Sabtu, 14 Mei 2011

Pesantren dan Ormas Bertanggung Jawab Sebar Pesan Perdamaian

Lebak, PKB Kab Tegal. Ahmad Suaedy dari Abdurrahman Wahid Center (AWC) mengatakan, pesantren dan ormas memiliki tanggung jawab mengembangkan pesan perdamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? untuk mewujudkan keadilan.

Pesantren dan Ormas Bertanggung Jawab Sebar Pesan Perdamaian (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren dan Ormas Bertanggung Jawab Sebar Pesan Perdamaian (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren dan Ormas Bertanggung Jawab Sebar Pesan Perdamaian

“Karena perdamaian tanpa keadilan adalah ilusi,” katanya mengutip petuah Gus Dur, dalam Workshop Duta Perdamaian yang digelar Pimpinan Cabang Fatayat NU Kabupaten Lebak, Banten, bekerja sama dengan AWC Jakarta.

Ia berharap, peserta lokakarya senantiasa membangun jaringan dengan pemerintah untuk bersinergi melaksanakan kegiatan ini secara lebih luas dan lintas agama, ras, suku dan budaya. “Penting juga mengidentifikasi daerah rawan konflik dengan resolusi untuk Banten yang berkeadaban dan damai,” terangnya.

PKB Kab Tegal

Pentingnya menjaga toleransi dan perdamaian antara umat beragama ditegaskan oleh Ketua Rais Syuriah PCNU Lebak KH. Moch. Mas’ud. “Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling kenal-mengenal. Menghormati perbedaan agama, suku, ras dan budaya itu sudah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW,” jelasnya seraya mengutip? Qs. al-Hujurat: 11.

“Islam itu agama rahmatan lil alamin yang berlaku bagi semesta alam, tidak terkecuali manusia dengan latar belakang agama apapun, dari suku dan adat? manapun, serta? tumbuhan dan hewan sekalipun. Menjaga perdamaian itu penting bagi keutuhan NKRI,” jelasnya lagi.

PKB Kab Tegal

Workshop ini juga diisi penyampaikan materi penting terkait toleransi dan perdamaian. Salah satu pengurus PWNU Banten, Dr. KH. Amas Tadjudin didaulat menyampaikan tema Pesantren-NU, Tantangan? Toleransi dan Pemetaan Wilayah Konflik di Banten. Dalam uraiannya, kiai muda yang enerjik ini menyatakan, pesantren dan NU memiliki peranan yang cukup besar dalam mewujudkan perdamaian.

“Melalaui sejarah perjuangan kemerdekaan di antaranya yang melibatkan para kiai dan? santri yang menghantarkan ke gerbang kemerdekaan RI,” jelasnya.

Kiai Amas yang juga aktif di BNPT Banten mengakui, Banten termasuk daerah rawan konflik, teroris dan radikalisme. Buktinya, kata beliau, terjadinya Cikesik, pengerusakan Masjid Ahmadiyah, isu teroris di Bojonegara, Menes, dan Sajira. Bahkan ada yang terindikasi pergi ke Suriah gabung dengan kelompok ISIS di sana.

“Untuk itu, diharapkan peran serta ulama dan tokoh masyarakat untuk meredam konflik di internal masing masing daerah dengan cara membangun dialog kebangsaan,” harapnya. ?

Pemateri lain yang juga hadir adalah Kabid Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Kesbangpol Propinsi Banten, Dra. A. Dolfina Nopelis, MM. Tema yang disampaikan Membangun Jaringan Perdamaian dan? Merawat Kebhinekaan dalam? ? Bingkai NKRI.

“Peran pemerintah itu membina dan? memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat, menumbuhkembangkan keharmonisan hubungan antar warga dan koordinasi dengan lintas agama, ras, suku dan budaya,” katanya.

Permasalahan yang kerap muncul, jelasnya, itu terjadi karena hilangnya jati diri. “Seperti berkurangnya nilai-nilai interaksi manusia dengan lingkungan sekitar, dekadensi moral karena pengaruh budaya asing maupun pergaulan bebas sehingga mengakibatkan kurang tumbuhnya rasa kepedulian terhadap sesama,” tambahnya.

