. Kalau hanya mengandalkan jaringan dagang NU dengan NU saja, tidak akan jalan,” paparnya.

Ia mengisahkan, tradisi usaha di lingkungan NU sudah ada sejak dahulu. “Saya pertama kali datang ke Jakarta waktu SMP kelas 2. Ikut Bapak saya rapat diantara para pengusaha NU di rumah Djamaluddin Malik. Waktu itu, para pengusaha NU sudah sangat modern,” tandasnya.

Ia berharap para pengusaha yang sudah lebih maju dapat memainkan peran sebagai mentor bagi pengusaha kecil atau yang baru memulai usaha sehingga bisa tumbuh bersama-sama.

Ditegaskannya, potensi usaha di lingkungan NU sangat besar, terutama di bidang pertanian. Bagi generasi muda NU yang sudah lebih pintar, ia mendorong mereka untuk menciptakan nilai tambah atas hasil produksi warga NU.

Sementara itu Choirul Anam, pemimpin umum harian Duta Masyarakat juga menegaskan, NU tumbuh dari tiga tradisi, yaitu tradisi berdagang (Nahdlatut Tujjar), tradisi pergerakan (Nahdlatul Wathon), dan tradisi intelektual (Taswirul Afkar).

Nahdlatut Tujjar didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Hasbullah 11 tahun sebelum berdirinya NU sebagai upaya untuk peningkatan perekonomian. Ketika sudah melebur dalam wadah NU, tradisi berdagang tersebut tetap dijalankan, bahkan dalam AD/ART NU ada peraturan khusus tentang perdagangan dan perniagaan dengan menggunakan logo NU. 

“Jadi NU sejak dulu sudah mengenal sistem franchise,” tandasnya.

Ia menegaskan, tradisi berdagang inilah yang harus diwarisi oleh NU sekarang. Teks-teks agama secara jelas juga menganjurkan umat Islam untuk berdagang.

“Tradisi Nahdlatu Tujjar harus dikembangkan, dan harus mendapat porsi yang lebih besar. Sekarang tinggal bagaimana semangat ini kembali jalan,” ujarnya. 

Dilihat dari potensinya, kebutuhan warga NU sangat besar, dan kalau diorganisir, bisa seperti negara tersendiri mengingat banyaknya aspek yang bisa digarap.

Memang, sejauh ini belum muncul pengusaha NU yang memiliki skala usaha besar, tetapi yang penting sekarang adalah bagaimana menumbuhkan banyak wirausahawan.

“Kecil-kecil ngak apa-apa, asal merata,” paparnya. 

Penulis: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Pahlawan, News, Kyai PKB Kab Tegal

Repshol Pringsewu Dua Jam Shalawat untuk Indonesia dan Hadratussyekh

Pringsewu,PKB Kab Tegal

Remaja Pecinta Shalawat (Repshol) Kabupaten Pringsewu menggelar kegiatan Dua Jam Shalawat untuk Indonesia dan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari di Desa Fajar Agung Kecamatan Pagelaran Utara Sabtu (3/6/17). Kegiatan dirangkai dalam rangka peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni.

Menurut Komandan Jamiyyah Repshol yang merupakan perkumpulan beberapa Group Shalawat Para Remaja di Kabupaten Pringsewu, Muhammad Subhan, kegiatan tersebut merupakan satu bentuk dukungan dan kecintaan mereka kepada NU dan NKRI.

Repshol Pringsewu Dua Jam Shalawat untuk Indonesia dan Hadratussyekh (Sumber Gambar : Nu Online)
Repshol Pringsewu Dua Jam Shalawat untuk Indonesia dan Hadratussyekh (Sumber Gambar : Nu Online)

Repshol Pringsewu Dua Jam Shalawat untuk Indonesia dan Hadratussyekh

"Bagi kami, hambatan, ancaman dan gangguan adalah salam cinta kebangkitan sebuah perjuangan. Di mana pun, kapan pun dan bagaimanapun, kami akan terus mensupport kecintaan kami kepada NU dan NKRI. Kami akan terus membuat ukiran sejarah yang damai, kokoh dan beradab," ujarnya di sela-sela kegiatan.

PKB Kab Tegal

Gus Subhan, begitu ia biasa disapa menegaskan bahwa jamiyyah dan jamaah yang dinakhodainya tersebut akan terus konsisten melanjutkan perjuangan para syuhada yang telah gugur membela kedaulatan Indonesia.