Pimred PKB Kab Tegal, Safi’ Alielha menyampaikan tema Pesantren, Sosmed dan Gerakan Islam Nusantara. Aktivis muda NU ini menyatakan pentingnya peran media dalam perubahan dan pembentukan opini masyarakat.

“Media mempunyai kekuatan yang dahsyat di masyarakat karena sebagai pengendali pikiran manusia. Maka NU dan Pesantren diharapkan memanfaatkan jaringan sosial media untuk kepentingan dakwah dan informasi yang bersifat edukasi baik di bidang agama maupun pengetahuan umum,” jelasnya.

Sedang Ira Novita yang menyampaikan tema Membangun Jaringan Sosmed di Pesantren dan Anak Muda di Banten, mengharapkan pesantren dan anak muda bisa memanfaatkan jaringan sosmed sebagai media interaksi sosial dan eksistensi informasi yang saling menguntungkan.

Workshop Duta Perdamaian berlangsung 2-3 Oktober 2015 di Hotel Kharisma Lebak, dan dihadiri 35 peserta dari berbagai latar belakang aktivisme: tokoh agama, aktivis sosial, aktivis media dan sebagainya.

Ketua Fatayat NU Lebak yang juga ketua panitia pelaksana, Siti Nurasiah, menjelaskan, workshop toleransi dan perdamaian ini digelar sebagai kelanjutan kegiatan yang sama pada Agustus 2015 lalu, di Pusat Kajian Jepang Universitas Indonesia (UI) Depok Jawa Barat, yang diikuti oleh berbagai peserta dari berbagai kalangan di seluruh wilayah Indonesia. ?

“Kegiatan ini dilanjutkan di Lebak dengan menghadirkan peserta dari beberapa kabupaten dan kota, seperti Cilegon, Tangerang, Pandeglang, Serang dan Lebak. Mereka berlatar belakang ormas, tokoh agama, pesantren serta akademisi,” jelasnya. (Nurul H. Maarif/Mahbib) ?

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Meme Islam PKB Kab Tegal

Kiai Muhyiddin: Kenalkan Suasana Agamis pada Anak

Jember, PKB Kab Tegal. Anak-anak harus dikenalkan pada agama sedini mungkin. Sebab, jika terlambat akan sulit membina dan mengarahkan mereka menuju pribadi yang berakhlaq mulia.

Demikian dikemukakan Pengasuh Pondok Pesantren Nuris, Antirogo, Jember, KH Muhyiddin Abdusshomad saat memberi sambutan dalam Pesta Lomba 2013 yang digelar Madrasah Ibtidaiyah (MI) ? Unggulan Nuris (full day school) di halaman SMP-SMA Nuris Jember, Ahad (12/5) kemarin.

Kiai Muhyiddin: Kenalkan Suasana Agamis pada Anak (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Muhyiddin: Kenalkan Suasana Agamis pada Anak (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Muhyiddin: Kenalkan Suasana Agamis pada Anak

Menurut Kiai Muhyiddin, penanaman aqidah sedini mungkin dalam diri anak-anak, menjadi kunci atau dasar dari pembinaan selanjutnya. “Karena anak-anak itu apa yang dialami dan diterima itulah yang akanmembekas,” tuturnya.

PKB Kab Tegal

Rais Syuriyah PCNU Jember itu menambahkan, saat ini kondisi pembinaan anak-anak cukup memprihatinkan. Betapa tidak, tidak jarang prilaku nakal anak-anak justru seperti orang dewasa, misalnya merokok, minum-minuman keras dan sebagainya.

“Maka salah satu obatnya adalah ? menggiring mereka pada suasana yang agamis,” jelas Kai Muhyiddin sebelum membuka lomba secara resmi.

PKB Kab Tegal

Pesta Lomba 2013 tersebut diikuti tak kurang dari seratus peserta dari seluruh TK-PAUD se-Kabupaten Jember. Adapun jenis lomba meliputi mewarnai kaligrafi, kolase, ? tahfidzul quran nasyid dan fashion show muslim.

Menurut Ketua Panitia, Sayyidah, kelima jenis lomba itu memang dipilih untuk menanamkan kecintaan anak-anak, khususnya peserta lomba terhadap hal-hal yang bernuansa islami. “Missi lomba ini salah satunya adalah mengenalkan agama pada anak-anak,” ucapnya.

Juara umum dalam lomba tersebut diraih oleh TK BIna Anaprasa Nuris dengan menyabet empat juara, yaitu tahfidzul qur’an, fashion show muslim, mewarnai kaligrafi dan ? kolase. Sedangakn lomba Nasyid diraih anak dari ? PAUD Catleya 62 Antirogo.

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Aryudi A. Razak

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaSantri PKB Kab Tegal

Jumat, 06 Mei 2011

Seniman Ini Dorong Produktivitas Karya Sastra Masyarakat

Banyumas, PKB Kab Tegal 

Merebaknya media-media maya yang semakin mempermudah orang untuk mempublikasikan sebuah tulisan atau karya sastra membuat kualitas dari sebuah karya sastra tersebut perlu dipertanyakan. Pasalnya di media maya banyak sekali karya sastra yang masih belum bisa disebut sastra.

Ons Untoro, Pegiat Sastra Bulan Purnama Yogyakarta mengatakan hal tersebut dalam acara Sarasehan dan Pertunjukan Sastra Banyumas Besar, Sabtu (29/7) malam di Rumah Makan Selera Roso Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah. 

Seniman Ini Dorong Produktivitas Karya Sastra Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
Seniman Ini Dorong Produktivitas Karya Sastra Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

Seniman Ini Dorong Produktivitas Karya Sastra Masyarakat

"Kalau yang kita miliki adalah emas, maka kemanapun kita bawa akan menjadi emas," kata Ons Untoro menganalogikan kualitas sebuah karya sastra yang ada di media. 

Menulis sastra atau puisi itu tidak mudah dan bukan asal nulis langsung jadi, tapi melalui proses pergulatan batin penulisnya. "Tidak asal-asalan nulis langsung jadi sastra," lanjutnya. 

PKB Kab Tegal

Karena, tambah Kuntoro, sebuah karya sastra dilihat kualitasnya bukan dimana dimuatnya. "Di facebook misalnya, kalau bagus ya bisa dimuat,".

Selain itu, Kuntoro juga menghimbau kepada teman-teman komunitas sastra di Banyumas untuk lebih giat mempublikasikan karyanya di media masa, juga rajin mengikuti sayembara menulis yang banyak digelar di berbagai tempat.

"Jangan takut menulis di manapun," pangkas Kuntoro. 

PKB Kab Tegal

Sarasehan yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas dan Komunitas Getek Artinspiration Ajibarang tersebut berlangsung dengan meriah, banyak seniman serta sastrawan dan komunitas hadir malam itu. 

Diakhir acara para seniman Banyumas bergantian maju kedepan membacakan puisinya satu persatu, sehingga membuat acara sarasehan berlangsung semakin meriah. (Kifayatul Ahyar/Fathoni)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Amalan, Nahdlatul Ulama, Doa PKB Kab Tegal

Minggu, 24 April 2011

Bada lontong, Kupatan

Bada berasal dari bahasa Arab, ba’da, artinya sesudah. Lontong adalah jenis makanan yang terbuat dari beras yang direbus, bungkusnya daun pisan, umumnya berbentuk lonjong.?

Bada lontong adalah istilah untuk makan lontong secara bersama-sama di masjid pada tanggal 8 Syawwal. Lontong berasal dari kiriman para jama’ah masjid. Imam masjid atau kiai biasanya mengirim lontong lebih banyak dari jamaah lainnya, karena ini mometum para kiai untuk bersedekah. Lontong tidak hanya dikirim ke masjid, tapi juga untuk tetangga.

Bada lontong, Kupatan (Sumber Gambar : Nu Online)
Bada lontong, Kupatan (Sumber Gambar : Nu Online)

Bada lontong, Kupatan

Perayaan yang ditandai dengan makanan tersebut dilakukan pagi hari, waktu dluha, kira-kira pukul delapan hingga sembilan. Jamaah masjid berkumpul, dari anak-anak hingga orang tua. Sebelum makan bersama, dilakukan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh imam masjid atau sesepuh setempat.

PKB Kab Tegal

Perayaan ini dilakukan setelah puasa sunnah selama enam hari di bulan syawal. Puasa sunnah tersebut sebetulnya tidak diharuskan berturut-turut, tapi para kiai menghimbau berturut-turut agar tidak ditunda-tunda.?