"Kami akan terus melanjutkan perjuangan para kiai NU sebagai pejuang sejati negeri ini dengan wujud nyata dan tidak dengan banyak alasan ini itu. Kami adalah santri yang siap mati mengawal para kiai," tegas kiai muda nyentrik ini.

PKB Kab Tegal

Gus Subhan menambahkan bahwa lokasi Markaz Repshol yang jauh dari keramaian, tepatnya di perbukitan di Kecamatan Pagelaran Utara, tidak akan menyurutkan mereka untuk menyuarakan kecintaan kepada NKRI dan NU.

"Kami adalah masyarakat yang jauh dari jangkauan teknologi. Kami dari pedalaman Kabupaten Pringsewu berkomitmen dan akan terus berkhidmat sesuai kemampuan kami. Kami tidak akan pernah menyerah untuk berjuang mengisi kemerdekaan NKRI. Dengan kedamain dan selalu menanamkan nilai-nilai tradisi dan akhlak, kami akan terus menyuarakan kecintaan kami kepada NKRI dan NU," katanya optimis.

Kegiatan tersebut, lanjut Gus Subhan, juga sebagai bentuk penghargaan kepada KH Hasyim Asyari yang merupakan pendiri jamiyyah Nahdlatul Ulama yang memiliki kontribusi besar terhadap terwujudnya NKRI.

"Kami akan terus melantunkan shalawat dan memanjatkan doa untuk negeri tercinta Indonesia dan sebagai ungkapan rasa cinta dan terima kasih kami atas betapa besarnya perjuangan Hadhratussyekh Mbah KH Hasyim Asyari memperjuangkan kemerdekaan NKRI," ungkapnya.

Ia berharap agar Jamiyyah Repshol akan senantiasa mendapat curahan rahmat dan kekuatan dari Allah SWT untuk mengemban segala amanah.

"Semoga kita semua selalu hidup damai dengan ketetapan iman, islam dan ikhsan, salam damai pedalaman sumatra rimba," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Nusantara PKB Kab Tegal

Jumat, 13 Desember 2013

Peringati Hari Jadi Brebes, Fatayat NU Wanasari Gelar Festival Qasidah

Brebes, PKB Kab Tegal - Sebanyak 22 grup rebana menunjukkan kebolehannya dalam festival qasidah yang diadakan Fatayat NU Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes, Senin (18/1). Mereka tampak bergairah pada festival yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Jadi Ke-338 Kabupaten Brebes.

“Kami tidak ingin kesenian qasidah dan rebana tergilas oleh musik modern ala kebarat-baratan,” tutur Ketua Fatayat NU Wanasari Hj Sofwati di sela perlombaan.

Peringati Hari Jadi Brebes, Fatayat NU Wanasari Gelar Festival Qasidah (Sumber Gambar : Nu Online)
Peringati Hari Jadi Brebes, Fatayat NU Wanasari Gelar Festival Qasidah (Sumber Gambar : Nu Online)

Peringati Hari Jadi Brebes, Fatayat NU Wanasari Gelar Festival Qasidah

Qasidah dan rebana, kata Sofwati, merupakan kesenian tradisional Islam yang mengandung unsur pendidikan dan nasihat-nasihat keagamaan. Sangat disayangkan bila kesenian ini punah. “Kesenian ini harus kita lestarikan dan kita kembangkan terutama untuk generasi muda,” katanya.

Lomba yang digelar di area majelis taklim An-Nahdliyah Desa Keboledan, Wanasari, Brebes itu diikuti 22 grup dari 20 desa se-Kecamatan Wanasari. Mereka membawakan lagu wajib Magadir dan lagu pilihan bebas dalam durasi maksimal 15 menit.

PKB Kab Tegal

Kegiatan berlangsung meriah karena masing-masing grup membawa pendukung yang sangat banyak. Dewan juri yang terdiri atas Khoerurojikin, Multajam, dan Anisah menilai peserta pada kemahiran vokal, irama, kekompakan, dan penampilan.

Setelah melalui penjurian yang cukup ketat, peserta dari grup qasidah ranting Fatayat NU Keboledan meraih juara 1 dengan skor 333. Juara 2 diraih grup ranting Dukuhwringin dengan skor 321. Sementara juara 3 direbut ranting Tegalgandu dengan angka 306.