PKB Kab Tegal

Bada Kupat atau Kupatan, atau juga Syawalan adalah nama lain dari Bada Lontong. Istilah Kupatan memiliki makna sendiri bagi Islam Jawa. Kupatan bermakna cukup empat perkara, yakni (1) Sudah puasa Ramadaan, (2) sudah zakat, (3) sudah shalat Id dan (4) sudah puasa syawal enam hari.

Tradisi lazim dilakukan kalangan Islam Jawa dan merupakan bagian dari kearifan tradisi pesantren. Tiap daerah memiliki kekhasan tersendiri. Misalnya di lamongan, tradisi Kupatan dilakukan di ruang terbuka, ratusan orang kumpul untuk berdoa dan makan kupat berjamaah atau bancakan. Di Lamongan, Kupatan juga dikaitkan dengan Sunan Drajat, Wali yang berdakwah di daerah tersebut.(Hamzah Sahal)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal Sholawat, Halaqoh, Olahraga PKB Kab Tegal

Jumat, 22 April 2011

Ada Upaya Adu Domba Banser dengan Kelompok Lain

Jakarta, PKB Kab Tegal. Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor meminta semua kader Ansor dan Barisan Ansor Serba Guna di seluruh daerah untuk menahan diri dalam menyikapi penyerangan terhadap anggota Banser oleh kawanan pendekar Perguruan Setia Hati Terate (PSHT) di Tulungagung Jawa Timur.

Ketua Umum PP GP Ansor, Nusron Wahid mengatakan, pihaknya meminta semua kader Ansor dan Banser tidak terprovokasi dan melakukan tindakan balasan terhadap kelompok yang merusak dan menyerang anggota Banser di Tulungagung.

Ada Upaya Adu Domba Banser dengan Kelompok Lain (Sumber Gambar : Nu Online)
Ada Upaya Adu Domba Banser dengan Kelompok Lain (Sumber Gambar : Nu Online)

Ada Upaya Adu Domba Banser dengan Kelompok Lain

“Saya intruksikan, semua menahan diri. Semua harus tenang. Jangan sampai terprovokasi dan main hakim sendiri,” kata Nusron Wahid, di Jakarta, Selasa (29/5).

PKB Kab Tegal

Ansor, kata Nusron, menyerahkan kasus tersebut kepada aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut. “Saya minta kepada polisi untuk menangani kasus ini setuntas-tuntasnya,” ungkap mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini.

PKB Kab Tegal

Lebih lanjut, Nusron mengatakan, Ansor melihat adanya upaya mengaadu domba Ansor dengan kelompok lain dari pihak tertentu dalam kasus tersebut. Mereka ingin merusak citra Ansor dan Banser dengan berharap Banser melakukan serangan balik.

“Ada indikasi adu domba Ansor dengan kelompok lain. Yang diingini mereka, Ansor terpancing kemudian melakukan tindakan radikal, melakukab serangan balasan. Makanya, saya minta jangan sampai ada yang terpancing,” tandasnya.

Karena ada indikasi adu domba, Nusron juga meminta semua pihak mewaspadai munculnya Banser gadungan yang melakukan serangan balik. “Waspadai juga munculnya Banser siluman. Jadi kalau ada yang berbuat tidak baik atas nama Banser, itu bukan Banser,” katanya.

Lalu, siapa kelompok yang ingin mengadu domba ? “Silahkan wartawan tanya sendiri ke orang-orang yang menyerang Banser,” katanya.

Seperti diketahui, dua anggota Banser Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, diserang ratusan pemuda beratribut perguruan silat Setia Hati Terate (SHT). Tindakan brutal para pendekar tersebut tidak hanya melukai dua anggota banser, tapi juga merobohkan dan menginjak-injak papan nama Kantor Ranting Nahdatul Ulama (NU).

Peristiwa penyerangan terjadi pada Ahad 27 Mei 2012 sore di Kantor Ranting NU Desa Wonokromo, Kecamatan Gondang. Dua anggota Banser yang disabet parang adalah Brilian Kusuma Adi (18) dan Moh Rizal Saputra (15).

Adi menderita luka bacok pada punggung. Pemuda asal Desa/Kecamatan Kauman ini terpaksa mendapat tujuh jahitan. Sedangkan Rizal mengalami luka pada bagian pantat dan terpaksa mendapat sembilan jahitan. Saat penyerangan, keduanya mengenakan seragam Banser. Sebab usai melakukan acara jalan sehat dalam rangka memperingati Harlah NU ke-89. Akibat peristiwa tersebut, seluruh anggota Ansor dan Banser langsung berkumpul di Kantor PCNU Tulungagung.

Tidak hanya dari wilayah Tulungagung. Perwakilan Banser dari daerah sekitar Tulungagung juga berdatangan. Di antaranya Kediri, Madiun, Nganjuk, Trenggalek, dan Blitar. Belum lagi pernyataan sikap melalui pesan pendek (SMS) dan BlackBerry Messenger dari Ansor dan Banser wilayah Jombang, Tapal Kuda, dan Madura. Mereka siap mendatangkan pasukan jika diperlukan.

Bahkan sejumlah anggota Banser sudah bersiap melakukan aksi balasan termasuk sweeping kepada warga perguruan SHT di Tulungagung. Untungnya tindakan yang bisa menjurus ke perbuatan brutal tersebut berhasil diredam.

Redaktur: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal IMNU, Anti Hoax PKB Kab Tegal

Rabu, 20 April 2011

Pimpin PMII, Wahid Janjikan Ciputat Lumbung Kader Berdaya Saing

Tangerang Selatan, PKB Kab Tegal?



Abdurrohman Wahid dilantik sebagai Ketua Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ciputat. Ia menyatakan siap menggerakan PMII menjadi lumbung kader berdaya saing tinggi, bermental petarung, jiwa enterpreneur dan mandiri.?

Pimpin PMII, Wahid Janjikan Ciputat Lumbung Kader Berdaya Saing (Sumber Gambar : Nu Online)
Pimpin PMII, Wahid Janjikan Ciputat Lumbung Kader Berdaya Saing (Sumber Gambar : Nu Online)

Pimpin PMII, Wahid Janjikan Ciputat Lumbung Kader Berdaya Saing

Dengan demikian, kata dia, kader PMII bisa menjadi orang yang siap bersaing dalam kondisi dan situasi apa pun. “Kami dengan amanah ini, akan membawa PMII ke depan menjadi lebih baik sehingga mempunyai kontribusi bagi umat dan negara,” katanya pada selepas pelantikan PC PMII Ciputat periode 2017-2018 di Pusdiklat Kemenag RI Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, pada Rabu (8/3).

Pemuda yang biasa dipanggil Wahid ini melanjutkan, keterlibatan kaum muda terdidik harus bisa merespon isu dan berani terjun ke lapangan untuk menjadi garda terdepan membentengi umat dari gerakan-gerakan yang mengancam disintegrasi bangsa.?

Di hadapan Kabaintelkam Komjen Lutfi Lubhianto, Wahid juga menyampaikan bahwa PMII siap menjadi mitra kerja kepolisian dalam menangkal gerakan radikal dan terorisme .

“Kita siap menjadi yang paling depan dan menyiapkan kader-kader unggul dengan formulasi sistem kaderisasi leading sector yang akomodatif dan menciptakan ruang-ruang distribusi kader untuk proses pemerataan distribusi kader,” lanjutnya.

PKB Kab Tegal

Menurut dia, amanah memimpin PMII, meski hanya setahun, tapi tidaklah mudah. Karena itu, ia mengajak pengurus PMII agar memiliki semangat tinggi dan serta saling support. Terutama dalam kerja-kerja pengkaderan yang massif.

“Kaderisasi PMII Ciputat semoga menjadi percontohan PMII di daerah lain,” harapnya yang langsung ditepuktangani para undangan, alumni, dan seluruh kader PMII yang hadir.

Pelantikan PMII Ciputat dihadiri Mohamad Nasir (Menristekdikti) dan Komjen Pol. Lutfi Lubhianto (Kabaintelkam Polri). Turut hadir Ketua PCNU Tangerang Selatan, Kapolres tangsel AKBP Ayi Supardan, Mabincab PMII Cipuata, dan para akademisi UIN Jakarta. (Arsyad Prayogi/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal

PKB Kab Tegal Kiai PKB Kab Tegal

Minggu, 17 April 2011

Ingin Tahu Islam Nusantara? Ikuti Halaqah Lesbumi Sulut Besok

Manado, PKB Kab Tegal. Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PWNU Sulawesi Utara akan menggelar halaqah kebudayaan bertajuk “Islam Nusantara; Menjaga Tradisi dari Aras Lokal di Tengah Tantangan Global” di Asrama Haji Manado pada pada Kamis 10 Maret 2016 siang. Kegiatan yang dilanjutkan dengan fokus kelas diskusi dua hari tersebut rencananya dibuka Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Sementara Ketua Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto didaulat sebagai narasumber.