PKB Kab Tegal

Para pemenang mendapatkan piala dan sejumlah uang pembinaan.

Ia menambahkan, beberapa waktu lalu juga telah digelar berbagai lomba antara lain lomba tata administrasi dan organisasi Fatayat NU, lomba merias wajah, merangkai bunga dan membuat menu makanan sehat. (Wasdiun/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Daerah, Ahlussunnah PKB Kab Tegal

Rabu, 11 Desember 2013

1926 ISHARI Baca Shalawat Ingin Muktamar Sukses

Jombang, PKB Kab Tegal. Sebanyak 1926 Ikatan Seni Hadrah Indonesia membaca shalawat di Alun-alun Jombang, Senin sore (3/8). Mereka ingin Muktamar ke-33 NU yang dibuka Presiden Joko Wisdodo pada Sabtu malam (1/8) ini berjalan dengan sukses.

Melalui pengeras suara, pemimpin mereka mengucapkan terima kasih atas diundangnya ISHARI tampil di Muktamar NU ini. “ISHARI adalah satu-satunya organisasi seni hadrah NU didirikan tahun 1959. Kami ingin ISHARI kembali menjadi banom NU,” katanya.

1926 ISHARI Baca Shalawat Ingin Muktamar Sukses (Sumber Gambar : Nu Online)
1926 ISHARI Baca Shalawat Ingin Muktamar Sukses (Sumber Gambar : Nu Online)

1926 ISHARI Baca Shalawat Ingin Muktamar Sukses

Ia menjelaskan, jumlah 1926 adalah sesuai dengan kelahiran NU pada tahun 1926 oleh para kiai pesantren di Surabaya, Jawa Timur. ?

PKB Kab Tegal

Ribuan anggota ISHARI tersebut berasal dari berbagai daerah seperti Mojokerto, Pasuruan, Jmeber, dan Jombang sendiri.

ISHARI adalah organisasi seni? pembacaan? salawat? yang diiringi dengan terbang (rebana) dan gerakan tarian. Gerak? penari? itu memang bolak-balik dalam? menggerakan tangan,? badan serta anggota tubuh lainnya. (Abdullah Alawi)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Internasional, Olahraga, Syariah PKB Kab Tegal

Sabtu, 07 Desember 2013

Sinta Nuriyah: Puasa Ajarkan Persaudaraan Sejati

Tasikmalaya, PKB Kab Tegal. Dalam kegiatan sahur keliling di gedung ukhuwah Islamiyah Cipasung, Rabu (24/6) Sinta Nuriah mengatakan, bahwa puasa itu bukan hanya menahan dahaga dan lapar, tapi puasa mengajarkan kita budi pekerti yang luhur dan persaudaraan sejati.

Sinta Nuriyah: Puasa Ajarkan Persaudaraan Sejati (Sumber Gambar : Nu Online)
Sinta Nuriyah: Puasa Ajarkan Persaudaraan Sejati (Sumber Gambar : Nu Online)

Sinta Nuriyah: Puasa Ajarkan Persaudaraan Sejati

Acara yang dilaksanakan oleh Puan amal hayati Cipasung dan Komunitas lintas Agama Tasikmlaya ini dihadiri oleh anak yatim, janda, santri, dan berbagai profesi “tukang” seperti tukang ojek, tukang becak dan lain-lain.

Istri mantan Presiden Abdurrahman Wahid itu menerangkan, bahwa ketika kita berpuasa, maka kita merasakan lapar, dan dengan ini kita bisa merasakan apa yang dialami oleh orang-orang yang kurang beruntung, dengan ini kita bisa tenggang rasa dan berkeinginan untuk berbagi dan memberi dengan ikhlas.

PKB Kab Tegal

“Memberi dengan ikhlas itu memunculkan rasa persaudaraan yang sejati terhadap seluruh anak bangsa,” ujarnya.

Semua suku, ras, agama dan lainnya, lanjut ibu 4 anak ini, semua tinggal di Indonesia, berarti mereka adalah bangsa Indonesia.

“Nah kita dan mereka sama-sama warga Indonesia, saling bersaudara harus saling menghargai, menghormati, menyayangi, dan saling menolong satu sama lain,” tuturnya. (Husni Mubarok/Fathoni)

PKB Kab Tegal

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan PKB Kab Tegal