Ingin Tahu Islam Nusantara? Ikuti Halaqah Lesbumi Sulut Besok (Sumber Gambar : Nu Online)
Ingin Tahu Islam Nusantara? Ikuti Halaqah Lesbumi Sulut Besok (Sumber Gambar : Nu Online)

Ingin Tahu Islam Nusantara? Ikuti Halaqah Lesbumi Sulut Besok

Menurut Ketua Lesbumi Suawesi Utara Taufiq Bilfaqih, halaqah tersebut diharapkan mampu mewarnai khazanah pengetahuan tentang Islam Nusantara sebagai sebuah strategi melayani globalisasi. “Istilah Islam Nusantara tidak hanya menjadi perdebatan internal muslim, melainkan juga menjadi wacana menarik bagi masyarakat luas untuk mengetahui bahwa dalam menafsirkan teks-teks keagamaan, muslim di Indonesia beragam dan dinamis,” jelasnya.

Halaqah tersebut, kata Taufiq, akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti, bagaimana Islam datang di Nusantara? Bagaimana dialektika sejarah para wali yang meng-Islamkan Nusantara? Bagaimana perjumpaannya? Bahkan bagaimana konflik-konfliknya? Lebih jauh, pembahasan Islam Nusantara juga akan berada pada fase-fase perbandingan, bagaimana proses dakwah ulama terdahulu dengan para muballigh hari ini?

PKB Kab Tegal

“Bisa dipastikan, Islamisasi di Nusantara berasal dari dai Arab, namun, apakah "sama" Ulama asal Arab dulu dengan ustadz lulusan Arab hari ini? Realitasnya banyak praktik kebudayaan umat di lapangan, oleh para Ulama Arab dulu dikawinkan dengan nilai-nilai ke-Islaman. Sementara ada ustadz lulusan Arab kini, justru mengkafir-kafirkan praktik-praktik kebudayaan umat,” katanya.

Kalaupun ada ulama dulu yang sangat keras menantang tradisi masyarakat Nusantara, lanjut dia, tapi tidak semasif gerakan dakwah para muballigh yang menghargai konteks lokal. Sebab, jika penentang keras tradisi lebih dominan, pastinya Islam bukanlah agama yang mendapat porsi lebih di Nusantara saat ini.

PKB Kab Tegal

“Tema Islam Nusantara turut menanggapi keberadaan ideologi asal Barat. Terbukanya kran demokrasi di Indonesia, membuat Barat semakin percaya diri dan leluasa dalam beroperasi. Gerakan pemikiran hingga praktek kehidupan sosial kini menjadi trend masyarakat Nusantara. Kehadiran dua ideologi transnasional ini benar-benar membentuk bangsa Indonesia menjadi masyarakat tertutup sekaligus terbuka, alias tanpa identitas etnik, bahasa, budaya, dan agama tertentu. Begitulah globalisasi,” tambahnya.

Dalam Rakernas I Lesbumi PBNU pada pertengahan Januari lalu, lanjut Taufiq, dilahirkanlah 7 strategi kebudayaan, Saptawikrama. Keputusan strategis yang meneguhkan posisi Lesbumi PBNU sebagai garda nasional peradaban, kesenian dan kebudayaan islam nusantara ditandai kehadiran dan fungsi penting Lesbumi dalam meneguhkan Islam Nusantara untuk membangun peradaban Indonesia dan dunia.

“Bagaimana dengan Islam Sulawesi Utara? Bagaimana proses masuknya? Bagaimana orang Minahasa "merelakan" Islam berkembang di Bumi Toar ini? Apa strategi kebudayaan orang Minahasa bekerja sama dengan masyarakat dari suku berbeda menghadang ideologi radikal yang belakangan "berkunjung"? Pertanyaan-pertanyaan itu bahkan persoalan lainnya, diharapkan mendapatkan jawaban pada halaqah,” pungkasnya. (Red: Abdullah Alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

PKB Kab Tegal AlaSantri PKB Kab Tegal